dalam larutan bahan bakar u si /al tmu 4,8 gu/cm3 2...

10
Hasil-Hasil Penelitian EBN Tahun 2015 ISSN 0854-5561 266 METODE BAKU PEMISAHAN CESIUM DALAM LARUTAN BAHAN BAKAR U 3 Si 2 /Al TMU 4,8 gU/cm 3 PASCA IRADIASI MENGGUNAKAN METODE PENUKAR KATION Rosika Kriswarini, Yanlinastuti, Noviarty, Sutri Indaryati, Iis Haryati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK Metode penukar kation adalah salah satu metode kimia yang dapat digunakan untuk pemisahan cesium dalam pelat elemen bakar (PEB) U 3 Si 2 -Al pasca iradiasi. PEB dilarutkan dan diencerkan menggunakan HCl 0,1N, kemudian ditambah zeolit Lampung sebagai bahan penukar kation untuk mengikat cesium yang terkandung di dalam larutan PEB U 3 Si 2 -Al pasca iradiasi. Hasil pemisahan dengan metode penukar kation diperoleh padatan Cs-zeolit. Padatan Cs-zeolit yang terbentuk dikeringkan kemudian dianalisis kandungan cesiumnya menggunakan spektrometer gamma. Untuk mendapatkan hasil analisis cesium yang akurat, maka pada kegiatan penelitian tahun ke-1 dilakukan penyiapan SOP (Standar Opersional Prosedur) yang terkait dengan kegiatan tersebut. Langkah awal yang dilakukan adalah mengidentifikasi unjuk kerja alat spektrometer gamma dengan menentukan efisiensi detektor, akurasi dan presisi pengukuran, kemudian melakukan validasi metode menggunakan larutan cesium standar SRM 4233 E untuk menentukan recovery dan presisi metode. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan metode penukar kation yang valid yang dapat digunakan untuk pemungutan cesium di dalam PEB U 3 Si 2 -Al pasca iradiasi. Hasil validasi metode penukar kation yang valid dituangkan dalam SOP antara lain SOP 040.003/ BN 02 06/ BBN 3.5 tentang Recovery Pemungutan Isotop 137 Cs Dalam PEB U 3 Si 2 -Al Pasca Iradiasi Menggunakan Metode Penukar Kation dan SOP 003.003/ BN 02 06/ BBN 3.5 tentang Pemungutan Isotop 137 Cs Dalam PEB U 3 Si 2 /Al Pasca Iradiasi Menggunakan Metode Penukar Kation. Kata kunci : metode penukar kation, bahan bakar U 3 Si 2 /Al pasca iradiasi TMU 4,8gU/cm 3 , isotop cesium PENDAHULUAN Instalasi Radiometalurgi (IRM) dirancang untuk melaksanakan kegiatan pengujian dan pengembangan uji pasca iradiasi (Post Irradiation Examination, PIE) terhadap elemen bakar (EB) reaktor riset (RR) dan reaktor daya (RD) beserta komponen reaktor lainnya [1] . Uji pasca iradiasi EB terdiri dari Non Destructive Test (NDT) dan Destructive Test (DT), metalografi, fisikokimia dan mekanik. Salah satu kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) untuk analisis PIE EBRR yang digunakan di reaktor G.A. Siwabessy adalah pengujian PIE dengan metode fisikokimia untuk U 3 Si 2 /Al berbentuk pelat. Dalam pengembangan metode baku uji fisikokimia maka yang sangat penting dilakukan adalah penentuan burn up atau fraksi bakar dengan cara merusak terhadap PEB U 3 Si 2 /Al tingkat muat uranium (TMU) 4,8 gU/cm 3 pasca iradiasi. Penentuan burn up dalam PEB U 3 Si 2 /Al pasca iradiasi TMU 2,96 gU/cm 3 sudah dilakukan pada penelitian tahun 2013. Sesuai dengan penelitian terdahulu maka tujuan menaikkan densitas PEB U 3 Si 2 /Al pasca iradiasi TMU dari 2,96 gU/cm 3 menjadi 4,8 gU/cm 3 adalah untuk meningkatkan unjuk kerja bahan bakar di reaktor sehingga waktu tinggal bahan bakar di dalam reaktor lebih lama [2] .

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Hasil-Hasil Penelitian EBN Tahun 2015 ISSN 0854-5561

    266

    METODE BAKU PEMISAHAN CESIUM DALAM LARUTAN BAHAN BAKAR U3Si2/Al TMU 4,8 gU/cm

    3 PASCA IRADIASI MENGGUNAKAN METODE PENUKAR KATION

    Rosika Kriswarini, Yanlinastuti, Noviarty, Sutri Indaryati, Iis Haryati

    Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN

    ABSTRAK

    Metode penukar kation adalah salah satu metode kimia yang dapat digunakan untuk pemisahan cesium dalam pelat elemen bakar (PEB) U3Si2-Al pasca iradiasi. PEB dilarutkan dan diencerkan menggunakan HCl 0,1N, kemudian ditambah zeolit Lampung sebagai bahan penukar kation untuk mengikat cesium yang terkandung di dalam larutan PEB U3Si2-Al pasca iradiasi. Hasil pemisahan dengan metode penukar kation diperoleh padatan Cs-zeolit. Padatan Cs-zeolit yang terbentuk dikeringkan kemudian dianalisis kandungan cesiumnya menggunakan spektrometer gamma. Untuk mendapatkan hasil analisis cesium yang akurat, maka pada kegiatan penelitian tahun ke-1 dilakukan penyiapan SOP (Standar Opersional Prosedur) yang terkait dengan kegiatan tersebut. Langkah awal yang dilakukan adalah mengidentifikasi unjuk kerja alat spektrometer gamma dengan menentukan efisiensi detektor, akurasi dan presisi pengukuran, kemudian melakukan validasi metode menggunakan larutan cesium standar SRM 4233 E untuk menentukan recovery dan presisi metode. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan metode penukar kation yang valid yang dapat digunakan untuk pemungutan cesium di dalam PEB U3Si2-Al pasca iradiasi. Hasil validasi metode penukar kation yang valid dituangkan dalam SOP antara lain SOP 040.003/ BN 02 06/ BBN 3.5 tentang Recovery Pemungutan Isotop

    137Cs Dalam PEB U3Si2-Al Pasca Iradiasi

    Menggunakan Metode Penukar Kation dan SOP 003.003/ BN 02 06/ BBN 3.5 tentang Pemungutan Isotop

    137Cs Dalam PEB U3Si2/Al Pasca Iradiasi Menggunakan Metode Penukar Kation.

    Kata kunci : metode penukar kation, bahan bakar U3Si2/Al pasca iradiasi TMU 4,8gU/cm

    3, isotop

    cesium

    PENDAHULUAN

    Instalasi Radiometalurgi (IRM) dirancang untuk melaksanakan kegiatan pengujian

    dan pengembangan uji pasca iradiasi (Post Irradiation Examination, PIE) terhadap elemen

    bakar (EB) reaktor riset (RR) dan reaktor daya (RD) beserta komponen reaktor lainnya[1].

    Uji pasca iradiasi EB terdiri dari Non Destructive Test (NDT) dan Destructive Test (DT),

    metalografi, fisikokimia dan mekanik. Salah satu kegiatan penelitian dan pengembangan

    (litbang) untuk analisis PIE EBRR yang digunakan di reaktor G.A. Siwabessy adalah

    pengujian PIE dengan metode fisikokimia untuk U3Si2/Al berbentuk pelat. Dalam

    pengembangan metode baku uji fisikokimia maka yang sangat penting dilakukan adalah

    penentuan burn up atau fraksi bakar dengan cara merusak terhadap PEB U3Si2/Al tingkat

    muat uranium (TMU) 4,8 gU/cm3 pasca iradiasi. Penentuan burn up dalam PEB U3Si2/Al

    pasca iradiasi TMU 2,96 gU/cm3 sudah dilakukan pada penelitian tahun 2013. Sesuai

    dengan penelitian terdahulu maka tujuan menaikkan densitas PEB U3Si2/Al pasca iradiasi

    TMU dari 2,96 gU/cm3 menjadi 4,8 gU/cm3 adalah untuk meningkatkan unjuk kerja bahan

    bakar di reaktor sehingga waktu tinggal bahan bakar di dalam reaktor lebih lama [2].

  • ISSN 0854-5561 Hasil-Hasil Penelitian EBN Tahun 2015

    267

    Burn up merupakan salah satu parameter yang penting dalam mempelajari kinerja

    bahan bakar nuklir selama mengalami iradiasi dalam reaktor. Burn up adalah presentasi

    atau fraksi atom fisil 235U yang dihasilkan dari proses fisi atau perbandingan antara isotop

    235U yang terbakar menjadi beberapa hasil fisi (salah satunya adalah isotop 137Cs) serta

    isotop 235U sisa dan isotop 235U mula-mula[3]. Beberapa kegiatan yang berkaitan dengan

    penentuan burn up U3Si2/Al telah dilakukan yaitu mengenai aspek-aspek yang mempuyai

    peranan penting dalam analisis burn up, antara lain adalah proses pemisahan

    radionuklida hasil fisi dengan unsur-unsur bermassa berat yang terkandung di dalam

    PEB U3Si2/Al pasca iradiasi beserta analisis isotop yang terkandung dalam PEB pasca

    iradiasi. Isotop yang berperan dalam perhitungan burn up yaitu isotop hasil fisi (Cs, Nd,

    Ce, Zr) dan transuranium (U,Pu)[4,9,10].

    Isotop hasil fisi dalam PEB U3Si2-Al pasca iradiasi yang digunakan untuk

    perhitungan burn up adalah isotop yang memiliki waktu paruh panjang yaitu 137Cs ( T½ =

    30,17 tahun) dan fission yield besar (Fy untuk 137Cs = 6,02%). Isotop 137Cs dalam

    peluruhannya memancarkan sinar-γ sehingga untuk menganalisis kandungan secara

    kualitatif dan kuantitatif menggunakan spektrometer-γ. Pengukuran isotop sangat

    ditentukan oleh kemurnian isotop yang akan dianalisis sehingga diperoleh data analisis

    yang lebih akurat. Proses pemurnian isotop dalam larutan PEB U3Si2/Al pasca iradiasi

    dilakukan dengan metode pemisahan dengan alternatif proses di antaranya adalah

    ekstraksi, pengendapan dan penukar kation. Penelitian sebelumnya menginformasikan

    bahwa metode penukar kation memberikan hasil pemisahan cesium yang lebih optimum

    dibandingkan dengan metode pengendapan maupun ekstraksi[5,8]. Cesium hasil fisi terdiri

    dari dua jenis isotop yaitu 134Cs dan 137Cs, di mana isotop134Cs mempunyai waktu paruh

    (T½) 2 tahun, sedangkan isotop 137Cs mempunyai waktu paruh (T½) yang panjang yaitu

    30,17 tahun. Dengan demikian isotop 137Cs dipilih sebagai isotop untuk analisis

    kuantitatif[6,7,11] .

    Pelaksanaan kegiatan ini diawali dengan pelarutan PEB U3Si2/Al pasca iradiasi

    yang selanjutnya dilakukan proses pengenceran untuk mengurangi paparan radiasi

    sehingga sesuai dengan batas keamanan dan keselamatan daerah radiasi dan pekerja

    radiasi. Larutan PEB U3Si2/Al pasca iradiasi hasil pengenceran selanjutnya siap dilakukan

    proses pemisahan cesium dari larutan PEB PEB U3Si2/Al TMU 4,8 gU/cm3 pasca iradiasi

    menggunakan metode penukar kation. Tujuan penelitian pada tahun pertama adalah

    melakukan validasi metode dengan menyiapkan beberapa SOP yang berkaitan dengan

    pemisahan cesium menggunakan metode penukar kation dengan penambahan zeolit

    Lampung. Dari kegiatan ini akan dihasilkan SOP recovery pemungutan cesium, SOP

    pemungutan cesium dan SOP yang mendukung untuk pemungutan dan analsis cesium.

  • Hasil-Hasil Penelitian EBN Tahun 2015 ISSN 0854-5561

    268

    METODOLOGI

    Bahan yang digunakan adalah standar titik isotop 60Co untuk kalibrasi energi alat

    spektrometer gamma. Validasi metode dilakukan menggunakan standar cesium cair SRM

    4233E dari NIST (National Institute of Standars Technology) untuk menentukan efisiensi,

    presisi dan akurasi pengukuran. PEB U3Si2-Al TMU 2,96 gU/cm3 pasca iradiasi digunakan

    sebagai sampel dengan zeolit Lampung yang telah diaktivasi sebagai bahan penukar

    kation.

    Alat yang digunakan adalah botol plastik untuk tempat larutan PEB U3Si2-Al TMU

    2,96 gU/cm3 pasca iradiasi. Pipet eppendorph dan pipet ukur,timbangan analitik untuk

    menimbang botol/vial/sampel serta shaker untuk proses pengadukan sampel.

    Spektrometer-γ untuk pengukuran isotop hasil belah dan Surveymeter sebagi alat

    pemantau paparan radiasi.

    Langkah awal yang dilakukan dalam validasi metode adalah melakukan kalibrasi

    energi alat spektrometer gamma menggunakan standar isotop 60Co. Parameter hasil

    kalibrasi akan digunakan didalam melakukan validasi metode. Validasi metode dilakukan

    untuk mengetahui recovery proses pemungutan isotop 137Cs dalam standar isotop 137Cs

    SRM 4233E dari NIST dengan metode penukar kation menggunakan zeolit Lampung.

    Standar 137Cs SRM 4233E yang dikenai proses penukar kation disiapkan dalam 3 (tiga)

    buah vial yang telah diberi label. Larutan standar 50 µL ditambah dengan 2 mL larutan

    pengemban HCl 0,1M, kemudian ditambahkan zeolit lampung dengan berat 1 gram ke

    dalam vial. Campuran Cs-zeolit tersebut selanjutnya dikenakan proses penukar kation

    dengan cara mengaduk menggunakan shaker selama 1 jam. Setelah didiamkan selama

    24 jam, maka terbentuk 2 (dua) fasa yaitu 137Cs yang terikat dengan zeolit (137Cs-zeolit)

    sebagai fasa padat dan unsur pengotor sebagai fasa cair. Kandungan isotop 137Cs dalam

    padatan 137Cs-zeolit untuk masing-masing vial diukur menggunakan spektrometer gamma

    dengan 3 (tiga) kali pengulangan. Hasil pengukuran isotop 137Cs dengan spektrometer

    gamma diperoleh berupa cacahan yang selanjutnya dapat di evaluasi menjadi nilai

    efisiensi detektor dengan menggunakan menggunakan rumus :

    Eff. = Ci / ( yield x aktivitas ) (1)

    Dengan : Ci = count per second (nilai intensitas dibagi waktu counting)

    Yield = kebolehjadian 137Cs pada energi 661 keV (Tabel)

    Aktivitas = nilai aktivitas 137Cs yang tercantum pada sertifikat, Bq

  • ISSN 0854-5561 Hasil-Hasil Penelitian EBN Tahun 2015

    269

    Besar efisiensi detektor selanjutnya digunakan untuk menghitung aktivitas isotop 137Cs

    (analisis kuantitatif) digunakan sebagai berikut [4,5,7,10].

    (2)

    dengan:

    Aktivitas = aktivitas sampel (Bq)

    Area net = laju pencacahan (cacah)

    t. count = waktu pencacahan (detik)

    Efisiensi = efisiensi detektor (%)

    Yield = intensitas relatif puncak isotop 137Cs pada energi yang diukur

    Berat isotop 137Cs dalam padatan dapat dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut

    (3)

    N = cacah isotop

    W = berat isotop dalam padatan (µg)

    A = aktifitas isotop dalam padatan (Bq)

    T = waktu paro isotop 137Cs(detik) dan BA = berat atom 137Cs

    Langkah proses pemisahan cesium dalam sampel larutan PEB TMU 4,8 gU/cm3

    pasca iradiasi berdasarkan penelitian terhadap sampel larutan PEB TMU 2,96 gU/cm3

    pasca iradiasi diuraikan dalam bagan berikut :

  • Hasil-Hasil Penelitian EBN Tahun 2015 ISSN 0854-5561

    270

    Gambar 1. Proses pemisahan 137Cs dalam PEB U3Si2/Al pasca iradiasi

    menggunakan metode penukar kation

    Hasil validasi metode tersebut selanjutnya disusun dalam Standar Operasional

    Prosedur (SOP) untuk proses penukar kation menggunakan zeolit Lampung,

    mengidentifikasi unjuk kerja dan kesiapan SOP pengujian isotop menggunakan

    spektrometer Gamma, menyiapkan SOP recovery proses penukar kation, melakukan

    pengukuran standar 137Cs (SRM 4233E) untuk penentuan efisiensi detektor, akurasi dan

    presisi pengukuran[6].

  • ISSN 0854-5561 Hasil-Hasil Penelitian EBN Tahun 2015

    271

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Kalibrasi energi alat spektrometer- dilakukan dengan menggunakan sumber

    standar isotop 60Co dengan waktu cacah 1500 detik. Hasil kalibrasi energi menggunakan

    isotop 60Co terdapat dua spektrum pada energi 1173,24 keV dan 1332,5 keV seperti yang

    ditunjukkan pada Gambar 2.

    Gambar 2. Spektrum 60Co pada energi 1173,24 keV dan 1173,24 keV

    Tabel 1. Data perhitungan efisiensi detektor spektrometer-

    Aktivitas standar 50µL137Cs, Bq

    Net Area

    (cacah)

    Cacah per detik

    (Cps)

    I (tabel)

    (%)

    Efisiensi Detektor

    (%) Tahun 2015

    9582,96

    23585

    15,6747

    85,1

    0,1914

    23355

    23596

    23512

    Tabel 1 menunjukkan bahwa diperoleh besar efisiensi detektor sebesar 0,1914%

    pada jarak sampel dengan detektor 16 cm. Cacahan standar isotop 137Cs SRM 4233E

    digunakan juga untuk perhitungan SD, presisi dan akurasi. Hasil pengukuran diperoleh

    nilai SD, akurasi dan presisi masing-masing sebesar 617,14 ; 0,36 % dan 1,875 % seperti

    yang ditunjukkan pada Tabel 2.

  • Hasil-Hasil Penelitian EBN Tahun 2015 ISSN 0854-5561

    272

    Tabel 2 . Akurasi dan Presisi Pengukuran Standar 137Cs

    No Net Area (cacah)

    Cacah/detik (cps)

    Aktivitas Pengukuran (Bq)

    Aktivitas Sertifikat (Bq)

    1. 26040 52,080 31841,10 32802,578

    2. 26934 53,868 32934,26

    3. 27456 54,912 33572,55

    4. 26968 53,936 32975,83

    5. 26484 52,968 32384,01

    6. 27319 54,638 33405,03

    7. 27259 54,518 33331,66

    Rerata 32920,63

    SD 617,14

    Akurasi (%) 0,360

    Presisi (%) 1,875

    Uji t 0,506

    Tabel 2 menunjukkan bahwa perbedaan besar aktivitas isotop 137Cs hasil

    pengukuran dan aktivitas yang tercantum dalam sertifikat atau akurasi diperoleh sebesar

    0,36 %. Untuk mengetahui keberterimaan nilai perbedaan tersebut, dilakukan uji t dengan

    mengambil derajat kepercayaan 95%. Hasil perhitungan menunjukkan nilai uji t sebesar

    0,506 lebih kecil dari pada nilai t-tabel (Critical values of student’s t distribution, t0.05 =

    4,3)[13]. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara aktivitas

    hasil pengukuran dengan sertifikat. Sementara itu, diperoleh besaran presisi pengukuran

    sebesar 1,875 % lebih kecil dari 5% sehingga masih memenuhi kriteria keberterimaan

    kaidah statistik pada derajat kepercayaan 95%. Berdasarkan data perhitungan di atas

    menunjukkan bahwa unjuk kerja peralatan spektrometer- yang digunakan untuk

    pengukuran isotop 137Cs telah memenuhi keberterimaan secara statistik.

    Dalam melakukan validasi metode selain efisiensi detektor, SD, akurasi dan

    presisi ada hal penting yang harus diketahui yaitu recovery pemisahan isotop 137Cs

    dengan metode penukar kation menggunakan zeolit Lampung. Padatan 137Cs-zeolit hasil

    pemisahan dengan metode penukar kation diukur dengan menggunakan spektrometer

    gamma. Hasil pengukuran diperoleh spektrum isotop 137Cs seperti yang ditunjukkan pada

    Gambar 3.

  • ISSN 0854-5561 Hasil-Hasil Penelitian EBN Tahun 2015

    273

    Gambar 3. Spektrum isotop standar isotop 137Cs SRM 4233E

    Dari spektrum isotop 137Cs ditentukan recovery untuk standar 50 µL isotop 137Cs

    SRM 4233E dan padatan 137Cs-zeolit seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.

    Tabel 3. Hasil analisis penentuan recovery analisis standar SRM isotop 137Cs[5,14]

    Sampel Kandungan 137Cs sertifikat (µg)

    Kandungan 137Cs pengukuran (µg) Recovery, %

    Larutan 137Cs SRM-NIST 0,0037847 0,00376 99,23

    Padatan 137Cs-zeolit 0,0037847 0,00375 99,03

    Tabel 3 menunjukkan bahwa hasil penentuan recovery sampel larutan 50 µL SRM

    4233E dalam 2 mL HCl 0,1M diperoleh sebesar 99,23 %. Hasil ini dibandingkan dengan

    recovery padatan 137Cs-zeolit yang diperoleh sebesar 99,03 %. Hal ini menunjukkan

    bahwa metode penukar kation mampu menyerap isotop 137Cs dalam 50 µL SRM 4233E

    hingga 98%. Besaran recovery ini digunakan sebagai faktor koreksi untuk penentuan

    kandungan isotop 137Cs dalam larutan PEB U3Si2-Al pasca iradiasi dengan metode dan

    parameter pengukuran yang sama.

    Langkah–langkah validasi metode yang telah diperoleh yaitu meliputi penetuan

    efisiensi detektor, SD, akurasi dan presisi serta recovery pemisahan isotop 137Cs dengan

    metode penukar kation menggunakan zeolit Lampung dituangkan dan disusun dalam

    format SOP. Dokumen SOP yang telah tersusun selanjutnya disahkan oleh Unit Jaminan

    Mutu (UJM). Beberapa SOP yang telah disahkan oleh UJM adalah 040.003/ BN 02 06/

    BBN 3.5, SOP 007.003/ PL 00 01/ BBN 3.5 tentang Pengoperasian dan Perawatan

    Spektrometer Gamma Genie 2000, SOP 027.003/ PL 00 01/ BBN 3.5 tentang Kalibrasi

  • Hasil-Hasil Penelitian EBN Tahun 2015 ISSN 0854-5561

    274

    Internal Spektrometer Gamma Genie 2000, SOP 008.003/ BN 03 03/ BBN 3.5 tentang

    Pengujian Isotop 137Cs Menggunakan Spektrometer Gamma Genie 2000, SOP 003.003/B

    N 02 06/ BBN 3.5 tentang Pemungutan Isotop 137Cs Dalam PEB U3Si2/Al Pasca Iradiasi

    Menggunakan Metode Penukar Kation.

    KESIMPULAN

    Telah diperoleh metode penukar kation yang valid dan siap digunakan untuk

    pemungutan isotop 137Cs yang terkandung di dalam PEB U3Si2-Al TMU 4,8 gU/cm3.

    Langkah–langkah validasi metode tersebut telah dituangkan di dalam beberapa SOP

    antara lain SOP 040.003/B N 02 06/ BBN 3.5 tentang Recovery Pemungutan Isotop 137Cs

    Dalam PEB U3Si2-Al Pasca Iradiasi Menggunakan Metode Penukar Kation dan SOP

    003.003/B N 02 06/ BBN 3.5 tentang Pemungutan Isotop 137Cs Dalam PEB U3Si2-Al

    Pasca Iradiasi Menggunakan Metode Penukar Kation. SOP yang diperoleh siap

    digunakan sebagai prosedur dalam melakukan pemisahan atau penentuan kandungan

    isotop 137Cs di dalam PEB U3Si2-Al TMU 4,8 gU/cm3 pasca iradiasi.

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Terima kasih disampaikan kepada Ka.BUR Ir. Sungkono, MT. yang telah

    membantu memfasilitasi kegiatan DIPA, Ir. Aslina Br. Ginting, Ir. Dian Anggraini yang

    telah memberi bimbingan teknis secara maksimal, Arif Nugroho S.ST dan Boybul,

    Dipl.Kim yang telah membantu pelaksanaan secara teknis, teman-teman di kelompok

    Fisikokimia yang membantu kelancaran kegiatan ini, teman-teman dari UJM yang

    memperlancar pembuatan dan pengesahan SOP serta pengadaan bahan dan alat yang

    sangat membantu memperlancar penelitian ini.

    PUSTAKA

    1. Peraturan Kepala BATAN, No.14/KA/VIII/2013 tentang Rincian Tugas Unit Kerja di

    Lingkungan BATAN, Jakarta, 2013.

    2. Supardjo, Agoeng K., Boybul, Maman K.A., Karakterisasi Ingot Paduan U-7Mo-xTi

    Hasil Proses Peleburan Menggunakan Tungku Busur Listrik, Jurnal Teknologi

    Bahan Nuklir Vol.9 No.2, Juni 2013, 67-76.

    3. Aslina Br. Ginting, Boybul, Arif N., Dian A., Rosika K., Penentuan Burn Up Mutlak

    PEB U3Si2-Al TMU 2,96 gU/cm3 Pasca Iradiasi, Jurnal Teknologi Bahan Nuklir

    Vol.11, No.2, 2015, 83-98.

  • ISSN 0854-5561 Hasil-Hasil Penelitian EBN Tahun 2015

    275

    4. Aslina Br.Ginting, Dian Anggraini, Pengaruh Penambahan Zeolit Terhadap

    Pemisahan Isotop 137Cs dalam Pelat Elemen Bakar Nuklir U3Si2-Al Pasca Iradiasi ,

    Jurnal Teknologi Bahan Nuklir Vol.7 No.2, 2011, 123-135.

    5. A. Nugroho, Boybul, A. Br. Ginting, Aslina Br. Ginting, Pemungutan Isotop Hasil Fisi

    137Cs dan Unsur Bermassa Berat dari Bahan Bakar U3Si2-Al Pasca Iradiasi, Jurnal

    Teknologi Bahan Nuklir Vol.10, No.1, 2014.

    6. A. Br.Ginting, D. Anggraini, A. Nugroho, R. Kriswarini, G. Wurdiyanto, Hermawan,

    Pembuatan Isotop 137Cs Sebagai Sumber Radiasi Gamma Untuk Digunakan Dalam

    Industri, URANIA, Jurnal Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir, Vol.3 No.3, 2014,147-155.

    7. A. Br. Ginting ,A. Nugroho, Boybul, Pemisahan dan Analisis Isotop 137Cs di dalam

    PEB U3Si2-Al TMU 2,96 gU/cm3 Pasca Iradiasi, Jurnal Teknologi Bahan Nuklir Vol.8

    No.1, 2012, 27-38.

    8. Dian, Siti Amini, Yusuf N., Noviarty, Pemanfaatan Zeolit Lampung untuk Pemisahan

    Kation Cs dari Larutan Radioaktif Hasil Fisi, Prosiding Presentasi Ilmiah DBBN VI,

    P2TBDU – BATAN, 2001.

    9. Arif Nugroho, Dian Anggraini, Noviarty, Analisis Isotop Cs dalam Proses Pemisahan

    Cs dengan Zeolit Menggunakan Spektrometer-γ, Jurnal Zeolit Indonesia, 2010, 75-

    78.

    10. A. Nugroho, D. Anggraini, Noviarty, (2010), Optimasi Penentuan Isotop 137Cs dalam

    PEB U3Si2-Al Densitas 2,96 gU/cm3 Pasca Iradiasi, Seminar Nasional VI SDM

    Teknologi Nuklir, Yogyakarta, 2010.

    11. ASTM E320-00, American Standard Test Methods for 137Cs in Nuclear Fuel Solution

    by Radiochemical Analysis, Standard Test Method for Nuclear Material, USA,

    Vol.12.1, 2000.