desa tgas buk nur
TRANSCRIPT
Desa A
a. Lingkungan fisikPerumahan : rumah panggung →dibawah rumah kandang ternakVentilasi : (-) hanya ada pintu dan jendelaTempt pembungan sampah akhir : sungaiJamban : 125 kk (n=700 kk)Sumber air : sungai>> lahan kosong → BERKEBUNMCK : >> di sungai
b. Fasilitas pelayanan kesehatan dan pelayanan socialPoskades : 1BPS : 1Posyandu : 1Kades posyandu : 5Puskesmas : 1Karang taruna : 1KUD : 1Balai desa : 1Pasar : 1Warung : > 10
c. EkonomiMata pencaharian : >> petani dan buruh pabrikKk sejahtera : 115 kkKk prasejahter : 585 kkHewan ternak : bebek dan ayam
d. TransportasiAngdes : 8Ojek : 20
e. Keamanan dan prilaku masyarakatPoskamling : ->> pencurian dimalam hariRemaja dirawat dip anti rehabilitasi : 10 orangObservasi :
1. Ot >>remaja2. Remaja nongkrong ++ jam sekolah3. Remaja Merokok ++
Keluhan orang tua : kehilangan uang >>Remaja >> ibu muda
f. KomunikasiTv : 90 kkHp : 50 kkPapan pengumuman desa : -Koran : -
g. PendidikanSD : 2SLTP : 1SMA : -TPA : 1Pendidikan : >> tamatan SLTP
h. Sarana rekreasi dan olah raga>> Senam missal pada hari minggu di lapangan dekat pasar>> berkumpul bersama keluarga
Lapangan bolaBanyak warga di sore hari
Lapangan vollii. Status kesehatan
Balita : 100 balitaKk : 700 kkLansia : 40 lansiaPria dewasa : 115 orang Wanita dewasa : 185 orangBalita BGM : 55 orangBalita gizi buruk : 15Ibu balita : >> bawa jajan balita → warungIbu balita : ≠ makanan balitaData puskesmas : Diare 3 bulan terakhir 1 2 3
15 30 35
Asuhan Keperawatan Komunitas
a. Diagnose 1Table analisa data
Data Etiologi ProblemDO :
Banyaknya ibu yang membawa balita jajan di warung
Remaja >> ibu muda 15 % balita gizi buruk
(n=100) Balita yang di imunisasi
hanya 37 % 55 % Balita BGM Tidak adanya sarana
komunikasi untuk mengetahui bahaya gizi buruk
83,5 % keluarga prasejahtera
>> warga bertani dan buruh pabrik
DS : Ibu-ibu mengatakan
bahwa mereka tidak tahu makanan yang baik untuk balita
Ibu-ibu tidak tahu tentang bahaya gizi buruk
Kurangnya pengetahuan ibu tentang makanan balita
Rendahnya pendapatan keluarga
Gizi buruk
Diagnose :
Gizi buruk berhubungan dengan kurangnya pengetahuan ibu tentang makanan balita
Gizi buruk berhubungan dengan rendahnya pendapatan keluarga
Intervensi keperawatan
Tujuan Intervensi Kriteria hasil
Tupan : 1. balita terhindar dari
resiko gizi buruk dan
Primer :Monitoring tumbuh kembang dan gizi balita
Ibu balita dapat mengetahui tumbuh
resiko gizi buruk berkurang sampi tingkat yang dapat diatasi
2. pemenuhan nutrisi dan gizi yang adekuat bagi balita
tupen : peningkatan pengetahuan dan informasi ibu tentang gizi balita
dengan menggunakan kartu menuju sehat ( KMS) setiap 1X semingguDidik kebiasaan makan yang sehat dan bergizi seimbang pada ibu –ibu balitaLakukan imunisasi balitaAnak sampai usia 3 tahun ditimbang setiap bulan
Lakukan penyuluhan tentang makanan yang sesuai dengan tumbah kembang balita bagi ibu-ibu balitaLakukan pemberian makanan tambahan di pusat kesehatan setiap 1 x seminggu
Sekunder :Lakukan pengobatan pada balita yang mengalami gizi buruk bila perlu lakukan tindakan medis tertentuLakukan distribusi makanan tambahan pada anak-anak dan balita yang kurang gizi/ gizi buruk
Tersier :Terapakan tindakan penceghan gizi buruk di program kesehatan masyarakatBantu klien yang mengalami gizi buruk untuk memulihkan kondisi mentalnya
kembang anaknya
Wawasan ibu tentang makanan balita meningkat
Balita terhindar dari berbagai resiko penyakit
Tumnbuh kembang balita dapat dipantau
Wawasan dan pengetahuan ibu bertambah
Derajat kesehatan balita kurang gizi membaik
Derajat kesehatan balita dapat diperoleh kembali
Ibu balita mengetahi makanan apa saja yang baik di konsumsi melalui distribusi makanan tambahan
Resiko gizi buruk dapat dihindari
Balita dan ibu mamapu baradapatasi kembali ke lingkungan sehat
b. Diagnose 2
Analisa data
Data Etiologi ProblemDO :
Tidak tersedianya Sanitasi/higyeni
lingkungan yang burukDiare
sumber air bersih ++ buang sampah di
sungai Mck >> sungai Makan >> diwarung Kandang ternak dibawah
rumah Hanya 17 % warga yang
punya jamban Data puskesmas 3 bulan
terkhir ( 80kasus diare)DS :
Warga menyatakan bahwa mereka tidak mempunyai pilihan lain untuk mck dan membuang sampah di sungai
Warga sering mengalami keluhan sakit perut dan BAB
Diagnose
: diare berhubungan dengan sanitasi/higyene lingkungan yang buruk
Intervensi
Tujuan Intervensi Kriteria hasil
Tupan : Diare berkurang sampai tingkat yang dapat diatasi dan meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
tupen : peningkatan sanitasi lingkungan menjadi lingkungan yang baik dan sehat
Primer :Beri penyuluhan kepada warga tentng pentingnya menjaga kesehatan lingkungan dan hidup bersihAjarkan warga untuk menjaga kebersihan individu dan keluarga misalnya : cara penyiapan makanan yang higyene dan cuci tangan sebelum makanAnjurkan warga
Warga terhindar dari resiko diare dan meningkatnya pengetahuan dan derajat kesehatan masyrakat
Masyarakat mampu/ dapat terhindar dari resiko penyakit
Masyarakat mampu
untuk membangun sarana jamban di rumah
Dalam upaya mengatasi masalah lingkungan, anjurkan warga untuk memindahakan kandang ternak jauh dari lokasi rumah yang dapat menjadi sumber penularan
Sekunder :Deteksi dini penyakit dengan memperhtikan gejala-gejla terjadinya diareBerikan cairan oralit yang telah tersedia dipusat pelayanan kesehtan/ dipasaranBila tidk tersedia, berikan larutan garam-gula/ garam tajin pada penderita diareBila dehidrasi berikan oralit 50-100 ml
Tersier :Meningkatkan konsumsi nutrisi pada penderitaLakukan rehabilitasi untuk memulihkana kondisi psikologis penderita yang berpengaruh pada keadaan mentalnya
menghambat factor resiko yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit
Resiko penyakit pada warga terhindari
Masyarakat melaporkan adanya penurunan dari kesehatannya
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat/pemulihan status kesehatan masyarakat dan berkurangnya resiko diare
Resiko diare berkurang (teratasi)
Diare dan dehidrasi masyarakat teratasi
Fungsi tubuh yang terganggu karena diare kembali pulih
Masyarakat (klien yang sakit) mampu memperoleh kesehatannya kembali
c. Diagnose 3Analisa data
Data Etiologi ProblemDO :
Poskamling (-) Orgen tunggal >> remaja Remaja nongkrong ++
dijam sekolah ++ remaja merokok Remaja dip anti
rehbilitasi 12,5 % (n=80) ++kasus pencurian Wanita remaja >> ibu
muda
DS : Orang tua sering
mengeluh kehilangan uang
Banyaknya warga yang mengeluhkan kehilangan
Banyak warga yang tidak merasa nyaman pada malam hari
Banyak orang tua yang mengeluhkan seringnya anak perempuan mereka keluar di malam hari
Rendahnya tingkat keamanan warga
Kurangnya pengawasan keluarga (orang tua)
Resiko tinggi prilaku mal adaktif pada usia remaja
Diagnose :Resiko tinggi prilaku mal adaktif pada usia remaja berhubungan dengan Rendahnya tingkat keamanan wargaResiko tinggi prilaku mal adaktif pada usia remaja berhubungan dengan Kurangnya pengawasan keluarga (orang tua)
Tujuan Intervensi Kriteria hasil
Tupan : 1. Remaja terhindar ri
prilaku-prilaku mal adaktif yang dapat merusak
2. Peningkatan prilaku adaktif pada usia remaja
tupen : 1. Peningkatan fasilitas
keamanan desa
Primer :Tingkatkan keamanan desa dengan membentuk pos kamling dan pembentukan petugas keamanan lainnyaLaksanakan pengawasan secara berjenjang oleh
Masyarakat mampu meraskan kenyamanan dan keamanan dalam lingkungannya
Resiko tinggi prilaku maladaktif dapat
2. Peningkatan pengawasan orang tua terhadap prilaku remaja
orang tua maupun tenaga pendidik linnya terhadap generasi MudaAdakan kegiatan-kegiatan positif bagi remaja,seperti lomba pramuka antar kelurahan.
Sekunder :Lakukan pemeriksaan fisik dan mentl serta terapi komplikasi medic untuk mengurangi ketergantungan bahan adkatif secara bertahapBerikan nasehat dan dorongan mental untuk berubahBerikan sanksi yang tegas dan sesuai apabila melakukan tindakan criminal/pidana namun tidak menyudutkan
Tersier :Rehabilitasi bagi yang terlibat narkoba
Latihan keterampilan sosial bagi ibu-ibu muda,remaja yang pernah direhabilitasi, dan lainnya.
dihindari
Remaja memiliki kaagiatan positif yang dpat mencegah timbulnya prilaku mal adaktif
Remaja yang terlibat kasus narkoba/ ketergantungan obat lainnya dapat memperoleh kesehatannya kembali
Prilaku menyimpang dapat dihindari
Memberikan efek jera pada pelaku yang menyimpang dan menimbulkan efek untuk tidak mengulanginya lagi
Masyarakat yang kecanduan obat dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan adiktif
Pelaku tindakan menyimpang mampu berinteraksi dan tidak merasa dikucilkan dan mengucilkan diri dari kehidupan bermasyarakat
Pulihkan harga diri dan kepercayaan diri bagi keluarga dan pelaku tindakan mal adaktif/ prilaku menyimpang
Komunikasi antar warga dapat terbina kembali terutama mereka yang pernah melakukan tindakan menyimpang