decision usefulnes approach to financial reporting

15
Scott Chapter 3 The Decision Usefulness Approach to Financial Reporting Dalam implementasi pendekatan decision usefulness pada pembuatan laporan keuangan, kita harus mengetahui siapa pengguna laporan keuangan, dan masalah pengambilan keputusan apa yang dihadapi pengambil pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan. Mengetahui jawaban dari kedua pertanyaan tersebut, laporan keuangan dapat dibuat lebih bermanfaat dalam pengambilan keputusan dari pengguna laporan keuangan, yang di mana pengguna terbesar adalah investor. Single Person Decision Theory & Sistem Informasi Teori ini bersudut pandang pada pengambilan kepurtusan individu (melalui penilaian atas informasi yang ada) dalam keadaan yang tidak tentu. Teori pengambilan keputusan relevan dengan akuntansi karena akuntansi memberikan informasi dalam pengambilan keputusan. Contoh: * (sebelum ada informasi laporan keuangan) Bill ingin berinvestasi dan memiliki dua pilihan yakni saham dengan return periode selanjutnya $1600 (utility 40); dan obligasi dengan bunga $225 (utility 15). Karena berinvestasi saham penuh dengan ketidakpastian, bill memperkirakan periode selanjutnya probabilitas kinerja buruk sebesar 0,7, dan probabilitas kinerja baik sebesar 0,3. Maka Expected Utility (EU) dari saham dan obligasi adalah sebagai berikut:

Upload: jimy-ndawa

Post on 11-Nov-2015

220 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Scoot

TRANSCRIPT

Scott Chapter 3 The Decision Usefulness Approach to Financial ReportingDalam implementasi pendekatan decision usefulness pada pembuatan laporan keuangan, kita harus mengetahui siapa pengguna laporan keuangan, dan masalah pengambilan keputusan apa yang dihadapi pengambil pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan. Mengetahui jawaban dari kedua pertanyaan tersebut, laporan keuangan dapat dibuat lebih bermanfaat dalam pengambilan keputusan dari pengguna laporan keuangan, yang di mana pengguna terbesar adalah investor.Single Person Decision Theory & Sistem InformasiTeori ini bersudut pandang pada pengambilan kepurtusan individu (melalui penilaian atas informasi yang ada) dalam keadaan yang tidak tentu. Teori pengambilan keputusan relevan dengan akuntansi karena akuntansi memberikan informasi dalam pengambilan keputusan. Contoh: * (sebelum ada informasi laporan keuangan) Bill ingin berinvestasi dan memiliki dua pilihan yakni saham dengan return periode selanjutnya $1600 (utility 40); dan obligasi dengan bunga $225 (utility 15). Karena berinvestasi saham penuh dengan ketidakpastian, bill memperkirakan periode selanjutnya probabilitas kinerja buruk sebesar 0,7, dan probabilitas kinerja baik sebesar 0,3. Maka Expected Utility (EU) dari saham dan obligasi adalah sebagai berikut:Saham : (0,3x40)+(0,7x0) = 12 (jika rugi, tentu tidak ada utilitas yang diterima, maka 0)Obligasi: 1x15 = 15(obligasi bebas resiko) Dari perhitungan tersebut, bill seharusnya membeli obligasi karena EU obligasi > saham.

* (setelah ada informasi keuangan) Bill memilih untuk membaca informasi keuangan, dan berasumsi bahwa perusahaan ada dalam kondisi yang baik dan buruk. Dalam keadaan baik, Bill menilai bahwa di periode selanjutnya, perusahaan akan memiliki kinerja yang lebih baik (Goodnews (GN)) dengan probabilitas 80%; dan Badnews (BD) dengan probabilitas 20%.Dalam keadan buruk, perusahaan memiliki probabilitas untuk GN sebesar 10%, dan BN sebesar 90%.

Maka Bill memiliki informasi baru atas probabilitas kemungkinan kinerja perusahaan sebagai berikut:Probabilitas kinerja baik :P(H) x Perusahaan dalam keadaan baik dan akan berkinerja baik (GN): P(GN|H)Probabilitas kinerja buruk : P(L)Perusahaan dalam kinerja buruk dan akan berkinerja baik (GN) : P(GN|L)

Sehingga ditemukan utilitas ekspektasian baru yang menyarankan Bill untuk membeli saham disbanding obligasi, yakni :Saham : (0,77x40)+(0,23x0) = 30,8Obligasi: 1x15 = 15

Maka dari contoh di atas, informasi keuangan mampu mengubah pengambilan keputusan individu. Perlu diketahui untuk informasi berguna, informasi harus mampu membantu prediksi dari return masa datang. Dalam pengambilan keputusan yang dibantu dari ketersediaan informasi laporan keuangan mampu membantu individu dalam membuat keputusan, yang di mana dalam keadaan yang tidak menentu, informasi keuangan mampu memberikan individu sebuah keyakinan akan probabilitas performa perusahaan mendatang, dan hal ini disebut sistem informasi. Contoh:Keadaan/ kinerja perusahaan Probabilitas menerbitkan good newsProbabilitas menerbitkan bad news

Bagus0,80,2

Jelek0,10,9

Missal dalam sebuah perusahaan dalam laporan keuanganya menunjukan kinerja/keadaan yang baik (PER,ROI,EPS,Laba,dll), perusahaan tersebut masih memiliki probabilitas menerbitkan badnews, begitu juga sebaliknya. Sehingga, dari informasi laporan keuangan tersebut mampu merubah keyakinan pengambil keputusan dan berdampak pada keputusan yang diambilnya (informative). Selain itu, pengambil keputusan juga harus melihat laporan keuangan sebelumnya dan laporan keuangan perusahaan sejenis lainya untuk melihat bagaimana keadaan sesungguhnya perusahaan tersebut, dan mampu menggambarkan probabilitas yang ada. Sehingga informasi dalam scott merupakan bukti yang secara potensial mampu mengubah keputusan individu.

Prinsip Diversifikasi PortofolioSecara umum investor selalu menginginkan return atau payoff (hasil) dengan resiko terendah, sehingga investor yang rasional memilih untuk mencari investment yang memiliki resiko dan payoff yang maksimal. Diversifikasi portofolio merupakan salah satu hal yang mampu mengurangi resiko tersebut Contoh:*(tanpa diversifikasi) Toni ingin membeli saham A sebanyak 10 lembar@$20, dengan kemungkinan saham naik $22 sebesar 74%, dan turun $17 sebesar 26%, dengan dividen $1 per lembar. Maka payoff toni sebagai berikut:Jika harga naik : $22x10 + $10 deviden = $230Jika harga turun: $17x 10 + $10 deviden = $180Sehingga bisa di cari expected rate of return dan variance yang digunakan untuk mencari utilitas, yakni:payoffRate of return (1)Probability (2)Expected Rate of Return (1x2)Variance(1)-(3)x(2)

230(230-200)/200 = 0,150,740,1110(0,15-0,0850)2 x 0,74 = 0,0031

180(180-200)/200 = -0,100,26-0,0260(-0,1 0,0850)2 x 0,26 = 0,0089

Xa = 0,0850 (3) a2 = 0,0120 (4)

Asumsi fungsi utilitas toni sebagai berikut 2(3)-(4), maka utilitas dari investasi toni sebesar, (2x0,0850) 0,0120 = 0,1580. Dari hasil ini, toni bisa mencari perusahaan lain yang memberikan utilitas yang lebih besar.*(dengan diversifikasi) Toni dengan uang $200 ingin membeli 6lembar saham A @$20, dengan kemungkinan saham naik $22 sebesar 74%, dan turun $17 sebesar 26%, dengan dividen $1 per lembar dan 8lembar saham B@$10 dengan kemungkinan harga saham naik $10,5 sebesar 67,5%, dan turun sebesar $8,5 sebesar 32,5%, dan keduanya member deviden $1, maka utilitasnya dapat dihitung sebagai berikut:Saham ASaham BDevidenPayoffProbabilitas

1328414$2300,5742

1326814$2140,1658

1028414$2000,1008

1026814$1840,1592

payoffRate of return (1)Probability (2)Expected Rate of Return (1x2)Variance(1)-(3)x(2)

230(230-200)/200 = 0,150,57420,0861(0,15-0,0850)2 x 0,5742= 0,0024

214(214-200)/200 = 0,070,16580,0116(0,070,0850)2x0,1658= 0

200(200-200)/200 = 00,10080(00,0850)2x0,1008= 0,0007

184(184-200)/200 = -0,080,1592-0,0127(-0,080,0850)2 x0,1592= 0,0043

Xa = 0,0850 (3) a2 = 0,0074(4)

Maka utilitas dengan diverensiasi = (2x0,0850) 0,0074 = 0,1626 >0,1580.

Begitu juga dengan Beta, di mana Beta menunjukan besarnya variasi (volatilitas) return dari suatu saham saat kondisi pasar berubah (Indeks pasar modal). Beta dapat dicari dengan membagi Covariance (saham A dan, indeks pasar modal atau pasar) dengan Variance dari indeks pasar modal atau pasar. Jadi semakin besar Beta, semakin volatil return dari saham suatu perusahaan saat indeks pasar modal berubah, sehingga, dengan semakin volatile atau besar deviasinya maka akan semakin beresiko suatu saham dengan Beta besar dipegang.

Reaksi Badan standar Akuntansi pada Pendekatan Kebermanfaatan KeputusanBadan standar IASB/FASB sadar bahwa pengguna informasi utama adalah investor, sehingga kerangka konseptual mengadopsi entity view dalam pelaporan keuanganya. Laporan keuangan yang disiapkan kepada investor ditujukan untuk membantu pengambilan keputusan dari investor yang return dan resiko dari investasinya (Beta, Variance, Covariance). laporan keuangan menyebabkan informasi menjadi berguna, di mana informasi harus mampu membantu investor menilai expected berguna dalam memprediksi return masa datang dengan cara mengkaitkan performa sekarang dan masa lalu, sehingga mampu dinilai probabilitas prospek perusahaan di masa mendatang (probabilitas GN&BN), tentu saja laporan keuangan harus relevan dan reliable juga agar mampu memberikan prediski masa datang yang tepat.

Scott Chapter 5 Information Approach to Decision Usefulness

Hasil riset Beaver (1968) inimendukung decision usefulness, yaitu suatu pendekatan yang mengakui tanggung jawab individual untuk memprediksi kinerja perusahaan masa depan yang berkonsentrasi pada penyediaan informasi yang bermanfaat untuk tujuan tersebutJika info akuntansi tidak punya kandungan info Tidak akan ada revisi keyakinan ketika info diterima Tidak akan memicu keputusan jual/beli Tidak akan ada perubahan harga

A. Penelitian Beaver 1968 Menguji reaksi volume perdagangan. Asumsi dalam pendekatan informasi dalam pengambilan keputusan adalah pasar cukup efisien untuk bereaksi terhadap informmasi yang tersebar, dan hal ini dibuktikan oleh penelitian dari Ball dan Brown pada tahun 1968 (BB), di mana pasar bergerak perlahan menuju harga yang sesuai dengan prediksi dari investor, dan pada saat bulan di release nya informasi, tidak ada lonjakan harga atau abnormal return yang signifikan, yang di mana menunjukan, informasi pada tahun sebelumnya sudah terserap untuk memprediksi bagaimana kinerja perusahaan di tahun mendatang.Bagaimana pasar bereaksi terhadap informasi adalah dipengaruhi oleh perspektif dari investor apakah sebuah informasi yang ditangkap merupakan goodnews(GN) ataupun badnews (BN), sehingga dengan probabilitas, return ekspektsian dan resiko, investor mampu bereaksi terhadap informasi tersebut. Penelitian BB berusaha mengukur apakah informasi mengenai earning merupakan GN/BN, dengan cara memproksikanya melalui selisih dari earning tahun kemarin dengan tahun berjalan, dari beberapa sampel yang diambil didapatkan data, dan membentuk grafik seperti berikut, di mana grafik menggambarkan pergerakan harga saham secara perlahan menuju harga sesuai prediksi, karena pada saat informasi keluar, tidak ada noise yang terlalu signifikan, dan hal ini memperlihatkan bahwa informasi memang terserap dan direaksi oleh pasar.Kelemahan : dalam penelitian BB, data dari GN/BN di rata-ratakan yang di mana menimbulkan pertanyaan, apa yang membuat perbedaan kekuatan reaksi atas GN/BN dari saham perusahaan yang berbeda ?.

Alasan Perbedaan Reaksi Pasar atas Goodnews/Badnews Perusahaan yang BerbedaScoot menyatakan bahwa yang menyebabkan reaksi pasar oleh investor terhadap GN/BN sebuah perusahaan adalah: Beta atau resiko dari saham perusahaan tersebut, untuk investor yang rasional dan riskaverse, semakin besar Beta atau resiko saham suatu perusahaan, GN/BN dari saham tersebut akan direaksi semakin kecil, karena pertimbangan resiko dan return yang dipertimbangkan investor. Dengan kata lain, semakin besar Beta perusahaan yang menerbitkan GN, semakin sedikit permintaan atas saham tersebut, yang berdampak pada tidak signifikanya peningkatan harga saham dan return saham perusahaan tersebut. Hal itulah yang menyebabkan adanya perbedaan reaksi pasar atas perusahaan yang menerbitkan GN/BN dalam penelitian BB. Struktur modal, di mana perusahaan yang pendanaan dari hutangnya melebihi modalnya merupakan GN yang lebih baik untuk kreditor, sehingga investor kurang mengapresiasi GN dari perusahaan yang struktur pendanaan dari hutangnya melebihi modal perusahaan. Persistensi Laba (Earning Quality), semakin persisten sebuah laba, maka probabilitas perusahaan akan memberikan GN kedepanya akan semakin besar, sehingga perusahaan dengan persistensi laba yang baik mengakibatkan GN dari perusahaan tersebut akan semakin baik direaksi oleh pasar atau investor. Accruals Quality (Earning Quality), semakin baik kualitas akrual perusahaan, maka semakin baik GN dari perusahaan tersebut direaksi oleh pasar. Di mana kualitas akrual bisa dikatakan perubahan dari noncash working capital seperti, piutang, cadangan atas piutang tak tertagih, persediaan, hutang, dll, hal ini dikarenakan akrual mampu menggambarkan atau membantu untuk mempertimbangkan arus kas mendatang. Growth Oportunities, GN/BN perusahaan bisa memprediksi pertumbuhan perusahaan, perusahaan yang memiliki persistensi laba yang baik, cenderung selalu berkembang, hal ini juga yang menjadi pertimbangan bagaimana investor atau pasar mereaksi GN/BN perusahaan. Persamaan Ekspektasi Investor, semakin seragam hasi analisis dan ekspektasi investor atas informasi perusahaan, maka entah informasi itu GN/BN, reaksi atas perusahaan akan semakin besar, Contoh: 90%investor beranggapan bahwa informasi perusahaan merupakan BN, maka akan semakin besar penawaran atas saham perusahaan tersebut, yang berarti semakin besar reaksinya pasar atas informasi tersebut. The Informativeness of Prices, di mana khususnya untuk perusahaan besar atau ternama yang sering diliput media, investor tentu akan selalu mengikuti informasi dari media ataupun pertemuan pers, sehingga, dalam perjalanan menuju dikeluarkan laporan keuangan perusahaan tersebut, harga dari saham tersebut sudah bergerak sesuai dengan apa yang di prediksi investor, dan maka dari itu, saat informasi dari laporan keuangan baik GN/BN dipublikasi, maka reaksi pasar tidak terlalu besar.

Dari informasi tersebut dapat disimpulkan bahwa reaksi pasar pada saham adalah ukuran dari kebergunaan informasi pada investor, sehingga kebijakan akuntansi yang tepat adalah kebijakan yang mampu memberikan respon pasar yang kuat atas informasi yang diberikan. Namun akuntan juga perlu untuk mengungkapkan informasi yang lebih mendetail terkait untuk memprediksi kualitas laba, sehingga prediksi dari investor melalui informasi menjadi tepat.

Scott Chapter 6The Measurement Perspective on Decision Usefulness A. Hal lain yang menyebabkan pergerakan pasar walaupun sebenarnya GN bukanlah GN adalah tingkat kepercayaan para investor terhadap bagaimana makna dari informasi tersebut, sehinggahal ini menimbulkan momentum, di mana jika banyak investor berkeyakinan bahwa perusahaan memiliki prospek yang baik atas informasi yang diterbitkan walaupun GN/BN sangat susah di bedakan, maka permintaan atas saham tersebut akan meningkat, seiring dengan meningkatnya permintaan dan meningkatnya harga saham, akan lebih meningkatkan keyakinan investor sampai suatu titik tertentu. Dan seiring berjalanya waktu (longterm), momentum harga akan kembali sesuai dengan bagaimana harga seharusnya, lepas dari pengaruh overconfident investor (koreksi atas saham yang overvalued ).

B. Prospect TheoryBertentangan dengan teori pengambilan keputusan di mana investor cenderung bereaksi untuk membeli saham yang memiliki GN, teori ini justru melihat prospek atau peruntungan bahwa perusahaan yang memiliki BN, merupakan perusahaan yang memang sudah memiliki harga saham yang rendah, sehingga pergerakan saham unutk lebih rendah akan menjadi semakin kecil, sehingga, kemungkinan harga saham naik > daripada harga saham turun (risk taker), dalam pergerakan dan perubahan harga baik dari investor yang overconfident atas BN/GN akan menimbulkan kenaikan dan penurunan harga saham yang cukup besar, sehingga menimbulkan volatilitas harga yang cukup tinggi.

Dalam scot, dapat kami tangkap beberapa (noise trader) perilaku finansial investor terkait dengan informasi GN/BN dan dampaknya pada reaksi pasar :1. ada investor yang condong untuk membeli saham secara rasional, sesuai dengan utilitas yang ditangkap dari informasi GN/BN. 2. investor yang membeli saham yang dianggapnya undervalued, karena probabilitas harga saham tersebut turun < harga saham tersebut naik.

3. investor yang mengikuti arus (positive/negative feedback investors), di mana investor akan membeli atau menjual saham yang mulai naik atau mulai turun akibat reaksi atas GN/BN. Sehingga dari hal tersebut, reaksi pasar tidak selalu searah dan sesuai dengan informasi yang keluar, hal ini dikatakan sebagai anomali atas efisiensi pasar.

Implikasi Efficient Securities Market Anomalies Terhadap Pelaporan KeuanganHarga yang tidak sesuai dengan informasi sebenarnya dari perusahaan (mispriced), akan dikoreksi melalui investor rasional yang membawa harga saham menuju pada harga fundamentalnya melalui informasi dari perusahaan semakin terlihat bersamaan dengan waktu. Sehingga peningkatan atas kualitas pelaporan keuangan akan membantu mempercepat rekasi pasar yang sesuai dengan GN/BN perusahaan, dan menuju pada niali fundamental perusahaan. Peningkatan yang dimaksud adalah bagaimana informasi pelaporan keuangan mampu membantu investor dalam membaca pergerakan harga saham yang diakibatkan oleh investor noise/ behavioural biases melalui pelaporan yang lebih condong pada current value, sehingga meningkatkan decision usefulness, sesuai dengan hasil penelitian yang menemukan bahwa historical cost semakin tidak relevan dalam membantu invetor mengambil keputusan, dan dari clean surplus theory yang menjelaskan bagaimana nilai perusahaan dapat diestimasi melalui komponen laporan rugi laba dan informasi fundamental dari neraca, begitu juga bagaimana infomrasi current financial statement mampu meningkatkan prediksi investor dalam menilai nilai perusahaan, dan mengurangi potensial investor.

Referensi Ball, R. dan Brown, P. (1968). An Empirical Evolution of Accounting Income Numbers.Journal of Accounting Research