dampak

7
2.3 Dampak dan Penanganannya Berdasarkan jenis dampak yang dapat ditimbulkan, maka limbah medis dapat dibagi menjadi: Infectious waste yaitu yang dapat menimbulkan infeksi pada manusia. Yang termasuk kedalam limbah ini yaitu jaringan tubuh manusia dan hewan (seperti darah dan bagian tubuh lainnya), perban yang menyerap darah, sarung tangan bekas operasi serta kultur, stok serta swab(alat perkembangbiakkan) bakteri. Hazardous waste yaitu yang dapat mempengaruhi manusia tanpa infeksi. Yang termasuk dalam limbah ini yaitu peralatan tajam yang biasa digunakan untuk membuka kulit atau memotong, seperti syringe dan jarum, bekas peralatan operasi seperti pisau bedah, bekas tempat kultur bakteri, dan peralatan dari kaca lainnya. Hazardous waste ini juga meliputi bahan-bahan kimia, baik industry maupun rumah sakit. Beberapa hazardous waste juga dapat dianggap sebagai infectious tergantung pada penggunaannya pada jaringan tubuh manusia atau hewan seblum akhirnya dibuang. Obat-obatan lama termasuk agen kempterapi juga terkadang bersifat hazardous. Radiactive waste yaitu yang berasal dari pengobatn dengan obat-obatan dengan unsur radioaktif, terapi kanker, dan peralatan meddis yang menggunakan isotp-isotp radioaktif. Pathological waste yang terkontaminasi bahan radioaktif dianggap sebagai radioactive waste daripada infectious waste. Menurut WHO sendiri, berdasarkan dampaknya limbah medis dapat dibagi menjadi:

Upload: gilang-ramadhan

Post on 21-Oct-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

penangana

TRANSCRIPT

Page 1: dampak

2.3 Dampak dan Penanganannya

Berdasarkan jenis dampak yang dapat ditimbulkan, maka limbah medis dapat dibagi menjadi:

Infectious waste yaitu yang dapat menimbulkan infeksi pada manusia. Yang termasuk

kedalam limbah ini yaitu jaringan tubuh manusia dan hewan (seperti darah dan bagian

tubuh lainnya), perban yang menyerap darah, sarung tangan bekas operasi serta kultur,

stok serta swab(alat perkembangbiakkan) bakteri.

Hazardous waste yaitu yang dapat mempengaruhi manusia tanpa infeksi. Yang termasuk

dalam limbah ini yaitu peralatan tajam yang biasa digunakan untuk membuka kulit atau

memotong, seperti syringe dan jarum, bekas peralatan operasi seperti pisau bedah, bekas

tempat kultur bakteri, dan peralatan dari kaca lainnya. Hazardous waste ini juga meliputi

bahan-bahan kimia, baik industry maupun rumah sakit. Beberapa hazardous waste juga

dapat dianggap sebagai infectious tergantung pada penggunaannya pada jaringan tubuh

manusia atau hewan seblum akhirnya dibuang. Obat-obatan lama termasuk agen

kempterapi juga terkadang bersifat hazardous.

Radiactive waste yaitu yang berasal dari pengobatn dengan obat-obatan dengan unsur

radioaktif, terapi kanker, dan peralatan meddis yang menggunakan isotp-isotp radioaktif.

Pathological waste yang terkontaminasi bahan radioaktif dianggap sebagai radioactive

waste daripada infectious waste.

Menurut WHO sendiri, berdasarkan dampaknya limbah medis dapat dibagi menjadi:

Infectious waste, yaitu semua limbah medis yang mengandung pathogen serta racunnya

yang dalam konsentrasi tertentu dapat menularkan penyakit pada penderita yang

berpotensi. Contoh: peralatan bekas yang digunakan untuk diagnosa, perawatan, dan

pencegahan yang pernah dikontakkan dengan jaringan tubuh. Dalam kategori ini juga

termasuk limbah cair seperti feses, urin, darah, dan hasil sekresi tubuh lainnya.

Pathological and anatomical waste, pathological waste termasuk kedalamnya yaitu jaringan

tubuh manusia dan hewan termasuk darah. Anatomical waste yaitu subgroup dari

pathological waste dan terdiri atas bagian tubuh manusia yang dapat dikenali status

terinfeksinya.

Hazardous pharmaceutical waste, termasuk kedalamnya yaitu produk farmasi, vaksin, serta

obat-obatan yang sudah kadaluarsa, tidak digunakan, tumpah ataupun terkontaminasi. Juga

Page 2: dampak

termasuk didalamnya yaitu peralatan yang digunakan untuk mengurus produk tersebut

seperti botol obat dan sebagainya.

Hazardous chemical waste, termasuk bahan-bahan kimia (padat, cair,dan gas) bekas yang

diproduksi saat prosedur disinfeksi dan proses pembersihan. Limbah ini mungkin bersifat

hazardous(berbahaya) seperti beracun, mudah terbakar, korosif dan lain sebagainya

sehingga harus diperlakukan dengan hati-hati. Namun, jika tidak mudah meledak dan hanya

sedikit jumlahnya dapat diolah bersama dengan infectious waste.

Waste with a high content of heavy metals, limbah ini dapat bersifat sangat toxic (seperti

cadmium dan mercury pada termometer dan manometer).

Pressurized containers, terdiri atas container yang penuh maupun kosong serta kaleng

aerosol yang didalamnya terdapat dengan cairan, gas maupun material bubuk yang diberi

tekanan.

Kategori dibawah ini dinilai sangat berbahaya sehingga butuh perhatian khusus.

Sharps, alat medis yang digunakan untuk memotong atau menjahit luka (seperti jarum

maupun alat bedah lainnya).

Highly infectious waste, terdiri dari kultur bakteri/mikroba serta stok-stoknya yang berasal

dari Medical Analysis Laboratories. Juga termasuk cairan tubuh pasien yang teinfeksi.

Genotoxic/cytotoxic waste, terdiri dari obat-obatan dari onkologi serta radioterapi yang

mempunyai efek mutagenic serta cytotoxic. Juga termasuk feses, urin, dan urin pasien yang

mengandung obat cytotoxic.

Radioactive waste, meliputi cairan, gas, dan padatan yang terkontaminasi radionuklida

yang mempunyai radiasi ionisasi dengan efek genotoxic. Contohnya yaitu tabung X-ray dan

sebagainya.

Semua individu yang dapat terpapar oleh limbah medis sangat berpotensial untuk terluka atau

terkena penyakit yaitu:

Staff medis: dokter, perawat, staff kebersihan dan personel maintenance rumah sakit

Pasien yang masuk dan keluar untuk berobat serta para pengunjungnya

Pekerja pendukung seperti pengurus laundry, pengurus limbah/sampah serta petugas

transportasi

Page 3: dampak

Pekerja di fasilitas pembuangan limbah termasuk penadah

Publik umum dan terlebih anak-anak yang suka bermain dengan alat jika limbah tersebut

dapat diakses langsung.

Pembuangan limbah medis yang tidak aman dapat menimbulkan resiko pada keshatan public.

Jarum yang terkontaminasi serta syringe dapat dianggap sebagai ancaman karena pembuangan yang

tidak aman dapat memicu pada proses recycle dan repackage yang berujung pada penggunaan yang

tidak aman pula. Selain itu pembuangan yang tidak terkontrol dapat menimbulkan kontaminasi pada

tanah dan air tanah. WHO mengestimas bahwa di tahun 2000, syringe yang terkontaminasi yang

digunakan untuk menginjeksi menyebabkan:

Infeksi Hepatitis B virus (HBV) sebanyak 21 juta jiwa (32% diantaranya termasuk infeksi

baru)

Infeksi Hepatitis C virus (HCV) sebanyak 2 juta jiwa (40% diantaranya infeksi baru)

Infeksi HIV sebanyak 260.000 jiwa (5% diantaranya infeksi baru)

Pada 2002, penelitian lebih lanjut membuktikan bahwa pada 22 negara berkembang sebanyak

18-64% fasilitas kesehatan tidak mengurus limbahnya dengan benar. Studi epidemiologi membuktikan

bahwa seseorang yang terkena luka karena jarum yang teinfeksi dapat terjangkit resiko infeksi dari HBV

sebanyak 30%, HCV 1,8%, dan HIV sebanyak 0,3%.

Berbagai macam metode yang digunakan untuk mengolah limbah medis di dunia yaitu seperti:

Insinerasi

Autoklaf

Desinfeksi kimiawi/mekanis

Microwave

Irradiasi

Untuk setiap jenis pengolahan diatas, setiap limbah medis yang telah dipross dapat dibuang ke

landfill, atau dalam beberapakasus ke dalam system sewerage. Dulu, penanganan limbah medis selalu

dilakukan di rumah sakit penghasilnya. Seiring waktu, muncul berbagai perusahaan swasta yang

mengolah limbah medis tersebut.

Page 4: dampak

Untuk memastikan bahwametode penanganan tersebut efektif dalam penghancuran biologis,

dilakukan sebuah paket tes yang mengandung tes indicator spora microbial. Spora microbial adalah

makhluk biologis yang paling susah untuk dihancurkan sehingga saat paket tes tidak dapat dikulturisasi

setelah diproses maka proses tersebut dianggap efektif. Jika terdapat proses shredding/pencacahan

maka tes dilakukan setelah pencacahan agar tidak terjadi kehancuran fisik.

Insinerasi

Menurut EPA, 90% dari limbah medis di dunia diproses melalui insinerasi yang dikontrol.

Diantara pekerja industry, unit ini seing disebut sebagai hospital/medical/infection waste incinerators

(HMIWIs).

Limbah akan diletakkan pada sebuah sabuk berjalan, dank arena hamper semua jenis limbah

medis dapat diinsinerasi, maka tidak perlu ada proses pemisahan atau pemilahan. Keuntungan insinerasi

yaitu dapat mereduksi volume, mengsterilisasi limbah, dan mengeliminasi keperluan pengolahan awal.

Hasil dari insinerasi dapat langsung dibuang ke landfill. Sedangkan kerugiannya adalah munculnya

polutan pada emisi gas. EPA melaporkan bahwa 20% darikebanykan limbah medis adalah plastic. Emisi

yang munculsaat plastic ini diinsinerasi bias dibilang berbahaya karena mengandung gasberacun seperti

dioxin dan furan. Karena itu setiap incinerator harus diberi pengontrol polusi. Saat dilengkapi dengan

pencegahan pencemaran, zat bercun akan menjadi abu dan kemudian dibuang ke landfill.

Autoklaf

Autoklaf adalah sebuah jenis pengolahan dengan ruang tertutup yang menerapkan sistem panas

dan tekanan dan terkadang uap air, pada waktu tertentu untuk mengsterilisasi peralatan medis.

Autoklaf telah digunakan selama hampir seratus tahun. Autoklaf dapat menghancurkan mikroorganisme

yang mungkin masih terdapat di limbah medis yang akan dibuang ke landfill. Autoklaf merendahkan

tekanan pada ruang, yang berguna untuk memperpendek waktu penghasilan uap air.

Limbah medis yang akan diproses dengan autoklaf, selalu ditangani dengan proses kompaksi

seperti pencacahan terlebih dahulu. Proses kompaksi ini ikut mereduksi volume limbah. Autoklaf tidak

disarankan untuk limbah patologis karena mungkin mengandung unsur radioaktif ataupun material

cytotoxix lainnya. Selain itu autoklaf tidak dapat mengolah bahan kimia dan ditakutkan bahan kimia

tersebut akan terlepas ke udara jika autoklaf dibuka.

Page 5: dampak

Pada kasus Medical Waste in France, tidak ada dampak signifikan yang terjadi karena limbah

disetor kedalam sebuah landfill milik perusahaan plastic recycling. JIka proses recycling terjadi maka

kemungkinan besar dapat dihasilkan dioxin dan furan yang merupakan hasil pembakaran plastic. Jika

landfill ini terbuka untuk umum maka akan sangat berbahaya karena bias saja terjadi infeksi HBV, HCV,

dan HIV.