data teknis e talud

62
BAB 3 PEMAHAMAN TERHADAP KAK I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana yang melanda wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Barat beberapa tahun terakhir ini banyak menelan korban dan juga merusak sarana dan prasarana infrastruktur terutama yang pada daerah aliran sungai, seperti bendungan, bendung, saluran drainase, tanggul, talud, dekker, jalan dan jembatan. Dalam hal ini pemerintah daerah khususnya harus secepatnya merehabilitasi atau merekonstruksi sarana dan prasarana tersebut, karena sarana dan prasarana itu sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Untuk mengembalikan kondisi (rekondisi) sarana dan prasarana tersebut, pada tahun anggaran 2011 Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi NTB melalui BPBD Kabupaten/Kota melaksanakan pekerjaan yang di antaranya Pembangunan Kembali Dam Kakumi, Pembangunan Dam Limbu, Bronjong Penahan Tebing Sungai Jangka Desa Sari, Bronjong Penahan Tebing Sungai Jangka Desa Parangina, Kabupaten Bima, saat ini telah memiliki dokumen detail design (DD) untuk sarana dan prasarana tersebut, sehingga secara teknis telah siap untuk dilaksanakan pembangunan fisiknya di tahun ini. Untuk mengontrol dan mengawal pelaksanaan pembangunan fisik tersebut sehingga berjalan sesuai dengan perencanaan teknis yang telah ada diperlukan jasa superfisi yang akan mengawasi pelaksanaan pekerjaan tersebut. 1.2. Maksud dan Tujuan a. Maksud Maksud kegiatan ini adalah melakukan pengawasan (supervise) pelaksanaan konstrksi fisik Pembangunan Kembali Dam Kakumi,

Upload: chandranegara

Post on 19-Dec-2015

511 views

Category:

Documents


94 download

DESCRIPTION

dbef

TRANSCRIPT

Page 1: Data Teknis E Talud

BAB 3PEMAHAMAN TERHADAP KAK

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bencana yang melanda wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Barat

beberapa tahun terakhir ini banyak menelan korban dan juga merusak sarana

dan prasarana infrastruktur terutama yang pada daerah aliran sungai, seperti

bendungan, bendung, saluran drainase, tanggul, talud, dekker, jalan dan

jembatan. Dalam hal ini pemerintah daerah khususnya harus secepatnya

merehabilitasi atau merekonstruksi sarana dan prasarana tersebut,

karena sarana dan prasarana itu sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Untuk mengembalikan kondisi (rekondisi) sarana dan prasarana

tersebut, pada tahun anggaran 2011 Badan Penanggulangan Bencana

Daerah Provinsi NTB melalui BPBD Kabupaten/Kota melaksanakan pekerjaan

yang di antaranya Pembangunan Kembali Dam Kakumi, Pembangunan Dam

Limbu, Bronjong Penahan Tebing Sungai Jangka Desa Sari, Bronjong Penahan

Tebing Sungai Jangka Desa Parangina, Kabupaten Bima, saat ini telah

memiliki dokumen detail design (DD) untuk sarana dan prasarana tersebut,

sehingga secara teknis telah siap untuk dilaksanakan pembangunan fisiknya

di tahun ini. Untuk mengontrol dan mengawal pelaksanaan pembangunan

fisik tersebut sehingga berjalan sesuai dengan perencanaan teknis yang

telah ada diperlukan jasa superfisi yang akan mengawasi pelaksanaan

pekerjaan tersebut.

1.2. Maksud dan Tujuan

a. Maksud

Maksud kegiatan ini adalah melakukan pengawasan (supervise)

pelaksanaan konstrksi fisik Pembangunan Kembali Dam Kakumi,

Pembangunan Dam Limbu, Bronjong Penahan Tebing Sungai Jangka Desa

Sari, Bronjong Penahan Tebing Sungai Jangka Desa Parangina di

Kabupaten Bima.

b. Tujuan

Terlaksananya pekerjaan konstruksi fisik kontraktor sesuai dengan

dokumen perencanaan, menjamin mutu bahan dan volume pekerjaan

sesuai sesuai

Page 2: Data Teknis E Talud

spesifikasi teknis, serta mengontrol kualitas, kuantitas dan

waktu pelaksanaan sesuai dengan yang ditetapkan.

II. LINGKUP KEGIATAN

2.1. Nama Kegiatan

Pengawasan Pembangunan Kembali Dam Kakumi, Pembangunan Dam Limbu,

Bronjong Penahan Tebing Sungai Jangka Desa Sari, Bronjong Penahan Tebing

Sungai Jangka Desa Parangina yang meliputi beberapa kegiatan antara lain

sebagai berikut :

1. Pekerjaan Persiapan

- Menyusun program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan

pengawasan.

- Mengecek jadwal waktu pelaksanaan yang diajukan oleh konstraktor

pelaksana dan selanjutnya diteruskan kepada direksi pekerjaan untuk

disetujui.

2. Pekerjaan teknis dan administrasi

- Melakukan pengecekan topografi di lapangan

- Melakukan pengecekan desain shop drawing dan volume pekerjaan

- Melakukan pengecekan usulan pekerjaan yang akan dilaksanakan

- Melakukan pengawasan mutu pekerjaan

- Melakukan pengawasan teknis pelaksanaan pekejaan

- Mengawasi kebenaran ukuran, kualitas dan kuantitas dari bahan atau

komponen bangunan, peralaan dan perlengkapan lainnya selama

pelaksanaan pekerjaan di lapangan atau tempat kerja.

- Mengawasi kemajuan pelaksanaan pekerjaan dan mengambil tindakan

yang cepat agar batas waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan

jadwal.

- Memeberikan petunjuk, bimbingan/arahan serta perintah kepada

kontraktor pelaksana sejauh tidak mengurangi atau menambah

biaya dan waktu serta tidak menyimpang dari persyaratan teknis yang

telah ditetapkan.

- Melakukan pengecekan as built drawing

- Mengukur progress fisik pekerjaan, penyelesaian masalah lapangan

dan menuangkan dalam laporan harian, mingguan dan laporan

bulanan

Page 3: Data Teknis E Talud

pekerjaan.

- Merekomendasikan besaran pembayaran termijn kontraktor

- Melakukan asistensi dan diskusi rutin antara Direksi, Konsultan, dan

Kontraktor

- Menerapkan chek list kronologis pekerjaan lapangan

3. Mengadakan rapat lapangan jika diperlukan untuk mengevaluasi progress

pelaksanaan konstruksi fisik.

4. Mencatat dan melaporkan permasalahan-permasalahan yang timbul di

lapangan sehingga dapat dievaluasi bersama dan dicarika sousi yang

tepat.

5. Membuat laporan hasil pekerjaan pengawasan.

2.3 Lokasi Kegiatan

Kabupaten Bima , Provinsi Nusa Tenggara Barat

2.3. Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan pekerjaan ini adalah 1.5 (Satu koma lima) bulan , dimulai

sejak penandatanganan Surat Perintah Kerja atau Surat Perjanjian

Kerja (Kontrak) Pekerjaan Pengawasan.

2.4. Nama dan Organisasi Pengguna Jasa

Pengguna Jasa adalah Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) Provinsi Nusa

Tenggara Barat.

2.5. Sumber Dana

Pekerjaan ini dibiayai dengan dana yang bersumber dari APBN yang tertuang

dalam Naskah Kesepakatan Antara BNPB dengan BPBD Provinsi NTB

Nomor : MoU 52/BNPB/XII/2011 Nomor 360/540/KESDA tanggal 16

Desember 2011 sebesar Rp. 40.000.000,- (empat puluh juta rupiah).

III. DATA DAN FASILITAS PENUNJANG

3.1. Penyediaan Oleh Pengguna Jasa

Data dan fasilitas penunjang yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang dapat

digunakan dan harus dipelihara oleh Penyedia Jasa, antara lain :

a. Ruangan untuk diskusi

b. Direksi/ pengawas yang secara khusus akan membantu

dalam pelaksanaan penyelesaian pekerjaan.

3.2. Penyediaan Oleh Penyedia Jasa

Penyedia Jasa harus menyediakan tenaga ahli berikut tenaga teknis dan

Page 4: Data Teknis E Talud

tenaga pendukungnya serta memelihara semua fasilitas dan peralatan

yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, antara lain :

a. Kontrak kerja pengawasan

b. Tenaga ahli pengawasan dan tenaga administrasi teknis

c. Buku direksi, buku tamu, laporan harian, laporan bulanan dan

dokumentasi d. Peralatankantor lapangan

e. Kendaraan operasional

IV. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN

Produk/keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah dalam

bentuk laporan yang setiap jenisnya perlu dikonsultasikan terlebih dahulu

kepada Pengguna Jasa, yang terdiri dari ;

- Laporan Pendahuluan,

- Laporan bulanan,

- Laporan akhir pekerjaan pengawasan.

Page 5: Data Teknis E Talud

BAB 4TANGGAPAN TERHADAP KAK

Tanggapan konsultan terhadap Kerangka Acuan Kerja pekerjaan

Pengawasan Pembangunan Kembali Dam Kakumi, Pembangunan Dam Limbu,

Bronjong Penahan Tebing Sungai Jangka Desa Sari, Bronjong Penahan Tebing

Sungai Jangka Desa Parangina ini secara umum di dalam Dokumen Pengadaan

beserta penjelasan yang diberikan selama rapat penjelasan pekerjaan

(Aanwijzing) yang dilakukan di Kantor Bidang SDA Dinas PU Provinsi Nusa

Tenggara Barat dapat dimengerti dengan baik oleh Konsultan.

Kerangka Acuan Kerja tersebut telah dapat dimengerti dan dipahami

dengan baik karena Kerangka Acuan Kerja tersebut mudah dipahami dan tersaji

dengan jelas dan terstruktur. Namun demikian beberapa hal yang dapat

ditekankan oleh konsultan dalam hal ini untuk mendapat perhatian untuk

memperoleh optimalisasi pelaksanaan pekerjaan Pengawasan Pembangunan

Kembali Dam Kakumi, Pembangunan Dam Limbu, Bronjong Penahan Tebing

Sungai Jangka Desa Sari, Bronjong Penahan Tebing Sungai Jangka Desa Parangina.

4.1. PENGERTIAN, FUNGSI DAN TUGAS KONSULTAN PENGAWAS

Pengguna Jasa adalah kepala kantor/satuan kerja/pemimpin proyek

sebagai pemilik pekerjaan yang bertanggungjawab atas pengadaan jasa

dalam lingkungan kantor/satuan kerja/proyek/bagian tertentu.

Penyedia jasa atau Konsultan Pengawas adalah badan usaha/perusahaan

yang mennyediakan layanan jasa yang memenuhi kualifikasi dan syarat

untuk melaksanakan tugas konsultan dalam bidang jasa Pengawasan

teknis bangunan beserta kelengkapannya.

Konsultan berfungsi mengawasi proses kerja kontraktor pelaksaa

seningga sesuai dengan dokumen Pengawasan dan tepat dari segi

ukuran,kualitas bahan dan waktu pelaksanaan pekerjaan.

Konsultan pengawas memulai tugasnya sejak dikeluarkannya SPMK

sampai dengan waktu serah terima seluruh pekerjaan yang diterima baik

oleh pemberi tugas

Page 6: Data Teknis E Talud

Konsultan Pengawas dalam melaksanakan tugasnya bertanggung

jawab secara kontraktual kepada pengelola kegiatan/pengguna jasa.

4.2. PETUNJUK PENYUSUNAN DOKUMEN PENAWARAN

Sesuai dengan KAK penyusunan dokumen penawaran untuk pekerjaan

Pengawasan Pembangunan Kembali Dam Kakumi, Pembangunan Dam Limbu,

Bronjong Penahan Tebing Sungai Jangka Desa Sari, Bronjong Penahan Tebing

Sungai Jangka Desa Parangina yang terdiri atas 3 sub bagian yang

merupakan petunjuk penyusunan dokumen penawaran. Secara umum dalam

KAK telah diuraikan dengan jelas mengenai penyusunan dokumen penawaran

yang harus dipedomi dan iikuti oleh consultant dalam melakukan penawaran

pekerjaan ini. Adapun petunjuk tersebut antara lain :

Latar Belakang

Maksud dan Tujuan

Petunjuk Mengenai Usulan

Kegiatan Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Kembali Dam Kakumi,

Pembangunan Dam Limbu, Bronjong Penahan Tebing Sungai Jangka Desa

Sari, Bronjong Penahan Tebing Sungai Jangka Desa Parangina merupakan

bagian kegiatan dari Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) Provinsi Nusa

Tenggara Barat, Tahun Anggaran 2011. Layanaan Jasa Konsultan Pengawas

ini diadakan melalui proses Seleksi Langsung yang didahului dengan

Prakualifikasi Penyedia Jasa yang dapat mengikuti pengadaan jasa konsultan

adalah Penyedia Jasa yang telah Lulus Prakualifikasi dan tercantum dalam

Daftar Rekanan Terseleksi (DRT), yang diselenggarakan oleh Pejabat

Pengadaan Barang/Jasa Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) Provinsi

Nusa Tenggara Barat Tahun Anggaran. 2011.

Dalam proses pemasukan dokumen selanjutnya konsultan disyaratkan untuk

memasukkan beberapa dokumen penawaran pekerjaan yang berupa

dokumen administrasi, dokumen usulan teknis dan dokumen biaya

penawaran pekerjaan Pengawasan Pembangunan Kembali Dam Kakumi,

Pembangunan Dam Limbu, Bronjong Penahan Tebing Sungai Jangka Desa

Sari, Bronjong Penahan Tebing Sungai Jangka Desa Parangina. Segala

bentuk dan persyaratan yang harus dilengkapi oleh konsultan dalam

dokumen penawaran

Page 7: Data Teknis E Talud

telah tertuang dengan jelas dalam KAK. Namun beberapa format surat-surat

dokumen administrasi dan dokumen teknis dan dokumen biaya belum

dilengkapi oleh form-form seperti yang tertuang dalam bagian lampiran KAK

petunjuk penyusunan dokumen penawaran.

Dalam KAK juga telah menyebutkan kriteria dan bobot evaluasi yang

dilakukan pada setiap dokumen penawaran yang dilakukan oleh konsultan.

Sistem evaluasi yang diterapkan dalam KAK pada dasarnya telah disesuaikan

dengan ketentuan yang ada dan kriteria pekerjaan yang dilelangkan.

Berdasarkan evaluasi dokumen panawaran yang dituangkan dalam KAK

pekerjaan Pengawasan Pembangunan Kembali Dam Kakumi, Pembangunan

Dam Limbu, Bronjong Penahan Tebing Sungai Jangka Desa Sari, Bronjong

Penahan Tebing Sungai Jangka Desa Parangina akan memberikan

kesempatan yang sama bagi setiap konsultan dalam melakukan penawaran

untuk pekerjaan ini. Yang pada intinya konsultan dengan kemampuan teknis

yang memadai serta penawaran biaya dengan kondisi yang wajar memiliki

peluang yang utama untuk dapat memenangkan proses pemilihan konsultan

untuk pekerjaan ini.

4.3. DOKUMEN KERANGKA ACUAN KERJA

Dokumen Acuan Kerja (KAK) sebagai pedoman teknis konsultan untuk

Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Kembali Dam Kakumi, Pembangunan

Dam Limbu, Bronjong Penahan Tebing Sungai Jangka Desa Sari, Bronjong

Penahan Tebing Sungai Jangka Desa Parangina dapat dipahami dengan jelas

oleh konsultan, namun beberapa point dalam KAK memerlukan interpretasi

dalam pengembangan KAK untuk kesempurnaan pekerjaan ini. Tentunya

pengembangan KAK ini tidak mengubah maksud pekerjaan ini baik dari aspek

teknis maupun biaya pekerjaan, melainkan pengembangan pada beberapa

item untuk kesempurnaan proses pekerjaan ini.

Page 8: Data Teknis E Talud

BAB 5APRESIASI DAN INOVASI

Dalam Pelaksanaan Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Kembali Dam Kakumi,

Pembangunan Dam Limbu, Bronjong Penahan Tebing Sungai Jangka Desa Sari,

Bronjong Penahan Tebing Sungai Jangka Desa Parangina terdapat beberapa hal

yang menjadi usulan konsultan antara lain :

5.1. KOORDINASI DAN KONSULTASI

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, telah dituangkan dalam KAK bahwasannya

dalam proses pelaksanaan pekerjaan pendataan dilakukan koordinasi antara

konsultan selaku penyedia jasa dan pihak pemilik pekerjaan selaku pengguna

jasa. Dalam hal koordinasi tersebut akan meliputi aspek – aspek teknis

maupun non teknis menyangkut segala permasalahan dan keinginan

pengguna jasa terhadap keluaran dari pekerjaan ini. Dalam hal teknis

pelaksanaan koordinasi tersebut yang merupakan item yang sangat penting

karena melibatkan berbagai pihak antara lain :

Badan Penanggulangan Daerah (BPBD)Provinsi Nusa Tenggara Barat

selaku pengguna jasa

Dinas/Instansi terkait

Pihak Konsultan selaku penyedia jasa

Berdasarkan hal tersebut diatas maka, koordinasi konsultan dalam pekerjaan

ini dapat diatur secara tersendiri dalam usulan biaya pekerjaan Pengawasan

Pembangunan Kembali Dam Kakumi, Pembangunan Dam Limbu, Bronjong

Penahan Tebing Sungai Jangka Desa Sari, Bronjong Penahan Tebing

Sungai Jangka Desa Parangina tanpa mengubah besaran pagu dana yang ada,

dengan demikian harapan konsultan pelaksanaan koordinasi untuk

kelancaran teknis maupun, non teknis serta memperoleh pengesahan dari

pekerjaan berbagai pihak terhadap pekerjaan ini dapat dilakukan secara

optimal mengingat jangka waktu Pengawasan pekerjaan ini yang hanya

berlangsung sukup singkat.

Page 9: Data Teknis E Talud

5.2. PROGRAM KERJA

Konsultan membuat Program Kerja yang disusun dalam rangka efektifitas dan

optimalisasi pelaksanaan pekerjaan antara lain meliputi:

1. Pekerjaan Persiapan

o Menyusun program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi

pekerjaan pengawasan.

o Mengecek jadwal waktu pelaksanaan yang diajukan oleh

konstraktor pelaksana dan selanjutnya diteruskan kepada direksi

pekerjaan untuk disetujui.

2. Pekerjaan teknis dan administrasi

o Melaksanakan pengawasan umum, pengawasan lapangan, koordinasi

dan inspeksi kegiatan-kegiatan pembangunan agar pelaksanaan

pekerjaan dapat terlaksana secara terus-menerus sampai

berakhirnya pekerjaan.

o Mengawasi kebenaran ukuran, kualitas dan kuantitas dari bahan

atau komponen bangunan, peralaan dan perlengkapan lainnya

selama pelaksanaan pekerjaan di lapangan atau tempat kerja.

o Mengawasi kemajuan pelaksanaan pekerjaan dan mengambil tindakan

yang cepat agar batas waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan

jadwal.

o Memeberikan petunjuk, bimbingan/arahan serta perintah kepada

kontraktor pelaksana sejauh tidak mengurangi atau menambah

biaya dan waktu serta tidak menyimpang dari persyaratan teknis

yang telah ditetapkan.

3. Mengadakan rapat lapangan jika diperlukan untuk mengevaluasi

progress pelaksanaan konstruksi fisik.

4. Mencatat dan melaporkan permasalahan-permasalahan yang timbul

di lapangan sehingga dapat dievaluasi bersama dan dicarika sousi

yang tepat.

5. Membuat laporan hasil pekerjaan pengawasan.

Berdasarkan program kerja yang diusulkan maka konsultan pengawas

diharapkan mampu untuk menghasilkan out put Pengawasan yang

diharapkan dan tidak terlepas dari rambu-rambu yang telah digariskan dalam

KAK.

Page 10: Data Teknis E Talud

Selanjutnya rencana kerja konsultan untuk menyelesaikan Pekerjaan

Pengawasan Pembangunan Kembali Dam Kakumi, Pembangunan Dam Limbu,

Bronjong Penahan Tebing Sungai Jangka Desa Sari, Bronjong Penahan Tebing

Sungai Jangka Desa Parangina saling terkait dengan uraian pada Bab VI

(metode plaksanaan pekerjaan) selanjutnya.

Page 11: Data Teknis E Talud

BAB 6Pendekatan dan Metodologi

Kesuksesan dalam melakukan kegiatan secara efektif dan efisien sangat

ditentukan oleh Pendekatan dan Metodelogi yang diterapkan. Melalui pendekatan

dan metode yang sesuai maka diharapkan hasil yang menjadi keluaran kegiatan

dapat selaras dengan tujuan yang ingin dicapai.

Dalam pelaksanaan pekerjaan, metode yang dipakai mengakomodir seluruh aspek

yang menyangkut Pengawasan konstruksi, pendekatan tersebut dilakukan secara

holistik terhadap aspek-aspek yang terkait.

Pendekatan dan metodelogi yang dilakukan oleh konsultan dalam melakukan

Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Kembali Dam Kakumi, Pembangunan Dam

Limbu, Bronjong Penahan Tebing Sungai Jangka Desa Sari, Bronjong Penahan

Tebing Sungai Jangka Desa Parangina adalah sebagai berikut:

6.1. PENDEKATAN

Sesuai pemahaman konsultan dalam Kerangka Acuan Tugas, maka

uraian dan penjelasan kegiatan yang telah dipaparkan di atas, dapat

dirumuskan dalam suatu langkah-langkah pendekatan permasalahan dan

aplikasi metode paling efektif sehubungan dengan pelaksanaan layanan

jasa pada proyek termaksud.

Pendekatan dan metodologi layanan jasa Konsultan tersebut

telah disimpulkan dalam bentuk rencana kerja yang dilengkapi dengan

jadwal pekerjaan, jadwal penugasan personil, tugas masing-masing tenaga

ahli, tempat tugas dan lain sebagainya yang sehubungan dengan

pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

Hal-hal yang pokok dalam penanganan masalah layanan jasa

tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Disamping memberikan layanan jasa supervisi sesuai Kerangka Acuan

Tugas, konsultan akan berusaha pula mengaplikasikan pengalamannya

untuk melakukaan langkah-langkah efektif sehingga dapat

memberikan

Page 12: Data Teknis E Talud

hasil yang terbaik.

b. Melaksanakan pengawasan untuk pengendalian biaya proyek dan

berusaha dalam hal efisiensi penggunaan biaya proyek.

c. Selain melakukan monitoring kemajuan pekerjaan, juga akan senantiasa

membuat metode pelaksanaan dan menyusun teknik penjadwalan

kegiatan untuk mendapatkan penghematan waktu.

d. Senantiasa berorientasi pada pelaksanaan program pengawasan

kendali mutu secara efektif.

Senantiasa menjalin kerjasama secara harmonis dengan pihak

kontraktor dalam memecahkan masalah-masalah pelaksanaan pekerjaan

dan pendaya-gunakan struktur organisasinya.

6.2. METODOLOGI SUPERVISI KONSTRUKSI

Berhubung lokasi setiap ruas jalan pada proyek ini agak jauh dari

Ibukota Propinsi, maka kemungkinan akan timbul hal-hal yang dapat

menghambat penyelesaian proyek, terutama sistim pengawasan.

Karena alasan tersebut diatas, maka sistim pengawasan dan

supervisi konstruksi menjadi hal yang sangat penting sehingga

diperlukan suatu wadah organisasi yang memadai dalam melakukan

monitor terhadap segala aspek pekerjaan sedemikian rupa sehingga

proyek ini dapat selesai tepat pada waktunya sesuai spesifikasi yang

ada dan dana yang telah ditetapkan.

Untuk memenuhi target di atas, kami telah menyiapkan program

kerja dan menyusun satu tim memadai dalam jumlah dan kualitas

yang terdiri dari tenaga-tenaga ahli seperti yang dipaparkan pada

usulan teknik ini pada point lainnya.

Dalam hal ini, kami yakin sepenuhnya bahwa jasa-jasa konstruksi

yang akan kami berikan dapat menambah satu bagian dalam hal

penanganan pekerjaan pembangunan jalan yang dapat diandalkan

menjadi Jalan Nasional atau Jalan Propinsi serta jalan penghubung di

Daerah-Daerah yang bersangkutan.

Page 13: Data Teknis E Talud

Pada prinsipnya, Konsultan lebih mengutamakan hal-hal yang

berkaitan langsung dengan pelaksanaan pekerjaan konstruksi di

lapangan dengan asumsi-asumsi sebagai berikut :

a. Menyusun langkah-langkah yang terencana baik dan efektif mengenai

pembuatan Dokumen Kontrak yang tentunya dapat dipahami oleh

kontraktor.

b. Mengarahkan kontraktor dalam persiapan metode pelaksanaan untuk

semua kegiatan pekerjaan dan membantu membuat revisi bila

memerlukan peningkatan metode tersebut.

c. Mengarahkan kontraktor untuk merencanakan dan menyusun jadwal

pelaksanaan pekerjaan.

d. Bekerjasama dengan kontraktor dalam optimalisasi hasil kerja

dari tenaga kerjanya dan pendayagunaan peralatannya.

e. Senantiasa melakukan monitoring persediaan material yang

memadai selama pelaksanaan.

f. Membentuk tim inspeksi lapangan yang bekerjasama dengan Tenaga

Laboratorium untuk pengujian tanah dan material dengan tujuan

utama adalah menjamin tercapainya pengawasan mutu yang baik

dan sesuai spesifikasi yang disyaratkan.

g. Secara periodik mengadakan Rapat Mingguan dengan pihak

kontraktor guna membahas semua kegiatan pekerjaan, terutama

mengenai langkah-langkah yang diperlukan untuk peningkatan dan

efisiensi pelaksanaan di lapangan. Juga untuk membahas secara detail

dan menyelesaikan setiap masalah yang timbul, kaitan dengan

pengawasan mutu dan kemajuan pekerjaan.

h. Menyusun suatu metode yang menjamin, sehingga gambar kerja

kontraktor tidak terlambat dalam proses sejak pembuatan dan koreksi

hingga mendapat persetujuan.

i. Menyelesaikan setiap perubahan dari perencanaan program,

termasuk gambar rencana dan spesifikasinya.

j. Membimbing kontraktor agar dapat memproduksi aggregat dengan

Page 14: Data Teknis E Talud

mutu sesuai spesifikasi yang telah disyaratkan.

k. Memeriksa dan menandatangani sertifikat pembayaran Bulanan

Kontraktor, sehingga penerimaan pembayaran dapat tepat pada

waktunya, tanpa mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan

selanjutnya.

Juga mengadakan rapat koordinasi sebulan sekali (harus dihadiri

oleh staf utama dari Direksi dan Konsultan serta Kontraktor) untuk

membahas dan memecahkan masalah penting yang terjadi selama

pelaksanaan proyek. Senantiasa menjalin hubungan secara harmonis

dengan orang yang terlibat pada proyek ini.

Dari uraian di atas, Konsultan berkeyakinan bahwa pekerjaan akan

berjalan lancar dengan hasil pekerjaan yang baik dan proyek akan selesai

tepat pada waktunya.

6.2.1. Pekerjaan Persiapan

Apabila kontraktor telah mendapat Surat Perintah Mulai Kerja

(SPMK) atau surat resmi lainnya, maka harus segera dilakukan

langkah-langkah untuk memulai pekerjaan persiapan sebagai tahap

pelaksanaan supervisi konstruksi. Dalam tahap persiapan ini, meliputi

mobilisasi personil dan peralatan termasuk menyediakan kantor proyek dan

perlengkapannya serta alat transportasi.

Demikian pula untuk kebutuhan laporan, maka konsultan akan

menyiapkan blanko standar dan membuat format laporan yang akan

digunakan selama pelaksanaan supervisi konstruksi (laporan Inspector,

laporan pengujian tanah dan bahan, blanko pengecekan topo-survey,

blanko pengukuran volume pekerjaan, blanko persetujuan atas

permohonnan pelaksanaan pekerjaan, surat menyurat antar instansi,

blanko rekaman pengiriman dan pemakaian peralatan dan kendaraan dan

lain- lain).

Hal-hal penting lainnya harus dilakukan oleh konsultan pada

tahap awal pekerjaan adalah pengujian ulang secara terinci dan

evaluasi data

Page 15: Data Teknis E Talud

yang telah ada seperti standar perencanaan, rencana

spesifikasi, surat keterangan material, persyaratan kontrak,

rencana aggaran biaya, rencana kerja, dan lain-lain. Hal yang

bermanfaat pada setiap peningkatan palaksanaan pekerjaan yaitu

menghilangkan keraguan atau mengoreksi kesalahan yang dapat

ditemukan serta yang dapat mengurangi biaya proyek dan

menghemat waktu pelaksanaan dengan pertimbangan yang dapat

diterima secara teknis.

Konsultan akan menyiapkan setiap tambahan, catatan tambahan

atau sejenisnya yang mungkin diperlukan setelah proses pengkajian

ulang yang lebih detail dan evaluasi data yang telah ada. Jika telah

disetujui oleh Bina Marga, hal tersebut selanjutnya diserahkan kepada

kontraktor yang akan menjadi pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan.

Jika waktu memungkinkan, maka dilakukan kajian ulang secara

yang lebih detail dan evaluasi/studi atas data yang sudah ada,

dapat dilanjutkan untuk menentukan kemungkinan tahap sebelum

konstruksi.

6.2.2. Pengendalian Mutu

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa konsultan

pengawasan dan pengendalian mutu sebagai aspek proyek yang

terpenting. Oleh karena itu harus dengan seksama membentuk

suatu tim lapangan, menyusun metode dan langkah-langkah serta

sistem pelaporan, sehingga menjamin setiap pekerjaan yang

dilaksanakan oleh kontraktor telah sesuai yang disyaratkan atau

spesifikasi yang ada.

Konsultan akan senantiasa mengusahakan yang terbaik dengan

mencari metode dan langkah penyelesaian setiap masalah yang dialami

kontraktor, sehingga hasil pekerjaan tersebut sesuai dengan spesifikasi

yang tercantum dalam kontrak.

Program pengendalian mutu, secara garis besarnya kami usulkan

dengan uraian berikut :

Page 16: Data Teknis E Talud

a. Pengujian Bahan

Konsultan akan melakukan pengujian secara rutin sesuai

keperluan pengendalian bahan dengan peralatan laboratorium yang

telah disyaratkan dalam Dokumen Kontrak sebagai data penunjang dari

konsultan jika diperlukan.

Standar mutu bahan yang dipakai dalam pekerjaan

konstruksi akan dikontrol berdasarkan test/pengujian laboratorium

dan test lapangan sesuai yang tercantum dalam Dokumen Kontrak.

Setiap pelaksanaan pekerjaan konstruksi sebelum dimulai,

konsultan akan menyiapkan suatu langkah-langkah secara detail

tentang pengetesan yang harus laksanakan dan jumlah

pengetesan, dengan memberikan contoh pengetesan kepada

kontraktor sehingga bisa dipahami secara benar.

Pengujian akan dilakukan setiap hari atau secara berkala,

tergantung keperluan. Test bahan akan dilakukan berkaitan dengan

tahap kemajuan pekerjaan. Hasil test akan segera diberikan

ke kontraktor untuk memberikan tanggapan. Semua test harus

dilaksanakan pada waktu yang tepat, sehingga dapat terhindar dari

setiap penundaan pekerjaan kontraktor.

Sistem pengujian didasarkan pada pengambilan contoh secara

acak dan secara statistik akan dipakai jika memenuhi syarat dan tidak

bertentangan dengan spesifikasi yang ada. Perhatian khusus adalah

perlu diadakan pengujian secara berkesinambungan terhadap

aggregat kasar dan halus yang dihasilkan dari alat pemecah batu

kontraktor di lokasi pengambilan batu.

Jika kontraktor mempunyai quarry dan crusher plant, maka

konsultan harus merekomendasikan bahwa bahan di lokasi

pengambilan tersebut dapat diterima dan akan secara kontinyu

mengadakan test terhadap bahan yang dihasilkan sesuai dengan

spesifikasi yang ada.

Page 17: Data Teknis E Talud

disiapkan dan disetujui untuk setiap butir penjelasan yang menerangkan

b. Program Inspeksi

Salah satu dari tanggung jawab utama Konsultan adalah

program Inspeksi dan monitoring. Konsultan akan senantiasa

melaksanakan program ini untuk menjamin bahwa pelaksanaan

pekerjaan kontraktor di inspeksi oleh tenaga yang handal dan diawasi

secara profesional.

Inspeksi ini merupakan dasar untuk menjamin mutu

pekerjaan sesuai spesifikasi dan jika dijumpai bahwa telah terdapat

penyimpangan dan tidak sesuai spesifikasi, maka kontraktor secara

resmi akan diberitahukan secara tertulis sehingga dapat diadakan

perbaikan yang diperlukan.

Dalam hal ini harus dijelaskan bahwa konsultan akan selalu

berusaha untuk membantu kontraktor memperbaiki kesalahan-

kesalahan yang telah terjadi.Dengan demikian mengurangi sebanyak

mungkin pengeluaran biaya dan penggunaan waktu untuk perbaikan

pekerjaan.

Sebagai contoh kontraktor tidak diperbolehkan melanjutkan

pekerjaan tertentu, sebelum diperiksa oleh Inspector dari konsultan.

Setelah segala sesuatunya telah siap, maka dengan surat

persetujuan secara tertulis, kontraktor dapat melanjutkan pekerjaan

termaksud. Sistim prosedur ini sangat membantu untuk menghindari

kesalahan kendali mutu.

Konsultan akan menyiapkan serangkaian prosedur

terutama untuk inspeksi, yang harus menjadi pedoman pada setiap

kegiatan lapangan meliputi pelaporan, pemberian perintah secara

tertulis kepada Kontraktor, izin kontraktor untuk dapat

melaksanakan pekerjaan setelah permohonan kerja dan lain

sebagainya telah disetujui.

Juga seperti yang telah diterangkan, bahwa konsultan akan

meminta kontraktor untuk menyusun metode pelaksanaan

Page 18: Data Teknis E Talud

disiapkan dan disetujui untuk setiap butir penjelasan yang menerangkan

yang

Page 19: Data Teknis E Talud

cara pelaksanaan pekerjaan termasuk jenis peralatan

yang dibutuhkan dan test yang harus dilaksanakan.

Selain dari metode pelaksanaan yang telah disetujui untuk tahap

pekerjaan tertentu akan diberikan kepada mandor dari kontraktor dan

Inspektor dari konsultan sebagai pedoman sehingga dapat membantu

melancarkan proses pekerjaan dan memberikan mutu sesuai yang

diharapkan.

Semua tenaga Inspector akan menyiapkan laporan-laporan

harian dan disampaikan kepada Quantity Engineer yang

menyajikan tentang pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan, lokasi

kerja, kondisi cuaca, jumlah tenaga yang bekerja dilapangan, jenis

dan jumlah peralatan yang digunakan dilapangan, perkiraan hasil

pekerjaan yang diperoleh dari setiap kondisi umum yang terjadi dan

masih berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.

Program Inspeksi ini juga memberikan konsultan jaminan

bahwa tenaga yang memadai dan peralatan dengan kondisi yang baik

telah digunakan selama pelaksanaan pekerjaan.

Konsultan akan secara rutin memeriksa peralatan kontraktor dan

menyampaikan laporan tentang kondisi dan keadaannya. Tingkat

produksi harus dibandingkan dengan jadwal yang telah diserahkan

oleh kontraktor untuk memastikan kemajuan pekerjaan bahwa telah

sesaui yang disyaratkan.

Semua peralatan, pekerjaan sementara, dan

pengoperasian dari kontraktor akan secara kontinyu di evaluasi

untuk menentukan mutu produksi masih tetap dipelihara. Demikian

juga terhadap fasilitas penting lainnya dari kontraktor harus

diperiksa, untuk menjamin bahwa telah sesuai dengan spesifikasi yang

ada.

Konsultan akan melakukan inspeksi secara rutin dan merekam

bahan konstruksi yang disimpan di lapangan serta bahan yang telah

lolos test.

Page 20: Data Teknis E Talud

c. Persetujuan atau Penolakan Pekerjaan

Pada setiap bagian pekerjaan yang sudah selesai, Konsultan akan

mengadakan metode "Inspeksi untuk menerima hasil

pekerjaan" secara tepat. Jika pekerjaan sudah dilakukan secara

memuaskan dan sesuai dengan spesifikasi dalam Dokumen

Kontrak, konsultan akan membuat rekomendasi secara resmi kepada

Bina Marga untuk penerimaan pekerjaan.

Pekerjaan yang tidak dapat diterima atau tidak sesuai dengan

spesifikasi, bila mana penyimpangan kualitas akibat pelaksanaan yang

buruk, pemakaian bahan yang rusak, atau akibat hal lain sehingga

ditolak dengan catatan secara tertulis alasan penolakan tersebut,

tetapi sebelumnya diberitahukan kepada Direksi tentang hal yang

berkaitan dengan setiap pekerjaan yang ditolak.

6.2.3. Monitoring Kemajuan Pekerjaan a. U m um

Walaupun lokasi pelaksanaan proyek berada di beberapa

wilayah yang berbeda, namun demikian gangguan lalu lintas

tidak akan menjadi faktor hambatan yang utama.

Sedangkan dalam hal monitoring, sangat penting

menggunakan sistem kendali/ kontrol untuk mengawasi kegiatan

di berbagai pekerjaan walaupun tidak saling berkaitan tetapi

tetap dibutuhkan perhitungan kemajuan jadwal pekerjaan.

b. P engenda lia n Jad wa l P ela ksa naa n

Salah satu hal yang harus dilaksanakan konsultan setelah

Surat Perintah Mulai Kerja (SMPK) adalah melakukan diskusi

dengan kontraktor mengenai jadwal pelaksanaan yang lebih

terinci, untuk bersama-sama menyusun jadwal tersebut.

Berdasarkan pengalaman dalam supervisi konstruksi pada

proyek yang sama, konsultan menyadari benar bahwa jadwal

membutuhkan evaluasi yang berkesinambungan untuk

memantau

Page 21: Data Teknis E Talud

kelemahan struktur organisasi kontraktor, metode

pelaksanaan, penugasan personil, penggunaan peralatan dan

lain sebagainya.

Jadi konsultan secara periodik setiap minggu,

mengevaluasi jadwal kontraktor tentang kemajuan dari kegiatan

lapangan dan langkah-langkah perbaikan yang harus diambil

untuk mengurangi keterlambatan yang dialami.

Jika terdapat bahwa Critical Path pekerjaan akan ditunda,

sehingga konsultan harus segera mengadakan rapat khusus

dengan kontraktor untuk mendiskusikan semua item pekerjaan

berhubungan dengan masalah tersebut, menunjukkan secara

tepat apa permasalahannya, memberi pengarahan bagaimana

mencari jalan keluarnya dan menginstruksikan kontraktor

untuk mengambil tindakan segera. Perlu dicatat bahwa hal ini

harus diambil bukan setelah Critical Path ditunda.

c. Eva lua si Ula ng T erha da p Renca na Kerja Kont ra kt or

Sebelum pekerjaan konstruksi, konsultan akan mengkaji

ulang dan melakukan evaluasi tentang rencana kerja

kontraktor yang memperlihatkan metode usulan dan prosedur

pelaksanaan pekerjaan konstruksi.

Rencana kerja ini menggambarkan secara detail

kontraktor seperti mobilisasi, jadwal pelaksanaan yang

memperhitungkan lalu lintas dan faktor keamanan, metodologi

pelaksanaan, program pengendalian mutu, metode pengadaan

dan penyimpanan material, penggunaan peralatan kerja,

orgnanisasi kerja, sub kontraktor (jika ada) dan lain-lainnya.

Pertimbangan Konsultan atas rencana kerja kontraktor

akan memerlukan perhatian khusus terutama pada beberapa

pokok persoalan berikut ini :

a. Metode pelaksanaan untuk mendapatkan mutu kerja

sesuai dengan spesifikasi dan syarat-syarat kontrak

Page 22: Data Teknis E Talud

b. Jadwal pelaksanaan pekerjaan secara detail dengan metode

Critical Path dan atas pertimbangan semua kegiatan item

pekerjaan yang saling berkaitan

c. Perhitungan pengendalian keselamatan, terutama keamanan

lalu lintas yang ada dengan mempertimbangkan kenyamanan

masyarakat

d. Mobilisasi peralatan dan personil yang memadai.

Berdasarkan hasil evaluasi di atas, konsultan akan

meminta kontraktor untuk mengubah rencana kerja dan

membantu bila diperlukan. Setelah rencana kerja tersebut

diperbaiki sesuai dengan pertimbangan konsultan, walaupun

telah disetujui akan tetapi tetap dikaji ulang lebih jauh jika

memang diperlukan

d. P erenca naa n da n Koord ina si Kemajua n Ja dwa l

Suatu metode yang efektif untuk kemajuan

pekerjaan secara memuaskan, atau bahkan untuk

meningkatkannya, adalah hal yang memerlukan perhatian

terutama dari segi penjadwalan proyek dan rapat koordinasi

yang diadakan setiap Minggu (sebaiknya setiap hari Senin

pagi) antara konsultan dan kontraktor.

Dalam rapat ini harus dihadiri oleh personil utama

dari kedua pihak, untuk rumusan rencana kerja selanjutnya.

Pada saat yang sama, setiap masalah yang timbul yang

dapat mempengaruhi metode CPM, akan dianalisa dengan

langkah-langkah yang tepat untuk mendapatkan pemecahannya.

Dalam hal ini, sebelum diadakan rapat bersama staf pada setiap

akhir Minggu (hari Sabtu) untuk membicarakan kegiatan

Minggu tersebut dan menentukan bobot kemajuan yang dicapai.

Kemudian kontraktor harus pula mempersiapkan sebuah

jadwal Bar-Chart sederhana yang memperlihatkan jadwal

pekerjaan selanjutnya yang direncanakan pada Minggu berikut

Page 23: Data Teknis E Talud

konstruksi.

dan menunjukkan Rapat Koordinasi Mingguan yang

diadakan pada setiap hari Senin antara konsultan dan kontraktor.

Walaupun jadwal Mingguan kontraktor bersifat

sementara, namun tetap akan membantu secara efektif

konsultan maupun kontraktor di lapangan terutama pengaturan

personilnya guna menghilangkan keraguan, sehingga dapat dapat

mengakibatkan kemajuan yang lebih positif.

Sepanjang koordinasi yang baik dan terpelihara antara

konsultan dan kontraktor, maka akan memudahkan terutama

dalam memperbaiki kesalahan-kesalahan, memecahkan masalah

dan menghindarkan kesalah pahaman serta akan memungkinkan

tercapainya pekerjaan yang maksimum

e. Eva lua si Ula ng T erha da p Ga mba r Pela ksa naa n Kont ra ktor

Kontraktor diharuskan menyerahkan gambar pelaksanaan

kepada Konsultan untuk disetujui, dimana diperlihatkan

secara lengkap dan lebih rinci seluruh bangunan/struktur yang

harus dibangun sesuai Construction Plant yang digunakan, waktu

untuk pekerjaan persiapan, pemeriksaan, perbaikan dan

persetujuan gambar pelaksanaan yang bisa dipertimbangkan

dan jika tidak akan terjadi keterlambatan kemajuan kerja.

Dengan menyadari akan hal ini, konsultan dengan

kontraktor menyusun jadwal proses gambar pelaksanaan dan

dipersiapkan untuk disetujui sesuai prioritas yang dapat

mempengaruhi critical path.

6.2.4. Pengendalian Biaya

Proyek a. U m um

Konsultan menyadari sepenuhnya dalam hal pengendalian

semua biaya yang berhubungan dengan proyek dan akan

membuat usaha pengendalian secara dini hingga akhir tahap

Page 24: Data Teknis E Talud

Berbagai cara untuk melakukan hal ini, seperti penggunaan

komputer untuk pengolahan data pembiayaan, menghindari

keterlambatan kemajuan pekerjaan, mempertahankan pekerjaan

tambah kurang seminimal mungkin, dan menjamin prosedur

pelaksanaan konstruksi yang paling efisien.

Dalam pegendalian biaya proyek yaitu

meminimalkan biaya operasi lapangan, menyiapkan sertifikat

pembayaran secara teliti dan meyakinkan Kontraktor dengan

membayar pekerjaan yang telah dikerjakan, menyiapkan

perkiraan pekerjaan sisa secara berkala sehingga jadwal

pembayaran bisa disesuaikan dengan taksiran kemajuan

pekerjaan yang tepat, dan menjamin bahwa pekerjaan telah

diterima sesuai dengan spesifikasi.

Sebagai ringkasan, cara terbaik untuk mengendalikan

biaya proyek secara keseluruhan adalah mengoptimalkan

pekerjaan yang telah selesai dan menjamin bahwa tanggal

penyelesaian kontrak dapat dicapai tanpa adanya perpanjangan

waktu.

Pada sub bab ini berisi uraian singkat tentang penggunaan

sistim komputer dalam pengendalian biaya proyek, pengolahan

pengeluaran rekening kontraktor dan kontinyu memeriksa

keseimbangan jumlah bahan yang tersisa selama pelaksanaan.

b. Sist em Komp uter unt uk P eng ola ha n Da ta P emb ia yaa n P royek

Menjaga data biaya proyek yang terbaru adalah bagian

yang terpenting dari supervisi konstruksi tetapi kegiatan ini

menjadi sulit dan memerlukan waktu, dengan akibatnya sering

menjadikan kurang efektifnya metode ini.

Tetapi pada proyek ini Konsultan akan menggunakan

sistem Komputer yang bisa beroperasi dilapangan tanpa

memerlukan alat penunjang yang lebih memadai.

Page 25: Data Teknis E Talud

Hal ini berarti bahwa konsultan harus dapat mengolah

semua data yang berhubungan dengan pengontrolan biaya

proyek secara cermat, teliti dan cepat.

c. P ersia pa n da n P emrosesa n Tag iha n Kont ra ktor

Konsultan akan memeriksa dan mengevaluasi hasil

pengukuran material yang dapat diterima dan hasil pekerjaan

sesuai dalam ketentuan Dokumen Kontrak. Metode

pengukuran dan perhitungan yang dipakai dalam menentukan

jumlah material terpasang dan hasil pekerjaan yang dapat

diterima akan ditunjukkan sesuai Dokumen Kontrak.

Konsultan dengan cara tepat akan memeriksa pengukuran

hasil pekerjaan yang sudah disiapkan oleh kontraktor dan

akan menerima sesuai jumlah pekerjaan yang sebenarnya

sesuai dengan spesifikasi. Konsultan kemudian akan

menyiapkan Sertifikat Pembayaran Bulanan atas pekerjaan yang

telah selesai dan disetujui.

Format blanko standar yang digunakan disiapkan khusus

untuk sertifikat pembayaran bulanan yang telah disetujui Direksi.

Jumlah pembayaran secara bertahap akan dihitung sebagaimana

mestinya sesuai dengan harga satuan dan jumlah pekerjaan

yang sudah disetujui oleh Konsultan.

Sertifikat bulanan ditanda tangani oleh wakil

senior supervisi dari konsultan dan kontraktor kemudian

diteruskan ke Pimbagpro/Pimpro untuk pemeriksaan akhir dan

persetujuan pembayaran.

Usaha khusus akan dilakukan selama dalam proses

penagihan disiapkan dan diproses untuk kepastian kontraktor

menerima pembayaran atau ditunda.

Page 26: Data Teknis E Talud

d. P emeriksaa n Jumla h Ma teria l Sisa da n P erkiraa n Bia ya Berka la

Konsultan akan mengkaji ulang dan memeriksa secara

berkala pekerjaan sisa, sehingga dapat dibuat perkiraan biaya

untuk semua pekerjaan yang telah dilaksanakan dan disampaikan

kepada Direksi secara berkesinambungan tentang keadaan

perkiraan keseimbangan pekerjaan yang harus diselesaikan.

Untuk hal ini Konsultan akan menyiapkan jadwal

pembayaran berdasarkan kemajuan pekerjaan dengan taksiran

dan secara rutin diperbaharui secara berkala pula seiring

dengan kemajuan pekerjaan yang sebenarnya serta setiap

perubahan jadwal pekerjaan.

6.2.5. Pengendalian Keselamatan

Keselamatan personil adalah hal yang sangat penting dan

menjadi bagian dipertimbangkan dalam setiap pekerjaan konstruksi,

terutama yang berhubungan dengan proyek ini dan menyebabkan arus

lalu lintas akan padat serta sejumlah besar pejalan kaki dalam

lokasi proyek.

Sehingga Konsultan akan memberikan perhatian khusus pada

keselamatan dan meminta kontraktor untuk mengambil tindakan

sedapat mungkin untuk menghindarkan kecelakaan lalu lintas dan

membahayakan kepada pejalan kaki dan terhadap pekerja sendiri.

Segera sesudah kontraktor melakukan kegiatan mobilisasi,

konsultan akan mengadakan rapat yang dihadiri wakil dari

pemerintah, dengan maksud hanya untuk mengatasi masalah yang

timbul berkaitan dengan keselamatan termaksud.

Selama dalam rapat, garis-garis besar pengendalian

keselamatan disusun sebagai persiapan untuk program dari

keselamatan kontraktor dan harus dilakukan penyesuaian dengan

persyaratan keselamatan rakyat Indonesia serta termasuk pula bagian

keselamatan lalu lintas.

Page 27: Data Teknis E Talud

seperti yang diperlukan malam hari dan

pengaman yang sama.

Juga Konsultan akan meminta kontraktor untuk menunjuk salah

salah seorang staf seniornya sebagai "Project Safety" dan secara

resmi akan bertanggung jawab untuk mengatur dan melaksanakan

program keselamatan.

Kontraktor akan diberi waktu 30 hari untuk menyerahkan program

keselamatannya secara terinci kepada konsultan untuk selanjutnya

dikaji ulang dan disetujui. Sementara kontraktor merumuskan program

pengawasannya, konsultan harus telah memikirkan program

penggunaan sendiri dan juga menunjuk seorang staf untuk melakukan

tugas tambahan pada tenaga pengamanan.

Setelah program pengamanan selesai, dievaluasi untuk direvisi

kembali oleh Supervision Engineer jika diperlukan, dengan penekanan

tanda pengamanan yang tepat dan secara jelas terlihat pada kantor

konsultan dan daerah pekerjaannya, dengan pendekatan yang dibuat

seluruh karyawan akan sadar pentingnya keamanan.

Saat program keamanan kontraktor diterima setelah direvis

kembali, maka diadakan pertemuan dengan kontraktor untuk

membahas beberapa perubahan dan tambahan bila hal yang

diperlukan untuk penyusunan program. Setiap ada perubahan

program keamanan kontraktor diselesaikan, dan diserahkan ke

Direksi untuk di evaluasi dan direkomendasikan.

Direksi dapat melakukan reviesi program keamanan

kontraktor menjadi program keamanan proyek dan resmi dari

kontraktor serta diperintahkan untuk dilaksanakan secara efektif.

Persiapan dan persetujuan program pengamanan proyek diselesaikan

selama periode mobilisasi dan tepat pada saat dimulai dari waktu

pekerjaan lapangan.

Untuk keamanan pejalan kaki akan disusun dengan suatu

pertimbangan khusus, terutama kegunaan dengan maksud dalam

skala besar, tanda lalu lintas dan tanda pengatur, barikade,

Page 28: Data Teknis E Talud

seperti yang diperlukan malam hari dan

pengaman yang sama.

lampu

Page 29: Data Teknis E Talud

Peralatan rambu yang berwarna akan digunakan untuk lalu lintas

pada lokasi yang berbahaya dan selama perjalanan jam puncak.

Beberapa galian terbuka ditutup dengan barikade yang mempunyai

reflektor dan bercahaya bila malam hari.

Selama periode konstruksi, konsultan akan memberi tanda

sederhana berdasarkan pertimbangan keamanan atau daerah yang

ditentukan untuk diperbaiki keamanannya, dan kontraktor akan

mengambil langkah secara tepat termasuk memperbaharui program

keamanan proyek.

Tentang keamanan akan dibahas selama pertemuan dalam

koordinasi Mingguan antara konsultan dan kontraktor, atau suatu

pertemuan khusus masalah keamanan dan dilaksanakan sekali

sebulan. Jika terjadi kecelakaan, akan dilaporkan oleh Supervision

Engineer setelah tugas pengamanan menyerahkan laporan detail

terhadap kecelakaan dan cara pencegahannya untuk masa

mendatang.

Beberapa kecelakaan memerlukan penanggulangan (rumah

sakit) untuk korban dan akan dilaporkan ke Pimbagpro/Bina Marga.

Juga komentar pada keamanan, termasuk daftar beberapa kecelakaan

yang akan menjadi bagian dari laporan bulanan

6.2.6. Pekerjaan Tambah Kurang

Walaupun pada prinsipnya bahwa perintah kerja tambah kurang

tidak dinginkan karena dapat mengakibatkan penambahan biaya dan

perpanjangan waktu. Namun demikina konsultan harus tetap

menyiapkan kemungkinan timbulnya perubahan perintah yang

tidak diharapkan dan dapat saja terjadi selama periode pembangunan

jalan.

Sebelum membuat keputusan untuk merubah beberapa jenis

pekerjaan, konsultan akan memberi catatan kepada Manajer Proyek

setelah evaluasi melalui perhitungan dan analisa sebagai

masukkan data penunjang yang disiapkan pada rencana pendahuluan

atau sket

Page 30: Data Teknis E Talud

pekerjaan tambah kurang tersebut, kuantitas pekerjaan sesuai

taksiran kebutuhan tenaga dan peralatan, serta waktu yang

dibutuhkan untuk persetujuan dan timbulnya perintah perubahan

dan pengaruh apa yang akan timbul secara keseluruhan terhadap

aktifitas proyek.

Sepanjang jadwal waktu pelaksanaan, data tersebut harus

diperhatikan tentang bagaimana perintah perubahan yang akan

dilaksanakan, kemudian diserahkan kepada Direksi untuk dilakukan

revisi perencanaan.

Jika diputuskan untuk memerintahkan perubahan,

kontraktor harus siap serta konsultan akan menyiapkan perintah

perubahan (termasuk rencana penting secara keseluruhan,

spesifikasi, dan data terkait lainnya) bila memungkinkan dan

realisasi waktunya adalah bagian hal yang pokok. Juga Konsultan akan

mengambil langkah untuk menekan biaya minimun.

Setiap perintah perubahan terjadi, harus disiapkan dan konsultan

akan siap membantu kontraktor untuk memandu pada jenis pekerjaan

yang baru dengan pekerjaan yang sedang berjalan dengan metode

penyelesaian yang cepat dan praktis. Konsultan juga tetap

menyampaikan kepada Direksi tentang aspek utama dari perintah

perubahan, terutama dalam hal kemajuan pekerjaan yang dicapai.

6.2.7. Klaim dan

Perselisihan a.

Umum

Konsultan akan senantiasa mengutamakan aspek

musyawarah dalam penyelesain klaim dan perselisihan dengan

kontraktor. Sehingga situasi hubungan harmonis dalam

pengawasan dan pola efisiensi proyek tetap terpelihara dan

ditekan untuk keseluruhan unsur terkait yaitu kontraktor,

konsultan dan Bina Marga setempat.

Page 31: Data Teknis E Talud

Kejadian klaim atau perselisihan dapat saja terjadi, namun

secara garis besarnya dapat ditanggulangi seperti langkah-

langkah dalam bagian berikut.

b. Proses Klaim

Jika klaim diajukan oleh kontraktor, maka konsultan akan

menjaga etika profesional dengan memberikan evaluasi yang

bijaksana sesuai prosedur klaim yang ada dalam daftar dalam

perjanjian kontrak. Evaluasi dimulai dengan review secara teliti

isi dari klaim dan keseluruhan data pendukung. Data pendukung

sangat penting, dengan demikian kontraktor harus menyerahkan

tambahan data yang lebih detail. Konsultan juga akan melihat

acuan dari data yang dapat digunakan yang dengan berbagai

sistim yang digunakan untuk klaim seperti, surat-menyurat,

laporan, test/laboratorium, catatan survey, jadwal harian,

dokumen kontrak, data cuaca, sertifikat pembayaran,

perhitungan lalu lintas, dokumentasi dan sebagainya.

Setelah seluruh data yang digunakan telah diperoleh, maka

konsultan membuat studi pendekatan berdasarkan

kejadian yang berkaitan dengan klaim, sehingga

penetapan dapat dibuat, seperti validitas dari setiap

kegiatan klaim. Konsultan kemudian akan menyiapkan laporan

detail seluruh aspek dari klaim termasuk data pendukung,

biaya/jadwal, dan hasil temuan serta rekomendasi. Setelah

laporan lengkap, maka diserahkan kepada Pimbagpro untuk

dilaksanakan.

Laporan konsultan tersebut, dipelajari dan dievaluasi ulang

oleh Pimbagpro untuk selang beberapa waktu. Keputusan akan

dilakukan setelah isi klaim sebagian/seluruhnya disetujui

atau ditolak, sehingga konsultan akan menyampaikan kepada

Kontraktor tentang hal yang bersangkutan secara detail dari hasil

keputusan ini.

Page 32: Data Teknis E Talud

c. Penyelesaian Perselisihan

Jika perselisihan timbul, konsultan akan (sama dengan

garis besar metode proses klaim di atas) tetap berupaya

pada penyelesaian secara musyawarah. Konsultan akan

menerima penyerahan alasan perselisihan secara tertulis dari

pihak Kontraktor termasuk pertanyaan dan data penunjang

sebagai data pendukung terjadinya perselisihan tersebut.

Konsultan juga akan senantiasa tanggap untuk

melakukan review informasi yang dapat menimbulkan perselisihan

dalam seluruh permasalahan, petunjuk umum yang diberikan

dalam kondisi umum kontrak diikuti untuk menurunkan

perselisihan.

6.2.8. Tahap Penyelesaian Konstruksi

Adanya kecenderungan aktifitas kontraktor terlalu lambat

pada akhir masa konstruksi, dengan hasil tanggal

penyelesaian sudah seharusnya selesai ternyata masih ada

beberapa pekerjaan yang belum selesai (biasanya dihubungkan

dengan kejadian alam yang tidak begitu mengganggu). Untuk itu

konsultan akan mengambil langkah untuk meyakinkan agar hal ini

tidak terjadi. Jadi untuk membantu tahap penyelesaian konstruksi

secara efisien, maka kontraktor harus menyiapkan dan

menyerahkan tentang rencana demobilisasi kepada konsultan

sekurang-kurangnya 30 hari sebelum penyelesaian yang telah

dijadwalkan dan diisyaratkan dan demobilisasi yang tidak

sempurna dari setiap uraian tidak diperbolehkan.

Sekitar 4 minggu tanggal rencana penyelesaian,

maka konsultan akan menangani pemeriksaan pendahuluan, untuk

mendapatkan daftar kekurangan penyelesaian oleh kontraktor

untuk mendapat koreksi kekurangan selama inspeksi akhir

dilakukan. Metode ini memungkinkan inspeksi akhir bebas dari

kekeliruan dan perselisihan.

Page 33: Data Teknis E Talud

Pada saat kontraktor telah menyelesaikan pekerjaan

konstruksi, maka konsultan akan melakukan inspeksi akhir untuk

meyakinkan seluruh pekerjaan etlah diselesaikan sesuai dengan

kontrak. Inspeksi akhir direncanakan dan dilaksanakan dengan

pola umum yang sama dengan inspeksi pendahuluan. Berdasarkan

hasil dari petunjuk inspeksi pendahuluan yang telah ada, maka

hanya kekurangan atau kecatatan pekerjaan yang dapat diamati

selama dalam inspeksi ini.

Konsultan kemudian akan menyerahkan daftar kekurangan

yang ditemukan selama inspeksi akhir kepada Kontraktor untuk

mengoreksi setiap kekurangan dengan batas waktu khusus.

Setelah inspeksi akhir dilakukan untuk mengkorfimasikan

penyelesaian pekerjaan yang memuaskan, Konsultan akan

memberikan rekomendasi ke Bina Marga (Pemimpin Bagian proyek)

untuk penerimaan proyek.

6.3. KOORDINASI KEGIATAN

Sehubungan dengan penyusunan rencana pelaksanaan, jika

tenaga dan peralatan tidak dengan sesuai kondisi yang telah

disyaratkan, maka pekerjaan proyek tidak akan selesai dalam pola

yang terbaik.

Demikian juga bila kegiatan yang berjalan tidak dalam

koordinasi yang baik, maka tidak dapat pula dicapai hasil yang baik

antara pemerintah, konsultan, dan kontraktor. Untuk itu konsultan

akan mencurahkan segala usaha koordinasi selama dalam kegiatan

proyek dengan mantap dan lancar.

Salah satu sistim terbaik untuk menjaga koordinasi yang

erat adalah mengadakan pertemuan secara teratur terutama antara

konsultan dan kontraktor, seperti pada beberapa jenis

pertemuan yang secara garis besar diuraikan di bawah ini. Perlu

dipahami pula

Page 34: Data Teknis E Talud

bahwa jenis pertemuan di bawah bukanlah suatu

keharusan dan ketetapan yang mengikat.

5.3.1. Pekerjaan Persiapan

Jenis pertemuan ini akan diadakan pada hari Sabtu dengan para

peserta senior atau merupakan sebagai penanggungn jawab, seperti

Supervision Engineer dan Quality Engineer.

Pertemuan personil akan membahas masalah penting

seperti jenis permasalahan dari kegiatan yang dibutuhkan

untuk memecahkan permasalahan, quality control, kemajuan,

keselamatan, dan lain lain. Konsultan akan memantau kegiatan

mingguan yang telah lewat, rencana kerja mingguan mendatang

dan menyiapkan agenda untuk pertemuan mingguan konsultan

dan kontraktor, umumnya diadakan setiap hari Senin berikutnya.

5.3.2. Pertemuan Mingguan Konsultan dan Kontraktor

Seperti telah disinggung, bahwa pertemuan ini akan

lebih baik bila diadakan pada waktu pada hari Senin yang dihadiri

oleh senior tim konsultan yaitu Site Engineer dan Project Manager

dari kontraktor serta dari gugus kendali mutu. Selama pertemuan,

harus kontraktor mempresentasikan tentang rencana kerja untuk

seminggu berikutnya.

Masalah lain yang akan dibahas dan diianggap penting

adalah kontrol kwalitas, kemajuan, status/operasi peralatan,

kontrol keamanan, dan masalah lain dengan rencana yang dibuat dan

cara mengoreksinya. Pada saat dimulai pertemuan konsultan akan

memberikan agenda uraian prinsip yang akan dibahas dan

setelah itu disiapkan risalah secara garis besarnya dalam

pertemuan pembagian rencana berikutnya kepada kontraktor dan

pihak lainnya. Risalah pertemuan ini terbukti sangat berguna dalam

meneliti dan mendapatkan data yang sering dibutuhkan untuk

waktu mendatang.

Page 35: Data Teknis E Talud

5.3.3. Pertemuan Bulanan Direksi, Konsultan dan Kontraktor

Pertemuan ini diadakan pada akhir atau awal bulan, akan

dihadiri oleh Pimpro, kontraktor serta beberapa staf senior yang

ditunjuk dan Site Engineer dari konsultan.

Sebelum pertemuan, konsultan akan menyiapkan agenda

daftar draft point utama yang akan dibahas secara khusus

dalam hubungannya dengan masalah kontrol kualitas, kemajuan,

pengajuan rekening, keamanan hubungannya dengan masyarakat

dan lain-lain.

Selama pertemuan, jadwal CPM yang tepat dapat dipakai

sebagai acuan untuk memperlihatkan status terakhir dari

kemajuan yang sedang dibuat. Risalah pertemuan akan

disiapkan oleh konsultan dan dibagikan kepada peserta sebagai

pedoman dan akan digunakan. Seperti telah diuraikan, risalah-

risalah pertemuan sering terbukti sangat penting.