dekontaminasi r-135instalasi radio metalurgi …digilib.batan.go.id/e-prosiding/file...

10
DEKONTAMINASI R-135INSTALASI RADIO METALURGI SEBAGAI UPAYA PEMULIHAN KUALITAS LlNGKUNGAN KERJA Nur Tri Harjanto, Yusuf N, Sunardi P2TBDU-BATAN, Serpong ABSTRAK DEKONTAMINASI R-135 INSTALASI RADIO METAL':JRGI (IRM) SEBAGAI UPAYA PEMULIHAN KUALITAS UNGKUNGAN KERJA. Ruang R-135 Instalasi Radio Metalurgi merupakan tempat kerja yang menggunakan zat-zat radioaktif dalam jumlah sedikit (Iaboratorium aktivitas sedang) dengan tingkat paparan radiasi -y dalam orde ~Sv/jam dan tingkat kontaminasi rendah (zone hijau). Suatu kecelakaan ledakan di lemari asap telah terjadi di R 135 IRM yang menyebabkan ruangan tersebut dinyatakan tidak aman ditandai dengan kontaminasi radias; yang tinggi khususnya radiasi -l3 mencapai 64 Bq/cm2 lebih tinggi daTi nilai ambang yang diizinkan. Dengan dampak seperti ini maka horus dilakukan dekontaminasi yang me lip uti pemetaan, pemantauan/pengukuran pra-deko, dekontamlnasi dengan cara basah (menggunakan radiae wash) kemudian dengan cara kering (dengan vacuum cleaner') dan terakhir pemetaan dan pengukuran kembali paparan radiasi pasca-deeo seperti pada saat sebelum dekontaminasi. Pengukuran pasca-deko menunjukkan kontaminasi radiasi -l3 sedikit di atas Kadar Tertinggi yang Diizinkan (8,55 Bq/cm2> KTD : 3,7 Bq/cm2). Namun demikian dengan menggunakan shoe cover, personil yang bekerja di R-135 dinyatakan aman. Paparan radiasl-y masih dibawah ambang batas yang diizinkan (2.2 ~Sv/hour < PTD : 25 ~Sv/hour ). Dengan kata Jain, personil bekerja selama 8 jam per hari di R-135 tidak akan menerima dosis radiasi melebihi batas yang diizinkan. 'ABSTRACT DECONTAMINATION OF ROOM NO. R-135 AT RADIOMETALLURGY INSTALLATION (RMI) FOR BACKFITTING INTO WORKING ENVIRONMENT. Room R-135 of RMI was used to handle few radioactive substances (medium cctivity laboratory), whose y radiation exposure is in the order of flSv/hour and therefore considered low level contamination (green zone). An incidental explosion inside the fume hood occured in Room R-135 RMI and had contaminated the room so that the room was stated unsave with high radiation contaminants, especially {3 radiation at higher level than 64 Bq/cm2 limit. Accordingly, the contamination must be conducted following these stages: Mapping, Monitoring and Measuring of radiation level prior to Decontamination, Wet Decontamination (by Radiawash), Dry Decontamination (using a vacuum cleaner), and fainally Re-Mapping and Re-Measuring the radiation exposure after decontamination. The result of the measurement after Decontamination showed that f3 radiation contaminant is higher than the allowable limit (8.55 Bq/cm2 > PL : 3.7 Bq/cm2). However by wearing shoe covers, any personnel working in R- 135 was stated to be safe. The -y radiation exposure was still below the permitted limit (2.2 flSv/hour < PL : 25 flSv/hourj. In other word, the persons working for 8 hours a day at room R-135 will not not receive dose exceeding tho permitted limit. PENDAHULUAN Ruang R-135 IRM merupakan tempat kerja yang menggunakan zat-zat radioaktif dalam jumlah sedikit dan termasuk laboratorium aktivitas sedang.Sesuai desain, tingkat paparan radiasi -y dalam orde ~Sv/jam dan tingkat kontaminasi rendah atau zone hijau .. Kontaminan zat-Zat radioaktif yang melampui batas keselamatan dalam operasi normal hanya terdapat diruang bagian dalam gloVQ"boxdon lem,ui asap, karena memang kedua fasilitas terse but digunakan dengan maksud untuk penanganan zat-zat radioaktif. Pada glove- box, kontaminasi ke ruangan kerja dicegah oleh dinding-dinding dan sistem ventilasi dan tidak ada kontak langsung personil dengan zat radioaktif, sedangkan pada lemari asap dimana masih terdapat kontak langsung antara personil dengan zat radio aktif, kontaminan kelingkungan ke~a dicegah oleh sistem ventilasi dan sebagian besar oleh dindingnya. Bila papa ran radiasi -y cukup tinggi, digunakan balok-balok Pb uantuk mengurangi intensitas paparan radiasLPada 138 lemari asap terdapat kumpulan zat-zat radioaktif dan bahan kimia lainnya dalam botol dan tabung reaksi (umumnya dalam bentuk cairan) untuk maksud penelitian. Pekerjaan yang dilakukan pad a ruang asap di R-135 adalah penentuan fraksi bakar mutlak elemen bakar nuklir uranium oksida (RIE-01) yang meliputi penentuan jumlah sisa isotop uranium-235 dan isotop hasil fisinya yaitu Cesium-134 dan Cesium-137 dari larutliln ouplikan elemen bakar plat-1, 6, dan 11 diberbagai posisi aksial. Pad a kondisi operasi normal kontaminasi dapat terjadi pada permukaan alas lemari asap akibat percikan dan tertampung/ terserap oleh kertas merang yang tersedia disana. Pada keadaan normal Pada kondisi normal tingkat paparan radiasi -y tertinggi tercatat 22,S ~Sv/jam pada sisi kiri jendela asap (bagian yang tidak berperisai) dan 0,354 ~Sv/jam pada sisi kanan (bagian yang berperisai Pb). Tingkat kontaminan radiasi-a pad a lantai ruangan tidak terdeteksi, sedan~kan radiasi -f3 tertinggi sebesar 0,18 Bq/cm. Tingkat kontaminasi radiasi -a

Upload: ngobao

Post on 31-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

DEKONTAMINASI R-135INSTALASI RADIO METALURGISEBAGAI UPAYA PEMULIHAN KUALITAS LlNGKUNGAN KERJA

Nur Tri Harjanto, Yusuf N, SunardiP2TBDU-BATAN, Serpong

ABSTRAKDEKONTAMINASI R-135 INSTALASI RADIO METAL':JRGI (IRM) SEBAGAI UPAYA PEMULIHAN KUALITAS

UNGKUNGAN KERJA. Ruang R-135 Instalasi Radio Metalurgi merupakan tempat kerja yang menggunakan zat-zatradioaktif dalam jumlah sedikit (Iaboratorium aktivitas sedang) dengan tingkat paparan radiasi -y dalam orde ~Sv/jamdan tingkat kontaminasi rendah (zone hijau). Suatu kecelakaan ledakan di lemari asap telah terjadi di R 135 IRM yangmenyebabkan ruangan tersebut dinyatakan tidak aman ditandai dengan kontaminasi radias; yang tinggi khususnyaradiasi -l3 mencapai 64 Bq/cm2 lebih tinggi daTi nilai ambang yang diizinkan. Dengan dampak seperti ini maka horusdilakukan dekontaminasi yang me lip uti pemetaan, pemantauan/pengukuran pra-deko, dekontamlnasi dengan carabasah (menggunakan radiae wash) kemudian dengan cara kering (dengan vacuum cleaner') dan terakhir pemetaan danpengukuran kembali paparan radiasi pasca-deeo seperti pada saat sebelum dekontaminasi. Pengukuran pasca-dekomenunjukkan kontaminasi radiasi -l3 sedikit di atas Kadar Tertinggi yang Diizinkan (8,55 Bq/cm2> KTD : 3,7 Bq/cm2).Namun demikian dengan menggunakan shoe cover, personil yang bekerja di R-135 dinyatakan aman. Paparanradiasl-y masih dibawah ambang batas yang diizinkan (2.2 ~Sv/hour < PTD : 25 ~Sv/hour ). Dengan kata Jain, personilbekerja selama 8 jam per hari di R-135 tidak akan menerima dosis radiasi melebihi batas yang diizinkan.

'ABSTRACTDECONTAMINATION OF ROOM NO. R-135 AT RADIOMETALLURGY INSTALLATION (RMI) FOR

BACKFITTING INTO WORKING ENVIRONMENT. Room R-135 of RMI was used to handle few radioactive substances(medium cctivity laboratory), whose y radiation exposure is in the order of flSv/hour and therefore considered low levelcontamination (green zone). An incidental explosion inside the fume hood occured in Room R-135 RMI and hadcontaminated the room so that the room was stated unsave with high radiation contaminants, especially {3 radiation athigher level than 64 Bq/cm2 limit. Accordingly, the contamination must be conducted following these stages: Mapping,Monitoring and Measuring of radiation level prior to Decontamination, Wet Decontamination (by Radiawash), DryDecontamination (using a vacuum cleaner), and fainally Re-Mapping and Re-Measuring the radiation exposure afterdecontamination. The result of the measurement after Decontamination showed that f3 radiation contaminant is higherthan the allowable limit (8.55 Bq/cm2 > PL : 3.7 Bq/cm2). However by wearing shoe covers, any personnel working in R­135 was stated to be safe. The -y radiation exposure was still below the permitted limit (2.2 flSv/hour < PL : 25flSv/hourj. In other word, the persons working for 8 hours a day at room R-135 will not not receive dose exceeding thopermitted limit.

PENDAHULUAN

Ruang R-135 IRM merupakan tempatkerja yang menggunakan zat-zat radioaktifdalam jumlah sedikit dan termasuklaboratorium aktivitas sedang.Sesuai desain,tingkat paparan radiasi -y dalam orde~Sv/jam dan tingkat kontaminasi rendah atauzone hijau .. Kontaminan zat-Zat radioaktifyang melampui batas keselamatan dalamoperasi normal hanya terdapat diruangbagian dalam gloVQ"boxdon lem,ui asap,karena memang kedua fasilitas terse butdigunakan dengan maksud untukpenanganan zat-zat radioaktif. Pada glove­box, kontaminasi ke ruangan kerja dicegaholeh dinding-dinding dan sistem ventilasi dantidak ada kontak langsung personil denganzat radioaktif, sedangkan pada lemari asapdimana masih terdapat kontak langsungantara personil dengan zat radio aktif,kontaminan kelingkungan ke~a dicegah olehsistem ventilasi dan sebagian besar olehdindingnya. Bila papa ran radiasi -y cukuptinggi, digunakan balok-balok Pb uantukmengurangi intensitas paparan radiasLPada

138

lemari asap terdapat kumpulan zat-zatradioaktif dan bahan kimia lainnya dalambotol dan tabung reaksi (umumnya dalambentuk cairan) untuk maksud penelitian.Pekerjaan yang dilakukan pad a ruang asapdi R-135 adalah penentuan fraksi bakarmutlak elemen bakar nuklir uranium oksida(RIE-01) yang meliputi penentuan jumlahsisa isotop uranium-235 dan isotop hasilfisinya yaitu Cesium-134 dan Cesium-137dari larutliln ouplikan elemen bakar plat-1, 6,dan 11 diberbagai posisi aksial.

Pad a kondisi operasi normal kontaminasidapat terjadi pada permukaan alas lemariasap akibat percikan dan tertampung/terserap oleh kertas merang yang tersediadisana. Pada keadaan normal Pada kondisi

normal tingkat paparan radiasi -y tertinggitercatat 22,S ~Sv/jam pada sisi kiri jendelaasap (bagian yang tidak berperisai) dan0,354 ~Sv/jam pada sisi kanan (bagian yangberperisai Pb). Tingkat kontaminan radiasi-apad a lantai ruangan tidak terdeteksi,

sedan~kan radiasi -f3 tertinggi sebesar 0,18Bq/cm. Tingkat kontaminasi radiasi -a

diudara tertinggi adalah 3,756 Bq/m3.Ruangan ini dinyatakan aman untuk bekerja,namun tetap memperhatikan dan mematuhinorma-norma keselamatankerja.

Suatu peristiwa di luar kebiasaan telahterjadi di R-135 Instalasi radio metalurgiyakni suatu ledakan yang terjadi di dalamruang asap yang menyebabkan sebagianbarang-barang hancur. Ledakan tersebutbersumber dari dari botol yang berisi zatkimia yang mengakibatkan hilangnya bahannuklir di KMP-C MBA RJ-Fsebanyak 0,082 9Uranium (Laporan Bapeten di Website).Setelah terjadi ledakan di dalam lemari asap,sebagian barang-barang hancur. Barangyang tertinggal berupa pecahan gelas sertabeberapa barang yang tidak utuh,diantaranya adalah labu ukur yang berisilarutan target U (EC-004 dan EC-005).Musibah tersebut te~adi pada saat hari libursehingga tidak menimbulkan korban. Namundampak yang ditimbulkan dari kejadian inimenyebabkan ruangan tersebutterkontaminasi radiasi dan oleh BAPETENdinyatakan tidak aman untuk bekerjadidalamnya.

Oari hasil pemeriksaan dan pemantauanradiasi menunjukkan bahwa di ruangantersebut tercatat paparan radiasi dankontaminasi yang cukup tinggi sehinggaharus dilakukan pemulihan kualitaslingkungan dengan cara dekontaminasi.Dekontaminasi ini bertujuan untukmenetapkan boleh-tidaknya penggunaanfasilitas kerja yang terkontaminasi ditinjau

. dari sudut pandang keselamatan radiasi dankontaminasi zat radioaktif terhadap pekerjadan lingkungan sekitar lokasi. Kegiatan inimerupakan usaha untuk meminimalkanbahaya radiasi dan kontaminasi sebagaiakibat dari kejadian tersebut sehinggaketentuan-ketentuan keselamatan radiasiyang berlaku dapat terpenuhi. Jadiberdasarkan data yang diperoleh dari hasildekontaminasi ini dapat memberikanlegitimasi kepada pengguna fasilitas tentangkualitas lingkungan ditinjau dari sisikeamanan dan keselamatan terhadapbahaya radiasi bilamana fasilitas kerja yangtelah didekontaminasi tersebut digunakankembali.

ijA,\

Gambar 1 : Kondisi Lemari Asap Pasca Ledakan

139

limbah dan mengumpulkan limbah r.a., danmelakukan pemantauan tingkat radiasi -ydan kontaminasi -0/-13 sebelumOekontaminasi.

Kemudian setelah itu dilakukanpemetaan seluruh permukaan lantai yangterkontaminasi atau yang didugaterkontaminasi bahan radioaktif dan dibagimenjadi dua zona pemantauan radiasi, yaituzona yang lebih rapat untuk daerah yangterkontamnasl tlnggl (Iantal sekltar lemarlasap) dengan ukuran luas 0,5 m x 0,5 m dandaerah yang terkontaminasi rendah denganukuran luas 1 m x 1 m (Iantai daerah sekitarglove-box). Pemetaan dilakukan terhadapkontaminasi radiasi -0 dengan cara smearttest dan radiasi -~ dan -y dengan caralangsung. Setain itu juga dilakukanpengukuran kontaminasi udara dengan airsampler. Peta zona radiasil kontaminasi -0,-13, dan -y pasca ledakan dan sebelumdekontaminasi seperti ditunjukkan padaGambar 3, 4, dan 5.

TATA KERJA DEKONTAMINASI.

BAHAN DAN ALA T

Kertas saringAirLarutan PelRadiawashSikat lantai

Proposional Counter SAC4Microcon SurveymrterSurveymeter GammaVacum Cleaner

METODEPENGUKURANSmear-Test

Langsung

LANGKAH KERJA

Pengamanan Dan Penguku Ran PaparanRadiasi Dan Kontaminasi Pasca Ledakan

Oengan menggunakan perlengkapanproteksi radiasi maka dilakukan pengamanandan pengukuran paparan radiasi. Untukpengukuran kontaminasi -0 dilakukandengan metode Smear-test dan alat ukurPropotional Counter sedangkan untukkontaminasi -13 di/akukan dengan metodelangsung dengan alat ukur MicroconSurveymeter. Untuk pengukuran paparanradiasi -y digunakan metode pengukuranlangsung dengan alat ukur Surveymeter -yo

Oari hasH pengukuran radiasi dankontaminasi tercatat bahwa paparan radiasi ­y pada sisi jendela lemari asap sebesar 4,5sampai 5 J.1Sv/jam, tingkat kontaminasi -0dan -13 berturut-turut pada permukaan lantaididepan lemari asap sampai radius 1 meteradaJah sebesar 0,0042 sampai 0,21 Bq/cm2dan 10 sampai 64 Bq/cm2• Tingkatkonaminasi radiasi -a diudara yang dicuplikdengan air sampler adalah sebesar4,56 Bq/m3• Untuk memasuki ruangan inidiharuskan untuk menggunakanperlengkapan proteksi radiasi.

Dekontaminasi

Langkah pertama yang dilakukansebelum dekontaminasi adalah Pengamananlokasi kejadian. Kegiatan ini antara lainadalah mempersiapkan perlengkapan masuklokasi dan perlengkapan proteksi radiasi,menyediakan/memantau aliran udara,MeJakukan pemantauan tingkat radiasi -ydan kontaminasi -01-13, menyiapkan wadah

140

PcngamananLokasi Kejadian

~PCl11ctaanawal danPengukuran R & K~Dckontaminasi Basahdcngan Radiawash+Dckontaminasi Kcringdengan Vacuum Cleaner+Pcngepclan Scluruh

Ruangan~Pcmctaan danpengukuran R &K Paska Dcko

Gambar 2. Prosedur KerjaDekontaminasi

daJam

PintuMasuk••

J;.~;JJ~J ...I Fum~hood 1 ....1 .. , .~Cj~ ..~Crja

· o,or p,037 ~.074 0,057 'p,139 p.113 9.029 i i s:·········t··········· .. ···j·············· .. ·J· .. · .. ······ ·~·· .. ···· .. ··T ..······· .. ···i··········· ..··i'·..······· ..L··· •.•. ·····r····· ..······i ...·..···,~.· .• •. I ..•

: 0,0180.016 0,106 0,051 0.086 0.036 0.020 ! ! "

......r ·'(..· ·..r · r t· ..· ·: · ·; ··t..· ·..·t '( · ~

: ! 0.008 0.014 8 i O,OO~ : Q5'

· .

."j" '~~'~~1""'~':~6~'; (ttd) . ; .'~~~.. ;. , ......; ! , Glove , ; .

Box

.............:[j~0)'

· .· .- ••.•••••••••••••••••••.!••.••••.•••.•••.•••.•.••••••.•.•••••'r ••••.•.•.• ,· .· .

~~~,~

I

Glove

Box

MejaKerja

.h· ..··..·t···· .

Glove

Box

Glove

Box

Gambar 3, Peta zona radiasi/kontaminasi -a di R-135

Keterangan :Kondisi : Sebelum Dekontaminasi

Alat Ukur : Proportional CounterMetode Pengukuran : Smear-testA = Wadah limbah aktif; B = Meja; C = KursifTelepon; D = Almari Timbal

141

Meja Kerja

PintuMasuk••

........................... : ~ .

2,41

~]--I..............· i..· O;99 T · ·..

0,87

Glove

Box

0,40 iO,40

Meja

Kerja

Glove

Box

Gambar 4. Peta zona radiasi/kontaminasi -13 di R-135

Keterangan :KOhdisi : Sebelum DekontaminasiAlat Ukur : Microcon SurveymeterMetode Pengukuran : LangsungA = Wadah limbah aktif; B = Meja; C = Kursirrelepon; 0 = Almari Timbal

142

IAl IBl Fume-hood II Meja KerjaU U 2,11 2,51 3,79 2,1

~1-~·~r:t;:~~r-J~·~91:)r1---~r--l:f· ., , , , ; ; ! , , ; ~· .' .' - .· .' .

-T---t~~~1--I:::~ejl:I[~~r:: ~.Box

..

. 0.111 r-:.ve........................ , ; ··.··.·1 G~~x

PintuMasuk••

Meja

Kerja

~O.34

........................... - .. .

Glove

Box

GloveBac

Gambar 5. Peta zona radiasilkontaminasi -y di R~135

Keterangan :Kondisi : Sebelum DekontaminasiAlat Ukur : Surveymeter -yMetode Pengukuran : LangsungA = Wadah limbah aktif; B = Meja; C = KursifTelepon; 0 = Almari Timbal--. Arah detector probe *) arah detector probe ke lantai

143

Dekontaminasi R-135 dilaksanakansesuai dengan Prosedur Dekontaminasi yangberlaku di P2TBDU. Pertama kalidekontaminasi dilakukan di daerah yangtingkat kontaminasinya melampui batasaman dengan cara basah menggunakanradiawash, khususnya dinding ruang lemariasap dan lantai sekitar 1 meter dari lemariasap. Beberapa posisi ya,ng kontaminannyacukup kuat melekat juga dilakukanpenggosokan dengan sikat agar dapat lepasdari permukaan yang terkontaminasi.

Setelah cara pertama selesai, seluruhpermukaan ruangan di dekontaminasidengan cara kering dengan menggunakanvacuum cleaner berfilter HEPA agar semuadebu-debu radioaktif terhisap. Setelah itudilakukan decontaminasi basah pada seluruhpermukaan ruangan termasuk permukaan

peralatan yang melekat (glove-box dan mejakerja) menggunakan radiawash dengan carame-lap atau mam-pel. Seluruh langkah­langkah penge~aan dicatat dalam suatuProtocol List dan dengan memperhatikanpersyaratan-persyaratan keselamatan radiasiyang berlaku.

Pemetaan dan Pengukuran Pasca. Dekontaminasi

Setelah dilakukan dekontaminasi,pemetaan ulang daerah radiasi dankontaminasi dilakukan pada lokasi/ posisiyang sama. Kemudian dilakukan pengukurankembali paparan radiasi dengan cara/metodedan peralatan pemantau radiasi/kontaminasiyang sama pula. Hasil pemetaan dapatdilihat pada Gambar 6, dan 7.

PintuMasuk

~~ .r, uml •..hooll

+.. , ." [ M,j. K"j. I

: 0,~9 3,05 " ":t,t':, :';:F~'l~:,4':'8! ::'~,

'1'/' '" .. ~~r4'..':")...i ' : "2;1-

GJ ' . Glove .

C ., .. "'7 Box ,.

.... ;.....

'.96 GJ0,59

CJ

,,' ~~~o'GloveBox

0,40 ; 0,40,"".

0,32

;

....

i

I!

,,

Gambar 6. Peta zona radiasi/kontaminasi -13di R-135

Keterangan :Kondisi : Sesudah DekontaminasiAlat Ukur : Microcon SurveymeterMetode Pengukuran : LangsungA = Wadah limbah aktif; B = Meja; C = Kursirrelepon; 0 = Almari Timbal

144

tJtJA ,

. , ! !..=.c.c·T······:c T······ ....•.• ~'/t: ~ , . i o~ ~.

-r~~4:•..~•.:+~~r')~......•..1-+ : ! i: .........•.. ­.....-......•

PintuMasuk••

0,67

Fuml"'hood

2,14 2,22

Mcja Kcrja

1,0

ii;

GJ-~···_..I ! , .i

C ..I········~;···

! 0,07.- - ..........•!.•.....-..-............••........;. -

0···················,··

(ttd)

GloveBox

Glove

Box

MejaKcrja

•... j

GloveBox

GloveBox

Gambar 7. Peta zona radiasi/kontaminasi -y di R-135

Keterangan :Kondisi : Sesudah DekontaminasiAlat Ukur : Surveymeter -yMetode Pengukuran : LangsungA = Wadah limbah aktif; 8 = Meja; C = KursilTelepon; 0 = Almari Timbal~ Arah detector probe .) arah detector probe ke lental

HASIL DAN PEMBAHASANDari hasil pemetaan terhadap tingkat

radiasil kontaminasi bahan radioaktif di R­135 sebelum dan sesudah dekontaminasidapat dikatakan bahwa R-135 pada saat inisudah am an dari segi keselamatan radiasi.Tingkat radiasil kontaminasi setelahdekontaminasi sudah memenuhi persyaratankeselamatan radiasi, walaupun padasebagian besar data lebih tinggi dari pada

145

sebelum kejadian. Tingkat kontaminasiradiasi -0 diudara adalah 1,78 Bq/m3sangatjauh dari batasan yang diizinkan sebesar 20Bq/m3, bahkan lebih kecil dari data tertinggiyang pernah terjadi di R-135. Data-datapengukuran rutin, setelah kejadian dansetelah dilakukan dekontaminasi dapat dilihatpada Tabel1.

Tabel1. Data hasil pengukuran Rutlnutin, Pasca Ledakan, Pra Deko dan PascaDekontaminasi

Pra Deko Pasca Deko

2,2 uSvliamttd

I 8,55 Bq/cmlantai daerah kerja

Tabel 2. Pasca Dekontaininasi dan Nilai Ambang batas yang

Pasca Deko

Kontaminasi radiasi -0, , pada lantaitidak terdeteksi (ttd) atau sama denganradiasilatar belakang. Data kontaminasiradiasi -0 sebelum didekontaminasi jugamasih berada dibawah batasan yangdiizinkan sebesar 0,37 Bq/cm2. Kontaminasiradiasi -13 yang dominan mencemaripermukaan R-135 telah berhasildiminimalkan sampai nilai yang tertinggisebesar 8,55 Bq/cm2, sedangkan batasanyang diizinkan untuk lantai adalah 3,7Bq/cm2• HasH ini masih cukup tinggi daribatas yang diijinkan sehingga disarankanuntuk menggunakan shoe cover (Pelindungsepatu) untuk menghindari kontaminasi.Untuk mengembalikan pada kondisi desainharus dilakukan pembongkaranlantailpengecatan karena kontaminasimenyerap kepori-pori lantai sehingga tidakmemungkinkan lagi untuk dilakukandekontaminasi.

Tingkat paparan radiasi -y R-135 padasaat ini yang tertinggi disisi kanan jendelalemari asap adalah 2,2 jJSv/jam masih jauhdari nilai batas yang diizinkan sebesar 25IJSv/jaml 50 mSv/tahun. Dengan kata lain,person II bekerja salama 8 jam per hari di R­135 tidak akan menerima dosis radiasimelebihi batas yang diizinkan.

Didukung oleh data diatas dapatdirekomendasikan bahwa R-135 aman danselamat dari bahaya radiasi dan kontaminasi.Personil dapat masuk ke R-135 cukupdengan persyaratan proteksi radiasi sepertisebelum terjadi ledakan.

146

KESIMPULAN1. Ruang R-135 IRM merupakan tempat

kerja yang menggunakan zat-zatradioaktif dalam jumlah sedikit(Jaboratorium aktivitas sedang). Dalamkondisi normal masuk ruangan inidiizinkan tanpa shoe cover dan maskerkarena itu dinyatakan am an untukbekerja di ruang tersebut dengan tetapmenggunakan monitor radiasipersonilrrLD

2. Dengan adanya ledakan yang terjadipada femari asap di R-135 memberikandampak terhadap lingkungan kerja yaknibahaya radiasi dan kontaminasisehingga dinyatakan tidak aman yangditunjukkan dengan meningkatnyapaparanradiasi dan kontaminasikhususnya kontaminan H3) yangmelebihi am bang batas yang diizinkanyakni sebesar 64 Bq/cm2

3. Dekontaminasi dilakukan di R-135dengan tujuan untuk memulihkankembali kualitas lingkungan kerjadengan meminimalkan bahaya radiasidan kontaminasi.

4. Hasil Pengukuran pasea dekontaminasimenunjukkan bahwa Kontaminasi H3)yang dominan tefah dapat diminimalisirmenjadi 8,55 Bq/em2 sedangkanpaparan radiasi sudah jauh dibawahnilai ambang. yakni 2,2 j.lSv/jam.

5. Dengan dekontaminasi ini kondisi ruangR-135 dapat digunakan kembali denganaman dengan syarat menggunakanshoe cover sesuai rekomendasi hasilpemantauan pasca dekontaminasimenunjukkan kontaminasi (-13) masihsedikit diatas batas untuk zona hijauyakni 3,7. Bq/cm2

DAFT AR PUST AKA1. BAPETEN, Keputusan Kepala

BAPETEN No: 01/Ka-BAPETEN/ V-99Tentang Ketentuan Keselamatan KerjaTerhadap Radiasi

2. BAPETEN, Keputusan KepalaBAPETEN No: 02/Ka-BAPETEN/ V-99Tentang Baku Tingkat Radioaktivitas diLingkungan ..

3. Tim LAK P2TBDU, Laporan AnalisisKeselamatan (LAK) InstalasiRadiometalurgi P2TBDU BATAN, 2000

4. ERI HISWAAA, H.KAMIOKI, " SafeHandling " Training Course onApplication of Radistion Measurementand Nuclear Spectroscopy, PUSDIKLATBATAN,2002.

147

5. ERI HISWARA, "Pemonitoran danDekontaminasi Person ii, Ruang Kerja,dan Lingkungan", Loka KaryaKeselamatan Dan Kesehatan Ke~a,Badan Tenaga Atom Nasional, 1991

6. Instruksil Petunjuk TeknisDekontaminasi Daerah kerja InstalasiRadio Metalurgi Dokumen InternalP2TBDU No. KK 12 E05 001 BadanTenaga Nuklir Nasional , 2002

7. Recommendation of the International

Commission on RadiologicalProtection, ICRC Publication 26,Pergamon Press, 1982