dasar k3 tekanan panas

19
DASAR K3 TEKANAN PANAS 1. PENGERTIAN Tekanan panas diartikan sebagai jumlah beban panas yang merupakan hasil dari kegiatan (pelaksanan pekerjaan) tenaga kerja dan kondisi lingkungan dimana tenaga kerja tersebut bekerja. 2. Tujuan pengujian Untuk mengetahui tingkat tekanan panas yang diterima tenaga kerja yang terpapar, agar segera dapat dilakukn langkah-langkah pengendalian, dengan teknologi pengendalian. 3. Standard (peraturan) Menurut keputusan menteri tenaga kerja no 51/MEN/1999 NILAI AMBANG BATAS IKLIM KERJA INDEKS SUHU BASAH DAN BOLA (ISBB) YANG DIPERKENANKAN Pengaturan waktu kerja setiap jam ISBB ( 0 C) Beban Kerja Waktu kerja Waktu Istirahat Ringan Sedang Berat Bekerja terus menerus (8 jam perhari) 25% istirahat 30,0 30,6 31,4 26,7 28,0 29,4 25,0 25,9 27,9

Upload: idanadia

Post on 25-Oct-2015

463 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: DASAR K3 Tekanan Panas

DASAR K3

TEKANAN PANAS

1. PENGERTIAN

Tekanan panas diartikan sebagai jumlah beban panas yang merupakan hasil dari

kegiatan (pelaksanan pekerjaan) tenaga kerja dan kondisi lingkungan dimana tenaga

kerja tersebut bekerja.

2. Tujuan pengujian

Untuk mengetahui tingkat tekanan panas yang diterima tenaga kerja yang terpapar,

agar segera dapat dilakukn langkah-langkah pengendalian, dengan teknologi

pengendalian.

3. Standard (peraturan)

Menurut keputusan menteri tenaga kerja no 51/MEN/1999

NILAI AMBANG BATAS IKLIM KERJA

INDEKS SUHU BASAH DAN BOLA (ISBB) YANG DIPERKENANKAN

Pengaturan waktu kerja setiap jam

ISBB

(0C)

Beban Kerja

Waktu kerja Waktu Istirahat Ringan Sedang Berat

Bekerja terus menerus

(8 jam perhari)

75% kerja

50% kerja

25% kerja

25% istirahat

50% istirahat

75% istirahat

30,0

30,6

31,4

32,2

26,7

28,0

29,4

31,1

25,0

25,9

27,9

30,0

Indeks suhu basah dan suhu bola untuk diluar ruangan dengan ukuran panas radiasi:

ISBB : 0,7 suhu basah alami + 0,2 suhu bola + 0,1 suhu kering

Indeks suhu basah dan suhu bola untuk didalam atau diluar ruangan tanpa panas

radiasi: ISBB = 0,7 suhu basah alami + 0,3 suhu bola

Page 2: DASAR K3 Tekanan Panas

Catatan :

Beban kerja ringan membutuhkan kalori 100 - 200 kilo kalori/jam

Beban kerja sedang membutuhkan kalori > 200 – 350 kilo kalori/jam

Beban kerja berat membutuhkan kalori > 350 – 500 kilo kalori/jam

STANDART, PROSEDUR DAN REKOMENDASI

Standart, dan prosedur serta rekomensai iklim kerja panas di tempat kerja,

ditetapkan berdasarkan :

– Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.PER.

13/MEN/X/2011, tentang NAB (Nilai Ambang Batas) Faktor Fisika dan Kimia

di Tempat Kerja.

– Threshold Limit Value (TLV) American Conference of Govermental

Industrial Hygienists (ACGIH ,2012)

Di Indonesia mengenai kegiatan kerja di industri yang dapat menimbulkan iklim

kerja panas, diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

No.PER. 13/MEN/X/2011.

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.PER.

13/MEN/X/2011, tentang NAB (Nilai Ambang Batas) Faktor Fisika dan Kimia di

Tempat Kerja Lampiran -1, Nomor 1. Nilai Ambang Batas Iklim Kerja Indeks Suhu

Basa dan Bola (ISBB 0C)

Catatan ,

– Beban kerja ringan membutuhkan kalori 200 Kilo kalori/jam

– Beban kerja sedang membutuhkan kalori lebih dari 200 sampai dengan

kurang 350 Kilo kalori/jam

– Beban kerja berat membutuhkan kalori lebih dari 350 sampai dengan kurang

Page 3: DASAR K3 Tekanan Panas

500 Kilo kalori/jam

Menurut Threshold Limit Value (TLV) American Conference of Govermental

Industrial Hygienists (ACGIH,2012), standar temperatur lingkungan kerja, seperti

pada dibawah ini

Sedangkan menurut Zenz,C (1994), menyusun rekomendasi Nilai Ambang

Batas Iklim Kerja Indeks Suhu Basa dan Bola (ISBB 0C) berdasarkan TLV- ACGIH,

seperti tabel dibawah ini

J.M. Harrington & F.S. Gill (1997), menyusun rekomendasi Nilai Ambang Batas Indeks

Suhu Basa dan Bola (ISBB) atau Wet Bulb Globe Temprature (WBGT), seperti tabel

dibawah ini.

Catatan ,

Beban kerja ringan membutuhkan kalori : 100 – 200 Kkal/jam

Beban kerja sedang membutuhkan kalori : > 200 - 350 Kkal/jam

Beban kerja berat membutuhkan kalori : >350 - 500 Kkal/jam

Page 4: DASAR K3 Tekanan Panas

NAB (Nilai Ambang Batas) ini membatasi pemaparan panas lingkungan kerja 8 jam

per-hari terhadap tenaga kerja dengan mempertimbangkan katagori beban kerja

dan pembagian waktu kerja –istirahat.

4. PENGARUH TEKANAN PANAS PADA MANUSIA

Paparan Tekanan Panas Terhadap Efek Kesehatan (Heat Strain)

Untuk itu potensi bahaya yang terdapat di lingkungan kerja dan mendapat perhatian khusus

adalah tekanan panas. Tekanan panas berlebih di tubuh baik akibat proses metabolisme tubuh

maupun paparan panas dari lingkungan kerja dapat menimbulkan masalah kesehatan (heat

strain) dari yang sangat ringan seperti heat rash, heat syncope, heat cramps, heat exhaustion

hingga yang serius yaitu heat stroke.

Heat rash

Merupakan gejala awal dari yang berpotensi menimbulkan penyakit akibat tekanan panas.

Penyakit ini berkaitan dengan panas, kondisi lembab dimana keringat tidak mampu menguap

dari kulit dan pakaian. Penyakit ini mungkin terjadi pada sebagaian kecil area kulit atau

bagian tubuh. Meskipun telah diobati pada area yang sakit produksi keringat tidak akan

kembali normal untuk 4 sampai 6 minggu.

Heat syncope

Adalah ganggunan induksi panas yang lebih serius. Ciri dari gangguan ini adalah pening dan

pingsan akibat berada dalam lingkungan panas pada waktu yang cukup lama.

Heat cramp

Gejala dari penyakit ini adalah rasa nyeri dan kejang pada kakai, tangan dan abdomen dan

banyak mengeluarkan keringat. Hal ini disebabkan karena ketidak seimbangan cairan dan

garam selama melakukan kerja fisik yang berat di lingkungan yang panas

Heat exhaustion

Diakibatkan oleh berkurangnya cairan tubuh atau volume darah. Kondisi ini terjadi jika

jumlah air yang dikeluarkan seperti keringat melebihi dari air yang diminum selama terkena

Page 5: DASAR K3 Tekanan Panas

panas. Gejalanya adalah keringat sangat banyak, kulit pucat, lemah, pening, mual, pernapasan

pendek dan cepat, pusing dan pingsan. Suhu tubuh antara (37°C - 40°C)

Heat stroke,

Adalah penyakit gangguan panas yang mengancam nyawa yang terkait dengan pekerjaan

pada kondisi sangat panas dan lembab. Penyakit ini dapat menyebabkan koma dan kematian.

Gejala dari penyakit ini adalah detak jantung cepat, suhu tubuh tinggi 400 C atau lebih, panas,

kulit kering dan tampak kebiruan atau kemerahan, Tidak ada keringat di tubuh korban,

pening, menggigil, muak, pusing, kebingungan mental dan pingsan.

Multiorgan-dysfunction syndrome Continuum.

Adalah rangkaian sindrom/gangguan yang terjadi pada lebih dari satu/sebagian anggota tubuh

akibat heat stroke, trauma dan lainnya. Penyakit lain yang bias timbul adalah penyakit

jantung, tekanan darah tinggi, gangguan ginjal dan gangguan psikiatri. (Climate Change and

Health Office Safe Environments Programme Health Canada, 2006). Penyakit akibat terpapar

panas ini diakibatkan karena naik/turunnya suhu tubuh. Suhu normal tubuh berkisar anatara

37-380C (99 – 1000 F) (NCDOOL, 2001).

Ruam panas (prickly heat)

Dapat terjadi dilingkungan panas, lembab dimanakeringat tidak dapat dengan mudah

menguap dari kulit. Keadaan ini dapatmengakibatkan ruam yang dalam beberapa kasus

menyebabkan rasa sakityang hebat. Prosedur untuk mencegah atau memperkecil kondisi ini

adalahberistirahat berulang kali ditempat yang dingin dan mandi secara teratur

untuk memastikan dengan seksama kekeringan pada kulit.  

Kelelahan

Orang bekerja maksimal 40 jam/minggu atau 8 jam sehari. Setelah4 jam kerja seseorang

harus istirahat, karena terjadi penurunan kadar guladalam darah. Tenaga kerja akan merasa

cepat lelah karena pengaruhlingkungan kerja yang tidak nyaman akibat tekanan panas. Cara

yang terbaik mengatasi kondisi ini dengan memindahkan pasien ketempat dingin,memberikan

kompres dingin, kaki dimiringkan keatas dan diberi banyak minum.

Page 6: DASAR K3 Tekanan Panas

5. Evaluasi dan Monitoring Bahaya

a) Mengukur Suhu Inti (Suhu Tubuh bagian Dalam) dari Tenaga Kerja

Caranya dengan mengukur suhu oral. Suhu oral dapat diukur dengan menggunakan

thermometer air raksa biasa atau dengan thermometer elektronik. Tenaga kerja yang akan

diukur suhu oralnya tidak diperkenankan makan atau minum 15 menit sebelum diukur

suhunya, dan tenaga kerja harus menutup mulutnya selama pengukuran.

Suhu inti diperkirakan = nilai hasil pengukuran ditambah dengan 1oF atau 0,5oC. Bila suhu

inti di atas 100,4oF atau di atas 38oC, maka dapat disimpulkan bahwa tekanan panas di

lingkungan tempat kerja tersebut cukup tinggi. Oleh karenanya perlu evaluasi terhadap

lingkungan tempat kerja lebih lanjut.

b) Pengukuran Denyut Nadi Tenaga Kerja

Untuk pengukuran saat pemulihan denyut nadi menjadi normal kembali, maka tenaga kerja

harus berhenti bekerja atau dilakukan saat putaran kerja berakhir dan duduk istirahat. Nadi

diukur (dihitung) setelah 1 menit duduk istirahat, hasilnya denyut nadi harus di bawah 110

denyut/menit. Atau dengan cara lain ialah denyut nadi diukur setelah pekerja istirahat selama

3 menit pertama, dan hasilnya haruss dibawah 90 denyut/menit. Bila denyut nadi tenaga kerja

lebih tinggi dari hasil yang diperoleh dengan kedua cara pengukuran tersebut diatas, maka

dapat disimpulkan bahwa tekanan panas di lingkungan kerja mungkin telah berlebihan, dan

oleh sebab itu perlu dilakukan evaluasi terhadap lingkungan tempat kerja.

c) Pemantauan terhadap Dehidrasi

Dehidrasi dapat dilakukan dengan mencatat perubahan berat badan pada saat akan mulai

bekerja dan pada akhir kerja. Bila terjadi penurunan berat badan lebih dari 1,5%, maka telah

terjadi dehidrasi yang berlebihan, sehingga disarankan untuk melakukan evaluasi terhadap

lingkungan tempat kerja.

d) Mengukur Suhu Efektif

Untuk mendapatkan suhu efektif dapat melakukan pengukuran suhu kering dan suhu basah

dengan alat psychrometer dan dengan menggunakan psychrometric chart maka dapat

diperoleh besarnya kelembaban. Apabila kecepatan gerak udara telah diketahui, maka suhu

efektif dapat diperoleh dari perpotongan antara garis yang menghubungkan suhu kering dan

Page 7: DASAR K3 Tekanan Panas

suhu basah dengan garis gerak cepat udara. Misalnya di dalam suatu ruangan, dari hasil

pengukuran diketahui bahwa nilai suhu kering = 70oF dan suhu basah = 55oF. Dengan

menggunakan psychromtric maka dapat dicari besarnya kelembaban udara di dalam ruangan

tersebut. Jika di dalam ruangan tersebut ada sumber panaas dan memancarkan panas radiasi,

maka besarnya suhu efektif akan dipengaruhi oleh adanya panas radiasi dari sumber tersebut.

Oleh karenanya besarnya suhu eefektif harus dikoreksi.

e) Index Suhu Basah dan Bola

Batas pemaparan yang diperkenankan didasarkan atas perumpamaan bahwa harga ISBB dari

tempat istirahat adalah sama sangat dekat dengan tempat kerja. Apabila tempat isntirahat

menggunakan AC atau keadaan iklim kerja harga ISBB adalah 24oC, waktu istirahat yang

diperkenankan dapat direduksi 25%. Batas pemaparan yang diperbolehkan untuk bekerja

untuk bekerja secara terus menerus dapat dipakai dimana ad suatu “work-rest regimen” atau

putaran kerja dan istirahat dari 5 hari kerrja setiap minggunya dengan 8 jam kerja setiap

harinya dengan istirahat agak lama atau makan siang ±30 menit.

6. Cara penggunaan

Thermometer basah yang dibalut katun pada lambungnya dibasahi dengan air suling

(aquades) kemudian kipas diputar, air raksa pada kolom termometer basah akan turun. Pada

saat penurunan air raksa mencapai posisi terendah yang menandahkan terjadinya

keseimbangan antara tekanan parsial uap air pada permukaan katun dan tekanan uap air

lingkungan, suhu basa dibaca, kemudian diikuti dengan pembacaan suhu kering pada

thermometer kering .

Pengukuran tersebut diulang 3 – 5 kali, nilai suhu basah (SB) dan suhu kering (SK) masing-

masing adalah nilai rata-rata. Selanjutnya kelembaban relative (RH) dapat diperoleh dengan

bantuan monogram, atau dengan menggunakan psychorometric chart berdasarkan suhu basa

dan suhu kering ( grafik gambar 8.3)

Page 8: DASAR K3 Tekanan Panas

yang bagian bawahnya selalu terendam air suling yang ditempatkan didalam tabung yang

mempunyai isi 125 ml (seperti gambar.8.4.)

Cara penggunannya ;

Peralatan yang sudah dirangkai dipaparkan pada lingkungan yang akan diukur selama 30 -60

menit, kemudian air raksa pada kolom dibaca sebagai suhu basah alami (SBA)

c. Thermometer Globe/Bola

Page 9: DASAR K3 Tekanan Panas

Thermometer Globe/Bola, adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu bola/globe, alat

ini terdiri dari bola berongga dengan diameter 15 cm dibuat dari tembaga serta termometer

gelas yang dalam rangkaiannya menempatkan lambung pada titik pusat bola tersebut, (seperti

gambar 8.5)

Cara penggunannya ;

Alat yang telah dirangkai, kemudian dipaparkan pada tempat kerja yang akan diukur

pemaparan selama 20-30menit, kemudian air raksa pada kolom thermometer dibaca selama

suhu globe/bola

d. Kata thermometer

Untuk mengukur kecepatan udara di lingkungan kerja digunakan grafik kata thermometer

chart, standard BSI (Britis Standard, BS 3276, 1960, atau menggunkan grafik effective

temperature, seperti terlihat pada grafik

gambar.8.6

Page 10: DASAR K3 Tekanan Panas

Pada saat ini peralatan untuk mengukur temperatur pada lingkungan kerja sudah berkembang

sesuai tuntutan kebutuhan teknologi dan mampu mengukur berbagai indicator (misalnya,

suhu kering, suhu basah alami, suhu bola, indeks suhu basa dan bola, suhu radiasi, dan

kelembaban) secara terintegrasi dalam satu alat atau instrument, seperti terlihat pada

gambar.5.36,

Pendekatan Cara Penilaian

Ada beberapa parameter yang digunakan untuk menilai tingkat tekanan panas, setiap

parameter mempunyai kelebihan dan kekurangan untuk memilih panas, setiap parameter

mempunyai kelebihan dan kekurangan untuk memilih parameter yang sesuai, disamping

harus mempelajari teori terutama faktor-faktor yang sudah diperhitungkan didalamnya, juga

Page 11: DASAR K3 Tekanan Panas

perlu pengalaman dalam penerapan dilapangan berdasarkan hal tersebut di pilih Indeks Suhu

Basah dan Bola (ISBB). Perhitungan Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) menggunakan

rumus atau dengan membaca monogram yang tersedia, namun kebanyakan para praktisi

menggunakan rumus.

1. Rumus dasar Indeks Suhu Basa dan Bola (ISBB) atau Wet Bulb Globe

Temprature (WBGT)

Tekanan panas dipengaruhi oleh tingkat radiasi, sehingga dalam perhitungan ada dua jenis

rumus Indeks Suhu Basa dan Bola (ISBB) atau Wet Bulb Globe Temprature (WBGT), yaitu :

a. Rumus Yang di Gunakan Dalam Outdoor

Yaitu dengan memperhitungkan radiasi sinar matahari (outdoor), umumnya pengukuran

dilakukan diluar gedung, rumus tersebut adalah sebagai berikut :

ISBB = 0,7 SBA + 0,2 SG + 0,1 SK

b. Rumus Yang di Gunakan Dalam Gedung (indoor)

Rumusnya adalah sebagai berikut :

ISBB = 0,7 SBA + 0,3 SG

Keterangan :

ISBB = Indeks Suhu Basa dan Bola, dalam 0C (derajat celcius)

SBA = Suhu Basa Alami, dalam 0C (derajat celcius)

SG = Suhu Globe/Bola, dalam 0C (derajat celcius)

SK = Suhu Kering, dalam 0C (derajat celcius)

2. Rumus Yang di Kembangan Berdasarkan Perpindahan Lokasi Kerja

Adanya pekerja selamabekerja terpapar pada tingkat tekanan panas yang berbedabeda, karena

harus berpindah lokasi kerja selama jam kerja. Maka ditetapkan tingkat tekana panas rata-rata

yang diterima pekerja selama jamkerja (ISBB, ratarata), rumusnya sebagai berikut :

Page 12: DASAR K3 Tekanan Panas

Keterangan,

ISBB rata-rata = tingkat tekanan panas yang diterima rata-rata selama waktu tertentu .

ISBB1 = tingkat tekanan panas pada lokasi - 1

ISBB2 = tingkat tekanan panas pada lokasi - 2

ISBBn = tingkat tekanan panas pada lokasi - n

t1 = lama waktu pemaparan pada lokasi - 1

t2 = lama waktu pemaparan pada lokasi - 2

tn = lama waktu pemaparan pada lokasi - n

3. Pengukuran Tingkat Aktivitas

Penilain beban kerja berdasarkan ,

(i) jenis kerja , dan

(ii) posisi kerja dan pergerakan,

lihat pada table.8.7, dan table. 8.8

Page 13: DASAR K3 Tekanan Panas

7. Pengendalian terhadap tekanan panas

Rekomendasi untuk perusahaan

Pengusaha harus mengambil langkah-langkah berikut untuk melindungi pekerja dari bahaya

tekanan panas:

1. Membuat jadwal shif bagi pekerja

2. Mengurangi tuntutan fisik pekerja.

3. Menyediakan air untuk pekerja.

4. Hindari alkohol, dan minuman dengan kafein dalam jumlah besar atau gula.

5. Menyediakan waktu istirahat 

6. Menyediakan area yang baik atau nyaman  untuk digunakan selama periode istirahat.

7. Memantau pekerja yang beresiko tekanan panas.

8. Menyediakan  pelatihan head stres yang meliputi informasi tentang:

risiko pekerja

Pentingnya pemantauan diri sendiri dan rekan kerja 

Perlengkapan pelindung pribadi

Rekomendasi untuk Pekerja

Page 14: DASAR K3 Tekanan Panas

Pekerja harus menghindari paparan panas yang ekstrim, paparan sinar matahari, dan

kelembaban yang tinggi bila memungkinkan.Ketika eksposur tersebut tidak dapat

dihindari, pekerja harus mengambil langkah-langkah berikut untuk mencegah stres panas:

1. Kenakan berwarna terang, longgar, pakaian yang dapat menyerap keringat

2. Hindari pakaian sintetis (karet).

3. Memilih tempat ostirahat yang teduh atau daerah dingin bila memungkinkan.

4. Banyak mengkonsumsi air.  Sekitar 1 cangkir setiap 15-20 menit.

5. Hindari alkohol, dan minuman dengan kafein dalam jumlah besaratau gula.

6. Sadarilah tentang pemakaian APD dapat meminimalisir dampak dari tekanan panas.

7. Memantau kondisi fisik anda dan rekan kerja anda secara berkala.