dampak konversi hutan

7
Dampak Konversi Hutan Hutan yang dicadangkan untuk penggunaan lain, dapat dikonversi untuk pengelolaan non-kehutanan seperti perkebunan, pertanian dan pertambangan. Kerusakan hutan di Indonesia di sebabkan oleh : Pertumbuhan penduduk dan penyebarannya yang tidak merata Konversi hutan untuk perkembangan, perkebunan, pertanian dan pertambangan Pengabaian dan ketidaktahuan mengenai kepemilikan lahan secara tradisional Peranan adat dalam memanfaatkan sumber daya alam Program transmigrasi nasional Pencemaran industry pertanian pada hutan lahan basah Degradasi hutan bakau yang disebabkan oleh konversi menjadi tambak Pemungutan spesies hutan secara berlebihan Hutan konversi dibagi menjadi tiga golongan, yaitu : 1. Hutan suaka alam 2. Hutan pelestarian alam 3. Hutan produksi Dampak dari konversi hutan : Mengakibatkan menurunnya daya kemampuan hutan untuk menjalankan fungsi ekologisnya sehingga dapat menimbulkan dampak pada lingkungan yang serius seperti

Upload: syaifulanwar14027

Post on 06-Aug-2015

86 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dampak konversi hutan

Dampak Konversi HutanHutan yang dicadangkan untuk penggunaan lain, dapat dikonversi untuk

pengelolaan non-kehutanan seperti perkebunan, pertanian dan pertambangan.Kerusakan hutan di Indonesia di sebabkan oleh :

Pertumbuhan penduduk dan penyebarannya yang tidak merata Konversi hutan untuk perkembangan, perkebunan, pertanian dan

pertambangan Pengabaian dan ketidaktahuan mengenai kepemilikan lahan secara

tradisional Peranan adat dalam memanfaatkan sumber daya alam Program transmigrasi nasional Pencemaran industry pertanian pada hutan lahan basah Degradasi hutan bakau yang disebabkan oleh konversi menjadi tambak Pemungutan spesies hutan secara berlebihan

Hutan konversi dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :1. Hutan suaka alam2. Hutan pelestarian alam3. Hutan produksi

Dampak dari konversi hutan :Mengakibatkan menurunnya daya kemampuan hutan untuk menjalankan fungsi ekologisnya sehingga dapat menimbulkan dampak pada lingkungan yang serius seperti perubahan iklim, berkurangnya keanekaragaman hayati, ketersediaan sumberdaya air dan erosi tanah.

Page 2: Dampak konversi hutan

Hutan suaka alamHutan suaka alam adalah hutan atau kawasan hutan yang dikelola untuk

melindungi kekayaan keanekaragaman hayati atau keindahan alam di dalamnya. Istilah lainnya adalah hutan konservasi atau kawasan konservasi.Yang Termasuk ke dalam katagori hutan suaka alam adalah :

- kawasan suaka alam seperti halnya cagar alam dan suaka margasatwa

Cagar alam adalah suatu kawasan suaka alam karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami. Contoh kawasan yang dijadikan cagar alam di Indonesia adalah Pananjung Pangandaran di Jawa Barat dan Nusa Kambangan di Jawa Barat.

Suaka Margasatwa adalah Hutan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman dan atau keunikan jenis satwa yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap habitatnya. Hutan lindung juga dapat di kategorikan sebagai kawasan suaka alam.

Tempat-tempat cagar alam dan suaka margasatwa di Indonesia sebagai tempat penangkaran hewan dan tumbuhan langka yang dilindungi pemerintah :

Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu yang terdapat di Kabupaten Bengkalis dan Siak, Riau, bakal menjadi tempat penangkaran labi-labi lokal (Amyda cartilaginea).

Cagar alam pulau bawean sebagai tempat pelestarian rusa bawean salah satu jenis rusa yang hanya ada dipulau tersebut dan dikategorikan langka oleh pemerintah.

Cagar Alam Pananjung Memiliki berbagai flora dan fauna langka seperti Bunga Raflesia Padma, Banteng, Rusa dan berbagai jenis Kera.

Suaka margasatwa taman safari yang ada di Bogor memiliki banyak sekali hewan-hewan yang hamper punah.

Suaka margasatwa ragunan yang ada di Jakarta

Page 3: Dampak konversi hutan

Hutan pelestarian alam

hutan pelestarian alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

Kawasan Pelestarian Alam, terdiri dari :1. Kawasan Taman Nasional;2. Kawasan Taman Hutan Raya;3. Kawasan Taman Wisata Alam.

Taman Nasional Kawasan Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai

ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk keperluan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi.Suatu kawasan ditunjuk sebagai Kawasan Taman Nasional, apabila telah memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. memiliki sumber daya alam hayati dan ekosistem yang khas dan unik yang masih utuh dan alami serta gejala alam yang unik;

2. memiliki satu atau beberapa ekosistem yang masih utuh;3. mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelangsungan proses ekologis

secara alami; dan4. merupakan wilayah yang dapat dibagi ke dalam zona inti, zona

pemanfaatan, zona rimba, dan/atau zona lainnya sesuai dengan keperluan. (Pasal 8 PP No. 28 Th. 2011)

Page 4: Dampak konversi hutan

Taman Hutan Raya (Tahura)Kawasan Taman Hutan Raya (tahura) adalah kawasan pelestarian alam

untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau bukan alami, jenis asli dan atau bukan jenis asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata, dan rekreasi.Suatu kawasan ditetapkan sebagai Kawasan Taman Hutan Raya, apabila telah memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. memiliki keindahan alam dan/atau gejala alam;2. mempunyai luas wilayah yang memungkinkan untuk pengembangan koleksi

tumbuhan dan/atau satwa;3. merupakan wilayah dengan ciri khas baik asli maupun buatan, pada wilayah

yang ekosistemnya masih utuh ataupun wilayah yang ekosistemnya sudah berubah.

Kawasan Taman Wisata Alam adalah kawasan pelestarian alam dengan tujuan utama untuk dimanfaatkan bagi kepentingan pariwisata dan rekreasi alam.Suatu kawasan ditetapkan sebagai Kawasan Taman Wisata Alam, apabila telah memenuhi kriteria sebagai berikut

1. mempunyai daya tarik alam berupa tumbuhan, satwa atau bentang alam, gejala alam serta formasi geologi yang unik

2. mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelestarian potensi dan daya tarik alam untuk dimanfaatkan bagi pariwisata dan rekreasi alam; dan

3. kondisi lingkungan di sekitarnya mendukung upaya pengembangan pariwisata alam.

Page 5: Dampak konversi hutan

Hutan produksi

Pengertian dan Definisi dari Hutan Produksi adalah areal hutan yang dipertahankan sebagai kawasan hutan dan berfungsi untuk menghasilkan hasil hutan bagi kepentingna konsumsi masyarakat, industry dan eksport. Hutan ini biasanya terletak di dalam batas-batas suatu HPH ( Hak Pengusahaan Hutan ) dan memiliki izin HPH kemudian dikelola untuk menghasilkan kayu, rotan dan hasil hutan lainnya. Dengan pengelolaan yang baik, tingkat penebangan diimbangi dengan penanaman dan pertumbuhan ulang sehingga hutan terus menghasilkan sema jenis hasil hutan secara lestari. Secara praktis, hutan-hutan di kawasan HPH sering di gunakan secara berlebihan dan kadang ditebang habis.

Hutan produksi dapat dibagi menjadi Hutan Produksi tetap (HP), Hutan Produksi Terbatas (HPT) dan Hutan Produksi yang dapat dikonversi (HPK).

Hutan Produksi Tetap (HP) merupakan hutan yang dapat dieksploitasi dengan perlakuan cara tebang pilih maupun dengan cara tebang habis.

Hutan Produksi Terbatas (HPT) merupakan hutan yang hanya dapat dieksploitasi dengan cara tebang pilih. Hutan produksi terbatas merupakan hutan yang dialokasikan untuk produksi kayu dengan intensitas rendah. Hutan produksi terbatas ini umumnya berada di wilayah pegunungan di mana lereng-lereng yang curam mempersulit kegiatan pembalakan.

Hutan Produksi yang Dapat Dikonversi (HPK)

a. Kawasan hutan dengan factor kelas lereng jenis, tanah dan intensitas hujan setelah masing-masing dikalikan dengan angka penimbangan mempunyai nilai 124 atau kurang di luar hutan suaka alam dan hutan pelestarian alam.

b. Kawasan hutan yang secara ruang dicadangkan untuk digunakan bagi pengembangan transmigrasi, permukimam, pertanian dan perkebunan.