denyut nadi dan tekanan darah

20
I. Judul : Pemeriksaan Denyut Nadi dan Pengukuran Tekanan Darah II.Tujuan 1) Memeriksa denyut nadi dan tekanan darah 2) Mengamati dan mempelajari pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi dan tekanan darah 3) Mengamati dan mempelajari pengaruh aktivitas fisik terhadap denyut nadi dan tekanan darah III. Alat dan Bahan 1) Meja periksa 2) Stopwatch/arloji 3) Sphygmomanometer 4) Sthetoscope 5) Alkohol 70% IV.Langkah kerja A. Pemeriksaan denyut nadi dan mengukur tekanan darah A1. Memeriksa denyut nadi secara palpasi 1. Memilih salah satu mahasiswa coba (MC1). 2. Menyuruh MC1 berbaring terlentang dengan tenang selama 2-3 menit di meja periksa atau tempat tidur, dengan kedua lengan di sisi tubuh dengan kedudukan volar.

Upload: wannabee-chuby

Post on 31-Jul-2015

509 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: DeNyut Nadi Dan TekaNaN DaRaH

I. Judul : Pemeriksaan Denyut Nadi dan Pengukuran Tekanan Darah

II. Tujuan

1) Memeriksa denyut nadi dan tekanan darah

2) Mengamati dan mempelajari pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi dan tekanan

darah

3) Mengamati dan mempelajari pengaruh aktivitas fisik terhadap denyut nadi dan

tekanan darah

III. Alat dan Bahan

1) Meja periksa

2) Stopwatch/arloji

3) Sphygmomanometer

4) Sthetoscope

5) Alkohol 70%

IV. Langkah kerja

A. Pemeriksaan denyut nadi dan mengukur tekanan darah

A1. Memeriksa denyut nadi secara palpasi

1. Memilih salah satu mahasiswa coba (MC1).

2. Menyuruh MC1 berbaring terlentang dengan tenang selama 2-3 menit di

meja periksa atau tempat tidur, dengan kedua lengan di sisi tubuh dengan

kedudukan volar.

3. Memeriksa denyut nadi arteri radialis dextra dengan menggunakan ujung jari

II, III, IV yang diletakkan sejajar satu sama lain di atas arteri radialis

tersebut.

4. Menentukan: frekuensinya (jumlah denyut/menit) dan iramanya (teratur/tidak

teratur).

5. Mencatat data sesuai dengan format E1.

Page 2: DeNyut Nadi Dan TekaNaN DaRaH

A2. Mengukur tekanan darah secara palpasi

1. MC1 setelah pemeriksaan 1 dibiarkan tetap berbaring dengan tenang diatas

meja periksa.

2. Meletakkan lengan kanan di sisi tubuh dalam posisi volar

3. Memasang manchet pada lengan atas kanan, sekitar 3 cm diatas fossa cubiti

(memasang manchet jangan terlalu keras atau terlalu longgar).

4. Meraba dan merasakan denyut arteri radialis dextra.

5. Memompa udara ke dalam manchet sampai denyut arteri radialis dextra tidak

teraba.

6. Memompa udara ke dalam manchet sampai tinggi Hg pada manometer

sekitar 20 mmHg lebih tinggi dari titik di mana denyut arteri radialis dextra

tidak teraba.

7. Mengeluarkan udara dalam manchet secara pelan-pelan dan

berkesinambungan (dengan memutar skrup pada pompa udara berlawanan

arah jarum jam)

8. Mencatat data pada format E1.

A3. Mengukur tekanan darah secara auskultasi

1. MC1 setelah pemeriksaan 2 dibiarkan tetap berbaring dengan tenang diatas

meja periksa, dengan manchet tetap terpasang di lengan tubuh dengan

kedudukan volar.

2. Menentukan letak arteri brachialis dextra secara palpasi pada fossa cubiti dan

meletakkan stethoscope di arteri brachialis dextra tersebut.

3. Memompakan udara ke dalam manchet, sehingga terdengar suara bising pada

arteri brachialis dextra melalui stethoscope.

4. Meneruskan memompa udara pada manchet sehingga tidak terdengar lagi

suara bising pada arteri brachialis dextra.

5. Memompa terus udara pada manchet sampai tinggi Hg sekitar 20 mmHg

lebih tinggi dari titik saat suara bising pada arteri brachialis dextra

menghilang.

Page 3: DeNyut Nadi Dan TekaNaN DaRaH

6. Mengeluarkan udara dalam manchet secara pelan dan berkesinambungan,

kemudian mencatat tinggi Hg pada manometer pada saat suara pertama

(suara Korotkoff) didengar dan pada saat suara menghilang.

B. Pengaruh Posisi Tubuh terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah

1. Selama melakukan kegiatan ini dipilih : 1). Satu mahasiswa coba MC2, MC2

boleh sama dengan MC1. 2). Satu mahasiswa yang bertugas memeriksa

denyut nadi MC2 pada arteri radialis sinistra, 3). Satu mahasiswa bertugas

mengukur tekanan darah secara auskultasi, dan , 4). Satu mahasiswa untuk

mencatat data.

2. MC2 dibiarkan berbaring terlentang selama 2-3 menit, kemudian

menentukan frekuensi, irama denyut arteri radialis sinistra dan tekanan darah

pada lengan kanan secara auskultasi, masing-masing diukur tiga kali

berturut-turut dan mencari nilai rata-ratanya.

3. Melakukan cara pengukuran yang sama seperti langkah kedua namun dengan

posisi MC2 yang berbeda, yakni pada posisi duduk tenang dan berdiri tenang

dengan sikap anatomis.

4. Mencatat data pada tabel format E2.

C. Pengaruh Latihan Fisik terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah

1. Selama melakukan kegiatan ini dipilih : 1). Satu mahasiswa coba MC3. 2).

Satu mahasiswa yang bertugas memeriksa denyut nadi MC2 pada arteri

radialis sinistra, 3). Satu mahasiswa bertugas mengukur tekanan darah secara

auskultasi, dan , 4). Satu mahasiswa untuk mencatat data.

2. Menyuruh MC3 duduk tenang selama 2-3 menit, kemudian memeriksa

denyut nadi dan tekanan darah masing-masing sebanyak tiga kali berturut

turut dan mencatat irama denyut nadi dan tekanan darah sistolik dan

diastolik.

3. Dengan manchet yang tetap terpasang di atas lengan kanan, MC3 kemudian

melakukan latihan fisik dengan cara “step tes” (naik turun tangga) 20

kali/menit selama dua menit.

Page 4: DeNyut Nadi Dan TekaNaN DaRaH

4. Menyuruh MC3 segera duduk setelah selesai melakukan step tes, kemudian

mengukur frekuensi nadi dan tekanan darah masing-masing satu kali saja,

diharapkan data tercatat tepat setelah satu menit step tes berakhir.

5. Meneruskan mengukur frekuensi denyut nadi dan tekanan darah dengan

interval waktu dua menit yaitu pada menit ke 3, 5, 7, dan seterusnya, sampai

nilainya kembali seperti ke keadaan semula. Untuk setiap interval

pengukuran cukup satu kali.

6. Mencatat semua data pada tabel format E3.

Gambar 1. Pengukuran saat posisi tidur terlentang

Gambar 2. Pengukuran denyut nadi dan tekanan darah saat pra latihan

Gambar 3. Latihan fisik Gambar 4. Pengukuran denyut nadi dan tekanan darah saat pasca latihan

Page 5: DeNyut Nadi Dan TekaNaN DaRaH

V. Hasil / Data

Tabel E1. Data denyut nadi dan tekanan darah

Mhs coba PemeriksaanDenyut

nadi

Tek. Sistole

Palpasi

Tek.Sistole

Auskultasi

Tek Diastole

Auskultasi

Oka

MC1

I

II

III

60

61

64

110

100

100

110

105

110

80

70

80

Rata-rata 61,67 103,3 108,3 76,67

Mhs coba PemeriksaanDenyut

nadi

Tek. Sistole

Palpasi

Tek.Sistole

Auskultasi

Tek Diastole

Auskultasi

Dwi S.

MC2

I

II

III

58

60

62

90

90

100

90

100

100

70

70

70

Rata-rata 60 93,3 96.67 70

Tabel E2. Data pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi dan tekanan darah

Posisi

Tubuh

Denyut Nadi Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik

Oka Dwi S. Oka Dwi S. Oka Dwi S.

Berbaring

terlentang

64

64

63

Rerata :

63,67

62

60

63

Rerata :

61,67

100

110

100

Rerata :

103,3

100

100

105

Rerata :

101,67

70

60

60

Rerata :

63,3

60

60

60

Rerata : 60

Duduk 69

67

69

Rerata :

63

68

65

Rerata :

100

105

100

Rerata :

105

100

105

Rerata :

70

70

70

Rerata :

70

70

70

Rerata : 70

Page 6: DeNyut Nadi Dan TekaNaN DaRaH

68,3 65,3 101,67 103,3 70

Berdiri

79

78

77

Rerata : 78

77

75

79

Rerata : 77

110

110

110

Rerata :

110

102

100

110

Rerata :104

70

70

70

Rerata :

70

70

70

75

Rerata :

71,67

Tabel E3. Pengaruh latihan Fisik terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah

Waktu Denyut Nadi Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik

Pra latihan 82 110 70

Pasca latihan:Menit ke 1Menit ke 2Menit ke 3Menit ke 4Menit ke 5

9288848582

130120120115120

8070707570

VI. Pembahasan Hasil / Data

Denyut nadi adalah kembang kempisnya arteria secara teratur. Denyut nadi

umumnya ditentukan oleh dua hal yaitu : (1) banyak sedikitnya darah yang keluar dari

jantung menuju aorta; (2) elastisitas pembuluh arteri yang memungkinkan arteri

meregang dan mengendur sehingga terjadi denyut nadi. Biasanya denyut nadi dapat

dirasakan pada arteria yang terletak di permukaan dan di atas tulang atau latar belakang

keras lainnya. Beberapa tempat yang khas antara lain arteri radialis, arteri carotis

comunis, arteri fascialis, arteria branchialis, arteria femoralis, dan arteria popliteal.

Tekanan darah muncul akibat adanya kekuatan dan tekanan yang dihasilkan oleh

darah di dalam peredarannya atau dalam darah persatuan luas dari dinding pembuluh.

Pada percobaan yang kami lakukan dalam mengukur denyut nadi dan tekanan darah kami

Page 7: DeNyut Nadi Dan TekaNaN DaRaH

menggunakan dua cara yaitu dengan cara palpasi dan auskultasi. Pengukuran dengan

menggunakan cara palpasi hanya mengandalkan kemampuan jari tangan untuk

merasakan denyut nadi arteri radialis dan pada lengan, sedangkan pada pengukuran

dengan menggunakan cara auskultasi dibantu dengan stethoscope.

Hasil pengukuran dengan mempergunakan cara auskultasi lebih akurat

dibandingkan dengan palpasi karena keterbatasan kemampuan jari tangan dalam

merasakan denyut nadi. Tekanan sistole terjadi akibat adanya aliran darah yang kembali

ke jantung dari seluruh tubuh dan tekanan diastole ini muncul akibat adanya aliran darah

yang keluar dari jantung menuju ke seluruh tubuh. Secara teoritis seorang manusia yang

sehat memiliki tekanan darah yaitu sebesar 120/80 mmHg (sistole =120 mmHg dan

diastole= 80 mmHg) dengan selisih sebesar 40 mmHg. Dikatakan pula bahwa denyut

nadi dan tekanan darah dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya jenis kelamin,

postur tubuh, posisi tubuh dan aktivitas tubuh. Pada laki-laki akan memiliki tekanan

darah lebih besar daripada perempuan dimana dalam tubuh laki-laki terdapat lebih

banyak sel-sel aktif bila dibandingkan dengan perempuan. Posisi tubuh juga

mempengaruhi tekanan darah dan denyut nadi mengingat adanya kebutuhan energi yang

diperlukan oleh otot untuk tetap tonus (di dalam mempertahankan posisi tubuh). Apabila

jumlah otot yang tonus sedikit maka energi yang dibutuhkan juga sedikit namun bila

jumlah otot yang tonus tersebut banyak maka energi yang diperlukan juga banyak

sehingga akan memicu aktivitas dari jantung untuk memompa aliran darah ke seluruh

tubuh sehingga denyut nadi akan meningkat

Pada praktikum ini dilakukan dua orang mahasiswa sebagai sampel yaitu

mahasiswa laki-laki (Oka) dan Perempuan (Dwi). Hal ini dilakukan untuk mengetahui

pengaruh jenis kelamin terhadap jumlah denyut nadi dan tekanan darah. Berdasarkan data

yang diperoleh didapatkan bahwa terdapat perbedaan jumlah denyut nadi dan tekanan

darah pada laki – laki dan perempuan. Laki-laki mempunyai tekanan darah yang lebih

tinggi daripada wanita karena dalam tubuh laki-laki terdapat lebih banyak sel-sel aktif

bila dibandingkan dengan perempuan. Pemeriksaan denyut nadi dan tekanan darah

secara palpasi dan auskultasi seharusnya mendapatkan data yang sama. Namun dari hasil

percobaan ada beberapa data yang didapatkan berbeda, hal ini mungkin disebabkan

Page 8: DeNyut Nadi Dan TekaNaN DaRaH

karena keterbatasan kemampuan jari tangan dalam merasakan denyut nadi dan

pendengaran dengan menggunakan stethoscope.

Data yang kami peroleh untuk pengukuran tekanan darah mahasiswa coba

ternyata posisi tubuh dan aktivitas fisik mempengaruhi besarnya denyut nadi dan tekanan

darah. Ini dapat dilihat pada data dimana denyut nadi dan tekanan darah (sistole maupun

diastole), dari aktivitas berbaring, duduk dan berdiri rata-rata mengalami peningkatan.

Hal ini karena ada efek gravitasi bumi. Pada saat berbaring gaya gravitasi pada peredaran

darah lebih rendah karena arah peredaran tersebut horisontal sehingga tidak terlalu

melawan gravitasi dan tidak terlalu memompa. Pada saat duduk maupun berdiri kerja

jantung dalam memompa darah akan lebih keras karena melawan gaya gravitasi sehingga

kecepatan denyut jantung meningkat. Selain tu, secara teoritis pada posisi duduk tonus

ototnya lebih banyak dibandingkan dengan posisi berbaring sehingga energinya juga

relatif banyak sehingga hal tersebut dapat meningkatkan kerja jantung memompa darah

dan secara otomatis akan meningkatkan denyut nadi.

Data terakhir tentang pengaruh aktivitas terhadap denyut nadi dan tekanan darah,

dari data yang kami peroleh ternyata pada saat setelah latihan fisik denyut jantung dan

tekanan darah meningkat, hal ini disebabkan karena dibutuhkan banyak suplai mineral

dan O2 dari darah oleh sel-sel di dalam jaringan untuk menghasilkan energi karena

adanya aktivitas fisik yang tinggi. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut darah

dipacu untuk beredar lebih cepat yang menyebabkan akan menaikkan tekanan darah dan

denyut jantung. Aktivitas yang tinggi ini pula meningkatkan proses respirasi sebab

aktivitas ini meningkatkan kerja paru-paru dalam memasukkan O2. Kondisi mahasiswa

coba berangsur pulih seperti sediakala pada menit ke 5 pada MC laki-laki yang ditandai

dengan kembali normalnya denyut nadi dan tekanan darah mahasiswa coba tersebut. Pada

menit pertama terjadi kenaikan denyut nadi dan tekanan darah yang drastis karena masih

belum biasa melakukan hal tersebut tapi lama kelamaan tekanan darah dan denyut nadi

menurun karena kerja jantung kembali normal. Kendala-kendala yang kami alami pada

saat melakukan praktikum salah satunya adalah keterbatasan kemampuan jari tangan

dalam merasakan denyut nadi dan ketidakakuratan dalam pendengaran dengan

menggunakan stethoscope.

Page 9: DeNyut Nadi Dan TekaNaN DaRaH

VII.Jawaban Pertanyaan

1. Tekanan darah merupakan kekuatan yang dihasilkan aliran darah terhadap setiap

satuan luas dari dinding pembuluh darah, yang biasanya dinyatakan dalam

millimeter air raksa (mmHg).

2. Denyut nadi dapat diperiksa pada pembuluh darah arteria radialis dextra, arteria

radialis sinistra, arteria temporalis, arteria carotis communis, arteria fascialis,

arteria brachialis, arteri femoralis dan arteri popliteal.

3. Tabel perbedaan antara pemeriksaan tekanan darah secara palpasi dan auskultasi :

No Perbedaa

n

Pemeriksaan secara palpasi Pemeriksaan secara

auskultasi

1 Konsep

teori

Mengukur tekanan darah systole dengan

berpedoman pada rabaan denyut

pembuluh darah arteri radialis dextra

dengan menggunakan jari II,III,IV.

Mengukur tekanan darah

dengan mendengarkan suara

ketukan pada arteria

branchialis dextra

mempergunakan stethoscope.

2 Sarana Manchet, sphygmomanometer, dan jari

tangan.

Manchet,sphygmomanometer,

dan stethoscope.

3 Prosedur

kerja

Memasang manchet pada lengan atas,

meraba arteri radialis dextra,

memompakan udara ke dalam manchet

sehingga arteri radialis dextra tidak teraba

lagi denyutnya. Manchet di pompa sampai

20 mmHg lebih tinggi dari titik dimana

denyut arteri radialis dextra tidak teraba

lagi. Mengeluarkan udara dari manchet

secara perlahan-lahan dengan memutar

skrup sedikit demi sedikit, kemudian

mencatat tinggi air raksa pada saat arteri

radialis dextra pertama kali diraba.

Menentukan letak arteri

brachialis dextra secara

palpasi

kemudianvvmeletakkan

stethoscope diatasnya sambil

memompakan udara ke dalam

manchet hingga suara bising

hilang, memompa hinggga 20

mmHg lebih tinggi dari titik

dimana suara bising tersebut

hilang. Mengeluarkan udara

dari manchet secara pelan-

Page 10: DeNyut Nadi Dan TekaNaN DaRaH

pelan dan mencatat tinggi air

raksabpada

sphygmomanometer.

4 Hasil Untuk mengukur tekanan sistole dan

diastole

Hasilnya kurang akurat karena

keterbatasan kemampuan jari tangan

dalam merasakan denyut nadi.

Untuk mengukur tekanan

sistole dan diastole

Hasilnya lebih akurat sebab

dibantu oleh stethoscope.

4. Pemasangan manchet yang terlalu ketat dapat menyebabkan pembuluh darahnya

terjepit sehingga tekanan darah akan menjadi sangat tinggi, sedangkan bila

manchet di pasang terlalu longgar menyebabkan hasil pengukuran tidak akan

terukur secara optimal karena karena masih banyak darah yang bisa mengalir

bebas.

5. Pemeriksaan tekanan darah dilakukan di lengan atas kanan karena disana terdapat

arteria brachialis dextra yang pemeriksaannya dapat sangat mudah dilakukan.

Disamping itu pemeriksaan tekanan darah di atas lengan kanan lebih sopan dan

aman jika dibandingkan dengan mengukur di tempat lain misalnya arteria carotis

communis. Pengkurannya di leher bisa berakibat fatal sebab manchet yang

dipasang dapat mencekik leher begiru pula dengan arteria temporalis yang terletak

di bagian samping kepala akan meyulitkan kita dalam memasang manchet.

Contoh lain misalnya jika kita mengukur tekanan darah di arteria temporalis pada

paha, jika yang kita ukur tersebut berbeda jenis kelamin maka hal tersebut

tentunya kurang sopan.

6. Mekanisme yang mendasari suara Korotkoff adalah sebagai berikut:

pada saat suara dipompakan kedalam manchet hingga menggembung maka

tekanan udara akan menekan sisi luar arteri. Jika tekanan darah terus ditambah,

maka akan menekan pembuluh arteri sehingga tidak aka ada bunyi yang terdengar

melalui stethoscope. Pada waktu udara dilepas secara perlahan dari manchet

Page 11: DeNyut Nadi Dan TekaNaN DaRaH

dengan cara memutar skrup maka tekanan udara akan turun kira-kira sampai

tekannya sama dengan tekanan pada darah dalam arteri. Pada saat ini dikatakan

aliran darah sudah mulai bisa mengalir melalui pembuluh arteri sehingga

menghasilkan suara yang tajam yang dinamakan suara Korotkoff.

7. Perbedaan antara atlit dan non atlit dalam hal pemulihan denyut jantung dan

tekanan darah sebab atlit yang sering melakukan latihan secara teratur maka

secara otomatis presorefleksinya juga akan terlatih sehingga denyut nadi dan

tekanan darahnya lebih cepat jika dibandingkan dengan orang yang bukan atlit.

Presoreflek ini berfungsi untuk menghambat dan mempercepat denyut jantung.

8. Teori pengaruh posisi tubuh terhadap denyut nadi dan tekanan darah yaitu pada

dasarnya untuk mempertahankan posisi tubuh maka otot melakukan tonus,

dimana untuk tetap tonus maka otot membutuhkan sejumlah energi yang disuplai

oleh darah, sehingga untuk otot-otot yang mempunyai tonus otot yang banyak

maka tentu saja membutuhkan energi yang banyak pula sehingga memicu jantung

untuk mengedarkan darah lebih cepat , dan kita ketahui bahwa darah membawa

nutrien, O2, dan senyawa-senyawa lain sehingga dengan meningkatnya peredaran

darah maka denyut nadi dan tekanan darah juga akan meningkat.

9. Pengaruh latihan terhadap denyut nadi dan tekanan darah yaitu setelah melakukan

aktivitas fisik yang berat maka tekanan darah dan denyut nadi bertambah besar,

hal ini terkait dengan adanya penggunaan energi oleh tubuh pada saat beraktivitas

sehingga diperlukan nutrien, O2, dan zat-zat lain yang dibawa oleh darah ke

seluruh sel-sel yang memerlukan. Dengan adanya kebutuhan energi yang cukup

banyak ini maka akan meningkatkan aliran darah karena jantung terpicu untuk

dipompa lebih cepat sehingga tekanan darah dan denyut nadi menjadi meningkat.

10. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu:

Page 12: DeNyut Nadi Dan TekaNaN DaRaH

1) Jumlah darah yang beredar dapat mempengaruhi tekanan darah, tekana

darah akan mengecil jika jika volumenya sedikit dan tekanan akan

membesar jika volumenya besar.

2) Adanya tekanan terhadap aliran darah

3) Aktivitas dari jantung dalam memompakan darah. Denyut jantung

meningkat maka tekanan darah juga meningkat.

4) Posisi tubuh; posisi berdiri dapat meningkatkan tekanan darah karena

berdiri lebih banyak membutuhkan energi dibandingkan dengan posisi

duduk dan tidur terlentang.

5) Aktivitas fisik dan keadaan fisik seseorang. Semakin berat aktivitas

seseorang maka denyut jantungnya akan semakin meningkat, darah yang

masuk ke arteri semakin banyak sehingga tekanan darah akan naik. Hal ini

terkait dengan pemenuhan energi di dalam tubuh.

6) Gangguan penyakit. Arteriolerosis dapat menaikkan tekanan sistole dan

diastole.

7) Umur. Semakin tua seseorang maka tekanan darahnya semakin meningkat

karena sifat elastisitas arteri semakin berkurang sehingga jantung

memompadarah dengan lebih kuat sehingga tekanan sistole dan diastole

naik.

8) Jenis kelamin. Umumnya jenis kelamin laki-laki mempunyai tekanan

darah yang lebih tinggi daripada wanita karena dalam tubuh laki-alaki

terdapat lebih banyak sel-sel aktif bila dibandingkan dengan perempuan.

11. Tekanan darah tinggi dan tekanan darah rendah membahayakan bagi tubuh.

Tekanan darah rendah dapat menyebabkan kondisi tubuh lemah dan pusing,

hilang kesadaran, hal ini disebabkan karena kurangnya suplai nutrien ke seluruh

tubuh khususnya otak. Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pecahnya

pembuluh darah, sebab pembuluh darah sudah tidak mampu lagi menahan laju

tekanan darah yang sangat tinggi. Tekanan darah yang terlalu tinggi juga dapat

menyebabkan pecahnya pembuluh darah.

Page 13: DeNyut Nadi Dan TekaNaN DaRaH

VIII. Simpulan

1) Aktivitas tubuh berpengaruh terhadap tekanan darah dan denyut nadi dimana

keduanya berbanding lurus.

2) Posisi tubuh dapat berpengaruh terhadap tekanan darah dan denyut nadi dimana

posisi berdiri adalah posisi yang paling banyak membutuhkan energi dibandingkan

posisi yang lain.

3) Denyut nadi dan tekanan darah dapat digunakan untuk mendeteksi kesehatan,

dimana untuk denyut nadi normal adalah 75 per menit dan tekanan darah normal

adalah 120/80 mmHg.

IX. Daftar Pustaka

Citrawathi,D.M.,dkk. 2001. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi Manusia. Singaraja : IKIP Negeri Singaraja

Citrawathi,D.M.,dkk. 2001. LKM Anatomi dan Fisiologi Manusia. Singaraja : IKIP Negeri Singaraja

Prajasetia.2008. Pengaruh Olahraga Terhadap Kinerja Jantung. Online. (http://prajasetia.wordpress.com diakses tanggal 14 Maret 2011).