dampak program kegiatan desa wisata terhadap …repository.ub.ac.id/6521/1/puspasari, indriyanti...

79
DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP PENDAPATAN USAHATANI APEL (di Desa Gubugklakah, Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang) Oleh Indriyanti Bebara Puspasari JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Upload: others

Post on 14-Nov-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP

PENDAPATAN USAHATANI APEL

(di Desa Gubugklakah, Kecamatan Poncokusumo

Kabupaten Malang)

Oleh

Indriyanti Bebara Puspasari

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP

PENDAPATAN USAHATANI APEL

(di Gubugklakah, KecamatanPoncokusumo

Kabupaten Malang)

Oleh:

INDRIYANTI BEBARA PUSPASARI

135040101111099

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana

Pertanian Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS PERTANIAN

MALANG

2017

Page 3: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa segala pernyataan dalam skripsi ini

merupakan hasil penelitian saya sendiri berdasarkan arahan serta bimbingan

komisi pembimbing. Skripsi ini tidak pernah diajukan untuk memperoleh gelar

diperguruan tinggi manapun dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya

atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang

dengan jelas ditunjukan rujukannya dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar

pustaka.

Malang, Agustus 2017

Indriyanti Bebara Puspasari

Page 4: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap

Pendapatan Usahatani Apel (di DesaGubugklakah,

KecamatanPoncokusumo, Kabupaten Malang)

NamaMahasiswa : Indriyanti Bebara Puspasari

NIM : 135040101111099

Jurusan : SosialEkonomiPertanian

Program Studi : Agribisnis

Disetujui

Pembimbing

Ir.NidamulyawatyMaarthen, M.Si

NIP. 19640119 199203 2 002

Mengetahui,

KetuaJurusanSosialEkonomiPertanian

MangkuPurnomo. SP.,M.Si.,Ph.D

NIP. 19770420 200501 1 001

Page 5: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

LEMBAR PENGESAHAN

Mengesahkan

MAJELIS PENGUJI

Penguji I

SugengRiyanto, SP., M.Si

NIK. 201609870601 1 001

Penguji II

AnisaAprilia, SP., MP., MBA

NIK. 201609870425 2001

Penguji III

Ir.NidamulyawatyMaarthen, M.Si

NIP. 19640119 199203 2 002

Tanggal Lulus :

Page 6: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

Malang, Agustus 2017

The first time that I want to give Thanks to Allah SWT for the opportunity so

I can continue my college education and for all these miracles are given to me.

And specially to my parents for everything they did, their struggle life for

making me in this phase right now. I love you, this all goes nothing without

your intervene, and for my family also there’s no exception.

For my dearest one, thanks that you always be there for me when the ups and

downs of my life, always giving all the supports, become a place where I can

complain and always gave your positive energy, always and I love you.

The last, to All my friends, big thanks for having me as your friend because I’m nothing without you.

Once Again,

THANK YOU

Best Regards,

Indri Bebara

Page 7: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

RINGKASAN

Indriyanti Bebara Puspasari 135040101111099 Dampak Program Kegiatan

Desa Wisata Terhadap Pendapatan Usahatani Apel (di Desa Gubugklakah,

Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang) Di bawah bimbingan

Ir.Nidamulyawaty Maarthen, M.Si

Telah berkembang salah satu pariwisata yang berbasis pertanian yaitu

agrowisata. Pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat, perkebunan,

peternakan dan perikanan (Sudiasa, 2005). Pengembangan agrowisata akan

membangun komunikasi yang intensif antara petani dengan wisatawan. Dengan

agrowisata diharapkan menjadi penopang bagi para petani untuk meningkatkan

kualitas hidupnya, sebagaimana sesuai dengan apa yang dikatakan menurut Rilla,

(1999) dimana pembangunan pariwisata mestinya dapat menjadi peluang bagi

petani lokal dalam meningkatkan pendapatannya untuk mempertahankan hidup

keluarganya. Desa Gubugklakah yang berada di Kecamatan Poncokusumo

Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur tengah dijadikan sebagai sebuah desa

wisata. Desa wisata yang memiliki banyak tawaran paket wisata bagi para

wisatawan dan sudah cukup terkenal dengan Agro Apelnya. Penelitian ini

membahas tentang dampak program kegiatan desa wisata terhadap pendapatan

usahatani apel, dimana hipotesisnya ialah terduga bahwa terdapat perbedaan

pendapatan terhadap petani apel yang tergabung dalam agrowisata dengan petani

apel yang tidak tergabung dalam agrowisata. Penelitian ini mengkaji 2 dampak

yaitu dampak on farm yang berupa total biaya, hasil penerimaan dan total

pendapatan menggunakan analisis kuantitatif, sedangkan dampak off farm

menggunakan analisis deskriptif. dampak pendapatan terhadap 2 kelompok akan

diuji menggunakan uji beda rata-rata. Pengambilan data ini menggunakan metode

sensus untuk kedua kelompok yaitu berjumlah 10 orang petani apel agrowisata

dan 33 orang petani apel non agrowisata. Data primer yang diambil dari

responden ialah biaya operasional usahatani yang terdiri dari biaya tetap dan biaya

variabel. Selain itu, hasil penerimaan usahatani apel dimana harga jual dikalikan

hasil produksi apel. Kemudian, dapat dikethaui jumlah total pendapatan rata-rata

per hektar untuk sekali panen pada setiap kelompok responden dan diuji

menggunakan alat analisis yaitu uji Mann Whitney. Selain data primer, terdapat

juga data sekunder yang diperoleh yaitu seperti gambaran umum desa dan atau

prasarana yang terdapat di desa.

Hasil penelitian ini ialah telah diketahui bahwa terdapat perbedaan yang

nyata dari kedua kelompok tersebut, dimana kelompok petani agrowisata

memiliki pendapatan atau keuntungan yang lebih besar dari pada petani ape lapel

yang tidak tergabung dalam agrowisata. Sedangkan untuk hasil off farm, diketahui

bahwa dengan adanya lembaga desa wisata di Desa Gubugkalkah membuat

kesempatan kerja dan peluang usaha tercipta untuk dijadikan peluang masyarakat

desa. Kesimpulan yang dapat ditarik terdapat terdapat dampak positif dan dampak

negatif dengan adanya desa wisata, yaitu dampak positifnya ialah petani

mendapatkan keuntungan lebih dikarenakan dapat memotong rantai penjualan

sehingga langsung menuju konsumen tingkat akhir, tidak melalui tengkulak.

Kemudian banyaknya kesempatan kerja dan peluang usaha baru. Namun, dampak

Page 8: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

negatif yang ditimbulkan ialah seperti kemungkinan terjadi perselisihan dalam

kedua kelompok tersebut.

Page 9: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

SUMMARY

Indriyanti Bebara Puspasari 135040101111099 The Impact Of Tourism Village

Activities Program on Revenue of Apples Farming (in Gubugklakah Village,

Poncokusumo Sub-district, Malang Regency) Supervised by

Ir.Nidamulyawaty Maarthen, M.Si

Has developed one of agriculture-based tourism is agro-tourism.

Agriculture in the broad sense includes smallholder agriculture, plantations,

livestock and fisheries (Sudiasa, 2005). The development of agro-tourism will

build an intensive communication between farmers and tourists. With

agrotourism is expected to be a support for farmers to improve the quality of life,

in accordance with what according to Rilla, (1999) where the development of

tourism should be an opportunity for local farmers in increasing their income to

maintain family life. Gubugklakah village located in District Poncokusumo

Malang Regency East Java Province is being used as a tourist village. Tourist

village that has many tourist packages for tourists and is quite famous for its

Agro Apples. This study discusses the impact of the program of village tourism

activities on the income of apple farming, where the hypothesis is an unexpected

difference of income to apple farmers who are incorporated in agro-tourism with

apple farmers who are not incorporated in agro-tourism. This study examines two

impacts, namely the impact on agriculture which is the total cost, revenue and

total income using quantitative analysis, ie. impact on the 2 groups will use the

average difference test. This data collection uses census method for both groups,

the amount of which is already known and not exceeding 100, that is the strength

of 10 peasants of agro-apple farmers and 33 non-agro-apple farmers. Primary

data taken from respondents. In addition, the results of the acceptance of apple

farming where the selling price is multiplied by the production of apples. Then, it

can be calculated the total amount of average income per hectare to see the yields

in each group of respondents and researchers using the analytical tool that is

Mann Whitney test. In addition to primary data, there are also increasing

secondary data such as the general picture of the village and / or infrastructure in

the village.

The result of this research is known that there is a real difference between

the two groups, where the group of farmers of agro-tourism has a higher income

or profit than the farmers who do not join in agro-tourism. As for off-farm

results, it is known with the existence of village tourism institution in

Gubugkalkah Village. Employment opportunities are created to target villagers.

Conclusions can be drawn there are positive impacts and negative impacts with

the existence of tourist villages, namely the positive impact of getting farmers

more profits can generate direct profits, not through middlemen. Then many new

job opportunities and business opportunities. However, negative impacts arise

such as the possibility of disputes in both groups.

Page 10: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya

kepada kita semua sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP

PENDAPATAN USAHATANI APEL” di Desa Wisata Gubugklakah,

Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Skripsi ini

disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada program Strata-

1 di Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya.

Karena menyadari ketidaksempurnaan proposal skripsi ini tanpa bantuan

beberapa pihak, maka penulis ingin berterimakasih kepada:.

1. Allah SWT

2. Ibu Ir. Nidamulyawaty Maarthen, M.Si. Selaku Dosen Pembibing.

3. Segenap Dosen Jurusan Agribisnis FP-UB Malang yang telah memberikan

ilmunya kepada penulis.

4. Kedua Orangtua, kakak, adik dan keluarga yang selalu memberikan

semangat serta kasih sayang yang tercurah selama ini kepada penulis.

Penulis menyadari proposal skripsi ini tidak luput dari berbagai

kekurangan. Penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan

perbaikan sehingga akhirnya skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi bidang

pendidikan dan penerapan dilapangan serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut.

Malang, 28 Agustus 2017

Penulis

Page 11: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada 21 Juni 1995, penulis adalah seorang

anak putrid ketiga dari empat bersaudara. Keturunan sunda dari ibu dan

keturunan jawa dari ayah.

Penulis mulai menempuh pendidikan di TK. Islam Al-Hidayah Jakarta

Utara pada tahun 1997 sampai 2000, kemudian pada tahun 2001 penulis

melanjutkan pendidikan dasar di SDS Hang Tuah V Jakarta hingga 2005,

kemudian penulis pindah dan melanjtukannya kembali di SDN Setia Asih 06

Bekasi sampai 2007, lalu menumpuh sekolah menegah pertama di SMPN 19

Bekasi hingga 2010 setelah tamat SMP penulis menempuh pendidikan menengah

atas di SMAS Islam PB Soedirman 2 Bekasi hingga lulus pada tahun 2013,

kemudian penulis melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dengan terdaftar

sebagai mahasiswa Strata-1 Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Brawijaya, Malang melalui jalur SNMPTN.

Selama menjadi mahasiswa penulis pernah aktif dalam kepanitiaan PLA I

dibawah binaan PERMASETA (Perhimpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi

Pertanian) pada tahun 2014.

Page 12: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

DAFTAR ISI

RINGKASAN ........................................................................................ i

SUMMARY ........................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ........................................................................... iii

RIWAYAT HIDUP ............................................................................... iv

DAFTAR ISI .......................................................................................... v

DAFTAR TABEL ................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... x

I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Be lakang ............................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 4

1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 5

1.4 Kegunaan Penelitian ..................................................................... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 6

2.1 Telaah Penelitian Terdahulu ......................................................... 6

2.2 Tinjauan Tentang Desa Wisata ..................................................... 8

2.2.1 Konsep dan Definisi Desa Wisata ....................................... 8

2.2.2 Faktor-Faktor Untuk Menjadi Desa Wisata......................... 9

2.3 Tinjauan Tentang Agrowisata ...................................................... 9

2.3.1 Pengertian Agrowisata ........................................................ 9

2.3.2 Konsep Agrowisata ............................................................. 10

2.3.3 Manfaat Agrowisata ............................................................ 11

2.3.4 Basis Pengembangan Agrowisata ....................................... 13

2.4 Tinjauan Tentang Apel ................................................................. 15

2.4.1 Sejarah Tanaman Apel di Indonesia .................................... 15

2.4.3 Morfologi Tanaman Apel .................................................... 15

2.5 Tinjauan Tentang Dampak ........................................................... 16

2.5.1 Dampak Positif dan Negatif Sektor Pariwisata ................... 17

2.6 Tinjauan Tentang Usahatani dan Pendapatan .............................. 18

2.6.1 Definisi Usahatani ............................................................... 18

2.6.2 Konsep Biaya Usahatani ..................................................... 19

2.6.3 Konsep Penerimaan Usahatani ............................................ 20

2.6.4 Konsep Pendapatan Usahatani ............................................ 21

Page 13: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

III.KERANGKA TEORITIS ............................................................... 22

3.1 Kerangka Teoritis ......................................................................... 22

3.2 Hipotesis ....................................................................................... 25

3.3 Batasan Masalah ........................................................................... 25

3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ........................... 25

IV. METODELOGI PENELITIAN .................................................... 28

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 28

4.2 Teknik Penentuan Sampel ............................................................ 28

4.3 Teknik Pengambilan Data ............................................................ 29

4.4 Metode Analisis Data ................................................................... 30

4.4.1 Analisis Deskriptif ............................................................... 30

4.4.2 Analisis Kuantitatif .............................................................. 30

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 36

5.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian ........................................... 36

5.1.1 Karakteristik Desa Gubugklakah ........................................ 37

5.2 Karakteristik Responden .............................................................. 39

5.3 Desa Wisata Gubugklakah ........................................................... 42

5.3.1 Sejarah ................................................................................. 42

5.3.2 Struktur Organisasi LADESTA ........................................... 44

5.3.3 Visi dan Misi LADESTA .................................................... 45

5.4 Kegiatan dan Obyek Desa Wisata Gubugklakah .......................... 46

5.4.1 Kegiatan Promosi Desa Wisata Gubugklakah ..................... 47

5.5 Dampak Ekonomi On Farm ......................................................... 47

5.5.1 Biaya Operasional Usahatani Apel ...................................... 47

5.5.2 Penerimaan Usahatani Apel ................................................ 51

5.5.3 Pendapatan Usahatani Apel ................................................. 53

5.5.4Uji Beda Rata-Rata Pendapatan Petani Apel ........................ 54

5.6 Dampak Ekonomi Off Farm ......................................................... 55

VI. PENUTUP ....................................................................................... 57

6.1 Kesimpulan ................................................................................... 57

6.2 Saran ............................................................................................. 59

Page 14: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 60

LAMPIRAN ........................................................................................... 62

Page 15: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

1. Jumlah Responden .................................................................. 29

2. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ................... 37

3. Prasarana Bidang Pendidikan di Desa Gubugklakah .............. 38

4. Prasarana Ibadah di Desa Gubugklakah .................................. 38

5. Karateristik Responden Berdasarkan Usia .............................. 39

6. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin................... 40

7. Karakteristik Responden B^erdasarkan Tingkat Pendidikan .. 41

8. Karakteristik Responden Berdasarkan Luas Lahan ................ 42

9. Rata-rata Biaya Tetap Usahatabi Apel .................................... 48

10. Rata-rata Biaya Variabel Usahatani Apel ............................... 49

11. Rata-rata Total Biaya Usahatani Apel..................................... 50

12. Rata-rata Penerimaan Penjualan Usahatani Apel .................... 51

13. Rata-rata Pendapatan Usahatani Apel .................................... 53

14. Pekerjaan Sebelum dan Sesudah Bergabung Desa Wisata ..... 55

Page 16: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

1. Skema Kerangka Pemikiran .................................................... 23

2. Peta Kecamatan Poncousumo ................................................. 36

3. Struktur Organisasi LADESTA .............................................. 44

Page 17: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman

1. Total Biaya Usahatani Apel Kelompok Non Agrowisata ....... 63

2. Total Biaya Usahatani Apel Kelompok Agrowisata ............... 65

3. Penerimaan Penjualan Produksi Apel Kel.Agrowisata ........... 66

4. Penerimaan Penjualan Produksi Apel Non Kel.Agrowisata ... 67

5. Rata-rata Total Biaya, Penerimaan dan Pendapatan ............... 69

6. Perbandingan Pendapatan Usahatani Apel.............................. 72

7. Dokumentasi Kegiatan Penelitian ........................................... 73

Page 18: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan
Page 19: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dampak merupakan suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat dari suatu

aktivitas yang bersifat alamiah, baik bersifat kimia, fisik maupun biologi. Dampak

juga dapat diartikan sebagai perubahan yang tidak direncanakan yang diakibatkan

oleh aktivitas pembangunan yang dapat bersifat biofisik, social, ekonomi maupun

budaya. Menurut Soemarwoto (1991), suatu dampak dapat dilihat apabila mempunyai

bahan pembanding sebagai acuan. Salah satu acuan adalah keadaan sebelum terjadi

perubahan. Dampak dapat bersifat negatif dan bersifat positif. Dampak positif

merupakan suatu aktivitas yang dapat memberikan keuntungan, dampak negatif

merupakan suatu perubahan buruk yang terjadi sebagai akibat dari suatu aktivitas

yang dapat memberikan kerugian. Dampak menjadi penting untuk dikaji pada suatu

program untuk membandingkan baik atau buruknya program pada sebelum

dilaksanakan dengan setelah dilaksanakannya suatu program, agar dapat mengetahui

kualitas suatu program yang dilaksanakan.

Pariwisata salah satu yang dapat memberikan dampak pada pembangunan,

disisi lain pariwisata merupakan sektor yang mempunyai potensi untuk memberikan

pengaruh besar pada perekonomian bangsa Indonesia. Pengertian pariwisata yang

lebih menekankan pada aspek ekonomi dapat dilihat dalam definisi yang dibuat oleh

Wahab (1976), yaitu pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu

menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan kesempatan kerja,

pendapatan, taraf hidup serta menstimulasi sektor-sektor lain di daerah yang

menerima wisatawan. Ia memandang pariwisata sebagai suatu sektor yang kompleks

karena meliputi industri-industri dalam arti yang klasik seperti industri kerajinan dan

cindera mata, penginapan, transportasi dan lain-lain. Hal ini dapat dilihat dari indikasi

besarnya potensi sektor pariwisata terhadap Negara Indonesia terlihat dari besarnya

pertumbuhan wisatawan nasional dari tahun 2011 yang berjumlah 6.750.416 menjadi

7.908.534 di tahun 2015(Kementerian Parawisata,2016).

Page 20: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

2

Telah berkembang salah satu pariwisata yang berbasis pertanian yaitu

agrowisata. Pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat, perkebunan,

peternakan dan perikanan (Sudiasa, 2005). Pengembangan agrowisata akan

membangun komunikasi yang intensif antara petani dengan wisatawan. Dengan

agrowisata diharapkan menjadi penopang bagi para petani untuk meningkatkan

kualitas hidupnya, sebagaimana sesuai dengan apa yang dikatakan menurut Rilla,

(1999) dimana pembangunan pariwisata mestinya dapat menjadi peluang bagi petani

lokal dalam meningkatkan pendapatannya untuk mempertahankan hidup keluarganya.

Agrowisata identik dengan pertanian hortikultura, Hortikultura berasal dari kata

hortus (kebun) dan colere (budidaya). Secara harfiah istilah hortikultura diartikan

sebagai usaha membudidayakan tanaman buah-buahan, sayuran dan tanaman hias,

sehingga hortikultura merupakan suatu cabang dari ilmu pertanian yang mempelajari

budidaya buah-buahan, sayuran dan tanaman hias. Ditinjau dari fungsinya, tanaman

hortikultura dapat memenuhi kebutuhan jasmani sebagai sumber vitamin, mineral dan

protein (dari buah dan sayur) serta memenuhi kebutuhan rohani, karena dapat

memberikan rasa tenteram, ketenangan hidup dan estetika (dari tanaman hias/bunga)

(Notodimedjo, 1997).

Desa Gubugklakah yang berada di Kecamatan Poncokusumo Kabupaten

Malang Provinsi Jawa Timur tengah dijadikan sebagai sebuah desa wisata. Desa

wisata yang memiliki banyak tawaran paket wisata bagi para wisatawan. Apel yang

merupakan komoditas pertanian holtikultura yang menjadi salah satu potensi Desa

Gubugklakah. memiliki banyak manfaat yang berguna menjaga daya tahan tubuh,

buah ini termasuk dalam keluarga Rosaceae yang berasal dari suku Rosales, sebagian

besar apel memiliki rasa yang manis dan menyegarkan, itu karena kandungan glukosa

dalam apel tersebut, meskipun kita tidak jarang menemukan buah apel yang rasanya

asam. Apel merupakan salah satu buah yang paling digemari di Indonesia. Hal ini

ditandai dengan semakin meningkatnya konsumsi apel di Indonesia dari tahun ke

tahun. Menurut Badan Pusat Statistik Tahun 2014 rata-rata konsumsi buah apel di

Indonesia rata-rata 1,1 kg perkapita pertahun. sedangkan produksi apel dalam negeri

hanya 242.915 ribu ton (Badan Pusat Statistik, 2014). Rendahnya produksi apel di

Page 21: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

3

Indonesia yang menempati tempat ke 12 antara lain disebabkan tingkat

produktivitasnya masih rendah. Produktivitas kebun apel di Indonesia masih jauh dari

kebun-kebun di negara lain yaitu hanya 12,22 ton per hektar sedangkan Australia dan

Amerika Serikat masing-masing mencapai 19,38 dan 37,81 ton per hektar (FAO,

2007).

Dalam destinasi yang ditawarkan oleh pengelola desa wisata terdapat

berbagai macam seperti wisata Air Terjun Coban Pelangi, Rafting, Tubing, Air Terjun

Trisula dan Agrowisata Apel. Agrowisata Apel yang termasuk dalam kegiatan

destinasi yang dimiliki oleh Desa Wisata Gubugklakah merupakan salah satu cara

untuk meningkatkan pertanian apel di desa tersebut. Dengan adanya kegiatan desa

wisata juga diharapkan dapat menambah pendapatan para petani apel. Dalam kegiatan

agrowisata tersebut, wisatawan dapat langsung menikmati apel hasil petikan sendiri

dengan kondisi daerah yang masih alami jauh dari polusi perkotaan dan dapat

memberikan pengalaman baru. Misalnya, mengetahui bagaimana cara budidaya apel

yang baik dan benar.

Adanya Agrowisata apel ini dalam Desa Wisata Gubugklakah diharapkan

dapat membantu meratakan perekonomian dan meningkatkan taraf hidup dan

kesejahteraan para petani apel. Yakni dengan memiliki adanya dampak pada

pendapatan usahatani apel di Desa Gubugklakah, dan diharapkan juga dengan adanya

kegiatan-kegiatan dalam Desa Wisata dapat berjalan sinergis dengan lingkungan

sekitar yang bersifat berkelanjutan. Berdasarkan latar belakang yang sudah

digambarkan maka penelitian ini dilakukan untuk mengkaji dampak desa wisata

kepada pendapatan para petani. Dengan penelitian yang berjudul “Dampak Program

Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan Usahatani Apel” dengan pengambilan

lokasi di Desa Wisata Gubugklakah Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang

Provinsi Jawa Timur.

Page 22: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

4

1.2. Rumusan Masalah

Desa Wisata Gubugklakah menjadi salah satu desa yang berada di Kabupaten

Malang yang menyajikan wisata alam untuk para wisatawan. Banyak pilihan destinasi

yang ditawarkan oleh Desa Wisata Gubugklakah. Salah satunya ialah agrowisata

Apel. Agrowisata ialah merupakah suatu bisnis yang memanfaatkan lahan pertanian

demi meningkatkan kesejahteraan para petani maupun menyajikan edukasi pertanian

bagi para pengunjung. Agrowisata apel menjadi salah satu atraksi dalam Desa Wisata

Gubugklakah. Hal ini diharapkan dapat menambah taraf perekonomian masyarakat

terutama petani apel.

Harga paket yang ditawarkan oleh Desa Wisata ini berkisar Rp. 450.000

sampai dengan Rp. 800.000 dengan berbagai pilihan dengan jumlah paket sebanyak 8

paket. Agrowisata dapat memberikan dampak positif yaitu meningkatkan pendapatan

usahatani karena petani dapat memotong jalur distribusi pemasaran sehingga

langsung kepada konsumen dan menghemat biaya panen, biaya pasca panen, biaya

transportasi dan biaya-biaya lainnya. Namun selain memiliki dampak positif,

agrowisata memiliki dampak negatif yang dapat memicu beberapa permasalahan

sosial dalam masyarakat. Diantaranya seperti keterlibatan petani setempat ke dalam

agrowisata dan petani yang tidak tergabung dalam agrowisata, sehingga dengan

penelitian ini untuk menganalisis dampak on farm dan off farm dari kegiatan desa

wisata terhadap pendapatan usahatani. Oleh karena itu, beberapa aspek masalah yang

disusun menjadi sebuah rumusan masalah, yaitu:

1. Bagaimana kegiatan wisata di Desa Wisata Gubugklakah?

2. Bagaimana dampak ekonomi on farm dengan adanya kegiatan agrowisata di

Desa Gubugklakah?

3. Bagaimana dampak off farm dengan adanya kegiatan agrowisata di Desa

Wisata Gubugklakah?

Page 23: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

5

1.3. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan kegiatan wisata di Desa Wisata Gubugklakah.

2. Menganalisis dampak ekonomi on farm dengan adanya kegiatan agrowisata

apel di Desa Wisata Gubugklakah.

3. Menganalisis dampak ekonomi off farm dengan adanya kegiatan agrowisata

apel di Desa Gubugklakah

1.4. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi instansi, pemerintah dan masyarakat, sebagai kajian bahan informasi

terhadap pengembangan kegiatan agrowisata petik apel di Desa Gubugklakah.

2. Bagi petani, sebagai bahan informasi bagi para petani khususnya di Desa

Gubugklakah Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang Provinsi Jawa

Timur.

3. Bagi pembaca dan pihak lain, sebagai bahan informasi dan referensi bagi

penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan dampak agrowisata apel.

Page 24: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Telaah Penelitian Terdahulu

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak kegiatan Desa

Wisata terhadap usahatani apel di Desa Wisata Gubugklakah Kecamatan

Poncokusumo Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur. Demi mengetahui dampak

positif maupun negatif, dan juga dampak dari segi ekonomi yang mempengaruhi

usahatani apel dikarenakan adanya agrowisata sebagai salah satu kegiatan dalam

Desa Wisata Gubugklakah. Maka dari itu dalam sub bab ini terdapat beberapa

penelitian terdahulu yang mengangkat permasalahan mengenai dampak yang

berpengaruh terhadap pendapatan usahatani.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ayu Ida Fitriana pada

tahun 2014 yang bertujuan menganalisis dampak dari program kegiatan desa wisata

terhadap pendapatan usahatani apel yang berlokasi di Desa Tulungrejo Kecamatan

Bumiaji Kabupaten Malang. Alat analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif

dan analisis kuantitatif. Dimana analisi deskriptif digunakan sebagaimana

mengdeskripsikan prodil desa, kehidupan sosial petani dan dampak sosial maupun

ekonomi off farm didaerah penelitian. Sedangkan, analisis kuantitatif digunakan

sebagai alat untuk menganalisis dampak eknomi on farm seperti biaya penerimaan,

pendapatan dan biaya usahatani apel.. Hasil yang diperoleh dari kedua alat analisis

tersebut ialah dampak dari kegiatan agrowisata dalam desa wisata Tulungrejo, apa

ada perbedaan pendapatan antara petani yang bergabung dengan agrowisata dengan

petani yang tidak bergabung dengan agrowisata. Dari hasil kesimpulan yang diambil

dari penelitian ini ialah bahwa kegiatan agrowisata yang dikembangkan oleh

kelompok pengembang TFE di Desa Wisata Tulungrejo ini berdampak terhadap

pendapatan petani. Dari segi ekonomi off farm, adanya agrowisata dalam desa wisata

memberikan peluang usaha seperti berdagang musiman yang menjual berbagai

souvenir berupa kaos, serta berjualan oleh-oleh berupa buah apel, keripik apel dalam

kios. Terkadanag jika diperlukan juda dapat menyediakan kendaraan wisata untuk

menuju kebun yang letaknya jauh dari jalan raya utama. Sedangkan dari segi dampak

Page 25: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

7

sosial, yaitu berdampak pada kesempatan kerja dan tida menimbulkan perubahan

pada pola mata pencaharian, serta perubahan pada pola kepemilikan lahan.

Penelitian selanjutkan dilakukan oleh Ameliawati (2015) yang mengambil topik

dampak dari program agrowisata petik belimbing terhadap pendapatan usahatani yang

mengambil kasus di agrowisata Desa Ngeringinrejo,Kecamatan Kalitidu, Kabupaten

Bojonegoro. Penelitain ini menggunakan analisis deskriptif, analisis kuantitatif dan

analisis regresi logistic. Dimana analisis regresi logistic ini untuk mengukur factor-

faktor apa saja yang mempengaruhi pengambilan keputusan petani dalam bergabung

dengan agrowisata. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan pendapatan antara

petani yang bergabung dengan agrowisata dengan petani yang tidak bergabung

dengan agrowisata. Dengan hasil akhir yang dapat disimpulkan dari penelitian ini

ialah terdapat perbedaan nyata terhadap pendapatan yang diterima oleh petani yang

mengkontribusikan diri dan lahan nya kepada agrowisata dengan petani yang tidak

bergabung. Sedangkan, keputusan petani bergabung dalam agrowisata dikarenakan

dipengaruhi oleh pendidikan erakhir, frekuensi penyuluhan dan jumlah pohon

belimbing.

Penelitian selanjutnya yang terakhir dilakukan oleh Cahyo Dwi Atmaja

(2016) yang meneliti mengenai analisis dampak sosial ekonomi agrowisata petik

jeruk terhadap petani jeruk yang mengambil kasus di Desa Selorejo Kecamatan Dau

Kabupaten Malang. Penelitian ini menjadikan petani jeruk di desa Selorejo seagai

responden. Petani yang bergabung dengan agrowisata maupun petani yang tidak

bergabung dalam agrowisata. Tujuan dari penelitian ini ialah menganalisis dampak

sosial ekonomi, dimana memiliki beberapa indicator yaitu yang terdiri dari: kesehatan

dengan contoh pertanyaan terhadap akses air bersish untuk minum, kecukupan

pangan dan akses pelayanan kesehatan. Selanjtnya indikator pendidikan terakhir yang

diajukan beberapan pertanyaan yaitu tingkat pendidikan tertinggi anggota rumah,

presentase jumlah amggota keluarga yang mengenyam pendidikan dan anggota

keluarga yang memiliki keterampilan atau pengetahuan diluar bidang pertanian.

Setelah itu ada indikator sosial yang terdiri dari 3 pertanyaan yang terdiri dari tingkat

tolong menolong antar masyarakat, rasa saling percaya antara orang dalam

Page 26: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

8

masyarakat, dan sering tidaknya terjadi permasalahan antara orang atau keluarga.

Indikator yang terakhir yaitu indicator ekonomi yang terdiri dari 5 pertanyaan yaitu

pendapatan, jumlah jenis pendapatan, sifar pendapatan tetap atau tidak tetap,

persediaan beras kebutuhan pokok, kemampuan membeli kebutuhan pokok.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerapan wisata petik jeruk dari segi

perubahan sosial ekonomi petani jeruk di Desa Selorejo dan mengetahui sikap petani

terhadap penerapan agrowisata petik jeruk.

Dari beberapa tinjauan penelitian terdahulu yang sudah disajikan diatas dapat

disimpulkan bahwa menganalisis dampak ekonomi pada suatu daerah yang terdapat

agrowisata, dimana dapat berdampak positif maupun negatif. Maka dari itu

dilakukan penelitian ini dan tidak banyak perbedaan dari penggunaan metode

analisis yang dilakukan dari beberapa penelitian diatas dengan penelitian ini,

penelitian dengan judul „Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap

Usahatani Apel” di Desa Wisata Gubugklakah Kecamatan Poncokusumo Kabupaten

Malang Provinsi Jawa Timur. Dengan demikian penelitian ini diharapkan sesuai

rencana dengan lancar sehingga dapat menjawab maksud dan tujuan dari penelitian.

2.2. Tinjauan tentang Desa Wisata

2.2.1. Konsep dan Definisi Desa Wisata

Desa wisata merupakan salah satu bentuk kegiatan wisata pada kawasan

tertentu yang melibatkan masyarakat. Menurut Priasukmana & Mulyadi (2001), desa

wisata merupakan suatu kawasan pedesaan yang menawarkan keseluruhan sosial

ekonomi, sosial budaya, adat istiadat, keseharian, memiliki arsitektur bangunan dan

struktur tata ruang desa yang khas, atau kegiatan perekonomian yang unik dan

menarik serta mempunyai potensi untuk dikembangkannya berbagai komponen

lainnya, yaitu seperti atraksi, akomodasi, makanan dan minuman, cindera mata, dan

kebutuhan wisata lainnya. Penjelasan yang memiliki arti sama dengan definisi yang

dikemukakan menurut Wiendu (1993), desa wisata merupakan suatu bentuk integrasi

antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur

kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku.

Page 27: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

9

Sedangkan menurut ahli lainnya ialah, desa wisata dapat dilihat sebagai bentuk

industri pariwisata yang berupa kegiatan mengaktualisasikan perjalanan wisata

identik meliputi sejumlah kegiatan yang bersifat menghimbau, merayu, mendorong

wisatawan sebagai konsumen agar menggunakan produk dari desa wisata tersebut

atau mengadakan perjalanan wisata ke desa wisata tersebut atau disebut pemasaran

desa wisata. Komponen produk pariwisata itu sendiri terdiri atas angkutan wisata,

atraksi wisata, dan akomodasi pariwisata (Soekadijo, 2000)

2.2.2. Faktor-Faktor Untuk Menjadi Desa Wisata

Menurut Syamsu dalam Prakoso (2008), mengemukakan bahwa suatu

kawasan dikatakan dapat menjadi desa wisata harus memperhatikan faktor-faktor

sebagai berikut:

1. Faktor kelangkaan adalah sifat dari atraksi wisata yang tidak bisa dijumpai

atau langka ditempat lain.

2. Faktor kealamiahan adalah sifat atraksi wisata yang belum pernah mengalami

perubahan akibar campur tangan manusia.

3. Keunikan, yakni sifat atraksi wisata yang memiliki keunggulan komparatif

dibanding objek wisata lain.

4. Faktor permberdayaan masyarakat yang mampu menghimbau agar

masyarakat ikut serta dan diberdayakan dalam pengelolaan objek wisata di

daerahnya.

2.3. Tinjauan Tetang Agrowisata

2.3.1. Pengertian Agrowisata

Pengertian sederhana dari Agrowisata yaitu usaha berbasis wisata dalam

memanfaatkan potensi pertanian sebagai nilai jual ataupun objeknya. Umumnya para

wisatawan yang berkunjung ke agrowisata ingin menikmati wisata bernuansa asri

dengan pertanian dan juga menambah wawasan pengetahuan akan tanaman pertanian

yang dijadikan objek.

Di Indonesia terdapat banyak usaha dalam bidang agrowisata karena sangat

menjanjikan dalam meningkatkan status perekonomian dan juga secara tidak

Page 28: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

10

langsung ikut serta dalam melestarikan lingkungan. Sebagaimana menurut Maruti

(2009), sebuah agrowiata adalah bisnis berbasis usahatani yang terbuka untuk umum.

Dan menurut Brscic (dalam Budiasa, 2011), mengemukakan bahwa agrowisata

sebagai sebuah bentuk khusus pariwisata di lokasi usahatani rumahtangga yang dapat

berdampak ganda terhadap aspek sosial-ekonomi dan permukaan areal (landscape)

pedesaan.

2.3.2. Konsep Agrowisata

Sederhananya, konsep agrowisata dapat diketahui dari asal kata “agro” yang

berarti berbasis pertanian. Di Indonesia umumnya dapat ditemukan para pendiri atau

pengelola agrowisata milik Negara maupun swasta memperluas konsep agrowisata

menjadi tempat tujuan wisata yang menyenangkan untuk dikunjungi bersama

keluarga dan kerabat. Selain dengan memanfaatkan usaha tanaman pertaniannya

dapat dinimakti juga seperti area bermain, area pemancingan, ataupun tersedianya

tempat penginapan. Hal ini dikuatkan seperti menurut Wolfe dan Bullen, (2011),

Berbagai aktivitas agrowisata yang sering dijumpai adalah berburu dan memancing

berbasis fee (fee hunting and fishing), festival dan pameran pertanian (agriculture

related festival and fairs), tur usahatani (farm tours), wisata petik sayuran dan buah-

buahan (U-pick vegetables and fruit), menunggang kuda (horseback riding), pasar

ritel petani/usahatani (farmers/on-farm retail markets), berlibur di usahatani (farm/on

farm vacations), menginap dan menikmati makan pagi di rumah petani (on-farm bed

and breakfasts), menikmati anggur (wineries), menikmati keunikan binatang/burung

di peternakan (on-farm petting zoos/bird watching), piknik di areal usahatani (on-

farm picnic areas), bersepeda/berjalan di jalan usahatani (biking/hiking trails), dan

program pendidikan usahatani (on-farm educational programs).

Dalam hal yang sama Sznajder. dkk. (2009), menambahkan konsep

agrowisata yang membedakan antara agrowisata tradisional dan agrowisata modern.

Agrowisata tradisional hanya menawarkan paket liburan dengan tinggal sementara

kepada pengunjung untuk menikmati sumberdaya alami usahatani dan petani hanya

mendapatkan sejumlah kecil tambahan pendapatan. Selanjutnya, dalam agrowisata

modern, petani tampak 11 lebih berinisiatif melakukan investasi untuk dapat

Page 29: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

11

menawarkan lebih banyak produk agroturistik dengan harapan dapat memberikan

sumbangan nyata terhadap pendapatan usahataninya.

2.3.3. Manfaat Agrowisata

Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan waktu istirahat dengan berlibur

dari rutinitas kegiatan ataupun pekerjaan yang melelahkan dan berujung pada rasa

kejenuhan. Oleh karena itu perlunya penyegaran pada rohani dan jasmani. Melalui

kegiatan berwisata pada tempat seperti alam alami ataupun buatan manusia yang

dapat mendorong manusia agar dapat lebih banyak berinteraksi dengan

lingkungannya. Agrowisatadiharapkan dapat menjadi solusi yang mempunyai daya

tarik wisata yang memiliki keterpaduan antara alam alami dan buatan manusia. Oleh

karena itu, jika agrowisata dikelola dan dimanfaatkan dengan benar maka dapat

memberikan manfaat cukup luas seperti menurut Sastrayuda ( 2010), yaitu:

A. Meningkatkan Konservasi Lingkungan, pengembangan dan pengelolaan

agrowisata yang obyeknya benar-benar menyatu dengan lingkungan alamnya

harus memperhatikan kelestarian lingkungan, jangan sampai pembuatan atau

pengembangannya merugikan lingkungan. Nilai-nilai konservasi yang

ditekankan pada keseimbangan ekosistem dan peletakan kemampuan daya

dukung lingkungan dapat memberikan dorongan bagi setiap orang untuk

senantiasa memperhitungkan masa depan dan pembangunan yang

berkelanjutan (sustainable development). Daerah agrowisata diharapkan dapat

berguna bagi lingkungan. Berdasarkan kawasan agro wisata yang memiliki

areal yang sangat luas dan ditanami dengan berbagai jenis pohon, tanaman

holtikultura akan mempengaruhi cuaca bahkan iklim di sekitarnya. Dengan

banyaknya pohon, selain dapat menyerap kebisingan, juga dapat memberikan

kesegaran dan kenyamanan, pengembangan agro wisata di satu daerah, atau

negara akan mendorong popularitas negara tersebut, yang dihasilkan dari

berbagai komoditi pertanian seperti Thailand, banyak hasil pertanian

holtikultura, di negara tersebut telah membawa harum negara tersebut, seperti

durian montong, jambu, paprika, ketimun, jeruk dan lain-lain, demikian pula

dengan Negara New Zealand banyak hasil pertaniannya telah membawa

Page 30: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

12

harum, seperti apple, buah kiwi, pear, anggur, dan lain-lain. Apa yang

dihasilkan oleh negara-negara tersebut, membuktikan bahwa produk wisata,

tidak harus selalu berbentuk obyek alam, akan tetapi inovasi terhadap

berbagai hasil pertanian dapat menjadi pendukung bagi peningkatan

kunjungan wisatawan.

B. Meningkatkan Nilai Estetika dan Keindahan Alam

Lingkungan alam yang indah, panorama yang memberikan kenyamanan, dan

tertata rapi, akan memberikan nuansa alami yang membuat terpesona orang

yang melihatnya. Alam ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa dipadukan dengan

kemampuan manusia untuk mengelolanya, menimbulkan nilai estetika yang

secara visual dapat diperoleh dari flora, fauna, warna dan arsitektur bangunan

yang tersusun dalam satu tata ruang yang serasi dengan alam. Setiap

pengembangan agro wisata tentu memiliki nilai- keserasian sendiri dan

manfaat, pertimbangan secara mendalam terhadap komponen pendukung

seperti bangunan yang dibuat dari beton, hendaknya dapat dijadikan

pertimbangan untuk dapat dihindari keberadaannya. Bangunan yang didesain

sedemikian rupa, yang dapat menyatu dengan alam, itulah yang diharapkan

keberadaannya, oleh karena itu dalam pengembangan agro wisata dibutuhkan

perencanaan tata letak, arsitektur bangunan, lanskap yang tepat.

C. Memberikan Nilai Rekreasi

Wisata tidak dapat dipisahkan keberadaannya sebagai sarana rekreasi.

Kegiatan rekreasi di tengah-tengah pertanian yang luas akan memberikan

kenikmatan tersendiri. Sebagai tempat rekreasi, pengelola agro wisata dapat

mengembangkan fasilitas lainnya yang dapat menunjang kebutuhan para

wisatawan seperti, restaurant, bila memungkinkan akomodasi, panggung

hiburan, dan yang paling penting adalah tempat penjualan hasil pertanian

seperti buah-buahan, bunga, makanan dan lain-lain. Dengan menyediakan

fasilitas penunjang, maka keberadaan agrowisata akan senantiasa berorientasi

kepada pelayanan terbaik bagi pengunjung, di samping itu sebagai perpaduan

kegiatan rekreasi dengan pemanfaatan hasil pertanian, maka dapat

Page 31: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

13

dikembangkan nilai ekonomis agro wisata dengan cara menjual hasil

pertanian hortikultura kepada pengunjung dengan berbagai cara. Salah

satunya adalah mempersilahkan pengunjung untuk memetik buah atau jenis

lainnya sendiri, yang kemudian hasil petikannya ditimbang dan pengunjung

dapat membelinya, cara memetik buah atau jenis lainnya memiliki nilai

rekreatif yang tinggi dan sekaligus memiliki nilai pendidikan bagi para

pengunjung.

D. Meningkatkan Kegiatan Ilmiah dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Pengembangan agro wisata, tidak saja bertujuan untuk mengembangkan nilai

rekreatif, akan tetapi lebih jauh mendorong seseorang atau kelompok

menambah ilmu pengetahuan yang bernilai ilmiah kekayaan flora dan fauna

dengan berbagai jenisnya, mengundang rasa ingin tahu para pelajar. Keilmuan

dalam menambah ilmu pengetahuan agro wisata dengan berbagai bentuknya

dapat dijadikan sumber informasi kekayaan alam dan ekosistem di dalamnya.

Peningkatan sarana agro wisata tidak hanya yang bersifat memenuhi

kebutuhan pengunjung akan tetapi sebagai sarana pendidikan dan

pengembangan ilmu pengetahuan. Pengelola agro wisata, perlu menyediakan

fasilitas penelitian baik yang berbentuk kebun-kebun percobaan, yang bersifat

laboratorium alam, maupun laboratorium yang bersifat tempat penelitian

khusus dari berbagai jenis hortikultura dan jenis lainnya seperti hasil hutan,

peternakan, perikanan dan lain-lain.

E. Mengembangkan Ekonomi Masyarakat

Agro wisata yang dibina secara baik dengan memperhatikan dan mendasarkan

kepada kemampuan masyarakat, akan memberikan dampak bagi peningkatan

ekonomi masyarakat, dalam bentuk pendapatan masyarakat, kesempatan

kerja, kesempatan berusaha.

2.3.4. Basis Pengembangan Agrowisata

Agrowisata yang juga merupakan usaha berbasis pariwisata, hanya saja

berbeda dengan yang lain karena agrowisata memanfaatkan lahan pertanian dan

kegiatan usaha tani juga nuansa hidup di alam perdesaan. Indonesia sebagai Negara

Page 32: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

14

agraris yang disamping itu pertanian adalah sector terbesar penghasil tenaga kerja dan

sebagai penyumbang untuk devisa negara.

Menurut Afandhi (2005), kebijakan umum Departemen Pertanian dalam

membangun pertanian bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan tarap hidup

petani, peternak, dan nelayan, memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha,

menunjang pembangunan industri serta meningkatkan ekspor. Untuk itu, usaha

diversifikasi perlu dilanjutkan disertai dengan rehabilitasi yang harus dilaksanakan

secara terpadu, serasi, dan merata disesuaikan dengan kondisi tanah, air dan iklim,

dengan tetap memelihara kelestarian kemampuan sumber daya alam dan lingkungan

hidup serta memperhatikan pola kehidupan masyarakat setempat.

Melalui agrowisata yang bukan hanya semata untung peluang bisnis tetapi

juga untuk melestarikan alam dan memberikan wawasan pengetahuan kepada

wisatawan tentang alam juga tanaman pertanian. Maka dari itu dengan melihat

potensi agrowisata yang besar sangat diharapkan dilakukan langkah-langkah

pengembangan.

Budiasa (2011), mengemukakan dua model pengembangan agrowisata, yaitu

agrowisata berbasis modal (capital-based agritourism) dan agrowisata berbasis

masyarakat (community-based agritourism). Pengembangan agrowisata berbasis

modal lebih menekankan pada kemampuan modal investor yang dapat melihat

peluang keuntungan dari aktivitas agrowisata tersebut, dengan harapan bahwa

keuntungan maksimal dari usaha agrowisata tersebut dapat dinikmati oleh investor

tersebut. Untuk membangun pusat agrowisata investor memualinya dengan akuisisi

lahan minimal 1,5 atau 2,0 ha dan dengan kemampuan modalnya investor tersebut

membangun infrastruktur dan fasilitas dasar agrowisata. Investor akan mengangkat

manager atau melaksanakan sendiri proses manajemen dalam industri agrowisata

yang dikembangkan. Selanjutnya, dalam pengembangan agrowisata berbasis

masyarakat tampak anggota masyarakat mengorganisasi diri dan mengoperasikan

bisnis agrowisata tersebut berdasarkan aturan-aturan serta pembagian tugas dan

kewenangan yang telah mereka sepakati bersama. Sumberdaya, terutama lahan

usahatani tetap menjadi milik petani secara individual tetapi masing-masing dari

Page 33: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

15

mereka dapat saja menyerahkan pengelolaan asetnya kepada kelompok atau pihak

manajemen yang mereka tentukan dengan imbalan keuntungan yang proportional.

Aset kapital bersama mereka gunakan untuk membangun infrastruktur dan fasilitas

dasar yang menjadi persyaratan minimal pengembangan pusat agrowisata tersebut.

2.4. Tinjauan Tentang Apel

2.4.1. Sejarah Tanaman Apel di Indonesia

Apel adalah tanaman buah tumbuh di daerah subtropis dan pertama kali

ditanama di Asia Tengah. Tanaman in imasuk ke Indonesia sekitar tahun 1930-an

dibawa oleh orang Belanda bernama kreben yang kemudian menanamnya di

daerahNongkojajar, Pasuruan. Sejarah apel di Indonesia dimulai sejak didatangkan

dari Australia pada tahun 1934 dan pertama ditanam di Desa Tebo Pujon Malang

sebanyak 20 varietas. Menurut situs resmi Balai Penelitian Jeruk dan Buah

Subtropika pada tahun 2014 yang menuliskan bahwa tanaman apel mulai berkembang

hingga sekarang berawal dari daratan tinggi Kota Batu, Poncokusumo (Malang), dan

Nongkojajar (Pasuruan) yang mengalami masa kejayaan pada tahun sekitar 1970.

2.4.2. Klasifikasi Tanaman Apel

Menurut Soelarso (1997), mengatakan klasifikasi dari buah apel yaitu:

Kingdom : Plantae

Divis : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Rosales

Famili : Rosaceae

Genus : Pyrus

Spesies : Pyrus malus

2.4.3. Morfologi Tanaman Apel

a. Batang

Pohon apel berkayu keras dan kuat, caban-cabang jika dibiarkan atau tidak

dipangkas pertumbuhannya lurus dan tidak beranting. Kulit kayunya

Page 34: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

16

cukup tebal, warna kulit batang muda, cokelat muda sampai cokelat

kekuning-kuningan dan setelah tua berwarna hijau kekuning-kuningan.

b. Akar

Pohon apel berasal dari biji dan anakan yang membentuk akar tunggang,

yaitu akar yang tumbuhnya lurus atau vertical kedalam tanah. Berfungsi

sebagai penegak tanaman penghisap air dan unsur hara dalam tanah, untuk

menembus lapisan tanah yang keras.

c. Daun

Bentuk daun apel dipilih menjadi enam kategori, yaitu oval, broadly oval,

narrow oval, acute, broadly acute, dan narrow acute. Permukaan daun

bisa datar atau bergelombang. Sisi daun ada yang melipat ke bawah, ada

juga yang melipat ke atas. Bagian bawah daun umumnya diselimuti bulu-

bulu halus.

d. Buah

Buah apel mempunyai bentuk bulat sampai lonjong. Bagian pucuk buah

berlekuk dangkal, kulit agak kasar dan tebal, pori-pori buah kasar dan

renggang, tetapi setelah tua menjadi halus dan mengkilat. Warna buah

hijau kekuning-kuningan, hijau berbintik-bintik, merah tua, dan sebaginya

sesuai dengan varietasnya (Soelarso, 1997).

2.5. Tinjauan Tentang Dampak

Definisi dampak adalah akibat, imbas atau pengaruh yang terbaik (baik itu

negative atau postif) dari sebuah tindakan yang dilakukan oleh satu atau sekolompok

orang yang melakukan kegiatan tersebut. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia Online Tahun 2010, dampak ialah benturan, pengaruh yang mendatangkan

akibat baik positif maupun negative. Pengaruh adalah daya yang ada dan timbul dari

sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan

seseorang. Menurut Soemarwoto (1991), suatu dampak dapat dilihat apabila

mempunyai bahan pembanding sebagai acuan. Salah satu acuan adalah keadaan

sebelum terjadi perubahan dan dampak dapat bersifat negative maupun juga positif.

Page 35: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

17

Menurut penjabaran diatas penggunaan kata dampak biasanya dibarengi

dengan imbas akhir yang disampaikannya didalam kalimat dan masyarakat secara

luas pada umumnya menggunakannya dengan pengelompokan seperti dibawah ini:

1. Dampak Positif

Dalam hal ini adalah akibat baik atau pengaruh menguntungkan yang

didapatkan dari berbagai hal atau peristiwa yang terjadi.

2. Dampak Negatif

Dalam hal ini pengaruh atau akibat yang dihasilkan dari kata dampak

adalah merugikan dan cenderung memperburuk keadaan.

2.5.1. Dampak Positif dan Negatif Sektor Pariwisata

Sisi positif pengembangan agrowisata adalah sebuah keuntungan, agrowisata

berpeluang terhadap perluasan kesempatan berusaha bagi masyarakat lokal

(diversification of local community), kesempatan investasi kesadaran akan konservasi

lingkungan. Lebih lanjut sisi positif dari pengembangan agrowisata dapat dijabarkan

sebagai berikut (Deptan, 2005):

Agrowisata pada prinsipnya merupakan kegiatan industri yang mengharapkan

kedatangan konsumen secara langsung ditempat wisata yang diselenggarakan. Aset

yang penting untuk menarik kunjungan wisatawan adalah keaslian, keunikan,

kenyamanan, dan keindahan alam. Oleh sebab itu, faktor kualitas lingkungan menjadi

modal penting yang harus disediakan, terutama pada wilayah-wilayah yang

dimanfaatkan untuk dijelajahi para wisatawan. Menyadari pentingnya nilai kualitas

lingkungan tersebut, masyarakat atau petani setempat harus diajak untuk selalu

menjaga keaslian, kenyamanan, dan kelestarian lingkungannya. Karena agrowisata

termasuk ke dalam wisata ekologi (eco-tourism), yaitu kegiatan perjalanan wisata

dengan tidak merusak atau mencemari alam dengan tujuan untuk mengagumi dan

menikmati keindahan alam, hewan atau tumbuhan liar di lingkungan alaminya serta

sebagai sarana pendidikan. Oleh karena itu harus dipertimbangkan hal-hal sebagai

berikut ini:

Page 36: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

18

a) Pengaturan dasar alaminya, yang meliputi kultur atau sejarah yang menarik,

keunikan sumber daya biofisik alaminya, konservasi sumber daya alam

ataupun kultur budaya masyarakat.

b) Nilai pendidikan, yaitu interpretasi yang baik untuk program pendidikan dari

areal, termasuk lingkungan alaminya dan upaya konservasinya.

c) Partisipasi masyarakat dan pemanfaatannya. Masyarakat hendaknya

melindungi dan menjaga fasilitas atraksi yang digemari wisatawan, serta dapat

berpartisipasi sebagai pemandu serta penyedia akomodasi dan makanan.

d) Dorongan meningkatkan upaya konservasi. Wisata ekologi biasanya tanggap

dan berperan aktif dalam upaya melindungi area, seperti mengidentifikasi

burung dan satwa liar, memperbaiki lingkungan, serta memberikan

penghargaan atau fasilitas kepada pihak yang membantu melingdungi

lingkungan.

Sedangkan dampak pada sisi negatif pariwisata yang dijabarkan oleh

Ismayanti (2010), ialah:

1. Bahaya ketergantungan terhadap industry pariwisata

2. Peningkatan inflasi dan nilai lahan.

3. Produksi musiman.

Sama seperti yang dikatakan oleh Abdurrachman dan Maryani (1998), yaitu

pada dampak negative yang timbul dari pariwisata secara ekonomi, 1) semakin

ketatnya persaingan harga antara sektor, 2) harga lahan yang semakin tinggi, 3)

mendorong timbulnya inflasi, 4) Bahaya terhadap ketergantungan yang tinggi.

Namun disamping itu, agrowisata juga memiliki dampak yang berkaitan erat dengan

lingkungan alam, baik dari segi sekonomi, sosial, budaya dan fisik (alam dan

lbangunan fisik).

2.6. Tinjauan Tentang Usahatani dan Pendapatan

2.6.1. Definisi Usahatani

Usahatani adalah kegiatan mengorganisasikan atau mengelola asset dan cara

dalam pertanian. Usahatani juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang

Page 37: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

19

mengorganisasikan sarana produksi pertanian dan teknologi dalam suatu usaha yang

menyangkut bidang pertanian (Moehar, 2001).

Menurut Kadarsan (1993), usahatani adalah suatu tempat dimana seseorang

atau sekumpulan orang berusaha mengelola unsure-unsur produksi seperti alam,

tenaga kerja, modal, dan keterampilan dengan tujuan berproduksi untuk

menghasilkan sesuatu dilapangan pertanian.

Menurut Soekartawi (1995), ilmu usahatani diartikan sebagai ilmu yang

mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang tersedia secara

efektif dan efisien dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada

waktu tertentu.

Jadi dapat disimpulkan dari beberapa ahli yang berpendapat mengenai

usahatani ialah usaha yang dilakukan petani dalam memperoleh pendapatan atau

keuntungan dalam memanfaatkan sumber daya alam dengan adanya modal dan

tenaga kerja dan memutarnya kembali dengan digunakan sebagai biaya pengeluaran

yang berhubungan dengan usahatani.

2.6.2 Konsep Biaya Usahatani

Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam melakukan

proses produksi. Menurut Noegroho. dkk (1991), yang menjabarkan tentang biaya

produksi ini diperlukan untuk membiayai semua jenis kerja, alat, dan bahan yang

diperlukan dalam setiap cabang produksi, meliputi penggarapan tanah, perawatan,

panen sampai dengan produk sampai dirumah petani. Dalam bidang ekonomi, biaya

yang yang dikeluarkan oleh petani diklasifikasikan dalam beberapa golongan sesuai

dengan tujuan spesifik yang dikerjaan, yaitu sebagai berikut:

1) Biaya Tetap (Fixed Cost), merupakan biaya yang harus dikeluarkan terlepas

dengan jumlah produksi, yang dikeluarkan untuk masukan tetap (Noegroho.

dkk, 1991).

2) Biaya tidak tetap atau (Variable Cost), merupakan biaya yang besar kecilnya

dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh (Soekartawi, 1995).

Page 38: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

20

Pengklafisian pembiayaan tersebut, dikenal juga apa yang disebut biaya

langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung adalah semua biaya-biaya

langsung adalah dipergunakan dalam proses produksi atau lebih dikenal dengan

actualcost. Biaya langsung juga sering disebut farm expenses yaitu biaya produksi

yang betul-betul dikeluarkan oleh petani. Istilah ini biasanya dipergunakan untuk

mencari pendapatan petani (farm income). Sedangkan biaya tidak langsung adalah

biaya-biaya tidak langsung dipergunakan dalam proses produksi, seperti penyusutan

alat dan sebagainya (Soekartawi, 2006).

TC = TVC + TFC

Keterangan:

TC = Biaya produksi

TVC = Biaya variabel

TFC = Biaya tetap

2.6.3. Konsep Penerimaan Usahatani

Penerimaan usahatani merupakan perkalian antara produksi yang diperoleh

dengan harga jual, total penerimaan dari kegiatan usahatani yang diterima pada akhir

proses produksi. Penerimaan usahatani dapat pula diartikan sebagai keuntungan

material yang diperoleh seorang petani atau bentuk imbalan jasa petani maupun

keluarganya sebagai pengelola usahatani maupun akibat pemakaian barang modal

yang dimilikinya. Menurut Noegroho. dkk(1991), menjelaskan bahwa penerimaan

usahatani ialah seluruh nilai uang yang diterima dari semua cabang produksi selama

jangka waktu tertentu.

TR = Py.Y

Keterangan :

TR = Total penerimaan

Py = Harga produksi perunit

y = Jumlah produksi yang dihasilkan

Menurut Soekartawi (1995), penerimaan merupakan keseluruhan penerimaan

yang diterima petani dari penjualan hasil pertanian kepada konsumen menurut harga

Page 39: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

21

jual. Dan penerimaan juga dapat dikatakan sebagai perkalian antara produksi yang

diperoleh dengan harga jual yang berlaku pada saat tertentu.

2.6.4. Konsep Pendapatan Usahatani

Menurut Soekartawi (1987), Pengeluaran total usahatani adalah nilai semua

masukan yang habis terpakai dalam proses produksi,tidak termasuk tenaga kerja

dalam keluarga petani. Sedangkan pendapatan kotor usahatani adalah nilai total

produksi usahatani dalam jangka waktu tertentu baik yangdijual maupun tidak dijual.

Sama halnya yang dijabarkan oleh Hernanto (1996), yang mengemukakan bahwa

kegiatan usahtani pada akhirnya akan dimulai dengan uang yang diperhitungkan dari

nilai produksi setelah dikurangi atau memperhitungkan biaya yang telah dikeluarkan.

Secara sistematis pendapatan usahatani dapat dirumuskan sebagai berikut:

ᴫ = TR – TC

Keterangan:

ᴫ = Pendapatan usahatani (Rp)

TR = Total penerimaan usahatani (Rp)

TC = Total biaya dalam usahatani (Rp)

Page 40: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Teoritis

Agrowisata apel merupakan salah satu atraksi agrowisata yang berada dalam

Desa Wisata Gubugklakah Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang Provinsi

Jawa Timur. Desa Gubugklakah berada dalam Kecamatan Poncokusumo yang

terkenal sebagai penghasil buah apel dan Desa Wisata Gubugklakah memiliki potensi

besar menjadi pusat wisata di Kabupaten Malang. Agrowisata merupakan

pemanfaatan lahan pertanian sebagai sumber objek wisata yang memiliki tujuan

untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, dan hubungan usaha dibidang pertanian

antara petani dan pengunjung agrowisata (Utama, 2012).

Agrowisata memiliki dampak positif dalam meningkatkan kesejahteraan

petani seperti yang dikemukaan pada penelitian Fitriana (2014), yang menunjukkan

bahwa kegiatan agrowisata mampu memberikan dampak positif terhadap pendapatan

usahatani. Namun tidak hanya dampak positif, adanya agrowisata juga dapat

berdampak negatif. Maka ketika memutuskan untuk agrowisata sebagai salah satu

atraksi yang ditawarkan oleh Desa Wisata, diharapkan terjadi sinergitas antara

kegiatan pariwisata dengan lingkungan sekitar, sehingga dapat tercipta suatu

pembangunan perekonomian yang dapat bersifat berkelanjutan. Seperti yang

dikatakan oleh Sastrayuda (2010), kegiatan agrowisata secara langsung menyentuh

sumber daya lahan pertanian dapat berdampak pada berbagai sisi, diantaranya adalah

berdampak pada kegiatan usahatani dan masyarakat sekitar. Padahal pihak utama

yang terkena dampaknya ialah para petani apel. Sebagai masyarakat yang

diidentifikasi sebagai masyarakat pedesaan serta produsen utama dalam kegiatan

agrowisata apel di Desa Wisata Gubugklakah. Bagi para petani apel, kegiatan

agrowisata ini dapat dimanfaatkan untuk menambah keuntungan/pendapatan. Selain

itu sebagai sarana memberikan edukasi kepada para wisatawan bagaimana teknik

menanam apel yang baik dan benar, dan juga dapat mempromosikan Desa

Gubugklakah sebagai penghasil apel ternama.

Page 41: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

23

Terduga bahwa terdapat perbedaan pendapatan diantara kedua kelompok

tersebut setelah adanya program kegiatan desa wisata di Desa Gubugklakah yang

mana pendapatan petani apel yang bergabung dalam agrowisata lebih besar

dibandingkan dengan petani apel yang tidak tergabung. Maka dari itu, dampak yang

akan diteliti pada penelitian ini ialah dampak dari segi ekonomi. Pada segi ekonomi,

terdapat ekonomi on farm dan ekonomi off farm. Pada segi on farm dapat

memberikan manfaat yang berpengaruh langsung terhadap pendapatan petani apel.

Karena kegiatan agrowisata apel ini memanfaatkan lahan para petani apel sehingga

dapat mengahsilkan pendapatan lebih dari sekedar memasarkan apel. Pada penelitian

kali ini juga dari kegiatan agrowisata dapat diketahui dengan cara membandingan

pendapatan usahatani petani yang mengkontribusikan diri dan lahannya mengikuti

kegiatan agrowisata dalam Desa Wisata Gubugklakah dengan petani yang

belum/tidak mengkontribusikan lahannya menjadi agrowisata apel menggunakan

analisis kuantitatif dimana menghitung biaya total operasional, hasil penerimaan dan

total biaya pendapatan dalam usahatani, yang kemudian menganalisis perbandingan

dua variabel independen menggunakan uji t dan analisis deskriptif untuk

menggambarkan gambaran umum desa maupun karateristik respoden. Sedangkan

pada segi ekonomi off farm, agrowisata ini juga dapat berdampak pada struktur

ekonomi diluar kegiatan pertanian yang diakibatkan dengan adanya agrowisata apel

dalam Desa Wisata Gubugklakah Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang

Provinsi Jawa Timur. Dampak ekonomi off farm akan dijelaskan secara deskriptif

dengan membandingan keadaan sebelum dan sesudah adanya kegiatan agrowisata

dalam Desa Wisata Gubugklakah.

Untuk lebih jelasnya skema kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar

berikut ini:

Page 42: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

24

c

Gambar 1.Skema Kerangka Pemikiran “Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap

Pendapatan Usahatani Apel”

Potensi:

1. Malang sebagai

Kota pariwisata

2. Desa

Gubugklakah

sebagai produsen

apel

3. Kondisi alam

yang mendukung

1.

Agrowisata apel

Masalah:

Adanya petani

yang bergabung

dalam agrowisata

dan petani yang

tidak tergabung

dalam agrowisata

Ekonomi

Dampak

Alur penelitian:

Alat Analisis:

Ekonomi on farm Ekonomi off farm Analisis deskriptif

Analisis Deskriptif

Analasis Kuantitatif

-Total Biaya

-Penerimaan

-Pendapatan

-Uji Beda Rata-rata

Petani Non Agrowisata Petani Agrowisata

Peningkatan Pendapatan

Petani

Saran

Desa Wisata

Gubugklakah

Page 43: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

25

3.2. Hipotesis

Diduga bahwa dampak ekonomi on farm dan ekonomi off farm memberikan

dampak positif terhadap usahatani apel yaitu menambahkan hasil pendapatan yang

diterima petani apel yang tergabung dalam kegiatan desa wisata di Desa

Gubugklakah, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.

3.3. Batasan Masalah

1. Penelitian ini dilakukan di Desa Wisata Gubugklakah Kecamatan

Poncokusumo, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Dengan responden

petani apel di Desa Gubugklakah yang tergabung dalam agrowisata dan petani

yang tidak tergabung.

2. Penelitian hanya terbatas pada pendapatan usahatani komoditas buah apel

yaitu analisis dampak ekonomi on farm dalam penelitian ini dilakukan dengan

pendekatan with without.

3. Analisis dampak ekonomi off farm dengan adanya kegiatan desa wisata di

Desa Gubugklakah terhadap petani yang bergabung dilakukan secara

deskriptif dengan pendekatan before after.

4. Data mengenai usahatani untuk penelitian ini dibatasi pada masa satu kali

panen dengan satuan per hektar, dikarenakan keterbatasan responden dalam

mengakumulasi pendapatan.

3.4. Definisi Operasinoal dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1. Dampak merupakan perubahan yang terjadi dalam lingkungan akibat adanya

aktivitas manusia, yaitu kegiatan agrowisata dalam Desa Wisata

Gubugklakah.

2. Ekonomi on farm adalah pendapatan usahatani apel terkait dengan adanya

pemanfaatan sumber daya lahan yang dikontribusikan dalam agrowisata di

Desa Wisata Gubugklakah.

Page 44: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

26

3. Ekonomi off farm adalah pendapatan pada struktur ekonomi yang tidak

berhubungan dengan kegiatan usahatani apel tapi tetap terkait dengan adanya

agrowisata di Desa Wisata Gubugklakah.

4. Biaya tetap usahatanni apel adalah jenis biaya operasional yang dikeluarkan

petani yang besa kecilnya tidak dipengaruhi oleh produksi apel, diukur dalam

satuan rupiah (Rp), seperti biaya pajak lahan dan penyusutan peralatan.

a. Biaya pajak lahan adalah termasuk biaya tetap yang dikeluarkan oleh

petani sebagai biaya opersional usahatani.

b. Biaya penyusutan peralatan adalah harga beli atau harga perolehan (cost)

peralatan yang dikeluarkan petani hingga peralatan tersebut dapat

memberikan manfaat.

5. Biaya variabel usahatani apel adalah seluruh biaya operasional yang

dikeluarkan menurut besar kecilnya produksi apel yang dihasilkan dan

dinyatakan dalam bentuk rupiah (Rp), seperti biaya peptisida, pupuk dan

tenaga kerja.

a. Biaya pupuk adalah biaya yang dikeluarkan petani apel untuk kebutuhan

pupuk dalam satu kali masa panen, diukur dalam satuan rupiah (Rp).

b. Biaya peptisida adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan petani untuk

memenuhi kebutuhan peptisida dalam kegiatan usahatani apel yang

diberikan ke tanaman selama satu kali masa panen, diukur dalam satuah

rupiah (Rp).

c. Biaya tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan petani untuk membayar

sewa tenaga kerja sebagai tenaga pengangkutan dan pemetikan setiap kali

masa panen, diukur dalam satuan rupiah (Rp).

6. Total biaya adalah total biaya yang dikeluarkan petani yang digunakan untuk

usahatani apel, meliputi jumlah biaya tetap dan biaya variabel dalam satu kali

masa panen, diukur dalam satuan rupiah (Rp).

7. Penerimaan usahatani apel ialah hasil sejumlah rupiah yang diterima petani

apel atas hasil penjualan produksi apel, dihitung dengan cara mengalikan

Page 45: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

27

jumlah hasil produksi dengan harga jual yang berlaku pada saat tersebut,

diukur dalam satuan rupiah (Rp).

8. Harga apel wisata adalah harga apel yang diterima oleh petani apel yang

tergabung dalam agrowisata saat kegiatan wisata berlangsung, dihitung

sengan satu rupiah per kilogram (Rp/Kg).

9. Harga apel non agrowisata adalah harga apel yang dijual kepada tengkulak,

dihitung dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/Kg).

10. Pendapatan usahatani apel ialah hasil dari selisih hasil penerimaan dengan

total biaya operasional.

Page 46: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

IV. METODELOGI PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Desa Gubugklakah Kecamatan

Poncokusumo Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur. Pemilihan lokasi

dilakukan secara purposive dengan pertimbangan Desa Gubugklakah termasuk

dalam kecamatan Pocokusumo sebagai sentra produksi apel. Selain itu desa ini

telah dikembangkan menjadi desa wisata dengan berbagai macam tujuan

kegiatan, yang salah satunya ialah kegiatan agrowisata apel. Penelitian

dilaksanakan pada Bulan Juni 2017.

4.2. Teknik Penentuan Sampel

Menurut survey pendahuluan dan didapatkannya daftar nama-nama

petani apel yang memiliki lahan maka ditentukan jumlah responden sebanyak

43 orang, dimana diantaranya ialah 10 orang petani apel yang bergabung dalam

agrowisata dengan kata lain mengkontribusikan lahanya untuk digunakan dan

33 orang petani apel tidak bergabung dalam agrowisata atau tidak

mengkontribusikan lahannya dalam kegiatan agrowisata. Oleh karena itu,

penentuan responden petani yang bergabung maupun yang tidak bergabung

dalam agrowisata menggunakan metode sensus karena jumlah populasinya

yang sedikit (terbatas).

Pada kelompok petani yang tidak bergabung agrowisata berjumlah 33

orang, maka diambil keseluruhan dengan responden yakni 33 orang. Penentuan

ini dilakukan karena setiap petani dalam desa tersebut berpotensi sebagai

responden untuk menjadi sampel penelitian. Hal ini didasarkan pada sistem

siapa saja dapat berhak memanfaatkan atau mengkontribusikan lahannya

kepada kegiatan agrowisata asalkan petani tersebut bersedia. Berikut adalah

tabel jumlah responden pada penelitian ini.

Page 47: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

29

Tabel 1. Jumlah Responden

No. Jenis Populasi Jumlah Populasi Jumlah

Responden

1. Petani Apel Agrowisata 10 10

2. Petani Apel Non Agrowisata 33 33

4.3. Teknik Pengumpulan Data

Data dibutuhkan dalam suatu penelitian. Pada penelitian kali ini teknik yang

akan digunakan yaitu teknik wawancara, teknik observasi, dan teknik

dokumentasi. Ketiga teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data primer

dan sekunder. Berikut ini ialah penjabaran yang lebih rinci. Data yang

dikumpulkan meliputi, yaitu:

1. Data Primer

Data yang diperoleh merupakan hasil dari teknik wawancara dan teknik

observasi dengan responden petani agrowisata dan responden petani non

agrowisata. Wawancara dan observasi yang dilakukan terhadap

responden berdasarkan pertanyaan mengenai usahatani apel yang

dilakukan seperti, biaya operasional usahatani, harga jual produk dan

jumlah produk yang terjual. Selain itu diadakan pengamatan langsung

dilapang mengenai objek penelitian yang diteliti. Pengamatan ini

dilakukan guna memperoleh informasi tambahan yang mendukung data

yang diperoleh dan dilakukan teknik dokumnetasi untuk memfoto

dokumen maupun kegiatan yang berlangsung.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang pengumpulannya bukan

diusahakan oleh penulis melainkan oleh pihak kedua atau pihak-pihak

lain sebagai narasumber. Data sekunder ini digunakan untuk

mendukung data primer yang meliputi hasil penelitian literatur dari

berbagai sumber. Data sekunder yang dibutuhkan seperti karakteristik

desa mengenai profil desa yang didapat dari kantor kepala desa.

Page 48: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

30

4.4. Metode Analisis Data

Metode analiss data yang menggunakan 2 pendekatan yaitu analisis

deskriptif dan analisis kuantitatif.

4.4.1 Analisis deskriptif

Menurut Sugiyono, (2004) Analisis deskriptif adalah statistik yang

digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Pada penelitian kali ini analisis deskriptif berfungsi untuk

mempresentasikan hasil deskripsi dari profil Desa Gubugklakah, desa wisata

yang menjadi objek penelitian. Lalu, kegiatan yang ditawarkan, karakteristik

petani apel sebagai responden berdasarkan usia, pendidikan, status kepemilikan

lahan, dan luas lahan. Analisis ini juga digunakan untuk mendeskripsikan

dampak ekonomi yang terdiri dari ekonomi on farm dan ekonomi off farm.

4.4.2 Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisa biaya usahatani

meliputi biaya total, biaya penerimaan apel, pendapatan usahatani pada petani

yang menggunakan lahannya sebagai agrowisata dan non agrowisata. Luas

lahan yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini adalah dalam satuan

hektar (ha).

Alat analisis kuantitatif yang digunakan untuk menghitung ialah:

1. Analisis biaya usahatani apel

a. Biaya Tetap

Biaya ini merupakan baiaya yang dikeluarkan oleh petani apel dan

dipengaruhi oleh besarnya produksi apel yang dihasilkan. Misalnya

biaya sewa lahan dan biaya penyusutan peralatan. Besarnya biaya tetap

petani apel dapat dihitung menggunakan rumus berikut:

Page 49: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

31

Keterangan:

TFC = Total biaya tetap rata-rata dalam usahatani apel (pajak

lahan dan penyusutan peralatan) (Rp/ha)

FC = Biaya tetap meliputi biaya pajak lahan dan biaya

penyusutan

peralatan dihitung per sekali panen (Rp/ha)

n = Banyaknya input biaya

b. Biaya Tidak Tetap (Variabel)

Biaya tidak tetap dalam usahtani apel adalah biaya yang dikeluarkan

sesuai dengan keperluan kebutuhan akan produksi apel. Misalnya biaya

pupuk, biaya tenaga kerja, dan biaya obat-obatan. Besarnya biaya tidak

tetap petani apel dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

Keterangan:

VC = Biaya tidak tetap rata-rata dalam usahatani apel dalam

sekali panen (Rp/Ha)

n = Banyaknya input biaya dalam usahatani apel

TVC =Total biaya tidak tetap rata-rata dalam usahatani apel

Sekali panen (Pestisida, pupuk, tenaga kerja) (Rp/Ha)

c. Biaya Total

Merupakan total keseluruhan biaya yang dikeluarkan dalam

usahatani apel. Meliputi jumlah dari biaya tetap dan biata variable yang

dikeluarkan. Besarnya total biaya produksi usahatani dapat dihitung

dengan menggunakan rumus:

Page 50: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

32

TC= TFC+TVC

Keterangan:

TC = Biaya Total rata-rata usahatani apel sekali panen

(Rp/Ha)

TFC = Total Biaya tetap rata-rata dalam usahatani apel dalam

sekali panen (Rp/Ha)

TVC = Total biaya tidak tetap rata-rata dalam usahatani apel

dalam sekali panen (Rp/Ha)

2. Analisis Penerimaan Total Usahatani

Penerimaan merupakan ukuran hasil perolehan total sumberdaya

yang digunakan dalam usahatani yang diperoleh dari hasil kali jumlah

produksi dengan harga satuan. Besarnya penerimaan yang diperoleh

petani dapat dihitung dengan menggunaka rumus:

TR = Py.Q

Keterangan:

TR = Total rata-rata penerimaan dan penjualan apel sekali

panen (Rp/Ha)

Q = Kuantitas produksi apel yang diperoleh (Kg/Ha)

Py = Harga apel (Rp/Ha)

Dalam kasus penelitian ini, total penerimaan didapatkan dari dua

jalur yang berbeda, yakni pemasaran kepada konsumen secara langsung

dan pemasaran kepada tengkulak. Sehingga rumus yang digunakan:

TR = (Pa x Qa) + (Pna x Qna)

Keterangan:

TR = Total rata-rata penerimaan dari penjualan apel sekali

panen (Rp/Ha)

Pa = Harga jual apel di agrowisata (Rp/Kg)

Qa = Kuantitas produksi belimbing yang dibeli konsumen di

agrowisata (Kg/Ha)

Page 51: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

33

Pna = Harga jual apel di non agrowisata diluar agrowisata

(Rp/Kg)

Qna = Kuantitas produksi apel yang dibeli konsumen di non

agrowisata (Kg/Ha)

3. Analisis Pendapatan Usahatani

Pendapatan usahtani apel merupakan selisih antara total

penerimaan usahtani apel dengan total biaya yang dikeluarkan.

Dirumuskan sebagai berikut:

ᴫ = TR+TC

Keterangan:

ᴫ = Total pendapatan petani (Rp/Ha)

TR = Total Penerimaan Usahatani apel sekali panen (Rp/Ha)

TC = Total Biaya dalam Usahatani apel sekali panen

(Rp/Ha)

Karena dalam kegiatan agrowisata tidak hanya berasal dari

kegiatan usahatani saja, melainkan didapatkan juga pendapatan dari luar

usahatani berupa tiketting. Maka berpengaruh pada struktur pendapatan

total petani. Pendapatan total yang diterima petani dapat dihitung

dengan menggunakan rumus:

Y = Yp+Yn

Keterangan:

Y = Total Pendapatan petani (Rp/Ha)

Yp = Pendapatan Usahatani sekali panen (Rp/Ha)

Yt = pendapatan luar Usahatani (Rp/Ha)

4. Uji Normalitas

Pengujian ini dilakukan untuk menganalisis perbedaan antara

pendapatan usahatani pada petani apel yang bergabung dalam

agrowisata dan non agrowisata. Sebelum menguji terlebih

dahulu dilakukan uji normalitas.

Page 52: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

34

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari

populasi yang terdistribusi normal atau berada dalam sebaran normal.

Asumsi normalitas merupakan salah satu syarat prosedur statistik

parametik. Setelah data hasil wawancara dengan petani responden

ditabulasi kemudian dilakukan uji normalitas. Uji normalitas data

dilakukan dengan menggunakan statistik uji Kolmogorov Smirnov.

Adapun hipotesis pengujian tersebut adalah sebagai berikut:

: Data berasal dari populasi yang terdistribusi secara normal

: Data berasal dari populasi yang terdistribusi secara tidak normal

5. Uji Beda Rata-rata

Uji Mann Whitney merupakan uji non parametrik yang sangat kuat

(powefull) dan sebagai alternatif uji parametrik t test untuk sampel

independen. Hal ini dikarenakan tidak memenuhi uji normalitas,

sehingga tidak dapat menggunakan uji t. Seperti menurut Suliyanto

(2014), jika dalam penelitian terjadi hal seperti ini, dimana uji

normalitas tidak terpenuhi maka dapat menggunakan uji non parametrik

Mann Whitney sebagai alternatif.

HIPOTESIS:

1. :Tidak ada perbedaan antara rata-rata pendapatan

usahtan petani agrowisata dengan pendapatan usahatani

petani non agrowisata ( : μ1 = μ2).

2. :Terdapat perbedaan antara rata-rata pendapatan

usahatani pada petani agrowisata dengan pendapatan

usatanai pada petani non agrowisata ( : μ1 ≠ μ2).

Kriteria pengujian:

a. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari taraf kepercayaan (α)

sebesar 0,05 maka dalam pengujian hipotesis tersebut menerima

dan menolak dimana terdapat perbedaan yang nyata pada

Page 53: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

35

rata-rata pendapatan usahatani pada petani Agrowisata Apel

dengan rata-rata pendapatan pada petani Non Agrowisata Apel.

b. Jika nilai probabilitas lebih besar dari taraf kepercayaan (α)

sebesar 0,05 maka dalam pengujian hipotesis tersebut menolah

dan menerima dimana tidak terdapat perbedaan yang nyata

pada pendapatan petani yang bergabung dalam agrowisata apel

dan petani yang tidak tergabung dalam agrowisata apel.

Page 54: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Desa Gubugklakah berada dalam Kecamatan Poncokusumo Kabupaten

Malang. Luas Lahan desa ini adalah 3,84 , dengan ketinggian mencapai 900-

1100 meter diatas permukaan laut. Desa ini merupakan daratan tinggi dengan

suhu udara rata-rata 20-22 derajat celcius. Curah hujan yang dimiliki oleh Desa

Gubugklakah yaitu berkisar 1500-2000 mm.

Jika ditinjau dari segi geografisnya Desa Gubugklakah berbatasan wilayah

dengan:

Sebelah Utara : Desa Duwet Kecamatan Tumpang

Sebelah Barat : Desa Wringinanom Kecamatan

Poncokusumo

Sebelah Selatan : Desa Poncokusumo Kecamatan

Poncokusumo

Sebelah Timur : Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo

Gambar 2. Peta Kecamatan Poncokusumo

Sumber: Dokumentasi Desa Gubugklakah,2017

Desa Gubugklakah berjarak 10 km dengan pusat pemerintahan Kecamatan

Poncokusumo, 35 km dengan pusat pemerintahan Kabupaten Malang dan 125 km

dengan pusat pemerintahan Provinsi Jawa Timur. Desa Gubugklakah merupakan

Page 55: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

daerah yang memiliki potensi alam yang melimpah diantaranya kesesuaian lahan

untuk ditanami oleh tanaman hortikultura berupa buah apel atau sayur-mayur.

Selain itu, Kecamatan Poncokusumo juga terkenal sebagai daerah penghasil buah

Apel di Kabupaten Malang.

5.1.1. Karakteristik Desa Gubugklakah

1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Distribusi penduduk menurut mata pencaharian dikaji untuk menjelaskan

gambaran tentang aktifitas ekonomi penduduk desa dalam rangka memenuhi

kebutuhan hidup. Data distribusi penduduk menurut mata pencaharian dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Desa Gubugklakah

Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang Tahun 2017

___No_ Jenis Pekerjaan Jumlah

(orang)

1. Petani 1.352

2. Buruh Tani 900

3. Wirawasta 285

4. PNS 8

5. TNI 3

6. Penjahit 5

7. Supir 10

8. Tukang Kayu 25

9. Tukang Batu 30

10. Guru Swasta 17

11. Pensiunan 3

12. Lain-lain 1.001

Total 3639

Sumbe: Data Kantor Desa Gubugklakah, 2017

Berdasarkan tabel 2, diketetahui penduduk desa dengan total 3645 jiwa

yang terdata dan memiliki pekerjaan ialah 3639 jiwa yang tersebar dalam berbagai

macam mata pencaharian. Mata pencaharian masyarakat yang paling dominan

yaitu petani dengan jumlah total 1352 orang. Hal ini juga berdasarkan luas

tegal/lading paling dominan yaitu sebanyak 332 Ha dari total keseluruhan luas

desa yaitu 384 Ha. Selain itu ketersediaan lahan yang luas, kesesuaian iklim dan

kondisi daerah setempat yang menjadikan penduduk Desa Gubugklakah sebagai

seorang petani.

Page 56: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

2. Bidang Pendidikan

Bidang pendidikan sangat mendapat perhatian dari warga Desa

Gubugklakah. Hal ini dikuatkan dengan anak-anak usia sekolah telah menempuh

pendidikan, kecuali bagi anak yang mengalami kelainan atau masyarakat yang

tidak mampu tetapi dengan jumlah yang sangat sedikit. Kesadaran masyarakat

terhadap pendidikan juga menjadi perhatian Pemerintah Desa agar selalu

memberikan dorongan kepada anak-ananya untuk menempuh pendidikan setinggi-

tingginya. Fasilitas sekolah yang berada di Desa Gubugklakah sudah semakin

marak seiring perkembangan jaman. Berikut ini ialah sarana pendidikan yang

terdapat di Desa Gubugklakah:

Tabel 3. Prasarana dalam Bidang Pendidikan di Desa Gubugklakah Kecamatan

Poncokusumo Kabupaten Malang Tahun 2017

No. Jenis Prasarana Jumlah

a. RA 3 sekolah

b. SDN 2 sekolah

c. Madrasah Ibtidaiyah 1 sekolah

d. Madrasah Tsanawiyah 1 sekolah

e. SMPI 1 sekolah

f. Madrasah Aliyah 1 sekolah

g. SMK 1 sekolah

h. Pondo-k Pesantren 1 pondok pesantren

Sumber: Monografi Desa Gubugklakah, 2017

3. Bidang Keagamaan

Prasarana ibadah yang ada di Desa Gubugklakah pada tahun 2017, berikut

ini ialah :

Tabel 4. Prasarana Ibadah di Desa Gubugklakah, Kecamatan Poncokusumo,

Kabupaten Malang Tahun 2017

No. Jenis Prasarana Jumlah

a. Masjid 2 masjid

b. Musholah 13 musholah

c. Kegiatan yang ada 15 kelompok Jamaah Tahlil

Sumber: Kantor Desa Gubugklakah,2017

4. Bidang Keamanan dan Ketertiban

Keamanan dan ketertiban merupakan kebutuhan yang sangat penting

dalam kehidupan masyarakat, karena dengan terciptanya keamanan maka

kehidupan masyarakat akan tentram baik lahir maupun batin. Oleh karena itu,

untuk mewujudkan hal tersebut bukan hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah

Page 57: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

Desa saja, akan tetapi merupakan tanggung jawab kita bersama. Salah satu contoh

yang dilakukan rutin di desa ini ialah dengan melakukan keamanan secara

swakarsa atau siskamling.

5.2. Karakteristik Responden

1. Karakteristik Menurut Usia

Indikator usia petani merupakan salah satu faktor yang penting untuk

melakukan usahatani. Hal ini perlu dikaji dikarenakan untuk dapat memahami

kemampuan fisik, keterampilan, pengalaman serta keputusan yang perlu diambil

petani dalam menjalankan usaha tani. Hasil data merupakan dari responden petani

apel yang tergabung dalam agrowisata dan petani non agrowisata. Berikut ini

adalah Data karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia di Desa Gubugklakah Tahun

2017

Umur Petani Agrowisata Petani Non Agrowisata

Jumlah (orang) Presentase (%) Jumlah (orang) Presentase (%)

<14 0 0 0 0

15-64 10 100 33 100

Total 10 100 33 100

Sumber: Data Primer yang telah diolah, 2017

Berdasarkan Tabel 5, Menurut data 43 petani yang menjadi responden

adalah dalam usia produktif untuk bekerja, yaitu berusia 15-64 tahun sebagai

100% dari petani agrowisata maupun non agrowisata, sedangkan usia >14 tahun

sebagian besar masih bersekolah dan usia <65 sudah tidak produktif dikarenakan

usahatani apel membutuhkan tenaga yang mumpuni.

2. Karateristik Responden Menurut Jenis Kelamin

Karakteristik Responden menurut jenis kelamin dibagi menjadi dua

kategori, yaitu laki-laki dan perempuan. Berikut ini data karateristik menurut jenis

kelamin yang diambil dari responden petani apel yang tergabung dalam

agrowisata maupun yang tidak tergabung dalam agrowisata.

Page 58: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa

Gubugklakah

Tahun 2017

Jenis

Kelamin

Petani Agrowisata Petani Non Agrowisata

Jumlah

(orang)

Presentase

(%)

Jumlah

(orang) Presntase(%)

Laki-Laki 10 100 32 96,9

Perempuan 0 0 1 3,1

Total 10 100 33 100

Sumber: Data Primer yang telah diolah, 2017

Berdasarkan data pada tabel 6, jumlah responden laki-laki lebih tinggi

dibandingkan perempuan. Pada petani yang tergabung dalam agrowisata, petani

apel yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 10 orang dari total keseluruhan 10,

yang artinya tidak ada petani apel perempuan di kelompok ini. Sedangkan, pada

kelompok petani non agrowisata terdapat 32 petani apel laki-laki yaitu 96,9 % dan

petani apel perempuan berjumlah 1 orang yaitu 3,1 %, hal ini dikarenakan

menurut keterangan responden yang harus meneruskan usaha suaminya yang telah

meninggal dunia. Kemudian karakteristik responden menurut jenis kelamin dapat

memepengaruhi kerja bertani karena dibutuhkan tenaga yang mumpuni.

3. Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan

Latar belakang pendidikan berpengaruh terhadap kesiapan dan

pengetahuan petani untuk mengadopsi dan menginovasi teknologi baru yang

muncul. Selain itu, tingkat pendidikan juga dapat melatarbelakangi pemikiran

seseorang dalam mengembangkan usaha serta kemampuan diri atau berinovasi.

Responden penelitian memiliki tingkat pendidikan dari tamatan SD, SMP, SMA

dan Sarjana Muda. Berikut ini karakteristik responden bedasarkan tingkat

pendidikan

Tabel 7. Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan di Desa

Gubugklakah

Pendidikan

Akhir

Petani Agrowisata Petani Non Agrowisata

Jumlah

(orang)

Presentase

(%)

Jumlah

(orang) Presentase(%)

SD 3 30 19 57,6

SMP 3 30 9 27,3

SMA 2 20 5 15,1

Total 10 100 33 100

Sumber: Data Primer yang telah diolah, 2017

Page 59: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

Berdasarkan data yang telah diolah pada tabel 7, petani agrowisata yang

memiliki tingkat pendidikan setingkat SD, SMP, SMA dan Sarjana muda. Pada

tingkat SD dan SMP terdapat 3 orang masing-masing petani apel dengan

presentase 30%, untuk tingkat SMA dan sarjana muda terdapat masing-masing 2

orang petani apel dengan presentase 20%. Sedangkan petani yang tidak tergabung

dalam agrowisata, terdapat 19 orang dengan presentase 57,6% yang tamat SD,

kemudian 9 orang dengan presentase 27,3% yang tamat SMP dan 5 orang yang

tamat SMA dengan presentase 15,1%. Pada kelompok petani non agrowisata tidak

ditemukan responden yang tingkat pendidikannya adalah sarjana muda sehingga

presentasenya adalah 0%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa petani non

agrowisata cenderung relatif rendah akan pendidilkan dibandingkan dengan petani

yang tergabung dalam agrowisata.

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Luas Lahan Untuk Berusahatani

Apel

Kepemilikan luas lahan pada petani apel mempengaruhi besar biayanya

maupun pendapatannya. Berikut ini adalah karakteristik responden berdasarkan

luas lahan yang dimiliki untuk berushatani apel di Desa Gubugklakah:

Tabel 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Luas Lahan yang Digunakan

Sebagai

Usahatani Apel di desa Gubugklakah

Luas Lahan

(ha)

Petani Agrowisata Petani Non Agrowisata

Jumlah

(orang)

Presentase

(%)

Jumlah

(orang)

Presentase

(%)

< 1 ha 2 20 13 39,4

1 – 3 ha 5 50 20 60,6

4 – 5 ha 3 30 0 0

Total 10 100 33 100

Sumber: Data Primer yang telah diolah, 2017

Berdasarkan pada tabel 8, dari 10 orang responden petani apel yang

tergabung dalam agrowisata tidak ada yang melebihi 5 hektar, namun untuk

kepemilikan luas lahan ini, petani-petani dalam agrowisata termasuk memiliki

lahan yang cukup luas. Pada kategori pertama yaitu kurang dari 1 hektar terdapat

2 petani apel dengan presentase 20%, pada kategori ke 2 yaitu dengan besarab

luas lahan 1 – 3 hektar terdapat 5 orang petani dengan presentase 50%, kemudian

kategori 4 – 5 hektar terdapat 3 orang dengan presentase 30%. Kemudian pada

Page 60: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

kelompok petani apel yang tidak tidak tergabung dalam agrowisata dapat

disumpulkan memiliki rata-rata luas lahan yang lebih kecil dibanding yang

bergabung dengan agrowisata. Hal ini dibuktikan dengan jumlah petani sebanyak

13 orang pada kategori kurang dari satu hektar dengan presentase 60,6%, pada

kategori kedua yaitu 1-3 hektar terdapat 20 orang dengan presentase 60,6%.

5.3. Desa Wisata Gubugklakah

5.3.1. Sejarah

Desa Wisata Gubugklakah memiliki suatu lembaga yang membawahi

setiap kegiatan-kegiatan wisata disini. Lembaga tersebut bernama LADESTA atau

dengan kempanjangan yaitu Lembaga Desa Wisata. LADESTA berdiri pada

tanggal 20 Agustus 2010, yang diprakasari oleh pemuda-pemudi Desa

Gubugklakah dan dibantu oleh tim KKN dari Universitas Gajahmada Yogyakarta.

LADESTA dibentuk untuk mengenbangkan potensi wisata desa dan membangun

perekonomian masyarakat desa. Selain itu, hal yang mendasari dibentuknya

LADESTA yaitu kesadaran masyarakat desa yang ingin bangkit dari keterpurukan

ekonomi.

Sebagian besar masyarakat Desa Gubugklakah adalah berprofesi sebagai

petani apel dan sayuran (holtikultura), keadaan alam dan iklim yang mendukung

membuat kegiatan usahatani di desa tersebut terbilang baik dan

menghasilkan/menguntungkan. Namun, pada awal tahun 1998-2000, Desa

Gubugklakah mengalami imbas dari krisis moneter yang dialami oleh Indonesia.

Kemudian, pada awal tahun 2000 sampai 2004 tanaman apel di Desa

Gubugklakah mengalami kehancuran akibat serangan dari virus dan pada tahun

2005 banyak pemuda desa yang memilih meninggalkan desa dan bekerja diluar

desa. Setelah mengalami bertahun-tahun terpuruk dalam ekonomi, pada tahun

2008 pemuda yang masih memilih untuk tinggal di desa mencoba menyatukan

pikiran untuk merubah keadaan. Dimana mereka mengetahui banyaknya

wisatawan yang melewati Desa Gubugklakah jika ingin menuju ke Gunung

Bromo atau Gunung Semeru. Pada awalnya, lembaga ini dibentuk dengan nama

“Gubug Pelangi” yang beranggotakan 16 orang. Kegiatan awal yang dilakukan

hanya berjualan hasil panen apel di rest area atau tempat persinggahan para

wisata yang melewati jalur Desa Gubugklakah untuk tujuan ke Bromo atau

Page 61: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

Semeru. Tetapi kegiatan ini tidak berjalan lama dikarenakan hasilnya tidak terlalu

menguntungkan. Pada akhirnya, dengan sisa anggota 9 orang yang masih bertahan

untuk menjadi anggota dalam organisasi. Setelah pada tahun 2010, Desa

Gubugklakah kedatangan mahasiswa KKN dari Universitas Gajahmada

Yogyakarta yang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata selama 45 hari. Kedatangan

mahasiswa KKN tersebut membawa sedikit perubahan dalam organisasi Gubug

Pelangi. Selanjutnya, pada bulan Agustus 2011 anggota Gubug Pelangi dan

mahasiswa KKN membentuk lembaga yang dinamakan LADESTA atau yang

kepanjangannya adalah Lembaga Desa Wisata Gubugklakah. Pada kesempatan ini

masyarakat memdapatkan ilmu yang diajarkan oleh para mahasiswa, yaitu seperti

ilmu keorganisasian dan mengajak para anggota tersebut untuk terjun langsung

dalam segala hal mulai dari pembuatan proposal, brosur, web, facebook, bahkan

ke dinas-dinas untuk mengajukan proposal untuk mengajukan proposal dan

pembuatan logo untuk LADESTA.

5.3.2. Struktur Organisasi LADESTA (Lembaga Desa Wisata) Desa

Gubugklakah

LADESTA merupakan suatu organisasi mandiri dalam yang dibentuk

masyarakat setempat untuk meningkatkan tingkat kesejahteraan ekonomi desa.

Diketuai oleh seorang tokoh masyarakat atau bisa dibilang juga anggota tertua

pada LADESTA, yiatu Pak H.M Purnomo Anshori, SE. Kemudian terdapat wakil

ketua yaitu Pak Muhammad Muhsin, SH yang juga merupakan petani apel yang

kontribusikan lahannya untuk agrowisata. Selanjutnya, posisi dalam struktur

terdapat sekretaris, bendahara, divisi wisata, devisi kewirausahan, devisi

development, devisi humas dan devisi promosi. Untuk lebih jelasnya posisi dalam

struktur orginasasi LADESTA atau Lembaga Desa Wisata Gubugkalakh, dapat

dilihat pada gambar.

Page 62: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

Gambar 3. Struktur Organisasi Lembaga Desa Wisata Gubugklakah Kecamatan

Poncokusumo Kabupaten Malang

5.3.3 Visi dan Misi Lembaga Desa Wisata (LADESTA)

1. Visi Lembaga Desa Wisata Desa Gubugklakah

a) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Gubugklakah,

b) Terwujudnya kedaulatan rakyat pada umumnya dan kedaulatan anggota

pada khususnya, untuk menciptakan dan meningkatkan kesadaran

masyarakat tentang pariwisata, Membina persatuan dan kesatuan

masyarakat Desa Gubugklakah,

c) Mengayomi, melindungi, dan mensejahterakan anggota,

d) Menyalurkan perjuangan dan aspirasi anggota,

e) Melaksanakan pemberdayaan dan pendayagunaan potensi pariwisata dan

sumberdaya manusia secara optimal,

f) Meningkatkan mutu sumber daya manusia dari anggota dalam mengemban

misi luhur dalam meningkatkan potensi pariwisata yang berkelanjutan,

g) Mewujudkan keselarasan, keseimbangan dan keserasian hubungan kerja

antara masyarakat peduli wisata Desa Gubugklakah dan pihak lain yang

berkepentingan.

2. Misi Lembaga Desa Wisata Desa Gubugklakah

a) Wadah Pembinaan kepribadian dan pengembangan SDM masyarakat

pelaku pariwisata.

b) Wadah Pengabdian kepada masyarakat pariwisata.

KETUA

H.M Purnomo Anshori,

SE

Wakil Ketua

Muchamad Muksin, SH

Sekertaris

Heri Siswoyo

Bendahara

Anang Fauzi

Devisi Wisata

Hari Anto

Devisi Fasilitas

Bambang

Wahyudi

Devisi

Humas

Puji Laksana

Devisi

Promosi

Vivin

Page 63: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

c) Wadah Pengkoordinasian, penyaluran aspirasi, pemberdayaan dan

pemersatu masyarakat pariwisata dan pihak-pihak yang berkepentingan.

d) Wahana Peningkatan integritas dan penegakan kedaulatan masyarakat

pariwisata.

e) Wahana Peningkatan rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap Desa

Wisata Gubugklakah.

5.4. Kegiatan dan Obyek Desa Wisata Gubugkalakah

Banyak obyek yang ditawarkan oleh Desa Wisata Gubugklakah bagi para

wisatawan. Para wisatawan dapat memilih paket yang telah disediakan oleh

pengembang, dimana paket-paket tersebut meliputi beberapa kegiatan wisata.

Berikut ini kegiatan wisata dalam beberapa obyek Desa Wisata Gubugklakah:

a. Agrowisata Apel

Agrowisata petik apel merupakan salah satu sarana yang ditawarkan

oleh Desa Wisata Gubugklakah. Agrowisata apel ini memanfaatkan

kebun apel milik petani apel. Ada 14 petani yang tergabung dalam

agrowisata ini, yang artinya mekontribusikan lahan kebun apel dan

buah apel untuk kegiatan wisata. Apel yang dijual pada saat kegiatan

wisata oleh wisatawan dibandrol Rp.20.000 untuk 1 kg. kegiatan

agrowisata apel ini dilakukan secara berpindah-pindah dimana kebun

yang sudah siap panen yang dijadikan tempat kegiatan saat agrowisata

berlangsung saat itu. Apel yang dihaislkan dari kebun-kebun petani

merupakan apel malang (apel hijau) atau apel rome beauty. Selain itu,

pada saat memetik apel, para wisatawan mendapatkan edukasi

mengenai apel dan budidaya apel dari petani apelnya langsung. Hal ini

dapat menambah pengalaman, dan wawasan bagi wisatawan.

b. Tur Gunung Bromo

Desa Wisata Gubugklakah menawarkan sarana touring menggunakan

mobil jeep menuju Gunung Bromo. Sehingga para wisatawan dapat

melihat pemandangan selama perjalanan selain itu juga mobil jeep

adalah mobil yang sesuai dengan medan yang ditempuh, mengingat

kondisi tanah yang berpasir diwilayah Gunung Bromo.

Page 64: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

c. Arum jeram atau Rafting

Arum jeram adalah sarana yang ditawarkan berikutnya di Desa Wisata

Gubugklakah. Wisatawan dapat menikmati arus air sungai dan

pemandangan sekitar sungai. Hal ini tentunya dengan tingkat

keamanan yang memadai.

d. Coban Pelangi

Coban Pelangi atau yang bias disebut juga air terjun pelangi, menjadi

salah satu saranan yang ditawarkan pada wisata di Desa Wisata

Gubugklakah. Wisatawan dapat menikmati keindahan air terjun yang

masih alami dan bersih, yang tentunya tidak ditemukan didaerah

perkotaan.

5.4.1. Kegiatan Promosi Desa Wisata Gubugklakah

Demi meningkatkan daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Desa

Wisata Gubugklakah, para pengelola melakukan berbagai kegiatan promosi

melalui media online yang sedang digandrungi oleh masyarakat kini. Promosi

dilakukan melalui website yang dibuat khusus mengenai Desa Wisata

Gubugklakah, facebook dan juga promosi secara langsung maupun dari mulut ke

mulut. Website resmi yang dimiliki oleh Desa Wisata Gubugklakah ialah

beralamat di Gubugklakah.net. Pengelola LADESTA tidak memaksimalkan

kegiatan promosi, sehingga jika kegiatan promosi sudah dilakukan baik media

online, media cetak maupun televise. Maka wisatawan yang akan datang pun

semakin banyak.

5.5. Dampak Ekonomi On Farm

Ekonomi on farm merupakan pendapatan usahatani apel yang terkait

dengan pengkontribusian lahan apel yang dimiliki petani apel dalam kegiatan desa

wisata yaitu agrowisata apel. Pengambilan data mengenai ekonomi on farm

diambil dari 2 kelompok petani yang mana ialah petani apel agrowisata dan petani

apel non agrowisata, meliputi total biaya operasional yaitu biaya tetap dan biaya

variabel, hasil penerimaan, dan total pendapatan dimana ialah hasil selisih antara

penerimaan dengan biaya total operasional. Total pendapatan kedua kelompok

dibandingkan dengan menggunakan alat analisis mann whitney untuk mengetahui

Page 65: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

hasil dari uji beda rata-rata. Berikut ini adalah penjelasan mengenai ekonomi on

farm:

5.5.1. Biaya Operasional Usahatani Apel

Pada usahatani apel, biaya yang dikeluarkan adalah biaya operasional

meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang

dikeluarkan oleh petani apel dan jumlahnya bersifat tetap atau tidak berubah

walaupun ada perubahan pada jumlah produksi. Sedangkan biaya variabel pada

usahatani apel merupakan biaya yang dikeluarkan oleh petani apel yang bersifat

berubah-ubah tergantung dengan besar dan kecilnya produksi apel. Berikut ini

merupakan rincian biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan oleh petani

apel yang bergabung dalam agrowisata apel dan yang tidak bergabung dalam

agrowisata apel dalam satu kali panen apel. Adapun perincian dapat dilihat pada

Lampiran 1 dan 2.

a. Biaya Tetap

Biaya tetap yang dihitung adalah biaya pajak lahan dan penyusutan alat,

dikarenakan seluruh lahan apel ialah miliki responden sendiri. Menurut data yang

telah diolah, rata-rata dalam 1 hektar, biaya yang dikeluarkan untuk pajak lahan

ialah Rp. 100.000, sedangkan puntuk penyusutan peralatan per satu kali panen

yang digunakan dalam bercocok tanam apel meliputi gunting tanaman, cangkul,

sabit, mesin semprot dan steples. Berikut ini ialah rata-rata biaya tetap yang

dikeluarkan oleh responden petani apel di Desa Gubugklakah Kecamatan

Poncokusumo Kabupaten Malang.

Tabel 9. Rata-rata Biaya Tetap Usahatani Apel Per Hektar Sekali Panen di Desa

Gubugklakah Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang

Uraian Petani Agrowisata Petani Non Agrowisata

Jumlah(Rp) Presentase(%) Jumlah(Rp) Presentase(%)

Pajak Lahan 100.000 27,1 100.000 31,4

Penyusutan

Peralatan

268.191

72.9 218.560

68,6

Total 368.191 100 318.560 100

Sumber: Data Primer yang telah diolah, 2017

Dari Tabel 9, dapat diketahui total biaya tetap yang dikeluarkan sekali

panen per 1 hektar pada petani apel yang tergabung dalam agrowisata ialah

sebesar Rp.368.191 dan pada petani yang tidak tergabung dalam agrowisata yaitu

Page 66: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

sebesar Rp. 318.560 memiliki perbedaan pada kedua kelompok tersebut sebesar

Rp.49.631. perbedaan terlihat dari penyusutan alat pertanian, sedangkan pada

pajak lahan karna sudah memiliki ketentuan bahwa 1 hektar lahan dikenai pajak

sebesar Rp. 100.000.

Pada petani apel yang tergabung dalam agrowisata biaya tetap yang

digunakan pajak lahan sebesar Rp.100.000 yang memiliki presentase 27,1% dan

penyusutan alat sebanyak Rp.268.191 memiliki presentase 72,9%. Sedangkan,

pada petani apel yang tidak tergabung pada agrowisata yaitu mengeluarkan biaya

yang sama untuk pajak lahan sebesar Rp.100.000 dengan presentase 31,4% dan

penyusutan alat sebanyak Rp.218.560 dengan presentase sebesar 68,6%.

b. Biaya Variabel

Pada biaya variabel, responden mengeluarkan untuk biaya obat-obatan,

pupuk, dan tenaga kerja selama satu kali masa panen dalam 1 hektar lahan.

Berikut ini ialah uraian rata-rata biaya variabel usahatani apel di Desa

Gubugklakah.

Tabel 10. Rata-rata Biaya Variabel Usahatani Apel per Hektar Untuk Sekali

Panen di

Desa Gubugklakah Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang

Uraian Biaya Petani Agrowisata Petani Non Agrowisata

Jumlah (Rp) Presentase(%) Jumlah(Rp) Presentase(%)

Obat-Obatan 12.545.000 60,1 10.610.606 58.9

Pupuk 7.357.500 35,3 5.633.333 31,3

Tenaga Kerja 936.600 4,6 1.778.409 9,8

Total 20.839.100 100 18.022.348 100

Sumber: Data Primer yang telah diolah, 2017

Dari Tabel 10, dapat diketahui bahwa terdapat biaya variabel terhadap 2

kelompok tersebut, dimana kelompok petani apel yang tergabung dalam

agrowisata mengeluarkan biaya variabel sebesar Rp. 20.839.100 per 1 hektar

dalam satu kali panen, sedangkan petani apel yang tidak tergabung dalam

agrowisata ialah Rp. 18.022.348 per 1 hektar dalam satu kali panen. Terdapat

perbedaan sebanyak Rp.2.816.752.

Pada petani apel agrowisata, biaya variabel yang dikeluarkan berupa obat-

obatan sebanyak Rp. 12.545.000 dengan presentase 60.1%, pupuk Rp.7.357.500

dengan presentase 35,3%, dan biaya tenaga kerja sebanyak Rp. 936.600 dengan

presentase 4,6%. Sedangkan pada petani apel yang tidak tergabung dalam

Page 67: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

agrowisata menghabiskan biaya obat-obatan sebesar Rp.10.610.606 dengan

presentase 58,9%, pupuk sebesar Rp.5.633.333 dengan presentase 31,3%, dan

biaya tenaga kerja Rp.1.778.409 dengan presentase 9,8%.

Data-data diatas menjelaskan bahwasanya terdapat perbedan pada setiap

kelompok mengeluarkan biaya per hektar untuk sekali panen. Biaya pengeluaran

petani apel yang tergabung dalam agrowisata lebih besar dibandingkan dengan

petani apel yang tidak tergabung dalam agrowisata. Hal ini terlihat pada

penggunaan biaya obat-obatan dan pupuk, dikarenakan petani apel yang

tergabung pada agrowisata sudah banyak yang memakai pupuk organik untuk

lebih mengahsilkan kualitas apel. Sedangkan, pada biaya tenaga kerja terlihat

lebih besar yang harus dikeluarkan oleh pada petani apel non agrowisata,

dikarenakan petani non agrwisata harus menggunakan tenaga kerja lebih banyak,

sedangkan petani apel agrowisata dapat meminimalisir biaya tenaga kerja

pemetikan ataupun pengangkutan dengan wisatawan yang berkunjung ke kebun

mereka dan memetik apel langsung dengan tangan sendiri.

c. Total Biaya

Total biaya adalah merupakan total biaya operasional yang dikeluarkan

oleh petani yang meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Berikut ini rincian biaya

total dari kedua kelompok responden.

Tabel 11. Rata-rata Total Biaya Usahatani Apel Per Hektar Untuk Sekali Panen di

Desa Gubugklakah Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang

Uraian Petani Agrowisata Petani Non Agrowisata

Jumlah (Rp) Presentase(%) Jumlah(Rp) Presentase(%)

Biaya Tetap 368.191 1,7 318.560 1,8

Biaya Variabel 20.839.100 98,3 18.022.348 98,2

Total 21.207.291 100 18.340.908 100

Sumber: Data Primer yang telah diolah, 2017

Dari tabel 11, diketahui bahwa total biaya operasional yang harus

dikeluarkan per 1 hektar untuk sekali panen untuk petani apel agrowisata ialah

sebesar Rp. 21.207.291 dan pada petani apel yang tidak tergabung pada

agrowisata sebesar Rp. 18.340.908.

Pada petani apel agrowisata biaya total operasional usahatani apel yang

terdiri dari biaya tetap sebanyak Rp 368.191 dengan presentase 1,7% dan biaya

variabel Rp. 20.839.100 dengan presentase 98,3%. Sedangkan pada petani apel

Page 68: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

non agrowisata biaya tetap sebanyak Rp.318.560 dengan presentase 18,% dan

biaya variabel Rp.18.022.348 dengan presentase 98,2%.

5.5.2. Penerimaan Usahatani Apel

a. Penerimaan Penjualan Hasil Usahatani

Penerimaan penjualan hasil produksi usahtani apel merupakan rupiah yang

diterima dari penjualan unit keada konsumen. Pada usahtani apel, penerimaan dari

penjualan hasil usahatani didapat dari seluruh hasil produksi dapel dikalikan harga

yang berlaku pada saat tersebut. Untuk rincian hasil penerimaan yang lebih detail

bisa dilihat di lampiran dan berikut ini adalah rata-rata hasil penerimaan dapat

dilihat pada tabel berikut

Tabel 12. Rata-rata Penerimaan Penjualan Hasil Produk Usahatani Apel di Desa

Gubugklakah Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang

Uraian Petani Agrowisata Petani Non Agrowisata

Jumlah Presentase(%) Jumlah Prsentase(%)

Penjualan Apel

Wisata (kg/ha) 523

-

Penjualan Apel Luar

Wisata (kg/ha) 5775,75

5637,8

Total Penerimaan

Keseluruhan 68.231.500 100 52.465.152 100

Sumber: Data Primer yang telah diolah,2017

1. Produksi Apel

Dari data diatas, dapat diketahui bahwa rata-rata sebesar 523 kg per hektar

untuk sekali musim panen hasil produksi usahatani apel terjual dalam kegiatan

wisata dengan presentase sebesar 4,3% dari seluruh produksi apel dan sisanya

11.413,55 kg dengan presentase 95.7% dari total penjualan hasil produksi

usahtani apel diluar kegiatan wisata.

Pada petani apel agrowisata menghasilkan rata-rata 523 kg terjual dalam

kegiatan wisata dan 5775,75 kg di luar kegiatan wisata. Sedangkan petani non

agrowisata menjual 5637,8kg diluar kegiatan wisata atau pada umumnya kepada

tengkulak. Untuk lebih rinci mengenai kuantitas penjualan produk apel yang

Page 69: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

dijual dalam kegiatan wisata maupun diluar wisata dari kedua kelompok tersebut

dalam dilihat pada lampiran 3 dan 4.

2. Harga Apel

Harga apel dapat berubah-ubah, hal ini disebabkan karena apel merupakan

salah satu komoditas pertanian yang sangat tergantung dengan alam dan dengan

perawatan yang memadai, sehingga kualitas dari apel sangat mempengaruhi harga

apel saat dijual. Kebanyakan petani menjual apelnya kepada tengkulak, sehingga

harga beli terkadang tidak sebanding dengan apa yang telah dilakukan oleh petani,

dan hal ini juga mempengaruhi penerimaan yang diterima oleh petani.

Adanya kegiatan desa wisata yaitu agrowisata petik apel dapat

memberikan peluang dan manfaat kepada petani apel yang berpartisipasi dan

mengkontribusikan lahannya. Hal ini dikarenakan petani yang tergabung dalam

agrowisata dapat kesempatan menjual hasil produk apelnya melalui dua mata

rantai, selain ke tengkulak petani dapat menjualnya langsung kepada wisatawan

atau konsumen tingkat akhir yang memetiknya langsung dilahan. Hal ini dapat

membuat harga semakin tiggi dikarenakan terdapat suau yang unik bagi para

wisatawan yaitu memtiknya langsung ke kebun apel yang bersifat wisata atau

liburan bagi mereka.

Harga yang diterima oleh petani apel yang tergabung dalam agrowisata

sebesar Rp.20.000 per kilogram, dimana Rp.15.000 untuk apelnya dan Rp.5.000

untuk tiket masuk dan berlaku kelipatan. Sedangkan, sisa produk apel dijual

kepada tengkulak dengan rata-rata sebesar Rp.10.000. Maka dari itu dengan

adanya kegiatan wisata dapat menambah nilai jual apel. Hal tersebut dapat

menjadi upaya para petani unuk meningkatan penerimaan mereka untuk

medapatkan keuntungan yang maksimal.

Pada petani apel yang tidak tergabung pada agrowisata hanya dapat

menjual hasil produksi kepada tengkulak dengan harga normal,dan rata-rata harga

apel sebesar Rp. 9.288. Penentuan harga pun masih tetap berada pada tangan

tengkulak.

Dari data tersebut dapat diketahui kuantitas yang dihasilkan oleh kedua

kelompok petani, maka petani apel agrowisata mendapatkan total sebesar

Rp.10.460.000 dengan presentase 15,3% dari penjualan dikegiatan wisata,

sedangkan sisanya yaitu diperoleh sebesar Rp. 57.771.500 dengan presentase

Page 70: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

84,7%, total penerimaan rata-rata yang diterima oleh petani apel agrowisata ialah

sebesar Rp.68.231.500. Kemudian pada petani apel yang tidak tergabung dalam

agrowisata mendapatkan rata-rata penerimaan sebesar Rp. 52.465.152 dengan

presentase 100% dari luar kegiatan wisata. Hal ini dapat dilihat kalau kedua

kelompok terseut berbeda dan memiliki selisih sebesar Rp.17.766.348.

5.5.3. Pendapatan Usahatani Apel

Pendapatan petani merupakan hasil bersih dari penerimaan yang dikurangi

oleh biaya operasional. Pada usahtani apel, pendapatan akan tergantung pada

harga jual, jumlah produksi dan biaya-biaya operasional yang dikelurkan pada

kegiatan usahatani. Berikut ini ialah rincian pendapatan usahatani apel per 1

hektar di Desa Gubugklakah.

Tabel 13. Rata-rata Pendapatan Usahatani Apel di Desa Gubugklakah Kecamatan

Poncokusumo Kabupaten Malang

Uraian

Petani

Agrowisata

Petani Non

Agrowisata

Jumlah(Rp) Jumlah(Rp)

Penerimaan Penjualan Usahatani

Produk 68.231.500 52.465.152

Total Biaya Usahatani 21.207.291 18.340.908

Total Pendapatan 47.024.209 34.124.244

Sumber: Data Primer yang telah diolah, 2017

Berdasarkan tabel 13, didapatkan hasil bahwa rata-rata pendapatan

usahatani pata petani apel agrowisata sebesar Rp.47.024.209 per hektar dalam satu

kali panen. Sedangkan, pada petani apel yang tidak tergabung dalam agrowisata

didapatkan rata-rata pendapatan sebesar Rp. 34.124.244 per 1 hektar sekali panen.

Perbedaan pendapatan usahatani apel pada kedua kelompok petani adalah

sebanyak Rp.12.899.965. Untuk mengetahui rincian biaya, penerimaan dan

pendapatan dapat dilihat pada Lampiran 5.

Petani apel yang mengikuti agrowisata mendapatkan pendapatan lebih

besar dibanding petani yang tidak tergabung dalam agrowisata, hal ini

dikarenakan pengingkatan harga dari hasil produksi yang memanfaatkan kegiatan

pariwisata untuk memaksimalkan keuntungan usahatani.

Page 71: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

5.5.4 Uji Beda Rata-Rata Pendapatan Petani Apel

Pendapatan pada usahatani apel ialah merupakan salah satu dampak yang

ditimbulkan dengan adanya kegiatan di desa wisata, harapannya untuk

memaksimalkan keuntungan yang didapat oleh petani. Analisis uji beda rata-rata

dilakukan untuk menganalisis pengujian perbandingan pendapatan yang didapat

dari petani apel yang tergabung dengan agrowisata dengan petani apel yang tidak

tergabung dalam agrowisata.

Pada awalnya analisis menggunakan analisis uji t (beda rata) antara dua

kelompok yang berbeda (t independen), sebelum dilakukan nya uji t, syarat

utamanya yaitu data harus terdistribusi normal, maka dilakukan uji Normalitas

dimana untuk menegtahui apakah data tersebut terdistribusi secara normal atau

tidak. Dengan menggunakan taraf signifikan sebesar 5% (0,05). Namun, data

tersebut kurang atau tidak melebihi α sebesar 5% (0,05). Untuk lebih rinci melihat

hasil uji Normalitas dapat dilihat pada Lampiran 6. Kemudian alat analisis yang

digunakan menjadi analisis uji mann whitney yang merupakan uji non parametris

untuk mengtahui perbedaan median 2 kelompok bebas, uji mann whitney juga

merupakan pilihan apabila uji independe T test tidak dapat dilakukan oleh karena

normalitas tidak terpenuhi.

Dari uji mann whitney yang dilakukan maka didapatkan nilai uji dua sisi

adalah 0,036 atau probabilitas lebih kecil dari taraf kepercayaan α 0,05 yang

menurut hipotesis bahwa menerima dan menolak dimana terdapat

perbedaan yang nyata pada rata-rata pendapatan usahatani pada petani apel yang

tergabung dalam agrowisata dengan rata-rata petani apel yang tidak tergabung

dalam agrowisata. Untuk lenih rinci melihat hasil uji mann whitney maka dapat

dilihat pada Lampiran 6.

5.6. Dampak Ekonomi Off Farm

Kegiatan ekonomi off farm ialah kegiatan yang menghasilkan nilai

ekonomi diluar berusahatani. Dampak adanya desa wisata di Desa Gubugklakah

memberikan salah satunya ialah kesempatan bekerja. Terdapat 4 pekerjaan baru

yang menjadi ladang peningkatan ekonomi masyarakat dengan adanya kegiatan

desa wisata. Menurut salah satu pengurus LADESTA, masyarakat masih belum

Page 72: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

banyak yang tertarik dalam bidang pariwisata karena fokus utama di desa tersebut

ialah bertani.

Responden petani yang bergabung dalam agrowisata tidak hanya

mengkontribusikan lahannya untuk dijadikan sarana wisata tetapi juga

keterlibatan diri mereka sendiri kedalam kegiatan desa wisata lainnya. Berikut ini

adalah rincian pekerjaan petani apel yang bergabunf dalam agrowisata sebelum

dan sesudah adanya desa wisata di Desa Gubugklakah

Tabel 14. Pekerjaan Sebelum dan Sesudah Responden yang Bergabung dalam

Desa

Wisata Gubugklakah Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang

Tahun

2017

No Jenis Pekerjaan Sebelum Sesudah

1. Petani 10 orang 10 orang

2. Jasa(Homestay,Rental Mobil) - 3 orang

3. Wiraswasta(Pedagang Oleh-Oleh) - 3 orang

4. Pemandu Wisata/Guide - 6 orang

Sumber: Data Responden, 2017

Dari tabel 14, dapat diketahui bahwa 10 petani yang tergabung menjadi

anggota agrowisata, sebelum adanya desa wisata memiliki profesi sebagai petani

apel. Kemudian, 3 dari 10 orang memiliki pekerjaan tambahan yaitu sebagai jasa

penyedia homestay dan rental mobil dikarenakan mereka mempunyai kamar lebih

didalam rumah, selain itu homestay yang ditawarkan juga memiliki fasilitas yaitu

chatering selama wisatawan meningap, begitu juga dengan penyedia jasa rental

mobil dikarenakan mereka yang memiliki mobil jeep ataupun mobil pribadi untuk

disewakan kepada LADESTA. Selanjutnya, kesempatan pekerjaan lainnya yaitu

wiraswasta, seperti pedagang oleh-oleh, dimana mereka yang memilih pekerjaan

ini dikarenakan telah ahli dalam mengolah hasil pertanian mereka menjadi produk

olahan, dan juga menjual baju-baju yang dijadikan sebagai oleh-oleh khas Desa

Gubugklakah. Untuk yang terakhir kesempatan kerja yang dipilih oleh petani yang

tergabung sebagai anggota LADESTA yaitu pemandu wisata/tour guide sebanyak

6 orang, dimana para petani apel ini menjadi pemandu wisata pada setiap

lahannya sendiri. Petani yang aktif sebagai pemandu wisata dilahan sendiri

maupun dikegiatan wisata lembaga desa yang lain dikarenakan petani tersebut

ialah pengurus inti LADESTA. Oleh karena itu dapat diketahui dengan adanya

kegiatan desa wisata di Desa Gubugklakah, dapat memberikan dampak kepada

Page 73: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

pendapatan yang diperoleh tidak hanya melalui usahataninya. Namun juga

memberikan dampak ekonomi off farm yang diantaranya ialah muncul

kesempatan kerja atau peluang usaha baru.

Page 74: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan
Page 75: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

VI. PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai dampak

kegiatan desa wisata terhadap pendapatan usahatani apel di Desa Gubugklakah

Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Agrowisata petik apel merupakan salah satu fasilitas yang ditawarkan

dalam berwisata di Desa Gubugklakah, Kecamatan Poncokusumo,

Kabupaten Malang. Agrowisata petik apel memiliki 10 anggota petani

yang bergabung dimana mereka mengkontribusikan lahannya sebagai

prasarana agrowisata. Kegiatan pada agrowissata petik apel diantara lain

ialah petani apel memberikan penjelasan atau edukasi singkat mengenai

budidaya apel kepada para wisatawan sehingga selain wisatawan dapat

menikmati buah apel yang da[at dipetik sendiri dan nuansa alam

pedesaan, para wisatawan juga memndapatkan ilmu yang bermanfaat.

2. Rata-rata biaya dikeluarkan per hektar untuk sekali panen pda petani apel

yang tergabung dalam agrowisata ialah Rp. 21.207.291 dengan

mendapatkan hasil penerimaan dari penjualan produk sebanyak

Rp.68.231.500 per hektar untuk sekali panen. Sedangkan, untuk petani

apel yang tidak tergabung dengan agrowisata mengeluarkan rata-rata total

biaya per hektar untuk sekali panen sebanyak Rp. 18.340.908 dan

mendapatan rata-rata penerimaan dari hasil penjualan produk sebanyak

Rp. 52.465.152. Dari hasil tersebut diketahui pendapatan petani apel

agrowisata mendapatan rata-rata pendapatan sebesar Rp. 47.024.209

sedangkan petani apel yang tidak tergabung dalam agrowsiata mendapatan

pendapatan rata-rata perh hektar untuk sekali panen sebayak

Rp.34.124.244, dengan melihat hasil pendapatan yang berbeda pada kedua

kelompok, ini dikarenakan pada petani apel yag tergabung dalam

agrowisata memiliki kesempatan menjual hasil produksi kepada 2 mata

ratai, yaitu kepada tengkulak dan kepada wisatawan melalui kegiatan pada

desa wisata. Hal ini kemudian menggunakan uji t, namun syarat utama

menggunakan uji t ialah uji normalitas. Sedangkan, data tersebut kurang

Page 76: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

58

atau tidak melebihi α sebesar 5% (0,05) yang berarti data tidak

terdistribusi normal. Maka dilakukan uji mann whitney yang merupakan

pilihan uji independen T test tidak dapat dilakukan oleh karena normalitas

tidak terpenuhi. Pada uji mann whitney didapatkan hasil 0,036 atau

probilitas lebih kecil dari taraf kepercayaan α 0,05 dimana menurut

hipotesis bahwa menerima dan menolak yaitu terdapat perbedaan

yang nyata pada rata-rata pendapatan usahatani pada petani apel yang

tergabung dalam agrowisata dengan petani apel yang tidak tergabung

dalam agrowisata.

3. Selain terdapat dampak pendapatan pada usahatani apel yaitu dampak on

farm terdapat juga dampak off farm, dampak diluar kegiatan usahatani

tetapi juga dikarenakan adanya kegiatan desa wisata. Dampak off farm

yang terlihat yaitu, dengan adanya peluang usaha atau kesempatan

pekerjaan baru dalam bidang wisata, seperti menjadi pemandu wisata,

penyedia jasa homestay atau penginapan, jasa penyewaan rental mobil dan

juga usaha menjual jual oleh-oleh khas desa. Kemudian dengan adanya

kegiatan desa wisata di Desa gubugklakah dapat dilihat memiliki dampak

positif yaitu antara lain, dapat memaksimalkan keuntungan pada

pendapatan usahatani apel dengan memotong mata rantai langsung kepada

konsumen tingkat akhir yaitu wisatawan tanpa harus melalui tengkulak

lagi, dan memiliki nilai keunikan tersendiri dengan memberikan

wisatawan fasilitas memetik buah apel langsung pada pohonnya,

banyaknya tercipta lapangan kerja maupun kesempatan untuk membuka

usaha. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa pasti terdapat juga dampak

negatifnya, seperi rawan menimbulkan konflik antara masyarakat yang

bergabung dalam agrowisata dengan masyarakat yang tidak tergabung

dalam agrowisata, dan jugakepolosan tingkat remaja atau anak-anak yang

belum bisa membedakan baik ataupun buruk gaya hidup yang dibawa oleh

wisatawan.

Page 77: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

59

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai kegiatan desa

wisata di Desa Gubugklakah Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang,

terdapat saran atau rekomendasi pada kelompok pengembang dan pemerintah

daerah setempat, berikut ialah saran terkait tempat kegiatan desa wisata di Desa

Gubugklakah, yaitu:

1. Kepada pengembang diharapkan meningkatkan kegiatan promosi yang

dilakukan, agar dapat menarik wisatawan lebih banyak setiap

tahunnya. Seperti diketahui, bahwa pengembang tidak menggunakan

media cetak seperti Koran, majalah ataupun iklan ditelevisi, hanya

menggunakan media online. Kemudian, menjaga lingkungan tetap asri

dan asli tidka terpengaruh dengan adanya wisatawan yang datang dan

pergi.

2. Kepada anggota agrowisata diharapkan untuk lebih banyak

bersosialisasi kepada sesama petani apel agar lebih banyak petani-

petani apel yang bergabung dalam agrowisata, sehingga mereka juga

dapat merasakan keuntungannya.

3. Kepada pemerintah setempat, yaitu potensi yang dimiliki oleh Desa

Gubugklakah sangat tinggi untuk dijadikan desa wisata, dikarenakan

Desa Gubugklakah sebagai desa yang dilewati wisatawan yang ingin

menuju ke gunung bromo jika melalui jalur Malang, selain itu juga

Desa Gubugklakah yang memiliki potensi alam yang mendukung

untuk dijadikan tempat berlibur dari kepenatan kota. Maka disarankan

agar pemerintah setempat dapat lebih memfasilitaskan dan mendorong

pengembang kegiatan, agar manfaatnya dapat dirasakan keseluruh

masyarakat desa.

Page 78: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

DAFTAR PUSTAKA

Abdurachmat, I. E. Maryanai. 1998. Geografi Ekonomi (Diktar Kuliah). Bandung:

Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS IKIP Bandung.

Afandhi, Aminudin. 2005. Etika Pembangunan dan Pengembangan Agrowisata

di Indonesia. Jakarta. Universitas Trisakti.

Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT. Rineka

Cipta Jakarta.

Budiasa, I W. 2011. Konsep dan Potensi Pengembangan agrowisata di Bali.

2011. Universitqqqas Dwijendra. Denpasar.

Burkart, A.J dan Medlik, S. 1987. Tourism, Past and Present and Future. London.

Deptan. 2005. Agropolitan Meningkatkan Pendapatan Petani. Pada

http://database.deptan.go.id

Gamal Suwantoro. 2002. Dasar-dasar Pariwisat. Penerbit ANDI. Yogyakarta.

Heriawan. 2004. Peranan dan Dampak Pariwisata Pada Perekonomian

Indonesia: Suatu Model Pendekatan Model I-0 dan SAM. Disertasi

Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.

Hernanto, F,. 1996. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Ismayanti. 2010. Pengantar Pariwisata. PT. Gramedia Widisarana Indonesia.

Jakarta.

Kadarsan. 1993. Keuangan Pertanian dan Pembiayaan Perusahaan Agribisnis.

PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Moehar. 2001. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara: Jakarta.

Notodimedjo, Soewarno. 1997. Strategi Pengembangan Hortikultura Khususnya

Buah-Buahan Dalam Menyongsong Era Pasar Bebas. Pidato

Pengukuhan Guru Besar Dalam Ilmu Hortikultura. Fakultas Pertanian,

Universitas Brawijaya.

Nuryanti, Wiendu. 1993. Concept, Perspective and Challenges, makalah bagian

dari Laporan Konferensi Internasional mengenai Pariwiwsata

Budaya. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Noegroho, Umi Ningsih, Fanani. 1991. Diktat Ilmu Usahatani. Fakultas

Perternakan Universitas Brawijaya Malang.

Oka A Yoeti. 1985. Pariwisata BUdaya Masalah dan Solusinya. PT. Pradnya

Paramitha. Jakarta.

Oka A Yoeti. 1985. Pemasaran Pariwisata. Angkasa. Bandung.

Page 79: DAMPAK PROGRAM KEGIATAN DESA WISATA TERHADAP …repository.ub.ac.id/6521/1/Puspasari, Indriyanti Bebara.pdf · JudulPenelitian : Dampak Program Kegiatan Desa Wisata Terhadap Pendapatan

61

Priasukmana, Soetarso & R. Mohamad Mulyadin. (2001). Pembangunan Desa

Wisata : Pelaksanaan Undang-Undang Otonomi Daerah. Info Sosial

Ekonomi Vol.2 No.1.

Sastrayuda, Gumelar S. 2010. Hand Out Mata Kuliah Concept Resort and

Leasure. Strategi Pengembangan dan Pengelolaan Resort dan Leasure.

Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung..

Snajder, M.,L, Peborsla. 2009. Agritourism. AMA Duta Set Ltd.UK.

Soekartawi. 1987. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Jakarta. Penerbit Rajawali.

Soekartawi. 1995. Analisis Usaha Tani. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

_________. 2006. Analisis Usaha Tani. Universitas Indonesia Press. Jakarta

Soelarso, Bambang. 1997. Budidaya Apel. Penerbit Kansius. Yogyakarta.

Spillane, James J. 1989. Pariwisata Indonesia, Siasat Ekonomi dan Rekayasa

Kebudayaan. Kansisus. Yogyakarta.

______________. 1994. Pariwisata Indonesia, Siasat Ekonomi dan Rekayasa

Kebudayaan. Kansisus. Yogyakarta.

Suliyanto. 2014. Statistika dan Non Parametrik dalam Aplikasi Penelitian. CV.

Andi Offset. Yogyakarta.

Wahab, Salah. 1976. Manajemen Kepariwisataan. Jakarta: PT. Pradana

Paramitha.