dampak
DESCRIPTION
penanganaTRANSCRIPT
2.3 Dampak dan Penanganannya
Berdasarkan jenis dampak yang dapat ditimbulkan, maka limbah medis dapat dibagi menjadi:
Infectious waste yaitu yang dapat menimbulkan infeksi pada manusia. Yang termasuk
kedalam limbah ini yaitu jaringan tubuh manusia dan hewan (seperti darah dan bagian
tubuh lainnya), perban yang menyerap darah, sarung tangan bekas operasi serta kultur,
stok serta swab(alat perkembangbiakkan) bakteri.
Hazardous waste yaitu yang dapat mempengaruhi manusia tanpa infeksi. Yang termasuk
dalam limbah ini yaitu peralatan tajam yang biasa digunakan untuk membuka kulit atau
memotong, seperti syringe dan jarum, bekas peralatan operasi seperti pisau bedah, bekas
tempat kultur bakteri, dan peralatan dari kaca lainnya. Hazardous waste ini juga meliputi
bahan-bahan kimia, baik industry maupun rumah sakit. Beberapa hazardous waste juga
dapat dianggap sebagai infectious tergantung pada penggunaannya pada jaringan tubuh
manusia atau hewan seblum akhirnya dibuang. Obat-obatan lama termasuk agen
kempterapi juga terkadang bersifat hazardous.
Radiactive waste yaitu yang berasal dari pengobatn dengan obat-obatan dengan unsur
radioaktif, terapi kanker, dan peralatan meddis yang menggunakan isotp-isotp radioaktif.
Pathological waste yang terkontaminasi bahan radioaktif dianggap sebagai radioactive
waste daripada infectious waste.
Menurut WHO sendiri, berdasarkan dampaknya limbah medis dapat dibagi menjadi:
Infectious waste, yaitu semua limbah medis yang mengandung pathogen serta racunnya
yang dalam konsentrasi tertentu dapat menularkan penyakit pada penderita yang
berpotensi. Contoh: peralatan bekas yang digunakan untuk diagnosa, perawatan, dan
pencegahan yang pernah dikontakkan dengan jaringan tubuh. Dalam kategori ini juga
termasuk limbah cair seperti feses, urin, darah, dan hasil sekresi tubuh lainnya.
Pathological and anatomical waste, pathological waste termasuk kedalamnya yaitu jaringan
tubuh manusia dan hewan termasuk darah. Anatomical waste yaitu subgroup dari
pathological waste dan terdiri atas bagian tubuh manusia yang dapat dikenali status
terinfeksinya.
Hazardous pharmaceutical waste, termasuk kedalamnya yaitu produk farmasi, vaksin, serta
obat-obatan yang sudah kadaluarsa, tidak digunakan, tumpah ataupun terkontaminasi. Juga
termasuk didalamnya yaitu peralatan yang digunakan untuk mengurus produk tersebut
seperti botol obat dan sebagainya.
Hazardous chemical waste, termasuk bahan-bahan kimia (padat, cair,dan gas) bekas yang
diproduksi saat prosedur disinfeksi dan proses pembersihan. Limbah ini mungkin bersifat
hazardous(berbahaya) seperti beracun, mudah terbakar, korosif dan lain sebagainya
sehingga harus diperlakukan dengan hati-hati. Namun, jika tidak mudah meledak dan hanya
sedikit jumlahnya dapat diolah bersama dengan infectious waste.
Waste with a high content of heavy metals, limbah ini dapat bersifat sangat toxic (seperti
cadmium dan mercury pada termometer dan manometer).
Pressurized containers, terdiri atas container yang penuh maupun kosong serta kaleng
aerosol yang didalamnya terdapat dengan cairan, gas maupun material bubuk yang diberi
tekanan.
Kategori dibawah ini dinilai sangat berbahaya sehingga butuh perhatian khusus.
Sharps, alat medis yang digunakan untuk memotong atau menjahit luka (seperti jarum
maupun alat bedah lainnya).
Highly infectious waste, terdiri dari kultur bakteri/mikroba serta stok-stoknya yang berasal
dari Medical Analysis Laboratories. Juga termasuk cairan tubuh pasien yang teinfeksi.
Genotoxic/cytotoxic waste, terdiri dari obat-obatan dari onkologi serta radioterapi yang
mempunyai efek mutagenic serta cytotoxic. Juga termasuk feses, urin, dan urin pasien yang
mengandung obat cytotoxic.
Radioactive waste, meliputi cairan, gas, dan padatan yang terkontaminasi radionuklida
yang mempunyai radiasi ionisasi dengan efek genotoxic. Contohnya yaitu tabung X-ray dan
sebagainya.
Semua individu yang dapat terpapar oleh limbah medis sangat berpotensial untuk terluka atau
terkena penyakit yaitu:
Staff medis: dokter, perawat, staff kebersihan dan personel maintenance rumah sakit
Pasien yang masuk dan keluar untuk berobat serta para pengunjungnya
Pekerja pendukung seperti pengurus laundry, pengurus limbah/sampah serta petugas
transportasi
Pekerja di fasilitas pembuangan limbah termasuk penadah
Publik umum dan terlebih anak-anak yang suka bermain dengan alat jika limbah tersebut
dapat diakses langsung.
Pembuangan limbah medis yang tidak aman dapat menimbulkan resiko pada keshatan public.
Jarum yang terkontaminasi serta syringe dapat dianggap sebagai ancaman karena pembuangan yang
tidak aman dapat memicu pada proses recycle dan repackage yang berujung pada penggunaan yang
tidak aman pula. Selain itu pembuangan yang tidak terkontrol dapat menimbulkan kontaminasi pada
tanah dan air tanah. WHO mengestimas bahwa di tahun 2000, syringe yang terkontaminasi yang
digunakan untuk menginjeksi menyebabkan:
Infeksi Hepatitis B virus (HBV) sebanyak 21 juta jiwa (32% diantaranya termasuk infeksi
baru)
Infeksi Hepatitis C virus (HCV) sebanyak 2 juta jiwa (40% diantaranya infeksi baru)
Infeksi HIV sebanyak 260.000 jiwa (5% diantaranya infeksi baru)
Pada 2002, penelitian lebih lanjut membuktikan bahwa pada 22 negara berkembang sebanyak
18-64% fasilitas kesehatan tidak mengurus limbahnya dengan benar. Studi epidemiologi membuktikan
bahwa seseorang yang terkena luka karena jarum yang teinfeksi dapat terjangkit resiko infeksi dari HBV
sebanyak 30%, HCV 1,8%, dan HIV sebanyak 0,3%.
Berbagai macam metode yang digunakan untuk mengolah limbah medis di dunia yaitu seperti:
Insinerasi
Autoklaf
Desinfeksi kimiawi/mekanis
Microwave
Irradiasi
Untuk setiap jenis pengolahan diatas, setiap limbah medis yang telah dipross dapat dibuang ke
landfill, atau dalam beberapakasus ke dalam system sewerage. Dulu, penanganan limbah medis selalu
dilakukan di rumah sakit penghasilnya. Seiring waktu, muncul berbagai perusahaan swasta yang
mengolah limbah medis tersebut.
Untuk memastikan bahwametode penanganan tersebut efektif dalam penghancuran biologis,
dilakukan sebuah paket tes yang mengandung tes indicator spora microbial. Spora microbial adalah
makhluk biologis yang paling susah untuk dihancurkan sehingga saat paket tes tidak dapat dikulturisasi
setelah diproses maka proses tersebut dianggap efektif. Jika terdapat proses shredding/pencacahan
maka tes dilakukan setelah pencacahan agar tidak terjadi kehancuran fisik.
Insinerasi
Menurut EPA, 90% dari limbah medis di dunia diproses melalui insinerasi yang dikontrol.
Diantara pekerja industry, unit ini seing disebut sebagai hospital/medical/infection waste incinerators
(HMIWIs).
Limbah akan diletakkan pada sebuah sabuk berjalan, dank arena hamper semua jenis limbah
medis dapat diinsinerasi, maka tidak perlu ada proses pemisahan atau pemilahan. Keuntungan insinerasi
yaitu dapat mereduksi volume, mengsterilisasi limbah, dan mengeliminasi keperluan pengolahan awal.
Hasil dari insinerasi dapat langsung dibuang ke landfill. Sedangkan kerugiannya adalah munculnya
polutan pada emisi gas. EPA melaporkan bahwa 20% darikebanykan limbah medis adalah plastic. Emisi
yang munculsaat plastic ini diinsinerasi bias dibilang berbahaya karena mengandung gasberacun seperti
dioxin dan furan. Karena itu setiap incinerator harus diberi pengontrol polusi. Saat dilengkapi dengan
pencegahan pencemaran, zat bercun akan menjadi abu dan kemudian dibuang ke landfill.
Autoklaf
Autoklaf adalah sebuah jenis pengolahan dengan ruang tertutup yang menerapkan sistem panas
dan tekanan dan terkadang uap air, pada waktu tertentu untuk mengsterilisasi peralatan medis.
Autoklaf telah digunakan selama hampir seratus tahun. Autoklaf dapat menghancurkan mikroorganisme
yang mungkin masih terdapat di limbah medis yang akan dibuang ke landfill. Autoklaf merendahkan
tekanan pada ruang, yang berguna untuk memperpendek waktu penghasilan uap air.
Limbah medis yang akan diproses dengan autoklaf, selalu ditangani dengan proses kompaksi
seperti pencacahan terlebih dahulu. Proses kompaksi ini ikut mereduksi volume limbah. Autoklaf tidak
disarankan untuk limbah patologis karena mungkin mengandung unsur radioaktif ataupun material
cytotoxix lainnya. Selain itu autoklaf tidak dapat mengolah bahan kimia dan ditakutkan bahan kimia
tersebut akan terlepas ke udara jika autoklaf dibuka.
Pada kasus Medical Waste in France, tidak ada dampak signifikan yang terjadi karena limbah
disetor kedalam sebuah landfill milik perusahaan plastic recycling. JIka proses recycling terjadi maka
kemungkinan besar dapat dihasilkan dioxin dan furan yang merupakan hasil pembakaran plastic. Jika
landfill ini terbuka untuk umum maka akan sangat berbahaya karena bias saja terjadi infeksi HBV, HCV,
dan HIV.