dengue haemorraghic fever - unusa s1 kep 3c
TRANSCRIPT
DHF Dengue Haemorraghic Fever
Nama Kelompok
Ach Aris Pratama ( 130012088 )Afni Latifatul F ( 130012091 )Ega lina Pribadi ( 130012096 )M.Iqbal Sumbarta ( 130012111 )Pungki Herlinda ( 130012114 )Ummi Halida ( 130012125 )
Hematologi Darah adalah medium transport tubuh. Darah terdiri dari komponen cair
dan komponen padat. Komponen cair darah disebut plasma, berwarna
kekuning-kuningan yang terdiri dari :
1. Air : terdiri dari 91 – 92 %
2. Zat padat yang terdiri dari 7 – 9 % (protein, bahan anorganik, bahan
organik )
3. Komponen padat darah , yang terdiri dari :
a. Sel darah merah , yang berbentuk cakram bikonkaf dengan
diameter sekitar 8,6 µm . Pembentukan eritrosit dirangsang oleh
glikoprotein dan eritropoetin dari ginjal. Jumlah eritrosit normal
yaitu : laki-laki : 4,5 – 5,5 106 / mm3 dan prempuan : 4,1 – 5,1 106
/ mm3. fungsi eritrosit adalah mengangkut dan melakukan
pertukaran oksigen dan karbondioksida. Pada orang dewasa umur
eritrosit adalah 120 hari.
b. Trombosit
Trombosit adalah sel darah tak berinti yang berasal dari
sitoplasma megakariosit . Sel ini memegang peranan penting
pada hemostasis karena trombosit membentuk sumbat
hemostatik untuk menutup luka. Pembentukan sumbat
hemostatik terjadi melalui beberapa tahap yaitu adhesi
trombosit, agregrasi trombosit dan reaksi pelepasan.
Pada struktur trombosit terdiri dari membran trombosit yang
kaya akan fosfolipid, diantaranya adalah faktor trombosit 3
yang meningkatkan pembekuan selama hemostasis. Fosfolipid
membran ini berfungsi sebagai suatu permukaan untuk
berinteraksi dengan protein-protein plasma yang berperan
dalam proses koagulasi darah. Sitoplasma trombosit
mengandung mikrofilamen, terdiri dari trombostenin , suatu
protein kontraktif mirip dengan aktinomiosin yang berperan
dalam kontraksi jaringan otot.
c. Sel darah putihPertahanan tubuh melawan infeksi adalah peranan utama sel darah putih. Jumlah normalnya adalah 4.000 – 11.000 / mm3. 5 jenis sel darah putih yaitu :
Merupakan cairan darah yang berwarna kekuning –
kuningaan, yang mengandung 91 % air , sari – sari makanan,
garam – garam mineral, sisa- sisa metabolisme ,dan protein
darah: albumin, globulin, dan fibrinogen.
Didalam plasma darah terdapat antibodi, macam antibodi
berdasarkan cara kerjanya:
a) antibodi yang menggumpalkan antigen yaitu presipitin
b) antibodi yang menguraikan antigen yaitu lisin
c) antibodi yang menawarkan racun yaitu antitoksin
Plasma Darah
Imunologi
Imunitas merupakan lini pertama tubuh terhadap
infeksi, namun imunitas tersebut dapat memicu
respon imun didapat yang timbul lebih lambat
dan lebbih spesifik . Begitu terfaktifkan, sel imun
akan berkomuniasi dengan sitokinin dan
kemokin. Sel-sel ini akan membunuh virus,
bakteri dan sel asing lain dengan mengeluarkan
berbagai sitoknin lain dan mengaktifkan sistem
komplemen.
Sitokinin
Sitokin adalah molekul-molekul mirip hormon
yang biasanya bekerja dengan cara parenkin
untuk mengatur sistem imun. Sitokinin tidak
hanya dikeluarkan oleh limfosit dan makrofag
tetapi di keluarkan oeh sel endotel, neuron, sel
glia, dan jenis sel lain.
Banyak dari reseptor untuk sitokini dan faktor pertumbuhan
hematopoitik, serta reseptor untuk prolaktin, dan hormon
pertumbuhan menjadi anggota dari super famili reseptor-
sitokin yang memiliki tiga subfamili :
A. Anggota subfamili 1, meliputi IL-4 dan IL-7 merupakan homodimer.
B. Anggota subfamili 2, meliputi reseptor untuk IL-3, IL-5, dan IL-6
merupakan heterodimer.
C. Anggota subfamili 3, memiliki rantai yang sama dengan IL-2R.
Sitokinin dan makna klinisnya
Sistem KomplemenYaitu kemampuan imunitas bawaan dan didapatkan untuk membunuh sel,sebagian diperantai
oleh suatu enzim. Sistem ini diaktifkan oleh tiga jalur atau jenjang enzimenzim yang berbeda
1. Jalur klasik, yang dipicu oleh kompleks imun
2. Jalur lektin pengikat-manosa, yang terpicujia lektin mengikat gugus manosa pada
bakteri
3. Jalur alternatif atau properdin yang terpicu dengan klontak dengan berbagai bakteri,
virus , jamur dan sel tumor .
Protein yang dihasilkan memiliki tiga fungsi membantu mematikan organisme penyerng
melalui opsoniasi, keotaksis, dan akhirnya lisis sel . Sebagian berfungsi sebagai jembatan
penghubung antara imunitas bawaan dan imunitas didapat denan mengaktifkan sel B dan
memebantu memori imunologik dan membantu menhancurkan produk sisa setelah
apoptosis. Lisis sel, yakni salah satu cara utama sistem komplemen mematikan sel, terjadi
karena insersi protein yang disebut perforin ke dalam membran sel. Protein-protein ini
menciptakan lubang, dan memungkinkan ion mengalir dengan bebas, disertai kersakan
polaritas membran.
PrekusorLimfosit
Sumsum tulang
TimusLimfosit T
Limfosit BEkuivalen bursa
(hati, sumsung tulang)
Sel T sitotoksin
(kebanyakan CD8)
Imunitas Selular
Sel T CD 4
Sel plasma
IgGIgAIgMIgDIgE
Imunitas Humoral
Sel B memori
Sel T memori
Perkembangan sistem kekebalan
Immunoglubin Imunoglobulin G
Terbanyak dalam serum (75%). Dapat menembus plasenta membentuk
imunitas bayi sampai berumur 6 sampai dengan 9 bulan. Mempunyai sifat
opsonin berhubungan erat dengan fagosit, monosit dan makrofag.
Berperan pada imunitas seluler yang dapat merusak antigen seluler
berinteraksi dengan komplemen, sel K, eosinofil dan neutrofil.
Imunoglobulin A
Sedikit dalam serum. Banyak terdapat dalam saluran nafas, cerna, kemih,
air mata, keringat, ludah dan air susu. Fungsinya menetralkan toksin dan
virus, mencegah kontak antara toksin/ virus dng sel sasaran dan
mengumpalkan/ mengganggu gerak kuman yang memudahkan
fagositosis.
Imunoglobulin M
Tidak dapat menembus plasenta, dibentuk pertama kali oleh tubuh
akibat rangsangan antigen sifilis, rubela, toksoplasmosis. Fungsinya
mencegah gerakan mikroorganisme antigen memudahkan
fagositosis dan Aglutinosis kuat terhadap antigen
Imunoglobulin E
Jumlah paling sedikit dalam serum. Mudah diikat oleh sel mastosit,
basofil dan eosinofil. Kadar tinggi pada kasus: alergi, infeksi cacing,
skistosomiasis, trikinosis. Proteksi terhadap invasi parasit seperti
cacing
Imunoglobulin D
Sedikit ditemukan dalam sirkulasi. Tidak dapat mengikat komplemen.
Mempunyai aktifitas antibodi terhadap makanan dan autoantigen.
Struktur Ig G
Struktur Ig G
Imunitas humoral MELALUI MEDIATOR PRODUK LIMFOSIT BANTIBODI
BERDASARKAN SELEKSI KLONAL
KESEIMBANGAN AB DIATUR OLEH Th DAN Ts
MEKANISME:
- PENGOLAHAN DAN PRESENTASI AG
MAKROFAG MEMFAGOSITEKSPRESI FRAGMEN AG DIPERMUKAAN BERSAMA
MHC KLS II
- INTERAKSI SEL B DENGAN SEL T
KONTAK LANGSUNG MELALUI TCR DG KOMPLEKS AG-MHC ATAU MELALUI
MOLEKUL ADESI
SEL B MEMPRESENTASIKAN AG PD SEL T SEL T (IL-2) MENGAKTIVASI
/PROLIFERASI /DIFERENSIASI SEL B
- PRODUKSI AB
- AB BERIKATAN DG AG KOMPLEKS IMUN MENGAKTIVASI KOMPLEMEN
AG HANCUR
Imunitas selular MENGHANCURKAN M.O INTRASELULER YG TIDAK DAPAT DIJANGKAU Ab
FUNGSI UTAMA SUB POPULASI LIMFOSIT T
MEKANISME
- AKTIVASI SEL T
PENGENALAN M.O MELALUI MHC KLS II DI PERMUKAAN MAKROFAG
OLEH Th
SINYAL MENGINDUKSI LIMFOSIT MEMPRODUKSI LIMFOKIN
( INTERFERON ) MEMBANTU MENGHANCURKAN M.O
- SUBPOPULASI Tc :
MENGHANCURKAN M.O SCR LANGSUNG MELALUI PENGENALAN
EKSPRESI MHC KLS I
MEMPRODUKSI -IFN UTK MENCEGAH PENYEBARAN M.O
- AKTIVASI SEL NK, MAKROFAG DAN ADCC
DHFDengue Haemorraghic Fever
Definisi Dengue haemoragic fever adalah penyakit demam akut
yang disertai dengan adanya manifestasi perdarahan,
yang bertendensi mengakibatkan renjatan yang dapat
menyebabkan kematian (Arief Mansjoer &Suprohaita;
2000; 419).
Dengue Haemorrhagic Fever ialah suatu penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke
dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti.
(Suriadi, 2001 : 57)
Etiologi
Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini
termasuk ke dalam Arbovirus (Arthropodborn virus) group
B, tetapi dari empat tipe yaitu virus dengue tipe 1,2,3
dan 4 keempat tipe virus dengue tersebut terdapat di
Indonesia dan dapat dibedakan satu dari yang lainnya
secara serologis virus dengue yang termasuk dalam
genus flavivirus ini berdiameter 40 nonometer dapat
berkembang biak dengan baik pada berbagai macam
kultur jaringan baik yang berasal dari sel – sel mamalia
PATOFISIOLOGI
KlasifikasiMenurut derajat ringannya penyakit, Dengue Haemoragic Fever (DHF) dibagi
menjadi 4 tingkat (UPF IKA, 1994 ; 201) yaitu :
I. Derajat I
Panas 2 – 7 hari , gejala umum tidak khas, uji taniquet hasilnya positif
II. Derajat II
Sama dengan derajat I di tambah dengan gejala – gejala pendarahan
spontan seperti petekia, ekimosa, epimosa, epistaksis, haematemesis,
melena, perdarahan gusi telinga dan sebagainya.
III. Derajat III
Penderita syok ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti
nadi lemah dan cepat (> 120 / menit) tekanan nadi sempit (< 20 mmHg)
tekanan darah menurun (120 / 80 mmHg) sampai tekanan sistolik
dibawah 80 mmHg.
IV. Derajat IV
Nadi tidak teraba,tekanan darah tidak terukur (denyut jantung > - 140
mmHg) anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.
Tanda dan Gejala
Demam pelana Kuda
Manifestasi perdarahan : uji rumpeleede positif,
ptekiae, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi,
hematemesis, melena
Keluhan pada saluran pencernaan : mual, muntah,
anoreksia, diare atau konstipasi, nyeri ulu hati
Nyeri sendi , nyeri kepala, nyeri otot, rasa sakit di
daerah belakang bola mata (retro orbita),
hepatomegali, splenomegali
Kadang ditemui keluhan batuk pilek dan sakit
menelan.
Gejala klinik lain yaitu nyeri epigasstrium, muntah –
muntah, diare
Pemeriksaan Penunjang Darah
Trombosit menurun.
HB meningkat lebih 20 %
HT meningkat lebih 20 %
Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3
Protein darah rendah
Ureum PH bisa meningkat
NA dan CL rendah
Serology : HI (hemaglutination inhibition test).
Uji test tourniket (+)
Penatalaksanaan Penatalaksanaan penderita dengan DHF adalah sebagai
berikut :
Tirah baring atau istirahat baring.
Diet makan lunak.
Minum banyak (2 – 2,5 liter/24 jam) dapat berupa : susu,
teh manis, sirup dan beri penderita sedikit oralit, pemberian
cairan merupakan hal yang paling penting bagi penderita
DHF.
Pemberian cairan intravena (biasanya ringer laktat, NaCl
Faali) merupakan cairan yang paling sering digunakan.
Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi,
pernafasan) jika kondisi pasien memburuk, observasi ketat
tiap jam.
Periksa Hb, Ht dan trombosit setiap hari.
Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan
asetaminopen.
Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut.
Pemberian antibiotik bila terdapat kekuatiran infeksi
sekunder.
Monitor tanda-tanda dan renjatan meliputi keadaan umum,
perubahan tanda-tanda vital, hasil pemeriksaan
laboratorium yang memburuk.
Bila timbul kejang dapat diberikan Diazepam.
Pada kasus dengan renjatan pasien dirawat di perawatan
intensif dan segera dipasang infus sebagai pengganti cairan
yang hilang dan bila tidak tampak perbaikan diberikan
plasma atau plasma ekspander atau dekstran sebanyak 20
– 30 ml/kg BB.
Pasien terus menerus muntah, tidak dapat diberikan minum
sehingga mengancam terjadinya dehidrasi.
Hematokrit yang cenderung mengikat.
Pencegahan Pencegahan dilakukan dengan m elakukan
fogging dan 3 M plus yaitu:
Menguras tempat – tempat penampungan air
secara teratur sekurang – kurangnya sekali
seminggu atau penaburan bubuk abate ke
dalamnya.
Menutup rapat tempat penampungan air.
Mengubur atau menyingkirkan barang – barang
bekas yang dapat menampung air
PLUS +Tidak menggantung baju Memelihara Ikan Hidari Gigitan nyamukMembubuhkan obat abate
Diagnosa Banding Demam chiku nguya
Dimana serangan demam lebih mendadak dan lebih pendek tapi suhu di atas
400C disertai ruam dan infeksi konjungtiva ada rasa nyeri sendi dan otot.
Demam tyfoid
Biasanya timbul tanda klinis khas seperti pola demam, bradikardi relatif,
adanya leukopenia, limfositosis relatif.
Anemia aplastik
Penderita tampak anemis, timbul juga perdarahan pada stadium lanjut,
demam timbul karena infeksi sekunder, pemeriksaan darah tepi menunjukkan
pansitopenia.
Purpura trombositopenia idiopati (ITP)
Purpura umumnya terlihat lebih menyeluruh, demam lebih cepat menghilang,
tidak terjadi hemokonsentrasi.
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN
Definisi
Jaminan pemeliharan kesehatan bagi keluarga
miskin dan kurang mampu (GAKIN) adalah
jaminan pemeliharaan kesehatan yang diberikan
kepada keluarga miskin dan kurang mampu yang
membutuhkan pelayanan kesehatan meliputi
rawat jalan dan rawat inap sebagaimana yang
ditetapkan, baik di Puskesmas maupun di Rumah
Sakit yang ditunjuk di Wilayah.
Prosedur rawat inap bagi peserta GAKIN/SKTM di Rumah
Sakit
Prosedur Mendapatkan Layanan Program JPK GAKIN
Prosedur Mendapatkan Layanan Program JPK GAKIN Pemegang Kartu GAKIN Kartu GAKIN, RASKIN, BLT PKH, Kader Kesehatan
(Program Pemerintah lainnya) Foto kopi kartu keluarga (KK) Rujukan dari puskesmas, tidak perlu apabila
emergensi KTP
2. Pasien Panti Sertifikat panti Surat keterangan kepalah panti atau rumah singgah Daftar nama penghuni panti
3. KLB/Kebanjiran/Kebakaran Surat keterangan dari posko atau Puskesmas 4. Orang Terlantar Surat keterangan Polisi Surat keterangan dari direktur Rumah Sakit Surat keterangan dari Dinas Bintal dan Kessos Rujukan 5. Pasien SKTM Kartu BBM (BLT/PKH) Surat keterangan tidak mampu Rujukan
DOKUMENTASI KEPERAWATAN
Pengkajian Tanggal masuk : 10 November 2007 Jam Masuk : 19.00 WIB Ruang : Menular Anak No. Reg. Med: 1005905 Pengkajian : 11 November 2007;19.00 WIB
IDENTITAS KLIEN Nama Klien : An. Y Tgl Lahir : 01 Januari 1998 Jenis Kelamin: laki-laki Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Agama : Islam Pendidikan : SD Pekerjaan : - Alamat : Gubeng Jaya Sby
IDENTITAS PENANGGUNG JAWABNama Orang Tua : Tn. Y.EUmur : 28 tahun Jenis Kelamin : Laki-lakiSuku/Bangsa :Jawa/IndonesiaAgama :Islampendidikan : SLTAPekerjaan : Karyawan
STATUS KESEHATAN
◦ Riwayat Penyakit Sekarang
Klien masuk rumah sakit dengan dibawa oleh keluarga/orang tua
setelah sebelumnya mengalami demam semenjak hari rabu siang
(sepulang sekolah)/telah lima hari demam. Demam yang dialami
klien tidak berkurang (relatif menetap). Penyebab demam tidak
diketahui keluarga, demam tidak berkurang dengan pemberian
obat-obatan turun panas dan kompres.Pada hari minggu pagi anak
mengalami epistaksis dan kemudian dibawa ke RS Dr. Sutomo.
Saat ini klien kurang nafsu makan.Klien selalu merasa kenyang
setelah makan 2-3 sendok makan dan mengatakan perutnya terasa
penuh.Kondisi ini terjadi semenjak empat hari yang lalu.Klien dan
keluarga mengatakan tidak tahu penyebab tidak nafsu
makan.Dengan kondisinya saat ini klien merasa badannya agak
lemas.
Riwayat Penyakit Keluarga
Orang tua tidak ada yang menderita penyakit jantung, penyakit
kencing manis
Riwayat Kesehatan Lingkungan
Klien dan keluarga tinggal di daerah yang berpenduduk padat dengan
tingkat sosial ekonomi menengah kebawah, pada jarak 10 meter
dari rumah klien terdapat tetangga yang terjangkit penyakit
Demam Berdarah.Penyemprotan nyamuk sering dilakukan dan
terakhir kali sekitar 2 ½ bulan yang lalu.Tempat penampungan air
yang ada dirumah adalah bak mandi yang setiap hari digunakan
dan tempat minuman burung yang biasa diganti tiap dua hari
sekali.Keluarga biasa mengantung baju di belakang pintu.
◦ PEMERIKSAAN FISIK
Status Present Keadaan umum : Tampak sakit sedang Kesadaran : Compos mentis Tekanan darah : 100/70 mmHg Nadi : 80 x/menit RR : 24 x/menit Suhu : 37,8
Status Generalis Kepala Bentuk : Normal, simetris Rambut : Hitam, lurus, distribusi merata, Muka : Bulat, simetris Mata : Konjungtiva ananemis, sklera anikterik Telinga : Liang telinga lapang, serumen (-), Hidung : Septum tidak deviasi, pernapasan cuping
hidung Mulut : Bibir tidak kering, sianosis
Patofisiologi pada dhf ?Mengapa dhf ditandai oleh pendarahan ?Pada pasien dhf leukosit menurun,
apakah dapat menyebabkan infeksi ?Penatalaksanaan pada dhf ?Keluhan utama dhf pada woc ? Perawatan dhf derajat 2 ?Yang dimaksud dgn Peregangan kapsul
hati ?Kenapa pada derajat 4 tekanan darah
semakin meningkat