danisiregar · kok gitu? hm, saya rasa tidak begitu aneh. karena sebetulnya musik kartun itu tidak...

62
Kematian Entertainment DaniSiregar.com 1

Upload: vonguyet

Post on 02-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

1

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

2

Kata Pengantar────────────────────

Aslinya isi buku ini adalah curhatan saya yang hari demi hari merasa risih dengan

entertainment. Pada akhirnya, saya pun berniat untuk perlahan-lahan meninggalkan

entertainment. Alhamdulillah, sebagian besar dunia entertainment telah usai saya

tinggalkan.

Meski begitu, ada rasa gengsi juga ketika saya meninggalkan entertainment. Rasanya,

kayaknya saya nggak begitu harus meninggalkan entertainment. Tapi, tidak lama

kemudian, saya bertemu dengan materi-materi yang dibawakan oleh ustadz, motivator,

dan tokoh-tokoh yang sarat dengan ilmu. Setelah mempelajari materi-materi mereka,

spontanlah saya membuat keputusan yang bulat. Oke, selamat tinggal, entertainment!

Muncullah rasa bahagia pada diri ini. Dan telah lepas rasa kegalauan dari diri ini. Terasa

kebebasan hakiki karena telah usai memotong ikatan antara diri ini dengan

entertainment yang sepertinya telah mengambil kehidupan saya.

Sebagai tanda sayang, saya ingin berbagi apa-apa yang membuat saya bahagia, ke

saudara-saudara dan teman-teman saya. Supaya kita semua bisa sukses dan selamat

berjama’ah. Makanya, nanti terang-terangan disini saya memersuasi Anda untuk

meninggalkan entertainment.

Oh, iya. Saya ingetin Anda, bahwa EBook bisa saja mengalami revisi. Saya bakal selalu

update EBook ini jika ada kesempatan. So, pastikan saja Anda sudah terhubungan

dengan saya melalui social media. Karena saya beri update dari situ. Yakni akun social

media saya:

Web: www.DaniSiregar.com

Facebook: www.facebook.com/DaniSiregar.Blog

Twitter: @DaniSiregar

Google+: Dani Siregar

Pinterest: Dani Siregar

RSS: http://feeds.feedburner.com/DaniSiregar

Baiklah, sementara ini saja dulu. Silahkan langsung saja dinikmati.

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

3

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

4

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

5

Bagi Anda yang sudah sering membaca tulisan saya, pasti sudah tahu bahwa saya ini

orangnya suka lebih condong ke intuisi dulu baru ke logika. Dan keakuratannya itu

biasanya 90-an% benar. Modusnya 100% benar. Nah, niat untuk pensiun mendengar

lagu ini juga saya dapatkan dari intuisi saya.

Sebelum saya menceritakan kenapa saya ingin pensiun mendengar lagu, ada bagusnya

saya bercerita sejarah saya menyukai lagu dulu. Dan satu lagi, kali tulisan ini bisa

sangat menganggu Anda. Oleh karena itu sangat diharapkan kebijakan dari

Anda. No Sara.

Ketika masih kecil, saya sangat suka dengan musik-musik anak-anak yang biasa

dinyanyikan oleh Tasya, Joshua, dan lain-lain. Dan sampai SD pun teman-teman saya

ternyata juga suka dengan musik-musik cilik seperti itu. Kami sering menyanyikannya

bersama-sama. Saya selalu senang dan tersenyum-senyum saat menyanyikannya.

Kemudian, ketika kelas 3 atau 4 SD gitu, ketika saya dan beberapa teman lainnya

sedang menyanyikan lagu cilik, sebagian teman-teman saya yang di lain pihak itu

sedang menyanyikan lagu-lagu pop. Lagu cinta-cintaan gitu. Sebut saja seperti Peter

Pan, Sheila on Seven, dan lain-lain.

Lama-lama, teman untuk bernyanyi lagu cilik pun jadi ikutan menyanyikan lagu pop itu.

Sekilas saya murung dan berkata dalam hati, "Ih, nggak enak lagunya." Sempat juga

teman saya berkata, "Lagu kalian kayak lagu anak-anak!" Saya terus memprotes dalam

hati. Karena saya berpegang teguh bahwa itu bukan lagu yang baik. Lagunya pantang!

Begitu pikir saya dulu.

Lama-lama, ntah kapan dan ntah kenapa —saya benar-benar tidak ingat— saya jadi

ikut-ikutan suka lagu cinta-cintaan gitu. Lagu pop gitu. Dan yang sekarang saya

risihkan, ternyata saat itu pesan-pesan dari lirik lagu-lagu pop itu sudah berhasil masuk

ke pikiran bawah sadar. Sehingga? Sehingga saya mulai kepingin melakukan yang

namanya pacaran. Dan memang waktu itu sempat pacaran. Padahal, waktu itu saya

masih kelas 6 SD. Saya kira tidak ada motivasi lain untuk mendengarkan musik selain

karena enak. Iya, hanya karena enak. Itu saja.

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

6

Sebetulnya, dari kecil 'kan saya suka dengan yang namanya musik cilik dan musik

kartun dan soundtrack di acara super hero gitu. Nah, ketika hendak puber, saya jadi

beralih menyukai musik pop dan musik kartun serta super hero gitu. Memang

kegemaran terhadap musik cilik sudah hilang, tapi terhadap musik kartun

dan soundtrack musik super hero itu tetap ada. Jadilah saat puber itu saya menyukai

musik pop Indonesia dan musik kartun serta soundtrack super hero.

Kok gitu? Hm, saya rasa tidak begitu aneh. Karena sebetulnya musik kartun itu tidak

berbanding lurus dengan musik cilik. Justru musik kartun itu berbanding lurus dengan

musik pop Indonesia. Coba saja, lagu Digimon misalnya, Wada Kouji gitu, itu 'kan

aslinya band & musiknya juga disukai oleh remaja-remaja di Jepang saat itu. Dengan

kata lain, musik kartun itu musik pop di Jepang.

Sekitar kelas 2 SMP, kali itu saat saya sedang berproses untuk menjadi otaku. Iya,

soalnya disitu saya mulai mengikuti banyak cerita kartun. Dan saya juga baru tahu,

menyebutnya bukan kartun. Kalau dari Jepang gitu sebutannya anime untuk filmnya,

dan manga untuk komiknya. Dan soal soundtrack gitu sebut saja dengan J-Pop.

Nah, soal J-Pop, ini saya mulai semakin maniak ketika kelas 2 SMP itu. Sampai-sampai,

lagu pop Indonesia saya jarang update. Jadinya iya sedikit pula yang ada di komputer

saya saat itu. Saat itulah saya mulai mengenal banyak band J-Pop seperti Flow, Yui,

Ikimonogakari, Asian Kung-Fu Generation, Laruku, AAA, UVERWorld, Back On, Aqua

Timez, Wada Kouji, Kylee, +Plus, Funkist, Kanjani8, dan lain-lain dah.

Nah, setelah semakin update soal J-Pop, barulah saya memegang prinsip Anti Lagu Pop

Indonesia. Kali selain karena memang saya sudah tidak tertarik lagi dengan lagu pop

Indnoesia, saya juga sudah terpangaruh di komunitas otaku dan J-Pop Lovers yang

juga anti lagu pop Indonesia.

Teman-teman SMA saya itu pasti tahu benar, kalau di kelas, itu pasti saya selalu

menyanyikan lagu-lagu Jepang. Pun kalau ngidupin laptop, itu pasti yang diputar lagu-

lagu Jepang. Dan ketika laptop saya dicek pun isi lagunya adalah lagu-lagu Jepang

semua. Mereka paling tahu bahwa saat itu band favorit saya itu adalah Flow. Asal tahu

saja, video clip Flow saya saat itu lengkap. Mulai dari yang si Koshi botak sampai dia

sudah keriting gondrong dan memakai kaca mata. Baik yang dijadikan

soundtrack anime maupun yang tidak.

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

7

Flow —J-Pop Band—

Apalagi teman-teman saya di social media, tahu bener itu kalau saya sering buat

statusnya itu lirik-lirik lagu J-Pop. Bertahun-tahun begitu terus mah. Pun juga, saya

kerap mengenakan foto profil Koshi Flow, Take Flow, Kiyoe Ikimono Gakari, Yui

Yoshioka, dan masih banyak lagi sering dah pokoknya. Dan ini kejadiannya bukan

singkat. Mungkin ada sekitar 5 tahun saya seperti ini.

Nah, sekarang mari kita masuk ke inti pembahasan. Sekitar tamat SMA, saya merasa

risih dengan semua ini. Saya merasa risih dengan memiliki idola. Apalagi yang saya

idolakan itu orang kafir. Terus apa motivasi saya mengidolakan mereka? Hanya satu,

yaitu karena lagu-lagunya enak. Iyah, hanya kerena enak. Itu saja.

Pun, sebetulnya dari dulu itu, kata "idola" itu artinya berhala. Yakni gambar, patung,

dan lain-lain yang dijadikan Tuhan. Saya pun sangat terkejut ketika mengeceknya di

KBBI, ternyata benar. Dan suatu hari guru saya pun menjelaskan, memang betul itulah

arti dari kata idola sebenarnya. Hanya saja ntah kapan dan kenapa

sekarang meaningnya jadi berbeda.

Jadi itu tadi satu alasan saya kenapa saya ingin pensiun dari penikmat musik. Karena

saya risih untuk harus mengidolakan mereka. Risih terlalu mencintai mereka. Karena

saya merasa diri saya ini konyol. Dan begitu bodoh. Terlalu memuja-muja musik. Dan

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

8

tidak jarang perdebatan dan kebencian terjadi kepada saya dan di sekitar saya hanya

karena membela-belain musik sendiri serta merendahkan musik orang lain.

Padahal Rasulullah berpesan bahwa kelak di akhirat kita akan dibangkitkan dengan

orang-orang yang kita cintai. Hm, jujur saja, dulu itu saya terlalu mencintai artis-artis

itu. Dan saya sangat-sangat tidak mau jika harus dibangkitkan dengan mereka di

akhirat nanti. Hii!

Kemudian, alasan kedua, bagi saya, musik itu tidak memberikan manfaat kepada saya.

Hanya dua hal yang terjadi ke saya karena musik, satu, tidak ada, dua, minus. Kenapa

minus? Terutama soal waktu, terkadang, sebelum bekerja, saya kerap memilih-milih

musik apa yang hendak saya dengar, dan itu telah menyita 20 detik saya. Padahal, 20

detik di setiap menit dalam satu jam itu sama dengan 20 menit. Itu berarti musik itu

telah menghanguskan 1/3 jam di setiap satu jam saya dalam satu hari kehidupan saya.

Saya rasa bakal banyak yang membantah 2 alasan saya di atas. Iya terserah saja, saya

tidak memberikan paksaan bagi Anda untuk melakoninya. Tidak perlu ada perdebatan.

Anda menuliskan nikmatnya mendengar musik, tapi saya tidak mengomentari tulisan

Anda. Begitu pula jika saya menuliskan buruknya mendengar musik, Anda tidak harus

mengomentarinya juga.

Nah, karena memang 2 alasan di atas boleh-boleh saja dibantah, namun alasan yang

ketiga inilah yang sangat solid. Alasan terkuat saya kenapa saya ingin pensiun

mendengar musik. Yakni, saya risih jika pikiran bawah sadar saya terus menerus

diserang seperti itu. Musik itu pengantar pesan yang sangat sangat sangat efektif. Pas

pula sebagian musik yang biasa populer itu erat kaitannya dengan satanisme.

Mayoritasnya musik barat.

Oh iya, sebelumnya saya sampaikan, alhamdulillah, sejak kecil sampai sekarang saya

tidak pernah suka dengan yang namanya musik barat. Paling pernah sekali saya suka

dengan satu lagu Jason Mraz, make itu mine. Selain itu tidak ada. Ini juga kata intuisi

saya.

Yang anehnya begini. Banyak orang yang mengikuti apa-apa yang diajarkan oleh

musik-musik tadi itu tanpa penuh kesadaran maupun pemahaman. Iya, tanpa penuh

kesadaran maupun pemahaman. Musik itu bahasa. Metode untuk berkomunikasi, untuk

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

9

mengatur, untuk mendidik, dan untuk mengarahkan yang begitu efektif. Musik itu

sangat-sangat efektif untuk menyampaikan pesan. Karena bakal lengket bener di

pikiran.

Meskipun kita tidak tahu apa yang disampaikannya, tapi pikiran bawah sadar akan

terus berusaha untuk membongkar pesan-pesan yang terkandung di dalamnya. Saya

kerap melihat arti-arti dari beberapa lirik lagu barat, dan benar ternyata banyak

mengajarkan kekerasan dan seks. Yang parahnya lagi, kerap diajarkan untuk memuja

si mata satu, mata hari, tanduk, sihir, burung, api dan sebagainya.

Selain musik barat, kadang musik selain barat pun juga kerap mengajarkan yang tidak

bagus. Contoh liriknya mirip begini, "Semuanya sudah rusak. Tidak ada lagi harapan.

Tidak lagi seperti kemarin. Kau pria yang salah. Kau wanita yang salah. Kau telah sakiti

aku. Tidak ada gunanya aku mencoba. Aku tak bisa. Aku gagal. Aku sengsara. Aku

salah. Kuakui aku bodoh." Dan sebagainya pokoknya yang pesimis-pesimis!

Padahal PESIMIS itu singkatan dari PEnyakit SI MISkin. Bukan hartanya yang miskin,

tapi mentalnya yang miskin! Ini lirik konkrit banget untuk mengajarkan orang rajin

meratap dan menggalau. Kenapa? Karena kita sibuk didoktrin untuk super-duper fokus

hanya kepada kesalahan-kesalahan yang kerap dilakukan. Tanpa diberitahu apa solusi

dan hikmahnya. Sehingga menyebabkan kita minderan dan pesimis.

Saya kenal persis, dengan orang-orang yang kerap mendengar lagu-lagu cengeng

seperti itu. Banyak teman dekat saya yang seperti itu. Mereka paling rajin untuk

pesimis. Asal saya menunjukkan suatu peluang, sesuatu yang bisa mendorong, namun

mereka malah pesimis merespon. "Kalau nanti salah gimana?" "Ah, percuma saja."

"Pasti nggak bisa."

Memang menurut penelitian, mendengar lagu cengeng gitu dapat mengurangi seretonin

di otak. Sehingga kita cepat bad mood dan maunya rebah-rebahan. Beberapa motivator

sering menyampaikan hal ini. Dan pak Soekarno pun pernah juga melarang musik-

musik cengeng ini bertebaran.

Betul. Mas Ippho dalam bukunya yang berjudul Marketing is Bullshit! pernah

mejelaskan begini. Ada yang bernyanyi, "Pulangkan saja aku pada Ayah Ibuku." Ada

yang bernyanyi, "Jatuh bangun aku mengejarmu." Ada yang bernyanyi, "Teman tapi

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

10

mesra." Dan ternyata, apa yang mereka nyanyikan itu benar-

benar terjadi pada rumah tangga mereka. Kalau Anda tahu

hukum LOA, sebetulnya dari apa-apa yang kita nyanyikan itu bisa

menjadi satu alasan apa yang semesta berikan ke kita atas izin

Allah.

Kalau bicara soal kerisihan doktrin pikiran bawah sadar, memang

jadinya lagu-lagu religi dan lagu dengan lirik positif itu malah

sebaliknya. Malah lagu yang seperti itulah yang sebaiknya kita

dengarkan. Seperti lagu-lagunya Opick, CELEBrand,

Andalus, Kang Abay, dan lain-lain. 'kan luar biasa sekali kalau doktrin positif itu masuk

ke pikiran bawah sadar kita bukan?

Dan memang, sebetulnya setelah beberapa kali saya mencoba diet musik. Terkadang

ada saja godaan untuk memutar musik itu. Dan akhirnya saya dengarkan musik itu.

Sambil berkata di dalam hati, "Tolong,,,, stop..." begitu. Akhirnya, iya saya berniat

untuk menghapus musik-musik dan video-video clip itu.

Yang lucunya disini. Ketika hendak menghapus itu semua, ntah kenapa tangan saya

berat! Tangan saya gemetaran gitu. Tapi akhirnya dipaksain sih bisa juga. Berhasil dah

saya hapus lagu-lagu dan video-video J-Pop yang saya kumpulkan sejak SMP itu

sampai kuliah sekarang. Sampai-sampai saya berkeringat waktu itu. Memang yang

namanya berperang melawan nafsu itu seru dah.

Alhamdulillah, setelah saya mulai jarang mendengarkan lagu-lagu J-Pop tersebut,

rasanya hidup saya lebih membahagiakan. Hehehe! Meski begitu, memang saya tidak

sepenenuhnya berhenti mendengarkan musik. Saya masih kerap mendengarkan musik-

musik Opick, musik kang Abay, dan beberapa musiknya Andalus. Soalnya dengan

mendengarkan musik-musik tersebut, rasanya keimanan dan niatan untuk ibadah itu

semakin membesar. Motivasi pun terjaga. Jadinya hari-hari saya lebih menggebu-gebu!

Ngomong-ngomong, kalau mau kembali ke fiqih, memang sebetulnya ada banyak

pendapat soal hukum bernanyi, mendengarkan nyanyian, memainkan instrumen, dan

sebagainya. Untuk lebih lanjut, silahkan Anda lihat 2 artikel berikut ini:

Hukum Menyanyi dan Musik dalam Fiqih Islam

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

11

Saatnya Meninggalkan Musik

Atau, barangkali Anda bisa search artikel lainnya di Google nanti.

Berarti, sebetulnya saya belum benar-benar pensiun mendengarkan musik. Hanya saja,

saya benar-benar selektif ketat seketat-ketatnya dalam mendengarkan musik.

Beberapa teman saya sudah banyak yang terheran-heran dengan saya. Saya yang

dulunya bisa dibilang bandar J-Pop, yang suka memberikan update musik-musik J-Pop

gitu, tapi sekarang saya sudah tidak begitu lagi. Hehehe!

Intinya iya begitu. Saya bener-bener diet musik. Berarti judulnya ini hanya sekadar

atraktif saja dong? Bisa dibilang seperti itu sih. Iya intinya diet musik. Bukan berarti

nggak mendengar musik, hanya saja mendengar musiknya itu pilah-pilih. Tidak asal-

asalan dalam mengonsumsi musik. Mengonsumsi musik adalah suatu hal yang serius

bagi saya. Satu lagi yang lucu, sebelum menyukai suatu musik —baik Indonesia

maupun luar Indonesia— saya harus meneliti lirik-liriknya dulu. Siapa penyanyinya.

Lihat biografinya. Dan itu pun memakan waktu sekitar satu hari. Kalau sudah aman,

barulah saya dengarin dan saya sukai musiknya.

Oia, ngomong-ngomong, gimana nih apakah ada diantara Anda yang juga diet bahkan

pensiun mendengarkan musik?

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

12

Pesan dari Ustadz Felix Siauw

1. Saya termasuk yg bersyukur si gaga nggak jadi konser di indonesia, jarang2

pemerintah dan polisi menang lawan kapitalis soalnya :)

2. Bukan hanya karena si gaga penampilannya seksi, setres, bau iluminati yahudi |

lebih dari itu, syukur saya dari hal yg lebih substansial

3. Seperti yg kita tau, semenjak perang salib yg diretas kaum barat thd Islam (1095 -

1198) mereka tau kaum Muslim tak terkalahkan scr fisik

4. Karena itu dibentuklah "study on orientalism", cikal bakal orientalis masa kini | yg

khusus pelajari kenapa barat kalah dlm perang salib

5. Akhirnya barat dapet kesimpulan alasan kalah mereka | karena kaum Muslim justru

mencari apa yang mereka takuti | ialah mati

6. Dan yg paling penting, orientalis sadar betul bahwa ada 2 pilar yg membuat kuatnya

Islam | Al-Qur'an&As-Sunnah dan persatuan dlm Khilafah

7. Maka mulai saat itu, sekira abad 13-14, diretas transformasi perang thd Islam, yaitu

perang pemikiran | kita mengenalnya ghazwul fikri

8. Lewat pemikiran, ghawul fikri menjelma menjadi pemikiran sekulerisme-liberalisme-

pluralisme dkk, yg sering diusung JIL di Indonesia

9. Lewat pemerintahan, jadilah dia politik machiavelis, dan demokrasi, gunakan suara

manusia sbg hukum, dan meniadakan hukum Allah

10. Dalam budaya, serangan ini dikenal sebagai 3F | serangan lewat Food, Fun and

Fashion | Makanan, Hiburan, dan Pakaian

11. Makanan melemahkan daya pikir disuplai lewat segala macam bentuk, mulai balita

hingga dewasa | MSG, junkfood, produk derivat babi dll

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

13

12. Pakaian dimodifikasi, kerudung gaul, kerudung seksi, jilbab trendy, atau yg lebih

parah tanktop, hotpants | wanita mati atas nama mode

13. Nah, yang paling kentara, tentu saja FUN, hiburan | dugem, game-online, boyband,

konser musik, mhn maaf ya yg seneng bola, itu termasuk

14. Lihat bagaimana barat arahkan anak Muslim dari meneladani Rasulullah dan

shahabat serta ksatria Islam | halus, licik dan efektif

15. Justin sudah gantikan khalid bin walid, suju gantikan ashabul kahfi, laruku gantikan

muhammad al-fatih | sirah Rasul bersaing dgn novel

16. Dan gaga, bieber, suju, adl simbol FUN, yg harus disadari sebagai ghazwul fikri |

menyetujuinya sama saja membunuh akal kaum Muslim

17. Tengok, mental yg serba FUN, tiket justin, suju, dan gaga sold out, histeria | setiap

condong Muslim ke FUN, maka makin jauhlah dr Islam

18. Belum lagi maksiat yg sudah nyata, ikhtilath (campur baur wanita lelaki) dlm

konser, yang jelas lalai shalatnya | berhala baru nih?

19. Ditambah lagi, jelas ini tipuan kapitalis | pengusaha tiketnya lakuk keras rakyat

lemas | masyaAllah, mudharat, mafsadat gabung jadi 1

20. Jadi bukan hanya gaga yg harus kita tolak, bukan hanya JIL harus diusir, tapi

seluruh pemikiran2 kufur harus dienyahkan, this is a war

21. Parahnya, ini adalah perang pemikiran, yang nggak semua orang sadar dengan

keberadaan musuhnya | tugas kita bersama menjelaskannya

22. This is a war, to be exact, awar of thought | jadi mesti ia dilawan pula dengan

pemikiran, dan yg kita emban tentu hanya pemikiran Islam

23. See, why I'm gratefull? | mudah2an dengan ini umat jadi tau, bahwa bukan gaga

yg kita permasalahkan, tapi pemikiran merusak 3F dkk itu

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

14

24. Masalahnya, mayoritas penyembah FOOD, FUN, FASHION justru Muslim | jalan

masih panjang, PR kita banyak, mari cerdaskan umat :)

Ustadz Felix Siauw (@FelixSiauw)

Sumber: http://chirpstory.com/li/7713

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

15

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

16

Dulunya saya adalah orang yang rajin nongkrong di depan TV. Namun, semenjak sudah

punya laptop, saya hampir-hampir tidak pernah lagi nonton TV. Sampai sekarang,

paling-paling acara di TV yang saya tonton itu hanya acara yang ada Ustadz, Motivator,

dan tokoh inspiratif lainnya. Soal acara berita pun itu saya pilah-pilih. Selain itu tidak.

Acara musik tidak, kartun dan anime tidak, film bioskop tidak, acara lomba nyanyi

tidak, acara komedi tidak, sinetron apalagi. Pokoknya selain yang saya sebutkan di

awal tadi, yah tidak.

Pun, kadang saya nonton TVnya hanya karena sedang sarapan, makan siang, dan

makan malam saja. Juga ketika mendatangi orang tua yang sedang menonton TV

karena ingin berbicara. Paling banter acara yang saya tonton itu Mario Teguh Golden

Ways, Kick Andy, Khazanah & Wisata Hati Ustadz Yusuf Mansyur, dan acara bermanfaat

lainnya. Kali sebagian dari Anda dahinya berkerut. Kok gitu iya? Karena ada 6

alasannya:

Masih banyak informasi yang lebih saya butuhkan daripada yang ada di TV.

Tidak banyak tayangan di TV yang berelevansi dengan visi-visi saya.

Memang dasar malas

Sayang waktu

Mau tahu yang hakiki

Berhati-hati dengan doktrin sesat

Baiklah, mari kita bahas alasannya satu per satu.

1. Masih Banyak Informasi yang Lebih Saya Butuhkan

Bayangkan informasi apa-apa saja yang ada di TV itu. Sudah? Bandingkan dengan

informasi dari media-media yang ada di selain di TV. Jangan sekadar baca tulisan ini,

tapi benar-benar Anda bandingkan loh!

2. Sedikitnya Relevansi Tayangan di TV dengan Visi-Misi

Coba saja misalnya, apa cita-cita Anda? Pingin dapat kerja? Pingin menikah? Pingin

punya mobil? Dan lain-lain, semua informasi tentang step-step apa yang kudu Anda

lakukan itu informasinya ada tersebar banyak selain di media berupa TV ini. Sekali lagi,

jangan sekadar baca tulisan ini, tapi benar-benar Anda praktekkan loh!

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

17

3. Memang Dasar Malas

Karena sudah lebih asyik dengan laptop, saya memang jadinya malas dengan TV.

Logikanya saja, yang ada di TV itu sudah ada di laptop. Pastinya, awalnya

membutuhkan koneksi internet. Sebut saja seperti acara Golden Ways dan Wisata Hati,

saya kerap menemukan judul-judul acara yang saya inginkan di YouTube.

4. Sayang Waktu

Semenjak saya mengurangi durasi menonton TV, durasi produktivitas saya bertambah!

Sehingga, nasib saya menjadi jauh lebih baik lagi. Alhamdulillah. (Ngomong-ngomong

kok jadi kayak testimoni iklan iya?)

Sampai-sampai saya bisa dianggap ketinggalan zaman. Karena pernah waktu itu, saya

tidak tahu apa iwa peyek. Tidak tahu apa itu chibi chibi. Tidak tahu apa itu gangnam

style. Sampai detik ini pun saya tak pernah tahu suara Fathin yang katanya bagus itu

gimana. Dan memang akhirnya saya tahu apa itu karena bertanya langsung ke teman-

teman. Ternyata iwa peyek itu trio macan. Chibi chibi itu Cherrybelle. Gangnam

style itu K-Pop. Yang saya jawab ini pun ntah betul ntah nggak iya?

Mas Joko Susilo saja juga pernah membahas soal ini, katanya, dengan adanya TV di

rumah, setiap hari kita memiliki peluang untuk membuang waktu secara percuma.

Nonton TV selama 5 jam setiap hari, sama dengan menggunakan waktu 5 x 30 = 150

jam setiap bulan. Sama dengan 1800 jam setiap tahun. Berarti Anda telah membuang

75 hari waktu yang sebenarnya bisa Anda gunakan untuk produktif. Tanpa TV, Anda

bisa gunakan waktu Anda untuk mengurusi bisnis baru Anda di internet.

5. Mau Tahu yang Hakiki

Yang ini cukup krusial. Ketahuilah, banyak orang menganggap yang ada di TV itu

adalah suatu keniscayaan. Suatu kepastian. Banyak yang mengira bahwa formalitas di

TV itu adalah sesuatu yang harus diikuti. Padahal tidak semua dan hampir tidak ada.

Bahkan, banyak juga yang menganggap bahwa tolak ukur seseorang terkenal atau

tidak itu bukan sekadar dari bukunya, seminarnya, dan sebagainya. Tapi yang terkenal

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

18

itu adalah siapa yang rajin nongol di acara di TV. Meskipun ada orang yang

pengaruhnya besar, tapi kalau belum pernah nongol di TV maupun belum pernah

dibahas di TV, maka dianggap tidak terkenal. Penelitian menunjukkan lebih dari 50%

brand awareness suatu produk/jasa pada masyarakat Indonesia berasal dari TV.

Yang paling menyedihkan, suatu ajaran sesat dan kebodohan di TV akan ditelan bulat-

bulat hanya karena sesuatu itu bersifat formal, punya otoritas, enak, berestetik dan

populer. Banyak yang seperti itu saat menonton TV. Begitu banyak kebenaran yang

telah dinafikan di TV. Itu sebabnya, ada baiknya saya melihat yang sebetulnya. Cari

beberapa bahan dari berbagai media selain TV.

6. Berhati-hati dengan Doktrin Sesat

Yang ini paling krusial. Mungkin sudah banyak yang tahu, ketika kita sedang menonton

TV, kita sedang memasuki Alpha Brain Wave State. Mirip seperti kondisi terhipnosis.

Kita rileks. Sehingga mudah untuk tersugesti. Sehingga apa yang kita dapatkan itu

bakal langsung pergi ke pikiran bawah sadar di otak kanan yang terkait emosi. Tentu

saja tanpa analisa dari otaku kiri. Nah loh!

Saya tidak pernah mengetahui ada orang yang menonton TV secara ecek-ecek. Saya

perhatiin, hampir semua orang kalau menonton TV itu wajahnya jadi serius. Ekspresi

wajahnya itu menganggap yang sedang ditontonnya itu perlu. Matanya jadi berkaca-

kaca. Kaca dua kelinci. Eh, itu kacang. Hehehe! Ah, kembali ke topik.

Pun saya, ketika mengetahui hal ini,

terkadang baru sadar di pertengahan film

yang sedang saya tonton, ternyata mulut

saya jadi tidak mingkem dan matanya

terlalu fokus. Dan yang paling merisihkan

adalah, apa yang selesai ditonton itu

rasanya ingin ditiru. Sebut saja seperti

gaya henshin di Kamen Rider. Yang

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

19

sangat merisihkannya, di Kamen Rider Wizard itu konsep sihirnya lumayan solid. Saya

takut untuk meniru-niru action di seri kamen rider yang satu ini. Takut nanti jadinya

terbuka suatu sihir beneran.

Lanjut. Ini yang paling saya hindari. Lagi, sebetulnya banyak tayangan TV yang

menayangkan mantra-mantra jahat. Sebut saja sihir sigil. Ada yang secara terang-

terangan maupun tersembunyi. Terutama pada industri yang berhubungan dengan

budaya modern. Saya tahu, saya tahu. Tidak semuanya seperti ini. Saya bukan

mengatakan “semuanya”. Saya hanya mengatakan “banyak”.

Sebelumnya, ada baiknya kita lihat dulu sejarah ditemukannya TV. TV itu pertama kali

ditemukan pada tanggal 13 Agustus 1888 oleh Jon Logie Baird. Kemudian, William

Crookes (1832-1919) menciptakan sebuah perangkat baru di TV. Oh iya, kebetulan si

Crookes ini ahli Fisika yang begitu dihormati di masa itu. Selain itu dia juga rajin

meneliti Alam Ghaib. Pun dia juga ikut di perkumpulan satanisme gitu. Misalnya dia

rajin melakukan ritual Dark Mirror.

Dark Mirror ini ilmu sihir dari Mesir Kuno. Tujuannya buat mengembangkan sihir

enochian. Ilmu ini sebetulnya sistem bahasa lintas dimensi. Awalnya pun juga

dirumuskan oleh seorang Doktor dan temannya yang menganut satanisme. Buat

berkomunikasi sama roh dan meneliti Alam Ghaib, mendapatkan pengetahuan dari

syaitan untuk membuat media pengganti cermin, media yang bisa dimanipulasi oleh

syaitan. Misalnya ilusi optikal, manipulasi visual, bahkan sampai ritual hipnosis

memasuki alam ghaib.

Nah, perangkat baru yang diciptakan si Crookes itu begini. Perangkat itu dapat

mengukur keberadaan unsur-unsur partikel-partikel kecil seperti elektron. Si Crookes

ini yakin kalau roh-roh di Alam Ghaib dapat menggerakkan partikel-partikel yang kecil

seperti elektron. Dia mengembangkan tabung sinar katoda. Yakni adalah elemen yang

begitu krusial bagi TV modern. Karena bisa menembakkan jutaan elektron ke layar

kaca yang diselubungi fosfor.

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

20

Tabung Sinar Katoda

Memang eksperiman pertama ini membuat bintik-bintik kabur di layar kaca. Kemudian,

dengan memelototi gambar di tabung sinar katoda, Crookes menyadari bahwa roh-roh

bisa di-summon untuk menyusun partikel-partikel ini menjadi gambar dari dunia roh.

Dia melakukan eksperimen tabung sinar katoda ini dengan meletakkan salib malta pada

bagian dalamnya lalu membombardirnya dengan aliran elektron. Sebetulnya salib malta

itu simbol atau lambang kuno yang dipakai para tukang sihir, kabbalis, satanis, nazi

dan perkumpulan rahasia lainnya yang biasanya ada di Amerika. Crookes sukses

membuat gambar imajiner di ujung tabung sinar katoda yang adalah 'gambar elektrik

buatan' pertama yang dikenal manusia (salib malta).

Dalam memoarnya, si Crookes bilang, “Adalah mungkin bagi roh untuk mempengaruhi

aliran partikel-partikel kecil.” Lalu si Crookes ini menjadi Presiden Masyarakat Penelitian

Alam Ghaib dan menginspirasikan penelitian Oliver Lodges, yakni memasuki Alam

Ghaib dunia roh. Iyah, gara-gara prestasinya ini.

Tabung sinar katoda versi Crookes ini akhirnya jadi komponen yang paling mendasar

dalam perkembangan TV. Iya 'kan, pada akhirnya TV itu memperbudak dan

menghipnotis seluruh dunia. Bayangin aja, sebagian proyek ini terinspirasi dari riset

untuk ke dunia roh! Bayangkan coba. Latar belakang TV saja seperti itu. Terlalu wajar

dah saya pensiun menonton TV.

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

21

Pun Saya pernah tahu dari seseorang yang punya kenalan yang kerja di FBI dan CIA,

yang kenalannya itu pernah bilang bahwa jangan menonton TV bila tidak penting-

penting amat. So, apakah Anda juga ada perasaan yang sama seperti saya?

Pesan dari Ustadz Felix Siauw

Ustadz Felix Siauw (@FelixSiauw)

Sumber: https://plus.google.com/118306692579258455258/posts/HzaJkC7Smio

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

22

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

23

Banyak yang bilang saya mulai berubah. Betul-betul berubah. Kok bisa? Begini

ceritanya. Sebetulnya dari kecil saya sangat menyukai yang namanya game, kartun,

power ranger, kamen rider, juga soundtrack-soundtracknya. Sebut saja lagu-lagu

Jepang a.k.a J-Pop. Seperti Digimon, Pokemon, Power Ranger Wild Force, Kamen Rider

Faiz, dan lain-lain. Hm, saya rasa, hampir semua teman-teman saya juga menyukai

semua itu pas kecil dulu.

Nah, tapi ada yang berbeda dengan saya. Yang sampai sudah remaja pun saya masih

tetap suka dengan itu semua. Malahan lebih intens lagi. Yang semula saya sebut

kartun, kini saya sebut manga untuk komiknya, dan anime untuk filmnya, dan

tokusatsu untuk Power Ranger dan Kamen Rider. Oh iya, di Jepang namanya bukan

Power Ranger. Tapi Super Sentai. Selain itu, saya juga kerap main Game RPG. Sebut

saja seorang Otaku. Iyah, otaku.

Sebelumnya kita bahas dulu apa itu

otaku. Menurut riset saya, otaku itu

adalah seseorang yang maniak terhadap

suatu bidang. Addicted terhadap sesuatu.

Sangat terobsesi terhadap sesuatu.

Overdosis deh. Umumnya suatu bidang

itu adalah anime, manga, dan game.

Namun, sebetulnya istilah otaku ini

dipakaikan kepada mereka yang masih

awal-awal menyukai anime, manga, & game saja. Kalau pemain lama tidak begitu

peduli dirinya disebut otaku atau tidak. Tapi, di Jepang, sebutan otaku ini sering terkait

dengan sesuatu yang negatif. Ujung-ujungnya, memang yang saya dapat tentang

definisi otaku ini masih banyak relatifnya. Oleh karena itu, disini kita buat definisi

khusus yang tidak umum saja bahwa otaku itu berarti fans berat anime, manga, game,

dan J-Pop.

Oia, saya juga suka menggambar. Menggambar manga tentunya. Sampai-sampai saat

SMP, saya meniatkan cita-cita saya ingin menjadi seorang Mangaka. Dan memang saya

sudah membuat 'komik asal jadi' mulai kelas 6 SD. Tapi saat itu saya menyebutnya

komik kartun. Saya mulai mengubah gaya menggambar dari kartun menjadi manga

ketika kelas 2 SMP. Ketika SMA, selama tiga tahun itu benar-benar saya luangkan

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

24

banyak waktu saya untuk membuat komik. Sayangnya, saya sudah sangat jarang

sekali menggambar sekarang. Dalam satu tahun, bisa dihitung pakai jari saja sudah

berapa kali menggambar manganya.

Sampai-sampai, di Sekolah SMP maupun SMA saya, orang-orang mengidentikkan diri

saya sebagai orang yang banyak tahu tentang anime, manga, dan J-Pop, juga yang

jago menggambar. Itu kata mereka ya. Tidak hanya disitu, dengan segala kerendahan

hati, di dunia maya pun saya juga biasa kenal seperti itu. Karena saya pernah

mendirikan sebuah Grup Anime & Manga Lovers Indonesia. Dan denger-denger Grup ini

pernah menjadi Grup fans anime dan manga dengan jumlah anggota terbanyak di

Indonesia. Kalau sekarang, saya nggak tahu.

Malahan saya rajin ngasih berbagai macam info dan update anime, manga, game, J-

Pop, dan tokusatsu dengan cara mengirimkan pesan masuk kepada semua anggota

Grup. Disini nih yang paling ngimpact influencenya. Apalagi, kerap juga teman-teman

di facebook yang bertanya kepada saya soal anime, manga, game, J-Pop, dan

tokusatsu. Dan itu sering sekali. Karena memang saya sering mampu menjawabnya.

Lanjut. Kalau di Sekolah, saya kerap nonton anime di lappy saya. Kalau bernyanyi,

pasti nyanyiin lagu-lagu Jepang. Pun di Rumah juga mirip begitu. Bahkan berbahasa

Jepang pun saya cukup mahir, minimal percakapan yang sering muncul di

anime/manga shonen dan di Kamen Riderlah. Pokoknya, banyak orang yang

mengidentikkan diri saya dengan anime, manga, game, J-Pop, dan tokusatsu.

Nah, coba sekarang. Sekarang saya sudah tidak seperti itu lagi. Makanya belakangan

ini banyak yang terheran-heran. Biasanya itu, kalau ada muncul anime baru, saya

kerap mengikutinya. Langsung download dan tonton. Apalagi kalau ada update manga

seperti Naruto dan One Piece pada hari Kamis. Anime Naruto Shippuden pada malam

Jum'at. Anime One Piece pada hari Minggu. Juga Manga Fairy Tail pada hari Minggu.

Belum lagi anime lain yang mungkin jarang diketahui orang biasa, seperti Bakuman,

Sekt Dance, dan lain-lain. Satu hari setelah ada update, hampir selalu ngobrol tentang

update anime & manga itu.

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

25

Dan disinilah dia. Orang-orang mulai merasa ada yang ganjal di diri saya. Semenjak

ketika ditanya, "Dan uda baca manga Naruto/One Piece/Fairy Tail yang baru?" atau,

"Dan, uda nonton Anime ini itu yang terbaru?" Ketika ditanya seperti itu, saya jawab,

"Oh, belum."

Lagi, yang bikin mengganjal banget, biasanya 'kan selama satu bulan itu saya

mengganti foto profil facebook hingga 4 kali. Dan sering saya memasang foto karakter

anime atau manga atau J-Pop atau game. Tapi saya sudah tidak pernah lagi demikian.

Dan lagi, yang paling konkrit. Saya juga dikenal sebagai fans sejati Band Flow. Teman-

teman saya tahu banget. Saya ini juga fans berat Ikimono Gakari, Yui, dan lain-lain dah

pokoknya. Sering sekali saya gunakan waktu saya untuk mendengarkan lagu-lagu

mereka dan menonton video-video mereka. Namun, tiba-tiba saya menghapus lagu-

lagu dan video-videonya. Lumayan, nambah puluhan kapasistas GB, hehehe.

Naaah, lantas, apa yang membuat saya untuk mengubah citra saya besar-besaran

seperti itu? Karena:

Saya tidak tahan bila diri saya tidak bisa berkontribusi untuk agama, keluarga,

negara, dan yang lainnya yang butuh pertolongan saya. Selama ini hal yang

saya lakukan kebanyakan adalah sesuatu yang bersifat konsumtif. Dan menurut

saya, yang produktif pun belum begitu efektif dan efisien untuk memberikan

manfaat bagi semuanya. Jadi, saya sengaja sekali menyeberang ke bidang lain,

untuk menjadi orang yang betul-betul bisa memberikan manfaat baik dan

banyak.

Karena beberapa anime, manga, game, J-Pop, dan lain-lainnya itu banyak unsur

doktrin dari Freemason, Lucifer, Illuminati, dan sebagainya.

Khusus yang J-Pop, saya merasa risih. Dulu saya cinta sekali dengan

perempuan-perempuan yang menyanyikan lagu J-Pop ini. Sampai-sampai semua

videonya diborong, foto-fotonya diborong, dan info-infonya pun dicari terus.

Untuk sebagian besar orang mungkin ini normal. Tapi menurut saya pribadi, ini

adalah hal yang lucu sekali. Selain perempuan itu sudah menampakkan

auratnya. Apalagi penampakannya berlebihan. Dan satu lagi, ntah kenapa saya

sangat sangat sangat risih sekali terlalu obsesif mengidolakan artis begitu.

Detailnya sudah dibahas di bab pertama, Pensiun Mendengar Musik?.

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

26

Terlalu Obsesif Mengidolakan Artis

Saya tahu memang sebetulnya bisa saja tetap membaca manga, menonton anime,

mendengar lagu J-Pop, dan memainkan game, sekaligus berkontribusi untuk agama,

keluarga, negara, dan sebagainya. Hanya saja, saya lebih tidak sependapat dengan diet

itu semua. Memang rasanya sulit sekali berhenti dari itu semua. Tapi setidaknya bisa

diatur. Seperti halnya diet. Diet itu bukan berarti tidak makan sama sekali. Diet itu ada

makan juga, tapi ada peraturannya. Begitulah kira-kira saya diet dari input-input

rutinnya otaku.

Oh iya, saat artikel ini ditulis, memang saya telah berhasil berhenti menyukai J-Pop,

manga, beberapa game, dan beberapa film. Itu berarti saya masih memainkan

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

27

beberapa game dan masih mengikuti beberapa film. Sembari itu, makin lama apa-apa

yang saya ikutin itu semakin berkurang.

Soal film, yang sedang saya ikuti adalah Bakuman Season 3 dan Kamen Rider Wizard.

Iyah, kalau dulu pas masih jadi otaku, dalam 1 minggu itu saya ada download sekitar

5-10 film. Sekarang hanya download 2 film saja. Bukan apa-apa, rasanya cukup

banyak pelajaran yang bisa saya ambil dari 2 film ini. Outputnya bisa sangat membantu

saya untuk berkontribusi.

Seperti yang saya bilang tadi. Bukan harus total berhenti. Hanya saja berdiet.

Selektifnya ketat gitu. Kalau konsumtifnya tidak berlawanan dan dapat mendukung,

kenapa tidak?

Alhamdulillah. Setelah pensiun menjadi otaku, saya merasa lebih baik. Lebih enak

deng. Dan yang penting lebih membahagiakan. Inilah yang cocok buat saya. Pastinya,

yang cocok buat saya belum tentu cocok buat orang, dan begitu juga sebaliknya.

Maksudnya, saya sama sekali tidak mengatakan bahwa otaku itu 100% salah. Tidak.

Ini mirip seperti durian. Ada yang sangat menyukai durian, ada yang sekedar suka

(half-otaku) ada yang sedikit suka, dan ada pula yang tidak suka sama sekali.

Meski begitu, saya cukup senang

pernah menjadi maniak anime,

manga, game, dan J-Pop serta

mangaka wannabe. Karena itu

semua sangat melatih otak kanan

saya, terutama kreativitas. Akhir

kata, saya nyatakan bahwa saya

akan menyeberang ke 'dunia lain'

untuk intens belajar pengembangan diri, marketing, desain grafis, entrepreneurship,

dan hal-hal yang dibutuhkan lainnya. Saya rasa Anda semua mengerti. Baiklah, sekian

dulu pembicaraan kali ini. Ngomong-ngomong, adakah pensiunan otaku disini? :)

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

28

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

29

Seumur hidup saya pergi ke Bioskop itu hanya satu kali. Yah, hanya satu kali. Ketika

masih kecil. Itu pun karena diajak. Saat itu yang saya tonton adalah film Harry Potter.

Ntah Harry Potter yang ke-berapa, saya lupa, kayaknya yang ke-3. Karena memang

saya nggak pernah ngikutin Harry Potter.

Termasuk film-film lainnya. Saya tak pernah benar-benar nonton film Superman,

Ironman, Transformers, Ghost Rider, Kungfu Panda, dan lain-lain. Kalau Spiderman, itu

cuma yang ke-3 saja. Yang lawan Venom. Itu pun nontonnya tak lengkap dari awal

sampai habis. Soal film-film yang lain, itu paling-paling saya tonton cuma selama 15

menit kurang lebih. Nggak pernah nonton full dari awal sampai habis. Tidak hanya film

bioskop, termasuk juga anime, film drama, acara hiburan sepertiIndonesian Idol, X-

Factor, dan sebagainya. Pokoknya, kesimpulannya, saya jarang dan malas nonton film

hiburan gitu.

“Lah, terus kemarin itu kok bisa tahu ceritanya darimana?” Dari game PlayStation 2-

nya! Hehehe! Tapi itu sudah dulu banget. Sekitar SMP tuh. Memang pas SMP, nggak

suka filmnya, tapi masih suka sama gamenya. Nah, kalau sekarang, nggak suka sama

dua-duanya

Spontanlah Anda bertanya-tanya, “Kok nggak suka Dan?” Baiklah, saatnya kita masuk

ke inti dari pembahasannya. Menurut saya, menyukai hal-hal tersebut itu wajar saja.

Karena itu adalah hiburan. Dan beberapa darinya memang pantas dijadikan hiburan.

Dan memang pun beberapa darinya itu tidak haram kan?

Tapi, yang bikin saya malas dan jarang itu, adalah karena saya berfikir, kalau saya

nonton itu, mau jadi apa nanti saya 10 tahun ke depan?

Barangkali sebagian dari Anda ada yang berkerut dahinya dan berkata, “Ih, nggak gitu

juga kali! Itu kan sekadar menghilangkan kepenatan karena sudah banyak bekerja!”

Bekerja kok penat? jangan-jangan pekerjaannya nggak sesuai passion ya? Hehehe!

Lanjut ada lagi yang membantah, “Aku bekerja sesuai passion, tapi tetap aja manusia

pasti ada penatnya. Dan di kala penat itu dia perlu hiburan!” Betul. Di kala penat itu dia

butuh hiburan. Jadi pas nggak penat, ngapain nonton hiburan?

Lanjut lagi ada yang membantah, “Bukan untuk menghilangkan penat juga, itu

untuk refreshingbersenang-senang bersama sesama, saudara, dan keluarga di hari

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

30

libur dan kesempatan senggang.” Betul. Kita nikmati itu untuk refreshing bersama

sesama. Jadi setelah usai refreshing, pas jam kerja maupun kesempatan untuk

meningkatkan kualitas diri kita, kita sudah tidak perlu nonton itu lagi kan?”

Lanjut lagi ada yang membantah, “Tetap aja kita butuh nonton. Itu kan seni! Dibuat

dengan kreativitas! Jadi dengan menonton itu, bisa meningkatkan nalar kita,

meningkatkan kreativitas kita, dan masih banyak efeknya buat kita! Yang pokoknya

film luar biasa itu bakal melatih otak daripada film jelek kayak sinetron.” Yap, betul

sekali. Jadi, setelah nalar dan kreativitas kita sudah meningkat, saatnya kita pratekkan

jurus baru itu di dalam pekerjaan kita yah kan. Bukannya malah nonton terus sampe isi

kepalanya sudah kreatif tapi belum ada melakukan apa-apa yang kreatif.

Bantahan dan sanggahan di atas itu memang benar semua. Memang wajar film itu

digunakan untuk menghilangkan kepenatan, refreshing, menyenangkan orang,

meningkat kreativitas, dan sebagainya. Hanya saja, ada yang perlu saya sampaikan.

Saya mau menyampaikan suatu kalimat jadul yang sudah cukup sering didengar,

kalimat itu adalah, "Sesuatu yang berlebihan itu tidak baik!"

Buktinya kalau Anda tidak berlebihan itu adalah Anda nontonnya sekali-sekali saja.

Kalau keseringan, itu namanya berlebihan. Bayangkan saja coba. Dari jam 6 pagi

sampai jam 12 siang, nonton banyak film. Itu kan lucu namanya! Malahan, sambung

lagi terus sampai siang. Sampe sore nonton. Malam pun nonton! Mau jadi apa kalau

begitu? Hei, jawab! Mau jadi apa kalau gitu terus?

Makanya, kalau saya secara pribadi, untuk menghilangkan kepenatan, refreshing, dan

lain-lain itu nggak mutlak mesti dengan film. Bagi saya, cukup dengan tidur, makan,

ngobrol dengan orang, itu sudah cukup mengembalikan mood kerja saya.

Makanya kalau saya secara tidak sengaja lagi dikelilingi orang yang maunya nonton

film, dan akhirnya saya terpaksa ikut nonton film, itu dalam hati saya menjerit-jerit.

Nggak tahan berdiam diri gitu menonton saja gitu. Padahal, cita-cita saja belum

terwujud. Masih banyak yang harus saya baca dan masih banyak yang harus saya tulis.

Kalau sudah tahu masih banyak impian gitu, tapi malah banyak nonton, itu sangat

merisihkan bagi saya!

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

31

Pun, saya bukannya orang yang dari lahir tidak suka menonton film. Saya pernah

menjadi orang yang selama satu minggu download sekitar 10 film. Yang intinya, saya

dulu itu overdosis. Maniak. Sebut aja, otaku. Begitu banyaknya di internet suatu

sumber yang bisa membantu kita mewujudkan impian, seperti misalnya cepat menikah,

menghajikan orang tua, dan lain-lain, tapi masak yang keseringan dibuka

adalah download film?

Coba bayangkan ini:

Katanya mau menghajikan orang tua, masaan pas buka google ngga mau nanya

cara nambah penghasilan, malah banyak download film. Jangan-jangan Kamu

becanda yaa~

Katanya mau nikah segera, masaan pas buka internet, nggak mau masuk ke

forum diskusinya, malah banyak main game. Jangan-jangan Kamu becanda

yaa~

Katanya mau kuliah di luar negeri, masaan pas pertama kali

buka facebook dan twitter bukan liat info teranyar di akun yang bersangkutan,

tapi malah stalk profil cowok ganteng atau cewek cantik. Jangan-jangan Kamu

becanda yaa~

Katanya mau jago desain grafis kayak si dia, jago pemrograman kayak si

mereka, jago ini-itu kayak si anu, tapi bukannya search di google, malah main

komen-komen dan mention-mention nggak penting. Jangan-jangan Kamu

becanda yaa~

Katanya mau hafal Al-Qur'an, masaan kebanyaan download musik, banyak

dengerin musik. Jangan-jangan Kamu becanda yaa~

Yah, jadi intinya, dari awal sampai saat sini memang saya sama sekali tidak melarang

Anda untuk menonton. Coba saja dicek lagi kalimat-kalimat di atas. Sama sekali tidak

ada kalimat untuk melarang Anda untuk menonton. Karena memang yang saya

herankan bukanlah saat Anda menonton.

Tapi, yang saya herankan adalah, sikap Anda yang mengedepankan tontonan daripada

hal-hal yang lain! Sikap Anda yang menaruh aktivitas menonton berada di nomor satu!

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

32

Sikap Anda yang lebih memperbanyak frekuensi aktivitas nonton dibandingkan aktivitas

demi menggapai cita-cita! Hedonis!

Itulah yang membuat dulu saya sadar, ternyata selama ini saya lucu! Keseharian yang

saya lakukan tak ada hubungannya dengan masa depan yang ingin saya raih! Sejak

saat itulah, saya jadi mulai rada benci dengan entertainment. Saya mulai pensiun dari

menjadi otaku. Mulai pensiun mendengar musik. Dan pensiun menonton TV.

Kalau Anda? Gimana?

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

33

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

34

Seperti yang kita ketahui sebelumnya, khusus di buku ini, definisi entertainment yang

saya maksud disini adalah yang erat kaitannya dengan musik, film, dan sebagainya.

Seperti halnya film bioskop, acara pertandingan olahraga, acara lawak, K-Pop, Drama

Korea, sinetron, anime, dan lain-lain. Itulah yang saya rada bencikan.

Maksudnya kenapa saya benci, entertainment ini pekerjaannya adalah mengikat para

penikmatnya. Pengikatan inilah yang saya benci. Maksudnya pengikatan yang

bagaimana? Baiklah, mari kita bahas.

1. Entertainment Mengambil Kehidupan Saya

Ketika saya masih menjadi otaku, masih rajin ngikutin anime, manga, dan J-Pop

serta game, jelaslah yang saya bicarakan, pasti tentang itu semua. Isi laptop saya pun

itu semua. Yang saya search di internet pun tentang itu semua. Bahkan di social media,

yang saya share pun tentang itu semua. Sampai-sampai foto profil saya tentang itu

semua. Anime, manga, dan J-Pop serta game. Kecenderungan dan kegemaran saya

kepada entertainment inilah saya sebut dengan pengikatan. Saya sudah terlalu terikat

dengan entertainment tersebut waktu itu.

Coba lihat gambar-gambar berikut ini. Itu adalah beberapa artis Jepang yang dulu saya

idolakan, sampai saya pakai foto-fotonya menjadi foto profil facebook saya.

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

35

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

36

Selebihnya bisa Anda lihat di Album Foto Profil Facebook saya jika kita sudah berteman.

Apa itu artinya? Artinya, saya sangat mengidolakan mereka. Dan ini sangat merisihkan

saya. Saya merasa sangat konyol. Dan sangat bodoh. Bayangkan, mereka membaca

surat Al-Fatihah saja tidak bisa. Mau memperjuangkan khilafah pun pasti tidak. Paling

tidak, mereka menyukai saya saja tidak. Tapi kenapa saya bisa sampai begitu

mengidolakan mereka? Kenapa saya sampai menyukai mereka?

Saya pernah bilang ke beberapa teman saya, ketika lagu-lagu mereka baru rilis, itu

selama satu hari saya dengarkan sampai ratusan kali. Videonya juga saya tonton

puluhan kali dalam satu hari. Yang intinya, itu semua menunjukkan rasa loyal saya ke

mereka.

Buktinya begini. Pernah saya berbincang dengan teman-teman saya, betapa anehnya

mereka yang bela-belain bolos ini-itu, agar bisa nonton konser musik Indonesia, seperti

halnya di Dashyat, Derings, Inbox, dan lain semacamnya. Yang katanya akan enak

sekali jika bisa berfoto bareng dengan artis-artis itu. Tapi, di lain waktu, ternyata

ketahuan, saya juga mirip dengan mereka. Saya bilang ke teman saya, sekiranya Flow

konser di Indonesia, saya pasti bela-belain datang untuk melihatnya. Berapa mahal pun

harga tiket konsernya, saya usahakan saya harus datang. Bolos pun nggak apa-apa.

Saya usahakan untuk foto bareng dengannya. Kalau ada halangan, akan saya hajar.

Lah, kalau gitu apa bedanya saya waktu itu dengan alayers sebelumnya?

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

37

Hm, untuk menunjukkan berapa loyalnya saya dengan Flow, coba Anda lihat gambar

berikut ini. Berikut ini judul video clip J-Pop yang pernah saya miliki. Mayoritas video

adalah MVnya Flow. Memang video-videonya sudah saya hapus. Sudah saya sapu

bersih dari laptop saya. Tapi ternyata nama-nama filenya masih tertinggal

di playlist KMPlayer saya. Sekiranya tulisan di gambar bawah ini tidak dapat dibaca,

bolehlah Anda save dulu gambarnya dari blog saya, kemudian Anda zoom in.

Waktu itu saya terlalu mencintai artis-artis J-Pop tersebut. Sampai-sampai, saya bilang

begini ke teman saya, "Tipe cewek kesukaanku itu seperti Aya Kamiki." Ih,

na'udzubillahimindzalik! Anda tahu seperti apa itu Aya Kamiki? Stylenya seperti rocker.

Atau memang rocker ya? Detailnya dia gimana bisa Anda search di Google nanti.

Dari situ kelihatan jelas, bahwa dulu saya mencintainya. Padahal, Nabi Muhammad

Saw. bersabda, "Seorang akan dibangkitkan bersama orang yang dicintainya” (HR.

Bukhari-Muslim). Jelaslah, Aya Kamiki itu kafir. Musuh Allah. Sekiranya saya

mencintainya, wah, bisa bagaimana saya di akhirat nanti?

Kadang dulu saya dan teman-teman suka ngeles. Saya dan teman-teman bilang,

"Bukan cinta kok. Cuma sekadar teman. Sekadar suka. Sekadar ngefans. Itu seni. Dan

kami hanya menikmati seni." Yah, itu yang keluar dari mulut saya. Tapi yang saya

praktekkan bisa lebih dari itu. Aslinya, satu-satunya alasan kenapa saya suka

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

38

mendengarkan lagu-lagu mereka hanya satu, yaitu karena lagunya enak. Sekali lagi,

hanya karena enak. Tidak ada alasan lain.

Contohnya saja, masak saya bisa hafal tanggal lahirnya Kylee, latar belakang

keluarganya, dan sebagainya, tetapi, soal kisah Nabi Muhammad Saw. dan para

sahabat, saya masih minim informasi. Padahal, Nabi Saw. lah yang membuat saya

merasakan manis iman di hati. Beliau melewati banyak ujian. Penuh cobaan dan derita.

Hingga berdarah-darah. Demi kita. Hingga diujung ajalnya, dia menyebut-nyebut kita.

Sedangkan kita, apa yang kita lakukan?

Setiap hari, minimal 5 kali sehari kita mendzikirkan nama Muhammad. Ada yang

minimal seminggu sekali ketika sholat Jum'at. Ada yang minimal setahun dua kali

ketika sholat ied. Tapi pada sisa waktu banyak lainnya, apa yang kita lakukan? Yang

kita lakukan adalah seperti ini:

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

39

Loncat-loncat. Jingkrak-jingkrak. Seolah-olah nggak akan mati selama-lamanya. Apalah

yang bisa diharapkan dari orang-orang seperti ini? Tidak ada.

Bukti konkritnya, artis-artis ini jelas lebih kami bangga-banggakan daripada yang

lainnya. Sampai-sampai, itu foto tentang mereka selalu terpampang di akun social

media. Konten yang saya bahas di kehidupan adalah sering tentang mereka. Kapan

bahas tentang agamanya? Kapan membanggakan negeri? Kapan membanggakan

keluarga? Hm, ini membuat hati saya sakit. Saya ingin menangis. Tidak, saya sudah

menangis. Astaghfirullah al'adziim.

2. Entertainment Mengadudomba Saya

Tidak jarang, sesama penikmat entertainment pun kerap berkelahi. Mereka berkelahi

dikarenakan hal-hal yang tidak penting. Yang siapa benar dan siapa salah itu tidak ada

pengaruhnya dengan siapa yang dapat ridha Allah dan surgaNya atau siapa yang tidak

dapat ridha Allah dan surgaNya. Sebut saja seperti pertengkaran dan perdebatan

antara:

Penikmat sinetron VS penikmat anime

Penikmat sinetron VS penikmat tokusatsu

Penikmat film horror VS penikmat film action

Penikmat Harry Potter VS Penikmat Transformers

Penikmat tokusatsu VS penikmat anime

Penikmat anime lumrah (Naruto, One Piece, dll) VS Penikmat anime teranyar

(HOTD, Bakuman, dll)

Penikmat musik Pop Indonesia VS Penikmat J-Pop

Fans Manchester United VS Fans Real Madrid

Fans J-Rocks VS Fans L_Arc~en~Ciel

Penikmat Movie USA VS Penikmat anime.

Penikmat Twillight VS penikmat film Bobo Ho

KPop Lovers VS Fans musik Rock

Laki-laki JKT48 Lovers VS Perempuan KPOP Lovers

Dan lain-lain

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

40

Pokoknya, saya dulu saling berdebat dan berkelahi, untuk menunjukkan bidang hiburan

yang saya gemarilah yang lebih kreatif pengaturan tangga nada musiknya, lebih mahir

permainan instrumennya, lebih oke efek filmnya, yang mana plagiat yang mana yang

orisinil dan sebagainya. Yang itu semua hanyalah masalah relatif. Sesama keluarga bisa

bertengkar hanya karena ini. Sesama teman sekelas bisa bertengkar hanya karena itu.

Yang parahnya sesama ukhwah pun bertengkar hanya karena masalah konyol itu.

Sangkin parahnya, yang satu berdo'a serius agar tim A menang, yang satu lagi berdo'a

serius agar tim B menang. Kami minta ke Allah hal yang tak penting seperti itu secara

serius. Bukan lagi berkelahi yang bercanda. Lucu sekali, gara-gara itu saja jadi

berkelahi.

3. Entertainment Menjauhkan Saya dari Islam

Yang ini mungkin agak relatif. Seperti yang saya bahas di artikel Zaman Serba

Tergantung dan di bab pertama, Pensiun Mendengar Musik. Entertainment itu awalnya

netral. Bisa diubah menjadi positif. Bisa juga diubah menjadi negatif. Ibarat pisau, yang

bisa bikin makanan sehat dan enak untuk menyenangi sesama, bisa juga untuk melukai

bahkan membunuh sesama.

Tergantung apa konten dan konteks entertainment itu. Sekiranya isinya adalah maksiat

dan kesia-siaan, maka jelaslah itu menjaukah saya dari agama. Sebaliknya, sekiranya

isinya tabligh tauhid, maka jelaslah itu malah mendekatkan saya ke agama.

Salah satu bukti konkritnya, ketika saya mendengar lagunya Kang Abay

Motivasinger yang berjudul Sang Penggenngam Hujan. Ntah berapa kali saya sudah

mengangis terisak-isak ketika mendengarkan lagu tersebut. Karena ketika mendengar

lagu tersebut, rasanya saya kangen sekali dengan Nabi Muhammad

Saw. Entertainment jenis inilah yang saya suka.

Pilunya, sepanjang hidup saya selama bertahun-tahun lebih banyak dihabiskan ke

sesuatu yang tidak ada aspek religinya. Juga tidak ada aspek benefitnya. Yang ketika

tengah menikmati suatuentertainment itu, jadinya malas sholat, malas ngomongin

agama, dan sebagainya. Jadi sekulerisme. Entertainment jenis inilah yang saya benci.

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

41

Terus, Kenapa Rada Benci? Kok Bukan Total Benci?

Saya juga tidak mau kufur nikmat. Atas izinNya, mungkin mindset otak kanan saya

terbentuk gara-gara sejak kecil saya kerap main game, ngikutin anime, tokusatsu, dan

baca manga. Mungkin dengan ikhtiar berupa berkecimbung di dunia entertainmentlah

—khususnya dunia otaku— saya bisa diberikanNya sikap kreatif dan lateral seperti saat

ini, insyaAllah. Wallahu a'lam.

Makanya meski saya katakan saya rada benci dengan entertainment, tapi saya masih

menikmati beberapa entertainment. Seperti halnya mendengar lagu Opick, Kang Abay,

nonton anime Bakuman, nonton Kamen Rider, main game puzzle, dan sebagainya. Itu

semua semata-mata untuk tetap menjaga dan melejitkan otak kanan saya. Terkait

sikap kreatif, inovatif, lateral, dan sebagainya.

Karena seorang master pemasaran, Philip Kotler, berpesan, "Saya memoles kreativitas

dengan menikmati karya-karya seni." Makanya saya masih tetap mengonsumsi

beberapa entertainment. Intinya, ada juga sedikit aspek dari entertainment yang bisa

dimanfaatkan, dijadikan wasilah, untuk beribadah kepada Allah. Karena sesuatu yang

dibutuhkan untuk memenuhi yang wajib, itu juga harus dipenuhi.

Selain entertainment bisa membantu kita, saya juga masih

mengikuti entertainment karena untuk melihat perkembangannya. Ibarat kalau mau

perang, kita nanti memang akan memusnahkan pihak musuh, tapi sebelumnya, kita

kudu meneliti musuh itu seperti apa, kita ikutilah perkembangan musuh itu.

Kesimpulannya kenapa saya rada benci, bukan total benci, karena entertainment ini

bisa kita jadikan sebagai suatu bahan, bisa kita jadikan suat jalan, untuk memenuhi

kewajiban-kewajiban dan hal-hal penting lainnya. Sebut saja, entertainment itu

hanyalah wasilah. Entertainment itu hanya sebuah jalan. Bukan tujuan. Yang bikin saya

sebel itu, kalau menjadikan entertainment sebagai tujuan.

Contoh beberapa tokoh yang menggunakan entertainment sebagai alat itu seperti

Opick, Mbak Oki Setiana, Kang Abay, Ustadz Yusuf Mansyur dengan film Kun Faya

Kunnya, Mas Ippho dengan novelKeajaiban Rezekinya, dan lain-lain.

Seperti halnya mereka yang masih suka ngikutin pertandingan sepak bola, sama

seperti saya yang ketika tulisan ini diketik, saya masih rada menyukai

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

42

beberapa entertainment, seperti halnya anime Bakuman & kamen rider, dan lain-lain.

Intinya. Agar dengan menyaksikan aksi kreatif itu, kita bisa belajar kreatif.

Tentu, rada benci juga = rada suka. Kebenciannya itu adalah di ikatannya itu.

Logikanya, semakin banyak simpul yang terikat antara saya dan entertainment, akan

semakin sulit untuk dilepas.

Anggaplah analoginya begini. Saya memelihara kuda dan sapi. Kemudian kuda dan sapi

itu saya suruh untuk melakukan ini-itu. Intinya saya memperbudak kuda dan sapi itu.

Jadinya kuda dan sapi itu tidak bisa apa-apa. Mereka hanya menuruti kata-kata saya

saja. Nah, yang salahnya itu, ada orang yang menjadikan kuda dan sapi itu sebagai

majikannya. Dan menjadikan dirinya sendiri menjadi babu. Sehingga, apa kata si kuda,

orang ini akan nurut dengan si kuda. Apa kata si sapi, orang ini akan nurut dengan si

sapi. Malah terbalik! Celaka sekali! Harusnya manusia mengendalikan bahan-bahan itu.

Tapi ini malah bahan-bahan itu yang mengendalikan manusia. Celaka! Celaka!

Tahu apa ciri-ciri orang yang dikendaikan entertainment? Adalah orang yang tiada hari

tanpa musik. Tiada hari tanpa nonton. Apalagi yang ketika ditanya hobinya apa,

mereka bilang hobinya itu mendengar musik dan nonton film. Kata-kata favoritnya, "I

can't live without music", "Music is my life" dan sebagainya. Dulu saya juga seperti itu.

Tapi dengan perjuangan yang sungguh jumbo, akhirnya saya bisa berhari-hari hidup

tanpa musik dan film. Ikatan itu berhasil saya putuskan. Detailnya pernah saya

ceritakan di bab pertama, Pensiun Mendengar Musik. Saya tidak akan mau lagi

mengatakan bahwa hobi saya mendengar musik. Baasii!!

Ada stadium yang parah, yang bikin palak, yaitu mereka yang benci diajak ngobrol,

malas dengerin hal-hal lain, dan memprioritaskan musiknya. Padahal, bagi saya

sekarang musik itu prioritas yang sangat ke belakang. Mending ngobrolin hal-hal yang

bermanfaat. Dan yang paling parah itu, membuat dikotomi antara musik dan Al-Qur'an.

Sehingga, ntah kapan-kapan mau melihat buku petunjuk hidup itu? Asih musik melulu!

Celaka!

Sekiranya kita ingin menggunakan entertainment, baiknya jangan sampai menyentuh

dia. Apalagi sampai terikat. Cukup mendekat dan jaga jarak. Hati-hati dengan

benangnya yang akan mengikat dirinya pada diri kita.

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

43

Kita harus kuat, kita yang mengendalikan dan menggunakan si entertainment. Jangan

sampai malah si entertainment yang mengambil alih hidup kita, dan akhirnya kita

digerakannya, sehingga kita tidak punya kehidupan. Besar bagian hidup kita dihabiskan

dalam entertainment.

Kalau terlalu terikat, lama-lama kayaknya kita udah nggak hidup lagi. Kita jadi kayak

boneka. Kita nggak dikasih ngapa-ngapain oleh si entertainment, kecuali hanya untuk

memuja-muji sientertainment. Wuis, parah. Mau ngapa-ngapain pun

teringat entertainment. Mau ngapa-ngapain nggak fokus, maunya

mengonsumsi entertainment. Ketika ada si entertainment, barulah jingkrak-jingkrak.

Pernah nonton Kamen Rider Fourze episode 35 dan 36? Disitu ceritanya ada monster

bernama Capricorn, yang kemampuannya adalah musik. Di cerita itu, beberapa orang

di Sekolah, dihipnosis dan dikendalikan oleh musiknya Capricorn. Sehingga mereka

terlalu terobsesi. Ketika melihat episode ini, saya merasa agak lucu. Kayaknya

meskipun nggak usah dipengaruhi, orang itu memang begitulah jadinya kalau terikat

dengan ikatan yang klimaks.

Coba bayangkan ini. Andai nanti Dajjal (/Antichrist) muncul. Kemudian mendadak dia

menunjukkan CD terbaru dari grup musik favorit Anda. Ntah itu K-Pop, Rock, J-Pop,

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

44

barat, Indonesia, atau apapun, Ketika diputar lagunya, ternyata itu benar, dan lagunya

enak pula itu. Padahal sebelumnya belum ada diiklankan. Lalu dia tawarkan kepada

Anda, "Wei, mau kaset CD ini nggak? Tapi ada syaratnya, keluar dulu dari agamamu.

Baru nanti kukasih gratis." Wah! mau jawab apa Anda? Kalau saya spontan tidaklah

yaw! Na'udzubillahimindzalik!

Itu hanya cerita fiksi. Tapi, bayangkanlah, sekiranya kita terikat pada sesuatu, itu kita

akan terobsesi dengan sesuatu itu. Kalau udah terobsesi, jadinya nurut aja, apa-apa

mau dikorbankan demi mencapai sesuatu itu. Padahal kita tidak tahu benar latar

belakang artis-artis itu seperti apa. Apalagi yang di luar negeri, notabene agamanya

tidak jelas, notabene tidak beragama. Makanya saya kadang merasa ngeh, ada juga

akhwat yang shalehah, tergila-gila dan obsesif dengan personil Boyband Korea.

Ada baiknya kita cek dulu, apakah diri kita sekarang sedang terikat

dengan entertainment atau tidak. Coba hitung ini. Kita hitung dulu dengan hitungan

brutonya saja. Dalam satu hari, berapa persen waktu kita, kita investasikan

untuk entertainment? Dan berapa persen untuk yang bukan entertainment? Berapa

persen tenaga kita, kita investasikan yang bukan entertainment? Dan berapa persen

untuk entertainment? Berapa persen uang kita, kita investasikan untuk yang

bukan entertainment? Dan berapa persen untuk entertainment?

Yang dimaksud dengan bukan entertainment itu bisa jadi agama, kegiatan bermanfaat,

dan lainnya. Kalau modusnya untuk entertainment, berarti sudah terikat! Apalagi yang

menjadikanentertainment sebagai tujuan, bukan wasilah.

Begitulah. Terakhir, sembari menutup bab 4 Kenapa Saya Rada Benci dengan

Entertainment ini, izinkan saya menyisipkan sebuah kalimat bijak yang sudah cukup

lumrah dan efektif dilakoni, yaitu, "Sesuatu yang berlebihan itu tidak baik." Tambahan,

"khususnya terhadap sesuatu yang nggak penting."

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

45

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

46

Bicara soal entertainment, erat kaitannya dengan Korea, Jepang, dan Amerika yang

kayaknya sering didemenin oleh kaum muda zaman sekarang, dikarenakan

entertaimentnya. Seolah-olah, orang-orang disana itu hebat-hebat. Padahal, faktanya,

banyak kejelekan disana. Lihat saja:

Amerika dijuluki dengan the most dangerous place.

Karena tiap detik-menit, terjadi pembunuhan, pemerkosaan, dan lain-lain.

Dinyatakan pula bahwa setiap tahunnya tercatat ratusan ribu kasus perkosaan.

90 persen pelaku perkosaan tidak pernah ditahan.

Situs penerangan Kepolisian Federal AS dalam laporannya menyebutkan bahwa

pada tahun 2009 terjadai 16 ribu kasus pembunuhan yang dilaporkan secara

resmi ke kepolisian.

Pun, angka perceraian cukup tinggi per tahunnya.

Bersamaan dengan negara barat lainnya yang di dalamnya tidak ada islam,

tingkat perceraian berjumlah lebih dari 50%.

Berbicara dalam sebuah wawancara dengan IRNA, Juru bicara kantor pendataan

di Kementerian Kehakiman AS menandaskan, dari keseluruhan angka tersebut

4.300.000 kasus lebih terkait dengan aksi pemerkosaan, perampokan dan

penganiayaan.

Kasus pencurian dari rumah dan pencurian mobil tercatat sebanyak 15,6 juta

kasus sementara kasus pencopetan terdata sebanyak 133 kasus. Laporan yang

sama menyebutkan bahwa di AS dngan populasi jumlah penduduk 300 juta jiwa,

tercatat dari 100 orang tujuh diantaranya menjadi korban kejahatan dan

pencurian.

Makanya, mereka bikin film Spiderman, Superman, Batman, Ironman, dan super

hero-super hero lainnya, itu sebagai penenang hati mereka sesaat saja. Sebagai

pelampiasan sesaat. Karena mereka ngarepnya begitu.

Di Korea Selatan, orang-orang disana sangat jauh dari kata mesra. Makanya,

mereka bikin film yang mesra-mesra, sebagai pelampiasan karena mereka tidak

dapat mewujudkan keinginan mereka, akan kemesraan diantara pasangan.

Ada berita yang sudah tidak asing lagi, bahwa orang Korea Selatan itu paling

rajin operasi plastik.

Yoon Won-joo dari Migo Clinic di Seoul, Korea Selatan, pernah mengungkapkan

hampir 90 persen artis Korea menjalani operasi plastik terbatas di bagian

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

47

hidung, dagu, bibir, atau mata. Untuk operasi plastik, para artis dan

manajemennya rela merogoh kocek 10-20 juta won (Rp 79-158 juta). Para artis

yang mengaku pernah melakukan operasi plastik, antara lain, Narsha dan Ga-in,

penyanyi grup Brown Eyed Girls; Kwon Sang-woo; Kim Dong-wan dari kelompok

penyanyi Shin Hwa; Park Hyo-sin; serta Chae Rim.

Salah satu yang bikin Drama Korea cukup banyak diminati, adalah karena

hebatnya menyentuh emosi. Termasuk, menangis. Menurut Lee O-yong, mantan

Menteri Kebudayaan Korea, bukan orang Korea kalau tidak bisa menangis. Jika

sedih ataupun gembira, mereka biasa mengekspresikannya dengan menangis.

Karakter ini muncul akibat lamanya hidup dalam penderitaan karena sumber

daya alam terbatas, iklim yang keras, sering mengalami perang, dan pernah

hidup dalam kediktatoran.

Mirip dengan beberapa artis Indonesia dong. Di sinetron, mesra. Di infotaiment,

nangis-nagis berantem.

Makanya orang Korea senaaaang banget kalau bisa bikin Drama Romantis gitu.

Karena selama ini hidup mereka penuh dengan kediktatoran.

Di Jepang, apalagi. Jepang itu tidak sama seperti yang ada di anime manga

bertema kehidupan sehari-hari seperti Doraemon, Bakuman, dan sebagainya.

Meski disana berlimpah kesenangan dunia, tapi sayang sekali, hati mereka galau

terus. Menurut hasil data statistik, sekitar 33.000 orang bunuh diri setiap

tahunnya. Berarti, sekitar 90 orang bunuh diri setiap harinya.

Yang sering bunuh diri bukanlah beberapa golongan orang, melainkan berbagai

golongan. Mulai dari bocah, remaja, karyawan, pengusaha yang bijak, otaku,

dan lain-lain.

Penyebabnya bukan cuma sekadar budaya yang katanya kalau berbuat khilaf,

maka mereka bunuh diri. Tidak hanya itu penyebabnya. Penyebabnya beraneka

ragam. Ada yang gara-gara perusahaannya bangkrut, ada yang gara-gara jadi

pengangguran, ada yang berkorban gara-gara merchandise, ada yang gara-gara

Sekolahnya ditutup. Intinya, mereka tidak memiliki kebahagiaan qona'ah.

Jepang dengan populasi sekitar 128 juta itu menjadi salah satu negara dengan

tingkat bunuh diri warganya yang tertinggi di dunia.

Sampai-sampai, di kereta api di Jepang itu, ada tulisan motto, "Kami dapat

membersihkan jasad orang yang bunuh diri lebih cepat daripada negara

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

48

manapun." Nah, dari sini saja ketahun. Bahwa, di negara-negara yang tidak ada

islam itu, orang sering bunuh diri. Datang orang Jepang, malah menunjukkan

bahwa kejadian bunuh diri itu biasa, seperti halnya kejadian pencurian yang

sudah menjadi biasa di Indonesia.

Banyaknya artis Korea yang bunuh diri telah menjadi pembicaraan hangat di

berbagai penjuru dunia dalam beberapa tahun terakhir. Penyebabnya antara lain

depresi karena persaingan yang begitu ketat di dunia hiburan. Mereka yang

ramai diberitakan sejumlah tabloid dan jaringan dunia maya mati karena bunuh

diri, antara lain, Kim Ji-hoo (6 Oktober 2008), Woo Seung-yoon (27 April 2009),

Jang Ja-yeon (7 Maret 2009), Song Ji-seon (23 Mei 2011), dan Chae Dong-ha

(27 Mei 2011).

Apalagi, sejak munculnya kapitalisme, demokrasi, genderisme, dan lain-lain,

yang telah kita lihat bersama efeknya, adalah kesengsaraan hidup di dunia.

Apalagi kalau di akhirat?

Pokoknya, masih banyak lagi kelemahan-kelemahan orang, yang tidak memiliki

jurus islam.

Yang kesimpulannya, semewah apapun suatu sistem dan cara dan teknik,

selama tidak ada islam, pastilah ada kecacatan yang terjadi.

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

49

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

50

Seperti yang disampaikan ustadz Felix tadi, sebetulnya entertainment ini adalah bagian

dari perang pemikiran. Untuk itu, pembahasan buku ini akan kita akhiri dengan

pembahasan tentang apa itu Perang Pemikiran. Oh iya, di bab kali ini, saya tidak

memakai tulisan original. Alias, saya copy-paste tulisan orang. Agar lebih lengkap dan

detail. Jadi, begini ceritanya.

Kemenangan-kemenangan yang diperoleh pasukan Sultan Shalahuddin Al-Ayyubi

dalam Perang Salib dulu betul-betul membekas di pihak Kristen. Mereka frustasi

dengan kemenangan-kemenangan kaum muslimin

Strategi dan taktik perang yang dimiliki Pasukan Salib Kristen selama itu tidak selalu

efektif dalam memerangi kaum muslimin. Dan mereka dituntut untuk berpikir kembali

soal cara memenangi peperangan dengan kaum muslimin waktu itu

Adalah Raymond Lull, atau kadang disebut juga sebagai Raymond Lully, yang mesti kita

ingat di sini. Lahir pada tahun 1233 di Palma, Mallorca, di Spanyol sekarang, Lull adalah

seorang misionaris dan seorang pemikir Catalan, Spanyol.

Tergugah oleh kekalahan-kekalahan yang menimpa orang-orang Kristen dalam

rangkaian Perang Salib, Lull kemudian menganjurkan agar diadakan kajian-kajian

tentang Dunia Timur dan segala yang berhubungan dengan Dunia Timur (oriental

studies). Kajian ini kelak lebih dikenal sebagai orientalisme dan orang yang

mendalaminya disebut sebagai orientalis.

Bagi mereka yang berada di Eropa waktu itu, Dunia Timur yang dimaksud adalah

wilayah-wilayah kekuasaan Islam yang membentang dari benua Afrika sampai ke anak-

benua India. Dengan mengkaji seperti itu, diharapkan metode kekerasan dalam Perang

Salib dapat segera digantikan dengan metode persuasif yang lebih hemat waktu, biaya,

dan tenaga.

Atas anjuran Lull tersebut, pada tahun 1250 M, berdirilah sekolah orientalis pertama di

Toledo, Spanyol. Karena itu, tidak-bisa-tidak, Lull merupakan bapak orientalisme dalam

sejarah dunia.

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

51

Lull sendiri mendirikan sebuah universitas untuk biarawan-biarawan Kristen di Mallorca.

Di universitas itu, mereka diminta untuk mempelajari bahasa Arab agar dapat

mempelajari naskah-naskah berbahasa Arab dan menerjemahkannya.

Perkembangan itu pada akhirnya berlanjut, meskipun pada tahun 1315 M Lull

meninggal dunia. Di Universitas Paris dan Universitas Louvain, Perancis, serta

Universitas Salamanca, misalnya, ikut pula didirikan kajian tentang bahasa Arab dan

Tartar.

Pada hari ini, gagasan Lull memang betul-betul jenial. Orientalisme melahirkan perang

“gaya baru” melawan kaum muslimin.

Perang “gaya baru” itu tidak lain dari perang ideologi. Dan berabad-abad lamanya,

ternyata, banyak sekali kaum muslimin yang akhirnya menyerah dan kalah melawan

perang “gaya baru” yang dilancarkan orang-orang kafir itu.

Tentang perang ideologi, Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz pernah ditanya. Waktu

itu, beliau menjawab,

“Perang ideologi adalah istilah baru yang berarti segala bentuk usaha yang dilakukan

oleh satu bangsa dari bangsa-bangsa yang ada untuk menguasai bangsa yang lain.

Paling tidak, usaha-usaha itu memberikan pengaruh, sehingga korban perang ini

menjadi seperti apa yang diinginkan oleh bangsa yang menguasainya. Perang seperti

ini lebih berbahaya ketimbang perang fisik, karena perang jenis ini sejatinya adalah

penyerangan terhadap sesuatu yang tidak terlihat dan menggunakan cara-cara yang

sangat keji. Bangsa yang menjadi korban tidak akan merasa dan tidak pula dalam

keadaan siap menghadapinya, sampai betul-betul telah menjadi mangsanya. Akibat

jauh dari perang ideologi adalah sebuah generasi bangsa yang rusak akal dan

nuraninya; mereka menginginkan apa yang diinginkan musuh mereka dan membenci

apa yang juga juga dibenci musuh mereka. Perang ideologi adalah penyakit ganas yang

menyerang banyak bangsa, sehingga bangsa-bangsa yang menjadi korban akan

kehilangan identitas diri dan nilai-nilai luhur bangsa, bahkan kekuatan bangsa itu

sendiri. Mereka yang menjadi korban tidak akan menyadari semua itu. karenanya,

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

52

memulihkan dan memecahkan masalah yang timbul dari perang ideologi adalah satu

hal yang tidak gampang.”

Menariknya, Syaikh Abdul Aziz bin Baz tidak berhenti sampai di situ. Pada hasil

transkripsi jawaban yang dimuat dalam Ghazwul Fikri, beliau bahkan menambahkan,

“Kaum muslimin secara umum sedang menghadapi perang ideologi itu, termasuk pula

bangsa Arab. Orang-orang kafir dari ujung timur sampai ujung barat saling mengajak

sesama mereka untuk mengobarkan perang ideologi ke tengah kaum muslimin. Di

antara mereka yang paling dahsyat mengobarkan perang itu adalah (a) orang-orang

Yahudi, (b) orang-orang Nasrani, dan (c) kelompok-kelompok sempalan di dalam

Islam.

Sumber: http://kisahislami.com/perang-pemikiran-ghazwul-fikri/

Istilah perang pemikiran (ghazwul fikri) di berbagai media termasuk media online

mencuat deras. Dengan menggunakan dalih kebebasan mengemukakan pendapat

mereka mencoba mematahkan dan menerobos sendi-sendi Islam yang mana bila

ajaran Islam tak dipahami betul oleh umat Islam akan menjadi mudah terbawa arus

pola pikir mereka hingga membenarkan anggapan mereka.

Dalam al quran, geliat kaum seperti ini telah dijelaskan sebagaimana potongan ayat,

“….Dan tiada henti-hentinya mereka selalu memerangi kalian sehingga kalian murtad

dari agama kalian, jika mereka mampu…” (Al Baqarah [2] : 217).

Empat belas abad yang lalu, di saat Islam mencapai puncaknya, Rasulullah SAW telah

memprediksikan tentang nasib ummat Islam di masa yang akan datang, sebagai tanda

nubuwwah beliau. Nasib ummat Islam pada masa itu digambarkan oleh Rasulullah

seperti seonggok makanan yang diperebutkan oleh sekelompok manusia yang lapar lagi

rakusSebagaimana tersebut dalam sebuah hadits, “Beberapa kelompok manusia akan

memperebutkan kalian seperti halnya orang-orang rakus yang memperebutkan

hidangan.”

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

53

Seorang sahabat bertanya, “Apakah karena kami waktu itu sedikit, ya Rasulullah?”.

Jawab Rasul : “Tidak! Bahkan waktu itu jumlah kalian sangat banyak. Akan tetapi

kalian waktu itu seperti buih lautan. Dan sungguh, rasa takut dan gentar telah hilang

dari dada musuh kalian. Dan bercokollah dalam dada kalian penyakit wahn”.

Kemudian sahabat bertanya, “Apakah yang dimaksud dengan penyakit wahn itu ya

Rasulullah?”. Jawab beliau : “Cinta dunia dan takut mati”.

Kita bisa membayangkan bagaimana nasib seonggok makanan yang menjadi sasaran

perebutan dari orang-orang kelaparan yang rakus. Tentu saja dalam sekejap mata

makanan yang tadinya begitu menarik menjadi hancur berantakan tak berbekas, lumat

ditelan para pemangsanya.

Demikian pula dengan kondisi ummat Islam saat ini. Ummat Islam menjadi bahan

perebutan dari sekian banyak kepentingan yang apabila kita kaji lebih jauh ternyata

tujuan akhirnya adalah sama, kehancuran ummat Islam!

Banyak pihak yang memusuhi kaum muslimin. Allah memberikan informasi kepada kita

siapa saja musuh-musuh kaum muslimin. Ada beberapa kelompok besar manusia yang

dalam perjalanan sejarah selalu mengibarkan bendera permusuhan dan perang

terhadap kaum muslimin. Adapun kelompok-kelompok tersebut adalah:

1. Orang-Orang Yahudi dan Nashrani

“Orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak akan pernah rela terhadap kalian, sehingga

kalian mengikuti jejak mereka…” (Al Baqarah [2] :120).

2. Orang-orang Musyrik

“Sesungguhnya telah kalian dapati orang-orang yang paling besar permusuhannya

terhadap orang-orang yang beriman adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang

musyrik….” (Al Maidah [5] :82).

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

54

3. Orang-orang Munafik

“Apabila orang-orang munafiq datang kepadamu, mereka berkata: ‘Kami mengakui,

bahwa kamu benar-benar Rasulullah’. Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya

kamu benar-benar Rasul-Nya’, dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-

orang munafiq itu benar-benar orang pendusta” (Al Munafiqun [63] : 1).

“Orang-orang munafiq laki-laki dan perempuan, sebagian dengan sebagian yang lain

adalah sama, mereka menyuruh berbuat yang mungkar dan melarang yang ma’ruf dan

menggenggam tangannya (kikir). Mereka telah melupakan Allah, maka Allah

melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafiq itulah orang-orang yang

fasik” (At Taubah [9]: 67).

Meskipun mereka (musuh-musuh Islam) itu nampaknya berbeda, tetapi sesungguhnya

di dalam memerangi kaum muslimin mereka bersatu padu melakukan konspirasi

(persekongkolan) yang berskala Internasional. Mereka berusaha tanpa mengenal lelah

dan berputus asa.

“Dan tiada henti-hentinya mereka selalu memerangi kalian sehingga kalian murtad dari

agama kalian, jika mereka mampu….” (Al Baqarah [2] : 217).

Ada dua jenis peperangan yang selalu mereka lancarkan terhadap ummat Islam, yaitu

perang secara fisik (militer) dan perang secara non fisik (pemikiran), yang lebih dikenal

dengan istilah ghazwul fikri.

Metode Jitu

Ketika cahaya Islam mulai menyebar luas meliputi wilayah Persi, Syiria, Palestina, Mesir

dan menyeberang daratan Eropa sampai Spanyol, maka kaum Salibis, Yahudi dan

orang-orang Paganis segera membendung laju kebenaran Islam. Mereka khawatir kalau

cahaya Islam akan menerangi seluruh belahan dunia. Maka kemudian digelarlah

peperangan yang panjang yang kita kenal dengan nama perang Salib.

Selama perang salib yang berlangsung delapan periode itu, tak sekalipun ummat Islam

dapat dikalahkan. Mereka berpikir keras bagaimana cara mengalahkan ummat Islam.

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

55

Setelah melalui pemikiran yang panjang akhirnya mereka mengambil kesimpulan

sebagaimana dikemukakan oleh Gladstone, salah seorang perdana menteri Inggris,

“Selama Al Qur’an ini ada di tangan ummat Islam, tidak mungkin Eropa akan

menguasai dunia Timur”.

Mereka selanjutnya menyusun langkah-langkah untuk menjauhkan umat Islam dari

ajarannya. Dengan metode yang sistematis mereka memulai melancarkan serangan

pemikiran yang berujud program-program yang dikemas dengan menarik. Sehingga

tanpa disadari, ummat Islam sudah mengikuti mereka bahkan menjadi pendukung

program-program yang mereka adakan. Di samping tipu daya yang berbentuk perang

pemikiran, perusakan akhlaq, sekulerisasi sistem pendidikan serta penjajahan di

negeri-negeri kaum muslimin yang telah dikuasai, mereka juga mengeruk seluruh

kekayaan kaum muslimin. Hal itu berhasil mereka lakukan setelah melalui perjalanan

panjang. Baca selengkapnya.

Dibandingkan dengan perang fisik atau militer, maka perang pemikiran atau ghazwul

fikri ini memiliki beberapa keunggulan, antara lain:

1. Dana yang dibutuhkan tidak sebesar dana yang diperlukan untuk perang fisik.

2. Sasaran tidak terbatas.

3. Serangannnya dapat mengenai siapa saja, dimana saja dan kapan saja.

4. Tidak ada korban dari pihak penyerang.

5. Sasaran yang diserang tidak merasakan bahwa sesungguhnya dirinya dalam kondisi

diserang.

6. Dampak yang dihasilkan sangat fatal dan berjangka panjang.

7. Efektif dan efisien.

Sasaran Perang Pemikiran

Yang menjadi sasaran perang pemikiran adalah pola pikir dan akhlaq. Apabila

seseorang sering menerima pola pikir sekuler, maka iapun akan berpikir ala sekuler.

Bila sesorang sering dicekoki paham komunis , materialis, fasis, marksis, liberalis,

kapitalis atau yang lainnya, maka merekapun akan berpikir dari sudut pandang paham

tersebut.

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

56

Sementara itu dalam hal akhlak, boleh jadi pada awalnya seseorang menolak terhadap

suatu tata cara kehidupan tertentu, namun karena tiap kali ia selalu mengkonsumsi

tata cara tersebut, maka lama kelamaan akan timbul perubahan dalam dirinya.

Yang semula menolak, akan berubah menjadi menerima. Dari yang sekedar menerima

itu akan berubah menjadi suka. Selanjutnya akan timbul dalan dirinya tata sikap yang

sama persis dengan mereka. Bahkan pada akhirnya ia akan menjadi pendukung setia

tata hidup jahiliyah tersebut. Seperti contohnya adanya pergaulan bebas antara wanita

dan pria yang bukan muhrim, seperti kita lihat dalam kehidupan sehari-hari.

Demikianlah bahaya perang pemikiran. Ia akan menyeret seseorang ke dalam jurang

kesesatan dan kekafiran tanpa terasa. Ibaratnya seutas rambut yang dicelupkan ke

dalam adonan roti, kemudian ditarik dari adonan tersebut. Tak akan ada sedikitpun

adonan roti yang menempel pada rambut. Rambut itu keluar dari adonan dengan halus

sekali tanpa terasa. Demikianlah, seseorang hanya tahu bahwa ternyata dirinya sudah

berada dalam kesesatan, tanpa terasa!

Ada beberapa jenis perang pemikiran, di antaranya :

1. Perusakan Akhlaq

Dengan berbagai media musuh-musuh Islam melancarkan program-program yang

bertujuan merusak akhlaq generasi muslim. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa,

sampai yang tua renta sekalipun. Di antara bentuk perusakan itu adalah lewat majalah-

majalah, televisi, serta musik. Dalam media-media tersebut selalu saja disuguhkan

penampilan tokoh-tokoh terkenal yang pola hidupnya jelas-jelas jauh dari nilai-nilai

Islam. Mulai dari cara berpakaian, gaya hidup dan ucapan-ucapan yang mereka

lontarkan.

Dengan cara itu, mereka telah berhasil membuat idola-idola baru yang gaya hidupnya

jauh dari adab Islam. Hasilnya betul-betul luar biasa, banyak generasi muda kita yang

tergiur dan mengidolakan mereka. Na’udzubillahi min dzalik!

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

57

2. Perusakan Pola Pikir

Dengan memanfaatkan media-media tersebut di atas, mereka juga sengaja menyajikan

berita yang tidak jelas kebenarannya, terutama yang berkenaan dengan kaum

muslimin. Seringkali mereka memojokkan posisi kaum muslim tanpa alasan yang jelas.

Mereka selalu memakai kata-kata; teroris, fundamentalis untuk mengatakan para

pejuang kaum muslimin yang gigih mempertahankan kemerdekaan negeri mereka dari

penguasaan penjajah yang zhalim dan melampui batas. Sementara itu di sisi lain

mereka mendiamkan setiap aksi para perusak, penindas, serta penjajah yang sejalan

dengan mereka; seperti Israel, Atheis Rusia, Fundamentalis Hindu India, Serbia, serta

yang lain-lainnya. Apa-apa yang sampai kepada kaum muslimin di negeri-negeri lain

adalah sesuatu yang benar-benar jauh dari realitas. Bahkan, sengaja diputarbalikkan

dari kenyataan yang sesungguhnya.

3. Sekulerisasi Pendidikan

Hampir di seluruh negeri muslim telah berdiri model pendidikan sekolah yang lepas dari

nilai-nilai keagamaan. Mereka sengaja memisahkan antara agama dengan ilmu

pengetahuan di sekolah. Sehingga muncullah generasi-generasi terdidik yang jauh dari

agamanya. Sekolah macam inilah yang mereka dirikan di bumi Islam pada masa

penjajahan (imperialisme), untuk menghancurkan Islam dari dalam tubuhnya sendiri.

4. Pemurtadan

Ini adalah program yang paling jelas kita saksikan. Secara terang-terangan orang-

orang non muslim menawarkan “bantuan” ekonomi; mulai dari bahan makanan, rumah,

jabatan, sekolah, dan lain-lainnya untuk menggoyahkan iman orang-orang Islam.

Bermain Tipu Muslihat

Pastor Takly berkata: “Kita harus mendorong pembangunan sekolah-sekolah ala Barat

yang sekuler. Karena ternyata banyak orang Islam yang goyah aqidahnya dengan

Islam dan Al Qur’an setelah mempelajari buku-buku pelajaran Barat dan belajar bahasa

asing”.

Samuel Zwemer dalam konferensi Al Quds untuk para pastor pada tahun 1935

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

58

mengatakan: “Sebenarnya tugas kalian bukan mengeluarkan orang-orang Islam dari

agamanya menjadi pemeluk agama kalian. Akan tetapi menjauhkan mereka dari

agamanya (Al Qur’an dan Sunnah). Sehingga mereka menjadi orang- orang yang putus

hubungan dengan Tuhannya dan sesamanya (saling bermusuhan), menjadi terpecah-

belah dan jauh dari persatuan. Dengan demikian kalian telah menyiapkan generasi-

generasi baru yang akan memenangkan kalian dan menindas kaum mereka sendiri

sesuai dengan tujuan kalian”.

Jadi, Berhati-hatilah!

Begitu banyak perang pemikiran yang ada seharusnya tak membuat kita lengah.

Banyak-banyaklah kita menambah wawasan dan keilmuan tentang Islam (baca

selengkapnya) karena mereka sendiri juga menyerang dari segi ilmu Islam dengan

pengertian mereka sendiri. Jangan pedulikan anggapan dan pemikiran fiktif mereka.

Pemikiran mereka sebenarnya adalah pemikiran yang lemah dan tak berarti apa-apa

jika landasan iman dan pengetahuan kita tentang Islam telah kuat. Karena

sesungguhnya akal manusia selamanya tak akan mungkin mampu mengalahkan wahyu

yang datang dari Tuhan semesta alam, yakni Allah subhanahu wa ta'ala.

Wallahu a'lam bish showab.***

Sumber: http://firmanazka.blogspot.com/2010/11/waspada-perang-

pemikiran-ghazwul-fikri.html

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

59

Kata Penutup──────────────────────

Apa tulisan-tulisan di buku ini sepertinya menyalah-nyalahkan saja? Yah, banyak

manusia memang hobinya itu menyalahkan. Malahan di Kitab Anti Bangkrut, katanya

bab yang menjadi favorit pembaca adalah bangkrut akibat faktor orang lain. Hehehe!

Kerap sekali, saya tidak terima bila disalah-salahkan. Malahan biasanya kalau saya

disalah-salahkan, saya ngamuk. Terlepas apakah aslinya saya memang benar atau

salah. Tapi, setelah beberapa jam kemudian, atau beberapa hari kemudian, atau

beberapa bulan kemudian, biasanya saya bakal sadar bahwa saya memang patut

disalah-salahkan kalau memang saya salah. Ketika sadar itulah, saya baru merasa

malu. Memang udah dasar salah, yah ngapain lagi melawan. Saya jadinya menyesal

karena sudah marah-marah ketika disalahkan. Padahal, memang saya salah dan cocok

disalahkan.

Mungkin, begitu pula Anda. Sekiranya Anda saat ini sebel dengan saya, karena

kelihatannya saya menyalah-nyalahkan, siapa tahu, beberapa saat lagi kekesalan Anda

akan sirna. Mungkin dalam beberapa waktu ke depan, barulah bisa kita sadar yang

mana yang bener dan yang mana yang salah. Istilahnya, renungkan dulu. Soalnya,

andai pun kita ini 100% benar, tetap saja kita tak boleh sesukanya saja menyakiti

orang dan membenci orang.

Well, itu topic pertama sebai kata penutup. Topik keduanya, saya mau kasih tahu

landasan ide kenapa saya menulis buku ini dan apa yang saya harapkan.

Jadi, yang paling mendasar itu, sebenarnya, entertainment itu membuang-buang

waktu, tenaga, dan uang kita. Misalnya, katakanlah salah satu impian Anda.

Contohnya, menyenangi orang tua. Yah, menyenangi orang tua itu impian dari kita

semua.

Kadang, kita itu suka aneh-aneh dan muluk-muluk tak pantas, bahwa cara

menyenangkan itu hanya sekadar dengan menunjukkanya sebuah nilai tinggi, ijazah,

dan sertifikat. Padahal, yah tidak harus tunggu nanti. Sebetulnya, kita bisa

membahagiakan orang tua sekarang ini juga.

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

60

Seperti halnya jika sebelum Anda pulang, belilah makanan untuk mereka. Ntah itu

bakso, pecel, martabak, oreo, atau apapun. Kasih itu kepada orang tua, pasti mereka

senang. Atau, sekiranya mereka yang baru pulang, kusuklah bahu mereka. Pijat-pijat

bagian tubuh mereka yang pegel. Sekiranya mereka bilang, “Wih, enak banget nak.”

Itu kan namanya ekspresi dari kebahagiaan. Berarti, Anda telah membahagiakan orang

tua. Selamat!

Nah, termasuk pula, sekiranya 60 menit Anda untuk mendownload lagu,

mendengarkannya, dan melantukannya, itu diganti dengan menghafalkan Al-Qur’an.

Seperti halnya kalau Anda mengafal surat An-Naba’ dari ayat 1 sampai 10 saja. Atau, 1

sampai 5 sajalah. Kalau orang tua Anda tahu, itu pasti mereka bangga! Daripada

mereka tahu kalau Anda ngafalin lagu barat, Indonesia, K-Pop, J-Pop, dan sebagainya

itu orang tua tak akan bangga.

Terakhir, yang perlu kita ketahui, bahwa beberapa pendapat mengatakan bahwa

entertainment itu halal. Dan sama sekali tidak haram. Yang haram itu kalau konten dan

konteksnya maksiat. Jadi, sekiranya kita masih kerap mengonsumsi entertainment, yah

silahkan saja. Hanya saja, sekiranya Anda punya cita-cita yang benar-benar ingin Anda

wujudkan, ingatlah, pastilah 1 detik di setiap kehidupan Anda itu sangat berharga

untuk digunakan demi mewujudkan cita-cita. Pasti itu.

─────────────────────────────────

Ingat untuk melayangkan testimoni seusai membaca buku ini yaa. Layangkan

melalui kontak di bawah ini:

Email: [email protected]

Facebook: www.facebook.com/DaniSiregar.Blog

Twitter: @DaniSiregar

Google+: Dani Siregar

Pinterest: Dani Siregar

Kematian Entertainment DaniSiregar.com

61

Profil Penulis──────────────────────

Dani Siregar.

Bukan ustadz, bukan motivator, bukan

juragan, bukan penulis buku yang

karyanya terpampang di Gramedia.

Cuma blogger ajah.

Bukan pengajar yang banyak memberi

jawaban. Masih pelajar yang banyak

bertanya.

Lahir di Medan, pada tanggal 24 Maret

1994.

Bersambung..

Detailnya, kunjungi aja blog pribadinya

atau twitternya. Biar tambah asyik!