daster karbo
DESCRIPTION
karboTRANSCRIPT
I. Judul Percobaan : Pengenalan Jenis – Jenis Karbohidrat
II. Tanggal Percobaan : Jumat, 24 April 2015 pukul 09.00 WIB
III. Selesai Percobaan : Jumat, 24 April 2015 pukul 13.00 WIB
IV. Tujuan Percobaan :
- Menjelaskan prinsip-prinsip dasar dalam reaksi
pengenalan karbohidrat
- Melakukan pengujian adanya monosakarida dan
disakarida
- Melakukan pengujian adanya gula pereduksi
- Melakukan hidrolisis polisakarida dan
disakarida
- Menguji hasil hidrolisis disakarida dan
polisakarida
V. Dasar Teori
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen
yang terdapat dalam alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris
CH2O misalnya, rumus molekul glukosa ialah C6H12O6 (enam kali CH2O).
Senyawa ini pernah disangka “hidrat dari karbon” sehingga disebut
karbohidrat. Dalam tahun1880-an disadari bahwa gagasan “hidrat dari
karbon” merupakan gagasan yang salah dan karbohidrat sebenarnya adalah
polihidroksi aldehida dan keton atau turunan mereka.
Karbohidrat sangat beraneka ragam sifatnya. Misalnya, sukrosa
(gula pasir) dan kapas, keduanya adalah karbohidrat. Salah satu perbedaan
utama antara berbagai tipe karbohidrat ialah ukuran molekulnya.
Monosakarida (sering disebut gula sederhana) adalah satuan karbohidrat
yang tersederhana ; mereka tidak dapat dihidrolisis menjadi molekul
karbohidrat yang lebih kecil. Monosakarida dapat diikat secara bersama-
sama untuk membentuk dimer, trimer, dan sebagainya dan akhirnya
polimer. Dimmer-dimer disebut disakarida. Sukrosa
Karbohidrat tersusun dari dua sampai delapan satuan monosakarida
dirujuk sebagai oligosakarida. Jika lebih dari delapan monosakarida
diperoleh dari hidrolisis, maka karbohidrat itu disebut polisakarida.
Contoh polisakarida adalah padi, pati, yang dijumpai dalam gandum,
tepung jagung, dan selulosa penyusun yang bersifat serat dari tumbuhan
dan komponen utama dari kapas.
Klasifikasi karbohidrat
1. Karbohidrat sederhana
Karbohidrat sederahan terdiri dari :
a. Monosakarida
Karena senyawa ini tidak mengalami hidrolisis, maka
monosakarida dikenal pula sebagai bentuk yang paling sederhana dalam
keluarga karbohidrat dan karena monosakarida umumnya memiliki rasa
manis, maka senywa ini juga dikenal sebagai gula sederhana. Contoh
monosakarida :
- Glukosa, dinamakan juga dekstrosa atau gula anggur, terdapat luas
di alam dalam jumlah sedikit, yaitu di dalam sayur, buah, sirup
jagung, sari pohon, dan bersamaan dengan fruktosa dalam madu.
Glukosa memegang peranan sangat penting dalam ilmu gizi.
Glukosa merupakan hasil akhir pencernaan pati, sukrosa, maltosa,
dan laktosa pada hewan dan manusia. Dalam proses metabolisme,
glukosa merupakan bentuk karbohidrat yang beredar di dalam
tubuh dan di dalam sel merupakan sumber energi.
- Fruktosa, dinamakan juga levulosa atau gula buah, adalah gula
paling manis. Fruktosa mempunyai rumus kimia yang sama dengan
glukosa, C6H12O6, namun strukturnya berbeda. Susunan atom
dalam fruktosda merangsang jonjot kecapan pada lidah sehingga
menimbulkan rasa manis.
- Galaktosa, tidak terdapat bebas di alam seperti halnya glukosa dan
fruktosa, akan tetapi terdapat dalam tubuh sebagai hasil pencernaan
laktosa.
- Manosa, jarang terdapat di dalam makanan. Di gurun pasir, seperti
di Israel terdapat di dalam manna yang mereka olah untuk
membuat roti.
- Pentosa, merupakan bagian sel-sel semua bahan makanan alami.
Jumlahnya sangat kecil, sehingga tidak penting sebagai sumber
energi.
b. Disakarida
Senyawa ini terdiri dari dua monosakarida. Karena pengaruh asam
senyawa ini dapat mengalami hidrolisis menjadi bentuk bentuk
monosakarida penyusunnya. Berikut adalah macam macam disakarida :
- Sukrosa, atau sakarosa dinamakan juga gula tebu atau gula bit.
Secara komersial gula pasir yang 99% terdiri atas sukrosa dibuat
dari keuda macam bahan makanan tersebut melalui proses
penyulingan dan kristalisasi. Gula merah yang banayk digunakan
di Indonesia dibuat dari tebu, kelapa atau enau melalui proses
penyulingan tidak sempurna. Sukrosa juga terdapat di dalam buah,
sayuran, dan madu.
- Maltosa (gula malt), tidak terdapat bebas di alam. Maltosa
terbentuk pada setiap pemecahan pati, seperti yang terjadi pada
tumbuh-tumbuhan bila benih atau bijian berkecambah dan di dalam
usus manusia pada pencernaan pati.
- Laktosa (gula susu) hanya terdapat dalam susu dan terdiri atas satu
unit glukosa dan satu unit galaktosa. Kekurangan laktase ini
menyebabkan ketidaktahanan terhadap laktosa. Laktosa yang tidak
dicerna tidak dapat diserap dan tetap tinggal dalam saluran
pencernaan. Hal ini mempengaruhi jenis mikroorgnaisme yang
tumbuh, yang menyebabkan gejala kembung, kejang perut, dan
diare. Ketidaktahanan terhadap laktosa lebih banyak terjadi pada
orang tua. Mlaktosa adalah gula yang rasanya paling tidak manis
(seperenam manis glukosa) dan lebih sukar larut daripada
disakarida lain.
- Trehalosa seperti juga maltosa, terdiri atas dua mol glukosa dan
dikenal sebagai gila jamur. Sebanyak 15% bagian kering jamur
terdiri atas trehalosa. Trehalosa juga terdapat dalam serangga.
c. Gula alkohol
Gula alkohol terdapat di dalam alam dan dapat pula dibuat secara
sintesis. Ada empat jenis gula alkohol yaitu sorbitol, manitol, dulsitol, dan
inositol.
Sorbitol, terdapat di dalam beberapa jenis buah dan secara
komersial dibuat dari glukosa. Enzim aldosa reduktase dapat mengubah
gugus aldehida (CHO) dalam glukosa menjadi alkohol (CH2OH). Sorbitol
banyak digunakan dalam minuman dan makanan khusus pasien diabetes,
seperti minuman ringan, selai dan kue-kue. Tingkat kemanisan sorbitol
hanya 60% bila dibandingkan dengan sukrosa, diabsorpsi lebih lambat dan
diubah di dalam hati menjadi glukosa. Pengaruhnya terhadap kadar gula
darah lebih kecil daripada sukrosa. Konsumsi lebih dari lima puluh gram
sehari dapat menyebabkan diare pada pasien diabetes.
Manitol dan Dulsitol adalah alkohol yang dibuat dari
monosakarida manosa dan galaktosa. Manitol terdapat di dalam nanas,
asparagus, ubi jalar, dan wortel. Secara komersialo manitol diekstraksi dari
sejenis rumput laut. Kedua jenis alkohol ini banyak digunakan dalam
industri pangan.
Inositol merupakan alkohol siklis yang menyerupai glukosa.
Inositol terdfapat dalam banyak bahan makanan, terutama dalam sekam
serealia.
d. Oligosakarida
Oligosakarida terdiri atas polimer dua hingga sepuluh
monosakarida. Rafinosa, stakiosa, dan verbaskosa adalah oligosakarida
yang terdiri atas unit-unit glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Ketiga jenis
oligosakarida ini terdapat du dalam biji tumbuh-tumbuhan dan kacang-
kacangan serta tidak dapat dipecah oleh enzim-enzim perncernaan.
Fruktan adalah sekelompok oligo dan polisakarida yang terdiri atas
beberapa unit fruktosa yang terikat dengan satu molekul glukosa. Fruktan
terdapat di dalam serealia, bawang merah, bawang putih, dan asparagus.
Fruktan tidak dicernakan secara berarti. Sebagian ebsar di dalam usus
besar difermentasi.
2. Karbohidrat Kompleks
a. Polisakarida
Suatu polisakarida adalah senyawa dalam mana molekul-molekul
mengandung banyak satuan monosakarida yang dipersatukan dengan
ikatan glikosida. Hidrolisis lemgkap akan mengubah suatu polisakarida
menjadi monosakarida.
Ada 3 golongan polisakarida yang penting :
- Disusun oleh molekul-molekul heksosa : selulosa, pati
- Disusun oleh molekul-molekul pentosa : araban (gom arab), inulin
(umbi dahlia) dan zat-zat yang etrdapat dalam sekam, kulit kacang,
tokol jagung dan lain-lain.
- Disusun oleh molekul-molekul gabungan heksosa dan pentosa.
Polisakarida memenuhi tiga maksud dalam sistem kehidupan : sebagai
bahan bangunan (architectural), bahwa makanan (nutrional), dan sebagai
zat spesifik. Polisakarida arsitektural misalnya selulosa, yang memberikan
kekuatan pada pokok kayu dan dahan bagi tumbuhan, dan kitin (chitin),
komponen struktur dari kerangka luar serangga. Polisakarida nutrisi yang
lazim ialah pati (starch, yang terdapat dalam pati dan kentang) dan
glikogen, karbohidrat yang siap dipakai dalam tubuh hewan. Heparin,
suatu contoh spesifik adalah suatu polisakarida yang mencegah koagulasi
darah.
Polisakarida juga dapat terikat pada molekul lainnya, seperti dalam
glikoprotein, dan glikolipid.
Ciri dan Sifat Karbohidrat
Karbohidrat didefinisikan secara tepat sebagai senyawa dengan
rumus molekul Cm(H2O)n. Namun, kata ‘karbohidrat’ umumnya
digunakan dalam pengertian lebih terbatas untuk menunjukkan zat yang
terdiri atas polihidroksi aldehida dan keton serta turunannya. Gula juga
dikenal sebagai sakarida, umumnya diperlakukan sebagai karbohidrat
khas. Monosakarida adalah monosakarida yang biasanya memiliki tiga
sampai sembilan atom karbon. Sambungan dua monosakarida atau lebih
melalui jembatan oksigen menjadikannya oligosakarida (biasanya 2-10
satuan monosakarida) dan polisakarida.
Identifikasi Kabohidrat
1. Uji molisch
Prinsip reaksi ini adalah dehidrasi senyawa karbohidrat oleh asam
sulfat pekat. Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksi metil
furfural, sedangkan dehidrasi pentosa menghasilkan senyawa fulfural. Uji
positif jika timbul cincin merah ungu yang merupakan kondensasi antara
furfural atau hidroksimetil furfural dengan a-naftol dalam pereaksi molish.
Uji ini untuk semua jenis karbohidrat. Mono-, di-, dan polisakarida akan
memberikan hasil positif. Warna violet (ungu) kemerah-merahan pada
batas kedua cairan menunjukkan reaksi positif, sedangkan warna hijau
menunjukan reaksi negatif.
2. Uji Seliwanoff
Uji Seliwanoff adalah sebuah uji kimia yang membedakan gula
aldosa dan ketosa. Ketosa dibedakan dari aldosa via gugus fungsi
keton/aldehida gula tersebut. Jika gula tersebut mempunyai gugus keton, ia
adalah ketosa. Sebaliknya jika ia mengandung gugus aldehida, ia adalah
aldosa. Uji ini didasarkan pada fakta bahwa ketika dipanaskan, ketosa
lebih cepat terdehidrasi daripada aldosa.
Untuk menentukan adanya gula yang mengandung gugus laktosa
( terdiri dari galaktosa dan glukosa ) digunakan uji seliwanoff ini. Prinsip
reaksi berdasarkan atas pembentukan 4-hidroki metal furfural yang akan
membentuk suatu senyawa bewarna ungu dengan adanya resorsinol ( 1,3-
dihidroksi benzene ) di dalam asam HCL. Dengan pereaksi ini mula-mula
fruktosa diubah menjadi hidroksimetilfurfural yang selanjutnya bereaksi
dengan resorsinol membentuk senyawa yang bewarna merah.. Adanya
warna merah merupakan hasil kondensasi dari resorsinol yang sebelumnya
didahului dengan pembentukan hidroksi metil furfural. Proses
pembentukan hidroksi metil furfural berasal dari konversi dari fruktosa
oleh asam klorik panas yang kemudian menghasilkan asam livulenik dan
hidroksi metil furfural. Pereaksi seliwanoff ini khas untuk menunjukan
adanya ketosa
Reagen uji Seliwanoff ini terdiri dari resorsinol dan asam klorida
pekat:
Asam reagen ini menghidrolisis polisakarida dan oligosakarida
menjadi gula sederhana.
Ketosa yang terhidrasi kemudian bereaksi dengan resorsinol,
menghasilkan zat berwarna merah tua. Aldosa dapat sedikit
bereaksi dan menghasilkan zat berwarna merah muda.
3. Uji Barfoed
Uji ini digunakan untuk membedakan monosakarida dan
disakarida. Pada percobaan ini karbohidrat direduksi dalam
suasana asam. Disakarida juga memberikan hasil positif bila
dididihkan cukup lama hingga terhidrolisis menjadi monosakarida.
Hasil positif ditandai dengan larutan biru dan bagian bawah
terdapat endapan kemerahan.
4. Uji Tollens
Uji tollens merupakan salah satu uji yang digunakan untuk
membedakan senyawa aldehid dan senyawa keton. Endapan
cermin perak yang dihasi lkan ini berasal dari Gugus aktif pada
pereksi tollens yaitu Ag2O yang bila tereduksi akan menghasilkan
endapan perak. Endapan perak ini akan menempel pada dinding
tabung reaksi yang akan menjadi cermin perak. Aldehid dioksidasi
menjadi anion karboksilat . ion Ag+ dalam reagensia tollens
direduksi menjadi logam Ag. Uji positif ditandai dengan
terbentuknya cermin perak pada dinding dalam tabung reaksi .
reaksi dengan pereaksi tollens mampu meng ubah ikatan C-H pada
aldehid menjadi ikatan C-O.
5. Uji Fehling
Uji fehling dapat direduksi oleh selain karbohidrat yang
mempunyai sifat mereduksi juga dapat direduksi oleh reduktor
lain. Pereaksi Fehling terdiri dari dua larutan yaitu Fehling A dan
Fehling B. Larutan Fehling A adalah CuSO4 dalam air, sedangkan
Fehling B adalah larutan garam KNatrat dan NaOH dalam air.
Kedua macam larutan ini disimpan terpisah dan baru dicampur
menjelang digunakan untuk memeriksa suatu karbohidrat. Dalam
pereaksi ini ion Cu²+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam
suasana basa akan diendapkan menjadi CuO2. Fehling B berfungsih
mencegah Cu²+ mengendap dalam suasana alkalis.
2 Cu+ + 2 OH- Cu2O + H2O
Endapan
Uji fehlings bertujuan untuk memperlihatkan ada
atau tidaknya gula pereduksi. Karena prinsip kerjanya adalah
grafimetri sehingga dengan mudah dapat ditentukan cuplikan mana
yang mengandung karbohidrat. Sampel yang memberikan hasil
positif adalah glukosa, laktosa dan madu. Sedangkan pada sukrosa
dan kanji diperoleh reaksi yang negatif. Sudah diketahui bersama
bahwa sukrosa tidak mengahasilkan hasil positif terhadap uji
fehling, sedangkan kanji adalah polisakarida atau biasa disebut
juga karbohidrat kompleks sebab polisakarida tidak memiliki
gugus gula reduksi sehingga memberikan reaksi yang negatif pada
uji Fehling.
6. Uji Benedict
Uji benedict merupakan uji umum untuk karbohidrat (gula)
pereduksi (yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas), seperti
yang terdapat pada glukosa dan maltosa. Uji benedict berdasarkan
reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh gugus aldehid atau keton bebas
dalam suasana alkalis, biasanya ditambahkan zat pengompleks
seperti sitrat atau tatrat untuk mencegah terjadinya pengendapan
CuCO3. Uji positif ditandai dengan terbentuknya endapan merah
bata, kadang disertai dengan larutan yang berwarna hijau, merah,
atau orange.
VI. Alat dan Bahan
1. Alat
- Tabung reaksi secukupnya
- Rak pipet tetes 1
- Gelas ukur 2
- Gelas kimia 1
- Pembakar spirtus 1
- Kaki tiga dan kasa 1
2. Bahan
- Larutan 2% glukosa
- Sukrosa 2%
- Amilum 0,4 mg/L
- Laktosa 2%
- Reagen-reagen : Molish
- Benedict
- Fehling A dan B
- Barfoed
- Seliwanoff
- Tollens
- Amoniak encer
- Asam sulfat pekat
VII. Alur Kerja
1. Uji Molisch
2. Uji seliwanoff
2 – 3 tetes cuplikan (sukrosa, glukosa, dan amilum)
- dimasukkan tabung reaksi- (+) 5 reagen molisch- (+) 7-8 tetes H2SO4 pekat di dasar tabung
hingga terpisah dari lapisan awal
Cincin merah
- Didiamkan 2 menit- Ditambah air
Cincin ungu
5 tetes reagen seliwanoff + 2 – 5 tetes cuplikan (laktosa, glukosa, dan amilum)
- Dimasukkan tabung reaksi- Dikocok- Dipanaskan di penangas air
Perubahan warna
- Dihitung waktu yang diperlukan
Waktu
3. Tes Barfoed
4. Tes Tollens
5. Tes Fehling
3 ml pereaksi + 5 tetes cupikan (glukosa, laktosa, amilum )
- dimasukkan ke tabung reaksi- dipanaskan dengan penangas air- didinginkan selama 2 menit
Endapan merah bata
1 ml AgNO3 + 1 ml NaOH
- dimasukkan ke tabung reaksi- (+) ammonium encer tetes demi tetes
hingga endapan larut
Reagen Tollens
2 – 5 tetes cuplikan (sukrosa, amilum, glukosa, laktosa)
- dimasukkan ke tabung reaksi- (+) 5 tetes reagen tollens- Dipanaskan dalam penangas air
Cermin perak
2 tetes cuplikan (amilum, laktosa, sukrosa, glukosa)
- dimasukkan ke tabung reaksi- (+) 5 tetes reagen tollens- Dipanaskan dalam penangas air selama 3 – 4 menit
Endapan merah bata
6. Tes benedict
7. Hidrolisis Sukrosa
5 tetes cuplikan (amilum, laktosa, sukrosa, glukosa)
- Dimasukkan dalam tabung reaksi- (+) 5 tetes reagen benedict- Dikocok- Dipanaskan di penangas air selama 2
menit
Endapan merah bata
0,5 ml sukrosa
- Dilarutkan dalam 6 ml air
Larutan sukrosa
- Dimasukkan kedalam 3 tabung reaksi
I IIIII
- (+)1 ml HCl
- Dipanaskan dalam penangas
- Didiamkan pada suhu kamar
- (+) 1,5 ml NaOH
- (+)1 ml aquades
- Dipanaskan dalam penangas
- Didiamkan pada suhu kamar
- (+) 1,5 ml NaOH
- (+) 1,5 ml aquades
- (+) 1 ml aquades
- Didiamkan pada suhu kamar
- 1,5 ml aquades
- Dibagi menjadi 2 bagian
1A,2A,3A 1B,2B,3B
8. Hidrolisis Pati
1A,2A,3A 1B,2B,3B
- (+)5 ml pereaksi benedict
- Dipanaskan dalam penangas selama 5 menit
- (+)2 ml seliwanoff
- Dipanaskan dalam penangas selama 5 menit
Endapan merah bata Endapan jingga
Tabung I Tabung II Tabung III
- (+) 2 ml HCl- Dipanaskan
dalam penangas air
- Didinginkan pada suhu kamar
- 3 ml NaOH- (+) iodine- (+) reagen
benedict
- (+)2 ml air- Dipanaskan
dalam penangas air
- Didinginkan pada suhu kamar
- 3ml air- (+) iodine- (+) reagen
benedict
- (+)2 ml air- Didiamkan pada
suhu kamar- 3 ml air- (+) iodin- (+) reagen
Benedict
Endapan merah bata Endapan merah bata Endapan merah bata