dasar teori prakt. fisisologi
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 Dasar Teori Prakt. Fisisologi
1/3
Dasar Teori
Setiap manusia melihat suatu objek menggunakan mata. Pada mata sendiri untuk melihat
suatu objek butuh ketajaman , disini ketajaman fokus retina pada bola mata dan sensitifitasnya
dari interpretasi di otak yang disebut dengan visus. Supaya mata dapat menghasilkan detail dari
penglihatan system optic mata memproyeksikan gambaran focus pada fovea sentralis. Pada
fovea sentralis sendiri merupakan daerah yang mempunyai intensitas tinggi mengenai
fotoreseptor (sel kerucut/konus yang berfungsi untuk ketajaman pada daerah yang terang dan
penglihatan !arna. Selain itu ada sel batang/rods yang berperan pada penglihatan saat malam
hari atau pada cahaya gelap.
Saat cahaya masuk dari fiksasi objek ke fovea sentralis melalui bidang imajiner (visual
a"is. #aringan$jaringan pada mata juga struktur yang ada pada visual aksis mempengaruhi
kualitas bayangan yang dibentuk. Pada struktur ini meliputi lapisan air mata, kornea, camera
okuli anterior, pupil, lensa, vitreus dan retina maka dari itu bayangan objek/ cahaya tidak akan
meleset ke bagian lain dari retina. Pada retina bagian posteriornya terdapat lapisan epitel retina
berpigmen untuk menyerap cahaya yang masuk ke dalam retina maka tidak akan terpantul ke
bagian yang bukan di bagian retina, selain itu juga untuk mendaur ulang bahan kimia yang
digunakan oleh sel batang dan sel kerucut dalam mendeteksi photon, bula epitel retina berpigmen
rusak dapat menimbulkan kebutaan.
%etajaman visus sendiri berkembang normal tergantung dari input visual pada usia muda.
&ebagai macam gangguan visual yang menghalangi input visual dalam jangka !aktu lama.
Penurunan ketajaman mata ini dapat direfleksikan dalam berbagai macam abnormalitas sel$sel
korteks visual. Pada mata terhubung korteks visual melalui nervus optikus yang ada dari
belakang mata. 'ervus optikus bertemu pada chiasma opticus dimana masin$masing nervus
bersilang menuju ke tempat la!annya ke sisi la!an dan terhubung dengan serat saraf dari bagian
mata yang lain akan menghasilkan lapang pandang sebenarnya. abungan serat nervusmembentuk traktus optikus, yang akan membentuk dasar fisiologis penglihatan binokular.
Traktus berhenti di nucleus genikolatus lateralis lalu ke korteks visual sepanjang kumpulan serat
saraf disebut dengan radiasio optika.
-
7/23/2019 Dasar Teori Prakt. Fisisologi
2/3
)ata sendiri terjadi pembiasan sinar$sinar, dimana mata dalam keadaan istirahat ini
disebut dengan refraksi. Pembiasan terjadi ketika sinar$sinar berjalan dari medium satu mele!ati
medium yang lain diamana kepadatannya berbeda$beda. *da juga sumber mengatakan refraksi
yaitu perubahan arah rambat partikel cahaya akibat terjadinya percepatan.
*da faktor yang beprperan dalam derajat refraksi yaitu densitas komparatif antara dua
media dan sudut jatuhnya benda ke medium kedua. Permukaan melengkung seperti lensa makin
besar kelengkungan maka semakin besar derajat pembiasan serta makin kuat lensa. +ensa
dengan permukaan konveks (cembung menyebabkan konvergensi atau penyatuan dari berkas$
berkas cahaya (syarat untuk memba!a suatu bayangan ke titik fokus. )aka permukaan refraktif
mata bersifat untuk memba!a suatru bayangan ke titik fokus, demikian permukaan refraktif
mata bersifat konveks. Pada lensa yang permukaan konkaf (cekung menyebabkan divergensi
berkas cahaya. +ensa konkat berguna untuk memperbaiki kesalahan refrektif mata miopia,
karena pada penderita miopi berkas cahaya yang masuk ke mata titik fokusnya jatuh tepat di
depan retina. Pada keadaan ini saat sinar masuk sampai ke retina menjadi divergen/ dihamburkan
yang akan membentuk lingkaran difus dengan akibat bayangan kabur, dapat juga bila sumbu
mata lebih panjang dari normal (myopia aa"ial atau daya bias lebih besar dari normal (miopia
pembiasan.
+ensa sferis positif (konveks/ lensa cembung digunakan untuk koreksi penderita
hipermetrofi. Penderita hipermetrofi disini saat sinar dating dan masuk ke dalam mata titik focus
cahaya tidak tepat jatuh di fovea sentralis namun jatuh di belakang retina, juga dapat disebabkan
sumbu mata terlalu pendek (hipertrofi a"ial atau karena bias lensa menipis (hipertrofi bias.
Penderita astigmatisma disini sinar yang masuk ke dalam mat tidak difokuskan pada satu
titik retina tapi bidang bias masing$masing. Pada astigmatisma sendiri ada dua bentuk yaitu
astigmatisma regular, diamana pada jenis regular ini titik biasnya teratur pada sumbu mata.
Sedangakan astigmatisma irregular mempunyai titik bias yang tidak teratur. Permukaan korenayang tidak teratur ini yang biasanya ditemui pada penderita astigmatisma, ini dapat dinilai
dengan menggunakan tes keratoskop plasido (kertas yang bulat$bulat seperti rotasi dengan
lubang kecil ditengahnya maka nanti saat di periksa oleh pemeriksa kornea terlihat lonjong
maka merupakan astigmatisma jenis regular, sedangkan jenis irregular akan terlihat bintik$bintik
-
7/23/2019 Dasar Teori Prakt. Fisisologi
3/3
yang tidak teratur pada kornea. Pemeriksaan mata juga perlu dilakukan tes lapang pandang, yang
merupakan suatu batas penglihatan tanpa adanya pergerakan dari bola mata.
-lyas Sidharta. 01. Ilmu Penyakit Mata. #akarta2 &alai Penerbit 3%4-.5
Pearce, 6velyn 7. 8. *natomi dan 3isiologi untuk Paramedis. #akarta2PT. ramedia Pustaka
4tama.5