hubungan antara tingkat pengetahuan...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN
DENGANPERILAKU WANITA MENOPAUSE DALAM
UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT GOUT
DI KELURAHAN PISANGAN
SKRIPSI
DiajukanuntukMemenuhiPersyaratanMemperolehGelarSarjanaKeperawatan
(S. Kep)
Oleh:
HamidatuUlfiyah
109104000047
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA
1434 H/ 2013 M
i
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN
DENGAN PERILAKU WANITA MENOPAUSE DALAM
UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT GOUT
DI KELURAHAN PISANGAN
Telah di setujui dan diperiksa pembimbing skripsi
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun oleh:
HAMIDATU ULFIYAH
NIM: 109104000047
Pembimbing I
Pembimbing II
Tien Gartinah, MN Ns. Uswatun Khasanah, S.Kep., MNS
NIP. 19770401 200912 2003
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1434 H/ 2013 M
ii
LEMBAR PENGESAHAN
PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Pembimbing I Pembimbing II
Tien Gartinah, MN Ns. Uswatun Khasanah, S.Kep., MNS
NIP. 19770401 200912 2003
Penguji I Penguji II
Maftuhah, M.Kep., Ph.D Ns. Uswatun Khasanah, S.Kep., MNS
NIP. 19680808 200604 2001 NIP. 19770401 200912 2003
Penguji III
Tien Gartinah, MN
iii
LEMBAR PENGESAHAN
PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Ciputat, Januari 2014
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, MKM
NIP. 19790520 200901 1 012
Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Prof. DR. dr. (hc). M. K. Tadjudin, Sp. And
iv
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi saya ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 Keperawatan
di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, November 2013
(Hamidatu Ulfiyah)
v
RIWAYAT HIDUP
Nama : Hamidatu Ulfiyah
Tempat, Tgl lahir : Lampung, 17 Oktober 1990
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Desa Muara Jaya, RT 003/002 Kec. Sukadana, Kab.
Lampung Timur Prov. Lampung 34194
Hp : 085714292124
Email : [email protected] / [email protected]
Riwayat Pendidikan:
1. TK PGRI Muara Jaya (1996-1998)
2. SD N1 Muara Jaya (1998-2003)
3. SMP N1 Purbolinggo (2003-2006)
4. SMA Ma’arif NU 05 Purbolinggo (2006-2009)
5. S-1 Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2009-2013)
Pengalaman Seminar dan Workshop:
1. Seminar Nasional “Kehalalan Obat dan Makanan serta Permasalahannya di
Indonesia” Tahun 2009
2. Seminar Umum “Hilangnya Ayat dalam Undang-Undang Anti Rokok” Tahun
2009
vi
3. Seminar “Culturral Approach In Holistic Nursing Care In Globalization Era”
Tahun 2009
4. Diskusi Publik “Profil Ideal Dokter Muslim dan Implementasi Islam dalam
Etika Kedokteran” Tahun 2010
5. Seminar Kesehatan “Perawatan Pasien Hipertensi dan Diabetes di Rumah”
Tahun 2010
6. Diskusi Publik “Ostheoarthritis” Tahun 2011
7. Seminar Nasional “Uji Kompetensi Nasional Perawat: Meningkatkan Peran
dan Mutu Profesi Keperawatan dalam Menghadapi Tantangan Global” Tahun
2012
8. Seminar Nasional “Music Therapy: Melody for Heart and Brain Health”
Tahun 2012
9. Workshop Nasional “Uji Kompetensi Profesi Keperawatan” Tahun 2012
vii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Skripsi, Oktober 2013
Hamidatu Ulfiyah, NIM: 109104000047
Hubungan antara Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Wanita Menopause
dalam Upaya Pencegahan Penyakit Gout di Kelurahan Pisangan
xix + 72 halaman + 13 tabel + 3 bagan + 7 lampiran
ABSTRAK
Gout diartikan sebagai suatu penyakit dimana terjadi penumpukan asam urat
dalam tubuh secara berlebihan, baik akibat produksi yang meningkat,
pembuangan yang menurun, atau akibat peningkatan asupan makanan kaya purin.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan
dengan perilaku wanita menopouse dalam upaya pencegahan penyakit gout di
Kelurahan Pisangan. Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan pendekatan cross
sectional. Penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling pada
wanita menopouse di RW 06 dan 08 Kelurahan Pisangan dengan usia dibawah 70
tahun sebanyak 76 responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden mempunyai tingkat
pengetahuan baik 88,2% dan mempunyai perilaku pencegahan penyakit gout yang
baik sebesar 51,3%. Hasil uji statistik menggunakan uji Spearmen rank dengan
α=0,05 diperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat
pengetahuan dengan perilaku wanita menopouse dalam upaya pencegahan
penyakit gout di Kelurahan Pisangan (p value=0,256) dengan nilai r=0,132.
Berdasarkan penelitian ini, direkomendasikan untuk tenaga kesehatan supaya
dapat memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat khususnya
perempuan terutama menjelang menopouse tentang penyakit gout dan cara
pencegahannya. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk menggali faktor-
faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku pencegahan penyakit gout.
Kata kunci: Pengetahuan, Perilaku Pencegahan Gout, Wanita Menopouse, Gout
Daftar Bacaan: 42 (2003-2013)
viii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
SCHOOL OF NURSING
ISLAMIC STATE UNIVERSITY (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Undergraduated Thesis, October 2013
Hamidatu Ulfiyah, 109104000047
The Relationship between The Level of Knowledge and Behavior of
Menopousal Women in Effort of Gout Prevention in Kelurahan Pisangan
xix + 72 pages + 13 tables + 3 charts + 7 attachments
ABSTRACT
Gout is one of the illnesses which can happen because of build up of uric acid in
the body excessively, either due to increased production, decreased disposal, or
due to increased intake of purine-rich foods.
This research is aimed to know the correlation between menopausal women’s
knowledge and their behavior in order to prevent gout in Kelurahan Pisangan.
This research uses quantitative method with cross sectional approach. It uses
cluster random sampling technique to menopausal women in RW 06 and 08,
Kelurahan Pisangan. There were 76 menopausal women as the respondents and
their ages were less than 70 years old.
The result of this research shows that 88,2 % of the respondents have a good
knowledge of gout and 51, 3 % of them have a good preventive behavior of gout.
Statistic test result which uses Spearman rank test with α=0,05 obtains the result
that there is no significant relationship between knowledge of the menopousal
women and their behaviour in order to prevent gout in Kelurahan Pisangan (p
value=0,256) with r=0,132. Based on this research, it is recommended to the
health sectors workers to give health education for the society, especially to the
menopausal women, about gout and its preventive ways. The writer hopes for the
next researchers can continue this research in other factors which can influence
menopusal women’s behaviour in order to prevent gout.
Keywords : Knowledge, preventive behavior of Gout, menopausal women, Gout
References : 42 (2003-2013)
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Wanita
Menopause dalam Upaya Pencegahan Penyakit Gout Di Kelurahan
Pisangan” yang disusun dan diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar Sarjana Keperawatan.
Dalam penyusunan skripsi ini, tidak sedikit kesulitan yang penulis hadapi.
Namun, karena mendapatkan dukungan dan bantuan yang luar biasa dari berbagai
pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Dengan ini, penulis ingin
mengungkapkan rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan yang tidak
terhingga, kepada:
1. Prof. Dr. dr. MK. Tadjudin, Sp.And selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, MKM selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan.
3. Ns. Eni Nuraini, S.Kep, M.Sc selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Keperawatan.
4. Ibu Tien Gartinah, MN selaku dosen PA dan pembimbing pertama. Terima
kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah meluangkan waktu, tenaga,
arahan, serta kesabaran selama membimbing penulis dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
x
5. Ns. Uswatun Khasanah S.Kep, MNS selaku dosen pembimbing kedua. Terima
kasih sebesar-besarnya untuk beliau yang telah meluangkan waktu, tenaga,
arahan, serta kesabaran selama membimbing penulis dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
6. Segenap Bapak dan Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah
membekali penulis dengan berbagai ilmu dan pengetahuan selama penulis
mengikuti perkuliahan.
7. Seluruh staf karyawan Program Studi Ilmu Keperawatan Universita Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Segenap staf Perpustakaan Fakultas yang telah banyak membantu dalam
pengadaan referensi-referensi sebagai bahan rujukan skripsi ini.
9. Ucapan terima kasih peneliti haturkan secara istimewa untuk Ayahanda H.
Anam, S.Ag dan Ibunda Hj. Siti Alkamah yang telah mencurahkan kasih
sayang tiada tara dan senantiasa mendo’akan keberhasilan penulis serta
dukungan baik moril maupun materiil selama proses penyelesaian skripsi ini.
10. Saudaraku Mbak Fauziah, Mas Aji, Mbak Elfa, adek Amel dan keponakanku
Tama yang selalu memberikan do’a dan semangat yang luar biasa selama
proses penyelesaian skripsi ini.
11. Kementrian Agama yang telah memberi kesempatan kepada peneliti untuk
kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
12. Kelurahan Pisangan yang telah memberi izin peneliti untuk melakukan
penelitian ini.
13. Ibu-ibu responden yang telah membantu peneliti dalam pengisian kuesioner
penelitian.
xi
14. Teman-teman terbaikku “The Fighters” (Dewi, Maira, Dian, Hanik, Etika,
Astuti, Mala, Rafita, Fitri dan Qoys) yang telah memberikan do’a, dukungan
dan semangat dikala penulis mulai lelah dalam penyelesaian skripsi ini.
15. Teman-teman PSIK angkatan 2009 yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu. Terima kasih telah memberikan inspirasi, semangat dan kebersamaan
yang indah selama ini.
Akhir kata semoga kita semua diberikan rahmat, hidayah serta karunia dari
Allah SWT dan apa yang telah penulis peroleh selama pendidikan dapat
bermanfaat dan diamalkan dengan baik.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Ciputat, November 2013
Hamidatu Ulfiyah
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP ................................................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................... vii
ABSTRACT ............................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................ xii
DAFTAR BAGAN .................................................................................................. xvi
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xix
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5
C. Pertanyaan penelitian ...................................................................... 6
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum ............................................................................. 7
2. Tujuan Khusus ............................................................................ 7
xiii
E. Manfaat Penelitian .......................................................................... 7
F. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 8
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Menopause ..................................................................................... 9
1. Definisi ....................................................................................... 9
2. Perubahan yang terjadi selama menopause ............................... 9
B. Gout ................................................................................................ 11
1. Pengertian Gout ......................................................................... 11
2. Faktor penyebab dan faktor risiko Gout .................................... 11
3. Tanda dan gejala Gout ............................................................... 13
4. Komplikasi Gout ....................................................................... 15
5. Perjalanan penyakit Gout ........................................................... 15
6. Stadium Gout .............................................................................. 17
7. Penatalaksanaan Gout ................................................................ 18
8. Pencegahan Gout ........................................................................ 19
C. Pengetahuan ................................................................................... 22
1. Pengertian .................................................................................. 22
2. Tingkat pengetahuan ................................................................. 22
3. Variabel yang mempengaruhi pengetahuan ............................. 24
4. Cara mengukur pengetahuan .................................................... 26
D. Perilaku .......................................................................................... 26
1. Pengertian ................................................................................ 26
2. Perilaku kesehatan .................................................................... 28
3. Faktor yang mempengaruhi perilaku ....................................... 29
xiv
4. Domain perilaku ....................................................................... 30
E. Kerangka teori ................................................................................. 31
F. Penelitian terkait ............................................................................. 32
BAB III: KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep ............................................................................ 33
B. Definisi Operasional........................................................................ 34
C. Hipotesis .......................................................................................... 36
BAB IV : METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ............................................................................. 37
B. Waktu penelitian ............................................................................ 37
C. Lokasi penelitian ............................................................................ 37
D. Populasi dan sampel ........................................................................ 38
E. Teknik pengambilan sampel ........................................................... 40
F. Instrumen penelitian ........................................................................ 41
G. Prosedur pengumpulan data ........................................................... 43
H. Hasil uji validitas dan reliabilitas ................................................... 44
I. Pengolahan data ............................................................................. 47
J. Analisis data .................................................................................... 48
K. Etika penelitian................................................................................ 49
BAB V : HASIL PENELITIAN
A. Gambaran umum tempat penelitian ................................................ 51
B. Karakteristik responden .................................................................. 52
C. Analisis univariat ............................................................................ 54
D. Analisis bivariat .............................................................................. 57
xv
BAB VI : PEMBAHASAN
A. Analisis univariat ............................................................................ 59
1. Karakteristik responden ........................................................... 59
2. Gambaran tingkat pengetahuan responden .............................. 61
3. Gambaran perilaku responden ................................................. 64
B. Analisis bivariat: hubungan antara tingkat pengetahuan
dengan perilaku pencegahan penyakit gout .................................... 67
C. Keterbatasan penelitian ................................................................... 69
BAB VII : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..................................................................................... 70
B. Saran ............................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xvi
DAFTAR BAGAN
Nomor Bagan Judul Bagan hal
2.1 Perjalanan penyakit gout ............................................................... 16
2.2 Kerangka teori .............................................................................. 31
3.1 Kerangka konsep penelitian .......................................................... 33
xvii
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Judul Tabel hal
3.1 Definisi operasional ...................................................................... 34
4.1 Indikator pengetahuan .................................................................. 42
4.2 Indikator perilaku ......................................................................... 43
5.1 Distribusi frekuensi responden menurut usia ............................... 52
5.2 Distribusi frekuensi responden menurut tingkat pendidikan ........ 52
5.3 Distribusi frekuensi responden menurut pekerjaan ...................... 53
5.4 Distribusi frekuensi responden menurut IMT .............................. 53
5.5 Distribusi frekuensi menurut pengetahuan responden di
Kelurahan Pisangan ...................................................................... 54
5.6 Distribusi frekuensi menurut pengetahuan per-item responden di
Kelurahan Pisangan ...................................................................... 55
5.7 Distribusi frekuensi menurut perilaku pencegahan responden di
Kelurahan Pisangan ...................................................................... 56
5.8 Distribusi frekuensi menurut perilaku pencegahan per-item
responden di Kelurahan Pisangan ................................................. 56
5.9 Distribusi frekuensi responden menurut pengetahuan dengan
perilaku pencegahan penyakit gout di Kelurahan Pisangan ......... 57
xviii
5.10 Hubungan pengetahuan dengan perilaku pencegahan penyakit
gout di Kelurahan Pisangan .......................................................... 58
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar persetujuan responden
Lampiran 2 Petunjuk pengisian kuesioner
Lampiran 3 Lembar kuesioner penelitian
Lampiran 4 Surat-surat Penelitian
Lampiran 5 Lembar hasil perhitungan analisis data
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan berbagai bidang, terutama perkembangan dalam bidang kesehatan
akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan usia harapan hidup bagi
masyarakat. Di satu sisi kita patut bergembira karena usia harapan hidup
perempuan dan laki-laki meningkat, namun di sisi lain yang harus kita waspadai,
mereka harus melewati usia tua dengan berbagai gangguan kesehatan sebagai
dampak dari kekurangan hormon estrogen dan progesteron. Bagi wanita yang
memasuki usia menopause dan beberapa tahun sesudahnya akan mengalami
berbagai keluhan dan permasalahan kesehatan diantaranya adalah masalah sendi
seperti gout (Pujiastuti, 2003).
Pada wanita menopause akan rentan terserang penyakit gout karena pada
wanita menopause mengalami penurunan estrogen. Salah satu fungsi dari estrogen
adalah meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urin. Menurunnya estrogen
pada wanita menopause mengakibatkan kadar asam urat darah akan meningkat
didalam tubuh dan risiko untuk terkena gout akan lebih tinggi (Manuaba, 2009).
Penelitian penyakit artritis gout di Indonesia pertama kali dilakukan oleh dr.
Van Den Horst tahun 1935 dan ditemukan 15 kasus gout berat pada masyarakat
kurang mampu di Jawa. Penelitian yang dilakukan di Bandungan Jawa Tengah,
ditemukan bahwa dari 4.683 orang berusia 15-45 tahun yang diteliti, sebanyak
2
11,7% mengalami hiperurisemia atau kadar asam urat tinggi dan 0,05% wanita di
antara mereka sudah sampai pada tahap gout (Darmawan dalam Damayanti, 2012).
Gout atau yang popular disebut penyakit asam urat merupakan penyakit
dimana terjadi penumpukan asam urat dalam tubuh secara berlebihan, baik akibat
produksi yang meningkat, pembuangan yang menurun, atau akibat peningkatan
asupan makanan kaya purin (Naga, 2012). Pada wanita, penyakit gout sering
terjadi pada usia 55 tahun atau setelah mengalami menopause (Damayanti, 2012).
Penelitian yang dilakukan oleh Hak dkk (2010) menunjukkan bahwa wanita
menopause berisiko tinggi terkena penyakit gout dibandingkan wanita yang belum
mengalami menopause.
Obesitas, kurang olahraga, dan kurang minum air putih juga bisa menjadi
faktor risiko terserang penyakit gout. Mengkonsumsi makanan yang mengandung
purin tinggi sangat berpengaruh pada peningkatan kadar asam urat dalam darah
yang akhirnya dapat menyebabkan penyakit gout (Damayanti, 2012). Penelitian
yang dilakukan oleh Festy dkk (2010), menunjukkan ada hubungan antara pola
makan tinggi purin dengan kadar asam urat darah pada wanita postmenopause di
posyandu lansia Puskesmas Dr. Soetomo Surabaya pada bulan Juni 2010.
Banyaknya faktor yang dapat mendukung terjadinya penyakit gout diatas,
maka perlu adanya pencegahan penyakit gout. Pencegahan penyakit gout dapat
dilakukan dengan menjaga pola makan dengan gizi seimbang, mengurangi
konsumsi makanan tinggi purin, olahraga teratur, pertahankan berat badan ideal,
dan cukup minum air putih setiap hari (Sustrani, 2007). Gizi seimbang sangat
penting untuk membantu meningkatkan kesehatan. Dalam konsep Islam, makanan
3
yang sehat dan bergizi diistilahkan dengan halalan thayyiban (halal dan baik atau
bergizi). Al-Qur’an menjelaskan bahwa perlu untuk menerapkan pola makan
dengan gizi yang seimbang seperti dalam surat Al-A’raf ayat 31:
ا اْو ُك ْو ِر ِر ْو َوا .ا َو ُك ُك ْو ا َو اْو َو ُك ْو ا َو َوا ُك ْو ِر ُك ْو ا ِر َّن ا َوا ُك ِر ُّب
Artinya: “Makanlah dan minumlah kalian, tapi jangan berlebihan. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.” (QS Al-A’raf (7) :31)
Surat Al-A’raf ayat 31 diatas menjelaskan tentang pentingnya implementasi
gizi seimbang. Dimana ketika menerapkan pola makan gizi seimbang dalam
kehidupan serta jenis-jenis makanan yang sehat, maka kelebihan dalam
mengonsumsi makanan tidak terjadi. Maksud makan dan minum yang tidak
berlebihan yang disebutkan diatas yaitu harus disesuaikan dengan batas tertentu.
Jadi, ayat tersebut memerintahkan mengkonsumsi makanan dan minuman secara
proporsional (Tebba, 2004).
Pencegahan terhadap suatu penyakit akan lebih diperhatikan oleh seseorang
yang mempunyai pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil penginderaan
manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya
(mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Pengetahuan menjadi salah satu hal yang
sangat berpengaruh terhadap perilaku kesehatan. Perilaku yang didasari oleh
pengetahuan maka perilaku tersebut akan bertahan lama. Sebaliknya, perilaku
yang tidak didasari oleh pengetahuan maka akan cepat hilang dan tidak bertahan
4
lama. Pengetahuan dapat diperoleh dari berbagai sumber informasi diantaranya
melalui penyuluhan atau pendidikan kesehatan (Notoatmodjo, 2007).
Penyuluhan atau pendidikan kesehatan menjadi salah satu peran perawat
yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kesehatan. Pendidikan kesehatan
dapat membantu individu meningkatkan kesehatannya yang terkait dengan
pencegahan dan perawatan sehingga individu ataupun keluarga dapat menerima
tanggung jawab terhadap hal-hal yang diketahuinya. Berdasarkan peran tersebut,
perawat diharapkan dapat mendukung individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat dalam mencapai tujuan perubahan perilaku untuk hidup sehat dan
mencegah terjadinya penyakit gout (Kusnanto, 2004).
Menurut data dari Kelurahan Pisangan didapatkan bahwa jumlah wanita usia
menopause sebanyak ± 2514 orang. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang
dilakukan peneliti, didapatkan bahwa banyak wanita menopause mengeluh pegal
serta linu di daerah sendi lutut dan kaki. Sebagian dari mereka datang ke
pelayanan kesehatan untuk diperiksa kadar asam urat darah karena takut terjadi
peningkatan kadar asam urat darah yang dapat berisiko terkena penyakit gout.
Hasil wawancara tentang gout dan pencegahannya yang dilakukan peneliti kepada
beberapa wanita menopause di wilayah Pisangan, didapatkan hasil bahwa sebagian
dari mereka memiliki pengetahuan yang cukup tentang penyakit gout tetapi
mereka masih berperilaku kurang dalam pencegahan diantaranya mereka masih
mengkonsumsi makanan tinggi purin dalam jumlah banyak. Selain itu, hasil
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap beberapa wanita usia
menopause dalam melakukan ibadah sholat banyak yang mengalami kesulitan
5
melakukan gerakan sholat misalnya dari sujud ke posisi berdiri. Keluhan yang
dirasakan mereka adalah rasa pegal dan linu pada bagian sendi-sendi kaki. Alasan
lain peneliti ingin meneliti wanita karena dilihat dari dinamika jumlah penduduk
bahwa wanita lebih banyak dari pada pria dan wanita memiliki peran dalam
keluarga yaitu menyediakan makanan. Sehingga makanan yang dimakan oleh
keluarga tergantung dari para wanita dalam menyediakan makanan.
Dari uraian diatas, dapat diperoleh informasi bahwa sebagian wanita
menopause mengalami keluhan pada bagian sendi terutama sendi kaki.
Pemeriksaan kadar asam urat ke pelayanan kesehatan menunjukkan bahwa mereka
khawatir mengalami peningkatan kadar asam urat darah yang berisiko
menyebabkan penyakit gout. Dari sini dapat dilihat bahwa perlu dilakukan
penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan wanita menopause
tentang penyakit gout dan perilaku pencegahan yang dilakukan.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang
“Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Wanita Menopause
dalam Upaya Pencegahan Penyakit Gout Di Kelurahan Pisangan”.
B. Rumusan Masalah
Penyakit gout merupakan penyakit akibat meningkatnya kadar asam urat
darah. Penyakit ini banyak terjadi pada usia dewasa dan semakin meningkat pada
usia lanjut. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti,
didapatkan bahwa banyak wanita menopause mengeluh pegal serta linu di daerah
sendi lutut dan kaki. Sebagian dari mereka datang ke pelayanan kesehatan untuk
diperiksa kadar asam urat darah karena takut terjadi peningkatan kadar asam urat
6
darah yang dapat berisiko terkena penyakit gout. Hasil wawancara yang dilakukan
peneliti kepada beberapa wanita menopause tentang gout dan pencegahannya
menyatakan bahwa sebagian dari mereka memiliki pengetahuan yang cukup
tentang penyakit gout tetapi mereka masih berperilaku kurang dalam pencegahan
diantaranya mereka masih mengkonsumsi makanan tinggi purin dalam jumlah
banyak. Hasil penelitian Sudaryanto dan Hastuti (2010) menunjukkan ada
hubungan antara pengetahuan dengan sikap lansia dalam upaya pencegahan
penyakit asam urat di desa Ganten kecamatan Kerjo Karanganyar. Pengetahuan
dan perilaku seseorang dalam pencegahan terhadap penyakit gout perlu diketahui
lebih dalam.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui
hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku wanita menopause dalam
upaya pencegahan penyakit gout di Kelurahan Pisangan.
C. Pertanyaan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka pertanyaan penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana karakteristik usia, pendidikan, pekerjaan, dan Indeks Masa Tubuh
(IMT) wanita menopouse di Kelurahan Pisangan?
2. Bagaimana tingkat pengetahuan tentang penyakit gout pada wanita menopause
di Kelurahan Pisangan?
3. Bagaimana perilaku wanita menopause dalam upaya pencegahan penyakit gout
di Kelurahan Pisangan?
7
4. Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku wanita
menopause dalam upaya pencegahan penyakit gout di Kelurahan Pisangan?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara tingkat
pengetahuan dengan perilaku wanita menopause dalam upaya pencegahan
penyakit gout di Kelurahan Pisangan.
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik responden yang meliputi usia, pendidikan,
pekerjaan, dan IMT.
b. Mengidentifikasi pengetahuan tentang penyakit gout pada wanita menopause
di Kelurahan Pisangan.
c. Mengidentifikasi perilaku wanita menopause dalam upaya pencegahan
penyakit gout di Kelurahan Pisangan.
d. Mengidentifikasi hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku
wanita menopause dalam upaya pencegahan penyakit gout di Kelurahan
Pisangan.
E. Manfaat Penelitian
a. Untuk Pendidikan
Sebagai referensi untuk menambah wawasan yang berkaitan dengan
pengetahuan tentang penyakit gout. Selain itu juga sebagai masukan untuk
pengembangan ilmu keperawatan mengenai penyakit sendi khususnya penyakit
gout dan pencegahannya.
8
b. Untuk Pelayanan Kesehatan
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan tenaga kesehatan sehingga
berguna untuk pertimbangan dilakukannya penyuluhan kesehatan dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
c. Untuk Peneliti Lain
Sebagai pengetahuan dan sebagai sumber referensi untuk melakukan
penelitian selanjutnya.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menggambarkan hubungan antara tingkat pengetahuan dengan
perilaku wanita menopause dalam upaya pencegahan penyakit gout di Kelurahan
Pisangan. Populasi penelitian ini adalah wanita menopause yang berada di
Kelurahan Pisangan. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif
dengan desain cross sectional. Data yang dikumpulkan merupakan data primer
yang diperoleh dengan cara mengajukan pertanyaan tertutup melalui kuesioner
yang akan dijawab oleh responden.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Menopause
1. Pengertian
Menopause merupakan penghentian permanen menstrusi dimana
berakhirnya masa reproduksi yang diakibatkan karena hilangnya aktivitas
folikular ovarium (Brashers, 2008). Dalam perjalanan hidupnya seorang wanita
yang mencapai umur sekitar 45 tahun mengalami penuaan indung telur
sehingga kadar hormon estrogen makin menurun. Seorang wanita dikatakan
menopause jika telah mengalami amenore atau tidak haid selama 12 bulan
(Baziad, 2003).
2. Perubahan yang Terjadi Selama Menopause
Wanita yang telah masuk masa menopause akan mengalami perubahan-
perubahan diantaranya:
a) Perubahan fisik
Perubahan fisik yang dirasakan pada wanita menopause berupa
perubahan kulit dimana lemak bawah kulit berkurang sehingga kulit menjadi
kendur, adanya penurunan jumlah melanosit yang dapat menyebabkan kulit
mudah terbakar sinar matahari, dan menimbulkan pigmentasi serta menjadi
hitam (Eliopoulos, 2005). Perubahan metabolisme tubuh yang ditandai
dengan menurunnya pengeluaran hormon tiroksin dan insulin, dan
10
pembakaran. Perubahan sistem jantung akan mengalami perubahan karena
adanya perubahan metabolisme tubuh (Manuaba, 2009).
b) Perubahan hormon
Perubahan hormon yang terjadi seperti menurunnya hormon estrogen.
Estrogen merupakan hormon yang dapat membantu meningkatkan
pengeluaran kadar asam urat darah dan kemudian dikeluarkan melalui urin.
Rendahnya estrogen serta tingginya FSH dan LH dapat menimbulkan
perubahan pada pembuluh darah. Pada wanita menopause akan mengalami
penurunan estrogen sehingga kadar asam urat darah akan meningkat didalam
tubuh dan risiko untuk terkena gout akan lebih tinggi (Manuaba, 2009).
c) Perubahan psikologis
Perubahan psikologis yang dialami wanita menopause meliputi merasa
tua, rasa tertekan karena menjadi tua, tidak menarik lagi, rasa takut tidak
dapat memenuhi keinginan seksual. Mereka juga merasa sudah tidak
berguna lagi, tidak dapat menghasilkan sesuatu dan merasa memberatkan
tanggungan keluarga dan orang lain.
Adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita menopause
diatas, akan menimbulkan keluhan seperti rasa panas (hot flushes), jantung
berdebar-debar, gangguan tidur, kesemutan, nyeri tulang dan otot, mudah
tersinggung, cepat marah, gelisah, depresi, cepat lelah, mudah lupa, sulit
berkonsentrasi, berkunang-kunang, sakit kepala, serta berat badan bertambah
(Baziad, 2003).
11
B. Gout
1. Pengertian
Gout diartikan sebagai suatu penyakit dimana terjadi penumpukan asam
urat dalam tubuh secara berlebihan, baik akibat produksi yang meningkat,
pembuangan yang menurun, atau akibat peningkatan asupan makanan kaya
purin. Gout ditandai dengan peningkatan kadar asam urat, serangan berulang
dari artriris yang akut, kadang-kadang disertai pembentukan kristal natrium urat
besar yang dinamakan tofus, deformitas sendi, dan cedera pada ginjal (Naga,
2012). Untuk memeriksa kadar asam urat dalam darah maka dilakukan
pemeriksaan terhadap serum darah. Kadar asam urat normal untuk pria dewasa
berkisar 3,5-7,0 mg/dl dan untuk wanita dewasa 2,6-6,0 mg/dl. Apabila kadar
melebihi nilai normal inilah yang nantinya menyebabkan gout (Damayanti,
2012).
2. Faktor Penyebab dan Faktor Resiko Gout
Damayanti (2012), menyebutkan faktor-faktor penyebab terjadinya gout
dapat dibagi menjadi tiga faktor, yaitu:
a. Faktor umum
Faktor umum penyebab gout diantaranya adalah kurang tidur yang
dapat menyebabkan penumpukan asam laktat. Saat tidur akan terjadi
penguraian asam laktat di dalam tubuh. Jika seseorang mengalami tidur yang
cukup, maka penguraian asam laktat di dalam tubuh akan sempurna. Jika
seseorang mengalami tidur yang kurang, asam laktat belum sempurna
diuraikan sehingga terjadi penumpukan asam laktat di dalam tubuh.
12
Penumpukan asam laktat di dalam tubuh dapat mencegah pengeluaran asam
urat melalui urin.
b. Faktor dari dalam
Faktor dari dalam lebih banyak terjadinya akibat proses penyimpangan
metabolisme yang umumnya berkaitan dengan faktor usia, dimana usia
diatas 40 tahun pada pria dan setelah menopause pada wanita berisiko besar
terkena asam urat. Gout pada pria terjadi pada usia lebih muda dari pada
wanita karena pada pria tidak memiliki hormon estrogen dimana salah satu
fungsi hormon estrogen adalah dapat meningkatkan pengeluaran asam urat
melalui urin. Genetik atau riwayat keluarga juga merupakan faktor risiko
penyebab penyakit gout (Sustrani, 2007). Faktor genetik yang dapat berisiko
menjadi penyebab gout diantaranya seperti kondisi Lesch Nyhan Syndrome
yang disebabkan karena defisiensi enzim hypoxanthine phosphoribosyl
transferase (HPRT), terdapat suatu kelainan yang disebut familial juvenile
gout atau familial juvenile hyperuricaemic nephropaty (FJHN). Sindrom
Lesh-Nyhan disebabkan karena kekurangan menyeluruh enzim HPRT yang
diturunkan secara X-linked dan bersifat resesif, sedangkan kelainan FJHN
diakibatkan kemungkinan karena kelainan pada gen yang menyebabkan
penurunan pengeluaran asam urat melalui ginjal, melalui kelainan
transporter asam urat pada basal membran dari tubulus proksimal ginjal
(Sudoyo, 2006).
13
c. Faktor dari luar
Faktor dari luar dapat berupa konsumsi makanan dan minuman yang
dapat merangsang pembentukan asam urat seperti makanan yang
mempunyai kadar protein tinggi diantaranya kacang-kacangan, emping,
melinjo, cokelat, dan minuman cola. Mengkonsumsi makanan yang tinggi
purin akan menyebabkan meningkatnya kadar asam urat dalam darah, yang
menyebabkan terjadinya pengkristalan dalam sendi. Protein terutama yang
berasal dari hewan dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah
diantaranya adalah hati, ginjal, otak, paru, dan limpa (Helmi, 2012).
d. Faktor lain
Faktor lain penyebab gout adalah penyakit ginjal. Jika seseorang
mempunyai penyakit ginjal maka pembuangan asam urat akan berkurang
sehingga kadar asam urat dalam darah akan meningkat (Kertia, 2009). Selain
itu penyebab lainnya adalah obesitas, kadar trigliserida yang tinggi. Pada
penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya terdapat kadar
benda-benda keton (hasil buangan metabolisme lemak) yang tinggi. Benda-
benda keton yang tinggi akan menyebabkan kadar asam urat ikut meningkat
(Damayanti, 2012).
3. Tanda dan Gejala Gout
Damayanti (2012) menyebutkan tanda-tanda seseorang menderita gout
adalah sebagai berikut:
a. Adanya kristal urat yang khas dalam cairan sendi
14
b. Thopus terbukti mengandung kristal urat berdasarkan pemeriksaan kimiawi
dan mikroskopik dengan sinar terpolarisasi.
c. Tanda-tanda lain diantaranya:
1) Lebih dari sekali mengalami serangan artitis akut.
2) Terjadi peradangan secara maksimal dalam satu hari.
3) Oligoartitis (jumlah sendi yang meradang kurang dari 4).
4) Kemerahan disekitar sendi yang meradang.
5) Sendi metatarsophalangeal pertama (ibu jari kaki) terasa sakit atau
membengkak.
6) Serangan satu sisi pada sendi metatarsophalangeal pertama.
7) Serangan satu sisi pada sendi tarsal (jari kaki).
8) Tofus (deposit besar dan tidak teratur dari natrium urat) di kartilago
artikular (tulang rawan sendi) dan kapsula sendi.
9) Hiperurisemia (> 7,5 mg/dL).
10) Pembengkakan sendi secara asimetris (satu sisi tubuh saja).
Damayanti (2012) menyebutkan bahwa gejala yang sering muncul pada
penderita gout adalah:
a. Kesemutan dan linu
b. Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur
c. Sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan, panas, dan nyeri
luar biasa pada malam dan pagi hari.
15
4. Komplikasi
Komplikasi terjadi apabila penderita gout tidak melakukan pengobatan
secara teratur. Misnadiarly (2007) menyebutkan bahwa komplikasi yang dapat
terjadi pada penderita gout adalah:
a. Penderita akan mengalami radang sendi akut berulang dan kekambuhannya
semakin lama akan semakin sering.
b. Sendi yang sakit akan bertambah banyak
c. Tofi yang terbentuk semakin besar bahkan bisa pecah.
d. Timbul batu pada saluran kemih bahkan bisa menyebabkan gagal ginjal.
5. Perjalanan Gout
Penyakit gout dapat timbul karena adanya beberapa faktor yang
mempengaruhi yaitu diet tinggi purin, penyakit ginjal, obesitas, genetik, usia
diatas 40 tahun dan wanita menopause. Keadaan-keadaan tersebut akan
menyebabkan terjadinya peningkatan produksi asam urat dan penurunan
ekskresi asam urat sehingga terjadi penumpukan kadar asam urat darah. Kristal
yang berbentuk jarum akan mengaktifkan faktor XII dengan menghasilkan
kemoatraktan dan mediator inflamasi. Sel-sel neutrofil dan makrofag
berkumpul dalam persendian, dan memfagositosis kristal urat sehingga terjadi
pelepasan enzim lisosom, IL1, IL6, IL8, TNF-α, prostaglandin dan leukotrin
yang secara kolektif menimbulkan sinovitis akut. Atritis kronik timbul akibar
presipitasi progresif senyawa urat kedalam dinding sinovial persendian setelah
terjadi serangan rekuren artiritis yang akut (Mitchell, 2009). Serangan atritis
berulang-ulang, penumpukan kristal natrium urat yang dinamakan tofus akan
16
mengendap diperifer tubuh seperti ibu jari kaki, tangan dan telinga.
Nefrolitiasis urat dapat terjadi akibat penumpukan urat (Smeltzer, 2002).
Bagan 2.1 Perjalanan Penyakit Gout
diet tinggi purin, penyakit ginjal, obesitas, genetik, usia
diatas 40 tahun pada pria dan wanita menopause.
Ekskresi asam urat menurun, produksi asam urat berlebihan
Kadar asam urat dalam semua cairan tubuh
Kristal asam urat akan mengendap
Pada sendi jari-jari tangan dan kaki
Nyeri, bengkak pada
sendi dan kemerahan Terjadi radang pada sendi
Dalam waktu lama terjadi tofus dan fibrosis
Deformitas Perubahan bentuk tulang dan sendi
Kristal jarum mengaktifkan faktor XII dengan
menghasilkan kemoatraktan dan mediator inflamasi
fagositosis kristal urat sehingga terjadi pelepasan
enzim lisosom, IL1, IL6, IL8, TNF-α
17
6. Stadium Gout
Damayanti (2012), membagi tingkatan gout terdiri atas beberapa stadium.
Tingkat keparahan kasus gout terdiri dari empat tahapan yaitu:
a. Stadium I: tahap asimtomatik
Tanda-tanda gout pada stadium I atau permulaan biasanya ditandai
dengan peningkatan kadar asam urat tetapi tidak dirasakan oleh penderita
karena tidak merasakan sakit sama sekali dan tidak disertai gejala nyeri,
artitis, tofus, maupun batu urat di saluran kemih. Misnadiarly (2007),
menyebutkan bahwa hanya 20% dari penderita hiperurisemia asimtomatik
yang menjadi serangan gout akut.
b. Stadium II: tahap akut
Gout stadium II biasanya terjadi serangan radang sendi disertai dengan
rasa nyeri yang hebat, bengkak, merah, dan terasa panas pada pangkal ibu
jari kaki. Biasanya serangan muncul pada tengah malam dan menjelang pagi
hari. Pada tahap ini penderita akan mengalami serangan artitis yang khas dan
serangan tersebut akan menghilang tanpa pengobatan dalam waktu 5-7 hari.
Pada serangan akut yang tidak berat, keluhan-keluhan dapat hilang dalam
beberapa jam atau hari. Faktor pencetus serangan akut antara lain berupa
trauma lokal, diet tinggi purin, kelelahan fisik, stres, pemakaian obat
diuretik, dan adanya peningkatan atau penurunan asam urat (Sudoyo, 2006).
c. Stadium III: tahap interkritikal
Gout stadium III adalah tahap interval diantara dua serangan akut
tanpa gejala klinis. Walaupun tanpa gejala, kristal monosodium dapat
18
ditemukan pada sel sinovia, vakuola sel sinovia, dan pada vakuola sel
mononuklear leukosit. Biasanya terjadi serangan kedua setelah satu sampai
dua tahun kemudian. Serangan tersebut bisa terjadi karena tidak diobati
secara terus-menerus.
d. Stadium IV: tahap kronik
Tahapan kronik ini ditandai dengan terbentuknya tofi dan deformasi
atau perubahan sendi-sendi yang tidak dapat berubah ke bentuk seperti
semula, ini disebut gejala irreversibel atau arthritis gout kronis. Pada kondisi
ini frekuensi kambuh akan semakin sering dan disertai rasa sakit terus-
menerus yang lebih menyiksa dan suhu badan bisa tinggi. Hal tersebut dapat
menyebabkan penderita tidak bisa berjalan atau lumpuh karena sendi
menjadi kaku.
7. Penatalaksanaan Gout
Secara umum penanganan gout adalah dengan memberikan edukasi,
pengaturan diet, istirahatkan sendi, dan pengobatan. Apabila terjangkit gout,
maka pengobatan medis yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Obat anti peradangan nonsteroid,
b. Jika penyakit ini mengenai 1-2 sendi, suatu larutan kristal kortikosteroid bisa
disuntikkan langsung ke dalam sendi,
c. Obat pereda nyeri ditambahkan untuk mengendalikan nyeri, dan
d. Obat-obatan seperti probenesid atau sulfinpirazon berfungsi untuk
menurunkan kadar asam urat dalam darah (Naga, 2012).
19
Pengobatan gout harus dilakukan secara dini untuk mencegah terjadinya
kerusakan sendi atau terjadinya komplikasi. Pengobatan pada tahap akut
bertujuan untuk menghilangkan keluhan nyeri sendi dan peradangan. Pada
stadium interkritik dan menahun, tujuan pengobatan adalah untuk menurunkan
kadar asam urat sampai pada kadar normal (Sudoyo, 2006).
8. Pencegahan Gout
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah menghindari segala
sesuatu yang dapat menjadi pencetus serangan gout (Damayanti, 2012 dan
Naga, 2012).
a. Batasi asupan purin
Makanan yang mengandung purin dapat meningkatkan kadar asam
urat darah. Untuk mencegah terjadinya peningkatan kadar asam urat, maka
konsumsi makanan yang mengandung purin harus dikurangi. Menurut kadar
kandungan purin, jenis makanan bisa dibedakan menjadi 3 kelompok:
1) Kelompok I
Kadar purin tinggi (100-1000 mg purin/100 mg bahan pangan).
Bahan makanan yang tergolong dalam kelompok ini seperti otak, hati,
jantung, ginjal, jeroan, ekstrak daging/kaldu, bebek, burung dara, sarden,
makarel, remis, kerang, ikan teri, alkohol, ragi, makanan yang diawetkan.
2) Kelompok II
Kadar purin sedang (50-100 mg purin/100 mg bahan pangan),
seperti daging sapi, ayam, ikan, udang, kacang-kacangan kering dan hasil
20
olahannya seperti tahu, tempe, asparagus, bayam, kembang kol,
kangkung, daun dan buah melinjo, buncis, kapri, dan jamur.
3) Kelompok III
Kadar purin rendah (0-<50 mg purin/100 mg bahan pangan).
Golongan makanan ini seperti nasi, jagung, mie, susu rendah lemak, telur,
buah-buahan (kecuali durian dan alpukat), dan sayuran (kecuali sayuran
dalam kelompok II).
b. Kurangi makanan tinggi lemak
Lemak dapat menghambat pengeluaran asam urat melalui urin.
Konsumsi makanan yang digoreng, bersantan sebaiknya dikurangi. Daging
dan jeroan selain mengandung purin tinggi keduanya juga mengandung
lemak tinggi sehingga harus dikonsumsi dalam jumlah terbatas.
c. Banyak minum air putih setiap hari
Mengkonsumsi cairan yang tinggi dapat membantu membuang asam
urat melalui urin. Oleh karena itu disarankan untuk minum air minimal 2,5
liter atau 8-10 gelas sehari. Cairan juga bisa diperoleh melalui buah-buahan
segar yang mengandung banyak air seperti semangka, melon, blewah, nanas,
belimbing manis, dan jambu air. Buah durian dan alpukat sebaiknya
dikurangi karena keduanya mengandung lemak tinggi yang dapat
menghambat pengeluaran asam urat sehingga meningkatkan kadar asam urat
dalam darah.
21
d. Hindari dan kurangi minuman beralkohol dan soft drink
Soft drink seperti minuman cola sebaiknya dikurangi karena dapat
memicu peningkatan asam urat darah. Alkohol akan meningkatkan kadar
asam urat darah karena minuman yang mengandung alkohol akan
dimetabolisme menjadi asam laktat. Asam laktat akan menghambat
pembuangan asam urat melalui urin (Anies, 2006).
e. Pertahankan berat badan ideal
Obesitas akan meningkatkan produksi asam urat. Asupan kalori yang
terlalu sedikit juga bisa meningkatkan kadar asam urat karena adanya
produksi senyawa keton yang akan mengurangi pengeluaran asam urat
melalui urin.
f. Olahraga teratur
Olahraga yang teratur dapat memperbaiki kondisi kekuatan dan
kelenturan sendi serta memperkecil risiko terjadinya kerusakan sendi akibat
radang sendi. Selain itu juga olahraga dapat menghangatkan tubuh dengan
memperlancar peredaran darah dan mencegah pengendapan asam urat pada
ujung-ujung tubuh yang dingin karena kurang pasokan darah. Olahraga yang
cukup dapat dilakukan dengan memenuhi prinsip FIT (Frequency, Intensity,
and Time). FIT yang baik adalah frekuensi 3 kali dalam seminggu (Bequni
dan Narila, 2004).
g. Tidur teratur
Saat tidur akan terjadi penguraian asam laktat di dalam tubuh. Jika
seseorang mengalami tidur yang cukup, maka penguraian asam laktat di
22
dalam tubuh akan sempurna. Jika seseorang mengalami tidur yang kurang,
asam laktat belum sempurna diuraikan sehingga terjadi penumpukan asam
laktat di dalam tubuh.
C. Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan menurut Soekidjo Notoatmodjo (2010) adalah hasil
penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera
yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Pengetahuan
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.
Perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
2. Tingkat Pengetahuan
Effendi & Makhfudli (2009) dan Notoadmodjo (2010) menyebutkan
terdapat 6 tingkat pengetahuan yaitu:
1) Tahu (know). Tahu diartikan sebagai pengingat akan suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah.
2) Mamahami (comprehension). Memahami diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui,
dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang
telah paham terhadap objek atau materi tersebut harus dapat menjelaskan,
23
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap
objek yang dipelajari.
3) Aplikasi (application). Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi
sebenarnya.
4) Analisis (analysis). Ananlisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu
struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (synthesis). Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain, sintesis adalah kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.
6) Evaluasi (evaluation). Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang
untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.
Sedangkan indikator-indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui
tingkat pengetahuan atau kesadaran terhadap kesehatan dapat dikelompokkan
menjadi:
1) Pengetahuan tentang sakit dan penyakit yang meliputi:
a) Penyebab penyakit
b) Gejala atau tanda-tanda penyakit
c) Bagaimana cara pengobatan, atau kemana mencari pengobatan
d) Bagaimana cara penularannya
24
e) Bagaimana cara pencegahannya termasuk imunisasi, dan sebagainya.
2) Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat,
meliputi:
a) Jenis-jenis makanan yang bergizi
b) Manfaat makan yang bergizi bagi kesehatan
c) Pentingnya olahraga bagi kesehatan
d) Penyakit-penyakit atau bahaya merokok, minum-minuman keras,
narkoba, dan sebagainya
e) Pentingnya istirahat cukup, relaksasi, rekreasi, dan sebagainya
3) Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan
a) Manfaat air bersih
b) Cara-cara pembuangan limbah yang sehat, teremasuk pembuangan
kotoran yang sehat, dan sampah
c) Manfaat pencahayaan dan penerangan rumah yang sehat
d) Akibat polusi (polusi air, udara, dan tanah) bagi kesehatan, dan
sebagainya (Notoadmodjo, 2007).
3. Variabel yang Mempengaruhi Pengetahuan
Mubarak, dkk (2007), menyebutkan bahwa ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu :
a) Pendidikan. Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada
orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Pendidikan
mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin
mudah orang tersebut untuk menerima informasi, dan akhirnya makin
25
banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Dengan pendidikan tinggi maka
seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang
lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk
semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.
b) Media massa / informasi. Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek
(immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan
pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media
massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi
baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti
televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar
terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang.
c) Kebudayaan. Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita.
d) Pekerjaan. Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak
langsung. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan
ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi
karena ada atau tidaknya interaksi timbal balik yang akan direspon sebagai
pengetahuan oleh setiap individu.
e) Pengalaman. Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan
seseorang yang mempunyai pengalaman yang kurang baik akan berusaha
26
untuk melupakannya, namun jika pengalaman terhadap objek tersebut
menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang sangat
mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya, dan akhirnya dapat
pula membentuk sikap positif dalam kehidupannya.
f) Usia. Dengan bertambahnya usia seseorang akan terjadi perubahan pada
aspek fisik dan psikologis. Pertumbuhan pada fisik secara garis besar ada
empat kategori perubahan, pertama perubahan ukuran, kedua perubahan
proporsi, ketiga hilangnya ciri-ciri lama, keempat timbulnya ciri-ciri baru.
Hal tersebut terjadi karena pematangan fungsi organ, pada aspek psikologis
atau mental, taraf berpikir seseorang semakin matang dan dewasa.
g) Minat. Minat adalah suau kecenderungan atau keinginan yang tinggi
terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni
suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.
4. Cara Mengukur Pengetahuan
Notoadmodjo (2007) dan Maulana (2009), dalam bukunya menyebutkan
bahwa pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek
penelitian atau responden. Wawancara yang dilakukan bisa dengan cara
wawancara terstruktur maupun wawancara mendalam.
D. Perilaku
1) Pengertian
Skinner (1938 dalam Notoatmodjo, 2007) merumuskan bahwa perilaku
merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari
27
luar). Perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap
organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon. Skinner
membedakan adanya dua respon.
a) Responden respons atau reflexive, yaitu respon yang ditimbulkan oleh
stimulus tertentu. Stimulus semacam ini disebut eliciting stimulation
karena menimbulkan respon-respon yang relatif tetap.
b) Operant respons atau instrumental respons, yaitu respon yang timbul dan
berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu.
Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforcer, karena
memperkuat respon.
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat
dibedakan menjadi dua:
a) Perilaku tertutup (covert behaviour)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau
tertutup (covert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas
pada perhatian, persepsi, pengetahuan / kesadaran, dan sikap yang terjadi
pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati
secara jelas oleh orang lain.
b) Perilaku terbuka (overt behaviour)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau
terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk
tindakan atau praktik, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh
orang lain.
28
Penelitian Rogers (1974 dalam Notoadmodjo 2010) mengungkapkan
bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, dalam diri orang tersebut
terjadi proses berurutan, yakni:
1) Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus.
2) Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap
subjek sudah mulai timbul.
3) Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4) Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa
yang dikehendaki oleh stimulus.
5) Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
2. Perilaku Kesehatan
Berdasarkan batasan perilaku dari Skinner diatas, maka perilaku
kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok:
a) Perilaku pemeliharaan kesehatan
Merupakan perilaku atau usaha-usaha seseoarang untuk memelihara
atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan jika
sakit. Perilaku kesehatan ini terdiri dari 3 aspek yaitu:
1) Perilaku pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan
kesehatan.
2) Perilaku peningkatan kesehatan apabila seseorang dalam keadaan sehat.
29
3) Perilaku gizi makanan dan minuman
b) Perilaku pencarian pengobatan
Perilaku ini menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat
menderita penyakit dan atau kecelakaan.
c) Perilaku kesehatan lingkungan
Bagaimana seseorang merespon lingkunagn, baik lingkungan fisik
maupun sosial budaya, dan sebagainya sehingga lingkungan tersebut tidak
mempengaruhi kesehatanya. dengan kata lain, bagaimana seseorang
mengelola lingkunganya sehingga tidak mengganggu kesehatanya sendiri,
keluarga atau masyarakat.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Berdasarkan teori Green (1980 dalam Notoadmodjo 2007), perilaku
manusia terbentuk dari 3 faktor, yaitu:
a) Faktor-faktor predisposisi, yang terwujud dalam pengetahuan, sikap,
kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.
b) Faktor-faktor pendukung, yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia
atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan.
c) Faktor-faktor pendorong, yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas
kesehatan atau petugas lain yang merupakan kelompok referensi dari
perilaku masyarakat.
Dapat disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang
kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan
sebagainya. Di samping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para
30
petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat
tebentuknya perilaku.
4. Domain Perilaku
Perilaku merupakan bentuk stimulus, namun dalam memberikan respon
sangat tergantung pada karakteristik atau faktor lain dari orang yang
bersangkutan. hal ini berarti meskipun stimulusnya sama akan tetapi respon
setiap orang berbeda. Faktor-faktor yang membedakan respon terhadap
stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku ini
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a) Determinan atau faktor internal, yaitu karakteristik orang yang bersangkutan
yang bersifat bawaan seperti kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin,
dan sebagainya.
b) Determinan atau faktor eksternal, yaitu lingkungan baik lingkungan fisik,
sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini
sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang.
31
E. Kerangka Teori
Bagan 2.2 Modifikasi teori dari (Lawrence Green, 1980), (Misnadiarly, 2007), dan
(Baziad, 2003)
Perilaku pencegahan
gout
Faktor predisposisi
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. kepercayaan
4. keyakinan
5. nilai-nilai
Faktor pendukung
Fasilitas pelayanan
kesehatan
Faktor pendorong
Pendidikan kesehatan
dari tenaga kesehatan
Menopause
hormon estrogen
menurun
Pengeluaran asam urat
melalui urin menurun
Kadar asam urat
dalam darah
meningkat
Faktor penyebab dan
faktor risiko peningkatan
kadar asam urat:
Genetik
Usia
Jenis kelamin
Mengkonsumsi
makanan tinggi
protein/ purin
Aktivitas berlebih
Obesitas, trigliserida
tinggi
Penyakit ginjal
Penumpukan pada
sendi
Gout tidak terjadi
Nyeri, bengkak,
kemerahan pada sendi
yang terkena
Atresia folikel
meningkat folikel
tidak tersedia lagi
32
F. Penelitian Terkait
1. Penelitian Diantari dan Aryu Candra (2013) tentang pengaruh asupan purin dan
cairan terhadap kadar asam urat wanita usia 50-60 tahun di Kecamatan Gajah
Mungkur, Semarang. Penelitian dilakukan dengan rancangan cross sectional
kepada 40 responden dengan menggunakan pengolahan data uji regresi linier.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara asupan
purin terhadap kadar asam urat (p<0,05) dan tidak ada pengaruh antara cairan
dengan kadar asam urat (p>0,05).
2. Penelitian Festy dkk (2010) tentang hubungan pola makan dengan kadar asam
urat darah pada wanita postmenopause di Posyandu lansia wilayah kerja
Puskesmas Dr. Soetomo Surabaya. Penelitian dilakukan dengan pendekatan
cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 50 lansia dengan analisa data
menggunakan Chi Square dengan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ada hubungan antara pola makan dengan kadar asam urat darah pada
wanita postmenopause di posyandu lansia Puskesmas Dr. Soetomo Surabaya.
3. Penelitian Sudaryanto dan Martina Dwi Hastuti (2010) tentang hubungan
pengetahuan dan sikap lansia dalam upaya pencegahan penyakit asam urat di
desa Ganten kecamatan Kerjo Karanganyar. Penelitian dilakukan dengan
metode deskriptif korelasi dengan desain cross sectional dengan jumlah sampel
124 responden. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara
pengetahuan dengan sikap lansia dalam pencegahan penyakit asam urat di desa
Ganten kecamatan Kerjo Karanganyar dengan p-value = 0,001 (p<0,05).
33
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan sintesis dari telaah literatur (tinjauan pustaka)
yang memuat masalah yang dipersoalkan. Pembuatan kerangka konsep akan
semakin memperjelas keberadaan variabel-variabel yang akan diteliti, hubungan
dan keterkaitan diantaranya (Wasis, 2008).
Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah variabel independen
yang terdiri dari Pengetahuan. Sedangkan variabel dependen yang akan diteliti
adalah perilaku pencegahan penyakit gout. Sehingga kerangka konsep dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Bagan 3.1 kerangka konsep
Pengetahuan
Definisi gout
Faktor penyebab gout
Tanda dan gejala gout
Komplikasi gout
Pengobatan gout
Pencegahan gout
Perilaku pencegahan penyakit
gout
Membatasi makanan tinggi
purin
Kurangi makanan tinggi lemak
Mempertahankan BB ideal
Olahraga teratur
Minum air putih yang cukup
setiap hari
Mengurangi konsumsi soft drink
Istirahat (tidur) teratur
34
B. Definisi operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi ketika variabel-variabel penelitian
menjadi bersifat operasional (Wasis, 2008).
Table 3.1 Definisi Operasional
Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala
Pengetahuan
tentang
penyakit gout
Pengetahuan
yang dimaksud
adalah
pengetahuan
yang dimiliki
oleh wanita
menopause
tentang penyakit
gout (definisi,
penyebab, faktor
risiko, tanda dan
gejala,
komplikasi,
pencegahan,
serta
pengobatan)
Menggunakan
kuesioner B yang
terdiri dari 25
pernyataan
menggunakan skala
Guttman dengan
alternatif dua
jawaban.
Pernyataan (+) :
Benar = 1
Salah = 0
Pernyataan (-) :
Benar = 0
Salah = 1
Kuesioner
0. Kurang
(skor ≤55%)
1. Cukup
(skor 56-
74%)
2. Baik
(skor ≥75%)
(Arikunto,
2006)
Ordinal
35
Perilaku
pencegahan
penyakit gout
Perilaku wanita
menopause
dalam upaya
pencegahan
penyakit gout
(membatasi
makanan tinggi
purin dan lemak,
mempertahankan
BB ideal,
olahraga teratur,
dan minum air
putih yang cukup
atau setara
dengan 8 gelas
dalam sehari)
Menggunakan
kuesioner C yang
terdiri dari 20
pernyataan
menggunakan skala
Likert dengan
alternatif lima
jawaban.
Pernyataan (+) :
Selalu = 4
Sering = 3
Kadang-kadang = 2
Tidak pernah = 1
Pernyataan (-) :
Selalu = 1
Sering = 2
Kadang-kadang = 3
Tidak pernah = 4
Kuesioner
0. Buruk
(jika
jumlah
skor
responden
≤ median)
1. Baik (jika
jumlah
skor
responden
> median)
Ordinal
36
C. Hipotesis
Ha = Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku wanita
menopause dalam upaya pencegahan penyakit gout di Kelurahan
Pisangan.
Ho = Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku wanita
menopause dalam upaya pencegahan penyakit gout di Kelurahan
Pisangan.
37
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam
melakukan prosedur penelitian. Penelitian ini menggambarkan tingkat
pengetahuan wanita menopause tentang gout dan perilaku dalam upaya
pencegahan penyakit gout. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
dengan desain cross sectional. Cross sectional merupakan desain penelitian
dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan (sekali
waktu) (Hidayat, 2007).
B. Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Agustus - September 2013
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Pisangan. Alasan peneliti memilih
lokasi di Kelurahan Pisangan adalah jumlah penduduk yang memasuki usia
menopause di Kelurahan Pisangan sebanyak ± 2514 orang, Kelurahan Pisangan
memiliki penduduk dengan tingkat pendidikan dan pekerjaan yang bervariasi
dimana hal tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan, dan
penelitian ini belum pernah dilakukan di Kelurahan Pisangan. Berdasarkan alasan-
alasan tersebut sehingga perlu diketahui tingkat pengetahuan serta perilaku
pencegahan gout yang dilakukan wanita menopause di wilayah tersebut.
38
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik
tertentu yang akan diteliti (Hidayat, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah
semua wanita menopause yang tidak menderita maupun yang menderita
penyakit gout yang berada di Kelurahan Pisangan.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007). Sampel
dalam penelitian ini adalah sebagian wanita menopause yang tidak menderita
maupun yang menderita penyakit gout yang berada di Kelurahan Pisangan.
Kriteria Inklusi:
a. Wanita menopause
b. Usia < 70 tahun
c. Dapat membaca, menulis, dan berbahasa indonesia
d. Dapat berkomunikasi dengan baik dan kooperatif.
e. Bersedia menjadi responden penelitian.
Kriteria Eksklusi:
a. Mempunyai gangguan kejiwaan
b. Mempunyai gangguan kognitif
39
Jumlah sampel yang diperlukan dalam penelitian ini dihitung dengan
menggunakan uji 2 proporsi dengan rumus:
𝑛 =[Z
1−α2 2PQ + Z1−β P1Q1 + P2Q2 ]2
[ P1 − P2 ]2
Keterangan:
n = Jumlah sampel yang dibutuhkan
Z1-α/2 = 1,96 (Derajat kemaknaan 95% CI/Confidence Interval dengan (α)
sebesar 5%)
Z1-ß = 1,28 (Kekuatan uji sebesar 90%)
P₁ = 0,524 = proporsi dari penelitian Pengetahuan dan Sikap Lansia dalam
Pencegahan Penyakit Asam Urat Di Desa Ganten Kecamatan kerjo
Karanganyar pengetahuan kurang (Sudaryanto dan Hastuti, 2010)
P₂ = 0,161 = proporsi dari penelitian Pengetahuan dan Sikap Lansia dalam
Pencegahan Penyakit Asam Urat Di Desa Ganten Kecamatan kerjo
Karanganyar pengetahuan baik (Sudaryanto dan Hastuti, 2010)
P = (P₁+P₂)/2 (0.524+0,161)/2= 0,343
Q = (1-P) = 1-0,343= 0,657
Q1 = (1-P1) = 1-0,524 = 0,476
Q2 = (1-P2) = 1-0,161 = 0,839
𝑛 =[Z
1−α2 2PQ + Z1−β P1Q1 + P2Q2 ]2
[ P1 − P2 ]2
40
𝑛 =[1,96 2 0,343 0,657 + 1,28 0,524 0,476 + 0,161 (0,839) ]2
[ 0,524 − 0,161 ]2
= [1,96 0,450 + 1,28 0,249 + 0,135 ]2
(0,363)2
= [1,3148079707698 + 0,7931869893033 ]2
(0,363)2
= 33,7 = 38 Responden
Setelah dilakukan perhitungan didapatkan jumlah sampel 38 responden. Hasil
perhitungan dikalikan dua 38 x 2 = 76 responden.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang digunakan
dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili
keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2007). Sampel diambil secara probability
sampling yaitu setiap subjek dalam populasi mempunyai kesempatan untuk
terpilih atau tidak terpilih sebagai sampel. Teknik pengambilan sampel yang
dipakai adalah dengan teknik cluster random sampling yaitu pengelompokan
sampel berdasarkan wilayah atau lokasi populasi (Nursalam, 2008).
Pengambilan sampel melalui beberapa tahapan yaitu dengan mengambil
beberapa RW dari 18 RW yang ada di kelurahan Pisangan dan terpilih sebanyak 2
RW yang menjadi sampel yaitu RW 06, dan RW 08. Dari beberapa RW yang
terpilih diambil beberapa RT yaitu dari masing-masing RW terpilih 2 RT yaitu RT
002 dan RT 003. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, kedua RW yang
41
terpilih menjadi tempat penelitian karena memiliki jumlah wanita menopause yang
cukup banyak.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner atau
angket. Kuesioner berisi beberapa pertanyaan tertutup yang langsung diajukan
kepada responden. Kuesioner yang telah dibuat mencakup variabel independen
yaitu pengetahuan tentang penyakit gout dan variabel dependen yaitu perilaku
wanita menopause dalam upaya pencegahan penyakit gout. Instrumen ini terdiri
dari tiga bagian.
Bagian pertama berisi data demografi responden berupa usia, pendidikan, dan
pekerjaan. Selain itu juga berisi pertanyaan “apakah anda sudah menopause?” dan
“apakah anda menderita penyakit gout atau asam urat?”. Pertanyaan tersebut
diajukan untuk memenuhi kriteria sampel penelitian.
Bagian kedua berisi variabel pengetahuan tentang penyakit gout. Jenis pertanyaan
pada bagian ini menggunakan skala Guttman dengan ketentuan:
Pernyataan positif (Favorable) Pernyataan negatif (Unfavorable)
Jika benar : 1 Jika benar : 0
Jika salah : 0 Jika salah : 1
42
Tabel 4.1
Indikator pengetahuan
No Sub variabel
Jumlah
soal
No soal
Favorable Unfavorable
1 Definisi gout 3 1, 13 6
2 Penyebab dan faktor risiko gout 5 2, 4, 10, 12 16
3 Tanda dan gejala gout 3 9, 11, 19
4 Komplikasi gout 2 20 7
5 Pengobatan gout 2 18 17
6 Pencegahan gout 5 3, 5, 8, 14 15
Jumlah 20 15 5
Bagian ketiga berisi variabel perilaku pencegahan penyakit gout. Pada bagian ini
menggunakan skala Likert yang mempunyai alternatif jawaban selalu, sering,
kadang-kadang, dan tidak pernah. Dikatakan selalu jika dilakukan terus-menerus,
tidak pernah ditinggalkan, dikatakan sering jika kerap dilakukan tetapi tidak terus-
menerus, dikatakan kadang-kadang jika dilakukan sesekali saja, dan dikatakan
tidak pernah jika tidak pernah dilakukan (http://kbbi.web.id/).
Pertanyaan positif (Favorable):
Selalu = 4
Sering = 3
Kadang-kadang = 2
43
Tidak pernah = 1
Pertanyaan negatif (Unfavorable):
Selalu = 1
Sering = 2
Kadang-kadang = 3
Tidak pernah = 4
Tabel 4.2
Indikator perilaku
No Sub variabel
Jumlah
soal
No soal
Favorable Unfavorable
1 Membatasi makanan tinggi purin 3 1, 3, 4
2 Mengurangi makanan tinggi lemak 3 5, 6, 8
3 Mempertahankan BB ideal 2 9 10
4 Olahraga teratur 2 11, 12
5 Minum air putih yang cukup setiap hari 2 14, 15
6 Hindari/mengurangi soft drink 1 16
7 Tidur yang cukup (6-8 jam/hari) 3 2, 7 13
Jumlah 20 12 4
E. Prosedur Pengumpulan Data
Proses – proses dalam pengumpulan data pada penelitian melalui beberapa
tahap yaitu:
44
a. Menyelesaikan kelengkapan administrasi seperti surat izin penelitian dari Ketua
Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
b. Melakukan pendataan kepada calon responden dengan menjelaskan tujuan dan
manfaat penelitian.
c. Memberikan lembar persetujuan (informed consent) untuk ditandatangani oleh
calon responden apabila setuju menjadi subjek penelitian.
d. Memberikan penjelasan kepada responden tentang cara pengisian kuesioner.
e. Memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya kepada peneliti
apabila ada yang tidak jelas dengan kuesioner.
f. Memberikan waktu kepada responden untuk mengisi kuesioner.
g. Responden menyerahkan kembali kuesioner yang telah diisi responden kepada
peneliti.
F. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji coba instrumen telah dilakukan pada bulan Juni 2010. Uji coba
dilakukan terhadap 30 wanita menopause di Kelurahan Pisangan RW 01 yang
mempunyai karakteristik demografi yang hampir sama dengan calon responden
penelitian. Kriteria responden tersebut adalah: menopause, dapat berkomunikasi
dengan baik, dan bersedia untuk dijadikan responden.
45
1. Uji Validitas
Validitas adalah. Hasil dari perhitungan tiap-tiap item kuesioner
dibandingkan dengan tabel nilai r product moment. Jika r hitung didapatkan
lebih besar dari r tabel pada taraf signifikan 5%, maka instrumen yang diuji
coba dinyatakan valid (Hidayat, 2008).
Uji validitas dan reliabilitas kuesioner ini dilakukan pada tanggal 8 Juli
2013. Uji ini dilakukan di RW 01 Kelurahan Pisangan pada 30 responden. Hasil
uji kuesioner dianalisis menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment
dengan software SPSS pada komputer. Dari hasil analisis tersebut didapatkan r
tabel = 0,31 dan pada hasil analisis kuesioner yang menunjukkan bahwa nilai r
hitung > r tabel yaitu berjumlah 9 pertanyaan.
a. Hasil uji validitas kuesioner pengetahuan
Jumlah pertanyaan kuesioner pengetahuan sebanyak 25 pertanyaan.
Dari 25 pertanyaan hanya terdapat 4 pertanyaan yang valid. Untuk kuesioner
yang tidak valid kemudian dilakukan validitas konten oleh dosen
pembimbing. Validitas konten adalah menentukan kevalidan kuesioner
berdasarkan kesesuaian isi pertanyaan dengan lingkup penelitian yang
dilakukan. Dari 21 pertanyaan yang tidak valid, sebanyak 5 pertanyaan di
eliminasi/dibuang karena pertanyaan tersebut sudah diwakili oleh pertanyaan
yang lain. Jadi total pertanyaan untuk variabel pengetahuan berjumlah 20
pertanyaan.
46
b. Hasil uji validitas kuesioner perilaku pencegahan gout
Jumlah pernyataan sebanyak 20 pernyataan. Dari 20 pernyataan
tersebut hanya terdapat 5 pernyataan yang dinyatakan valid. Sehingga
pernyataan yang tidak valid berjumlah 15 pernyataan. Sama dengan
kuesioner variabel pengetahuan, untuk pernyataan yang tidak valid pada
kuesioner ini pun dilakukan validitas konten. Hasilnya, sebanyak 4
pernyataan dieliminasi karena sudah diwakili oleh pernyataan yang lain.
Sehingga total pernyataan kuesioner variabel perilaku pencegahan gout
berjumlah 16 pernyataan.
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat
pengukur. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap
konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang
sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama. Pengukuran reliabilitas
menggunakan rumus Alpha Cronbach. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika
menunjukkan nilai Alpha Cronbach > 0,6 (Hidayat, 2008).
Hasil uji reliabilitas didapatkan nilai Alpha Cronbach dari variabel
pengetahuan sebesar 0,463, dan sebelum dilakukan validitas konten didapatkan
nilai Alpha Cronbach sebesar 0,405. Sedangkan variabel perilaku pencegahan
gout sebesar 0,626, dan sebelum dilakukan validitas konten sebesar 0,592. Dari
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kuesioner pengetahuan menunjukkan
tidak reliabel sedangkan kuesioner perilaku menunjukkan reliabel.
47
G. Pengolahan Data
Menurut Setiadi (2007) dalam proses pengolahan data penelitian
menggunakan langkah-langkah diantaranya:
1. Editing
Editing adalah upaya untuk mengevaluasi kelengkapan, konsistensi dan
kesesuaian antara kriteria data yang diperlukan untuk menguji hipotesis atau
menjawab tujuan penelitian.
2. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap
data yang terdiri atas beberapa kategorik. Pemberian kode ini sangat diperlukan
terutama dalam rangka pengolahan data, baik secara manual, menggunakan
kalkulator, maupun dengan menggunakan komputer.
3. Entry Data
Data entry adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan
kedalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi
frekuensi sederhana atau bisa dengan membuat tabel kontingensi.
4. Cleaning data
Cleaning data merupakan kegiatan memeriksa kembali data yang sudah
dientri, apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan mungkin terjadi pada saat
meng-entri data ke komputer.
48
H. Analisa Data
Analisa data dilakukan untuk memudahkan interpretasi dan menguji
hipotesis penelitian. Analisa dalam penelitian ini meliputi analisa univariat dan
bivariat.
1. Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan secara deskriptif, yaitu menampilkan tabel
frekuensi tentang karakteristik responden sebagai variabel independen dalam
penelitian ini berdasarkan pengetahuan. Sedangkan variabel dependen yaitu
perilaku pencegahan penyakit gout.
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel
dependen dan independen. Tehnik analisa yang dilakukan yaitu dengan
menggunakan uji Spearman yaitu untuk melakukan analisa apakah terdapat
hubungan atau perbedaan yang signifikan antara variabel yang berskala ordinal.
Selain itu juga untuk melihat kemaknaan perhitungan jika nilai P (p value) <
0,05 berarti terdapat hubungan bermakna (signifikan) antara variabel yang
diteliti. Jika nilai p value > 0,05 berarti tidak ada hubungan bermakna antara
variabel yang diteliti.
Rumus Spearman:
𝑟𝑠 = 1 −6 𝑑2
𝑛(𝑛2 − 1)
Keterangan:
rs = nilai korelasi Spearman Rank
49
d2
= selisih setiap pasangan Rank
n = jumlah pasangan Rank untuk Spearman
I. Etika Penelitian
Menurut Hidayat (2007), etika dalam melakukan penelitian meliputi:
1. Prinsip Etika Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian khususnya menggunakan subjek
penelitian adalah manusia, maka prinsip yang harus dipahami adalah:
a) Prinsip manfaat
Penelitian yang dilakukan diharapkan memberikan manfaat untuk
kepentingan manusia. Prinsip ini bisa ditegakkan dengan membebaskan,
tidak menimbulkan kekerasan, dan tidak menjadikan manusia untuk
dieksploitasi.
b) Prinsip menghormati manusia
Berdasarkan prinsip ini manusia berhak untuk menentukan pilihan
antara mau dan tidak untuk diikutsertakan menjadi subjek penelitian.
c) Prinsip keadilan
Prinsip ini dilakukan untuk menjunjung tinggi keadilan manusia
dengan menghargai hak atau memberikan pengobatan secara adil, hak
menjaga privasi manusia, dan tidak berpihak dalam perlakuan terhadap
manusia.
50
2. Masalah Etika Penelitian
a) Informed consent
Informed consent diberikan sebelum melakukan penelitian. Informed
consent ini merupakan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Pemberian
informed consent ini bertujuan agar subjek mengerti maksud dan tujuan
penelitian dan mengetahui dampaknya.
b) Anonymity (tanpa nama)
Anonymity berarti dalam menggunakan subjek penelitian tidak
mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data. Peneliti hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data tersebut.
c) Confidentiality (kerahasiaan)
Dalam hal kerahasiaan, informasi yang sudah didapatkan dari responden
harus dijamin kerahasiaannya. Masalah ini merupakan masalah etika dengan
memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun
masalah- masalah lainnya.
51
BAB V
HASIL PENELITIAN
Bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan
pengumpulan data mulai dari tanggal 29 Agustus - 20 September 2013 di wilayah
Kelurahan Pisangan yaitu pada RW 06 dan RW 08, masing-masing RW
responden diambil dari RT 002 dan RT 003. Hasil penelitian akan dijabarkan
mulai dari gambaran umum tempat penelitian, karakteristik responden, analisis
univariat yang terdiri dari tingkat pengetahuan dan perilaku, serta analisis bivariat
yaitu hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku wanita menopouse
dalam upaya pencegahan penyakit gout di Kelurahan Pisangan.
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Kelurahan Pisangan merupakan satu-satunya kelurahan yang mempunyai
luas wilayah terbesar di Kecamatan Ciputat Timur yaitu 4,140 km2 atau 24,2%
dari seluruh wilayah Kecamatan Ciputat Timur. Kelurahan ini terbagi menjadi
18 Rukun Warga (RW) dan 120 Rukun Tetangga (RT). Jumlah penduduk yang
tercatat di Kelurahan Pisangan adalah sebesar ± 29.779 orang. Wilayah
Kelurahan Pisangan berbatasan dengan sebelah utara Kelurahan Cirendeu/
Cilandak, sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Cipayung Kec.
Ciputat, sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Pondok Cabe Kec.
Ciputat, dan sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Cempaka Putih Kec.
Ciputat Timur.
52
B. Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang diambil dalam penelitian ini adalah
karakteristik sampel penelitian menurut usia, pendidikan, pekerjaan, dan
Indeks Masa Tubuh (IMT).
1. Usia
Usia responden yang dipilih dalam penelitian adalah usia menopouse
yang tidak lebih dari 70 tahun, berjumlah 76 responden.
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Usia (n=76)
Usia Frekuensi Persentase (%)
40-50
51-60
61-70
8
46
22
10,5
60,5
29,0
Total 76 100,0
Berdasarkan tabel 5.1 diperoleh distribusi frekuensi responden
berdasarkan usia, didapatkan bahwa usia 51-60 tahun merupakan responden
dengan jumlah tertinggi yaitu sebanyak 46 responden (60,5%).
2. Tingkat Pendidikan
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Pendidikan (n=76)
Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
PT
7
29
31
4
5
9,2
38,1
40,8
5,3
6,6
Total 76 100,0
53
Berdasarkan tabel 5.2 diperoleh distribusi frekuensi responden
berdasarkan tingkat pendidikan, didapatkan bahwa tingkat pendidikan SMP
merupakan responden dengan jumlah tertinggi yaitu sebesar 31 responden
(40,8 %) disusul dengan lulusan SD yaitu 29 responden (38,1%).
3. Pekerjaan
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pekerjaan (n=76)
Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
Pedagang
IRT
PNS
Pensiun
4
67
1
4
5,3
88,1
1,3
5,3
Total 76 100,0
Berdasarkan tabel 5.3 diperoleh distribusi frekuensi pekerjaan
responden, didapatkan bahwa pekerjaan Ibu Rumah Tangga (IRT)
menunjukkan jumlah tertinggi yaitu sebesar 67 responden (88,2%).
4. Besar IMT
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Responden Menurut IMT (n=76)
IMT Frekuensi Persentase (%)
<18,5
18,5-25,0
>25,1
3
59
14
4,0
77,6
18,4
Total 76 100,0
54
Berdasarkan tabel 5.4 diperoleh distribusi frekuensi IMT responden,
didapatkan bahwa besar IMT 18,5-25,0 menunjukkan jumlah tertinggi yaitu
sebesar 59 responden (77,6%).
C. Analisis Univariat
Analisis univariat dalam penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan
variabel independen berupa pengetahuan dan variabel dependen yaitu perilaku.
1. Pengetahuan
Pengetahuan yang diperoleh adalah berdasarkan jumlah jawaban dari
responden terhadap kuesioner pengetahuan. Hasil analisis univariat variabel
ini disajikan dalam bentuk tabel berikut.
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Menurut Pengetahuan Responden
Di Kelurahan pisangan (n=76)
Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
Baik
Cukup
Kurang
67
8
1
88,2
10,5
1,3
Total 76 100,0
Berdasarkan tabel 5.5 dari analisis gambaran tingkat pengetahuan
responden tentang penyakit Gout dan pencegahannya, didapatkan bahwa
responden yang mempunyai pengetahuan baik menunjukkan jumlah
tertinggi yaitu sebanyak 67 responden (88,2%).
55
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Menurut Pengetahuan Responden Per-item
Di Kelurahan Pisangan (n=76)
Pengetahuan Persentase (%)
Baik Buruk
Pengertian
Penyebab dan faktor risiko
Tanda dan gejala
Komplikasi
Pengobatan
Pencegahan
74,6
62,6
96,5
68,4
97,4
93,2
25,4
37,4
3,5
31,6
2,6
6,8
Total 81,2 18,8
Berdasarkan tabel 5.6 dari analisis gambaran tingkat pengetahuan
responden tentang penyakit gout yang digambarkan lebih detail. Dari tabel
tersebut didapatkan bahwa pengetahuan baik tentang pengobatan penyakit
gout menunjukkan persentase tertinggi yaitu sebesar (97,4%), sedangkan
pengetahuan baik tentang penyebab dan faktor resiko penyakit gout
menunjukkan persentase terendah yaitu sebesar (62,6%).
2. Perilaku
Perilaku yang diperoleh adalah berdasarkan jumlah jawaban dari
responden terhadap kuesioner perilaku. Hasil analisa univariat variabel ini
disajikan dalam bentuk tabel berikut.
56
Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Menurut Perilaku Responden dalam Pencegahan
Penyakit Gout Di Kelurahan Pisangan (n=76)
Perilaku Frekuensi Persentase (%)
Baik
Buruk
39
37
51,3
48,7
Total 76 100,0
Berdasarkan tabel 5.7 dari hasil analisis gambaran perilaku responden
tentang pencegahan penyakit gout, didapatkan bahwa jumlah responden
yang mempunyai perilaku baik yaitu sebesar 39 responden (51,3%).
Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi Menurut Perilaku Responden dalam Pencegahan
Penyakit Gout Per-item Di Kelurahan Pisangan (n=76)
Perilaku Persentase (%)
Baik Buruk
Mengurangi makanan tinggi purin
Mengurangi makanan tinggi lemak
Mempertahankan BB ideal
Olahraga teratur
Minum air putih cukup
Mengurangi soft drink
Istirahat (tidur)
22,4
55,7
61,8
7,9
94,7
100,0
73,2
77,6
44,3
38,2
92,1
5,3
0,0
26,8
Total 55,2 44,8
Berdasarkan tabel 5.8 dari analisis gambaran perilaku pencegahan
responden tentang penyakit gout, didapatkan bahwa perilaku baik tentang
mengurangi konsumsi soft drink menunjukkan persentase tertinggi yaitu
57
sebesar (100,0%), sedangkan perilaku baik tentang olahraga teratur
menunjukkan persentase terendah yaitu sebesar (7,9%).
D. Analisis Bivariat
Analisis bivariat menguji hubungan antara variabel independen berupa
pengetahuan dengan variabel dependen yaitu perilaku.
Tabel 5.9
Distribusi Responden Menurut Proporsi Tingkat Pengetahuan Dengan
Perilaku Pencegahan Penyakit Gout Di Kelurahan Pisangan (n=76)
Perilaku pencegahan Total
Buruk Baik
N % N % N
Tingkat
pengetahuan
Kurang
Cukup
Baik
1
5
31
100,0
62,5
46,3
0
3
36
0,0
37,5
53,7
1
8
67
Total 37 48,7 39 51,3 76
Hasil analisis berdasarkan tabel 5.9 diatas didapatkan bahwa responden
berpengetahuan baik yang mempunyai perilaku buruk sebanyak 31 responden
(46,3%), dan yang mempunyai perilaku baik sebanyak 36 responden (53,7%).
Responden berpengetahuan cukup yang mempunyai perilaku buruk sebanyak 5
responden (62,5%), dan yang mempunyai perilaku baik sebanyak 3 responden
(37,5%). Sedangkan responden berpengetahuan kurang yang mempunyai
perilaku buruk sebanyak 1 responden (100,0%), dan yang berperilaku baik
sebanyak 0 responden (0,0%).
58
Tabel 5.10
Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Pencegahan Penyakit Gout
Di Kelurahan Pisangan (n=76)
Perilaku
Tingkat pengetahuan r
p
n
0,132
0,256
76
Analisis hubungan antara pengetahuan dengan perilaku pencegahan
penyakit gout pada wanita menopouse di Kelurahan Pisangan ini menggunakan
uji korelasi Spearman. Hasil penelitian didapatkan nilai koefisien korelasi (r)
0,132 dengan nilai p 0,256. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan perilaku
pencegahan penyakit gout pada wanita menopouse di Kelurahan Pisangan.
Nilai korelasi Spearman sebesar 0,132 menunjukkan bahwa arah korelasi
positif dengan kekuatan korelasi yang sangat rendah.
59
BAB VI
PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti akan menjelaskan hasil penelitian yang sudah ada pada
bab sebelumnya. Bab ini akan membahas mulai dari karakteristik responden,
tingkat pengetahuan, perilaku pencegahan penyakit gout, hubungan antara tingkat
pengetahuan dengan perilaku pencegahan penyakit gout, dan keterbatasan
penelitian.
A. Analisis Univariat
1. Karakteristik responden
Karakteristik responden menurut usia didapatkan hasil bahwa usia
responden paling besar adalah usia 51-60 tahun yaitu sebanyak 46
responden (60,5%). Dari 76 responden didapatkan usia termuda yaitu 48
tahun sedangkan usia tertua yaitu 70 tahun. Rentang usia 51-60 tahun
mendapat jumlah tertinggi dikarenakan bahwa rata-rata usia wanita
menopouse yang bayak ditemukan di Kelurahan Pisangan khususnya di RW
06 dan RW 08 berada pada rentang usia tersebut. Penelitian yang dilakukan
adalah mengenai pengetahuan, sehingga wanita menopouse yang berusia
diatas 70 tahun tidak diteliti karena pada usia tersebut lansia mulai
mengalami kemunduran sistem intelektual sehingga dapat mempengaruhi
hasil penelitian (Azizah, 2011).
Karakteristik responden menurut tingkat pendidikan didapatkan hasil
bahwa pendidikan SMP memperoleh jumlah tertinggi yaitu sebanyak 31
responden (40,8%). Hal tersebut disebabkan karena banyak dari responden
60
yang hanya menyelesaikan pendidikan sampai tingkat SMP. Banyak dari
mereka yang mengatakan bahwa setelah lulus SMP langsung melanjutkan
ke jenjang pernikahan.
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang
lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Pendidikan
mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin
mudah orang tersebut untuk menerima informasi, dan akhirnya makin
banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Dengan pendidikan tinggi maka
seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang
lain maupun dari media massa (Mubarak, 2007).
Perry dan Potter (2005), menyatakan bahwa pendidikan sangat
berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang. Semakin tinggi
pendidikan seseorang, maka wawasan yang dimilikinya akan semakin luas
sehingga pengetahuan pun akan meningkat. Sebaliknya semakin rendah
pendidikan seseorang maka wawasan yang dimiliki akan semakin sempit
sehingga menurunkan tingkat pengetahuan. Lebih lanjut dijelaskan oleh
Notoatmodjo (2007) bahwa pendidikan adalah upaya dalam peningkatan
pengetahuan sehingga berpengaruh terhadap perilaku yang positif. Namun,
selain dari pendidikan formal pengetahuan seseorang juga bisa diperoleh
dari pendidikan non formal.
Karakteristik responden menurut pekerjaan didapatkan hasil bahwa
dari 76 responden yang diteliti, sebanyak 67 responden (88,1%) berprofesi
sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT).
61
Sebagian besar responden berprofesi sebagai ibu rumah tangga.
Profesi seseorang akan menentukan tingkat pengetahuan. Mubarak (2007)
menyebutkan bahwa lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang
memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun
secara tidak langsung. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya
pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut.
Perempuan yang berperan hanya sebagai ibu rumah tangga cenderung
memiliki pengetahuan yang rendah. Namun, jika lingkungan sekitarnya
mendukung untuk memperoleh informasi dari berbagai sumber informasi,
maka pengetahuan ibu rumah tangga dapat meningkat.
Karakteristik responden menurut besar IMT didapatkan hasil bahwa
sebanyak 59 responden (77,6%) mempunyai IMT 18,5-25,0. Hal tersebut
menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki IMT normal.
World Health Organization (WHO) (2004), menyatakan bahwa besar IMT
dikatakan normal bila berada dalam rentang 18,5-25,0, dikatakan kurus jika
besar IMT dibawah 18,4, dan dikatakan gemuk jika besar IMT diatas 25,0.
Dalam penelitian ini pengukuran IMT dilakukan untuk mengetahui apakah
responden tergolong berat badan normal dan berat badan berlebih (obesitas),
mengingat bahwa seseorang yang memiliki berat badan berlebih berisiko
terkena penyakit gout.
2. Gambaran tingkat pengetahuan responden
Notoatmodjo (2010) mengatakan bahwa pengetahuan adalah hasil
penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui
indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya).
62
Pengetahuan atau kognitif sangat penting untuk terbentuknya suatu tindakan
seseorang. Pengetahuan wanita menopouse ini adalah hal-hal yang berkaitan
dengan gout dan pencegahannya yang mencakup pengertian gout, penyebab
gout, tanda dan gejala gout, komplikasi gout, dan cara pencegahan gout.
Pengetahuan seseorang sangat dipengaruhi oleh pendidikan.
Seseorang yang memiliki pendidikan tinggi diharapkan memiliki
pengetahuan yang luas. Akan tetapi bukan berarti orang yang berpendidikan
rendah mutlak memiliki pengetahuan yang rendah pula. Mengingat bahwa
pengetahuan tidak hanya diperoleh dari pendidikan formal saja, melainkan
dari pendidikan non formal atau dari pengalaman. Menurut teori WHO
dalam buku Notoatmodjo (2007), disebutkan bahwa salah satu bentuk objek
kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari
pengalaman sendiri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 67 responden (88,2%)
mempunyai pengetahuan baik, 8 responden (10,5%) mempunyai
pengetahuan cukup, dan 1 responden (1,3%) mempunyai pengetahuan
kurang. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden
tentang penyakit gout dan pencegahanya rata-rata sudah baik. Hasil
penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Dewi (2009) yang dilakukan di
Kelurahan Pangkalan Jati Kecamatan Limo yang menyatakan bahwa
sebesar 53,1% masyarakat mempunyai pengetahuan baik tentang penyakit
Asam Urat.
Tingkat pengetahuan responden menunjukkan hasil baik disebabkan
beberapa faktor, salah satunya adalah adanya pendidikan kesehatan.
63
Beberapa responden mengatakan bahwa mereka mendapat informasi
mengenai penyakit gout melalui pendidikan kesehatan yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan di tempat-tempat posyandu lansia yang ada di wilayah
tempat tinggal responden.
Pengetahuan responden yang baik akan sangat mempengaruhi
perilakunya dalam melakukan pencegahan penyakit gout. Wanita
menopouse yang memiliki pengetahuan yang baik diharapkan mempunyai
kesadaran yang tinggi dalam dirinya untuk selalu melakukan pencegahan
terhadap suatu penyakit termasuk salah satunya adalah pencegahan terhadap
penyakit gout. Baequni (2004) menyebutkan bahwa kognisi dan persepsi
seseorang yang benar tentang kesehatan akan mendorong seseorang untuk
berperilaku sehat, misalnya dengan melakukan sesuatu yang dapat
mengurangi risiko terhadap suatu penyakit.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan yang
meliputi pengertian gout, penyebab gout, tanda dan gejala gout, komplikasi
gout, dan cara pencegahan gout didapatkan bahwa responden yang
mempunyai pengetahuan baik yaitu mengenai pengobatan gout.
Berdasarkan kuesioner yang diberikan saat penelitian, diperoleh sebesar
(97,4%) responden mempunyai pengetahuan baik mengenai pengobatan
gout. Sebaliknya, pengetahuan responden mengenai penyebab dan faktor
risiko penyakit gout memperoleh persentase terendah yaitu sebesar (62,6%).
Hal tersebut dikarenakan banyak dari responden yang mempunyai
pengetahuan kurang terhadap penyebab dan faktor risiko penyakit gout
64
sehingga dalam menjawab kuesioner penelitian banyak menghasilkan
jawaban salah.
3. Gambaran perilaku responden
Skinner (1938 dalam Notoatmodjo, 2007) merumuskan bahwa
perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus
(rangsangan dari luar). Perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus
terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon. Perilaku
dibedakan menjadi dua, yakni perilaku tertutup (covert behavior) yaitu
respon seseorang terhadap stimulus dalam bentung terselubung atau
tertutup. Respon ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/
kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus
tersebut dan belum diamati secara jelas oleh orang lain. Sedangkan perilaku
terbuka (overt behavior) yaitu respon seseorang terhadap stimulus dalam
bentuk tindakan nyata dan terbuka. Respon tersebut sudah jelas dalam
bentuk tindakan atau praktik yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat
oleh orang lain.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 39 responden (51,3%)
mempunyai perilaku pencegahan penyakit gout yang baik. Hal tersebut
didukung oleh penelitian Dewi (2009) yang menyatakan bahwa sebesar
50,5% masyarakat mempunyai praktik pencegahan dan perencanaan
perawatan penyakit Asam Urat yang baik.
Perilaku yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bagaimana cara
wanita menopouse yang belum menderita gout dapat mencegah terjadinya
gout, sedangkan yang sudah menderita dapat mencegah agar tidak
65
berkembang ke tingkat yang lebih parah. Perilaku pencegahan yang
dilakukan adalah meliputi: mengurangi konsumsi makanan yang
mengandung tinggi purin, mengurangi konsumsi makanan tinggi lemak,
mempertahankan berat badan ideal, olahraga teratur, minum air putih yang
cukup, mengurangi mengkonsumsi munuman bersoda (soft drink), dan
istirahat (tidur) yang cukup.
Berdasarkan hasil penelitian tentang perilaku pencegahan penyakit
gout, didapatkan bahwa perilaku pencegahan yang memperoleh nilai
terbesar atau tergolong perilaku baik adalah perilaku pencegahan mengenai
mengurangi soft drink yaitu sebesar (100,0%). Sedangkan perilaku
pencegahan yang tergolong buruk adalah perilaku pencegahan mengenai
olahraga teratur yaitu sebesar (7,9%) disusul perilaku mengurangi konsumsi
makanan yang mengandung purin yaitu sebesar (22,4%).
Mengurangi konsumsi soft drink memperoleh hasil tertinggi
disebabkan bahwa responden tidak pernah atau jarang mengkonsumsi soft
drink seperti coca-cola atau minuman bersoda lain. Menurut responden
mereka jarang mengkonsumsi bukan karena mengetahui bahwa soft drink
dapat menyebabkan penyakit gout, melainkan mereka memang tidak suka
untuk mengkonsumsinya. Perilaku olahraga teratur mendapat hasil terendah
karena kebanyakan dari responden mengatakan bahwa dirinya jarang sekali
bahkan tidak pernah melakukan olahraga secara teratur yaitu 3 kali dalam
seminggu. Kebanyakan dari mereka beranggapan bahwa jalan dan
melakukan pekerjaan rumah tangga sudah merupakan olahraga. Padahal
menurut Baequni dan Narila (2004) olahraga yang baik adalah dilakukan
66
sebanyak 3 kali dalam seminggu karena olahraga yang dilakukan jika tidak
seimbang dengan energi yang dikonsumsi dapat mengakibatkan berat badan
berlebih yang dapat meningkatnya risiko beberapa penyakit.
Perilaku mengurangi konsumsi makanan yang mengandung purin
menunjukkan persentase terendah kedua setelah perilaku mengurangi
konsumsi soft drink yaitu sebesar (22,4%). Hal tersebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya yaitu kepercayaan, budaya, dan kebiasaan.
Kebiasaan makan seseorang yang sudah terbentuk sejak lama akan sulit
untuk diubah. Kebiasaan makan umumnya dibentuk dan dipertahankan
karena hal itu merupakan perilaku efektif, praktis, dan bermakna dalam
suatu budaya tertentu. Sedangkan budaya sendiri dipandang sebagai
determinan utama yang menentukan pemilihan makanan pada manusia.
Suatu budaya yang sudah ada pada kelompok tertentu akan sulit untuk
diubah dan membutuhkan waktu yang lama (Gibney, 2008). Selanjutnya
Notoatmodjo (2007) menyebutkan bahwa perubahan perilaku manusia akan
terbentuk melalui suatu proses tertentu dan berlangsung dalam interaksi
manusia dengan lingkungannya. Dalam mengubah perilaku seseorang, maka
diperlukan suatu proses pembelajaran, kesadaran, serta motivasi. Menurut
teori Health Belief Model dalam Bensley (2009), disebutkan bahwa
kemungkinan individu akan melakukan tindakan pencegahan terhadap suatu
penyakit tergantung secara langsung pada hasil dari dua keyakinan atau
penilaian kesehatan yaitu ancaman yang dirasakan dari sakit dan
pertimbangan tentang keuntungan dan kerugian.
67
Selain faktor kepercayaan, budaya, dan faktor kebiasaan diatas, akses
pada produk pangan dan ketersediannya juga dapat berpengaruh dalam
pemilihan makanan. Masyarakat yang tinggal di komplek perumahan
pinggiran kota seperti responden penelitian ini, biasa membeli bahan pangan
melalui penjual sayur keliling. Hal tersebut dikarenakan akses yang
dilakukan lebih mudah karena tidak perlu jauh-jauh untuk membeli bahan
makanan. Kita ketahui bahwa kebanyakan bahan sayuran yang dijual adalah
sayuran yang dapat memicu peningkatan kadar asam urat diantaranya
seperti bayam, kangkung, bahan sayur lodeh, kacang-kacangan, dan jamur.
B. Analisis Bivariat
Analisis bivariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
Spearman untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan
perilaku wanita menopouse dalam upaya pencegahan penyakit gout di
Kelurahan Pisangan. Hasil uji Spearman dalam penelitian ini didapatkan nilai p
> 0,05 yaitu sebesar 0,256 dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,132.
Hal tersebut menunjukkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, dimana tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku
wanita menopouse dalam upaya pencegahan penyakit gout di Kelurahan
Pisangan.
Hasil tabel silang pada bab sebelumnya yaitu tabel 5.9, menunjukkan
bahwa 31 responden (46,3%) berpengetahuan baik mempunyai perilaku buruk.
Hal tersebut disebabkan karena banyak dari responden yang kurang
mengetahui apakah jenis makanan yang dimakannya sehari-hari dapat
mengakibatkan terjadinya gout atau tidak. Kebanyakan dari responden
68
berpendapat bahwa yang terpenting adalah memenuhi kebutuhan sehari-hari,
terlepas apakah makanan tersebut memenuhi gizi dan termasuk makanan yang
seharusnya dikurangi oleh responden. Menurut Cahanar dan Irwan (2006),
mengatakan bahwa setelah penyakit mulai menyerang, seseorang baru sadar
bahwa ada yang salah dengan gaya hidupnya, dimana salah satunya yang
paling berpengaruh adalah pola makan. Dengan pengaturan pola makan yang
baik ditambah dengan olahraga dan istirahat yang cukup diharapkan dapat
meningkatkan kualitas hidup.
Responden yang memiliki pengetahuan baik tetapi perilaku pencegahan
yang buruk dapat dipengaruhi oleh kondisi yang ada pada diri responden.
Umumnya responden kurang memperhatikan perilaku-perilaku lain yang dapat
menyebabkan penyakit gout seperti perilaku mengurangi konsumsi makanan
yang mengandung purin. Sebagian besar dari mereka beranggapan bahwa
ketika mereka mengkonsumsi makanan seperti emping melinjo, jeroan, dan
kacang-kacangan, mereka tidak merasakan tanda-tanda terkena penyakit gout.
Biasanya mereka hanya merasakan rasa nyeri ringan terutama pada lutut dan
hal tersebut tidak berlangsung lama. Oleh sebab itu mereka tetap
mengkonsumsi makanan tersebut.
Pada dasarnya manusia kurang berkeinginan mengubah perilaku jika
dampak yang ditimbulkan akibat tertentu tidak begitu dirasakan. Hal ini sesuai
dengan pernyataan dari Cahanar dan Irwan (2006) diatas, bahwa seseorang
akan mulai sadar akan kesehatannya ketika suatu penyakit mulai menyerang
dan mulai dirasakan oleh seseorang. Selain itu Mubarak dkk (2007)
menyebutkan bahwa seseorang akan mengubah perilakunya ketika dalam
69
dirinya mempunyai kesungguhan yang kuat, dukungan dari lingkungan
keluarga, serta adanya pemberian penyuluhan tentang kesehatan.
C. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian yang telah dilakukan masih terdapat keterbatasan yang
ditemukan oleh peneliti. Keterbatasan penelitian tersebut antara lain sebagai
berikut:
1. Belum ada instrumen pengumpulan data yang baku untuk penelitian
mengenai pengetahuan dan perilaku pencegahan gout ini, sehingga
instrumen dalam penelitian ini disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan
literatur yang didapatkan peneliti mengenai penyakit gout dan
pencegahannya.
2. Selama proses pengumpulan data ada beberapa kendala yang dialami
peneliti, pada beberapa responden saat dilakukan wawancara penerimaan
kurang bersahabat sehingga jawaban yang diberikan cenderung sekedarnya
saja, sehingga dapat menyebabkan bias informasi. Responden yang seperti
itu seharusnya tidak diikutsertakan.
3. Subjek penelitian mengetahui bahwa dirinya sedang diteliti sehingga dapat
mempengaruhi jawaban responden.
70
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan mulai dari
karakteristik responden, tingkat pengetahuan, perilaku pencegahan penyakit gout,
analisis hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan
penyakit gout, dan saran.
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan di RW 06 dan RW 08 Kelurahan
Pisangan, Kecamatan Ciputat Timur tentang Hubungan Antara Tingkat
Pengetahuan dengan Perilaku Wanita Menopouse Dalam Upaya Pencegahan
Penyakit Gout pada 76 responden maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Karakteristik responden dalam penelitian ini antara lain:
Usia responden terbanyak adalah usia 51-60 sebanyak 46 responden
(60,5%) dengan usia termuda 48 tahun dan usia tertua 70 tahun. Responden
yang tidak sekolah berjumlah 7 responden (9,2%), pendidikan SD 29
responden (38,1%), pendidikan SMP 31 responden (40,8%), pendidikan
SMA 4 responden (5,3%), dan pendidikan PT 5 responden (6,6%).
Responden yang bekerja sebagai pedagang sebanyak 4 responden (5,3%),
ibu rumah tangga 67 responden (88,1%), PNS 1 responden (1,3%), dan
pensiun sebanyak 4 responden (5,3%). Responden yang mempunyai besar
IMT <18,5 sebanyak 3 responden (4,0%), IMT 18,5-25,0 sebanyak 59
responden (77,6%), dan IMT >25,1 sebanyak 14 responden (18,4%).
71
2. Responden yang berpengetahuan baik tentang penyakit gout dan
pencegahannya sebanyak 67 responden (88,2%), berpengetahuan cukup
sebanyak 8 responden (10,5%), dan berpengetahuan kurang sebanyak 1
responden (1,3%).
3. Responden yang mempunyai perilaku pencegahan gout baik sebanyak 39
responden (51,3%), dan yang mempunyai perilaku pencegahan gout buruk
sebanyak 37 responden (48,7%).
4. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara variabel tingkat
pengetahuan dengan variabel perilaku wanita menopouse dalam upaya
pencegahan penyakit gout yang didapatkan dari p value > 0,05 yaitu 0,256.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diajukan oleh peneliti
adalah sebagai berikut:
1. Bagi Pendidikan
Hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai bahan tambahan bacaan
untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik. Misalnya hasil penelitian
ini dapat dijadikan acuan untuk melakukan pendidikan kesehatan mengenai
penyakit gout dan pencegahannya.
2. Bagi Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi Puskesmas
Pisangan dan masukan bagi tenaga kesehatan agar pendidikan kesehatan
menjadi lebih intensif.
72
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya supaya mencermati hasil penelitian ini dan
diharapkan dapat menggali faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku
dalam pencegahan penyakit gout.
DAFTAR PUSTAKA
Anies. Waspada Ancaman Penyakit Tidak Menular. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo. 2006
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta. 2006
Azizah, Lilik Ma’rifatul. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2011
Cahanar, P dan Irwan Suhanda. Makan Sehat Hidup Sehat. Jakarta: PT Kompas
Media Nusantara. 2006
Departemen Agama RI .Al-Qur’an Al-karim surat Al-A’raf ayat 31. PT Syamil Cipta
Media
Baequni dan Narila Mutia Nasir. Islam dan Kesehatan: Pengantar Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2004
Baziad, Ali. Menopause dan Andropause. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. 2003
Bensley, Robert J. Metode Pendidikan Kesehatan Masyarakat Edisi 2. Jakarta: EGC.
2009
Brasher, Valentina L. Aplikasi Klinis Patofisiologi: Pemeriksaan & Manajemen.
Edisi 2. Jakarta: EGC. 2008
Damayanti, Deni. Panduan Lengkap Mencegah & Mengobati Asam Urat.
Yogyakarta: Araska. 2012
Dewi, Ni Wayan Utari P. Hubungan Pengetahuan Masyarakat Tentang Asam Urat
Dengan Praktik Pencegahan dan Perencanaan Perawatan Asam Urat di RW
02 Kelurahan Pangkalan Jati Kecamatan Limo Depok 2009. Dari URL
www.library.upnvj.ac.id/pdf. Diakses pada tanggal 30 September 2013 pukul
20:46 WIB
Diantari, Ervi dan Aryu Candra. Pengaruh Asupan Purin dan Cairan Terhadap
Kadar Asam Urat Wanita Usia 50-60 Tahun di Kecamatan Gajah Mungkur,
Semarang. Journal of Nutrition College. Volume 2. Nomor 1. Tahun 2013. Dari
URL http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnc/article/view/2095/2115.
Diakses pada tanggal 16 Mei 2013 pukul 14:19 WIB.
Effendi, Ferry dkk. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. 2009
Eliopoulos, Charlotte. Gerontological Nursing. Edisi 6. USA: Lippincott Williams &
Wilkins. 2005
Festy, Pipit. Dkk. Hubungan Antara Pola Makan dengan Kadar Asam Urat Darah
pada Wanita Postmenopause Di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas
Dr Soetomo Surabaya. 2010. Dari http://www.fik.umsurabaya.ac.id/jurnal/.
Diakses tanggal 7 Maret 2013 pukul 12:14 WIB
Gibney, Michael J. Dkk. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC. 2008
Hak, AE. Dkk. Menopause, Postmenopausal Hormone Use and Risk of Incident
Gout. Annals Of The Rheumatic Diseases (Ann Rheum Dis). Vol. 69. BMJ
Country of Publication: England. 2010
Helmi, Zairin Noor. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: salemba medika.
2012
Hidayat, A. Aziz Alimul. Riset dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba
Medika. 2007
KBBI Online dari URL http://kbbi.web.id/
Kertia, Nyoman. Asam Urat. Yogyakarta: PT Benteng Pustaka. 2009
Kusnanto. Pengantar dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC. 2004
Manuaba, Ida Ayu C. Dkk. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC.
2009
Misnadiarly. Rematik: Asam urat-Hiperurisemia, Arthritis Gout. Jakarta: Pustaka
Obor Populer. 2007
Mitchell, Richard N. Dkk. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit Robbins & Cotran.
Jakarta: EGC. 2009
Mubarak, Wahit Iqbal. Dkk. Promosi Kesehatan: Sebuah Pengantar Proses Belajar
Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: graha ilmu. 2007
Maulana. Heri D. J. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC. 2009
Naga, Sholeh S. Buku Panduan Lengkap Ilmu Penyakit Dalam. Jogjakarta: DIVA
Press. 2012
Notoadmodjo, Soekidjo. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 2010
Notoadmodjo, Soekidjo. Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Jakarta: Rineka Cipta.
2007
Notoadmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
2007
Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika. 2008
Perry dan Potter. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC. 2005
Pujiastuti, Sri Surini. Fisioterapi pada Lansia. Jakarta: EGC. 2003
Setiadi. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2007
Smeltzer, Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.
Edisi 8. Jakarta: EGC. 2002
Sudaryanto, Agus dan Martina Dwi Hastuti. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan
Sikap Lansia Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Asam Urat Di Desa Ganten
Kecamatan Kerjo Karanganyar. 2010. Dari URL http://jurnal.dikti.go.id/
diakses pada tanggal 7 Maret 2013 pukul 11.25 WIB
Sudoyo, Aru W. Dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi IV. Jakarta:
FKUI. 2006
Sustrani, Lanny. Dkk. Asam Urat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2007
Tebba, Sudirman. Sehat Lahir Batin Handbook Bagi Pendamba Kesehatan Holistik.
Jakarta: PT serambi ilmu semesta. 2004
Wasis. Pedoman Riset Praktis untuk Profesi Perawat. Jakarta: EGC. 2008
World Health Organization (WHO) tahun 2004
Lampiran 1
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU
WANITA MENOPAUSE DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT
GOUT DI KELURAHAN PISANGAN
Assalamualaikum. WR. WB
Salam sejahtera.
Nama : Hamidatu Ulfiyah
NIM : 109104000047
Saya mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan sedang
melaksanakan penelitian untuk penulisan skripsi sebagai tugas akhir untuk
menyelesaikan pendidikan sebagai Sarjana Keperawatan (S. Kep).
Dalam lampiran ini terdapat beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan
penelitian. Untuk itu saya harap dengan segala kerendahan hati agar ibu bersedia
meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner yang telah disediakan. Kerahasiaan
jawaban ibu akan dijaga dan hanya diketahui oleh peneliti.
Saya ucapkan terima kasih atas bantuan dan partisipasi ibu dalam pengisian
kuesioner ini.
Apakah ibu bersedia menjadi responden?
YA / TIDAK
( )
Responden
Lampiran 2
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU
WANITA MENOPAUSE DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT
GOUT DI KELURAHAN PISANGAN
Kuesioner dibawah ini terdiri atas 3 bagian yang terdiri dari:
Bagian I : berisi data demografi
Bagian II : berisi pertanyaan tentang tingkat pengetahuan wanita menopause
tentang penyakit gout
Bagian III : berisi pernyataan tentang perilaku wanita menopause dalam upaya
pencegahan penyakit gout
1. Bacalah semua pertanyaan/ pernyataan dengan teliti
2. Jawablah sesuai dengan apa yang dirasakan oleh ibu
3. Jawab dengan memberikan tanda (√) pada kolom yang disediakan
Lampiran 3
LEMBAR KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU
WANITA MENOPAUSE DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT
GOUT DI KELURAHAN PISANGAN
No responden:
A. Identitas Responden
1. Umur anda saat ini :………..tahun
2. Pendidikan terakhir : Tidak sekolah SMA
SD Perguruan tinggi
SMP
3. Pekerjaan saat ini : PNS Wiraswasta
Buruh Tidak bekerja/pensiunan
Lain-lain………………………../sebutkan
4. Berat badan : ………kg
5. Tinggi badan : ………cm
6. Apakah anda sudah berhenti haid (menopause)? Ya Tidak
7. Apakah anda menderita penyakit gout/asam urat? Ya Tidak
B. Pengetahuan
Keterangan: B = benar S = salah
No Pernyataan
Jawaban
B S
1 Penyakit gout/asam urat adalah penyakit yang timbul karena peningkatan
kadar asam urat darah
2 Wanita yang menopause berisiko terkena gout/asam urat
3 Penyakit gout/asam urat adalah penyakit yang dapat dicegah
4 Memiliki berat badan berlebih (obesitas) berisiko terkena gout/asam urat
5 Salah satu pencegahan penyakit gout/asam urat dapat dilakukan dengan
menjaga pola makan
6 Penyakit gout/asam urat adalah penyakit akibat pengapuran pada sendi
7 Penyakit gout/asam urat yang diderita seseorang dalam waktu lama tidak
menimbulkan komplikasi
8 Minum banyak air putih dapat mengurangi kadar asam urat darah
9 Bengkak dan kemerahan disekitar sendi merupakan tanda penyakit
gout/asam urat
10 Terlalu sering jalan, jongkok berdiri, naik dan turun tangga bisa menjadi
penyebab penyakit gout/asam urat
11 Kesemutan, linu, dan nyeri sendi pada penderita gout biasanya terjadi
pada malam hari atau pagi hari saat bangun tidur
No Pernyataan B S
12 Sering mengkonsumsi makanan yang mengandung purin seperti kacang-
kacangan, melinjo dapat menyebabkan terjadinya penyakit gout/asam
urat
13 Penyakit gout/asam urat merupakan salah satu jenis penyakit sendi
14 Mengurangi makanan seperti jeroan, daging, dan kacang-kacangan
merupakan cara untuk mencegah penyakit gout/asam urat
15 Minum air putih cukup setiap hari (8 gelas) tidak dapat membantu
mencegah penyakit gout/asam urat
16 Mandi malam hari dapat menyebabkan penyakit gout/asam urat
17 Penyakit gout/asam urat tidak dapat disembuhkan
18 Obat-obatan untuk penyakit gout/asam urat diberikan dengan tujuan
untuk mengurangi nyeri sendi dan menurunkan kadar asam urat darah
19 Pada penderita penyakit gout/asam urat ditemukan adanya peningkatan
kadar asam urat
20 Komplikasi yang sering terjadi pada penderita gout adalah batu ginjal
B. Perilaku Pencegahan
Ket : SL = selalu dilakukan terus-menerus, tidak pernah ditinggalkan
SR = sering kerap dilakukan tetapi tidak terus-menerus
KD = kadang-kadang dilakukan sesekali saja
TD = tidak pernah tidak pernah dilakukan
No Pernyataan
Jawaban
SL SR KD TP
1 Saya membatasi mengkonsumsi makanan seperti
emping dan melinjo
2 Saya tidur 6-8 jam setiap hari
3 Saya mengurangi konsumsi makanan seperti ikan
teri
4 Saya mengkonsumsi kacang-kacangan dalam jumlah
yang sedikit
5 Saya mengurangi konsumsi makanan yang berlemak
untuk mencegah terjadinya gout/asam urat
6 Saya mengurangi konsumsi daging untuk mencegah
peningkatan kadar asam urat darah
7 Saya tidur secara teratur setiap hari
8 Saya mengkonsumsi jeroan dalam jumlah berlebih
9 Saya menimbang berat badan saya untuk
mengetahui setiap ada kenaikan/penurunan BB
10 Saya membiarkan tubuh saya gemuk dan berat
badan saya bertambah
11 Saya melakukan olahraga 3x dalam seminggu
12 Saya melakukan senam untuk mencegah terjadinya
nyeri sendi/ kaku pada sendi
13 Saya tidur maksimal 5 jam dalam sehari
14 Saya minum air putih agar mengurangi kadar asam
urat
15 Saya minum air putih lebih dari 8 gelas dalam sehari
16 Saya sering mengkonsumsi soft drink (seperti cola-
cola dan sprite)
KEMENTERIAN AGAMAUNTyERSTTAS rSLAM NEGERT ( trrN )SYARIT HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANTelp. : (62-21) 74716718 Fax : (62-21) 740498s
Jl' Kertamukti No. 5 Pisangan Ciputat 15419 Website : www.uinjkt.ac.id; E-maii : [email protected]
Ciputat, l0 aprit ZOtlNomor : Un.0l/FI0lKM.Ol .2llUL 12013lampiran : -Hal : Permohonan Izin Studi Pendahuluan
Kepada Yang Terhorrnat,Kepala Dinas Kesehatan Tangerang SelatanJl- Witanaharja Komp. Sasmita Jaya Pamulangdi
Tangerang Selatan
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Dalam rangka penyelesaian tugas akhir perkuliahan mahasiswadiperlukan p€nyusunan Skripsi yang berjudul "Hubungan Antara TingkatPengetahuan L^anjut Usia Penderita Asam Urat Dengan Jenis Makanan yangdi Konsumsinya"-
Sehubungan dengan itu kami mohon diberikan izin melaksanakan studipendahuluan atas nama:
Nama
NIM
Semester
Program Studi
Fakultas
Tembusan:l. Dekan FKIK2. Ka. Puskesmas Ciputat3. Ka. Puskesmas Ciputat Timur
Hamidatu Ulfiyah
109104000047
VIIIIlmu Keperawatan
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN SyarifHidayatullah Jakarta
Demikian atas perhatian dan bantuan saudara kami ucapkan terimakasih.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb-
Widjajakusumah, AIF., PFK
PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
DINAS KESEHA:TANJl. rWitana Harja Komp. Sasmita Jaya No. 27
Telp. 021 - 7441557, Fur. 021 - 7441236 - Pamulang
Nomor
Lampiran
Perihal
Sehubungan dengan adanya surat dari LJIN Syarif Hidayatullah Jalwta Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Nomor : un.Ol/ F10/KM.0I.2t l3lztz}l3, perihal :
Permohonan Izin Studi Pendahuluan atas ruma :
: tlamidatr ulfryatr
: 109101000047
Program Sttrdi : Ilmu Keperawatan
Tema ' cfiIrlrmgm artaraTingkat Pengetahuan Lanjut Usia Penderita
Asam Urat dengan lenis Makanan yang di Kousumsinya"
Pada dasarnya kami tidak keberatan untuk memberikan Izin Studi Pendahuluan
yang dilakukan oleh Mahasiswa LJIN Syarif Hidayatullah lakart4 adapln dalam hal
pelaksanaannya harap utuk berkoordinasi kepada Kepala LIPT Puskesmas yang akan
dilunjuagi.
Demikian atas perhatian dan kerja
Tembusan:yth ooP' 19690204 r99003r 006
1. Wali Kota Tangerang Selaan, (sebagal laporaa) ;2. Kepala UPT hrskesmas Ciprat di Kota Tangerang Selatan;3. Kepala UPT Puskesuas Ciputat Timur di Kota Tangerang Selatan;4. Yang Bersanghta&
- ggg 1o\9alDinkes lN 120t3
: Pepberian Izh Studi P.endahuluan
Pamulang, ll April2013
KepadaYth,
Dekan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Fakultas Kedokteran dan llmu Kesehatan
di-TEMPAT
Nama
NIM
6ffi
KEMBNTERIAN AGAMAUNWERSTTAS ISLAM NEGERT ( UIN )SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKTILTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. Kertamukti No. 5 Pisangan Ciputat 15419Telp. : (62-21) 74716718 Fax : (62-2t) 7404985Website : www.uinjkt.ac.id; E-mail : [email protected]
Ciputat Juli 2013Nomor : Un.Ol/Fl0/KM.0l.2l \kBL 12013Lampiran : -Hal : Permohonatr lzin Uji Yatiditas dan Reliabititas
Nama
NIMSemester
Program Studi
Fakultas
Tembusan:l. DekanFKIK2. Kepala Rw 01 Pisangan
Kepada Yang TerhormatKepala Kelurahan PimnganJl. Sedap Malam Kelurahan Pisangandi
Ciputat
Assalamu'a}rikum Wr. Wb.
D. alam rangka psnyelssaian tug,as akhir perkuliahil rnahasiswadiperlukan pcq/usunan Skripsi yang berjudul "Hubungan Antara TingkatPengetahuan Dengan Perilaku Wanita Menopaus Dalam Upaya PencegahanPenyakit Gout di Kelurahan Pisangan".
sehubungan deingan itu kami mohon diberikan izin melaksanakan ujivaliditas dan refiabilitas atas natna :
HamidatuUlfiyah
109104000047
vuIlmu Keperawatan
Kedokieran dan Ilmu Kesehatan UIN SyarifHidayatullah Jakarta
Demikian atas perhatian dan bantuan saudara kami ucapkan terimakasih.
lYassalrm u'alaikum lVr- Wb-
i lVidjajakusumah, AIF., PFK
KEMENTERIAN AGAMATTNTyERSTTAS rSLAM NEGERT ( urN )SYARIF HIDAYATT]LLAH JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Jl. Kertamukti No. 5 Pisangan Ciputat 15419Telp. : (62-21) 74716718 Fax : (62-21) 7404985Website : www.uinjkt.ac.id; E-mail : [email protected]
Ciputafi, Juli 2013NomorlampiranHal
: Un.0lff l0/KM .01.2/\b4L DAl3
: Permohonan lzin Penelitian
Kepada Yang Terhormat,Kepala Keluratran PisanganJl. Sedap Malam Kelurahan Pisangandi
Ciputat
Assalamu'alaikum Wr. \trb.
Dalam rangka peryelesaian tugas akhir perkuliahan mahasiswadiperlukan penyusunan Skripsi yang berjudul "Hubungan Antara TingkatPengetahuan Dengan Perilaku Wanita Menopaus Dalam Upaya PencegahanPenyakit Gout di Kelurahan Pisangan".
Sehubungan dengan itu kami mohon diberikan izin melaksanakanpenelitian atas nama:
Nama
NIMSemester
Program Studi
Fakultas
Hamidatu Ulfiyah
109104000047
vIIIIlmu Kepemwatan
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan tlIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
.. Demikian atas perhatian dan bantuan saudara kami ucapkan terimakasih-
Wassalamu'alaikum \lYr. Wb.
i Widjqiakusumah, AIF., PFKTembusan:l. DekanFKIK2. Kepala Rw 06 dan 08
Lampiran 5
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Pengetahuan
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.405 25
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
P1 18.3333 5.333 .000 .405
P2 18.7000 4.907 .086 .401
P3 18.4000 5.352 -.071 .420
P4 18.6000 5.007 .062 .406
P5 18.3333 5.333 .000 .405
P6 18.3333 5.333 .000 .405
P7 19.0333 4.930 .090 .399
P8 18.5667 5.495 -.172 .459
P9 18.5000 4.948 .143 .386
P10 18.4000 5.283 -.012 .412
P11 18.4000 5.145 .108 .395
P12 18.6333 4.378 .378 .318
P13 19.0000 4.138 .495 .279
P14 18.4000 5.076 .169 .386
P15 18.4333 5.357 -.083 .426
P16 18.9667 4.585 .242 .356
P17 18.4000 5.766 -.408 .465
P18 18.4667 5.361 -.092 .432
P19 18.4000 5.490 -.186 .436
P20 18.7333 4.478 .288 .341
P21 19.0000 4.759 .165 .379
P22 18.5333 4.602 .324 .341
P23 18.3667 5.551 -.291 .436
P24 18.4333 4.806 .325 .355
P25 18.6333 4.516 .303 .340
2. Perilaku
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.592 20
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
P1 57.1000 20.576 .097 .607
P2 56.0000 21.448 .243 .576
P3 57.2333 21.426 .143 .587
P4 56.7667 21.220 .207 .578
P5 56.7667 20.323 .298 .565
P6 56.4000 20.317 .378 .557
P7 56.5667 18.461 .622 .514
P8 56.6000 23.145 -.126 .625
P9 55.8000 21.752 .167 .584
P10 56.7667 21.426 .080 .600
P11 55.4667 21.361 .223 .577
P12 55.8333 20.902 .260 .572
P13 56.7000 20.838 .179 .583
P14 56.7333 21.237 .121 .592
P15 57.2333 23.840 -.246 .628
P16 55.9333 19.306 .392 .547
P17 56.1000 20.024 .412 .551
P18 56.0667 19.926 .290 .564
P19 55.5333 22.464 .051 .593
P20 56.3667 20.240 .331 .560
Analisa Univariat
A. Distribusi Frekuensi Usia
Statistics
Usia
N Valid 76
Missing 0
Percentiles 0 .
Usia
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 48 1 1.3 1.3 1.3
49 3 3.9 3.9 5.3
50 4 5.3 5.3 10.5
51 6 7.9 7.9 18.4
52 5 6.6 6.6 25.0
53 3 3.9 3.9 28.9
54 6 7.9 7.9 36.8
55 5 6.6 6.6 43.4
56 9 11.8 11.8 55.3
57 1 1.3 1.3 56.6
58 4 5.3 5.3 61.8
59 2 2.6 2.6 64.5
60 5 6.6 6.6 71.1
61 2 2.6 2.6 73.7
62 1 1.3 1.3 75.0
63 3 3.9 3.9 78.9
64 2 2.6 2.6 81.6
65 4 5.3 5.3 86.8
66 2 2.6 2.6 89.5
67 5 6.6 6.6 96.1
69 1 1.3 1.3 97.4
70 2 2.6 2.6 100.0
Total 76 100.0 100.0
Usia
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 40-50 8 10.5 10.5 10.5
51-60 46 60.5 60.5 71.1
61-70 22 28.9 28.9 100.0
Total 76 100.0 100.0
B. Distribusi Frekuensi Pendidikan
Statistics
Pendidikan
N Valid 76
Missing 0
Percentiles 0 .
Pendidikan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid PT 5 6.6 6.6 6.6
SD 29 38.2 38.2 44.7
SMA 4 5.3 5.3 50.0
SMP 31 40.8 40.8 90.8
TS 7 9.2 9.2 100.0
Total 76 100.0 100.0
C. Distribusi Frekuensi Pekerjaan
Statistics
Pekerjaan
N Valid 76
Missing 0
Percentiles 0 .
Pekerjaan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Dagang 4 5.3 5.3 5.3
IRT 67 88.2 88.2 93.4
Pensiun 4 5.3 5.3 98.7
PNS 1 1.3 1.3 100.0
Total 76 100.0 100.0
D. Distribusi Frekuensi IMT
Statistics
IMT
N Valid 76
Missing 0
Percentiles 0 .
IMT
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 16,8 1 1.3 1.3 1.3
17,3 1 1.3 1.3 2.6
18,3 1 1.3 1.3 3.9
18,5 1 1.3 1.3 5.3
19 1 1.3 1.3 6.6
19,3 1 1.3 1.3 7.9
19,4 1 1.3 1.3 9.2
19,6 3 3.9 3.9 13.2
19,8 1 1.3 1.3 14.5
20 2 2.6 2.6 17.1
20,2 1 1.3 1.3 18.4
20,3 1 1.3 1.3 19.7
20,4 1 1.3 1.3 21.1
20,5 2 2.6 2.6 23.7
20,6 2 2.6 2.6 26.3
20,7 3 3.9 3.9 30.3
21,1 4 5.3 5.3 35.5
21,2 3 3.9 3.9 39.5
21,3 1 1.3 1.3 40.8
21,5 2 2.6 2.6 43.4
21,8 1 1.3 1.3 44.7
21,9 2 2.6 2.6 47.4
22 2 2.6 2.6 50.0
22,1 2 2.6 2.6 52.6
22,3 1 1.3 1.3 53.9
22,5 1 1.3 1.3 55.3
22,7 2 2.6 2.6 57.9
22,8 1 1.3 1.3 59.2
23,3 2 2.6 2.6 61.8
23,4 1 1.3 1.3 63.2
23,7 2 2.6 2.6 65.8
24 1 1.3 1.3 67.1
24,3 1 1.3 1.3 68.4
24,4 2 2.6 2.6 71.1
24,5 2 2.6 2.6 73.7
24,6 1 1.3 1.3 75.0
24,7 1 1.3 1.3 76.3
24,8 3 3.9 3.9 80.3
24,9 1 1.3 1.3 81.6
25,1 1 1.3 1.3 82.9
25,2 1 1.3 1.3 84.2
25,4 1 1.3 1.3 85.5
25,9 2 2.6 2.6 88.2
26 1 1.3 1.3 89.5
26,1 1 1.3 1.3 90.8
26,4 1 1.3 1.3 92.1
27,4 3 3.9 3.9 96.1
27,6 1 1.3 1.3 97.4
27,8 1 1.3 1.3 98.7
30,5 1 1.3 1.3 100.0
Total 76 100.0 100.0
IMT
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid <18,5 3 3.9 3.9 3.9
>25,1 14 18.4 18.4 22.4
18,5-25 59 77.6 77.6 100.0
Total 76 100.0 100.0
E. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Wanita Menopouse Tentang
Penyakit Gout
Pengetahuan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 67 88.2 88.2 88.2
Cukup 8 10.5 10.5 98.7
Kurang 1 1.3 1.3 100.0
Total 76 100.0 100.0
F. Distribusi Frekuensi Perilaku Wanita Menopouse dalam Pencegahan
Gout
Statistics
Perilaku
N Valid 76
Missing 0
Mean 42.5789
Median 41.5000
Std. Deviation 4.30895
Minimum 33.00
Maximum 53.00
Perilaku
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Baik 39 51.3 51.3 51.3
Buruk 37 48.7 48.7 100.0
Total 76 100.0 100.0
Analisa Bivariat
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan * Perilaku 76 100.0% 0 .0% 76 100.0%
G. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Wanita
Menopouse dalam Pencegahan Penyakit Gout
Pengetahuan * Perilaku Crosstabulation
Perilaku
Total Baik Buruk
Pengetahuan Baik Count 36 31 67
% within Pengetahuan 53.7% 46.3% 100.0%
% within Perilaku 92.3% 83.8% 88.2%
Cukup Count 3 5 8
% within Pengetahuan 37.5% 62.5% 100.0%
% within Perilaku 7.7% 13.5% 10.5%
Kurang Count 0 1 1
% within Pengetahuan .0% 100.0% 100.0%
% within Perilaku .0% 2.7% 1.3%
Total Count 39 37 76
% within Pengetahuan 51.3% 48.7% 100.0%
% within Perilaku 100.0% 100.0% 100.0%
H. Hasil Uji Spearman
Correlations
Pengetahuan Perilaku
Spearman's rho Pengetahuan Correlation
Coefficient 1.000 .132
Sig. (2-tailed) . .256
N 76 76
Perilaku Correlation
Coefficient .132 1.000
Sig. (2-tailed) .256 .
N 76 76