departementalisasi biaya overhead fix

Upload: natha-sf

Post on 12-Jul-2015

745 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Departementalisasi Biaya OverheadNama Kelompok : Aldino Gusni Gatra Winandha Pranata Dwi Windha Dwi (105060700111078) (105060702111006) (105060707111055) (105060707111032)

Departementalisasi Biaya OverheadDepartementalisasi Biaya Overhead Pabrik adalah membagi pembebanan BOP pada suatu perusahaan kedalam departemen departemen yang ada di perusahaan tersebut

TujuanTujuannya untuk lebih meningkatkan keakuratan perhitungan biaya produksi dan meningkatkan pengendalian yang bertanggung jawab atas biaya overhead.

Manfaat Departementalisasi BOP Dalam PerusahaanDepartementalisasi BOP bermanfaat bagi perusahaan dalam : 1. Penentuan Harga Pokok produk lebih teliti Dapat menentukan harga pokok lebih teliti karena penentuan tarif pembebanan BOP pada masing masin departemen didasarkan pada dasar pembebanan yang relevan dengan departemen yang bersangkutan. 2. Pengendalian BOP dapat dipertanggung jawabkan Pengendalian BOP dapat dipertanggungjawabkan, karena dengan departementalisasi maka biaya biaya suatu departemen secara langsung dan lengkap dapat diidentifikasikan dengan mandor atau pengawas yang harus bertanggung jawab di departemen yang bersangkutan.

BIAYA OVERHEAD PABRIK PER DEPARTEMENDalam hubungannya dengan departemen atau pusat biaya, BOP dibedakan menjadi 2 yaitu: 1. BOP langsung departemen BOP langsung departemen adalah BOP yang dapat diidentifikasikan secara langsung sebagai BOP departemen tertentu 2. BOP tidak langsung departemen BOP tidak langsung departemen adalah BOP yang dinikmati secara bersama sama oleh dua departemen atau lebih

LANGKAH LANGKAH PENENTUAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK PER DEPARTEMENPenentuan tarif BOP per departemen adalah sama dengan penentuan tarif BOP, tetapi masalh yang timbul dalam tiap langkah adalah berbeda. Langkah langkah penentuan tarif biaya overhead pabrik per departemen antara lain :

1. Penyusunan Anggaran BOP Per Departemen. Untuk penentuan tarif BOP tiap departemen perlu disusun anggaran BOP untuk tiap departemen, baik departemen produksi maupun departemen pembantu. Dalam penyusunan anggaran BOP sifat biaya harus diperhatikan dalam hubungannya dengan pusat biaya atau departemen ( BOP langsung dan tidang langsung departemen). BOP tidak langsung departemen didistribusikan ke departemen departemen yang menikmatinya dengan menggunakan dasar pembebanan yang relevan.Langkah penyusunan anggaran BOP tiap departemen yang diperlakukan antara lain :

a. Penaksiran BOP langsung departemen atas dasar kapasitas yang direncanakan untuk tahun anggaran. Dalam menyusun anggaran BOP di bagi dua yaitu biaya langsung departemen dan biaya tidak langsung departemen. Dalam perhitungan tarif BOP per departemen produksi, BOP tidak langsung departemen ini harus didistribusikan terlebih dahulu kepada departemen departemen yang menikmati manfaatnya. b. Penaksiran BOP tidak langsung departemen. Biaya tidak langsung departemen ini didistribusikan kepada departemen departemen yang menikmati manfaatnya atas dasar distribusi tertentu.

Biaya tak langsung departemen

Dasar distribusi

Biaya deprisiasi gedungBiaya reparasi dan pemeliharaan gedung Gaji pengawas departemen

Meter persegi luas lantaiMeter persegi luas lantai Jumlah karyawan

Biaya angkut bahan bakuPajak bumi dan bangunan

Biaya bahan bakuPerbandingan harga pokok aktiva tetap dalam tiap departemen atau perbandingan meter persegi luas lantai

c. Distribusi BOP tidak langsung departemen ke departemen yang menikmati manfaatnya. Untuk penentuan tarif, BOP tak langsung departemen harus di distribusiakn kepada departemen departemen yang menikmati manfaat berdasarkan salah satu distribusi diatas. d. Penjumlahan BOP per departemen ( baik departemen produksi maupun departemen pembantu). BOP per departemen kemudian dipisahkan menurut perlakuan hubungannya dengan perubahan volume kegiatan kedalam BOP tetap dan BOP variabel

2. Melakukan survei untuk menentukan dasar distribusi BOP tidak langsung kepada departemen departemen yang menikmatinya dan untuk menentukan dasar alokasi BOP departemen pembantu ke departemen produksi. 3. Mendistribusikan BOP tidak langsung departemen ke departemen departemen yang menikmatinya. 4. Mengalokasikan BOP departemen pembantu ke departemen departemen produksi 5. Menghitung tarif BOP tiap departemen.

ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK DEPARTEMEN PEMBANTU KE DEPARTEMEN PRODUKSI

Setelah anggaran BOP per departemen disusun langkah berikutnya adalah mengalokasikan BOP departemen pembantu ke departemen produksi yang menikmati manfaat jasa departemen pembantu. Alokasi BOP departemen pembantu ke departemen produksi dapat dilakukan dengan salah satu dari dua cara berikut yaitu Metode Alokasi Langsung (direct allocation methods) dan Metode Alokasi Bertahap (step methods).

1. Metode Alokasi Langsung (Direct allocation methods) Dalam metode ini, BOP departemen pembantu dialokasikan ke tiap departemen produksi yang menikmatinya. Metode alokasi langsung digunakan apabila jasa yang dihasilkan oleh departemen pembantu hanya dinikmati oleh departemen produksi saja. Dalam metode ini tidak ada departemen pembantu yang memanfaatkan jasa departemen pembantu lain.

2. Metode Alokasi Bertahap (step allocation methods) Metode bertahap ini digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen pembantu tidak hanya produksi saja, tetapi juga dapat dimanfaatkan atau departemen pembantu yang lain. Misalnya departemen pembangkit listrik yang memasok listrik yang tidak hanya untuk departemen produksi saja, tetapi juga untuk departemen pembantu lain. Begitu juga sebaliknya departemen listrik menerima jasa perbaikan dan perawatan dari departemen bengkel. Oleh karena itu pada metode ini, sebelum BOP di dua departemen pembantu tersebut dialokasikan ke departemen produksi, perlu diadakan alokasi BOP antar departemen pembantu yang saling menikmati jasa tersebut. Sehingga alokasi BOP dari departemen pembantu ke departemen produksi dilakukan secara bertahap, dengan terlebih dahulu mengalokasikan BOP antar departemen pembantu yang baru kemudian dilanjutkan dengan mengalokasikan BOP departemen pembantu ke departemen produksi.

PEMBAHASANLangkah-langkah penentuan : Ada 2 metode : 1. Metode Alokasi Langsung BOP departemen pembantu dialokasikan ketiap-tiap departemen produksi yang menikmatinya. 2. Metode Alokasi Bertahap Digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen pembantu tidak hanya dipakai oleh departemen produksi tetapi juga digunakan departemen pembantu yang lain.

1 . Metode Alokasi Langsung Contoh perusahaan PT PINDAD Anggaran BOP per Departemen tahun 2002 (dalam ribuan rupiah)Departemen Produksi jmlh BOP lgsg DeptBOP tdk lgsg Dept 6480900 A 1950225 B 2350270 Departemen Pembantu X 600171 Y 135590 Z 225144

7380

2175

2620

771

1445

369

Dasar distribusi BOP Dept. luas lantai (m2) proporsi luas lantai A 2000 25% B 2400 30% X 1520 19% Y 800 10% Z 1280 16% Jml 8000 100% Taksiran jasa dept pembantu yang dipakai dept produksi Dept pembantu Dept Produksi A Dept Produksi B Z 75% 25% Y 45% 55% X 60% 40% Alokasi BOP dept Pembantu ke Dept Produksi (000) Ket Dept Produksi Dept Pembantu A B X Y Z Jml BOP lgs & tdk lgs Dept 2175 2620 771 1445 369 Alokasi BOP Dept Z 276,75 92,25 (369) Alokasi BOP Dept Y 650,25 794,75 (1445) Alokasi BOP Dept X 462,60 308,40 (771) Jml allks BOP Dept Pemb 1389,60 1195,40 Jml biaya dept produksi Stlh aloksi dept pembnatu 3564,60 3815,40 0 0 0

Metode alokasi bertahap Memperhitungkan jasa timbal balik antar departemen pembantu Contoh : Departemen produksi Dept A 9.000.000 Dept B 15.000.000 Departemen pembantu Dept X 3.000.000 Dept Y 5.000.000 Dept Pembantu Dept Produksi X Y A B Jasa Dept X 10% 65% 25% Jasa Dept Y 20% 45% 35%

Metode aljabar Dalam metode ini jml biaya tiap-tiap departemen pembantu dinyatakan dalam persamaan aljabar. Dari contoh diatas, misalkan X : jml biaya dept X setelah menerima alokasi biaya-biaya dari dept Y Y : jml biaya dept Y setelah menerima alokasi biaya dept X X = 3.000.000 + 0,2 Y Y = 5.000.000 + 0,1 X X = 3.000.000 + 0,2 Y X = 3.000.000 + 0,2 (5.000.0000 + 0,1 X) X = 3.000.000 + 1.000.000 + 0,02 X X 0,02 X = 4.000.000 0,98 X = 4.000.000 X = 4.081.633 Y = 5.000.000 + 0,1 X Y = 5.000.000 + 408.163 Y = 5.408.163

Metode alokasi kontinyu Dalam metode ini, BOP dept pembantu yang saling memberikan jasa dialokasikan secara terus menerus, sehingga jumlah BOP yang belum dialokasikan menjadi tidak berarti. Dept X Dept Y BOP lgs & tdk lgs dept 3.000.000 5.000.000 Alokasi BOP dept X (3.000.000) 300.000 0 5.300.000 Alokasi BOP dept Y 1.060.000 (5.300.000) 1.060.000 0 Alokasi BOP dept X (1.060.000) 106.000 0 106.000 Alokasi BOP dept Y 21.2000 (106.000) (21.200) 2.120

Jumlah BOP dept X setelah menerima alokasi biaya dari Dept Y adalah sebesar Rp 4.081.632 (3.000.000 + 1.060.000 + 21.200 + 424 + sedangkan jumlah BOP dept Y setelah menerima alokasi biaya dept X menjadi Rp. 5.408.163 (5.000.000 + 300.000 + 106.000 + 2.120 + 42 + 1). Alokasi BOP Dept Pembantu ke Dept Pembantu lain & Dept Produksi Dept Pembantu Dept Produksi X Y A B BOP lgs & tdk lgs dept 3.000.000 5.000.000 9.000.000 15.000.000 Alokasi BOP dept x (4.081.633) 408.163 2.653.061 1.020.000 Alokasi BOP dept Y 1.081.632 (5.408.163) 2.443.673 1.892.857 jumlah 0 0 14.086.734 17.913.265

Tanpa memperhitungkan jasa timbal balik antar departemen pembantuJumlah Dept Produksi A BOP lgs & tdk lgsAlokasi BOP dept Z alokasi BOP dept Y Alokasi BOP dept X Setelah alokasi 7.380.000 2.175.000 109.820 503.000 562.000 B 2.620.00 0 131.784 603.600 674.400 Dept Pembantu X 771.000 83.463 382.280 (1.236.743) Y 1.445.000 43.928 (1.488.928) Z 369.000 (369.000)

7.380.000

3.349.820

4.029.784

Tarif alokasi Dept pembantu : biaya sblm alokasi dept lain + alokasi biaya dept lain dasar alokasi dept Z : 369.000/6720 = 54,9 maka alokasi dept Z ke dept Y = 54,9 x 800 = 43.928 dept X = 54,9 x 1520 = 83.463 dept Y : 1.445.000 + 43.928 / 5920 = 251,5 alokasi dept Y ke dept X = 1520 x 251,5 = 382.280 alokasi ke dept B = 2400 x 251,5 = 603.600

KESIMPULAN1. Dalam pembuatan laporan keuangan PT. PINDAD (Persero) mempunyai kebijakan akuntansi yang berpedoman pada prinsip akuntansi, terdiri dari : Kas dan Setara Kas, Pengakuan Piutang Usaha dan Pendapatan Usaha, Persediaan, Penyertaan, Aset Tetap dan Penyusutan, Aset Tak Berwujud, Utang Jangka Panjang, Pendapatan dan Beban Usaha, Pendapatan dan Beban Lain-lain, Pajak Penghasilan. 2. Dalam menyusun laporan keuangan PT. PINDAD (Persero) telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang telah ditetapkan. Hal ini dibuktikan dengan adanya alur proses penyusunan laporan keuangan di mulai dari bukti-bukti transaksi dicatat ke dalam buku jurnal umum setelah iti di posting ke dalam buku besar dan dimasukan ke dalam neraca sebelum akhirnya disajikan kedalam laporan keuangan.Apalagi dalam penyusunannya, PT. PINDAD (Persero) mengunakan Microsoft Office Excel agar lebih mudah, lebih teliti, cepat dan aman.

SARANDalam penyusunan laporan keuangan, PT. PINDAD (Persero) sudah berjalan cukup baik, maka diharapkan dalam penyusunan laporan keuangan pada PT. PINDAD tetap mempertahankan sistem penyusunan laporan keuangan yang ada.