dak sanitasi lingkungan berbasis masyarakat (slbm) 2014

Upload: eduardi7720

Post on 16-Oct-2015

4.316 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Juklak

TRANSCRIPT

  • iPETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

    PETUNJUK PELAKSANAAN DANA ALOKASI KHUSUS SANITASI LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT TAHUN 2014

    DANA ALOKASI KHUSUSSANITASI LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT

    TAHUN 2014

    PETUNJUK PELAKSANAANDAK SLBM

  • ii PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

  • iiiPETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

    KATA PENGANTAR

    KATA PENGANTAR

    Akses penduduk kepada prasarana dan sarana air limbah permukiman dan persampahan pada dasarnya erat kaitannya dengan aspek kesehatan, lingkungan hidup, pendidikan, sosial budaya serta kemiskinan. Hasil berbagai pengamatan dan penelitian membuktikan bahwa semakin besar akses penduduk kepada fasilitas sanitasi (air limbah permukiman, persampahan dan drainase) serta pemahaman tentang hygiene, semakin kecil kemungkinan terjadinya kasus penyebaran penyakit yang ditularkan melalui media air (waterborne diseases). Mengingat keterbatasan kemampuan yang dimiliki pemerintah, baik pusat maupun daerah, diperlukan upaya-upaya terobosan yang bersifat merubah paradigma dalam pengembangan sanitasi lingkungan.

    Beberapa upaya pengembangan sanitasi lingkungan berskala komunitas, dapat dilakukan melalui pendekatan berbasis masyarakat, hal ini ditujukan untuk menjamin keberlanjutan pengelolaan, melalui penekanan perubahan perilaku dan pola hidup masayarakat untuk dapat lebih bersih dan sehat melalui keterlibatan masyarakat secara utuh sejak tahap perencanaan, pelaksanaan pembangunan sampai dengan pengelolaan sarana untuk menciptakan lingkungan permukiman yang sehat bagi masyarakat disekitarnya.

    Dana Alokasi Khusus Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (DAK SLBM) merupakan salah satu sub bidang dari DAK Bidang Infrastruktur, yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional khususnya untuk membiayai kebutuhan masyarakat akan prasarana dan sarana Bidang Infrastruktur yang belum mencapai standar tertentu atau untuk mendorong percepatan pembangunan daerah.

    DAK SLBM merupakan salah satu program pemerintah yang juga ditujukan untuk meningkatkan akses sanitasi terkait pencapaian salah satu target MDGs pada tahun 2015, yaitu menurunkan sebesar 50% dari jumlah penduduk yang belum memiliki akses pada air minum dan sanitasi dasar. Guna mencapai target tersebut, Pemerintah pusat bersama sama dengan Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota melaksanakan DAK SLBM.

  • iv PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

    Dalam pelaksanaannya, kegiatan DAK SLBM harus mengacu pada dokumen Petunjuk Umum, Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis SLBM yang di keluarkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya (DJCK) dengan masukan dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Buku Petunjuk Pelaksanaan DAK SLBM ini terdiri dari 3 bagian yaitu Petunjuk Umum, Petunjuk Pelaksanaan, Petunjuk Teknis serta Lampiran mengenai Panduan Pengadaan Barang dan jasa, sebagai acuan bagi para pelaksana di Tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan masyarakat dalam menyelenggarakan Program DAK SLBM, dan merupakan revisi Buku Petunjuk Pelaksanaan Program SLBM cetakan tahun 2011.

    Selain merupakan media pembinaan pelaksanaan DAK Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) oleh Kementerian PU, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota hingga tingkat masyarakat, kami harapkan Petunjuk Pelaksanaan DAK SLBM ini dapat menjadi pedoman bagi Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dan pelaksana lapangan dalam berbagai tahapan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, penilaian kinerja, hingga tahap pemanfaatan.

    Kami tetap membuka kesempatan kepada pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan DAK SLBM, untuk memberikan masukan serta saran dan kritisi atas Pedoman Revisi ini guna mengoptimalkan hasil pembangunan sanitasi melalui kegiatan DAK SLBM ini.

    Jakarta, Oktober 2013

    Direktur Jenderal Cipta Karya

    Ir. Imam S. Ernawi, MCM, M.Sc

    NIP. 110025718

    KATA PENGANTAR

  • vPETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

    DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR

    DAFTAR ISI

    PENDAHULUAN

    BAGIAN 1 KETENTUAN UMUM

    1.1 TUJUAN PROGRAM DAK SLBM ............................................................... 1-1

    1.2 RUANG LINGKUP DAK SLBM .................................................................. 1-1

    1.3 KELUARAN PROGRAM DAK SLBM ............................................................ 1-2

    1.4 KRITERIA LOKASI .............................................................................. 1-2

    1.5 KRITERIA KEGIATAN ........................................................................... 1-2

    1.6 ORGANISASI PENYELENGGARA DAK SLBM .................................................. 1-3

    1.7 PENDANAAN .................................................................................... 1-4

    1.7.1 Sumber Pendanaan ................................................................. 1-4

    1.7.2 Alokasi Pendanaan ................................................................. 1-6

    1.8 MONITORING DAN EVALUASI ................................................................. 1-6

    1.9 PELAPORAN .................................................................................... 1-6

    1.10 OPERASI DAN PEMELIHARAAN ............................................................... 1-7

    BAGIAN 2 KETENTUAN PELAKSANAAN

    2.1 TAHAP PERSIAPAN ............................................................................. 2-2

    2.1.1 Sosialisasi ............................................................................ 2-2

    2.1.2 Penyiapan Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) .................................. 2-2

    2.1.3 Pemilihan Lokasi .................................................................... 2-6

    2.1.4 Pemicuan Masyarakat .............................................................. 2-8

    2.1.5 Penetapan Lokasi ................................................................... 2-8

    2.1.6 Pembentukan dan Penetapan KSM ............................................... 2-9

  • vi PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

    DAFTAR ISI

    2.2 TAHAP PERENCANAAN ........................................................................ 2-12

    2.2.1 Persiapan Pelaksanaan Penyusunan RKM ........................................ 2-14

    2.2.2 Pihak-pihak yang Menyusun RKM ................................................. 2-15

    2.2.3 Waktu dan Tempat Pertemuan Penyusunan RKM .............................. 2-15

    2.2.4 Dokumen RKM ....................................................................... 2-15

    2.3 SUMBER PENDANAAN DAN TAHAP PENCAIRAN DANA ..................................... 2-16

    2.3.1 Sumber Pendanaan ................................................................. 2-16

    2.3.2 Mekanisme Pencairan Dana ....................................................... 2-17

    2.3.3 VerifikasiRKM ....................................................................... 2-17

    2.3.4 Perjanjian Kerja KSM dengan SKPD .............................................. 2-18

    2.4 PELAKSANAAN KEGIATAN KONSTRUKSI ..................................................... 2-18

    2.4.1 Pengadaan Material ................................................................ 2-18

    2.4.2 Pengadaan Barang dan Jasa ...................................................... 2-19

    2.4.3 Pelaksanaan Konstruksi ............................................................ 2-19

    2.5 PELAKSANAAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN ............................................. 2-20

    2.5.1 Serah Terima Aset Infrastruktur .................................................. 2-20

    2.5.2 Tujuan Operasi dan Pemeliharaan ............................................... 2-21

    2.5.3 Organisasi Pengelola Operasional dan Pemeliharaan ......................... 2-22

    2.6 MONITORING DAN EVALUASI ................................................................. 2-25

    2.7 PELAPORAN .................................................................................... 2-27

    BAGIAN 3 KETENTUAN TEKNIS

    3.1 KETENTUAN TEKNIS PEMILIHAN TEKNOLOGI .............................................. 3-1

    3.1.1 Sarana Air Limbah Berbasis Masyarakat. ........................................ 3-1

    3.1.2 Sarana Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat .............................. 3-9

    3.2 KETENTUAN TEKNIS OPERASI DAN PEMELIHARAAN ....................................... 3-22

    3.2.1 Operasi dan Pemeliharaan Air Limbah Komunal Berbasis Masyarakat ...... 3-22

    3.2.2 Operasi dan Pemeliharaan Sarana Pengelolaan Sampah Pola 3R ............ 3-31

    3.3 KETENTUAN TEKNIS DALAM SELEKSI LOKASI .............................................. 3-34

    3.3.1 Seleksi Kampung .................................................................... 3-34

    3.3.2 KlasifikasiKesejahteraan(WealthClassification) .............................. 3-35

    3.3.3 Rapid Participatory Assessment (RPA) ........................................... 3-36

  • viiPETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

    DAFTAR ISI

    3.3.4 PRA (Participatory Rural Appraisal) .............................................. 3-36

    3.3.5 Transect Walk (Kesiapan Teknis) ................................................. 3-38

    3.3.6 Venn Diagram untuk mengakaji lembaga lokal yang ada. .................... 3-40

    3.3.7 Problem Tree (Rencana Perbaikan Sanitasi) .................................... 3-42

    3.4 IDENTIFIKASI KEMAMPUAN MASYARAKAT ................................................... 3-44

    3.4.1 IdentifikasiKemampuanMasyarakat............................................. 3-44

    3.4.2 Pemetaan Sanitasi Kampung oleh Masyarakat ................................. 3-45

    3.4.3 Ladder-1 (Kesediaan Berkontribusi) ............................................. 3-47

    3.4.4 Partisipasi dan kontribusi ......................................................... 3-49

    3.5 FORMAT PENDANAAN ......................................................................... 3-56

    3.6 PENILAIAN KINERJA ........................................................................... 3-66

    3.7 KETENTUAN TEKNIS PELAPORAN ............................................................ 3-68

    3.7.1 Form Data Umum, Kabupaten/Kota ............................................. 3-68

  • viii PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Komponen kegiatan DAK SLBM dan sumber pendanaan .......................... 1-5

    Tabel 3.1 Perhitungan Dimensi Bak Sedimentasi ABR (Sumber Hasil Analisa

    Konsultan) ............................................................................... 3-5

    Tabel 3.2 Perhitungan Perbandingan Jumlah KK yang Dilayani dengan Dimensi

    ABR serta Parameter Analisa (Sumber Hasil Analisa Konsultan) ................ 3-6

    Tabel 3.3 Perbandingan antara Jumlah Pengguna dengan Jumlah Bilik Kamar Mandi,

    WC dan Keran........................................................................... 3-8

    Tabel 3.4 Kelebihan dan Kekurangan Pengomposan .......................................... 3-19

    Tabel 3.5 Kriteria Perencanaan TPS 3R ......................................................... 3-20

    Tabel 3.6 IIustrasi Perkiraan Biaya Pengoperasian dan Pemeliharaan Sistem MCK

    untuk 250 Jiwa ......................................................................... 3-22

    Tabel 3.7 Ilustrasi Perkiraan Biaya Pengoperasian dan Pemeliharaan Sistem Komunal

    untuk 300 Jiwa ......................................................................... 3-27

    Tabel 3.8 Jenis Informasi dan Alat RPA yang digunakan ...................................... 3-35

    Tabel 3.9 Contoh Timeline ........................................................................ 3-37

    Tabel 3.10 Pengalaman Membangun Prasarana* secara Gotong-Royong .................... 3-37

    Tabel 3.11 CS3.1 Kondisi Drainase ................................................................ 3-39

    Tabel 3.12 CS3.2 Toilet/Jamban .................................................................. 3-39

    Tabel 3.13 CS3.3 Ketersediaan Air ................................................................ 3-40

    Tabel 3.14 CS3.4 Ketersediaan Lahan ............................................................ 3-40

    Tabel 3.15 Contoh Venn Diagram ................................................................. 3-41

    Tabel 3.16 CS4.1 Ketersediaan Lembaga-Lembaga Setempat* ............................... 3-41

    Tabel 3.17 CS5.1 Rencana Perbaikan Sanitasi* .................................................. 3-43

    Tabel 3.18 Contoh Ladder 1* ..................................................................... 3-48

    Tabel 3.19 CS2.1 Kesediaan Masyarakat Untuk Mengeluarkan Biaya ......................... 3-48

    DAFTAR TABEL

  • ixPETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1 Bagan Sumber Pendanaan ....................................................... 1-4

    Gambar 2.1 Contoh Bagan Organisasi Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) .......... 2-12

    Gambar 2.2 Bagan struktur organisasi KSM Pasca Konstruksi ............................. 2-23

    Gambar 2.3 Mekanisme Monitoring Dan Evaluasi ........................................... 2-26

    Gambar 2.4 Mekanisme Pelaporan ............................................................ 2-28

    Gambar3.1 TipikalBangunanAnaerobicBaffledReactor(ABR) ......................... 3-3

    Gambar3.2 TipikalBangunanAnaerobicUpflowFilter(AUF) ............................ 3-4

    Gambar 3.3 Contoh Pewadahan ............................................................... 3-9

    Gambar 3.4 Contoh Alat Pengumpul Sampah ............................................... 3-11

    Gambar 3.5 Diagram Tahapan Proses Pengomposan ....................................... 3-13

    Gambar 3.6 Dimensi Tumpukan Lajur Terbuka .............................................. 3-15

    Gambar 3.7 Pengomposan Sistem cetak ..................................................... 3-16

    Gambar 3.8 Pengomposan Open Bin .......................................................... 3-17

    Gambar 3.9 Contoh Pengolahan Sampah .................................................... 3-19

    Gambar 3.10 Contoh Hanggar TPS 3R .......................................................... 3-20

    Gambar 3.11 Sistem pengolahan sampah dengan sampah tercampur .................... 3-32

    Gambar 3.12 Sistem pengolahan sampah 3R ................................................. 3-32

    Gambar 3.13 Contoh Venn Diagram ............................................................ 3-41

    Gambar 3.14 Contoh Rencana Perbaikan Sanitasi ........................................... 3-42

    DAFTAR GAMBAR

  • x PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

    SLBM : Sanitasi Lingkungan Berbasis MasyarakatAPBN : Anggaran Pendapatan Belanja NegaraAPBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja DaerahAMDAL : Analisis Mengenai Dampak LingkunganANDAL : Analisis Dampak LingkunganBABS : Buang Air Besar SembaranganBAPPENAS : Badan Perencanaan Pembangunan NasionalBAPPEDA : Badan Perencanaan Pembangunan DaerahBANGDA : Pembangunan DaerahBOP : Biaya Operasional ProyekCOD : Chemical Oxygen DemandBOD : Biological Oxygen DemandCSS : Central Sanitation StrategyShort List : Daftar PendekLong List : Daftar PanjangDAK : Dana Alokasi KhususDED : Detail Engineering DesignDinKes : Dinas KesehatanDIPA : Daftar Isian Pelaksanaan AnggaranDit. PPLP : Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan PermukimanDJCK-PU : Direktorat Jendral Cipta KaryaKementerian Pekerjaan UmumDPRD : Dewan Perwakilan Rakyat DaerahDRA : Demand Responsive Approach/Pendekatan Tanggap KebutuhanIPAL : Instalasi Pengolahan Air LimbahIPLT : Instalasi Pengolahan Lumpur TinjaICC : Informed Choice Catalogue/Katalog Pilihan Informasi TeknologiJUKLAK : Petunjuk PelaksanaanKAK : Kerangka Acuan KerjaKPPN : Kantor Pelayanan Perbendaharaan NegaraKSO : Kerjasama Operasional, meliputi upah kerja borongan dan/atau kontraktor specialist

    DAFTAR SINGKATAN

    DAFTAR SINGKATAN

  • xiPETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

    DAFTAR SINGKATAN

    KPP : Kelompok Pemanfaat dan PemeliharaKPA : Kuasa Pengguna AnggaranKSM : Kelompok Swadaya MasyarakatKEPPRES : Keputusan PresidenKEPMEN : Keputusan MenteriKF : Kapasitas FiskalLSM : Lembaga Swadaya MasyarakatMDGs : Milenium Development GoalsMPA : Method for Participatory Assesment/Metode PengkajianMCK : Mandi, Cuci dan KakusMONEV : Monitoring and EvaluasiMOU : Memorandum of Understanding/Nota Kesepakatan KerjasamaO & P : Operasi dan PemeliharaanPA : Pengguna AnggaranPanitia Pengadaan : Tim Pelaksana pengadaan barang/jasa di KSMPDAM : Perusahaan Daerah Air MinumPERPRES : Peraturan PresidenPHAST : Participatory Hygiene and Sanitation TransformationPHBS : Perilaku Hidup Bersih dan SehatPLP : Penyehatan Lingkungan PermukimanPola 3R : Reduce, Reuse dan RecyclePPK : Pejabat Pembuat KomitmenRPA : Rapid Participatory Assesment/Survei Cepat Penilaian Peserta Masyarakat, Survei Kajian Cepat yang PartisipatifRKM : Rencana Kegiatan MasyarakatRUTRK : Rencana Umum Tata Ruang KotaSK : Surat KeputusanSATKER PPLP : Satuan Kerja Pengembangan Penyehatan Lingkungan PermukimanSKPD : Satuan Kerja Perangkat DaerahTPS : Tempat Pengolahan SampahUPT : Unit Pelaksana Teknis

  • xii PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

  • xiiiPETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

    PENDAHULUAN

    Akses penduduk kepada prasarana dan sarana air limbah permukiman dan persampahan pada dasarnya erat kaitannya dengan aspek kesehatan, lingkungan hidup, pendidikan, sosial budaya serta kemiskinan. Hasil berbagai pengamatan dan penelitian telah membuktikan bahwa semakin besar akses penduduk kepada fasilitas prasarana dan sarana air limbah permukiman, persampahan dan drainase serta pemahaman tentang hygiene, semakin kecil kemungkinan terjadinya kasus penyebaran penyakit yang ditularkan melalui media air (waterborne diseases).

    Mengingat keterbatasan kemampuan yang dimiliki pemerintah, baik pusat maupun daerah, diperlukan upaya-upaya terobosan yang bersifat merubah paradigma dalam pengembangan sanitasi lingkungan. Beberapa upaya bisa dilakukan terhadap pengembangan sanitasi lingkungan berskala komunitas berbasis masyarakat melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk menjamin keberlanjutan pengelolaan.

    Hal ini sejalan dengan amanat UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dimana Pemerintah lebih berperan sebagai regulator dan fasilitator terkait dengan tugas-tugasnya dalam pengaturan, pembinaan dan pengawasan pengembangan sanitasi lingkungan. Dana Alokasi Khusus Sanitasi (DAK SLBM) merupakan salah satu program pemerintah untuk meningkatkan akses sanitasi, yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional, khususnya, untuk membiayai kebutuhan prasarana dan sarana Bidang Infrastruktur Masyarakat yang belum mencapai standar tertentu atau untuk mendorong percepatan pembangunan Daerah.

    Besaran alokasi DAK SLBM, dan DAK SLBM tambahan (untuk kabupaten/kota dengan kriteria khusus) masing-masing daerah ditentukan dengan perhitungan indeks berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus dan kriteria teknis. Kriteria umum dirumuskan berdasarkan kemampuan keuangan daerah, yang dicerminkan dari penerimaan umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) setelah dikurangi belanja pegawai negeri sipil daerah. Kriteria khusus dirumuskan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur penyelenggaraan otonomi khusus dan karakteristik daerah. Kriteria teknis disusun berdasarkan kegiatan khusus yang dirumuskan oleh kementerian/lembaga, seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan PMK No 201-PMK07-2012 tentang pedoman umum dan alokasi DAK Tahun Anggaran 2013.

    PENDAHULUAN

  • xiv PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

    PENDAHULUAN

    Petunjuk Pelaksanaan DAK SLBM dimaksudkan sebagai pedoman bagi Pemerintah Kabupaten/Kota, dan pelaksana lapangan dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, penilaian kinerja dan pemanfaatan. Pedoman ini merupakan media pembinaan pelaksanaan DAK Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) oleh Kementerian PU dan Pemerintah Provinsi. Pelaksana kegiatan DAK SLBM adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah Dana Alokasi Khusus yang selanjutnya disebut SKPD DAK, yaitu organisasi/lembaga pada Pemerintah Daerah yang bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota yang menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dari Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur.

    Tujuan disusunnya Petunjuk Pelaksanaan DAK SLBM ini, adalah:

    1. Menjamin tertib pemanfaatan pelaksanaan dan pengelolaan Infrastruktur DAK SLBM yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota;

    2. Menjamin terlaksananya koordinasi antara kementerian terkait, dinas teknis di Provinsi, dan dinas teknis di kabupaten/kota, dalam: pelaksanaan, pengelolaan, pemantauan, dan pembinaan teknis kegiatan yang dibiayai dengan DAK SLBM;

    3. MeningkatkanefektifitasdanefisiensipemanfaatanDAKSLBM,sertamensinergikankegiatanyang dibiayai dengan DAK SLBM dengan kegiatan prioritas nasional; dan

    4. Meningkatkan kinerja prasarana dan sarana bidang sanitasi, dan meningkatkan cakupan pelayanan sanitasi untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.

    Acuan normatif yang digunakan dalam pengaturan, pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK SLBM adalah sebagai berikut:

    1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

    2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

    3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

    4. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 dan perubahannya Perpres No. 70 Tahun 2012, tentang Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

    5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

    6. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan

    7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga

    8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

    9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi

  • xvPETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

    Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP)

    10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2008 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP-SPALP)

    11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 15/PRT/M/2010, tanggal 1 November 2010, tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur

    12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

    13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 3/PRT/M/2013 Tentang Penyelenggara Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga

    14. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 201/PMK.07/2012 tentang Pedoman Umum dan Alokasi Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2013

    15. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 06/PMK.07/2012 Tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer ke Daerah

    16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Dana Alokasi Khusus di Daerah

    17. SEB Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri; Nomor 0239/M.PPN/11/2008, SE 1722/MK/07/2008 dan 900/3556/SJ Tanggal 21 November 2008 perihal Petunjuk Pelaksanaan, Pemantauan, Teknis Pelaksanaan dan Evaluasi Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus

    Petunjuk Pelaksanaan DAK SLBM ini, terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:

    1. Ketentuan Umum

    2. Ketentuan Pelaksanaan; dan

    3. Ketentuan Teknis

    PENDAHULUAN

  • xvi PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

    Gambar Sistematika Juklak DAK SLBM 2014

    PENDAHULUAN

  • PETUNJUK PELAKSANAAN DANA ALOKASI KHUSUS SANITASI LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT TAHUN 2014

    BAGIAN I

    KETENTUAN UMUMDAK SLBM

  • 1-1

    KETENTUAN UMUM

    PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

    BAGIAN 1KETENTUAN UMUM

    Ketentuan umum berisi, aturan-aturan atau ketentuan yang terkait dengan program DAK SLBM yang meliputi:

    Tujuan Program DAK SLBM

    Ruang Lingkup Program DAK SLBM

    Keluaran Program DAK SLBM

    Kriteria Lokasi

    Kriteria Kegiatan

    Organisasi Penyelenggara

    Pendanaan

    Pelaporan

    1.1 TUJUAN PROGRAM DAK SLBM

    Tujuan program DAK SLBM adalah untuk meningkatkan cakupan dan keandalan pelayanan sanitasi, terutama dalam pengelolaan air limbah dan persampahan secara komunal/terdesentralisasi untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dan memenuhi Standar Pelayanan Minimum penyediaan sanitasi di kawasan rawan sanitasi, termasuk daerah tertinggal.

    1.2 RUANG LINGKUP DAK SLBM

    Ruang Lingkup dari Program DAK SLBM adalah:

    1. Bidang Air Limbah: Terwujudnya stop buang air besar sembarangan (BABS), yang ditandai dengan tersedianya akses terhadap sistem pengelolaan air limbah terpusat (off-site), penyediaan akses dan peningkatan kualitas terhadap sistem pengelolaan air limbah setempat (on-site) yang layak.

    2. Bidang Persampahan: terwujudnya pengurangan volume sampah dari sumbernya melalui peningkatan kinerja persampahan serta pengelolaan sampah dengan pola 3R (reduce, reuse, and recycle).

  • 1-2

    KETENTUAN UMUM

    PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

    1.3 KELUARAN PROGRAM DAK SLBM

    Keluaran dari program DAK SLBM adalah terbangunnya sarana dan prasarana pengelolaan air limbah komunal yang berbasis kepada masyarakat, peningkatan kinerja sistem pengelolaan air limbah terpusat (off-site), terbangunnya fasilitas pengurangan sampah dengan pola 3R, serta peningkatan kinerja sistem pengelolaan persampahan kota.

    1.4 KRITERIA LOKASI

    Pemilihan Lokasi yang tepat adalah kunci keberhasilan program ini. Secara umum diluar ketentuan administratif dan teknis, lokasi terbaik adalah:

    1. Kepadatan penduduk di atas 150 jiwa/ha (pemakai tetap)

    2. Tersedia air bersih

    3. Kawasan pemukiman padat, dan rawan sanitasi (mengacu kepada data BPS/ rekomendasi Dinas Kesehatan) atau kawasan pasar dan pemukiman di sekitarnya (pemukiman atau pasar yang legal sesuai dengan peruntukannya dalam RTRW Kabupaten/Kota)

    4. Memiliki permasalahan sanitasi yang mendesak (sesuai data BPS/atau dokumen PPSP)

    5. Tersedia lahan yang cukup; 50 m2 untuk 1 (satu) unit bangunan Instalasi Pengolah Air Limbah/IPAL, 100 m2 untuk 1 (satu) MCK Plus, atau 200 m2 untuk infrastruktur 3R

    6. Tersedia sumber listrik

    7. Adanyasaluranuntukmenampungefluenhasilpengolahanairlimbah

    1.5 KRITERIA KEGIATAN

    Penentuan sarana dan prasarana yang akan dibangun melalui program DAK SLBM ditentukan berdasarkan skala prioritas yang meliputi:

    Prioritas Pertama:

    Penanganan air limbah rumah tangga dengan pilihan kegiatan sebagai berikut;

    a. IPAL komunal dengan jaringan perpipaan berbasis masyarakat

    b. Sambungan Rumah pada Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat Skala Kawasan berbasis masyarakat

  • 1-3

    KETENTUAN UMUM

    PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

    c. Kombinasi IPAL komunal dengan MCK plus

    d. MCK plus dengan pelayanan minimal 100 KK

    e. Septick tank komunal 10 KK (khusus untuk wilayah Indonesia bagian timur dengan kepadatan penduduk rendah)

    Prioritas Kedua:

    Prioritas kedua dapat dilaksanakan melalui pengembangan fasilitas pengurangan sampah berbasis masyarakat dengan pola 3R (Reduce, Reuse dan Recycle), apabila:

    a. Masyarakat di kawasan tersebut sudah menerapkan stop BABS

    b. Masyarakat/KSM menyampaikan surat minat yang menyatakan mampu mengelola infrastruktur 3R dan kepastian penjualan hasil produksi ke lapak/pabrik/instansi terkait

    c. Surat pernyataan Kepala Dinas Kebersihan Pertamanan untuk membeli hasil produksi kompos TPST 3R

    d. Fasilitas Pengurangan sampah pola 3R dengan pembangunan Infrastruktur Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) 3R

    1.6 ORGANISASI PENYELENGGARA DAK SLBM

    Organisasi penyelenggara merupakan pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan program DAK SLBM baik di tingkat Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota dan masyarakat penerima.

    1. Tingkat Pusat

    Untuk tingkat pusat, Menteri membentuk Tim Koordinasi Kementerian penyelenggaran DAK SLBM, yang terdiri dari Sekjen, Inspektorat Jenderal dan Unit Kerja Eselon I terkait

    2. Tingkat Provinsi

    Untuk Tingkat Provinsi, Gubernur membentuk Tim Koordinasi Provinsi penyelenggara DAK SLBM

    3. Tingkat Kabupaten/Kota

    Untuk Tingkat Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota membentuk Tim Koordinasi DAK Infrastruktur Kabupaten/Kota

    4. SKPD Pelaksana DAK SLBM di tingkat Kabupaten/Kota

    5. Tingkat Kelurahan/Desa

  • 1-4

    KETENTUAN UMUM

    PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

    Di tingkat kelurahan/desa sebagai pelaksana kegiatan DAK SLBM, dibentuk KSM yang merupakan perwakilan dari masyarakat di daerah pelaksana

    6. Tenaga Fasilitator Lapangan bertugas melakukan pendampingan di lokasi

    Secara sederhana, Tim Organisasi pelaksana program DAK SLBM, dari tingkat pemerintah pusat sampai pada tingkat masyarakat adalah sebagai berikut:

    Tingkatan Organisasi Penyelenggara

    Pusat Direktorat PPLP, Ditjen Cipta Karya Kementerian PUProvinsi Satker PPLP Provinsi, Dinas terkaitKabupaten/Kota SKPD TeknisMasyarakat KSM

    1.7 PENDANAAN

    1.7.1 Sumber Pendanaan

    Sumber pendanaan kegiatan berasal dari APBN dan APBD serta masyarakat. Dana Pemerintah Pusat dialokasikan untuk kegiatan persiapan dan Monitoring Evaluasi, Pemerintah Kabupaten/Kota menyediakan pendamping dari APBD, dan swadaya masyarakat untuk pendampingan dan pelaksanaan.

    Gambar 1.1 Bagan Sumber Pendanaan

  • 1-5

    KETENTUAN UMUM

    PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

    Tabel 1.1 Komponen kegiatan DAK SLBM dan sumber pendanaan

    No. Komponen Kegiatan APBN DAK APBD MasyarakatI Persiapan

    Workshop Regional

    Sosialisasi Kab/Kota

    Pelatihan TFL

    V

    V

    V

    II Seleksi Lokasi

    Longlist

    Shortlist

    Lokasi Terpilih

    V

    V

    V

    III Penugasan TFL untuk fasilitasi Penyiapan Masyarakat

    Pemicuan Masyarakat

    Pembentukan KSM

    Pelatihan mandor, tukang, keuangan

    V

    V

    V

    IV Penugasan TFL untuk pendamp-ingan :

    1. Penyusunan Rencana Kerja Masyarakat (RKM)

    Pemetaantopografidanpermasalahan sanitasi di lokasi

    Penetapan lokasi IPAL dan calon pemanfaat

    Kesepakatan Pilihan Teknologi

    DED + RAB

    2. Dokumentasi dan legalisasi RKM

    3. Dokumen kontrak

    4. Pelaksanaan konstruksi

    V

    V

    V

    V

    V

    V

    V

    V Pelaksanaan konstruksi

    Material

    Upah pekerja

    Lahan

    V

    V

    V

  • 1-6

    KETENTUAN UMUM

    PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

    No. Komponen Kegiatan APBN DAK APBD MasyarakatVI Gaji dan operasional TFL: V

    VII Operasional KSM V

    VIII Operasional SKPD pelaksana DAK

    V

    IX Pengoperasian & Pemelihara-an:

    Pelatihan OP

    Sosialisasi pengguna

    Biaya Operasional

    V

    V

    V

    X Monitoring & Evaluasi V V V

    1.7.2 Alokasi Pendanaan

    Daerah penerima DAK wajib mencantumkan alokasi dan penggunaan DAK dalam APBD. Pelaksanaan DAK yang telah tercantum dalam APBD adalah tanggungjawab dari Pemerintah Daerah.

    1.8 MONITORING DAN EVALUASI

    Berdasarkan Permen PU No.15 tahun 2010, indikator dalam monitoring dan evaluasi meliputi;

    1. Kesesuaian dan pelaksanaan Rencana Kegiatan (RK) dengan arahan pemanfaatan DAK dan kriteria program prioritas nasional;

    2. Proses pelaksanaan pengadaan barang/jasa;

    3. Kesesuaianhasilpelaksanaanfisikdengankontrak/spesifikasiteknisyangditetapkan;

    4. Pencapaian sasaran, dampak dan manfaat kegiatan yang dilaksanakan;

    5. Efesiensidanefektifitaskegiatan;

    6. Kepatuhan dan ketertiban pelaporan.

    1.9 PELAPORANKegiatan pelaporan dilakukan oleh:

    1. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)

    2. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten/Kota

    3. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi (CK PU)

  • 1-7

    KETENTUAN UMUM

    PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

    1.10 OPERASI DAN PEMELIHARAANInfrastruktur DAK SLBM yang telah terbangun, harus segera diserahterimakan dari KSM kepada SKPD Pelaksana DAK SLBM dengan diketahui oleh Lurah dan Tim Koordinasi Tingkat Kabupaten/Kota. Selanjutnya SKPD menyerahkan aset DAK SLBM kepada KSM Pengelola untuk dapat dioperasikan dan dipelihara dengan bimbingan teknis dari SKPD Teknis Kabupaten/Kota dalam rangka keberlanjutan.

  • 1-8

    KETENTUAN UMUM

    PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014

  • BAGIAN II

    KETENTUAN PELAKSANAANDAK SLBM

    PETUNJUK PELAKSANAAN DANA ALOKASI KHUSUS SANITASI LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT TAHUN 2014

  • PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014 2-1

    KETENTUAN PELAKSANAAN

    Dalam pelaksanaan kegiatan DAK SLBM, dilakukan pengorganisasian pelaksanaan kegiatan meliputi;

    BAGIAN 2KETENTUAN PELAKSANAAN

  • PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 20142-2

    KETENTUAN PELAKSANAAN

    Keterangan: Pelaporan berupa hardcopy dan elektronik melalui e-mon dilakukan untuk masing-masing tahap (Tahap persiapan, Tahap seleksi lokasi, Tahap penyiapan masyarakat, Tahap Pelaksanaan Fisik dan Tahap Operasi dan Pemeliharaan)

    2.1 TAHAP PERSIAPAN

    2.1.1 Sosialisasi

    Sosialisasi DAK SLBM diselenggarakan kepada seluruh pemerintah Kabupaten/Kota pada akhir tahun anggaran sebelumnya yang diselenggarakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum. Sosialisasi dilaksanakan juga oleh SKPD teknis/ Pokja Sanitasi di tingkat Kabupaten/Kota, dengan mengundang Camat/Lurah daerah rawan sanitasi. Sosialisasi ini bertujuan, agar Pemerintah Kabupaten/Kota dapat memahami lingkup kegiatan, mengalokasikan Dana Pendamping Fisik dan Operasional DAK SLBM serta gaji TFL.

    2.1.2 Penyiapan Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL)

    Tenaga Fasilitator Lapangan atau TFL, merupakan salah satu faktor penting dalam pelaksanaan DAK SLBM. Oleh karena itu, keberadaannya perlu diatur agar personil yang menjadi TFL merupakan orang yang tepat.

    Adapun urutan prosedur perekrutan dan penugasan TFL adalah sebagai berikut:

    1. Penyiapan Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL)

    a. Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum mengirimkan surat, kepada masing-masing Pemerintah Kabupaten/Kota agar dapat mengusulkan nama calon fasilitator dalam rangka pemilihan TFL sesuai kriteria, terdiri dari 1 (satu) orang fasilitator teknis dan 1 (satu) orang fasilitator pemberdayaan masyarakat untuk 2 (dua) lokasi rencana;

    b. Bupati/Walikota menyampaikan nama calon TFL ke Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum untuk selanjutnya mengikuti pelatihan TFL;

    c. Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum menyelenggarakan pelatihan TFL;

    d. Pemerintah Kabupaten/Kota wajib mengalokasikan dana APBD untuk gaji TFL minimal sebesar UMR setempat orang per bulan selama 8 bulan ditambah dengan operasional TFL sebesar minimal 1,5 juta per orang per bulan selama 8 bulan.

  • PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014 2-3

    KETENTUAN PELAKSANAAN

    2. Seleksi TFL

    Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) terdiri dari TFL Teknis dan TFL Pemberdayaan yang ditugaskan oleh Dinas penanggung jawab tersebut diseleksi sesuai dengan kriteria sebagai berikut:

    a. Pendidikan minimal D3/sederajat;

    b. Diutamakan Penduduk asli/setempat atau mampu berkomunikasi dan menguasai bahasa serta adat setempat;

    c. Sehat jasmani dan rohani;

    d. Mengenal kondisi lingkungan calon lokasi;

    e. Memiliki cukup waktu untuk melaksanakan tugas TFL;

    f. Tidak merangkap sebagai TFL di tempat lain, bukan anggota BKM/LKM, KSM dan calon anggota legeslatif;

    g. Memiliki pengetahuan/pengalaman dasar tentang air limbah dan persampahan.

    3. Pelatihan Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL)

    Tujuan diselenggarakan pelatihan adalah menyiapkan TFL, agar:

    Memberi bekal pengetahuan tentang program dan tahapan Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat kepada fasilitator;

    Dapat membantu masyarakat dalam mengidentifikasi masalah, merencanakan, melaksanakan, memutuskan dan mengelola Kegiatan Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM);

    Memiliki pengetahuan dasar teknologi dan teknis disamping segi pemberdayaan masyarakat;

    Mampu menyusun dan menghitung Volume Pekerjaan, RAB (Rencana Anggaran Biaya);

    Membimbing KSM dalam menyusun Kriteria Teknis Pemanfaatan DAK, dan RK (Rencana Kegiatan) pembangunan sarana;

    Membimbing KSM menyusun jadwal pendanaan, baik yang berasal dari APBD, swasta, masyarakat. Termasuk juga jadwal pasokan material dan tenaga mandor, dan lain-lain.

    Melatih KSM agar mampu melakukan pembukuan keuangan;

    Mengevaluasi dan sinkronisasi terhadap perubahan yang mungkin ada, terkait kesesuaiannya dengan prioritas Nasional.

  • PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 20142-4

    KETENTUAN PELAKSANAAN

    4. Tugas dan Tanggung Jawab TFL

    Setiap TFL (Teknis & Pemberdayaan) mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

    a. Tahap Seleksi Masyarakat:

    Mengadakan rapat koordinasi dengan instansi terkait untuk mendapatkan daftar kampung dari dinas-dinas bersangkutan;

    Membantu menyiapkan daftar longlist kampung padat/kumuh/miskin sesuai form dan membuat laporan kepada Kepala Dinas;

    Melakukan pengecekan lapangan sesuai persyaratan teknis minimal bersama TFL-Pemberdayaan;

    Mengisi form shortlist kampung berdasarkan hasil pengecekan lapangan dan minta pengesahan dari Kepala Dinas;

    Mengundang stakeholder masyarakat (dalam shortlist) untuk menyelenggarakan pertemuan/sosialisasi Kegiatan Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM);

    Mendampingi masyarakat dalam melakukan RPA (Rapid Participatory Appraisal atau penilaian cepat secara partisipatif) di kampung yang mengirim undangan dan memfasilitasi community self-selection stakeholders meeting atau pertemuan masyarakat untuk seleksi sendiri bersama dengan tim TFL pendamping;

    Membuat Berita Acara seleksi kampung serta menyusun laporan berkala ke dinas penanggung jawab kabupaten/kota.

    b. Tahap Penyusunan Rencana Kerja Masyarakat (RKM).

    Memfasilitasi pertemuan awal masyarakat;

    Mengkomunikasikan kepada Pimpinan Kegiatan/Dinas terkait tentang jadwal dan agenda pertemuan untuk penyusunan RKM;

    Memfasilitasi pertemuan masyarakat (bersama dengan TFL-Pemberdayaan)untuk penentuan calon penerima manfaat program, pemilihan sarana teknologi sanitasi, membantu KSM dalam menyusun perencanaan teknis bangunan (DED), pembentukan dan pengesahan KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat), penyusunan rencana kontribusi, dan kegiatan lain sampai tersusunnya RKM;

    Membantu masyarakat melakukan survey harga-harga material yang dibutuhkan; harga satuan upah, RAB (Rencana Anggaran Biaya), RP (Rencana Pendanaan), Rencana pengadaan, finalisasi pengadaan lahan sesuai jadwal pelaksanaan;

    Memfasilitasi Pembuatan dokumen RKM dan meminta pengesahan/legalisasi RKM kepada semua stakeholder;

    Memfasilitasi pertemuan koordinasi dengan dinas-dinas terkait untuk melaporkan

  • PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014 2-5

    KETENTUAN PELAKSANAAN

    perkembangan kegiatan Kegiatan Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM); Memfasilitasi Pembuatan Berita Acara kegiatan sesuai kebutuhan dan menyusun

    laporan secara berkala ke dinas penanggung jawab di Kabupaten/Kota.

    c. Tahap Konstruksi dan Capacity Building.

    Melakukan persiapan (survey dan pengukuran) dengan masyakarat untuk pembangunan sarana;

    Menyelenggarakan pelatihan KSM, Mandor/pengawas dan Tukang sesuai perencanaan;

    Membantu KSM dalam melakukan supervise dan pengarahan pada saat konstruksi;

    Meyakinkan bahwa semua rencana berjalan sesuai RKM, termasuk kontribusi dari berbagai pihak, tenaga kerja, tukang, material dan gudang, alat-alat pengawasan material, dan lainnya;

    Memfasilitasi pertemuan rutin masyarakat;

    Memberikan persetujuan terhadap semua pengeluaran dana KSM dan administrasi keuangannya untuk pelaporan;

    Ikut memberikan persetujuan keluar-masuknya material sesuai kualitas yang dipersyaratkan;

    Membantu penyusunan laporan keuangan dan ajuan pencairan dana sesuai perkembangan fisik;

    Melakukan pengawasan pekerjaan fisik dan tenaga kerja;

    Membuat Berita Acara pengecekan final teknis, kelembagaan, dan keuangan;

    Melaporkan seluruh perkembangan kegiatan dan kemajuan pekerjaan kepada Dinas penanggung jawab di kabupaten/kota.

    d. Tahap Evaluasi dan dukungan Operasional dan Pemeliharaan.

    Membantu SKPD dalam menyelenggarakan pelatihan bagi operator dan pengguna;

    Menyelenggarakan evaluasi kegiatan bersama dengan dinas-dinas terkait;

    Menyelenggarakan kegiatan evaluasi partisipatif bersama masyarakat;

    Membantu persiapan peresmian sarana;

    Melakukan pengawasan pekerjaan fisik dan tenaga kerja, serta pendampingan pada saat ujicoba pengoperasian prasarana;

    Membantu KSM dalam membuat Berita Acara kegiatan sesuai kebutuhan.

  • PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 20142-6

    KETENTUAN PELAKSANAAN

    2.1.3 Pemilihan Lokasi

    Penetapan calon lokasi oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dilakukan melalui dua tahap seleksi:

    1. Daftar panjang/longlist

    Pemilihan Lokasi dimulai dengan penetapan calon lokasi penerima DAK SLBM oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dalam bentuk daftar-panjang (longlist) Kelurahan. Sumber data longlist dapat diambil dari hasil SSK atau memorandum program bagi Kabupaten/Kota yang telah ikut Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Bagi Kabupaten/Kota yang belum mengikuti PPSP daftar longlist ditetapkan oleh SKPD pelaksana DAK.

    Penetapan daftar-panjang (minimal 7 lokasi) didasarkan pada wilayah yang merupakan urutan prioritas pengembangan prasarana dan sarana air limbah, persampahan komunal berbasis masyarakat. Oleh karena itu, perlu disusun pemetaan prasarana dan sarana sanitasi lingkungan, sehingga penanganan sanitasi lingkungan akan lebih tepat sasaran dan skala prioritasnya.

    2. Daftar Pendek/Shortlist

    Daftar Pendek merupakan data primer yang ditentukan berdasarkan hasil survei dan identifikasi daftar panjang (longlist) yang dilakukan oleh TFL dan dinas penanggung jawab kegiatan DAK SLBM berdasarkan kriteria kelayakan maksimal.

    Daftar pendek disusun sesuai dengan persyaratan teknis minimal yang ditetapkan dan melalui pengecekan lapangan. Penentuan lokasi terpilih dilakukan dengan metode seleksi-sendiri atau oleh perwakilan masyarakat dengan sistem kompetisi terbuka.

    Pemilihan maksimal 3 (tiga) kampung yang masuk dalam Daftar Pendek (shortlist) yang dilakukan oleh TFL (Pemda dan Masyarakat) dan disahkan oleh Kepala Dinas penanggung jawab, dengan ketentuan memiliki kriteria kelayakan sebagai berikut:

    a. Kriteria Umum:

    1) Lokasi yang berada di kawasan permukiman padat penduduk;

    2) Lokasi yang rawan sanitasi;

    3) Lingkungan masyarakat berpendapatan rendah.

    b. Kriteria lokasi kegiatan pengelolaan air limbah skala kawasan:

    1) Kepadatan 150 jiwa/Ha (Wilayah Jawa & Bali);

    2) Terdaftar dalam administrasi pemerintahan Kabupaten/Kota (legal/proseslegal) dengan cakupan 50-100 KK/ RT/RW/Lingkungan/Kampung/Distrik;

    3) Memiliki masalah sanitasi yang sama (tidak terpengaruh batas RT/RW);

    4) Tersedianya lahan;

    5) Luas min. 50 m2 (Simplified Sewerage System (SSS) atau komunal) dan min. 100 m2

  • PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014 2-7

    KETENTUAN PELAKSANAAN

    (untuk Community Sanitation Center (CSC) atau MCK plus);

    6) Jarak dengan jalan poros 100 m;

    7) Tersedia sumber air (PDAM, sumur gali, mata air), dan saluran untuk pembuangan air limbah (saluran drainase/riol kota/sungai);

    8) Bersedia untuk berkontribusi (in cash + in kind);

    9) Tertarik untuk mengimplementasikan kegiatan Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM).

    c. Kriteria lokasi kegiatan pengelolaan persampahan skala kawasan:

    1) Kriteria Fisik Lingkungan.

    a) Lahan TPST berada dalam batas administrasi yang sama dengan area pelayanan pengelolaan sampah terpadu 3R berbasis masyarakat.

    b) Berada didalam area yang memang direncanakan diperuntukkan sebagai lokasi TPS Sampah atau Rencana pemanfaatan rendah untuk fasilitas umum/taman.

    c) Lahan yang diusulkan memang telah dimanfaatkan/difungsikan sebagai lokasi TPS Sampah.

    d) Status kepemilikan lahan milik pemerintah atau lainnya dengan surat pernyataan bersedia digunakan untuk prasarana dan sarana pengelolaan sampah terpadu 3R berbasis masyarakat.

    e) Berdampak minimal terhadap tata guna lahan.

    f) Ukuran lahan minimal 200 m2.

    g) Permukaan air tanah di TPST >10 m.

    h) Bebas banjir.

    i) Berada di lahan datar.

    j) Jalan keluar/masuk menuju dan dari TPST datar dengan kondisi baik dan lebar jalan yang cukup untuk mobilisasi keluar/masuk motor/gerobak sampah.

    k) Jarak lokasi ke permukiman lebih dari 200 m.

    l) Terletak 500 m dari jalan poros.

    m) Terdapat zona penyangga dan kegiatan operasionalnya tidak terlihat dari luar.

    2) Kriteria Sosial Ekonomi.

    a) Masalah sampah sudah mulai mengganggu masyarakat di kawasan dimaksud.

    b) Cakupan pelayanan mendekati 600 KK.

  • PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 20142-8

    KETENTUAN PELAKSANAAN

    c) Ada tokoh masyarakat yang disegani dan mempunyai wawasan lingkungan yang kuat.

    d) Penerimaan masyarakat untuk melaksanakan program 3R merupakan kesadaran masyarakat secara spontan.

    e) Masyarakat bersedia membayar retribusi pengolahan sampah.

    f) Sudah memiliki kelompok aktif di masyarakat seperti PKK, Forum-forum kepedulian terhadap lingkungan, karang taruna, remaja mesjid, klub jantung sehat, club manula, pengelola kebersihan/sampah, dan lain-lain.

    2.1.4 Pemicuan Masyarakat

    Pemicuan masyarakat dilakukan melalui kegiatan sosialisasi tentang perubahan perilaku pola hidup bersih dan sehat. Pemicuan dapat melibatkan tenaga sanitarian, Puskesmas, PKK, dan organisasi lainnya dengan sasaran utama masyarakat calon penerima manfaat dilokasi yang terpilih di daftar pendek (shortlist).

    2.1.5 Penetapan Lokasi

    Penetapan lokasi dilaksanakan melalui tahap sosialisasi berdasarkan shortlist yang dilaksanakan oleh SKPD Kabupaten/Kota pelaksana kegiatan DAK SLBM bersama dengan TFL. Sosialisasi ini berupa penjelasan kegiatan DAK SLBM kepada perwakilan dari masing-masing stakeholder lokasi terdiri dari 3-5 orang. Bagi lokasi shortlist yang berminat dapat mengikuti tahap seleksi lokasi, dengan tahapan sebagai berikut:

    1. Menyampaikan surat minat dari stakeholder kepada TFL dan dinas penanggung jawab kegiatan untuk dilakukan survai cepat partisipatif (Rapid Paticipatory Assessment/RPA).

    2. Bersama dengan TFL melakukan survei cepat partisipatif (RPA). RPA merupakan metode pemetaan kondisi sanitasi masyarakat, masalah yang mereka hadapi serta kebutuhan untuk memecahkan masalah sanitasi secara cepat dan dilakukan secara partisipatif/bersama masyarakat.

    3. Masyarakat, TFL dan SKPD bersama-sama melakukan perhitungan hasil skoring RPA tiap lokasi secara terbuka seperti Tabel Konsolidasi Skor RPA (terlampir).

    4. Setelah terpilihnya lokasi yang disepakati bersama, disusun materi berita acara seleksi lokasi terkait tenggat waktu tertentu untuk konfirmasi lahan dan sebagainya kepada pemenang ke-1. Bila pemenang ke-1 mengundurkan diri, dapat digantikan oleh pemenang berikutnya.

  • PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014 2-9

    KETENTUAN PELAKSANAAN

    2.16. Pembentukan dan Penetapan KSM

    Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) adalah kumpulan orang atau masyarakat yang menyatukan diri secara sukarela dalam kelompok dikarenakan adanya kepentingan dan kebutuhan yang sama, sehingga dalam kelompok tersebut memiliki kesamaan tujuan yang ingin dicapai. KSM merupakan wakil masyarakat calon penerima manfaat program DAK SLBM. KSM dibentuk melalui musyawarah masyarakat dengan bentuk dan susunan pengurus ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK) Kelurahan. Untuk lokasi pemberdayaan masyarakat yang belum ada KSM yang terbentuk (seperti KSM pengelola PAMSIMAS, PNPM Mandiri, atau program pemberdayaan sejenis lainnya), maka perlu dibentuk KSM baru. Namun untuk lokasi pemberdayaan yang telah mempunyai KSM, maka pemberdayaan dapat dilakukan terhadap KSM yang telah ada.

    Secara umum tugas KSM adalah mensosialisasikan, merencanakan, melaksanakan, mengawasi/memonitor, supervisi, mengelola kegiatan pembangunan, serta mengelola sarana SLBM yang telah dibangun nantinya. Pada tahap awal kegiatan KSM membentuk tim swakelola yang terdiri dari: tim perencana, tim pelaksana, tim pengawas, tim pengelola dan panitia/pejabat pengadaan.

    Contoh Susunan dan Tugas pengurus KSM sebagai berikut (dapat disederhanakan/dirangkap sesuai kebutuhan) :

    1. Ketua

    Mengkoordinasikan perencanaan kegiatan pembangunan.

    Memimpin pelaksanaan tugas tim yang telah di bentuk dan kegiatan rapat-rapat.

    2. Sekretaris

    Menyusun rencana kebutuhan dan melaksanakan kegiatan tata usaha dan dokumentasi.

    Melaksanakan surat-menyurat.

    Melaksanakan pelaporan kegiatan pembangunan secara bertahap.

    Mendokumentasikan seluruh laporan kegiatan.

    Membantu dalam penyuluhan kesehatan masyarakat.

    3. Bendahara

    Menerima dan menyimpan uang.

    Mengeluarkan/membayar tagihan sesuai dengan progres fisik.

    Melakukan pengelolaan administrasi keuangan.

    Melakukan penarikan kontribusi dari masyarakat berupa uang.

    Menyusun realisasi pembukuan serta laporan pertanggungjawaban keuangan pada:

    1) Tahap Konstruksi.

    Laporan keuangan mingguan untuk diumumkan (ditempel dipapan

  • PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 20142-10

    KETENTUAN PELAKSANAAN

    pengumuman/tempat strategis) sehingga dapat dilihat dengan mudah oleh masyarakat.

    Laporan keuangan bulanan yaitu laporan penggunaan dana sesuai format yang ditentukan untuk kemudian diserahkan kepada PPK sanitasi.

    2) Pasca Konstruksi (Tahap Operasi dan Pemeliharaan).

    Laporan mingguan dan laporan bulanan yang diumumkan (ditempel dipapan pengumuman/tempat strategis) sehingga dapat dilihat dengan mudah oleh masyarakat.

    4. Seksi Perencanaan

    Seksi Perencanaan mempunyai tugas dan bertanggungjawab dalam menyusun DED, membuat gambar rencana kerja dan/atau spesifikasi teknis. Tim perencana terdiri dari seksi perencanaan, seksi konstribusi dan seksi tenaga kerja. Secara rinci tugas tim perencana adalah:

    a. Mensosialisakan pilihan teknologi sanitasi kepada masyarakat;

    b. Mengevaluasi dan menentukan pilihan teknologi sanitasi yang akan dibangun, sesuai dengan pilihan, kemampuan masyarakat serta kondisi lingkungan;

    c. Dengan di fasilitasi TFL menyusun analisa teknis, membuat DED lengkap dengan potongan, RAB dan menyusun analisa structural, elektrikal, arsitektural sesuai dengan teknologi sanitasi yangdipilih masyarakat;

    d. Menyusun jadwal rencana kegiatan konstruksi;

    e. Melakukan inventarisasi tenaga kerja;

    f. Mengorganisir kegiatan kampanye kesehatan di masyarakat.

    5. Seksi Pelaksanaan

    Seksi Pelaksanaan mempunyai tugas dan bertanggungjawab dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang direncanakan, membuat gambar pelaksanaan serta membuat laporan pelaksanaan pekerjaan. Secara rinci tugas tim pelaksana adalah:

    a. Melakukan rekrutmen tenaga kerja;

    b. Mengatur tenaga kerja di lapangan;

    c. Mengatur dan mengkoordinir material yang diperlukan;

    d. Menerima dan menyetujui material/barang masuk;

    e. Bertanggung jawab terhadap keamanan material selama pembangunan;

    f. Membuat laporan tentang keadaan material;

    g. Mengalokasikan material sesuai dengan kebutuhan pekerjaan konstruksi;

  • PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014 2-11

    KETENTUAN PELAKSANAAN

    h. Melakukan monitoring terhadap upaya penyehatan lingkungan;

    i. Membuat As built drawing setelah pekerjaan konstruksi selesai.

    6. Seksi Pengawasan

    Tim Pengawasan mempunyai tugas dan bertanggungjawab dalam melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan dan pelaporan, baik fisik maupun administrasi pekerjaan swakelola. Secara rinci tugas tim pengawas adalah:

    a. Pengawasan kepada pekerja dengan di fasilitasi oleh TFL;

    b. Bertangung jawab terhadap pengawasan administrasi, teknis dan keuangan;

    c. Di fasilitasi oleh TFL bertanggung jawab/menilai atas kualitas dan progres pekerjaan fisik;

    d. Menyusun laporan pekerjaan untuk diteruskan dan/atau ditindaklanjuti ke PPK.

    7. Panitia/Pejabat Pengadaan

    Berdasarkan Perpres No 54 Tahun 2010 (dan perubahannya sesuai Perpres No 70 Tahun 2012 tentang mekanisme pengadaan barang dan jasa), Panitia/Pejabat Pengadaan diangkat oleh penanggungjawab kelompok masyarakat (KSM) untuk melakukan pengadaan barang/jasa yang dibutuhkan dalam pelaksanaan swakelola dan Panitia/Pejabat Pengadaan diperbolehkan bukan PNS.

    a. Bertangung jawab dalam melaksanakan survey harga pasar material setempat;

    b. Mengundang supplier (peyedia barang) untuk mendapatkan harga terendah;

    c. Melaksanakan kegiatan proses pengadaan barang atau pekerjaan konstruksi.

    8. Seksi Operasi & Pemeliharaan

    a. Mengoperasikan dan memelihara sarana sanitasi yang telah dibangun;

    b. Mengumpulkan iuran warga;

    c. Melestarikan sarana sanitasi yang telah dibangun;

    d. Bekerjasama dengan tim perencana bila ada pengembangan sarana sanitasi.

    Catatan:

    Susunan dan Tugas pengurus KSM sebagai berikut (dapat disederhanakan/dirangkap sesuai kebutuhan).

    Mekanisme kerja KSM tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang disepakati oleh pengurus KSM dan seluruh calon pengguna/penerima manfaat.

    Status pembentukan KSM disahkan dengan Surat Keputusan (SK) Lurah setempat. Untuk daerah tertentu, pembentukan KSM ini dapat ditambahkan legalitas notaris untuk kepentingan pembukaan rekening masyarakat

  • PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 20142-12

    KETENTUAN PELAKSANAAN

    Struktur organisasi KSM, sebisa mungkin membuat warga masyarakat mudah untuk terlibat secara langsung.

    RAPAT ANGGOTA

    KETUASEKRETARISBENDAHARA

    BADAN PENASEHAT

    SEKSI PERENCANAAN

    SEKSI PELAKSANAAN

    SEKSI PENGAWASAN

    PANITIA/PEJABAT

    PENGADAAN

    SEKSI OPERASI DAN PEMELIHARAAN

    ANGGOTA

    PANITIA SWAKELOLA KSM

    GARIS PENGAWASAN

    GARIS WEWENANG

    Gambar 2.1 Contoh Bagan Organisasi Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)

    2.2 TAHAP PERENCANAAN

    Penyusunan RKM dilakukan dengan pendekatan partisipatif, artinya semaksimal mungkin melibatkan masyarakat dalam semua kegiatan dan penyusunannya, baik manajemen maupun teknis. Pekerjaan yang membutuhkan keahlian teknis dibantu oleh tenaga ahli/TFL, dengan tetap melibatkan masyarakat.

    Dokumen RKM, merupakan dokumen resmi perencanaan DAK SLBM yang disusun oleh KSM dan difasilitasi oleh TFL, diusulkan dan disahkan dalam forum musyawarah di lokasi pelaksanaan, yang merupakan salah satu syarat untuk pencairan dana tahap awal. Dokumen RKM harus disetujui oleh SKPD (unsur pemerintah daerah terkait), Dokumen tersebut berisi tentang:

    1. Profil lokasi;

    2. Organisasi KSM, Struktur KSM serta tim pendukung (seksi perencanaan, seksi pelaksanaan,

  • PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014 2-13

    KETENTUAN PELAKSANAAN

    seksi pengawasan, seksi Operasi dan Pemeliharaan serta tim pengadaaan), dengan dilengkapi Surat Keputusan (SK) pembentukan KSM maupun pembentukan tim pendukung;

    3. Anggaran Dasar & Rumah Tangga (AD/ART) KSM;

    4. Surat ketersediaan Lahan dan atau persetujuan warga misal : surat hibah, surat hak guna dari dinas/lembaga yang ada didaerah;

    5. Dokumen dan berita acara seleksi kampung, disertai dengan dokumen pendukung dan tabel konsolidasi skor RPA;

    6. Penentuan Calon Pengguna;

    7. Pemilihan Teknologi Sanitasi;

    8. DED dan RAB lengkap disertai dengan kurva S;

    9. Rekening bank bersama (di tanda tangani oleh ketua KSM, TFL dan PPK Sanitasi Kabupaten/Kota);

    10. Sumber Pendanaan serta Mekanisme Pencairan Dana dari pemerintah;

    11. Pengelolaan Keuangan DAK SLBM (Administrasi pembukuan danaDAK SLBM, Mekanisme pembelanjaan, dan Laporan keuangan);

    12. Rencana Kerja

    a. Rencana pembangunan infrastruktur

    b. Rencana pendampingan

    c. Rencana pelatihan mandor, tukang, operator, dan pengguna

    d. Rencana pembiayaan operasi dan pemeliharaan oleh masyarakat pengguna

    13. Surat Perjanjian Kerja Sama Antara SATKER/PPK Sanitasi kabupaten/Kota dengan KSM, tentang pemanfaatan DAK SLBM;

    14. Jaminan dari masyarakat pengguna terhadap kesediaan dalam mengoperasikan dan memelihara sarana dan prasarana DAK SLBM;

    Tujuan RKM adalah:

    1. Mengumpulkan informasi sanitasi secara kuantitatif dan kualitatif diantaranya jumlah rumah/KK yang memiliki dan/atau tidak memiliki fasiltas MCK pribadi, kepemilikan maupun kondisi septictank, tempat pembuangan limbah domestik); tempat pembuangan sampah, dan kebersihan lingkungan sekitarnya;

    2. Mengumpulkan informasi tentang kondisi kesehatan dan angka penyakit terkait dengan waterborn deseases (diare, kulit, kolera);

    3. Mengidentifikasi indikator dan/atau mekanisme dalam hal keberlanjutan oprasional dan pemeliharaan prasarana dan sarana DAK SLBM melalui proses partisipasi masyarakat.

  • PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 20142-14

    KETENTUAN PELAKSANAAN

    Indikator berupa pengurasan bak mandi, pengambilan lumpur di manhole, kesediaan alat, pembersihan lantai, manfaat dan nilai guna iuran yang dirasakan oleh masyarakat dalam kegiatan operasional dan pemeliharaan prasarana DAK SLBM, keinginan masyarakat untuk mengunakan prasaran DAK SLBM, dan lainlain;

    4. Mengidentifikasi informasi tentang kesetaraan akses (laki-laki/perempuan, anak-anak, manula/tuna daksa) pada pelayanan yang ada, partisipasi dalam pengambilan keputusan, kebutuhan dan kepuasan pengguna, kualitas pelayanan dan pengelolaan oleh masyarakat;

    5. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan mandor, tukang, operator, pengguna, dan kewirausahaan untuk mengembangkan kemampuan agar pelayanan dapat berkesinambungan;

    6. Mengidentifikasi kebutuhan dan rencana masyarakat untuk memecahkan masalah sanitasi.

    2.2.1 Persiapan Pelaksanaan Penyusunan RKM

    Persiapan Tim TFL (Teknis dan Pemberdayaan/Sosial) dalam pembagian tugas:

    Siapa berperan sebagai apa dan kapan.

    Penyiapan logistik, materi dan alat-alat untuk RKM.

    Kontak person di masyarakat.

    Menentukan waktu dan tempat.

    Melaksanakan pertemuan sesuai jadwal dan kesepakatan.

    Komunikasi dan koordinasi dengan semua stakeholders.

    Tahapan Penyusunan RKM:

    1. Klasifikasi Kesejahteraan, yaitu mengklasifikasi jumlah penduduk kampung ke dalam kategori tingkat kesejahteraan (kaya, menengah, miskin) dan manula/tuna daksa menurut kriteria khusus dan istilah setempat;

    2. Pemetaan Sanitasi Kampung oleh Masyarakat, yaitu mempelajari keadaan masyarakat menyangkut sarana air bersih dan sanitasi;

    3. Transect Walk, yaitu mempelajari akses masyarakat terhadap sarana sanitasi yang ada;

    4. Partisipasi dan Kontribusi, yaitu menilai dan menganalisa kesetaraan dan transparansi pengguna saat dan pasca pembangunan sarana (pembangunan, operasional dan pemeliharaan);

    5. Siapa Melakukan Apa, yaitu mengetahui peranan laki-laki dan perempuan pada tahap perencanaan, pembangunan, oparasional dan pemeliharaan sarana;

    6. Pembagian Kerja berdasarkan Peran Gender dan kelompok rentan sanitasi, yaitu menilai dan menganalisa pembagian kerja, jenis pekerjaan, dan pekerjaan yang dibayar atau tidak.

  • PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014 2-15

    KETENTUAN PELAKSANAAN

    2.2.2 Pihak-pihak yang Menyusun RKM

    Para pihak yang terlibat dalam penyusunan RKM, terdiri dari masyarakat yang berdomisili di kampung yang bersangkutan, baik perempuan atau laki-laki, tokoh formal maupun informal.

    2.2.3 Waktu dan Tempat Pertemuan Penyusunan RKM

    Penyusunan RKM ini dapat diselesaikan maksimal 3 bulan, sebaiknya di laksanakan 2-3 jam dalam satu hari, Keterwakilan perempuan dalam kegiatan ini, perlu mendapat perhatian khusus karena pemanfaat utama dari sarana sanitasi adalah perempuan. Dalam menetapkan tempat pertemuan, yang perlu diperhatikan adalah tempat tersebut cukup luas, bersifat netral, dan mudah diakses oleh masyarakat.

    2.2.4 Dokumen RKM

    Dokumen RKM, merupakan dokumen resmi perencanaan DAK SLBM yang disusun oleh KSM dan difasilitasi oleh TFL., diusulkan dan disahkan dalam forum musyawarah di lokasi pelaksanaan, yang merupakan salah satu syarat untuk pencairan dana tahap awal. Dokumen RKM harus disetujui oleh SKPD (unsur pemerintah daerah terkait), Dokumen tersebut berisi tentang:

    1. Profil lokasi;

    2. Organisasi KSM, Struktur KSM serta tim pendukung (seksi perencanaan, seksi pelaksanaan, seksi pengawasan, seksi Operasi dan Pemeliharaan serta tim pengadaaan), dengan dilengkapi Surat Keputusan (SK) pembentukan KSM maupun pembentukan tim pendukung;

    3. Anggaran Dasar & Rumah Tangga (AD/ART) KSM;

    4. Surat ketersediaan Lahan dan atau persetujuan warga misal: surat hibah, surat hak guna dari dinas/lembaga yang ada didaerah;

    5. Dokumen dan berita acara seleksi kampung, disertai dengan dokumen pendukung dan tabel konsolidasi skor RPA;

    6. Penentuan Calon Pengguna;

    7. Pemilihan Teknologi Sanitasi;

    8. DED dan RAB lengkap disertai dengan kurva S;

    9. Rekening bank bersama di tanda tangani oleh ketua KSM, bendahara KSM dan satu orang penerima manfaat yang ditunjuk melalui rembug warga;

    10. Sumber Pendanaan serta Mekanisme Pencairan Dana dari pemerintah;

    11. Pengelolaan Keuangan DAK SLBM (Administrasi pembukuan dana DAK SLBM, Mekanisme pembelanjaan, dan Laporan keuangan);

    12. Rencana Kerja;

    a. Rencana pembangunan infrastruktur.

  • PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 20142-16

    KETENTUAN PELAKSANAAN

    b. Rencana pendampingan.

    c. Rencana pelatihan mandor, tukang, operator, dan pengguna.

    d. Rencana pembiayaan operasi dan pemeliharaan oleh masyarakat pengguna.

    13. Jaminan dari masyarakat pengguna terhadap kesediaan dalam mengoperasikan dan memelihara sarana dan prasarana DAK SLBM.

    2.3 SUMBER PENDANAAN DAN TAHAP PENCAIRAN DANA

    2.3.1 Sumber Pendanaan

    1. Dana APBN

    Dana APBN sebagai dana pendukung DAK SLBM, dialokasikan melalui Satker Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Kementerian Pekerjaan Umum digunakan untuk sosialisasi, pelatihan TFL, pelaporan serta monitoring evaluasi.

    2. Dana DAK dan APBD

    a. Dana DAK SLBM hanya dapat digunakan untuk membiayai kegiatan konstruksi fisik di lokasi.

    b. Dana pendamping wajib dialokasikan minimal sebesar 10 % untuk DAK SLBM Reguler dan 0-3 % untuk DAK SLBM Tambahan.

    c. Dana APBD diluar pendamping dialokasikan minimal 5% dari pagu DAK SLBM sebagai dana operasional yang digunakan untuk:

    Gaji Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) dan operasional TFL minimal diatas UMR setempat ditambah Rp. 1.500.000/bulan dialokasikan selama 8 bulan

    BOP SKPD untuk mengelola kegiatan DAK SLBM

    BOP KSM untuk Sosialisasi, pelatihan, perencanaan, pelaksanaan

    Pendampingan fisik DAK SLBM

    Dana pendamping harus dialokasikan pada saat penyusunan anggaran di tahun sebelumnya (N-1) yang besarannya minimal sama dengan alokasi tahun sebelumnya.

    3. Dana Masyarakat

    a. Dana masyarakat (in-cash dan/atau in-kind) dikumpulkan berdasarkan kesepakatan hasil musyawarah dan kesepakatan masyarakat calon pengguna/penerima manfaat program.

    b. Pengumpulan dana masyarakat dilakukan oleh KSM.

    c. Dana dari masyarakat dalam bentuk tunai dimasukkan ke rekening bersama atas nama

  • PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014 2-17

    KETENTUAN PELAKSANAAN

    3 (tiga) orang yaitu: ketua KSM, bendahara KSM dan 1 (satu) orang wakil dari Penerima manfaat yang terpilih melalui rebug warga.

    4. Dana Swasta/Donor (apabila ada)

    a. Dana swasta/donor adalah dalam bentuk hibah sebagai bentuk kontribusi swasta dalam kegiatan perbaikan sanitasi masyarakat;

    b. Pencairan dana dilakukan sesuai peraturan yang berlaku di masing-masing perusahaan/lembaga atau institusi yang bersangkutan setelah ada rencana kerja masyarakat/RKM;

    c. Dana dari Swasta/Donor diwujudkan dalam bentuk tunai yang ditransfer langsung ke rekening bersama.

    5. Dana LSM (bila ada)

    Dukungan dari LSM biasanya berbentuk keahlian (expertise) sebagai bentuk kontribusi mereka terhadap kegiatan perbaikan sanitasi masyarakat.

    2.3.2 Mekanisme Pencairan Dana

    Mekanisme pencairan dana sesuai dengan mekanisme pencairan Dana Hibah Bantuan Sosial.

    Penyaluran dana kepada KSM dilakukan secara bertahap:

    1. Diberikan 40% (empat puluh persen) dari keseluruhan dana, apabila KSM telah menyelesaikan dokumen RKM;

    2. Diberikan 30% (tiga puluh persen) dari keseluruhan dana apabila pekerjaan fisik telah mencapai 30% (tiga puluh persen); dan

    3. Diberikan 30% (tiga puluh persen), dari keseluruhan dana, apabila pekerjaan fisik telah mencapai 60% (enam puluh persen).

    Mekanisme pencairan Dana harus sesuai dengan Perpres No 54 Tahun 2010 (dan perubahannya sesuai Perpres No 70 Tahun 2012 tentang mekanisme pengadaan barang dan jasa dengan metoda penunjukan langsung kepada masyarakat).

    2.3.3 VerifikasiRKM

    KSM mengusulkan Dokumen RKM kepada SKPD untuk disetujui dan disahkan oleh SKPD, selanjutnya menjadi Dokumen Kelengkapan Kontrak.

  • PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 20142-18

    KETENTUAN PELAKSANAAN

    2.3.4 Perjanjian Kerja KSM dengan SKPD

    Perjanjian kerja (kontrak) ditanda tangani oleh PPK (Pejabat Pembuat Komitmen dari SKPD kabupaten/kota sebagai Penanggung Jawab Anggaran, dengan Ketua KSM (lihat contoh Perjanjian kerja (Kontrak) pada ketentuan teknis). Perjanjian kerja ini dapat diadakan, setelah KSM menunjukkan persiapan kegiatan berupa RKM yang sudah di verifikasi dan dilengkapi dengan DED dan RAB.

    Contoh standard dari Perjanjian kerja (kontrak) tersebut, dapat dilihat pada lampiran (lihat contoh Perjanjian kerja (Kontrak) pada ketentuan teknis):

    1. Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK), yang memuat: (i). Definisi, (ii). Pembayaran Uang Muka, (iii) Waktu penyelesaian pekerjaan, (iv). Perpanjangan waktu penyelesaian.

    2. Syarat Syarat Khusus Kontrak (SSKK) yang memuat: (i). Alamat Korespondensi para Pihak, (ii). Nomor rekening atas nama 3 (tiga) orang yaitu: ketua KSM, wakil Dinas Penanggung Jawab Pemerintah Kabupaten/Kota dan fasilitator (khusus untuk dana Bansos swakelola), (iii) Tanggal berlaku kontrak, (iv). Waktu penyelesaian, (v). Jadual pelaporan, (vi). Sumber dana, (vii). Termijn pembayaran, (viii). Batas waktu penerbitan SPP (Surat Perintah Pembayaran) oleh PPK.

    3. Dokumen RKM (Rencana Kerja Masyarakat) yang telah disetujui.

    4. Rencana Pembayaran:

    a. Pembayaran upah tenaga kerja yang diperlukan akan dilakukan secara harian atau mingguan berdasarkan daftar hadir pekerja atau dengan cara upah borong.

    b. Pembayaran gaji tenaga terampil (apabila diperlukan) dilakukan berdasarkan kontrak dengan tenaga terampil tersebut, atau tanda bukti pembayaran.

    c. Pembayaran bahan dan/atau peralatan/suku cadang.

    5. Rencana Penyerahan Hasil Pekerjaan:

    Setelah pelaksanaan pekerjaan DAK SLBM ini selesai 100% (sasaran akhir pekerjaan telah tercapai), Penanggung Jawab KSM menyerahkan pekerjaan kepada PPK SKPD.

    (Contoh berita acara serah terima pekerjaan dapat dilihat pada Ketentuan Teknis)

    2.4 PELAKSANAAN KEGIATAN KONSTRUKSI

    2.4.1 Pengadaan Material

    Pengadaan material untuk keperluan kegiatan DAK SANITASI diutamakan dengan memberdayakan masyarakat setempat baik secara perorangan maupun secara kelompok. Apabila masyarakat dilokasi tersebut tidak mampu menyediakan material yang dibutuhkan, maka KSM dapat

  • PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014 2-19

    KETENTUAN PELAKSANAAN

    menunjuk/memilih pemasok dari luar lokasi dengan melalui survey harga yang terendah.

    Pelaksanaan Kegiatan Dengan Subkontraktor/Pemasok Pekerjaan yang dapat dikerjakan secara subkontrak melalui pihak ketiga adalah pekerjaan yang dianggap tidak mampu dikerjakan oleh masyarakat karena memerlukan keahlian khusus (misalnya pembuatan campuran beton mutu tinggi atau pabrikasi) atau pembelian barang (pabrikan) yang membutuhkan ketrampilan tertentu.

    2.4.2 Pengadaan Barang dan Jasa

    Mekanisme pengadaan barang dan jasa mengacu pada Peraturan Presiden No. 54 tahun 2010, serta perubahannya Peraturan Presiden 70 tahun 2012 Tentang Pengadaan Barang dan Jasa, pasal 55. Tanda bukti pembelian terdiri atas bukti pembelian, kuitansi, Surat Perintah Kerja (SPK), dan surat perjanjian sebagai berikut:

    1. Bukti Pembelian yang dimaksud, digunakan untuk pengadaan barang atau jasa yang nilainya sampai dengan Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).

    2. Kuitansi, digunakan untuk pengadaan barang dan jasa yang nilainya Rp. 10.000.000,00 s/d Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

    3. Surat Perintah kerja (SPK) digunakan untuk pengadaan barang atau pekerjaan konstruksi atau jasa lainnya dengan nilai Rp. 50.000.000,00 s/d Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

    4. Surat Perjanjian digunakan untuk pengadaan barang atau pekerjaan konstruksi atau jasa lainnya dengan nilai diatas Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

    Untuk pengadaan barang, KSM harus membentuk panitia pengadaan yang diangkat oleh ketua KSM untuk melakukan pengadaan barang dan jasa yang dibutuhkan dalam pelaksanaan swakelola. Panitia pengadaan berjumlah 3 orang (masyarakat pemanfaat) terdiri dari ketua, sekretaris dan anggota, yang dipilih melalui rembug warga. Panitia Pengadaan terdiri dari satu orang anggota KSM dan 2 (dua) orang dari masyarakat setempat.

    2.4.3 Pelaksanaan Konstruksi

    Pelaksanaan Konstruksi secara garis besar adalah:

    1. Penjelasan teknis konstruksi dilakukan oleh SKPD, kepada pelaksana pembangunan, tukang, mandor dan masyarakat pengguna;

    2. Pekerjaan konstruksi dilakukan oleh tukang dan atau masyarakat yang dipekerjakan oleh KSM, didampingi oleh TFL, dengan tahapan sebagai berikut;

    Rembug warga: KSM melakukan pemaparan terhadap rencana pelaksanaan

  • PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 20142-20

    KETENTUAN PELAKSANAAN

    pembangunan, penjelasan RKM, jadwal pelaksana pekerjaan, kontrak, sumber-sumber pembiayaan lainnya, rekruitmen dan jumlah tenaga kerja yang diperlukan, mekanisme pembayaran, penjelasan gambar desain dan jalur perpipaan, titik lokasi IPAL terpilih, menyepakati rencana operasi dan pemeliharaan, pembentukan lembaga pengelola, jadwal evaluasi pekerjaan.

    Survey dan pemetaan ulang: survey dilakukan untuk mendapatkan jumlah pemanfaat sesuai dengan RKM dan rencana pengembangannya. Pemetaan ulang dilakukan untuk mengukur jalur pipa rencana, keberadaan utilitas, pemasangan patok (benchmark), lokasi bak kontrol.

    Pembersihan dan penyiapan lahan IPAL/MCK plus.

    Penyiapan peralatan K3, sign board, turap pengaman galian.

    Penyiapan direksi Kit, gudang, area kerja (misal untuk pembuatan precast bak kontrol).

    Pengadaan dan pembelian barang oleh panitia pengadaan.

    Pembagian grup dan area kerja.

    Pelaksanaan pekerjaan.

    Monitoring dan evaluasi.

    Pelaksanaan untuk pekerjaan yang dikerjakan sendiri oleh tim pelaksana KSM adalah:

    Sekurang-kurangnya terdapat Satu Kepala Pelaksana

    Kepala Pelaksana mewakili Ketua KSM dalam memberikan arahan serta mengawasi jalannya pelaksanaan di lapangan, baik dari segi teknik maupun administrasi kegiatan, dan sebagai penghubung dengan pihak luar sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan. Kepala Pelaksana adalah Ketua Unit Teknis KSM atau anggota KSM lain yang mampu untuk mengemban tugas tersebut.

    Satu orang Mandor.

    Mandor adalah orang yang menguasai pekerjaan lapangan sesuai dengan jenis pekerjaannya, dan berfungsi membantu Kepala Pelaksana dalam menangani satu maam pekerjaan atau lebih. Mandor sebaiknya adalah anggota Unit Kerja Teknis atau orang lain yang terampil/menguasai jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan.

    2.5 PELAKSANAAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN

    2.5.1 Serah Terima Aset Infrastruktur

    Setelah pembangunan prasarana/sarana sanitasi diselesaikan, maka tahapan selanjutnya adalah tahapan serah terima prasarana/sarana sanitasi yang sudah di bangun. Beberapa kegiatan pokok

  • PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014 2-21

    KETENTUAN PELAKSANAAN

    yang harus dilakukan dalam proses penyerahan sarana sanitasi adalah sebagai berikut:

    Rembug Warga bertujuan untuk memberikan informasi hasil pelaksanaan kegiatan dan hasil pengelolaan dana kepada warga lokasi sasaran. Rembug dilaksanakan setelah pelaksanaan fisik selesai 100% atau pada saat batas waktu penyelesaian pekerjaan habis.

    Forum ini dipimpin oleh Lurah dengan mengundang PPK Sanitasi Kabupaten/Kota, Pemerintah Kecamatan, KSM, KM, PKK, LSM, Tokoh masyarakat desa, dan warga lokasi kegiatan dengan perwakilan Pengurus RT/RW.

    Dalam Rembug ini, KSM menjelaskan secara rinci dan transparan laporan pertanggungjawaban. Materinya antara lain Laporan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (LP2K), Realisasi Kegiatan dan Biaya (RKB) disertai dengan foto-foto pelaksanaan. Hasil Rembug Warga ini disampaikan kepada PPK Sanitasi kabupaten/kota. Hasil rembug warga di tuangkan dalam berita acara.

    Serah Terima Pekerjaan dilakukan oleh Ketua KSM kepada PPK Sanitasi Kabupaten/kota dengan sepengetahuan SKPD dan Lurah. Selanjutnya PPK Sanitasi Kabupaten/kota menyerahkan hasil pekerjaan tersebut kepada KSM untuk difungsikan.

    Isi laporan pertanggungjawaban terdiri dari:

    1. Apabila pekerjaan fisik sudah selesai (mencapai 100%), laporan pertanggungjawaban KSM berisi Laporan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (LP2K), Realisasi Kegiatan dan Biaya (RKB) dan pembuatan Surat Pernyataan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (SP3K).

    2. Apabila pelaksanaan kegiatan fisik tidak selesai pada waktunya (pada akhir tahun anggaran belum mencapai 100%) maka laporan pertanggungjawaban KSM berisi Laporan Realisasi Kegiatan dan Biaya (RKB), Pembuatan Berita Acara Status Pelaksanaan Kegiatan (BASPK), dan Surat Pernyataan Penyelesaian Kegiatan (SP2K).

    2.5.2 Tujuan Operasi dan Pemeliharaan

    Kegiatan ini dimaksudkan untuk memastikan keberlanjutan pelayanan aset yang sudah dibangun melalui upaya pemeliharaan yang tepat. KSM pengelola yang telah dibentuk akan melaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan prasarana-sarana sanitasi yang telah dibangun.

    Tujuan kegiatan Operasi dan Pemeliharaan adalah sebagai berikut:

    1. Terkumpulnya iuran dari masyarakat untuk pembiayaan operasional dan pemeliharaan sarana sanitasi yang terbangun.

    2. Dapat berfungsinya sarana sanitasi sesuai dengan peruntukannya.

    3. Adanya tambahan jumlah masyarakat penerima manfaat.

    4. Adanya perubahan perilaku PHBS di masyarakat.

  • PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 20142-22

    KETENTUAN PELAKSANAAN

    5. Tumbuhnya partisipasi masyarakat untuk ikut memelihara sarana

    6. Memberikan peluang kepada masyarakat/kelompok masyarakat/lembaga masyarakat untuk mengoperasikan dan mengoptimalkan sarana sanitasi yang ada sebagai sumber daya serta meningkatkan kapasitas masyarakat dengan penciptaan peluang pelatihan teknis maupun non teknis.

    7. Keberlanjutan sesuai dengan prinsip DAK SLBM.

    2.5.3 Organisasi Pengelola Operasional dan Pemeliharaan

    Operasi dan Pemeliharaan dilakukan oleh organisasi yang sebelumnya sudah ada dan ditunjuk oleh masyarakat, seperti KSM, dapat juga merupakan kelembagaan baru yang sesuai dengan kebutuhan hasil musyawarah masyarakat pengguna.

    KSM maupun organisasi pengelola operasional dan pemeliharaan harus berasal dari Kelompok Pemanfaat. Dalam hal ini, masyarakat memperoleh fasilitasi mengenai tata cara operasi dan pemeliharaan dari aparat, tenaga pendamping, maupun pihak-pihak lain yang berkompeten.

    1. Prinsip pengelolaan pada tahap pemanfaatan:

    a. Musyawarah.

    b. Transparansi.

    c. Akuntabilitas publik dan kontrol sosial.

    2. KSM sebagai pengelola sarana harus harus memiliki:

    a. Aturan-aturan organisasi (AD/ART) dan petunjuk operasi dan pemeliharaan sarana, yang disusun dan diputuskan bersama-sama secara musyawarah antar anggota KSM.

    b. Aturan sesuai dengan kondisi setempat, yang mengatur siapa penerima manfaat, besarnya iuran yang harus dibayar, waktu pembayaran iuran, serta siapa petugas yang melakukan pemeriksaan dan perbaikan kalau terjadi kerusakan dan menentukan besarnya biaya operasi rutin seperti honor petugas, biaya listrik, dan lain-lain.

    c. Standar Operation Procedure/SOP pemakaian dan pemeliharaan sarana, yang harus dipatuhi oleh operator yang ditunjuk KSM.

    Tugas KSM Pengelola/Operasi dan Pemeliharaan:

    a. Iuran Pengguna:

    Membicarakan tentang besarnya iuran pemanfaatan sarana.

    Mengumpulkan iuran, membuat perencanaan belanja, membukukan dan melaporkan secara rutin.

  • PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014 2-23

    KETENTUAN PELAKSANAAN

    b. Pengoperasian & Pemeliharaan

    Mengoperasikan dan memelihara sarana fisik Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM).

    Mengembangkan mutu pelayanan & jumlah sarana pengguna.

    c. Penyuluhan Kesehatan

    Melakukan kampanye tentang kesehatan rumah tangga dan lingkungan.Gambar 2.2 Bagan Struktur Organisasi KSM Pasca Konstruksi

    Gambar 2.2 Bagan Struktur Organisasi KSM Pasca Konstruksi

    Pengelola prasarana dan sarana dilakukan oleh operator yang telah dilatih dengan memperhatikan beberapa hal:

    Kinerja prasarana yang dikelola.

    Jumlah prasarana dan sarana yang tersedia.

    Jumlah prasarana dan sarana yang digunakan.

    Target/sasaran perencanaan.

    Standar prosedur operasional dan pemeliharaan.

    Standar kriteria teknis prasarana dan sarana.

    Rencana pengembangan sarana di masa datang.

    Untuk mencapai keberhasilan pengelolaan, operator harus melakukan langkah-langkah berikut:

    Melakukan pemantauan rutin untuk mengetahui kondisi prasarana dan sarana

    Mengetahui kerusakan sedini mungkin agar dapat disusun rencana perawatan dan pemeliharaan yang baik

  • PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 20142-24

    KETENTUAN PELAKSANAAN

    Mencatat keluhan pemanfaat

    Melakukan rehabilitasi tepat waktu

    Melakukan evaluasi kinerja pelayanan secara berkala

    Melakukan pengelolaan sesuai standar operasional prosedur

    Dalam pelaksanaan pelestarian sarana sanitasi, diharapkan pemerintah Kabupaten/Kota dapat berperan aktif memberikan dukungan teknis kepada masyarakat (penyuluhan) agar mereka mampu mengoperasikan dan memanfaatkan sarana yang ada.

    3. Prosedur Operasi dan Pemeliharaan (standard operating procedure/SOP).

    SOP yang telah tertuang dalam RKM dapat disesuaikan dengan kebutuhan operator dan pengguna. Pedoman ini disusun oleh pengurus bersama kelompok pemanfaat, dimusyawarahkan bersama dalam forum masyarakat pemanfaat, dan setelah dicapai mufakat maka disahkan oleh Lurah/Kepala Desa.

    Setiap lokasi dapat mengembangkan pedoman kerjanya sendiri, sesuai dengan kondisi, kemampuan dan budaya yang ada di daerahnya masing-masing.

    Dalam upaya mencapai keberhasilan pengelolaan perlu didukung tim pengelola KSM yang handal:

    a. Mampu mengorganisasikan anggotanya untuk mendukung program kerja yang telah dibuat;

    b. Dapat menjamin kepentingan pemanfaat dan mencarikan alternatif pemecahan permasalahan yang dihadapi;

    c. Mampu melakukan hubungan kerja dengan lembaga lain di luar KSM;

    d. Mampu menerapkan sanksi organisasi bagi anggota yang melanggar peraturan.

    4. Pendanaan Operasi dan Pemeliharaan.

    Sumber dana berasal dari masyarakat, berupa iuran atau dana lain yang dikembangkan di lokasi, yang dihitung berdasarkan kesepakatan bersama akan kebutuhan operasional dan pemeliharaan serta rencana pengembangan sarana di masa datang.

    Pendanaan diperuntukkan bagi operasional dan pemeliharaan ditambah honorarium pengelola untuk melakukan operasional dan pemeliharaan serta orang yang bertugas untuk melakukan perbaikan jika terjadi kerusakan.

    Komponen yang perlu dipertimbangkan dalam menghitung biaya pengoperasian dan pemeliharaan meliputi:

    a. Biaya perbaikan dan penggantian komponen yang rusak sesuai dengan sistem sarana yang dibangun;

    b. Biaya pengembangan sarana;

    c. Biaya Operasional (solar, listrik, dan lain-lain);

  • PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014 2-25

    KETENTUAN PELAKSANAAN

    d. Honorarium pengelola;

    e. Depresiasi alat/sarana.

    4. Dukungan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk Operasi dan Pemeliharaan.

    Pemerintah daerah menugaskan SKPD teknis pengelola DAK untuk melakukan pembinaan secara teknis operasional serta keuangan kepada KSM/pengelola. Dukungan Pemda juga termasuk untuk melakukan rehabilitasi sarana yang mengalami kerusakan berat (tidak dapat beroperasional).

    2.6 MONITORING DAN EVALUASI

    Monitoring merupakan kegiatan pemantauan yang dilaksanakan secara berkelanjutan dan teratur untuk mengetahui:

    1. Kemajuan pelaksanaan sesuai tahapan proses kegiatan,

    2. Pencapaian sasaran dan hasil kegiatan yang dilaksanakan,

    3. Menjamin keberlanjutan pemanfaatan infrastruktur yang terbangun.

    Evaluasi merupakan kegiatan penilaian kemanfaatan dari pelaksanaan program melalui indikator:

    1. Penilaian Kinerja Daerah dalam pelaksanaan kegiatan.

    2. Kepatuhan dan ketertiban pelaporan.

    Kegiatan monitoring dan evaluasi dituangkan dalam satu bentuk format pelaporan pelaksanaan kegiatan.

  • PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 20142-26

    KETENTUAN PELAKSANAAN

    Gambar 2.3 Mekanisme Monitoring Dan Evaluasi

  • PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014 2-27

    KETENTUAN PELAKSANAAN

    2.7 PELAPORAN

    Kegiatan pelaporan dilakukan oleh:

    1. Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)

    KSM dengan bimbingan dari Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) menyusun laporan sebagai berikut:

    a. Laporan kegiatan mingguan yang berisi kemajuan pelaksanaan pembangunan dan keuangan, disampaikan kepada masyarakat.

    b. Bersama Fasilitator membuat laporan secara periodik (1 bulan) kepada SKPD sejak proses perencanaan hingga pelaksanaan kegiatan.

    2. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten/Kota

    Menyusun laporan triwulanan seluruh kegiatan DAK SLBM. Laporan triwulanan tersebut disampaikan paling lambat 5 hari kerja setelah triwulanan yang bersangkutan berakhir. Laporan ditujukan kepada Bupati/ Walikota melalui Kepala Bappeda Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Kepala SKPD Provinsi (Cipta Karya/PU) dan Satuan Kerja PPLP Provinsi.

    3. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi (Cipta Karya/PU)

    Menyusun laporan triwulanan yang diperoleh dari masing-masing SKPD Kabupaten/Kota penerima DAK SLBM. Laporan triwulanan tersebut disampaikan paling lambat 10 hari kerja setelah triwulanan yang bersangkutan berakhir kepada Gubernur melalui Kepala Bappeda Provinsi dengan tembusan kepada Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum,cq Direktur PPLP.

  • PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 20142-28

    KETENTUAN PELAKSANAAN

    10 hari kerja

    MENTERIcq. Sekretaris Jenderal

    GUBERNUR cq. Kepala Bappeda

    BUPATI/WALIKOTAcq Kepala Bappeda

    5 hari kerja

    14 hari kerja

    Tembusan

    Kepal SKPD Kab/Kota sub bidang

    Kepala SKPD Provinsi sub

    bidang

    Kepala Balai/Satker Terkait

    Direktorat Jenderal terkait

    10 hari kerja

    10 hari kerja

    14 hari kerja

    Tembusan

    Gambar 2.4 Mekanisme Pelaporan

  • BAGIAN III

    KETENTUAN TEKNISDAK SLBM

    PETUNJUK PELAKSANAAN DANA ALOKASI KHUSUS SANITASI LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT TAHUN 2014

  • PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014 3-1

    KETENTUAN TEKNIS

    BAGIAN 3KETENTUAN TEKNIS

    3.1 KETENTUAN TEKNIS PEMILIHAN TEKNOLOGI

    3.1.1 Sarana Air Limbah Berbasis Masyarakat.

    1. Jenis Air Limbah Domestik Masyarakat Berpenghasilan Rendah.

    No.JENIS

    LIMBAHBERASAL

    DARI MANA?

    SAAT INI DIALIRKAN KEMANA?

    MENCEMARI APA?

    DAMPAKNYA TERHADAP LINGKUNGAN

    1Grey-Water

    Dapur, Kamar Mandi, Tempat Cuci

    Ke saluran depan rumah

    Saluran dan Sungai.

    1. Kerusakan keseimbangan ekologi di aliran sungai,

    2. Masalah kesehatan penduduk. 3. Bertambah besar biaya

    pengobatan masyarakat.

    2Black Water

    Kakus

    1. Ke Tangki Septik.

    2. BABS (Buang Air Besar Sembarangan)

    Saluran, Sungai, Air Tanah

    1. Meningkatnya angka kematian akibat penyakit infeksi air.

    2. Bertambahnya biaya pengolahan air minum (PAM),

    3. Kerusakan ekosistem di badan air.

    Kegiatan SLBM akan membangun Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat (On Site System), dimana fasilitas pengolahan air limbah berada di dalam persil atau batas tanah yang dimiliki baik secara individu, maupun komunal.

  • PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 20143-2

    KETENTUAN TEKNIS

    2. Keunggulan dan Kekurangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Setempat (On Site).

    No. KEUNGGULAN KEKURANGAN

    1. 1) Menggunakan teknologi dan konstruksi2) sederhana;3) Memerlukan biaya yang rendah;4) Masyarakat dan tiap-tiap keluarga

    dapatmerencanakan, mengerjakan, serta mengawasi sendiri proses pembangunan;

    5) Pengoperasian dan pemeliharaan dapat dilakukan sendiri oleh masyarakat;

    6) Manfaat dapat dirasakan secara langsung.

    1) Tidak dapat diterapkan pada setiap daerah, misalkan tergantung pada sifat permeabilitas tanah dan tingkat pelayanan

    3. Kriteria modul sarana SLBM

    No. TEKNIS BIAYABERBASIS

    MASYARAKATDAMPAKNYA TERHADAP

    MASYARAKAT1. 1) Menggunakan

    teknologi sederhana;

    2) Tidak mencemari air tanah dan badan air.

    3) Dapat menampung semua air limbah.

    4) Sesuai untuk daerah dengan kepadatan tinggi;

    5) Perencanaan, pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan serta pengawasan dapat dilakukan sendiri oleh masyarakat;

    1) Memerlukan biaya yang rendah;

    2) Memiliki masa guna lebih lama;

    1) Melibatkan semua pihak untuk bekerja sama (Masyarakat, Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat, dan LSM).

    2) Masyarakat dan tiap-tiap keluarga dapat menyediakan sendiri, misalnya untuk jamban sendiri bila pilihan teknologinya adalah tangki septik bersama atau perpipaan komunal;

    1) Menyediakanpelayanan yang terbaik;

    2) Manfaat dapat merasakan secara langsung;

  • PETUNJUK PELAKSANAAN DAK SLBM 2014 3-3

    KETENTUAN TEKNIS

    Opsi pemilihan teknologi untuk sarana air limbah adalah sebagai berikut.

    IPAL

    Komponen instalasi pengolahan air limbah terdiri dari:

    Bak Inlet.

    Bak Pengolahan (banyak pilihan teknologi).

    Bak Outlet.

    Bangunan IPAL dengan konstruksi beton bertulang, berfungsi untuk menampung air limbah yang dialirkan dari sistem perpipaan untuk diolah agar menghasilkan air buangan (Effluent) yang aman bagi lingkungan.

    Pada dasarnya telah banyak pilihan teknologi maupun jenis sarana pengolahan air limbahyang umum dipakai, namun dengan beberapa pertimbangan yang dipakai sebagai contoh dalam buku Petunjuk Teknis ini adalah pengolahan dengan teknologi Anaerobik Baffled Reactor dan Anaerobic Up flow Filter.

    1. Anaerobic Baffled Reactor (ABR)

    Terdiri dari beberapa bak, dimana