dasar - dasar manajemen - wewenang dan delegasi wewenang

15
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai seorang manajer sebuah perusahaan atau organisasi dituntut kemampuannya untuk mengelola perusahaan ataupun organisasi dengan baik agar tujuan dapat tercapai secara efektif. Untuk mewujudkannya diperlukan kemampuan dalam mendelegasikan wewenang kepada setiap organ di perusahaan atau organisasi. Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. Wewenang ini merupakan hasil delegasi atau pelimpahan wewenang dari posisi atasan ke bawahan dalam organisasi. Bila seorang atasan tidak mau mendelegasikan wewenang, maka sesungguhnya organisasi itu tidak butuh siapa-siapa selain dia sendiri. Bila atasan menghadapi banyak pekerjaan yang tak dapat dilaksanakan oleh satu orang, maka ia perlu melakukan delegasi. Pendelegasian juga dilakukan agar manajer dapat mengembangkan bawahan sehingga lebih memperkuat organisasi, terutama di saat terjadi perubahan susunan manajemen. 1

Upload: indri-novita

Post on 28-Dec-2015

145 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Dasar - Dasar Manajemen - Wewenang dan Delegasi Wewenang

TRANSCRIPT

Page 1: Dasar - Dasar Manajemen - Wewenang dan Delegasi Wewenang

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai seorang manajer sebuah perusahaan atau organisasi dituntut

kemampuannya untuk mengelola perusahaan ataupun organisasi dengan baik agar

tujuan dapat tercapai secara efektif. Untuk mewujudkannya diperlukan kemampuan

dalam mendelegasikan wewenang kepada setiap organ di perusahaan atau

organisasi. Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau

memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai

tujuan tertentu. Wewenang ini merupakan hasil delegasi atau pelimpahan wewenang

dari posisi atasan ke bawahan dalam organisasi.

Bila seorang atasan tidak mau mendelegasikan wewenang, maka

sesungguhnya organisasi itu tidak butuh siapa-siapa selain dia sendiri. Bila atasan

menghadapi banyak pekerjaan yang tak dapat dilaksanakan oleh satu orang, maka ia

perlu melakukan delegasi. Pendelegasian juga dilakukan agar manajer dapat

mengembangkan bawahan sehingga lebih memperkuat organisasi, terutama di saat

terjadi perubahan susunan manajemen.

1

Page 2: Dasar - Dasar Manajemen - Wewenang dan Delegasi Wewenang

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Wewenang

Di dalam fungsi pengorganisasian, seorang atasan berdasarkan posisinya

mempunyai hak ataupun wewenang untuk menjalankan atau memberikan perintah

kepada bawahannya untuk menjalankan wewenangnya.  Menurut Louis A. Allen,

wewenang adalah sejumlah kekuasaan (powers) dan hak (rights) yang didelegasikan

pada suatu jabatan. Sedangkan menurut G. R. Terry, wewenang merupakan

kekuasaan resmi dan kekuasaan pejabat untuk menyuruh pihak lain, supaya

bertindak dan taat kepada pihak yang memiliki wewenang itu.

Wewenang (authority) merupakan dasar untuk bertindak, berbuat, dan

melakukan kegiatan/aktivitas dalam suatu perusahaan. Tanpa wewenang orang –

orang dalam perusahaan tidak dapat berbuat apa – apa. Dalam authority selalu

terdapat power dan right, tetapi dalam power belum tentu terdapat authority and

right. Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah

orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan

tertentu. Wewenang ini merupakan hasil delegasi atau pelimpahan wewenang dari

posisi atasan ke bawahan dalam organisasi.

Penggunaan wewenang secara bijaksana merupakan faktor kritis bagi

efektivitas organisasi. Peranan pokok wewenang dalam fungsi pengorganisasian,

wewenang dan kekuasaan sebagai metoda formal, dimana manajer

menggunakannya untuk mencapai tujuan individu maupun organisasi. Wewenang

formal tersebut harus di dukung juga dengan dasar-dasar kekuasaan dan pengaruh

informal. Manajer perlu menggunakan lebih dari wewenang resminya untuk

mendapatkan kerjasama dengan bawahan mereka, selain juga tergantung pada

kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman dan kepemimpinan mereka.

2

Page 3: Dasar - Dasar Manajemen - Wewenang dan Delegasi Wewenang

2.2 Sumber Wewenang

Ada dua pandangan yang saling berlawanan mengenai sumber wewenang

yaitu :

Teori Formal (classical view)

Wewenang adalah dianugrahkan. Wewenang ada karena seseorang

tersebut diberi, dilimpahi atau diwarisi hal tersebut. Pandangan ini menganggap

bahwa wewenang berasal dari tingkat masyarakat yang sangat tinggi dan

kemudian secara hukum diturunkan dari tingkat ke tingkat. Pendangan klasik ini

menelusuri sumber tertinggi dari wewenang ke atas sampai sumber terakhir, di

mana untuk organisasi perusahaan adalah pemilik atau pemegang saham

Teori Penerimaan (acceptance theory of authority)

Pandangan ini dimulai dengan pengamatan bahwa tidak semua perintah

dipatuhi oleh penerima perintah. Wewenang seseorang timbul hanya bila hal itu

diterima oleh kelompok atau individu kepada siapa wewenang tersebut

dijalankan. Pandangan ini menyatakan kunci dasar wewenang oleh yang

dipengaruhi (influencee) bukan yang mempengaruhi (influencer). Jadi,

wewenang tergantung pada penerima (receiver), yang memutuskan untuk

menerima atau menolak.

Chester Barnard, menyatakan bahwa seseorang akan bersedia menerima

komunikasi yang bersifat kewenangan hanya bila empat kondisi berikut dipenuhi

secara simultan:

1. memahami komunikasi tersebut

2. tidak menyimpang dari tujuan organisasi

3. tidak bertentangan dengan kebutuhan pribadi

4. mampu secara mental dan fisik untuk mengikutinya

Dengan adanya pandangan kedua (teori penerimaan), maka bagaimanupun

juga manajer perlu memperhatikan pandangan ini sebagai titik strategis.  Manajer

untuk menjadi efektif akan sangat tergantung pada penerimaan wewenang oleh para

bawahan. Agar wewenang yang dimiliki oleh seseorang dapat di taati oleh bawahan

3

Page 4: Dasar - Dasar Manajemen - Wewenang dan Delegasi Wewenang

maka di perlukan adanya kekuasaan (power), tanggung jawab dan akuntabilitas, dan

pengaruh (influence).

2.3 Pengertian Kekuasaan

Kekuasaan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain untuk mencapai

sesuatu dengan cara yang diinginkan. Studi tentang kekuasaan dan dampaknya

merupakan hal yang penting dalam manajemen. Karena kekuasaan merupakan

kemampuan mempengaruhi orang lain, maka mungkin sekali setiap interaksi dan

hubungan sosial dalam suatu organisasi melibatkan penggunaan kekuasaan. Cara

pengendalian unit organisasi dan individu didalamnya berkaitan dengan penggunaan

kekuasaan.

Kekuasaan manager yang menginginkan peningkatan jumlah penjualan adalah

kemampuan untuk meningkatkan penjualan itu. Kekuasaan melibatkan hubungan

antara dua orang atau lebih. Dikatakan A mempunyai kekuasaan atas B, jika A dapat

menyebabkan B melakukan sesuatu dimana B tidak ada pilihan kecuali

melakukannya. Kekuasaan selalu melibatkan interaksi sosial antara beberapa pihak

lebih dari satu pihak. Dengan demikian seseorang individu atau kelompok yang

terisolasi tidak dapat memiliki kekuasaan karena kekuasaan harus dilaksanakan atau

mempunyai potensi untuk dilaksanakan oleh orang lain atau kelompok lain.

Biasanya wewenang sering dicampuradukan dengan kekuasaan (power). 

Meskipun kekuasaan dan wewenang sering ditemui bersama, namun keduanya

berbeda.  Wewenang adalah hak untuk melakukan sesuatu, kekuasaan adalah

kemampuan untuk melakukan hak tersebut. Wewenang tanpa kekuasaan atau

kekuasaan tanpa wewenang  akan menyebabkan konflik dalam organisasi.

Seorang pemimpin yang berpengaruh (dapat mempengaruhi perilaku) adalah

karena hasil kekuasaan posisi jabatan/kedudukan (position power) atau karena

kekuasaan pribadi (personal power) ataupun kombinasi dari keduanya. Kekuasaan

posisi (position power) didapat dari wewenang formal suatu organisasi, besarnya

kekuasaan tergantung seberapa besar wewenang didelegasikan kepada individu yang

menduduki posisi tersebut. Kekuasaan posisi akan semakin besar bila atasan telah

mempercayai individu itu. Kekuasaan pribadi (personal power) didapatkan dari para

pengikut dan didasarkan atas seberapa besar para pengikut mengagumi, respek dan

merasa terikat pada seorang pemimpin.

4

Page 5: Dasar - Dasar Manajemen - Wewenang dan Delegasi Wewenang

2.4 Sumber Kekuasaan

Ada 6 sumber kekuasaan, empat pertama berhubungan dengan kekuasaan

posisi dan dua lain nya kekuasaan pribadi, sebagai berikut:

1. Kekuasaan balas jasa (reward power), berasal dari sejumlah balas jasa positif

(uang, perlindungan, perkembangan karier, dsb) yang diberikan kepada pihak

penerima untuk melaksanakan perintah atau persyaratan lainnya.

2. Kekuasaan paksaan (coercive power), berasal dari perkiraan yang dirasakan

orang bahwa hukuman (dipecat, ditegur, dsb) akan diterima bila mereka tidak

melaksanakan perintah pimpinan.

3. Kekuasaan sah (legimate power), berkembang dari nilai-nilai interen yang

mengemukakan bahwa seorang pimpinan mempunyai hak sah untuk

mempengaruhi bawahan.

4. Kekuasaan pengendalian informasi (control of information power), berasal dari

pengetahuan dimana orang lain tidak mempunyainya.  Cara ini digunakan

dengan pemberian atau penahanan informasi yang dibutuhkan.

5. Kekuasaan panutan (refrent power), didasarkan atas identifikasi orang-orang

dengan seorang pimpinan dan menjadikan pemimpin itu sebagai panutan atau

simbol.  Karisma pribadi, keberanian, simpatik, dan sifat-sifat lain adalah faktor-

faktor penting dalam kekuasaan panutan.

6. Kekuasaan ahli (expert power), hasil dari keakhlian atau ilmu pengetahuan

seorang pemimpin dalam bidangnya dimana pemimpin tersebut ingin

mempengaruhi orang lain.

2.5 Tanggung Jawab dan Akuntabilitas

Tanggung jawab (responsibiity) adalah kewajiban untuk melakukan sesuatu

yang timbul bila seseorang bawahan menerima wewenang manajer untuk

mendelegasikan tugas atau fungsi tertentu.  Tanggung jawab ini timbul karena

adanya hubungan antara atasan (delegator) dan bawahan (delegate), dimana atasan

mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada bawahan untuk dikerjakan.

Delegate harus benar – benar mempertanggungjawabkan wewenang yang

5

Page 6: Dasar - Dasar Manajemen - Wewenang dan Delegasi Wewenang

diterimanya kepada delegator. Wewenang sebenarnya mengalir dari atasan ke

bawahan, jika diadakan penyerahan (perintah) tugas, sedangkan tanggung jawab

merupakan kewajiban bawahan untuk melakukannya.

Istilah lain yang sering digunakan adalah akuntabilitas (accountability) yang

berkenaan dengan kenyataan bahwa bawahan akan selalu dimintakan

pertanggunganjawabnya atas pemenuhan tanggung jawab yang dilimpahkan

kepadanya.  Pemegang akuntabilitas berarti bahwa seorang atasan dapat

memberlakukan hukuman atau balas jasa kepadanya tergantung bagaimana dia

sebagai bawahan telah menjalankan tanggung jawabnya.

2.6 Persamaan Wewenang dan Tanggung Jawab

Prinsip organisasi mengatakan bahwa  individu-individu seharusnya diberikan

wewenang untuk melaksanakan tanggung jawabnya. Misalnya, bila seorang manajer

diberi tanggung jawab untuk mempertahankan produksi, maka dia harus diberi

kebebasan secukupnya untuk membuat keputusan-keputusan yang mempengaruhi

kapasitas produksi.  Persamaan tanggung jawab dan wewenang secara teoritik

adalah baik, namun sukar dicapai.  Ada yang berpendapat bahwa dalam jangka

panjang, wewenang dan tanggung jawab adalah sama.  Dalam jangka pendek

bagaimanapun juga tanggung jawab seorang manajer akan selalu lebih besar dari

wewenangnya, karena ini merupakan ciri delegasi.

2.7 Pengaruh

Pengaruh (influence) adalah suatu transaksi sosial dimana seseorang atau

kelompok di bujuk oleh seorang atau kelompok lain untuk melakukan kegiatan

sesuai dengan harapan mereka yang mempengaruhi. Pengaruh tercermin pada

perubahan perilaku atau sikap yang diakibatkan secara langsung dari tindakan  atau

keteladanan orang atau kelompok lain. 

Pengaruh dapat dimbul karena status jabatan, kekuasaan mengawasi dan

menghukum, pemilikan informasi lebih lengkap ataupun penguasaan saluran

komunikasi yang lebih baik. Pengaruh tergantung pada 3 unsur yaitu pihak yang

mempengaruhi, metode mempengaruhi, dan pihak yang dipengaruhi.

6

Page 7: Dasar - Dasar Manajemen - Wewenang dan Delegasi Wewenang

2.8 Delegasi Wewenang

Delegasi adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab formal kepada

orang lain untuk melaksanakan kegiatan tertentu.  Delegasi wewenang adalah proses

dimana para manajer mengalokasikan wewenang ke bawah kepada orang-orang

yang melapor kepadanya. Empat kegiatan terjadi ketika delegasi dilakukan:

1) Pendelegasi menetapkan dan memberikan tujuan dan tugas kepada bawahan.

2) Pendelegasi melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan

atau tugas.

3) Penerimaan delegasi, baik implisit ataupun eksplisit, menimbulkan kewajibn atau

tanggung jawab.

4) Pendelegasi menerima pertanggungjawaban bawahan untuk hasil-hasil yang

dicapai.

Yang perlu disadari dari pendelegasian wewenang adalah di saat

mendelegasikan wewenang, manajer memberikan otoritas pada orang lain, namun

sebenarnya tidak kehilangan otoritas orisinilnya. Ini yang sering dikhawatirkan oleh

banyak orang. Manajer takut bila mereka melakukan delegasi, mereka kehilangan

wewenang, padahal tidak, karena tanggung jawab tetap berada pada sang atasan.

2.8.1 Alasan – alasan pendelegasian

Beberapa alasan yang mendasari manager mendelegasikan tugasnya kepada

orang lain (dalam hal ini pembagian kerja), yaitu:

1. Pendelegasian memungkinkan manajer untuk mencapai hasil yang lebih baik

dari pada mereka menangani sendiri.

2. Delegasi dari atasan kepada bawahan adalah proses yang diperlukan agar

organisasi dapat berfungsi lebih efisien.

3. Delegasi memungkinkan manajer untuk memusatkan tenaganya untuk tugas-

tugas prioritas yang lebih penting.

4. Delegasi memungkinkan bawahan untuk berkembang dan dapat digunakan alat

untuk belajar dari kesalahan.

5. Delegasi dibutuhkan karena manajer tidak selalu mempunyai semua

pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan dan tidak selalu

7

Page 8: Dasar - Dasar Manajemen - Wewenang dan Delegasi Wewenang

memahami masalah yang lebih terperinci. Sehingga dibutuhkan organ yang

serendah mungkin untuk menangani masalah yang makin rinci dimana terdapat

cukup kemampuan dan informasi untuk menyelesaikannya.

2.8.2 Delegasi Wewenang yang Efektif

Memutuskan pekerjaan mana yang akan didelegasikan, karena tidak semua

pekerjaan dapat didelegasikan

Memutuskan siapa yang akan memperoleh penugasan, dengan beberapa

pertimbangan yakni waktu yang dipunyai karyawan, kemampuan yang

dimiliki karyawan, dan kesempatan yang akan dimanfaatkan oleh karyawan

Mendelegasikan tugas, disertai dengan informasi dan pemberian wewenang

yang cukup dan bentuk hasil yang diharapkan

Menetapkan feedback, untuk memonitor kemajuan yang dicapai oleh bawahan.

Efektivitas delegasi merupakan faktor utama yang membedakan manajer

sukses dan yang tidak sukses. Beberapa teknik khusus untuk membantu manajer

melakukan delegasi dengan efektif:

a. Tetapkan tujuan

Bawahan harus diberitahu maksud dan pentingnya tugas-tugas yang

didelegasikan kepada mereka.

b. Tegaskan tanggung jawab dan wewenang

Bawahan harus diberikan informasi dengan jelas tentang apa yang harus mereka

pertanggung jawabkan dan bagian dari sumberdaya-sumberdaya organisasi mana

yang ditempatkan di bawah wewenangnya.

c. Berikan motivasi kepada bawahan

Manajer dapat memberikan dorongan bawahan melalui perhatian pada kebutuhan

dan tujuan mereka yang sensitif.

d. Meminta penyelesaian kerja

Manajer memberikan pedoman, bantuan dan informasi kepada bawahan,

sedangkan para bawahan harus  melaksanakan pekerjaan sesungguhnya yang

telah didelegasikan.

e. Berikan latihan

8

Page 9: Dasar - Dasar Manajemen - Wewenang dan Delegasi Wewenang

Manajer perlu mengarahkan bawahan untuk mengembangkan pelaksanaan

kerjanya.

f. Adakan pengawasan yang memadai

Sistem pengawasan yang terpercaya (seperti laporan mingguan) dibuat agar

manajer tidak perlu menghabiskan waktunya dengan memeriksa pekerjaan

bawahan terus menerus.

2.8.3 Keuntungan dan Halangan Delegasi Wewenang

Delegasi wewenang memungkinkan manajer menyelesaikan lebih banyak

pekerjaan daripada kalau semuanya dikerjakan sendiri. Kadang bawahan

mempunyai keahlian yang lebih dibandingkan dengan manajer untuk hal-hal

tertentu.

Beberapa manajer kadang enggan mendelegasikan wewenang karena:

Tidak yakin akan kemampuan bawahan

Keengganan seorang atasan/manajer untuk mendelegasikan wewenang

biasanya dikarenakan takut kalau tugas (tanggung jawab) gagal dikerjakan

dengan baik oleh orang lain. Ini perlu diatasi dengan mendorong manajer

untuk berani menanggung resiko. Hanya dengan berani menanggung

resikolah perusahaan akan mendapatkan manajer-manajer yang handal dan

berpengalaman.

Merasa mampu mengerjakan sendiri

Seringkali ada keinginan pada seseorang untuk melakukan suatu

pekerjaan itu sendiri. Mereka ingin merasakan kepuasan pribadi bila

mengerjakannya sendiri.

Tidak efisien untuk mengajari bawahannya melakukan tugas

Takut wewenangnya akan berkurang

Takut kalau bawahannya dapat melakukan tugas lebih baik dibandingkan

dirinya.

Karyawan kadang enggan menerima delegasi wewenang karena beberapa

alasan:

takut gagal

merasa tidak ada penghargaan untuk kerja yang akan dilakukannya

9

Page 10: Dasar - Dasar Manajemen - Wewenang dan Delegasi Wewenang

tidak mau menanggung risiko

semua risiko diserahkan atau ditanggung oleh manajer.

BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Pendelegasian wewenang merupakan sesuatu yang vital dalam organisasi.

Atasan perlu melakukan pendelegasian wewenang agar mereka bisa menjalankan

operasi manajemen dengan baik. Selain itu, pendelegasian wewenang adalah

konsekuensi logis dari semakin besarnya organisasi.

10