dampak bergabungnya afrika selatan ke...

130
DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE BRICS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI AFRIKA SELATAN (2011-2013) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Eko Nordiansyah 1110113000082 PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLTIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Upload: phungnga

Post on 14-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE BRICS TERHADAP

PERTUMBUHAN EKONOMI AFRIKA SELATAN (2011-2013)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Eko Nordiansyah

1110113000082

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLTIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 2: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,
Page 3: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,
Page 4: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,
Page 5: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

v

ABSTRAKSI

Skripsi ini menganalisa mengenai dampak bergabungnya Afrika Selatan

terhadap pertumbuhan ekonomi Afrika Selatan selama periode 2011-2013. Tujuan

penelitian ini adalah mengetahui bagaimana dampak yang dirasakan oleh Afrika

Selatan setelah bergabung ke dalam kelompok new emerging economic, BRICS.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi pustaka, berupa

kajian melalui buku-buku serta jurnal yang berkaitan dengan masalah ini. Adapun

kerangka teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah teori neoliberal

institusionalis, yang di dalamnya juga terdapat konsep kerjasama dan konsep

regionalisme.

Dari penelitian kali ini dapat diketahui bahwa dengan bergabungnya

Afrika Selatan ke BRICS dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi negaranya.

Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya aktivitas perdagangan dan

investasi yang dilakukan oleh Afrika Selatan dengan negara anggota BRICS

lainnya. Meskipun hal tersebut tidak diimbangi oleh Afrika Selatan, karena

jumlah angka perdagangan maupun investasi yang masuk ke Afrika Selatan lebih

besar daripada yang keluar dari Afrika Selatan. Selain itu dari kerjasama dalam

BRICS, tidak hanya Afrika Selatan yang mendapatkan keuntungan melainkan

juga benua Afrika secara keseluruhan. Selain dampak ekonomi bagi Afrika

Selatan, bergabungnya negara tersebut ke BRICS juga memberikan pengaruh bagi

peran dan pengaruh Afrika Selatan di regional dan internasional. Argumen ini

dirumuskan melalui tahapan analisa, yaitu dengan melihat kelompok ini

terbentuk, kerangka kerjasama di dalamnya dan proses yang dilalui Afrika Selatan

untuk bergabung dalam kelompok, kemudian juga melihat hubungan kerjasama

Afrika Selatan dengan negara anggota BRICS sebelum bergabung dalam

kelompok dan sesudahnya.

Kata Kunci : BRIC, BRICS, Afrika Selatan, Pertumbuhan Ekonomi, Perdagangan

Internasional, Investasi Luar Negeri, New Emerging Economic.

Page 6: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena skripsi ini akhirnya

dapat terselesaikan. Meskipun banyak hambatan yang dihadapi oleh penulis selama

menyelesaikan skripsi ini, baik yang berasal dari diri penulis sendiri maupun dari

luar. Namun berkat keridhoan Allah dan bimbingan serta dukungan dari banyak

pihak, akhirnya skripsi dengan judul “Dampak Bergabungnya Afrika Selatan ke

BRICS Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Afrika Selatan (2011-2013)” ini dapat

selesai dan bisa digunakan sebagai salah satu syarat kelulusan dalam menempuh

studi di Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Terselesaikannya skripsi ini juga merupakan hal utama yang menjadi

tanggungjawab penulis, sehingga bantuan banyak pihak merupakan hal yang

sangat berarti. Oleh karena itu ucapan terimakasih disampaikan kepada pihak-

pihak berikut ini:

1. Kepada kedua orang tua penulis, yang selalu mendo’akan serta

memberikan dukungan selama ini. Semua ini tidak lepas dari hasil kerja

keras dan perjuangan kalian untukku, terima kasih ayah dan mama.

2. Bapak Taufiq Rahman, M.A, selaku pembimbing skripsi yang juga telah

banyak memberikan batuan serta masukan bagi penulis selama

penyelesaian skripsi ini.

3. Ibu Debbie Affianty, M.Si, selaku ketua jurusan sekaligus juga sebagai

dosen yang telah mengajarkan banyak ilmu kepada penulis selama masa

perkuliahan. Dan juga Bapak Agus Nilmada Azmi, M.Si, selaku dosen

pembimbing akademik.

Page 7: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

vii

4. Ibu Aurora, Ibu Eva, Ibu Dina, Ibu Mutiara, Bapak Nazaruddin, Bapak

Armein Daulay, Bapak Kiki, Bapak Arisman, Bapak Adian, Bapak Faisal,

dan seluruh dosen yang telah mengajarkan banyak ilmu serta

menambahkan banyak pengalaman selama penulis penempuh pendidikan

di kampus.

5. Kepada saudara, adik, dan seluruh keluarga yang selama ini juga telah

membantu penulis selama perkuliahan, maupun yang mendo’akan bagi

kesuksesan penulis di masa yang akan datang.

6. Kepada teman-teman dari keluarga besar HI B 2010, Dede, Mely, Fahmi,

Fatah, Rasyid, Rizal, Whisnu, Chandra, Ibad, Fini, Noval, Rifkah, Rifky,

Thufeil, Dhimas, Faisal, Wildan, Ray, Sabana, Sauri, Riko, Ami, Asri,

Balqis, Dara, Selly, Shofi, Dini, Dea, Airin, Khalilah, Siska, Windy, Uum,

Rizka, Hazna, Anisah, Rahmi, Sarah, Laili, Hasna, Afrilia, Qobul, Dendi,

Randi, dan Adit. Kalian semua luar biasa, sukses selalu untuk kita semua.

7. Rika Amelina, terima kasih atas do’a dan dukungannya. Terima kasih

untuk semangatnya setiap hari, semoga semua yang kita cita-citakan dapat

tercapai.

8. Kepada semua teman yang selalu memberikan dukungannya, baik yang

secara langsung maupun tidak langsung. Dan seluruh pihak yang tidak

bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih, karena tanpa kalian apa yang

saya dapatkan tidaklah berarti.

Page 8: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

viii

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI .......................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi

DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Pertanyaan Penelitian ................................................................................. 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................. 5

D. Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 6

E. Kerangka Teori .......................................................................................... 9

1. Teori Neoliberal Institusionalisme ....................................................... 9

2. Konsep Kerjasama ............................................................................. 12

3. Konsep Regionalisme ........................................................................ 13

F. Metode Penelitian .................................................................................... 16

G. Sistematika Penulisan .............................................................................. 17

BAB II BRICS DAN AFRIKA SELATAN

A. Pembentukan Kelompok BRICS ............................................................. 19

B. Proses Bergabungnya Afrika Selatan ke BRICS ..................................... 22

C. Kerangka Kerjasama dalam BRICS ......................................................... 27

Page 9: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

ix

BAB III HUBUNGAN KERJASAMA EKONOMI AFRIKA SELATAN

DENGAN NEGARA ANGGOTA BRICS (2000-2010)

A. Kerjasama Ekonomi Afrika Selatan dengan Brasil .................................. 34

B. Kerjasama Ekonomi Afrika Selatan dengan India ................................... 38

C. Kerjasama Ekonomi Afrika Selatan dengan Rusia .................................. 41

D. Kerjasama Ekonomi Afrika Selatan dengan Cina .................................... 44

BAB IV DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE BRICS

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI AFRIKA SELATAN (2011-2013)

A. Dampak Pada Perdagangan Internasional ................................................ 48

B. Dampak Pada Investasi Luar Negeri ........................................................ 56

C. Agregat Data Perdagangan ....................................................................... 61

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................. 72

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... xiv

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. xxi

Page 10: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

x

DAFTAR TABEL

Tabel. IV.A.1. Tren dalam Perdagangan Intra-BRICS 2009-2011 ...................... 49

Tabel. IV.A.2. Ekspor Afrika Selatan 2011 ......................................................... 50

Tabel. IV.A.3. BRIC’s Export Value to South Africa in 2013 ............................ 55

Tabel. IV.B.1. Bilateral FDI among the five countries January 2003 - July 2013

............................................................................................................................... 58

Tabel. IV.B.2. BRIC’s FDI Into South Africa ...................................................... 59

Tabel. IV.C.1. Perbandingan Ekspor-Impor Afrika Selatan dengan BRICS ........ 61

Tabel. IV.C.2. Selected trade partners for South Africa 2009-2013 (US$ Million)

............................................................................................................................... 65

Page 11: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar. III.A.1. Perkembangan perdagangan Brasil-Afrika .............................. 36

Gambar. III.B.1. Perdagangan India-Afrika ........................................................ 39

Gambar. III.C.1. Perdagangan Rusia-Afrika ....................................................... 42

Gambar. III.D.1. Volume Perdagangan Cina-Afrika ........................................... 45

Gambar. IV.A.1. Total Perdagangan intra-BRICS 2012 ..................................... 52

Gambar. IV.C.1. Pertumbuhan Ekspor ke BRICS ............................................... 63

Page 12: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

xii

DAFTAR SINGKATAN

BRIC Brazil, Russia, India, China

BRICS Brazil, Russia, India, China, South Africa

FDI Foreign Direct Investment

GDP Gross Domestic Product

G7/8 Group of Seven/Eight: Canada, France, Germany, Italy, Japan,

United Kingdom, United States, (G7), including Russia (G8).

G20 Group of Twenty: Argentina, Australia, Brazil, Canada, China,

France, Germany, India, Indonesia, Italy, Japan, Mexico, Russia,

Saudi Arabia, South Africa, South Korea, Turkey, United

Kingdom, United States and the European Union.

IBSA India, Brazil, South Africa

ICBC Industrial Commercial Bank of China

IMF International Monetary Fund

NATO North Atlantic Treaty Organization

OECD Organisation for Economic Cooperation and Development

SADC Southern African Development Community

SADPA South African Development Partnership Agency

SSA Sub-Sahara Afrika

UNECA United Nations Economic Commission for Africa

UNCTAD United Nations Conference on Trade and Development

WTO World Trade Organization

Page 13: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Joint Statement of the BRIC Countries’ Leaders ............................. xx

Lampiran 2 II BRIC SUMMIT – JOINT STATEMENT BRASILIA .................... xxii

Lampiran 3 SANYA DECLARATION .............................................................. xxviii

Lampiran 4 BRICS Summit: Delhi Declaration .............................................. xxxiv

Lampiran 5 Fifth BRICS Summit eThekwini Declaration .................................. xliv

Page 14: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan pada era pasca Perang Dingin di dunia internasional mulai

bergeser dari yang sebelumnya negara-negara berfokus untuk menjaga stabilitas

politik dan keamanan, kini telah mengalami perubahan ke arah ekonomi. Hal ini

yang mendorong munculnya isu-isu dalam ekonomi politik internasional.

Terdapat beberapa persoalan penting yaitu, hubungan antara politik dan ekonomi,

pembangunan dan keterbelakangan di dunia ketiga, dan sifat luasnya globalisasi

ekonomi. Dalam konteks tersebut, liberalisme ekonomi diimplementasikan dalam

bentuk kerjasama ekonomi baik bilateral maupun multilateral.1

Pemerintah Afrika Selatan memutuskan untuk bergabung dengan BRICS

(Brazil, Russia, India, China, South Africa) pada tahun 2011. Pada mulanya,

BRICS hanya beranggotakan empat negara selain Afrika Selatan. Menurut Jim

O'Neill dari Goldman Sachs, alasan didirikannya kelompok tersebut karena pada

tahun 2050 gabungan ekonomi negara-negara ini diprediksi akan mampu

mengalahkan negara-negara terkaya yang saat ini ada di dunia. Bagi Afrika

Selatan, hal ini juga akan membantu mendorong kemajuan perekonomian bagi

negaranya.

Dengan luas wilayah mencapai 1,221,037 km2, Afrika Selatan memiliki

populasi penduduk yang berjumlah 49,3 juta. Namun begitu letaknya yang berada

1 Robert Jackson & George Sorensen. 2009. Pengantar Studi Hubungan

Internasional.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 227-228.

Page 15: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

2

di Benua Afrika dianggap kurang menarik untuk pengembangan ekonomi. Afrika

Selatan terus berusaha menjadi salah satu negara yang menghilangkan paradigma

negatif tersebut. Dengan bergabung dalam kelompok BRICS, Afrika Selatan

berharap dapat membantu akses pertumbuhan ekonomi mereka meningkat. Efek

integrasi ekonomi yang diharapkan tidak hanya dirasakan oleh Afrika Selatan

saja, tetapi juga meliputi negara-negara lain yang berada di kawasan tersebut.

Seperti kebanyakan negara lain, Afrika Selatan juga sempat merasakan

dampak krisis ekonomi global, terutama pada aktivitas perdagangan dan

keuangan. Meskipun output pertumbuhannya melambat dari pertengahan tahun

2007, pertumbuhan PDB riil kembali positif sampai dengan tahun 2008. Krisis

juga memberikan efek pada kepercayaan internasional dan modal yang mengalir

ke pasar negara berkembang karena investor menghitung risiko yang muncul. Hal

ini kemudian menjadikan arus perdagangan global menurun. Akhirnya, volume

ekspor dan impor jatuh, sedangkan harga sebagian besar komoditas utama ekspor

Afrika Selatan melemah.

Pada tahun 2009, GDP Afrika Selatan sejumlah 2,4 miliar rand, dengan

total ekspor mencapai 27,1% dari total GDP dan impor 28,0% dari total GDP

negaranya. Menurut OECD, pada 2010, satu dari tiga warga Afrika Selatan dalam

angkatan kerja, termasuk setengah dari orang-orang muda kulit hitam yang

berusia 15-24, menjadi pengangguran. Hal ini kemudian menjadi masalah yang

paling membatasi pertumbuhan ekonomi Afrika Selatan.2

2 OECD. OECD Economic Surveys: South Africa. Volume 2010/11 July 2010. Hal. 7

Page 16: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

3

Namun, keberhasilan Afrika Selatan menjadi tuan rumah penyelenggaraan

Piala Dunia 2010 juga memberikan manfaat tersendiri bagi peningkatan

perekonomian. Dari penyelenggaraan Piala Dunia 2010, Afrika Selatan mampu

meraup keuntungan yang cukup fantastis. Presiden Jacob Zuma menyampaikan

bahwa keuntungan yang diterima Afrika Selatan sebesar 33 miliar rand (setara

dengan Rp 38,6 triliun). Bahkan, hal ini menjadikan Afrika Selatan negara paling

maju di Benua Afrika dengan pendapatan mencapai Rp 707,5 triliun selama 2009-

2010. Dampak lain yang juga dirasakan Afrika Selatan sejak menyelenggarakan

Piala Dunia 2010 adalah menurunnya tingkat pengangguran. Sebelumnya, angka

pengangguran yang tercatat di Afrika Selatan mencapai 40%, setelah Piala Dunia

2010 angkanya menurun hingga menjadi 25%.3

Pertumbuhan ekonomi yang dialami oleh Afrika Selatan semenjak

keberhasilanya menggelar Piala Dunia 2010 juga dirasakan hingga saat ini. Sejak

Piala Dunia 2010 usai, Afrika Selatan terus memberikan image positif pada dunia

internasional sehingga menarik para investor untuk menanamkan investasinya di

sana. Meskipun pada mulanya pencalonan Afrika Selatan sebagai tuan rumah

Piala Dunia 2010 dianggap sebagai muatan politik untuk menjual Afrika Selatan

kepada asing. Namun peningkatan yang dirasakan hingga saat ini menunjukan

adanya sebuah kontinuitas dari pemerintah Afrika Selatan dalam upayanya untuk

meningkatkan perekonomian negaranya.

Selain karena banyaknya sumber daya alam yang tersedia dan masih

minimnya pengelolaan membuat Afrika Selatan menjadi kawasan lain yang dapat

3 Hinca Pandjaitan. 2011. Kedaulatan Negara Versus Kedaulatan FIFA. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama. Hal. 184.

Page 17: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

4

dieksplorasi. Terlebih lagi kawasan Timur Tengah yang selama ini menjadi

sumber investasi di bidang energi tengah mengalami pergolakan politik di

beberapa negaranya. Ini membuat negara-negara yang sedang mengalami

peningkatan ekonomi seperti Cina dan India harus mencari kawasan lain untuk

berinvestasi. Ditambah lagi Afrika Selatan juga menyediakan sumber daya

manusia yang melimpah untuk dijadikan buruh pekerja.

Untuk itu dalam penelitian kali ini akan dibahas mengenai pertumbuhan

ekonomi yang sedang dialami oleh Afrika Selatan dan pengaruh yang diterima

setelah bergabungnya Afrika Selatan ke dalam kolompok BRICS. Akan tetapi

fokus kajiannya hanya pada integrasi ekonomi khususnya di bidang perdagangan

dan investasi yang terjadi di Afrika Selatan. Dengan ruang lingkup penelitian

yang dibatasi mulai dari 2011 hingga 2013 dan untuk mengukur pertumbuhan

ekonomi di bidang perdagangan dan investasi.

B. Pertanyaan Penelitian

Pertumbuhan ekonomi di Afrika Selatan yang berkembang cukup baik

pasca keberhasilannnya menjadi tuan rumah Piala Dunia 2010 menjadi awal

kebangkitan ekonomi negara ini. Banyaknya investor yang mulai menanamkan

modalnya, kemudian diikuti juga oleh kebijakan pemerintah untuk lebih membuka

kesempatan dengan bergabung ke BRICS. Untuk itu pada penelitian kali ini akan

diangkat mengenai permasalahan “Bagaimana dampak dari bergabungnya Afrika

Selatan ke BRICS terhadap pertumbuhan ekonomi Afrika Selatan?”

Page 18: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

5

C. Tujuan dan Manfaaat Penelitian

Tujuan penelitian kali ini adalah sebagai berikut:

a. Menjelaskan pertumbuhan ekonomi yang saat ini tengah dialami oleh

Afrika Selatan.

b. Menganalisis bagaimana kelompok BRICS mempengaruhi pertumbuhan

ekonomi yang saat ini sedang dirasakan oleh Afrika Selatan.

Untuk itu penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penelitian-penelitian

berikutnya. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan mengenai dampak yang

muncul dari bergabungnya Afrika Selatan ke BRICS terhadap

pertumbuhan ekonomi Afrika Selatan.

b. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan

mahasiswa jurusan Hubungan Internasional, khususnya di Univeritas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain itu juga diharapkan dapat

menjadi referensi bagi mahasiswa Hubungan Internasional yang ingin

mendalami tentang pertumbuhan ekonomi yang saat ini sedang dialami

oleh beberapa negara berkembang, khususnya Afrika Selatan.

D. Tinjauan Pustaka

Terdapat beberapa tulisan dari para ahli yang menjelaskan mengenai

keterkaitan antara kelompok BRICS dan Afrika Selatan. Salah satu diantaranya

adalah dalam SAIIA Policy Briefing 62 yang ditulis oleh Memory Dube berjudul

Page 19: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

6

BRICS Summit 2013: Strategies for South Africa’s Engagement, yang menyatakan

bahwa hubungan antara BRICS dengan Afrika lebih didasari pada kepentingan

ekonomi.4 Seperti hanya akan dijadikan pasar ekspor bagi produk-produk negara

anggota BRICS lainnya. Selain itu juga merupakan sumber penting bagi investasi

asing langsung di Afrika, investasi ini meliputi pembangunan infrastruktur, sektor

pertanian, dan pembangunan zona industri yang dirancang untuk membantu

mengintegrasikan Afrika.

Namun menurutnya, jika melihat keanggotaan yang dilakukan oleh Afrika

Selatan di BRICS, maka lebih dipengaruhi oleh perspektif politik dibandingkan

dengan ekonomi. Hal ini dikarenakan keanggotaan BRICS Afrika Selatan berasal

dari persepsi bahwa Afrika Selatan merupakan pemimpin regional. Sebelumnya

keanggotaan BRICS Afrika Selatan memang bertujuan sebagai “pintu gerbang ke

Afrika”. Tetapi kini Afrika Selatan telah memposisikan keanggotaannya dalam

BRICS pada tiga hal, yaitu untuk memajukan kepentingan nasionalnya, untuk

mempromosikan program integrasi regional dan pembangunan infrastruktur, dan

untuk mengembangkan kemitraan Selatan-Selatan bagi reformasi pemerintahan

global.

Dari tulisan lainnya, Hany Besada, Evren Tok dan Kristen Winters juga

menyatakan bahwa tujuan keanggotaan Afrika Selatan di BRICS hanya sebagai

peningkatan ekonomi. Dalam artikel yang dikeluarkan oleh Africa Insight Vol.

42(4)–March 2013 berjudul South Africa in the BRICS: Opportunities, Challenges

and Prospects, ketiganya juga menyoroti hal lain yang menjadi perdebatan, yaitu

4 Memory Dube. 2013. BRICS Summit 2013: Strategies for South Africa’s Engagement dalam

SAIIA Policy Briefing 62, March 2013.

Page 20: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

7

mengenai motif lain dibalik bergabungnya Afrika Selatan selain sebagai alat

ekonomi dan politik, karena dari seluruh negara anggota BRICS lainnya, tingkat

PDB Afrika Selatan merupakan yang paling rendah dengan populasi jumlah

penduduk yang juga paling sedikit. Sehingga Afrika Selatan kurang memiliki

kekuatan ekonomi yang signifikan daripada anggota lain.5

Selain itu tantangan yang kemudian muncul dari keanggotaan Afrika

Selatan di BRICS adalah masalah ketidaksetaraan yang parah, tingkat kemiskinan

dan pengangguran yang tinggi. Dari Survei Ekonomi 2010 Afrika Selatan yang

dilakukan oleh Organisation for Economic Co-operation and Development

(OECD) menguraikan beberapa kekhawatiran tentang berlanjutnya tingkat

pengangguran yang tinggi, tumbuhnya dualisme di pasar tenaga kerja, dan

rendahnya tingkat wirausaha kalangan penduduk kulit hitam. Inilah yang

kemudian menunjukan adanya pesimisme akan keberhasilan Afrika Selatan dalam

kelompok BRICS.

Permasalahan yang ada dari keanggotaan Afrika Selatan ini juga menjadi

perhatian Jim O'Neil sebagai pendiri BRICs (sebelum bergabungnya Afrika

Selatan). Dari jurnal yang dikeluarkan oleh Gauteng Province, berjudul South

Africa’s position in BRICS, Jim O'Neil menyatakan bahwa bergabungnya Afrika

Selatan ke dalam BRICS adalah sebuah kesalahan. Penyebabnya yaitu sama,

5 Hany Besada, Evren Tok dan Kristen Winters. 2013. South Africa in the BRICS: Opportunities,

Challenges and Prospects dalam Africa Insight Vol. 42(4) – March 2013.

Page 21: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

8

rendahnya tingkat ekonomi dan sedikitnya populasi Afrika Selatan dibandingkan

dengan negara anggota BRICS lainnya.6

Meskipun demikian, bergabungnya Afrika Selatan merupakan kesempatan

bagi negara itu dan juga Benua Afrika. Afrika Selatan memang negara yang

terkecil dalam hal luas lahan, jumlah penduduk, tabungan, dan nilai ekspor dan

impor sebagai persentase dari PDB. Sehingga menjadi wajar jika kemudian

muncul kekhawatiran ketika Afrika Selatan harus bergabung dengan negara-

negara yang lebih besar. Selain dianggap sebagai “pintu gerbang ke Afrika”,

alasan lain masuknya Afrika Selatan juga didasarkan pada kenyataan bahwa

Afrika Selatan memiliki perekonomian terbesar di Sub-Sahara Afrika dan sistem

perbankan canggih.

Adapun dalam buku yang ditulis oleh Stephanie Jones, berjudul BRICs

and Beyond: Lessons on Emerging Markets, menerangkan bagaimana BRICS

akan berkembang sebagai kekuatan ekonomi baru yang akan mengganggu

dominasi ekonomi Barat, karena di dalam BRICS yang diisi oleh negara-negara

ekonomi berkembang ini memberikan kesempatan lebih untuk saling membuka

peluang ekonomi seperti pasar produksi dan investasi. Meskipun bagi Afrika

Selatan sendiri bergabungnya ke dalam BRICS tentu akan menimbulkan resiko

juga. Alasannya juga masih sama yaitu, kekhawatiran Afrika Selatan hanya

dijadikan sebagai pasar bagi negara anggota lainnya. 7

6 South Africa’s position in BRICS dalam Quarterly Bulletin – January to March 2013 Gauteng

Province: Provincial Treasury Republic of South Africa. 7 Stephanie Jones. 2012. BRICs and Beyond: Lessons on Emerging Markets. London: Wiley

Publisher.

Page 22: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

9

Dari beberapa tulisan diatas setidaknya memberikan gambaran mengenai

bagaimana hubungan yang terjadi antara Afrika Selatan dan BRICS. Dijelaskan

juga bahwa tujuan Afrika Selatan bergabung dengan BRICS adalah ekonomi,

namun kita juga perlu melihat efek yang ditimbulkan kemudian. Jika para penulis

diatas lebih banyak menunjukan sikap pesimisme yang muncul dari keanggotaan

Afrika Selatan di kelompok BRICS. Maka dari itu pada penelitian kali ini, akan

lebih dibahas mengenai dampak yang telah dirasakan oleh Afrika Selatan setelah

bergabung ke dalam BRICS.

E. Kerangka Teori

Dari pertanyaan penelitian yang telah disampaikan sebelumnya, maka

teori yang akan digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian adalah teori

Neoliberal Institusionalisme. Selain itu ada pula beberapa konsep yang akan

digunakan, yaitu konsep kerjasama, dan konsep aliansi.

1. Teori Neoliberal Institusionalisme

Teori neoliberal institusionalisme berasal dari asumsi-asumsi dasar seperti

yang terdapat dalam teori liberalisme. Sehingga beberapa asumsinya juga

merupakan pengembangan dari teori liberalisme. Seperti asumsinya tentang

penyelesaian masalah-masalah internasional melalui aksi sosial yang lebih

kolaboratif dan kooperatif daripada konfliktual.8 Hal inilah yang kemudian

mendorong setiap negara untuk berusaha menghindari terjadinya perang dengan

melakukan upaya-upaya kerjasama yang lebih menguntungkan. 8 Robert Jackson & George Sorensen. 2009. Pengantar Studi Hubungan

Internasional.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 139.

Page 23: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

10

Robert Keohane dan Josep Nye adalah dua pemikir yang memberikan

pengaruh besar dalam pengembangan teori ini. Neoliberalisme Institusional

menyatakan bahwa institusi internasional menolong untuk memajukan kerjasama

di antara negara-negara.9 Secara lebih spesifik Robert Keohane mendefinisikan

institusi internasional sebagai seperangkat peraturan (formal dan informal) yang

saling berhubungan dan berkesinambungan yang akan menjelaskan pola perilaku

negara, aktivitas yang memaksa, dan bentuk-bentuk harapan. Institusi

internasional dapat diartikan sebagai salah satu dari tiga bentuk, yaitu organisasi

formal antara pemerintah atau organisasi antar negara non pemerintah, rejim

internasional, dan konvensi.10

Neoliberal institusionalisme meyakini bahwa kerjasama bukanlah sebuah

kebetulan, melainkan tindakan yang disadari untuk mencapai tujuan bersama dan

institusi internasional ada sebagai salah satu cara memfasilitasi kerjasama

internasional. Memang tidak semua institusi internasional memfasilitasi kerjasama

pada tatanan global, tetapi hampir seluruh bentuk kerjasama internasional

dituangkan dalam sebuah bentuk institusi. Neoliberal institusionalisme juga

memandang institusi sebagai mediator dan alat untuk menciptakan kerjasama

diantara para aktor dalam sistem.11

Selain itu kerjasama dalam neoliberal institusionalisme juga akan

menghasilkan adanya absolute gain (keuntungan absolut). Absolute gain adalah

9 Joseph Nye. 2009. Understanding International Conflict, 7

th Ed. New York: Pearson Longman.

Hal. 155. 10

Robert O. Keohane. 1989. International Institutions and State Power (Essay in International

Relations Theory). London: Westvie Presshal. Hal. 3-4. 11

Robert Jackson & George Sorensen. 2009. Pengantar Studi Hubungan

Internasional.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 154

Page 24: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

11

keuntungan yang dapat diperoleh setiap negara dalam melakukan interaksinya

dengan negara lain dengan bentuk kerjasama. Hanya dengan kerjasama negara

dapat meraih hasil yang pasti (absolut).12

Pemikiran ini memandang keuntungan

dari kerjasama tersebut absolut didapat setiap negara meski tidak mungkin kedua

negara mendapatkan keuntungan yang sama besar. Namun hal ini tentunya

memastikan setidaknya keuntungan akan diraih bagi negara yang dapat

melakukan kerjasama.

Dalam perkembangan kontemporer, hasil yang didapatkan dari kerjasama

dalam sebuah institusi internasional dapat berupa kemajuan ekonomi bersama,

seperti Uni Eropa. Sebab dalam sebuah kerangka Uni Eropa setiap negara

diharuskan untuk saling bekerjasama untuk tercapainya tujuan bersama.

Mekanisme yang ada di dalamnya juga mendorong setiap negara

mengesampingkan kepentingannya akan tetapi dengan tujuan bahwa kepentingan

bersamanya dapat terealisasi dengan baik. Keberhasilan Uni Eropa dalam

menyatukan banyak kepentingan negara menjadi kepentingan bersama, khususnya

integrasi ekonomi akan dirasakan oleh semua negara anggotanya.

Dengan menggunakan teori neoliberal institusionalisme dalam kasus ini,

kita dapat melihat bagaimana negara-negara anggota BRICS membentuk

kelompok ini. Kelompok BRICS juga merupakan salah satu bentuk organisasi

internasional dengan tujuan ekonomi. Tujuan ini selanjutnya akan mendorong

negara-negara di dalamnya untuk saling memberikan kontribusinya melalui

mekanisme yang telah disepakati guna tercapainya tujuan tersebut.

12

Robert Powell. 1991. Absolute and Relative Gains in International Relations Theory. The

American Political Science Rewiew, Vol. 85, No. 4 (December). Hal. 303-305

Page 25: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

12

2. Konsep Kerjasama

Kerjasama terjadi biasanya didorong oleh kepentingan nasional (national

interest) suatu negara, di mana negara memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai

sesuai dengan kebutuhan negara. Kepentingan nasional identik pada tujuan

nasional, seperti pembangunan ekonomi, peningkatan kualitas sumber daya

manusia, dan lain sebagainya. Pada hakikatnya negara tidak akan dapat berdiri

sendiri, artinya negara membutuhkan bantuan dari negara lain. Oleh karena itu,

kepentingan nasional mengundang para pengambil keputusan (decision makers)

untuk menetapkan langkah kebijakan yang akan diambil, baik itu kerjasama.

Kerjasama dapat tumbuh dari suatu komitmen individu terhadap

kesejahteraan bersama atau sebagai usaha pemenuhan kepentingan pribadi. Kunci

dari perilaku kerjasama ada pada sejauh mana setiap pribadi percaya bahwa yang

lainnya akan bekerjasama. Sehingga isu utama dari konsep kerjasama didasarkan

pada pemenuhan kepentingan pribadi, di mana hasil yang menguntungkan kedua

belah pihak dapat diperoleh dengan bekerja sama daripada dengan usaha sendiri

atau dengan persaingan.13

Hal yang demikian juga dapat berlaku pada negara yang

melakukan kerjasama antar negara. Sehingga negara memiliki kepentingan yang

dapat menguntungkan negaranya dari kerjasama yang dijalaninya.

Kerjasama dapat berlangsung dalam berbagai konteks yang berbeda.

Kebanyakan hubungan dan interaksi yang berbentuk kerjasama terjadi langsung di

antara dua pemerintah yang memiliki kepentingan atau menghadapi masalah yang

sama secara bersamaan. Bentuk kerjasama lainnya dilakukan antara negara yang

13

James E. Dougherty & Robert L. Pfaltzgraff. 1997. Contending Theories. New York: Harper

and Row Publisher. Hal. 217.

Page 26: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

13

bernaung dalam organisasi dan kelembagaan internasional. Ada beberapa alasan

mengapa negara melakukan kerjasama dengan negara lainnya. Pertama, demi

meningkatkan kesejahteraan ekonominya, dimana melalui kerjasama dengan

negara lainnya, negara tersebut dapat mengurangi biaya yang harus ditanggung

dalam memproduksi suatu produk kebutuhan bagi rakyatnya karena keterbatasan

yang dimiliki negara tersebut. Kedua adalah untuk meningkatkan efisiensi yang

berkaitan dengan pengurangan biaya. Ketiga, karena adanya masalah-masalah

yang mengancam keamanan bersama. Dan yang keempat, dalam rangka

mengurangi kerugian negatif yang diakibatkan oleh tindakan-tindakan individual

negara yang memberi dampak terhadap negara lain.14

3. Konsep Regionalisme

Regionalisme merupakan salah satu bagian dalam dinamika hubungan

internasional. Hubungan internasional yang dulunya bersifat state-centric hingga

akhirnya meluas menjadi non-state, dengan salah satu penyebabnya adalah karena

berkembangnya regionalisme. Menurut Couloumbis dan Wolfe, terdapat empat

kategorisasi yang dapat digunakan untuk mendefinisikan atau mengelompokkan

suatu kawasan yaitu, Kriteria Geografis yang mengelompokan negara-negara

berdasarkan lokasinya dalam suatu benua, sub benua, kepulauan, dan lain

sebagainya. Contohnya adalah Kawasan Eropa, Kawasan Asia, dan lainnya.

Selanjutnya ada Kriteria Politik atau Militer yang mengelompokan negara-

negara dengan keikutsertaannya pada berbagai aliansi atau berdasarkan pada

orientasi ideologis dan politik. Contohnya seperti Blok Kapitalis, Blok Komunis,

14

K.J. Holsti. 1992. Politik Internasional: Suatu Kerangka Analisis. Bandung: Binacipta. Hal.

362-363.

Page 27: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

14

NATO, Pakta Warsawa. Ada juga Kriteria Ekonomi yang mengelompokan

negara-negara berdasarkan pada kriteria terpilih dalam pembangunan ekonomi.

Contohnya seperti adanya negara maju, negara berkembang, dan negara Dunia

Ketiga. Dan yang terakhir adalah Kriteria Transasksional yang mengelompokan

negara-negara berdasarkan pada jumlah frekuensi mobilitas penduduk, barang dan

jasa, seperti imigran, turis, perdagangan, dan berita. Contoh kriteria ini dapat kita

lihat pada kawasan Amerika, Kanada, dan Pasar Tunggal Eropa.15

Teorisi lain mengklasifikasikan kawasan ke dalam lima karakteristik.

Pertama, negara-negara yang tergabung ke dalam suatu kawasan memiliki

kedekatan geografis. Kedua, mereka memiliki kemiripan sosio-kultural. Ketiga,

terdapatnya sikap dan tindakan politik yang tercermin dalam organisasi

internasional. Keempat, kesamaan keanggotaan dalam organisasi internasional.

Dan terakhir, adanya ketergantungan ekonomi yang diukur dari perdagangan luar

negeri sebagai bagian dari proporsi pendapatan internasional.16

Sementara itu

menurut Hurrell, regionalisme mengacu pada proyek-proyek kerjasama kepala

negara yang muncul sebagai akibat dari dialog dan perjanjian antar pemerintah.17

Bentuk regionalisme ini tentunya akan mengarah pada penciptaan

perdagangan (trade creation) atau pengalihan perdagangan (trade diversion).

Seperti yang disampaikan oleh Jacob Viner bahwa penciptaan perdagangan dalam

15

Theodore A. Couloumbis dan James H. Wolfe (1986) dalam I Nyoman Sudira, “Regionalisme

dalam Studi Hubungan Internasional” dalam Andre H. Pareira. 1999. Perubahan Global dan

Perkembangan Studi HI. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal. 152 16

Stephen C. Calleya (2000) dalam Yanyan Moch. Yani dan Anak Agung Banyu Perwita. 2006.

Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal. 104 17

Hurrel (1995) dalam Shaun Breslin, Richard Higgott and Ben Rosamond. “Regions in

comparative perspective” dalam Shaun Breslin, dkk (ed). 2002. New Regionalisms in the Global

Political Economy. London: Routledge. Hal. 13.

Page 28: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

15

regionalisme akan terjadi ketika produksi dalam negeri suatu negara lebih mahal

dan diganti dengan produk impor yang lebih murah dari negara yang

berpartisipasi. Sebaliknya, pengalihan perdagangan terjadi ketika barang impor

murah diproduksi dari negara-negara bukan negara anggota diganti oleh impor

lebih mahal dari negara-negara anggota.18

Dari sini dapat dilihat bahwa BRICS merupakan salah satu bentuk

regionalisme karena adanya kesamaan tujuan yaitu tujuan ekonomi di antara

negara anggota. Meskipun secara geografis antara negara anggota BRICS terletak

berjauhan, namun sesama new emerging economic powers BRICS juga bertujuan

mengimbangi dominasi Utara (developed countries). Selain itu dengan adanya

mekanisme kerjasama dalam BRICS untuk saling menguntungkan sesama negara

anggota, maka akan menciptakan penciptaan perdagangan (trade creation).

Untuk dapat mengukur terciptanya perdagangan dari bentuk regionalisme

ini, maka dapat digunakan volume perdagangan dan investasi sebagai alat ukur.

Menurut Dominick Salvatore perdagangan internasional dapat digunakan sebagai

mesin bagi pertumbuhan ekonomi di suatu negara (trade as engine of growth).

Dengan adanya aktifitas perdagangan internasional maka diharapkan akan

mendorong percepatan pembangunan ekonomi di negara tersebut.19

Salvatore juga

menyatakan bahwa salah satu hal yang tidak bisa dipisahkan dari aktifitas

perdagangan internasional adalah adanya pengaruh aliran modal. Ketika terjadi

18

Jacob Viner (1950) dalam Wieslaw Michalak dan Richard Gibb. 1997. “Trading Blocs and

Multilateralism in the World Economy” dalam Annals of the Association of American

Geographers, 87(2). Oxford: Blackwell Publishers. Hal. 264–279 19

Dominick Salvatore. 2007. International Economics. New Jersey: Prentice-Hall. Hal. 66-68

Page 29: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

16

aktifitas perdagangan internasional yakni berupa kegiatan ekspor dan impor, maka

juga terjadi perpindahan faktor-faktor produksi.20

F. Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

metode penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono terdapat beberapa jenis penelitian,

namun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian yang

menggunakan data kualitatif yang berbentuk kata, skema, dan gambar.21

Sedangkan menurut Strauss dan Corbin penelitian kualitatif merupakan jenis

penelitian yang membuahkan berbagi penemuan yang tidak dapat dicapai dan

diperoleh dengan menggunakan data statistik seperti layaknya penelitian

kuantitatif. Sehingga penelitian yang menggunakan metode ini lebih ditekankan

untuk mendeskripsikan objek penelitiannya.22

Sedangkan untuk teknik pengumpulan datanya, penelitian ini

menggunakan teknik pengumpulan data melalui studi kepustakaan (library

search). Dengan perpustakaan yang dikunjungi adalah Perpustakaan Universitas

Indonesia, Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Freedom Institute, dan

Perpustakaan FISIP UIN Syarif Hidayatullah. Sumber informasi didapatkan

melalui buku-buku, jurnal ilmiah, artikel dalam koran dan data-data lainnya.

Setelah itu data yang didapatkan dianalisis untuk selanjutnya akan dideskripsikan

guna menjawab pertanyaan penelitian yang telah ada sebelumnya. Hal ini yang

20

Dominick Salvatore. International Economics. Hal. 71 21

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian. Bandung: Pusat Bahasa Depdiknas. Hal. 14. 22

Anselm Strauss & Juliet Corbin, 2003. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar. Hal. 39.

Page 30: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

17

kemudian akan menunjukan hubungan antara keanggotaan Afrika Selatan dalam

kelompok BRICS dengan pertumbuhan ekonomi negaranya.

G. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

B. Pertanyaan Penelitian.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.

D. Tinjauan Pustaka.

E. Kerangka Teori.

1. Teori Neoliberal Institusionalisme.

2. Konsep Kerjasama.

3. Konsep Regionalisme.

F. Metode Penelitian.

G. Sistematika Penulisan.

BAB II BRICS DAN AFRIKA SELATAN

A. Pembentukan Kelompok BRICS.

B. Proses Bergabungnya Afrika Selatan ke BRICS.

C. Kerangka Kerjasama dalam BRICS.

BAB III HUBUNGAN KERJASAMA EKONOMI AFRIKA SELATAN

DENGAN NEGARA ANGGOTA BRICS (2000-2010)

A. Kerjasama Ekonomi Afrika Selatan dengan Brasil.

B. Kerjasama Ekonomi Afrika Selatan dengan India.

Page 31: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

18

C. Kerjasama Ekonomi Afrika Selatan dengan Rusia.

D. Kerjasama Ekonomi Afrika Selatan dengan Cina.

BAB IV DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE BRICS

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI AFRIKA SELATAN (2011-2013)

A. Dampak Pada Perdagangan Internasional.

B. Dampak Pada Investasi Luar Negeri.

C. Agregat Data Perdagangan.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Page 32: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

19

BAB II

BRICS DAN AFRIKA SELATAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai bagaimana awal mula terbentuknya

kelompok BRICS. Dimulai dari gagasan Jim O’Neill sejak tahun 2001 hingga

terealisasinya ide tersebut di tahun 2009. Selain itu akan dibahas pula mengenai

bergabungnya Afrika Selatan sebagai anggota kelima kelompok ini. Proses yang

dilalui oleh Afrika Selatan untuk bergabung menjadi anggota BRICS tidak

mudah, karena pada waktu bersamaan juga muncul kandidat lain yang juga

berpotensi menjadi anggota. Namun melalui proses diplomasi yang dilakukan

pemerintah Afrika Selatan di bawah kepemimpinan Jacob Zuma, akhirnya Afrika

Selatan resmi bergabung ke dalam kelompok pada tahun 2011. Dalam bab ini juga

akan dibahas tentang kerangka kerjasama yang berhasil dibentuk oleh BRICS

melalui KTT yang setiap tahunnya dilaksanakan.

A. Pembentukan Kelompok BRICS

BRIC (Brasil, Rusia, India dan Cina) merupakan ide yang pertama kali

disusun oleh seorang ekonom dari Goldman Sachs sebagai bagian dari pemodelan

ekonomi untuk perkiraan tren ekonomi global selama setengah abad berikutnya.

Singkatan BRIC pertama kali digunakan pada tahun 2001 oleh Goldman Sachs

dalam Global Economics Paper No. 66, dengan judul “Building Better Global

Economic BRICs”. Jim O'Neill, yang menciptakan istilah BRIC untuk

menunjukkan empat negara berkembang yang tumbuh paling cepat di dunia. Dan

Page 33: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

20

di tengah-tengah banyaknya perdebatan dan kontroversi, dirinya berhasil menarik

perhatian bagi terciptanya peluang pertumbuhan yang tersedia di luar pasar

tradisional dari dunia Barat.23

Faktor yang dapat dilihat sebagai penghubung BRIC adalah populasi yang

besar, pemerintah relatif stabil dan potensi pertumbuhan ekonomi yang signifikan.

Bahkan pada tahun 2003, prediksi Goldman Sachs menjadi lebih optimis karena

mereka memperkirakan bahwa pada tahun 2050 ekonomi gabungan dari BRIC

dapat lebih besar dari kelompok G6 (Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman,

Italia, Jepang).24

Selain karena alasan ekonomi, kemunculan BRIC juga jelas

bahwa kelompok ini berkeinginan meningkatkan kehadiran mereka di bidang lain

dan juga menjadi aktor penting di panggung internasional baik melalui peran

mereka dalam lembaga-lembaga lainnya.

Selain itu menurut BRICS Research Group keterkaitan antara negara

anggota BRICS adalah lima negara anggota secara bersama-sama meliputi 43

persen dari populasi dunia, 30 persen dari daratan bumi, dan 25 persen saham di

dunia dari produk domestik bruto (PDB). Cadangan devisa negara BRICS adalah

lebih dari 40 persen dari total cadangan devisa dunia, sebesar sekitar AS $ 4.4

triliun. Sebuah laporan dari The Economist menunjukkan bahwa jika negara-

negara BRICS menyisihkan seperenam dari total cadangan mereka, mereka bisa

23

Jim O'Neill. 2001. Building Better Global Economic BRICs. Goldman Sachs Global Economics

Paper 66 30 November 2001, dalam http://www2.goldmansachs.com/ideas/brics/building-better-

doc.pdf diakses pada 25 Juli 2014 pkl. 10.00 24

Dominic Wilson dan Roopa Purushothaman. 2003. Dreaming With BRICs: The Path to 2050.

Goldman Sachs Global Economics Paper 99, 1 Oktober 2003. Hal. 1.

Page 34: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

21

menciptakan sebuah lembaga dengan ukuran setara International Monetary Fund

(IMF).25

Perdagangan antara kelima negara pada 2011 adalah senilai $ 230 miliar

dengan tingkat pertumbuhan rata-rata tahunan mencapai 28 persen. Hal ini

diharapkan mencapai AS $ 500 miliar pada tahun 2015. Pangsa pasar BRICS

dalam perdagangan global juga telah meningkat dua kali lipat dalam periode ini

dan diperkirakan mencapai 14 persen pada tahun 2008. Foreign Direct Investment

(FDI) dari negara-negara BRICS juga meningkat dari AS $ 10 miliar di 2002

menjadi AS $ 146 miliar pada tahun 2010. Meskipun Cina dan Rusia mewakili

lebih dari 75 persen dari total FDI negara BRICS, sementara Brazil dan India

mencapai sekitar 10 persen masing-masing.26

Setiap tahunnya sejak tahun 2009, para pemimpin negara anggota BRIC

selalu mengadakan pertemuan untuk membahas mengenai kerjasama-kerjasama

yang akan dibentuk dan isu-isu internasional yang sedang berkembang. Setiap

negara anggota juga secara bergantian akan menjadi tuan rumah penyelenggara

pertemuan. Pada tahun 2010, Afrika Selatan memulai upaya untuk bergabung

dengan kelompok BRIC, dan proses masuknya secara formal dimulai pada bulan

Agustus tahun itu. Akhirnya Afrika Selatan resmi menjadi negara anggota pada

tanggal 24 Desember 2010, setelah secara resmi diundang oleh negara-negara

BRIC untuk bergabung. Pada akhinya kelompok ini berganti nama menjadi

25

Lysa John. 2012. Engaging BRICS: Challenges and Opportunities for Civil Society. Oxfam

India working papers series September 2012 OIWPS – XII. Hal. 2. 26

John. Engaging BRICS: Challenges and Opportunities for Civil Society. Hal. 3.

Page 35: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

22

BRICS, dengan penambahan huruf “S” yang merujuk pada South Africa (Afrika

Selatan).

Penciptaan alternatif ekonomi global jelas merupakan faktor kunci dari

optimisme dalam kelompok BRICS. Dalam sebuah artikel yang ditulis menjelang

BRICS Summit 2012, Jim O’Neill menunjukan bahwa PDB kolektif sementara

mereka mendekati angka AS $ 13 triliun.27

Demikian pula, BRICS Research

Group menunjukkan bahwa pada tahun 2030, GDP kumulatif Negara-negara

BRICS akan melebihi dari negara-negara G8, dengan proyeksi hampir dua kali

lipat ukuran G8, yang pada gilirannya akan meningkatkan pengaruh mereka di

panggung dunia.28

B. Proses Bergabungnya Afrika Selatan ke BRICS

Melalui upaya diplomasi yang signifikan, Afrika Selatan berhasil masuk

ke dalam kelompok BRICS pada akhir 2010, hanya beberapa bulan sebelum

Summit ke-3 dilaksanakan. Hal ini dapat dianggap sebagai salah satu prestasi

kebijakan luar negeri utama Afrika Selatan selama beberapa tahun terakhir. Ini

juga secara fundamental mengubah sifat kelompok BRICS dan memberikannya

struktur yang lebih global. Dengan masuknya Afrika Selatan, kemudian sifat

BRICS telah berubah menjadi aliansi yang lebih global dengan kapasitas yang

lebih kuat untuk berbicara atas nama “new emerging world”.

27

Jim O'Neill. 2012. Building BRICS: from conceptual category to rising reality. Dalam John

Kirton, Marina Larionova, dan Yoginder K. Alagh (Ed). 2012. “BRICS: The 2012 New Delhi

Summit”. London: Newsdesk Media. Hal. 24. 28

John. Engaging BRICS: Challenges and Opportunities for Civil Society. Hal. 3.

Page 36: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

23

Pada tahun 2010, Presiden Afrika Selatan, Jacob Zuma, mengunjungi

empat negara BRIC dalam upayanya untuk bergabung dengan kelompok ini. Pada

bulan April, Zuma mengunjungi Brasília untuk IBSA Summit ke-4, yang juga

bersamaan dengan BRIC Summit ke-2. Hal ini memberikan kesempatan kepada

Presiden Afrika Selatan untuk mengadakan pertemuan bilateral dengan semua

pemimpin BRIC. Berselang dua bulan kemudian, Jacob Zuma juga mengunjungi

India. Selanjutnya, pada awal Agustus, Zuma mengunjungi Rusia bersama

menteri kabinetnya dan lebih dari 100 orang pebisnis Afrika Selatan. Ini ia

lakukan sebagai bentuk usaha mempromosikan hubungan perdagangan dan

negaranya untuk bergabung ke dalam BRIC.29

Kemudian pada bulan yang sama, Zuma bersama dengan delegasi dari 400

perwakilan pebisnis lokal dan sebelas menteri pemerintahannya, mengunjungi

Cina untuk mempromosikan ide masuknya ke dalam kelompok BRIC. Selama

pidatonya di Beijing, ia berpendapat bahwa partisipasi Afrika Selatan di BRIC

tidak berarti bahwa hanya untuk Afrika Selatan saja, akan tetapi ini juga berarti

bahwa seluruh benua yang memiliki populasi lebih dari satu miliar orang itu akan

diwakili. Pada saat yang sama, ia juga melawan kritik yang muncul dari semakin

besarnya peran Cina di Afrika. Pada pertemuan tersebut, Cina dan Afrika Selatan

meningkatkan hubungan dengan membentuk kemitraan strategis yang

29

Stuenkel Oliver. 2013. South Africa’s BRICS membership: A win-win situation?. African

Journal of Political Science and International Relations Vol. 7(7), pp. 310-319, October 2013. Hal.

311

Page 37: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

24

komprehensif. Ini adalah bagian dari kampanye diplomatik untuk membantu

Afrika Selatan menjadi anggota tetap kelompok BRIC.30

Kerjasama dengan Cina ini terdiri dari upaya memproyeksikan Afrika

Selatan sebagai kekuatan baru yang muncul dan pemimpin kawasan, memperkuat

hubungan bilateral dengan negara-negara BRIC, dan melobi Jim O'Neill, yang

menciptakan akronim, untuk memasukkan Afrika Selatan ke dalam Akronim

BRIC. Meskipun begitu, Jim O'Neill tidak pernah setuju untuk mengubah

singkatannya, namun keaktifan Afrika Selatan akhirnya terbukti berhasil. Hanya

satu bulan setelah kunjungan Zuma ke Cina, pada pertemuan tanggal 21

September 2010 di New York, para menteri luar negeri BRIC sepakat bahwa

Afrika Selatan akan diundang untuk bergabung dengan kelompok ini.

Akhirnya pada Desember 2010, pemerintah Cina mengundang Afrika

Selatan untuk menghadiri KTT ke-3 negera-negara BRIC, yang dilaksanakan pada

tanggal 14 April 2011 di Sanya, Cina. Setelah dua KTT sebelumnya sukses di

Yekaterinburg pada tahun 2009 dan Brasilia di 2010, pertemuan ketiga di Cina ini

menandai definitif pembentukan BRICS sebagai bagian penting dari Kerjasama

Selatan-Selatan. Namun yang paling penting, untuk pertama kalinya Afrika

Selatan berpartisipasi sebagai anggota kelima kelompok ini, yang secara resmi

juga mengubah nama BRIC menjadi BRICS.31

30

Khadija Patel. 2012. Analysis: Scrutinising South Africa's inclusion in Brics. Daily Maverick,

April 3. Dalam http://www.dailymaverick.co.za/article/2012-04-03-analysis-scrutinising-south-

africas-inclusion-inbrics/#.Uelef9Ip9DQ, diakses pada 25 Juli 2014 pkl. 15.20 31

Sebastien Hervieu. 2011. South Africa gains entry to Bric club. The Guardian, April 19. Dalam

http://www.guardian.co.uk/world/2011/apr/19/south-africajoins-bric-club, diakses pada 25 Juli

2014 pkl. 15.20

Page 38: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

25

Masuknya Afrika Selatan ke dalam kelompok BRIC mengikuti permintaan

negara tersebut untuk bergabung dengan grup dan juga banyak kunjungan

kenegaraan oleh Presiden Afrika Selatan ke negara-negara tersebut selama tahun

2010. Negara ini diundang untuk bergabung dengan kelompok untuk berbagai

alasan, termasuk karena memiliki ekonomi terbesar di wilayah Sub-Sahara Afrika

(SSA). Selain juga fakta bahwa Afrika Selatan merupakan penyumbang dari

sekitar sepertiga PDB regional. Menurut Gateway House, faktor lain yang

mendukung Afrika Selatan masuk adalah sumber daya alam yang luas seperti

emas, berlian dan platinum, infrastruktur yang sangat baik, banyaknya perusahaan

yang didirikan, budaya inovasi, akses mudah untuk membiayai bisnis, iklim

keuangan makro dan mikro yang stabil, sistem perbankan yang canggih dan

berfungsinya kerangka peraturan.32

Bergabungnya Afrika Selatan ke dalam kelompok BRIC juga telah

menimbulkan reaksi yang beragam. Beberapa kritikus merasa bahwa negara

berkembang lainnya dengan pertumbuhan ekonomi lebih cepat dari Afrika Selatan

bisa dimasukkan. Bahkan menurut Jim O'Neil, masuknya Afrika Selatan dalam

kelompok adalah sebuah kesalahan. Jim O'Neil juga menunjukkan bahwa

perekonomian Afrika Selatan itu terlalu kecil untuk dibandingkan dengan negara

BRIC lainnya. Selain itu dirinya juga menunjukkan bahwa, negara-negara seperti

Korea Selatan, Indonesia, Meksiko dan Turki berada di daftar negara yang lebih

32

Gateway House. Why South Africa bric?. Dalam

http://www.gatewayhouse.in/publication/gateway-house/features/why-south-africa-bric, diakses

pada 10 Oktober 2014, pkl. 20.10

Page 39: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

26

pantas untuk menjadi bagian kelompok BRIC karena ukuran populasi yang sangat

besar dan ukuran PDB yang relatif besar dari mereka.33

Analis juga merasa bahwa Nigeria akan menjadi pilihan yang lebih baik

untuk sebuah negara Afrika untuk bergabung BRICS. Menurut World Atlas,

Nigeria memiliki ukuran populasi yang lebih besar, diperkirakan 158.300.000

pada tahun 2012 dari Afrika Selatan, diperkirakan 49,9 juta pada tahun 2012.34

Selain itu Nigeria juga merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi yang

stabil di benua itu, dengan tingkat pertumbuhan ekonomi hingga kuartal keempat

tahun 2010 adalah 6,8%, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan Afrika

Selatan 4,4%.35

Nigeria dianggap memiliki potensi secara pertumbuhan ekonomi, namun

Afrika Selatan secara politis lebih penting dan memegang lebih pengaruh,

khususnya melalui keanggotaannya dalam G20. Nigeria juga belum diundang

untuk menjadi anggota, mengingat situasi politik di negara itu, terutama tentang

isu-isu tata kelola yang penting, seperti pemilu cacat dan korupsi. Meskipun

kedua negara terlibat dalam organisasi multilateral kawasan, dengan Afrika

Selatan di Southern African Development Community (SADC) dan Nigeria

menjadi anggota Economic Community of West African States, Afrika Selatan

dilihat lebih baik melalui keterlibatannya juga di blok IBSA bersama dengan India

33

Sharda Naidoo. 2012. South Africa's presence 'drags down Brics. Mail & Guardian Online, 23

Maret 2012 dalam http://mg.co.za/article/2012-03-23-sa-presence-drags-down-brics, diakses pada

10 Oktober 2014, pkl. 20.15. 34

Countries of the World. Dalam http://www.worldatlas.com/aatlas/populations/ctypopls.htm,

diakses pada 10 Oktober 2014, pkl. 20.30 35

Bradley Dubbelman. 2011. South Africa’s role in Brics: Implications and effects. Creamer

Media’s Research Channel Africa July 2011. Hal. 4.

Page 40: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

27

dan Brasil. Dengan Brazil dan India menjadi Anggota BRIC, indikasi bahwa

Afrika Selatan telah telah mengikat kesepakatan politik dan ekonomi dengan

negara-negara ini untuk mempromosikan kerjasama di antara mereka.36

Peran Cina dalam bergabungnya Afrika Selatan ke BRICS juga tidak dapat

dilepaskan. Cina yang dianggap sebagai konstituen yang paling dominan dari

BRICS, khususnya memandang Afrika Selatan sebagai negara yang menarik

karena memiliki sejumlah besar konsumen. Negara ini juga memiliki kapasitas

produksi energi terbesar dan juga merupakan produsen terbesar logam mulia,

seperti emas dan platinum. Kedua fitur ini menarik bagi investasi dan kepentingan

perdagangan Cina. Selain itu Cina memiliki saham keuangan besar di negara itu

terutama di sektor perbankan, infrastruktur, pertambangan, transportasi dan energi

terbarukan. Menurut Gateway House, Industrial Commercial Bank of China

(ICBC) memiliki saham 20 persen (AS $ 4,7 miliar) di salah satu bank terbesar di

Afrika Selatan, Standard Bank.37

C. Kerangka Kerjasama dalam BRICS

Sebagai sebuah lembaga atau institusi yang menaungi beberapa negara,

BRICS juga membentuk kerangka kerjasama sebagai landasan dalam menentukan

kebijakan. Kerangka kerjasama dianggap sebagai perjanjian kerjasama yang telah

disepakati bersama dalam setiap pertemuan yang dilakukan. Sejak tahun 2009,

BRICS setiap tahunnya melaksanakan annual summit yang secara bergantian

36

Dubbelman. South Africa’s role in Brics. Hal. 4. 37

South Africa’s position in BRICS dalam Quarterly Bulletin – January to March 2013 Gauteng

Province: Provincial Treasury Republic of South Africa. Hal. 8.

Page 41: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

28

digelar di negara-negara anggota. Dari setiap pertemuan yang dilaksanakan,

seluruh kepala negara anggota akan membahasa isu-isu tertentu yang berkaitan

dengan kepentingan dalam kelompok ini.

Pertemuan pertama yang dilangsungkan pada tanggal 16 Juni 2009, di

Yekaterinburg, Rusia, dihadiri oleh pemimpin masing-masing negara anggota,

yaitu, Luiz Inácio Lula da Silva (Brasil), Dmitry Medvedev (Rusia), Manmohan

Singh (India), dan Hu Jintao (Cina). Fokus Pertemuan ini adalah peningkatan

situasi ekonomi global dan reformasi lembaga keuangan, serta pembahasan

mengenai bagaimana empat negara ini bisa lebih baik dalam kerjasama di masa

depan. Adapun diskusi lebih lanjut adalah mengenai bagaimana cara negara-

negara berkembang, seperti anggota BRIC, bisa menjadi lebih terlibat dalam

urusan global.38

Pertemuan negara anggota BRIC kembali dilakukan yang mengambil

tempat di kota Brasília, Brasil pada 15-16 April, 2010. Ini adalah pertemuan

kedua dari para kepala negara anggota untuk membahas labih lanjut kerjasama

dalam kelompok tersebut. Selain dihadiri oleh keempat kepala negara anggota,

ada pula Presiden Afrika Selatan, Jacob Zuma, dan Menteri Luar Negeri Palestina,

Riad Al-Malki, yang juga ikut menghadiri pertemuan kali ini. Dengan

pembahasan isu lanjutan seperti pada KTT yang pertama, ditambah juga dengan

isu-isu internsional yang sedang berlangsung saat itu.39

38

Nations eye stable reserve system dalam http://news.bbc.co.uk/2/hi/business/8102216.stm,

diakses pada 25 Juli 2014 pkl. 12.35 39

Konstantin Rozhnov. BRIC countries try to shift global balance of power. Thursday, 15 April

2010. Diakses dari http://news.bbc.co.uk/2/hi/8620178.stm pada 3 September 2014 pkl 14.30

Page 42: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

29

Setelah itu KTT BRICS ketiga diselenggarakan pada 14 April 2011 di

Sanya di pulau Hainan, Cina. Dalam pertemuan kali ini ada perbedaan yang

signifikan dengan masuknya Afrika Selatan sebagai anggota baru di kelompok ini.

Jika pada pertemuan di Brasilia tahun 2010, Afrika Selatan diundang sebagai

tamu, kelompok ini kemudian mengundang Afrika Selatan untuk bergabung

sebagai anggota penuh pada tahun 2011 dan mengubah kelompok yang

sebelumnya disebut BRIC resmi menjadi BRICS.40

India berkesempatan menjadi tuan rumah KTT BRICS selanjutnya yang

bertempat di New Dehli, 29 Maret 2012. Pertemuan ini menandai pertemuan

tahunan kelompok BRICS yang juga dilangsungkan untuk keempat kalinya. Pada

pertemuan kali ini kelima kepala negara anggota ikut menghadiri, Dilma Rousseff

(Brasil), Dmitry Medvedev (Rusia) Manmohan Singh (India), Hu Jintao (Cina),

dan Jacob Zuma (Afrika Selatan). Dengan mengambil tema pertemuan "BRICS

Partnership for Global Stability, Security and Prosperity".41

Pada tahun 2013 pertemuan tahunan BRICS dilaksanakan di Durban,

Afrika Selatan, pada 26-27 Maret 2013. Dengan dihadiri oleh Dilma Rousseff

(Brasil), Vladimir Putin (Rusia), Narendra Modi (India), Xi Jinping (Cina), dan

Jacob Zuma (Afrika Selatan), yang mewakili seluruh negara anggota kelompok

ini. Dengan bertema “BRICS and Africa: Partnership for Development,

40

Michael Forsythe, et al. BRICS Prod China's Hu to Import Value-Added Goods as Well as Raw

Materials, Bloomberg, April 13, 2011. Dalam http://www.bloomberg.com/news/2011-04-

13/countries-at-brics-summit-push-china-to-import-more-airliners-medicines.html, diakses pada 3

September 2014 pkl. 15.50 41

Zeebiz Bureau. 2012. BRICS summit in Delhi begins today. Press Trust of India, Zee News, 29

March 2012. Dalam http://zeenews.india.com/business/news/economy/brics-summit-in-delhi-

begins-today_44828.html, diakses pada 4 September 2014 pkl. 11.50

Page 43: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

30

Integration and Industrialisation”, pertemuan ini juga menandai bahwa seluruh

anggota telah menjadi tuan rumah penyelenggaraan KTT dan untuk pertama

kalinya pertemuan dilaksanakan di Benua Afrika.42

Adapun dari KTT tersebut, para pemimpin BRIC menyerukan peningkatan

reformasi ekonomi dengan menuntut hak suara dan representasi di lembaga-

lembaga keuangan internasional, dan agar penunjukan kepala dan pemimpin

senior di lembaga tersebut harus melalui proses seleksi yang transparan dan

terbuka. Sedangkan secara politik, peningkatan status dan peran para negara

anggota setidaknya dapat lebih diperhitungan di dunia internasional, khususnya di

PBB. Serta komitmen untuk saling bekerjasama dalam membendung krisis

pangan internasional yang terjadi.43

Untuk masalah perdagangan internasional para pemimpin kelompok ini

sepakat untuk menekankan pentingnya sistem perdagangan multilateral, yang

diwujudkan dalam World Trade Organization (WTO), untuk menyediakan

lingkungan yang terbuka, stabil, adil dan tidak diskriminatif untuk perdagangan

internasional. Para anggota BRIC juga akan mendesak semua negara untuk

menolak segala bentuk proteksionisme perdagangan dan melawan pembatasan

perdagangan.44

Kelompok ini juga mengumumkan keputusan mereka untuk menghentikan

pembayaran perdagangan menggunakan dolar AS dan selanjutnya memberikan

42

Fifth BRICS Summit Background. Dalam http://www.brics5.co.za/, diakses pada 4 September

2014 pkl. 15.20 43

Susan Houlton. First BRIC summit concludes. Dalam http://www.dw.de/first-bric-summit-

concludes/a-4335954, diakses pada 3 September 2014 pkl. 12.55 44

Jenilee Guebert. 2011. BRIC Summit Commitments: 2010 Brasilia Summit. BRICS Research

Group, 4 Juli 2011. Hal. 1-4

Page 44: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

31

kredit kepada satu sama lain dalam mata uang nasional mereka sendiri. Bank

pembangunan masing-masing negara akan menandatangani perjanjian untuk lebih

secara bertahap mengubah mata uang pinjaman dari dolar AS. Hal ini

dimaksudkan untuk memperkuat kerjasama keuangan antara negara-negara

BRICS, serta untuk memperluas signifikansi internasional dari mata uang nasional

mereka.45

Dalam kaitannya dengan peningkatan perdagangan dalam mata uang lokal,

negara-negara BRICS juga menandatangani Perjanjian untuk memperluas fasilitas

kredit dalam mata uang lokal dan Perjanjian Fasilitas Kredit Multilateral untuk

menggantikan dolar AS sebagai unit utama perdagangan di antara mereka. Dalam

rangka membawa ekonomi BRICS lebih dekat, semua anggota sepakat untuk

meluncurkan turunan indeks ekuitas, yang memungkinkan investor di satu negara

BRICS untuk bertaruh pada kinerja pasar saham di empat negara anggota lainnya

tanpa risiko mata uang.46

Hasil dari pertemuan kelima kelompok BRICS adalah bahwa para

pemimpin BRICS menyetujui pembentukan Bank Pembangunan baru dan

menunjukkan bahwa kontribusi modal awal ke bank harus besar dan cukup untuk

bank menjadi efektif dalam pembiayaan infrastruktur. Selain itu, pemimpin juga

menyepakati pembentukan susunan cadangan kontinjen (Contingent Reserve

Arrangement (CRA)) dengan ukuran awal sebesar AS $ 100 miliar. CRA ini akan

membantu negara-negara BRICS mencegah tekanan likuiditas jangka pendek dan

45

Countries of BRICS refuse dollars. What shall investors expect?. Dalam http://www.profi-

forex.us/news/entry4000001367.html, diakses pada 3 September 2014 pkl. 16.20 46

BRICS. 2012. The BRICS Report. New Delhi: Oxford University Press. Hal. 172-173

Page 45: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

32

lebih memperkuat stabilitas keuangan. Hal ini juga akan memberikan kontribusi

untuk memperkuat jaringan pengaman keuangan global dan melengkapi peraturan

internasional sebagai garis pertahanan.47

Selain itu terdapat dua Perjanjian yang menyimpulkan mengenai

Mekanisme Kerjasama Interbank BRICS. Pertama, The BRICS Multilateral

Infrastructure Co-Financing Agreement untuk membuka jalan Afrika bagi

pembentukan, pengaturan, pembiayaan, untuk proyek-proyek infrastruktur di

Benua Afrika. Kedua, The BRICS Multilateral Cooperation and Co-Financing

Agreement untuk menetapkan pembangunan berkelanjutan, mengeksplorasi

pembentukan perjanjian bilateral yang bertujuan untuk membangun kerjasama

dan pengaturan pembiayaan bersama, khususnya di sekitar pembangunan

berkelanjutan dan elemen ekonomi hijau.48

Untuk kerjasama multilateral di antara negara BRICS, mereka sepakat

untuk memperkuat koordinasi di Organisasi Perdagangan Dunia Putaran Doha,

serta dalam forum-forum multilateral lainnya di mana perdagangan dan investasi

dapat berkembang. Selain itu juga melakukan pertemuan rutin antara pejabat

tinggi BRICS dalam organisasi multilateral dan internasional. Serta

mengidentifikasi area untuk kemungkinan kegiatan kerjasama pembangunan

47

Fifth BRICS Summit Background. Dalam http://www.brics5.co.za/, diakses pada 4 September

2014 pkl. 15.20 48

Yarygina Irina. Financial challenges for BRICS. Diakses dari

http://www.brics5.co.za/assets/BRICS-Financial-challenges-by-Yarygina-Irina.pdf, pada 4

September 2014 pkl. 15.30

Page 46: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

33

BRICS yang dapat mendukung aspirasi pembangunan dari negara-negara

berkembang.49

Sementara untuk mempromosikan dan memfasilitasi perdagangan dan

investasi di antara mereka, mereka sepakat untuk, pertama, meningkatkan

pertukaran informasi kebijakan perdagangan, investasi dan peluang bisnis melalui

mekanisme, termasuk website untuk berbagi informasi perdagangan dan investasi.

Kedua, mendorong lembaga perdagangan dan investasi mereka untuk membangun

hubungan yang lebih kuat, dan memberikan dukungan kebijakan untuk misi

perdagangan dan investasi antara anggota BRICS.50

Ketiga, memperluas kerjasama pada platform promosi perdagangan dan

investasi seperti pameran dagang dan pameran untuk meningkatkan peluang bagi

perusahaan BRICS untuk bertemu, berkomunikasi dan bekerjasama satu sama

lain. Keempat, meningkatkan transparansi lingkungan perdagangan dan investasi

sesuai dengan hukum dan peraturan masing-masing. Kelima meningkatkan

komunikasi dan kerjasama di bidang standarisasi, sertifikasi, inspeksi dan

karantina. Keenam, meningkatkan komunikasi dan kerjasama antara lembaga-

lembaga yang bertanggung jawab untuk ganti rugi perdagangan. Ketujuh,

mendukung untuk peningkatan perdagangan intra-BRICS, mengingat efek yang

positif dari tugas Departemen Keuangan dan Bank Sentral dalam penyelesaian

mata uang lokal.51

49

BRICS. 2013. BRICS Trade and Invesment Cooperation Framework”. Fifth BRICS Summit

Durban, South Africa 26 March 2013. Hal. 1. 50

BRICS. BRICS Trade and Invesment Cooperation Framework. Hal. 2. 51

BRICS. BRICS Trade and Invesment Cooperation Framework. Hal. 3.

Page 47: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

34

BAB III

HUBUNGAN KERJASAMA EKONOMI AFRIKA SELATAN DENGAN

NEGARA ANGGOTA BRICS (2000-2010)

Pembahasan pada bab III ini akan berfokus tentang hubungan kerjasama

yang dilakukan antara Afrika Selatan dengan negara anngota BRICS lainnya.

Akan tetapi terdapat pembatasan periode yang dimulai dari tahun 2000 sampai

dengan tahun 2010. Hal ini untuk melihat bagaimana bentuk kerjasama Afrika

Selatan dengan sesama negara anggota sebelum terbentuknya kelompok BRICS.

Dengan begitu akan terlihat apakah ada perubahan pada hubungan kerjasama yang

dilakukan antara sebelum BRICS dan sesudah bergabung BRICS.

A. Kerjasama Ekonomi Afrika Selatan dengan Brasil

Brasil adalah negara yang paling besar di Amerika Selatan, dan negara

yang paling maju serta kekuatan ekonominya paling kuat di antara negara-negara

yang terdapat di bagian benua tersebut. Sebagai negara kesepuluh ekonomi

terbesar di dunia, Brasil memiliki GDP mencapai 706 miliar dolar AS pada tahun

2005.52

Dengan begitu tentunya Brasil memiliki potensi yang cukup besar sebagai

partner peningkatan kerjasama ekonomi. Hal ini pula yang kemudian mendorong

Afrika Selatan untuk membuka hubungan kerjasama di bidang ekonomi dengan

Brasil.

52

Research and Information System for Developing Countries (RIS). 2008. Trinity of the South:

Potential of India-Brasil-South Africa (IBSA) Partnership. New Delhi: Acedemic Foundation.

Hal. 34

Page 48: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

35

Bagi kawasan Afrika, Brasil berada di urutan keempat sebagai mitra

dagang di belakang anggota BRICS lainnya, Cina dan India, dan juga Korea

Selatan. Negara-negara gabungan Afrika saat ini menempatkan Brasil sebagai

mitra dagang terbesar kelima untuk ekspor dan impor. Investasi Brasil di Afrika

sendiri masih didominasi seperti halnya negara-negara BRICS lainnya, yaitu

investasi yang terkonsentrasi di sumber daya dan sektor konstruksi. Akan tetapi

fakta juga menunjukan bahwa sebagian besar perusahaan terbesar di Brasil

mengkhususkan diri di bidang konstruksi sipil dan sumber daya (misalnya

Odebrecht, Andrade Gutierrez, Petrobras, Vale).

Kerjasama antara Afrika dengan Brasil sudah dimulai sejak lama, akan

tetapi beberapa tahun belakangan kerjasama keduanya semakin meningkat.

Kepemimpinan Presiden Luiz Inácio Lula da Silva, yang dimulai pada tahun

2002, menunjukan adanya peralihan fokus Brasil ke Afrika pada kebijakan

ekonomi, perdagangan dan investasi, serta pertanian, minyak, pertambangan,

infrastruktur, kesehatan, dan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kepentingan

kerjasama Selatan-Selatan yang menjadi fokus kebijakannya menjadikan aktivitas

perdagangan keduanya meningkat secara signifikan.

Perdagangan Brasil dengan negara Benua Afrika meningkat lebih dari

enam kali lipat sejak tahun 2000 hingga 2008, dari AS $ 4,2 miliar menjadi AS $

25,9 miliar. Meskipun pada tahun 2009 terjadi penurunan perdagangan dengan

Afrika yang menjadi AS $ 17,1 miliar. Ini merupakan refleksi dari tren perluasan

pasar, selain daripada efek negatif dari krisis ekonomi dan keuangan global yang

Page 49: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

36

terjadi. Namun tahun berikutnya, 2010, kembali terjadi kenaikan dalam

perdagangan antara Brasil dan Afrika hingga mencapai AS $ 20,0 miliar.53

Gambar. III.A.1: Perkembangan perdagangan Brasil-Afrika (AS $ juta)

Sumber: Christina Stolte. 2012. Brasil in Africa: Just Another BRICS Country

Seeking Resources?. Chatham House Briefing paper.

Dari gambar di atas dapat dilihat adanya peningkatan dalam hal aktivitas

perdagangan antara Brasil dengan Afrika. Meskipun terjadi penurunan pada tahun

2009, hal tersebut tidak pengaruh banyak karena setahun setelahnya tren

perdagangan keduanya kembali meningkat. Mitra dagang utama Brasil di Afrika

adalah Nigeria (32 persen), Angola (16 persen), dan Aljazair (12 persen).

Sedangkan Afrika Selatan sendiri menempati posisi keempat dengan 10 persen

dari total perdagangan Brasil dengan negara-negara Afrika.

53

Simon Freemantle and Jeremy Stevens. 2009. Tectonic Shifts Tie BRIC and Africa’s Economic

Destinies. Standard Bank Economics, BRIC and Africa, 14 Oktober 2009. Hal. 10.

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

2000 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Ekspor

Impor

Total

Perdagangan

Page 50: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

37

Dalam hal kerja sama keuangan dua lembaga keuangan pembangunan,

Industrial Development Corporation di Afrika Selatan dan Brazilian Development

Bank, menandatangani perjanjian kerjasama yang bertujuan antara lain,

memperkuat hubungan perdagangan dan ekonomi antara Afrika Selatan dan

Brasil melalui kerja sama pada sejumlah proyek, termasuk beberapa yang

berfokus pada perusahaan otomotif dan komponennya, pengolahan makanan dan

sektor farmasi.

Beberapa perusahaan dan industri Afrika Selatan juga telah berhasil

menembus pasar Brasil dalam beberapa tahun terakhir. Perusahaan tambang

Afrika Selatan, seperti AngloGold Ashanti, dan salah satu bank terbesarnya,

Standard Bank, telah berjalan dengan sukses di Brasil. Sementara sebuah

perusahaan gabungan antara perusahaan farmasi di Afrika Selatan dan Brasil

bertujuan untuk mengembangkan dan memproduksi produk farmasi pada skala

global. Sedangkan sebuah penerbit Afrika Selatan, Naspers, telah mengakuisisi

saham di penerbit majalah terbesar Brasil.

Sementara itu berbagai liberalisasi dan kerjasama program keuangan dan

komersial juga telah memberikan kontribusi untuk memajukan hubungan

perdagangan antara Afrika Selatan dan Brasil. Salah satu proyek yang paling

penting adalah India, Brazil, and South Africa (IBSA), yaitu sebuah inisiatif untuk

pembangunan trilateral yang menghubungkan tiga negara tersebut. Inisiatif ini

bertujuan untuk mempromosikan kerja sama Selatan-Selatan untuk

mengeksplorasi peluang perdagangan dan investasi, pertukaran informasi,

pertambangan, infrastruktur, teknologi dan keterampilan. Forum bisnis Afrika

Page 51: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

38

Selatan dan Brasil telah memperkuat hubungan perdagangan dan investasi antara

negara-negara tersebut dan dengan bisnis di Afrika Selatan.

Meskipun Afrika Selatan saat ini hanya merupakan sebagian kecil ekspor

dari total ekspor ke Amerika Latin, namun nilai ekspornya telah mengalami

pertumbuhan selama beberapa tahun terakhir. Afrika Selatan dan Brasil berfokus

pada semakin pentingnya perdagangan antara Selatan-Selatan dan ditambah

dengan meningkatnya liberalisasi keuangan dan komersial, serta program

kerjasama bilateral. Ini juga berarti bahwa Brasil memiliki potensi untuk

memberikan bisnis di Afrika Selatan dengan peluang investasi dan ekspor yang

luas.

B. Kerjasama Ekonomi Afrika Selatan dengan India

Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi India mengalami

kenaikan yang didorong kuat oleh bidang manufaktur dan ekspansi yang cepat

dalam perdagangan dan investasi. Perdagangan bilateral antara Afrika dengan

India memiliki berkembang pesat selama dua dekade belakangan, angkanya terus

berkembang dari AS $ 1 miliar pada tahun 1990 yang kemudian menjadi AS $ 3

miliar pada tahun 2000. Kemudian jumlah tersebut mengalami peningkatan secara

besar-besaran menjadi AS $ 36 miliar pada tahun 2007-2008.

Namun sejak krisis keuangan global, jumlahnya menurun menjadi sekitar

AS $ 32 miliar pada tahun 2010-2011. Melonjaknya volume perdagangan

mencerminkan neraca perdagangan positif untuk Afrika. Impor India dari Afrika

tumbuh dari AS $ 587,5 juta menjadi AS $ 18,8 miliar antara 1990 dan 2009,

Page 52: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

39

sementara ekspor ke benua tersebut meningkat dari AS $ 436,8 juta menjadi AS $

13,2 miliar selama periode yang sama.54

Gambar. III.B.1 : Perdagangan India-Afrika (AS $ juta)

Sumber: The African Development Bank Group Chief Economist

Complex. India’s Economic Engagement with Africa. Dalam Africa Economic

Brief Volume 2, Issue 6 11 May, 2011.

India hampir tidak memiliki hubungan perdagangan dengan Afrika Selatan

sampai dengan tahun 1980-an. Impor dari Afrika Selatan hanya kurang dari AS $

1 miliar selama periode 1993-1995, sedangkan negara-negara seperti Maroko,

Mesir dan Nigeria mengekspor lebih banyak ke India. Namun hubungan ekonomi

keduanya telah berubah secara signifikan dan mitra dagang terbesar India di

Afrika saat ini adalah Afrika Selatan, yang merupakan 56% impor India dari

54

Sharon Davis. SA and India - growing partners in trade dalam

http://www.wbsjournal.co.za/articles/sa-and-india-growing-partners-in-trade-850.html, diakses

pada 21 Juli 2014 pkl. 11.50

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

40000

2000 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Ekspor

Impor

Total

Perdagangan

Page 53: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

40

benua tersebut. Pada saat yang sama, ekspor ke India dari beberapa negara Afrika

yang lebih besar, seperti Mesir, Tunisia, Nigeria, Zambia, Aljazair dan Libya,

juga telah mengalami penurunan.55

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa India dan Afrika Selatan

juga membentuk kerjasama perdagangan bersama dengan Brasil dalam kerangka

India, Brazil, and South Africa (IBSA). Pembentukan IBSA berawal dari

pertemuan para menteri luar negeri dari India, Brazil dan Afrika Selatan, pada

bulan Juni 2003 di Brasilia, untuk membahas hubungan yang lebih erat antara

negara-negara mereka. Salah satu tujuan utama dari Forum IBSA adalah untuk

mempromosikan peningkatan perdagangan antara negara IBSA. Rencana Aksi

IBSA diadopsi di New Delhi pada tahun 2004, yang di dalamnya menteri dari

negara-negara IBSA secara eksplisit berkomitmen untuk meningkatkan arus

perdagangan intra-IBSA menjadi AS $ 10 miliar pada 2007. Target ini kemudian

akan digantikan oleh komitmen untuk meningkatkan perdagangan trilateral

sebesar AS $ 15 miliar pada 2010 dan AS $ 25 miliar pada 2015.56

Satu dekade dari pembentukan Forum IBSA, muncul efek menguntungkan

dalam hal peningkatan perdagangan di antara tiga negara dan bahwa perdagangan

intra-IBSA telah berkembang secara signifikan. Antara 2003 dan 2012, nilai

impor IBSA dari negara selain IBSA (impor intra-IBSA) tumbuh sebesar 22,7%

per tahun, sedangkan nilai dari total impor IBSA tumbuh sebesar 20,3% per

tahun. Demikian pula, data ekspor intra-IBSA meningkat sebesar 26,9% per tahun

55

Mohanty, S. K. dan Sachin Chaturvedi. 2008. India-Africa Economic Partnership: Trends and

Prospects. Diakses dari http://www.ris.org.in/dp134_pap.pdf pada 21 Juli 2014 pkl. 15.35 56

Woolfrey, S. 2013. A closer look at India-Brazil-South Africa (IBSA) trade. tralac Trade Brief

No. S13TB08/2013 September 2013. Hal. 3

Page 54: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

41

antara tahun 2003 dan 2012, sementara total ekspor IBSA meningkat hanya

15,9% per tahun selama periode yang sama.57

C. Kerjasama Ekonomi Afrika Selatan dengan Rusia

Pentingnya Rusia sebagai partner perdagangan untuk negara-negara Afrika

yang cukup minim bila dibandingkan dengan pasar negara-negara maju dan

berkembang lainnya seperti Uni Eropa, Amerika Serikat, Cina, India, dan Brazil.

Perdagangan bilateral antara Rusia dan Afrika mencapai puncaknya sebesar AS $

7,3 miliar pada tahun 2008. Meskipun peningkatan ini sepuluh kali lipat dari

volume perdagangan yang sangat rendah sebesar AS $ 740 juta di 1994, hal ini

tidak cukup signifikan untuk menjamin perusahaan Rusia terlibat dengan negara-

negara Afrika.

Khusus untuk Afrika Selatan, perjanjian ekonomi dan perdagangan antar

pemerintah ditandatangani pada tanggal 22 Oktober 1993, dalam Agreement on

the Promotion and Reciprocal Protection of Investment. Kerjasama dalam

pengembangan sumber daya mineral, khususnya berlian, emas, pangan, kelompok

logam platinum adalah salah satu yang paling menjanjikan dari kerjasama

bilateral kedua negara. Kesepakatan antar pemerintah tentang kerjasama dalam

eksplorasi, ekstraksi, pengolahan dan pengolahan mineral ditandatangani di

Moskow pada 29 April 1999.

Bersama Committee on trade and economic cooperation, Pemerintah

antara Rusia dan Afrika Selatan, mengadakan sidang pertama pada bulan April

57

Woolfrey. A closer look at India-Brazil-South Africa (IBSA) trade. Hal. 4

Page 55: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

42

1999 di Moskow. Selanjutnya, pada bulan November 2002 di Pretoria, dinyatakan

bahwa pemerintah Afrika Selatan telah memutuskan untuk menerima Federasi

Rusia sebagai pasar ekonomi sehingga memudahkan hubungan perdagangan, serta

fakta bahwa Afrika Selatan juga didukung akses masuk ke WTO oleh Federasi

Rusia.

Untuk meningkatkan hubungan politik dan komersialnya dengan Afrika

dan memfasilitasi akses pasar untuk perusahaan, pemerintah Rusia menganut

kebijakan luar negeri baru terhadap Afrika. Salah satunya dengan melakukan

kunjungan resmi untuk beberapa negara Afrika, selain itu juga menganjurkan

untuk resolusi konflik, bantuan kemanusiaan, dan bantuan utang untuk Afrika.

Hal ini tentunya efektif untuk terus berupaya memperbaiki hubungan antara

keduanya.

Gambar. III.C.1: Perdagangan Rusia-Afrika (AS $ juta)

Sumber: The African Development Bank Group Chief Economist

Complex. Russia’s Economic Engagement with Africa. Dalam Africa Economic

Brief Volume 2, Issue 7 11 May, 2011.

0

5000

10000

15000

20000

2000 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Ekspor

Impor

Total

Perdagangan

Page 56: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

43

Sejak tahun 2000, perdagangan Rusia dengan Afrika mulai meningkat,

akan tetapi dengan impor produk Afrika berjalan lebih lambat daripada ekspor

Rusia ke Afrika. Impor dari Afrika secara keseluruhan pada tahun 2000 adalah

sebesar AS $ 350 juta. Pada tahun 2002, perdagangan bilateral Afrika Selatan

dengan Rusia mencapai 138.1 juta dolar AS, atau 92% lebih dari tahun 2001. Pada

tahun 2002 juga, ekspor Rusia ke Afrika Selatan meningkat sebesar 147.5%,

sementara ekspor Afrika Selatan ke Rusia 25,7% dibandingkan dengan tahun

sebelumnya.

Dalam tahun-tahun berikutnya omset perdagangan antara Rusia dan Afrika

Selatan terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2007, angkanya mencapai sebesar

AS $ 284.4 juta, dan pada tahun 2008 telah mencapai AS $ 484.1 juta. Ekspor dan

impor yang terus tumbuh dari kedua negara selama 2000-2008, setelah itu

angkanya sedikit menurun karena dampak dari krisis keuangan dan ekonomi

dunia. Rusia telah mempertahankan surplus perdagangan dengan Afrika, yang

tercatat sebesar AS $ 597 juta pada tahun 2000, kemudian naik menjadi AS $ 3,3

miliar pada tahun 2008 dan turun ke AS $ 2,3 miliar pada 2009.58

59

Rusia menempati urutan ke-41 sebagai negara tujuan ekspor untuk Afrika

Selatan dan ke-56 sebagai negara sumber impor. Jika dibandingkan situasi ekspor

58

The African Development Bank Group Chief Economist Complex. Russia’s Economic

Engagement with Africa. Dalam Africa Economic Brief Volume 2, Issue 7 11 May, 2011, diakses

dari

http://www.afdb.org/fileadmin/uploads/afdb/Documents/Publications/Russia’s_Economic_Engage

ment_with_Africa.pdf pada 22 Juli 2014 pkl. 12.15 59

Alexandra A Arkhangelskaya. 2011. Russia – South Africa, BRICS format. Dalam

http://www.brics5.co.za/assets/AAA1.pdf, diakses pada 22 Juli 2014 pkl. 13.20

Page 57: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

44

dari Afrika Selatan ke Rusia sedikit lebih baik daripada yang sebaliknya. Saham

yang di ekspor Afrika Selatan secara keseluruhan secara signifikan lebih tinggi,

dan sejak tahun 2000 telah menunjukkan pertumbuhan yang konsisten dari 0,1%

menjadi 0,4% pada tahun 2010.60

D. Kerjasama Ekonomi Afrika Selatan dengan Cina

Saat ini Cina telah menjadi mitra dagang terbesar Afrika, dan Afrika juga

merupakan sumber impor utama, proyek konstruksi terbesar kedua di luar negeri,

pasar dan tujuan investasi terbesar keempat bagi Cina. Pembangunan ekonomi

dan perdagangan Cina-Afrika telah meningkatkan kehidupan masyarakat dan

pembangunan ekonomi di negara-negara Afrika. Selain itu juga memberikan

dukungan yang kuat untuk pembangunan sosial-ekonomi Cina, dan memberikan

kontribusi untuk mempromosikan kerjasama Selatan-Selatan dan pembangunan

ekonomi dunia yang seimbang.

60

Natalya Volchkova, dan Maria Ryabtseva. 2013. Russia–South Africa Relations: Collaboration

in BRICS and the G-20. SAIIA Occasional Paper No 63, February 2013. Hal. 14.

Page 58: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

45

Gambar. III.D.1: Volume Perdagangan Cina-Afrika (AS $ juta)

Sumber: WhitePaper. 2013. China-Africa Economic and Trade Cooperation. The

People's Republic of China, Beijing, August 2013.

Afrika Selatan sendiri merupakan mitra dagang terbesar Cina di wilayah

Afrika. Menurut statistik yang dirilis di Cina, volume perdagangan bilateral antara

kedua negara ini mencapai AS $ 72,7 miliar pada tahun 2005, yang kemudian

naik hingga 23% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu ekspor Cina ke

Afrika Selatan mencapai angka AS $ 3,83 miliar, atau meningkat 29,6 persen,

sedangkan impor Cina dari Afrika Selatan tumbuh sebesar 16,4 persen yang

mencapai AS $ 3,44 miliar. Dari angka tersebut Cina memiliki surplus

perdagangan sebesar AS $ 0,39 miliar dengan Afrika Selatan.61

Pada tahun 2009, Cina telah menjadi mitra dagang nomer satu di Afrika

Selatan. Dalam tahun berikutnya, skala perdagangan Cina-Afrika berkembang

cukup pesat. Pada tahun 2010, total volume perdagangan Cina-Afrika mencapai

61

Bilateral trade relations, dalam http://www.china.org.cn/english/features/fmar/167995.htm,

diakses pada 23 Juli 2014 pkl 12.30

0

30000

60000

90000

120000

150000

2000 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Ekspor

Impor

Total

Perdagangan

Page 59: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

46

AS $ 138,49 miliar, dengan pertumbuhan dari tahun ke tahunnya sebesar 19,3%.

Dari jumlah ini, sebesar AS $ 65,319 miliar terdiri dari ekspor Cina ke Afrika,

yang naik 16,7%, dan AS $ 53,171 miliar telah disumbangkan oleh impor Cina

dari Afrika, yang artinya naik 21,4%.62

Pada tahun 2012, Afrika Selatan mendominasi dengan 30 persen dari total

perdagangan Cina ke Afrika, ini jauh dari partner perdagangan utama Cina di

Afrika lainnya, yaitu Angola (19 persen), Nigeria (5 persen), Mesir (5 persen),

dan Libya (4 persen). Untuk itu baik Cina maupun Afrika Selatan telah menjalin

hubungan kerjasama ekonomi dengan sangat baik. Bahkan, jika dibandingkan

dengan keempat negara anggota BRICS lainnya, Cina memiliki peranan yang

lebih besar pada perekonomian Afrika Selatan. Ini tentunya menunjukan

bagaimana adanya ketergantungan ekonomi baik bagi Cina maupun Afrika

Selatan dari kerjasama yang mereka jalani.

Dari data yang telah ditampilkan dalam bab ini, dapat disimpulkan bahwa

Afrika Selatan telah terlebih dahulu melakukan kerjasama bilateral dengan negara

anggota BRIC sebelum bergabung dengan kelompok tersebut.bahkan hubungan

antara Afrika Selatan dengan Cina telah mengalami peningkatan yang paling

signifikan salam satu decade terakhir. Kerjasama antara Brasil dan India dengan

Afrika Selatan telah dilakukan dalam sebuah kerangka kerjasama, yaitu IBSA.

Sedangkan Rusia yang lebih sedikit melakukan kerjasama dengan Afrika Selatan

dibandingkan tiga negara BRIC lainnya, namun lebih memberikan surplus

perdagangan bagi Afrika Selatan.

62

Bilateral trade relations, dalam http://www.china.org.cn/english/features/fmar/167995.htm,

diakses pada 23 Juli 2014 pkl 12.30

Page 60: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

47

Bergabungnya Afrika Selatan dengan kelompok BRICS juga secara jelas

menunjukan keinginan Afrika Selatan untuk terus meningkatkan kerjasama yang

telah terbangun. Tren positif yang dirasakan dari kerjasama perdagangan antara

Afrika Selatan dengan Brasil, India, Rusia, dan Cina akan berdampak positif pada

pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Bukan hanya Afrika Selatan yang akan

diuntungkan dari bergabungnya negara tersebut dalam kelompok, melainkan juga

bagi Benua Afrika secara keseluruhan. Hal ini tidak terlepas dari bukan hanya

Afrika Selatan yang menjadi mitra kerjasama dari negara BRIC, akan tetapi

beberapa negara di kawasan tersebut.

Page 61: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

48

BAB IV

DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE BRICS

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI AFRIKA SELATAN

(2011-2013)

Sejak bergabung ke dalam kelompok BRICS, perekonomian Afrika

Selatan menjadi semakin meningkat. Ini dibuktikan dengan lebih terbukanya

akses kerjasama ekonomi antara sesama anggota BRICS. Beberapa indikator yang

digunakan untuk mengukur bagaimana dampak yang dirasakan oleh Afrika

Selatan setelah bergabung ke dalam kelompok BRICS, adalah dampak pada

perdagangan internasional, dan investasi luar negeri. Dua hal ini digunakan karena

merupakan penggerak utama dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara. Akan

tetapi di luar dampak yang tercipta untuk perekonomian Afrika Selatan, masih

adapula dampak yang bersifat sosial dan politik yang muncul setelah

bergabungnya Afrika Selatan ke BRICS.

A. Dampak pada Perdagangan Internasional

Afrika Selatan tidak hanya mewakili sumber daya kaya Benua Afrika

dalam BRICS, tetapi berpotensi memiliki banyak keuntungan dari

keanggotaannya dalam kelompok ini pada tahun-tahun mendatang. Meskipun

Afrika Selatan telah melakukan perdagangan dengan Uni Eropa, Amerika Serikat

(AS), Jepang, dan negara Benua Afrika lainnya selama bertahun-tahun, Cina telah

Page 62: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

49

menjadi tujuan ekspor utama Afrika Selatan di tingkat masing-masing negara dan

pasar utama Afrika Selatan dalam BRICS.

Dalam kerangka BRICS, perdagangan bilateral antara Afrika Selatan

dengan Cina pada tahun 2011 menempati posisi pertama dibandingkan dengan

negara anggota BRICS lainnya. Nilai perdagangannya yang dicapainya juga

hampir sekitar R 188 miliar. Selanjutnya perdagangan Afrika Selatan dengan

India pada tahun yang sama menempati posisi kedua, dengan nilai mencapai R 55

miliar. Brasil kemudian ada di posisi ketiga dengan nilai perdagangan senilai R 18

miliar. Sedangkan perdagangan dengan Rusia memang bernilai lebih kecil

dibandingkan dengan negara anggota lainnya, yaitu hanya sekitar R 3.8 miliar.63

Tabel. IV.A.1. Tren dalam Perdagangan Intra-BRICS 2009-2011 (% total ekspor)

Negara

Ekspor (% total ekspor) Impor (% total impor)

2009 2010 2011 2009 2010 2011

Brasil 18,13 20,11 20,86 15,63 17,97 18,88

Rusia 7,91 7,14 8,73 16,52 18,39 19,62

India 8,53 11,57 --- 15,76 15,71 ---

Cina 5,71 6,70 7,09 7,16 7,15 8,50

Afrika Selatan 15,36 16,95 18,20 18,51 19,71 20,12

Sumber: Suresh P Singh, dan Memory Dube. 2013. BRICS and the World Order:

A Beginner’s Guide.

63

Steady growth in SA, BRICS trade. Dalam http://www.southafrica.info/global/brics/brics-

300812.htm, diakses pada 14 September 2014, pkl. 13.20

Page 63: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

50

Indikasi menunjukkan bahwa negara-negara dalam kelompok BRICS

memberikan fokus untuk peningkatan perdagangan intra-grup. Hal ini tercermin

secara khusus oleh data perdagangan untuk Brasil dan Afrika Selatan.

Perdagangan intra-grup untuk kedua negara ini sekitar 20% dari total

perdagangan. Di negara-negara BRICS lainnya, kerjasama intra-BRICS dalam

perdagangan juga membaik (lihat Tabel IV.A.1). Khusus untuk Afrika Selatan,

sejak tahun 2009-2011 tidak hanya total impor saja yang mengalami kenaikan,

melainkan juga untuk ekspor yang dilakukannya dengan kelompok BRICS.

Tabel. IV.A.2. Ekspor Afrika Selatan 2011 (% total ekspor)

Negara 2009 2010 2011

Brazil 0.66 1.00 0.88

India 3.84 4.17 3.63

Cina 10.53 11.38 13.36

Rusia 0.33 0.40 0.33

Sumber: Suresh P Singh, dan Memory Dube. 2013. BRICS and the World Order:

A Beginner’s Guide.

Dari Tabel. IV.A.2 di atas dapat dilihat bahwa ekspor yang dilakukan oleh

Afrika Selatan banyak bertuju ke Cina dibanding negara lainnya. Bahkan sejak

tahun 2009 angka ekspornya terus mengalami kenaikan hingga tahun 2011 dengan

total 13,36% dari total ekspor afrika Selatan. Ini membuat Cina berada di atas

dibandingkan dengan negara anggota BRICS lainnya. Sementara itu India juga

menjadi penerima ekspor Afrika Selatan nomor dua di antara negara BRICS.

Meskipun terjadi penurunan dari tahun 2010, pada tahun 2011 tercatat 3,63% dari

Page 64: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

51

total ekspor Afrika Selatan menuju ke India. Sama seperti India, Brasil dan Rusia

juga mengalami penurunan jumlah total ekspor Afrika Selatan pada 2011, dengan

masing-masing hanya memiliki 0,88% dan 0,33% dari total ekspor Afrika Selatan.

Pada 2012 perdagangan bilateral antara Rusia dengan Afrika Selatan

mengalami kenaikan hingga mencapai hampir AS $ 1 miliar. Ekspor Rusia ke

Afrika Selatan tahun 2012 adalah sebesar AS $ 278.700.000. Sebagian besar

ekspor tersebut adalah produk minyak, produksi industri kimia, peralatan,

transportasi, mesin, makanan dan produk pertanian, dan kayu. Sedangkan Impor

Rusia pada tahun 2012 yang senilai AS $ 685.600.000, terdiri dari logam,

aluminium, kayu, dan pupuk. Selain itu impor dari Afrika Selatan juga terdiri dari

makanan, dalam bentuk buah-buahan dan sayuran, bahan baku logam, dan

minuman beralkohol dan non-alkohol.64

Sementara itu Cina telah menjadi mitra dagang utama Afrika Selatan pada

tahun 2012, dan juga tujuan bagi sekitar 67% dari ekspor Afrika Selatan ke

BRICS selama waktu yang sama. Nilai ekspor Afrika Selatan ke Cina mencapai

AS $ 10,1 miliar dari AS $ 15 miliar. Hal ini kemudian diikuti oleh India, yang

nilai ekspornya diklaim hampir mencapai 25% (AS $ 3,7 miliar) dari total ekspor

Afrika Selatan ke negara BRICS pada tahun 2012.65

64

Alexandra Arkhangelskaya, dan Vladimir Shubin. 2013. Russia–South Africa Relations: Beyond

Revival. SAIIA Policy Briefing 75, Oktober 2013. Hal. 3. 65

Department of Research and Information. 2014. Trade report: Export opportunities for South

Africa in other BRICS economies. Industrial Development Corporation. Hal. 1

Page 65: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

52

Gambar. IV.A.1 Total Perdagangan intra-BRICS 2012 (AS $ miliar)

Sumber: Simon Freemantle dan Jeremy Stevens. 2013. BRICS trade is

flourishing, and Africa remains a pivot. Africa MacroEM10 & Africa, Standard

Bank, 12 February 2013

Dari data perdagangan yang didapat bahwa pada tahun 2102 Cina

merupakan negara yang paling dominan untuk perdagang dalam kelompok ini.

Hampir seluruh negara angggota BRICS melakukan transaksi perdagangan

dengan Cina. Berbeda dengan Afrika Selatan yang memang lebih sedikit dalam

melakukan perdagangan dalam kelompok. Selain dengan Cina pada tahun 2012,

perdagangan Afrika Selatan-India juga mencapai sebesar AS $ 13.3 miliar.66

Perdagangan bilateral antara Afrika Selatan dengan Rusia pada periode

Januari - November 2013 meningkat sebesar 22,1% menjadi AS $ 998,0 juta.

66

Simon Freemantle dan Jeremy Stevens. 2013. BRICS trade is flourishing, and Africa remains a

pivot. Africa MacroEM10 & Africa, Standard Bank, 12 February 2013. Hal. 4.

0

70

140

210

280

Brasil Rusia India Cina Afrika Selatan

Afrika Selatan

Cina

India

Rusia

Brasil

Page 66: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

53

Dengan ekspor Rusia yang juga meningkat 59,1% menjadi AS $ 260,5 juta, nilai

impornya juga tumbuh sebesar 12,9% menjadi AS $ 737,5 juta. Ekspor utama

Rusia pada tahun ini masih terdiri dari produk kimia dan agro-industri, logam

mulia, batu bara, pupuk, mesin, peralatan, kendaraan, alat-alat, tekstil, alas kaki

dan produk mineral. Impor Rusia dari Afrika Selatan didominasi oleh buah-

buahan, produk mineral, mesin, peralatan, kendaraan, produk kimia, logam mulia,

tekstil dan alas kaki.67

Perdagangan bilateral Afrika Selatan dengan Cina juga mengalami

peningkatan sebesar 32 persen pada tahun 2013 dibandingkan tahun sebelumnya.

Perdagangan antara kedua negara meningkat dari 205 miliar rand (AS $ 19,2

miliar) pada 2012 menjadi 270 miliar rand (AS $ 25 miliar) pada akhir tahun

2013.68

Hal ini tidak mengherankan karena Cina memang merupakan partner

dagang utama Afrika Selatan dalam kelompok dibanding negara anggota lainnya.

Di tahun 2013 ekspor Cina ke Afrika Selatan merupakan yang paling besar

di antara negara BRICS lainnya. Dengan total nilai ekspor yang mencapai lebih

dari AS $ 16,8 miliar, yang ekspornya didominasi oleh peralatan elektronik,

mesin, reaktor nuklir, dan boiler. Pada tahun 2013 juga, ekspor dari India ke

Afrika Selatan senilai sekitar AS $ 5,7 miliar. India juga menempati posisi setelah

Cina untuk nilai ekspornya ke Afrika Selatan, dengan berkonsentrasi pada ekspor

bahan bakar mineral, minyak, dan produk distilasi.

67

Embassy of the Russian Federation in the Republic of South Africa. Russian-South African

Economic Cooperation. Dalam http://www.russianembassy.org.za/economic/Coop.html, diakses

pada 15 September 2014, pkl. 13.40. 68

South Africa's trade with China surges by 32% in 2013. Chinadaily.com.cn, 13-03-2014.

Diakses dari http://www.chinadaily.com.cn/business/2014-03/13/content_17343780.htm, pada 15

September 2014, pkl. 15.40

Page 67: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

54

Pada tahun yang sama, ekspor Brasil ke Afrika Selatan adalah sekitar AS $

1,84 miliar, sedangkan nilai ekspor dari Afrika Selatan ke Brasil adalah sebesar

AS $ 657.000.000.69

Jika dibandingkan, perdagangan antara Brasil-Afrika Selatan

hanya sekitar sepertiga dari total ekspor India ke Afrika Selatan. Ekspor Afrika

Selatan ke Brazil didominasi oleh bahan bakar mineral, minyak, produk distilasi,

produk kimia lain, dan mesin, reaktor nuklir, boiler. Meskipun begitu ada

persaingan untuk beberapa komoditi di atas karena India juga mengekspor barang

yang hampir sama ke Brasil.

69

Bipul Chatterjee, Purna Jena, dan Surendar Singh. 2014. Intra-BRICS Trade & Its Implications

for India. Jaipur: CUTS International. Hal. 11.

Page 68: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

55

Tabel. IV.A.3. BRIC’s Export Value to South Africa in 2013 (US$million)

Sumber: Bipul Chatterjee, Purna Jena, dan Surendar Singh. 2014. Intra-BRICS

Trade & Its Implications for India. Jaipur: CUTS International. Hal. 12, 17, 21.

Sector Brazil’s

Export

(2013:

US$

1.84bn)

Russia’s

Export

(2013:

US$

0.29bn)

India’s

Export

(2013:

US$

5.74bn)

China’s

Export

(2013:

US$

16.83bn)

Aluminium and articles thereof 35.2 6.31

Articles of apparel, accessories, knit or crochet 952.4

Articles of apparel, accessories, not knit or crochet 873.9

Articles of iron or steel 101.9 621.4

Ceramic products 413.03

Cereals 65.9 124.4 203.9

Electrical, electronic equipment 79.6 287.7 2989.8

Footwear, gaiters and the like, parts thereof 853.6

Furniture, lighting, signs, prefabricated buildings 1166.2

Iron and steel 33.6 6.3 118.7

Machinery, nuclear reactors, boilers 164.5 209.8 2459.9

Meat and edible meat offal 163.4

Mineral fuels, oils, distillation products 56.2 2002.6

Optical, photo, technical, medical apparatus 6.35

Ores, slag and ash 52.5

Organic chemicals 170.1

Organic chemicals 170.1

Pearls, precious stones, metals, coins 256.2

Pharmaceutical products 510.3

Plastics and articles thereof 106.8 608.8

Printed books, newspapers, pictures 4.80

Rubber and articles thereof 13.3

Sugars and sugar confectionery 198.1

Tobacco and manufactured tobacco substitutes 10.8

Tools, implements, cutlery of base metal 5.31

Vehicles other than railway, tramway 374.1 1067.4 611.4

Page 69: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

56

B. Dampak pada Investasi Luar Negeri

Menurut Konferensi PBB mengenai Perdagangan dan Pembangunan

(United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD)), investasi

langsung asing (FDI) yang mengalir ke BRICS tahun 2013 diperkirakan sebesar

AS $ 322 miliar, atau lebih dari dua kali lipat rata-rata tahunan yang sebesar AS $

158 miliar. Angka ini juga 21% lebih tinggi dari tahun 2012 dan mewakili sekitar

22% dari arus masuk FDI di dunia pada tahun 2013, yang mencapai sekitar AS $

1.461 miliar. Ini hampir dua kali lipat pangsa rata-rata tahunan 11% dari arus

masuk FDI global yang diklaim oleh BRICS dari 2005-2007.70

Seperlima dari saham keluar FDI Afrika Selatan adalah terletak di BRIC

pada tahun 2011, terutama di Cina. Rusia adalah yang terbesar kedua, diikuti oleh

India dan Brasil yang telah menarik volume investasi marjinal dari Afrika Selatan.

Dengan pangsa 20% di BRIC pada 2011, saham ini hanya sedikit kurang dari

saham luar negeri negara Afrika lainnya, yang mencapai 23%. Dalam hal

distribusi sektoral, FDI keluar Afrika Selatan di BRIC terkonsentrasi di bidang

pertambangan, infrastruktur dan konstruksi, dan jasa keuangan dan bisnis.71

Antara Januari 2003 dan Januari 2014 di Afrika Selatan, total terdapat 38

proyek FDI yang tercatat. Proyek-proyek ini merupakan investasi modal dengan

total sampai dengan 13.33 miliar rand (sekitar AS $ 1,24 miliar), yang merupakan

investasi rata-rata 350.480.000 rand (AS $ 33 juta) per proyek. Investasi ini

70

Department of Research and Information. 2014. Trade report: Export opportunities for South

Africa in other BRICS economies. Industrial Development Corporation. Hal. 1 71

UNCTAD. 2013. The Rise of BRICS FDI and Africa. Dalam Global Investment Trends Monitor,

25 March 2013. Diakses dari http://unctad.org/en/PublicationsLibrary/webdiaeia2013d6_en.pdf,

pada 17 September 2014, pkl. 13.30.

Page 70: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

57

tersebar untuk beberapa jenis komoditas, seperti logam, mobil, komunikasi, jasa

keuangan, makanan dan tembakau, bahan kimia, mesin industri, konstruksi, mesin

dan turbin, dan sektor transportasi.72

Dari Tabel. IV.B.1 menunjukan bahwa India merupakan penyumbang FDI

terbesar ke Afrika Selatan dengan nilai yang mencapai AS $ 5,3 miliar atau

setengah dari total FDI yang masuk ke Afrika Selatan. Kemudian Cina mengikuti

sebagai penyumbang FDI terbesar kedua di antara negara BRICS dengan total AS

$ 1,8 miliar. Akan tetapi dengan AS $ 7,7 miliar lebih, Cina merupakan tujuan

utama bagi FDI keluar Afrika Selatan. Bahkan nilai tersebut jauh di atas Brasil

yang menempati posisi selanjutnya dengan hanya menerima AS $ 1,3 miliar dari

FDI Afrika Selatan.

72

South Africa's trade with China surges by 32% in 2013. Chinadaily.com.cn, 13-03-2014.

Diakses dari http://www.chinadaily.com.cn/business/2014-03/13/content_17343780.htm, pada 17

September 2014, pkl. 15.45

Page 71: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

58

Tabel. IV.B.1. Bilateral FDI among the five countries

January 2003 – July 2013 (US$ million)

Sources

Countries

Destination Countries

Brazil China India Russia

South

Africa Total

Brazil 1.613 462 528 25 2.628

China 12.769 14.273 12.272 1.818 41.133

India 3.568 10.622 2.511 5.381 22.082

Russia 117 5.895 4.976 1.377 12.365

South Africa 1.325 7.761 574 326 10.013

Total 17.806 25.891 20.286 15.637 8.601 88.220

Sumber: Renato Baumann. 2013. Intra-BRICS Trade and Investment. Caracas:

Sela. Hal. 13.

Jika melihat pada Tabel. IV.B.2, maka India menjadi penyumbang FDI ke

Afrika Selatan untuk jenis barang dan jasa yang lebih banyak. Dengan lebih dari

setengah FDI India yang masuk ke Afrika Selatan didominasi oleh sektor batu

bara, minyak, dan gas alamnya. Sedangkan bagi Cina, FDI yang disumbangkan ke

Afrika Selatan banyak berkonsentrsi pada jenis logam mulia. Ini juga diikuti oleh

Rusia yang investasinya mencapai 72,8% untuk logam mulia. Sedangkan FDI

Brasil yang masuk ke Afrika Selatan lebih banyak untuk jenis otomotif, berupa

bahan dan komponen otomotif yang mencapai 82,2% dari total FDI negara

tersebut.

Page 72: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

59

Tabel. IV.B.2. BRIC’s FDI Into South Africa (%)

Brazil (2006-2012) Russia (2004-2013) India (2003-2013) China (2004-2013)

Automotive

Component 41,7 Metals 72,8

Coal, Oil & Natural

Gas 50,6 Metals 37,0

Automotive

OEM 40,5 Minerals 19

Alternative/Renewable

Energy 15,8

Automotive

OEM 23,4

Chemicals 10,1 Aerospace 3,1 Hotels & Tourism 6,1 Chemicals 13,7

Software &

IT Services 7,7

Coal, Oil &

Natural Gas 2,2 Metals 1,0

Building &

Construction

Materials 12,2

Financial

Services 1,4

Software & IT

Services 5,5 Food & Tobacco 3,6

Software & IT

Services 0,8 Automotive OEM 4,7 Communications 3,5

Communications 0,6 Rubber 2,4

Consumer

Electronic 3,0

Transportation 0,3 Financial Services 2,3

Financial

Services 1,0

Biotechnology 1,3

Industrial

Machinery,

Equipment &

Tools 0,5

Consumer Product 0,5 Medical Devices 0,1

Automotive

Component 0,4

Ceramics & Glass 0,3

Egines & Turbines 0,2

Leisure &

Entertainment 0,1

Communications 0,1

Minerals 4,9

Industrial Machinery,

Equipment & Tools 2,2 Transportation 1,0

Sumber: Renato Baumann. 2013. Intra-BRICS Trade and Investment. Caracas:

Sela. Hal. 16-19.

Page 73: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

60

Investasi Rusia dan Afrika Selatan termasuk yang cukup besar, di mana

investasi Rusia di Afrika Selatan mencapai lebih dari satu miliar dolar, sedangkan

investasi Afrika Selatan di Rusia mencapai lebih dari 75 juta dolar. Adapun

beberapa perusahaan besar Rusia yang beroperasi di Afrika Selatan termasuk

Renova Group (eksplorasi dan produksi bijih mangan), Norilsk Nickel (produksi

dan pertambangan nikel), dan Evraz Group (produksi vanadium dan baja).

Sedangkan terdapat pula beberapa perusahaan Afrika Selatan yang beroperasi di

Rusia termasuk SABMiller (produksi bir), Naspers (teknologi informasi), dan

Mondi (pulp).

Pada 2012 Renova menginvestasikan $ 350 juta untuk pengembangan dan

modernisasi tambang mangan untuk The Joint United Manganese Kalahari

Project. Dan saat ini Renova juga sedang mempersiapkan sebuah proyek besar-

besaran untuk merenovasi pabrik logam Ferrous (diperkirakan $ 250 juta).

Sementara itu Norilsk Nickel sukses mengoperasikan Tati Nickel Mining

Company di Botswana dan Nkomati Joint Venture (bersama-sama dengan African

Rainbow Minerals) di Afrika Selatan. Perusahaan ini sudah menginvestasikan

lebih dari AS $ 100 juta dalam rekonstruksi dari pabrik tembaga dan nikel. Evraz

Group memiliki saham di salah satu pemasok terkemuka vanadium dan logam

produksi di Afrika Selatan. Sementara itu Severstal & Renaissance Capital

memiliki keterlibatan kecil seperti pemegang saham dalam beberapa usaha.73

73

Alexandra Arkhangelskaya, dan Vladimir Shubin. 2013. Russia–South Africa Relations: Beyond

Revival. SAIIA Policy Briefing 75, Oktober 2013. Hal. 3.

Page 74: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

61

C. Agregat Data Perdagangan dan Investasi

Jika membandingkan antara total ekspor dan impor Afrika Selatan dalam

kelompok BRICS, maka terdapat ketidakseimbangan. Hal ini disebabkan oleh

angka impor dari negara BRIC ke Afrika Selatan lebih besar dibandingkan dengan

angka ekspor Afrika Selatan ke BRIC. Namun begitu, angka impor dari negara

BRIC ke Afrika Selatan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Defisit

perdagangan antara jumlah yang diterima oleh Afrika Selatan dan yang keluar

dari Afrika Selatan juga tetap ada.

Tabel. IV.C.1. Perbandingan Ekspor-Impor Afrika Selatan dengan BRICS

(AS $ Juta)

Sebelum bergabung

dengan BRICS

Sesudah bergabung

dengan BRICS

2009 2010 2011 2012 2013

Import from BRIC 11.804 15.798 20.067 21.110 23.372

Export to BRIC 8.272 12.114 16.924 15.016 16,117

Trade Balance -3.532 -3.684 -3.142 -6.093 -7.255

Sumber: Andras Tetenyi. 2014. South Africa vs. Nigeria: competing countries for

leadership position in Sub-Saharan Africa. Budapest: Department of World

Economy, Corvinus University of Budapest. Hal. 12.

Jumlah impor yang masuk dari negara BRIC ke Afrika Selatan terus

mengalami peningkatan setiap tahunnya. Bahkan setelah bergabung menjadi

anggota, nilai impor Afrika Selatan dari negara BRIC meningkat lebih dari 25%

dari total pada tahun sebelumnya. Tidak hanya itu, total ekspor Afrika Selatan

Page 75: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

62

menuju negara BRIC juga meningkat hingga 30%. Peningkatan cukup jelas terjadi

dari tahun 2010 yang hanya senilai AS $ 12,1 miliar, kemudian melonjak pada

tahun 2011 yang bernilai hingga AS $ 16,9 miliar. Hal ini tidak terlepas dari

diterimanya Afrika Selatan menjadi anggota kelompok BRICS pada tahun

tersebut.

Meskipun terjadi peningkatan pada nilai ekspor maupun impor Afika

Selatan dengan BRICS, tetapi masih terdapat defisit perdagangan yang cukup

tinggi. Sebelum bergabung dengan kelompok BRICS, defisit perdagangan antara

Afrika Selatan dengan BRIC adalah sebesar minus AS $ 3,5 miliar pada tahun

2009. Setahun kemudian, angka tersebut mengalami kenaikan sebesar AS $ 154

juta menjadi sekitar AS $ 3,6 miliar. Setelah bergabung dengan BRICS pada

tahun 2011, keseimbangan perdagangan antara Afrika Selatan dengan BRIC tetap

mengalami ketimpangan, yaitu minus AS $ 3,1 miliar. Sedangkan pada tahun

2012 dan 2013 defisit perdagangan dari perdagangan Afrika Selatan dengan BRIC

mengalami peningkatan yang cukup tinggi dari tahun sebelumnya dengan minus

AS $ 6 miliar dan minus AS $ 7,2 miliar.

Pada tahun 2012 juga terjadi defisit perdagangan antara Afrika Selatan

dengan Cina yang meningkat menjadi hampir AS $ 4,5 miliar. Ekspor ke Cina

sebesar AS $ 10,1 miliar pada tahun 2012, lebih besar dibandingkan dengan

permintaan impor yang sebesar AS $ 14,6 miliar. Defisit perdagangan juga terjadi

antara Afrika Selatan dengan Brasil yang meningkat dari AS $ 636 juta pada

tahun 2010 menjadi AS $ 881 juta pada tahun 2012, dengan ekspor sebesar AS $

790 juta berbanding dengan impor dari Brazil senilai hampir AS $ 1,7 miliar.

Page 76: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

63

Setelah mencapai surplus perdagangan dengan India selama periode 2008-2010,

defisit muncul pada tahun 2011, yang semakin meningkat pada 2012 menjadi

hampir AS $ 923 juta. Meskipun ekspor Afrika Selatan ke India naik menjadi AS

$ 3,7 miliar pada tahun 2012, ini menurun dari permintaan impor yang lebih

tinggi dari India sebesar AS $ 4,6 miliar.74

Pada tahun 2012 memang terjadi dominasi Cina dalam kegiatan ekspor-

impor Afrika Selatan di kelompok. Dibandingkan negara anggota BRICS lainnya

peran Cina memang terlihat lebih dominan bukan hanya di Afrika Selatan, namun

juga di dalam kelompok ini. Akan tetapi pada tahun yang sama nilai antara ekspor

dan impor dengan Rusia lebih menuntungkan. Meskipun nilainya lebih sedikit

dibandingkan Cina, India, dan Brasil, namun surplus dari nilai perdagangan antara

Rusia-Afrika Selatan lebih menguntungkan.

Perdagangan Afrika Selatan dengan Rusia memang lebih baik dengan

memberikan surplus dari total ekspor-impornya. Pada tahun 2013, ekspor Afrika

Selatan adalah senilai AS $ 737,7 juta, dan lebih besar dibandingkan dengan

impor Afrika Selatan dari Rusia yang berjumlah AS $ 260,5 juta. Nilai ini

memang jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan yang didapat dari perdangan

Afrika Selatan-Cina atau Afrika Selatan-India. Bahkan ekspor Brasil ke Afrika

Selatan yang mencapai AS $ 1,84 miliar hanya berbanding dengan impor dari

Afrika Selatan yang AS $ 657 juta.75

74

Department of Research and Information. 2014. Trade report: Export opportunities for South

Africa in other BRICS economies. Industrial Development Corporation. Hal. 9-10. 75

Embassy of the Russian Federation in the Republic of South Africa. Russian-South African

Economic Cooperation. Dalam http://www.russianembassy.org.za/economic/Coop.html, diakses

pada 17 September 2014, pkl. 13.40.

Page 77: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

64

Gambar. IV.C.1. Pertumbuhan Ekspor ke BRICS (%)

Sumber: Simon Freemantle dan Jeremy Stevens. 2013. BRICS trade is

flourishing, and Africa remains a pivot. Africa MacroEM10 & Africa, Standard

Bank, 12 February 2013

Meskipun secara aggregat perdagangan Afrika Selatan lebih banyak

menerima impor dari negara BRICS lainnya, masih terdapat pentingnya BRICS

bagi Afrika Selatan. Satu dekade yang lalu perdagangan dengan BRIC hanya

menyumbang 5% dari total perdagangan Afrika Selatan dengan dunia. Pada tahun

2012, angka ini mencapai 19%. Secara nominal, pada periode waktu yang sama,

perdagangan Afrika Selatan dengan BRIC melonjak lebih dari sepuluh kali lipat

dari seluruh AS $ 3,2 miliar ke AS $ 37 miliar. Tahun 2012 lalu, Ekspor Afrika

Selatan ke sesama anggota BRICS meningkat hampir 17%, yang merupakan

tingkat tercepat pertumbuhan ekspor dalam lima negara anggota. Ekspor Cina ke

4

8

12

16

20

2001 2003 2005 2007 2009 2011

Brasil

Rusia

India

Cina

Afrika Selatan

Page 78: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

65

BRICS membengkak sebesar 16%, diikuti oleh Rusia dan Brasil (14,5%) dan

India (9%).76

Sedangkan untuk investasi langsung yang berasal dari Afrika Selatan, Cina

menjadi negara tujuan di antara negara BRICS (lihat Tabel. IV.B.1). Dengan nilai

investasi yang mencapai AS $ 7,7 miliar, ini artinya hampir lebih 70% dari total

investasi Afrika Selatan yang senilai AS $ 10 miliar lebih. Angka tersebut jelas

jauh di atas Brasil dan India yang masing-masing hanya AS $ 1,3 miliar dan AS $

574 juta, sedangkan Rusia hanya menjadi tujuan investasi Afrika Selatan dengan

nilai mencapai AS $ 326 juta.

Dari agrerat data perdagangan ini dapat terlihat bagaimana Afrika Selatan

hanya menyumbang sedikit dibandingkan anggota kelompok BRICS yang lain.

Afrika Selatan lebih banyak menjadi penerima baik dalam perdagangan maupun

investasi langsung atau FDI. Dari total ekspor yang lebih besar dibandingkan

dengan total impor, jelas Afrika Selatan hanya merupakan pasar bagi negara

anggota lainnya. Dari keempat negara anggota BRICS yang lain, Rusia menjadi

satu-satunya negara yang memberikan surplus dalam perdagangan.

Tabel. IV.C.2. Selected trade partners for South Africa 2009-2013 (US$ Million)

2009 2010 2011 2012 2013

Import from Africa 4.751 6.281 7.676 9.677 12.252

Export to Africa 10.529 12.324 14.769 16.056 27.399

Trade Balance 5.777 6.043 7.092 6.379 15.147

Import from EU 20.561 25.728 30.579 29.201 29.382

76

Simon Freemantle dan Jeremy Stevens. 2013. BRICS trade is flourishing, and Africa remains a

pivot. Africa MacroEM10 & Africa, Standard Bank, 12 February 2013. Hal. 3.

Page 79: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

66

Export to EU 14.292 18.680 20.714 17.399 16.789

Trade Balance -6.269 -7.047 -9.864 -11.801 -12.503

Import from SADC 2.513 3.756 4.283 5.395 7.391

Export to SADC 7.239 8.950 10.790 12.110 23.630

Trade Balance 4.726 5.194 6.507 6.715 16.239

Import from US 4.949 5.837 7.954 7.496 6.565

Export to US 4.859 7.060 8.356 7.586 6.894

Trade Balance -90 1.223 402 -90 -329

Sumber: Andras Tetenyi. 2014. South Africa vs. Nigeria: competing countries for

leadership position in Sub-Saharan Africa. Budapest: Department of World

Economy, Corvinus University of Budapest. Hal. 12.

Sedangkan jika dibandingkan, kerjasama Afrika Selatan dengan kawasan

lainnya tidak menunjukan kenaikan yang signifikan. Impor Afrika Selatan dari

Uni Eropa merupakan yang bernilai paling tinggi, akan tetapi terjadi penurunan

dari tahun 2011 ke tahun 2012 sekitar AS $ 800 juta. Hal yang sama juga terjadi

pada ekspor Afrika Selatan ke Eropa di tahun selanjutnya. Bahkan selisih neraca

perdagangan antara Afrika Selatan-Uni Eropa merupakan yang paling besar

jumlahnya dibandingkan dengan yang lainnya.

Sementara itu, kerjasama Afrika Selatan dengan Amerika Serikat juga

mengalami fluktuasi yang sama seperti kerjasama dengan kawasan lainnya. Hanya

kerjasama dengan SADC yang terus memberikan surplus bagi neraca dagang

Afrika Selatan. Hal ini tentunya tidak terlepas dari peran BRICS yang juga

mendorong integrasi ekonomi tida hanya di Afrika Selatan, tetapi juga di kawasan

Page 80: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

67

tersebut. Di samping itu, peran Afrika Selatan dalam SADC juga terus

ditingkatkan setelah negara tersebut mengalami peningkatan perekonomian

setelah bergabung dengan negara BRICS.

Peningkatan aktivitas perdagangan dan investasi dengan negara BRICS

juga memberikan pengaruh lain bagi Afrkia Selatan. Tingkat pengangguran

Afrika Selatan turun menjadi 24,9 persen dalam tiga bulan terakhir 2012 dari 25,5

persen pada kuartal sebelumnya. Statistik juga menunjukkan bahwa ada 4,5 juta

orang menganggur pada kuartal keempat 2012, akan tetapi angka tersebut turun

dari 4,67 juta di tiga bulan sebelumnya.77

Selain itu angka GDP Afrika Selatan

pada tahun 2013 adalah sebesar AS $ 410,7 miliar. Sedangkan rata-rata

pertumbuhan riil selama 5 tahun terakhir adalah 2,7 (0,8%).78

Meskipun secara ekonomi keuntungan yang begitu besar tidak hanya

dirasakan oleh Afrika Selatan, melainkan juga benua ini secara keseluruhan.

Secara signifikan, sebenarnya perdagangan BRICS dengan Afrika melebihi yang

mereka lakukan di antara mereka sendiri. Total perdagangan BRICS dengan

Afrika tahun 2012 mencapai AS $ 340 miliar, atau menunjukan peningkatan lebih

dari sepuluh kali lipat selama satu dekade. Peran Cina di Afrika juga lebih

proporsional dengan kekuatan ekonominya. Cina menyumbang hampir 60% dari

total perdagangan BRICS dengan Afrika. Demikian pula, peran India yang juga

konsisten, sementara Rusia dan Brasil relatif kurang berkontribusi.79

77

South Africa unemployment rate falls. The BRICS Post, 5 February 2013. Dalam

http://thebricspost.com/south-africa-unemployment-rate-falls/ 78

OECD. 2013. OECD Economic Surveys: South Africa. OECD Publishing. Hal. 6. 79

Simon Freemantle dan Jeremy Stevens. 2013. BRICS trade is flourishing, and Africa remains a

pivot. Africa MacroEM10 & Africa, Standard Bank, 12 February 2013. Hal. 4.

Page 81: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

68

Sebagai salah satu kekuatan ekonomi dan politik pada Benua Afrika,

Afrika Selatan juga merupakan sumber utama FDI di negara-negara Afrika

lainnya. Pada tahun 2005 saja terdapat 34 dari perusahaan yang terdaftar Bursa

Efek Johannesburg memiliki proyek di 27 Negara-negara Afrika. Proyek

pengeluaran FDI ini meliputi pertambangan, infrastruktur, mesin, manufaktur,

ritel, media dan jasa keuangan. Meskipun tidak ada kebijakan regulasi resmi

untuk pengeluaran FDI Afrika Selatan, tetapi pemerintah telah mendorong

perusahaan lokal untuk berinvestasi di benua itu.80

Adapun dampak lain yang didapatkan oleh Afrika Selatan dengan

bergabungnya ke dalam kelompok tidak hanya dalam bentuk ekonomi. Dengan

bergabung ke dalam kelompok BRICS, pemerintah Afrika Selatan tentu

mengharapkan tidak hanya peningkatan secara ekonomi akan tetapi juga untuk

sosial politik Afrika Selatan dalam regional maupun internasional. Secara

perlahan-lahan, pemerintah Afrika Selatan berfokus pada kebijakan, strategi dan

partisipasi multilateral baik di dalam maupun di luar PBB untuk memperkuat

perannya sebagai pendonor dan pemimpin dalam perdamaian dan integrasi di

regional Afrika.

Dalam setiap perjanjian bilateral dan regional, BRICS selalu menekankan

solidaritas antara Selatan-Selatan dan kerjasama horisontal yang berbeda dengan

dominasi Barat. Namun, dalam forum global seperti G20, Dewan Keamanan PBB

atau Konferensi Iklim Dunia, BRICS selalu mengklaim atas nama negara-negara

berkembang dan secara bertahap menantang supremasi Barat di politik

80

EDIP Research Team. 2013. BRICS FDI: A Preliminary View. Dalam SAIIA Policy Briefing

63, March 2013. Hal. 3.

Page 82: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

69

internasional. Ini tentunya memberikan jalan bagi Afrika Selatan untuk semakin

berperan dalam lingkup regional dan internasional.

Keterlibatan dalam BRICS juga kemudian melengkapi kegiatan Afrika

Selatan lainnya yang dimaksudkan untuk tujuan mendorong pembangunan di

Benua Afrika. Hal ini tentu termasuk perdebatan tentang perdamaian dan

keamanan, dan reformasi struktural pemerintahan global. Selain itu, hal ini juga

mencakup unsur kompetisi, sebagaimana perusahaan Afrika Selatan yang akan

menghadapi persaingan dengan aktor BRICS lainnya di regional Afrika untuk

ekspansi ekonomi.

Bergabungnya Afrika Selatan dalam kelompok BRICS juga mendorong

peran negara ini dalam lingkup regional. Salah satunya dengan meningkatkan

peran Afrika Selatan sebagai pemberi bantuan ke seluruh Afrika. Ini juga

didukung dengan berdirinya instansi bantuan sendiri, yaitu SADPA (South

African Development Partnership Agency). Sebagian besar bantuan negara

dicairkan secara tahunan oleh African Renaissance and Inter Cooperation Fund.

African Renaissance and Inter Cooperation Fund sendiri muncul pada Januari

2001 melalui Undang-undang Parlemen dan menunjukkan perkiraan sepertiga

sampai setengah dari dana kerjasama internasional Afrika Selatan. Tujuannya

adalah mencakup promosi demokrasi dan good governance, pencegahan konflik

dan penyelesaian, pembangunan sosial dan ekonomi serta bantuan kemanusiaan

Page 83: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

70

dan dukungan untuk pengembangan sumber daya manusia. Selain itu lembaga ini

memprioritaskan satu tujuan, yaitu fokus di regional Afrika. 81

Pencairan dana dari lembaga tersebut adalah untuk sekitar 10-20 proyek

setiap tahun, terkait erat dengan inisiatif kebijakan luar negeri Afrika Selatan.

Dengan dana yang dikeluarkan adalah sekitar 45 juta Euro untuk selama tahun

2011-2012, atau berkembang pesat dari 30 juta Euro pada tahun 2008. Beberapa

proyek berada di negara-negara pasca-konflik dan menawarkan dukungan untuk

pemilihan umum, seperti di Republik Demokratik Kongo dan Sudan. Selain itu

kerjasama pembangunan Afrika Selatan juga hampir secara eksklusif oleh alam

Afrika. Perkiraan lebih dari 95 persen adalah untuk negara-negara Afrika,

terutama di sub-wilayah Selatan Kongo, tetapi juga termasuk proyek-proyek di

Sudan Selatan, Guinea atau Rwanda.82

Dalam BRICS, Afrika Selatan juga menggunakan diplomasi dan

meningkatkan pengaruh politiknya di seluruh Afrika untuk mempromosikan

kepentingannya. Hal ini juga memainkan peran penting dalam meluncurkan

kemitraan baru untuk Pembangunan Afrika pada tahun 2001 dan transisi dari

Organisasi Persatuan Afrika ke Uni Afrika pada tahun 2002. Afrika Selatan juga

telah mendirikan banyak komisi bilateral dengan negara-negara Afrika lainnya

dan mempromosikan investasi Afrika Selatan di benua tersebut melalui Industrial

Development Corporation dan Bank Pembangunan Afrika Selatan. Inisiatif ini

81

UNECA. 2013. Africa–BRICS cooperation: implications for growth, employment and structural

transformation. Addis Ababa: Economic Commission for Africa. Hal. 18. 82

Sven Grimm. 2013. South Africa: BRICS Member and Development Partner in Africa. Dalam

The China Monitor. 2013. The BRICS Summit 2013 – Is the Road from Durban Leading into

Africa?. Stellenbosch: Centre for Chinese Studies. Hal. 30-31.

Page 84: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

71

tentunya membantu perusahaan untuk memainkan peran utama dalam perbankan,

retail, telekomunikasi, makanan dan pertambangan.83

Selain daripada yang telah disebutkan sebelumnya bahwa sampai saat ini

Afrika Selatan juga terus meningkatkan peranannya di kawasan Afrika. Seperti

untuk kasus penanganan wabah penyakit Ebola, pemerintah Afrika Selatan

bekerjasama dengan perusahaan swasta terkemuka negara itu. Dalam kerjasama

tersebut Afrika Selatan kemudian meluncurkan Ebola Response Fund untuk

berkontribusi dalam perang melawan intensifikasi wabah Ebola di Afrika Barat.

Terdapat delapan belas perusahaan yang akan memberikan bantuan berupa

layanan kesehatan, barang-barang kebutuhan dan uang tunai dalam menangani

krisis kemanusiaan di Afrika Barat ini, dengan total senilai 12 juta rands.84

83

UNECA. 2013. Africa–BRICS cooperation: implications for growth, employment and structural

transformation. Addis Ababa: Economic Commission for Africa. Hal. 19. 84

Thuso Khumalo. 2014. South Africa Launches Fund to Fight West Africa Ebola Outbreak. VOA

News, October 10, 2014. Dalam http://www.voanews.com/content/south-africa-fund-fight-west-

africa-ebola-outbreak/2479651.html, diakses pada 4 November 2014, pkl. 20.10.

Page 85: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

72

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

BRIC pertama kali muncul pada tahun 2001 oleh Jim O'Neill dari

Goldman Sachs. Akronim ini merujuk kepada empat negara yang memiliki

populasi besar, pemerintah relatif stabil dan potensi pertumbuhan ekonomi yang

signifikan, yaitu Brasil, Rusia, India, dan Cina. Selain karena alasan ekonomi,

kemunculan BRIC juga jelas bahwa kelompok ini berkeinginan meningkatkan

kehadiran mereka di bidang lain dan juga menjadi aktor penting di panggung

internasional baik melalui peran mereka dalam lembaga-lembaga lainnya.

Sejak tahun 2009, para pemimpin negara anggota BRIC mengadakan

pertemuan untuk membahas mengenai kerjasama-kerjasama dengan sesama

negara anggota. Pertemuan ini kemudian secara rutin dilakukan setiap tahunnya

dengan setiap negara anggota secara bergantian akan menjadi tuan rumah

pertemuan tersebut. Pertemuan pada tahun 2010 ditandai dengan diundangnya

Afrika Selatan, yang kemudian pada tahun selanjutnya berhasil bergabung ke

dalam kelompok ini. Dengan bergabungnya Afrika Selatan membuat kelompok

ini kemudian berganti nama menjadi BRICS, dengan penambahan huruf “S” yang

merujuk pada South Africa (Afrika Selatan).

Akses kerjasama yang didapatkan oleh Afrika Selatan setelah bergabung

dengan kelompok BRICS, berhasil meningkatkan volume perdagangan

negaranya. Sejak bergabung dengan kelompok ini, Afrika Selatan juga

Page 86: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

73

diuntungkan dengan meningkatnya kerjasama perdagangan sesama negara

anggota. Tren perdagangan yang ada dengan negara anggota BRICS juga semakin

meningkat selama periode 2011-2013, sehingga membuat perekonomian Afrika

Selatan juga semakin berkembang pesat.

Jika dibandingkan, angka dari perdagangan Afrika Selatan dengan Cina

merupakan yang paling tinggi dibandingkan dengan negara anggota lainnya.

Sedangkan India menempati urutan selanjutnya dengan kemudian disusul oleh

Brasil dan Rusia. Meskipun nilai perdagangan antara Afrika Selatan dengan Rusia

adalah yang paling kecil, kerjasama perdagangan ini merupakan yang

menghasilkan surplus perdagangan bagi Afrika Selatan. Hal ini terjadi karena

Rusia melakukan lebih banyak impor barang dan jasa yang berasal dari Afrika

Selatan, dan mengekspor lebih sedikit barang dan jasa ke negara tersebut.

Sedangkan untuk investasi asing yang masuk ke Afrika Selatan setelah

bergabung ke dalam anggota BRICS juga mengalami peningkatan. Jika untuk

sektor perdagangan Cina menjadi partner utama dengan Afrika Selatan, berbeda

dengan investasi yang menempatkan India sebagai negara yang paling banyak

berinvestasi di Afrika Selatan. Dari total keseluruhan FDI yang masuk ke Afrika

Selatan melalui kelompok BRICS, India menjadi penyumbang dengan lebih dari

60% dari total FDI masuk ke Afrika Selatan. Bukan hanya itu, FDI masuk yang

berasal dari India juga berasal dari komoditas barang dan jasa yang lebih banyak

dibandingkan dengan negara anggota lainnya.

Peningkatan perdagangan dan investasi berhasil dirasakan oleh Afrika

Selatan setelah bergabung dengan kelompok BRICS. Meskipun begitu, hal ini

Page 87: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

74

tidak mampu diimbangi dengan surplus perdagangan maupun berimbangnya

antara arus FDI yang keluar dari Afrika Selatan dengan FDI yang masuk ke

Afrika Selatan. Dalam kelompok BRICS, Cina merupakan aktor yang paling

dominan dengan transaksi perdagangan dan investasi yang hampir merata ke

seluruh negara anggota kelompok. Sedangkan Afrika Selatan yang hanya sedikit

melakukan aktivitas perdagangan dan investasi, justru lebih banyak menjadi

penerima barang impor dan FDI masuk yang berasal dari negara anggota lainnya.

Dampak ekonomi juga tidak hanya dirasakan oleh Afrika Selatan dengan

bergabung ke dalam kelompok BRICS. Akan tetapi negara-negara lain yang ada

di kawasan Afrika juga merasakan dampaknya. Proses integrasi ekonomi inilah

yang kemudian juga didorong oleh negara anggota BRICS untuk terus

meingkatkan investasi dan kerjasam perdagangan dengan negara Afrika lainnya.

Dan sama seperti yang diungkapkan beberapa penulis dalam Tinjauan Pustaka

bahwa bergabungnya Afrika Selatan ke BRICS juga sebagai pintu masuk

kelompok tersebut ke Benua Afrika.

Selain dampak dalam hal pertumbuhan ekonomi yang dapat dirasakan oleh

Afrika Selatan, terdapat dampak lain dalam hal sosial dan politik. Dengan

bergabung ke dalam BRICS, menunjukan bahwa pemerintah Afrika Selatan

berusaha lebih meningkatkan peran dan partisipasinya dalam kerangka kerjasama

regional maupun multilateral. Selain itu secara regional, Afrika Selatan juga

berhasil menunjukan perannya sebagai negara pendonor dan pemimpin dalam

proses perdamaian dan integrasi regional.

Page 88: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

75

Bergabung dengan aliansi BRICS menjadi penting bagi perkembangan

dalam sejarah hubungan internasional Afrika Selatan. Setelah Afrika Selatan

menjadi anggota penuh dari BRICS, ini merupakan kesempatan yang penting

untuk pengakuan dari perannya di Benua Afrika sebagai kekuatan ekonomi baru.

Namun, ekonomi Afrika Selatan yang lebih kecil dari perekonomian BRICS telah

menyebabkan beberapa pertanyaan dari keanggotaan negara ini. Namun, dapat

memainkan peran utama dalam BRICS akan membantu untuk memfasilitasi

integrasi yang lebih dalam hubungan antara negara-negara Afrika dan negara

anggota BRICS lainnya, selain dengan berfokus pada keuntungan lainnya.

Afrika Selatan mungkin memiliki pasar yang paling terbuka dan dapat

diakses dari semua negara BRICS. Oleh karena itu, dalam semangat peningkatan

kerjasama komersial, anggota BRICS lainnya harus berusaha untuk memfasilitasi

akses pasar dengan mengatasi secara efektif rintangan yang ada dalam

pengembangan perdagangan, seperti prosedur birokrasi, standar dan peraturan,

proteksi impor, serta kriteria pengadaan sektor publik, dan yang lainnya.

Page 89: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

xiv

DAFTAR PUSTAKA

Andre H. Pareira. 1999. Perubahan Global dan Perkembangan Studi HI.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Arkhangelskaya, Alexandra A dan Vladimir Shubin. 2013. Russia–South Africa

Relations: Beyond Revival. SAIIA Policy Briefing 75, Oktober 2013.

Arkhangelskaya. Alexandra A. 2011. Russia – South Africa, BRICS format.

Dalam http://www.brics5.co.za/assets/AAA1.pdf

Baumann, Renato. 2013. Intra-BRICS Trade and Investment. Caracas: Sela.

Besada, Hany, Evren Tok dan Kristen Winters. 2013. South Africa in the BRICS:

Opportunities, Challenges and Prospects dalam Africa Insight Vol. 42(4)

– March 2013.

Botha, Linda (ed). 2013. Proceedings of the BRICS Think Tank Workshop and 5th

BRICS Academic Forum. Pretoria: Department of International Relations

and Cooperation and Africa Institute of South Africa.

Breslin, Shaun, dkk (ed). 2002. New Regionalisms in the Global Political

Economy. London: Routledge.

BRICS. 2012. The BRICS Report. New Delhi: Oxford University Press.

BRICS. 2013. “BRICS Trade and Invesment Cooperation Framework”. Fifth

BRICS Summit Durban, South Africa 26 March 2013.

Calleya, Stephen C. (2000) dalam Yanyan Moch. Yani dan Anak Agung Banyu

Perwita. 2006. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Chatterjee, Bipul Purna Jena, dan Surendar Singh. 2014. Intra-BRICS Trade & Its

Implications for India. Jaipur: CUTS International.

Couloumbis, Theodore A. dan James H. Wolfe (1986) dalam I Nyoman Sudira,

“Regionalisme dalam Studi Hubungan Internasional” dalam Andre H.

Pareira. 1999. Perubahan Global dan Perkembangan Studi HI. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Page 90: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

xv

Department of Research and Information. 2014. Trade report: Export

opportunities for South Africa in other BRICS economies. Industrial

Development Corporation.

Dougherty, James E, dan Robert L. Pfaltzgraff. 1997. Contending Theories. New

York: Harper and Row Publisher.

Dube. Memory. 2013. BRICS Summit 2013: Strategies for South Africa’s

Engagement dalam SAIIA Policy Briefing 62, March 2013.

Dubbelman, Bradley. 2011. South Africa’s role in Brics: Implications and effects.

Creamer Media’s Research Channel Africa July 2011.

EDIP Research Team. 2013. BRICS FDI: A Preliminary View. Dalam SAIIA

Policy Briefing 63, March 2013.

Freemantle, Simon, dan Jeremy Stevens. 2009. Tectonic Shifts Tie BRIC and

Africa’s Economic Destinies. Standard Bank Economics, BRIC and Africa,

14 Oktober 2009.

Freemantle, Simon, dan Jeremy Stevens. 2013. BRICS trade is flourishing, and

Africa remains a pivot. Africa MacroEM10 & Africa, Standard Bank, 12

February 2013.

Guebert, Jenilee. 2011. BRIC Summit Commitments: 2010 Brasilia Summit.

BRICS Research Group, 4 Juli 2011.

Grimm, Sven. 2013. South Africa: BRICS Member and Development Partner in

Africa. Dalam The China Monitor. 2013. The BRICS Summit 2013 – Is the

Road from Durban Leading into Africa?. Stellenbosch: Centre for Chinese

Studies.

Holsti, K.J. 1992. Politik Internasional: Suatu Kerangka Analisis. Bandung:

Binacipta.

Hurrel (1995) dalam Shaun Breslin, Richard Higgott and Ben Rosamond.

“Regions in comparative perspective” dalam Shaun Breslin, dkk (ed).

2002. New Regionalisms in the Global Political Economy. London:

Routledge.

Page 91: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

xvi

Irina, Yarygina. 2013. Financial challenges for BRICS. Dalam

http://www.brics5.co.za/assets/BRICS-Financial-challenges-by-Yarygina-

Irina.pdf

Jackson, Robert, dan George Sorensen. 2009. Pengantar Studi Hubungan

Internasional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

John, Lysa. 2012. Engaging BRICS: Challenges and Opportunities for Civil

Society. Oxfam India working papers series September 2012 OIWPS –

XII.

Jones, Stephanie. 2012. BRICs and Beyond: Lessons on Emerging Markets.

London: Wiley Publisher.

Keohane, Robert O. 1989. International Institutions and State Power (Essay in

International Relations Theory). London: Westvie Presshal.

Nye, Joseph. 2009. Understanding International Conflict, 7th

Ed. New York:

Pearson Longman.

OECD. 2011. OECD Economic Surveys: South Africa. Volume 2010/11 July

2010.

OECD. 2013. OECD Economic Surveys: South Africa. OECD Publishing.

Oliver, Stuenkel. 2013. South Africa’s BRICS membership: A win-win situation?.

African Journal of Political Science and International Relations Vol. 7(7),

pp. 310-319, October 2013.

O'Neill, Jim. 2001. Building Better Global Economic BRICs. Goldman Sachs

Global Economics Paper 66 30 November 2001. Dalam

http://www2.goldmansachs.com/ideas/brics/building-better-doc.pdf

Jim O'Neill. 2012. Building BRICS: from conceptual category to rising reality.

Dalam John Kirton, Marina Larionova, dan Yoginder K. Alagh (Ed).

2012. BRICS: The 2012 New Delhi Summit. London: Newsdesk Media.

Pandjaitan, Hinca. 2011. Kedaulatan Negara Versus Kedaulatan FIFA. Jakarta:

PT Gramedia Pustaka Utama.

Perwita, Anak Agung Banyu, & Yanyan Mochamad Yani. 2006. Pengantar Ilmu

Hubungan Internasional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Page 92: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

xvii

Powell, Robert. 1991. Absolute and Relative Gains in International Relations

Theory. The American Political Science Rewiew, Vol. 85, No. 4

(December).

Press Release Embassy of The Russian FederationIn The Republic of South

Africa. The Second Summit of the BRIC (Brazil-Russia-India-China)

Countries. April 2010.

Research and Information System for Developing Countries (RIS). 2008. Trinity

of the South: Potential of India-Brasil-South Africa (IBSA) Partnership.

New Delhi: Acedemic Foundation.

S.K, Mohanty, dan Sachin Chaturvedi. 2008. India-Africa Economic Partnership:

Trends and Prospects. Dalam http://www.ris.org.in/dp134_pap.pdf

Salvatore, Dominick. 2007. International Economics. New Jersey: Prentice-Hall.

Sekine, Eiichi. 2011. The Impact of the Third BRICS Summit. Nomura Journal of

Capital Markets Summer 2011 Vol.3 No.1.

Singh, Suresh P, dan Memory Dube. 2013. Trends In Intra-BRICS Co-Operation.

South Africa’s position in BRICS dalam Quarterly Bulletin – January to March

2013 Gauteng Province: Provincial Treasury Republic of South Africa.

Stolte, Christina. 2012. Brasil in Africa: Just Another BRICS Country Seeking

Resources?. Chatham House Briefing paper.

Strauss, Anselm dan Juliet Corbin, 2003. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian. Bandung: Pusat Bahasa Depdiknas.

Tetenyi, Andras. 2014. South Africa vs. Nigeria: competing countries for

leadership position in Sub-Saharan Africa. Budapest: Department of

World Economy, Corvinus University of Budapest.

The African Development Bank Group Chief Economist Complex. 2011. Russia’s

Economic Engagement with Africa. Dalam Africa Economic Brief Volume

2, Issue 7 11 May, 2011. Dalam

http://www.afdb.org/fileadmin/uploads/afdb/Documents/Publications/Russ

ia’s_Economic_Engagement_with_Africa.pdf

Page 93: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

xviii

The African Development Bank Group Chief Economist Complex. 2011. India’s

Economic Engagement with Africa. Dalam Africa Economic Brief Volume

2, Issue 6 11 May, 2011. Dalam

http://www.afdb.org/fileadmin/uploads/afdb/Documents/Publications/Indi

a’s_Economic_Engagement_with_Africa.pdf

UNECA. 2013. Africa–BRICS cooperation: implications for growth, employment

and structural transformation. Addis Ababa: Economic Commission for

Africa

UNCTAD. 2013. The Rise of BRICS FDI and Africa. Dalam Global Investment

Trends Monitor, 25 March 2013. Dalam

http://unctad.org/en/PublicationsLibrary/webdiaeia2013d6_en.pdf,

Volchkova, Natalya, dan Maria Ryabtseva. 2013. Russia–South Africa Relations:

Collaboration in BRICS and the G-20. Dalam SAIIA Occasional Paper No

63, February 2013.

Wieslaw, Michalak dan Richard Gibb. 1997. Trading Blocs and Multilateralism

in the World Economy dalam Annals of the Association of American

Geographers, 87(2). Oxford: Blackwell Publishers.

Wilson, Dominic dan Roopa Purushothaman. 2003. Dreaming With BRICs: The

Path to 2050. Goldman Sachs Global Economics Paper 99, 1 Oktober

2003.

Woolfrey, S. 2013. A closer look at India-Brazil-South Africa (IBSA) trade.

Tralac Trade Brief No. S13TB08/2013 September 2013.

WhitePaper. 2013. China-Africa Economic and Trade Cooperation. Information

Office of the State Council The People's Republic of China, Beijing,

August 2013.

Page 94: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

xix

Internet:

Bilateral trade relations. Dalam

http://www.china.org.cn/english/features/fmar/167995.htm

Countries of BRICS refuse dollars. What shall investors expect?. Dalam

http://www.profi-forex.us/news/entry4000001367.html

Countries of the World. Dalam

http://www.worldatlas.com/aatlas/populations/ctypopls.htm

Fifth BRICS Summit Background. Dalam http://www.brics5.co.za/

Nations eye stable reserve system. Dalam

http://news.bbc.co.uk/2/hi/business/8102216.stm

Bureau, Zeebiz. 2012. BRICS summit in Delhi begins today. Press Trust of India,

Zee News, 29 March 2012. Dalam

http://zeenews.india.com/business/news/economy/brics-summit-in-delhi-

begins-today_44828.html

Embassy of the Russian Federation in the Republic of South Africa. Russian-

South African Economic Cooperation. Dalam

http://www.russianembassy.org.za/economic/Coop.html

Forsythe, Michael, et al., BRICS Prod China's Hu to Import Value-Added Goods

as Well as Raw Materials, Bloomberg, April 13, 2011. Dalam

http://www.bloomberg.com/news/2011-04-13/countries-at-brics-summit-

push-china-to-import-more-airliners-medicines.html

Gateway House. Why South Africa bric. Dalam

http://www.gatewayhouse.in/publication/gateway-house/features/why-

south-africa-bric,

Houlton, Susan. 2009. First BRIC summit concludes. Dalam

http://www.dw.de/first-bric-summit-concludes/a-4335954 Khumalo, Thuso. 2014. South Africa Launches Fund to Fight West Africa Ebola

Outbreak. VOA News, October 10, 2014. Dalam

http://www.voanews.com/content/south-africa-fund-fight-west-africa-

ebola-outbreak/2479651.html,

Page 95: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

xx

Naidoo, Sharda. 2012. South Africa's presence 'drags down Brics. Mail &

Guardian Online, 23 Maret 2012 dalam http://mg.co.za/article/2012-03-

23-sa-presence-drags-down-brics Patel, Khadija. 2012. Analysis: Scrutinising South Africa's inclusion in Brics.

Daily Maverick, April 3. Dalam

http://www.dailymaverick.co.za/article/2012-04-03-analysis-scrutinising-

south-africas-inclusion-inbrics/#.Uelef9Ip9DQ

Rozhnov, Konstantin. 2010. Bric countries try to shift global balance of power.

Thursday, 15 April 2010. Dalam http://news.bbc.co.uk/2/hi/8620178.stm

Sebastien Hervieu. 2011. South Africa gains entry to Bric club. The Guardian,

April 19. Dalam http://www.guardian.co.uk/world/2011/apr/19/south-

africajoins-bric-club

Sharon Davis. 2013. SA and India - growing partners in trade dalam

http://www.wbsjournal.co.za/articles/sa-and-india-growing-partners-in-

trade-850.html

South Africa's trade with China surges by 32% in 2013. Chinadaily.com.cn, 13-

03-2014. Dalam dari http://www.chinadaily.com.cn/business/2014-

03/13/content_17343780.htm

South Africa unemployment rate falls. The BRICS Post, 5 February 2013. Dalam

http://thebricspost.com/south-africa-unemployment-rate-falls/

Steady growth in SA, BRICS trade. Dalam

http://www.southafrica.info/global/brics/brics-300812.htm

Wanfeng Zhou. 2009. Dollar slides after Russia comments, BRIC summit. Dalam

http://www.reuters.com/article/2009/06/16/us-markets-forex-

idUSTRE5530NQ20090616

Page 96: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

xxi

Lampiran 1 Joint Statement of the BRIC Countries’ Leaders

We, the leaders of the Federative Republic of Brazil, the Russian Federation, the

Republic of India and the People’s Republic of China, have discussed the current

situation in global economy and other pressing issues of global development, and

also prospects for further strengthening collaboration within the BRIC, at our

meeting in Yekaterinburg on June 16, 2009.

We have arrived at the following conclusions:

1. We stress the central role played by the G20 Summits in dealing with the

financial crisis. They have fostered cooperation, policy coordination and political

dialogue regarding international economic and financial matters.

2. We call upon all states and relevant international bodies to act vigorously to

implement the decisions adopted at the G20 Summit in London on April 2, 2009.

We shall cooperate closely among ourselves and with other partners to ensure

further progress of collective action at the next G20 Summit to be held in

Pittsburgh in September 2009. We look forward to a successful outcome of the

United Nations Conference on the World Financial and Economic Crisis and its

Impact on Development to be held in New York on June 24-26, 2009.

3. We are committed to advance the reform of international finаncial institutions,

so as to reflect changes in the global economy. The emerging and developing

economies must have greater voice and representation in international financial

institutions, whose heads and executives should be appointed through an open,

transparent, and merit-based selection process. We also believe that there is a

strong need for a stable, predictable and more diversified international monetary

system.

4. We are convinced that a reformed financial and economic architecture should

be based, inter alia, on the following principles:

- democratic and transparent decision-making and implementation process at the

international financial organisations;

- solid legal basis;

- compatibility of activities of effective national regulatory institutions and

international standard-setting bodies;

- strengthening of risk management and supervisory practices.

5. We recognise the important role played by international trade and foreign direct

investments in the world economic recovery. We call upon all parties to work

together to improve the international trade and investment environment. We urge

the international community to keep the multilateral trading system stable, curb

trade protectionism, and push for comprehensive and balanced results of the

WTO’s Doha Development Agenda.

Page 97: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

xxii

6. The poorest countries have been hit hardest by the financial crisis. The

international community needs to step up efforts to provide liquid financial

resources for these countries. The international community should also strive to

minimise the impact of the crisis on development and ensure the achievement of

the Millennium Development Goals. Developed countries should fulfil their

commitment of 0.7% of Gross National Income for the Official Development

Assistance and make further efforts in increasing assistance, debt relief, market

access and technology transfer for developing countries.

7. The implementation of the concept of sustainable development, comprising,

inter alia, the Rio Declaration, Agenda for the 21st Century and multilateral

environmental agreements, should be a major vector in the change of paradigm of

economic development.

8. We stand for strengthening coordination and cooperation among states in the

energy field, including amongst energy producers and consumers and transit

states, in an effort to decrease uncertainty and ensure stability and sustainability.

We support diversification of energy resources and supply, including renewable

energy, security of energy transit routes and creation of new energy investments

and infrastructure.

9. We support international cooperation in the field of energy efficiency. We stand

ready for a constructive dialogue on how to deal with climate change based on the

principle of common but differentiated responsibility, given the need to combine

measures to protect the climate with steps to fulfill our socio-economic

development tasks.

10. We reaffirm to enhance cooperation among our countries in socially vital

areas and to strengthen the efforts for the provision of international humanitarian

assistance and for the reduction of natural disaster risks. We take note of the

statement on global food security issued today as a major contribution of the

BRIC countries to the multilateral efforts to set up the sustainable conditions for

this goal.

11. We reaffirm to advance cooperation among our countries in science and

education with the aim, inter alia, to engage in fundamental research and

development of advanced technologies.

12. We underline our support for a more democratic and just multi-polar world

order based on the rule of international law, equality, mutual respect, cooperation,

coordinated action and collective decision-making of all states. We reiterate our

support for political and diplomatic efforts to peacefully resolve disputes in

international relations.

13. We strongly condemn terrorism in all its forms and manifestations and

reiterate that there can be no justification for any act of terrorism anywhere or for

whatever reasons. We note that the draft Comprehensive Convention against

Page 98: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

xxiii

International Terrorism is currently under the consideration of the UN General

Assembly and call for its urgent adoption.

14. We express our strong commitment to multilateral diplomacy with the United

Nations playing the central role in dealing with global challenges and threats. In

this respect, we reaffirm the need for a comprehensive reform of the UN with a

view to making it more efficient so that it can deal with today’s global challenges

more effectively. We reiterate the importance we attach to the status of India and

Brazil in international affairs, and understand and support their aspirations to play

a greater role in the United Nations.

15. We have agreed upon steps to promote dialogue and cooperation among our

countries in an incremental, proactive, pragmatic, open and transparent way. The

dialogue and cooperation of the BRIC countries is conducive not only to serving

common interests of emerging market economies and developing countries, but

also to building a harmonious world of lasting peace and common prosperity.

16. Russia, India and China welcome the kind invitation of Brazil to the next

BRIC summit it will host in 2010.

Yekaterinburg, June 16, 2009

Sumber: http://www.brics5.co.za/about-brics/summit-declaration/first-summit/

Lampiran 2 II BRIC SUMMIT – JOINT STATEMENT BRASILIA

We, the leaders of the Federative Republic of Brazil, the Russian Federation, the

Republic of India and the People’s Republic of China, met in Brasília on 15 April

2010 to discuss major issues of the international agenda as well as concrete steps

to move forward the cooperation and coordination within BRIC.

WE HAVE AGREED ON THE FOLLOWING:

COMMON VISION AND GLOBAL GOVERNANCE

1. We share the perception that the world is undergoing major and swift changes

that highlight the need for corresponding transformations in global governance in

all relevant areas.

2. We underline our support for a multipolar, equitable and democratic world

order, based on international law, equality, mutual respect, cooperation,

coordinated action and collective decision-making of all States.

3. We stress the central role played by the G-20 in combating the crisis through

unprecedented levels of coordinated action. We welcome the fact that the G-20

Page 99: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

xxiv

was confirmed as the premier forum for international economic coordination and

cooperation of all its member states. Compared to previous arrangements, the G-

20 is broader, more inclusive, diverse, representative and effective. We call upon

all its member states to undertake further efforts to implement jointly the

decisions adopted at the three G-20 Summits.

We advocate the need for the G-20 to be proactive and formulate a coherent

strategy for the post-crisis period. We stand ready to make a joint contribution to

this effort.

4. We express our strong commitment to multilateral diplomacy with the United

Nations playing the central role in dealing with global challenges and threats. In

this respect, we reaffirm the need for a comprehensive reform of the UN, with a

view to making it more effective, efficient and representative, so that it can deal

with today’s global challenges more effectively. We reiterate the importance we

attach to the status of India and Brazil in international affairs, and understand and

support their aspirations to play a greater role in the United Nations.

5. We believe the deepened and broadened dialogue and cooperation of the BRIC

countries is conducive not only to serving common interests of emerging market

economies and developing countries, but also to building a harmonious world of

lasting peace and common prosperity. We have agreed upon steps to promote

dialogue and cooperation among our countries in an incremental, proactive,

pragmatic, open and transparent way.

INTERNATIONAL ECONOMIC AND FINANCIAL ISSUES

6. The world economic situation has improved since our first meeting in June

2009, in Ekaterinburg. We welcome the resumption of economic growth, in which

emerging market economies are playing a very important role. However, we

recognize that the foundation of world economic recovery is not yet solid, with

uncertainties remaining. We call upon all states to strengthen macroeconomic

cooperation, jointly secure world economic recovery and achieve a strong,

sustainable and balanced growth. We reiterate our determination to make positive

efforts in maintaining domestic economic recovery and promoting development in

our own countries and worldwide.

7. We underline the importance of maintaining relative stability of major reserve

currencies and sustainability of fiscal policies in order to achieve a strong, long-

term balanced economic growth.

8. We are convinced that emerging market economies and developing countries

have the potential to play an even larger and active role as engines of economic

growth and prosperity, while at the same time commit to work together with other

countries towards reducing imbalances in global economic development and

fostering social inclusion.

Page 100: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

xxv

9. G-20 members, with a significant contribution from BRIC countries, have

greatly increased resources available to the IMF. We support the increase of

capital, under the principle of fair burden-sharing, of the International Bank for

Reconstruction and Development and of the International Finance Corporation, in

addition to more robust, flexible and agile client-driven support for developing

economies from multilateral development banks.

10. Despite promising positive signs, much remains to be done. We believe that

the world needs today a reformed and more stable financial architecture that will

make the global economy less prone and more resilient to future crises, and that

there is a greater need for a more stable, predictable and diversified international

monetary system.

11. We will strive to achieve an ambitious conclusion to the ongoing and long

overdue reforms of the Bretton Woods institutions. The IMF and the World Bank

urgently need to address their legitimacy deficits. Reforming these institutions’

governance structures requires first and foremost a substantial shift in voting

power in favor of emerging market economies and developing countries to bring

their participation in decision making in line with their relative weight in the

world economy. We call for the voting power reform of the World Bank to be

fulfilled in the upcoming Spring Meetings, and expect the quota reform of the

IMF to be concluded by the G-20 Summit in November this year. We do also

agree on the need for an open and merit based selection method, irrespective of

nationality, for the heading positions of the IMF and the World Bank. Moreover,

staff of these institutions needs to better reflect the diversity of their membership.

There is a special need to increase participation of developing countries. The

international community must deliver a result worthy of the expectations we all

share for these institutions within the agreed timeframe or run the risk of seeing

them fade into obsolescence.

12. In the interest of promoting international economic stability, we have asked

our Finance Ministers and Central Bank Governors to look into regional monetary

arrangements and discuss modalities of cooperation between our countries in this

area. In order to facilitate trade and investment, we will study feasibilities of

monetary cooperation, including local currency trade settlement arrangement

between our countries.

13. Recent events have shattered the belief about the self-regulating nature of

financial markets. Therefore, there is a pressing need to foster and strengthen

cooperation regarding the regulation and supervision of all segments, institutions

and instruments of financial markets. We remain committed to improve our own

national regulations, to push for the reform of the international financial

regulatory system and to work closely with international standard setting bodies,

including the Financial Stability Board.

Page 101: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

xxvi

INTERNATIONAL TRADE

14. We stress the importance of the multilateral trading system, embodied in the

World Trade Organization, for providing an open, stable, equitable and non

discriminatory environment for international trade. In this connection, we commit

ourselves and urge all states to resist all forms of trade protectionism and fight

disguised restrictions on trade. We concur in the need for a comprehensive and

balanced outcome of the Doha Round of multilateral trade talks, in a manner that

fulfills its mandate as a “development round”, based on the progress already

made, including with regard to modalities. We take note and strongly support

Russia’s bid for accession to the WTO.

DEVELOPMENT

15. We reiterate the importance of the UN Millennium Declaration and the need

to achieve the Millennium Development Goals (MDGs). We underscore the

importance of preventing a potential setback to the efforts of poor countries aimed

at achieving MDGs due to the effects of the economic and financial crisis. We

should also make sustained efforts to achieve the MDGs by 2015, including

through technical cooperation and financial support to poor countries in

implementation of development policies and social protection for their

populations. We expect the UN MDG Summit, in September 2010, to promote the

implementation of MDGs through policy recommendations. We stress that

sustainable development models and paths of developing countries should be fully

respected and necessary policy space of developing countries should be

guaranteed.

16. The poorest countries have been the hardest hit by the economic and financial

crisis. The commitments regarding the aid to the developing states, especially

those related to the MDGs, should be fulfilled, and there should be no reduction in

development assistance. An inclusive process of growth for the world economy is

not only a matter of solidarity but also an issue of strategic importance for global

political and economic stability.

AGRICULTURE

17. We express our satisfaction with the Meeting of Ministers of Agriculture and

Agrarian Development in Moscow, where they discussed ways of promoting

quadripartite cooperation, with particular attention to family farming. We are

convinced that this will contribute towards global food production and food

security. We welcome their decision to create an agricultural information base

system of the BRIC countries, to develop a strategy for ensuring access to food

for vulnerable population, to reduce the negative impact of climate change on

food security, and to enhance agriculture technology cooperation and innovation.

Page 102: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

xxvii

FIGHT AGAINST POVERTY

18. We call upon the international community to make all the necessary efforts to

fight poverty, social exclusion and inequality bearing in mind the special needs of

developing countries, especially LDCs, small islands and African Countries. We

support technical and financial cooperation as means to contribute to the

achievement of sustainable social development, with social protection, full

employment, and decent work policies and programmes, giving special attention

to the most vulnerable groups, such as the poor, women, youth, migrants and

persons with disabilities.

ENERGY

19. We recognize that energy is an essential resource for improving the standard

of living of our peoples and that access to energy is of paramount importance to

economic growth with equity and social inclusion. We will aim to develop

cleaner, more affordable and sustainable energy systems, to promote access to

energy and energy efficient technologies and practices in all sectors. We will aim

to diversify our energy mix by increasing, where appropriate, the contribution of

renewable energy sources, and will encourage the cleaner, more efficient use of

fossil fuels and other fuels. In this regard, we reiterate our support to the

international cooperation in the field of energy efficiency.

20. We recognize the potential of new, emerging, and environmentally friendly

technologies for diversifying energy mix and the creation of jobs. In this regard

we will encourage, as appropriate, the sustainable development, production and

use of biofuels. In accordance with national priorities, we will work together to

facilitate the use of renewable energy, through international cooperation and the

sharing of experiences on renewable energy, including biofuels technologies and

policies.

21. We believe that BRIC member countries can cooperate in training, R&D,

Consultancy services and technology transfer, in the energy sector.

CLIMATE CHANGE

22. We acknowledge that climate change is a serious threat which requires

strengthened global action. We commit ourselves to promote the 16th Conference

of the Parties to the United Nations Framework Convention on Climate Change

and the 6th Conference of the Parties serving as the Meeting of the Parties to the

Kyoto Protocol, in Mexico, to achieve a comprehensive, balanced and binding

result to strengthen the implementation of the Convention and the Protocol. We

believe that the Convention and the Protocol provide the framework for

international negotiations on climate change. The negotiations in Mexico should

be more inclusive, transparent, and should result in outcomes that are fair and

effective in addressing the challenge of climate change, while reflecting the

Page 103: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

xxviii

principles of the Convention, especially the principle of equity and common but

differentiated responsibilities.

TERRORISM

23. We condemn terrorist acts in all forms and manifestations. We note that the

fight against international terrorism must be undertaken with due respect to the

UN Charter, existing international conventions and protocols, the UN General

Assembly and Security Council resolutions relating to international terrorism, and

that the prevention of terrorist acts is as important as the repression of terrorism

and its financing. In this context, we urge early conclusion of negotiations in the

UN General Assembly of the Comprehensive Convention on International

Terrorism and its adoption by all Member States.

24. Brazil and China express their sympathy and solidarity with the people and

Governments of Russia and India which suffered from recent barbaric terrorist

attacks. Terrorism cannot be justified by any reason.

ALLIANCE OF CIVILIZATIONS

25. We affirm the importance of encouraging the dialogue among civilizations,

cultures, religions and peoples. In this respect, we support the “Alliance of

Civilizations”, a United Nations’ initiative aimed at building bridges, mutual

knowledge and understanding around the world. We praise the Brazilian decision

to host, in Rio de Janeiro, in May 2010, the 3rd Global Forum and confirm our

intention to be present at the event, in appropriate high level.

HAITI

26. We reaffirm our solidarity towards the Haitian people, who have been

struggling under dire circumstances since the earthquake of January 12th, and

reiterate our commitment to gather efforts with the international community in

order to help rebuilding the country, under the guidance of the Haitian

government, and according to the priorities established by the Action Plan for

National Recovery and Development of Haiti.

COOPERATION

27. We welcome the following sectoral initiatives aimed at strengthening

cooperation among our countries:

the first Meeting of Ministers of Agriculture and Agrarian Development;

the Meetings of Ministers of Finance and Governors of Central Banks;

the Meetings of High Representatives for Security Issues;

the I Exchange Program for Magistrates and Judges, of BRIC countries,

held in March 2010 in Brazil following the signature in 2009 of the

Protocol of Intent among the BRIC countries’ Supreme Courts;

Page 104: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

xxix

the first Meeting of Development Banks;

the first Meeting of the Heads of the National Statistical Institutions;

the Conference of Competition Authorities;

the first Meeting of Cooperatives;

the first Business Forum;

the Conference of think tanks.

28. We also endorse other important manifestations of our desire to deepen our

relationship, such as:

the joint publication by our respective national statistical institutions

which is going to be released today;

a feasibility study for developing a joint BRIC encyclopedia.

29. We reaffirm our commitment to advance cooperation among BRIC countries

in science, culture and sports.

30. We express our confidence in the success of the 2010 World Expo in

Shanghai, the 2010 Commonwealth Games in New Delhi, the 2013 World

Student Games in Kazan, the 2014 Winter Olympic and Paralympic Games in

Sochi, the FIFA 2014 World Cup in Brazil and the 2016 Olympic and Paralympic

Games in Rio de Janeiro.

31. We reaffirm the efforts to strengthen our cooperation and assistance for

reduction of natural disasters. Russia and India express their condolences and

solidarity with the people and Governments of Brazil and China, for the lives lost

in the mudslide in Rio de Janeiro, Brazil, and in the earthquake in Yushu, China.

III BRIC SUMMIT

32. Brazil, Russia and India appreciate the offer of China to host the III BRIC

Summit in 2011.

33. Russia, India and China express their profound gratitude to the Government

and people of Brazil for hosting the II BRIC Summit.

Brasilia July 4, 2010

Sumber: http://www.brics5.co.za/about-brics/summit-declaration/second-summit/

Lampiran 3 SANYA DECLARATION

1. We, the Heads of State and Government of the Federative Republic of Brazil,

the Russian Federation, the Republic of India, the People’s Republic of China and

the Republic of South Africa, met in Sanya, Hainan, China for the BRICS Leaders

Meeting on 14 April 2011.

Page 105: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

xxx

2. The Heads of State and Government of Brazil, Russia, India and China

welcome South Africa joining the BRICS and look forward to strengthening

dialogue and cooperation with South Africa within the forum.

3. It is the overarching objective and strong shared desire for peace, security,

development and cooperation that brought together BRICS countries with a total

population of nearly 3 billion from different continents. BRICS aims at

contributing significantly to the development of humanity and establishing a more

equitable and fair world.

4. The 21st century should be marked by peace, harmony, cooperation and

scientific development. Under the theme “Broad Vision, Shared Prosperity”, we

conducted candid and in-depth discussions and reached broad consensus on

strengthening BRICS cooperation as well as on promoting coordination on

international and regional issues of common interest.

5. We affirm that the BRICS and other emerging countries have played an

important role in contributing to world peace, security and stability, boosting

global economic growth, enhancing multilateralism and promoting greater

democracy in international relations.

6. In the economic, financial and development fields, BRICS serves as a major

platform for dialogue and cooperation. We are determined to continue

strengthening the BRICS partnership for common development and advance

BRICS cooperation in a gradual and pragmatic manner, reflecting the principles

of openness, solidarity and mutual assistance. We reiterate that such cooperation

is inclusive and non-confrontational. We are open to increasing engagement and

cooperation with non-BRICS countries, in particular emerging and developing

countries, and relevant international and regional organizations.

7. We share the view that the world is undergoing far-reaching, complex and

profound changes, marked by the strengthening of multipolarity, economic

globalization and increasing interdependence. While facing the evolving global

environment and a multitude of global threats and challenges, the international

community should join hands to strengthen cooperation for common

development. Based on universally recognized norms of international law and in a

spirit of mutual respect and collective decision making, global economic

governance should be strengthened, democracy in international relations should

be promoted, and the voice of emerging and developing countries in international

affairs should be enhanced.

8. We express our strong commitment to multilateral diplomacy with the United

Nations playing the central role in dealing with global challenges and threats. In

this respect, we reaffirm the need for a comprehensive reform of the UN,

including its Security Council, with a view to making it more effective, efficient

and representative, so that it can deal with today’s global challenges more

successfully. China and Russia reiterate the importance they attach to the status of

Page 106: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

xxxi

India, Brazil and South Africa in international affairs, and understand and support

their aspiration to play a greater role in the UN.

9. We underscore that the concurrent presence of all five BRICS countries in the

Security Council during the year of 2011 is a valuable opportunity to work closely

together on issues of peace and security, to strengthen multilateral approaches and

to facilitate future coordination on issues under UN Security Council

consideration. We are deeply concerned with the turbulence in the Middle East ,

the North African and West African regions and sincerely wish that the countries

affected achieve peace, stability, prosperity and progress and enjoy their due

standing and dignity in the world according to legitimate aspirations of their

peoples. We share the principle that the use of force should be avoided. We

maintain that the independence, sovereignty, unity and territorial integrity of each

nation should be respected.

10. We wish to continue our cooperation in the UN Security Council on Libya.

We are of the view that all the parties should resolve their differences through

peaceful means and dialogue in which the UN and regional organizations should

as appropriate play their role. We also express support for the African Union

High-Level Panel Initiative on Libya.

11. We reiterate our strong condemnation of terrorism in all its forms and

manifestations and stress that there can be no justification, whatsoever, for any

acts of terrorism. We believe that the United Nations has a central role in

coordinating the international action against terrorism within the framework of the

UN Charter and in accordance with principles and norms of the international law.

In this context, we urge early conclusion of negotiations in the UN General

Assembly of the Comprehensive Convention on International Terrorism and its

adoption by all Member States. We are determined to strengthen our cooperation

in countering this global threat. We express our commitment to cooperate for

strengthening international information security. We will pay special attention to

combat cybercrime.

12. We note that the world economy is gradually recovering from the financial

crisis, but still faces uncertainties. Major economies should continue to enhance

coordination of macro-economic policies and work together to achieve strong,

sustainable and balanced growth.

13. We are committed to assure that the BRICS countries will continue to enjoy

strong and sustained economic growth supported by our increased cooperation in

economic, finance and trade matters, which will contribute to the long-term

steady, sound and balanced growth of the world economy.

14. We support the Group of Twenty (G20) in playing a bigger role in global

economic governance as the premier forum for international economic

cooperation. We expect new positive outcomes in the fields of economy, finance,

trade and development from the G20 Cannes Summit in 2011. We support the

Page 107: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

xxxii

ongoing efforts of G20 members to stabilize international financial markets,

achieve strong, sustainable and balanced growth and support the growth and

development of the global economy. Russia offers to host the G20 Summit in

2013. Brazil, India, China and South Africa welcome and appreciate Russia’s

offer.

15. We call for a quick achievement of the targets for the reform of the

International Monetary Fund agreed to at previous G20 Summits and reiterate that

the governing structure of the international financial institutions should reflect the

changes in the world economy, increasing the voice and representation of

emerging economies and developing countries.

16. Recognizing that the international financial crisis has exposed the

inadequacies and deficiencies of the existing international monetary and financial

system, we support the reform and improvement of the international monetary

system, with a broad-based international reserve currency system providing

stability and certainty. We welcome the current discussion about the role of the

SDR in the existing international monetary system including the composition of

SDR’s basket of currencies. We call for more attention to the risks of massive

cross-border capital flows now faced by the emerging economies. We call for

further international financial regulatory oversight and reform, strengthening

policy coordination and financial regulation and supervision cooperation, and

promoting the sound development of global financial markets and banking

systems.

17. Excessive volatility in commodity prices, particularly those for food and

energy, poses new risks for the ongoing recovery of the world economy. We

support the international community in strengthening cooperation to ensure

stability and strong development of physical market by reducing distortion and

further regulate financial market. The international community should work

together to increase production capacity, strengthen producer-consumer dialogue

to balance supply and demand, and increase support to the developing countries in

terms of funding and technologies. The regulation of the derivatives market for

commodities should be accordingly strengthened to prevent activities capable of

destabilizing markets. We also should address the problem of shortage of reliable

and timely information on demand and supply at international, regional and

national levels. The BRICS will carry out closer cooperation on food security.

18. We support the development and use of renewable energy resources. We

recognize the important role of renewable energy as a means to address climate

change. We are convinced of the importance of cooperation and information

exchange in the field of development of renewable energy resources.

19. Nuclear energy will continue to be an important element in future energy mix

of BRICS countries. International cooperation in the development of safe nuclear

energy for peaceful purposes should proceed under conditions of strict observance

Page 108: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

xxxiii

of relevant safety standards and requirements concerning design, construction and

operation of nuclear power plants.

20. Accelerating sustainable growth of developing countries is one of the major

challenges for the world. We believe that growth and development are central to

addressing poverty and to achieving the MDG goals. Eradication of extreme

poverty and hunger is a moral, social, political and economic imperative of

humankind and one of the greatest global challenges facing the world today,

particularly in Least Developed Countries in Africa and elsewhere.

21. We call on the international community to actively implement the outcome

document adopted by the High-level Plenary Meeting of the United Nations

General Assembly on the Millennium Development Goals held in September

2010 and achieve the objectives of the MDGs by 2015 as scheduled.

22. Climate change is one of the global threats challenging the livelihood of

communities and countries. China, Brazil, Russia and India appreciate and

support South Africa’s hosting of UNFCCC COP17/CMP7. We support the

Cancun Agreements and are ready to make concerted efforts with the rest of the

international community to bring a successful conclusion to the negotiations at the

Durban Conference applying the mandate of the Bali Roadmap and in line with

the principle of equity and common but differentiated responsibilities. We commit

ourselves to work towards a comprehensive, balanced and binding outcome to

strengthen the implementation of the United Nations Framework Convention on

Climate Change and its Kyoto Protocol. The BRICS will intensify cooperation on

the Durban conference. We will enhance our practical cooperation in adapting our

economy and society to climate change.

23. Sustainable development, as illustrated by the Rio Declaration on

Environment and Development, Agenda 21, the Johannesburg Plan of

Implementation and multilateral environmental treaties, should be an important

vehicle to advance economic growth. China, Russia, India and South Africa

appreciate Brazil as the host of the 2012 UN Conference on Sustainable

Development and look forward to working with Brazil to reach new political

commitment and achieve positive and practical results in areas of economic

growth, social development and environmental protection under the framework of

sustainable development. Brazil, Russia, China and South Africa appreciate and

support India’s hosting of the eleventh meeting of the Conference of the Parties to

the Convention on Biological Diversity. Brazil, China and South Africa also

appreciate and support the sixth meeting of the Conference of the Parties serving

as the meeting of the Parties to the Cartagena Protocol on Biosafety to be held in

October 2012.

24. We underscore our firm commitment to strengthen dialogue and cooperation

in the fields of social protection, decent work, gender equality, youth, and public

health, including the fight against HIV /AIDS.

Page 109: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

xxxiv

25. We support infrastructure development in Africa and its industrialization

within framework of the New Partnership for Africa’s Development (NEPAD).

26. We have agreed to continue further expanding and deepening economic, trade

and investment cooperation among our countries. We encourage all countries to

refrain from resorting to protectionist measures. We welcome the outcomes of the

meeting of BRICS Trade Ministers held in Sanya on 13 April 2011. Brazil, China,

India and South Africa remain committed and call upon other members to support

a strong, open, rule-based multilateral trading system embodied in the World

Trade Organization and a successful, comprehensive and balanced conclusion of

the Doha Development Round, built on the progress already made and consistent

with its development mandate. Brazil, India, China and South Africa extend full

support to an early accession of Russia to the World Trade Organization.

27. We reviewed the progress of the BRICS cooperation in various fields and

share the view that such cooperation has been enriching and mutually beneficial

and that there is a great scope for closer cooperation among the BRICS. We are

focused on the consolidation of BRICS cooperation and the further development

of its own agenda. We are determined to translate our political vision into

concrete actions and endorse the attached Action Plan, which will serve as the

foundation for future cooperation. We will review the implementation of the

Action Plan during our next Leaders Meeting.

28. We intend to explore cooperation in the sphere of science, technology and

innovation, including the peaceful use of space. We congratulate the Russian

people and government upon the 50th anniversary of the flight of Yury Gagarin

into the space, which ushered in a new era in development of science and

technology.

29. We express our confidence in the success of the 2011 Universiade in

Shenzhen, the 2013 Universiade in Kazan, the 2014 Youth Olympic Games in

Nanjing, the 2014 Winter Olympic and Paralympics Games in Sochi, the FIFA

2014 World Cup in Brazil, the 2016 Olympic and Paralympics Games in Rio de

Janeiro and the FIFA 2018 World Cup in Russia.

30. We extend our deepest condolences to the people of Japan with the great loss

of life following the disasters that struck the country. We will continue our

practical support to Japan in overcoming consequences of these catastrophes.

31. The leaders of Brazil, Russia, India and South Africa extend our warm

appreciation to China for hosting the BRICS Leaders Meeting and the Hainan

Provincial Government and Sanya Municipal Government and their people for

their support to the Meeting.

32. Brazil, Russia, China and South Africa thank India for hosting the BRICS

Leaders Meeting in 2012 and offer their full support.

Page 110: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

xxxv

Sanya April 14, 2011

Sumber: http://www.brics5.co.za/about-brics/summit-declaration/third-summit/

Lampiran 4 BRICS Summit: Delhi Declaration

Published March 29, 2012

Leaders of the BRICS countries (Brazil, the Russian Federation, India, China,

and South Africa) made this declaration at the fourth BRICS Summit in New Delhi

on March 29, 2012.

1. We, the leaders of the Federative Republic of Brazil, the Russian Federation,

the Republic of India, the People's Republic of China and the Republic of South

Africa, met in New Delhi, India, on 29 March 2012 at the Fourth BRICS Summit.

Our discussions, under the overarching theme, "BRICS Partnership for Global

Stability, Security and Prosperity", were conducted in an atmosphere of cordiality

and warmth and inspired by a shared desire to further strengthen our partnership

for common development and take our cooperation forward on the basis of

openness, solidarity, mutual understanding and trust.

2. We met against the backdrop of developments and changes of contemporary

global and regional importance - a faltering global recovery made more complex

by the situation in the euro zone; concerns of sustainable development and climate

change which take on greater relevance as we approach the UN Conference on

Sustainable Development (Rio+20) and the Conference of Parties to the

Convention on Biological Diversity being hosted in Brazil and India respectively

later this year; the upcoming G20 Summit in Mexico and the recent 8th WTO

Ministerial Conference in Geneva; and the developing political scenario in the

Middle East and North Africa that we view with increasing concern. Our

deliberations today reflected our consensus to remain engaged with the world

community as we address these challenges to global well-being and stability in a

responsible and constructive manner.

3. BRICS is a platform for dialogue and cooperation amongst countries that

represent 43% of the world's population, for the promotion of peace, security and

development in a multi-polar, inter-dependent and increasingly complex,

globalizing world. Coming, as we do, from Asia, Africa, Europe and Latin

America, the transcontinental dimension of our interaction adds to its value and

significance.

4. We envision a future marked by global peace, economic and social progress

and enlightened scientific temper. We stand ready to work with others, developed

and developing countries together, on the basis of universally recognized norms of

international law and multilateral decision making, to deal with the challenges and

Page 111: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

xxxvi

the opportunities before the world today. Strengthened representation of emerging

and developing countries in the institutions of global governance will enhance

their effectiveness in achieving this objective.

5. We are concerned over the current global economic situation. While the BRICS

recovered relatively quickly from the global crisis, growth prospects worldwide

have again got dampened by market instability especially in the euro zone. The

build-up of sovereign debt and concerns over medium to long-term fiscal

adjustment in advanced countries are creating an uncertain environment for global

growth. Further, excessive liquidity from the aggressive policy actions taken by

central banks to stabilize their domestic economies have been spilling over into

emerging market economies, fostering excessive volatility in capital flows and

commodity prices. The immediate priority at hand is to restore market confidence

and get global growth back on track. We will work with the international

community to ensure international policy coordination to maintain

macroeconomic stability conducive to the healthy recovery of the global

economy.

6. We believe that it is critical for advanced economies to adopt responsible

macroeconomic and financial policies, avoid creating excessive global liquidity

and undertake structural reforms to lift growth that create jobs. We draw attention

to the risks of large and volatile cross-border capital flows being faced by the

emerging economies. We call for further international financial regulatory

oversight and reform, strengthening policy coordination and financial regulation

and supervision cooperation, and promoting the sound development of global

financial markets and banking systems.

7. In this context, we believe that the primary role of the G20 as premier forum for

international economic cooperation at this juncture is to facilitate enhanced

macroeconomic policy coordination, to enable global economic recovery and

secure financial stability, including through an improved international monetary

and financial architecture. We approach the next G20 Summit in Mexico with a

commitment to work with the Presidency, all members and the international

community to achieve positive results, consistent with national policy

frameworks, to ensure strong, sustainable and balanced growth.

8. We recognize the importance of the global financial architecture in maintaining

the stability and integrity of the global monetary and financial system. We

therefore call for a more representative international financial architecture, with

an increase in the voice and representation of developing countries and the

establishment and improvement of a just international monetary system that can

serve the interests of all countries and support the development of emerging and

developing economies. Moreover, these economies having experienced broad-

based growth are now significant contributors to global recovery.

9. We are however concerned at the slow pace of quota and governance reforms

in the IMF. We see an urgent need to implement, as agreed, the 2010 Governance

Page 112: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

xxxvii

and Quota Reform before the 2012 IMF/World Bank Annual Meeting, as well as

the comprehensive review of the quota formula to better reflect economic weights

and enhance the voice and representation of emerging market and developing

countries by January 2013, followed by the completion of the next general quota

review by January 2014. This dynamic process of reform is necessary to ensure

the legitimacy and effectiveness of the Fund. We stress that the ongoing effort to

increase the lending capacity of the IMF will only be successful if there is

confidence that the entire membership of the institution is truly committed to

implement the 2010 Reform faithfully. We will work with the international

community to ensure that sufficient resources can be mobilized to the IMF in a

timely manner as the Fund continues its transition to improve governance and

legitimacy. We reiterate our support for measures to protect the voice and

representation of the IMF's poorest members.

10. We call upon the IMF to make its surveillance framework more integrated and

even-handed, noting that IMF proposals for a new integrated decision on

surveillance would be considered before the IMF Spring Meeting.

11. In the current global economic environment, we recognise that there is a

pressing need for enhancing the flow of development finance to emerging and

developing countries. We therefore call upon the World Bank to give greater

priority to mobilising resources and meeting the needs of development finance

while reducing lending costs and adopting innovative lending tools.

12. We welcome the candidatures from developing world for the position of the

President of the World Bank. We reiterate that the Heads of IMF and World Bank

be selected through an open and merit-based process. Furthermore, the new World

Bank leadership must commit to transform the Bank into a multilateral institution

that truly reflects the vision of all its members, including the governance structure

that reflects current economic and political reality. Moreover, the nature of the

Bank must shift from an institution that essentially mediates North-South

cooperation to an institution that promotes equal partnership with all countries as

a way to deal with development issues and to overcome an outdated donor-

recipient dichotomy.

13. We have considered the possibility of setting up a new Development Bank for

mobilizing resources for infrastructure and sustainable development projects in

BRICS and other emerging economies and developing countries, to supplement

the existing efforts of multilateral and regional financial institutions for global

growth and development. We direct our Finance Ministers to examine the

feasibility and viability of such an initiative, set up a joint working group for

further study, and report back to us by the next Summit.

14. Brazil, India, China and South Africa look forward to the Russian Presidency

of G20 in 2013 and extend their cooperation.

Page 113: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

xxxviii

15. Brazil, India, China and South Africa congratulate the Russian Federation on

its accession to the WTO. This makes the WTO more representative and

strengthens the rule-based multilateral trading system. We commit to working

together to safeguard this system and urge other countries to resist all forms of

trade protectionism and disguised restrictions on trade.

16. We will continue our efforts for the successful conclusion of the Doha Round,

based on the progress made and in keeping with its mandate. Towards this end,

we will explore outcomes in specific areas where progress is possible while

preserving the centrality of development and within the overall framework of the

single undertaking. We do not support plurilateral initiatives that go against the

fundamental principles of transparency, inclusiveness and multilateralism. We

believe that such initiatives not only distract members from striving for a

collective outcome but also fail to address the development deficit inherited from

previous negotiating rounds. Once the ratification process is completed, Russia

intends to participate in an active and constructive manner for a balanced outcome

of the Doha Round that will help strengthen and develop the multilateral trade

system.

17. Considering UNCTAD to be the focal point in the UN system for the

treatment of trade and development issues, we intend to invest in improving its

traditional activities of consensus-building, technical cooperation and research on

issues of economic development and trade. We reiterate our willingness to

actively contribute to the achievement of a successful UNCTAD XIII, in April

2012.

18. We agree to build upon our synergies and to work together to intensify trade

and investment flows among our countries to advance our respective industrial

development and employment objectives.We welcome the outcomes of the second

Meeting of BRICS Trade Ministers held in New Delhi on 28 March 2012. We

support the regular consultations amongst our Trade Ministers and consider taking

suitable measures to facilitate further consolidation of our trade and economic

ties. We welcome the conclusion of the Master Agreement on Extending Credit

Facility in Local Currency under BRICS Interbank Cooperation Mechanism and

the Multilateral Letter of Credit Confirmation Facility Agreement between our

EXIM/Development Banks. We believe that these Agreements will serve as

useful enabling instruments for enhancing intra-BRICS trade in coming years.

19. We recognize the vital importance that stability, peace and security of the

Middle East and North Africa holds for all of us, for the international community,

and above all for the countries and their citizens themselves whose lives have

been affected by the turbulence that has erupted in the region. We wish to see

these countries living in peace and regain stability and prosperity as respected

members of the global community.

20. We agree that the period of transformation taking place in the Middle East and

North Africa should not be used as a pretext to delay resolution of lasting conflicts

Page 114: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

xxxix

but rather it should serve as an incentive to settle them, in particular the Arab-

Israeli conflict. Resolution of this and other long-standing regional issues would

generally improve the situation in the Middle East and North Africa. Thus we

confirm our commitment to achieving comprehensive, just and lasting settlement

of the Arab-Israeli conflict on the basis of the universally recognized international

legal framework including the relevant UN resolutions, the Madrid principles and

the Arab Peace Initiative. We encourage the Quartet to intensify its efforts and

call for greater involvement of the UN Security Council in search for a resolution

of the Israeli-Palestinian conflict. We also underscore the importance of direct

negotiations between the parties to reach final settlement. We call upon

Palestinians and Israelis to take constructive measures, rebuild mutual trust and

create the right conditions for restarting negotiations, while avoiding unilateral

steps, in particular settlement activity in the Occupied Palestinian Territories.

21. We express our deep concern at the current situation in Syria and call for an

immediate end to all violence and violations of human rights in that country.

Global interests would best be served by dealing with the crisis through peaceful

means that encourage broad national dialogues that reflect the legitimate

aspirations of all sections of Syrian society and respect Syrian independence,

territorial integrity and sovereignty. Our objective is to facilitate a Syrian-led

inclusive political process, and we welcome the joint efforts of the United Nations

and the Arab League to this end. We encourage the Syrian government and all

sections of Syrian society to demonstrate the political will to initiate such a

process, which alone can create a new environment for peace. We welcome the

appointment of Mr. Kofi Annan as the Joint Special Envoy on the Syrian crisis

and the progress made so far, and support him in continuing to play a constructive

role in bringing about the political resolution of the crisis.

22. The situation concerning Iran cannot be allowed to escalate into conflict, the

disastrous consequences of which will be in no one's interest. Iran has a crucial

role to play for the peaceful development and prosperity of a region of high

political and economic relevance, and we look to it to play its part as a responsible

member of the global community. We are concerned about the situation that is

emerging around Iran's nuclear issue. We recognize Iran's right to peaceful uses of

nuclear energy consistent with its international obligations, and support resolution

of the issues involved through political and diplomatic means and dialogue

between the parties concerned, including between the IAEA and Iran and in

accordance with the provisions of the relevant UN Security Council Resolutions.

23. Afghanistan needs time, development assistance and cooperation, preferential

access to world markets, foreign investment and a clear end-state strategy to attain

lasting peace and stability. We support the global community's commitment to

Afghanistan, enunciated at the Bonn International Conference in December 2011,

to remain engaged over the transformation decade from 2015-2024. We affirm our

commitment to support Afghanistan's emergence as a peaceful, stable and

democratic state, free of terrorism and extremism, and underscore the need for

Page 115: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

xl

more effective regional and international cooperation for the stabilisation of

Afghanistan, including by combating terrorism.

24. We extend support to the efforts aimed at combating illicit traffic in opiates

originating in Afghanistan within the framework of the Paris Pact.

25. We reiterate that there can be no justification, whatsoever, for any act of

terrorism in any form or manifestation. We reaffirm our determination to

strengthen cooperation in countering this menace and believe that the United

Nations has a central role in coordinating international action against terrorism,

within the framework of the UN Charter and in accordance with principles and

norms of international law. We emphasize the need for an early finalization of the

draft of the Comprehensive Convention on International Terrorism in the UN

General Assembly and its adoption by all Member States to provide a

comprehensive legal framework to address this global scourge.

26. We express our strong commitment to multilateral diplomacy with the United

Nations playing a central role in dealing with global challenges and threats. In this

regard, we reaffirm the need for a comprehensive reform of the UN, including its

Security Council, with a view to making it more effective, efficient and

representative so that it can deal with today's global challenges more successfully.

China and Russia reiterate the importance they attach to the status of Brazil, India

and South Africa in international affairs and support their aspiration to play a

greater role in the UN.

27. We recall our close coordination in the Security Council during the year 2011,

and underscore our commitment to work together in the UN to continue our

cooperation and strengthen multilateral approaches on issues pertaining to global

peace and security in the years to come.

28. Accelerating growth and sustainable development, along with food, and

energy security, are amongst the most important challenges facing the world

today, and central to addressing economic development, eradicating poverty,

combating hunger and malnutrition in many developing countries. Creating jobs

needed to improve people's living standards worldwide is critical. Sustainable

development is also a key element of our agenda for global recovery and

investment for future growth. We owe this responsibility to our future

generations.

29. We congratulate South Africa on the successful hosting of the 17th

Conference of Parties to the United Nations Framework Convention on Climate

Change and the 7th Conference of the Parties serving as the meeting of the Parties

to the Kyoto Protocol (COP17/CMP7) in December 2011. We welcome the

significant outcomes of the Conference and are ready to work with the

international community to implement its decisions in accordance with the

principles of equity and common but differentiated responsibilities and respective

capabilities.

Page 116: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

xli

30. We are fully committed to playing our part in the global fight against climate

change and will contribute to the global effort in dealing with climate change

issues through sustainable and inclusive growth and not by capping development.

We emphasize that developed country Parties to the UNFCCC shall provide

enhanced financial, technology and capacity building support for the preparation

and implementation of nationally appropriate mitigation actions of developing

countries.

31. We believe that the UN Conference on Sustainable Development (Rio+20) is

a unique opportunity for the international community to renew its high-level

political commitment to supporting the overarching sustainable development

framework encompassing inclusive economic growth and development, social

progress and environment protection in accordance with the principles and

provisions of the Rio Declaration on Environment and Development, including

the principle of common but differentiated responsibilities, Agenda 21 and the

Johannesburg Plan of Implementation.

32. We consider that sustainable development should be the main paradigm in

environmental issues, as well as for economic and social strategies. We

acknowledge the relevance and focus of the main themes for the Conference

namely, Green Economy in the context of Sustainable Development and Poverty

Eradication (GESDPE) as well as Institutional Framework for Sustainable

Development (IFSD).

33. China, Russia, India and South Africa look forward to working with Brazil as

the host of this important Conference in June, for a successful and practical

outcome. Brazil, Russia, China and South Africa also pledge their support to

working with India as it hosts the 11th meeting of the Conference of Parties to the

Convention on Biological Diversity in October 2012 and look forward to a

positive outcome. We will continue our efforts for the implementation of the

Convention and its Protocols, with special attention to the Nagoya Protocol on

Access to Genetic Resources and the Fair and Equitable Sharing of Benefits

Arising from their Utilization, Biodiversity Strategic Plan 2011-2020 and the

Resource Mobilization Strategy.

34. We affirm that the concept of a 'green economy', still to be defined at Rio+20,

must be understood in the larger framework of sustainable development and

poverty eradication and is a means to achieve these fundamental and overriding

priorities, not an end in itself. National authorities must be given the flexibility

and policy space to make their own choices out of a broad menu of options and

define their paths towards sustainable development based on the country's stage of

development, national strategies, circumstances and priorities. We resist the

introduction of trade and investment barriers in any form on the grounds of

developing green economy.

35. The Millennium Development Goals remain a fundamental milestone in the

development agenda. To enable developing countries to obtain maximal results in

Page 117: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

xlii

attaining their Millennium Development Goals by the agreed time-line of 2015,

we must ensure that growth in these countries is not affected. Any slowdown

would have serious consequences for the world economy. Attainment of the

MDGs is fundamental to ensuring inclusive, equitable and sustainable global

growth and would require continued focus on these goals even beyond 2015,

entailing enhanced financing support.

36. We attach the highest importance to economic growth that supports

development and stability in Africa, as many of these countries have not yet

realised their full economic potential. We will take our cooperation forward to

support their efforts to accelerate the diversification and modernisation of their

economies. This will be through infrastructure development, knowledge exchange

and support for increased access to technology, enhanced capacity building, and

investment in human capital, including within the framework of the New

Partnership for Africa's Development (NEPAD).

37. We express our commitment to the alleviation of the humanitarian crisis that

still affects millions of people in the Horn of Africa and support international

efforts to this end.

38. Excessive volatility in commodity prices, particularly those for food and

energy, poses additional risks for the recovery of the world economy. Improved

regulation of the derivatives market for commodities is essential to avoid

destabilizing impacts on food and energy supplies. We believe that increased

energy production capacities and strengthened producer-consumer dialogue are

important initiatives that would help in arresting such price volatility.

39. Energy based on fossil fuels will continue to dominate the energy mix for the

foreseeable future. We will expand sourcing of clean and renewable energy, and

use of energy efficient and alternative technologies, to meet the increasing

demand of our economies and our people, and respond to climate concerns as

well. In this context, we emphasise that international cooperation in the

development of safe nuclear energy for peaceful purposes should proceed under

conditions of strict observance of relevant safety standards and requirements

concerning design, construction and operation of nuclear power plants. We stress

IAEA's essential role in the joint efforts of the international community towards

enhancing nuclear safety standards with a view to increasing public confidence in

nuclear energy as a clean, affordable, safe and secure source of energy, vital to

meeting global energy demands.

40. We have taken note of the substantive efforts made in taking intra-BRICS

cooperation forward in a number of sectors so far. We are convinced that there is

a storehouse of knowledge, know-how, capacities and best practices available in

our countries that we can share and on which we can build meaningful

cooperation for the benefit of our peoples. We have endorsed an Action Plan for

the coming year with this objective.

Page 118: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

xliii

41. We appreciate the outcomes of the Second Meeting of BRICS Ministers of

Agriculture and Agrarian Development at Chengdu, China in October 2011. We

direct our Ministers to take this process forward with particular focus on the

potential of cooperation amongst the BRICS to contribute effectively to global

food security and nutrition through improved agriculture production and

productivity, transparency in markets and reducing excessive volatility in

commodity prices, thereby making a difference in the quality of lives of the

people particularly in the developing world.

42. Most of BRICS countries face a number of similar public health challenges,

including universal access to health services, access to health technologies,

including medicines, increasing costs and the growing burden of both

communicable and non-communicable diseases. We direct that the BRICS Health

Ministers meetings, of which the first was held in Beijing in July 2011, should

henceforth be institutionalized in order to address these common challenges in the

most cost-effective, equitable and sustainable manner.

43. We have taken note of the meeting of S&T Senior Officials in Dalian, China

in September 2011, and, in particular, the growing capacities for research and

development and innovation in our countries. We encourage this process both in

priority areas of food, pharma, health and energy as well as basic research in the

emerging inter-disciplinary fields of nanotechnology, biotechnology, advanced

materials science, etc. We encourage flow of knowledge amongst our research

institutions through joint projects, workshops and exchanges of young scientists.

44. The challenges of rapid urbanization, faced by all developing societies

including our own, are multi-dimensional in nature covering a diversity of inter-

linked issues. We direct our respective authorities to coordinate efforts and learn

from best practices and technologies available that can make a meaningful

difference to our societies. We note with appreciation the first meeting of BRICS

Friendship Cities held in Sanya in December 2011 and will take this process

forward with an Urbanization and Urban Infrastructure Forum along with the

Second BRICS Friendship Cities and Local Governments Cooperation Forum.

45. Given our growing needs for renewable energy resources as well as on energy

efficient and environmentally friendly technologies, and our complementary

strengths in these areas, we agree to exchange knowledge, know-how, technology

and best practices in these areas.

46. It gives us pleasure to release the first ever BRICS Report, coordinated by

India, with its special focus on the synergies and complementarities in our

economies. We welcome the outcomes of the cooperation among the National

Statistical Institutions of BRICS and take note that the updated edition of the

BRICS Statistical Publication, released today, serves as a useful reference on

BRICS countries.

Page 119: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

xliv

47. We express our satisfaction at the convening of the III BRICS Business Forum

and the II Financial Forum and acknowledge their role in stimulating trade

relations among our countries. In this context, we welcome the setting up of

BRICS Exchange Alliance, a joint initiative by related BRICS securities

exchanges.

48. We encourage expanding the channels of communication, exchanges and

people-to-people contact amongst the BRICS, including in the areas of youth,

education, culture, tourism and sports.

49. Brazil, Russia, China and South Africa extend their warm appreciation and

sincere gratitude to the Government and the people of India for hosting the Fourth

BRICS Summit in New Delhi.

50. Brazil, Russia, India and China thank South Africa for its offer to host the

Fifth BRICS Summit in 2013 and pledge their full support.

Delhi Action Plan

1. Meeting of BRICS Foreign Ministers on sidelines of UNGA.

2. Meetings of Finance Ministers and Central Bank Governors on sidelines of G20

meetings/other multilateral (WB/IMF) meetings.

3. Meeting of financial and fiscal authorities on the sidelines of WB/IMF

meetings as well as stand-alone meetings, as required.

4. Meetings of BRICS Trade Ministers on the margins of multilateral events, or

stand-alone meetings, as required.

5. The Third Meeting of BRICS Ministers of Agriculture, preceded by a

preparatory meeting of experts on agro-products and food security issues and the

second Meeting of Agriculture Expert Working Group.

6. Meeting of BRICS High Representatives responsible for national security.

7. The Second BRICS Senior Officials' Meeting on S&T.

8. The First meeting of the BRICS Urbanisation Forum and the second BRICS

Friendship Cities and Local Governments Cooperation Forum in 2012 in India.

9. The Second Meeting of BRICS Health Ministers.

10. Mid-term meeting of Sous-Sherpas and Sherpas.

11. Mid-term meeting of CGETI (Contact Group on Economic and Trade Issues).

12. The Third Meeting of BRICS Competition Authorities in 2013.

13. Meeting of experts on a new Development Bank.

14. Meeting of financial authorities to follow up on the findings of the BRICS

Report.

15. Consultations amongst BRICS Permanent Missions in New York, Vienna and

Geneva, as required.

16. Consultative meeting of BRICS Senior Officials on the margins of relevant

environment and climate related international fora, as necessary.

17. New Areas of Cooperation to explore:

(i) Multilateral energy cooperation within BRICS framework.

(ii) A general academic evaluation and future long-term strategy for BRICS.

Page 120: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

xlv

(iii) BRICS Youth Policy Dialogue.

(iv) Cooperation in Population related issues.

New Delhi March 29, 2012

Sumber: http://www.brics5.co.za/about-brics/summit-declaration/fourth-summit/

Lampiran 5 Fifth BRICS Summit

BRICS and Africa: Partnership for Development, Integration and

Industrialisation

eThekwini Declaration

1. We, the leaders of the Federative Republic of Brazil, the Russian Federation,

the Republic of India, the People’s Republic of China and the Republic of South

Africa, met in Durban, South Africa, on 27 March 2013 at the Fifth BRICS

Summit. Our discussions took place under the overarching theme, “BRICS and

Africa: Partnership for Development, Integration and Industrialisation”. The Fifth

BRICS Summit concluded the first cycle of BRICS Summits and we reaffirmed

our commitment to the promotion of international law, multilateralism and the

central role of the United Nations (UN). Our discussions reflected our growing

intra-BRICS solidarity as well as our shared goal to contribute positively to global

peace, stability, development and cooperation. We also considered our role in the

international system as based on an inclusive approach of shared solidarity and

cooperation towards all nations and peoples.

2. We met at a time which requires that we consider issues of mutual interest and

systemic importance in order to share concerns and to develop lasting solutions.

We aim at progressively developing BRICS into a full-fledged mechanism of

current and long-term coordination on a wide range of key issues of the world

economy and politics. The prevailing global governance architecture is regulated

by institutions which were conceived in circumstances when the international

landscape in all its aspects was characterised by very different challenges and

opportunities. As the global economy is being reshaped, we are committed to

exploring new models and approaches towards more equitable development and

inclusive global growth by emphasising complementarities and building on our

respective economic strengths.

3. We are open to increasing our engagement and cooperation with non-BRICS

countries, in particular Emerging Market and Developing Countries (EMDCs),

and relevant international and regional organisations, as envisioned in the Sanya

Declaration. We will hold a Retreat together with African leaders after this

Summit, under the theme, “Unlocking Africa’s potential: BRICS and Africa

Cooperation on Infrastructure”. The Retreat is an opportunity for BRICS and

Page 121: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

xlvi

African leaders to discuss how to strengthen cooperation between the BRICS

countries and the African Continent.

4. Recognising the importance of regional integration for Africa’s sustainable

growth, development and poverty eradication, we reaffirm our support for the

Continent’s integration processes.

5. Within the framework of the New Partnership for Africa’s Development

(NEPAD), we support African countries in their industrialisation process through

stimulating foreign direct investment, knowledge exchange, capacity-building and

diversification of imports from Africa. We acknowledge that infrastructure

development in Africa is important and recognise the strides made by the African

Union to identify and address the continent’s infrastructure challenges through the

development of the Programme for Infrastructure Development in Africa (PIDA),

the AU NEPAD Africa Action Plan (2010-2015), the NEPAD Presidential

Infrastructure Championing Initiative (PICI), as well as the Regional

Infrastructure Development Master Plans that have identified priority

infrastructure development projects that are critical to promoting regional

integration and industrialisation. We will seek to stimulate infrastructure

investment on the basis of mutual benefit to support industrial development, job-

creation, skills development, food and nutrition security and poverty eradication

and sustainable development in Africa. We therefore, reaffirm our support for

sustainable infrastructure development in Africa.

6. We note policy actions in Europe, the US and Japan aimed at reducing tail-risks

in the world economy. Some of these actions produce negative spillover effects on

other economies of the world. Significant risks remain and the performance of the

global economy still falls behind our expectations. As a result, uncertainty about

strength and durability of the recovery and the direction of policy in some major

economies remains high. In some key countries unemployment stays unusually

elevated, while high levels of private and public indebtedness inhibit growth. In

such circumstances, we reaffirm our strong commitment to support growth and

foster financial stability. We also underscore the need for appropriate action to be

taken by advanced economies in order to rebuild confidence, foster growth and

secure a strong recovery.

7. Central Banks in advanced economies have responded with unconventional

monetary policy actions which have increased global liquidity. While this may be

consistent with domestic monetary policy mandates, major Central Banks should

avoid the unintended consequences of these actions in the form of increased

volatility of capital flows, currencies and commodity prices, which may have

negative growth effects on other economies, in particular developing countries.

8. We welcome the core objectives of the Russian Presidency in the G20 in 2013,

in particular the efforts to increased financing for investment and ensure public

debt sustainability aimed at ensuring strong, sustainable, inclusive and balanced

growth and job creation around the world. We will also continue to prioritise the

Page 122: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

xlvii

G20 development agenda as a vital element of global economic stability and long-

term sustainable growth and job creation.

9. Developing countries face challenges of infrastructure development due to

insufficient long-term financing and foreign direct investment, especially

investment in capital stock. This constrains global aggregate demand. BRICS

cooperation towards more productive use of global financial resources can make a

positive contribution to addressing this problem. In March 2012 we directed our

Finance Ministers to examine the feasibility and viability of setting up a New

Development Bank for mobilising resources for infrastructure and sustainable

development projects in BRICS and other emerging economies and developing

countries, to supplement the existing efforts of multilateral and regional financial

institutions for global growth and development. Following the report from our

Finance Ministers, we are satisfied that the establishment of a New Development

Bank is feasible and viable. We have agreed to establish the New Development

Bank. The initial contribution to the Bank should be substantial and sufficient for

the Bank to be effective in financing infrastructure.

10. In June 2012, in our meeting in Los Cabos, we tasked our Finance Ministers

and Central Bank Governors to explore the construction of a financial safety net

through the creation of a Contingent Reserve Arrangement (CRA) amongst

BRICS countries. They have concluded that the establishment of a self-managed

contingent reserve arrangement would have a positive precautionary effect, help

BRICS countries forestall short-term liquidity pressures, provide mutual support

and further strengthen financial stability. It would also contribute to strengthening

the global financial safety net and complement existing international

arrangements as an additional line of defence. We are of the view that the

establishment of the CRA with an initial size of US$ 100 billion is feasible and

desirable subject to internal legal frameworks and appropriate safeguards. We

direct our Finance Ministers and Central Bank Governors to continue working

towards its establishment.

11. We are grateful to our Finance Ministers and Central Bank Governors for the

work undertaken on the New Development Bank and the Contingent Reserve

Arrangement and direct them to negotiate and conclude the agreements which will

establish them. We will review progress made in these two initiatives at our next

meeting in September 2013.

12. We welcome the conclusion between our Export-Import Banks (EXIM) and

Development Banks, of both the “Multilateral Agreement on Cooperation and Co-

financing for Sustainable Development” and, given the steep growth trajectory of

the African continent and the significant infrastructure funding requirements

directly emanating from this growth path, the “Multilateral Agreement on

Infrastructure Co-Financing for Africa”.

13. We call for the reform of International Financial Institutions to make them

more representative and to reflect the growing weight of BRICS and other

developing countries. We remain concerned with the slow pace of the reform of

Page 123: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

xlviii

the IMF. We see an urgent need to implement, as agreed, the 2010 International

Monetary Fund (IMF) Governance and Quota Reform. We urge all members to

take all necessary steps to achieve an agreement on the quota formula and

complete the next general quota review by January 2014. The reform of the IMF

should strengthen the voice and representation of the poorest members of the

IMF, including Sub-Saharan Africa. All options should be explored, with an open

mind, to achieve this. We support the reform and improvement of the international

monetary system, with a broad-based international reserve currency system

providing stability and certainty. We welcome the discussion about the role of the

SDR in the existing international monetary system including the composition of

SDR’s basket of currencies. We support the IMF to make its surveillance

framework more integrated and even-handed. The leadership selection of IFIs

should be through an open, transparent and merit-based process and truly open to

candidates from the emerging market economies and developing countries.

14. We emphasise the importance of ensuring steady, adequate and predictable

access to long term finance for developing countries from a variety of sources. We

would like to see concerted global effort towards infrastructure financing and

investment through the instrumentality of adequately resourced Multilateral

Development Banks (MDBs) and Regional Development Banks (RDBs). We urge

all parties to work towards an ambitious International Development

Association(IDA)17 replenishment.

15. We reaffirm our support for an open, transparent and rules-based multilateral

trading system. We will continue in our efforts for the successful conclusion of

the Doha Round, based on the progress made and in keeping with its mandate,

while upholding the principles of transparency, inclusiveness and multilateralism.

We are committed to ensure that new proposals and approaches to the Doha

Round negotiations will reinforce the core principles and the developmental

mandate of the Doha Round. We look forward to significant and meaningful

deliverables that are balanced and address key development concerns of the

poorest and most vulnerable WTO members, at the ninth Ministerial Conference

of the WTO in Bali.

16. We note that the process is underway for the selection of a new WTO

Director-General in 2013. We concur that the WTO requires a new leader who

demonstrates a commitment to multilateralism and to enhancing the effectiveness

of the WTO including through a commitment to support efforts that will lead to an

expeditious conclusion of the DDA. We consider that the next Director-General of

the WTO should be a representative of a developing country.

17. We reaffirm the United Nations Conference on Trade and Development’s

(UNCTAD) mandate as the focal point in the UN system dedicated to consider the

interrelated issues of trade, investment, finance and technology from a

development perspective. UNCTAD’s mandate and work are unique and

necessary to deal with the challenges of development and growth in the

increasingly interdependent global economy. We also reaffirm the importance of

Page 124: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

xlix

strengthening UNCTAD’s capacity to deliver on its programmes of consensus

building, policy dialogue, research, technical cooperation and capacity building,

so that it is better equipped to deliver on its development mandate.

18. We acknowledge the important role that State Owned Companies (SOCs) play

in the economy and encourage our SOCs to explore ways of cooperation,

exchange of information and best practices.

19. We recognise the fundamental role played by Small and Medium-Sized

Enterprises (SMEs) in the economies of our countries. SMEs are major creators of

jobs and wealth. In this regard, we will explore opportunities for cooperating in

the field of SMEs and recognise the need for promoting dialogue among the

respective Ministries and Agencies in charge of the theme, particularly with a

view to promoting their international exchange and cooperation and fostering

innovation, research and development.

20. We reiterate our strong commitment to the United Nations (UN) as the

foremost multilateral forum entrusted with bringing about hope, peace, order and

sustainable development to the world. The UN enjoys universal membership and

is at the centre of global governance and multilateralism. In this regard, we

reaffirm the need for a comprehensive reform of the UN, including its Security

Council, with a view to making it more representative, effective and efficient, so

that it can be more responsive to global challenges. In this regard, China and

Russia reiterate the importance they attach to the status of Brazil, India and South

Africa in international affairs and support their aspiration to play a greater role in

the UN.

21. We underscore our commitment to work together in the UN to continue our

cooperation and strengthen multilateral approaches in international relations based

on the rule of law and anchored in the Charter of the United Nations.

22. We are committed to building a harmonious world of lasting peace and

common prosperity and reaffirm that the 21st century should be marked by peace,

security, development, and cooperation. It is the overarching objective and strong

shared desire for peace, security, development and cooperation that brought

together BRICS countries.

23. We welcome the twentieth Anniversary of the World Conference on Human

Rights and of the Vienna Declaration and Programme of Action and agree to

explore cooperation in the field of human rights.

24. We commend the efforts of the international community and acknowledge the

central role of the African Union (AU) and its Peace and Security Council in

conflict resolution in Africa. We call upon the UNSC to enhance cooperation with

the African Union, and its Peace and Security Council, pursuant to UNSC

resolutions in this regard. We express our deep concern with instability stretching

from North Africa, in particular the Sahel, and the Gulf of Guinea. We also

Page 125: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

l

remain concerned about reports of deterioration in humanitarian conditions in

some countries.

25. We welcome the appointment of the new Chairperson of the AU Commission

as an affirmation of the leadership of women.

26. We express our deep concern with the deterioration of the security and

humanitarian situation in Syria and condemn the increasing violations of human

rights and of international humanitarian law as a result of continued violence. We

believe that the Joint Communiqué of the Geneva Action Group provides a basis

for resolution of the Syrian crisis and reaffirm our opposition to any further

militarization of the conflict. A Syrian-led political process leading to a transition

can be achieved only through broad national dialogue that meets the legitimate

aspirations of all sections of Syrian society and respect for Syrian independence,

territorial integrity and sovereignty as expressed by the Geneva Joint

Communiqué and appropriate UNSC resolutions. We support the efforts of the

UN-League of Arab States Joint Special Representative. In view of the

deterioration of the humanitarian situation in Syria, we call upon all parties to

allow and facilitate immediate, safe, full and unimpeded access to humanitarian

organisations to all in need of assistance. We urge all parties to ensure the safety

of humanitarian workers.

27. We welcome the admission of Palestine as an Observer State to the United

Nations. We are concerned at the lack of progress in the Middle East Peace

Process and call on the international community to assist both Israel and Palestine

to work towards a two-state solution with a contiguous and economically viable

Palestinian state, existing side by side in peace with Israel, within internationally

recognized borders, based on those existing on 4 June 1967, with East Jerusalem

as its capital. We are deeply concerned about the construction of Israeli

settlements in the Occupied Palestinian Territories, which is a violation of

international law and harmful to the peace process. In recalling the primary

responsibility of the UNSC in maintaining international peace and security, we

note the importance that the Quartet reports regularly to the Council about its

efforts, which should contribute to concrete progress.

28. We believe there is no alternative to a negotiated solution to the Iranian

nuclear issue. We recognise Iran´s right to peaceful uses of nuclear energy

consistent with its international obligations, and support resolution of the issues

involved through political and diplomatic means and dialogue, including between

the International Atomic Energy Agency (IAEA) and Iran and in accordance with

the provisions of the relevant UN Security Council Resolutions and consistent

with Iran’s obligations under the Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear

Weapons (NPT). We are concerned about threats of military action as well as

unilateral sanctions. We note the recent talks held in Almaty and hope that all

outstanding issues relating to Iran’s nuclear programme will be resolved through

discussions and diplomatic means.

Page 126: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

li

29. Afghanistan needs time, development assistance and cooperation, preferential

access to world markets, foreign investment and a clear end-state strategy to attain

lasting peace and stability. We support the global community’s commitment to

Afghanistan, enunciated at the Bonn International Conference in December 2011,

to remain engaged over the transformation decade from 2015-2024. We affirm our

commitment to support Afghanistan’s emergence as a peaceful, stable and

democratic state, free of terrorism and extremism, and underscore the need for

more effective regional and international cooperation for the stabilisation of

Afghanistan, including by combating terrorism. We extend support to the efforts

aimed at combating illicit traffic in opiates originating in Afghanistan within the

framework of the Paris Pact.

30. We commend the efforts of the AU, the Economic Community of West

African States (ECOWAS) and Mali aimed at restoring sovereignty and territorial

integrity of Mali. We support the civilian efforts of the Malian Government and

its international community partners in realising the transitional programme

leading up to the presidential and legislative elections. We emphasise the

importance of political inclusiveness and economic and social development in

order for Mali to achieve sustainable peace and stability. We express concern

about the reports of the deterioration in humanitarian conditions in Mali and call

upon the international community to continue to cooperate with Mali and its

neighbouring countries in order to ensure humanitarian assistance to civilian

population affected by the armed conflict.

31. We are gravely concerned with the deterioration in the current situation in the

Central African Republic (CAR) and deplore the loss of life. We strongly

condemn the abuses and acts of violence against the civilian population and urge

all parties to the conflict to immediately cease hostilities and return to

negotiations. We call upon all parties to allow safe and unhindered humanitarian

access. We are ready to work with the international community to assist in this

endeavour and facilitate progress to a peaceful resolution of the conflict. Brazil,

Russia and China express their sympathy to the South African and Indian

governments for the casualties that their citizens suffered in the CAR.

32. We are gravely concerned by the ongoing instability in the Democratic

Republic of the Congo (DRC). We welcome the signing in Addis Ababa on 24

February 2013 of the Peace, Security and Cooperation Framework for the

Democratic Republic of the Congo and the Region. We support its independence,

territorial integrity and sovereignty. We support the efforts of the UN, AU and

sub-regional organisations to bring about peace, security and stability in the

country.

33. We reiterate our strong condemnation of terrorism in all its forms and

manifestations and stress that there can be no justification, whatsoever, for any

acts of terrorism. We believe that the UN has a central role in coordinating

international action against terrorism within the framework of the UN Charter and

in accordance with principles and norms of international law. In this context, we

Page 127: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

lii

support the implementation of the UN General Assembly Global Counter-

Terrorism Strategy and are determined to strengthen cooperation in countering

this global threat. We also reiterate our call for concluding negotiations as soon as

possible in the UN General Assembly on the Comprehensive Convention on

International Terrorism and its adoption by all Member States and agreed to work

together towards this objective.

34. We recognize the critical positive role the Internet plays globally in promoting

economic, social and cultural development. We believe it’s important to

contribute to and participate in a peaceful, secure, and open cyberspace and we

emphasise that security in the use of Information and Communication

Technologies (ICTs) through universally accepted norms, standards and practices

is of paramount importance.

35. We congratulate Brazil on hosting the UN Conference on Sustainable

Development (Rio+20) in June 2012 and welcome the outcome as reflected in

“The Future we Want”, in particular, the reaffirmation of the Rio Principles and

political commitment made towards sustainable development and poverty

eradication while creating opportunities for BRICS partners to engage and

cooperate in the development of the future Sustainable Development Goals.

36. We congratulate India on the outcome of the 11th Conference of the Parties to

the United Nations Conference on Biological Diversity (CBD COP11) and the

sixth meeting of the Conference of the Parties serving as the Meeting of the

Parties to the Cartagena Protocol on Biosafety.

37. While acknowledging that climate change is one of the greatest challenges and

threats towards achieving sustainable development, we call on all parties to build

on the decisions adopted in COP18/CMP8 in Doha, with a view to reaching a

successful conclusion by 2015, of negotiations on the development of a protocol,

another legal instrument or an agreed outcome with legal force under the

Convention applicable to all Parties, guided by its principles and provisions.

38. We believe that the internationally agreed development goals including the

Millennium Development Goals (MDGs) address the needs of developing

countries, many of which continue to face developmental challenges, including

widespread poverty and inequality. Low Income Countries (LICs) continue to

face challenges that threaten the impressive growth performance of recent years.

Volatility in food and other commodity prices have made food security an issue as

well as constraining their sources of revenue. Progress in rebuilding macro-

economic buffers has been relatively slow, partly due to measures adopted to

mitigate the social impact of exogenous shocks. Many LICs are currently in a

weaker position to deal with exogenous shocks given the more limited fiscal

buffers and the constrained aid envelopes, which will affect their ability to sustain

progress towards achieving the MDGs. We reiterate that individual countries,

especially in Africa and other developing countries of the South, cannot achieve

the MDGs on their own and therefore the centrality of Goal 8 on Global

Page 128: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

liii

Partnerships for Development to achieve the MDGs should remain at the core of

the global development discourse for the UN System. Furthermore, this requires

the honouring of all commitments made in the outcome documents of previous

major international conferences.

39. We reiterate our commitment to work together for accelerated progress in

attaining the Millennium Development Goals (MDGs) by the target date of 2015,

and we call upon other members of the international community to work towards

the same objective. In this regard, we stress that the development agenda beyond

2015 should build on the MDG framework, keeping the focus on poverty

eradication and human development, while addressing emerging challenges of

development taking into consideration individual national circumstances of

developing countries. In this regard the critical issue of the mobilization of means

of implementation in assisting developing countries needs to be an overarching

goal. It is important to ensure that any discussion on the UN development agenda,

including the “Post 2015 Development Agenda” is an inclusive and transparent

inter-Governmental process under a UN-wide process which is universal and

broad based.

40. We welcome the establishment of the Open Working Group on the

Sustainable Development Goals (SDGs), in line with the Rio+20 Outcome

Document which reaffirmed the Rio Principles of Sustainable Development as the

basis for addressing new and emerging challenges. We are fully committed to a

coordinated inter-governmental process for the elaboration of the UN

development agenda.

41. We note the following meetings held in the implementation of the Delhi

Action Plan:

• Meeting of Ministers of Foreign Affairs on the margins of UNGA.

• Meeting of National Security Advisors in New Delhi.

• Meetings of Finance Ministers, and Central Bank Governors in Washington DC

and Tokyo.

• Meeting of Trade Ministers in Puerto Vallarta.

• Meetings of Health Ministers in New Delhi and Geneva.

42. We welcome the establishment of the BRICS Think Tanks Council and the

BRICS Business Council and take note of the following meetings which were

held in preparation for this Summit: • Fifth Academic Forum

• Fourth Business Forum

• Third Financial Forum

43. We welcome the outcomes of the meeting of the BRICS Finance Ministers

and Central Bank Governors and endorse the Joint Communique of the Third

Meeting of the BRICS Trade Ministers held in preparation for the Summit.

44. We are committed to forging a stronger partnership for common development.

To this end, we adopt the eThekwini Action Plan.

Page 129: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

liv

45. We agree that the next summit cycles will, in principle, follow the sequence of

Brazil, Russia, India, China and South Africa.

46. Brazil, Russia, India and China extend their warm appreciation to the

Government and people of South Africa for hosting the Fifth BRICS Summit in

Durban.

47. Russia, India, China and South Africa convey their appreciation to Brazil for

its offer to host the first Summit of the second cycle of BRICS Summits, i.e. the

Sixth BRICS Summit in 2014 and convey their full support thereto.

eThekwini Action Plan:

1. Meeting of BRICS Ministers of Foreign Affairs on the margins of UNGA.

2. Meeting of BRICS National Security Advisors.

3. Mid-term meeting of Sherpas and Sous-Sherpas.

4. Meetings of Finance Ministers and Central Bank Governors in the margins of

G20 meetings, WB/IMF meetings, as well as stand-alone meetings, as required.

5. Meetings of BRICS Trade Ministers on the margins of multilateral events, or

stand-alone meetings, as required.

6. Meeting of BRICS Ministers of Agriculture and Agrarian Development,

preceded by a preparatory meeting of experts on agro-products and food security

issues and the Meeting of Agriculture Expert Working Group.

7. Meeting of BRICS Health Ministers and preparatory meetings.

8. Meeting of BRICS Officials responsible for population on the margins of

relevant multilateral events.

9. Meeting of BRICS Ministers of Science and Technology and meeting of

BRICS Senior Officials on Science and Technology.

10. Meeting of BRICS Cooperatives.

11. Meetings of financial and fiscal authorities in the margins of WB/IMF

meetings as well as stand-alone meetings, as required.

12. Meetings of the BRICS Contact Group on Economic and Trade Issues

(CGETI).

13. Meeting of the BRICS Friendship Cities and Local Governments Cooperation

Forum.

14. Meeting of the BRICS Urbanisation Forum.

15. Meeting of BRICS Competition Authorities in 2013 in New Delhi.

16. 5th Meeting of BRICS Heads of National Statistical Institutions.

17. Consultations amongst BRICS Permanent Missions and/or Embassies, as

appropriate, in New York, Vienna, Rome, Paris, Washington, Nairobi and

Geneva, where appropriate.

18. Consultative meeting of BRICS Senior Officials in the margins of relevant

sustainable development, environment and climate related international fora,

where appropriate.

Page 130: DAMPAK BERGABUNGNYA AFRIKA SELATAN KE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27241/1/EKO... · Selain dampak ekonomi bagi Afrika ... Germany, India, Indonesia, Italy,

lv

New areas of cooperation to be explored

- BRICS Public Diplomacy Forum.

- BRICS Anti-Corruption Cooperation.

- BRICS State Owned Companies / State Owned Enterprises.

- National Agencies Responsible for Drug Control.

- BRICS virtual secretariat.

- BRICS Youth Policy Dialogue.

- Tourism.

- Energy.

- Sports and Mega Sporting Event.

Durban March 27, 2013

Sumber: http://www.brics5.co.za/about-brics/summit-declaration/fifth-summit/