dasar teori icgg 2

13
ACARA II I. JUDUL Pengenalan Drainase Wilayah II. TUJUAN 1. Memahami konsep dari drainase 2. Mengetahui beberapa kondisi drainase wilayah 3. Mengetahui fungsi dari drainase 4. Mengetahui hubungan antara drainase dengan topografi di suatu wilayah III. ALAT DAN BAHAN 1. Alat tulis 2. Foto udara pankromatik berwarna skala 1 : 20.000 lembah sungai Juwono, kabupaten Kudus dan Pati 3. Isolasi 4. Kertas HVS

Upload: alviana

Post on 16-Jan-2016

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

icgg acara 2

TRANSCRIPT

Page 1: Dasar Teori Icgg 2

ACARA II

I. JUDUL

Pengenalan Drainase Wilayah

II. TUJUAN

1. Memahami konsep dari drainase

2. Mengetahui beberapa kondisi drainase wilayah

3. Mengetahui fungsi dari drainase

4. Mengetahui hubungan antara drainase dengan topografi di suatu

wilayah

III. ALAT DAN BAHAN

1. Alat tulis

2. Foto udara pankromatik berwarna skala 1 : 20.000 lembah sungai

Juwono, kabupaten Kudus dan Pati

3. Isolasi

4. Kertas HVS

5. Modul praktikum Interpretasi Citra Untuk Survei Geologi

Geomorfologi acara II

6. Penggaris

7. Pensil warna

Page 2: Dasar Teori Icgg 2

8. Plastik transparansi

9. Spidol OHP

IV. DASAR TEORI

Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai

sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting

dalam perencanaan kota (perencanaan infrastruktur khususnya). Berikut beberapa

pengertian drainase :

Menurut Dr. Ir. Suripin, M.Eng. (2004;7) drainase mempunyai arti

mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, drainase

didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi

dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan

dapat difungsikan secara optimal. Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk

mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas.

Drainase yaitu suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada

suatu daerah, serta cara-cara penangggulangan akibat yang ditimbulkan oleh

kelebihan air tersebut. (Suhardjono 1948:1)

Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari

prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju

kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat. Prasarana drainase disini

berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke badan air (sumber air permukaan

dan bawah permkaan tanah) dan atau bangunan resapan. Selain itu juga berfungsi

sebagai pengendali kebutuhan air permukaan dengan tindakan untuk memperbaiki

daerah becek, genangan air dan banjir.

Drainase adalah sistem saluran pembuangan air hujan yang menampung

dan mengalirkan air hujan dan air buangan yang berasal dari daerah terbuka

maupun dari daerah terbangun. Bila dilihat dari fungsinya, drainase ini untuk

Page 3: Dasar Teori Icgg 2

menampung, mengalirkan, dan memindahkan air hujan secepat mungkin dari

daerah tangkapan ke badan penerima. Badan penerima sendiri merupakan saluran

induk, sungai, laut, dan danau, peresapan dalam tanah tempat dimana air hujan

dibuang. Dalam suatu perkotaan drainase berfungsi sebagai pengendali dan

mengalirkan limpasan air hujan yang berlebihan dengan aman, dan juga untuk

menyalurkan kelebihan air lainnya yang mempunyai dampak mengganggu atau

mencemari lingkungan perkotaan. Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha

untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas. Sehingga,

drainase tidak hanya menyangkut air permukaan tapi juga air tanah. Kegunaan

drainase antara lain adalah:

mengeringkan daerah becek dan genangan air;

mengendalikan akumulasi limpasan air hujan yang berlebihan dan

memanfaatkan sebesar-besarnya untuk imbuhan air tanah;

mengendalikan erosi, kerusakan jalan dan bangunan-bangunan;

Pengelolaan kualitas air.

Klasifikasi sistem drainase dapat beberapa kelompok antara lain:

a. sistem drainase makro, seperti sungai atau kanal

b. sistem drainase mikro yang berupa:

• sistem saluran drainase primer, yang menerima buangan air hujan baik

dari saluran sekunder maupun saluran lainnya dan mengalirkan air hujan langsung

kebadan penerima.

• Sistem saluran drainase sekunder yang mengalirkan buangan air hujan

langsung ke saluran drainase primer

• sistem saluran drainase tersier adalah cabang dari sistem sekunder yang

menerima buangan air hujan yang berasal dari persil bangunan atau saluran lokal.

Page 4: Dasar Teori Icgg 2

Kegunaan dengan adanya saluran drainase ini antara lain : Mengeringkan

daerah becek dan genangan air sehingga tidak ada akumulasi air tanah.

Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal.

Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada.

Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehingga tidak terjadi bencana banjir.

Sebagai salah satu sistem dalam perencanaan perkotaan, maka sistem drainase

yang ada dikenal dengan istilah sistem drainase perkotaan. Berikut definisi

drainase perkotaan :

1. Drainase perkotaan yaitu ilmu drainase yang mengkhususkan

pengkajian pada kawasan perkotaan yang erat kaitannya dengan kondisi

lingkungan sosial-budaya yang ada di kawasan kota.

(H.A. Halim Hasmar.2002:1)

2. Drainase perkotaan merupakan sistem pengeringan dan pengaliran air

dari wilayah perkotaan yang meliputi :

a. Permukiman.

b. Kawasan industri dan perdagangan.

c. Kampus dan sekolah.

d. Rumah sakit dan fasilitas umum.

e. Lapangan olahraga.

f. Lapangan parkir.

g. Instalasi militer, listrik, telekomunikasi.

h. Pelabuhan udara.

(H.A. Halim Hasmar.2002:1)

Standar dan Sistem Penyediaan Drainase Kota

Sistem penyediaan jaringan drainase terdiri dari empat macam, yaitu :

Page 5: Dasar Teori Icgg 2

1. Sistem Drainase Utama

Sistem drainase perkotaan yang melayani kepentingan sebagian besar

warga masyarakat kota.

2. Sistem Drainase Lokal

Sistem drainase perkotaan yang melayani kepentingan sebagian kecil

warga masyarakat kota.

3. Sistem Drainase Terpisah

Sistem drainase yang mempunyai jaringan saluran pembuangan terpisah

untuk air permukaan atau air limpasan.

4. Sistem Gabungan

Sistem drainase yang mempunyai jaringan saluran pembuangan yang

sama, baik untuk air genangan atau air limpasan yang telah diolah.

Sasaran penyediaan sistem drainase dan pengendalian banjir adalah :

1. Penataan sistem jaringan drainase primer, sekunder, dan tersier

melalui normalisasi maupun rehabilitasi saluran guna menciptakan

lingkungan yang aman dan baik terhadap genangan, luapan sungai,

banjir kiriman, maupun hujan lokal. Dari masing-masing jaringan

dapat didefinisikan sebagai berikut :

a. Jaringan Primer : saluran yang memanfaatkan sungai dan anak

sungai.

b. Jaringan Sekunder : saluran yang menghubungkan saluran

tersier dengan saluran primer (dibangun dengan beton/plesteran

semen).

c. Jaringan Tersier : saluran untuk mengalirkan limbah rumah

tangga ke saluran sekunder, berupa plesteran, pipa dan tanah.

2. Memenuhi kebutuhan dasar (basic need) drainase bagi kawasan

hunian dan kota.

Page 6: Dasar Teori Icgg 2

3. Menunjang kebutuhan pembangunan (development need) dalam

menunjang terciptanya scenario pengembangan kota untuk

kawasan andalan dan menunjang sektor unggulan yang

berpedoman pada Rancana Umum Tata Ruang Kota.

Jenis - jenis pola aliran :

1.  Pola Aliran Dendritik

Pola aliran dendritik adalah pola aliran yang cabang-cabang sungainya

menyerupai struktur pohon. Pada umumnya pola aliran sungai dendritik dikontrol

oleh litologi batuan yang homogen. Pola aliran dendritik dapat memiliki

tekstur/kerapatan sungai yang dikontrol oleh jenis batuannya. Sebagai contoh

sungai yang mengalir diatas batuan yang tidak/kurang resisten terhadap erosi akan

membentuk tekstur sungai yang halus (rapat) sedangkan pada batuan yang resisten

(seperti granit) akan membentuk tekstur kasar (renggang). Tekstur sungai

didefinisikan sebagai panjang sungai per satuan luas. Mengapa demikian ? Hal ini

dapat dijelaskan bahwa resistensi batuan terhadap erosi sangat berpengaruh pada

proses pembentukan alur-alur sungai, batuan yang tidak resisten cenderung akan

lebih mudah dierosi membentuk alur-alur sungai. Jadi suatu sistem pengaliran

sungai yang mengalir pada batuan yang tidak resisten akan membentuk pola

jaringan sungai yang rapat (tekstur halus), sedangkan sebaliknya pada batuan yang

resisten akan membentuk tekstur kasar.

2.  Pola Aliran Radial 

Pola aliran radial adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar

secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu, seperti puncak gunungapi atau

bukir intrusi. Pola aliran radial juga dijumpai pada bentuk-bentuk bentangalam

kubah (domes) dan laccolith. Pada bentang alam ini pola aliran sungainya

kemungkinan akan merupakan kombinasi dari pola radial dan annular. 

3.  Pola Aliran Rectangular 

Pola rectangular umumnya berkembang pada batuan yang resistensi

terhadap erosinya mendekati seragam, namun dikontrol oleh kekar yang

mempunyai dua arah dengan sudut saling tegak lurus. Kekar pada umumnya

Page 7: Dasar Teori Icgg 2

kurang resisten terhadap erosi sehingga memungkinkan air mengalir dan

berkembang melalui kekar-kekar membentuk suatu pola pengaliran dengan

saluran salurannya lurus-lurus mengikuti sistem kekar. Pola aliran rectangular

dijumpai di daerah yang wilayahnya terpatahkan. Sungai-sungainya mengikuti

jalur yang kurang resisten dan terkonsentrasi di tempat tempat dimana singkapan

batuannya lunak. Cabang-cabang sungainya membentuk sudut tumpul dengan

sungai utamanya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pola aliran

rectangular adalah pola aliran sungai yang dikendalikan oleh struktur geologi,

seperti struktur kekar (rekahan) dan sesar (patahan). Sungai rectangular dicirikan

oleh saluran-saluran air yang mengikuti pola dari struktur kekar dan patahan.

4.  Pola Aliran Trellis 

Geometri dari pola aliran trellis adalah pola aliran yang menyerupai

bentuk pagar yang umum dijumpai di perkebunan anggur. Pola aliran trellis

dicirikan oleh sungai yang mengalir lurus di sepanjang lembah dengan cabang-

cabangnya berasal dari lereng yang curam dari kedua sisinya. Sungai utama

dengan cabang-cabangnya membentuk sudut tegak lurus sehingga menyerupai

bentuk pagar. Pola aliran trellis adalah pola aliran sungai yang berbentuk pagar

(trellis) dan dikontrol oleh struktur geologi berupa perlipatan sinklin dan antilin.

Sungai trellis dicirikan oleh saluran-saluran air yang berpola sejajar, mengalir

searah kemiringan lereng dan tegak lurus dengan saluran utamanya. Saluran

utama berarah searah dengan sumbu lipatan.

5.  Pola Aliran Sentripetal  

Pola aliran sentripetal merupakan ola aliran yang berlawanan dengan pola

radial, di mana aliran sungainya mengalir ke satu tempat yang berupa cekungan

(depresi). Pola aliran sentripetal merupakan pola aliran yang umum dijumpai di

bagian barat dan barat laut Amerika, mengingat sungai-sungai yang ada mengalir

ke suatu cekungan, di mana pada musim basah cekungan menjadi danau dan

mengering ketika musin kering. Dataran garam terbentuk ketika air danau

mengering.

5. Pola Aliran Annular 

Page 8: Dasar Teori Icgg 2

Pola aliran annular adalah pola aliran sungai yang arah alirannya

menyebar secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu dan ke arah hilir aliran

kembali bersatu. Pola aliran annular biasanya dijumpai pada morfologi kubah atau

intrusi loccolith.

6. Pola Aliran Paralel (Pola Aliran Sejajar)  

Sistem pengaliran paralel adalah suatu sistem aliran yang terbentuk oleh

lereng yang curam/terjal. Dikarenakan morfologi lereng yang terjal maka bentuk

aliran-aliran sungainya akan berbentuk lurus-lurus mengikuti arah lereng dengan

cabang-cabang sungainya yang sangat sedikit. Pola aliran paralel terbentuk pada

morfologi lereng dengan kemiringan lereng yang seragam. Pola aliran paralel

kadangkala mengindikasikan adanya suatu patahan besar yang memotong daerah

yang batuan dasarnya terlipat dan kemiringan yang curam. Semua bentuk dari

transisi dapat terjadi antara pola aliran trellis, dendritik, dan paralel.

Page 9: Dasar Teori Icgg 2

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Drainase. Dikutip dari http://bulekbasandiang.

wordpress.com/2009/04/07/rekaya-drainase/ pada hari Minggu, 13 April

2014 jam 09.50 WIB.

Allafa. 2010. Drainase. Dikutip dari http://bahan-referensi.blogspot.com/

2010/05/drainase.html pada hari Minggu, 13 April 2014 jam 09.54 WIB.