desa nwisata pindul.docx

12
Desa nwisata Wisata budaya alam dan sejarah Sejarah ada monumen jendral sudirman, > tempat rute perjalanan>monumen. Tiap tahun pas ulang tahun Ri atau ABRI dilakukan napak tilas Desa gelaran II, ada wayang Beber. Di Gelaran. Dalang dan pertunjukkan komplit. Kesenian: Gedruq lesung Pra sejarah: ada situs purbakala Wisata alam: Gua Pindul Sriti dan Gelathik Gua Pindul dan Sriti tipe Basar>air. Goa seoyot> 1 km Konflik: Sering terjadi singgungan. Perda sudah ada pada bulan Maret Pindul di buka tahun 2010. Pem,da kurang peka dan tidak peka karena hanya diiamkan dan dibiarkan berlarut-larut. Ketegasan kebijakan tidak diimbangi dengan kebijaksanaan. Pemiliki tanah yang menjadi konflik. Ibu Darmayanti. Asli pribumi. Ditinggali di Gunung Bang Membeli tanah tahun 1990.> Awal mula untuk kembangkan walet dan dibangun sarang. Mulut Goa pindul ada pagar untuk mengambil walet. Karena besi tidak dirawat>sampah sering menumpuk sehingga sampah menumpuk kemudian terjadi banjir dan pagar dibongkar. Sekarang timbul konflik. Klaim pasal 33. Konteks lain, sumber permasalahan? Tanah yang dibeli atau juga bawahnya?

Upload: ahmad-sholikin

Post on 01-Jan-2016

53 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pindul

TRANSCRIPT

Page 1: Desa nwisata Pindul.docx

Desa nwisata

Wisata budaya alam dan sejarah

Sejarah ada monumen jendral sudirman, > tempat rute perjalanan>monumen. Tiap tahun pas ulang tahun Ri atau ABRI dilakukan napak tilas

Desa gelaran II, ada wayang Beber. Di Gelaran. Dalang dan pertunjukkan komplit.

Kesenian: Gedruq lesung

Pra sejarah: ada situs purbakala

Wisata alam: Gua Pindul Sriti dan Gelathik

Gua Pindul dan Sriti tipe Basar>air.

Goa seoyot> 1 km

Konflik:

Sering terjadi singgungan.

Perda sudah ada pada bulan Maret

Pindul di buka tahun 2010.

Pem,da kurang peka dan tidak peka karena hanya diiamkan dan dibiarkan berlarut-larut.

Ketegasan kebijakan tidak diimbangi dengan kebijaksanaan.

Pemiliki tanah yang menjadi konflik.

Ibu Darmayanti. Asli pribumi. Ditinggali di Gunung Bang

Membeli tanah tahun 1990.> Awal mula untuk kembangkan walet dan dibangun sarang. Mulut Goa pindul ada pagar untuk mengambil walet.

Karena besi tidak dirawat>sampah sering menumpuk sehingga sampah menumpuk kemudian terjadi banjir dan pagar dibongkar.

Sekarang timbul konflik. Klaim pasal 33. Konteks lain, sumber permasalahan? Tanah yang dibeli atau juga bawahnya?

Argumen Bu Drmayanti klaimnya beli tanah dalamnya juga. Karena dulu dikembngkan walet sekarang sampai pada kasasi.

Masih terjadi [ergolakan.

Sekarang pengelola pak Siput.> Kasus Century.> Konflik terjadi dr Pak Siput 2 tahun sudah ajukan perizinan namun belum ada izin.

Page 2: Desa nwisata Pindul.docx

Konflik semakin membesar ketika Pak Siput ingin tarik retribusi sebesar 20 rb.

Uang menjadi konflik yang tidak ada ujungnya.

Dewo Bejo muncul sbg pengelola awal dg dana desa.

Muncul pokdarwis wirawisat> 3 dusun.

Muncul lagi pok darwis 2 dari Gelaran.

Gunung Bang> Panca wisata

Tunas wisata>

Wilis

Ada 7 Pokdarwis.

Itu tidak jadi masalah ketika semua bisa menampung.

Karya wisata> 17 Februari 2013: Destinasi pertama goa sriti. Serta kelola goa pindul. Ada warga gelaran dan karang mojo.

Sbg adik ke 4, izin untuk obrolan. Jualan utama Goa Sriti dan paketan dengan goa pindul. Kepentingannya menjual sriti sebagai tuan kedua setelah pindul. Kemudian tekankan Sriti dulu setelah itu ke Pindul.

Izin ini tidak ada tanggapan dari 3 Pokdarwis terlebih dahulu. Secara peraturan goa adalah milik daerah. Pertemuan tidak ada kata sepakat. Kemungkinan jika sepakat ada omongan untuk porsi tawar terkait hitung-hitungan anggaran. Pertemuan ada jalan buntu. Tujuan mencari perhatian, mengutaman dialog.

Masuk Pindul, Tunas wisata. Dengan modal berani. Masuk dengan retribusi gratis. Berani gelut.

Ada hukum rimba di Pindul> bawa ke komisi B. Antara warga bisa meletus konflik.

Mohon Kabupaten masuk,

Untuk itu, saya masuk ke kapolsek terlebih dahulu. Pak Kades,. Kita sudah dikentongi kaya maling dan pernah di grebek.

Saya mencoba meyakinkan ada pemukulan kita diam, karena dipukul kita untung bisa menuntut. Kita bisa logi.> permasalahan di Kab. Polsek dipanggil Polres.

Waktu lebaran kita diundang dan diakui sebaga pengelola.

Kita dulu bawa ke pindul, kita tidak bisa bawa pelampung> pelampung dari sana. Cuma menjadi calo.

Proses negosiasi kita bisa masuk dengan seragam. Masuk dengan bayar 15.000.

Panggil masuk ke komisi B. Minta disikapi karena didiskriminasikan. Metode dialog malah tidak diperlakukan secara adil.

Page 3: Desa nwisata Pindul.docx

Pembawa Tamu yang dibawa diperlakukan sebagai calo. Pansus sudah bergerak.

Pemda berusaha melakukan retribusi 15.000.

Namun belum tahu kedepan. Saya rela 15.000 masuk ke pemda dari pada ke pengelola.

Wabup merasa ada keegoisan dari pengelola saat ini. Goa adalah milik Gunung Kidul. Orang Patuk juga bisa marah jika sistem ini dikelola secara demikian.

Dani: Bagaimana warga menanggapi konflik antar pengelola yang belum ada titik temu?

Juru: Posisi dari kelompok, siapa orang yang menjadi pemimpin kelompok? Bagaimana kebasahan itu diperoleh?

Kelompok mana yang mana paling dominan dalam pengambilan kebijakan?

Ridho: kelompok mana yang mendapatkan legitimasi?

Pendirian karya wisata, ada orang yang merepresentasikan warga. Apakah sistem representasi ini masih dipertahankan bagi kelompok wisata saat ini?

Kemarin dapat bocoran dari orang Pak Siput. Ada jurnalis buatan dengan ngaku media ini. Melakukan survey ke masyarakat. Ada pertanyaan bagaimana manfaat pindul buat warga? model kuisioner, ada keyakinan banyak yg tidak menikmati. Yang menikmati Cuma orang yang berada dalam lingkup keluarga pengelola.

Saya vocal ketika sudah memulai usaha. Prinsip sejahtera bareng. Sistemnya kita bagi per RT per proposal.

Pola kesejahteran sangat riskan. Karena sedikit banyak telah merubah moral dari segi negatifnya.

Perkumpulan ronda arisan bisa bersatu, tidak ada embel-embel dari mana saja, Sekarang terkesan semua memberi embel-embel. Atribut ini harusnya dibuang ketika aktifitas masyarakat. Tingkat ekonomi dari aspek sosial selalu diperbincangkan adalah duwit. Kesejahteraan yang tidak merata. Meskipun rumah deket dengan obyek wisata jika tidak ikut kegiatan pasti tidak dapat.

Cerita istri meskipun pindul kaya, namun ada anak yang tidak punya buku dan tidak kuat beli.

Saya pernah perdebat dengan pihak dinas pariwisata, per tahun 127. 000 kali 30000 yang dilaporkan.

Saya lantas tanya, apakah itu sudah masuk desa, masuk pemda?

Hal ini dapat kita lihat, kesejahteraan hanya dinikmati oleh pihak tertentu.

Ada persoalan persaingan harga, ngeri Mas. Ada aktor yang bisa obral. Ada pokdarwsi yang berani menghianati kesepakatan. Perang harga jadi permasalahan setiap hari.

Page 4: Desa nwisata Pindul.docx

Pokdarwis timbulkarena sukarela, bisa kelola atau tidak. Penting bagito dulu. Namun perkembangannya banyak yang mulai muncul.

Keberadaan pokdarwis terkait persoalan warga menjadi indikasi bawah ada keinginan untuk mendapatkan kesejahteraan.

Pak Sutiyo, desa Sudiarjo.

“Mas Legowo.

Konflik Pokdarwis dg Masyarakat.

Ketika diundang duduk bersama menjalankan roda wisata> tidak ada keinginan bersama. Perbedaan pokdarwis. Satu-persatu muncul pokdarwis baru.

Belum ada payung yang kuat.

Di sini guyub rukun omong kosong.

Saling beda pendapat.

Kelompok yang dominan? Sementara siapa yang menetukan tidak ada secara hukum. Kami menunggu perda.

Pak Lurah pernah dimohon untuk fasilitasi, mediasi untuk bicarakan pembagian pengelola.

Tahun 2012: banyak pengunjung, kami kawatir,

Kejadian 1 minggu yang lalu> hari minggu kami mencoba untuk perbaikan kualitas. Kami mengalami kenaikan pengunjung.

Secara hukum tidak ada pengelola yang sudah legal ditunjuk oleh pemda.

Pengakuan masyarakat: Belum ada. Kami masih sungkan untuk melihat manajemen yang dimiliki pokdarwis.

Satu kelompok pokdarwis ada keluarga. Misal adik saya A, adik saya B. Jika ada beda pendapat dan kepentingan pasti ada konflik keluarga..

Jadi ada beberapa keluarga yang ikut dalam pokdarwis beda, menimbulkan konflik.

Harusnya yang diperlakukan adalah yang pertama muncul setelah itu kedua ketiga dst.

Saat ini belum ada payung hukum dan perda. Aturannya ada TDUP. Akta, notaris, setifikasi pemandu dan pemilik lahan.

Dari pemerintah belum terbutkan daftar tanda pariwisata.

Orang itu masih pokdarwis disini, harusnya punyahak dan kewajiban yang sama. Semua masil “ilehgal”

Page 5: Desa nwisata Pindul.docx

Aliran air itu harusnya berijin ke PU pengairan. Kemarinketemu kepala sumber serayu opak> kantor Pu... sejak sekarang belum ada izin ke sana. Legal dan tidak legal berarti kan ilegal semua karena belum ada surat masuk ke sana. Penggunaan aliran sungai serayu opak masuk aliran provinsi.

Tata kelola nanti masuk pada siput, ada pasang iklan untuk pindul ditutup sementara sebagai perang wacana.

Mbak Datik:

Diantara 7 kelompok sadar wisata siapa yang bisa merangkul untuk mencari titik temu?

Apakah ada kearifan lokal masyarakat sini berlarut-larut?

Mas Ikin:

Ada kekuatan yang membelakangi pokdarwis?

Ada kelompok lain yang utamakan dialog?

Jika ada, pernah ada rencana kerjasama?

Apakah ada masyarakat merasa apatis?

Bu darmayanti, kenapa mempersalahakan hal ini?

Mas

Kita butuh kearifan lokal, karena kapasitas kurang. Kita tidak usah poles.

Kita Cuma membersihkan sedikit dan tidak perlu ada tanda. Itu barang temuan. Harusnya banyak bersyukur, kenikmatan ini harus dijaga. Harta menggiurkan semua terlena. Komitmen saya jika saya sejahtera, lainnya juga sejahtera. Ladang Ibadah. Tidak cukup saya dapat makan, ada tanggung jawab dan moril spirituil.

Kearifan lokal harusnya digarap. Kemarin ada pengunjung banyak. Namun dengan banyaknya penumpang tidak

Pengunjung 500 sehari. Kita menguras tenaga. Pemandu kita keluar. Padahal realitas di lapangan. Kaya cendol. Hari ini luar bisa.

Jika tidak ada kearifan, pindul akan hancur. Kita melihat kasus jakarta. Apa tidak ada yang aneh, jika kemacetan ada dipindul?

Usulan per pok darwis berapa. Kuota ditentukan oleh petugas pemda. Bagi saya tidak menuntut banyak.

Sebagai anak keempat diperlakukan yang semakin turun.

Saat ini belum ada pokdarwis yang se visi. Kita berteman dengan Tunas, karena sama-sama menderita.

Undangan komisi B, yang diundang Cuma 3. Ada diskriminasi. Karya tunas, blibis dan panji wisata protes.

Page 6: Desa nwisata Pindul.docx

Kemudian di suruh masuk oleh DPRD.

Henline Pindul mengalir kemana-mana. Ada pernytaan dari pejabat mulai muncul. Pak Lurah dan Pak Camat menolak.

‘Kondisi ini masih belum ada ujung.

Harusny pemda.

Pak Lurah: saya tobat dengan pindul. Kalau Mas Setya jadi Lurah?

Saya kumpulkan, pentolannya, Jadi BUMD. Masih belum enak dengan perda.

Sebagai orang tua, anak2 ramai. Fungsi orang tua yang terima keresahan. Tinggal kumpulkan dan bicaran nasib baiknya.

Hal ini dibiarkan.

Pemda inginkan retribusi 15 rb per tiket.

Bhs kita 15. Rb itu gimana? Ongkos pindul 45.

Pok darwis lain sudah komentar, untuk 45 rb, karya wisata.

Pok darwis lain 30 rb, 15-15 itu berkurang.

Belum ada perda, 15 sudah diambil kelompok ketiga.

Pak Biro, itu kan harusnya gak boleh.

Tp saya sudah terbiasa, jadinya gpp.

Jadi bisa dibayangkan jika tarif naik dan pelayanan sama tidak ada kepastian dari keberlanjutan pindul.

Saat ini belum ada rembugan tingkat desa antar pokdarwis untuk bahas itu belum ada.

Masyarakat apatis banyak, tidak mau terlibat.

Ketika banyaknya kecemburuan, ada keberanian untuk berkelahi. Itu argumen yang sering masuk.

Tumas itu kaya gitu,\

Tiga pok darwis, kaitan kerjasama..Mereka tersinggung dikatakanpungutan tp sebagai kerjasama..kami coba melakukan pendekatan jika da pelajar.

Ada kesepakatan, terkait pungutan dari proses kerjasam.

Page 7: Desa nwisata Pindul.docx

Ibu Darmayanti, sementara sudah ada permasalahan ketika sudah booming pariwisata. Keluarga siput cs tidak yakin untuk jadi wisata internasional. Dari awal ingin jadi peternakan wallet.

Jika saya ribut, saya punya kartu as karena ditarik 15 ribu. Saya undang media. Ketiga pokdarwis yang belum ada legalitas saya biarka. Saya malu jika ada bicara. Pokdarwis pernah sewa preman., dihadapkan ada jasa preman. Deki di cebongan sudah mbekingi 2 kali.

Urusan perut.

Salah satu ketua punya leluhur punya tanah... saya tutup jalannya dengan portal selesai.

Itu adalah jalan setapak,, siapapapun tidak masuk karena tanah milih pribadi.

Konflik yang tidak disikapi dengan kearifan pasti tidak akan selesai.

Mbak Ratna:

Ibu Darmayanti, legalitas tanah yang dimiliki?

Mengapa muncul pokdarwis 7? Akan ada tambahan lagi?

Kenapa pura wisata punya kekuatan besar?

Mas Deni:

Konflik dusun?

Pola rekruitmen?

Perda yang disahkan bagaimana kelanjutannya?

Mbak Ona:

Peran pemerintah desa dan pemerintah kabupaten?

Ada 2 anak yang tenggelam, ada perbedaan retribusi ada yang belum bisa berenang? Ada jalur lain yang digunakan?

Kejadian anak tenggelam, kami belum berdiri. Masih 2 pokdarwis. Kami belum tahu persis.

Informasi yang didapat mungkin percaya dan tidak percaya “myith”. Sudah ada peringatan dari mereka. Karena sudah diperingatkan namun datang kesana sendirian. Tiba-tiba hujan. Kita tidak tau karena sehari-hari baru cari rumput untuk sapi.

Kita punya bapak dan pemerinth desa. Kita meminta keadilan. Setriap kita tanyakan pasti mengacu ke perda. Setelah perda disampaian belum ada sosialisasi rinci yang berhak kelola Goa Pindul.

Pemerintah yang kemungkinan menguasai dengan malakukan retribusi dari yang kita tahu.

Page 8: Desa nwisata Pindul.docx

Peran pemda hanya lewat perda belum disosialisasikan dan dilaksanakan kepada pokdarwis. Sekiranya

Dewa Bejo: didikan dinas pariwisata. Pemda berikan didikan untuk kelompok itu untuk kelola dewa bejo. Ada pengartian dari dewa bejo berhak untuk kelola yang sah. Namanya keuanya Pak Bagyo.

Dewa bejo pernah ada bantuan. Namun kegiatan untuk nikmati siapa belum jelas. Sehingga timbul pertanyaan dari orang.

Dewa bejo rintisan pertama... setelah ada pokdarwis banyak muncul harusnya diganti,, karena nanti pokdarwis akan mengikuti. Sekarang tidak tahu.

Pak Bagyo, Gelaran I

Wirawisata> Mas Haris, Gelaran II

Panca wisata, Gelaran 1, Gerbang> Pak Warman, Pak Leo

Karya wisata: Yudi Isnanto, Karang Mojo, Gelaran ! dan Grogol.. ada beberapa warga

Tunas Wisata: Gunung Abang: Suhud (Andeas)

Panji Wisata, Pasif

Mriwis Putih: Dusun banyu Bening 1, 2

Wira wisata sudah ada pokdarwis,

Sriti dulu, orang gunung kidul. >> Intinya persoalan kesejahteraan.

Proses pendirian beragam. Pura wisata? Uruanan..ada yang 2 juta 500 rb. 86 juta. Cuma siapa yang berani.

Goa Sriti perlu ada tangga, pindul gak perlu lagi ada renovasi.

Rekruitmen dengan seadanya. Siapa yang merasa mampu ya tinggal masuk dan ikut.

Ketika ada uruanan banyak, pasti akan ada muncul pokdarwis lagi.

Inilah harusnya pemerintah masuk.

Tidak tau kenapa pemerintah tidak berani gerak, apakah takut dengan darmayanti?

Dam,ayanti pernah ada pelampung> Taruna wisata. Setelah dikentong, mereka takut.

Kalau ada perda mungkin mereka bisa masuk lagi.

Mereka pemilik lahan, punya sertifikat> seharunya memang dia dapat

Mbak IKE

Page 9: Desa nwisata Pindul.docx

Kelompok Berkepingan, yang keras kepala.. apakah pemprov yang memberikan mediasi? Adakah kelompk lain yang mencoba?

Belum ada.. pernah ada mediasi seputar warga dengan ibu darmayanti.

Jadi belum ada yang memberikan masukan dari mulai tata kelola, lingkunga,,, pemetaan belumada.

Kami pengin ada kuota. Ada kenyamanan. Harusnya memberikan solusi.

Mbak Ike: Ada kepentingan dari pemerintah dan dewa bejo.

Ada saling ketidak percayaan baik itu pemprov atau pihak lain yang tidak punya kepentingan..

Pak Setya: Pok darwis mulai melunak, karena legalitas dipandang hukum bersama. Pemimpi harusnya mulai masuk. Misal ongkos produksi yang bisa dihitung, kenapa tidak ada ketegasan?

Kalau ini belum selesai. Pemda menjanjikan desember tahun kunjungan yang memuncak.. pemasukan daerah dari situ lumayan. Namun masih adem ayem. Hanya kegiatan wacana.. setelah pansus...

Misalnya dapat terbitkan tiket parkir bisa dijatah berapa bendel.. Namanya duit gede harusnya pemerintah ikut.. apakah tiap pagi sore dan langsung ditaraik. Kearifan atas yang formal belum gerak. Subtantif dari perda yang ada belum dimunculkan, misalnya siapa pengelolanya. Retribusi meningkat karena belum ada perda Bupati.

Mbak Isti: Pemerintah harusnya didorong?

Mas Alfan: Peran warga untuk mendorong situasi ini?

Ada keluarga banyak ikut dalam pokdarwis beda. Perlu ada orang luar yang memediasi

Juru: Ada kesulitas menemukan kepentingan bersama, logikanya diprivatkan.. pentingnya adalah milik sama. Pemetaan awal harusnya mencoba bentuk forum peduli pindul yang bocara penyelamatan lingkungan dan keberlanjutan. Nanti kelmpok ini bisa buat wacana dan berikan advokasi dan bangun kekuatan dengan memasukkan wacana ini ke kelompok sadar wisata.