data statistik makro ekonomi kabupaten …kominfo.gunungkidulkab.go.id/downlot.php?file=56ekspose...
TRANSCRIPT
1
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT
DATA STATISTIK MAKRO EKONOMI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 2018
2
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT
LATAR BELAKANG
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN GUNUNGKIDUL
Visi RPJMD Gunungkidul
2016-2021
Masyarakat Berdaya Saing
Masyarakat Maju dan Mandiri
Masyarakat Sejahtera
Mewujudkan Gunungkidul
sebagai daerah tujuan
wisata dan berbudaya
Menuju
3
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT
INDEKS PEMB. MANUSIA
PERTUMBUHAN EKONOMI
PDRB PER KAPITA
INFLASI
KETENAGAKERJAAN
INDIKATOR MAKRO EKONOMI 2018
1
2
3
4
5
6 KEMISKINAN
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN GUNUNGKIDUL
4
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN GUNUNGKIDUL
Struktur PDRB (%) Pertumbuhan Ekonomi (%)
Struktur PDRB dan Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha Tahun 2017
Pertanian
Adm.Pemerintah
Konstruksi
Industri
Perdagangan
Infokom
Jasa Pendidikan
Akom & Makan minum
Transportasi
Real Estate
Jasa Lainnya
Jasa Keuangan
Jasa Kesehatan
Pertambangan
Jasa Perusahaan
Pengadaan Air
Listrik dan Gas
5
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN GUNUNGKIDUL 2013 2014 2015 2016 2017
6
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN GUNUNGKIDUL 2013 2014 2015 2016 2017
7
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN GUNUNGKIDUL 2013
8
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN GUNUNGKIDUL 2013
9
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN GUNUNGKIDUL 2013
10
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN GUNUNGKIDUL
11
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN GUNUNGKIDUL
12
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN GUNUNGKIDUL
13
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN GUNUNGKIDUL
14
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN GUNUNGKIDUL
15
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN GUNUNGKIDUL
Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui kondisi umum keuangan daerah Kabupaten Gunungkidul adalah derajat desentralisasi dan rasio ketergantungan daerah
1
Derajat Desentralisasi menunjukkan kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD)
terhadap total penerimaan daerah. Formula yang digunakan untuk mengukur derajat desentralisasi adalah [PAD ÷ Total Pendapatan Daerah] x 100%. Derajat desentralisasi memberikan pengertian bahwa semakin tinggi PAD maka semakin besar kemampuan keuangan daerah untuk membiayai belanja pemerintah daerah untuk menjalankan roda pemerintahan
2 Rasio ketergantungan daerah dihitung dengan formula berikut: (Pendapatan
Transfer ÷ Total Pendapatan Daerah) x 100%. Semakin tinggi rasio ketergantungan daerah, itu berarti bahwa semakin tinggi tingkat ketergantungan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat atau provinsi
Analisis Keuangan Daerah
16
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT
Secara rata-rata selama kurun waktu 2013-2017 derajat desentralisasi Kabupaten Gunungkidul menghasilkan nilai 11,80 persen yang berarti bahwa kontribusi PAD terhadap total pendapatan masuk kategori rendah.
Secara rata-rata selama kurun waktu 2013-2017 rasio ketergantungan Kabupaten Gunungkidul mencapai 69,51 persen yang berarti bahwa ketergantungan APBD Pemerintah Kabupaten Gunungkidul terhadap pemerintah pusat sangat tinggi.
17
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN GUNUNGKIDUL
Incremental Capital Output Ratio (ICOR) merupakan parameter ekonomi makro yang menggambarkan rasio investasi kapital/modal terhadap hasil yang diperoleh (output) dengan menggunakan investasi tersebut. ICOR juga bisa diartikan sebagai dampak penambahan kapital terhadap penambahan sejumlah output (keluaran).
Incremental Capital Output Ratio (ICOR)
1
tt
t
YY
I
Y
I
Y
KICOR
18
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN GUNUNGKIDUL
Hasil Penghitungan ICOR Kab Gunungkidul
Uraian 2013 2014 2015 2016* 2017**
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
PDRB (ADHK 2010) (miliar
rupiah) 10 177,43 10 639,79 11 152,36 11 697,45 12 282,49
Perubahan (miliar rupiah) 481,45 462,36 512,57 545,08 585,05
PMTB (ADHK 2010) (miliar
Rp) 2 474,18 2 590,68 2 706,37 2 861,81 3 019,91
ICOR 5,14 5,60 5,28 5,25 5,16
Data di atas menunjukkan selama kurun waktu 2013-2017, besaran ICOR yang cukup stabil berada dikisaran 5. Hal ini menunjukkan penambahan 1 unit PDRB diperlukan 5 hingga 6 unit PMTB.
19
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT
ANALISIS POTENSI SEKTOR UNGGULAN
1 • Analisis Location Quotient (LQ)
2 • Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP)
3 • Analisis Shift Share
4 • Analisis Tipologi Klassen
5 • Analisis Overlay
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN GUNUNGKIDUL
20
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN GUNUNGKIDUL
Penghitungan dengan teknik LQ adalah membandingkan persentase kontribusi tiap kategori dalam PDRB Kabupaten Gunungkidul dengan persentase kontribusi kategori yang sama dalam wilayah referensi yakni PDRB Provinsi D.I. Yogyakarta.
KRITERIA HASIL PENGHITUNGAN TEKNIK LQ
1 Bila LQ > 1 menunjukkan kategori tersebut tergolong kategori basis di suatu
daerah dan memiliki potensi untuk dikembangkan.
2 Bila LQ < 1 menunjukkan kategori tersebut tergolong kategori non basis di suatu
daerah dan menandakan kategori tersebut tidak berpotensi untuk dikembangkan.
3 Bila LQ = 1 keswasembadaan (self-sufficiency) kategori tersebut di suatu daerah.
Analisis Location Quotient (LQ)
21
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT
HASIL ANALISIS LQ
Berdasarkan penghitungan analisis LQ terdapat 7 Kategori yang nilai LQ>1 yakni :
1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
4. Jasa lainnya
5. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
6. Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
7. Konstruksi
22
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN GUNUNGKIDUL
Tujuan analisis MRP adalah untuk mengidentifikasi sektor-sektor
ekonomi potensial berdasarkan kriteria pertumbuhan PDRB (competitive advantage).
1 Jika nilai RPip > 1 dan RPin >1 maka pertumbuhan sektor i di wilayah analisis dan
wilayah referensi sama-sama tinggi, sektor tersebut merupakan potensi baik di tingkat regional maupun global (di level wilayah referensinya).
2
Jika nilai RPip > 1 dan RPin < 1 maka pertumbuhan sektor i di wilayah analisis lebih
tinggi dari wilayah referensi, sektor tersebut merupakan potensi di tingkat regional namun secara global tidak berpotensi.
3
Jika nilai RPip < 1 dan RPin > 1 maka pertumbuhan sektor i di wilayah analisis
lebih rendah dari wilayah referensi, sektor tersebut merupakan potensi di tingkat global namun secara regional tidak berpotensi.
Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP)
4 Jika nilai RPip < 1 dan RPin < 1 maka pertumbuhan sektor i di wilayah analisis dan
wilayah referensi sama-sama rendah, sektor tersebut tidak berpotensi baik di tingkat regional maupun global (wilayah referensi).
Kriteria Hasil Penghitungan Analisis MRP
23
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT
HASIL ANALISIS MRP
Berdasarkan penghitungan analisis MRP terdapat 6 Kategori yang nilai RPp>1 dan RPn>1 yakni :
1. Pengadaan Listrik dan Gas
2. Perdagangan Besar dan Eceran;
3. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
4. Informasi dan Komunikasi
5. Jasa Keuangan dan Asuransi
6. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
24
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN GUNUNGKIDUL
Shift Share merupakan salah satu teknik kuantitatif untuk menganalisis
perubahan struktur ekonomi suatu wilayah terhadap struktur ekonomi wilayah administratif yang lebih luas sebagai referensi
1 Jika Mij > 0 dan Cij > 0, artinya wilayah/sektor dengan pertumbuhan sangat pesat.
2 Jika Mij < 0 dan Cij > 0, artinya wilayah/sektor dengan pertumbuhan terhambat tetapi berkembang.
3 Jika Mij > 0 dan Cij < 0, artinya wilayah/sektor dengan pertumbuhan terhambat
namun masih berpotensi.
Analisis Shift Share
4 Jika Mij < 0 dan Cij < 0, artinya wilayah/sektor dengan daya saing rendah dan
peranan terhadap wilayah juga rendah.
Kriteria Hasil Penghitungan Analisis Shift Share
25
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT
Hasil Analisis Shift Share
Berdasarkan penghitungan analisis Shift Share terdapat 2 Kategori yang nilai Proportional Shift dan Differensial Shift lebih besar dari nol yakni :
1. Pengadaan Listrik dan Gas
2. Informasi dan Komunikasi
KategoriNij (Regional
Share/RS)D ij (Shi ft Share/SS)
Kes impulan
dari tanda
Mi j dan Ci j
A125850,44 -103566,39 5844,46
+28128,51
B 7382,93 -4541,75 -119,57 2721,61
C 46420,14 -21004,49 3017,58 + 28433,23
D 422,39 58,55 + 44,67 + 525,62 +
E 845,32 -547,08 4,15 + 302,39
F 43016,69 -8238,54 1381,32 + 36159,47
G 40444,31 35391,85 + -34527,17 41308,98
H 26097,14 -3607,96 -9245,67 13243,51
I 24364,26 28403,94 + -28096,75 24671,46
J 35192,36 3661,07 + 11896,03 + 50749,45 +
K 7913,04 11238,96 + -8833,35 10318,65
L 15247,40 -2414,59 2550,73 + 15383,54
M,N 2141,54 -828,45 945,61 + 2258,70
O 39648,09 3017,58 + -8867,45 33798,22
P 28284,62 -6841,02 6695,57 + 28139,16
Q 8586,76 -812,23 2555,68 + 10330,21
R,S,T,U 15313,93 -4728,10 6385,82 + 16971,65
Jumlah 467171,36 0,00 -123727,00 343444,36
Mij (Proportional Shi ft
Share/PS)
Cij (Di fferentia l
Shi ft/DS)
26
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN GUNUNGKIDUL
Tipologi Klassen mendasarkan pengelompokkan suatu sektor dengan cara
membandingkan pertumbuhan ekonomi daerah dan pangsa sektor dengan pertumbuhan ekonomi atau nilai rata-rata daerah (atau nasional) yang menjadi acuan.
1 Sektor yang maju dan tumbuh dengan pesat (Kuadran I).
2 Sektor maju tapi tertekan (Kuadran II).
3 Sektor potensial atau masih dapat berkembang dengan pesat (Kuadran III).
Analisis Tipologi Klassen
4 Sektor relatif tertinggal (Kuadran IV).
Kriteria Hasil Penghitungan Analisis Tipologi Klassen
27
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN GUNUNGKIDUL
Analisis Tipologi Klassen
28
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT
Hasil Tipologi Klassen
Berdasarkan penghitungan analisis Tipologi Klassen terdapat 4 Kategori berada pada kuadran I :
1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
2. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
3. Konstruksi 4. Jasa lainnya
KUADRAN I
A, E, F, RSTU
KUADRAN II
B, G, H, O
KUADRAN IV
C, D, F, J, L, MN, P, Q
KUADRAN III
I, K
29
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN GUNUNGKIDUL
Analisis Overlay pada dasarnya menyandingkan hasil identifikasi potensi-potensi ekonomi dari beberapa alat analisis lainnya. Dalam buku ini, Analisis Overlay menyandingkan hasil dari Analisis Location Quotient (LQ), Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP), Analisis Shift Share (SS), dan Analisis Tipologi Klassen. Penyandingan ini ditujukan agar pemilihan kategori lapangan usaha yang potensial lebih akurat karena mempertimbangkan beberapa kriteria analisis
Analisis Overlay
30
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT
Pertanian, Kehutanan, Perikanan
Hasil Analisis Overlay
Perdagangan Besar dan Eceran
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
Konstruksi
Administrasi Perkantoran
Jasa Lainnya
31
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT