dampak kawasan kost mahasiswa terhadap penurunan kualitas lingkungan

18
DAMPAK KAWASAN KOST MAHASISWA TERHADAP PENURUNAN KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP Rizal Anggara Mukti ABSTRAK Kawasan Kost Terusan Ambarawa merupakan kawasan kost yang strategis. Oleh karena itu kawasan ini membentuk pemukiman yang padat. Kepadatan bangunan ini mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan hidup. Penelitian ini dilakukan untuk meneliti dampak yang terjadi karena kost yang padat. Kepadatan ini dapat diatasi dengan penataan kawasan serta peremajaan daya dukung lingkungan layak. Jadi kost yang padat dapat mempengaruhi keadaan sosial masyarakat, namun dapat diminimalisir dengan memperbaikan lingkungan. Kata kunci : dampak bangunan,keadaan sosial, lingkungan layak LATAR BELAKANG Saat ini tingkat pendidikan di Indonesia semakin tinggi, hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya lulusan SMA yang melanjutkan sekolah ke Perguruan Tinggi. Malang yang memiliki julukan Kota Pendidikan hampir setiap tahunnya ada kurang lebih 6000 pendatang baru yang didominasi calon-calon mahasiswa. Salah satu perguruan tinggi yang menjadi tujuan mereka adalah Universitas Negeri Malang.

Upload: rizal-anggara

Post on 26-Oct-2015

483 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Jurnal standarisasi kost mahasiswa menurut aspek kesehatan dan sosial

TRANSCRIPT

Page 1: Dampak Kawasan Kost Mahasiswa Terhadap Penurunan Kualitas Lingkungan

DAMPAK KAWASAN KOST MAHASISWA TERHADAP PENURUNAN

KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP

Rizal Anggara Mukti

ABSTRAK

Kawasan Kost Terusan Ambarawa merupakan kawasan kost yang

strategis. Oleh karena itu kawasan ini membentuk pemukiman yang padat.

Kepadatan bangunan ini mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan hidup.

Penelitian ini dilakukan untuk meneliti dampak yang terjadi karena kost yang

padat. Kepadatan ini dapat diatasi dengan penataan kawasan serta peremajaan

daya dukung lingkungan layak. Jadi kost yang padat dapat mempengaruhi

keadaan sosial masyarakat, namun dapat diminimalisir dengan memperbaikan

lingkungan.

Kata kunci : dampak bangunan,keadaan sosial, lingkungan layak

LATAR BELAKANG

Saat ini tingkat pendidikan di Indonesia semakin tinggi, hal ini dibuktikan

dengan semakin banyaknya lulusan SMA yang melanjutkan sekolah ke Perguruan

Tinggi. Malang yang memiliki julukan Kota Pendidikan hampir setiap tahunnya

ada kurang lebih 6000 pendatang baru yang didominasi calon-calon mahasiswa.

Salah satu perguruan tinggi yang menjadi tujuan mereka adalah Universitas

Negeri Malang.

Besarnya daya tampung universitas menambah jumlah mahasiswa.

Mahasiswa baru di Universitas Negeri Malang ini kebanyakan berasal dari luar

Kota Malang, bahkan ada beberapa mahasiswa yang berasal dari lain provinsi.

Itulah sebabnya mahasiswa yang bersal dari lainkota ini memerlukan penginapan

atau tempat kost yang diperlukan selama jenjang perkuliahan berlangsung.

Tentunya tempat kost yang mahasiswa cari adalah yang memiliki akses terbaik

untuk menuju kampus. Sehingga banyak bermunculan kawasan kost di sekitar

area kampus.

Page 2: Dampak Kawasan Kost Mahasiswa Terhadap Penurunan Kualitas Lingkungan

Jumlah mahasiswa yang besar menjadikan semakin padatnya dan

maraknya kost yang cenderung menggerombol di sekitar universitas. Tanpa

adanya pengontrol dan penataan kawasan kost, maka pertumbuhan ini akan

semakin liar. Ditambah lagi pada umumnya mahasiswa mencari tempat kost

dengan biaya sewa yang murah. Karena kebiasaan itu muncul tempat kost dengan

harga-harga yang miring dengan mengabaikan aspek-aspek lingkungan serta

hunian layak. Kepadatan ini akan menimbulkan masalah-masalah sosial yang

akan semakin besar setiap waktunya. Munculnya kekumuhan ini akan membawa

banyak permasalahan pula, mulai dari kesehatan, persediaan air bersih, polusi

udara, serta banyak masalah lainnya.

“Kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahl;uk hidup,

termasuk didalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi

perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya”.

Lingkungan hidup menurut pendapat G.Melvyn Horve (1980)

Lingkungan hidup yang ada di sekitar kawasan kost juga rusak. Karena

tercemar oleh limbah rumah tangga. Kawasan kost yang sama sekali tak

memperhitungkan tempat serapan air menjadikan penyediaan air tanah berkurang.

Ditambah pula dengan pemakaian air tanah yang berlebih oleh penduduk sekitar.

Pembuatan kakus yang terlalu dekat juga akan mencemari kandungan air tanah.

Dilihat dari jarak rumah yang terlalu dekat. Bahkan saluran pembuangan air yang

terbuka dan menggenang ditambah dengan binatang penyebar akan menyebankan

penyakit seperti demam berdarah, muntaber, diare dan penyakit lainnya.

“Lingkungan yang sehat dan aman yang didukung dengan prasarana, sarana dan

utilitas umum adalah lingkungan hunian dengan batas-batas fisik tertentu baik

merupakan bagian dari kawasan permukiman maupun kawasan dengan fungsi

khusus yang keberadaannya didominasi oleh rumah-rumah dan dilengkapi dengan

PSU untuk menyelenggarakan kegiatan penduduk yang tinggal didalamnya dalam

lingkup terbatas dengan penataan sesuai tata ruang dan menjamin kesehatan serta

keamanan bagi masyarakat”. ( Rakonreg Kementerian Perumahan Rakyat 2013 ).

Dengan demikian telah menunjukkan standar kelayakan lingkungan yang sangat

bertolak belakang dengan keberadaan kawasan kost Ambarawa yang tak sesuai

dengan syarat lingkungan hidup yang ada.

Page 3: Dampak Kawasan Kost Mahasiswa Terhadap Penurunan Kualitas Lingkungan

Rumah layak huni adalah rumah yang memenuhi persyaratan keselamatan

bangunan dan kecukupan minimum luas bangunan serta kesehatan penghuninya. (

Rakonreg Kementerian Perumahan Rakyat 2013 ). Menurut Silas (2008: 369),

rumah disebut layak bila memenuhi aspek sehat, aman, terjamin, dapat dicapai

dan mampu dibayar, termasuk kebutuhan dasar, bebas dikriminasi dan kepastian

kepemilikannya.

Lingkungan sosial merupakan lingkungan yang terdiri dari orang – orang,

baik individual maupun kelompok yang berada di sekitar manusia ( Soerjono

Soekanto, 1982 : 339 ) Masalah generasi muda pada umumnya ditandai oleh dua

ciri yang berlawanan, yakni keinginan untuk melawan dan sikap yang apatis

( Soerjono Soekanto, 1982 : 325 )

Kehidupan yang bebas di kawasan kost akan mengurangi rasa peduli antar

penduduk. Kepedulian sosial akan menurun, karena antar individu tak saling

mengenal. Hal ini menciptakan masyarakat yang apatis serta kehidupan yang

bebas yang dapat melanggar norma – norma kemasyakatan di kawasan tersebut.

Namun hal ini dapat dicegah apabila masyarakat di sekitar dapat bekerja sama

untuk menegakkan peraturan dan norma adat yang ada. Oleh karena itu penelitian

ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan kawasan kost di Ambarawa, dampak

kost terhadap lingkungan hidup di Ambarawa, pengaruh kondisi kost di ambarawa

terhadap mahasiswa di daerah itu. Untuk itu perlunya pengamatan agar tujuan itu

dapat terwujud.

Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi

lapangan. Pengamatan dilakukan dikawasan terusan ambarawa yang berada di tepi

sebelah barat areal kampus Universitas Negeri Malang. Analisis penelitian ini

adalah lingkungan sekitar kampus, berdasarkan acuan itu maka objek penelitian

ini adalah lingkungan hidup di daerah Ambarawa. Selain itu penelitian ini juga

menggunakan sumber informasi lain berupa media cetak, internet serta buku

referensi yang mendukung penelitian ini.

Hasil

Page 4: Dampak Kawasan Kost Mahasiswa Terhadap Penurunan Kualitas Lingkungan

Syarat Rumah Layak

Menurut WHO, rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat

berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta

keadaan sosialnya baik untuk kesehatan keluarga dan individu (Komisi WHO

Mengenai Kesehatan dan Lingkungan, 2001).

Prasarana lingkungan pemukiman adalah kelengkapan dasar fisik

lingkungan yang memungkinkan lingkungan pemukiman dapat berfungsi

sebagaimana mestinya. Prasarana utama meliputi jaringan jalan, jaringan

pembuangan air limbah dan sampah, jaringan pematusan air hujan, jaringan

pengadaan air bersih, jaringan listrik, telepon, gas, dan sebagainya. Jaringan

primer prasarana lingkungan adalah jaringan utama yang menghubungkan a ntara

kawasan pemukiman atau antara kawasan pemukiman dengan kawasan lainnya.

Jaringan sekunder prasarana lingkungan adalah jaringan cabang dari jaringan

primer yang melayani kebutuhan di dal am satu satuan lingkungan pemukiman.

Sarana lingkungan pemukiman adalah fasilitas penunjang yang berfungsi

untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan

budaya. Contoh sarana lingkungan pemukiman adalah fasilitas pusat perbelanjaan,

pelayanan umum, pendidikan dan kesehatan, tempat peribadatan, rekreasi dan ola

hraga, pertamanan, pemakaman.

Selanjutnya istilah utilitas umum mengacu pada sarana penunjang untuk

pelayanan lingkungan pemukiman, meliputi jar ingan air bersih, listrik, telepon,

gas, transportasi, dan pemadam kebakaran. Utilitas umum membutuhkan

pengelolaan profesional dan berkelanjutan oleh suatu badan usaha. ( Keman,

Soedjajadi. 2005. Kesehatan Perumahan dan Kesehatan Lingkungan, 1 (2) : 4 )

Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman menurut

Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No. 829/Menkes/SK/VII/1999

meliputi parameter sebagai be rikut :

1. Lokasi

a. Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai,

aliran lahar, tanah longsor, gelombang tsunami, daerah gempa, dan sebagainya

b. Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah

atau bekas tambang

Page 5: Dampak Kawasan Kost Mahasiswa Terhadap Penurunan Kualitas Lingkungan

c. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran seperti

jalur pendaratan penerbangan.

2. Kualitas udara

Kualitas udara ambien di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan

gas beracun dan memenuhi syarat baku mutu lingkungan sebagai berikut :

a. Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi;

b. Debu dengan diameter kurang dari 10 g maksimum 150 g/m3;

c. Gas SO2 maksimum 0,10 ppm;

d. Debu maksimum 350 mm3/m2 per hari.

3. Kebisingan dan getaran

a. Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A;

b. Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik .

4. Kualitas tanah di daerah perumahan dan pemukiman

a. Kandungan Timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg

b. Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg

c. Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg

d. Kandungan Benzo(a)pyrene maksimum 1 mg/kg

5. Prasarana dan sarana lingkungan

a. Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan

konstruksi yang aman dari kecelakaan

b. Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan vektor

penyakit

c. Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan tidak

mengganggu kesehatan, konstruksi trotoar tidak membahayakan pejalan kaki

dan penyandang cacat, jembatan harus memiliki pagar pengaman, lampu

penerangan jalan tidak menyilaukan mata

d. Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang

memenuhi persyaratan kesehatan

e. Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus memenuhi

persyaratan kesehatan

f. Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi syarat

kesehatan

Page 6: Dampak Kawasan Kost Mahasiswa Terhadap Penurunan Kualitas Lingkungan

g. Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, tempat

kerja, tempat hiburan, tempat pendidikan, kesenian, dan lain sebagainya

h. Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya

i. Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi

kontaminasi makanan yang dapat menimbulkan keracunan.

6. Vektor penyakit

a. Indeks lalat harus memenuhi syarat

b. Indeks jentik nyamuk dibawah 5%.

7. Penghijauan

Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan pelindung

dan juga berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian alam.

Adapun ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal menurut

Kepmenkes No. 829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut :

1. Bahan bangunan

a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang dapat

membahayakan kesehatan, an tara lain : debu total kurang dari 150 g/m2,

asbestos kurang dari 0,5 serat/m 3 per 24 jam, plumbum (Pb) kurang dari 300

mg/kg bahan

b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya

mikroorganisme patogen.

2. Komponen dan penataan ruangan

a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan;

b. Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cuci kedap air

dan mudah dibersihkan;

c. Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan

d. Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir;

e. Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya;

f. Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap.

3. Pencahayaan

Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat

menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan

tidak menyilaukan mata.

Page 7: Dampak Kawasan Kost Mahasiswa Terhadap Penurunan Kualitas Lingkungan

4. Kualitas udara

a. Suhu udara nyaman antara 18 – 30 oC;

b. Kelembaban udara 40 – 70 %;

c. Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24 jam;

d. Pertukaran udara 5 kali3/menit/penghuni;

e. Gas CO kurang dari 100 ppm/8 jam;

f. Gas formaldehid kurang dari 120 mg/m3.

5. Ventilasi

Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas lantai.

6. Vektor penyakit

Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah.

7. Penyediaan air

a. Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60

liter/orang/hari.

b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau air

minum menurut Permenkes 416 tahun 1990 dan Kepmenkes 907 tahun 2002.

8. Sarana penyimpanan makanan

Tersedia sarana penyimpanan makanan yang aman .

9. Pembuangan Limbah

a. Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari sumber air, tidak

menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah;

b. Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau, tidak

mencemari permukaan tanah dan air tanah.

10. Kepadatan hunian

Luas kamar tidur minimal 8 m2 dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2 orang.

Persyaratan tersebut diatas berlaku juga terhadap kondominium, rumah

susun (rusun), rumah toko (ruko), rumah kantor (rukan) pada zona pemukiman.

Pelaksanaan ketentuan mengenai persyaratan kesehatan perumahan dan

lingkungan pemukiman menjadi tanggung jawab pengembang atau penyelenggara

pembangunan perumahan, dan pemilik atau penghuni rumah tinggal untuk rumah.

Penyelenggara pembangunan perumahan (pengembang) yang tidak memenuhi

ketentuan tentang persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman

Page 8: Dampak Kawasan Kost Mahasiswa Terhadap Penurunan Kualitas Lingkungan

dapat dikenai sanksi pidana dan/atau sanksi administrasi sesuai dengan UU No.

4 /1992 tentang Perumahan dan Pemukiman, dan UU No. 23 /1992 tentang

Kesehatan, serta peraturan pelaksanaannya.

Bagi pemilik rumah yang belum memenuhi ketentuan tersebut diatas tidak

dapat dikenai sanksi, tetapi dibina agar segera dapat memenuhi persyaratan

kesehatan rumah. ( Keman, Soedjajadi. 2005. Kesehatan Perumahan dan

Kesehatan Lingkungan, 1 (2) : 36-39 ).

Kondisi Umum Wilayah Kost Ambarawa

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, bahwa bangunan kost sangat

rapat tidak ada jarak antar bangunan hingga terlihat menyatu antar bangunan.

Saluran pembuangan limbah keluarga berupa selokan yang kecil serta tak tertutup

hingga mengakibatkan polusi udara untuk warga sekitar. Terdapatnya vektor

penyakit berupa lalat, kecok ataupun tikus. Vektor penyakit berupa lalat banyak

terdapat di warung warung terbuka di pinggir jalan. Dikawasan Ambarawa tak ada

kawasan terbuka hijau yang cukup untuk menyejukkan tempat ini. Jalan yang ada

juga sangat sempit, hanya cukup untuk satu mobil. Hingga sering terjadi

kemacetan di daerah itu. Sehingga dengan kemacetan sering terjadi ditambah

bangunan yang padat rapat serta tak ada cukup pohon untuk menyejukkan polusi

udara yang parah pun terjadi. Mahasiswa daerah .Ambarawa setiap hari menjalani

kejadian seperti itu dan selama bertahun-tahun.

Kondisi rumah yaang luasnya kecil namun dibangun tingkat agar dapat

dibuatkan kamar kost dalam jumlah banyak di lahan yang sempit. Namun luar

perkamar tak menyukupi standar, bahkan ada yang kurang dari 6 m2 itu didiami

oleh dua orang. Sebagaian kamar hunia tak mamiliki ventilasi udara, hanya

terdapat pintu. Kondisi air apabila mengambil dari sumur maka akan bewarna

kekuning kuningan dan berbau. Dengan air itu pula masyarakat memenuhi

kebutuhannya.

Rumah yang sangat berdempet, hingga suara tetangga terdengar didalam

kamar. Kondisi seperti ini yang membuat mahasiswa menjadi mengabaikan

kondisi sekitar yang kurang berkepentingan oleh dirinya. Karena apabila mereka

terus mendengarkan maka ia tak ada waktu untuk beristirahat. Kondisi ini melatih

mahasiswa untuk bersikap acuh setiap harinya. Karena tak berhubungan dengan

Page 9: Dampak Kawasan Kost Mahasiswa Terhadap Penurunan Kualitas Lingkungan

dirinya maka ia tak akan peduli. Ketidak pedulian ini juga karena penghuni dalam

kost senantiasa berganti dengan cepat hingga tak cukup waktu untuk interaksi

secara intensif antara warga kamar satu dengan yang lain.

Pembahasan

Pemukiman adalah sebuah bagian dari lingkungan hidup yang berada di

perkotaan maupun di pedesaan. Pemukiman ini memiliki fungsi berupa sebagai

tempat tinggal ataupun hunian dan tempat kegiatan untuk mendukung

penghidupan. Pemukiman ini tak terlepas dari prasarana lingkungan pemukiman,

sarana lingkungan pemukiman, dan utilitas umum.

Rumah adalah bangunan untuk tempat berlindung, untuk mendukung

jasmani dan rohani serta dengan sosial yang baik untuk kesehatan individu

maupun keluarga. Sebuah rumah tentunya memerlukan prasyarat rumah untuk

layak huni. Hal ini perlu diperhatikan terkait individu yang tinggal dalam rumah

tersebut. Prasyarat ini meliputi tinggi rumah, keberadaan ventilasi yang cukup,

sanitasi yang baik, keberadaan sumber air yang cukup, serta jarak antar bangunan.

Kawasan kost Terusan Ambarawa merupakan kawasan kost yang strategis

bagi mahasiswa karena berada dekat Universitas Negeri Malang bagian sebelah

barat. Karena begitu strategisnya kawasan ini, muncullah kawasan kost yang

semakin padatnya tanpa melihat keberadaan daya dukung lingkungan hidup yang

ada. Masyarakat Terusan Ambarawa membuat rumah untuk kost tanpa melihat

prasyrat rumah layak yang ada karena memerlukan biaya yang lebih besar.

Sedangkan kost di Ambarawa bersaing harga untuk dapat memikat mahasiswa.

Pengelolaan limbah keluarga cair kurang diperhatikan. Limbah ini hanya

dialirkan langsung ke selokan yang ada. Sehingga timbulah bau yang

mengganggu lingkungan sekitar. Hal ini ditambah pula dengan aliran pembuangan

ini tak tertutup, saluran yang ada dapat menjadi sarang vektor yang akan

menyebarkan bibit-bibit penyakit. Pengelolaan limbah disalurkan langsung ke

selokan karena pemukiman yang padat hingga tak cukupnya jarak yang sehat

untuk membuat kakus, karena kakus yang tak memenuhi jarak strandar akan

mencemari air tanah. Sehingga pengeloaan limbah di Terusan Ambarawa tak

memenuhi standar prasyarat lingkungan layak.

Page 10: Dampak Kawasan Kost Mahasiswa Terhadap Penurunan Kualitas Lingkungan

Penyediaan air tanah yang buruk di Terusan Ambarawa. Hal ini dibuktikan

dengan rumah kost yang menggunakan sumur mempunyai air yang bewarna

kekuningan serta berbau. Air ini yang digunakan masyarakat untuk memenuhi

kebutuhan mereka sehari-hari dari mandi, mencuci, dan memasak. Sehingga

keadaan air sumur di kawasan kost Terusan Ambarawa tak memenuhi kelayakan

rumah serta prasarana dan sarana lingkungan.

Bangunan rumah kost yang ada biasanya memiliki jumlah kamar yang

banyak. Karena mengejar jumlah kamar yang banyak ini menghiraukan aspek

ventilasi dan luas ruangan minimal yang ada. Sehingga terdapat rumah kost yang

kamarnya tak memiliki ventilasi permanen hanya pintu saja. Luas ruangannya pun

kurang dari 6 m2, itupun dihuni oleh dua orang mahasiswa. Jarak antar rumah atau

bangunan juga kurang diperhatikan, hal ini ditunjukakan dengan bangunan yang

sangat berdempet. Struktur bangunan ini sudah menyalahi strandar kelayakan

hunian. Terkait pula dengan akses jalan di sekitar rumah. Banyak yang hanya

berupa jalan yang cukup untuk satu orang saja. Hingga akses rumah ini cukup

sulit.

Masalah-masalah yang ada tersebut dapat mempengaruhi aspek sosial

mahasiswa. Karena dengan tak memperhitungkan jarak antar bangunan maka

mahasiswa akan terbiasa untuk menghiraukan sesuatu. Sehingga timbulah jiwa

yang apatis, tak peduli dengan orang lain. Kehidupan dengan interaksi yang

kurang antara penghuni kost serumah mengakibatkan mahasiswa cenderung tidak

nyaman jadi lebih suka keluar kost untuk memperoleh kenyamanan. Hal ini

mendorong terjadinya pergaulan bebas. Karena itulah pentingnya kelayakan hidup

layak dengan memperhitungkan lingkungan hidup sekitar untuk prasarana, sarana

lingkungan dan utilitas umum.

Penataan kawasan kost perlu dilakukan, karena dengan bentuk pola

kawasan kost yang seperti sekarang akan menimbulkan kekumuhan. Perancangan

pola kawasan kost perlu ditegaskan, agar tercipta kawasan yang terkonsep. Hal

ini juga berpengaruh pada pembatasan pembangunan kost agar dapat mengurangi

kekumuhan di kawasan ini. Peremajaan kawasan kost di Terusan Ambarawa

penting untuk dilakukan demi membangkitkan kembali daya dukung lingkungan

Page 11: Dampak Kawasan Kost Mahasiswa Terhadap Penurunan Kualitas Lingkungan

hidup agar kembali layak untuk ditinggali. Karena kelayakan sebuah hunian tak

terlepas oleh prasarana, sarana, dan utilitas umum lingkungan hidup layak.

KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai

berikut: (1) Kawasan Kost Terusan Amabawa membawa dapat yaitu dengan

penurunan kualitas lingkungan hidup; (2) Dengan daya dukungang kualitas

lingkungan hidup yang terus menurun, maka kelayakan huni kawasan kost

Terusan Ambarawa semakin jauh; (3) Rumah kost yang tak layak huni akan

berpengaruh pada kepedulian sosial mahasiswa penghuninya menjadi cenderung

apatis.

Page 12: Dampak Kawasan Kost Mahasiswa Terhadap Penurunan Kualitas Lingkungan

DAFTAR RUJUKAN

Keman, Soedjajadi. 2005. Kesehatan Perumahan dan Kesehatan Lingkungan,

(online), (http://journal.unair.ac.id/filerPDF/KESLING-2-1-

04.pdf), diakses tanggal 1 mei 2013

Kepmenkes RI No. 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan

Perumahan. Jakarta : Departemen Kesehatan R.I.

Undang-Undang RI No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman.

Jakarta : Departemen Kesehatan R.I.

Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Jakarta :Departemen

Kesehatan R.I.

Soerjono Soekanto, 1982 Pengantar Sosiologi. Jakarta : Rajawali Pers

Kementerian perumahan rakyat republik indonesia tentang rakonreg kementerian

perumahan rakyat 2013. Jakarta

Komisi WHO Mengenai Kesehatan dan Lingkungan . (2001). Planet Kita

Kesehatan Kita Kusnanto H (Editor). Yogyakarta : Gajah Mada

University Press, p. 279.