dampak limbah domestik terhadap kualitas perairan di sekitar pintu air plombokan, kali asin,...
DESCRIPTION
Kondisi Perairan di sekitar Perairan Di Sekitar Pintu Air Plombokan, Kali Asin, Semarang, akibat limbah domestik.TRANSCRIPT
Potensi Dampak Limbah Domestik Terhadap 1
Kualitas Perairan di Sekitar Pintu Air
Plombokan, Kali Asin, Semarang Utara
Makalah Mata Kuliah Dampak Polutan dan Respon Populasi
Potensi Dampak Limbah Domestik Terhadap Kualitas
Perairan
di Sekitar Pintu Air Plombokan, Kali Asin, Semarang Utara.
Dosen Pengampu:
Dr. Ir. Ita Widowati, DEA
Oleh :
Alfi Kusuma Admaja
PROGRAM DOUBLE DEGREE BEASISWA UNGGULAN
PERENCANAAN DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN
MAGISTER MANAJEMEN SUMBERDAYA PANTAI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
Potensi Dampak Limbah Domestik Terhadap 2
Kualitas Perairan di Sekitar Pintu Air
Plombokan, Kali Asin, Semarang Utara
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pertambahan penduduk akibat urbanisasi dalam suatu wilayah
perkotaan yang menyebabkan terjadi konsentrasi penduduk pada suatu
wilayah tertentu adalah suatu hal yang tidak dapat dihindarkan. Untuk kota
yang sudah padat bangunannya, semakin padat dan berkembangnya
penduduk yang tinggal maka akan semakin banyak dan beragam aktivitas
yang terjadi di lingkungan tersebut. Perubahan bentuk penggunaan lahan
pun terjadi untuk memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal. Arus
perkembangan kawasan dalam kota telah menggeser lahan-lahan produktif
yang berfungsi sebagai daya dukung sumber daya alami di lingkungan
tersebut. Tidak hanya itu, semakin bertambahnya waktu, kepadatan
pemukiman penduduk dengan berbagai aktivitas yang dihasilkan juga
semakin meningkat, sehingga limbah buangan yang dihasilkan dari setiap
individu rumah tangga maupun aktivitas lainnya juga semakin besar.
Permasalahan umum yang terjadi di wilayah-wilayah pemukiman
padat penduduk di indonesia adalah keterbatasan atau bahkan tidak
memiliki instalasi penanganan limbah, dalam hal ini limbah rumah tangga
(limbah domestik), baik itu sarana-prasarana pembuangan limbah padat
(plastik, sisa makanan, dal lain-lain), maupun saluran pembuangan limbah
cair rumah tangga (limbah detergen, kotoran manusia, dan lain-lain).
Sebagian besar masyarakat membuang air limbah domestik langsung ke
dalam saluran drainase, yang sebenarnya diperuntukkan untuk saluran air
hujan, yang nantinya akan masuk ke parairan umum seperti sungai atau kali.
Tidak hanya limbah domestik cair, limbah padat pun juga sering dibuang ke
badan air, baik secara langsung maupun melewati drainase.
Limbah domestik mengandung campuran unsur-unsur yang sangat
kompleks, baik organik maupun anorganik. Limbah domestik yang paling
dominan adalah jenis organik yang berupa kotoran manusia dan hewan,
serta sisa-sisa makanan. Jenis limbah domestik yang lain adalah limbah
domestik anorganik yang diakibatkan oleh plastik serta penggunaan
Potensi Dampak Limbah Domestik Terhadap 3
Kualitas Perairan di Sekitar Pintu Air
Plombokan, Kali Asin, Semarang Utara
deterjen, sampho, cairan pemutih, pewangi dan bahan kimia lainnya.
Limbah domestik jenis ini relatif lebih sulit untuk dihancur kan. Jika
kuantitas dan intensitas limbah domestik ini masih dalam batas normal,
alam masih mampu melakukan proses kimia, fisika, dan biologi secara
alami. Namun, peningkatan populasi manusia telah menyebabkan
peningkatan kuantitas dan intensitas pembuangan limbah domestik sehingga
membuat proses penguraian limbah secara alami menjadi tidak seimbang.
Bila hal ini terjadi secara terus menerus, akan terjadi akumulasi pada badan
air (sungai atau kali) sehingga mengakibatkan tercemarnya badan airyang
dapat membahayakan kehidupan organisme yang hidup didalamnya dan
manusia yang memanfaatkan air tersebut. Selain itu, badan air yang
tercemar dapat menjadi sumber penyakit dan perantara penyebaran
penyakit.
Kalimas merupakan salah satu saluran air yang berada di Semarang,
tepatnya di Kecamatan Semarang Utara. Akibat kepadatan pemukiman
penduduk, saluran air ini diduga telah mengalami pencemaran, yang salah
satu penyebabnya berasal dari limbah domestik. Oleh karena itu, makalah
ini akan mencoba untuk memaparkan potensi kemungkinan dampak dari
pencemaran Kalimas akibat limbah domestik terhadap kualitas lingkungan
perairan dan kesehatan manusia.
1.2. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan
memaparkan potensi dampak pencemaran limbah domestik yang terjadi di
Kali Asin terhadap kualitas lingkungan perairan.
Potensi Dampak Limbah Domestik Terhadap 4
Kualitas Perairan di Sekitar Pintu Air
Plombokan, Kali Asin, Semarang Utara
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kualitas Perairan Sungai
Sungai merupakan tempat berkumpulnya air dari lingkungan
sekitarnya yang mengalir menuju tempat yang lebih rendah. Daerah sekitar
sungai yang mensuplai air ke sungai dikenal dengan daerah tangkapan air
atau daerah penyangga. Kondisi suplai air dari daerah penyangga
dipengaruhi aktifitas dan perilaku penghuninya. Pada umumnya daerah
hulu mempunyai kualitas air yang lebih baik daripada daerah hilir. Sejalan
dengan hal tersebut suplai bahan pencemar dari daerah hulu yang menuju
daerah hilir pun menjadi meningkat. Pada akhirnya daerah hilir merupakan
tempat akumulasi dari proses pembuangan limbah cair yang dimulai dari
hulu (Wiwoho, 2005).
Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat, energi
atau komponen lain di dalam air. Kualitas air juga merupakan istilah yang
menggambarkan kesesuaian atau kecocokan air untuk penggunaan tertentu,
misalnya air minum, perikanan, pengairan/irigasi, industri, rekreasi dan
sebagainya. Kualitas air sungai menurut Alaerts dan Santika (1987) sangat
tergantung pada komponen penyusunnya dan banyak dipengaruhi oleh
masukan komponen yang berasal dari pemukiman. Perairan yang melintasi
daerah pemukiman dapat menerima masukan bahan organik maupun
anorganik yang berasal dari aktivitas penduduk. Dengan demikian
ekosistem sungai keberadaannya terkait integral dengan lingkungan sosial
dan lingkungan fisik disekitarnya.
Menurut Riyadi (1984) parameter-parameter yang digunakan untuk
mengukur kualitas air meliputi sifat fisik, kimia, dan biologis. Parameter-
parameter tersebut adalah :
Sifat fisik
Parameter fisik air yang sangat menentukan kualitas air adalah ke
keruhan (turbiditas), suhu, warna, bau, rasa, jumlah padatan tersuspensi,
padatan terlarut dan daya hantar listrik (DHL).
Sifat kimia
Potensi Dampak Limbah Domestik Terhadap 5
Kualitas Perairan di Sekitar Pintu Air
Plombokan, Kali Asin, Semarang Utara
Sifat kimia yang dapat dijadikan indikator yang menentukan kualitas air
adalah pH, konsentrasi dari zat-zat kalium, magnesium, mangan, besi,
sulfida, sulfat, amoniak, nitrit, nitrat, posphat, oksigen terlarut, BOD,
COD, minyak, lemak serta logam berat.
Sifat biologis
Organisme dalam suatu perairan dapat dijadikan indikator pencemaran
suatu lingkungan perairan, misalnya bakteri, ganggang, benthos,
plankton, dan ikan tertentu.
2.2. Kriteria Baku Mutu Air
Baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat,
energi atau komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar
yang ditenggang keberadaannya di dalam air. Untuk itu agar kualitas air
tetap terjaga maka setiap kegiatan yang menghasilkan limbah cair yang akan
dibuang ke perairan umum atau sungai harus memenuhi standart baku mutu
atau kriteria mutu air sungai yang akan menjadi tempat pembuangan limbah
cair tersebut, sehingga kerusakan air atau pencemaran air sungai dap at
dihindari atau dikendalikan.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun
2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
menyebutkan bahwa klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas
yaitu :
Kelas Satu : Air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk air baku
air minum dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air
yang sama dengan kegunaan tersebut.
Kelas Dua: Air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk
prasarana/sarana rekreasi air, pembudi dayaan ikan air tawar, peternakan,
air untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukkan lain yang sama
dengan kegunaan tersebut.
Kelas Tiga: Air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk
pembudayaan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan
atau peruntukan lain yang sama dengan kegunaan tersebut.
Potensi Dampak Limbah Domestik Terhadap 6
Kualitas Perairan di Sekitar Pintu Air
Plombokan, Kali Asin, Semarang Utara
Kelas Empat: Air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk
mengairi pertanaman dan atau peruntukkan lain yang sama dengan
kegunaan tersebut.
2.3. Pencemaran Air
Polusi air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal,
bukan dari kemurniannya (Fardiaz, 1992). Keadaan normal air berbeda-
beda tergantung pada faktor penentunya, yaitu kegunaan air dan asal sumber
air. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran air, yang dimaksud
dengan pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan
manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya.
Industrialisasi dan urbanisasi telah membawa dampak pada lingkungan.
Pembuangan limbah industri dan domestik ke badan air merupakan
penyebab utama polusi air. Pencemaran air didefinisikan sebagai
pembuangan substansi dengan karakteristik dan jumlah yang menyebabkan
estetika, bau, dan rasa menjadi terganggu dan atau menimbulkan potensi
kontaminasi. Sedangkan bahan pencemar penyebab terjadinya polusi
tersebut disebut sebagai polutan (Suripin, 2002).
Menurut Wardhana (2004), indikator atau tanda bahwa air lingkungan
telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati
melalui adanya perubahan suhu air, perubahan pH atau konsentrasi ion
hidrogen, perubahan warna, bau dan rasa air, timbulnya endapan, koloidal,
bahan pelarut, meningkatnya kandungan mikroorganisme tertentu, serta
meningkatnya radioaktivitas air lingkungan.
Penyebab pencemaran badan air berdasarkan sumbernya secara umum
dapat dikategorikan sebagai sumber kontaminan langsung dan tidak
langsung. Sumber langsung meliputi efluen yang keluar dari industri, TPS
(Tempat Pembuangan Sampah), maupun limbah rumah tangga yang
langsung di buang ke badan air, dan sebagainya. Sumber tidak langsung
yaitu kontaminan yang memasuki badan air dari tanah, air tanah, atau
Potensi Dampak Limbah Domestik Terhadap 7
Kualitas Perairan di Sekitar Pintu Air
Plombokan, Kali Asin, Semarang Utara
atmosfer berupa hujan. Tanah dan air tanah mengandung mengandung sisa
dari aktivitas pertanian seperti pupuk dan pestisida. Kontaminan dari
atmosfer juga berasal dari aktivitas manusia yaitu pencemaran udara yang
menghasilkan hujan asam. Penyebab pencemaran air dapat juga
digolongkan berdasarkan aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya, yaitu limbah yang berasal dari industri, rumah tangga, dan
pertanian (Suriawiria, 1996).
2.4. Limbah Domestik
Beban pencemar (polutan) adalah bahan–bahan yang bersifat asing
bagi alam atau bahan yang berasal dari alam itu sendiri yang memasuki
suatu tatanan ekosistem sehingga mengganggu peruntukan ekosistem
tersebut. Sumber pencemaran yang masuk ke badan perairan dibedakan atas
pencemaran yang disebabkan oleh alam (polutan alamiah) dan pencemaran
karena kegiatan manusia (polutan antropogenik) (Effendi, 2003). Salah satu
sumber pencemaran karena kegiatan yang memiliki berdampak negatif bagi
lingkungan adalah limbah rumah tangga (domestik).
Menurut Keputusan Meneg Lingkungan Hidup No. 112 Tahun 2003,
pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa air limbah domestik adalah air limbah
yang berasal dari usaha dan atau kegiatan permukiman, rumah makan,
perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama. Menurut Asis (1992)
dalam Nurmayanti (2002), limbah domestik adalah semua bahan limbah
yang berasal dari kamar mandi, kakus, dapur, tempat cuci pakaian dan cuci
peralatan rumah tangga.
Secara kualitatif limbah rumah tangga sebagian besar terdiri dari zat
organik baik berupa padatan maupun cair, garam, lemak dan bakteri,
khususnya bakteri Escherichia coli, jasad patogen dan parasit (Asis dalam
Nurmayanti, 2002). Menurut Daryanto (1995) limbah domestik dapat
digolongkan ke dalam tiga jenis, yaitu limbah cair, limbah padat dan
limbah gas.
Menurut Fachrizal (2004) bagian yang paling berbahaya dari limbah
domestik adalah mikroorganisme patogen yang terkandung dalam tinja,
karena dapat menularkan beragam penyakit bila masuk tubuh manusia,
Potensi Dampak Limbah Domestik Terhadap 8
Kualitas Perairan di Sekitar Pintu Air
Plombokan, Kali Asin, Semarang Utara
dalam satu gram tinja mengandung satu milyar partikel virus infektif, yang
mampu bertahan hidup selama beberapa minggu pada suhu dibawah 10°C.
Terdapat empat mikroorganisme patogen yang terkandung dalam tinja yaitu:
virus, Protozoa , cacing dan bakteri yang umumnya diwakili oleh jenis E.
coli (E-coli).
Potensi Dampak Limbah Domestik Terhadap 9
Kualitas Perairan di Sekitar Pintu Air
Plombokan, Kali Asin, Semarang Utara
III. METODE PENULISAN
Data dan informasi yang dihimpun dalam makalah ini merupakan data
yang diperoleh melalui observasi dan dokumentasi langsung di lapangan untuk
mengetahui kondisi sebenarnya. Data dan informasi yang diperoleh kemudian
dibandingkan dengan berbagai bahan-bahan pustaka seperti laporan hasil
penelitian, publikasi di jurnal internasional maupun nasional, buku teks, makalah
dan informasi lainnya yang relevan dengan topik bahasan makalah ini. Data yang
diperoleh disajikan secara deskriptif sehingga diharapkan dapat menjadi bahan
informasi tentang potensi dampak potensi dampak limbah domestik terhadap
kualitas perairan di sekitar Pintu Air Plombokan, Kali Asin, Semarang Utara.
Potensi Dampak Limbah Domestik Terhadap 10
Kualitas Perairan di Sekitar Pintu Air
Plombokan, Kali Asin, Semarang Utara
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Kondisi Perairan di Sekitar Pintu Air Plombokan, Kali Asin, Semarang
Utara
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di lokasi, diduga telah
terjadi pencemaran air yang salah satunya disebabkan oleh limbah domestik.
Hal tersebut diindikasikan dengan banyaknya sampah-sampah plastik, sisa-
sisa makanan yang terakumulasi di pintu air Air Plombokan. Indikasi lain
telah terjadi pencemaran di perairan tersebut adalah warna yang nampak
hijau gelap dan tercium bau yang tidak sedap disepanjang aliran kali.
Limbah domestik yang ditemukan mencemari Kali Asin pada daerah
yang diobservasi, dapat dikelompokkan menjadi limbah organik dan
anorganik. Limabh organik dapat berupa sisa-sisa makanan, potongan
ranting maupun kayu, dedaunan, organisme mati, serta kotoran manusia.
Sedangkan limbah anorganik dikelompokkan menjadi limbah padat
(kantung-kantung plastik, botol-botol minuman mineral, dan pipa paralon)
dan limbah cair (detergen). Keadaan tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Limbah Domestik yang Terakumulasi di Pintu Air Plombokan,
Kali Asin
Penumpukan sampah-sampah tersebut diduga terjadi karena
masyarakat membuang sampahnya langsung ke kali (Gambar 2a). Selain
itu, berdasarkan observasi yang dilakukan, ditemukan adanya Tempat
Penampungan Sampah (TPS) sementara yang lokasinya sangat dekat
dengan badan kali dan tidak dikelola dengan baik, sehingga sampah-sampah
dibiarkan tertumpuk hingga penuh dan berhamburan keluar dari bak
penampungan sampah (Gambar 2a).
Potensi Dampak Limbah Domestik Terhadap 11
Kualitas Perairan di Sekitar Pintu Air
Plombokan, Kali Asin, Semarang Utara
Gambar 2. Sampah (limbah domestik padat) yang tidak dikelola dengan
baik; a. Kantung-kantung sampah yang sengaja dibuang di tepi
jembatan ; b. Bak penampungan sampah sementara yang
menumpuk hingga penuh dan berhamburan; dan c. Lokasi
pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya.
Penumpukan sampah padat juga terjadi pada saluran yang mengarah
ke Kali Asin, sehingga dapat menyebabkan tersumbatnya aliran air (Gambar
3). Pada musim hujan volume air akan meningkat, kehadiran sampah-
sampah tersebut dapat menghambat aliran air, sehingga dapat menjadi salah
satu faktor pemicu terjadinya banjir. Meluapnya air kali pada musim hujan
akan membawa sampah-sampah tersebut beserta kandungan polutan
didalamnya hingga ke dalam hunian penduduk sehingga memungkinkan
terjadinya kontak antara polutan dan manusia. Terjadinya kontak tersebut
akan dapat membahayakan kesehatan manusia berupa timbulnya penyakit,
terutama penyakit yang menyerang saluran pencernaan.
Gambar 3. Penumpukan Sampah di Sub Pintu Air yang Mengarah ke Kali
Asin.
a b c
Potensi Dampak Limbah Domestik Terhadap 12
Kualitas Perairan di Sekitar Pintu Air
Plombokan, Kali Asin, Semarang Utara
4.2. Potensi Dampak Limbah Domestik di Perairan
4.2.1. Potensi Dampak Limbah Organik
Masuknya limbah organik ke dalam perairan dapat menurunkan
kandungan oksigen dalam air. Hal ini disebabkan kandungan oksigen
terlarut banyak diserap oleh mikroorganisme untuk mendegradasi bahan
organik. Bahkan, proses dekomposisi bahan organik dan akan mengurangi
kadar oksigen terlarut hingga mencapai nol (kondisi anaerob). Selain
menekan oksigen terlarut proses dekomposisi tersebut juga menghasilkan
gas beracun seperti NH3 dan H2S yang pada konsentrasi tertentu dapat
membahayakan fauna air.
Proses dekomposisi akan menghasilkan senyawa nutrien (nitrogen dan
fosfor) yang menyuburkan perairan. Nitrogen dan Fosfor merupakan unsur
kimia yang diperlukan alga untuk hidup dan pertumbuhannya.
Kelimpahan alga dapat menjadi indikator kesuburan perairan, sebab alga
merupakan salah satu produsen primer di ekosistem air. Namun, ketika
kandungan unsur hara melebihi ambang batas, akan terjadi eutrofikasi
yaitu peningkatan kesuburan perairan di atas ambang batas. Hal ini akan
menagkibatkan terjadinya ledakan populasi alga dan fitoplankton. Selain
badan air didominasi oleh fitoplankton yang tidak ramah lingkungan,
eutrofikasi juga merangsang pertumbuhan tanaman air lainnya, seperti
eceng gondok (Eichhornia crassipes) dan hydrilla. Pada keadaan tersebut
akan terjadi kompetisi dalam mengkonsumsi O2 karena terlalu banyak
organisme pada tempat tersebut. Sisa respirasi menghasilkan banyak CO2
sehingga kondisi perairan menjadi anoxic dan menyebabkan kematian
massal pada hewan-hewan di perairan tersebut karena kekurangan oksigen.
Selain itu, pertumbuhan ganggang pada permukaan air akan menghambat
penetrasi sinar matahari dan mengakibatkan terhambatnya proses
fotosintesis
Perubahan kondisi perairan seperti yang dipaparkan diatas, pada
umumnya terjadi dalam jangka waktu yang relatif lama, sehingga
organisme yang dapat berpindah akan bermigrasi mencari daerah yang
kondisinya lebih baik. Namun, organisme yang tidak dapat bermigrasi,
Potensi Dampak Limbah Domestik Terhadap 13
Kualitas Perairan di Sekitar Pintu Air
Plombokan, Kali Asin, Semarang Utara
untuk mencari lingkungan dengan kondisi yang dapat mendukung
kehidupannya, harus dapat beradaptasi dengan perubahan kondisi tersebut.
Jika tidak mampu beradaptasi, maka jenis organisme tersebut akan mati.
Kondisi ini akan mengakibatkan terjadinya penuruan pupulasi dan
diversitas. Sebab, hanya organisme yang dapat beradaptasi yang akan
bertahan hidup pada lingkungan tersebut.
Selain itu, pada kondisi perairan yang tercemar bahan organik akan
memicu munculnya mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit
yang dapat menular dengan perantaraan air. Miikroorganisme tersebut
dapat muncul karena kondisi lingkungan yang mendukung, namun ada
pula mikroorganisme patogen yang memang berasal dari kotoran manusia
(tinja). Penyakit-penyakit tersebut dikenal dengan sebutan ”water borne
diseases”, diantaranya adalah kolera, tipus, disentri dan penyakit karena
cacing. Indikator yang sering digunakan untuk menentukan pencemaran
air oleh mikroorganisme dengan menggunakan bakteri E. Coli.
4.2.2. Potensi Dampak Limbah Anorganik
4.2.2.1. Limbah Padat
Limbah padat anorganik yang paling banyak ditemukan berdasarkan
observasi yaitu limbah padat yang terbuat dari bahan plastik, seperti bekas-
bekas kantung makanan, botol air mineral, alat-alat rumah tangga yang
telah rusak, dan masih banyak lagi. Plastik menjadi salah satu masalah
terbesar dan paling berbahaya. Akumulasi plastik di permukaan air akan
menghalangi penetrasi cahaya matahari sehingga menghambat terjadinya
proses fotosisntesisi. Akumulasi tersebut terjadi karena mereka tidak
mudah terurai secara alami oleh lingkungan, mereka
akan photodegrade (terurai oleh cahaya matahari) pada paparan sinar
matahari, tetapi hanya dapat terjadi dalam kondisi kering dan proses
tersebut pun akan memerlukan waktu yang sangat lama. Sedangkan dalam
air plastik hanya akan terpecah menjadi potongan-potongan yang lebih
kecil, namun tetap polimer, bahkan sampai ke tingkat molekuler, dalam
kurun waktu yang sangat lama.
Potensi Dampak Limbah Domestik Terhadap 14
Kualitas Perairan di Sekitar Pintu Air
Plombokan, Kali Asin, Semarang Utara
Bahan beracun yang digunakan dalam pembuatan bahan plastik dapat
terurai dan masuk ke lingkungan ketika terkena air. Racun ini
bersifat hidrofobik (berikatan dengan air) dan menyebar di permukaan air.
Dengan demikian plastik jauh lebih mematikan di perairan.
Kontaminan hidrofobik juga dapat terakumulasi pada jaringan lemak,
sehingga racun plastik diketahui mengganggu sistem endokrin ketika
dikonsumsi, serta dapat menekan sistem kekebalan tubuh atau menurunkan
tingkat reproduksi (Effendi, 2003).
Selain membahayakan bagi kehidupan biotik perairan, menumpuknya
sampah plastik di perairan akan mengurangi nilai estetika lingkungan
(Gambar 2). Sampah plastik yang tidak dikelola dengan baik, akan
mengganggu kenyamanan masyarakat, baik masyarakat yang tinggal di
sekitar lokasi maupun bagi para pengguna jalan.
4.2.2.2. Limbah Cair
Pencemaran limbah rumah tangga (domestik) pada perairan Kali Asin
yang digolongkan ke dalam limbah cair anorganik, pada makalah ini,
diduga terutama berasal dari limbah detergen. Detergen merupakan salah
satu penyumbang polusi perairan terbesar. Sebab frekuensi penggunaan
deterjen adalah sangat tinggi di masyarakat. Bisa dibayangkan, pada
kondisi pemukiman yang padat penduduk, dengan frekuensi pemakaian
deterjen yang tinggi pada setiap kepala keluarga, maka limbah detergen
yang dihasilkan akan sangat tinggi. Limbah buangan ini akan dibuang
langsung melalui saluran drainase dan nantinya akan masuk ke perairan,
baik itu kali maupun sungai.
Potensi Dampak Limbah Domestik Terhadap 15
Kualitas Perairan di Sekitar Pintu Air
Plombokan, Kali Asin, Semarang Utara
Gambar 4. Kondisi Parit (Drainase) yang Mengindikasikan Terjadinya
Pencemaran Limbah Cair Anorganik
Detergen mengandung berbagai senyawa kimia yang dapat
membahayakan kehidupan organisme perairan. Detergen memiliki efek
beracun dalam air, karena detergen akan menghancurkan lapisan eksternal
lendir yang melindungi ikan dari bakteri dan parasit. Deterjen juga dapat
menyebabkan kerusakan pada insang. Beberapa jenis senyawa kimia yang
terkandung pada detergen menurut (Sugiharto. 1987) yaitu surfaktan
(bahan pembersih), alkyl benzene Sulfonat (ABS) yang berfungsi sebagai
penghasil busa, abrasif sebagai bahan penggosok, bahan pengurai senyawa
organik, oksidan sebagai pemutih dan pengurai senyawa organik, enzim
untuk mengurai protein, lemak atau karbohidrat untuk melembutkan
bahan, larutan pengencer air, bahan anti karat dan yang lainnya.
Surfaktan, yang merupakan senyawa Alkyl Bensen Sulfonat (ABS) yang
berfungsi untuk mengangkat kotoran pada pakaian. ABS memiliki sifat
tahan terhadap penguraian oleh mikroorganisme (nonbiodegradable),
sehingga dapat terakumulasi diperairan. Sedangkan senyawa fosfat
merupakan (bahan pengisi) yang mencegah menempelnya kembali kotoran
pada bahan yang sedang dicuci. Senyawa fosfat digunakan oleh semua
merk deterjen memberikan andil yang cukup besar terhadap terjadinya
proses eutrofikasi yang menyebabkan Booming Algae (meledaknya
populasi tanaman air)
Potensi Dampak Limbah Domestik Terhadap 16
Kualitas Perairan di Sekitar Pintu Air
Plombokan, Kali Asin, Semarang Utara
Gambar 5. (a) Populasi Enceng Gondok di badan air Kali Mas dan (c)
pada salah satu saluran dalam pemukiman penduduk yang
alirannya mengarah ke Kali Mas
Keberadaan enceng gondok (Eichhornia crassipes) di perairan kali
Asin dapat menjadi indikasi meningkatnya kandungan bahan anorganik di
perairan tersebut. Yuliati (2010) menyatakan bahwa keberadaan senyawa-
senyawa organik dan anorganik yang cukup besar di perairan akan memicu
tumbuhan eceng gondok tumbuh subur di perairan sungai. Tumbuhan
eceng gondok mempunyai kemampuan menyerap senyawa anorganik,
terutama senyawa-senyawa logam berat. Enceng gondok mempunyai akar
yang bercabang-cabang halus yang berfungsi sebagai alat untuk meyerap
senyawa logam, sehingga toksisitas logam yang terlarut semakin
berkurang (Kirby dan Mengel, 1987 dalam Yuliati, 2010). Selain itu,
Suwondo et al. (2005) menyatakan bahwa eceng gondok memiliki
kemampuan sebagai bioakumulator yakni dapat menyerap anion atau
kation yang terdapat di dalam air buangan serta dapat berkembang cukup
cepat dan tahan hidup pada kondisi yang buruk.
Potensi Dampak Limbah Domestik Terhadap 17
Kualitas Perairan di Sekitar Pintu Air
Plombokan, Kali Asin, Semarang Utara
V. PENUTUP
Perubahan kondisi fisik perairan Kali Asin, mengindikasikan telah
terjadi penurunan kualitas lingkungan tersebut. Hal itu nampak dari
penumpukan sampah di permukaan perairan, perubahan warna air,
timbulnya busa/buih, serta tercuimnya bau yang cukup menyengan di
sepanjang kali. Salah satu penyebabnya diduga berasal dari limbah rumah
tangga (domestik) dari pemukiman padat masyarakat di lingkungan tersebut.
Limbah domestik yang mencemari dapat digolongkan menjadi menjadi
limbah organik dan anorganik. Limbah organik dapat berupa sisa-sisa
makanan, potongan ranting maupun kayu, dedaunan, organisme mati, serta
kotoran manusia. Sedangkan limbah anorganik dikelompokkan menjadi
limbah padat (kantung-kantung plastik, botol-botol minuman mineral, dan
pipa paralon) dan limbah cair (detergen). Potensi dampak yang disebabkan
oleh limbah organik dapat berupa menurunnya kandungan oksigen di
perairan yang dapat membahayakan biota didalamnya, meningkatnya
kandungan unsur hara melebihi batas normal (eutrofikasi) yang dapat
memicu terjadinya bloming alga dan fitoplankton, memicu munculnya
mikroorganisme patogen, serta terjadinya penularan penyakit melalui
perantara air yang berasal dari kotoran manusia (tinja). Sedangkan potensi
dampak yang disebabkan oleh limbah anorganik adalah pencemaran yang
disebabkan limbah detergen yang tidak mudah terdegadrasi secara alami
akan mengakibatkan menurunnya populasi dan biodiversitas biota yang
hidup diperairan. Pencemaran tersebut dapat diindikasikan dengan
kehadiran makroalga enceng gondok (E. crassipes).
Potensi Dampak Limbah Domestik Terhadap 18
Kualitas Perairan di Sekitar Pintu Air
Plombokan, Kali Asin, Semarang Utara
DAFTAR PUSTAKA
Alaerts, G. dan Santika, S.S. 1987. Metode Penelitian Air. Penerbit Usaha
Nasional. Surabaya.
Daryanto, M. 1995. Masalah Pencemaran. Tarsito. Bandung.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta.
Fachrizal, 2004, Mewaspadai Bahaya Limbah Domestik Di Kali Mas, UPN,
Surabaya.
Fardiaz, Srikandi.1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Nurmayanti. 2002. Kontribusi Limbah domestik terhadap Kualitas Air
KaligarangSemarang. Program Pasca Sarjana Universitas Gajahmada.
Yogyakarta.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Riyadi, S. 1984. Pencemaran Air. Karya Anda, Surabaya.
Suriawiria, Unus. 1996. Air dalam Kehidupan dan Lingkungan yang Sehat.
Penerbit Alumni. Bandung.
Suripin. 2002. Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air. Penerbit Andi.
Yogyakarta.
Wardhana, W.A. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta : Andi
Offset.
Wiwoho. 2005. Model Identifikasi Daya Tampung Beban Cemaran Sungai
Dengan Qual2e–Study Kasus Sungai Babon. Semarang: Universitas
Diponegoro.