dampak penyalahgunaan narkoba

13
Efek Penyalahgunaan Narkoba 1.Stimulan -Meningkatkan aktivitas pada susunan saraf pusat (pemompaan darah semakin cepat, detak jantung dan nafas meningkat, dsb.) -Mempercepat proses mental, membuat orang waspada, dan bersemangat. -Contoh : Kafein, nikotin, amfetamin dan sejenisnya, kokain, Ritalin, deksamfetamin, dsb. 2.Depresan -Memperlambat aktivitas pada susunan syaraf pusat. -Membuat orang menjadi lebih santai dan kurang sadar akan sekelilingnya. -Contoh : Alkohol, Valium, Rohypnol, Serapax, Temazapan, kodein, Panadin, heroin, opium, morfin, dsb. 3.Halusinogen -Secara signifikan dapat mengubah dan menyebabkan gangguan tentang persepsi, kondisi pikiran, dan lingkungan. -Gangguan itu menyebabkan penggunanya melihat atau mendengar sesuatu sangat berbeda dari sebenarnya (atau sebenarnya tidak ada). -Contoh : Lysergic Acid Diethylamine (LSD), jamur ajaib, Meskalin, biji peyote, dsb. 4.Entaktogen termasuk stimulan yang telah dimodifikasi yang juga memiliki sifat-sifat halusinogen.

Upload: rere-na-yune

Post on 24-Apr-2015

69 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dampak Penyalahgunaan Narkoba

Efek Penyalahgunaan Narkoba

1.Stimulan

-Meningkatkan aktivitas pada susunan saraf pusat (pemompaan darah semakin cepat, detak

jantung dan nafas meningkat, dsb.)

-Mempercepat proses mental, membuat orang waspada, dan bersemangat.

-Contoh : Kafein, nikotin, amfetamin dan sejenisnya, kokain, Ritalin, deksamfetamin, dsb.

2.Depresan

-Memperlambat aktivitas pada susunan syaraf pusat.

-Membuat orang menjadi lebih santai dan kurang sadar akan sekelilingnya.

-Contoh : Alkohol, Valium, Rohypnol, Serapax, Temazapan, kodein, Panadin, heroin, opium,

morfin, dsb.

3.Halusinogen

-Secara signifikan dapat mengubah dan menyebabkan gangguan tentang persepsi, kondisi

pikiran, dan lingkungan.

-Gangguan itu menyebabkan penggunanya melihat atau mendengar sesuatu sangat berbeda

dari sebenarnya (atau sebenarnya tidak ada).

-Contoh : Lysergic Acid Diethylamine (LSD), jamur ajaib, Meskalin, biji peyote, dsb.

4.Entaktogen 

termasuk stimulan yang telah dimodifikasi yang juga memiliki sifat-sifat halusinogen.

5.Kanabinoid 

termasuk kelompok unik yang mempengaruhi reseptor tertentu pada otak.

Dampak Penyalahgunaan Narkoba

1.1 Dampak Negatif terhadap Fisik

Adaptasi biologis tubuh terhadap penggunaan narkoba untuk jangka waktu yang lama

bisa dibilang cukup ekstensif, terutama dengan obat-obatan yang tergolong dalam kelompok

downers. Tubuh kita bahkan dapat berubah begitu banyak hingga sel-sel dan organ-organ

tubuh kita menjadi tergantung pada obat itu hanya untuk bisa berfungsi normal. Biasanya,

hal-hal yang ditekan/tidak dapat dilakukan tubuh saat menggunakan narkoba, akan dilakukan

Page 2: Dampak Penyalahgunaan Narkoba

secara berlebihan pada masa Gejala Putus Obat (GPO) ini.

Bisa dibayangkan efek-efek yang menyenangkan dari suatu narkoba dengan cepat

berubah menjadi GPO yang sangat tidak mengenakkan saat seorang pengguna berhenti

menggunakan narkoba seperti heroin/putaw. Bagi para pecandu, terutama, ketakutan

terhadap sakit yang akan dirasakan saat mengalami GPO merupakan salah satu alasan

mengapa mereka sulit untuk berhenti menggunakan narkoba, terutama jenis putaw/heroin.

Mereka tidak mau meraskan pegal, linu, sakit-sakit pada sekujur tubuh dan persendian, kram

otot, insomnia, mual, muntah, dll yang merupakan selalu muncul bila pasokan narkoba

kedalam tubuh dihentikan.

Selain ketergantungan sel-sel tubuh, organ-organ vital dalam tubuh seperti liver,

jantung, paru-paru, ginjal,dan otak juga mengalami kerusakan akibat penggunaan jangka

panjang narkoba. Banyak sekali pecandu narkoba yang berakhiran dengan katup jantung

yang bocor, paru-paru yang berlubang, gagal ginjal, serta liver yang rusak. Belum lagi

kerusakan fisik yang muncul akibat infeksi virus {Hepatitis C dan HIV/AIDS} yang sangat

umum terjadi di kalangan pengguna jarum suntik.

1.2 Dampak Negatif terhadap Mental

Selain ketergantungan fisik, terjadi juga ketergantungan mental. Ketergantungan

mental ini lebih susah untuk dipulihkan daripada ketergantungan fisik. Ketergantungan yang

dialami secara fisik akan lewat setelah GPO diatasi, tetapi setelah itu akan muncul

ketergantungan mental, dalam bentuk yang dikenal dengan istilah ‘sugesti’. Orang seringkali

menganggap bahwa sakaw dan sugesti adalah hal yang sama, ini adalah anggapan yang

salah. Sakaw bersifat fisik, dan merupakan istilah lain untuk Gejala Putus Obat, sedangkan

sugesti adalah ketergantungan mental, berupa munculnya keinginan untuk kembali

menggunakan narkoba. Sugesti ini tidak akan hilang saat tubuh sudah kembali berfungsi

secara normal.

Sugesti inilah yang seringkali menyebabkan pecandu relapse. Sugesti ini tidak bisa

hilang dan tidak bisa disembuhkan, karena inilah yang membedakan seorang pecandu dengan

orang-orang yang bukan pecandu. Orang-orang yang bukan pecandu dapat menghentikan

penggunaannya kapan saja, tanpa ada sugesti, tetapi para pecandu akan tetap memiliki

sugesti bahkan saat hidupnya sudah bisa dibilang normal kembali. Sugesti memang tidak bisa

disembuhkan, tetapi kita dapat merubah cara kita bereaksi atau merespon terhadap sugesti

itu.

Dampak mental yang lain adalah pikiran dan perilaku obsesif kompulsif, serta

Page 3: Dampak Penyalahgunaan Narkoba

tindakan impulsive. Pikiran seorang pecandu menjadi terobsesi pada narkoba dan

penggunaan narkoba. Narkoba adalah satu-satunya hal yang ada didalam pikirannya. Ia akan

menggunakan semua daya pikirannya untuk memikirkan cara yang tercepat untuk

mendapatkan uang untuk membeli narkoba. Tetapi ia tidak pernah memikirkan dampak dari

tindakan yang dilakukannya, seperti mencuri, berbohong, atau sharing needle karena

perilakunya selalu impulsive, tanpa pernah dipikirkan terlebih dahulu.

Ia juga selalu berpikir dan berperilaku kompulsif, dalam artian ia selalu mengulangi

kesalahan-kesalahan yang sama. Misalnya, seorang pecandu yang sudah keluar dari sebuah

tempat pemulihan sudah mengetahui bahwa ia tidak bisa mengendalikan penggunaan

narkobanya, tetapi saat sugestinya muncul, ia akan berpikir bahwa mungkin sekarang ia

sudah bisa mengendalikan penggunaannya, dan akhirnya kembali menggunakan narkoba

hanya untuk menemukan bahwa ia memang tidak bisa mengendalikan penggunaannya. Bisa

dikatakan bahwa dampak mental dari narkoba adalah mematikan akal sehat para

penggunanya, terutama yang sudah dalam tahap kecanduan. Ini semua membuktikan bahwa

penyakit adiksi adalah penyakit yang licik, dan sangat berbahaya.

1.3 Dampak Negatif terhadap Emosional

Narkoba adalah zat-zat yang mengubah mood seseorang (mood altering substance).

Saat menggunakan narkoba, mood, perasaan, serta emosi seseorang ikut terpengaruh. Salah

satu efek yang diciptakan oleh narkoba adalah perubahan mood. Narkoba dapat

mengakibatkan ekstrimnya perasaan, mood atau emosi penggunanya. Jenis-jenis narkoba

tertentu, terutama alkohol dan jenis-jenis narkoba yang termasuk dalam kelompok uppers

seperti Shabu-shabu, dapat memunculkan perilaku agresif yang berlebihan dari si pengguna,

dan seringkali mengakibatkannya melakukan perilaku atau tindakan kekerasan. Terutama

bila orang tersebut pada dasarnya memang orang yang emosional dan bertemperamen panas.

Ini mengakibatkan tingginya domestic violence dan perilaku abusive dalam keluarga

seorang alkoholik atau pengguna Shabu-shabu. Karena pikiran yang terobsesi oleh narkoba

dan penggunaan narkoba, maka ia tidak akan takut untuk melakukan tindakan kekerasan

terhadap orang-orang yang mencoba menghalaginya untuk menggunakan narkoba. Emosi

seorang pecandu narkoba sangat labil dan bisa berubah kapan saja. Satu saat tampaknya ia

baik-baik saja, tetapi di bawah pengaruh narkoba semenit kemudian ia bisa berubah menjadi

orang yang seperti kesetanan, mengamuk, melempar barang-barang, dan bahkan memukuli

siapapun yang ada di dekatnya. Hal ini sangat umum terjadi di keluarga seorang alkoholik

atau pengguna Shabu-shabu. Karena melakukan semua tindakan kekerasan itu di bawah

Page 4: Dampak Penyalahgunaan Narkoba

pengaruh narkoba, maka terkadang ia tidak ingat apa yang telah dilakukannya.

Adiksi terhadap narkoba membuat seseorang kehilangan kendali terhadap emosinya.

Seorang pecandu acapkali bertindak secara impuls, mengikuti dorongan emosi apapun yang

muncul dalam dirinya. Dan perubahan yang muncul ini bukan perubahan ringan, karena

pecandu adalah orang-orang yang memiliki perasaan dan emosi yang sangat mendalam. Para

pecandu seringkali diselimuti oleh perasaan bersalah, perasaan tidak berguna, dan depresi

mendalam yang seringkali membuatnya berpikir untuk melakukan tindakan bunuh diri.

Satu hal juga yang perlu diketahui adalah bahwa salah satu dampak buruk narkoba

adalah mengakibatkan pecandu memiliki suatu retardasi mental dan emosional. Contoh

seorang pecandu berusia 16 tahun saat ia pertama kali menggunakan narkoba, dan saat ia

berusia 26 tahun ia berhenti menggunakan narkoba. Memang secara fisik ia berusia 26 tahun,

tetapi sebenarnya usia mental dan emosionalnya adalah 16 tahun. Ada 10 tahun yang ‘hilang’

saat ia menggunakan narkoba. Ini juga sebabnya mengapa ia tidak memiliki pola pikir dan

kestabilan emosi seperti layaknya orang-orang lain seusianya. 

1.4 Dampak Negatif terhadap Spiritual

Adiksi terhadap narkoba membuat seorang pecandu menjadikan narkoba sebagai

prioritas utama didalam kehidupannya. Narkoba adalah pusat kehidupannya, dan semua

hal/aspek lain dalam hidupnya berputar di sekitarnya. Tidak ada hal lain yang lebih penting

daripada narkoba, dan ia menaruh kepentingannya untuk menggunakan narkoba di atas

segala-galanya.

Ini menyebabkan pecandu seringkali hidup tersolir, ia hidup dalam dunianya sendiri

dan mengisolasi dirinya dari dunia luar, yaitu dunia yang tidak ada hubungannya dengan

narkoba. Ia menjauhi keluarga dan teman-teman lamanya, dan mencari teman-teman baru

yang dianggap sama dengannya, yang dianggap dapat memahaminya dan tidak akan

mengkuliahinya tentang penggunaan narkobanya.

Secara spiritual, Narkoba adalah pusat hidupnya, dan bisa dikatakan menggantikan

posisi Tuhan. Adiksi terhadap narkoba membuat penggunaan narkoba menjadi jauh lebih

penting daripada keselamatan dirinya sendiri. Ia tidak lagi memikirkan soal makan, tertular

penyakit bila sharing needle, tertangkap polisi, dll. Adiksi adalah penyakit yang

mempengaruhi semua aspek hidup seorang manusia, dan karenanya harus disadari bahwa

pemulihan bagi seorang pecandu tidak hanya bersifat fisik saja, tetapi juga harus mencakup

ketiga aspek lainnya sebelum pemulihan itu dapat dianggap sebagai suatu pemulihan yang

sebenarnya.

Page 5: Dampak Penyalahgunaan Narkoba

Dampak Negatif Penggunaan Narkoba berdasarkan Jenis-jenisnya

a.. heroin

Gejala putus obat :

Selama memakai :

- Tulang otot sendi terasa nyeri, demam, takut air

- Keringat keluar berlebihan

- Takut kedinginan, bulu kuduk berdiri

- Mata berair, hidung berair

- Mual-mual, perut sakit, diare

- Tidak suka makan

- Tidak bisa bekerja (lemas)

Setelah memakai :

- Fly (berkhayal), mata sembab kadang muntah

- Jantung berdebar, mata susah bangun

Bahaya :

- Hepatitis B, C, AIDS, HIV

- Menstruasi terganggu, infertilitas (impotensi)

- Tubuh kurus, pucat, kurang gizi

- Sulit buang air besar

- Mudah terserang radang paru, TBC paru, radang hati, empedu, ginjal

b. kokain

Gejala putus obat :

- Ada keinginan bunuh diri, mual, kejang-kejang

Bahaya :

- Paranoid

- Menyebabkan perkelahian

- Mabuk dan tidak bergairah

- Jika dihirup akan menyebabkan mimisan dan sinusitis

Page 6: Dampak Penyalahgunaan Narkoba

- Kerusakan jantung jika dicampur rokok

- Bisa terjadi psikotik atau gila dalam jangka panjang

c. ganja

Gejala putus obat :

- Sebenarnya hanya faktor psikis dan sugesti yang lebih dominan, apabila tidak memakai

ganja.

Bahaya :

- Untuk pemakaian yang lama akan menjadikan pemakai menjadi linglung.

d. ekstasi

Gejala putus obat :

- Rasa letih, malas

- Mudah tersinggung, emosi labil

- Sulit tidur, mimpi buruk jika tidur

- Depresi, mata kabur

Bahaya :

- Paranoid (rasa takut berlebihan, curiga yang berlebihan)

- Pemakaian yang lama akan menjadikan pemakai bisa linglung

- Merusak syaraf otak

- Pucat kurang darah

- Kurus kurang gizi

- Penyakit Parkinson

e. Shabu-shabu (Methyl – Amphetamin)

Gejala putus obat :

- Mudah marah

- Ngantuk

- Faktor sugesti yang dominan apabila tidak memakai

- Mudah capek

- Rasa lebih malas

Bahaya :

Page 7: Dampak Penyalahgunaan Narkoba

- Paranoid (rasa takut berlebihan)

- Pemakaian yang lama akan menjadikan pemakai bisa linglung

- Merusak syaraf otak

- Kanker hati

- Terjadinya gejala psikotik (gila)

f. halusinogen

Bahaya :

- Kecemasan akut, reaksi panik

- Terjadi depresi sampai berbulan-bulan

- Terjadinya gejala psikotik (gila)

g.hipnotika/sedativa (Obat Tidur, Obat Penenang)

Gejala putus obat :

- Denyut jantung cepat

- Banyak berkeringat

- Tekanan darah tinggi

- Tangan, kelopak dan lidah bergetar

Bahaya :

- Terjadinya perkelahian

- Mudah tersinggung dan marah

- Lemas, sedih, ingin bunuh diri

- Menimbulkan halusinasi dan melakukan tindakan berbahaya.

Penanganan Penyalahgunaan Narkoba

Pengertian rehabilitasi narkoba adalah sebuah tindakan represif yang dilakukan bagi

pencandu narkoba. Tindakan rehabilitasi ditujukan kepada korban dari penyalahgunaan

narkoba untuk memulihkan atau mengembangkan kemampuan fisik, mental, dan sosial

penderita yang bersangkutan. Selain untuk memulihkan, rehabilitasi juga sebagai pengobatan

atau perawatan bagi para pecandu narkotika, agar para pecandu dapat sembuh dari

kecanduannya terhadap narkotika.

Bagi pecandu narkoba yang memperoleh keputusan dari hakim untuk menjalani

hukuman penjara atau kurungan akan mendapatkan pembinaan maupun pengobatan dalam

Page 8: Dampak Penyalahgunaan Narkoba

Lembaga Permasyarakatan. Dengan semakin meningkatnya bahaya narkotika yang meluas

keseluruh pelosok dunia, maka timbul bermacam-macam cara pembinaan untuk

penyembuhan terhadap korban penyalahgunaan narkotika. Dalam hal ini adalah rehabilitasi.

Dalam Ketentuan Umum Undang-Undang No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika, rehabilitasi

dibedakan dua macam, yaitu meliputi:

Rehabilitasi Medis

Rehabilitasi Medis adalah suatu proses kegiatan pengobatan secara terpadu untuk

membebaskan pecandu dari ketergantungan narkotika. Rehabilitasi Medis pecandu narkotika

dapat dilakukan di Rumah Sakit yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan. Yaitu rumah sakit

yang diselenggarakan baik oleh pemerintah, maupun oleh masyarakat. Selain pengobatan

atau perawatan melalui rehabilitasi medis, proses penyembuhan pecandu narkotika dapat

diselenggarakan oleh masyarakat melalui pendekatan keagamaan dan tradisional.

Rehabitasi Sosial

Rehabitasi Sosial adalah suatu proses kegiatan pemulihan secara terpadu baik secara

fisik, mental maupun sosial agar bekas pecandu narkotika dapat kembali melaksanakan

fungsi sosial dalam kehidupan masyarakat. Yang dimaksud dengan bekas pecandu narkotika

disini adalah orang yang telah sembuh dari ketergantungan terhadap narkotika secara fisik

dan psikis.

Rehabilitasi sosial bekas pecandu narkotika dapat dilakukan di lembaga rehabilitasi

sosial yang ditunjuk oleh Menteri Sosial, Yaitu lembaga rehabilitasi sosial yang

diselenggarakan baik oleh pemerintah, maupun oleh masyarakat.

Tindakan rehabilitasi ini merupakan penanggulangan yang bersifat represif yaitu

penanggulangan yang dilakukan setelah terjadinya tindak pidana, dalam hal ini narkotika,

yang berupa pembinaan atau pengobatan terhadap para pengguna narkotika. Dengan upaya-

upaya pembinaan dan pengobatan tersebut diharapkan nantinya korban penyalahgunaan

narkotika dapat kembali normal dan berperilaku baik dalam kehidupan bermasyarakat.

Peran Pemerintah Dalam Mengatasi Narkotika

Peran yang dilakukan oleh pemerintah sangatlah besar dalam mencegah terjadinya

penyalahgunaan Narkotika dan sejenisnya. Melalui pengendalian dan pengawasan langsung

terhadap jalur peredaran gelap dengan tujuan agar potensi kejahatan tidak berkembang

menjadi ancaman faktual. Langkah yang ditempuh antara lain dengan tindakan sebagai

berikut :

1. Melakukan pengawasan terhadap tempat-tempat yang diduga keras sebagai jalur lalu lintas

Page 9: Dampak Penyalahgunaan Narkoba

gelap peredaran Narkotika.

2. Secara rutin melakukan pengawasan di tempat hiburan malam.

3. Bekerja sama dengan pendidik untuk melakukan pengawasan terhadap sekolah yang

diduga terjadi penyalahgunaan Narkotika oleh siswanya.

4. Meminta kepada instansi yang mempunyai wewenang izin sebagai penerbit tempat hiburan

malam untuk selalu menindak lanjuti surat izin pendirian tempat hiburan malam barangkali

akan dijadikan media untuk memperlancar jalur peredaran Narkotika