dastelkom takbir

24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penambahan perbendaharaan keilmuan mahasiswa Teknik Elektro Universitas Hasanuddin khususnya dalam konsentrasi telekomunikasi dan informasi, dalam penguasaan materi sistem penyiaran televisi berwarna, membutuhkan suatu perangkat keras pelatihan yang mendukung proses tersebut. Sistem Penyiaran televisi berwarna merupakan suatu sistem yang menyiarkan gambar dan suara dengan menggunakan teknik modulasi frekuensi dan modulasi amplitudo yang memanfaatkan gelombang pembawa (carrier) pada sisi pemancar sehingga dapat diterima dengan baik pada pesawat televisi. Pemancar televisi bekerja dengan cara menggabungkan sinyal informasi gambar komposit (video) dengan sinyal pembawa gambar dan menggabungkan sinyal informasi suara (audio) dengan sinyal pembawa suara. Frekuensi sinyal pembawa gambar dan sinyal pembawa suara saling berbeda. Frekuensi sinyal pembawa lebih tinggi dari sinyal informasi. Sinyal - sinyal yang telah dimodulasi terletak pada sinyal pelewat pita yang sama. Proses penggabungan dilakukan dengan mengubah karakteristik amplitudo, fasa atau frekuensi sinyal pembawa berfrekuensi tinggi sesuai dengan sinyal informasi yang ditransmisikan. Proses pengubahan karakteristik sinyal pembawa disebut proses modulasi. Terdapat tiga sistem penyiaran televisi berwarna yaitu sistem PAL (Phase Alternating Line), sistem NTSC (National 1

Upload: ikhwanul-ramadhan

Post on 25-Jan-2016

275 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Dastelkom Takbir

TRANSCRIPT

Page 1: Dastelkom Takbir

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penambahan perbendaharaan keilmuan mahasiswa Teknik Elektro Universitas

Hasanuddin khususnya dalam konsentrasi telekomunikasi dan informasi, dalam penguasaan

materi sistem penyiaran televisi berwarna, membutuhkan suatu perangkat keras pelatihan

yang mendukung proses tersebut. Sistem Penyiaran televisi berwarna merupakan suatu sistem

yang menyiarkan gambar dan suara dengan menggunakan teknik modulasi frekuensi dan

modulasi amplitudo yang memanfaatkan gelombang pembawa (carrier) pada sisi pemancar

sehingga dapat diterima dengan baik pada pesawat televisi.

Pemancar televisi bekerja dengan cara menggabungkan sinyal informasi gambar

komposit (video) dengan sinyal pembawa gambar dan menggabungkan sinyal informasi suara

(audio) dengan sinyal pembawa suara. Frekuensi sinyal pembawa gambar dan sinyal

pembawa suara saling berbeda. Frekuensi sinyal pembawa lebih tinggi dari sinyal informasi.

Sinyal - sinyal yang telah dimodulasi terletak pada sinyal pelewat pita yang sama. Proses

penggabungan dilakukan dengan mengubah karakteristik amplitudo, fasa atau frekuensi

sinyal pembawa berfrekuensi tinggi sesuai dengan sinyal informasi yang ditransmisikan.

Proses pengubahan karakteristik sinyal pembawa disebut proses modulasi.

Terdapat tiga sistem penyiaran televisi berwarna yaitu sistem PAL (Phase Alternating

Line), sistem NTSC (National Television Standards Committee), dan SECAM (Sequential

Couleur Avec Memoire). Sistem PAL banyak dipakai di Eropa, Amerika latin, dan Asia.

Sistem NTSC dipakai di Amerika Utara. Sedangkan sistem SECAM digunakan di Perancis

dan negara-negara bekas Uni Soviet.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah prinsip kerja dari TV berwarna ?

2. Bagaimana prinsip pengkodean warna pada TV berwarna ?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yakni :

1. Untuk lebih mengenal prinsip kerja dari TV berwarna.

2. Untuk lebih mengetahui prinsip pengkodean warna pada TV berwarna.

1

Page 2: Dastelkom Takbir

BAB II

PEMBAHASAN

A. Diagram Blok Pemancar Televisi Warna

Pada sistem televisi ada tiga bagian yang saling terkait yaitu studio televisi, pemancar

televisi dan penerima televisi. Diagram blok dan prinsip dari suatu pemancar televisi seperti

gambar berikut,

gambar i Prinsip sederhana dari suatu siaran televisi

gambar ii sistem pemancar televisi

2

Page 3: Dastelkom Takbir

Pada gambar i dan gambar ii menjelaskan prinsip kerja pemancar televisi warna. Bila

kamera diarahkan ke suatu gambar atau objek maka cahaya yang dipantulkan oleh gambar

atau objek masuk ke kamera melalui lensa kemudian oleh cermin dichoroic dibagi menjadi

tiga komponen warna primer yaitu merah, hijau dan biru. Ketiga komponen warna tersebut

oleh setiap tabung pengambil (sebagai tranduser) diubah menjadi energi listrik (sinyal

gambar/video). Sebelum diteruskan ke bagian pemancar sinyal video tersebut dilakukan

pengkodean. Sedangkan suara ditangkap oleh mikropon kemudian fungsinya sebagai

tranduser merubah energi suara menjadi energi listrik (sinyal suara/audio). Keluaran (output)

kamera dan mikropon diteruskan ke Video Tape Recorder (VTR) untuk direkam dan atau

disalurkan langsung ke unit pemancar televisi.

Pada unit pemancar televisi sinyal video diperkuat oleh rangkaian penguat video dan

selajutnya dimodulasikan dengan gelombang pembawa video yang berasal dari rangkaian

pembangkit gelombang pembawa video.Untuk sinyal video modulasi dilakukan secara

modulasi amplitudo (AM) Setelah dimodulasikan sinyal modulasi video diteruskan ke

rangkaian penguat daya video untuk memperoleh daya yang besar.

Begitu juga siinyal audio diperkuat oleh penguat audio kemudian dimodulasikan

dengan gelombang pembawa audio yang berasal dari rangkaian pembangkit gelombang

pembawa audio. Sistem modulasikan untuk audio adalah modulasi frekuensi (FM). Sinyal

modulasi audio diteruska ke penguat daya untuk memperoleh daya yang besar. Selanjutnya

kedua sinyal modulasi tersebut diteruskan ke unit penggabung dan diteruskan ke antena untuk

dipancarkan.

Untuk dapat diproduksi kembali gambar pada penerima televisi maka sinyal komposit

video harus ditambahkan pulsa sinkronisasi yang dibangkitkan oleh generator pulsa

sinkronisasi sehingga pembentukan gambar dapat terjadi melalui proses scanning. Prosesnya

scaning pada pemancar dengan penerima berlawanan seperti pada gambar iii.

gambar iii penguraian dan penyusunan seebuah gambar

3

Page 4: Dastelkom Takbir

Pada pesawat penerima televisi sinyal yang dipancarkan pemancar televisi ditangkap

dan diproses pada setiap bagian rangkaian yaitu sinyal suara ke bagian suara, sinyal video ke

bagian ke rangkaian video dan sinyal sinkronisasi bagian sinkronisasi.

Pada pesawat penerima televisi sinyal yang dipancarkan pemancar televisi ditangkap

dan diproses pada setiap bagian rangkaian yaitu sinyal suara ke bagian suara, sinyal video ke

bagian ke rangkaian video dan sinyal sinkronisasi bagian sinkronisasi.

B. Dasar Kamera Televisi

Kamera merupakan peralatan penting untuk program siaran televisi karena berfungsi

mengambil atau meliput gambar atau kejadian untuk bahan atau dokumen penyiaran. Untuk

memancarkan gambar berwarna ada dua metode sistem pemancaran gambar yaitu :

1. Metode pemancaran paralel

gambar iv Sistem Pemancaran Paralel

Sinar datang dari objek oleh lensa dan filter warna pada setiap tabung pengambil

diuraikan menjadi tiga komponen warna cahaya yaitu merah, biru dan hijau. Ketiga

komponen warna tersebut oleh tiga tabung pengambil diubah menjadi tiga sinyal video

(sinyal video merah, hijau dan biru). Bila ketiga sinyal video tersebut ditransmisikan oleh tiga

pemancar dimana satu sama lainnya tidak berhubungan (berdiri sendiri) dan diteruskan ke

masing-masing tabung gambar maka gambar monokrom merah, hijau dan biru terbentuk pada

layar. Bila ketiga gambar berwarna tersebut dilihat bersama-sama melalui susunan cermin

setengah tembus maka terlihat objek berwarna seperti aslinya. Bila diinginkan untuk

mendapatkan berkualitas membutuhkan lebar bidang frekunsi tiga kali lipat dari televisi

hitam putih.

4

Page 5: Dastelkom Takbir

2. Metode pemancaran berurutan

Metode ini mengatasi kekurangan pada metode sistem pemancaran paralel.Pada

metode ini sinyal merah, biru dan biru diswitch secara berurutan berubah tiap medan gambar.

Sistem baku PAL dan NTSC menerapkan metode ini.

gambar v Sistem pemancaran berurutan

Kamera video ( Video Camera Recorder ) adalah kamera elektronik untuk menangkap

gambar bergerak dalam format video. Kamera video dalam perkembangannya dimulai dari

kamera video analog dan berkembang menjadi kamera video digital. Di era modern sekarang

ini penggunaan kamera video analog sudah banyak ditinggalkan dan beralih ke kamera digital

karena lebih canggih, praktis dan kualitas hasilnya lebih bagus.

Penggunaan kamera untuk program siaran televisi tergantung pada untuk apa dan

dimana digunakan. Misalnya untuk meliput kejadian-kejadian ruang lingkupnya kecil seperti

peristiwa kejahatan, kecelakaan lalu lintas dan lain-lain cukup menggunakan kamera

berukuran kecil. Dan untuk ruang lingkupnya besar/luas seperti pertandingan sepak bola,

acara hiburan musik dan lain-lain harus menggunakan kamera video ukuran besar.

Bagi seorang pemula menggunakan kamera analog sering menemukan kendala baik

dalam proses pemotretan maupun dari kualitas foto yang dihasilkan. Misalnya : gambar yang

kurang sempurna, kesulitan dalam menentukan fokus suatu objek, serta gambar objek yang

tak langsung terlihat seperti hasil foto yang sebenarnya. Belum lagi proses pencetakan yang

memerlukan ruang gelap dan hasil foto tidak bisa diperbaiki/diedit.

Kelebihan kamera digital dibandingkan kamera analog yaitu menyimpan data bisa

pada memori atau disket dan dapat digunakan kembali. Selain kapasitas penyimpanan gambar

besar serta foto tersimpan dalam bentuk file komputer dan dapat diedit dan diproses lebih

lanjut.

5

Page 6: Dastelkom Takbir

C. Saluran dan Standar Pemancar Televisi

Kelompok frekuensi yang di tetapkan bagi sebuah stasiun pemancar untuk tranmisi

sinyalnya disebut saluran (channal). Masing-masing saluran mempunyai lebar bidang

frekuensi yang sudah ditetapkan.

1. VHF bidang frekuensi rendah, saluran 2 sampai 6 dari 54 MHz sampai 88 Mhz .

2. VHF bidang frekuensi tinggi, saluran 7 sampai 13 dari 174 MHz sampai 216 MHz.

3. UHF saluran 14 sampai 83 dari 470 Mhz sampai 890 MHz.

Standar pemancar televisi dikenal ada empat yaitu:

1. NTSC (National Television System Committe)

NTSC dikembangkan pada tahun 1950 , namanya diambil dari National Television

System(s) Committee badan industri pembuat standarnya. NTSC adalah standard televisi

analog yang digunakan di Amerika dan beberapa Negara di Asia Timur.

Standarisasi untuk sistem NTSC adalah sebagai berikut :

a. Lebar kanal sebesar 6 MHz

b. Frekuensi scanning horizontal 15750 Hz, setiap frame terdiri dari 525 garis dan

terbentuk 30 frame setiap detiknya,

c. Frekuensi scanning horizontal 60 hz, setiap detiknya dikirim 60 field

d. Frekuensi sub pembawa warna 3.58 Mhz dan pembawa suara 4.5 Mhz.

Gambar vi Spektrum frekuensi dari sistem NTSC

6

Page 7: Dastelkom Takbir

2. PAL (Phase Alternating Line)

PAL (Phashe Alternating Line) adalah sebuah encoding berwarna digunakan dalam

system televisi broadcast diseluruh dunia kecuali yang menggunakan NTSC. PAL

diperkenalkan tahun 1967 di Jerman oleh Walter Bruch yang bekerja di Telefunken.

Munculnya PAL karena terdapatnya kelemahan pada sistem NTSC yaitu sering terjadi dalam

pembentukan warna (kesalahan fase warna) pada penerima dan pemancar sehingga warna

yang dihasilkan pada penerima berbeda dengan yang dikirim

Standarisasi untuk system PAL adalah sebagai berikut :

a. Lebar kanal sebesar 7 MHz.

b. Frekuensi scanning horizontal 15.625 Hz, setiap frame terdiri dari 625 garis dan

terbentuk 25 frame setiap detiknya.

c. Frekuensi scanning horizontal 50 hz, setiap detiknya dikirim 50 field.

d. Frekuensi sub pembawa warna 4.43 Mhz dan pembawa suara 5.5 Mhz.

3. SECAM (Squential Couleur a Memorie)

SECAM (Sequentiel Couleur a Memoire) dalam bahasa Priancis atau dalam bahasa

Inggris Sequential Color with Memory adalah system televisi analog yang pertama di Eropa

yang digunakan di Prancis dan Rusia dan beberapa negara Eropa Timur.

Sistem SECAM lebih tahan tehadap gangguan kesalahan fasa dan cacat penguatan.

Pada system SECAM berkurangnya resolusi warna pada arah vertical karena setengah dari

informasi krominan dihilangkan sebelum dipancarkan.

Sistem televise menerapkan system modulasi amplitudeo sebagian pita (Amplitudo

Vestigial Side Band- AM VSB). AMVSB merupakan modifikasi dari system AM . Pada

system televise yang dikirim hanya pita sisi atas (Upper Side Band- USB) saja untuk

menghemat lebar band. Tetapi karena respon tapis tidak ideal dan dapat memotong pita sisi

atas maka sebagian dari pita sisi bawah juga ikut dikirim sehingga gangguan-gangguan

pemancaran dan respon filter tidak mengganggu sinyal televise dan gambar yang dihasilkan

pesawat penerima televisi.

7

Page 8: Dastelkom Takbir

Gambar vii Spektrum frekuensi dari sistem PAL

D. Pengkodean Warna

Sebelum mempelajari prinsip kerja TV Warna , terlebih dahulu harus dipahami yang

dimaksud dengan warna. Pengertian dari warna bermacam-macam tergantung dari siapa yang

meninjaunya.

1. Bagi seorang ahli kimia

Warna tidak lain dari pigmen atau bahan yang diperoleh dari campuran sejumlah unsur

kimia dalam perbandingan tertentu

2. Bagi seorang ahli jiwa

Warna adalah suatu sensasi yang ditimbulkan oleh spektrum gelombang yang

diidentifikasi oleh sensor otak sipengamat.

3. Bagi seorang ahli fisika / elektro

Warna didefinisikan sebagai respons mata terhadap cahaya yang berupa gelombang

elektromaknit dengan panjang gelombang sekitar (355 s/d.700) m. Bila warna tersebut

disusun sesuai urutan panjang gelombangnya akan diperoleh spektrum warna pelangi seperti

pada Gbr.VIII-4. Spektrum ini misalnya dapat diperoleh melalui pembiasan cahaya matahari

yang jatuh pada suatu prisma gelas.

8

Page 9: Dastelkom Takbir

Biru, hijau dan merah merupakan warna primer dari alam, sehingga warna lainnya

merupakan warna sekunder, yakni warna yang dpt diperoleh dari kombinasi warna-warna

primer tersebut diatas.

Bila kamera video diarahkan ke objek berupa benda atau gambar berwarna atau hitam

putih maka cahaya yang dipantulkan oleh objek masuk ke kamera kemudian difilter,

dipisahkan dan dikutip oleh tiga tabung pengambil warna. Seperti pada gambar 10 terlihat

objek berupa bunga (berwarna merah) , daun (berwarna hijau) dan pot bunga (berwarna biru)

yang disorot kamera maka output kamera berupa bagian gambar yang terpisah sesuai

warnanya.

Gambar viii Prinsip pengambilan gambar oleh kamera

9

Page 10: Dastelkom Takbir

Jadi sebetulnya warna yang terbentuk pada gambar yang kita lihat pada layar televisi

warna dibentuk dari tiga warna utama (primer) yaitu merah (Red), hijau (Green) dan biru

(Blue) atau disingkat RGB. Untuk menghaslkan warna lain dilakukan pencampuran ketiga

warna primer seperti pada gambar ix.

Gambar ix Diagram Venn Warna

R = Red (merah), G = Green, (hijau), B= Blue (biru), Y = Yellow (kuning), M =

Magenta (Merah muda), C = Cyan (biru muda), W = White (putih). Adanya warna gambar

pada pesawat televisi karena televisi menangkap siaran berwarna dari pemancar televisi. Jadi

pesawat televisi hanya memproses menghasilkan kembali warna.

Kepekaan warna memiliki tiga karakter utama yaitu :

a. Hue artinya kepekaan berbeda terhadap warna merah, hijau, biru dan lain-lain

b. Luminance artinya kepekaan terhadap kuat cahaya atau terang gelap, misalnya

merah menyala dan merah gelap.

c. Chrominance artinya kepekaan terhadap kejenuhan warna, misalnya merah cerah

dengan merah suram.

Sinyal luminance dibuat dari tiga warna primer dicampur dengan perbanding yang

tepat. Misalnya untuk mendapatkan warna putih yaitu hijau 59 %, merah 30 % dan biru 11 %.

Bila dirumuskan menjadi persamaan :

Y = 0,3 R + 0,59 G + 0,11 B

Pada sistem televisi monochrom (hitam putih) hanya sinyal luminance yang diolah.

Berdasarkan tabel 1 dapat dihitung

Y = 0,3 (1) + 0,59 (1) + 0,11 (1) = 0,41

10

Page 11: Dastelkom Takbir

Dengan cara yang sama warna-warna lain dapat dihitung harga Y-nya seperti pada

tabel 1

Tabel 1.

Pada sistem PAL warna R, G dan B akan dibentuk kedalam sinyal Y, U dan V

Persamaan sinyal Y pada sistem PAL sama dengan NTSC yaitu,

Y = 0,3 R + 0,59 G + 0,11 B

U = 0,493 (B-Y)

V = 0,877 (R-Y)

Sinyal U dan V me-modulasiamplitudo-kan sub pembawa (fc) sehingga sinyal

krominan adalalah (U sin 2π fct + V cos 2π fct) Bagaimana hal di atas terjadi pada kamera

dapat dilihat pada gambar x, xi, dan xii

11

Page 12: Dastelkom Takbir

Gambar x Sistem dasar kamera televisi warna

Gambar xi. Pembentukan sinyal luminan

Bagaimana hal serupa terjadi pada kamera digital dapat dilihat pada gambar 14. Pada

kamera digital tidak menggunakan tabung-tabung pengambil seperti kamera analog tetapi

menggunakan komponen semikonduktor yang disebut CCDs (Charge-couple pickuo device).

Gambar xii Pembentukan sinyal luminan pada kamera digital

Diagram proses menghasilkan sinyal luminan dan warna untuk menghasilkan wujud

dan warna objek sesuai aslinya diterima oleh pesawat penerima televisi maka pada pemancar

diperlukan proses awal seperti pada gambar xiii.

12

Page 13: Dastelkom Takbir

gambar xiii Proses terbentuknya sinyal video komposit

Terbentuknya gambar dan warna pada pesawat penerima televisi karena pesawat

penerima televisi menerima sinyal komposit video yang dipancarkan oleh pemancar televii.

Terbentuknya wujud gambar karena dalam sinyal komposit video terdapat pulsa sinkronisasi

dan blanking sehingga terjadinya proses scaning. Terbentuknya gambar dan warna gambar

karena adanya sinyal video dalam sinyal komposit.

E. Prisip Kerja Stasiun TV

Cara kerja stasiun TV pertama-tama dimulai dari Departemen Programming.

Departemen inilah yang merencanakan dan menentukan program apa yang akan ditayangkan,

pada jam berapa, dan siapa target pemirsanya. Lalu program itu apakah harus dibuat sendiri

secara inhouse, outsource, dibeli dari PH lokal atau harus diimport dari luar negeri. Jika

dibeli dari luar negeri, program itu berupa cassete atau berupa siaran langsung (live). Progam

impor dalam bentuk pita cassete contohnya adalah film seri The A-Team, Smallville atau Mc

Gyver, sedangkan program impor live contohnya adalah sepak bola piala dunia, tinju

professional atau balap mobil F1.

Bila program-program itu telah dipilih dan jadwal penayangannya telah dutentukan,

maka bagian Sales & Marketing yang akan memasarkan / menjualnya kepada calon

pemasang iklan. Slot-slot waktu yang tersedia untuk iklan kemudian diberi harga (rate card),

sedangkan jenis iklan yang ditawarkan bisa berupa video, graphic, animasi, running text,

iklan built in atau blocking time. Itu semua tergantung dari kesepakatan antara kedua belah

pihak (pemasang iklan dan operator stasiun TV).

13

Page 14: Dastelkom Takbir

Jika program harus dibuat sendiri secara in house, maka bagian Produksi kemudian

akan menyusun crew, membuat jadwal dan memproduksi program itu sesuai target waktu

yang telah ditentukan. Produksinya bisa dikerjakan di dalam studio atau di luar studio,

tergantung dari jenis program apa yang sedang dibuat. Setelah jadi (dalam bentuk pita

cassete atau file hardisk) langkah berikutnya adalah proses Pasca Produksi (Editing,

Graphic dan Quality Control). Bila telah lolos dari Quality Control berarti program ini telah

siap tayang, dan program itu kemudian dikirim ke Playout untuk dimasukkan ke dalam daftar

tunggu (Play List). Nantinya, pada jam, menit dan detik yang telah ditentukan, program ini

akan tayang sendiri secara otomatis berdasarkan perintah dari software On-Air Automation.

On-Air Automation bekerja berdasarkan data entry yang dimasukkan oleh bagian

Traffic. Data yang di entry itu misalnya: judul program, durasi, jam, menit dan detik kapan

program itu harus tampil ke layar. Jika fasilitasnya tersedia, bisa juga data itu berisi kapan

running text, graphic atau animasi iklan harus tampil bersama-sama dengan program (fasilitas

ini disebut dengan Secondary Event). Bagian Traffic biasanya berada di bawah Sales dengan

tujuan agar memudahkan koordinasi dan kontrol terhadap penayangan iklan. Sebab hal ini

berakitan erat dengan masalah tagihan dan pembayaran iklan. Traffic atau pengaturan lalu

lintas program dan iklan ini cukup rumit, karena melibatkan banyak pihak (Programming,

Sales, Finance dan Teknik) sehingga diperlukan software khusus untuk membantu

mempermudah teknis-operasionalnya.

Ketika semuanya sudah tersusun rapi dan kemudian di run, maka Playout akan secara

otomatis menayangkan program dan iklan itu secara berurutan sesuai jadwal yang telah

tersusun dalam Play List. Sinyal audio-video yang keluar dari Playout kemudian dipilih oleh

Master Switcher untuk selanjutnya dikirim ke Pemancar untuk dipancarkan. Dalam banyak

kasus sering kali letak Pemancar berada jauh di luar studio, sehingga dibutuhkan sebuah alat

yang berfungsi ntuk menyalurkan sinyal dari Studio ke Pemancar. Alat ini kemudian disebut

dengan STL (Studio to Transmitter Link) sebagaimana diperlihatkan dalam gambar diagram

di bawah ini.

Dalam menyusun urutan program sering kali terdapat slot waktu untuk siaran langsung

(live), baik yang berasal dari dalam atau dari luar studio. Sementara itu siaran langsung

biasanya waktunya sering tidak pasti, dalam arti bisa maju atau mundur beberapa menit atau

detik. Oleh karena itu di dalam software On-Air Automation umumnya telah tersedia

14

Page 15: Dastelkom Takbir

fasilitas yang mampu menyesuaikan maju mundurnya waktu penayangan program siaran

langsung ini.

Siaran langsung dari luar studio umumnya menggunakan jalur Fiber Optic, Satelit

atau Microwave Link sebagai sarana untuk mengirimkan sinyal dari lokasi ke studio. Sinyal-

sinyal yang berasal dari luar ini dipilih melalui Routing Switcher dan kemudian harus

disinkronkan terlebih dahulu dengan standar sinyal eksisting yang ada di dalam studio.

Perangkat yang berfungsi untuk mensinkronisasi sinyal video ini disebut Frame

Synchronizer. Selanjutnya, untuk mengukur kualitas sinyal-sinyal dari luar itu digunakan

peralatan video monitoring berupa Waveform dan Vectorscope.

Siaran langsung dari dalam Studio misalnya adalah siaran berita, wawancara atau

dialog. Di dalam siaran berita sering kali disisipi dengan laporan langsung dari lokasi. Maka

sinyal dari lokasi ini harus dikirim dulu ke studio, kemudian digabungkan dengan pembaca

berita (terkadang disisipi text dan gambar-gambar graphic), baru kemudian diteruskan ke

Master Switcher untuk disisipi logo, running text atau iklan animasi (bila ada) dan

selanjutnya output dari Master Switcher dikirim ke Pemancar.

Jika ukuran Studio itu cukup besar maka bisa digunakan untuk memproduksi program-

program hiburan seperti talk show, kuis, kontes / live music atau acara-acara lain yang agak

kolosal. Tapi itu semua tergantung dari visi dan misi dari stasiun TV itu sendiri. Di beberapa

stasiun TV, studio untuk program hiburan seperti itu umumnya terpisah dari studio untuk

siaran berita, sehingga ada lebih dari satu studio untuk memproduksi program yang berbeda-

beda. Tapi di beberapa stasiun TV banyak juga dijumpai hanya satu studio untuk

memproduksi berbagai macam program. Tujuannya adalah untuk efisiensi. Maksudnya,

efisien dalam hal investasi alat, ruangan dan jumlah personel yang mengoperasikannya.

Studio sering pula digunakan untuk keperluan rekaman (taping). Hasil rekamannya

kemudian di proses di jajaran Pasca Produksi untuk menjalani proses editing. Misalnya

gambar-gambar yang tidak perlu harus dibuang, suara yang lemah diperkuat atau yang terlalu

kuat dikurangi, kemudian diberi tulisan atau graphic agar tampilannya lebih menarik, atau

diberi sisipan suara (dubbing / voice over) bilamana perlu. Setelah proses itu semua selesai

kemudian materinya diserahkan ke bagian Quality Control untuk diperiksa kualitasnya. Bila

telah lolos QC barulah dikirim ke Play Out untuk dimasukkan ke dalam daftar tunggu (Play

15

Page 16: Dastelkom Takbir

List). Pada waktu yang telah ditentukan, program ini kemudian akan tayang sendirir secara

otomatis atas perintah software On-Air Automation.

F. Standar Siaran TV di Indonesia

Pemancar TV di Indonesia mengadopsi sistem PAL-B (VHF) dan PAL-G (UHF)

dengan spesifikasi teknik mengikuti rekomendasi ITU-RBT.470-4. Pemerintah Indonesia

telah menetapkan suatu standar melalui Keputusan Menteri Perhubungan (Kepmen) Nomor

76 tahun 2004 tentang “Rencana induk frekuensi radio untuk keperluan siaran televisi analog

pada pita UHF”. Di dalam lampiran Kepmen ini diuraikan spesifikasi pemancar TV secara

umum sebagai berikut :

1. Pemancar Gambar

a. Jenis Pancaran : C3F – Negatif

b. Sistem modulasi : AM – Vestegial Side Band (Analog)

c. Jenis Transmisi : Negatif

d. Indeks Modulasi : maksimum 90%

e. Frekuensi Pembawa IF :38,9 MHz

2. Pemancar Suara

a. Jenis Pancaran : F3E

b. Sistem Modulasi : FM (Analog)

c. Simpangan Frekuensi : +/- 50 kHz (maksimum)

d. Pre-Emphasis : 50 µs

e. Frekuensi Pembawa IF : 33,4 MHz

f. Kekuatan / Daya pancar : Min 5% dan Maks 10% dari daya pancar Pemancar

Gambar

16

Page 17: Dastelkom Takbir

3. Spektrum Frekuensi

17