dengan metode estafet storytellinglib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga...

47
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLING PADA MATERI SISTEM KOORDINASI Skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi oleh Siti Zubaidah 4401412006 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

Upload: tranthu

Post on 13-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

PROBLEM BASED LEARNING

DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLING

PADA MATERI SISTEM KOORDINASI

Skripsi

disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

oleh

Siti Zubaidah

4401412006

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

Page 2: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

ii

Page 3: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

iii

Page 4: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

iv

MOTTO

Perlengkapan terbaik untuk masa depan adalah pendidikan (Aristoteles)

Bermimpilah setinggi langit, jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara

bintang-bintang (Ir. Soekarno)

Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat

suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya

ia dengan kemajuan selangkah pun (Ir. Soekarno).

PERSEMBAHAN

Untuk Bapak, Ibu, Guru-guru, dan Kakak

Page 5: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

v

PRAKATA

Puji syukur senantiasa terucap ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat,

hidayah, serta karunia-Nya dan sholawat selalu tercurah atas junjungan Nabi

Muhammad SAW hingga akhir zaman. Pada kesempatan ini, penulis dengan

syukur mempersembahkan skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran

Problem Based Learning Metode Estafet Storytelling pada Sistem Koordinasi”.

Skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan dari semua pihak yang bersedia

meluangkan sebagian waktu dan tenaga demi membantu penyusunan skripsi ini.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini perkenankanlah peneliti menyampaikan

ucapan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk menyelesaikan studi di UNNES.

2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberi izin untuk

melaksanakan penelitian.

3. Ketua Jurusan Biologi FMIPA UNNES yang telah memberikan kemudahan

dan kelancaran dalam penyusunan skripsi.

4. Dr. Ning Setiati, M.Si. selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, arahan dan motivasi kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

5. Dr. Retno Sri Iswari, S.U. selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, arahan, nasehat dan motivasi kepada peneliti dalam

penyusunan skripsi ini.

6. Dr. Yustinus Ulung Anggraito, M.Si. selaku dosen penguji yang memberikan

masukan dan saran positif demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini.

7. Dr. Sri Ngabekti, M.S. selaku dosen wali yang telah memberi motivasi kepada

peneliti.

8. Bapak, Ibu Dosen dan seluruh staf Jurusan Biologi yang telah memberikan

bekal kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

9. Kepala SMA Negeri 2 Salatiga yang telah memberikan kesempatan dan

kemudahan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.

Page 6: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

vi

10. Sulistyaningsih, M.Pd. selaku guru mata pelajaran Biologi SMA Negeri 2

Salatiga yang telah berkenan membantu dan bekerjasama dengan peneliti

dalam melaksanakan penelitian.

11. Bapak, Ibu Guru dan seluruh staf karyawan SMA Negeri 2 Salatiga yang telah

memberikan kemudahan dalam pelaksanaan penelitian ini.

12. Siswa kelas XI SMA Negeri 2 Salatiga Tahun Ajaran 2015/2016 yang telah

bersedia bekerjasama dalam penelitian ini.

13. Keluarga Bapak Suhardjo yang telah memberikan segenap dukungan,

motivasi, nasehat dan doa tiada henti bagi peneliti untuk menyelesaikan

skripsi ini.

14. Sahabat-sahabatku Widya Kusuma A, Mery Tantiya, Kusniana, Pujiasih, dan

Arum Nurita yang telah memberikan bantuan, dukungan, masukan, dan

motivasi bagi peneliti.

15. Alfat Ahlian Majidi yang telah memberikan semangat dan motivasi bagi

peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

16. Keluarga Internal Departement tahun 2013-2014, PPL SMA Negeri 2 Salatiga

tahun 2015, KKN VOKASI Desa Tabet tahun 2015 yang telah memberikan

dukungan dan semangat bagi peneliti.

17. Teman-teman Pendidikan Biologi FMIPA UNNES angkatan 2012 terutama

rombel 2 yang telah memberikan dukungan dan semangat bagi peneliti.

18. Semua pihak yang telah berkenan membantu peneliti selama penelitian dan

penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

Kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat peneliti

harapkan untuk menyelesaikan skripsi ini. Semoga hasil penelitian ini dapat

bermanfaat bagi peneliti pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Semarang, 20 Juli 2016

Peneliti

Page 7: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

vii

ABSTRAK

Zubaidah, Siti. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learningdengan Metode Estafet Storytelling pada Materi Sistem Koordinasi. Skripsi,Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UniversitasNegeri Semarang. Pembimbing Utama Dr. Ning Setiati, M.Si. dan PembimbingPendamping Dr. Retno Sri Iswari, S.U.

Penggunaan model, metode dan pendekatan pembelajaran yang tepat danbervariasi diharapkan mampu meningkatkan aktivitas selama pembelajaransehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Diskusi bersama guru biologiyang mengajar kelas XI di SMA N 2 Salatiga, diperoleh informasi bahwa siswa–

siswi kelas XI MIA di SMA N 2 Salatiga memiliki hasil belajar di atas KKMhanya sebesar 5,5%. Penerapan Model Problem based learning (PBL) denganmetode Estafet Storytelling meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa, karenadengan bercerita siswa dapat berimajinasi dan berpikir kritis menceritakanmasalah yang dihadapi sehingga siswa lebih memahami materi

Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 2 Salatiga. Populasi penelitian iniadalah siswa kelas XI MIA SMA N 2 Salatiga Tahun 2016 yang berjumlah tigakelas dan pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Jenispenelitian ini adalah Quasi Experimental Design. Tenik pengambilan datamenggunakan tes, lembar penilaian, lembar observasi, wawancara, dan angket.

Hasil penelitian menunjukkan analisis aspek kognitif dari hasil uji t satupihak dengan t hitung 4,568 lebih besar dari pada t tabel 1,67. Analisis nilaipsikomotorik siswa menunjukan semua kelompok pada kelas eksperimen maupunkelas kontrol tergolong memiliki nilai yang tinggi namun nilai pada kelaseksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol dengan rerata 97 untuk kelaseksperimen dan 94 untuk kelas kontrol. Kelas eksperimen memiliki hasil rerataanalisis aktivitas lebih besar dari kelas kontrol dengan rerata 70,76 untuk kelaseksperimen dan 68,88 untuk kelas kontrol.

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa Model Pembelajaran ProblemBased Learning dengan Metode Estafet Storytelling pada Materi SistemKoordinasi mampu meningkatkan hasil belajar baik aspek Kognitif maupunPsikomotorik dan aktivitas siswa, dengan hasil posttest kelas eksperimen lebihbaik daripada kelas kontrol, hasil aktivitas siswa kelas eksperimen lebih baikdibandingkan dengan kelas kontrol, dan hasil penilaian aspek psikomotorik kelaseksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol.

Kata Kunci: Estafet Storytelling, PBL, Sistem Koordinasi

Page 8: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI................................................... ii

PENGESAHAN ........................................................................................ iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ iv

PRAKATA................................................................................................ v

ABSTRAK ................................................................................................ vii

DAFTAR ISI............................................................................................. viii

DAFTAR TABEL..................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 5

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 5

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 6

1.5 Penegasan Istilah.............................................................................. 7

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA..................................................................... 10

2.1 Landasan Teori ................................................................................ 10

2.1.1 Model Pembalajaran Berbasis Masalah (Problem BasedLearning) ............................................................................. 10

2.1.2 Estafet Storytelling............................................................... 19

Page 9: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

ix

2.1.3 Hasil Belajar ........................................................................ 22

2.1.4 Sistem Koordinasi................................................................ 27

2.2 Kerangka Berpikir ........................................................................... 29

2.3 Hipotesis Penelitian ......................................................................... 29

BAB 3 METODE PENELITIAN.............................................................. 30

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................... 30

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian....................................................... 30

3.2.1 Populasi .................................................................................. 30

3.2.2 Sampel .................................................................................... 30

3.3 Variabel Penelitian........................................................................... 31

3.4 Rancangan Penelitian....................................................................... 31

3.5 Prosedur Penelitian .......................................................................... 32

3.5.1 Tahap Persiapan...................................................................... 32

3.5.2 Bentuk Instrumen.................................................................... 34

3.5.3 Langkah-langkah Penyusunan Instrumen............................... 35

3.5.4 Tahap Pelaksanaan.................................................................. 42

3.5.5 Metode Pengumpulan Data..................................................... 44

3.6 Metode Analisis Data ...................................................................... 44

3.6.1 Hasil Belajar Kognitif............................................................. 44

3.6.2 Analisis Nilai Aspek Psikomotorik ........................................ 50

3.6.3 Analisis Nilai Aktivitas .......................................................... 51

3.6.4 Analisis Tanggapan Siswa dan Guru Terhadap ProsesPembelajaran .......................................................................... 51

Page 10: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

x

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................... 53

4.1 Hasil Penelitian................................................................................ 53

4.1.1 Hasil Belajar ........................................................................ 53

4.1.2 Hasil Angket Tanggapan Siswa dan Wawancara Guruterhadap Proses Pembelajaran ............................................. 60

4.2 Pembahasan ..................................................................................... 62

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 74

5.1 Simpulan.......................................................................................... 74

5.2 Saran ................................................................................................ 74

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 75

LAMPIRAN-LAMPIRAN........................................................................ 78

Page 11: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Desain Pretest-Posttest Control Group Design................................. 32

2. Interpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas Tes ................................ 38

3. Soal Pilihan Ganda yang di gunakan ................................................. 42

4. Soal Essay yang di gunakan .............................................................. 42

5. Kriteria Nilai Psikomotorik Siswa..................................................... 50

6. Kriteria Nilai Aktivitas Siswa............................................................ 51

7. Kriteria Hasil Tanggapan Siswa ........................................................ 52

8. Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest Siswa .......................................... 54

9. Hasil Uji Kesamaan Dua Varian Nilai Pretest Siswa........................ 55

10. Uji Kesamaan Dua Rata-rata (t dua pihak) skor pretest siswa .......... 55

11. Hasil Uji Normalitas Nilai Posttest Siswa......................................... 56

12. Hasil Uji Kesamaan Dua Varian Nilai Prostest Siswa...................... 57

13. Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen................................... 57

14. Nilai Psikomotorik Siswa Ketrampilan Praktikum Sistem Indra ...... 58

15. Nilai Aktivitas Siswa ......................................................................... 59

16. Nilai Aktivitas Siswa pada Setiap Aspek .......................................... 59

17. Nilai Analisis Tanggapan Siswa Kelas Eksperimen terhadap ModelPBL Metode Estafet Storytelling ....................................................... 60

Page 12: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka berpikir penelitian tentang penerapan modelpembelajaran Problem Based Learning dengan metodeEstafet Storytelling pada materi sistem koordinasi.............. 29

Page 13: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus ............................................................................................... 78

2. Rencana Pembelajaran Eksperimen................................................... 81

3. Rencana Pembelajaran Kontrol ......................................................... 98

4. Kisi-kisi Soal Pretest-Posttest ........................................................... 106

5. Soal Pretest-Posttest .......................................................................... 112

6. Contoh Hasil Pretest-Posttest Kelas Eksperimen.............................. 117

7. Contoh Hasil Pretest-Posttest Kelas Kontrol .................................... 119

8. Rubrik Penilaian Aktivitas................................................................. 121

9. Contoh Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen.............. 123

10. Contoh Hasil Penilaian Aktivitas Siswa Kelas Kontrol .................... 124

11. Kisi-kisi, Rubrik Psikomotorik.......................................................... 125

12. Contoh Hasil Penilaian Aspek Psikomotorik KetrampilanPraktikum Siswa Kelas Eksperimen.................................................. 134

13. Contoh Hasil Penilaian Aspek Psikomotorik KetrampilanPraktikum Siswa Kelas Kontrol......................................................... 137

14. Contoh Hasil Penilaian Aspek Psikomotorik Laporan PraktikumSiswa Kelas Eksperimen.................................................................... 140

15. Contoh Hasil Penilaian Aspek Psikomotorik Laporan PraktikumSiswa Kelas Kontrol .......................................................................... 142

16. Contoh Laporan Siswa Kelas Eksperimen ........................................ 144

17. Contoh Laporan Siswa Kelas Kontrol ............................................... 152

Page 14: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

xiv

18. Hasil Wawancara Tanggapan Guru ................................................... 160

19. Kisi-kisi Angket Tanggapan Siswa ................................................... 163

20. Contoh Hasil Angket Tanggapan Siswa ............................................ 165

21. Hasil Analisis Uji Coba Soal Pilihan Ganda ..................................... 167

22. Perhitungan Validitas Butir Soal ....................................................... 169

23. Perhitungan Reliabilitas Instrumen.................................................... 171

24. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal ................................................ 172

25. Perhitungan Daya Pembeda Soal....................................................... 173

26. Hasil Analisis Uji Coba Soal Essay................................................... 174

27. Uji Normalitas Data Pretest Kelompok Eksperimen......................... 175

28. Uji Normalitas Data Posttest Kelompok Eksperimen ....................... 176

29. Uji Normalitas Data Pretest Kelompok Kontrol ............................... 177

30. Uji Normalitas Data Posttest Kelompok Kontrol.............................. 178

31. Uji Homogenitas dan Uji t Dua Pihak Data Pretest ......................... 179

32. Uji Homogenitas dan Uji t Satu Pihak Data Posttest ........................ 181

33. Hasil Rekap Kemampuan Kognitif Kelas Eksperimen ..................... 183

34. Hasil Rekap Kemampuan Kognitif Kelas Kontrol ............................ 184

35. Rekap Hasil observasi Aktivitas Kelompok Kontrol ........................ 185

36. Rekap Hasil observasi Aktivitas Kelompok Eksperimen.................. 187

37. Rekap Hasil Penilaian Aspek Psikomotorik Ketrampilan PraktikumSistem Indra ....................................................................................... 191

38. Rekap Hasil Penilaian Laporan Praktikum Sistem Indra .................. 192

39. Tanggapan Siswa ............................................................................... 194

40. Dokumentasi ...................................................................................... 195

Page 15: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

1

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Penggunaan model, metode dan pendekatan pembelajaran yang tepat

dan bervariasi diharapkan akan meningkatkan aktivitas belajar siswa sehingga

menjadikan siswa lebih aktif, kreatif dan memiliki hasil belajar yang tinggi.

Meningkatnya aktivitas selama pembelajaran dapat meningkatkan hasil

belajar siswa. Pembelajaran terbaik bagi siswa adalah dengan learning by

doing dan learning by thinking the problems (Delisle, 1997).

Berdasarkan diskusi bersama guru biologi yang mengajar kelas XI

diperoleh informasi bahwa siswa-siswi kelas XI MIA di SMA N 2 Salatiga

memiliki hasil belajar biologi yang cukup rendah, hasil belajar yang diperoleh

berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Siswa yang memiliki

hasil belajar di atas KKM hanya sebesar 5,5% atau dua siswa pada setiap

kelas.

Ada berbagai alasan mengapa siswa-siswi kelas XI MIA di SMA N 2

Salatiga memiliki hasil belajar yang rendah, di antaranya yaitu kesadaran diri

siswa yang sangat rendah, daya pikir dan daya ingat yang kurang sehingga

mengakibatkan siswa membutuhkan lebih banyak usaha dan waktu untuk

Page 16: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

2

memahami materi, ketertarikan dan motivasi belajar siswa yang rendah

terhadap materi yang diajarkan oleh guru.

Perilaku mudah bosan dan kurang antusias yang menjadikan siswa

malas memperhatikan dan memahami materi yang guru jelaskan juga menjadi

salah satu alasan mengapa para siswa memiliki hasil belajar yang rendah.

Guru Biologi kelas XI di SMAN 2 Salatiga sudah berusaha menggunakan

beberapa model, metode, dan media pembelajaran yang bervariasi seperti

mengajar secara konvensional (ceramah) dengan menggunakan buku paket

terkadang juga menggunakan media power point, mengajar dengan lagu,

menggunakan LKS, dan sing and moving stick dimana model, metode, dan

media ini diharapkan mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan

menambah ketertarikan dan memotivasi siswa untuk belajar sehingga

menjadikan siswa memiliki hasil belajar yang mencapai KKM.

Pada kenyataannya setelah dilakukan Ulangan Harian untuk

mengetahui hasil belajar siswa, siswa masih memiliki hasil belajar di bawah

KKM baik hasil Ulangan Harian maupun Ulangan akhir semester. Hal ini

dimungkinkan model, metode, atau media yang digunakan guru dalam

pembelajaran belum sesuai. Melihat latar belakang masalah tersebut untuk

mengatasi kurangnya aktivitas belajar siswa dan banyaknya siswa yang

memiliki hasil belajar di bawah KKM dilakukan Pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) dengan metode Estafet Storytelling yang diharapkan

mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Page 17: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

3

Menurut Amir (2013) model PBL atau yang biasa disebut dengan

pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang

pembelajarannya dimulai dengan pemberian ‘masalah’, biasanya ‘masalah’

memiliki konteks dengan dunia nyata, dengan demikian siswa diberi

kebebasan berpikir kritis dan keterampilan dalam memecahkan persoalan

dengan menggunakan masalah nyata.

Model pembelajaran PBL memiliki berbagai dimensi manfaat bahwa

siswa akan: meningkat kecakapan pemecahan masalahnya, lebih mudah

mengingat, meningkatkan pemahamannya, meningkatkan pengetahuannya

yang relevan dengan dunia praktik, mendorong mereka penuh pemikiran,

membangun kemampuan kepemimpinan dan kerja sama, kecakapan belajar,

dan memotivasi pelajar. PBL memiliki karakteristik sebagai berikut:

pembelajaran diawali dengan masalah kehidupan nyata, melakukan

penyelidikan autentik, pembelajaran terjadi di dalam kelompok kecil,

pembelajaran berpusat pada siswa.

Metode Estafet Storytelling berasal dari kata Estafet = bersambung,

dan Storytelling = bercerita, dapat di artikan bercerita secara bersambung dan

berantai. Metode ini dianggap cocok, karena dengan bercerita siswa dapat

berimajinasi dan berpikir kritis menceritakan masalah yang dihadapi, selain

menceritakan kembali pembelajaran yang telah dilaksanakan siswa juga

belajar dalam berkomunikasi dan merangkai kata-kata. Pembelajaran dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dan meningkatkan aktivitas siswa. Estafet

Storytelling memiliki karakteristik sebagai berikut: pembelajaran dilakukan

Page 18: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

4

dalam kelompok, pembelajaran dilakukan secara bersambung dan beruntun

dari siswa satu ke siswa selanjutnya, siswa dituntut untuk memahami materi

dan menceritakan kembali.

Guru Biologi SMA Negeri 2 Salatiga sudah menguasai model

pembelajaran PBL. Beliau menerapkan model ini pada kelas X dan hasil

belajar dari siswa-siswi tersebut meningkat. Melihat pengalaman yang telah

dilakukan beliau, peneliti mencoba menerapkan model PBL pada kelas XI

dengan tujuan model pembelajaran tersebut mampu meningkatkan hasil

belajar siswa kelas XI.

Mata pelajaran Biologi adalah salah satu mata pelajaran dalam

rumpun Sains, yang mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan

imajinatif dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa

alam sekitar. Pembelajaran Biologi materi sistem koordinasi tidak dapat

diajarkan sebagai suatu materi pengetahuan yang disampaikan dengan metode

ceramah saja, melainkan melalui pembelajaran siswa aktif. Model

pembelajaran berbasis masalah, merupakan pembelajaran siswa aktif, dimana

siswa belajar dan berlatih dengan kecakapan proses untuk memiliki dan

menguasai konsep-konsep dasar materi sistem koordinasi secara tuntas. Pola

pembelajaran yang dikembangkan di Indonesia dewasa ini, menuntut

keaktifan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar, dan kreativitas siswa

untuk mengolah data yang diberikan guru.

Materi Sistem Koordinasi manusia dipandang sesuai untuk diterapkan

dengan pembelajaran berbasis masalah. Materi Sistem Koordinasi banyak

Page 19: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

5

terdapat masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari yang perlu pemecahan

masalah. Materi tersebut merupakan materi yang sulit dikarenakan terdapat

banyak proses-proses yang saling berkaitan dan jika proses pertama kurang

bisa memahami maka akan kesulitan memahami proses yang selanjutnya.

Materi Sistem Koordinasi membutuhkan pemahaman yang tinggi karena

materi yang dipelajari tidak terlihat oleh mata (abstrak) sehingga siswa

kurang tertarik dan termotivasi untuk mempelajari lebih dalam (Mulyani,

2009). Sesuai dengan masalah-masalah yang telah dibahas pada latar

belakang maka telah dilakukan penelitian berjudul Penerapan Model

Pembelajaran Problem Based Learning dengan Metode Estafet Storytelling

pada Materi Sistem Koordinasi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah yaitu:

Bagaimana Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan

Metode Estafet Storytelling pada Materi Sistem Koordinasi?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji keterterapan Model

Pembelajaran Problem Based Learning dengan Metode Estafet Storytelling

pada Materi Sistem Koordinasi.

Page 20: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

6

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa

Implementasi Model Pembelajaran PBL dengan Metode Estafet

Storytelling, siswa mendapat pengalaman belajar yang menyenangkan,

meningkatkan antusias dan pemahaman dalam pembelajaran sehingga

siswa mampu meningkatkan hasil belajar materi Sistem Koordinasi.

2. Bagi guru

a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu alternative dalam

pemilihan pendekatan pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil

belajar Biologi siswa.

b. Dengan menggunakan model ini, guru dapat membelajarkan siswa

menjadi lebih menyenangkan dan mengoptimalkan pemahaman siswa.

3. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengembangan

model pembelajaran Biologi, dan diharapkan dapat dikembangkan dalam

pembelajaran bidang studi lainnya.

4. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat memberikan pengalaman langsung kepada peneliti

sebagai calon tenaga pendidik dalam menerapkan model pembelajaran

PBL dengan metode Estafet Storytelling. Juga menambah pengetahuan

dalam membekali diri sebagai calon guru biologi yang memperoleh

pengalaman penelitian secara ilmiah agar kelak dapat dijadikan modal

sebagai guru dalam mengajar

Page 21: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

7

1.5 Penegasan Istilah

1. Model Pembelajaran Problem Based Learning: Model problem based

learning atau yang biasa disebut dengan pembelajaran berbasis masalah

adalah model pembelajaran yang pembelajarannya dimulai dengan

pemberian ‘masalah’, biasanya ‘masalah’ memiliki konteks dengan dunia

nyata, dengan demikian siswa diberi kebebasan berpikir kritis dan

keterampilan dalam memecahkan persoalan dengan menggunakan masalah

nyata tersebut (Amir, 2013).

Dalam penelitian yang dimaksudkan dengan model pembelajaran PBL

adalah siswa dihadapkan pada suatu masalah yang terdapat dalam

kehidupan sehari-hari dan siswa harus mampu memecahkan masalah

dengan suatu kajian dari berbagai sumber. Sumber yang dimaksud di sini

adalah buku atau internet.

2. Estafet Storytelling: Kata estafet merupakan kata yang diambil dari kata

lari estafet. Lari estafet adalah lari beregu yang pelarinya secara bergantian

membawa tongkat dari garis start menuju garis finis. Setiap regu terdiri

atas 4 orang atau lebih (Santoso dan Susilo, 2007). Bisa disimpulkan

bahwa estafet dalam penelitian ini adalah bersambung, bergantian.

Storytelling: Secara bahasa Storytelling adalah interaktif, pendengar

mendengarkan cerita yang disampaikan dan menceritakan kembali.

Metode storytelling merupakan sebuah metode yang dilakukan oleh

seseorang, dengan cara membaca sebuah materi atau bahan dan kemudian

Page 22: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

8

bercerita kepada orang lain tanpa membaca teks atau menurut tata bahasa

sendiri (Henny, 2007).

Sesuai arti dari masing masing kata Estafet dan Storytelling maka dapat

diartikan bahwa Estafet Storytelling itu sendiri adalah bercerita secara

bersambung dan berantai. Jadi metode Estafet Storytelling adalah metode

pembelajaran yang menerapkan cara pembelajaran dengan membaca dan

menceritakan kembali materi yang didiskusikan secara bersambungan dan

berantai dari anggota kelompok satu dengan anggota kelompok lain dalam

satu kelompoknya.

3. Hasil belajar: Belajar merupakan suatu upaya untuk memperbaiki,

mengembangkan, bahkan meningkatkan kemampuan kognitif, psikomotor

dan aktivitas siswa. Belajar adalah suatu perubahan yang relatif permanen

dalam suatu kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktik atau

latihan (Sudjana, 2005). Maksud hasil belajar di sini adalah hasil belajar

yang mencakup ranah Kognitif, dan Psikomotorik ditambah Aktivitas

siswa. Hasil belajar yang mencakup ranah kognitif dilihat dari hasil pretest

dan posttest, ranah Psikomotorik dilihat dari ketrampilan praktikum, dan

Aktivitas siswa dilihat dari penilaian sikap saat pembelajaran.

4. Sistem Koordinasi: Sistem Koordinasi adalah salah satu materi biologi

yang diajarkan pada kelas XI semester 2. Materi pokok yang tercakup di

dalam materi sistem koordinasi terbagi ke dalam lima bahasan yaitu

pertama Sistem Saraf: Sel-sel saraf (neuron), Struktur otak, Sistem saraf

sadar dan tak sadar. Kedua, Sistem indera: Penglihatan, Pendengaran,

Page 23: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

9

Pembau, Pengecap, Peraba. Ketiga, Sistem hormone: Kelenjar hipofisis,

Kelenjar tiroid, Kelenjar paratiroid, Kelenjar suprarenalis, Kelenjar

pancreas, Ovarium, Testis. Keempat, Mekanisme pengaturan homeostasis

tubuh. Pokok bahasan yang kelima mengkaji tentang Gangguan pada

sistem koordinasi.

Page 24: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

10

10

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Model Pembalajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

Menurut Amir (2013) model PBL adalah model pembelajaran

yang pembelajarannya dimulai dengan pemberian ‘masalah’, biasanya

‘masalah’ memiliki konteks dengan dunia nyata, dengan demikian siswa

diberi kebebasan berpikir kritis dan keterampilan dalam memecahkan

persoalan dengan menggunakan masalah nyata tersebut. Hasil penelitian

Huang (2012) menunjukkan bahwa PBL merupakan suatu metode

pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi belajar dan hasil

belajar siswa. Bilgin dkk (2009) menyatakan bahwa PBL mampu

membantu siswa untuk berpikir, memecahkan masalah dan mengasah

kemampuan berpikir kritis siswa.

Graaff & Kolmos (2003) mengemukakan beberapa karakteristik

PBL, yaitu: (a) Kurikulum ini disusun dalam blok tematik, dalam satu

semester di bagi dalam beberapa periode, dan setiap periode berfokus

pada tema tertentu. Siswa menganalisis salah satu kasus, yang sudah ada

dan menyampaikan secara lisan maupun tertulis, (b) Proses Pembelajaran

setiap kelompok membahas dan menganalisis kasus yang telah ada.

kelompok belajar terdiri dari 8-12 siswa. Satiap siswa dalam kelompok

Page 25: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

11

menyajikan masalah, (c) Metode penilaian harus sesuai dengan tujuan

dari proses pembelajaran. PBL ini berarti pengujian kemajuan untuk

mendirikan ini individu pengetahuan dan pengujian kompetensi bukan

untuk pengetahuan faktual terisolasi.

Model pembelajaran PBL memiliki berbagai dimensi manfaat

(Amir, 2013) bahwa siswa akan: meningkat kecakapan pemecahan

masalahnya, lebih mudah mengingat, meningkatkan pemahamannya,

meningkatkan pengetahuannya yang relevan dengan dunia praktik,

mendorong mereka penuh pemikiran, membangun kemampuan

kepemimpinan dan kerja sama, kecakapan belajar, dan memotivasi

pemelajar. Mengapa bisa menjadi lebih ingat dan paham karena

dengankonteks yang dekat, dan sekaligus melakukan deep learning

(karena banyak mengajukan pertanyaan penyidik) bukan surface learning

(yang sekedar menghafal saja) maka siswa akan lebih memahami materi.

Model pembelajaran PBL memiliki beberapa karakteristik yang

membedakan dengan model pembelajaran lainnya, yaitu:

1. Pembelajaran bersifat student centered learning

2. Pembelajaran terjadi pada kelompok-kelompok kecil

3. Guru berperan sebagai fasilitator dan mediator

4. Masalah menjadi fokus dan merupakan sarana untuk

mengembangkan keterampilan problem solving

5. Informasi-informasi baru diperoleh dari belajar mandiri (self directed

learning)

Page 26: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

12

Sanjaya (2009) menjelaskan bahwa model pembelajaran ini juga

memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan. Keunggulan PBL antara

lain:

1. Merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami

pelajaran

2. Dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan

untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa

3. Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran

4. Dapat memperlihatkan kepada siswa setiap mata pelajaran

(matematika, IPA, dan lain sebagainya), pada dasarnya merupakan

cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan

hanya sekadar belajar dari guru atau buku-buku saja

5. Dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa

6. Dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis

7. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan

pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata

8. Dapat mengembangkan minat siswa untuk belajar secara terus-

menerus sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.

Kelemahan model PBL antara lain:

1. Siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa

masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan

merasa enggan untuk mencoba

Page 27: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

13

2. Keberhasilan model pembelajaran melalui PBL membutuhkan cukup

waktu untuk persiapan

3. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan

masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa

yang ingin mereka pelajari.

Amir (2013) menyatakan terdapat tujuh langkah PBL, yaitu:

Langkah 1: Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas.

Memastikan setiap anggota memahami berbagai istilah dan konsep

yang ada dalam masalah. Langkah pertama ini dapat dikatakan tahap yang

membuat setiap peserta berangkat dari cara memandang yang sama atas

istilah-istilah atau konsep yang ada dalam masalah.

Langkah 2: Merumuskan masalah

Fenomena yang ada dalam masalah menuntut penjelasan

hubungan-hubungan apa yang terjadi di antara fenomena itu. Kadang-

kadang ada hubungan yang masih belum nyata antara fenomenanya atau

ada yang sub-sub masalah yang harus diperjelas dahulu.

Langkah 3: Menganalisis masalah

Anggota mengeluarkan pengetahuan terkait apa yang sudah

dimiliki anggota tentang masalah. Terjadi diskusi yang membahan

informasi faktual (yang tercantum pada masalah), dan juga informasi yang

ada dalam pikiran anggota. Brainstorming (curah gagasan) dilakukan

dalam tahap ini. Anggota kelompok mendapatkan kesempatan melatih

Page 28: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

14

bagaimana menjelaskan, melihat alternatif atau hipotesi yang terkait

dengan masalah.

Langkah 4: menata gagasan anda dan secara sistematis menganalisisnya

dengan dalam.

Bagian yang sudah dianalisis dilihat keterkaitannya satu sama lain,

dikelompokkan, mana yang paling menunjang, mana yang bertentangan,

dan sebagainya. Analisis adalah upaya memilah-memilah sesuatu menjadi

bagian-bagian yang membentuknya.

Langkah 5: Memformulasikan tujuan pembelajaran.

Kelompok dapat merumuskan tujuan pembelajaran karena

kelompok sudah tahu pengetahuan mana yang masih kurang, dan mana

yang masih belum jelas. Tujuan pembelajaran akan dikaitkan dengan

analisis masalah yang dibuat. Inilah yang akan menjadi dasar gagasan

yang akan dibuat laporan. Tujuan pembelajaran ini juga yang dibuat

menjadi dasar penugasan-penugasan individu di setiap kelompok.

Langkah 6: Mencari informasi tambahan dari sumber yang lain (di luar

diskusi kelompok)

Saat ini kelompok sudah tau informasi apa yang tidak dimiliki, dan

sudah punya tujuan pembelajaran. Kini saatnya mereka harus mencari

informasi tambahan itu, dan menetukan dimana hendak dicarinya. Mereka

harus mengatur jadwal, menentukan sumber informasi. Setiap anggota

harus mampu belajar sendiri dengan efektif untuk tahapan ini, agar

mendapatkan informasi yang relevan, seperti misalnya menentukan kata

Page 29: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

15

kunci dalam pemilihan, memperkirakan topik, penulis, publikasi dari

sumber pembelajaran. Pembelajaran harus: memilih, meringkas sumber

pembelajaran itu dengan kalimatnya sendiri dan mintalah menulis

sumbernya dengan jelas.

Langkah 7: Mensintesis (menggabungkan) dan menguji informasi baru,

dan membuat laporan untuk kelas.

Dari laporan-laporan individu/subkelompok, yang dipresentasikan

dihadapan anggota kelompok lain, kelompok akan mendapatkan

informasi-informasi baru. Anggota yang mendengar laporan haruslah kritis

tentang laporan yang disajikan (laporan diketik, dan diserahkan kesetiap

anggota). Kadang-kadang laporan yang dibuat menghasilkan pertanyaan-

pertanyaan baru yang harus disikapi oleh kelompok.

Barrel (2007) mengungkapkan bahwa langkah-langkah PBL adalah

sebagai berikut:

1. Pernyataan masalah

2. Berbagai macam peran yang dilakukan oleh siswa

3. Kesempatan untuk menganalisis situasi, timbulnya pertanyaan

4. Investigasi untuk mencari jawaban biasanya dilakukan secara

berkelompok

5. Analisis kritis untuk penemuan dan penggambaran kesimpulan yang

masuk akal

6. Penemuan tersebut untuk dibagikan, dipresentasikan, yang sering kali

dilakukan di depan kelas (audiens)

Page 30: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

16

7. Berbagai macam penilaian informal dan formal secara autentik oleh

siswa dan guru

Sugiyanto (2010) menyatakan terdapat lima tahapan dalam PBL,

diantaranya yaitu:

1. Memberikan orientasi tentang permasalahan kepada siswa.

Guru membantu siswa untuk membentuk kelompok belajar. Guru

membahas tujuan pembelajaran, menjelaskan bahan yang dibutuhkan,

memotivasi siswa agar terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih.

2. Mengorganisasikan siswa untuk meneliti (belajar)

Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan

tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

3. Membantu investigasi/membimbing penyelidikan individual atau

kelompok

Guru mendorong siswa untuk mendapatkan dan mengumpulkan

informasi yang tepat, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan

penjelasan dan solusi.

4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru membantu siswa untuk merencanakan dan menyiapkan karya

yang sesuai/tepat, seperti laporan/video, dan model-model yang

membantu mereka untuk menyampaikannya kepada orang lain.

5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Page 31: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

17

Guru membantu siswa melakukan refleksi dan evaluasi terhadap

penyelidikan/investigasi mereka dan proses-proses yang mereka

gunakan.

Barrett (2005) menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan PBL

sebagai berikut:

1. Siswa menyajikan solusi yang mereka temukan. Siswa diberi

permasalahan oleh guru (permasalahan diungkap dari pengalaman

siswa)

2. Siswa melakukan diskusi dalam kelompok kecil dan melakukan hal-hal

berikut :

a. Mengklarifikasi kasus permasalahan yang diberikan

b. Mendefinisikan masalah

c. Melakukan tukar pikiran berdasarkan pengetahuan yang mereka

miliki

d. Menetapkan hal-hal yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah

e. Menetapkan hal-hal yang harus dilakukan untuk menyelesaikan

masalah

3. Siswa melakukan kajian secara independen berkaitan dengan masalah

yang harus diselesaikan. Mereka dapat melakukannya dengan cara

mencari sumber di perpustakaan, database, internet, sumber personal

atau melakukan observasi

Page 32: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

18

4. Siswa kembali kepada kelompok PBL semula untuk melakukan tukar

informasi, pembelajaran teman sejawat, dan bekerjasama dalam

menyelesaikan masalah.

5. Siswa menyajikan solusi yang mereka temukan.

6. Siswa dibantu oleh guru melakukan evaluasi berkaitan dengan seluruh

kegiatan pembelajaran. Hal ini meliputi sejauh mana pengetahuan yang

sudah diperoleh oleh siswa serta bagaimana peran masing-masing siswa

dalam kelompok.

Melihat langkah-langkah yang telah dikemukakan oleh para ahli,

peneliti mencoba mengambil garis besar dan melakukan sedikit perubahan

terhadap langkah PBL yang akan di lakukan dalam penelitian sebagai

berikut:

1. Guru membantu siswa untuk membentuk kelompok belajar. Siswa

diberi permasalahan oleh guru. Guru membahas tujuan pembelajaran,

menjelaskan bahan yang dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlibat

dalam pemecahan masalah yang diberikan oleh guru.

2. Siswa melakukan diskusi dalam kelompok kecil dan melakukan hal-hal

berikut:

a. Mengklarifikasi kasus permasalahan yang diberikan

b. Mendefinisikan masalah

c. Melakukan tukar pikiran berdasarkan pengetahuan yang mereka

miliki

d. Menetapkan hal-hal yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah

Page 33: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

19

e. Menetapkan hal-hal yang harus dilakukan untuk menyelesaikan

masalah

3. Siswa melakukan kajian secara independen berkaitan dengan masalah

yang harus diselesaikan. Mereka dapat melakukannya dengan cara

mencari sumber pada buku, database, atau internet.

4. Siswa melakukan tukar informasi, pembelajaran teman sejawat, dan

bekerjasama dalam menyelesaikan masalah.

5. Siswa menyajikan solusi yang mereka temukan

6. Siswa dibantu oleh guru melakukan evaluasi berkaitan dengan seluruh

kegiatan pembelajaran. Hal ini meliputi sejauh mana pengetahuan yang

sudah diperoleh oleh siswa serta bagaimana peran masing-masing siswa

dalam kelompok.

2.1.2 Estafet Storytelling

Kata estafet merupakan kata yang di ambil dari kata lari estafet. Lari

estafet atau Lari sambung sendiri adalah salah satu nomor lomba lari pada

perlombaan atletik yang dilaksanakan secara bergantian atau berantai. Satu

regu lari sambung ada empat orang pelari, yaitu pelari pertama, kedua,

ketiga, dan keempat. Nomor lari sambung ada kekhususan yang tidak akan

dijumpai pada nomor lari yang lain, yaitu memindahkan tongkat sambil

berlari cepat dari pelari kesatu kepada pelari berikutnya. Lari sambung

dimulai dari bangsa Aztek, Inka, dan Maya bertujuan untuk meneruskan

berita yang telah diketahui sejak lama. Di Yunani, estafet obor

diselenggarakan dalam hubungannya dengan pemujaan leluhur dan untuk

Page 34: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

20

meneruskan api keramat ke jajahan-jajahan baru. Tradisi api olimpiade

berasal dari tradisi Yunani mengemukakan bahwa latihan sprint-

estafetadalah gabungan lari cepat (sprint) dengan lari estafet (Santoso dan

Susilo, 2007).

Secara bahasa Storytelling adalah interaktif, pendengar

mendengarkan cerita yang disampaikan dan menceritakan kembali. Metode

bercerita (Storytelling) merupakan sebuah metode yang dilakukan oleh

seseorang, dengan cara membaca dan bercerita. Bercerita adalah suatu

kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan kepada orang lain dengan

alat atau tanpa alat tentang apa yang harus disampaikan dalam bentuk pesan,

informasi atau hanya sebuah dongeng yang untuk didengarkan dengan rasa

menyenangkan, oleh karena itu orang yang menyajikkan cerita tersebut

menyampaikannya dengan menarik (Dhieni, 2008).

Henny (2007) berpendapat bahwa dalam proses pembelajaran

Storytelling atau metode bercerita merupakan salah satu metode untuk

meningkatkan kemampuan berbicara. Melalui metode cerita, anak tidak

akan pernah kehabisan akal, karena cerita akan menimbulkan dampak

positif, antara lain; (a) melatih daya tangkap, (b) melatih daya pikir, (c)

melatih daya konsentrasi, (d) membantu perkembangan imajinasi, (e)

menciptakan suasana yang menyenangkan.

Dhieni (2008) menyatakan bahwa metode Storytelling memiliki

manfaat: (1) melatih daya serap atau daya tangkap anak, artinya anak dapat

dirangsang untuk mampu memahami isi dalam cerita tersebut, (2) melatih

Page 35: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

21

daya konsentrasi anak untuk memusatkan perhatiannya kepada keseluruan

cerita tersebut, (3) mengembangkan daya imajinasi anak. Dengan bercerita

daya fantasi anak dapat membayangkan sesuatu yang berada diluar

jangkauan indranya, ini berarti membantu mengembangkan wawasan anak

dan bersifat fantastic, (4) bercerita memberikan pengalaman belajar untuk

melatih mendengarkan/ pendengaran, (5) membantu perkembangan

kemampuan bahasa anak dalam hal berkomunikasi, (6) bercerita untuk

menanamkan kepada anak tentang kejujuran, keramahan, ketulusan,

kebenaran dan perilaku yang positif.

Setelah melihat pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian

Estafet Storytelling maka peneliti merangkum beberapa pendapat mengenai

Estafet Storytelling tersebut sesuai pandangan peneliti. Metode Estafet

Storyteling adalah suatu metode yang dalam penerapannya dalam

pembelajaran adalah dengan bercerita bersambung dan berkesinambungan

antara siswa satu dengan yang lain.

Karakteristik Metode Estafet Storytelling adalah pembelajaran

berpusat pada siswa, siswa dituntut memahami materi yang diajarkan dan

akan diceritakan kembali, pembelajan di laksanakan dalam kelompok kecil

maupun besar, siswa harus aktif dalam berkomunikasi.

Langkah-langkah Estafet Storytelling sebagai berikut:

1. Siswa dibagi dalam suatu kelompok besar maupun kecil.

2. Guru memberikan suatu topik materi untuk dipelajari dalam satu

kelompok.

Page 36: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

22

3. Siswa memahami materi yang diberikan.

4. Satu demi satu siswa menceritakan kembali pemahaman yang diperoleh

siswa.

5. Siswa yang bercerita secara berkesinambungan dan terus bersambung

sampai siswa terakhir dalam kelompok tersebut.

6. Guru melakukan penjelasan atau koreksi apabila dalam menceritakan

kembali terdapat kesalahan.

2.1.3 Hasil belajar

Belajar adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang

setelah melakukan aktivitas tertentu. Belajar merupakan suatu upaya untuk

memperbaiki, mengembangkan, bahkan meningkatkan kemampuan

kognitif, afektif, dan psikomotor siswa. Belajar adalah suatu perubahan

yang relatif permanen dalam suatu kecenderungan tingkah laku sebagai

hasil dari praktek atau latihan (Sudjana, 2005). Menurut Supratiknya

(2012) mengemukakan bahwa hasil belajar yang menjadi objek penilaian

kelas berupa kemampuan-kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah

mereka mengikuti proses belajar-mengajar tentang mata pelajaran tertentu.

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan mengacu

pada klasifikasi hasil belajar dari Bloom yang secara garis besar yaitu

aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor.

Hasil belajar merupakan suatu proses dimana suatu organisme

mengalami perubahan perilaku karena adanya pengalaman dan proses

belajar telah terjadi jika di dalam diri anak telah terjadi perubahan,

Page 37: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

23

perubahan tersebut diperoleh dari pengalaman sebagai interaksi dengan

lingkungan. Sardiman (2009) menyatakan hasil belajar merupakan hasil

pencapaian dari tujuan belajar. Sardiman juga mengemukakan tentang

hasil belajar yang meliputi bidang keilmuan dan pengetahuan (kognitif),

bidang personal serta bidang kelakuan (psikomotorik). “Hasil belajar

dipengaruhi oleh pengalaman subjek belajar dengan dunia fisik dan

lingkungannya. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah

diketahui, subjek belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses

interaksi dengan bahan yang sedang dipelajari.” dikemukakan oleh Paul

Suparno yang dikutip dari Sardiman (2009).

Sudjana (2005) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya

adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang

lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut

Rifa’i dan Anni (2002) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang

diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Aktivitas siswa

merupakan salah satu dasar yang menentukan tingkat keberhasilan dalam

belajar (Suparlan dkk., 2008). Keaktifan yang tinggi mengakibatkan hasil

belajar yang tinggi pula (Sudjana, 2009).

Sekolah merupakan pusat belajar yang berfungsi sebagai tempat

untuk mengembangkan aktivitas. Aktivitas belajar dalam proses

pembelajaran sangat menentukan hasil belajar siswa, terutama aktivitas

siswa selama mengikuti proses belajar mengajar. Aktivitas belajar siswa

adalah serangkaian kegiatan siswa baik fisik maupun mental yang saling

Page 38: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

24

berkaitan selama proses pembelajaran sehingga tercipta pembelajaran yang

optimal (Sardiman, 2009).

Utari (2012) menyebutkan enam jenis kemampuan intelektual

kognitif, sebagai berikut:

1. Mengingat (knowledge)

Kemampuan menyebutkan kembali informasi /pengetahuan yang

tersimpandalam ingatan. Contoh: menyebutkan arti taksonomi

2. Memahami (comprehension)

Kemampuan memahami instruksi dan menegaskan

pengertian/makna ide atau konsep yang telah diajarkan baikdalam bentuk

lisan, tertulis,maupun grafik/diagram

Contoh: Merangkum materi yang telah diajarkan dengan kata-kata sendiri

3. Menerapkan (aplication)

Kemampuan melakukan sesuatu dan mengaplikasikan konsep

dalam situasi tetentu.

Contoh: Melakukan proses pembayaran gaji sesuai dengan sistem berlaku.

4. Menganalisis (analysis)

Kemampuan memisahkan konsep kedalam beberapa komponen

dan mnghubungkan satu sama lain untuk memperoleh pemahaman atas

konsep tersebut secara utuh.

Contoh: Menganalisis penyebab meningkatnya Harga pokok penjualan

dalam laporan keuangan dengan memisahkan komponen- komponennya.

Page 39: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

25

5. Mengevaluasi/menilai (evaluation)

Kemampuan menetapkan derajat sesuatu berdasarkan norma,

kriteria atau patokan tertentu

Contoh: Membandingkan hasil ujian siswa dengan kunci jawaban.

6. Mencipta (create)

Kemampuan memadukan unsur-unsur menjadi sesuatu bentuk baru

yang utuh dan koheren, atau membuat sesuatu yang orisinil.

Contoh: Membuat kurikulum dengan mengintegrasikan pendapat dan

materi dari beberapa sumber

Kegiatan belajar dan mengajar sasarannya adalah hasil belajar, jika

cara dan motivasi belajar baik, maka diharapkan hasil belajarnya juga

baik. Menurut Alwi (2003) “hasil” berarti sesuatu yang diadakan (dibuat,

dijadikan) oleh suatu usaha, sedangkan “belajar” mempunyai banyak

pengertian diantaranya adalah belajar merupakan perubahan yang terjadi

dalam diri seseorang setelah melalui proses. Menurut Slameto (2003)

Belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasilpengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Mulyono (2003), mengatakan bahwa hasil belajar adalah perbuatan

yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar. Hasil belajar

dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

Page 40: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

26

a. Besarnya usaha yang dicurahkan oleh anak untuk mencapai hasil

belajar, artinya bahwa besarnya usaha adalah indikator dari adanya

motivasi.

b. Intelegensi dan penguasaan awal anak tentang materi yang akan

dipelajari, artinya guru perlu menetapkan tujuan belajar sesuai dengan

kapasitas intelegensi anak dan pencapaian tujuan belajar perlu

menggunakan bahan apersepsi, yaitu apa yang telah dikuasai anak

sebagai batu loncatan untuk menguasai materi pelajaran baru.

c. Adanya kesempatan yang diberikan kepada anak didik, artinya guru

perlu membuat rancangan dan pengelolaan pembelajaran yang

memungkinkan anak bebas untuk melakukan eksplorasi terhadap

lingkungannya.

Mengenai hasil belajar yang dicapai oleh siswa melalui proses

belajar optimal harus mempunyai ciri sebagai berikut:

1) Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menimbulkan motivasi belajar

intensif pada diri siswa.

2) Menambah keyakinan untuk kemampuan dirinya.

3) Hasil belajar yang diperoleh siswa secara keseluruhan mencakup ranah

kognitif, dan ranah psikomotorik.

4) Kemampuan siswa untuk mengontrol, untuk menilai dan

mengendalikan dirinya terutama dalam menilai hasil yang dicapainya

maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya.

Page 41: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

27

Jadi, yang dimaksud hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki

baik bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik) yang

semuanya ini diperoleh melalui proses belajar mengajar.

2.1.4 Sistem Koordinasi

Dalam penelitian ini materi yang diterapkan adalah materi sistem

Koordinasi. Kompetensi dasar yang harus dicapai pada materi ini adalah

Menjelaskan keterkaitan struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit

yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia (saraf, endokrin, dan

penginderaan) (tercantum pada KD 3.6)

Materi pokok yang tercakup di dalam materi sistem Koordinasi

terbagi ke dalam lima bahasan yaitu pertama Sistem saraf: Sel-sel saraf

(neuron), Struktur otak, Sistem sarafsadar dan tak sadar. Ketiga, Sistem

hormone: Kelenjar hipofisis, Kelenjar tiroid, Kelenjar paratiroid, Kelenjar

suprarenalis, Kelenjar pancreas, Ovarium, Testis. Keempat, Mekanisme

pengaturan homeostasis tubuh. Pokok bahasan yang kelima mengkaji

tentang gangguan pada sistem koordinasi.

Sistem koordinasi mempunyai karakteristik materi yang abstrak

dan rumit, salah satunya karena berhubungan dengan mekanisme fisika dan

kimiawi yang komplek. Sistem koordinasi mempunyai empat prinsip

penting yaitu: mekanisme sebab akibat, hubungan antara struktur dan

fungsi, aliran informasi dan homeostatis. Materi sistem koordinasi termasuk

salah satu materi yang sulit dipahami karena sifat materinya yang abstrak.

Pada pembelajaran materi sistem koordinasi, siswa harus sudah pada tahap

Page 42: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

28

berpikir operasi formal. Mekanisme sebab akibat yang menjadi salah satu

prinsip pada materi sistem koordinasi yang menyebabkan kesulitan dalam

memahami materi sistem koordinasi karena erat kaitannya dengan

mekanisme fisiologis pembentukan dan penghantaran impuls koordinasi.

Materi sistem koordinasi merupakan salah satu materi penting untuk dapat

memahami konsep-konsep selanjutnya terutama dalam fisiologi hewan

(Mulyani, 2009).

Page 43: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

29

2.2 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka berpikir penelitian tentang penerapan model pembelajaran

Problem Based Learning dengan metode Estafet Storytelling pada materi sistem

koordinasi

2.3 Hipotesis Penelitian

Penerapan Model Pembelajaran PBL dengan Metode Estafet Storytelling

meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa pada Materi Sistem

Koordinasi

Pembelajaranbersifat teacher

centeredlearning.

Daya ingat dandaya pikir siswa

yang kurang

Materi sistem Koordinasimemiliki submateri yangbanyak, rumit dan abstrak

Hasil belajar dan aktivitas siswa masih rendah

Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dengan metodeEstafet Storytelling

Siswa menjadi lebih tertarik untuk memahami materi.

Meningkatnya hasil belajar dan aktivitas belajar siswa

Aktivitas belajar siswa rendah

Meningkatnya daya pikir, pemahaman, pengolahan kata, dan imajinatifsiswa

Page 44: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

74

74

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Penerapan Model Pembelajaran PBL dengan Metode Estafet Storytelling

pada Materi Sistem Koordinasi mampu meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas

Siswa. Hasil Belajar baik aspek kognitif, dan psikomotorik. Dengan hasil posttest

kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol, hasil penilaian aspek

psikomotorik kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol, dan

hasil aktivitas siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas

kontrol.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka saran yang dapat

diajukan sebagai berikut.

1. Pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran PBL dengan Metode

Estafet Storytelling harus diterapkan pada materi ataupun mata pelajaran lain

yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran.

Page 45: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

75

DAFTAR PUSTAKA

Akmar, S.N., & Eng, L.S. 2005. Integrating Problem-Based Learning (PBL) inMathematics Method Course. Electronic Journal of University ofMalaya. Journal of Problem Based Learning, 3(1): 156-167. Tersedia dihttp://e-journal.um.edu.my/public/article-view.php?id=1011

Alwi, H. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Amir, M.T. 2013. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning Cetakan3. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Arends, L.R. 2008. Learning to Teach (seventh edition). New York: McGraw HillCampanies

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Cetakan 13,Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta.

Atikasari, S., W. Isnaeni, A.P.B. Prasetyo. 2012. Pengaruh Pendekatan Problem-Based Learning dalam Materi Pencemaran Lingkungan terhadapKemampuan Analisis. Unnes Journal of Biology Education, 1(3): 219-227

Barrett, T. 2005. Handbook of Enquiry & Problem Based Learning. Galway:CELT

Barrel, J. 2007. PBL: An Injuring Approach. California: Corwin Press

Bilgin, I., E. Senocak, & M. Sozbilir. 2009. The Effects of Problem BasedLearning Instruction on University Students Performance of Conceptualand Quantitative Problems in Gas Concepts. Eurasia Journal ofMathematics, Science, & Technologi Education, 5(2): 153-164

Delisle, R. 1997. How to Use Problem-based Learning in the Classroom.Virginia USA: Association for Supervision and Curriculum DevelopmentAlexandria.

Dhieni, N. 2008. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka

Duch, B.J. 1995. What is problem based learning? About Teaching A newsletterof the Center for Theaching Effectiveness 1(47): 78-89. Online. Tersediadi :http://www.udel.edu/pbl/cte/jan95-what.html [diakses 25 Mei 2016]

Endelman, S. 1997. Curiousity and Eksploration. Online. Tersedia dihttp://www.csun.edu/~vepsy00h/students/explore.htm [diakses 23 Mei2016]

Page 46: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

76

Efendi, A. 2009. Penerapan Problem Based Learning (PBL) sebagai Upaya untukMeningkatkan Aktivitas Belajar Siswa pada Mata PelajaranKewirausahaan Kelas XI Pemasaran 1 di SMK Negeri 2 Kediri. JurnalProdi Tata Niaga UNESA, 3(2): 1-10

Fitriana, S., H. Ihsan, & S. Annas. 2015. Pengaruh Efikasi Diri, Aktivitas,Kemandirian Belajar dan Kemampuan Berpikir Logis terhadap HasilBelajar Matematika pada Siswa Kelas VIII SMP. Jurnal GuruMatematika SMP Negeri Polongbangkeng Utara, 1(2): 86-101

Graaff, E.D., & A. Kolmos. 2003. Characteristics of Problem-Based Learning.Artikel Delft University of Technology, 19(5): 657-662

Hamzah, A. 2014. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta: Rajawali Pers.

Henny, S. 2007. Cara Bercerita yang Efektif dan Menarik. Bandung: DisdikPropinsi Jawa Barat.

Huang , K. 2012. Applying Problem-based Learning (PBL) in University EnglishTranslation Classes. The Journal of International Management Studies,7(1): 121-127

Mulyani, A. 2009. Pembelajaran System Saraf Berbasis Teknologi Informasiuntuk Meningkatkan Penguasaan Konsep, Keterampilan Generik Sains,dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. Jurnal Universitas PendidikanIndonesia, 2(1): 78-89

Mulyono, A. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PTRineka Cipta.

Nurtanto, M. 2015. Implementasi Problem-Based Learning untuk MeningkatkanHasil Belajar Kognitif, Psikomotor, dan Aktivitas Siswa di SMK. JurnalUniversitas Negeri Yogyakarta,5(3): 352-364.

Rifa’i A., & C.T. Anni. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang: Unnes Press

Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar ProsesPendidikan. Jakarta: Kencana.

Santoso, T.H., & E. Susilo. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.Bogor: Yushistira

Sardiman A.M. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: RadjaGrafindo Persada.

Page 47: DENGAN METODE ESTAFET STORYTELLINGlib.unnes.ac.id/28823/1/4401412006.pdf · terkadang juga menggunakan mediapower point, mengajar dengan lagu, menggunakan LKS, dan sing and moving

77

Savery, J.R., & T.M. Duffy. 2001. Problem Base Learning: An InstructionalModel and Its Constructivist Framework. Bloomington: IndianaUniversity.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PTRineka Cipta.

Suci, N.M. 2008. Penerapan Model Problem Based Learning untuk MeningkatkanPartisipasi Belajar dan Hasil Belajar Teori Akuntasi Mahasiswa JurusanEkonomi Undiksha. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan,2(1): 45-54

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: PT. Tarsito Bandung.

Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: P.T.Remaja Rosdakarya.

Sugiyanto. 2010. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka.

Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suparlan, D. Meirawan, D. Budimansyah. 2008. Pakem (pembelajaran aktif.kreatif. efektif. menyenangkan). Bandung: Genesindo

Supratiknya, A. 2012. Penialian Hasil Belajar dengan Teknik Nontes.Yogyakarta: Universitas Sanata Darma.

Utari, R. 2011. Taksonomi Bloom Apa dan Bagaimana Menggunakannya?.Widyaiswara Madya: Pusdiklat KNPK

Wahyudi, A., Marjono, & Harlita. 2015. Pengaruh Problem Based Learningterhadap Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Biologi SiswaKelas X SMA Negeri Jumapolo Tahun Pelajaran 2013/2014. JurnalFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret,4(1): 5-11

Zuliana, E. 2015. Pengaruh Model Problem Based Learning Berbantuan KartuMasalah terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika SiswaSekolah Dasar. Jurnal PGSD FKIP Universitas Muria Kudus, 5(2): 8-9