dampak limbah domestik terhadap kualitas perairan di sekitar pintu air plombokan, kali asin,...

18
Potensi Dampak Limbah Domestik Terhadap 1 Kualitas Perairan di Sekitar Pintu Air Plombokan, Kali Asin, Semarang Utara Makalah Mata Kuliah Dampak Polutan dan Respon Populasi Potensi Dampak Limbah Domestik Terhadap Kualitas Perairan di Sekitar Pintu Air Plombokan, Kali Asin, Semarang Utara. Dosen Pengampu: Dr. Ir. Ita Widowati, DEA Oleh : Alfi Kusuma Admaja PROGRAM DOUBLE DEGREE BEASISWA UNGGULAN PERENCANAAN DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN MAGISTER MANAJEMEN SUMBERDAYA PANTAI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012

Upload: alfi-kusuma-admaja

Post on 31-Oct-2015

198 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Kondisi Perairan di sekitar Perairan Di Sekitar Pintu Air Plombokan, Kali Asin, Semarang, akibat limbah domestik.

TRANSCRIPT

Page 1: Dampak Limbah Domestik Terhadap Kualitas Perairan Di Sekitar Pintu Air Plombokan, Kali Asin, Semarang (Studi Lapangan)

Potensi Dampak Limbah Domestik Terhadap 1

Kualitas Perairan di Sekitar Pintu Air

Plombokan, Kali Asin, Semarang Utara

Makalah Mata Kuliah Dampak Polutan dan Respon Populasi

Potensi Dampak Limbah Domestik Terhadap Kualitas

Perairan

di Sekitar Pintu Air Plombokan, Kali Asin, Semarang Utara.

Dosen Pengampu:

Dr. Ir. Ita Widowati, DEA

Oleh :

Alfi Kusuma Admaja

PROGRAM DOUBLE DEGREE BEASISWA UNGGULAN

PERENCANAAN DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA KELAUTAN

MAGISTER MANAJEMEN SUMBERDAYA PANTAI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2012

Page 2: Dampak Limbah Domestik Terhadap Kualitas Perairan Di Sekitar Pintu Air Plombokan, Kali Asin, Semarang (Studi Lapangan)

Potensi Dampak Limbah Domestik Terhadap 2

Kualitas Perairan di Sekitar Pintu Air

Plombokan, Kali Asin, Semarang Utara

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertambahan penduduk akibat urbanisasi dalam suatu wilayah

perkotaan yang menyebabkan terjadi konsentrasi penduduk pada suatu

wilayah tertentu adalah suatu hal yang tidak dapat dihindarkan. Untuk kota

yang sudah padat bangunannya, semakin padat dan berkembangnya

penduduk yang tinggal maka akan semakin banyak dan beragam aktivitas

yang terjadi di lingkungan tersebut. Perubahan bentuk penggunaan lahan

pun terjadi untuk memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal. Arus

perkembangan kawasan dalam kota telah menggeser lahan-lahan produktif

yang berfungsi sebagai daya dukung sumber daya alami di lingkungan

tersebut. Tidak hanya itu, semakin bertambahnya waktu, kepadatan

pemukiman penduduk dengan berbagai aktivitas yang dihasilkan juga

semakin meningkat, sehingga limbah buangan yang dihasilkan dari setiap

individu rumah tangga maupun aktivitas lainnya juga semakin besar.

Permasalahan umum yang terjadi di wilayah-wilayah pemukiman

padat penduduk di indonesia adalah keterbatasan atau bahkan tidak

memiliki instalasi penanganan limbah, dalam hal ini limbah rumah tangga

(limbah domestik), baik itu sarana-prasarana pembuangan limbah padat

(plastik, sisa makanan, dal lain-lain), maupun saluran pembuangan limbah

cair rumah tangga (limbah detergen, kotoran manusia, dan lain-lain).

Sebagian besar masyarakat membuang air limbah domestik langsung ke

dalam saluran drainase, yang sebenarnya diperuntukkan untuk saluran air

hujan, yang nantinya akan masuk ke parairan umum seperti sungai atau kali.

Tidak hanya limbah domestik cair, limbah padat pun juga sering dibuang ke

badan air, baik secara langsung maupun melewati drainase.

Limbah domestik mengandung campuran unsur-unsur yang sangat

kompleks, baik organik maupun anorganik. Limbah domestik yang paling

dominan adalah jenis organik yang berupa kotoran manusia dan hewan,

serta sisa-sisa makanan. Jenis limbah domestik yang lain adalah limbah

domestik anorganik yang diakibatkan oleh plastik serta penggunaan

Page 3: Dampak Limbah Domestik Terhadap Kualitas Perairan Di Sekitar Pintu Air Plombokan, Kali Asin, Semarang (Studi Lapangan)

Potensi Dampak Limbah Domestik Terhadap 3

Kualitas Perairan di Sekitar Pintu Air

Plombokan, Kali Asin, Semarang Utara

deterjen, sampho, cairan pemutih, pewangi dan bahan kimia lainnya.

Limbah domestik jenis ini relatif lebih sulit untuk dihancur kan. Jika

kuantitas dan intensitas limbah domestik ini masih dalam batas normal,

alam masih mampu melakukan proses kimia, fisika, dan biologi secara

alami. Namun, peningkatan populasi manusia telah menyebabkan

peningkatan kuantitas dan intensitas pembuangan limbah domestik sehingga

membuat proses penguraian limbah secara alami menjadi tidak seimbang.

Bila hal ini terjadi secara terus menerus, akan terjadi akumulasi pada badan

air (sungai atau kali) sehingga mengakibatkan tercemarnya badan airyang

dapat membahayakan kehidupan organisme yang hidup didalamnya dan

manusia yang memanfaatkan air tersebut. Selain itu, badan air yang

tercemar dapat menjadi sumber penyakit dan perantara penyebaran

penyakit.

Kalimas merupakan salah satu saluran air yang berada di Semarang,

tepatnya di Kecamatan Semarang Utara. Akibat kepadatan pemukiman

penduduk, saluran air ini diduga telah mengalami pencemaran, yang salah

satu penyebabnya berasal dari limbah domestik. Oleh karena itu, makalah

ini akan mencoba untuk memaparkan potensi kemungkinan dampak dari

pencemaran Kalimas akibat limbah domestik terhadap kualitas lingkungan

perairan dan kesehatan manusia.

1.2. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan

memaparkan potensi dampak pencemaran limbah domestik yang terjadi di

Kali Asin terhadap kualitas lingkungan perairan.

Page 4: Dampak Limbah Domestik Terhadap Kualitas Perairan Di Sekitar Pintu Air Plombokan, Kali Asin, Semarang (Studi Lapangan)

Potensi Dampak Limbah Domestik Terhadap 4

Kualitas Perairan di Sekitar Pintu Air

Plombokan, Kali Asin, Semarang Utara

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kualitas Perairan Sungai

Sungai merupakan tempat berkumpulnya air dari lingkungan

sekitarnya yang mengalir menuju tempat yang lebih rendah. Daerah sekitar

sungai yang mensuplai air ke sungai dikenal dengan daerah tangkapan air

atau daerah penyangga. Kondisi suplai air dari daerah penyangga

dipengaruhi aktifitas dan perilaku penghuninya. Pada umumnya daerah

hulu mempunyai kualitas air yang lebih baik daripada daerah hilir. Sejalan

dengan hal tersebut suplai bahan pencemar dari daerah hulu yang menuju

daerah hilir pun menjadi meningkat. Pada akhirnya daerah hilir merupakan

tempat akumulasi dari proses pembuangan limbah cair yang dimulai dari

hulu (Wiwoho, 2005).

Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat, energi

atau komponen lain di dalam air. Kualitas air juga merupakan istilah yang

menggambarkan kesesuaian atau kecocokan air untuk penggunaan tertentu,

misalnya air minum, perikanan, pengairan/irigasi, industri, rekreasi dan

sebagainya. Kualitas air sungai menurut Alaerts dan Santika (1987) sangat

tergantung pada komponen penyusunnya dan banyak dipengaruhi oleh

masukan komponen yang berasal dari pemukiman. Perairan yang melintasi

daerah pemukiman dapat menerima masukan bahan organik maupun

anorganik yang berasal dari aktivitas penduduk. Dengan demikian

ekosistem sungai keberadaannya terkait integral dengan lingkungan sosial

dan lingkungan fisik disekitarnya.

Menurut Riyadi (1984) parameter-parameter yang digunakan untuk

mengukur kualitas air meliputi sifat fisik, kimia, dan biologis. Parameter-

parameter tersebut adalah :

Sifat fisik

Parameter fisik air yang sangat menentukan kualitas air adalah ke

keruhan (turbiditas), suhu, warna, bau, rasa, jumlah padatan tersuspensi,

padatan terlarut dan daya hantar listrik (DHL).

Sifat kimia

Page 5: Dampak Limbah Domestik Terhadap Kualitas Perairan Di Sekitar Pintu Air Plombokan, Kali Asin, Semarang (Studi Lapangan)

Potensi Dampak Limbah Domestik Terhadap 5

Kualitas Perairan di Sekitar Pintu Air

Plombokan, Kali Asin, Semarang Utara

Sifat kimia yang dapat dijadikan indikator yang menentukan kualitas air

adalah pH, konsentrasi dari zat-zat kalium, magnesium, mangan, besi,

sulfida, sulfat, amoniak, nitrit, nitrat, posphat, oksigen terlarut, BOD,

COD, minyak, lemak serta logam berat.

Sifat biologis

Organisme dalam suatu perairan dapat dijadikan indikator pencemaran

suatu lingkungan perairan, misalnya bakteri, ganggang, benthos,

plankton, dan ikan tertentu.

2.2. Kriteria Baku Mutu Air

Baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat,

energi atau komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar

yang ditenggang keberadaannya di dalam air. Untuk itu agar kualitas air

tetap terjaga maka setiap kegiatan yang menghasilkan limbah cair yang akan

dibuang ke perairan umum atau sungai harus memenuhi standart baku mutu

atau kriteria mutu air sungai yang akan menjadi tempat pembuangan limbah

cair tersebut, sehingga kerusakan air atau pencemaran air sungai dap at

dihindari atau dikendalikan.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun

2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air

menyebutkan bahwa klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas

yaitu :

Kelas Satu : Air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk air baku

air minum dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air

yang sama dengan kegunaan tersebut.

Kelas Dua: Air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk

prasarana/sarana rekreasi air, pembudi dayaan ikan air tawar, peternakan,

air untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukkan lain yang sama

dengan kegunaan tersebut.

Kelas Tiga: Air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk

pembudayaan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan

atau peruntukan lain yang sama dengan kegunaan tersebut.

Page 6: Dampak Limbah Domestik Terhadap Kualitas Perairan Di Sekitar Pintu Air Plombokan, Kali Asin, Semarang (Studi Lapangan)

Potensi Dampak Limbah Domestik Terhadap 6

Kualitas Perairan di Sekitar Pintu Air

Plombokan, Kali Asin, Semarang Utara

Kelas Empat: Air yang peruntukkannya dapat digunakan untuk

mengairi pertanaman dan atau peruntukkan lain yang sama dengan

kegunaan tersebut.

2.3. Pencemaran Air

Polusi air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal,

bukan dari kemurniannya (Fardiaz, 1992). Keadaan normal air berbeda-

beda tergantung pada faktor penentunya, yaitu kegunaan air dan asal sumber

air. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang

Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran air, yang dimaksud

dengan pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk

hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan

manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang

menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya.

Industrialisasi dan urbanisasi telah membawa dampak pada lingkungan.

Pembuangan limbah industri dan domestik ke badan air merupakan

penyebab utama polusi air. Pencemaran air didefinisikan sebagai

pembuangan substansi dengan karakteristik dan jumlah yang menyebabkan

estetika, bau, dan rasa menjadi terganggu dan atau menimbulkan potensi

kontaminasi. Sedangkan bahan pencemar penyebab terjadinya polusi

tersebut disebut sebagai polutan (Suripin, 2002).

Menurut Wardhana (2004), indikator atau tanda bahwa air lingkungan

telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati

melalui adanya perubahan suhu air, perubahan pH atau konsentrasi ion

hidrogen, perubahan warna, bau dan rasa air, timbulnya endapan, koloidal,

bahan pelarut, meningkatnya kandungan mikroorganisme tertentu, serta

meningkatnya radioaktivitas air lingkungan.

Penyebab pencemaran badan air berdasarkan sumbernya secara umum

dapat dikategorikan sebagai sumber kontaminan langsung dan tidak

langsung. Sumber langsung meliputi efluen yang keluar dari industri, TPS

(Tempat Pembuangan Sampah), maupun limbah rumah tangga yang

langsung di buang ke badan air, dan sebagainya. Sumber tidak langsung

yaitu kontaminan yang memasuki badan air dari tanah, air tanah, atau

Page 7: Dampak Limbah Domestik Terhadap Kualitas Perairan Di Sekitar Pintu Air Plombokan, Kali Asin, Semarang (Studi Lapangan)

Potensi Dampak Limbah Domestik Terhadap 7

Kualitas Perairan di Sekitar Pintu Air

Plombokan, Kali Asin, Semarang Utara

atmosfer berupa hujan. Tanah dan air tanah mengandung mengandung sisa

dari aktivitas pertanian seperti pupuk dan pestisida. Kontaminan dari

atmosfer juga berasal dari aktivitas manusia yaitu pencemaran udara yang

menghasilkan hujan asam. Penyebab pencemaran air dapat juga

digolongkan berdasarkan aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya, yaitu limbah yang berasal dari industri, rumah tangga, dan

pertanian (Suriawiria, 1996).

2.4. Limbah Domestik

Beban pencemar (polutan) adalah bahan–bahan yang bersifat asing

bagi alam atau bahan yang berasal dari alam itu sendiri yang memasuki

suatu tatanan ekosistem sehingga mengganggu peruntukan ekosistem

tersebut. Sumber pencemaran yang masuk ke badan perairan dibedakan atas

pencemaran yang disebabkan oleh alam (polutan alamiah) dan pencemaran

karena kegiatan manusia (polutan antropogenik) (Effendi, 2003). Salah satu

sumber pencemaran karena kegiatan yang memiliki berdampak negatif bagi

lingkungan adalah limbah rumah tangga (domestik).

Menurut Keputusan Meneg Lingkungan Hidup No. 112 Tahun 2003,

pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa air limbah domestik adalah air limbah

yang berasal dari usaha dan atau kegiatan permukiman, rumah makan,

perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama. Menurut Asis (1992)

dalam Nurmayanti (2002), limbah domestik adalah semua bahan limbah

yang berasal dari kamar mandi, kakus, dapur, tempat cuci pakaian dan cuci

peralatan rumah tangga.

Secara kualitatif limbah rumah tangga sebagian besar terdiri dari zat

organik baik berupa padatan maupun cair, garam, lemak dan bakteri,

khususnya bakteri Escherichia coli, jasad patogen dan parasit (Asis dalam

Nurmayanti, 2002). Menurut Daryanto (1995) limbah domestik dapat

digolongkan ke dalam tiga jenis, yaitu limbah cair, limbah padat dan

limbah gas.

Menurut Fachrizal (2004) bagian yang paling berbahaya dari limbah

domestik adalah mikroorganisme patogen yang terkandung dalam tinja,

karena dapat menularkan beragam penyakit bila masuk tubuh manusia,

Page 8: Dampak Limbah Domestik Terhadap Kualitas Perairan Di Sekitar Pintu Air Plombokan, Kali Asin, Semarang (Studi Lapangan)

Potensi Dampak Limbah Domestik Terhadap 8

Kualitas Perairan di Sekitar Pintu Air

Plombokan, Kali Asin, Semarang Utara

dalam satu gram tinja mengandung satu milyar partikel virus infektif, yang

mampu bertahan hidup selama beberapa minggu pada suhu dibawah 10°C.

Terdapat empat mikroorganisme patogen yang terkandung dalam tinja yaitu:

virus, Protozoa , cacing dan bakteri yang umumnya diwakili oleh jenis E.

coli (E-coli).

Page 9: Dampak Limbah Domestik Terhadap Kualitas Perairan Di Sekitar Pintu Air Plombokan, Kali Asin, Semarang (Studi Lapangan)

Potensi Dampak Limbah Domestik Terhadap 9

Kualitas Perairan di Sekitar Pintu Air

Plombokan, Kali Asin, Semarang Utara

III. METODE PENULISAN

Data dan informasi yang dihimpun dalam makalah ini merupakan data

yang diperoleh melalui observasi dan dokumentasi langsung di lapangan untuk

mengetahui kondisi sebenarnya. Data dan informasi yang diperoleh kemudian

dibandingkan dengan berbagai bahan-bahan pustaka seperti laporan hasil

penelitian, publikasi di jurnal internasional maupun nasional, buku teks, makalah

dan informasi lainnya yang relevan dengan topik bahasan makalah ini. Data yang

diperoleh disajikan secara deskriptif sehingga diharapkan dapat menjadi bahan

informasi tentang potensi dampak potensi dampak limbah domestik terhadap

kualitas perairan di sekitar Pintu Air Plombokan, Kali Asin, Semarang Utara.

Page 10: Dampak Limbah Domestik Terhadap Kualitas Perairan Di Sekitar Pintu Air Plombokan, Kali Asin, Semarang (Studi Lapangan)

Potensi Dampak Limbah Domestik Terhadap 10

Kualitas Perairan di Sekitar Pintu Air

Plombokan, Kali Asin, Semarang Utara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Perairan di Sekitar Pintu Air Plombokan, Kali Asin, Semarang

Utara

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di lokasi, diduga telah

terjadi pencemaran air yang salah satunya disebabkan oleh limbah domestik.

Hal tersebut diindikasikan dengan banyaknya sampah-sampah plastik, sisa-

sisa makanan yang terakumulasi di pintu air Air Plombokan. Indikasi lain

telah terjadi pencemaran di perairan tersebut adalah warna yang nampak

hijau gelap dan tercium bau yang tidak sedap disepanjang aliran kali.

Limbah domestik yang ditemukan mencemari Kali Asin pada daerah

yang diobservasi, dapat dikelompokkan menjadi limbah organik dan

anorganik. Limabh organik dapat berupa sisa-sisa makanan, potongan

ranting maupun kayu, dedaunan, organisme mati, serta kotoran manusia.

Sedangkan limbah anorganik dikelompokkan menjadi limbah padat

(kantung-kantung plastik, botol-botol minuman mineral, dan pipa paralon)

dan limbah cair (detergen). Keadaan tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Limbah Domestik yang Terakumulasi di Pintu Air Plombokan,

Kali Asin

Penumpukan sampah-sampah tersebut diduga terjadi karena

masyarakat membuang sampahnya langsung ke kali (Gambar 2a). Selain

itu, berdasarkan observasi yang dilakukan, ditemukan adanya Tempat

Penampungan Sampah (TPS) sementara yang lokasinya sangat dekat

dengan badan kali dan tidak dikelola dengan baik, sehingga sampah-sampah

dibiarkan tertumpuk hingga penuh dan berhamburan keluar dari bak

penampungan sampah (Gambar 2a).

Page 11: Dampak Limbah Domestik Terhadap Kualitas Perairan Di Sekitar Pintu Air Plombokan, Kali Asin, Semarang (Studi Lapangan)

Potensi Dampak Limbah Domestik Terhadap 11

Kualitas Perairan di Sekitar Pintu Air

Plombokan, Kali Asin, Semarang Utara

Gambar 2. Sampah (limbah domestik padat) yang tidak dikelola dengan

baik; a. Kantung-kantung sampah yang sengaja dibuang di tepi

jembatan ; b. Bak penampungan sampah sementara yang

menumpuk hingga penuh dan berhamburan; dan c. Lokasi

pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya.

Penumpukan sampah padat juga terjadi pada saluran yang mengarah

ke Kali Asin, sehingga dapat menyebabkan tersumbatnya aliran air (Gambar

3). Pada musim hujan volume air akan meningkat, kehadiran sampah-

sampah tersebut dapat menghambat aliran air, sehingga dapat menjadi salah

satu faktor pemicu terjadinya banjir. Meluapnya air kali pada musim hujan

akan membawa sampah-sampah tersebut beserta kandungan polutan

didalamnya hingga ke dalam hunian penduduk sehingga memungkinkan

terjadinya kontak antara polutan dan manusia. Terjadinya kontak tersebut

akan dapat membahayakan kesehatan manusia berupa timbulnya penyakit,

terutama penyakit yang menyerang saluran pencernaan.

Gambar 3. Penumpukan Sampah di Sub Pintu Air yang Mengarah ke Kali

Asin.

a b c

Page 12: Dampak Limbah Domestik Terhadap Kualitas Perairan Di Sekitar Pintu Air Plombokan, Kali Asin, Semarang (Studi Lapangan)

Potensi Dampak Limbah Domestik Terhadap 12

Kualitas Perairan di Sekitar Pintu Air

Plombokan, Kali Asin, Semarang Utara

4.2. Potensi Dampak Limbah Domestik di Perairan

4.2.1. Potensi Dampak Limbah Organik

Masuknya limbah organik ke dalam perairan dapat menurunkan

kandungan oksigen dalam air. Hal ini disebabkan kandungan oksigen

terlarut banyak diserap oleh mikroorganisme untuk mendegradasi bahan

organik. Bahkan, proses dekomposisi bahan organik dan akan mengurangi

kadar oksigen terlarut hingga mencapai nol (kondisi anaerob). Selain

menekan oksigen terlarut proses dekomposisi tersebut juga menghasilkan

gas beracun seperti NH3 dan H2S yang pada konsentrasi tertentu dapat

membahayakan fauna air.

Proses dekomposisi akan menghasilkan senyawa nutrien (nitrogen dan

fosfor) yang menyuburkan perairan. Nitrogen dan Fosfor merupakan unsur

kimia yang diperlukan alga untuk hidup dan pertumbuhannya.

Kelimpahan alga dapat menjadi indikator kesuburan perairan, sebab alga

merupakan salah satu produsen primer di ekosistem air. Namun, ketika

kandungan unsur hara melebihi ambang batas, akan terjadi eutrofikasi

yaitu peningkatan kesuburan perairan di atas ambang batas. Hal ini akan

menagkibatkan terjadinya ledakan populasi alga dan fitoplankton. Selain

badan air didominasi oleh fitoplankton yang tidak ramah lingkungan,

eutrofikasi juga merangsang pertumbuhan tanaman air lainnya, seperti

eceng gondok (Eichhornia crassipes) dan hydrilla. Pada keadaan tersebut

akan terjadi kompetisi dalam mengkonsumsi O2 karena terlalu banyak

organisme pada tempat tersebut. Sisa respirasi menghasilkan banyak CO2

sehingga kondisi perairan menjadi anoxic dan menyebabkan kematian

massal pada hewan-hewan di perairan tersebut karena kekurangan oksigen.

Selain itu, pertumbuhan ganggang pada permukaan air akan menghambat

penetrasi sinar matahari dan mengakibatkan terhambatnya proses

fotosintesis

Perubahan kondisi perairan seperti yang dipaparkan diatas, pada

umumnya terjadi dalam jangka waktu yang relatif lama, sehingga

organisme yang dapat berpindah akan bermigrasi mencari daerah yang

kondisinya lebih baik. Namun, organisme yang tidak dapat bermigrasi,

Page 13: Dampak Limbah Domestik Terhadap Kualitas Perairan Di Sekitar Pintu Air Plombokan, Kali Asin, Semarang (Studi Lapangan)

Potensi Dampak Limbah Domestik Terhadap 13

Kualitas Perairan di Sekitar Pintu Air

Plombokan, Kali Asin, Semarang Utara

untuk mencari lingkungan dengan kondisi yang dapat mendukung

kehidupannya, harus dapat beradaptasi dengan perubahan kondisi tersebut.

Jika tidak mampu beradaptasi, maka jenis organisme tersebut akan mati.

Kondisi ini akan mengakibatkan terjadinya penuruan pupulasi dan

diversitas. Sebab, hanya organisme yang dapat beradaptasi yang akan

bertahan hidup pada lingkungan tersebut.

Selain itu, pada kondisi perairan yang tercemar bahan organik akan

memicu munculnya mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit

yang dapat menular dengan perantaraan air. Miikroorganisme tersebut

dapat muncul karena kondisi lingkungan yang mendukung, namun ada

pula mikroorganisme patogen yang memang berasal dari kotoran manusia

(tinja). Penyakit-penyakit tersebut dikenal dengan sebutan ”water borne

diseases”, diantaranya adalah kolera, tipus, disentri dan penyakit karena

cacing. Indikator yang sering digunakan untuk menentukan pencemaran

air oleh mikroorganisme dengan menggunakan bakteri E. Coli.

4.2.2. Potensi Dampak Limbah Anorganik

4.2.2.1. Limbah Padat

Limbah padat anorganik yang paling banyak ditemukan berdasarkan

observasi yaitu limbah padat yang terbuat dari bahan plastik, seperti bekas-

bekas kantung makanan, botol air mineral, alat-alat rumah tangga yang

telah rusak, dan masih banyak lagi. Plastik menjadi salah satu masalah

terbesar dan paling berbahaya. Akumulasi plastik di permukaan air akan

menghalangi penetrasi cahaya matahari sehingga menghambat terjadinya

proses fotosisntesisi. Akumulasi tersebut terjadi karena mereka tidak

mudah terurai secara alami oleh lingkungan, mereka

akan photodegrade (terurai oleh cahaya matahari) pada paparan sinar

matahari, tetapi hanya dapat terjadi dalam kondisi kering dan proses

tersebut pun akan memerlukan waktu yang sangat lama. Sedangkan dalam

air plastik hanya akan terpecah menjadi potongan-potongan yang lebih

kecil, namun tetap polimer, bahkan sampai ke tingkat molekuler, dalam

kurun waktu yang sangat lama.

Page 14: Dampak Limbah Domestik Terhadap Kualitas Perairan Di Sekitar Pintu Air Plombokan, Kali Asin, Semarang (Studi Lapangan)

Potensi Dampak Limbah Domestik Terhadap 14

Kualitas Perairan di Sekitar Pintu Air

Plombokan, Kali Asin, Semarang Utara

Bahan beracun yang digunakan dalam pembuatan bahan plastik dapat

terurai dan masuk ke lingkungan ketika terkena air. Racun ini

bersifat hidrofobik (berikatan dengan air) dan menyebar di permukaan air.

Dengan demikian plastik jauh lebih mematikan di perairan.

Kontaminan hidrofobik juga dapat terakumulasi pada jaringan lemak,

sehingga racun plastik diketahui mengganggu sistem endokrin ketika

dikonsumsi, serta dapat menekan sistem kekebalan tubuh atau menurunkan

tingkat reproduksi (Effendi, 2003).

Selain membahayakan bagi kehidupan biotik perairan, menumpuknya

sampah plastik di perairan akan mengurangi nilai estetika lingkungan

(Gambar 2). Sampah plastik yang tidak dikelola dengan baik, akan

mengganggu kenyamanan masyarakat, baik masyarakat yang tinggal di

sekitar lokasi maupun bagi para pengguna jalan.

4.2.2.2. Limbah Cair

Pencemaran limbah rumah tangga (domestik) pada perairan Kali Asin

yang digolongkan ke dalam limbah cair anorganik, pada makalah ini,

diduga terutama berasal dari limbah detergen. Detergen merupakan salah

satu penyumbang polusi perairan terbesar. Sebab frekuensi penggunaan

deterjen adalah sangat tinggi di masyarakat. Bisa dibayangkan, pada

kondisi pemukiman yang padat penduduk, dengan frekuensi pemakaian

deterjen yang tinggi pada setiap kepala keluarga, maka limbah detergen

yang dihasilkan akan sangat tinggi. Limbah buangan ini akan dibuang

langsung melalui saluran drainase dan nantinya akan masuk ke perairan,

baik itu kali maupun sungai.

Page 15: Dampak Limbah Domestik Terhadap Kualitas Perairan Di Sekitar Pintu Air Plombokan, Kali Asin, Semarang (Studi Lapangan)

Potensi Dampak Limbah Domestik Terhadap 15

Kualitas Perairan di Sekitar Pintu Air

Plombokan, Kali Asin, Semarang Utara

Gambar 4. Kondisi Parit (Drainase) yang Mengindikasikan Terjadinya

Pencemaran Limbah Cair Anorganik

Detergen mengandung berbagai senyawa kimia yang dapat

membahayakan kehidupan organisme perairan. Detergen memiliki efek

beracun dalam air, karena detergen akan menghancurkan lapisan eksternal

lendir yang melindungi ikan dari bakteri dan parasit. Deterjen juga dapat

menyebabkan kerusakan pada insang. Beberapa jenis senyawa kimia yang

terkandung pada detergen menurut (Sugiharto. 1987) yaitu surfaktan

(bahan pembersih), alkyl benzene Sulfonat (ABS) yang berfungsi sebagai

penghasil busa, abrasif sebagai bahan penggosok, bahan pengurai senyawa

organik, oksidan sebagai pemutih dan pengurai senyawa organik, enzim

untuk mengurai protein, lemak atau karbohidrat untuk melembutkan

bahan, larutan pengencer air, bahan anti karat dan yang lainnya.

Surfaktan, yang merupakan senyawa Alkyl Bensen Sulfonat (ABS) yang

berfungsi untuk mengangkat kotoran pada pakaian. ABS memiliki sifat

tahan terhadap penguraian oleh mikroorganisme (nonbiodegradable),

sehingga dapat terakumulasi diperairan. Sedangkan senyawa fosfat

merupakan (bahan pengisi) yang mencegah menempelnya kembali kotoran

pada bahan yang sedang dicuci. Senyawa fosfat digunakan oleh semua

merk deterjen memberikan andil yang cukup besar terhadap terjadinya

proses eutrofikasi yang menyebabkan Booming Algae (meledaknya

populasi tanaman air)

Page 16: Dampak Limbah Domestik Terhadap Kualitas Perairan Di Sekitar Pintu Air Plombokan, Kali Asin, Semarang (Studi Lapangan)

Potensi Dampak Limbah Domestik Terhadap 16

Kualitas Perairan di Sekitar Pintu Air

Plombokan, Kali Asin, Semarang Utara

Gambar 5. (a) Populasi Enceng Gondok di badan air Kali Mas dan (c)

pada salah satu saluran dalam pemukiman penduduk yang

alirannya mengarah ke Kali Mas

Keberadaan enceng gondok (Eichhornia crassipes) di perairan kali

Asin dapat menjadi indikasi meningkatnya kandungan bahan anorganik di

perairan tersebut. Yuliati (2010) menyatakan bahwa keberadaan senyawa-

senyawa organik dan anorganik yang cukup besar di perairan akan memicu

tumbuhan eceng gondok tumbuh subur di perairan sungai. Tumbuhan

eceng gondok mempunyai kemampuan menyerap senyawa anorganik,

terutama senyawa-senyawa logam berat. Enceng gondok mempunyai akar

yang bercabang-cabang halus yang berfungsi sebagai alat untuk meyerap

senyawa logam, sehingga toksisitas logam yang terlarut semakin

berkurang (Kirby dan Mengel, 1987 dalam Yuliati, 2010). Selain itu,

Suwondo et al. (2005) menyatakan bahwa eceng gondok memiliki

kemampuan sebagai bioakumulator yakni dapat menyerap anion atau

kation yang terdapat di dalam air buangan serta dapat berkembang cukup

cepat dan tahan hidup pada kondisi yang buruk.

Page 17: Dampak Limbah Domestik Terhadap Kualitas Perairan Di Sekitar Pintu Air Plombokan, Kali Asin, Semarang (Studi Lapangan)

Potensi Dampak Limbah Domestik Terhadap 17

Kualitas Perairan di Sekitar Pintu Air

Plombokan, Kali Asin, Semarang Utara

V. PENUTUP

Perubahan kondisi fisik perairan Kali Asin, mengindikasikan telah

terjadi penurunan kualitas lingkungan tersebut. Hal itu nampak dari

penumpukan sampah di permukaan perairan, perubahan warna air,

timbulnya busa/buih, serta tercuimnya bau yang cukup menyengan di

sepanjang kali. Salah satu penyebabnya diduga berasal dari limbah rumah

tangga (domestik) dari pemukiman padat masyarakat di lingkungan tersebut.

Limbah domestik yang mencemari dapat digolongkan menjadi menjadi

limbah organik dan anorganik. Limbah organik dapat berupa sisa-sisa

makanan, potongan ranting maupun kayu, dedaunan, organisme mati, serta

kotoran manusia. Sedangkan limbah anorganik dikelompokkan menjadi

limbah padat (kantung-kantung plastik, botol-botol minuman mineral, dan

pipa paralon) dan limbah cair (detergen). Potensi dampak yang disebabkan

oleh limbah organik dapat berupa menurunnya kandungan oksigen di

perairan yang dapat membahayakan biota didalamnya, meningkatnya

kandungan unsur hara melebihi batas normal (eutrofikasi) yang dapat

memicu terjadinya bloming alga dan fitoplankton, memicu munculnya

mikroorganisme patogen, serta terjadinya penularan penyakit melalui

perantara air yang berasal dari kotoran manusia (tinja). Sedangkan potensi

dampak yang disebabkan oleh limbah anorganik adalah pencemaran yang

disebabkan limbah detergen yang tidak mudah terdegadrasi secara alami

akan mengakibatkan menurunnya populasi dan biodiversitas biota yang

hidup diperairan. Pencemaran tersebut dapat diindikasikan dengan

kehadiran makroalga enceng gondok (E. crassipes).

Page 18: Dampak Limbah Domestik Terhadap Kualitas Perairan Di Sekitar Pintu Air Plombokan, Kali Asin, Semarang (Studi Lapangan)

Potensi Dampak Limbah Domestik Terhadap 18

Kualitas Perairan di Sekitar Pintu Air

Plombokan, Kali Asin, Semarang Utara

DAFTAR PUSTAKA

Alaerts, G. dan Santika, S.S. 1987. Metode Penelitian Air. Penerbit Usaha

Nasional. Surabaya.

Daryanto, M. 1995. Masalah Pencemaran. Tarsito. Bandung.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan

Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta.

Fachrizal, 2004, Mewaspadai Bahaya Limbah Domestik Di Kali Mas, UPN,

Surabaya.

Fardiaz, Srikandi.1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Nurmayanti. 2002. Kontribusi Limbah domestik terhadap Kualitas Air

KaligarangSemarang. Program Pasca Sarjana Universitas Gajahmada.

Yogyakarta.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang

Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Riyadi, S. 1984. Pencemaran Air. Karya Anda, Surabaya.

Suriawiria, Unus. 1996. Air dalam Kehidupan dan Lingkungan yang Sehat.

Penerbit Alumni. Bandung.

Suripin. 2002. Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air. Penerbit Andi.

Yogyakarta.

Wardhana, W.A. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta : Andi

Offset.

Wiwoho. 2005. Model Identifikasi Daya Tampung Beban Cemaran Sungai

Dengan Qual2e–Study Kasus Sungai Babon. Semarang: Universitas

Diponegoro.