adib-hasan.com · web viewposisi raksa atau alkohol dalam pipa kapiler yang terbaca pada skala...

16
Kegiatan Belajar 11 MATERI POKOK : SUHU DAN KALOR A. URAIAN MATERI 1. Suhu Suhu adalah suatu besaran untuk menyatakan ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda. Suhu termasuk besaran pokok. Satuan suhu dalam SI adalah Kelvin (K). Untuk mengetahui besar suhu suatu benda secara tepat, kita memerlukan alat ukur suhu yaitu termometer. Termometer memanfaatkan perubahan sifat fisik benda atau zat akibat adanya perubahan suhu. Sifat ini disebut sifat termometrik. Berbagai jenis termometer dibuat berdasarkan sifat- sifat termometrik zat. Termometer zat cair dibuat dengan menggunakan pipa kapiler yang diisi dengan raksa atau alkohol. Jika pipa kapiler terkena panas maka raksa atau alkohol di dalam pipa akan memuai. Posisi raksa atau alkohol dalam pipa kapiler yang terbaca pada skala thermometer menunjukkan suhu suatu benda. Perbandingan skala dari berbagai thermometer: T K = Tc + 273 C 5 = R 4 = F32 9 = K273 5

Upload: hoangkhuong

Post on 01-May-2019

274 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: adib-hasan.com · Web viewPosisi raksa atau alkohol dalam pipa kapiler yang terbaca pada skala thermometer menunjukkan suhu suatu benda. Perbandingan skala dari berbagai thermometer:

Kegiatan Belajar 11MATERI POKOK : SUHU DAN KALOR

A. URAIAN MATERI

1. Suhu

Suhu adalah suatu besaran untuk menyatakan ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda. Suhu termasuk besaran pokok. Satuan suhu dalam SI adalah Kelvin (K). Untuk mengetahui besar suhu suatu benda secara tepat, kita memerlukan alat ukur suhu yaitu termometer. Termometer memanfaatkan perubahan sifat fisik benda atau zat akibat adanya perubahan suhu. Sifat ini disebut sifat termometrik. Berbagai jenis termometer dibuat berdasarkan sifat- sifat termometrik zat. Termometer zat cair dibuat dengan menggunakan pipa kapiler yang diisi dengan raksa atau alkohol. Jika pipa kapiler terkena panas maka raksa atau alkohol di dalam pipa akan memuai. Posisi raksa atau alkohol dalam pipa kapiler yang terbaca pada skala thermometer menunjukkan suhu suatu benda.Perbandingan skala dari berbagai thermometer:TK = Tc + 273

C5

= R4

=F−329

= K−2735

Gambar 11.1 Perbandingan skala beberapa termometer

Dalam sistem Internasional ( SI) satuan suhu adalah Kelvin ( K).

Contoh:50 oC = ..... K = ..... oR = ..... oFPenyelesaian:50 oC = 50 + 273 K = 323 K

Page 2: adib-hasan.com · Web viewPosisi raksa atau alkohol dalam pipa kapiler yang terbaca pada skala thermometer menunjukkan suhu suatu benda. Perbandingan skala dari berbagai thermometer:

50 oC = 45×50 oR = 40 oR

50 oC =( 95×50) + 32 oF = 90 + 32 oF = 122 oF

Contoh:77 oF = ..... KPenyelesaian:

77 oF = (77-32) × 59 oC = 25 oC = 25 + 273 K = 297 K

2. Kalor

Kalor (Q) adalah energi yang merambat dari benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya rendah. Satuan kalor dalam SI adalah Joule. 1 kalori (kal) = 4,2 J atau 1 J = 0,24 kalori. 1 kalori adalah jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu 10C pada 1 gram air.

Kalor Jenis Kalor jenis adalah besarnya kalor yang dibutuhkan untuk meningkatkan 1°C dalam setiap 1 kg massa. Kalor jenis dinyatakan dengan persamaan:

c= Q

mΔT atau Q=mc ΔTdengan:

c = kalor jenis (J/kg°C atau J/kg K)m = massa zat (kg)ΔT = perubahan suhu (°C atau K)Q = jumlah kalor (J)

Kapasitas Kalor Kapasitas kalor adalah besar kalor yang diperlukan untuk meningkatkan suhu zat tanpa memperhatikan massa zat. Kapasitas kalor dilambangkan dengan C (perhatikan perbedaan simbol C dan c). Kapasitas kalor dinyatakan dengan persamaan:

C= QΔT atau Q=C . ΔT

Asas blackPerpindahan kalor akan berhenti saat terjadi kesetimbangan kalor. Artinya aliran kalor akan terhenti sampai kalor benda yang melepas kalor sama dengan benda yang menerima kalor.Asas Black dinyatakan sebagai berikut:

Qlepas = Qditerima

3. Perubahan Wujud Zat

Page 3: adib-hasan.com · Web viewPosisi raksa atau alkohol dalam pipa kapiler yang terbaca pada skala thermometer menunjukkan suhu suatu benda. Perbandingan skala dari berbagai thermometer:

GAS

CAIR

PADAT

menguap

mengembun

melebur

membeku

menyublim menyublim

Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal tiga wujud zat, yakni padat, cair , dan gas. Zat-zat tersebut dapat berubah wujud jika menyerap atau melepaskan kalor.Pada gambar 1 ditunjukkan diagram perubahan wujud zat.

Gambar 11.2 Diagram perubahan wujud zat

Melebur adalah perubahan wujud dari padat menjadi cair, membeku adalah perubahan wujud dari cair menjadi padat, menguap adalah perubahan wujud dari cair menjadi gas, menyublim adalah perubahan wujud dari padat langsung langsung menjadi gas (tanpa melalui wujud cair), deposisi adalah kebalikan dari menyublim yaitu perubahan langsung dari wujud gas ke wujud padat. Pada gambar, panah ke bawah menyatakan dilepaskan kalor dan panah ke atas menyatakan diperlukan kalor.

1. Melebur dan MembekuMelebur adalah perubahan wujud zat dari padat menjadi cair. Kalor yang diperlukan untuk mengubah wujud 1 kg zat padat menjadi zat cair dinamakan kalor laten lebur atau kalor lebur. Kalor yang dilepaskan pada waktu zat membeku dinamakan kalor laten beku atau kalor beku. Untuk zat yang sama, kalor lebur = kalor beku. Kedua jenis kalor laten ini disebut kalor lebur dan diberi simbol Lf. Jika banyak kalor yang diperlukan oleh zat yang massanya m kg untuk melebur adalah Q Joule, maka:

Q = m.Lf

dengan: m= massa (kg)Q = jumlah kalor (J)Lf = kalor lebur (J/kg)

2. Menguap, Mendidih, dan Mengembun

Page 4: adib-hasan.com · Web viewPosisi raksa atau alkohol dalam pipa kapiler yang terbaca pada skala thermometer menunjukkan suhu suatu benda. Perbandingan skala dari berbagai thermometer:

Gambar 11.3 Penguapan air

Menguap adalah perubahan wujud zat dari cair menjadi uap. Pada waktu menguap zat menyerap kalor. Peristiwa yang memperlihatkan bahwa pada waktu menguap memerlukan kalor adalah mendidih. Pada waktu mendidih, suhu zat tetap sekalipun pemanasan terus dilakukan. Semua kalor yang diberikan pada zat cair digunakan untuk mengubah wujud dari cair menjadi uap. Suhu tetap ini disebut titik didih yang besarnya sangat bergantung pada tekanan di permukaan zat itu. Titik didih zat pada tekanan 1 atm disebut titik didih normal

Kalor yang diperlukan untuk mengubah wujud zat 1 kg zat cair menjadi uap pada titik didih normalnya dinamakan kalor laten uap atau kalor uap. Kalor uap disebut juga kalor didih. Sedangkan kalor yang dilepaskan untuk mengubah wujud 1 kg uap menjadi cair pada titik didih normalnya dinamakan kalor laten embun atau kalor embun. Kalor didih = kalor embun. Jika banyaknya kalor yang diperlukan untuk mendidihkan zat yang massanya m kg adalah Q Joule, maka:

Q = m.LV

dengan: m = massa (kg)Q = jumlah kalor (J)LV = kalor uap (J/kg)

3. MenyublimMenyublim adalah perubahan wujud zat dari padat menjadi gas atau sebaliknya dari gas langsung menjadi padat. Contoh menyublim adalah berubahnya wujud kapur barus menjadi gas.

Contoh:Berapa banyak kalor diperlukan untuk mengubah 10 g es pada 00C menjadi air pada 500C?Penyelesaian:

Dik: me = 10 g = 10 X 10-3 kgc = 4200 J/kg KTo = 00C Lf = 3,3 X 105 J/kgT = 500CDit: Q?Penyelesaian:

Page 5: adib-hasan.com · Web viewPosisi raksa atau alkohol dalam pipa kapiler yang terbaca pada skala thermometer menunjukkan suhu suatu benda. Perbandingan skala dari berbagai thermometer:

Kalor yang diterima es 00C untuk melebur semua menjadi air 00CQ1 = me.Lf

= (10 x 10-3 kg)(3,3 x 105J/kg) = 3,3 x 103 JKalor yang diterima air 00C untuk menjadi air pada suhu 500CQ2 = me.c.∆T = (10 x 10-3kg)(4200 J/kg K)(50K) = 2,1 x 103JMaka banyak kalor yang diperlukan,QT = Q1 + Q2

= 3,3 x 103 J + 2,1 x 103 J = 5,4 x 103 J

Contoh:Berapa banyak kalor yang diperlukan untuk mengubah 50 g air pada 1000C menjadi uap pada 1000C?Penyelesaian:

Dik: ma = 50 g = 50 x 10-3kg Lv = 2256 x 103J/kg T = 1000CDit: Q?Jwb:Q = m.Lv

= (50 x 10-3 kg)(2256 x 103 J/kg) = 112800 J

4. Pemuaian Zat

1. Pemuaian PanjangPemuaian panjang terjadi pada zat padat yang berbentuk batang atau silinder yang lebar penampangnya lebih kecil daripada panjangnya. Pada pemuaian panjang dikenal istilah koefisien muai panjang (α), yaitu perbandingan antara pertambahan panjang terhadap panjang awal benda per satuan kenaikan suhu. Pertambahan panjang benda jika suhunya dinaikkan dapat ditulis dengan persamaan:

∆l = l0 α ∆T atau lt = l0 (1 + α ∆T)

Keterangan: l0 = panjang benda mula- mula (m) ∆l = pertambahan panjang benda (m)

α = koefisien muai panjang (1/0C) ∆T = kenaikan suhu (0C) Lt = panjang benda setelah kenaikkan suhu (m)

2. Pemuaian LuasPemuaian luas terjadi pada zat padat yang berbentuk lempengan atau pelat tipis. Pertambahan luas bidang suatu benda jika suhu dinaikkan dapat ditulis sebagai:

Page 6: adib-hasan.com · Web viewPosisi raksa atau alkohol dalam pipa kapiler yang terbaca pada skala thermometer menunjukkan suhu suatu benda. Perbandingan skala dari berbagai thermometer:

∆A = A0 β ∆T atau At = A0 (1 + β ∆T)

Keterangan : A0 = luas bidang benda mula- mula (m2) ∆ A = pertambahan luas (m2) β = koefisien muai luas (1/0C) ∆T = kenaikkan suhu (0C) At = luas setelah kenaikkan suhu (m2)

3. Pemuaian VolumePemuaian volume juga disebut muai ruang. Muai volume terjadi pada zat padat, cair, dan gas. Pertambahan volume suatu benda jika suhunya dinaikkan dapat ditulis sebagai berikut :

∆V = V0 γ ∆T atau Vt = V0 (1 + γ ∆T)

Keterangan : V0 = Volume benda mula-mula (m3) ∆V= kenaikkan volume (m3) ∆T= kenaikkan suhu (0C) γ = koefisien muai ruang (1/0C) Vt = volume setelah kenaikkan suhu (m3)

4. Pemuaian GasSejumlah gas bermassa m, bertekanan P, bertemperatur T, dan berada dalam ruang tertutup yang bervolume V. Proses yang dapat dilakukan terhadap gas tersebut adalah:

a. IsobarikBila sejumlah gas bermassa tertentu, pada tekanan tetap, ternyata volumenya sebanding dengan temperatur mutlaknya, dikenal dengan hukum Gay-Lussac. Proses ini disebut proses isobarik.

VT

=nRP

=constant

Jadi pada tekanan tetap berlaku:V 1

T 1=

V 2

T2

b. IsotermikSejumlah gas bermassa tertentu pada temperatur konstan, ternyata tekanan gas berbanding terbalik dengan volumenya atau dikenal dengan Hukum Boyle. Proses ini disebut dengan proses isotermik.

pV=nRT=constant

Jadi pada temperatur tetap berlaku:P1V 1=P2V 2

Page 7: adib-hasan.com · Web viewPosisi raksa atau alkohol dalam pipa kapiler yang terbaca pada skala thermometer menunjukkan suhu suatu benda. Perbandingan skala dari berbagai thermometer:

c. IsokhorikGas dapat diekspansikan pada volume tetap dan prosesnya disebut dengan proses isokhorik. Pada proses ini tekanan gas sebanding dengan temperatur mutlaknya.

PT

=nRV

=constant

Jadi pada volume tetap berlaku:P1T1

=P2T 2

Kesimpulan dari kenyataan-kenyataan di atas, maka untuk gas bermassa tertentu dapat dituliskan dalam bentuk:

PVT

=nR=c

P1 .V 1

T 1=

P2 .V 2

T2

Persamaan ini disebut persamaan Boyle-Gay Lussac.

5. Perpindahan Kalor

Terdapat tiga mekanisme perpindahan kalor:

1. Perpindahan Kalor Secara Konduksi Konduksi adalah perpindahan kalor dengan zat perantara tanpa disertai aliran zat perantara.

Gambar 11.4 Perpindahan kalor secara konduksi

Laju kalor dalam peristiwa konduksi:

H=kA ΔTL

Dengan:

Page 8: adib-hasan.com · Web viewPosisi raksa atau alkohol dalam pipa kapiler yang terbaca pada skala thermometer menunjukkan suhu suatu benda. Perbandingan skala dari berbagai thermometer:

H = arus kalor (J/s)k = konduktivitas termal (W/moC)A = Luas penampang aliran (m2)T = temperatur tinggi (oC)L = panjang penghantar (m)

2. Perpindahan Kalor Secara KonveksiKonveksi adalah perpindahan kalor melalui aliran massa suatu medium perantara. Misalnya, pada radiator pendingin mesin menggunakan air sebagai medium alir penghantar kalor.

Gambar 11.5 Perpindahan panas dengan konveksi

- Massa jenis yang kecil akan ke atas dan massa jenis yang besar akan ke bawah

- Molekul-molekul zat cair yang berada di bawah (bergerak lebih kencang) bergerak naik

- Molekul-molekul zat cair yang berada di atas (bergerak lebih lambat) bergerak naik

- Akibatnya, bagian atas zat cair menjadi panas

- Kita katakan kalor telah berpindah dari bagian bawah ke bagian atas

Laju kalor dalam peristiwa konveksi:

Keterangan:H = laju kalor (watt atau J/s)H = koefisien konveksi bahan (Wm-2K-1)A = luas penampang yang bersentuhan dengan fluida (m2)∆T = beda suhu antara benda dan fluida (K atau oC)

3. Perpindahan Kalor Secara Radiasi

H= ΔQΔT

=hA ΔT

Page 9: adib-hasan.com · Web viewPosisi raksa atau alkohol dalam pipa kapiler yang terbaca pada skala thermometer menunjukkan suhu suatu benda. Perbandingan skala dari berbagai thermometer:

Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa zat perantara, melalui pancaran radiasi elektromagnetik. Misalnya, sinar matahari yang sampai ke bumi tanpa medium apa pun di ruang hampa udara.

Gambar 11.6 perpindahan panas dengan radiasi

Laju kalor dalam peristiwa radiasi, kemudian diberi nama Hukum Stefan Boltzmann:

W = e σ T4

Keterangan:W = daya/laju kalor (W/m2)e = emisivitas (daya pancaran) permukaan benda T = suhu mutlak benda (K)σ = tetapan Stefan = 5,672 x 10-8 Wm-2K4

B. RANGKUMAN1. Suhu adalah suatu besaran untuk menyatakan ukuran derajat panas atau dinginnya

suatu benda.2. Perbandingan skala dari berbagai thermometer:

C5

= R4

=F−329

= K−2735

3. Kalor (Q) adalah energi yang merambat dari benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya rendah.

4. Kalor jenis adalah besarnya kalor yang dibutuhkan untuk meningkatkan 1°C dalam setiap 1 kg massa. Kalor jenis dinyatakan dengan persamaan:

c= Q

mΔT atau Q=mc ΔT5. Kapasitas kalor adalah besar kalor yang diperlukan untuk meningkatkan suhu zat

tanpa memperhatikan massa zat. Kapasitas kalor dilambangkan dengan C (perhatikan perbedaan simbol C dan c). Kapasitas kalor dinyatakan dengan persamaan:

C= QΔT atau Q=C . ΔT

6. Melebur adalah perubahan wujud dari padat menjadi cair, membeku adalah perubahan wujud dari cair menjadi padat, menguap adalah perubahan wujud dari cair menjadi gas, menyublim adalah perubahan wujud dari padat langsung langsung menjadi gas (tanpa melalui wujud cair), deposisi adalah kebalikan dari menyublim yaitu perubahan langsung dari wujud gas ke wujud padat.

Page 10: adib-hasan.com · Web viewPosisi raksa atau alkohol dalam pipa kapiler yang terbaca pada skala thermometer menunjukkan suhu suatu benda. Perbandingan skala dari berbagai thermometer:

7. Pertambahan panjang suhu benda jika suhunya dinaikkan dapat ditulis dengan persamaan:

∆l = l0 α ∆T atau lt = l0 (1 + α ∆T)8. Pemuaian luas terjadi pada zat padat yang berbentuk lempengan atau pelat tipis.

Pertambahan luas bidang suatu benda jika suhu dinaikkan dapat ditulis sebagai:∆A = A0 β ∆T atau At = A0 (1 + β ∆T)

9. Pemuaian volume juga disebut muai ruang. Muai volume terjadi pada zat padat, cair, dan gas. Pertambahan volume suatu benda jika suhunya dinaikkan dapat ditulis sebagai berikut:

∆V = V0 γ ∆T atau Vt = V0 (1 + γ ∆T)10. Pemuaian panjang terjadi pada zat padat yang berbentuk batang atau silinder yang

lebar penampangnya lebih kecil daripada panjangnya. Pertambahan panjang benda jika suhunya dinaikkan dapat ditulis dengan persamaan:

∆l = l0 α ∆T atau lt = l0 (1 + α ∆T)11. Pemuaian luas terjadi pada zat padat yang berbentuk lempengan atau pelat tipis.

Pertambahan luas bidang suatu benda jika suhu dinaikkan dapat ditulis sebagai:∆A = A0 β ∆T atau At = A0 (1 + β ∆T)

12. Pemuaian volume juga disebut muai ruang. Muai volume terjadi pada zat padat, cair, dan gas. Pertambahan volume suatu benda jika suhunya dinaikkan dapat ditulis sebagai berikut :

∆V = V0 γ ∆T atau Vt = V0 (1 + γ ∆T)13. Sejumlah gas bermassa m, bertekanan P, bertemperatur T, dan berada dalam ruang

tertutup yang bervolume V. Proses yang dapat dilakukan terhadap gas tersebut adalah:

d. IsobarikBila sejumlah gas bermassa tertentu, pada tekanan tetap, ternyata volumenya sebanding dengan temperatur mutlaknya, dikenal dengan hukum Gay-Lussac. Jadi pada tekanan tetap berlaku:

V 1

T 1=

V 2

T2

e. IsotermikSejumlah gas bermassa tertentu pada temperatur konstan, ternyata tekanan gas berbanding terbalik dengan volumenya atau dikenal dengan Hukum Boyle. Jadi pada temperatur tetap berlaku:

P1V 1=P2V 2

f. IsokhorikGas dapat diekspansikan pada volume tetap dan prosesnya disebut dengan proses isokhorik. Pada proses ini tekanan gas sebanding dengan temperatur mutlaknya. Jadi pada volume tetap berlaku:

P1T1

=P2T 2

14. Kesimpulan dari kenyataan-kenyataan di atas, maka untuk gas bermassa tertentu dapat dituliskan dalam bentuk: Persamaan ini disebut persamaan Boyle-Gay Lussac.

P1 .V 1

T 1=

P2 .V 2

T215. Terdapat tiga mekanisme perpindahan kalor, yaitu:

Konduksi adalah perpindahan kalor dengan zat perantara tanpa disertai aliran zat perantara.

Page 11: adib-hasan.com · Web viewPosisi raksa atau alkohol dalam pipa kapiler yang terbaca pada skala thermometer menunjukkan suhu suatu benda. Perbandingan skala dari berbagai thermometer:

Konveksi adalah perpindahan kalor melalui aliran massa suatu medium perantara.

Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa zat perantara, melalui pancaran radiasi elektromagnetik.

C. TUGAS

1. Apakah yang dimaksud dengan:

a. Suhu

b. Kalor

c. Sifat termometrik

2. Apakah nama alat yang digunakan untuk mengukur suhu secara tepat?

3. Jelaskan dan beri contoh 3 macam perpindahan kalor berikut ini!

a. Konduksi

b. Konveksi

c. Radiasi

4. Carilah temperatur dalam skala Celcius yang ekivalen dengan 41°F.

5. Carilah temperatur dalam skala Fahrenheit yang ekivalen dengan -10°C.

6. Sebuah jembatan baja panjangnya 1000 m. Berapakah pertambahan panjangnya bila temperatur naik dari o sampai 30°C.

7. Sejumlah gas bermassa m, bertekanan P, bertemperatur T, berada dalam ruang tertutup bervolume V, dapat mengalami proses-proses berikut :a. Isobarikb. Isotermikc. IsokhorikJelaskan pengertian proses-proses tersebut!

D. TES FORMATIFSoal Tes Formatif:

1. Konversikan satuan suhu berikut:a. 45 oC = ....... Kb. 303 K = ....... oFc. 20 oR = ....... oF

2. Panjang batang rel masing-masing 10 meter, dipasang pada suhu 20oC. Diharapkan pada suhu 30oC rel tersebut saling menempel. Koefisien muai batang rel kereta api 1,2 × 10-5/oC. Hitunglah jarak antara kedua batang rel pada saat dipasang!

Page 12: adib-hasan.com · Web viewPosisi raksa atau alkohol dalam pipa kapiler yang terbaca pada skala thermometer menunjukkan suhu suatu benda. Perbandingan skala dari berbagai thermometer:

3. Air sebanyak 0,5 kg pada 1000C diuapkan seluruhnya. Maka kalor yang diperlukannya sebesar.... (diketahui kalor uap air = 2256 x 103J/kg)

4. 1 kg tembaga pada suhu (300) akan dilebur seluruhnya menjadi cair. Berapakah kalor yang diperlukan untuk peleburan tembaga itu? (diketahui kalor jenis tembaga 390 J/kg℃, kalor lebur tembaga 206.000 J/kg, titik lebur normal tembaga 1083 ℃).

5. Sebuah gas volumenya 2 L, temperatur 30°C dan tekanan 1 atm. Gas ini dipanaskan sampai 60°C dan ditekan sampai volume 1,5 L. Carilah tekanannya yang baru.

Jawaban Tes Formatif:

1. Penyelesaian:

a. 45℃=45+273K=318 K

b. 303K=[ (303−273 ) 95 ]+32℉=86℉

c. 20 ° R=(20× 94 )+32℉=45℉

2. Diketahui: Rek kereta:l0 = 10 m∆T = 30 - 20 ℃ = 10℃α = 1,2 × 10-5/oC Ditanyakan: ∆ l....?Jawab:∆l = l0 α ∆T = 10 m × 1,2 × 10-5/oC × 10℃ = 1,2 × 10-3 m = 1,2 mm

3. Diketahui:mair = 0,5 kgT = 100℃Lv = 2256 x 103J/kgDitanyakan: Q ...?Jwb:Q = m.Lv

= (0,5 kg)(2256 x 103 J/kg) = 1.128.000 J

4. Diketahui:mtembaga = 1 kgT 0 = 30℃Lf tembaga = 206.000 J/kg

Page 13: adib-hasan.com · Web viewPosisi raksa atau alkohol dalam pipa kapiler yang terbaca pada skala thermometer menunjukkan suhu suatu benda. Perbandingan skala dari berbagai thermometer:

c tembaga = 390 J/kg℃Titik Lebur = 1.083 ℃Ditanyakan: Q ...?Jwb:Kalor diperlukan (Q) = Kalor untuk menaikkan suhu tembaga dari 30℃ menjadi 1083 ℃ (Q1) + Kalor untuk merubah wujud tembaga menjadi cair (Q2).

Q = Q1 + Q2

= m.ctembaga.∆T + m.Lf tembaga

= (1 kg)( 390 J/kg℃)(1.083℃ - 30℃) + (1 kg)( 206.000 J/kg) = 410.670 J+ 206.000 J

= 616.670 J

5. Diketahui: V1 = 2 L; T1 = 30°C; p1 = 1 atm; T2 = 60°C; V2 = 1,5 LDitanya: p2 ....?Jawab:Persamaan Boyle-Gay Lussac:1atm×2L30℃ =

p2×1,5L60℃

p2=1atm×2L×60℃30℃×1,5 L

=2,67atm