dampak konvergensi ifrs terhadap penyajian laoran keuangan di indonesia

18
DAMPAK KONVERGENSI IFRS TERHADAP PENYAJIAN LAORAN KEUANGAN DI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuanagan, kinerja serta perubahan posisi suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi, sedangkan tujuan yang bersifat umum dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi keuangan tentang entitas pelaporan yang bermanfaat bagi investor, calon investor, pemberi pinjaman, dan kreditor lainnya. Di indonesia dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangannya harus mengikuti standar yang telah ditetapkan. Prinsip atau standar akuntansi yang secara umum dipakai di indonesia adalah Pernyataan Standar Akuntansi keuangan (PSAK). PSAK disusun dan dikeluarkan oleh ikatan akuntansi indonesia (IAI). IAI adalah organisasi profesi akunan yang ada di indonesia. Dari revisi tahun 1994 IAI telah memutuskan untuk melakukan harmonisasi standar PSAK dengan International Financial Reporting standard (IFRS). Harmonisasi yang telah dilakukan kemudian dirubah menjadi adopsi dan terakhir adopsi tersebut ditunjukan dalam bentuk konvergensi terhadap international financial reporting standard (IFRS).Program konvergensi ini dilakukan oleh IAI dengan

Upload: dharma-bracha-brocho

Post on 12-Aug-2015

1.010 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

akuntansi internasional

TRANSCRIPT

Page 1: Dampak Konvergensi Ifrs Terhadap Penyajian Laoran Keuangan Di Indonesia

DAMPAK KONVERGENSI IFRS TERHADAP PENYAJIAN LAORAN KEUANGAN DI

INDONESIA

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi

keuanagan, kinerja serta perubahan posisi suatu perusahaan yang bermanfaat bagi

sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi, sedangkan tujuan

yang bersifat umum dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi keuangan

tentang entitas pelaporan yang bermanfaat bagi investor, calon investor, pemberi

pinjaman, dan kreditor lainnya.

Di indonesia dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangannya harus mengikuti

standar yang telah ditetapkan. Prinsip atau standar akuntansi yang secara umum dipakai

di indonesia adalah Pernyataan Standar Akuntansi keuangan (PSAK). PSAK disusun dan

dikeluarkan oleh ikatan akuntansi indonesia (IAI). IAI adalah organisasi profesi akunan

yang ada di indonesia.

Dari revisi tahun 1994 IAI telah memutuskan untuk melakukan harmonisasi standar

PSAK dengan International Financial Reporting standard (IFRS). Harmonisasi yang

telah dilakukan kemudian dirubah menjadi adopsi dan terakhir adopsi tersebut ditunjukan

dalam bentuk konvergensi terhadap international financial reporting standard

(IFRS).Program konvergensi ini dilakukan oleh IAI dengan melakukan adopsi penuh

terhadap IFRS dan IAS. Indonesia merupakan negara yang masih dalam tahap transisi

pada peraturan IFRS. Program konvergensi PSAK ke IFRS telah dicanangkan IAI pada

Desember 2007. Konvergensi IFRS di Indonesia dilakukan secara bertahap dan

ditargetkan akan selesai pada tahun 2012 (BAPEPAM–LK, 2010). Pemerintah Indonesia

sangat mendukung program konvergensi PSAK ke IFRS. Hal ini sejalan dengan

kesepakatan antara negara-negara yang tergabung dalam G20 yang salah satunya adalah

untuk menciptakan satu set standar akuntansi yang berkualitas yang berlaku secara

internasional. IFRS merupakan jawaban atas kebutuhan standar yang dapat dibandingkan

dengan negara lain, SAK Indonesia merupakan SAK lokal yang sulit untuk dibandingkan

dengan SAK negara lain.

Page 2: Dampak Konvergensi Ifrs Terhadap Penyajian Laoran Keuangan Di Indonesia

International accounting standard atau yang lebih dikenal sebagai international financial

reporting standards (IFRS), merupakan standar pelaporan akuntansi yang memberikan

penekanan pada penilaian profesional dengan disclosures yang jelas dan transparan

mengenai substansi ekonomis transaksi, penjelasan sehingga mencapai kesimpulan

tertentu. Standar ini muncul akibat dari tuntutan globalisasi yang mengharuskan para

pelaku bisnis disuatu negara ikut serta dalam bisnis lintas negara. Untuk itu diperlukan

suatu standar internasional yang berlaku sama disemua negara termasuk juga

perusahaan-perusahaan dinegara indonesia yang ingin mengembangakan bisnisnya

menuju dunia internasional wajib menggunakan standar yang berbasis internasional

dengan tujuan untuk mempermudah proses rekonsiliasi bisinis. Perbedaan utama standar

internasional ini dengan standar yang berlaku di indonesia terletak pada penerapan

revaluation model, yaitu kemungkinan penilaian aktiva menggunakan nilai wajar,

sehingga laporan keuangan disajikan dengan basis true and fair.inilah yang menyebabkan

terjadinya perbedaan dalam menyajikan laporan keuangan antara standar PSAK dengan

IFRS. Oleh karena perusahaan-perusahaan yang cakupan bisnisnya sudah menuju dunia

internasional (go public) wajib mengunakan standar internasional, peusahaan-perusahaan

tersebut haruslah menerapkan IFRS menjadi standar yang digunakan jika bisnisnya ingin

diterima oleh dunia internasional, termasuk juga dalam menyusun dan menyajikan

laporan keuanganya haruslah sesuai dengan IFRS namun untuk merubah sitem yang

telah digunakan sejak lama (PSAK) kedalam bentuk standar yang baru (IFRS) tidaklah

mudah perubahan ini akan berdampak secara keseluruhan terhadap kegiatan perusahaan

termasuk juga jumlah laba yang dihasilkan menurut catatan pada laporan keuangan

setelah menggunakan standar IFRS. Berdasarkan latar belakang terdebut, penulis ingin

mengetahui dampak dari konvergensi IFRS terhadap penyajian laporan keuangan.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas penulis dapat merumuskan

masalah yang akan akan dibahas yaitu “apakah ada dampak dari konvergensi IFRS

terhadap penyajian laporan keuangan di Indonesia”

Page 3: Dampak Konvergensi Ifrs Terhadap Penyajian Laoran Keuangan Di Indonesia

C. TUJUAN DAN MANFAAT

Sesuai dengan perumusan masalah yang ada maka peper ini memiliki tujuan secara

umum untuk memberikan dan penjelasan mengenai dampak-dampak konvergensi IFRS

terhadap penyajian laporan keuangan di indonesia. Peper ini diharapkan dapat

memberikan manfaat bagi semua pihak antara lain:

1. Dapat memberikan kontribusi terhadap ilmu akuntansi, terutama bagaimana dan

dampak yang di berikan oleh konvergensi IFRS terhadap pelaporan keuangan di

indonesia.

2. Sebagai gambaran bagi pengguna laporan keuangan mengenai dampak konvergensi

IFRS.

Page 4: Dampak Konvergensi Ifrs Terhadap Penyajian Laoran Keuangan Di Indonesia

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. IFRS (International Financial Reporting Standard)

IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International

Accounting Standar Board (IASB). Standar Akuntansi Internasional disusun oleh

empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB),

Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan

Federasi Akuntansi Internasional (IFAC). International Accounting Standar Board

(IASB) yang dahulu bernama International Accounting Standar Committee (IASC),

merupakan lembaga independen untuk menyusun standar akuntansi. Organisasi ini

memiliki tujuan mengembangkan dan mendorong penggunaan standar akuntansi

global yang berkualitas tinggi, dapat dipahami dan dapat diperbandingkan (Choi et al.,

1999). Natawidyana (2008) menyatakan bahwa sebagian besar standar yang menjadi

bagian dari IFRS sebelumnya merupakan International Accounting Standars (IAS).

IAS diterbitkan antara tahun 1973 sampai dengan 2001 oleh IASC. Pada bulan April

2001, IASB mengadopsi seluruh IAS dan melanjutkan pengembangan standar yang

dilakukan. International Financial Reporting Standars mencakup:

International Financial Reporting Standars (IFRS) – standar yang diterbitkan

setelah tahun 2001

International Accounting Standars (IAS) – standar yang diterbitkan sebelum

tahun 2001

Interpretations yang diterbitkan oleh International Financial Reporting

Interpretations Committee (IFRIC) – setelah tahun 2001

Interpretations yang diterbitkan oleh Standing Interpretations Committee

(SIC) – sebelum tahun 2001

International Financial Reporting Standards (IFRS), merupakan standar tunggal

pelaporan akuntansi yang memberikan penekanan pada penilaian (revaluation)

profesional dengan disclosures yang jelas dan transparan mengenai substansi ekonomis

transaksi, penjelasan hingga mencapai kesimpulan tertentu. Standar ini muncul akibat

tuntutan globalisasi yang mengharuskan para pelaku bisnis di suatu negara ikut serta

Page 5: Dampak Konvergensi Ifrs Terhadap Penyajian Laoran Keuangan Di Indonesia

dalam bisnis lintas negara. Untuk itu diperlukan suatu standar internasional yang

berlaku sama di semua negara untuk memudahkan proses rekonsiliasi bisnis. Perbedaan

utama standar internasional ini dengan standar yang berlaku di Indonesia terletak pada

penerapan revaluation model, yaitu kemungkinkan penilaian aktiva menggunakan nilai

wajar, sehingga laporan keuangan disajikan dengan basis ‘true and fair„ (IFRS

framework paragraph 46). Mengadopsi IFRS berarti menggunakan bahasa pelaporan

keuangan global, yang akan membuat perusahaan bisa dimengerti oleh pasar dunia

(global market)

2.   Konvergensi IFRS di Indonesia

Perkembangan standar akuntansi di indonesia

1. Tahun 1973 – 1984 Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) membentuk komite untuk

menetapkan standar-standar akuntansi yang kemudian dikenal dengan prinsip-

prinsip akuntansi indonesia (PAI).

2. Tahun 1984 -1994 komite PAI melakukan revisi mendasar PAI 1973 dan kemudian

menerbitkan prinsip akuntansi indonesia PAI 1994. Menjelang akih tahun 1994

komite standar akuntansi memulai seuatu revisi besar atas prinsip-prinsip akuntansi

indonesia dengan mengumumkan pernyataan-pernyataan standar akuntansi

tambahan dan menerbitkan interpretasi atas standar tersebut. Revisi ini

menghasilkan35 pernyataan standar akuntansi keuangan yang sebagian besar afalah

hasil harmonisasi dengan IAS yang dikeluarkan oleh IASB.

3. Tahun 1994 -2004 perubahan patokan standar keuangan dari US GAAP ke

IFRS.hal ini telah menjadi kebijakan komite standar akuntansi keuangan untuk

menggunakan internatioanal accounting standard (IFRS) sebagai dasar membangun

standar keuangan idonesia. Pada tahun 1995. IAI melakukan revisi besar untuk

menerapkan standar-standar akuntansi baru. IAS mendominasi isi dari standar ini

selain US GAAP dan dibuat sendiri.

4. Tahun 2006 -2008 dilakukan konvergensi IFRS tahap 1. Sejak tahun 1995 sampai

dengan tahun 2010, standar akuntansi keuangan (SAK) terus direvisisecara

berkesinambungan, proses revisi ini dilakukan sebanyak enam kali, yakni 1 oktober

1995, 1 juni 1999, 1 april 2002, 1 oktober 2004, 1 juni 2006, 1 september 2007, dan

1 juli 2009. Sampai dengan 2008 jumlaH IFRS yang di adopsi baru 10 standar.

5. Dua puluh sembilan akuntansi keuangan (SAK) masuk dalam program konvergensi

telah dicanangkan IAI pada tahun 2012 adalah merevisi PSAK agar secara material

sesuai dengan IFRS versi 1 januari 2009 yang berlaku efektif tahun 2011/2012.

Page 6: Dampak Konvergensi Ifrs Terhadap Penyajian Laoran Keuangan Di Indonesia

Program konvergensi yang dilakukan pada tahun 2009 adalah sebanyak 12 standar

meliputi :

a. IFRS 2 Share-based payment

b. IAS 21 The effects of changes in foreign exchange rates

c. IAS 27 Consolidated and separate financial statements

d. IFRS 5 Non-current assets held for sale and discontinued operations

e. IAS 28 Investments in associates

f. IFRS 7 Financial instruments: disclosures

g. IFRS 8 Operating segment

h. IAS 31 Interests in joint ventures

i. IAS 1 Presentation of financial

j. IAS 36 Impairment of assets

k. IAS 37 Provisions, contingent liabilities and contingent asset

l. IAS 8 Accounting policies, changes in accounting estimates and errors

Program konvergensi DSAK selama tahun 2010 adalah sebanyak 17 Standar

sebagai berikut:

a. IAS 7 Cash flow statements

b. IAS 41 Agriculture

c. IAS 20 Accounting for government grants and disclosure of government

assistance

d. IAS 29 Financial reporting in hyperinflationary economies

e. IAS 24 Related party disclosures

f. IAS 38 Intangible Asset

g. IFRS 3 Business Combination

h. IFRS 4 Insurance Contract

i. IAS 33 Earnings per share

j. IAS 19 Employee Benefits

k. IAS 34 Interim financial reporting

l. IAS 10 Events after the Reporting Period

m. IAS 11 Construction Contracts

n. IAS 18 Revenue

o. IAS 12 Income Taxes

Page 7: Dampak Konvergensi Ifrs Terhadap Penyajian Laoran Keuangan Di Indonesia

p. IFRS 6 Exploration for and Evaluation of Mineral Resources

q. IAS 26 Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plan.

3. LAPORAN KEUANGAN

Mneurut PSAK nomor 1 (revisi 2009, laporan keuangan aalah suatu pengujian

terstrktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas, tujuan laporan

keuangan adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja

keuangan , dan arus kas entitas bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna

laporan dalam pembuatan keputusan investasi. Laporan keuangan juga menunjukan

hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang

dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan

keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi:

a. Asset

b. Laibilitas

c. Ekuitas

d. Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian

Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan

keuangan , membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas asa depan dan

khususnya dalam halwaktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas. Laporan

keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut:

a. Laporan posisi keuangan pada akhir periode

b. Laporan laba rugi komprehensif selama periode

c. Laporan perubahan ekuitas selama periode

d. Laporan arus kas selama periode

e. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan

f. Kebijakan akuntansi penting dam penjelasan lainnya

   Karakteristik kualitatif laporan keuangan

• Understandability

• Keandalan

• komparatif

• Relevansi

• Benar dan Adil Lihat / Presentasi Fair

Page 8: Dampak Konvergensi Ifrs Terhadap Penyajian Laoran Keuangan Di Indonesia

BAB III

PEMBAHASAN

Konvergensi IFRS di indonesia akan berdampak terhadap berbagai hal salah satunya adalah

berdampak pada sistem akuntansi dan pelaporan.

pengukuran.

Dampak IFRS terhadap siste akuntansi dan pelaporan adalah

1. Peningkatan penggunaan nilai wajar (fair falue)

Tandar IFRS banyak menggunakan nilai wajar, terutama untuk properti investasi,

beberapa aset tak berujud, aset keuangan dan aset biologis. Diperlukan sumber daya

yang kompeten untuk menentukan nilai wajar atau bahkan perlu menyewa jasa

konsultan penilai terutama untuk aset-aset yang tidak memiliki nilai pasar aktif.

2. Penggunaan estimasi dan “judgement”

Akibat karakteristik IFRS yang lebih berbasis prinsip akan banyak dibutuhkan

“judfement” untuk menentukan bagaimana suatu transaksi keuangan dicatat.

Pengungkapan

Persyaratan pengungkapan lebih banyak dan lebih rinci

IFRS mensyaratkan pengungkapan berbagai informasi tentang resiko baik kualitatif

maupun kuantitatif. Pengungkapan dalam laporan keuangan harus sejalan dengan

data/informasi yang dipakai untuk pengambilan keputusan yang digunakan oleh

manajemen.

laporan keuangan menurut IFRS terdiri dari (IAS1.8)

1.      Pernyataan Posisi Keuangan

2.      Pernyataan Pendapatan Komprehensif atau dua laporan terpisah yang terdiri dari

suatu Laporan Laba Rugi dan terpisah Pernyataan Pendapatan Komprehensif, yang

menyatukan Laba atau Rugi pada laporan laba rugi terhadap total pendapatan

komprehensif

3.      Pernyataan Perubahan Ekuitas (SOCE)

4.      Pernyataan atau Arus Kas Laporan Arus Kas

5.      catatan, termasuk ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan

Informasi komparatif diperlukan untuk periode pelaporan sebelumnya (IAS 1,36).

Sebuah entitas mempersiapkan rekening IFRS untuk pertama kalinya harus menerapkan IFRS

secara penuh untuk periode berjalan dan komparatif walaupun ada pengecualian transisi

(IFRS1.7).

Page 9: Dampak Konvergensi Ifrs Terhadap Penyajian Laoran Keuangan Di Indonesia

Pada tanggal 6 September 2007, IASB menerbitkan revisi IAS 1 Penyajian Laporan

Keuangan. Perubahan utama dari versi sebelumnya adalah untuk mensyaratkan bahwa suatu

entitas harus:

a. Hadir semua perubahan non-pemilik dalam ekuitas (yaitu, 'pendapatan komprehensif')

baik dalam satu Laporan pendapatan komprehensif atau dalam dua pernyataan

(pernyataan pendapatan yang terpisah dan laporan pendapatan komprehensif).

Komponen dari pendapatan komprehensif tidak dapat disajikan dalam Laporan

perubahan ekuitas.

b. Menyajikan laporan posisi keuangan (neraca) pada awal periode komparatif paling

awal dalam satu set lengkap laporan keuangan ketika entitas menerapkan standatd

baru.

c. Menyajikan laporan arus kas.

d. Melakukan pengungkapan yang diperlukan dengan cara catatan.

Revisi IAS 1 yang efektif untuk periode tahunan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1

Januari 2009. Awal adopsi diperbolehkan.

Dalam penyusunan dan penyajian atas laporan keuangan, terdapat suatu konsep atau

pedoman yang mendasari hal tersebut sehingga laporan keuangan yang dihasilkan dapat

memenuhi ekspektasi kebutuhan penggunanya. Konsep ini disebut sebagai Kerangka

Konseptual. Kerangka kerja konseptual berfungsi sebagai acuan bagi komite penyusun

standar, penyusun laporan keuangan, auditor, serta pemakai laporan keuangan. Kerangka

kerja konseptual penting untuk meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai laporan

keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas antar laporan

keuangan. Selain itu, masalah-masalah praktis yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat

jika mengacu pada kerangka konseptual yang ada.Kerangka kerja konseptual untuk pelaporan

keuangan terdiri dari tiga tingkatan. Tingkat pertama adalah tujuan (objectives) yang

mengidentifikasi tujuan dan sasaran akuntansi serta merupakan bangunan inti dari kerangka

kerja konseptual. Pada tingkat kedua terdapat karakteristik kualitatif (qualitative

characteristic) yang membuat informasi akuntansi berguna, dan unsur-unsur

(elements)laporan keuangan (aset, liabiltas,ekuitas,pendapatan dan beban). Sedangkan pada

tingkat ketiga terdapat konsep-konsep pengukuran dan pengakuan (measurement and

recognition) yang akan digunakan dalam menetapkan dan mengaplikasikan standar-standar

Page 10: Dampak Konvergensi Ifrs Terhadap Penyajian Laoran Keuangan Di Indonesia

akuntansi. Konsep-konsep ini meliputi asumsi, prinsip, dan kendala yang menjelaskan

lingkungan pelaporan berjalan.

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,

kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah

besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi, sedangkantujuan pelaporan

keuangan bertujuan umum adalah menyediakan informasi keuangan tentang entitas pelaporan

yang bermanfaat bagi yang telah menjadi maupun yang potensial investor, pemberi pinjaman,

dan kreditor lainnya dalam pembuatan keputusan tentang penyediaan sumber daya

entitas. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini diharapkan dapat memenuhi

kebutuhan bersama sebagian besar pengguna. Suatu laporan keuangan bermanfaat bagi

sejumlah besar pengguna apabila informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut

dapat dipahami, relevan, andal dan dapat diperbandingkan. Namun demikian, perlu disadari

bahwa laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan

pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Dalam rangka penyajian laporan

keuangan Perusahaan, salah satu pihak pengguna laporan yang harus dipertimbangkan adalah

investor.

Laporan Keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Menurut Standar

Akuntansi Keuangan No. 1 ( Revisi2009 ) , Laporan Keuangan Dasar (basic financial

statement) terdiri dari: (1) Laporan Posisi Keuangan; (2) Laporan Laba-Rugi Komprehensif;

(3) Laporan Arus Kas; (4) Laporan Perubahan Ekuitas ; (5) Catatan atas Laporan Keuangan.

Pelaporan Keuangan (financial reporting) merupakan “financial statement plus”, karena

terdiri dari: (1) Laporan Keuangan Dasar (basic financial statement) ; (2) Informasi

Pelengkap, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan

pengaruh perubahan harga (SAK 2009) ; (3) Sarana pelaporan keuangan lainnya, contohnya:

analisis dan diskusi manajemen, surat kepada pemegang saham.

Pedoman penyajian dan pengungkapan laporan keuangan Perusahaan dimaksudkan untuk

memberikan suatu panduan penyajian dan pengungkapan yang terstandarisasi dengan

mendasarkan pada prinsip-prinsip pengungkapan penuh (full disclosure), sehingga dapat

memberikan kualitas penyajian dan pengungkapan yang memadai bagi pengguna informasi

yang disajikan dalam pelaporan keuangan Emiten atau Perusahaan Publik. Laporan keuangan

harus cukup informatif untuk mempengaruhi pertimbangan dan keputusan seorang pemakai

yang berpengetahuan. Prinsip pengungkapan penuh (full disclosure) mengakui bahwa

Page 11: Dampak Konvergensi Ifrs Terhadap Penyajian Laoran Keuangan Di Indonesia

penyajianinformasi dalam laporan keuangan baik jumlah maupun sifat, harus memenuhi

kaidah keseimbangan antara manfaat dan biaya.Jadi, pelaporan keuangan (financial

reporting) lebih luas daripada laporan keuangan (financial statement). Karena, dalam

pelaporan keuangan perusahaan dapat sekaligus melaporkan hal-hal di luar akuntansi.

DAMPAK KONVERGENSI IFRS TERHADAP KUALITAS PELAPORAN

KEUANGAN

Konvergensi IFRS dapat meningkatkan daya informasi dari pelaporan keuangan

perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia. Adopsi standar internasional juga sangat

penting dalam rangka stabilitas perekonomian. Manfaat dari program konvergensi IFRS

diharapkan akan mengurangi hambatan-hambatan investasi, meningkatkan transparansi

perusahaan, mengurangi biaya yang terkait dengan penyusunan laporan keuangan, dan

mengurangi cost of capital. Sementara tujuan akhirnya laporan keuangan yang disusun

berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) hanya akan memerlukan sedikit

rekonsiliasi untuk menghasilkan laporan keuangan berdasarkan IFRS. Banyaknya standar

yang harus dilaksanakan dalam program konvergensi ini menjadi tantangan yang cukup

berat bagi publik untuk sedari dini mengantisipasi implementasi program konvergensi

IFRS.

Beberapa dampak yang terjadi atas konvergensi IFRS terhadap kualitas penyajian Pelaporan

Keuangan, akan dijelaskan lebih rinci dari dalam perspektif kualitatif:

1. Perubahan konsep dari rule based ke principle based

Principle based mengandung makna bahwa standart akuntansi tidak bersifat ketat atau rigid,

melainkan hanya memberikan prinsip-prinsip umum standar akuntansi yang harus diikuti

untuk memastikan pencapaian kualitas informasi tertentu yang relevan, dapat

diperbandingkan dan objektif, sedangkan rule based mengandung makna bahwa untuk

mencapai kualitas informasi tertentu yang relevan, dapat diperbandingkan, dan objektif,

standar akuntansi harus bersifat ketat dan rigid.

2. Peran Profesional Judgement lebih dibutuhkan

Peralihan menuju principle based standar mempunyai arti standar akuntansi

yang akan kita gunakan menjadi lebih bersifat fleksibel karena aturan-aturan yang

detail sudah disederhanakan kedalam beberapa prinsip-prinsip dasar saja. Fleksibilitas

dari IFRS inilah yang menjadikan peran professional judgement lebih dibutuhkan

Page 12: Dampak Konvergensi Ifrs Terhadap Penyajian Laoran Keuangan Di Indonesia

baik dalam hal mempersiapkan laporan keuangan maupun dalam hal

pengauditan. Dan hal terpenting yang harus kita lakukan adalah bahwa semua

dokumen serta proses Profesional Judgement itu harus didokumentasikan.

3. Penggunaan Fair Value Accounting

Fair value bukanlah nilai yang akan diterima atau dibayarkan entitas dalam suatu transaksi

yang dipaksakan, likuidasi yang dipaksakan, atau penjualan akibat kesulitan keuangan. Nilai

adalah nilai yang wajar mencerminkan kualitas kredit suatu instrumen.Sehingga dengan

adanya fair value accounting maka penyajian atas pelaporan keuangan untuk nilai aset dan

instrumen keuangan tercatat pada nilai sebenarnya atau wajar sesuai dengan kondisi

pasar. Sehingga kualitas yang dihasilkan atas laporan keuangan menjadi dapat diandalkan.

4. Keterlibatan pihak ketiga dalam penyusunan laporan keuangan

Dengan adanya konvergensi IFRS, menyebabkan segala sesuatu yang berkaitan dengan

penilaian dan pengukuran menjadi penting, sehingga kebutuhan atas adanya pihak ketiga

didalam penyusunan laporan keuangan sangat besar. Karena laporan keuangan mewajibkan

untuk diungkapkan secara menyeluruh agar transparansi menjadi suatu hal penting bagi

pengguna laporan keuangan.