desain interior galeri kerudung handmade almira … · banyak jenis galeri saat ini, mulai dari...

24
DESAIN INTERIOR GALERI KERUDUNG HANDMADE ALMIRA DALAM SUASANA MODERN NATURAL VIA HERFANI – 3404100089 Jurusan Desain Produk Industri, FTSP ITS. Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Telp./ Fax (031) 5931147 ABSTRAK Galeri kerudung cenderung berkonotasi anak muda. Dapat dikatakan, Galeri adalah bisnis dari anak muda, oleh anak muda, dan untuk anak muda. Secara umum semua Galeri tampak sama yaitu pameran barang yang menjual Kerudung beserta aksesorisnya. Tapi setiap Galeri kerudung berdiri berdasarkan komunitas yang berbeda dari aliran yang berbeda-beda pula. Ada banyak jenis Galeri saat ini, mulai dari yang berskala kecil, yang mirip dengan pedagang kaki lima hingga Galeri besar yang memiliki tim designer dan took yang bagus dengan lokasi strategis dan fasilitas memadai. Mengingat beberapa fakta pengembangan minat konsumen terhadap bisnis Galeri kerudung dewasa ini yaitu semakin berkurangnya minat para remaja putri terhadap produk kerudung atau dalam artian para remaja putri jarang mengunjungi galeri kerudung. Berbeda dengan Galeri kerudung pada umumnya, Galeri kerudung Handmade Almira merupakan Galeri muslim modern yang mana bisnis Kerudungnya memproduksi berbagai macam aneka bentukan payet dan aksesoris yang desainnya dibuat universal, trendi, modern tetapi tidak mengurangi nilai keislaman. Galeri ini dirancang khusus untuk kalangan wanita menengah ke bawah dan keatas. Dengan tema Modern natural, Galeri kerudung Almira handmade meningkatkan kembali minat para remaja putri untuk menggunakan produk-produk kerudung payet. Galeri Handmade Almira ini memiliki konsep yaitu pembagian area retail yang akan dirancang dengan berbagai macam fasilitas penunjang. Diantaranya yaitu Area aksesoris, area kerudung, area produksi, area tunggu, mushola, kantor ruang karyawan, toilet dan lain- lain. Sesuai dengan aliran itu ruang akan didesain dengan sedikit sentuhan modern Natural dengan menggunakan perpaduan warna-warna modern natural serta warna dari logo almira itu sendiri. Kata kunci: Galeri, Almira, handmade, modern, natural. ABSTRACT Gallery hoods tend to connote youth. It can be said, the Gallery is the business of youth, by youth and for youth. In general all look the same gallery is the exhibition of goods sold hood and its accessories. But every gallery veil standing on different communities from different streams as well. There are many types of gallery today, ranging from small scale, similar to a street vendor to a big gallery which has a team of designers and stores with a good strategic location and facilities. Given a few facts on the business development of consumer interest veil gallery today is increasingly less interest in the young women to veil or product in the sense that these

Upload: phungdung

Post on 05-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

DESAIN INTERIOR

GALERI KERUDUNG

HANDMADE ALMIRA

DALAM SUASANA

MODERN NATURAL VIA HERFANI – 3404100089

Jurusan Desain Produk Industri, FTSP ITS.

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Telp./ Fax (031) 5931147

ABSTRAK Galeri kerudung cenderung berkonotasi anak muda. Dapat dikatakan, Galeri adalah bisnis dari anak muda, oleh anak muda, dan untuk anak muda. Secara umum semua Galeri tampak sama yaitu pameran barang yang menjual Kerudung beserta aksesorisnya. Tapi setiap Galeri kerudung berdiri berdasarkan komunitas yang berbeda dari aliran yang berbeda-beda pula. Ada banyak jenis Galeri saat ini, mulai dari yang berskala kecil, yang mirip dengan pedagang kaki lima hingga Galeri besar yang memiliki tim designer dan took yang bagus dengan lokasi strategis dan fasilitas memadai. Mengingat beberapa fakta pengembangan minat konsumen terhadap bisnis Galeri kerudung dewasa ini yaitu semakin berkurangnya minat para remaja putri terhadap produk kerudung atau dalam artian para remaja putri jarang mengunjungi galeri kerudung. Berbeda dengan Galeri kerudung pada umumnya, Galeri kerudung Handmade Almira merupakan Galeri muslim modern yang mana bisnis Kerudungnya memproduksi berbagai macam aneka bentukan payet dan aksesoris yang desainnya dibuat universal, trendi, modern tetapi tidak mengurangi nilai keislaman. Galeri ini dirancang khusus untuk kalangan wanita menengah ke bawah dan keatas. Dengan tema Modern natural, Galeri kerudung Almira handmade meningkatkan kembali minat para remaja putri untuk menggunakan produk-produk kerudung payet. Galeri Handmade Almira ini memiliki konsep yaitu pembagian area retail yang akan dirancang dengan berbagai macam fasilitas penunjang. Diantaranya yaitu Area aksesoris, area kerudung, area produksi, area tunggu, mushola, kantor ruang karyawan, toilet dan lain-lain. Sesuai dengan aliran itu ruang akan didesain dengan sedikit sentuhan modern Natural dengan menggunakan perpaduan warna-warna modern natural serta warna dari logo almira itu sendiri.

Kata kunci: Galeri, Almira, handmade, modern, natural. ABSTRACT Gallery hoods tend to connote youth. It can be said, the Gallery is the business of youth, by youth and for youth. In general all look the same gallery is the exhibition of goods sold hood and its accessories. But every gallery veil standing on different communities from different streams as well. There are many types of gallery today, ranging from small scale, similar to a street vendor to a big gallery which has a team of designers and stores with a good strategic location and facilities. Given a few facts on the business development of consumer interest veil gallery today is increasingly less interest in the young women to veil or product in the sense that these

young women rarely visit the gallery hoods. In contrast to the Gallery veil in general, Almira Handmade Galleries veil is a gallery of modern Muslim veil which the business produces a wide range of different formations sequins and accessories are made of universal design, trendy, modern but does not reduce the value of Islam. The gallery was designed specifically for women among the lower middle and upwards. With the theme of Modern natural, handmade Almira Gallery hoods increase the renewed interest in the young women to use products sequin scarf. Handmade Galleries Almira has a concept of division of the retail area which will be designed with various supporting facilities. Among the accessories area, hood area, production area, waiting area, mosque, office staff room, toilets and others. In accordance with the flow of space will be designed with a slightly modern twist by using the Natural blend of modern natural colors and the color of the logo itself Almira.

Keywords: Gallery, Almira, handmade, modern, natural.

PENDAHULUAN Dunia usaha akhir-akhir ini mulai berkembang pesat. Hal ini dikarenakan sebagian

besar orang merasa pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan sehari-hari kurang

mencukupi kebutuhan hidup mereka. Selain itu, ada juga yang memang sengaja

membuka usaha karena ingin menyalurkan hobi/bakatnya. Usaha handmade seperti

ini biasanya didasarkan dari bakat sang pemilik. Hal ini dapat dilihat dari konsep

handmade yang ditawarkan. Handmade sendiri berarti buatan tangan, yang dalam

penerapannya, semua produk yang dipasarkan merupakan buatan tangan dari para

pekerja. Karena produk yang dipasarkan adalah handmade, maka produk tidak dibuat

secara massa. Jadi, ide pun harus terus digali untuk menemukan suatu konsep yang

baru. Dimana semakin unik dan baru, galeri tersebut akan semakin dicari. Pada saat

produk semakin di gemari konsumen, hukum ekonomi tentu berlaku dalam artian

produk menjadi semakin banyak. Selama ini fashion muslim identik dengan pendekatan grosiran, pasar, dan panas,

sedangkan potensi sebenarnya fashion muslim di Indonesia sendiri sangatlah besar.

Hal itu terlihat dari jumlah penduduk muslim dan komunitas muslim yang ada.

Sehubungan dengan faktor masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam hal

ini mengakibatkan berbagai macam permintaan dan kebutuhan akan busana muslim

semakin besar, dan para produsen khususnya bagi pengusaha atau retail lainnya

akan berlomba-lomba untuk mencari solusi dan inovasi baru untuk meningkatkan

kuantitas dan kualitas dalam menciptakan fasilitas yang menyediakan berbagai

macam kebutuhan busana muslim.

Galeri ini nantinya akan dilengkapi suatu fasilitas yang mampu mewadahi kegiatan

perdagangan (bisnis), serta sebagai pusat kegiatan memasang payet yang dapat

dilakukan oleh pengunjung sendiri. Dimana para pengunjung bukan hanya dapat

untuk memilih dan membeli kerudung yang di inginkan tetapi juga melatih kreatifitas

para pengunjung dengan cara pengunjung dapat mendesain sendiri payet kerudung

sesuai dengan kreatifitas mereka.

Kebutuhan akan fasilitas berupa tempat yang dapat berfungsi sebagai tempat

memamerkan kerudung, pembuatan payet kerudung handmade Almira dan sekaligus

tempat penjualannya dirasakan cukup perlu untuk direalisasikan di wilayah Surabaya

ini karena selama ini penjualan hanya dilakukan secara Online. Sehingga surabaya

memiliki sebuah sarana pengembangan dan pengenalan kerudung handmade Almira

ini kepada masyarakat luas.

PEMBAHASAN Galeri Galeri berasal dari bahasa latin, galeria, yang artinya sebuah bangunan yang salah

satunya terbuka tanpa pintu. Bisa juga berarti sebuah ruangan panjang di tingkat atas

(loteng) seperti biasa terdapat pada rumah yang bercorak Elizabethan dan Jacobean,

ruangan ini dipergunakan untuk pertunjukan tonil atau opera. Istilah galeri juga muncul

sebagai tempat para seniman berpameran dan berjualan karya seni. Galeri

berkonotasi dua maksud: pameran dan jualan. Artinya galeri bisa untuk tujuan ideal

(apresiasi non komersial) maupun tujuan realitas (sama sekali komersial). Sedangkan

pendapat lain memberi fungsi galeri pada galeri sebagai kritik seni, kritik yang

dilakukan lewat pasar serta kunci kesejahteraan ekonomi seniman. Dalam

perkembangan terkini galeri mengacu pada sebuah tempat/ ruang pamer karya seni

(mikke Susanto, Diksi Rupa, Yogyakarta: Kanisius,2002.p.44).

Perbedaan antara galeri dan museum terletak pada jenis benda yang dipamerkan.

Pada galeri, benda yang dipamerkan cenderung berubah sesuai dengan kebutuhan

atau tuntutan fungsinya dan benda-benda tersebut adalah benda yang dikomersilkan

atau diperdagangkan. Sedangkan pada museum, benda yang dipamerkan merupakan

benda yang dikoleksi sebagai suatu aset berharga sehingga sifatnya tetap atau

permanen dan tidak untuk diperjualbelikan. Persamaan dari galeri dan museum

adalah keduanya merupakan suatu sarana yang disediakan untuk memamerkan

benda-benda hasil karya seni.

Kerudung Almira Almira handmade adalah pusat kerudung cantik di Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia.

Terbuat dari kain kerudung dan payet berkualitas baik. Desainnya yang cantik,

elegan, dan eksklusif membuat penampilan Anda semakin mempesona. Anda yang

suka penampilan manis & cute, dapat memilih koleksi 'The cute TOP' kami. Bagi yang

mendambakan penampilan cantik nan elegan, dapat menambahkan 'The bouquet'

sebagai koleksi di lemari Anda. 'The elegant ethnic' dan 'The renda‘ hadir bagi Anda

yang menyukai kesederhanaan dan tampilan yang klasik.

Gambar 1: Produk ALMIRA

Konsumen berdasarkan Status Sosial Berdasarkan status sosial, konsumen dibagi menjadi tiga macam yaitu : (Consumer

by Mcgraw Hill).

Upper Class ( Kelas Keatas ) Karena kekayaannya biasanya jenis konsumen kalangan inilah yang banyak dibidik

oleh marketer. Dan dari kelas ini juga masih dibedakan menjadi tiga macam kalangan

keatas, diantaranya adalah sebagai berikut :

Old Money

Jenis konsumen ini kekayaannya biasanya berasal dari harta warisan dan investasi,

contohnya adalah lingkaran kaum borjuis Perancis. Old money cenderung menilai

produk berdasarkan kesimpelan, kenyamanan dan kehalusan. Mereka jarang

membicarakan masalah harga tetapi cenderung pada nilai estetika dari barang

tersebut.

Nouveau Riche

Yang berarti new money, mereka sangat mobile. Grup ini adalah kombinasi dari

kalangan mengah dan kalangan keatas. Mobilitas sosial memungkinkan mereka untuk

mengkonsumsi barang – barang mewah yang mengindikasikan kesuksesan mereka.

Contoh jenis konsumsinya adalah pelayanan pelatih pribadi, prestisius spa dan

operasi plastik.

Get Set

Adalah kalangan menengah atas, yang dalam membelanjakan uangnya sedikit lebih

selektif dibandingkan dengan kedua grup diatas.

Middle Class ( Kelas menengah ) Kalangan ini cenderung sosialis dan dalam membelanjakan uangnya sangatlah

selektif. Mereka biasanya mengkonsumsi barang yang populer pada saat itu dan

setia pada satu merek.

Under Class ( Kelas kebawah ) Dari jenis kalangan ini masih dibagai menjadi dua, yaitu : Working Class

Kalangan kelas kebawah jenis ini masih memiliki pekerjaan untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya. Mereka contohnya adalah buruh pabrik. Dalam mengkonsumsi

barang,mereka cenderung menilai berdasarkan harganya dan bukan mereknya.

Underclass

Jenis kalangan ini adalah orang – orang miskin yang tidak mempunyai pekerjaan dan

tak berpendidikan.

Konsumen berdasarkan Usia

KesimpulanBerdasarkan data diatas maka jenis konsumen dari galeri handmade almira adalah

konsumen menengah keatas dan menengah kebawah.

:

Warna Warna dapat didefinisikan secara obyektif/fisik sebagai sifat cahaya yang

diapancarkan, atau secara subyektif/psikologis sebagai bagian dari pengalaman

indera pengelihatan. Secara obyektif atau fisik, warna dapat diberikan oleh panajang

gelombang. Dilihat dari panjang gelombang, cahaya yang tampak oleh mata

merupakan salah satu bentuk pancaran energi yang merupakan bagian yang sempit

dari gelombang elektromagnetik.

(Dasar-Dasar Tata Rupa dan Desain, Drs. Sadjiman Ebdi Sanyoto, Yogyakarta 2005)

Tabel 1 Tabel konsumen berdasarkan umur

Warna sangat mempengaruhi psikologi manusia, warna dapat menciptakan suasana

ruang yang berbeda, karena itulah pengaplikasian warna harus sesuai dengan fungsi

dan aktivitas dalam ruangan.

Untuk sebuah galeri diperlukan warna-warna yang dapat memberi ketenangan dan

meningkatkan konsentrasi bagi pengguna ruangnya. Sesuai dengan konsep dan

suasana ruang yang ingin ditampilkan yaitu modern natural, maka warna-warna yang

mengandung unsur modern natural digunakan sebagai warna yang mendominasi

interior maupun arsitektur Galeri Kerudung Handmade Almira.

Warna natural merupakan warna-warna yang diadaptasi dari warna tumbuh-

tumbuhan, tanah, air, kayu, dan lingkungan sekitarnya. Sedangkan warna-warna

modern yang digunakan yaitu, putih dan abu-abu, kemudian warna fresh (hijau-biru)

akan digunakan sebagai aksen pada ruangan.

Warna modern natural berdasarkan nscolour dan shigenobu kobayashi didominasi

oleh warna hitam, putih, abu-abu, coklat, hijau, dan krem.

Warna-warna natural : warna yang sesuai dengan unsur alam yang lebih berkesan

soft, semisal warna tanah.

Warna-warna modern : warna yang menciptakan kesan elegan.

Gambar 2

Warna

Metodologi Desain Objek desain adalah Galeri Almira dengan pendekatan unsur modern natural dan

memakai denah fiktif karya perancangan arsitektur dengan judul “ Pusat Seni Grafis dan Animasi di Surabaya “ Lokasi : Jalan Bukit Darmo Boulevard

Kelurahan Pradah Kalikendal, Kecamatan Dukuh Pakis, Kotamadya Surabaya,

Propinsi Jawa Timur. Area desain meliputi Area Aksesoris, Area Kerudung, Area

Tunggu, dan Area produksi.

PENGUMPULAN DATA Data berupa fakta & Informasi: 1. Perpustakaan (literatur). 2. Media buku, majalah, jurnal, brosur, surat kabar, makalah, dan terbitan berkala. 3. Penelusuran Internet.

INPUT

IDE AWAL

STUDI KOMPARATIF

Mempelajari bangunan sejenis yang telah ada untuk dibandingkan (jenis dan kebutuhan ruangnya).

STUDI LAPANGAN

Survey lapangan dan wawancara

- Studi tinjauan pustaka

- Studi aktifitas dan

kebutuhan pengguna.

- Studi Pembanding

- Kebutuhan ruang

- hubungan ruang

- Analisa elemen

interior

- Analisa konsep

STUDI LITERATUR

Mempelajari literatur yang berhubungan dengan galeri

PENGUMPULAN DATA DAN

Gambar 3: Skema Metodologi Desain (sumber: catatan pribadi)

Analisa Eksisting

Gambar 4: Eksisting (kiri) dan site plan (kanan)

IDENTIFIKASI MASALAH

PENETAPAN RUANG LINGKUP

KONSEP PENGEMBANGAN DESAIN

KONSEP DESAIN

ALTERNATIF DESAIN

PEGEMBANGAN DESAIN

FINAL DESAIN OUTPUT

Gambar kerja

Perspektif

RAB

STUDI DAN ANALISA

(sumber: catatan pribadi)

Lokasi berada di kawasan Surabaya Barat, tepatnya berada di Jalan Bukit Darmo

Boulevard, kelurahan Pradah Kali Kendal, kecamatan Dukuh Pakis, Kotamadya

Surabaya. Tapak merupakan lahan kosong dengan tata guna lahan sebagai fasilitas

perdagangan.

Lokasi ini berdekatan dengan berbagai macam fasilitas pendidikan, seperti UNESA,

Universitas Ciputra, SMA Swasta Petra, serta pusat rekreasi air yaitu Ciputra

Waterpark, dan pada daerah ini merupakan kawasan CBD (Central Business Distric),

ini dapat dilihat bahwa kawasan ini merupakan kawasan elit. Hal ini dilihat dari

banyaknya perumahan-perumahan elit serta apartemen-apartemen kelas atas dan

berdekatan dengan mall Pakuwon. Pencapain tapak di daerah ini dapat melalui Jalan

Raya Menganti, Jalan Babatan, Jalan Lingkar Dalam, dan Jalan Graha family Selatan.

Batas-batas lokasi tapak:

A. Batas-batas site :

- Utara : Hartono Elektronik, Ruko-ruko.

- Timur : Apartemen Adiwangsa, Komplek Perumahan Darmo Permai

- Barat : Komplek Perumahan Pakuwon Indah

- Selatan : Super Mall (PTC).

B. Lokasi :

- Lokasi : Jalan Bukit Darmo Boulevard

- Kelurahan : Pradah Kalikendal

- Kecamatan : Dukuh Pakis

- Kotamadya : Surabaya

- Propinsi : Jawa Timur

- KDB maksimum : 50%

- KLB maksimum : 200%

GSB : 11 m untuk lebar jalan 20 m (Sesuai Perda No. 7 /1992)

Gambar 5: Denah awal lahan.

Konsep Desain Konsep Lantai Berdasarkan konsep, lantai pada galeri harus mengandung unsur modern serta

natural. Selain itu, lantai pada interior galeri kerudung juga mengandung banyak

elemen dekorasi. Karena lebih ditekankan untuk memenuhi kebutuhan dari segi

fungsi. Hal ini berhubungan pada pemilihan material yang akan diterapkan.

Konsep lantai pada galeri ini disesuaikan dengan fungsi dari masing-masing ruang.

Lantai parket digunakan pada area kerudung yang special, lantai granit digunakan

pada area aksesoris, sedangkan karpet digunakan pada area kerudung yang bersifat

santai.

Studi bahan lantai yang digunakan :

- Parket : Kesan bersih, luas, publik, sebagian meredam dan sebagian memantulkan

suara

- Granit : Menciptakan kesan mewah namun tetap alami, serta memantulkan suara

- Karpet : Menciptakan suasana yang hangat dan akrab. Dengan keuntungan dapat

memperlemah perambatan suara, sehingga karpet ini juga berfungsi untuk meredam

suara.

Gambar 6: Lantai

Konsep Dinding

Dinding interior diharapkan dapat mengendalikan pandangan kita, batas sirkulasi,

masuknya suara, udara panas dan cahaya. Tidak hanya sebagai latar belakang dalam

ruang interior saja, dinding juga dapat dibuat bertekstur untuk ikut memikul elemen-

elemen perabot seperti sandaran tempat duduk, rak, daun meja, dan lampu (dinding

sebagai bagian dari perabotan).

Dibagi menjadi dua, yaitu dinding permanen & non permanen. Dinding permanent

menggunakan dinding batu bata plaster finishing cat tembok dan lapisan kayu.

Sedangkan dinding non permanent menggunakan partisi dari gypsum board finishing

wallpaper, bambu. Untuk movable partisi, menggunakan partisi rangka galvanis,

finishing cat/wallpaper. Partisi dapat diganti apabila menginginkan variant tampilan.

( F.D.K. Ching, Ilustrasi Desain Interior,1996 )

Dinding dalam desain interior galeri kerudung ini akan menyesuaikan konsep dengan

mengolah dan menampilkan beberapa ornament-ornamen dan elemen dekoratif

lainnya. Dinding pada salah satu area adalah batu bata ekspose warna putih,

pengolahan dinding seperti ini akan menimbulkan kesan natural sesuai konsep.

Adapun alternatif untuk elemen dekoratif lainnya yaitu dengan pemasangan wallpaper

Pada sudut ruangan tertentu menggunakan pelapis dinding (wallpaper), tentunya

dengan warna dan motif sesuai tema. Materialnya terbuat dari kertas berkualitas

tinggi, yang dilapisi melamine resin dan phenolic resin untuk menjamin bentuk dan

kekuatannya. Ada dua macam teknik modifikasinya, yaitu dengan digital printing dan

inlay. Penggunaan wallpaper ini akan menimbulkan kesan modern.

Gambar 7: Dinding

Konsep Plafon Plafon merupakan pembentuk ruang yang menutup bagian atas. Kesan utama adalah

adanya tinggi rendah ruang. Berfungsi sebagai bidang penempatan lampu, peletakan

AC, audio loud speaker, sprinkler head, dan sebagai peredam suara atau akustik

.(Ching, 1996 : 1 80-185).

Kenyamanan dan keamanan suatu bangunan diantaranya dipengaruhi oleh luas

maupun tinggi bangunan itu sendiri. Batas-batas tinggi ruangan juga dipengaruhi oleh

maksud dan fungsi untuk apa ruang itu digunakan, disamping besar kecilnya

bangunan tersebut secara keseluruhan. (Ilmu Bangunan Gedung, Drs.IK Supribadi,

1993:163). Plafon merupakan unsur pelindung dari cuaca dan pemberi efek bentuk

bangunan seutuhnya, plafon juga menunjukkan karakter dari suatu bangunan atau

ruang. Fungsi lainnya adalah sebagai penutup engineering dan sistem utilitas lainnya.

(J . Pamudji Suptandar, Desain Interior, 1999:161)

Plafon pada galeri kerudung ini, plafon menggunakan material gypsum board agar

mudah diolah bentukannya serta guna menyebarkan dan mengeluarkan pantulan

suara yang berlebihan.

Plafon dalam desain interior Galeri Kerudung Handmade Almira ini akan

menggunakan konsep plafon yang dapat memberikan kesan yang atraktif, tidak

monoton, serta dapat mengekspose style yang dipakai. Level plafon dibuat berbeda-

beda. Sistem pemasangannya dengan drop ceiling. Tapi tidak semua ruangan

mengaplikasikan permainan ketinggian plafon. Ketinggian plafon ditujukan untuk

menyembunyikan lampu sehingga cahaya yang dihasilkan tidak langsung dan hasil

cahaya lebih lembut.

Gambar 8: Plafon

Konsep Elemen Penunjang Ruang Lighting Pencahayaan yang digunakan dalam ruang pamer ada dua jenis, yaitu pencahayan

alami dan buatan dengan tetap memperhatikan efek yang ditimbulkan oleh keduanya,

namun peran pencahayaan buatan lebih besar daripada pencahayaan alami. Efek

penerangan buatan diupayakan memberi kesan hangat dan tidak menyilaukan mata.

Intensitas cahaya yang baik 50 lux sampai 150 lux dan diupayakan harus bebas

radiasi ultra violet, sebab radiasi ultra violet dan paparan cahaya lampu yang terlalu

kuat dapat merusak dan mengakibatkan pemudaran warna pada produk khususnya

kain.

Selain itu intensitas cahaya, jenis lampu dan model lampu akan dipilih untuk

mendukung konsep. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut beberapa jenis lampu,

model lampu dan intensitas cahaya yang akan digunakan adalah sebagai berikut

:General Lighting

Jenis pencahayaan ini berfungsi sebagai penerangan utama, sifat penyinarannya

merata dan harus menerangi seluruh ruangan.

Model lampu Click strip sebagai continuous lamp. Gambar 9:

Lampu

Model lampu downlight rotation digunakan sebagai general lighting pada ruang

pamer, karena dapat mengurangi kesan flat pada ruang. Selain itu penggunaannya

dapat terlihat bersih, instalasinya terlihat rapi dan dapat diatur cahayanya berdasarkan

kemiringan ceiling reflektor.

Gambar 10

Downlight rotation

Pada kategori ini akan menggunakan jenis lampu:

Compact Fluorescent

Pada interior nantinya yang digunakan adalah lampu compact fluorescent 36 watt

yang memiliki tipe warm light berwarna kekuning-kuningan. cahaya warm light dapat

memberi kesan hangat, dekat dan akrab. Peletakan general light dibuat linear karena

menyesuaikan dengan layout area pamer.

Gambar 11

Compact Fluorescent

Decorative ( accent ) lighting

Dalam jenis pencahayaan ini, cahaya lebih berperan dalam segi estetika yang

berfungsi menonjolkan nilai dari keindahan sebuah objek.

Pencahayaan estetis menggunakan wall washer, dimaksudkan dapat menghilangkan

kesan flat pada ruang dan mendukung kesan etnik. Efek lampu yang dihasilkan dapat

memberikan kesan ekspos dan kesan volume pada ornamen dinding.

Pada kategori ini jenis lampu yang digunakan adalah :

Halogen

Jenis lampu ini hampir sama dengan lampu pijar karena melalui pemijaran filamen,

tetapi bedanya ada pada intensitas cahaya yang dihasilkan lampu ini lebih terang dan

lebih putih dibandingkan lampu pijar pada daya ( watt ) yang sama.

Gambar 12

Lampu Halogen

Dinding pada tangga dipajang banner gantung dan pada display logo untuk

menonjolkan elemen estetik ini dipergunakan spotlight.

Gambar 13

SpotLight Menyorot Benda Seni

Gambar 14

Lighting

Konsep Warna Warna dapat didefinisikan secara obyektif/fisik sebagai sifat cahaya yang

diapancarkan, atau secara subyektif/psikologis sebagai bagian dari pengalaman

indera pengelihatan. Secara obyektif atau fisik, warna dapat diberikan oleh panajang

gelombang. Dilihat dari panjang gelombang, cahaya yang tampak oleh mata

merupakan salah satu bentuk pancaran energi yang merupakan bagian yang sempit

dari gelombang elektromagnetik.

(Dasar-Dasar Tata Rupa dan Desain, Drs. Sadjiman Ebdi Sanyoto, Yogyakarta 2005)

Warna sangat mempengaruhi psikologi manusia, warna dapat menciptakan suasana

ruang yang berbeda, karena itulah pengaplikasian warna harus sesuai dengan fungsi

dan aktivitas dalam ruangan.

Untuk sebuah galeri diperlukan warna-warna yang dapat memberi ketenangan dan

meningkatkan konsentrasi bagi pengguna ruangnya. Sesuai dengan konsep dan

suasana ruang yang ingin ditampilkan yaitu modern natural, maka warna-warna yang

mengandung unsur modern natural digunakan sebagai warna yang mendominasi

interior maupun arsitektur Galeri Kerudung Handmade Almira.

Warna natural merupakan warna-warna yang diadaptasi dari warna tumbuh-

tumbuhan, tanah, air, kayu, dan lingkungan sekitarnya. Sedangkan warna-warna

modern yang digunakan yaitu, putih dan abu-abu, kemudian warna fresh (hijau-biru)

akan digunakan sebagai aksen pada ruangan.

Warna modern natural berdasarkan nscolour dan shigenobu kobayashi didominasi

oleh warna hitam, putih, abu-abu, coklat, hijau, dan krem.

Warna-warna natural : warna yang sesuai dengan unsur alam yang lebih berkesan

soft, semisal warna tanah.

Warna-warna modern : warna yang menciptakan kesan elegan.

Gambar 15

Warna

Konsep Penghawaan Untuk mengatur kesejukan udara dalam ruang pamer, menggunakan system

mekanis (AC) yaitu system buatan manusia yang menggunakan alat mekanis (listrik).

Penghawaan Ruang pamer menggunakan jenis split air conditioner. Diletakkan pada

sisi dinding ruang yang melebar, agar penyebaran efek udara dapat merata.

Gambar 16

Split Air Conditioner

Konsep Pemadam Kebakaran

Dalam galeri terdapat banyak benda-benda koleksi dan material yang sifatnya mudah

terbakar, khususnya yang termasuk kelompok benda organik seperti kertas; kayu;

tekstil; dan sebagainya. Benda-benda ini sebaiknya dihindarkan dari penyebab atau

sumber kebakaran dan menempatkan sistem pencegahan dan penanggulangan

kebakaran yang tepat.

Alat deteksi kebakaran akan bekerja jika terdapat tanda-tanda awal terjadinya

kebakaran sehingga secara otomatis alarm akan berbunyi dan kebakaran dapat

segera dicegah dan ditangani lebih cepat sebelum terjadi kebakaran yang lebih besar

dan membahayakan.

Peralatan pemadam api yang diperlukan adalah sistem deteksi awal bahaya, yang

secara otomatis memberikan alarm bahaya atau mengaktifkan alat pemadam. Sistem

deteksi awal terdiri dari alat deteksi asap (Smoke Detector) dan alat deteksi nyala api

(Flame Detector).

Gambar 17

Smoke Detector dan Flame Detector.

Konsep Elemen Pengisi Ruang Furnitur Kita membutuhkan furnitur sebagai alat bantu melakukan aktifitas. Untuk duduk

misalnya, kita membutuhkan tempat duduk, saat tidur kita membutuhkan tempat tidur,

dan lain-lain. Namun seiring dengan berjalannya waktu, fungsi dan arti furnitur juga

ikut berkembang. Tak hanya mendukung aktifitas kita tapi juga berperan

menghadirkan nilai estetis ke dalam hunian. Bentuk, warna, dan detail rancangan

furnitur kini menjadi faktor penting yang membuat hunian lebih enak dilihat. Furnitur

dalam desain interior Galeri Kerudung Handmade Almira ini mengacu pada:

Sesuai dengan konsep style yaitu modern natural Sistem furniturnya yang movable,

yaitu system furniture yang mudah dalam pemindahannya Materialnya yang ramah

lingkungan, aman, dan praktis serta Multifungsi

Furnitur dapat dibuat dari berbagai material. Karena material dapat membentuk suatu

furnitur yang ingin diciptakan apakah furnitur dengan kesan modern, klasik maupun

natural seperti contoh menggunakan material misalnya kayu, bambu, rotan, kayu

lapis, veneer, logam, plastik dan MDF.

Gambar 18

Furniture

Display Peletakan barang-barang tersebut mempunyai peranan yang sangat penting dalam

berhasil tidaknya toko tersebut. Karena tujuan utama took adalah menjual barang.

Peletakan barang yang baik yaitu dengan meletakkan barang yang mempunyai

potensi terbaik untuk menarik pengunjung pada area yang ramai. Area yang ramai

yaitu area yang banyak dilalui oleh banyak orang, seperti area entrance, dekat tangga

berjalan atau lift, atau sirkulasi utama.

Luasnya area dapat mempengaruhi hasil dari penataan layout pada retail. Semakin

luas area maka semakin mudah dalam mengatur displaydisplay beserta sirkulasinya

sehingga menciptakan sirkulasi yang efisien dan fleksibel yang dapat membuat

pengunjung nyaman dalam memilih produkproduk yang diinginkan.

Gambar 19

Display

Denah

Gambar 20: Denah Terpilih

(sumber: catatan pribadi)

denah terpilih di atas berdasarkan denah Aternatif dan memiliki akses yang sama,

Denah yang telah terpilih kemudian didesain. Desain awal berupa alternatif dalam

bentuk sketsa perspektif dan hasil gambar yang telah diproses menggunakan

software 3D max dan sketch up.

Pada lantai ini terdapat ruang pamer yang terdiri dari area publik (showroom utama)

dan area privat (kantor dan gudang).

Pengunjung dapat menyaksikan proses memayet di ruang produksi, hal ini untuk

menarik perhatian pengunjung, apalagi pengunjung bisa menuangkan sisi kreatifnya

dengan memayet kerudungnya sendiri. Peletakkan area kasir berada di dekat pintu

masuk dan pintu keluar. Peletakkan area produksi didekatkan dengan gudang,

dimaksudkan untuk memudahkan sirkulasi pengambilan barang

Perspektif Dari analisa konsep, maka didapat beberapa ilustrasi akan alternatif desain yang

nantinya merupakan acuan dari desain yang akan terpilih atau desain akhir.

Tahap awal dari sketsa perancangan adalah penuangan ide-ide pada sketsa desain,

yang kemudian dari sketsa-sketsa tersebut munculah perspektif desain.

Ruang Aksesoris

Display aksesoris yang diletakkan di dinding merupakan transformasi dari pohon,

display meja aksesoris yamg diletakkan di tengah ruangan bermaterial MDF dan kaca,

dimana bagian kaca untuk bagian display di atas. pemberian lantai karpet yang

bertujuan untuk melindungi aksesoris yang tidak sengaja jatuh agar tidak langsung

pecah, pemberian 3 buah kaca berukuran 140x60 dengan frame kayu untuk

mempermudah jika ada pengunjung yang ingin berkaca menggunakan aksesoris tsb.

tiap pengunjung akan didampingi oleh satu pegawai agar mudah proses servisnya.

Konsep area ini adalah menempatkan aksesoris sebagai pajangan, tujuannya adalah

agar pengunjung bebas melihat-lihat.

Ruang kerudung

Peletakan display kerudung bermaterial MDF di dinding dan display manekin supaya

pengunjung mudah untuk melihat dan memilih2 kerudung yang diinginkan, diletakkan

pula element estetis di belakang rak mannequin yang terbuat dari bamboo berfinishing

cat kayu. di display ini adalah diletakkan kerudung yang mentah (belum di payet /

polosan) dan kerudung yang sudah di payet atau kerudung siap jual. Diletakkan pula

2 buah sofa yang bermaterialkan spons dan kulit. Sama seperti ruang aksesories,

disini juga di letakkan cermin kepentingan pengunjung. Untuk dinding masih

menggunakan bata expose, sedangkan lantai dari parket

Ruang Aksesoris

Diruang produksi ini diletakkan kursi dan meja yang diGunakan untuk memayet

kerudung, meja kaca yang dilengkapi oleh meja kecil yang bias berputar di bagian

atas. Yang digunakan untuk meletakkan Payet, agar bisa berputar dan bisa digunakan

oleh semua orang. Untuk dinding tetap menggunakan bata expose, dan lantainya

menggunakan parket. Ada pula di bagian dinding untuk element estetisnya, diletakkan

taburan payet kerudung yang membentuk sebuah pohon.

Ruang Tunggu

Untuk ruang tunggu dinding menggunakan bata expose lantai menggunakan teraso,

terdapat pula meja dan kursi bermaterial rotan finishing cat kayu warna ungu untuk

para pengunjung, sedangkan untuk ruang bermain anak yang berada satu ruangan

dengan ruangan ini dimana diletakkan 1 set mainan anak dan sofa dengan material

sponge warna kuning, untuk dinding dan lantai area anak menggunakan karpet untuk

keamanan anak, ada pula rak buku dan majalah yang diletakkan diruangan ini.

Ruang tengah

Dinding

Hampir seluruh Dinding pada interior ruang menggunakan konsep bata putih expose

Pada beberapa ruangan pembatasnya menggunakan kayu dengan cat finishing

warna coklat gelap.

Lantai Untuk membedakan fungsi dan area pada beberapa area digunakan paduan material

parket, karpet dan traso.

Karpet digunakan di ruang aksesoris dan ruang bermain anak

Parket digunakan di ruang kerudung dan ruang produksi agar mendukung kosep

naturalnya.

Menggunakan teraso roman berwarna abu2 untuk ruang tunggu.

Plafon Pada langit-langit area pamer menggunakan plafon gypsum board dari merk knauff (

setara ) dengan spesifikasi yang tahan benturan / denseshhield, dikarenakan plafond

jenis ini selain tahan terhadap benturan. Area pamer juga menggunakan sistem up

ceiling yang nantinya diberi indirectlight warna kuning. Pemasangan plafon ini

menggunakan sistem rangka besi, tanpa nat.

Furniture

Furniture untuk area kerudung dipilih dari bahan kayu jati finishing cat warna ungu

Almira dan dapat menjadi warna penyeimbang dalam ruang.

Warna

Warna mempengaruhi nuansa yang akan dicapai pada area pamer galeri ini. Pada

area pamer galeri Almira handmade akan menkombinasikan warna modern natural

dengan warna dalam logo almira.

Warna modern natural

Warna-warna modern natural lebih mengarah ke warna-warna bumi atau tanah, mulai

dari warna coklat, hitam putih.

Warna logo Almira

Penggunaan warna yang dipakai adalah warna-warna yang menjadi warna pokok

pada logo almira, seperti ungu, pink dan putih.

DAFTAR PUSTAKA

Kusmiati, Artini dan Suptandar, Pamudji, 1997, Unsur Warna dalam Perancangan Desain, Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Trisakti.

DIKTAT

Pile, John. F., 1997, Color in Interior Design, The Mc Graw-Hill Companies,

NewYork.

Suptandar, J Pamudji, 1999, Desain Interior : Pengantar Merencana interior untuk Mahasiswa Desain dan Arsitektur, Penerbit Djambatan, Jakarta.

Ching, Francis D. K., 1996, Ilustrasi Desain Interior, Erlangga, Jakarta.

Darmaprawira, Sulasmi W. A, 2002, Warna ; Teori dan Kreativitas Penggunaannya, Edisi ke-2, ITB, Bandung.

Darmasetiawan, Christian dan Puspakesuma, Lestari, 1991, Teknik Pencahayaan dan Tata letak lampu, jilid 1. Pengetahuan Dasar, PT, Gramedia Widiasarana

Indonesia, Jakarta.

Harry, Gon, E., Mayariani, Budiarsa, Adrianto, Pawang, Robertus, 2006. Kombinasi Warna. Jakarta : PT Gramedia.

-----, 2003, Cara Menaggulangi Kebakaran, Tabloid Rumah, Edisi 17.1/03

September, PT. Prima Infosarana Media, Jakarta.

-----, 2008, Material Penutup Plafon, Dinding, Lantai, IDEA, PT. Samindra Utama,

Jakarta.

-----, 2007, Lantai, Seri Rumah Ide, Edisi 8/II, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

-----, 2008, Plafon Kreatif, Seri Rumah Ide, Edisi 5/III, PT. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta.

-----, 2008, Kaca dan Aplikasinya, Rumah, PT. Prima Infosarana Media, Jakarta.

-----, 2007, Lighting, Serial Rumah, PT. Prima Infosarana Media, Jakarta.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan kebudayaan Republik

Indonesia, Jakarta, 1998:336

KAMUS

Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Modern English Press, Jakarta. 1998: 725

Ensiklopedia umum

Kamus Besar Bahasa Indonesia

SITUS INTERNET

www.wikipedia.com

www.google.com

www.artikata.com

www.malanenewman.com