defenisi
TRANSCRIPT
BAROTRAUMA
1.1. DEFENISI
Barotrauma adalah kerusakan jaringan dan sekuelenya yang terjadi akibat perbedaan antara
tekanan udara (tekanan barometrik) di dalam rongga udara fisiologis dalam tubuh dengan tekanan
di sekitarnya. Barotrauma paling sering terjadi pada penerbangan dan penyelaman dengan scuba.
1.2. Insiden
Barotrauma dapat terjadi misalkan pada telinga tengah dapat terjadi saat menyelam
ataupun saat terbang. Perubahan tekanan pada kedalaman 17 kaki pertama dibawah air setara
dengan perubahan tekanan pada ketinggian 18.000 kaki pertama di atas bumi. Dengan demikian,
perubahan tekanan lingkungan terjadi lebih cepat pada saat menyelam dibandingkan dengan saat
terbang. Hal ini dapat menjelaskan relative tingginya insiden barotrauma pada telinga tengah saat
menyelam. Barotrauma telinga tengah dapat terjadi pada penyelaman kompresi udara yaitu dengan
menggunakan SCUBA (self contained Underwater Breathing Apparatus) atau penyelaman dengan
menahan napas. Seringkali terjadi pada kedalaman 10-20 kaki. Sekalipun insidens relative lebih tinggi
pada saat menyelam, masih lebih banyak orang yang bepergian dengan pesawat dibandingkan orang
menyelam. Pesawat komersial telah diberi tekanan udara namun hanya sampai 8000 kaki. Maka
barotrauma masih mungkin terjadi, namun insidensnya tidak setinggi yang diakibatkan menyelam.
Hal ini disebabkan karena pada saat menyelam, untuk mengatasi tekanan yang meningkat, harus
dilakukan usaha untuk menyeimbangkan tekanan misalnya melalui Manuver valsalva, sedangkan
pada saat naik pesawat komersial, tekanan yang menurun biasanya dapat diseimbangkan secara
pasif.
1.3. Etiologi
Barotrauma paling sering terjadi pada perubahan tekanan yang besar seperti pada
penerbangan, penyelaman misalkan pada penyakit dekompresi yang dapat menyebabkan kelainan
pada telinga, paru-paru, sinus paranasalis serta emboli udara pada arteri yang dimana diakibatkan
oleh perubahan tekanan yang secara tiba-tiba, misalkan pada telinga tengah sewaktu di pesawat
yang menyebabkan tuba eustakius gagal untuk membuka. Tuba eustakius adalah penghubung antara
telinga tengah dan bagian belakang dari hidung dan bagian atas tenggorokan. Untuk memelihara
tekanan yang sama pada kedua sisi dari gendang telinga yang intak, diperlukan fungsi tuba yang
normal. Jika tuba eustakius tersumbat, tekanan udara di dalam telinga tengah berbeda dari tekanan
di luar gendang telinga, menyebabkan barotrauma.
1.4. Patofisiologi
Bumi diselubungi oleh udara yang disebut Atmosfer Bumi. atmosfer itu terbentang mulai
dari permukaan Bumi sampai keketinggian 3000 km.Udara tersebut mempunyai massa, dan berat
lapisan udara ini akan menimbulkan suatu tekanan yang disebut tekanan udara. Makin tinggi lokasi
semakin renggang udaranya, berarti semakin kecil tekanan udaranya. Sehingga pinggiran Atmosfer
Bumi tersebut akan berakhir dengan suatu keadaan hampa udara. Trauma akibat perubahan
tekanan, secara umum dijelaskan melalui Hukum Boyle. Hukum boyle menyatakan bahwa volume
gas berbanding terbalik dengan tekanan atau P1xV1 = P2xV2. Ada bagian-bagian tubuh yang
berbentuk seperti rongga, misalnya : cavum tympani, sinus paranasalis, gigi yang rusak, traktus
digestivus dan traktus respiratorius. Pada penerbangan, sesuai dengan Hukum Boyle yang
mengatakan bahwa volume gas berbanding terbalik dengan tekanannya, maka pada saat tekanan
udara di sekitar tubuh menurun/meninggi, terjadi perbedaan tekanan udara antara di rongga tubuh
dengan di luar, sehingga terjadi penekanan/penghisapan terhadap mukosa dinding rongga dengan
segala akibatnya. Berdasarkan Hukum Boyle di atas dapat dijelaskan bahwa suatu penurunan atau
peningkatan pada tekanan lingkungan akan memperbesar atau menekan (secara berurutan) suatu
volume gas dalam ruang tertutup. Bila gaster dapat dalam struktur yang lentur, maka struktur
tersebut dapat rusak karena ekspansi ataupun kompresi. Barotrauma dapat terjadi bilamana ruang-
ruang berisi gas dalam tubuh (telinga tengah, paru-paru) menjadi ruang tertutup dengan menjadi
buntunya jaras-jaras ventilasi normal.
1.5. Cedera Akibat Tekanan Udara Tinggi (Barotrauma)
Peningkatan tekanan udara yang juga diiuti oleh perubahan volume gas dalam tubuh dapat
mengakibatkan trauma fisik. Cedera-cedera tersebut misalnya :
- Aural Barotauma
Yang paling sering sebenarnya hanya clearing atau popping pada telinga (sering dijumpai
pada pesawat take off/landing atau pada diving). Gejala yang lebih berat adalah retraksi gendang
telinga, hiperemia, kongesti telinga tengah atau bahkan pecahnya gendang telinga (disebut ear
squeeze atau aviators ear) yang menurut Teed terbagi ke dalam 4 derajat.
- Pulmonary Barotrauma
Dapat berkembang menjadi emfisema, pneumothoraks, kerusakan jaringan paru dan emboli
udara, kelainan-kelainan lain yang dapat timbul adalah : sakit gigi (bila ada kavitas), vertigo,
gangguan pandangan, gangguan pendengaran, serta gangguan keseimbangan, perubahan volume
gas di dalam system saraf pusat dapat mengakibatkan tremor, konvulsi, somnolen, pusing dan mual.
Sedangkan perubahan volume gas pada persendian dapat mengakibatkan arthralgia hiperbarik.
- Decompression Sickness
Adalah merupakan reaksi fisiologik terhadap tekanan tinggi. Pada saat tekanan tinggi,
misalnya pada saat menyelam (setiap bertambah kedalaman tekanan 1 atmosfir), kelarutan gas-gas
tubuh meninggi akibat peninggian tekanan parsil gas-gas tersebut di dalam cairan tubuh dan
jaringan. Apabila kemudian terjadi penurunan tekanan dengan cepat yang berarti juga penurunan
tekanan partil gas di dalam cairan/jaringan, maka kelarutan gas juga menurun dan akan
dilepaskanlah gas-gas tersebut dalam bentuk gelembung-gelembung mikro baik di dalam pembuluh
darah (emboli gas). Mauoun di dalam jaringan. Gejala utamanya adalah : nyeri )bends), pusing,
paralisa. Nafas memendek, kelelahan ekstremitas dan kolaps. Pengobatannya; Rekompresi di dalam
Compression Chamber dan kemudian diturunkan mengikuti decompression procedure.
Kerusakan pada sistem pressurized cabin pada ppesaeat yang sedang terbang tinggi juga
akan mengakibatkan decompression sickness.
Emboli Udara
Salah satu yang terjadi pada Decompression Sickness adala emboli udara sistemik. Emboli
udara sistemik juga dapat terjadi pada :
- Luka tembus di dada yang mengenai paru sedemikian rupa sehingga ada hubungan
antara udara pernafasan dengan vena.
- Pengobatan tbc paru dengan pneumotoraks artifisial
- Torakoplasti, pneuonektomi
Kematian pada emboli udara sistemik terjadi nila emboli tesebut menyumbat arteri
koronaria atau arteri pada susunan saraf pusat. Embolil udara juga bias terjadi pulmoner, di dalam
vena saja, yaitu bila ada hubungan antara vena dengan udara luar, sedangkan mekanisme kolaps
pada vena tesebut gagal terjadi pada beberapa saat :
- Luka terbuka di leher bagian bawah yang mengenai vena jugularis / subklavia.
- Luka vena di daerah vertebra mis. Laminektomi kordotomi.
- Luka pada sinus longitudinalis superior.
- Manipulasi kebidanan pada uterus gravida, post partum, SC, Versi dll
- Insuflasi udara . cairan bercampur udara ke dalam uterus guna abortus.
- Insuflasi udara ke dalam vagina pada uters gravid/ haid pada cunilingus (oral coitus0
- Lain-lain kecelakan prosedur diagnosis/bedah.
Tekanan negative yang terdapat di system vena akan mengakibatkan masuknya udara dalam
bentuk gelembung-gelembung ke dalam pembuluh darah vena. Gelembung udara tadi akan terbawa
ke sirkulasi vena dan berakhir di paru-paru. Gelombang udara tidak dapat melalui kapiler paru
sehingga menyumbat aliran darah a. pulmonalis dan terjadilah infark paru dan dilatasi jantung kanan
akut yang mengakibatkan kematian.