definisi usaha tani untuk kelompok
TRANSCRIPT
Definisi Usaha Tani
Ilmu usahatani adalah ilmu terapan yang membahas atau mempelajari bagaimana
menggunakan sumberdaya secara efisien pada suatu usaha pertanian agar diperoleh hasil
maksimal.
Pertanian rakyat yang merupakan usahatani adalah sebagai istilah dari perkataan farm
dalam bahasa Inggris. Dr. Mosher memberikan definisi farm sebagai suatu tempat atau
sebagian dari permukaan bumi di mana pertanian diselenggarakan oleh seorang petani
tertentu, apakah ia seorang pemilik, penyakap atau manajer yang digaji. Usahatani adalah
himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat pada tempat itu yang diperlukan untuk
produksi pertanian seperti tanah dan air, perbaikan- perbaikan yang dilakukan atas tanah
itu, sinar matahari, bangunan-bangunan yang didirikan di atas tanah itu dan sebagainya
(Mosher, 1968)
Lembaga Penunjang :BankKoperasiLembaga PendidikanAngkutanPasarPasca Panendll
Tata niagaPenunjang :Dalam negeriLuar negeri
Distribusi
Penyimpanan
Pengolahan
Usahatani : Skala besarSkala kecil
Pangan Sayuran Bunga Perkebunan Ternak Ikan
Pengadaan dan Penyaluran Saprodi
- Bibit - Benih
Pupuk - Pestisida- Obat-obatan
Mesin pertanianBahan bakarKredit Dll.
KAITAN USAHATANI DAN AGRIBISNIS
Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau
keseluruhan dari mata rantai pengadaan saprodi, produksi, pengolahan hasil dan pemasaran
dihasilkan usahataniatau hasil olahannya
KLASIFIKASI USAHATANI
Klasifikasi usahatani antara lain :
1. Menurut Bentuk
1) Usahatani perseorangan (individual farm)
Dalam usahatani ini unsur-unsur produksi ditentukan oleh seseorang maka
hasilnya juga ditentukan oleh seseorang.
2) Usahatani Kooperatif (cooperative farm)
Faktor produksi dimiliki secara bersama, maka hasilnya dibagi berdasar
kontribusi dari pencurahan faktor yang lain.Dalam usahatani ini petani biasanya
bekerjasama dengan organisasi untuk mengembangkan kegiatan usahanya.
Kerjasama ini meliputi kerjasama dalam penjualan hasil, kerjasama dalam
pembelian sarana produksi dan kerjasama dalam tenaga kerja.
2. Menurut Corak
Corak usahatani berdasarkan tingkatan hasil pengelolaan usahatani yang
ditentukan oleh berbagai ukuran/kriteria, antara lain :
1) Nilai umum, sikap dan motivasi
2) Tujuan produksi
3) Pengambilan keputusan
4) Tingkat teknologi
5) Derajat komersialisasi dari produksi usahatani
6) Derajat komersialisasi dari input usahatani
7) Proporsi penggunaan faktor produksi dan tingkat keuntungan
8) Pendayagunaan lembaga pelayanan pertanian setempat
9) Tersedianya sumber yang sudah digunakan dalam usahatani
10) Tingkat dan keadaan sumbangan pertanian dalam keseluruhan tingkat
ekonomi
1) Usahatani Statis
Merupakan petani yang dalam kegiatan usahataninya bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan keluarganya (selfsufficient farm / subsistences farms).
2) Usahatani Komersial/ Dinamis
Merupakan petani yang dalam kegiatan usahataninya bertujuan untuk
mendapatkan untung sebesar-besarnya (commercial farm).
3. Menurut Struktur
1) Usaha tani khusus
Merupakan usahatani yang hanya mempunyai satu cabang saja.
Contohnya :usahatani padi , usahatani sapi perah, dsb.
2) Usaha tani tidak khusus
Petani yang mengusahakan bermacam-macam usahatani, seperti ternak atau ikan.
3) Usahatani campuran (tumpang sari)
Merupakan bentuk usahatani yang diusahakan secara bercampur antara tanaman
dengan tanaman, tanaman dengan ternak, dsb. Misalnya tumpang sari antara
jagung dengan kacang tanah, tumpang sari antara padi dan ikan.
Struktur usahatani menunjukkan bagaimana suatu komoditi diusahakan.
Cara pengusahaan dapat dilakukan secara khusus (1 lokasi), tidak khusus
(berganti-ganti lahan atau varietas tanaman) dan campuran (2 jenis atau lebih
varietas tanaman, misal tumpangsari dan tumpang gilir). Ada pula yang disebut
dengan “Mix Farming” yaitu manakala pilihannya antara dua komoditi yang
berbeda polanya, misalnya hortikultura dan sapi perah.
Pemilihan khusus atau tidak khusus ditentukan oleh :
Kondisi lahan
Musim/iklim setempat
Pengairan
Kemiringan lahan
Kedalaman lahan
Pemilihan khusus dilakukan berdasarkan keadaan tanah yang menyangkut
kelangsungan produksi dan pertimbangan keuntungan. Pemilihan tidak khusus
dilakukan oleh petani karena dipaksa oleh keadaan lahan yang dimiliki, misalnya
bila petani memiliki sawah, tanah kering dan kolam, maka pilihan komoditi yang
terbaik adalah yang menyebabkan kenaikan produk dari yang satu diikuti oleh
kenaikan produk cabang usaha yang lain.
4. Menurut Tipe
Tipe usahatani menunjukkan klasifikasi tanaman yang didasarkan pada :
Macam tipe usaha tani :
1) Usahatani padi
2) Usaha tani palawija (serealia, umbi-umbian, jagung)
Cara penyusunan tanaman yang diusahakan :
1) Usahatani monokultur
Satu jenis tanaman sayuran yang ditanam pada suatu lahan. Pola ini tidak
memperkenankan adanya jenis tanaman lain pada lahan yang sama. Jadi bila
menanam cabai, hanya cabai saja yang ditanam di lahan tersebut. Pola tanam
monokultur banyak dilakukan petani sayuran yang memiliki lahan khusus.
Jarang yang melakukannya di lahan yang sempit. Pola tanam ini memang
sudah sangat mengacu ke arah komersialisasi tanaman. Jadi perawatan
tanaman pada lahan diperhatikan dengan sungguh-sungguh (Nazaruddin,
1994)
Penataan tanaman secara tunggal (monokultur), di atas tanah tertentu
dan dalam waktu tertentu (sepanjang umur tanaman) hanya ditanami satu
jenis tanaman. Setelah dilakukan pemanenan atas tanaman itu, maka tanah
yang bersangkutan itu kemudian ditanami lagi dengan jenis tanaman yang
sama dan atau dengan jenis-jenis tanaman lain. Atau dengan kata lain : di atas
tanah itu dilakukan penataan pertanaman secara bergiliran urutan/rotasi
(Tohir, 1983).
Menurut Makeham dan Malcolm, 1990 , monokultur adalah
mengusahakan tanaman tunggal pada suatu waktu di atas sebidang lahan.
Definisi lain adalah “Penanaman berulang-ulang untuk tanaman yang sama
pada lahan yang sama”
2) Usahatani tumpang sari
Pola tanam tumpangsari merupakan penanaman campuran dari dua
atau lebih jenis sayuran dalam suatu luasan lahan. Jenis sayuran yang
digabung bisa banyak variasinya. Pola tanam ini sebagai upaya memanfaatkan
lahan semaksimal mungkin.Tumpangsari juga dapat dilakukan di ladang-
ladang padi atau jagung, maupun pematang sawah. Pola tanam tumpangsari
bisa diterapkan untuk tanaman semusim yang umurnya tidak jauh berbeda
dengan tanaman berumur panjang yang nantinya menjadi tanaman pokok
(Nazarudin, 1994).
Pola tanam tumpang sari akan berhasil guna dan berdaya guna apabila
beberapa prinsip tidak ditinggalkan. Menurut Suryanto (1990) dan Tono
(1991) bahwa prinsip tumpangsari lebih banyak menyangkut tanaman
diantaranya :
- Tanaman yang ditanam secara tumpangsari, dua tanaman atau lebih
mempunyai umur yang tidak sama
- Apabila tanaman yang ditumpangsarikan mempunyai umur yang hampir
sama, sebaiknya fase pertumbuhannya berbeda.
- Terdapat perbedaan kebutuhan terhadap air, cahaya dan unsur hara.
Pola tanam tumpangsari memberikan berbagai keuntungan, baik
ditinjau dari aspek ekonomis, maupun lingkungan agronomis. Menurut
Santoso (1990), beberapa keuntungan dari tumpangsari adalah sebagai berikut
:
- Mengurangi resiko kerugian yang disebabkan fluktuasi harga pertanian
- Menekan biaya operasional seperti tenaga kerja dan pemeliharaan
tanaman.
- Meningkatkan produktifitas tanah sekaligus memperbaiki sifat tanah.
3) Usahatani bergilir atau tumpang gilir
5. Menurut Pola
Terdapat dua macam pola usahatani, yaitu lahan basah atau sawah ,lahan kering. Ada
beberapa sawah yang irigasinya dipengaruhi oleh sifat pengairannya, yaitu:
1) Sawah dengan pengairan tehnis
2) Sawah dengan pengairan setengah tehnis
3) Sawah dengan pengairan sederhana
4) Sawah dengan pengairan tadah hujan
5) Sawah pasang surut, umumnya di muara sungai
Daftar Pustaka
Modul Usaha Tani. 2012. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang
Setia, Linda. 2012.Usaha Tani.http://lindasetia924.wordpress.com/2012/10/16/usahatani
(online). Diakses tanggal 15 September 2014
Wahyudi, Roni. 2013. Pengertian Ilmu Usaha Tani.
http://mentari-dunia.blogspot.com/2013/05/pengertian-ilmu-usaha-tani.html(online). Diakses
tanggal 15 September 2014