dasar teori bt

4
Pemeriksaan Bleeding Time I. Tujuan 1. Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan bleeding time (masa perdarahan). 2. Mahasiswa dapat melakukan cara pemeriksaan dan menentukan hasil pemeriksaan bleeding time (masa perdarahan) pada pasien. II. Metode Metode Duke. III. Prinsip Prinsip pemeriksaan ini adalah menghitung lamanya perdarahan sejak terjadi luka kecil pada permukaan kulit sampai berhenti secara spontan. Perdarahan buatan dibuat pada pembuluh darah lalu tetesan darah diserap dengan kertas saring setiap 30 detik dan dihitung waktu sampai perdarahan berhenti. IV. Dasar teori Tes perdarahan Pemeriksaan masa perdarahan ini ditujukan pada kadar trombosit, dilakukan dengan adanya indikasi (tanda-tanda) riwayat mudahnya perdarahan dalam keluarga. Tes waktu perdarahan adalah pengecekan yang berguna untuk menguji pembentukan gumpalan/sumbatan trombosit dan integritas kapiler. Terkadang tes waktu perdarahan akan digunakan sebagai

Upload: dwitinny

Post on 11-Dec-2015

285 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

hematologi

TRANSCRIPT

Page 1: Dasar Teori BT

Pemeriksaan Bleeding Time

I. Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan bleeding time (masa perdarahan).

2. Mahasiswa dapat melakukan cara pemeriksaan dan menentukan hasil pemeriksaan

bleeding time (masa perdarahan) pada pasien.

II. Metode

Metode Duke.

III. Prinsip

Prinsip pemeriksaan ini adalah menghitung lamanya perdarahan sejak terjadi luka

kecil pada permukaan kulit sampai berhenti secara spontan. Perdarahan buatan dibuat pada

pembuluh darah lalu tetesan darah diserap dengan kertas saring setiap 30 detik dan

dihitung waktu sampai perdarahan berhenti.

IV. Dasar teori

Tes perdarahan

Pemeriksaan masa perdarahan ini ditujukan pada kadar trombosit, dilakukan dengan

adanya indikasi (tanda-tanda) riwayat mudahnya perdarahan dalam keluarga. Tes waktu

perdarahan adalah pengecekan yang berguna untuk menguji pembentukan

gumpalan/sumbatan trombosit dan integritas kapiler. Terkadang tes waktu perdarahan akan

digunakan sebagai panduan untuk dokter memberikan masukkan kepada pasiennya untuk

mengambil tindakan operasi.

Waktu perdarahan bergantung kepada efisiensi cairan di jaringan dalam mempercepat

proses koagulasi, fungsi kapiler dan jumlah trombosit darah dan kemampuan darah untuk

membentuk gumpalan trombosit. Perdarahan yang lama umumnya ditemukan ketika jumlah

trombosit dibawah 50.000 / uL, dan bila ada kegagalan fungsi trombosit. Ketika seorang

pasien diduga mengalami gangguan perdarahan, beberapa tes dilakukan dari hemostasis

primer. Salah satu tes yang dilakukan adalah tes waktu perdarahan.

Sebelum pemeriksaan dilakukan, pasien sebaiknya ditanya terlebih dahulu mengenai

obat yang sedang mereka konsumsi. Beberapa obat akan mempengaruhi hasil tes waktu

perdarahan. Obat-obat ini termasuk antikoagulan, diuretik, obat anti kanker, sulfonamide,

Page 2: Dasar Teori BT

thiazide, aspirin, dan obat anti inflamasi. Tes ini juga dapat dipengaruhi oleh anemia

(kekurangan sel darah merah). Penggunaan aspirin dan obat-obat sejenisnya adalah penyebab

paling umum dari waktu perdarahan berkepanjangan, maka penggunaannya harus dihentikan

dua minggu sebelum pemeriksaan.

Ada 2 macam metode tes perdarahan yang dilakukan yaitu dengan metode Duke dan

metode Ivy.

1) Metode Duke dengan nilai rujukan 1 – 3 menit.

2) Metode Ivy, kepekaan metode Ivy lebih baik, dengan nilai rujukan I - 7 menit.

(McKenzie, Shirlyn B, 2014)

Tujuan utama dari tes waktu perdarahan adalah untuk menaksir respon keseluruhan

trombosit terhadap cedera, mendeteksi adanya kelainan darah congenital atau yang didapat

dan juga untuk menaksir kapasitas fungsi dari vasokonstriksi.

1. Metode Duke

Metode duke dilakukan dengan cara membuat sebuah luka pada cuping dan

membutuhkan pengujuran waktu pada saat perdarahan terjadi hingga selesai. Ini berhubungan

dengan fungsi platelet dan integritas dari kapiler. (G.K. & Pal, Pal, Pravati, 2006)

Tahun 1910 Duke mendeskripsikan metode yang menggunakan lancet untuk membuat

luka tusukan di cuping telinga. Test ini sulit untuk distandardisasi, dan tidak boleh diulang.

Test ini juga sering menyebabkan ketakutan yang tidak seharusnya pada pasien.

2. Metode Ivy

Metode Ivy lebih diandalkan daripada metode Duke, tetapi metode ini lebih

menyakitkan daripada metode Duke. Skill dibutuhkan dalam menggunakan

Sphygmomanometer. Oleh karena itu, metode Duke lebih sering digunakan dalam

pemeriksaan laboratorium (G.K. & Pal, Pal, Pravati, 2006).

Pada tahun 1941, Ivy memperkenalkan inovasi besar untuk menstandardisasi tes

waktu perdarahan. Ivy memilih lengan bawah sebagai tempatnya, dan diam meletakkan cuff

sphygmomanometer yang dipompa sampai tekanan 40 mmhg di lengan atas untuk mengontol

tonus kapiler dan meningkatkan sensitivitas. Sensitivitas tes condong ke kemampuan untuk

mendeteksi abnormalitas yang melenceng dari batas. Semakin sensitive suatu tes, semakin

mampu untuk mendeteksi penyimpangan kecil dari normal.

Page 3: Dasar Teori BT

Daftar Pustaka

Ivy, A. C. Nelson, D. & Beecher, G. 2012. J. Lab. Clinical Medicine.

McKenzie, Shirlyn B. 2014. Clinical Laboratory Hematology. 3rd edition. Pearson

education.

G.K. & Pal, Pal, Pravati.2006. Textbook Of Practical Physiology. 2nd Editon. Orient

Blackswan

Iskandar, Riska Yuniarti. 2013. Bleeding Time.

https://alzyress.wordpress.com/2013/04/16/bleeding-time/ diakses pada tanggal 11

September 2015