desain jalur evakuasi tsunami di daerah...

13
DESAIN JALUR EVAKUASI TSUNAMI DI DAERAH PELABUHANRATU KABUPATEN SUKABUMI MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ARTIKEL SKRIPSI PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN Oleh: UMMU KULTSUM NIM. 135080600111082 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Upload: buikien

Post on 03-Mar-2019

249 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: DESAIN JALUR EVAKUASI TSUNAMI DI DAERAH …himalaya.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/12/DESAIN-JALUR... · diantaranya adalah lebar jalan, kondisi jalan, dan waktu tempuh menuju

DESAIN JALUR EVAKUASI TSUNAMI DI DAERAH PELABUHANRATU KABUPATEN

SUKABUMI MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

ARTIKEL SKRIPSI

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN

Oleh:

UMMU KULTSUM

NIM. 135080600111082

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: DESAIN JALUR EVAKUASI TSUNAMI DI DAERAH …himalaya.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/12/DESAIN-JALUR... · diantaranya adalah lebar jalan, kondisi jalan, dan waktu tempuh menuju

DESAIN JALUR EVAKUASI TSUNAMI DI DAERAH PELABUHANRATU KABUPATEN

SUKABUMI MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

ARTIKEL SKRIPSI

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Kelautan

di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya

Oleh:

UMMU KULTSUM

NIM. 135080600111082

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 3: DESAIN JALUR EVAKUASI TSUNAMI DI DAERAH …himalaya.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/12/DESAIN-JALUR... · diantaranya adalah lebar jalan, kondisi jalan, dan waktu tempuh menuju

ARTIKEL SKRIPSI

DESAIN JALUR EVAKUASI TSUNAMI DI DAERAH PELABUHANRATU KABUPATEN

SUKABUMI MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Oleh : UMMU KULTSUM

NIM. 135080600111082

Menyetujui, Dosen Pembimbing I (M. Arif Zainul Fuad, S.Kel., M.Sc) NIP. 19801005 200501 1 002 Tanggal:

Mengetahui, Ketua Jurusan PSPK

(Dr. Ir. Daduk Setyohadi, M.P) NIP. 196306081987031003 Tanggal:

Dosen Pembimbing II

(Andik Isdianto, ST., MT) NIK. 201309 820928 1 001 Tanggal:

Page 4: DESAIN JALUR EVAKUASI TSUNAMI DI DAERAH …himalaya.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/12/DESAIN-JALUR... · diantaranya adalah lebar jalan, kondisi jalan, dan waktu tempuh menuju

1

DESAIN JALUR EVAKUASI TSUNAMI DI DAERAH PELABUHANRATU KABUPATEN

SUKABUMI MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Ummu Kultsum1), M. Arif Zainul Fuad2), Andik Isdianto2)

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya

Abstrak

Daerah Pelabuhanratu merupakan daerah pesisir dan pariwisata dengan tingkat resiko tinggi terhadap tsunami. Tindakan mitigasi bencana penting untuk dilakukan salah satunya yaitu pembuatan peta sebaran titik dan jalur evakuasi tsunami dengan memanfaatkan metode dalam aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG). Evakuasi merupakan bagian penting dalam rencana mitigasi, karena tindakan tersebut merupakan ukuran penting untuk menyelamatkan nyawa manusia. Penentuan jalur evakuasi tsunami dapat diolah dengan metode network analysist dengan menggunakan parameter-parameter yakni titik evakuasi, jaringan jalan, data topografi, coastal proximity, dan tutupan lahan. Selain itu, parameter-parameter yang digunakan untuk menilai keefektifitasan titik dan jalur evakuasi diantaranya adalah lebar jalan, kondisi jalan, dan waktu tempuh menuju titik evakuasi. Hasil dari analisis SIG didapatkan 12 titik evakuasi tsunami di daerah Pelabuhanratu diantaranya; Desa Citarik 3 titik evakuasi, Desa Pelabuhanratu 5 titik evakuasi, dan Desa Citepus 4 titik evakuasi. Sedangkan jalur evakuasi tsunami yang didapatkan yakn 15 jalur evakuasi, diantaranya: Desa Citarik 3 jalur, Desa Pelabuhanratu 8 jalur, dan Desa Citepus 4 jalur. Adapun urutan jalur evakuasi tsunami efektif berdasarkan waktu tempuh menuju titik evakuasi dengan konversi kecepatan berlari orang dewasa yakni 1 Kilometer dalam waktu 5 menit 30 detik (1 Km/5’30”) diantaranya adalah jalur 3, 5, 13, 10, 12, 4, dan jalur 11, 14, 5, 1, 6, 2, 7, 9, 8.

Kata kunci: Desain jalur evakuasi, tsunami, Sistem Informasi Geografis, network analysist

DESIGN OF TSUNAMI EVACUATION ROUTE IN PELABUHANRATU AREA OF SUKABUMI DISTRICT USING GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM

Abstract Pelabuhanratu is a coastal and tourism area with a high level of risk to tsunami. Therefore, it is very

important to conduct disaster mitigation efforts, one of the ways is the use of methods in the application of Geographic Information System (GIS) to create a map of the distribution point and tsunami evacuation route. Evacuation is an important part of the tsunami mitigation plan, as it is a crucial measure for saving human lives. Determination of tsunami evacuation route can be processed by network analysist method by using several parameters, such as evacuation point, road network, topographic data, coastal proximity, and land cover. While the parameters used to assess the effectiveness of the point and the evacuation route is the width of the road, road conditions, and travel time to the point o f evacuation. The results of GIS analysis obtained 12 points of tsunami evacuation in Pelabuhanratu area, there are; Citarik Village (3 poinst), Pelabuhanratu Village (5 points), and Citepus Village (4 points). While the tsunami evacuation route obtained 15 routes, there are: Citarik Village (3 routes), Pelabuhanratu Village (8 routes), and Village Citepus (4 routes). The sequence of an effective tsunami evacuation route based on the travel time to the evacuation point with an adult running speed conversion of 1 Kilometer in 5 minutes 30 seconds (1 Km /5'30") of which is the route 3, 15, 13, 10, 12, 4, and route 11, 14, 5, 1, 6, 2, 7, 9, 8.

Key words: Design of evacuation routes, tsunami, Geographic Information System, network analysist

1) Mahasiswa Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya 2) Dosen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya

Page 5: DESAIN JALUR EVAKUASI TSUNAMI DI DAERAH …himalaya.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/12/DESAIN-JALUR... · diantaranya adalah lebar jalan, kondisi jalan, dan waktu tempuh menuju

2

1. PENDAHULUAN

Indonesia yang berada di antara tiga

lempeng besar dunia menjadikan wilayah di

Indonesia rentan terhadap bencana. Salah satu

bencana yang pernah terjadi di Indonesia

adalah tsunami. (Diposaptono dan Budiman,

2008). Tsunami yang pernah terjadi di

Indonesia dalam beberapa tahun terakhir

adalah tsunami Aceh yang terjadi pada tahun

2004, dan tsunami Pangandaran yang terjadi

pada tahun 2006 (Jurenzy, 2011).

Selain daerah Aceh dan Pangandaran,

terdapat daerah-daerah lain di Indonesia yang

rentan terhadap tsunami, salah satu daerah

tersebut adalah Kabupaten Sukabumi. Daerah

pesisir Kabupaten Sukabumi memiliki tingkat

resiko tinggi terhadap tsunami (Oktariadi,

2009).

Daerah yang rentan terhadap bencana

tsunami seharusnya memiliki suatu tindakan

mitigasi untuk mengurangi resiko yang

ditimbulkan sesuai dengan Undang-undang

No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

Bencana. Tindakan yang dapat dilakukan yakni

dengan pembuatan dokumen mitigasi bencana

seperti pembuatan peta risiko, peta evakuasi

maupun penyuluhan kepada masyarakat

melalui media (Mudin et al., 2015).

Tindakan mitigasi bencana tsunami

tersebut memerlukan suatu informasi yang

berkaitan dengan daerah mana saja yang rawan

terkena tsunami. Informasi tersebut dapat

diperoleh dari hasil pegolahan data citra satelit

dan aplikasi Sistem Informasi Geografis

(SIG). Penggunaan data spasial yang terdapat

di SIG memungkinkan untuk menentukan

daerah yang rawan, berbahaya, jalur-jalur

pengungsian yang terdekat serta daerah-daerah

tempat evakuasi (Johnson, 2000).

Penelitian mengenai desain jalur evakuasi

tsunami untuk daerah pesisir di Kabupaten

Sukabumi khususnya di daerah Pelabuhanratu

sangat diperlukan dikarenakan daerah

Pelabuhanratu merupakan ibukota Kabupaten

Sukabumi dan merupakan salah satu daerah

pariwisata pantai di Provinsi Jawa Barat. Oleh

karena itu, pembuatan desain jalur evakuasi

tsunami sebagai acuan dalam menentukan

langkah mitigasi bencana sangatlah penting

terutama untuk meminimalisir korban

bencana.

2. METODE PENELITIAN

2.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Kecamatan

Pelabuhanratu dan difokuskan pada tiga desa

pesisir, yakni Desa Citarik, Desa

Pelabuhanratu, dan Desa Citepus.

Gambar 1. Lokasi Penelitian

2.2 Pengolahan Data

2.2.1 Topografi

Pengolahan data topografi dalam

penelitian ini menggunakan data ASTER

GDEM V2 Tahun 2011. Data tersebut dibagi

menjadi beberapa kelas dengan mengacu pada

data prediksi run up tsunami di Kabupaten

Sukabumi berdasarkan PERKA BNPB No 4

Tahun 2012, yakni 10 meter. Klasifikasi nilai

elevasi dibagi menjadi: 5 – 11 meter, 11 – 17

Page 6: DESAIN JALUR EVAKUASI TSUNAMI DI DAERAH …himalaya.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/12/DESAIN-JALUR... · diantaranya adalah lebar jalan, kondisi jalan, dan waktu tempuh menuju

3

meter, 17 – 23 meter, 23 – 29 meter, dan >29

meter.

2.2.2 Jaringan Jalan

Data jaringan jalan sangat diperlukan

dalam proses analisis SIG (network analysist)

untuk mengetahui arah evakuasi menuju ke

tempat yang lebih aman (Ramdhan et al.,

2015). Data jaringan jalan pada penelitian ini

menggunakan data Open Street Map Google

Earth Tahun 2016 dengan format data KML

(Keyhole Markup Languange). Data jalan

diklasifikasikan sesuai dengan tipe jalan yang

ada, diantaranya jalan arteri, jalan lokal dan

jalan kecil (jalan setapak).

2.2.3 Coastal Proximity

Coastal proximity merupakan parameter

yang digunakan untuk mengetahui daerah

yang rentan terhadap tsunami dihitung dari

jarak garis pantai. Jarak-jarak (multi ring buffer)

yang ditentukan dihitung menggunakan

formula coastline distance sebagai berikut:

Keterangan :

Xmax : Jangkauan maksimal tsunami di

daratan

Y0 : Tinggi tsunami di pantai

Jarak buffering ditetapkan berdasarkan

kemungkinan rentang tsunami ketika

mencapai daratan. Jarak yang ditentukan

tersebut tergantung dari laporan historis

maksimum run up tsunami di wilayah

penelitian (Sambah dan Miura, 2014).

Prediksi run up tsunami di daerah

Pelabuhanratu berdasarkan data PERKA

BNPB No 4 Tahun 2012 adalah 10 meter.

Pembagian tinggi tsunami mencapai pantai

dalam penelitian ini adalah 4 meter, 6 meter, 8

meter, dan 10 meter.

2.2.4 Tutupan Lahan (Land Cover)

Data tutupan lahan merupakan salah

satu parameter penting yang digunakan dalam

penentuan jalur evakuasi tsunami. Sehingga

dapat dilakukan penilaian terhadap titik

evakuasi yang ditentukan berada di area yang

rentan atau aman dari run up tsunami.

Pengolahan data tutupan lahan dalam

penelitian ini menggunakan data foto udara

dan citra Tahun 2016 yang didapatkan dari

Open Street Map Google Earth.

2.2.5 Network Analysist

Proses penentuan jalur evakuasi

menggunakan data jaringan jalan dalam

bentuk shapefile dimasukkan dalam new network

data set. Setelah network dataset terbentuk,

kemudian membuat rute baru (new route)

dengan menentukan titik awal (start) dan titik

akhir (end point).

Start point merupakan titik awal dari jalur

evakuasi, sedangkan end point adalah titik

kumpul aman dari run up tsunami. Penentuan

dua titik tersebut dilakukan secara otomatis

dalam proses network analysist sehingga

diperoleh jalur evakuasi yang dapat ditempuh.

2.3 Survei Lapang (Ground Check)

2.3.1 Data Penduduk

Data penduduk diperlukan untuk

memperkirakan jumlah jiwa yang terancam

tsunami dari tahun ke tahun. Data penduduk

didapatkan dari instansi Badan Pusat Statistik

Kabupaten Sukabumi dan Kantor Kecamatan

Pelabuhanratu Tahun 2015 dan Tahun 2017.

2.3.2 Lebar Jalan

Data pengukuran lebar jalan digunakan

untuk mengetahui dan mengestimasi kapasitas

jalan serta sarana transportasi yang dapat

digunakan menuju titik evakuasi. Lebar jalan

𝐿𝑜𝑔 𝑋𝑚𝑎𝑥 = 𝑙𝑜𝑔 1400 +4

3 𝑙𝑜𝑔

𝑌010

Page 7: DESAIN JALUR EVAKUASI TSUNAMI DI DAERAH …himalaya.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/12/DESAIN-JALUR... · diantaranya adalah lebar jalan, kondisi jalan, dan waktu tempuh menuju

4

diukur menggunakan rol meter dengan asumsi

lebar jalan 1 (satu) meter dapat dilalui oleh 2

(dua) orang dewasa.

2.3.3 Kondisi Jalan

Pengamatan kondisi jalan digunakan

sebagai faktor pendukung untuk menilai

kelayakan jalur evakuasi yang ditentukan.

Dalam penelitian ini, kelayakan kondisi jalan

tersebut dianalisis secara visual.

2.3.4 Waktu Tempuh

Titik dan jalur evakuasi yang dihasilkan

dari pengolahan data divalidasi dengan

melakukan tracking dengan menggunakan

GPS. Jarak perekaman koordinat yang

ditentukan pada GPS adalah 10 meter. Dalam

penelitian ini, simulasi menuju tempat

evakuasi menggunakan konversi kecepatan

berlari orang dewasa yakni 1 Kilometer

ditempuh dalam waktu 5 menit 30 detik (1

Km/5’30”). Konversi kecepatan berlari

tersebut dilakukan secara langsung ketika

simulasi dilapang.

3. Hasil dan Pembahasan

3.1 Topografi

Pengolahan data topografi yang

disesuaikan dengan data run up tsunami dalam

penelitian ini didapatkan hasil bahwa daerah

pesisir Pelabuhanratu didominasi oleh keadaan

elevasi dengan tinggi 5-11 meter (berwarna

merah), seperti yang ditunjukkan pada

Gambar 2. Tinggi elevasi 5-11 meter adalah

daerah yang rentan terhadap tsunami,

dikarenakan prediksi tinggi run up tsunami

berdasarkan data PERKA BNPB No 04

Tahun 2012 yakni 10 meter. Warna orange

menunjukkan keadaan elevasi dengan tinggi

11 – 17 meter. Daerah Pelabuhanratu yang

ditunjukkan oleh warna kuning adalah daerah

dengan elevasi yakni 17-23 meter, warna hijau

muda menunjukkan elevasi 23 – 29 meter, dan

hijau tua menunjukkan elevasi lebih tinggi dari

29 meter.

Gambar 2. Topografi Pelabuhanratu

Page 8: DESAIN JALUR EVAKUASI TSUNAMI DI DAERAH …himalaya.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/12/DESAIN-JALUR... · diantaranya adalah lebar jalan, kondisi jalan, dan waktu tempuh menuju

5

3.2 Coastal Proximity

Pengolahan data coastal proximity dengan

menggunakan perhitungan formula coastline

distance didapatkan hasil seperti yang

ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Coastal proximity dan Vulnerability class

Coastal Proximity (meter)

Vulnerability Class

0 – 412,61 High

412,61 – 708, 48 Slightly High

708,48 – 1.039,71 Medium

1.039,71 – 1.400,00 Slightly Low

1.400,00 – 5.000,00 Low

Pada Gambar 3 dapat diketahui bahwa

cakupan daerah yang sangat rentan terhadap

tsunami ditunjukkan oleh warna merah

dengan cakupan daerah yang berjarak 0 -

412,61 meter dari garis pantai, daerah dengan

tingkat kerentanan cukup tinggi (berwarna

orange) adalah daerah yang berada pada jarak

412,61 – 708,48 meter dari garis pantai, daerah

dengan kerentanan sedang (warna kuning)

adalah daerah yang berada pada jarak 708,48 –

1.039,71 meter dari garis pantai, sedangkan

daerah yang sedikit tidak rentan dan tidak

rentan berada pada jarak 1.039,71-1.400,00

meter dan 1.400,00 – 5.000,00 meter atau

lebih dari garis pantai.

Gambar 3. Coastal proximity Pelabuhanratu

3.3 Tutupan Lahan (Land Cover)

Daerah Pelabuhanratu didominasi oleh

adanya tutupan lahan berupa hutan dan

persebaran vegetasi lain (Gambar 4).

Berdasarkan pengamatan dari hasil survei

lapang, vegetasi lain tersebut berupa area yang

didominasi oleh adanya tumbuhan yang bukan

termasuk area hutan atau area pertanian. Oleh

karena itu daerah tersebut diklasifikasikan

sebagai vegetasi lain yang berarti bahwa

daerah tersebut didominasi oleh tumbuhan.

Sebaran tutupan lahan yang lainnya pada

Gambar 4 adalah pemukiman yang tersebar di

Page 9: DESAIN JALUR EVAKUASI TSUNAMI DI DAERAH …himalaya.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/12/DESAIN-JALUR... · diantaranya adalah lebar jalan, kondisi jalan, dan waktu tempuh menuju

6

Desa Citarik dan Desa Citepus, sedangkan di

Desa Pelabuhanratu, sebaran pemukiman

lebih terpusat di satu area. hal tersebut sesuai

dengan pengamatan survei lapang, dimana

pemukiman penduduk di Desa Citarik dan

Desa Citepus memiliki karakteristik

pemukiman yang terpencar dari satu area

dengan area yang lainnya. Sedangkan di Desa

Pelabuhanratu, pemukiman penduduk

terpusat dalam satu area dikarenakan di desa

tersebut merupakan area pusat dari aktifitas

penduduk, seperti pasar ikan di dekat

pelabuhan, aktifitas jual beli di pasar, pusat-

pusat kantor pemerintahan, dan terminal yang

menjadi pusat berkumpul angkutan umum

antar daerah.

Gambar 4. Tutupan Lahan Pelabuhanratu

3.4 Jumlah Penduduk Pelabuhanratu

Data persebaran dan jumlah penduduk

digunakan untuk menyusun perencanaan yang

efektif dalam pembuatan jalur evakuasi

tsunami. Daerah dengan tingkat jumlah

penduduk yang tinggi memerlukan jalur

evakuasi yang lebih banyak dibandingkan

dengan daerah yang tingkat penduduknya

rendah. Berdasarkan data penduduk pada

Tabel 2, Desa Pelabuhanratu memerlukan

jalur evakuasi yang lebih banyak dibandingkan

dengan Desa Citarik dan Desa Citepus.

Tabel 2. Data Penduduk Pelabuhanratu

Nama Desa Luas Desa (Ha) Jumlah Penduduk (jiwa)

2015 2017

Citarik 374 12.280 8.909

Pelabuhanratu 1.038 31.308 33.903

Citepus 714 10.801 10.789

Sumber: (BPS Kab Sukabumi Tahun 2015 dan 2017)

Page 10: DESAIN JALUR EVAKUASI TSUNAMI DI DAERAH …himalaya.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/12/DESAIN-JALUR... · diantaranya adalah lebar jalan, kondisi jalan, dan waktu tempuh menuju

7

3.5 Persebaran Titik Evakuasi Tsunami

Existing

Titik evakuasi tsunami existing

merupakan titik evakuasi tsunami yang telah

ada di wilayah kajian penelitian. Persebaran

titik evakuasi tersebut didapatkan dari data

BPBD Kabupaten Sukabumi Tahun 2013.

Terdapat 7 titik evakuasi yang telah ditetapkan

oleh BPBD Kabupaten Sukabumi, diantaranya

1 TES di Desa Citarik, 2 TES dan 2 TEA di

Desa Pelabuhanratu, dan 2 TES di Desa

Citepus. Data persebaran titik evakuasi

tersebut tidak dilengkapi dengan data

koordinat yang pasti mengenai titik evakuasi

tersebut.

3.6 Persebaran Titik dan Jalur Evakuasi

Tsunami

Berdasarkan hasil pengolahan network

analysist, didapatkan 12 titik evakuasi di daerah

Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Titik-

titik evakuasi tersebut diantaranya: Desa

Citarik 3 titik evakuasi, Desa Pelabuhanratu 5

titik evakuasi, dan Desa Citepus 4 titik

evakuasi (Tabel 3 dan Gambar 5). Adapun

jalur evakuasi didapatkan 15 jalur, diantaranya:

Desa Citarik 3 jalur, Desa Pelabuhanratu 8

jalur, dan Desa Citepus 4 jalur. Jalur-jalur

evakuasi tersebut tersebar pada jalan arteri,

jalan lokal dan jalan kecil. Penetuan jumlah

jalur evakuasi yang berbeda disetiap desa

menyesuaikan dengan persebaran pemukiman

dan akses jalan yang berada di daerah yang

rentan terhadap tsunami. Desa Pelabuhanratu

memiliki 8 jalur dikarenakan sebaran

pemukiman di desa tersebut lebih banyak dan

padat pada satu area, oleh karena itu

membutuhkan jalur evakuasi yang lebih

banyak.

Berdasarkan Tabel 3, setiap titik

koordinat evakuasi memiliki nilai elevasi yang

lebih tinggi dari perkiraan run up tsunami,

Gambar 5. Persebaran Titik dan Jalur Evakuasi Tsunami

Page 11: DESAIN JALUR EVAKUASI TSUNAMI DI DAERAH …himalaya.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/12/DESAIN-JALUR... · diantaranya adalah lebar jalan, kondisi jalan, dan waktu tempuh menuju

8

sehingga semua titik koordinat evakuasi

tersebut terkategori aman terhadap run up

tsunami.

Berdasarkan prosedur alur informasi

peringatan resmi tsunami, waktu yang

dibutuhkan hingga masyarakat dapat

melakukan proses evakuasi dengan adanya

peringatan bahaya tsunami adalah 5-10 menit.

Oleh karena itu rentang waktu tersebut apat

dijadikan acuan lamanya waktu yang efektif

bagi penduduk menempuh jalur menuju titik

evakuasi. Perkiraan waktu kedatangan tsunami

di daerah Pelabuhanratu berdasarkan PERKA

BNPB No 04 Tahun 2012 adalah sekitar 25

menit. Sehingga jika waktu kedatangan

tersebut dikurangi oleh lamanya waktu

penyebaran informasi peringatan bahaya

tsunami kepada penduduk yakni 10 menit,

didapatkan hasil bahwa waktu efektif proses

evakuasi adalah sekita 15 menit.

Berdasarkan Tabel 3 tersebut, penilaian

kefektifitasan dari jalur evakuasi tsunami yang

terdapat di daerah Pelabuhanratu Kabupaten

Sukabumi ditinjau berdasarkan waktu tempuh

juga distandarkan pada waktu maksimal

proses evakuasi, maka didapatkan hasil bahwa

jalur evakuasi efektif dimulai dengan urutan

jalur ke 3, jalur 15, jalur 13, jalur 10, jalur 12,

jalur 4, jalur 11, jalur 14, jalur 5, jalur 1, jalur 6,

jalur 2, jalur 7, jalur 9, dan jalur 8.

Tabel 3. Persebaran Titik dan Jalur Evakuasi Tsunami

Jalur

Koordinat

Elevasi (m) Waktu

Tempuh (m'd'')

Lebar Jalan (m) Keterangan

Lintang Bujur

3 -7.01258 106.54617 22 0,8’ 0,8 Citarik

15 -6.96571 106.51832 22 1’13” 3,0 Citepus

13 -6.97702 106.53220 17 1’22” 2,8 Citepus

10 -6.98319 106.54474 22 1’55” 2,0 Pelabuhanratu

12 -6.97916 106.54044 52 2’12” 6,0 Citepus

4 -7.00562 106.54650 24 2’28” 2,0 Pelabuhanratu

11 -6.98319 106.54474 22 2’28” 2,4 Pelabuhanratu

14 -6.96540 106.52181 21 2’33” 2,3 Citepus

5 -6.98815 106.54739 14 2’53” 5,3 Pelabuhanratu

1 -7.01105 106.55416 32 3’20” 2,5 Citarik

6 -6.98815 106.54739 14 4’20” 5,6 Pelabuhanratu

2 -7.01886 106.54783 34 4’40” 6,0 Citarik

7 -6.98844 106.55089 19 5’6” 5,3 Pelabuhanratu

9 -6.98869 106.55337 30 5’31” 5,3 Pelabuhanratu

8 -6.98844 106.55089 19 5’35” 0,3 Pelabuhanratu

Page 12: DESAIN JALUR EVAKUASI TSUNAMI DI DAERAH …himalaya.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/12/DESAIN-JALUR... · diantaranya adalah lebar jalan, kondisi jalan, dan waktu tempuh menuju

9

4. Penutup

4.1 Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan,

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Titik evakuasi existing di daerah

Pelabuhanratu yakni 7 titik, diantaranya:

1 titik di Desa Citarik, 4 titik di Desa

Pelabuhanratu, dan 2 titik di Desa

Citepus.

2. Berdasarkan hasil pengolahan data,

didapatkan 12 titik evakuasi tsunami

didaerah Pelabuhanratu, Kabupaten

Sukabumi diantaranya; Desa Citarik 3

titik, Desa Pelabuhanratu 5 titik, dan

Desa Citepus 4 titik. Adapun jalur

evakuasi tsunami terdapat 15 jalur,

diantaranya: Desa Citarik 3 jalur, Desa

Pelabuhanratu 8 jalur, dan Desa Citepus

4 jalur.

3. Urutan jalur evakuasi tsunami efektif di

daerah Pelabuhanratu, Kabupaten

Sukabumi adalah jalur 3, jalur 15, jalur

13, jalur 10, jalur 12, jalur 4, jalur 11,

jalur 14, jalur 5, jalur 1, jalur 6, jalur 2,

jalur 7, jalur 9, dan jalur 8.

4.2 Saran

Beberapa saran yang dapat dilakukan

untuk penelitian selanjutnya, diantaranya:

diperlukan adanya pengambilan data mengenai

data penduduk di area pesisir yang rentan

terhadap tsunami untuk dapat

mengestimasikan jumlah nyawa yang terancam

dan perlu dievakuasi, pengukuran luas area

untuk dapat mengestimasikan kapasitas area

dalam menampung korban, dan data standar

kecepatan berlari dengan perbedaan usia

untuk mengestimasikan waktu efektif evakuasi

yang berbeda-beda sesuai dengan perbedaan

fisik orang.

Daftar Pustaka

Barus, E.S., Aulia, T.B., Ismail, A.B., 2013.

Pendidikan Mitigasi Bencana Berbasis

Lingkungan Masyarakat Terhadap Titik

Evakuasi Bencana Tsunami. Biot. J.

Ilm. Biol. Teknol. Dan

Kependidikan 1, 108–118.

Dewi, R.S., 2012. A-Gis Based Approach of an

Evacuation Model for Tsunami Risk

Reduction. J. Integr. Disaster Risk

Manag. 2, 108–139.

doi:10.5595/idrim.2012.0023

Diposaptono, S., Budiman, 2008. Hidup Akrab

dengan Gempa dan Tsunami. Penerbit

Buku Ilmiah Populer.

Johnson, R., 2000. GIS Technology For Disasters

And Emergency Management. ESRI

White Pap. May.

Jurenzy, T., 2011. Karakteristik Sosial Budaya

Masyarakat Dalam Kaitannya Dengan

Kesiapsiagaan Dan Mitigasi Bencana Di

Daerah Rawan Bencana (Studi Kasus:

Kelurahan Katulampa, Kecamatan Bogor

Timur, Kota Bogor). Skripsi. Institut

Pertanian Bogor.

Mudin, Y., Pramana, I., others, 2015. Mapping

Of Tsunami Disaster Risk Based Spatial

In Palu. Gravitasi 14.

Oktariadi, O., 2009. Penentuan Peringkat Bahaya

Tsunami dengan Metode Analytical

Hierarchy Process (Studi kasus: Wilayah

Pesisir Kabupaten Sukabumi). Indones.

J. Geosci. 4, 103–116.

Page 13: DESAIN JALUR EVAKUASI TSUNAMI DI DAERAH …himalaya.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2017/12/DESAIN-JALUR... · diantaranya adalah lebar jalan, kondisi jalan, dan waktu tempuh menuju

10

Ramdhan, M., Yulius, J.P., Dewi, L.C., 2015.

Penentuan Tempat Evakuasi Sementara

(Tes), Berdasarkan Kapasitasnya Di Kota

Pariaman Dengan Analisis Sistem

Informasi Geografis (SIG). J. Segara

Vol. 11 No. 1 Agustus 2015: 47-56.

S., S., K., M., 2015. Application of Spatial and

Network Analysis to Evaluate Shelter

Plan for Tsunami Evacuation. Civ. Eng.

Dimens. 17.

doi:10.9744/ced.17.2.88-94

Sambah, A.B., Miura, F., 2014. Integration of

Spatial Analysis for Tsunami Inundation

and Impact Assessment. J. Geogr. Inf.

Syst. 6, 11–22.

doi:10.4236/jgis.2014.61002