dampak la nina produksi garam diprediksi jatuh hingga 60% · per menkes no 30/2014 ten tang standar...

1
9 INDUSTRI Sabtu, 30 Juli 2016 JAKARTA — Produksi garam nasional diperkirakan jatuh hingga 60% ke posisi 1,2 juta ton akibat La Nina yang diramal berlangsung hingga September. Ketua Himpunan Masyarakat Petani Garam (HMPG) Muhammad Hasan mengatakan petambak garam akan mulai tanam setelah musim kemarau basah berakhir. Akibatnya, musim tanam garam mundur dan berlangsung lebih singkat. "Bisa jadi hanya tiga bulan kemarau berlangsung, September-November. Maka, proyeksi kami produksi tahun ini akan turun 60%," katanya, Jumat (29/7). Dalam kondisi normal, musim tanam berlangsung Juli-November. Tahun lalu, produksi nasional 3 juta ton, terdiri atas garam rakyat 2,7 juta ton dan garam PT Garam (Persero) 300.000 ton. Di sisi lain, HMPG meminta agar anomali cuaca tak serta-merta men- jadi alasan pemerintah mengimpor garam tanpa perhitungan matang. Pe- merintah bulan lalu menetapkan kuo ta impor garam tahun ini 270.000 ton yang akan direalisasikan Juli-Agus- tus sekalipun stok garam nasional menurut HMPG saat ini 400.000 ton, mencakup 250.000 ton garam rakyat dan 150.000 ton milik PT Garam. "Stok ini cukup untuk memenuhi kebutuhan 3-5 bulan," tutur Hasan. Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan No. 125/M-DAG/ PER/12/2015 yang berlaku mulai Juni — mundur dari semula 1 April karena desakan petani untuk merevisi Permendag — importir garam indus- tri tidak perlu mengantongi rekomen- dasi KKP. TIDAK WAJIB Bahkan, importir tidak wajib me- nyerap panen dari petambak garam dalam beleid berlaku mulai Juni itu. Hasan meminta Mendag segera merevisi beleid dan memasukkan ke- tentuan kewajiban penyerapan garam rakyat dan rekomendasi Menteri Ke- lautan dan Perikanan. Menurutnya, dimasukkannya ke- tentuan itu dalam tata niaga garam akan menjamin kelangsungan usaha petambak garam sesuai amanat UU No. 7/2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembu- didaya Ikan, dan Petambak Garam. Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP Brahmantya Satyamurti mengatakan Menteri Susi Pudjiastuti tengah me- nyusun peraturan impor garam yang akan mewajibkan importir garam konsumsi dan garam industri untuk menyerap garam rakyat dalam kuota tertentu. “Sekarang permennya lagi dalam proses drafting," tutur Brahmantya (Bisnis, 14/7). (Sri Mas Sari) JAKARTA — Pemerintah bakal mengeluarkan revisi tiga Per aturan Menteri Ke- sehatan terkait standar pelayanan kefarmasian di fasilitas kesehatan pada Agustus. Revisi tersebut bakal memberi BPOM keleluasaan untuk meng- awasi peredaran obat khu- susnya jalur tidak resmi. Direktur Pengawasan Distribusi Produk Terape- tik dan PKRT Badan Peng- awas Obat dan Makanan (BPOM) mengatakan revisi beleid akan sege- ra ditanda tangani Men- teri Kesehatan. Dalam revisinya, BPOM ditar- getkan mampu meng- awasi distribusi sediaan farmasi dari jalur resmi dan tidak. “Sekarang tanggung jawab pengawasan dan pembinaan dilakukan Menteri Kesehatan, BPOM, Dinas Kesehatan provinsi, dan Dinas Ke- sehatan kabupaten dan kota supaya BPOM punya akses,” ujarnya, Jumat (29/7). Perluasan akses terse- but, lanjutnya, meliputi pengambilan sampel de- ngan menelusuri asal distributor suatu pro- duk dan pengujian di la- boratorium. Ketika dite- mukan sediaan farmasi dari jalur tidak resmi akan dilakukan penyegelan dan diserahkan kepada kepolisian untuk diproses secara hukum. Adapun tiga peraturan tersebut di antaranya Permenkes No 30/2014 tentang Standar Pelayan- an Kefarmasian di Pus- kesmas, Permenkes No 35/2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, dan Permenkes No. 58/2014 tentang Standar Pelayanan Kefar- masian di Rumah Sakit. “Selama ini kalau kami sampling yang kami te- mukan asli semua karena cuma sampling jalur resmi. Tapi kalau dari awal bisa di screening dari jalur tidak resmi, 99% akan ketemu produk palsu,” pungkasnya. Namun, mekanisme re- komendasi kepada pem- beri izin masih sama, artinya BPOM hanya mampu meberikan reko- mendasi bagi Dinas Kese- hatan untuk melakukan penindakan ketika dite- mukan masalah pada dis- tribusi produk obat pada sarana kesehatan. “Selama ini kami hanya sampai memberi rekomendasi, masalah di- tindak lanjuti atau tidak kami tidak punya kuasa karena ini era desen- tralisasi. Tapi setelah ke- jadian ini saya kira [Dinas Kesehatan] bakal takut kalau tidak menindak,” ujarnya. (Nindya Aldila) ATURAN DISTRIBUSI OBAT Revisi Permenkes Keluar Agustus DAMPAK LA NINA Produksi Garam Diprediksi Jatuh hingga 60%

Upload: dinhhanh

Post on 08-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

9I N D U S T R ISabtu, 30 Juli 2016

JAKARTA — Produksi garam nasional diperkirakan jatuh hingga 60% ke posisi 1,2 juta ton akibat La Nina yang diramal berlangsung hingga September.

Ketua Himpunan Masyarakat Petani Garam (HMPG) Muhammad Hasan mengatakan petambak garam akan mulai tanam setelah musim kemarau basah berakhir. Akibatnya, musim tanam garam mundur dan berlangsung lebih singkat.

"Bisa jadi hanya tiga bulan kemarau berlangsung, September-November. Maka, proyeksi kami produksi tahun ini akan turun 60%," katanya, Jumat (29/7).

Dalam kondisi normal, musim tanam berlangsung Juli-November. Tahun lalu, produksi nasional 3 juta ton, terdiri atas garam rakyat 2,7 juta ton dan garam PT Garam (Persero) 300.000 ton.

Di sisi lain, HMPG meminta agar

ano mali cuaca tak serta-merta men-ja di alasan pemerintah meng impor garam tanpa perhitungan matang. Pe -merintah bulan lalu menetapkan kuota impor garam tahun ini 270.000 ton yang akan direalisasikan Juli-Agus-tus sekalipun stok garam nasional me nurut HMPG saat ini 400.000 ton, men cakup 250.000 ton garam rakyat dan 150.000 ton milik PT Garam.

"Stok ini cukup untuk memenuhi ke butuhan 3-5 bulan," tutur Hasan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Per dagangan No. 125/M-DAG/PER/12/2015 yang berlaku mulai Juni — mundur dari semula 1 April ka rena desakan petani untuk merevisi Per mendag — importir garam in dus-tri tidak perlu mengantongi re ko men-dasi KKP.

TIDAK WAJIBBahkan, importir ti dak wa jib me -

nye rap panen dari pe tambak garam

dalam beleid ber laku mu lai Juni itu. Hasan meminta Mendag segera

me revisi beleid dan memasukkan ke -tentuan kewajiban penyerapan garam rak yat dan rekomendasi Menteri Ke -laut an dan Perikanan.

Menurutnya, dimasukkannya ke -ten tuan itu dalam tata niaga garam akan menjamin kelangsungan usaha pe tambak garam sesuai amanat UU No. 7/2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pem bu -

di daya Ikan, dan Petambak Garam. Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP

Brahmantya Satyamurti mengatakan Menteri Susi Pudjiastuti tengah me -nyu sun peraturan impor garam yang akan mewajibkan importir garam konsumsi dan garam industri untuk menyerap garam rakyat dalam kuota tertentu.

“Sekarang permennya lagi dalam pro ses drafting," tutur Brahmantya (Bisnis, 14/7). (Sri Mas Sari)

JAKARTA — Peme rin tah bakal menge lu ar kan revisi tiga Per aturan Menteri Ke -se hat an terkait standar pe layanan kefarmasian di fasilitas kesehatan pa da Agustus. Revisi ter se but bakal memberi BPOM ke leluasaan untuk meng-awasi peredaran obat khu -sus nya jalur tidak res mi.

Direktur Pengawasan Dis tribusi Produk Tera pe-tik dan PKRT Badan Peng-awas Obat dan Makanan (BPOM) mengatakan re visi beleid akan sege-ra ditanda tangani Men -teri Kesehatan. Da lam revisinya, BPOM di tar -getkan mampu meng-awasi distribusi sediaan far masi dari jalur resmi dan tidak.

“Sekarang tanggung jawab pengawasan dan pem binaan dilakukan Menteri Kesehatan, BPOM, Dinas Kesehatan pro vinsi, dan Dinas Ke -se hatan kabupaten dan kota supaya BPOM punya akses,” ujarnya, J umat (29/7).

Perluasan akses ter se-but, lanjutnya, meliputi peng ambilan sampel de -ngan menelusuri asal distributor suatu pro-duk dan pengujian di la -boratorium. Ketika di te-mu kan sediaan farmasi dari jalur tidak resmi akan di lakukan penyegelan dan diserahkan kepada

ke polisian untuk diproses se cara hukum.

Adapun tiga peraturan ter sebut di antaranya Per menkes No 30/2014 ten tang Standar Pela yan-an Kefarmasian di Pus -kes mas, Permenkes No 35/2014 tentang Standar Pe layanan Kefarmasian di Apotek, dan Permenkes No. 58/2014 tentang Stan dar Pelayanan Kefar-ma sian di Rumah Sakit.

“Selama ini kalau ka mi sampling yang ka mi te -mu kan asli se mua karena cuma sam pling jalur resmi. Tapi ka lau dari awal bisa di screening dari jalur tidak resmi, 99% akan ke temu produk palsu,” pung kasnya.

Namun, mekanisme re -komendasi kepada pem-beri izin masih sama, artinya BPOM hanya mam pu meberikan re ko -men dasi bagi Dinas Ke se -hatan untuk melakukan penindakan ketika di te-mu kan masalah pada dis -tri busi produk obat pada sa rana kesehatan.

“Selama ini kami ha nya sampai memberi re ko mendasi, masalah di -tindak lanjuti atau tidak kami tidak punya kuasa karena ini era de sen-tralisasi. Tapi setelah ke -ja dian ini saya kira [Dinas Ke sehatan] bakal takut kalau tidak menindak,” ujar nya. (Nindya Aldila)

ATURAN DISTRIBUSI OBAT

Revisi Permenkes Keluar Agustus

DAMPAK LA NINA

Produksi Garam Diprediksi Jatuh hingga 60%