dermatitis numularis

18
BAB I TINJAUAN PUSTAKA Dermatitis Numularis 1.1. Definisi Dermatitis numularis atau yang biasa disebut ekzem numular atau ekzem discoid merupakan suatu peradangan berupa lesi berbentuk mata uang (coin) atau agak lonjong, berbatas tegas dengan efloresensi atau lesi awal berupa papul disertai vesikel (papulovesikel) biasanya mudah pecah sehingga basah (oozing) dan biasanya menyerang ekstremitas 1,2 1.2 Epidemiologi Dermatitis numularis biasanya terjadi pada orang dewasa lebih sering pada pria dibandingkan dengan wanita. Usia puncak awitan pada kedua jenis kelamin antara 55 sampai 65 tahun, pada wanita usia puncak terjadi pada usia 15 sampai 25 tahun. Dermatitis numularis tidak biasa ditemukan pada anak, bila ada timbulnya jarang pada usia sebelum satu tahun umumnya meningkat dengan meningkatnya usia. 1,2 Prevalensi dermatitis di Amerika Serikat adalah 2 dari 1000 orang dan insidensi internasional dianggap sama dengan Amerika Serikat. Tidak ada ras pada penyakit ini. 1 1

Upload: ryad13

Post on 30-Dec-2015

39 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

kulit

TRANSCRIPT

Page 1: Dermatitis Numularis

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

Dermatitis Numularis

1.1. Definisi

Dermatitis numularis atau yang biasa disebut ekzem numular atau ekzem

discoid merupakan suatu peradangan berupa lesi berbentuk mata uang (coin) atau

agak lonjong, berbatas tegas dengan efloresensi atau lesi awal berupa papul

disertai vesikel (papulovesikel) biasanya mudah pecah sehingga basah (oozing)

dan biasanya menyerang ekstremitas 1,2

1.2 Epidemiologi

Dermatitis numularis biasanya terjadi pada orang dewasa lebih sering pada

pria dibandingkan dengan wanita. Usia puncak awitan pada kedua jenis kelamin

antara 55 sampai 65 tahun, pada wanita usia puncak terjadi pada usia 15 sampai

25 tahun. Dermatitis numularis tidak biasa ditemukan pada anak, bila ada

timbulnya jarang pada usia sebelum satu tahun umumnya meningkat dengan

meningkatnya usia. 1,2

Prevalensi dermatitis di Amerika Serikat adalah 2 dari 1000 orang dan

insidensi internasional dianggap sama dengan Amerika Serikat. Tidak ada ras

pada penyakit ini. 1

1.3 Etiologi

Penyebabnya sampai saat ini belum diketahui. Kemungkinan diduga

infeksi akut berperan pada dermatitis numularis dengan ditemukannya

Staphylococcus dan Micrococcus ditempat kelainan walaupun secara klinis tidak

ditemukan tanda infeksi. Timbulnya dermatitis numularis apakah melalui

mekanisme hipersensitivitas terhadap bakteri atau karena infeksi bakteri tersebut

belum diketahui dengan jelas. Eksaserbasi terjadi apabila koloni bakteri

meningkat diatas 10 juta kuman/cm2. 1,3

Dermatitis kontak kemungkinan ikut berperan pada berbagai kasus

dermatitis numularis misalnya alergi terhadap nikel, krom, kobal demikian pula

1

Page 2: Dermatitis Numularis

iritasi dengan wol dan sabun. Trauma fisis dan kimiawi juga ikut berperan

terutama bila terjadi ditangan dan bekas cedera lama atau jaringan parut. Pada

sejumlah kasus stres emosional dan minuman yang mengandung alkohol dapat

menyebabkan timbulnya terjdai eksaserbasi. Lingkungan dengan kelembaban

rendah juga dapat memicu kekambuhan.3

1.4. Patofisiologi

Patofisiologi tentang dermatitis numularisini belum diketahui dengan

pasti, tetapi pada kulit penderita cenderung kering dan terjadi hidrasi stratum

korneum. Dermatitis numular merupakan suatu kondisi yang terbatas pada

epidermis dan dermis saja. Hanya sedikit diketahui patofisiologi dari penyakit ini,

tetapi sering bersamaan dengan kondisi kulit yang kering. Adanya fissura pada

permukaan kulit yang kering dan gatal dapat menyebabkan masuknya alergen dan

mempengaruhi terjadinya peradangan pada kulit. Suatu penelitian menunjukkan

dermatitis numularis meningkat pada pasien dengan usia yang lebih tua terutama

yang sangat sensitif dengan bahan-bahan pencetus alergi.6

Karena pada dermatitis numular terdapat sensasi gatal, telah dilakukan

penelitian mengenai peran mast cell pada proses penyakit ini dan ditemukan

adanya peningkatan jumlah mast cell pada area lesi dibandingkan area yang tidak

mengalami lesi pada pasien yang menderita dermatitis numularis. Suatu penelitian

juga mengidentifikasi adanya peran neurogenik yang menyebabkan inflamasi

pada dermatitis numular dan dermatitis atopik dengan mencari hubungan antara

mast cell dengan saraf sensoris dan mengidentifikasi distribusi neuropeptida pada

epidermis dan dermis dari pasien dengan dermatitis numular.7

Penelitian lain telah menunjukkan bahwa adanya mast cell pada dermis

dari pasien dermatitis numular menurunkan aktivitas enzim chymase,

mengakibatkan menurunnya kemampuan menguraikan neuropeptida dan protein.

Disregulasi ini dapat menyebabkan menurunnya kemampuan enzim untuk

menekan proses inflamasi. 6,7

1.5. Gejala Klinis

Keluhan penderita dermatitis numularis dapat berupa rasa gatal yang

sangat hebat, sehingga dapat mengganggu. Lesi akut berupa vesikel dan

2

Page 3: Dermatitis Numularis

papulovesikel (0,3-1,0cm) kemudian membesar dengan cara berkonfluensi atau

meluas kesamping, membentuk satu lesi karakteristik seperti uang logam (coin),

eritematosa dan berbatas tegas kemudian vesikel pceah terjadi eksudasi kemudian

mengering menjadi krusta kekuningan. Ukuran lesi bisa mencapai garis tengah 5

cm atau lebih, jumlah lesi dapat hanya satu dapat banyak dan tersebar, bilateral

atau simetris dengan ukuran bervariasi dari miliar hingga numular bahkan plakat.

Tempat predileksi biasanya pada tungkai bawah, badan lengan termasuk

punggung tangan. 1,2

1.6. Pemeriksaan Penunjang

Gambaran Histopatologi

Pada lesi akut ditemukan, spongiosis, vesikel intraepidermal, sebukan sel

radang, limfosit dan makrofag disekitar pembuluh darah. Lesi kronis ditemukan

akantosis teratur, hipergranulosis dan hiperkeratosis. Dermis bagian atas fibrosis,

sebukan limfosit dan makrofag di sekitar pembuluh darah. 1,4

1.7. Diagnosis

Dermatitis numular dapat didiagnosis berdasarkan anamnesis dan gejala

klinis dengan timbulnya lesi yang berbentuk papulovesikel yang bergabung

3

Page 4: Dermatitis Numularis

membentuk suatu bulatan seperti mata uang (coin) dan terasa gatal yang timbul

pada daerah predileksi. 1,2,5

1.8 Tatalaksana

Sedapat-dapatnya mencari penyebab atau faktor yang memprovokasi. Bila

kulit kering diberi pelembab atau emolien. Secara topikal lesi dapat diobati

dengan obat antiinflamasi misalnya preparat ter, glukokortikoid, takrolimus atau

pimekolimus. Bila masih eksudatif sebaiknya dikompres dahulu dengan larutan

permanganas kalikus 1:10.000 kalau ditemukan infeksi bakterial diberikan

antibiotik secara sistemik. Kortikosteroid sistemik hanya diberikan kasus yang

berat dan refrakter, dalam jangka pendek, pruritus dapat diobati dengan

antihistamin golngan H1 misalnya hidroksisin HCL.1,2,8

1.9. Prognosis

Dari suatu pengamatan sejumlah penderita yang diikuti selama berbagai

interval sampai dua tahun didapati bahwa 22% sembuh, 25% pernah sembuh

untuk beberapa minggu sampai tahun, 53% tidak pernah bebas lesi kecuali masih

dalam pengobatan.1

BAB II

STATUS PASIEN

4

Page 5: Dermatitis Numularis

2.1 IDENTITAS

Nama : Tn. I

Tanggal Lahir : 09 Juli 1972

Umur : 41 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Pekerjaan : Swasta

Alamat : Jl. Manggung 05/2 Kel Jimbaran, Kec Bandungan.

Tanggal Pemeriksaan : 28 November 20013

2.2 ANAMNESIS

Dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 28 november 2013 di

Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Ambarawa.

A. Keluhan Utama : Gatal-gatal pada tungkai kaki kanan

B. Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke poli kulit dan kelamin RSUD Ambarawa dengan

keluhan gatal-gatal pada tungkai kaki kanan sejak ±15 hari SMRS.

Awalnya muncul bintik kecil disertai gatal berwarna kemerahan pasien

mengatakan bahwa bintik yang tadinya kecil kini telah melebar menjadi

bentuk yang ada sekarang. Menurut pengakuan pasien, sesekali rasa gatal

yang dirasakan membuat pasien melakukan garukkan pada lokasi keluhan,

keluhan dirasakan baik sedang berkeringat maupun tidak. Pasien mengaku

tidak mempunyai keluhan lain.

C. Riwayat Penyakit Dahulu

1. Riwayat diabetes melitus disangkal

2. Riwayat alergi disangkal

3. Riwayat hipertensi disangkal

4. Riwayat penyakit kulit serupa sebelumnya disangkal

5. Riwayat trauma pada tungkai kaki kanan

5

Page 6: Dermatitis Numularis

D. Riwayat Penyakit Keluarga

1. Riwayat diabetes mellitus disangkal

2. Riwayat alergi disangkal

3. Riwayat hipertensi disangkal

4. Riwayat penyakit serupa dengan pasien disangkal

E. Riwayat penggunaan obat

Pasien mengaku sebelumnya telah diberi salep oleh dokter umum tetapi

keluhan tidak membaik.

2.3 PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

b. Kesadaran : Kompos mentis

c. Tanda-tanda Vital

- Tekanan Darah : 110/80 mmHg

- Nadi : 72 kali/menit

- Suhu : 36,2 oC

- Pernapasan : 20 kali/menit

d. Status Generalis

Kepala : normocephal, rambut hitam, distribusi merata

Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-

Telinga : simetris, sekret -/-

Hidung : simetris, sekret -/-, septum deviasi (–)

Mulut : sianosis (-), mukosa mulut basah, faring hiperemis (-)

Leher : pembesaran KGB (–)

Thoraks : simetris, ketinggalan gerak (–)

Abdomen : supel, datar, BU (+) N

Ekstremitas : akral hangat, edema (-), sianosis (-)

e. Status Dermatologis

Lokasi : Regio kruris anterior

UKK : Makula, Eritema, Skuama, Oozing, Hiperpigmentasi

6

Page 7: Dermatitis Numularis

2.4 RESUME

Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan gatal-gatal pada tungkai

kanan bawah sejak ±15 hari sebelum masuk rumah sakit. Awalnya muncul

bintik kecil disertai gatal berwarna kemerahan pasien mengatakan bahwa

bintik yang tadinya kecil kini telah melebar. Menurut pengakuan pasien,

sesekali rasa gatal yang dirasakan membuat pasien melakukan garukkan pada

lokasi keluhan, keluhan dirasakan baik sedang berkeringat maupun tidak.

Pasien mengaku pernah mengalami trauma tepat di bawah lesi.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda vital dalam batas normal.

Pada pemeriksaan kulit ditemukan lesi pada regio cruris anterior dextra

dengan gambaran terdapat makula dan plak eritematosa, oozing, berukuran

numular dengan diameter ± 15x5 cm dan tepi lesi batas tegas dan terdapat

skuama pada bagian tengahnya.

2.5 Diagnosis Banding

- Dermatitis Numularis

- Dermatitis atopik

7

Page 8: Dermatitis Numularis

- Dermatitis kontak iritan

- Dermatitis kontak alergi

2.6 Diagnosis

Dermatitis Numularis

2.7 Penatalaksanaan

Non-medika mentosa

- Edukasi kontrol dan perawatan luka

- Menghindari garukan pada daerah yang gatal

- Menjaga kebersihan dan kelembaban kulit

Medikamentosa

- Cefadroxil tab 500 mg 2x1

- Cetrizine tab 1x1

- Motaderm cream 10%

Saltisin cream 5%

Mf cream da in pot No.I

S.U.E

2.8 Prognosis

Qua ad vitam: ad bonam

Qua ad sanationam: ad bonam

Qua ad comesticam: ad bonam

BAB III

PEMBAHASAN

8

Page 9: Dermatitis Numularis

Diagnosis dermatitis numularis pada pasien ini dapat ditegakan

berdasarkan anamnesa, gejala klinis dan pemeriksaan fisik dimana pada anamnesa

didapatkan pasien laki-laki berusia 41 tahun datang dengan keluhan gatal pada

tungkai kanan bawah yang dirasakan terus menerus sejak ± 15 hari yang lalu yang

diawali bintik kecil dan kemerahan kemudian melebar. beberapa hari terakhir

pasien sudah menjalani pengobatan di klinik dokter umum namun keluhan tidak

membaik. Menurut kepustakaan, dermatitis numularis lebih banyak terjadi pada

pria dibanding wanita dan sering ditemukan pada orang dewasa.

Pada pasien ini didapatkan faktor yang mempengaruhi timbulnya

dermatitis numularis yaitu pernah mengalami bekas cedera lama sebelumnya pada

lesi yang dapat mempengaruhi timbulnya dermatitis numularis menurut

kepustakaan adalah adanya infeksi Staphylococcus sp dan Micrococcus, rekasi

hipersensitivas (berbeda setiap individu), dermatitis kontak alergi, dermatitis

kontak iritan, trauma fisis dan kimiawi, stress emosional, minuman alkohol.

Gejala klinis yang dialami pasien ini anatara lain gatal pada tungkai

bawah, diawali dengan bintik kecil dan kemudian melebar disertai dengan

kemerahan yang berbatas tegas dan berbentuk lonjong. Gatal dirasakan terus

menerus. Menurut kepustakaan, gejala dermatitis numularis antara lain, penderita

biasanya mengeluh sangat gatal, lesi akut berupa vesikel dan papulovesikel,

membesar atau meluas ke samping, membentuk karakteristik seperti uang logam

(koin), eritematous, sedikit edematous, dan berbatas tegas, lambat laun vesikel

pecah menjadi eksudasi, lalu mengering dan menjadi krusta kekuningan. Lesi

lama berupa likenifikasi dan skuama.

Diagnosis banding untuk dermatitis numularis pada pasien ini antara lain

dermatitis atopi didapatkan dari anamnesa yaitu gatal terus menerus tanpa atau

dengan aktivitas dan kulit pasien tampak kering namun pada pasien, diagnosis

dermatitis atopi dilemahkan karena Tidak ditemukan lesi pada daerah lipatan

kulit, ataupun tempat lain yang merupakan predileksi dan pasien tidak memiliki

riwayat asma ataupun sering batuk pilek (rinitis alergi). Pada keluarga inti tidak

ada atopi. Diagnosis banding untuk dermatitis numularis adalah dermatitis kontak

alergi dan dermatitis kontak iritan karena gejala yang ditimbulkan yaitu gatal

9

Page 10: Dermatitis Numularis

kemudian ditemukan kelainan kulit berupa lesi tampak kering, skuama,

hiperpigmentasi dan juga terdapat ekskoriasi akibat garukan, namun pada pasien

diagnosis ini dapat dilemahkan karena pada tungkai kanan bawah tidak

didapatkan riwayat kontak seperti celana longgar, pemakaian kaos kaki, sale dll.

Diagnosis pasti untuk dermatitis numularis ditegakkan berdasarkan

anamnesis dan pemeriksaan fisik pada pasien. Prinsip pengobatan meliputi

penatalaksanaan secara non-farmakologis dan farmakologis. Untuk

penatalaksanaan non-farmakologis diberikan edukasi terhadap perawatan luka dan

hindari garukan pada daerah yang gatal dan berskuama, kontrol setelah obat

habis, dan menyarankan untuk menjaga kebersihan badan dan lingkungan.

Pengobatan secara farmakologi memiliki dua prinsip, mengobatai infeksi

mikroba secara sistemik dan mengurangi gejala simptomatik. Obat yang

dikonsumsi secara oral, diberikan antibiotik golongan sefalosporin generasi

ketiga, Cefadroxil tablet 500 mg 2x1 tablet, obat ini bekerja sebagai bakterisidal

dengan mekanisme menghambat sintesa dinding sel mikroba. Memiliki spektrum

luas, baik untuk bakteri gram positif dan negatif termasuk bakteri penghasil

penisilinase dan nonpenisilinase. Obat oral lain, Cetrizine 1x1 tablet, termasuk

dalam golongan antihistamin, berguna untuk mengurangi rasa gatal dengan

mekanisme blok pada reseptor histamine. Pengobatan secara topikal diberikan

salep dengan campuran Motaderm cream 10 gram dan Salticin cream 5 gram.

Motaderm berisi mometasone furoate, golongan steroid topikal dengan kekuatan

kuat yang berefek sebagai anti-inflamasi pada kulit. Berfungsi meredakan

inflamasi dan pruritus terhadap dermatosis yang responsif kortikosteroid.

Sedangkan Salticin berisi gentamisin sulfat golongan antibiotik spektrum luas.

BAB IV

RINGKASAN

10

Page 11: Dermatitis Numularis

Telah datang pasien dengan nama Tn.I usia 41 tahun datang dengan

diagnosis dermatitis numularis. Diagnosis dermatitis numularis ditegakkan

berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dari anamnesa didapatkan gatal-

gatal pada tungkai kanan bawah yang dirasakan terus menerus sejak ±15 hari yang

lalu. Pasien pernah berobat ke dokter umum tetapi keluhan tidak membaik.

Dari status dermatologik ditemukan lesi pada regio cruris anterior dextra

dengan gambaran terdapat makula dan plak eritematosa, oozing, berukuran

numular dengan diameter ±15x5 cm dan tepi lesi batas tegas dan terdapat skuama

pada bagian tengahnya.

Terapi yang diberikan, diberikan obat oral dan topical. obat oral diberikan

antibiotik spektrum luas dan antihistamin. Sedangkan obat topical diberikan

campuran salep yang berisi campuran anti-inflamasi dan antibiotik spektrum luas.

Prognosis pada pasien ini quo ad vitam ad bonam, quo ad sanationam ad

bonam, quo ad comesticam ad bonam.

DAFTAR PUTAKA

11

Page 12: Dermatitis Numularis

1. Djuanda S, Sularsito SA. Dermatitis. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi Kelima. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009.

2. Siregar. Sp.KK, Prof. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi kedua. Jakarta : EGC.2005.

3. James WD, Berger TG, Elston DM. Andrews’ Diseases of the Skin Clinical Dermatology. Eleventh Edition. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2011.

4. Wolff K, Johnson RA, Suurmond D. Fitzpatrick’s color atlas and synopsis of clinical dermatology. 5th ed. San Fransisco: McGraw Hill; 2007.

5. Adachi A, Horikawa T, Takashima T, Ichihashi M. Mercury-induced nummular dermatitis. J Am Acad Dermatol. Aug 2000;43(2 Pt 2):383-5.

6. Aoyama H, Tanaka M, Hara M, Tabata N, Tagami H. Nummular eczema: An addition of senile xerosis and unique cutaneous reactivities to environmental aeroallergens. Dermatology. 1999;199(2):135-9.

7. Jarvikallio A, Harvima IT, Naukkarinen A. Mast cells, nerves and neuropeptides in atopic dermatitis and nummular eczema. Arch Dermatol Res. Apr 2003;295(1):2-7.

8. Buku Farmakologi Dasar, FKUI. 2007.

12