data teknis e talud
DESCRIPTION
dbefTRANSCRIPT
BAB 3PEMAHAMAN TERHADAP KAK
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bencana yang melanda wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Barat
beberapa tahun terakhir ini banyak menelan korban dan juga merusak sarana
dan prasarana infrastruktur terutama yang pada daerah aliran sungai, seperti
bendungan, bendung, saluran drainase, tanggul, talud, dekker, jalan dan
jembatan. Dalam hal ini pemerintah daerah khususnya harus secepatnya
merehabilitasi atau merekonstruksi sarana dan prasarana tersebut,
karena sarana dan prasarana itu sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Untuk mengembalikan kondisi (rekondisi) sarana dan prasarana
tersebut, pada tahun anggaran 2011 Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Provinsi NTB melalui BPBD Kabupaten/Kota melaksanakan pekerjaan
yang di antaranya Pembangunan Kembali Dam Kakumi, Pembangunan Dam
Limbu, Bronjong Penahan Tebing Sungai Jangka Desa Sari, Bronjong Penahan
Tebing Sungai Jangka Desa Parangina, Kabupaten Bima, saat ini telah
memiliki dokumen detail design (DD) untuk sarana dan prasarana tersebut,
sehingga secara teknis telah siap untuk dilaksanakan pembangunan fisiknya
di tahun ini. Untuk mengontrol dan mengawal pelaksanaan pembangunan
fisik tersebut sehingga berjalan sesuai dengan perencanaan teknis yang
telah ada diperlukan jasa superfisi yang akan mengawasi pelaksanaan
pekerjaan tersebut.
1.2. Maksud dan Tujuan
a. Maksud
Maksud kegiatan ini adalah melakukan pengawasan (supervise)
pelaksanaan konstrksi fisik Pembangunan Kembali Dam Kakumi,
Pembangunan Dam Limbu, Bronjong Penahan Tebing Sungai Jangka Desa
Sari, Bronjong Penahan Tebing Sungai Jangka Desa Parangina di
Kabupaten Bima.
b. Tujuan
Terlaksananya pekerjaan konstruksi fisik kontraktor sesuai dengan
dokumen perencanaan, menjamin mutu bahan dan volume pekerjaan
sesuai sesuai
spesifikasi teknis, serta mengontrol kualitas, kuantitas dan
waktu pelaksanaan sesuai dengan yang ditetapkan.
II. LINGKUP KEGIATAN
2.1. Nama Kegiatan
Pengawasan Pembangunan Kembali Dam Kakumi, Pembangunan Dam Limbu,
Bronjong Penahan Tebing Sungai Jangka Desa Sari, Bronjong Penahan Tebing
Sungai Jangka Desa Parangina yang meliputi beberapa kegiatan antara lain
sebagai berikut :
1. Pekerjaan Persiapan
- Menyusun program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan
pengawasan.
- Mengecek jadwal waktu pelaksanaan yang diajukan oleh konstraktor
pelaksana dan selanjutnya diteruskan kepada direksi pekerjaan untuk
disetujui.
2. Pekerjaan teknis dan administrasi
- Melakukan pengecekan topografi di lapangan
- Melakukan pengecekan desain shop drawing dan volume pekerjaan
- Melakukan pengecekan usulan pekerjaan yang akan dilaksanakan
- Melakukan pengawasan mutu pekerjaan
- Melakukan pengawasan teknis pelaksanaan pekejaan
- Mengawasi kebenaran ukuran, kualitas dan kuantitas dari bahan atau
komponen bangunan, peralaan dan perlengkapan lainnya selama
pelaksanaan pekerjaan di lapangan atau tempat kerja.
- Mengawasi kemajuan pelaksanaan pekerjaan dan mengambil tindakan
yang cepat agar batas waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
jadwal.
- Memeberikan petunjuk, bimbingan/arahan serta perintah kepada
kontraktor pelaksana sejauh tidak mengurangi atau menambah
biaya dan waktu serta tidak menyimpang dari persyaratan teknis yang
telah ditetapkan.
- Melakukan pengecekan as built drawing
- Mengukur progress fisik pekerjaan, penyelesaian masalah lapangan
dan menuangkan dalam laporan harian, mingguan dan laporan
bulanan
pekerjaan.
- Merekomendasikan besaran pembayaran termijn kontraktor
- Melakukan asistensi dan diskusi rutin antara Direksi, Konsultan, dan
Kontraktor
- Menerapkan chek list kronologis pekerjaan lapangan
3. Mengadakan rapat lapangan jika diperlukan untuk mengevaluasi progress
pelaksanaan konstruksi fisik.
4. Mencatat dan melaporkan permasalahan-permasalahan yang timbul di
lapangan sehingga dapat dievaluasi bersama dan dicarika sousi yang
tepat.
5. Membuat laporan hasil pekerjaan pengawasan.
2.3 Lokasi Kegiatan
Kabupaten Bima , Provinsi Nusa Tenggara Barat
2.3. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan pekerjaan ini adalah 1.5 (Satu koma lima) bulan , dimulai
sejak penandatanganan Surat Perintah Kerja atau Surat Perjanjian
Kerja (Kontrak) Pekerjaan Pengawasan.
2.4. Nama dan Organisasi Pengguna Jasa
Pengguna Jasa adalah Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) Provinsi Nusa
Tenggara Barat.
2.5. Sumber Dana
Pekerjaan ini dibiayai dengan dana yang bersumber dari APBN yang tertuang
dalam Naskah Kesepakatan Antara BNPB dengan BPBD Provinsi NTB
Nomor : MoU 52/BNPB/XII/2011 Nomor 360/540/KESDA tanggal 16
Desember 2011 sebesar Rp. 40.000.000,- (empat puluh juta rupiah).
III. DATA DAN FASILITAS PENUNJANG
3.1. Penyediaan Oleh Pengguna Jasa
Data dan fasilitas penunjang yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang dapat
digunakan dan harus dipelihara oleh Penyedia Jasa, antara lain :
a. Ruangan untuk diskusi
b. Direksi/ pengawas yang secara khusus akan membantu
dalam pelaksanaan penyelesaian pekerjaan.
3.2. Penyediaan Oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa harus menyediakan tenaga ahli berikut tenaga teknis dan
tenaga pendukungnya serta memelihara semua fasilitas dan peralatan
yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, antara lain :
a. Kontrak kerja pengawasan
b. Tenaga ahli pengawasan dan tenaga administrasi teknis
c. Buku direksi, buku tamu, laporan harian, laporan bulanan dan
dokumentasi d. Peralatankantor lapangan
e. Kendaraan operasional
IV. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN
Produk/keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah dalam
bentuk laporan yang setiap jenisnya perlu dikonsultasikan terlebih dahulu
kepada Pengguna Jasa, yang terdiri dari ;
- Laporan Pendahuluan,
- Laporan bulanan,
- Laporan akhir pekerjaan pengawasan.
BAB 4TANGGAPAN TERHADAP KAK
Tanggapan konsultan terhadap Kerangka Acuan Kerja pekerjaan
Pengawasan Pembangunan Kembali Dam Kakumi, Pembangunan Dam Limbu,
Bronjong Penahan Tebing Sungai Jangka Desa Sari, Bronjong Penahan Tebing
Sungai Jangka Desa Parangina ini secara umum di dalam Dokumen Pengadaan
beserta penjelasan yang diberikan selama rapat penjelasan pekerjaan
(Aanwijzing) yang dilakukan di Kantor Bidang SDA Dinas PU Provinsi Nusa
Tenggara Barat dapat dimengerti dengan baik oleh Konsultan.
Kerangka Acuan Kerja tersebut telah dapat dimengerti dan dipahami
dengan baik karena Kerangka Acuan Kerja tersebut mudah dipahami dan tersaji
dengan jelas dan terstruktur. Namun demikian beberapa hal yang dapat
ditekankan oleh konsultan dalam hal ini untuk mendapat perhatian untuk
memperoleh optimalisasi pelaksanaan pekerjaan Pengawasan Pembangunan
Kembali Dam Kakumi, Pembangunan Dam Limbu, Bronjong Penahan Tebing
Sungai Jangka Desa Sari, Bronjong Penahan Tebing Sungai Jangka Desa Parangina.
4.1. PENGERTIAN, FUNGSI DAN TUGAS KONSULTAN PENGAWAS
Pengguna Jasa adalah kepala kantor/satuan kerja/pemimpin proyek
sebagai pemilik pekerjaan yang bertanggungjawab atas pengadaan jasa
dalam lingkungan kantor/satuan kerja/proyek/bagian tertentu.
Penyedia jasa atau Konsultan Pengawas adalah badan usaha/perusahaan
yang mennyediakan layanan jasa yang memenuhi kualifikasi dan syarat
untuk melaksanakan tugas konsultan dalam bidang jasa Pengawasan
teknis bangunan beserta kelengkapannya.
Konsultan berfungsi mengawasi proses kerja kontraktor pelaksaa
seningga sesuai dengan dokumen Pengawasan dan tepat dari segi
ukuran,kualitas bahan dan waktu pelaksanaan pekerjaan.
Konsultan pengawas memulai tugasnya sejak dikeluarkannya SPMK
sampai dengan waktu serah terima seluruh pekerjaan yang diterima baik
oleh pemberi tugas
Konsultan Pengawas dalam melaksanakan tugasnya bertanggung
jawab secara kontraktual kepada pengelola kegiatan/pengguna jasa.
4.2. PETUNJUK PENYUSUNAN DOKUMEN PENAWARAN
Sesuai dengan KAK penyusunan dokumen penawaran untuk pekerjaan
Pengawasan Pembangunan Kembali Dam Kakumi, Pembangunan Dam Limbu,
Bronjong Penahan Tebing Sungai Jangka Desa Sari, Bronjong Penahan Tebing
Sungai Jangka Desa Parangina yang terdiri atas 3 sub bagian yang
merupakan petunjuk penyusunan dokumen penawaran. Secara umum dalam
KAK telah diuraikan dengan jelas mengenai penyusunan dokumen penawaran
yang harus dipedomi dan iikuti oleh consultant dalam melakukan penawaran
pekerjaan ini. Adapun petunjuk tersebut antara lain :
Latar Belakang
Maksud dan Tujuan
Petunjuk Mengenai Usulan
Kegiatan Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Kembali Dam Kakumi,
Pembangunan Dam Limbu, Bronjong Penahan Tebing Sungai Jangka Desa
Sari, Bronjong Penahan Tebing Sungai Jangka Desa Parangina merupakan
bagian kegiatan dari Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) Provinsi Nusa
Tenggara Barat, Tahun Anggaran 2011. Layanaan Jasa Konsultan Pengawas
ini diadakan melalui proses Seleksi Langsung yang didahului dengan
Prakualifikasi Penyedia Jasa yang dapat mengikuti pengadaan jasa konsultan
adalah Penyedia Jasa yang telah Lulus Prakualifikasi dan tercantum dalam
Daftar Rekanan Terseleksi (DRT), yang diselenggarakan oleh Pejabat
Pengadaan Barang/Jasa Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) Provinsi
Nusa Tenggara Barat Tahun Anggaran. 2011.
Dalam proses pemasukan dokumen selanjutnya konsultan disyaratkan untuk
memasukkan beberapa dokumen penawaran pekerjaan yang berupa
dokumen administrasi, dokumen usulan teknis dan dokumen biaya
penawaran pekerjaan Pengawasan Pembangunan Kembali Dam Kakumi,
Pembangunan Dam Limbu, Bronjong Penahan Tebing Sungai Jangka Desa
Sari, Bronjong Penahan Tebing Sungai Jangka Desa Parangina. Segala
bentuk dan persyaratan yang harus dilengkapi oleh konsultan dalam
dokumen penawaran
telah tertuang dengan jelas dalam KAK. Namun beberapa format surat-surat
dokumen administrasi dan dokumen teknis dan dokumen biaya belum
dilengkapi oleh form-form seperti yang tertuang dalam bagian lampiran KAK
petunjuk penyusunan dokumen penawaran.
Dalam KAK juga telah menyebutkan kriteria dan bobot evaluasi yang
dilakukan pada setiap dokumen penawaran yang dilakukan oleh konsultan.
Sistem evaluasi yang diterapkan dalam KAK pada dasarnya telah disesuaikan
dengan ketentuan yang ada dan kriteria pekerjaan yang dilelangkan.
Berdasarkan evaluasi dokumen panawaran yang dituangkan dalam KAK
pekerjaan Pengawasan Pembangunan Kembali Dam Kakumi, Pembangunan
Dam Limbu, Bronjong Penahan Tebing Sungai Jangka Desa Sari, Bronjong
Penahan Tebing Sungai Jangka Desa Parangina akan memberikan
kesempatan yang sama bagi setiap konsultan dalam melakukan penawaran
untuk pekerjaan ini. Yang pada intinya konsultan dengan kemampuan teknis
yang memadai serta penawaran biaya dengan kondisi yang wajar memiliki
peluang yang utama untuk dapat memenangkan proses pemilihan konsultan
untuk pekerjaan ini.
4.3. DOKUMEN KERANGKA ACUAN KERJA
Dokumen Acuan Kerja (KAK) sebagai pedoman teknis konsultan untuk
Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Kembali Dam Kakumi, Pembangunan
Dam Limbu, Bronjong Penahan Tebing Sungai Jangka Desa Sari, Bronjong
Penahan Tebing Sungai Jangka Desa Parangina dapat dipahami dengan jelas
oleh konsultan, namun beberapa point dalam KAK memerlukan interpretasi
dalam pengembangan KAK untuk kesempurnaan pekerjaan ini. Tentunya
pengembangan KAK ini tidak mengubah maksud pekerjaan ini baik dari aspek
teknis maupun biaya pekerjaan, melainkan pengembangan pada beberapa
item untuk kesempurnaan proses pekerjaan ini.
BAB 5APRESIASI DAN INOVASI
Dalam Pelaksanaan Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Kembali Dam Kakumi,
Pembangunan Dam Limbu, Bronjong Penahan Tebing Sungai Jangka Desa Sari,
Bronjong Penahan Tebing Sungai Jangka Desa Parangina terdapat beberapa hal
yang menjadi usulan konsultan antara lain :
5.1. KOORDINASI DAN KONSULTASI
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, telah dituangkan dalam KAK bahwasannya
dalam proses pelaksanaan pekerjaan pendataan dilakukan koordinasi antara
konsultan selaku penyedia jasa dan pihak pemilik pekerjaan selaku pengguna
jasa. Dalam hal koordinasi tersebut akan meliputi aspek – aspek teknis
maupun non teknis menyangkut segala permasalahan dan keinginan
pengguna jasa terhadap keluaran dari pekerjaan ini. Dalam hal teknis
pelaksanaan koordinasi tersebut yang merupakan item yang sangat penting
karena melibatkan berbagai pihak antara lain :
Badan Penanggulangan Daerah (BPBD)Provinsi Nusa Tenggara Barat
selaku pengguna jasa
Dinas/Instansi terkait
Pihak Konsultan selaku penyedia jasa
Berdasarkan hal tersebut diatas maka, koordinasi konsultan dalam pekerjaan
ini dapat diatur secara tersendiri dalam usulan biaya pekerjaan Pengawasan
Pembangunan Kembali Dam Kakumi, Pembangunan Dam Limbu, Bronjong
Penahan Tebing Sungai Jangka Desa Sari, Bronjong Penahan Tebing
Sungai Jangka Desa Parangina tanpa mengubah besaran pagu dana yang ada,
dengan demikian harapan konsultan pelaksanaan koordinasi untuk
kelancaran teknis maupun, non teknis serta memperoleh pengesahan dari
pekerjaan berbagai pihak terhadap pekerjaan ini dapat dilakukan secara
optimal mengingat jangka waktu Pengawasan pekerjaan ini yang hanya
berlangsung sukup singkat.
5.2. PROGRAM KERJA
Konsultan membuat Program Kerja yang disusun dalam rangka efektifitas dan
optimalisasi pelaksanaan pekerjaan antara lain meliputi:
1. Pekerjaan Persiapan
o Menyusun program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi
pekerjaan pengawasan.
o Mengecek jadwal waktu pelaksanaan yang diajukan oleh
konstraktor pelaksana dan selanjutnya diteruskan kepada direksi
pekerjaan untuk disetujui.
2. Pekerjaan teknis dan administrasi
o Melaksanakan pengawasan umum, pengawasan lapangan, koordinasi
dan inspeksi kegiatan-kegiatan pembangunan agar pelaksanaan
pekerjaan dapat terlaksana secara terus-menerus sampai
berakhirnya pekerjaan.
o Mengawasi kebenaran ukuran, kualitas dan kuantitas dari bahan
atau komponen bangunan, peralaan dan perlengkapan lainnya
selama pelaksanaan pekerjaan di lapangan atau tempat kerja.
o Mengawasi kemajuan pelaksanaan pekerjaan dan mengambil tindakan
yang cepat agar batas waktu pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
jadwal.
o Memeberikan petunjuk, bimbingan/arahan serta perintah kepada
kontraktor pelaksana sejauh tidak mengurangi atau menambah
biaya dan waktu serta tidak menyimpang dari persyaratan teknis
yang telah ditetapkan.
3. Mengadakan rapat lapangan jika diperlukan untuk mengevaluasi
progress pelaksanaan konstruksi fisik.
4. Mencatat dan melaporkan permasalahan-permasalahan yang timbul
di lapangan sehingga dapat dievaluasi bersama dan dicarika sousi
yang tepat.
5. Membuat laporan hasil pekerjaan pengawasan.
Berdasarkan program kerja yang diusulkan maka konsultan pengawas
diharapkan mampu untuk menghasilkan out put Pengawasan yang
diharapkan dan tidak terlepas dari rambu-rambu yang telah digariskan dalam
KAK.
Selanjutnya rencana kerja konsultan untuk menyelesaikan Pekerjaan
Pengawasan Pembangunan Kembali Dam Kakumi, Pembangunan Dam Limbu,
Bronjong Penahan Tebing Sungai Jangka Desa Sari, Bronjong Penahan Tebing
Sungai Jangka Desa Parangina saling terkait dengan uraian pada Bab VI
(metode plaksanaan pekerjaan) selanjutnya.
BAB 6Pendekatan dan Metodologi
Kesuksesan dalam melakukan kegiatan secara efektif dan efisien sangat
ditentukan oleh Pendekatan dan Metodelogi yang diterapkan. Melalui pendekatan
dan metode yang sesuai maka diharapkan hasil yang menjadi keluaran kegiatan
dapat selaras dengan tujuan yang ingin dicapai.
Dalam pelaksanaan pekerjaan, metode yang dipakai mengakomodir seluruh aspek
yang menyangkut Pengawasan konstruksi, pendekatan tersebut dilakukan secara
holistik terhadap aspek-aspek yang terkait.
Pendekatan dan metodelogi yang dilakukan oleh konsultan dalam melakukan
Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Kembali Dam Kakumi, Pembangunan Dam
Limbu, Bronjong Penahan Tebing Sungai Jangka Desa Sari, Bronjong Penahan
Tebing Sungai Jangka Desa Parangina adalah sebagai berikut:
6.1. PENDEKATAN
Sesuai pemahaman konsultan dalam Kerangka Acuan Tugas, maka
uraian dan penjelasan kegiatan yang telah dipaparkan di atas, dapat
dirumuskan dalam suatu langkah-langkah pendekatan permasalahan dan
aplikasi metode paling efektif sehubungan dengan pelaksanaan layanan
jasa pada proyek termaksud.
Pendekatan dan metodologi layanan jasa Konsultan tersebut
telah disimpulkan dalam bentuk rencana kerja yang dilengkapi dengan
jadwal pekerjaan, jadwal penugasan personil, tugas masing-masing tenaga
ahli, tempat tugas dan lain sebagainya yang sehubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Hal-hal yang pokok dalam penanganan masalah layanan jasa
tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Disamping memberikan layanan jasa supervisi sesuai Kerangka Acuan
Tugas, konsultan akan berusaha pula mengaplikasikan pengalamannya
untuk melakukaan langkah-langkah efektif sehingga dapat
memberikan
hasil yang terbaik.
b. Melaksanakan pengawasan untuk pengendalian biaya proyek dan
berusaha dalam hal efisiensi penggunaan biaya proyek.
c. Selain melakukan monitoring kemajuan pekerjaan, juga akan senantiasa
membuat metode pelaksanaan dan menyusun teknik penjadwalan
kegiatan untuk mendapatkan penghematan waktu.
d. Senantiasa berorientasi pada pelaksanaan program pengawasan
kendali mutu secara efektif.
Senantiasa menjalin kerjasama secara harmonis dengan pihak
kontraktor dalam memecahkan masalah-masalah pelaksanaan pekerjaan
dan pendaya-gunakan struktur organisasinya.
6.2. METODOLOGI SUPERVISI KONSTRUKSI
Berhubung lokasi setiap ruas jalan pada proyek ini agak jauh dari
Ibukota Propinsi, maka kemungkinan akan timbul hal-hal yang dapat
menghambat penyelesaian proyek, terutama sistim pengawasan.
Karena alasan tersebut diatas, maka sistim pengawasan dan
supervisi konstruksi menjadi hal yang sangat penting sehingga
diperlukan suatu wadah organisasi yang memadai dalam melakukan
monitor terhadap segala aspek pekerjaan sedemikian rupa sehingga
proyek ini dapat selesai tepat pada waktunya sesuai spesifikasi yang
ada dan dana yang telah ditetapkan.
Untuk memenuhi target di atas, kami telah menyiapkan program
kerja dan menyusun satu tim memadai dalam jumlah dan kualitas
yang terdiri dari tenaga-tenaga ahli seperti yang dipaparkan pada
usulan teknik ini pada point lainnya.
Dalam hal ini, kami yakin sepenuhnya bahwa jasa-jasa konstruksi
yang akan kami berikan dapat menambah satu bagian dalam hal
penanganan pekerjaan pembangunan jalan yang dapat diandalkan
menjadi Jalan Nasional atau Jalan Propinsi serta jalan penghubung di
Daerah-Daerah yang bersangkutan.
Pada prinsipnya, Konsultan lebih mengutamakan hal-hal yang
berkaitan langsung dengan pelaksanaan pekerjaan konstruksi di
lapangan dengan asumsi-asumsi sebagai berikut :
a. Menyusun langkah-langkah yang terencana baik dan efektif mengenai
pembuatan Dokumen Kontrak yang tentunya dapat dipahami oleh
kontraktor.
b. Mengarahkan kontraktor dalam persiapan metode pelaksanaan untuk
semua kegiatan pekerjaan dan membantu membuat revisi bila
memerlukan peningkatan metode tersebut.
c. Mengarahkan kontraktor untuk merencanakan dan menyusun jadwal
pelaksanaan pekerjaan.
d. Bekerjasama dengan kontraktor dalam optimalisasi hasil kerja
dari tenaga kerjanya dan pendayagunaan peralatannya.
e. Senantiasa melakukan monitoring persediaan material yang
memadai selama pelaksanaan.
f. Membentuk tim inspeksi lapangan yang bekerjasama dengan Tenaga
Laboratorium untuk pengujian tanah dan material dengan tujuan
utama adalah menjamin tercapainya pengawasan mutu yang baik
dan sesuai spesifikasi yang disyaratkan.
g. Secara periodik mengadakan Rapat Mingguan dengan pihak
kontraktor guna membahas semua kegiatan pekerjaan, terutama
mengenai langkah-langkah yang diperlukan untuk peningkatan dan
efisiensi pelaksanaan di lapangan. Juga untuk membahas secara detail
dan menyelesaikan setiap masalah yang timbul, kaitan dengan
pengawasan mutu dan kemajuan pekerjaan.
h. Menyusun suatu metode yang menjamin, sehingga gambar kerja
kontraktor tidak terlambat dalam proses sejak pembuatan dan koreksi
hingga mendapat persetujuan.
i. Menyelesaikan setiap perubahan dari perencanaan program,
termasuk gambar rencana dan spesifikasinya.
j. Membimbing kontraktor agar dapat memproduksi aggregat dengan
mutu sesuai spesifikasi yang telah disyaratkan.
k. Memeriksa dan menandatangani sertifikat pembayaran Bulanan
Kontraktor, sehingga penerimaan pembayaran dapat tepat pada
waktunya, tanpa mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan
selanjutnya.
Juga mengadakan rapat koordinasi sebulan sekali (harus dihadiri
oleh staf utama dari Direksi dan Konsultan serta Kontraktor) untuk
membahas dan memecahkan masalah penting yang terjadi selama
pelaksanaan proyek. Senantiasa menjalin hubungan secara harmonis
dengan orang yang terlibat pada proyek ini.
Dari uraian di atas, Konsultan berkeyakinan bahwa pekerjaan akan
berjalan lancar dengan hasil pekerjaan yang baik dan proyek akan selesai
tepat pada waktunya.
6.2.1. Pekerjaan Persiapan
Apabila kontraktor telah mendapat Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) atau surat resmi lainnya, maka harus segera dilakukan
langkah-langkah untuk memulai pekerjaan persiapan sebagai tahap
pelaksanaan supervisi konstruksi. Dalam tahap persiapan ini, meliputi
mobilisasi personil dan peralatan termasuk menyediakan kantor proyek dan
perlengkapannya serta alat transportasi.
Demikian pula untuk kebutuhan laporan, maka konsultan akan
menyiapkan blanko standar dan membuat format laporan yang akan
digunakan selama pelaksanaan supervisi konstruksi (laporan Inspector,
laporan pengujian tanah dan bahan, blanko pengecekan topo-survey,
blanko pengukuran volume pekerjaan, blanko persetujuan atas
permohonnan pelaksanaan pekerjaan, surat menyurat antar instansi,
blanko rekaman pengiriman dan pemakaian peralatan dan kendaraan dan
lain- lain).
Hal-hal penting lainnya harus dilakukan oleh konsultan pada
tahap awal pekerjaan adalah pengujian ulang secara terinci dan
evaluasi data
yang telah ada seperti standar perencanaan, rencana
spesifikasi, surat keterangan material, persyaratan kontrak,
rencana aggaran biaya, rencana kerja, dan lain-lain. Hal yang
bermanfaat pada setiap peningkatan palaksanaan pekerjaan yaitu
menghilangkan keraguan atau mengoreksi kesalahan yang dapat
ditemukan serta yang dapat mengurangi biaya proyek dan
menghemat waktu pelaksanaan dengan pertimbangan yang dapat
diterima secara teknis.
Konsultan akan menyiapkan setiap tambahan, catatan tambahan
atau sejenisnya yang mungkin diperlukan setelah proses pengkajian
ulang yang lebih detail dan evaluasi data yang telah ada. Jika telah
disetujui oleh Bina Marga, hal tersebut selanjutnya diserahkan kepada
kontraktor yang akan menjadi pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan.
Jika waktu memungkinkan, maka dilakukan kajian ulang secara
yang lebih detail dan evaluasi/studi atas data yang sudah ada,
dapat dilanjutkan untuk menentukan kemungkinan tahap sebelum
konstruksi.
6.2.2. Pengendalian Mutu
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa konsultan
pengawasan dan pengendalian mutu sebagai aspek proyek yang
terpenting. Oleh karena itu harus dengan seksama membentuk
suatu tim lapangan, menyusun metode dan langkah-langkah serta
sistem pelaporan, sehingga menjamin setiap pekerjaan yang
dilaksanakan oleh kontraktor telah sesuai yang disyaratkan atau
spesifikasi yang ada.
Konsultan akan senantiasa mengusahakan yang terbaik dengan
mencari metode dan langkah penyelesaian setiap masalah yang dialami
kontraktor, sehingga hasil pekerjaan tersebut sesuai dengan spesifikasi
yang tercantum dalam kontrak.
Program pengendalian mutu, secara garis besarnya kami usulkan
dengan uraian berikut :
a. Pengujian Bahan
Konsultan akan melakukan pengujian secara rutin sesuai
keperluan pengendalian bahan dengan peralatan laboratorium yang
telah disyaratkan dalam Dokumen Kontrak sebagai data penunjang dari
konsultan jika diperlukan.
Standar mutu bahan yang dipakai dalam pekerjaan
konstruksi akan dikontrol berdasarkan test/pengujian laboratorium
dan test lapangan sesuai yang tercantum dalam Dokumen Kontrak.
Setiap pelaksanaan pekerjaan konstruksi sebelum dimulai,
konsultan akan menyiapkan suatu langkah-langkah secara detail
tentang pengetesan yang harus laksanakan dan jumlah
pengetesan, dengan memberikan contoh pengetesan kepada
kontraktor sehingga bisa dipahami secara benar.
Pengujian akan dilakukan setiap hari atau secara berkala,
tergantung keperluan. Test bahan akan dilakukan berkaitan dengan
tahap kemajuan pekerjaan. Hasil test akan segera diberikan
ke kontraktor untuk memberikan tanggapan. Semua test harus
dilaksanakan pada waktu yang tepat, sehingga dapat terhindar dari
setiap penundaan pekerjaan kontraktor.
Sistem pengujian didasarkan pada pengambilan contoh secara
acak dan secara statistik akan dipakai jika memenuhi syarat dan tidak
bertentangan dengan spesifikasi yang ada. Perhatian khusus adalah
perlu diadakan pengujian secara berkesinambungan terhadap
aggregat kasar dan halus yang dihasilkan dari alat pemecah batu
kontraktor di lokasi pengambilan batu.
Jika kontraktor mempunyai quarry dan crusher plant, maka
konsultan harus merekomendasikan bahwa bahan di lokasi
pengambilan tersebut dapat diterima dan akan secara kontinyu
mengadakan test terhadap bahan yang dihasilkan sesuai dengan
spesifikasi yang ada.
disiapkan dan disetujui untuk setiap butir penjelasan yang menerangkan
b. Program Inspeksi
Salah satu dari tanggung jawab utama Konsultan adalah
program Inspeksi dan monitoring. Konsultan akan senantiasa
melaksanakan program ini untuk menjamin bahwa pelaksanaan
pekerjaan kontraktor di inspeksi oleh tenaga yang handal dan diawasi
secara profesional.
Inspeksi ini merupakan dasar untuk menjamin mutu
pekerjaan sesuai spesifikasi dan jika dijumpai bahwa telah terdapat
penyimpangan dan tidak sesuai spesifikasi, maka kontraktor secara
resmi akan diberitahukan secara tertulis sehingga dapat diadakan
perbaikan yang diperlukan.
Dalam hal ini harus dijelaskan bahwa konsultan akan selalu
berusaha untuk membantu kontraktor memperbaiki kesalahan-
kesalahan yang telah terjadi.Dengan demikian mengurangi sebanyak
mungkin pengeluaran biaya dan penggunaan waktu untuk perbaikan
pekerjaan.
Sebagai contoh kontraktor tidak diperbolehkan melanjutkan
pekerjaan tertentu, sebelum diperiksa oleh Inspector dari konsultan.
Setelah segala sesuatunya telah siap, maka dengan surat
persetujuan secara tertulis, kontraktor dapat melanjutkan pekerjaan
termaksud. Sistim prosedur ini sangat membantu untuk menghindari
kesalahan kendali mutu.
Konsultan akan menyiapkan serangkaian prosedur
terutama untuk inspeksi, yang harus menjadi pedoman pada setiap
kegiatan lapangan meliputi pelaporan, pemberian perintah secara
tertulis kepada Kontraktor, izin kontraktor untuk dapat
melaksanakan pekerjaan setelah permohonan kerja dan lain
sebagainya telah disetujui.
Juga seperti yang telah diterangkan, bahwa konsultan akan
meminta kontraktor untuk menyusun metode pelaksanaan
disiapkan dan disetujui untuk setiap butir penjelasan yang menerangkan
yang
cara pelaksanaan pekerjaan termasuk jenis peralatan
yang dibutuhkan dan test yang harus dilaksanakan.
Selain dari metode pelaksanaan yang telah disetujui untuk tahap
pekerjaan tertentu akan diberikan kepada mandor dari kontraktor dan
Inspektor dari konsultan sebagai pedoman sehingga dapat membantu
melancarkan proses pekerjaan dan memberikan mutu sesuai yang
diharapkan.
Semua tenaga Inspector akan menyiapkan laporan-laporan
harian dan disampaikan kepada Quantity Engineer yang
menyajikan tentang pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan, lokasi
kerja, kondisi cuaca, jumlah tenaga yang bekerja dilapangan, jenis
dan jumlah peralatan yang digunakan dilapangan, perkiraan hasil
pekerjaan yang diperoleh dari setiap kondisi umum yang terjadi dan
masih berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.
Program Inspeksi ini juga memberikan konsultan jaminan
bahwa tenaga yang memadai dan peralatan dengan kondisi yang baik
telah digunakan selama pelaksanaan pekerjaan.
Konsultan akan secara rutin memeriksa peralatan kontraktor dan
menyampaikan laporan tentang kondisi dan keadaannya. Tingkat
produksi harus dibandingkan dengan jadwal yang telah diserahkan
oleh kontraktor untuk memastikan kemajuan pekerjaan bahwa telah
sesaui yang disyaratkan.
Semua peralatan, pekerjaan sementara, dan
pengoperasian dari kontraktor akan secara kontinyu di evaluasi
untuk menentukan mutu produksi masih tetap dipelihara. Demikian
juga terhadap fasilitas penting lainnya dari kontraktor harus
diperiksa, untuk menjamin bahwa telah sesuai dengan spesifikasi yang
ada.
Konsultan akan melakukan inspeksi secara rutin dan merekam
bahan konstruksi yang disimpan di lapangan serta bahan yang telah
lolos test.
c. Persetujuan atau Penolakan Pekerjaan
Pada setiap bagian pekerjaan yang sudah selesai, Konsultan akan
mengadakan metode "Inspeksi untuk menerima hasil
pekerjaan" secara tepat. Jika pekerjaan sudah dilakukan secara
memuaskan dan sesuai dengan spesifikasi dalam Dokumen
Kontrak, konsultan akan membuat rekomendasi secara resmi kepada
Bina Marga untuk penerimaan pekerjaan.
Pekerjaan yang tidak dapat diterima atau tidak sesuai dengan
spesifikasi, bila mana penyimpangan kualitas akibat pelaksanaan yang
buruk, pemakaian bahan yang rusak, atau akibat hal lain sehingga
ditolak dengan catatan secara tertulis alasan penolakan tersebut,
tetapi sebelumnya diberitahukan kepada Direksi tentang hal yang
berkaitan dengan setiap pekerjaan yang ditolak.
6.2.3. Monitoring Kemajuan Pekerjaan a. U m um
Walaupun lokasi pelaksanaan proyek berada di beberapa
wilayah yang berbeda, namun demikian gangguan lalu lintas
tidak akan menjadi faktor hambatan yang utama.
Sedangkan dalam hal monitoring, sangat penting
menggunakan sistem kendali/ kontrol untuk mengawasi kegiatan
di berbagai pekerjaan walaupun tidak saling berkaitan tetapi
tetap dibutuhkan perhitungan kemajuan jadwal pekerjaan.
b. P engenda lia n Jad wa l P ela ksa naa n
Salah satu hal yang harus dilaksanakan konsultan setelah
Surat Perintah Mulai Kerja (SMPK) adalah melakukan diskusi
dengan kontraktor mengenai jadwal pelaksanaan yang lebih
terinci, untuk bersama-sama menyusun jadwal tersebut.
Berdasarkan pengalaman dalam supervisi konstruksi pada
proyek yang sama, konsultan menyadari benar bahwa jadwal
membutuhkan evaluasi yang berkesinambungan untuk
memantau
kelemahan struktur organisasi kontraktor, metode
pelaksanaan, penugasan personil, penggunaan peralatan dan
lain sebagainya.
Jadi konsultan secara periodik setiap minggu,
mengevaluasi jadwal kontraktor tentang kemajuan dari kegiatan
lapangan dan langkah-langkah perbaikan yang harus diambil
untuk mengurangi keterlambatan yang dialami.
Jika terdapat bahwa Critical Path pekerjaan akan ditunda,
sehingga konsultan harus segera mengadakan rapat khusus
dengan kontraktor untuk mendiskusikan semua item pekerjaan
berhubungan dengan masalah tersebut, menunjukkan secara
tepat apa permasalahannya, memberi pengarahan bagaimana
mencari jalan keluarnya dan menginstruksikan kontraktor
untuk mengambil tindakan segera. Perlu dicatat bahwa hal ini
harus diambil bukan setelah Critical Path ditunda.
c. Eva lua si Ula ng T erha da p Renca na Kerja Kont ra kt or
Sebelum pekerjaan konstruksi, konsultan akan mengkaji
ulang dan melakukan evaluasi tentang rencana kerja
kontraktor yang memperlihatkan metode usulan dan prosedur
pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
Rencana kerja ini menggambarkan secara detail
kontraktor seperti mobilisasi, jadwal pelaksanaan yang
memperhitungkan lalu lintas dan faktor keamanan, metodologi
pelaksanaan, program pengendalian mutu, metode pengadaan
dan penyimpanan material, penggunaan peralatan kerja,
orgnanisasi kerja, sub kontraktor (jika ada) dan lain-lainnya.
Pertimbangan Konsultan atas rencana kerja kontraktor
akan memerlukan perhatian khusus terutama pada beberapa
pokok persoalan berikut ini :
a. Metode pelaksanaan untuk mendapatkan mutu kerja
sesuai dengan spesifikasi dan syarat-syarat kontrak
b. Jadwal pelaksanaan pekerjaan secara detail dengan metode
Critical Path dan atas pertimbangan semua kegiatan item
pekerjaan yang saling berkaitan
c. Perhitungan pengendalian keselamatan, terutama keamanan
lalu lintas yang ada dengan mempertimbangkan kenyamanan
masyarakat
d. Mobilisasi peralatan dan personil yang memadai.
Berdasarkan hasil evaluasi di atas, konsultan akan
meminta kontraktor untuk mengubah rencana kerja dan
membantu bila diperlukan. Setelah rencana kerja tersebut
diperbaiki sesuai dengan pertimbangan konsultan, walaupun
telah disetujui akan tetapi tetap dikaji ulang lebih jauh jika
memang diperlukan
d. P erenca naa n da n Koord ina si Kemajua n Ja dwa l
Suatu metode yang efektif untuk kemajuan
pekerjaan secara memuaskan, atau bahkan untuk
meningkatkannya, adalah hal yang memerlukan perhatian
terutama dari segi penjadwalan proyek dan rapat koordinasi
yang diadakan setiap Minggu (sebaiknya setiap hari Senin
pagi) antara konsultan dan kontraktor.
Dalam rapat ini harus dihadiri oleh personil utama
dari kedua pihak, untuk rumusan rencana kerja selanjutnya.
Pada saat yang sama, setiap masalah yang timbul yang
dapat mempengaruhi metode CPM, akan dianalisa dengan
langkah-langkah yang tepat untuk mendapatkan pemecahannya.
Dalam hal ini, sebelum diadakan rapat bersama staf pada setiap
akhir Minggu (hari Sabtu) untuk membicarakan kegiatan
Minggu tersebut dan menentukan bobot kemajuan yang dicapai.
Kemudian kontraktor harus pula mempersiapkan sebuah
jadwal Bar-Chart sederhana yang memperlihatkan jadwal
pekerjaan selanjutnya yang direncanakan pada Minggu berikut
konstruksi.
dan menunjukkan Rapat Koordinasi Mingguan yang
diadakan pada setiap hari Senin antara konsultan dan kontraktor.
Walaupun jadwal Mingguan kontraktor bersifat
sementara, namun tetap akan membantu secara efektif
konsultan maupun kontraktor di lapangan terutama pengaturan
personilnya guna menghilangkan keraguan, sehingga dapat dapat
mengakibatkan kemajuan yang lebih positif.
Sepanjang koordinasi yang baik dan terpelihara antara
konsultan dan kontraktor, maka akan memudahkan terutama
dalam memperbaiki kesalahan-kesalahan, memecahkan masalah
dan menghindarkan kesalah pahaman serta akan memungkinkan
tercapainya pekerjaan yang maksimum
e. Eva lua si Ula ng T erha da p Ga mba r Pela ksa naa n Kont ra ktor
Kontraktor diharuskan menyerahkan gambar pelaksanaan
kepada Konsultan untuk disetujui, dimana diperlihatkan
secara lengkap dan lebih rinci seluruh bangunan/struktur yang
harus dibangun sesuai Construction Plant yang digunakan, waktu
untuk pekerjaan persiapan, pemeriksaan, perbaikan dan
persetujuan gambar pelaksanaan yang bisa dipertimbangkan
dan jika tidak akan terjadi keterlambatan kemajuan kerja.
Dengan menyadari akan hal ini, konsultan dengan
kontraktor menyusun jadwal proses gambar pelaksanaan dan
dipersiapkan untuk disetujui sesuai prioritas yang dapat
mempengaruhi critical path.
6.2.4. Pengendalian Biaya
Proyek a. U m um
Konsultan menyadari sepenuhnya dalam hal pengendalian
semua biaya yang berhubungan dengan proyek dan akan
membuat usaha pengendalian secara dini hingga akhir tahap
Berbagai cara untuk melakukan hal ini, seperti penggunaan
komputer untuk pengolahan data pembiayaan, menghindari
keterlambatan kemajuan pekerjaan, mempertahankan pekerjaan
tambah kurang seminimal mungkin, dan menjamin prosedur
pelaksanaan konstruksi yang paling efisien.
Dalam pegendalian biaya proyek yaitu
meminimalkan biaya operasi lapangan, menyiapkan sertifikat
pembayaran secara teliti dan meyakinkan Kontraktor dengan
membayar pekerjaan yang telah dikerjakan, menyiapkan
perkiraan pekerjaan sisa secara berkala sehingga jadwal
pembayaran bisa disesuaikan dengan taksiran kemajuan
pekerjaan yang tepat, dan menjamin bahwa pekerjaan telah
diterima sesuai dengan spesifikasi.
Sebagai ringkasan, cara terbaik untuk mengendalikan
biaya proyek secara keseluruhan adalah mengoptimalkan
pekerjaan yang telah selesai dan menjamin bahwa tanggal
penyelesaian kontrak dapat dicapai tanpa adanya perpanjangan
waktu.
Pada sub bab ini berisi uraian singkat tentang penggunaan
sistim komputer dalam pengendalian biaya proyek, pengolahan
pengeluaran rekening kontraktor dan kontinyu memeriksa
keseimbangan jumlah bahan yang tersisa selama pelaksanaan.
b. Sist em Komp uter unt uk P eng ola ha n Da ta P emb ia yaa n P royek
Menjaga data biaya proyek yang terbaru adalah bagian
yang terpenting dari supervisi konstruksi tetapi kegiatan ini
menjadi sulit dan memerlukan waktu, dengan akibatnya sering
menjadikan kurang efektifnya metode ini.
Tetapi pada proyek ini Konsultan akan menggunakan
sistem Komputer yang bisa beroperasi dilapangan tanpa
memerlukan alat penunjang yang lebih memadai.
Hal ini berarti bahwa konsultan harus dapat mengolah
semua data yang berhubungan dengan pengontrolan biaya
proyek secara cermat, teliti dan cepat.
c. P ersia pa n da n P emrosesa n Tag iha n Kont ra ktor
Konsultan akan memeriksa dan mengevaluasi hasil
pengukuran material yang dapat diterima dan hasil pekerjaan
sesuai dalam ketentuan Dokumen Kontrak. Metode
pengukuran dan perhitungan yang dipakai dalam menentukan
jumlah material terpasang dan hasil pekerjaan yang dapat
diterima akan ditunjukkan sesuai Dokumen Kontrak.
Konsultan dengan cara tepat akan memeriksa pengukuran
hasil pekerjaan yang sudah disiapkan oleh kontraktor dan
akan menerima sesuai jumlah pekerjaan yang sebenarnya
sesuai dengan spesifikasi. Konsultan kemudian akan
menyiapkan Sertifikat Pembayaran Bulanan atas pekerjaan yang
telah selesai dan disetujui.
Format blanko standar yang digunakan disiapkan khusus
untuk sertifikat pembayaran bulanan yang telah disetujui Direksi.
Jumlah pembayaran secara bertahap akan dihitung sebagaimana
mestinya sesuai dengan harga satuan dan jumlah pekerjaan
yang sudah disetujui oleh Konsultan.
Sertifikat bulanan ditanda tangani oleh wakil
senior supervisi dari konsultan dan kontraktor kemudian
diteruskan ke Pimbagpro/Pimpro untuk pemeriksaan akhir dan
persetujuan pembayaran.
Usaha khusus akan dilakukan selama dalam proses
penagihan disiapkan dan diproses untuk kepastian kontraktor
menerima pembayaran atau ditunda.
d. P emeriksaa n Jumla h Ma teria l Sisa da n P erkiraa n Bia ya Berka la
Konsultan akan mengkaji ulang dan memeriksa secara
berkala pekerjaan sisa, sehingga dapat dibuat perkiraan biaya
untuk semua pekerjaan yang telah dilaksanakan dan disampaikan
kepada Direksi secara berkesinambungan tentang keadaan
perkiraan keseimbangan pekerjaan yang harus diselesaikan.
Untuk hal ini Konsultan akan menyiapkan jadwal
pembayaran berdasarkan kemajuan pekerjaan dengan taksiran
dan secara rutin diperbaharui secara berkala pula seiring
dengan kemajuan pekerjaan yang sebenarnya serta setiap
perubahan jadwal pekerjaan.
6.2.5. Pengendalian Keselamatan
Keselamatan personil adalah hal yang sangat penting dan
menjadi bagian dipertimbangkan dalam setiap pekerjaan konstruksi,
terutama yang berhubungan dengan proyek ini dan menyebabkan arus
lalu lintas akan padat serta sejumlah besar pejalan kaki dalam
lokasi proyek.
Sehingga Konsultan akan memberikan perhatian khusus pada
keselamatan dan meminta kontraktor untuk mengambil tindakan
sedapat mungkin untuk menghindarkan kecelakaan lalu lintas dan
membahayakan kepada pejalan kaki dan terhadap pekerja sendiri.
Segera sesudah kontraktor melakukan kegiatan mobilisasi,
konsultan akan mengadakan rapat yang dihadiri wakil dari
pemerintah, dengan maksud hanya untuk mengatasi masalah yang
timbul berkaitan dengan keselamatan termaksud.
Selama dalam rapat, garis-garis besar pengendalian
keselamatan disusun sebagai persiapan untuk program dari
keselamatan kontraktor dan harus dilakukan penyesuaian dengan
persyaratan keselamatan rakyat Indonesia serta termasuk pula bagian
keselamatan lalu lintas.
seperti yang diperlukan malam hari dan
pengaman yang sama.
Juga Konsultan akan meminta kontraktor untuk menunjuk salah
salah seorang staf seniornya sebagai "Project Safety" dan secara
resmi akan bertanggung jawab untuk mengatur dan melaksanakan
program keselamatan.
Kontraktor akan diberi waktu 30 hari untuk menyerahkan program
keselamatannya secara terinci kepada konsultan untuk selanjutnya
dikaji ulang dan disetujui. Sementara kontraktor merumuskan program
pengawasannya, konsultan harus telah memikirkan program
penggunaan sendiri dan juga menunjuk seorang staf untuk melakukan
tugas tambahan pada tenaga pengamanan.
Setelah program pengamanan selesai, dievaluasi untuk direvisi
kembali oleh Supervision Engineer jika diperlukan, dengan penekanan
tanda pengamanan yang tepat dan secara jelas terlihat pada kantor
konsultan dan daerah pekerjaannya, dengan pendekatan yang dibuat
seluruh karyawan akan sadar pentingnya keamanan.
Saat program keamanan kontraktor diterima setelah direvis
kembali, maka diadakan pertemuan dengan kontraktor untuk
membahas beberapa perubahan dan tambahan bila hal yang
diperlukan untuk penyusunan program. Setiap ada perubahan
program keamanan kontraktor diselesaikan, dan diserahkan ke
Direksi untuk di evaluasi dan direkomendasikan.
Direksi dapat melakukan reviesi program keamanan
kontraktor menjadi program keamanan proyek dan resmi dari
kontraktor serta diperintahkan untuk dilaksanakan secara efektif.
Persiapan dan persetujuan program pengamanan proyek diselesaikan
selama periode mobilisasi dan tepat pada saat dimulai dari waktu
pekerjaan lapangan.
Untuk keamanan pejalan kaki akan disusun dengan suatu
pertimbangan khusus, terutama kegunaan dengan maksud dalam
skala besar, tanda lalu lintas dan tanda pengatur, barikade,
seperti yang diperlukan malam hari dan
pengaman yang sama.
lampu
Peralatan rambu yang berwarna akan digunakan untuk lalu lintas
pada lokasi yang berbahaya dan selama perjalanan jam puncak.
Beberapa galian terbuka ditutup dengan barikade yang mempunyai
reflektor dan bercahaya bila malam hari.
Selama periode konstruksi, konsultan akan memberi tanda
sederhana berdasarkan pertimbangan keamanan atau daerah yang
ditentukan untuk diperbaiki keamanannya, dan kontraktor akan
mengambil langkah secara tepat termasuk memperbaharui program
keamanan proyek.
Tentang keamanan akan dibahas selama pertemuan dalam
koordinasi Mingguan antara konsultan dan kontraktor, atau suatu
pertemuan khusus masalah keamanan dan dilaksanakan sekali
sebulan. Jika terjadi kecelakaan, akan dilaporkan oleh Supervision
Engineer setelah tugas pengamanan menyerahkan laporan detail
terhadap kecelakaan dan cara pencegahannya untuk masa
mendatang.
Beberapa kecelakaan memerlukan penanggulangan (rumah
sakit) untuk korban dan akan dilaporkan ke Pimbagpro/Bina Marga.
Juga komentar pada keamanan, termasuk daftar beberapa kecelakaan
yang akan menjadi bagian dari laporan bulanan
6.2.6. Pekerjaan Tambah Kurang
Walaupun pada prinsipnya bahwa perintah kerja tambah kurang
tidak dinginkan karena dapat mengakibatkan penambahan biaya dan
perpanjangan waktu. Namun demikina konsultan harus tetap
menyiapkan kemungkinan timbulnya perubahan perintah yang
tidak diharapkan dan dapat saja terjadi selama periode pembangunan
jalan.
Sebelum membuat keputusan untuk merubah beberapa jenis
pekerjaan, konsultan akan memberi catatan kepada Manajer Proyek
setelah evaluasi melalui perhitungan dan analisa sebagai
masukkan data penunjang yang disiapkan pada rencana pendahuluan
atau sket
pekerjaan tambah kurang tersebut, kuantitas pekerjaan sesuai
taksiran kebutuhan tenaga dan peralatan, serta waktu yang
dibutuhkan untuk persetujuan dan timbulnya perintah perubahan
dan pengaruh apa yang akan timbul secara keseluruhan terhadap
aktifitas proyek.
Sepanjang jadwal waktu pelaksanaan, data tersebut harus
diperhatikan tentang bagaimana perintah perubahan yang akan
dilaksanakan, kemudian diserahkan kepada Direksi untuk dilakukan
revisi perencanaan.
Jika diputuskan untuk memerintahkan perubahan,
kontraktor harus siap serta konsultan akan menyiapkan perintah
perubahan (termasuk rencana penting secara keseluruhan,
spesifikasi, dan data terkait lainnya) bila memungkinkan dan
realisasi waktunya adalah bagian hal yang pokok. Juga Konsultan akan
mengambil langkah untuk menekan biaya minimun.
Setiap perintah perubahan terjadi, harus disiapkan dan konsultan
akan siap membantu kontraktor untuk memandu pada jenis pekerjaan
yang baru dengan pekerjaan yang sedang berjalan dengan metode
penyelesaian yang cepat dan praktis. Konsultan juga tetap
menyampaikan kepada Direksi tentang aspek utama dari perintah
perubahan, terutama dalam hal kemajuan pekerjaan yang dicapai.
6.2.7. Klaim dan
Perselisihan a.
Umum
Konsultan akan senantiasa mengutamakan aspek
musyawarah dalam penyelesain klaim dan perselisihan dengan
kontraktor. Sehingga situasi hubungan harmonis dalam
pengawasan dan pola efisiensi proyek tetap terpelihara dan
ditekan untuk keseluruhan unsur terkait yaitu kontraktor,
konsultan dan Bina Marga setempat.
Kejadian klaim atau perselisihan dapat saja terjadi, namun
secara garis besarnya dapat ditanggulangi seperti langkah-
langkah dalam bagian berikut.
b. Proses Klaim
Jika klaim diajukan oleh kontraktor, maka konsultan akan
menjaga etika profesional dengan memberikan evaluasi yang
bijaksana sesuai prosedur klaim yang ada dalam daftar dalam
perjanjian kontrak. Evaluasi dimulai dengan review secara teliti
isi dari klaim dan keseluruhan data pendukung. Data pendukung
sangat penting, dengan demikian kontraktor harus menyerahkan
tambahan data yang lebih detail. Konsultan juga akan melihat
acuan dari data yang dapat digunakan yang dengan berbagai
sistim yang digunakan untuk klaim seperti, surat-menyurat,
laporan, test/laboratorium, catatan survey, jadwal harian,
dokumen kontrak, data cuaca, sertifikat pembayaran,
perhitungan lalu lintas, dokumentasi dan sebagainya.
Setelah seluruh data yang digunakan telah diperoleh, maka
konsultan membuat studi pendekatan berdasarkan
kejadian yang berkaitan dengan klaim, sehingga
penetapan dapat dibuat, seperti validitas dari setiap
kegiatan klaim. Konsultan kemudian akan menyiapkan laporan
detail seluruh aspek dari klaim termasuk data pendukung,
biaya/jadwal, dan hasil temuan serta rekomendasi. Setelah
laporan lengkap, maka diserahkan kepada Pimbagpro untuk
dilaksanakan.
Laporan konsultan tersebut, dipelajari dan dievaluasi ulang
oleh Pimbagpro untuk selang beberapa waktu. Keputusan akan
dilakukan setelah isi klaim sebagian/seluruhnya disetujui
atau ditolak, sehingga konsultan akan menyampaikan kepada
Kontraktor tentang hal yang bersangkutan secara detail dari hasil
keputusan ini.
c. Penyelesaian Perselisihan
Jika perselisihan timbul, konsultan akan (sama dengan
garis besar metode proses klaim di atas) tetap berupaya
pada penyelesaian secara musyawarah. Konsultan akan
menerima penyerahan alasan perselisihan secara tertulis dari
pihak Kontraktor termasuk pertanyaan dan data penunjang
sebagai data pendukung terjadinya perselisihan tersebut.
Konsultan juga akan senantiasa tanggap untuk
melakukan review informasi yang dapat menimbulkan perselisihan
dalam seluruh permasalahan, petunjuk umum yang diberikan
dalam kondisi umum kontrak diikuti untuk menurunkan
perselisihan.
6.2.8. Tahap Penyelesaian Konstruksi
Adanya kecenderungan aktifitas kontraktor terlalu lambat
pada akhir masa konstruksi, dengan hasil tanggal
penyelesaian sudah seharusnya selesai ternyata masih ada
beberapa pekerjaan yang belum selesai (biasanya dihubungkan
dengan kejadian alam yang tidak begitu mengganggu). Untuk itu
konsultan akan mengambil langkah untuk meyakinkan agar hal ini
tidak terjadi. Jadi untuk membantu tahap penyelesaian konstruksi
secara efisien, maka kontraktor harus menyiapkan dan
menyerahkan tentang rencana demobilisasi kepada konsultan
sekurang-kurangnya 30 hari sebelum penyelesaian yang telah
dijadwalkan dan diisyaratkan dan demobilisasi yang tidak
sempurna dari setiap uraian tidak diperbolehkan.
Sekitar 4 minggu tanggal rencana penyelesaian,
maka konsultan akan menangani pemeriksaan pendahuluan, untuk
mendapatkan daftar kekurangan penyelesaian oleh kontraktor
untuk mendapat koreksi kekurangan selama inspeksi akhir
dilakukan. Metode ini memungkinkan inspeksi akhir bebas dari
kekeliruan dan perselisihan.
Pada saat kontraktor telah menyelesaikan pekerjaan
konstruksi, maka konsultan akan melakukan inspeksi akhir untuk
meyakinkan seluruh pekerjaan etlah diselesaikan sesuai dengan
kontrak. Inspeksi akhir direncanakan dan dilaksanakan dengan
pola umum yang sama dengan inspeksi pendahuluan. Berdasarkan
hasil dari petunjuk inspeksi pendahuluan yang telah ada, maka
hanya kekurangan atau kecatatan pekerjaan yang dapat diamati
selama dalam inspeksi ini.
Konsultan kemudian akan menyerahkan daftar kekurangan
yang ditemukan selama inspeksi akhir kepada Kontraktor untuk
mengoreksi setiap kekurangan dengan batas waktu khusus.
Setelah inspeksi akhir dilakukan untuk mengkorfimasikan
penyelesaian pekerjaan yang memuaskan, Konsultan akan
memberikan rekomendasi ke Bina Marga (Pemimpin Bagian proyek)
untuk penerimaan proyek.
6.3. KOORDINASI KEGIATAN
Sehubungan dengan penyusunan rencana pelaksanaan, jika
tenaga dan peralatan tidak dengan sesuai kondisi yang telah
disyaratkan, maka pekerjaan proyek tidak akan selesai dalam pola
yang terbaik.
Demikian juga bila kegiatan yang berjalan tidak dalam
koordinasi yang baik, maka tidak dapat pula dicapai hasil yang baik
antara pemerintah, konsultan, dan kontraktor. Untuk itu konsultan
akan mencurahkan segala usaha koordinasi selama dalam kegiatan
proyek dengan mantap dan lancar.
Salah satu sistim terbaik untuk menjaga koordinasi yang
erat adalah mengadakan pertemuan secara teratur terutama antara
konsultan dan kontraktor, seperti pada beberapa jenis
pertemuan yang secara garis besar diuraikan di bawah ini. Perlu
dipahami pula
bahwa jenis pertemuan di bawah bukanlah suatu
keharusan dan ketetapan yang mengikat.
5.3.1. Pekerjaan Persiapan
Jenis pertemuan ini akan diadakan pada hari Sabtu dengan para
peserta senior atau merupakan sebagai penanggungn jawab, seperti
Supervision Engineer dan Quality Engineer.
Pertemuan personil akan membahas masalah penting
seperti jenis permasalahan dari kegiatan yang dibutuhkan
untuk memecahkan permasalahan, quality control, kemajuan,
keselamatan, dan lain lain. Konsultan akan memantau kegiatan
mingguan yang telah lewat, rencana kerja mingguan mendatang
dan menyiapkan agenda untuk pertemuan mingguan konsultan
dan kontraktor, umumnya diadakan setiap hari Senin berikutnya.
5.3.2. Pertemuan Mingguan Konsultan dan Kontraktor
Seperti telah disinggung, bahwa pertemuan ini akan
lebih baik bila diadakan pada waktu pada hari Senin yang dihadiri
oleh senior tim konsultan yaitu Site Engineer dan Project Manager
dari kontraktor serta dari gugus kendali mutu. Selama pertemuan,
harus kontraktor mempresentasikan tentang rencana kerja untuk
seminggu berikutnya.
Masalah lain yang akan dibahas dan diianggap penting
adalah kontrol kwalitas, kemajuan, status/operasi peralatan,
kontrol keamanan, dan masalah lain dengan rencana yang dibuat dan
cara mengoreksinya. Pada saat dimulai pertemuan konsultan akan
memberikan agenda uraian prinsip yang akan dibahas dan
setelah itu disiapkan risalah secara garis besarnya dalam
pertemuan pembagian rencana berikutnya kepada kontraktor dan
pihak lainnya. Risalah pertemuan ini terbukti sangat berguna dalam
meneliti dan mendapatkan data yang sering dibutuhkan untuk
waktu mendatang.
5.3.3. Pertemuan Bulanan Direksi, Konsultan dan Kontraktor
Pertemuan ini diadakan pada akhir atau awal bulan, akan
dihadiri oleh Pimpro, kontraktor serta beberapa staf senior yang
ditunjuk dan Site Engineer dari konsultan.
Sebelum pertemuan, konsultan akan menyiapkan agenda
daftar draft point utama yang akan dibahas secara khusus
dalam hubungannya dengan masalah kontrol kualitas, kemajuan,
pengajuan rekening, keamanan hubungannya dengan masyarakat
dan lain-lain.
Selama pertemuan, jadwal CPM yang tepat dapat dipakai
sebagai acuan untuk memperlihatkan status terakhir dari
kemajuan yang sedang dibuat. Risalah pertemuan akan
disiapkan oleh konsultan dan dibagikan kepada peserta sebagai
pedoman dan akan digunakan. Seperti telah diuraikan, risalah-
risalah pertemuan sering terbukti sangat penting.