dampak penumpukan
DESCRIPTION
penumpukan batubaraTRANSCRIPT
DAMPAK PENUMPUKAN, PENANGANAN DAN PENGGERUSAN BATUBARA
Kegiatan penumpukan, penanganan (pengoperasian alat-alat
berat) dan penggerusan batubara merupakan sumber utama
terjadinya penurunan kualitas udara akibat emisi debu
(partikel batubara). Disamping itu, penimbunan batubara
(stockpile) juga dapat mengakibatkan pencemaran terhadap
air tanah dan pembakaran spontan (spontaneous
combustion).
Debu Batubara
Debu batubara adalah partikel halus berukuran micron yang
dapat terbang terbawa angin. Pada kegiatan penanganan
dan penggerusan, emisi debu batubara dapat terjadi tetapi
pada radius terbatas di sekitar plant sehingga pengaruhnya
bersifat lokal. Pada musim kemarau, emisi debu batubara
akan semakin meningkat. Dampak utama dari debu adalah
terhadap para pekerja akibat menghirup udara yang
mengandung partikel debu batubara dan mengendap dalam
saluran pernapasan sehingga dapat mengganggu sistem
pernapasan.
Untuk menghindari dampak tersebut para operator harus
menggunakan masker debu. Manajemen stockpile juga perlu
dilakukan dengan baik, misalnya dengan sistem
pengompakan (compacting) dengan buldozer dan
penyiraman air (water spraying) secara periodik sehingga
emisi debu berkurang.
Air Lindihan
Aliran cairan dari tumpukan batubara yang kena hujan dapat
mencemari berisiko mencemari lingkungan. Data mengenai
kualitas dan kuantitas air lindihan (leachate) air buangan
tidak tersedia. Namun kualitas air lindihan tersebut
tergantung karakteristik batubara, curah hujan, topografi
dan drainase tumpukan. Logam besi biasanya terdapat
paling banyak dalam air lindihan. Unsur logam berat seperti
khrom, aiar raksa, magnesium terkadang terdapat dalam
kadar yang kecil
Air asam (acid water) dapat ditimbulkan oleh tumpukan
(stockpile) batubara, terutama apabila kandungan
belerangnya tinggi. Oksidasi udara terhadap belerang
menghasilkan oksida belerang yang kemudian terlarut oleh
air hujan membentuk asam sulfat. Apabila larutan asam
sulfat tersebut masuk ke dalam air tanah maka keasaman
air akan meningkat dan menggangu masyarakat
disekitarnya. Air tanah yang asam dapat mengganggu
kesehatan apabila digunakan untuk keperluan sehari-hari.
Untuk mengatasi dampak tersebut, air lindihan dari air hujan
disalurkan ke penampungan dan dikontrol keasamannya
kemudian dinetralkan sebelum dibuang. Disamping itu,
analisis terhadap logam-logam berat sebaiknya juga
dilakukan.
Pembakaran Spontan
Pembakaran spontan dapat terjadi pada tumpukan batubara
peringkat rendah antara lignit sampai subbituminus.
Batubara peringkat rendah mempunyai sifat mudah hancur
menjadi ukuran halus apabila terkena cuaca panas dan juga
hujan. Pelepaskan moisture dan penyerapan air yang
berulang-ulang mengakibatkan partikel batubara menjadi
hancur sehingga luas permukaan bertambah dan lebih
mudah teroksidasi (terbakar) oleh udara di dalam rongga
tumpukan dan panas akibat beban batubara. Belerang
dalam batubara yang berbentuk pirit FeS2 dapat teroksidasai
menjadi Fe2SO4.7H2O menyebabkan hancurnya partikel
batubara dan timbulnya panas yang selanjutnya
mempercepat proses pembakaran spontan. Disamping risiko
terhadap kebakaran lebih lanjut dan turunya kualitas
batubara, asap yang ditimbulkan pembakaran spontan dapat
mengganggu pekerja maupun lingkungan dan masyarakat di
sekitar tumpukan batubara.
Apabila menangani batubara peringkat rendah dengan kadar
belerang pirit yang tinggi maka risiko pembakaran spontan
dapat diminimalkan dengan cara-cara berikut:
· Membatasi tinggi stockpile, umumnya sampai maksimum
8 m agar suhu tumpukan tidak terlalu panas;
· Mengkompakkan batubara selama penumpukan,
menggunakan buldozer atau sejenisnya agar tidak ada
rongga yang dapat dilewati hembusan angin (udara);
· Menggunakan alat (stacker) yang dapat mencegah
tendensi bongkahan batubara turun (menggelinding)
pada bagian luar tumpukan sehingga membentuk
lapisan (layer) yang permeabel terhadap aliran udara;
· Menutup (sealing) bagian luar tumpukan misalnya dengan
ter, bitumen atau bahan kimia agar aliran udara tidak
dapat masukan ke dalam tumpukan batubara;
· Memasang alat semacam pemacah angin pada sisi
tumpukan batubara terkena hembusan angin;
· Melakukan monitoring suhu tumpukan menggunakan
thermokopel untuk peringatan dini (early warning).