dalam perkara tindak pidana korupsi€¦ · web viewse menteri keuangan ri nomor :...

24

Click here to load reader

Upload: ngocong

Post on 26-May-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI€¦ · Web viewSE Menteri Keuangan RI Nomor : SE-01/MK.1/4/1972 tentang Penyesuaian Penggolongan Tarif Uang Harian Pejabat yang melakukan Perjalanan

PEMBELAAN (PLEDOI) PRIBADIDALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI

No.Pds-05/JKT.PST/01/2012Atas Nama : MAMAN SUARMAN AR., SE. MM.

Bismilahirrahmanirrahim,Assalamu ‘alaikum wr. wb.Salam sejahtera untuk kita semua.Majelis Hakim Yang Mulia.JPU yang saya hormati.

Setelah saya menyimak dan membaca Surat Tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) terhadap saya, Maman Suarman Ar, SE, MM, dengan seijin Yang Mulia Majelis Hakim, perkenankanlah saya untuk menyampaikan pledoi ini. Tentunya pledoi ini merupakan ikhtiar saya untuk merangkai kembali fakta-fakta sebenarnya yang telah berlangsung di muka persidangan selama ini, sehingga sebelum Majelis Hakim Yang Mulia memberi putusan, telah mendapatkan keterangan, gambaran dan atau bukti-bukti yang terang dan jelas atas perbuatan pidana yang dituduhkan kepada saya.

Majelis hakim yang Mulia,

Jaksa Penuntut Umum dalam Surat Dakwaannya, telah mencoba menggambarkan suatu peristiwa pidana yang dilakukan oleh saya. Jalinan peristiwa pidana tersebut, sebagaimana yang terurai dalam Surat Dakwaan, dilakukan pada saat saya menjabat sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pada Direktorat Jenderal Kerjasama Perdagangan Internasional (Ditjen KPI), Kementerian Perdagangan periode Januari 2007 sampai dengan Agustus 2007.

Jaksa Penuntut Umum telah melakukan dakwaan kepada saya, bahwa saya sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) telah melakukan perbuatan yang dianggap melanggar peraturan perundangan-undangan dan oleh karenanya diancam pidana melalui dakwaan Pertama, Dakwaan Kedua dan Dakwaan Ketiga yang tidak saya bacakan lagi.

Perbuatan tersebut, sebagaimana tercantum dalam Surat Dakwaan, intinya adalah bahwa saya selaku Pejabat Pembuat Komitmen, sebagai orang yang ditugaskan untuk melakukan pengelolaan keuangan APBN pada Ditjen KPI, Kementerian Perdagangan RI untuk tahun anggaran bulan Januari 2007 s/d bulan Agustus 2007, yaitu alokasi anggaran perjalanan dinas luar negeri bagi pejabat negara/pegawai negeri, yang pengelolaannya harus tunduk dan sesuai mekanisme sebagaimana peraturan perundangan-undangan yaitu :- Undang Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

1

Page 2: DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI€¦ · Web viewSE Menteri Keuangan RI Nomor : SE-01/MK.1/4/1972 tentang Penyesuaian Penggolongan Tarif Uang Harian Pejabat yang melakukan Perjalanan

- Undang Undang No. 1 tentang Perbendaharaan Negara;- Keputusan Presiden No. 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;- SE Menteri Keuangan RI Nomor : SE-01/MK.1/4/1972 tentang

Penyesuaian Penggolongan Tarif Uang Harian Pejabat yang melakukan Perjalanan Dinas Luar Negeri;

- Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor : 134/PMK.06/2005 tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan APBN;

- Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor : 45/PMK.05/2007 tentang Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri Bagi Pejabat Negera, Pegawai Negeri dan Pegawai Tidak Tetap;

- Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor : PER-34/PB/2007 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri dan Pegawai Tidak Tetap.

Majelis Hakim Yang Mulia,

Dari beberapa ketentuan perundang-undangan yang disebutkan diatas yang menjadi landasan dakwaan Jaksa Penuntut Umum kepada saya, dapat saya jelaskan bahwa ada 2 peraturan yang jelas saya TOLAK dan ini yang menjadi biang keladi perkara ini hingga saya menjadi pesakitan disini, yaitu :

1. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor : 45/PMK.05/2007 tentang Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri Bagi Pejabat Negera, Pegawai Negeri dan Pegawai Tidak Tetap; dan

2. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor : PER-34/PB/2007 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri dan Pegawai Tidak Tetap.

Alasan saya menolak dakwaan berdasarkan peraturan tersebut, sangat jelas dan gamblang bahwa peraturan tersebut diatas, hanya mengatur tentang perjalanan dinas dalam negeri. Sedangkan saya mengelola biaya perjalanan dinas luar negeri.

Majelis Hakim Yang Mulia,

Selanjutnya Jaksa Penuntut Umum dalam kata pendahuluan tuntutannya telah menyatakan bahwa saya selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) bersama-sama Bendahara Pengeluaran telah melakukan pengelolaan keuangan dengan semena-mena. Mengingat uang tersebut adalah uang negara yang penggunaannya terikat dengan berbagai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Justru ini, menurut hemat saya adalah merupakan bentuk tuntutan Jaksa Penuntut Umum yang semena-mena dan tidak berdasar sama sekali. Bahkan Jaksa Penuntut Umum seakan sangat tidak

2

Page 3: DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI€¦ · Web viewSE Menteri Keuangan RI Nomor : SE-01/MK.1/4/1972 tentang Penyesuaian Penggolongan Tarif Uang Harian Pejabat yang melakukan Perjalanan

memahami penerapan peraturan perundangan-undangan dalam suatu kegiatan. Sangat jelas disebutkan diatas bahwa Jaksa Penuntut Umum dalam dakwaannya mendasarkan kepada Peraturan tentang pengelolaan perjalanan dinas dalam negeri, sedangkan saya melakukan pengelolaan perjalanan dinas luar negeri yang juga mempunyai dasar hukum. Suatu tuntutan yang semena-mena.

Untuk itu Majelis Hakim Yang Mulia,

Sebelum lebih jauh saya menyampaikan pembelaan ini, dengan segala hormat, perkenankanlah saya terlebih dahulu mengurai awal kejadian sampai saya menjadi pesakitan dan terdakwa dalam kasus tindak pidana korupsi saat ini. Hal ini dimaksudkan agar Majelis Hakim Yang Mulia memperoleh gambaran tentang latar belakang kasus ini.

Pada awal penyelidikan saya dan teman-teman diperiksa dan diduga bahwa dalam pengelolaan biaya perjalanan dinas luar negeri, saya melakukan kerjasama dengan travel dan mengkoordinir pembelian tiket pesawat, bagi pejabat yang akan melaksanakan perjalanan dinas ke luar negeri. Dari hasil kerjasama dengan travel tersebu, penyidik menduga ada kelebihan tiket yang dihimpun oleh para pengelola keuangan dalam hal ini Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Bendahara.

Setelah dilakukan pemeriksaan kepada beberapa perusahaan travel yang melakukan penjualan tiket, dan pemeriksaan kepada para pelaksana perjalanan dinas, diketahui bahwa saya tidak melakukan kerjasama dengan travel manapun, apalagi mengkoordinir pembelian tiket para pelaksana kepada travel tertentu. Karena faktanya masing-masing travel berhubungan langsung dengan pengguna/user, baik dalam pemesanan maupun dalam pembayaran tiket.

Dengan demikian tuduhan tentang adanya kerjasama antara saya dengan travel tidak terbukti.

Selanjutnya penyidik mengalihkan pemeriksaan kearah adanya penggelembungan biaya perjalanan dinas luar negeri, terutama biaya tiket. Penyidik beranggapan bahwa saya membayarkan uang kepada para pelaksana, lebih besar dari harga tiket yang sebenarnya. Hal ini diketahui setelah dilakukan pemeriksaan kepada para travel tersebut. Padahal faktanya, saya membayarkan biaya perjalanan dinas, baik uang harian maupun tiket pesawat berdasarkan peraturan yang ada yaitu Standar Biaya Umum (SBU) yang setiap tahun diterbitkan oleh Kementerian Keuangan. SBU ini merupakan acuan saya dan mungkin seluruh pengelola biaya perjalanan dinas di instansi manapun di Republik ini dalam melakukan pengelolaan biaya perjalanan dinas.

3

Page 4: DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI€¦ · Web viewSE Menteri Keuangan RI Nomor : SE-01/MK.1/4/1972 tentang Penyesuaian Penggolongan Tarif Uang Harian Pejabat yang melakukan Perjalanan

Setelah penyidik melakukan pemeriksaan kepada para pejabat yang melakukan perjalanan dinas luar negeri, sebagai saksi dalam kasus ini, masing-masing saksi menyatakan, bahwa para pelaksana perjalanan menerima sejumlah uang, yang terdiri dari uang harian dan uang tiket sekaligus secara lumsum berdasarkan Standar Biaya Umum dimaksud. Hal ini mengacu kepada Keppres No. 42 Tahun 2002 pasal 33 ayat (8) yang menyatakan bahwa : “biaya perjalanan dibayarkan dalam satu jumlah (lumpsum) kepada pejabat/pegawai yang melakukan perjalanan dinas luar negeri”

Lagi-lagi tuduhan jaksa penyidik atas adanya penggelembungan biaya tiket tidak terbukti.

Majelis Hakim yang Mulia,

Setelah kedua tuduhan tersebut tidak berdasar dan bisa dipatahkan dengan ketentuan yang mengatur tentang perjalanan dinas luar negeri, selanjutnya penyidik mengalihkan tuduhan kepada kemungkinan adanya perjalanan fiktif atau perjalanan yang tidak dilakukan oleh pejabat.

Perlu saya utarakan disini, bahwa proses persetujuan perjalanan dinas luar negeri pada Ditjen KPI memerlukan persetujuan dari beberapa pejabat lintas unit dan lintas instansi. Selain itu, pejabat Ditjen KPI yang bertugas ke luar negeri, karena adanya undangan dan sudah adanya komitmen dengan lembaga-lembaga internasional (seperti ASEAN, APEC, WTO dan Badan-badan Dunia lainnya) serta negara-negara mitra wicara. Setelah adanya undangan dari lembaga-lembaga internasional, pejabat eselon II (dhi Direktur) mengusulkan susunan delegasi dari Kementerian Perdagangan kepada Pejabat eselon I (dhi. Direktur Jenderal), yang memuat nama-nama delegasi mulai dari tingkat Menteri, Dirjen sampai pejabat dibawahnya. Apabila Direktur Jenderal menyetujui, selanjutnya usulan dilanjutkan kepada Sekjen (atas nama Menteri) untuk meminta persetujuan dari Sekretariat Negara (Sekretariat Kabinet) yang akan menerbitkan Surat Persetujuan Keberangkatan ke Luar Negeri.Jadi, untuk persetujuan perjalanan dinas luar negeri tidak sesederhana yang dibayangkan penyidik, disini ada 4 pejabat tinggi yang harus terlibat yaitu :

1. Direktur2. Direktur Jenderal3. Sekretaris Jenderal atas nama Menteri Perdagangan, dan4. Menteri Negara Sekretaris Negara.

Jadi sangat kecil kemungkinan, bahkan tidak mungkin, para pengelola keuangan “nekad” membuat pertanggungjawaban keuangan fiktif bagi perjalanan dinas luar negeri, diluar pengetahuan dan persetujuan keempat pejabat tersebut.

4

Page 5: DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI€¦ · Web viewSE Menteri Keuangan RI Nomor : SE-01/MK.1/4/1972 tentang Penyesuaian Penggolongan Tarif Uang Harian Pejabat yang melakukan Perjalanan

Selain itu juga, setelah dilakukan konfirmasi kepada para saksi yang melakukan perjalanan dinas, semuanya mengakui bahwa mereka menandatangani kuitansi tanda terima uang sesuai SBU dan menerima uang dimaksud secara lumpsum

Untuk itu, tuduhan adanya kemungkinan perjalanan dinas fiktif juga tidak terbukti.

Majelis hakim Yang Mulia,

Dengan tiga tuduhan yang tidak kuat dan tidak bisa dibuktikan tersebut, rupanya jaksa penyidik belum puas untuk mempermalukan saya dan membunuh karakter saya dengan menjadikan saya sebagai tersangka melalui upaya-upaya mencari-cari kesalahan agar kasus saya tetap bisa dilimpahkan ke Pengadilan Tipikor sehingga saya menjadi pesakitan seperti saat ini.

Dengan sangat antusias jaksa penyidik mencari berbagai upaya untuk menjerat saya sebagai pelaku koruptor. Saya hanya berharap bahwa kasus saya, bukan hanya sekedar untuk memenuhi target kinerja yang tertuang dalam RENSTRA Kejaksaan Agung dalam penanganan korupsi. Sehingga Jaksa penyidik sampai berani mempertaruhkan kewibawaan lembaganya yang harus “diagungkan” oleh seluruh masyarakat, termasuk saya orang-orang kecil, dengan melakukan argumentasi dan mempertahankan pendapat yang menurut saya tidak logis dengan tujuan mengorbankan harga diri saya dan keluarga saya di lingkungan sosial kami, termasuk menutup mata pencaharian saya untuk menghidupi keluarga saya, membunuh karakter saya, menggelapkan masa depan saya, melalui cara menelisik kemungkinan adanya pemalsuan tiket dengan mengabaikan aturan-aturan yang telah dituangkan dalam Keputusan Presiden yang ditindak lanjuti oleh Peraturan Menteri Keuangan.

Oleh karena itu, selanjutkan saya dan teman-teman diincar dengan tuduhan pemalsuan tiket dalam pertanggungjawaban keuangan perjalanan dinas luar negeri.

Majelis Hakim Yang Mulia,

Kalau kita sepakat mau jujur, sejak pemeriksaan awal dan dilanjutkannya persidangan kasus ini, saya berpikir bahwa hal ini hanya akan menimbulkan debat kusir antara kami para terdakwa dengan Jaksa. Hal ini mengingat dasar yang digunakan oleh jaksa jelas-jelas sangat tidak relevan, sebagaimana saya sebutkan diatas.

Bahkan kami lebih tidak mengerti lagi ketika penyidik ngotot melimpahkan kasus ini ke persidangan, padahal sejak pemeriksaan, semua saksi-saksi baik

5

Page 6: DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI€¦ · Web viewSE Menteri Keuangan RI Nomor : SE-01/MK.1/4/1972 tentang Penyesuaian Penggolongan Tarif Uang Harian Pejabat yang melakukan Perjalanan

dari pelaksana, saksi dari agen travel maupun saksi ahli, tidak satupun yang memberatkan dan menyudutkan kami atau menyatakan bahwa kami bersalah. Bahkan tidak ada bukti satupun yang mengarah kepada penyalahgunaan kewenangan oleh kami.

Namun demikian, saya sangat yakin Majelis Hakim Yang Mulia akan sangat bijak dalam menilai jalannya persidangan yang telah berlangsung selama ini. Sampai kapanpun tidak akan ada titik temu tentang permasalahan yang terjadi dalam kasus ini apabila tetap ada perbedaan pandangan dalam menetapkan peraturan yang dipergunakan.Sebagaimana diuraikan diatas, JPU mendakwa saya dengan peraturan tentang perjalanan dinas dalam negeri, sedangkan saya melaksanakan pembiayaan perjalanan dinas luar negeri. Jelas ini sangat berbeda, baik dari proses pengusulan maupun tatacara pembayaran dan pertanggung-jawabannya.Jadi dakwaan jaksa tentang adanya kerugian Negara, yang dihitung dari selisih harga tiket dalam SBU dengan invoice dari travel, yang menurut istilah penyidik sebagai penggelembungan biaya, serta keberadaan tiket dalam pertanggungjawaban, adalah bentuk dakwaan yang mengada-ada dan hanya untuk mencari-cari kesalahan belaka. Karena nyata-nyata pertanggungjawaban yang kami buat, sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada masa itu, yaitu antara tahun 2007 s/d 2009. Hal ini bisa dibuktikan berdasarkan surat pernyataan dari Kemenkeu tentang bentuk pertanggungjawaban keuangan perjalanan dinas luar negeri dalam metode lumpsum (terlampir) serta Keterangan Ahli yang dihadirkan oleh pihak JPU yaitu Bapak Siswo serta Keterangan Ahli yang telah kami hadirkan yaitu Bapak DR. Dian Puji Nugraha Simatupang, terutama yang menyangkut pengertian lumpsum.

Majelis Hakim Yang Mulia,

Lebih jauh lagi, tentang adanya perhitungan kerugian Negara yang dihitung oleh pejabat BPKP, saya pikir saya tidak perlu komentari, karena berdasarkan Keterangan Ahli DR. Dian Simatupang yang mengutip Undang Undang No. 15 tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan, sudah nyata-nyata bahwa tidak ada ketentuan lain dibawah Undang Undang yang bisa dijadikan dasar untuk melakukan perhitungan tersebut. Dengan demikian, saya menganggap bahwa hasil jerih payah perhitungan BPKP, mohon maaf saya anggap tidak ada. Karena saya sangat yakin Majelis Hakim Yang Mulia akan sangat bijak mengacu kepada ketentuan yang lebih tinggi, dalam hal ini Undang Undang No. 15 tahun 2006. Karena kepastian hukum pasti akan mengacu kepada produk hukum, bukan dari “kata ahli yang lain” sebagaimana dikatakan Ahli dari BPKP.

Begitu juga pendapat Ahli dari KPPN, yang hanya mengacu kepada Surat Edaran Menteri Keuangan No. SE-01 Tahun 1972, tentang penggolongan

6

Page 7: DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI€¦ · Web viewSE Menteri Keuangan RI Nomor : SE-01/MK.1/4/1972 tentang Penyesuaian Penggolongan Tarif Uang Harian Pejabat yang melakukan Perjalanan

tariff uang harian bagi pejabat yang akan melakukan perjalanan dinas luar negeri. Hal ini juga tidak relevan untuk ditanggapi, karena yang dipermasalahkan adalah metode pembayaran biaya tiket perjalanan dinas luar negeri bukan besaran uang harian.

Majelis hakim yang Mulia,JPU yang saya hormati,

Untuk melengkapi uraian saya tersebut diatas, berikut ini saya sampaikan berbagai pendapat para saksi yang dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum yang saya rangkum secara garis besar sebagai berikut :

1. Drs. Martua Sihombing, MM (Inspektur pada Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan)

2. Agnes Rumondang Simatupang (Pejabat pada Kantor Menteri Koordinator Bidang Perekonomian)

3. Drs. Iman Pambagyo, MA (Direktur Jenderal KPI, Kemendag)4. Yamanah AC, SH, MH (Inspektur pada Inspektorat Jenderal, Kemendag)5. DR. Deddy Saleh (Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri,

Kemendag)6. Ir. Sondang Anggraini, MA (Direktur Perundingan Perdagangan Jasa,

Kemendag)7. Ir. Ernawati, MA (Direktur Pengamanan Perdagangan, Kemendag)8. Ir. Herliza, MSc (Kepala Pusat Advokasi Perdagangan Internasional,

Kemendag)9. Ida Martha (Kepala Seksi Antar Regional, Kemendag)

Masing sebagai pejabat pelaksana perjalanan dinas yang bersaksi dibawah sumpah pada intinya menyatakan sebagai berikut :- Bahwa benar, sebagai pelaksana perjalanan dinas luar negeri, saksi

mengakui bahwa sebelum keberangkatan saksi menerima sejumlah uang dari bendahara yang terdiri dari uang tiket dan uang harian.

- Bahwa benar, Saksi mengakui bahwa sistem yang digunakan dalam pembayaran biaya perjalanan dinas adalah sistem lumpsum,

- Bahwa benar, Saksi membeli sendiri tiket kepada travel sesuai tujuan keberangkatan

- Bahwa benar, Saksi mengakui apabila memang ada selisih lebih dari uang tiket, maka kelebihan tersebut dipergunakan sendiri oleh saksi untuk biaya operasional lainnya selama bertugas.

Selanjutnya saksi-saksi :

10. Eddy Purwanto (Kepala Bagian Keuangan Pada Sekretariat Ditjen KPI, Kemendag dan Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar/Pejabat Penguji Tagihan), dan..

11. Eddy Sofyan  (Kepala Bagian Kepegawaian dan Umum pada Sekretariat Ditjen KPI, Kemendag dan Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar/Pejabat Penguji Tagihan)

7

Page 8: DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI€¦ · Web viewSE Menteri Keuangan RI Nomor : SE-01/MK.1/4/1972 tentang Penyesuaian Penggolongan Tarif Uang Harian Pejabat yang melakukan Perjalanan

Masing-masing sebagai Pejabat Penandatangan SPM dan Penguji Tagihan yang bersaksi dibawah sumpah pada intinya menyatakan sebagai berikut :

- Bahwa benar, Sebagai Pejabat Penandatangan SPM/Penguji Tagihan, saksi telah melakukan penelitian dan Pengujian Surat Permintaan Pembayaran (SPP) yang dilampiri Daftar Nominatif dari PPK.

- Bahwa benar, pengujian SPP dan daftar nominatif yang diusulkan oleh PPK, PPSPM/Penguji tagihan mengacu kepada Standar Biaya Umum (SBU) yang diterbitkan oleh Menteri Keuangan.

- Bahwa benar, PPSPM berhak mengembalikan SPP yang diajukan PPK apabila terdapat kesalahan/kekeliruan

- Bahwa benar, sebagai pelaksana perjalanan dinas luar negeri, saksi mengakui bahwa sebelum keberangkatan saksi menerima sejumlah uang dari bendahara yang terdiri dari uang tiket dan uang harian.

- Bahwa benar, Saksi mengakui bahwa sistem yang digunakan dalam pembayaran biaya perjalanan dinas adalah sistem lumpsum,

- Bahwa benar, Saksi membeli sendiri tiket kepada travel sesuai tujuan keberangkatan

- Bahwa benar, Saksi mengakui kadang-kadang ada selisih lebih uang tiket, dan kelebihan tersebut dipergunakan oleh saksi sendiri untuk biaya operasional lainnya selama bertugas

Selanjutnya,

12. Drs. Herry Soetanto (Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Diplomasi Perdagangan, mantan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Ditjen KPI dan mantan Direktur Jenderal KPI, Kemendag) dan

13. Gusmardi Bustami, SH. (Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, mantan KPA Ditjen KPI dan mantan Direktur Jenderal KPI, Kemendag)Masing-masing sebagai mantan KPA dan mantan Dirjen KPI yang bersaksi dibawah sumpah pada intinya menyatakan sebagai berikut :

- Bahwa benar, Sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), saksi menerima laporan pertanggungjawaban keuangan secara berkala dan secara global dari PPK dan Bendahara

- Bahwa benar, Sebagai pelaksana perjalanan dinas luar negeri saksi mengakui bahwa sebelum keberangkatan saksi menerima sejumlah uang dari bendahara yang terdiri dari uang tiket dan uang harian.

- Bahwa benar, Saksi mengakui bahwa sistem yang digunakan dalam pembayaran biaya perjalanan dinas adalah sistem lumpsum,

- Bahwa benar, Saksi membeli sendiri tiket kepada travel sesuai tujuan keberangkatan

8

Page 9: DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI€¦ · Web viewSE Menteri Keuangan RI Nomor : SE-01/MK.1/4/1972 tentang Penyesuaian Penggolongan Tarif Uang Harian Pejabat yang melakukan Perjalanan

- Bahwa benar, Saksi mengakui kadang-kadang ada selisih lebih uang tiket, dan kelebihan tersebut dipergunakan oleh saksi sendiri untuk biaya operasional lainnya selama bertugas

Sebagai Saksi Mahkota,

14. Dra Ita Megasari Dahlan (Mantan Sekretaris Ditjen KPI dan mantan PPK Ditjen KPI Kemendag)

15. Chrisnawan Triwahyuardhianto (Mantan Sekretaris Ditjen KPI dan mantan PPK Ditjen KPI Kemendag)Masing-masing sebagai mantan Sesditjen KPI dan mantan PPK Ditjen KPI yang bersaksi dibawah sumpah pada intinya menyatakan sebagai berikut :

- Bahwa benar, Bahwa saksi adalah sebagai PPK dan terdakwa sebagai PPK Alternate;

- Bahwa benar, Tanggung jawab PPK dan PPK Alternate adalah sama, sedangkan pembagian tugas diatur secara internal;

- Bahwa benar, Sebagai pelaksana perjalanan dinas luar negeri saksi mengakui bahwa sebelum keberangkatan saksi menerima sejumlah uang dari bendahara yang terdiri dari uang tiket dan uang harian.

- Bahwa benar, Saksi mengakui bahwa sistem yang digunakan dalam pembayaran biaya perjalanan dinas adalah sistem lumpsum,

- Bahwa benar, Saksi membeli sendiri tiket kepada travel sesuai tujuan keberangkatan

- Bahwa benar, Saksi mengakui kadang-kadang ada selisih lebih uang tiket, dan kelebihan tersebut dipergunakan oleh saksi sendiri untuk biaya operasional lainnya selama bertugas

Saksi Mahkota lainnya :

16. Watono (mantan Bendahara Ditjen KPI Kemendag) 17. Diding Sudirman (mantan Bendahara Ditjen KPI Kemendag)

Masing-masing sebagai mantan Bendahara Ditjen KPI yang bersaksi dibawah sumpah pada intinya menyatakan sebagai berikut :

- Bahwa benar, PPK tidak dapat memerintahkan secara langsung kepada bendahara dalam melakukan pembayaran biaya perjalanan dinas luar negeri;

- Bahwa benar, Bendahara melakukan pembayaran setelah ada pencairan uang dari KPPN melalui penerbitan SP2D berdasarkan usulan PPSPM dari Satker ybs.

- Bahwa benar, Sebagai pelaksana perjalanan dinas luar negeri saksi mengakui bahwa sebelum keberangkatan saksi menerima sejumlah uang dari bendahara yang terdiri dari uang tiket dan uang harian.

9

Page 10: DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI€¦ · Web viewSE Menteri Keuangan RI Nomor : SE-01/MK.1/4/1972 tentang Penyesuaian Penggolongan Tarif Uang Harian Pejabat yang melakukan Perjalanan

- Bahwa benar, Saksi mengakui bahwa sistem yang digunakan dalam pembayaran biaya perjalanan dinas adalah sistem lumpsum,

- Bahwa benar, Saksi membeli sendiri tiket kepada travel sesuai tujuan keberangkatan

- Bahwa benar, Saksi mengakui kadang-kadang ada selisih lebih uang tiket, dan kelebihan tersebut dipergunakan oleh saksi sendiri untuk biaya operasional lainnya selama bertugas.

Sedangkan para saksi dari perusahaan travel yang bersaksi untuk saya masing-masing ialah :

18.Ahmad Fauzan (PT. Menan Express) 19.Fanny Febrianti (PT. Avia Tour) 20.Eka Djatiningsih Salim (Personel Manager Cathay Pacific) 21.Haerudin (Pengantar Tiket PT. Menan Express) 22.Muhammad Machfur alias Fery (Karyawan PT. Menan Express)

Kiranya tidak perlu saya tanggapi satu persatu, karena saksi dimaksud diminta keterangan tentang keaslian atau keberadaan tiket sebagai bukti pertanggungjawaban. Selain itu seluruh saksi tidak kenal dengan saya sebagai terdakwa dan tidak ada ikatan kerjasama dalam pemesanan tiket bagi para pejabat yang akan melakukan perjalanan dinas luar negeri. Para saksi menjelaskan bahwa para pejabat ybs dalam melakukan pemesanan dan pembayaran tiket dilaksanakan oleh masing-masing tanpa melibatkan PPK dan Bendahara.Bahkan menurut hemat saya permintaan keterangan tentang keaslian dan keberadaan tiket dalam pertanggungjawaban adalah hal yang tidak relevan, karena memang tiket bukan merupakan alat pelengkap pertanggungjawaban dalam periode tahun 2007 s/d 2009 yang menganut sistem lumpsum. Hal ini saya analogikan apabila dalam pertanggungjawaban tersebut terselip atau ada yang menyelipkan Surat Nikah ybs, apakah penyidik akan memeriksa pejabat KUA untuk diminta pendapat bahwa surat nikah itu palsu atau asli meskipun tidak ada relevansinya dengan pertanggungjawaban biaya perjalalanan dinas luar negeri dengan metode lumsum.Kesimpulannya adalah bahwa ada atau tidak ada bukti tiket yang sah ataupun dianggap palsu, tidak akan mempengaruhi pertanggungjawaban.

Pemeriksaan Ahli :

1. Drs. Siswo Suyanto DEA (Direktur Pusat Kajian Keuangan Negara dan Daerah, Universitas Patra Artha, Makassar) yang bersaksi dibawah sumpah pada intinya menyatakan sebagai berikut :

10

Page 11: DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI€¦ · Web viewSE Menteri Keuangan RI Nomor : SE-01/MK.1/4/1972 tentang Penyesuaian Penggolongan Tarif Uang Harian Pejabat yang melakukan Perjalanan

- Bahwa benar, Ahli menerangkan bahwa pertanggungjawaban keuangan biaya perjalanan dinas luar negeri dalam metode lumpsum adalah tidak diperlukan bukti tiket.

- Bahwa benar, Ahli menerangkan bahwa dalam pertanggungjawaban biaya perjalanan dinas terdapat dua metode yaitu lumpsum dan “at cost” (real cost)

- Bahwa benar, Ahli tidak tahu secara persis kapan waktu penerapan kedua metode tersebut

- Bahwa benar, Ahli menerangkan bahwa terdapat berbagai penafsiran dalam penerapan Keppres 42 Tahun 2002

2. Piping Efrianto, SE, MSi (Auditor Ahli Madya, Deputi Bidang Investigasi BPKP) yang bersaksi dibawah sumpah pada intinya menyatakan sebagai berikut :

- Bahwa benar, Ahli hanya melakukan perhitungan selisih antara biaya yang tertera dalam tiket dengan bukti invoice dari perusahaan travel.

- Bahwa benar, Ahli hanya menerima bukti-bukti yang dihitung dari pihak Penyidik Kejaksaan Agung

- Bahwa benar, Ahli tidak melakukan audit investigasi dalam kasus ini.- Ahli tidak melakukan klarifikasi tentang kemungkinan adanya kerugian

Negara dalam kasus ini kepada Kementerian Perdagangan- Bahwa benar, Ahli menyatakan ada kerugian Negara sebesar Rp.

5.378.588.000,- (lima milyar tiga ratus tujuhpuluh delapan juta lima ratus delapan puluh delapan ribu rupiah) namun tidak secara tegas oleh pejabat mana kerugian tersebut diderita.

3. Drs. Putut Sad Herutomo (PNS pada KPPN Jakarta I, Kemenkeu) yang bersaksi dibawah sumpah pada intinya menyatakan sebagai berikut :

- Bahwa benar, Ahli menjelaskan bahwa biaya perjalanan dinas luar negeri mengacu kepada SE Menteri Keuangan No. SE-01/MK/1/4/1972 tentang Penyesuaian Penggolongan Tariff Uang Harian Pejabat yang melakukan perjalanan dinas luar negeri.

- Bahwa benar, Menurut Ahli KPPN hanya membayarkan sejumlah uang sesuai Surat Perintah Membayar yang diterbitkan dari masing-masing satuan Kerja tanpa melakukan pengujian terlebih dahulu.

4. DR. Dian Puji Nugraha Simatupang (Ahli Hukum Keuangan Negara, Dosen pada Fakultas Hukum UI) yang bersaksi dibawah sumpah pada intinya menyatakan sebagai berikut :

- Bahwa benar, Ahli menjelaskan bahwa pengertian lumpsum adalah metode pembayaran tunggal untuk seluruh komponen perjalanan dinas yang dihitung pada keseluruhan biaya secara umum, sehingga kurang lebihnya biaya tersebut menjadi tangung jawab penerima.

11

Page 12: DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI€¦ · Web viewSE Menteri Keuangan RI Nomor : SE-01/MK.1/4/1972 tentang Penyesuaian Penggolongan Tarif Uang Harian Pejabat yang melakukan Perjalanan

- Bahwa benar, Metode lumpsum diterapkan pada perjalanan dinas luar negeri sejak ditetapkannya Keppres No. 42 tahun 2002 dan berbagai peraturan pelaksanaannya. Selanjutnya Menkeu mengatur lebih lanjut pedoman dan ketentuan pelaksanaan perjalanan dinas luar negeri melalui Permenkeu No. 97/PMK.05/2010.

- Bahwa benar, Ahli menjelaskan bahwa dalam metode lumpsum, Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) merupakan alat bukti perjalanan dinas. Dengan demikian pertanggunjawaban mengenai biaya perjalanan dinas pada metode lumsm hanya dibatasi pada pembuktian perjalanan telah dilakukan sesuai dengan tujuan dan waktu yang ditentukan dalam SPPD.

- Bahwa benar, Ahli menjelaskaan bahwa berdasarkan Undang Undang No. 15 Tahun 2006 lembaga yang mempunyai kewenangan dalam menentukan kerugian Negara adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Artinya apabila ada lembaga lain yang melakukan perhitungan kerugian Negara yang berdasarkan kepada peraturan lain selain Undang-Undang No. 15 Tahun 2006 tersebut dianggap tidak berlaku.

- Bahwa benar, Ahli menjelaskan bahwa tiket pesawat bukan bukti pertanggungjawaban keuangan biaya perjalanan dinas luar negeri.

5. DR. Bachtiar Rauf (Ahli Hukum Pidana, Dosen Fakultas Hukum UNTAG) yang bersaksi dibawah sumpah pada intinya menyatakan sebagai berikut :

- Bahwa benar, Ahli menjelaskan bahwa apabila terdapat kesalahan atau kelalaian dalam proses pengelolaan keuangan negara tidak masuk dalam ranah pidana dan akan diberikan sanksi secara admnstratif.

Majelis Hakim Yang Mulia,

Pada akhirnya Jaksa Penuntut Umum dalam tuntutannya telah menyampaikan tuntutan bahwa saya bersalah dan terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan perbuatan yang ada hubungannya sedemikian rupa, sehingga harus dipandang sebagai suatu perbuatan berlanjut (voorgezette handeling), yaitu dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara.

Majelis Hakim Yang Mulia,

Terus terang saya merasa bingung dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum sebagaimana diuraikan diatas, yaitu :

- Unsur menguntungkan diri sendiri :

12

Page 13: DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI€¦ · Web viewSE Menteri Keuangan RI Nomor : SE-01/MK.1/4/1972 tentang Penyesuaian Penggolongan Tarif Uang Harian Pejabat yang melakukan Perjalanan

Saya tidak sepeserpun diuntungkan dengan adanya kegiatan tersebut, karena sebagaimana fakta di persidangan, bahwa para pejabat yang melaksanakan tugas, menerima seluruhnya biaya perjalanan dinas luar negeri sesuai dengan tanda terima yang ditandatangani yang bersangkutan;

- Unsur memperkaya/menguntungkan orang lain atau korporasi :

Saya tidak jelas, dalam kasus ini, pihak mana atau siapa menurut Jaksa Penuntut Umum yang diuntungkan. Karena Jaksa Penuntut Umum juga dalam tuntutannya tidak jelas baik pihak yang memberikan keuntungan maupun pihak yang merasa diuntungkan. Bahkan menurut saya, dalam unsur ini Jaksa Penuntut Umum kekurangan pihak, apabila dianggap saya yang memberikan keuntungan. Saya mohon kepada Majelis Hakim Yang Mulia untuk menganalisis unsur ini.

- Unsur menyalahgunakan kewenangan karena jabatan atau kedudukan :

Apabila unsur ini yang dituntut kepada saya, saya lebih tidak paham lagi. Karena dasar pelaksanaan kegiatan saya adalah Keppres 42 Tahun 2002 besera Standar Biaya Umum yang diterbitkan oleh Kementerian yang berwenang yaitu Kementerian Keuangan. Namun apabila saya mendasarkan kepada peraturan yang didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum, saya akan dianggap tidak profesional dan tidak layak untuk memegang suatu jabatan yang diamanahkan kepada saya. Karena ada perbedaan yang nyata antara peraturan perjalanan dinas luar negeri dengan peraturan perjalanan dinas dalam negeri sebagaimana didakwakan Jaksa.

Majelis hakim yang bijaksana.Jaksa Peuntut Umum yang saya hormati.Para pengunjung persidangan yang berbahagia.

Dari sedemikan banyak fakta persidangan yang telah saya susun, urai, dan paparkan dalam pledoi ini, maka saya Maman Suarman Ar, SE, MM. berkesimpulan:

1. Saya menjadi bingung dengan dakwaan Jaksa Penuntut Umum dalam surat dakwaannya yang menerapkan peraturan perundang-undangan yang tidak relevan yaitu :

13

Page 14: DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI€¦ · Web viewSE Menteri Keuangan RI Nomor : SE-01/MK.1/4/1972 tentang Penyesuaian Penggolongan Tarif Uang Harian Pejabat yang melakukan Perjalanan

a. Jaksa Penuntut Umum menerapkan peraturan perjalanan dinas dalam negeri (Peraturan Menteri Keuangan No. 45/PMK.05/2007 dan Peraturan Dirjen Perbendaharaan No. PER.34/PB/2007), sedangkan yang menjadi pokok perkara adalah pengelolaan biaya perjalanan dinas luar negeri (yang diatur dengan Keppres No. 42 Tahun 2002 pasal 33 ayat 8). Untuk itu saya berpendapat bahwa dalam kasus perkara pidana tidak dapat diterapkan azas analogis.

b. Jaksa Penuntut Umum juga menerapkan Permenkeu No. 97/PMK.05/2010 yang mengatur perjalanan dinas luar negeri secara “at cost” atau “real cost”, padahal peraturan tersebut baru mulai berlaku pada Juni 2010, sedangkan yang menjadi pokok perkara adalah pengelolaan biaya perjalanan dinas luar negeri tahun 2007 s/d 2009. Untuk itu saya berpendapat bahwa dalam kasus perkara pidana tidak dapat diterapkan azas retroaktif (berlaku surut).

2. Sejak Penyidikan hingga dakwaan, Jaksa Penyidik dan Jaksa Penuntut Umum tidak konsisten, cenderung mengada-ada dan mencari-cari kesalahan. Mulai dari tuduhan kerjasama dengan travel, tuduhan penggelembungan anggaran, tuduhan perjalanan fiktif dan tuduhan pembuatan tiket palsu. Yang semuanya tidak terbukti

3. Bahwa Peraturan perjalanan dinas dalam negeri SANGAT BERBEDA dengan peraturan perjalanan dinas luar negeri yang masih mengacu kepada Keputusan Presiden RI No. 42 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan APBN pasal 33 ayat (8) yang berbunyi :

- Biaya perjalanan dinas dibayarkan dalam 1 (satu) jumlah (lumpsum) kepada pejabat/pegawai yang diperintahkan untuk melakukan perjalanan dinas.

4. Bahwa Keputusan Presiden RI No. 42 Tahun 2002 ditindaklanjuti masing-masing dengan :

- Peraturan Menteri Keuangan No. 45/PMK.05/2007 tentang Perjalanan Dinas Jabatan dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri dan Pegawai Tidak Tetap dan Peraturan Dirjen Perbendaharaan No. PER.34/PB/2007 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri dan Pegawai Tidak Tetap.

- Peraturan Menteri Keuangan No. 97/PMK.05/2010 Tentang Perjalanan Dinas Dalam Luar Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap.

5. Bahwa Peraturan Menteri Keuangan No. 97/PMK.05/2010 Tentang Perjalanan Dinas Dalam Luar Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri,

14

Page 15: DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI€¦ · Web viewSE Menteri Keuangan RI Nomor : SE-01/MK.1/4/1972 tentang Penyesuaian Penggolongan Tarif Uang Harian Pejabat yang melakukan Perjalanan

dan Pegawai Tidak Tetap dengan tegas mengatur tentang pertanggungjawaban perjalanan dinas luar negeri secara “at cost”” atau “real cost” yaitu pertanggungjawaban secara rinci. Dengan demikian menurut hemat saya dan pendapat ahli bahwa sebelum diterbitkannya Permenkeu tersebut maka pertanggungjawaban perjalanan dinas luar negeri tetap mengacu kepada metode lumsum sebagaimana Pasal 33 ayat (8) Keppres No. 42 Tahun 2002.

6. Bahwa dari fakta-fakta yang terungkap di persidangan, diketahui bahwa seluruh saksi yang diperiksa tidak ada satupun yang memberatkan saya sebagai terdakwa. Baik saksi sebagai pelaksana perjalanan dinas, saksi penyedia jasa (travel), saksi ahli dari JPU dan saksi ahli dari terdakwa, pada umumnya mereka mengakui bahwa ketentuan yang digunakan dalam pengelolaan biaya perjalanan dinas luar negeri pada masa itu, yaitu dengan menggunakan metoda lumsum, benar adanya. Sehingga unsur kerugian negara sebagaimana didakwakan Jaksa tidak terbukti;

7. Dalam tuntutannya, Jaksa Penuntut Umum kekurangan pihak dalam perkara ini, apabila akan mengambil unsur yang menguntungkan atau memperkaya orang lain. Mengingat Jaksa Penuntut Umum tidak melakukan dakwaan maupun tuntutan kepada pihak yang diuntungkan. Sedangkan apabila tuntutan bahwa saya menguntungkan diri sendiri, lebih tidak masuk akal, karena penerima dan pengelola akhir biaya perjalanan dinas adalah pelaksana/user.

Majelis Hakim Yang Mulia,

Saya dan teman-teman menduga, sebenarnya sejak awal penyidik ragu dengan penyelidikan dan penyidikan kasus kami. Hal ini dibuktikan dengan lamanya masa penyidikan kasus ini. Sejak Desember 2010 sampai dengan Maret 2012. Setahun lebih menyidik kasus seperti ini. Dalam masa setahun tersebut, proses penyidikan sering terhenti berbulan-bulan dan berulang-ulang. Namun, kekuatan apa dan punya rencana apa, sehingga penyidik melimpahkan kasus kami dan menjadikan kami sebagai pesakitan tindak pidana korupsi dari perbuatan yang sama sekali tidak menimbulkan kerugian Negara.

Majelis hakim Yang Mulia,

Sebagaimana Majelis Hakim maklumi dari fakta persidangan perkara ini tentang dakwaan Jaksa Penuntut Umum kepada saya. Saya merasa para penyidik sangat memaksakan untuk melakukan penyidikan dan pelimpahan kasus ini sampai ke pengadilan tipikor, dan ini sungguh sangat menyakitkan bagi saya pribadi dan keluarga saya.

15

Page 16: DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI€¦ · Web viewSE Menteri Keuangan RI Nomor : SE-01/MK.1/4/1972 tentang Penyesuaian Penggolongan Tarif Uang Harian Pejabat yang melakukan Perjalanan

Dakwaan Jaksa Penuntut Umum akan menimbulkan debat kusir yang tidak berkesudahan, karena sampai kapanpun tidak akan bertemu permasalahan yang sebenarnya. Jaksa mendakwa saya dengan peraturan yang sama sekali berbeda dengan pelaksanaan yang saya lakukan.

Majelis Hakim Yang Mulia,

Kami sebagai pengelola keuangan ternyata kami hanya bekerja sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur besaran biaya yang harus dibayarkan. Pertanyaannya, apakah lantas kami para pengelola keuangan harus bertanggungjawab, padahal kami tidak memiliki kuasa untuk mengutak-atik besaran biaya tiket dan uang harian ?. Jika penyidik mengunakan asumsi seperti itu, maka pihak yang pertama kali harus diperiksa adalah Menteri Keuangan yang menerbitkan Permenkeu tentang Standar Biaya Umum.

Majelis Hakim Yang Mulia,

Ketika pihak kejaksaan menetapkan saya dan teman-teman sebagai tersangka tindak pidana korupsi, disitulah awal malapetaka yang menimpa saya dan keluarga saya. Saya tidak menyangka jabatan saya selama menjadi PNS membawa musibah. Saya bekerja selama 31 tahun sebagai PNS dengan penuh pengabdian, penuh dedikasi,tanpa cacat, dan loyal kepada pimpinan, justru pada saat manjalani masa pensiun, yang seharusnya saya nikmati bersama keluarga, tiba-tiba mendapat musibah yang tidak dibayangkan sebelumnya. Padahal saya bekerja telah sesuai dengan ketentuan, saya bekerja tidak sendiri, saya bekerja punya atasan. Saya bekerja punya dasar hukum yang kuat, saya sama sekali tidak menikmati sepeserpun uang yang dituduhkan kepada saya. Saya bekerja dengan ikhlas. Apabila saya dan teman-teman dipersalahkan, mengapa pejabat yang menikmati kelebihan dari uang yang dituduhkan tidak terlibat. Mengapa penyidik tidak memeriksa di unit lain di Kemendag, memeriksa instansi lain di Republik ini, yang menurut pengetahuan saya melakukan hal yang sama dalam pengelolaan biaya perjalanan dinas luar negeri. Apakah dengan demikian tidak ada kesan Kejaksaan melakukan tebang pilih ?Bayangkan, apabila dalam pengelolaan biaya perjalanan dinas luar negeri, saya tidak mengikuti ketentuan yang berlaku pada masa itu. Users saya adalah menteri, dirjen, direktur dan pejabat-pejabat lain di unit saya. Saya akan berhadapan dengan mereka sebagai users. Justru saya akan dipersalahkan.Perkenankanlah saya mengutip pendapat ahli hukum pidana pada Universitas`Indonesia, DR. Eva Achyani Zulfa, SH, MH yang menjelaskan bahwa para pejabat atau pegawai yang tidak memiliki motivasi merugikan keuangan negara tidak dapat tergolong sebagai pelaku tindak pidana korupsi. Lebih lanjut dijelaskan, bahwa tidak bisa kemudian dikatakan bila

16

Page 17: DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI€¦ · Web viewSE Menteri Keuangan RI Nomor : SE-01/MK.1/4/1972 tentang Penyesuaian Penggolongan Tarif Uang Harian Pejabat yang melakukan Perjalanan

seseorang yang tidak punya tujuan merugikan keuangan negara dikatakan sebagai pelaku korupsi.

Majelis Hakim Yang Mulia,

Sejak penyidikan, kasus saya disekspos di berbagai media cetak dan media online. Bahkan setelah saya jadi tersangka, pihak kejaksaan seolah ingin menjadi pahlawan, kasus penyerahan uang yang semula katanya diminta pihak kejaksaan sebagai jaminan, agar saya dan teman-teman tidak ditahan, malah dianggap sebagai barang sitaan dan tidak tanggung-tanggung berita tersebut ditayangkan dalam tujuh berita pilihan Metro TV. Terus terang saya tidak tahu maksud dan tujuan Jaksa Penyidik tentang pemuatan berita penyerahan uang jaminan tersebut dalam ”prime time” siaran TV. Saya ulangi, penyerahan uang jaminan bukan barang sitaan sebagaimana diungkap oleh Penyidik. Yang saya tahu bahwa pada saat itu, ada pertemuan para Jaksa Se ASEAN di Hotel Mulia Jakarta. Saya tidak bermaksud su’udzon, berburuk sangka kepada siapapun, bahwa memblow up kasus saya pada saat itu sebagai upaya pencitraan bagi oknum tertentu dengan cara menghancurkan hidup saya sampai beberapa generasi kedepan. Mohon Majelis hakim yang Mulia bisa menganalisis kejadian tersebut.

Sejak saat itu, hidup saya sekeluarga hancur luluh. Semua orang menilai saya sebagai koruptor. Orang tua saya oleh kolega-kolega dan kenalannya dicibir karena dianggap punya anak sebagai koruptor. Anak saya oleh teman-temannya juga dicibir dan dijauhi karena punya Bapak sebagai koruptor, demikian juga cucu-cucu saya yang saat ini mulai beranjak dewasa ketika suatu saat searching di google pasti akan jatuh mentalnya karena akan tahu bahwa kakeknya seorang koruptor. Begitu juga dengan saudara-sadara saya, besan-besan saya dan seterusnya.Apalagi saya sendiri Majelis Hakim Yang Mulia, saya seorang aktifis di lingkungan, saya dianggap tokoh masyarakat di lingkungan. Dengan segala keikhlasan saya, saya senantiasa membagi rizki saya yang halal kepada sesama yang membutuhkan. Namun ketika mereka tahu bahwa saya dituduh sebagai koruptor oleh Kejaksaan, otomatis segala keikhlasan saya, segala kepedulian saya kepada lingkungan tidak ada artinya. Mereka menganggap rizki yang saya dermakan adalah hasil korupsi.Saya tidak tahu jalan hidup saya kedepan setelah kejadian ini, semua sumpek, semua gelap, semua tertutup. Apakah Jaksa tidak merasakan apabila kejadian ini menimpa keluarganya ? Sungguh dahsyat dampak psikologis buat saya dan keluarga saya.Kalau saja saya memang bersalah dan melanggar peraturan yang berlaku, kalau saja saya menikmati uang yang dituduhkan itu, pasti saya akan legowo menerima musibah ini, karena perbuatan yang saya lakukan, saya harus menerima akibatnya. Tapi saya tidak melakukan sebagaimana yang

17

Page 18: DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI€¦ · Web viewSE Menteri Keuangan RI Nomor : SE-01/MK.1/4/1972 tentang Penyesuaian Penggolongan Tarif Uang Harian Pejabat yang melakukan Perjalanan

dituduhkan, sepeserpun saya tidak menikmati uang yang dituduhkan. Adilkah hukum ini ? Adilkah penegakan hukum ini ?Mengapa Penyidik tidak meminta keterangan dari pengawasan internal kami, Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan yang secara berkala melakukan pemeriksaan, dan tidak ada temuan penyalahgunaan keuangan, bahkan pihak inspektorat Jenderal tidak menyalahkan pedoman yang kami anut selama bertahun-tahun yaitu Keppres No. 42 Tahun 2002.Kalau mau lebih fair lagi, seharusnya penyidik meminta keterangan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai lembaga pemeriksa eksternal, dan satu-satunya Lembaga Tinggi Negara yang punya kewenangan untuk menentukan kerugian negara. Bahkan BPK pada tahun 2009 telah menganugerahkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) kepada Kementerian Perdagangan, yaitu suatu penghargaan kepada suatu lembaga negara dibidang pengelolaan keuangan. Artinya di lembaga kami tidak ada indikasi penyalahgunaan keuangan negara.

Majelis Hakim Yang Mulia,

Berdasar kesimpulan tersebut, maka saya memohon kepada Majelis Hakim yang terhormat, saya juga sangat yakin Majelis Hakim tidak akan a priori dengan kasus korupsi yang ditangani kalau memang fakta hukum membuktikan bahwa tidak ada penyimpangan dalam pengelolaan biaya perjalanan dinas ini. Saya yakin Majelis Hakim yang Mulia akan membuat keputusan yang seadil-adilnya berdasarkan kepada Ketuhanan dan Keadilan serta berdasarkan hati nurani yang suci dan bersih. Saya juga sangat yakin Majelis Hakim Yang Mulia akan menganut falsafah : ”bahwa lebih baik membebaskan 1000 orang yang bersalah daripada menghukum 1 orang yang tidak bersalah”.

Untuk itu dengan mengucap ”Bismillahi ar-rahman ar-rahim”, Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang saya menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada Majelis Hakim Yang Mulia.

Demikianlah pledoi ini saya sampaikan dengan niat baik untuk mencari keadilan yang berketuhanan; semoga niat baik saya mendapat perhatian yang layak dari Majelis Hakim yang terhormat. Akhirnya, saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Majelis Hakim Yang Mulia yang penuh kebijakan dan kesabaran memimpin persidangan ini untuk mencari kebenaran yang hakiki. Juga saya menyampaikan permohonan mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam Nota Pembelaan saya ini, ada pihak-pihak yang kurang berkenan.Nota pembelaan pribadi saya ini merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dengan Nota Pembelaan yang disampaikan oleh Penasehat Hukum saya.

Terimakasih.

18

Page 19: DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI€¦ · Web viewSE Menteri Keuangan RI Nomor : SE-01/MK.1/4/1972 tentang Penyesuaian Penggolongan Tarif Uang Harian Pejabat yang melakukan Perjalanan

Wassalamu’alaikum wr wb

Maman Suarman Ar, SE. MM.

19