dasar teori prakt. fisisologi

Upload: intan-nararia

Post on 14-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Dasar Teori Prakt. Fisisologi

    1/3

    Dasar Teori

    Setiap manusia melihat suatu objek menggunakan mata. Pada mata sendiri untuk melihat

    suatu objek butuh ketajaman , disini ketajaman fokus retina pada bola mata dan sensitifitasnya

    dari interpretasi di otak yang disebut dengan visus. Supaya mata dapat menghasilkan detail dari

    penglihatan system optic mata memproyeksikan gambaran focus pada fovea sentralis. Pada

    fovea sentralis sendiri merupakan daerah yang mempunyai intensitas tinggi mengenai

    fotoreseptor (sel kerucut/konus yang berfungsi untuk ketajaman pada daerah yang terang dan

    penglihatan !arna. Selain itu ada sel batang/rods yang berperan pada penglihatan saat malam

    hari atau pada cahaya gelap.

    Saat cahaya masuk dari fiksasi objek ke fovea sentralis melalui bidang imajiner (visual

    a"is. #aringan$jaringan pada mata juga struktur yang ada pada visual aksis mempengaruhi

    kualitas bayangan yang dibentuk. Pada struktur ini meliputi lapisan air mata, kornea, camera

    okuli anterior, pupil, lensa, vitreus dan retina maka dari itu bayangan objek/ cahaya tidak akan

    meleset ke bagian lain dari retina. Pada retina bagian posteriornya terdapat lapisan epitel retina

    berpigmen untuk menyerap cahaya yang masuk ke dalam retina maka tidak akan terpantul ke

    bagian yang bukan di bagian retina, selain itu juga untuk mendaur ulang bahan kimia yang

    digunakan oleh sel batang dan sel kerucut dalam mendeteksi photon, bula epitel retina berpigmen

    rusak dapat menimbulkan kebutaan.

    %etajaman visus sendiri berkembang normal tergantung dari input visual pada usia muda.

    &ebagai macam gangguan visual yang menghalangi input visual dalam jangka !aktu lama.

    Penurunan ketajaman mata ini dapat direfleksikan dalam berbagai macam abnormalitas sel$sel

    korteks visual. Pada mata terhubung korteks visual melalui nervus optikus yang ada dari

    belakang mata. 'ervus optikus bertemu pada chiasma opticus dimana masin$masing nervus

    bersilang menuju ke tempat la!annya ke sisi la!an dan terhubung dengan serat saraf dari bagian

    mata yang lain akan menghasilkan lapang pandang sebenarnya. abungan serat nervusmembentuk traktus optikus, yang akan membentuk dasar fisiologis penglihatan binokular.

    Traktus berhenti di nucleus genikolatus lateralis lalu ke korteks visual sepanjang kumpulan serat

    saraf disebut dengan radiasio optika.

  • 7/23/2019 Dasar Teori Prakt. Fisisologi

    2/3

    )ata sendiri terjadi pembiasan sinar$sinar, dimana mata dalam keadaan istirahat ini

    disebut dengan refraksi. Pembiasan terjadi ketika sinar$sinar berjalan dari medium satu mele!ati

    medium yang lain diamana kepadatannya berbeda$beda. *da juga sumber mengatakan refraksi

    yaitu perubahan arah rambat partikel cahaya akibat terjadinya percepatan.

    *da faktor yang beprperan dalam derajat refraksi yaitu densitas komparatif antara dua

    media dan sudut jatuhnya benda ke medium kedua. Permukaan melengkung seperti lensa makin

    besar kelengkungan maka semakin besar derajat pembiasan serta makin kuat lensa. +ensa

    dengan permukaan konveks (cembung menyebabkan konvergensi atau penyatuan dari berkas$

    berkas cahaya (syarat untuk memba!a suatu bayangan ke titik fokus. )aka permukaan refraktif

    mata bersifat untuk memba!a suatru bayangan ke titik fokus, demikian permukaan refraktif

    mata bersifat konveks. Pada lensa yang permukaan konkaf (cekung menyebabkan divergensi

    berkas cahaya. +ensa konkat berguna untuk memperbaiki kesalahan refrektif mata miopia,

    karena pada penderita miopi berkas cahaya yang masuk ke mata titik fokusnya jatuh tepat di

    depan retina. Pada keadaan ini saat sinar masuk sampai ke retina menjadi divergen/ dihamburkan

    yang akan membentuk lingkaran difus dengan akibat bayangan kabur, dapat juga bila sumbu

    mata lebih panjang dari normal (myopia aa"ial atau daya bias lebih besar dari normal (miopia

    pembiasan.

    +ensa sferis positif (konveks/ lensa cembung digunakan untuk koreksi penderita

    hipermetrofi. Penderita hipermetrofi disini saat sinar dating dan masuk ke dalam mata titik focus

    cahaya tidak tepat jatuh di fovea sentralis namun jatuh di belakang retina, juga dapat disebabkan

    sumbu mata terlalu pendek (hipertrofi a"ial atau karena bias lensa menipis (hipertrofi bias.

    Penderita astigmatisma disini sinar yang masuk ke dalam mat tidak difokuskan pada satu

    titik retina tapi bidang bias masing$masing. Pada astigmatisma sendiri ada dua bentuk yaitu

    astigmatisma regular, diamana pada jenis regular ini titik biasnya teratur pada sumbu mata.

    Sedangakan astigmatisma irregular mempunyai titik bias yang tidak teratur. Permukaan korenayang tidak teratur ini yang biasanya ditemui pada penderita astigmatisma, ini dapat dinilai

    dengan menggunakan tes keratoskop plasido (kertas yang bulat$bulat seperti rotasi dengan

    lubang kecil ditengahnya maka nanti saat di periksa oleh pemeriksa kornea terlihat lonjong

    maka merupakan astigmatisma jenis regular, sedangkan jenis irregular akan terlihat bintik$bintik

  • 7/23/2019 Dasar Teori Prakt. Fisisologi

    3/3

    yang tidak teratur pada kornea. Pemeriksaan mata juga perlu dilakukan tes lapang pandang, yang

    merupakan suatu batas penglihatan tanpa adanya pergerakan dari bola mata.

    -lyas Sidharta. 01. Ilmu Penyakit Mata. #akarta2 &alai Penerbit 3%4-.5

    Pearce, 6velyn 7. 8. *natomi dan 3isiologi untuk Paramedis. #akarta2PT. ramedia Pustaka

    4tama.5