kata pengantar · kak : kerangka acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan...

152
I KATA PENGANTAR Akses penduduk terhadap prasarana dan sarana air limbah permukiman dan persampahan pada dasarnya erat kaitannya dengan aspek kesehatan, lingkungan hidup, pendidikan, sosial budaya serta kemiskinan. Hasil berbagai pengamatan dan penelitian membuktikan bahwa semakin besar akses penduduk kepada fasilitas sanitasi (air limbah permukiman, persampahan dan drainase lingkungan) serta pemahaman tentang hygiene, semakin kecil kemungkinan terjadinya kasus penyebaran penyakit yang ditularkan melalui media air dan tanah. Beberapa upaya pengembangan sanitasi lingkungan berskala komunitas, dapat dilakukan melalui pendekatan berbasis masyarakat. Hal ini ditujukan untuk menjamin keberlanjutan pengelolaan, melalui penekanan perubahan perilaku dan pola hidup masyarakat untuk dapat lebih bersih dan sehat dengan melibatkan masyarakat secara utuh sejak tahap perencanaan, pelaksanaan pembangunan sampai dengan pengelolaan sarana agar terciptanya lingkungan permukiman berkelanjutan yang sehat. Salah satu sistem penganggaran untuk percepatan pelaksanaan infrastruktur bidang sanitasi di daerah adalah bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK). Sesuai Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, DAK merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Dan sebagai tindak lanjut dari UU No. 23 Tahun 2014 tersebut di atas, telah diterbitkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 21/PRT/M/2017 tentang Petunjuk Operasional Penyelenggaraan Dana Alokasi Khusus Infrastruktur yang merupakan perubahan dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 33/PRT/M/2016. Namun dalam implementasi di lapangan, masih diperlukan petunjuk pelaksanaan yang aplikatif berdasarkan pada standar dan syarat teknis yang berlaku. Direktorat Jenderal Cipta Karya menyusun Petunjuk Pelaksanaan DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2018 yang bertujuan sebagai pedoman bagi Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dan pelaksana lapangan pada setiap proses tahapan pembangunan mulai dari tahap persiapan,

Upload: nguyendat

Post on 19-Apr-2019

334 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

I

KATA PENGANTAR

Akses penduduk terhadap prasarana dan sarana air limbah permukiman dan persampahan pada dasarnya erat kaitannya dengan aspek kesehatan, lingkungan hidup, pendidikan, sosial budaya serta kemiskinan. Hasil berbagai pengamatan dan penelitian membuktikan bahwa semakin besar akses penduduk kepada fasilitas

sanitasi (air limbah permukiman, persampahan dan drainase lingkungan) serta pemahaman tentang hygiene, semakin kecil kemungkinan terjadinya kasus penyebaran penyakit yang ditularkan melalui media air dan tanah.

Beberapa upaya pengembangan sanitasi lingkungan berskala komunitas, dapat dilakukan melalui pendekatan berbasis masyarakat. Hal ini ditujukan untuk menjamin keberlanjutan pengelolaan, melalui penekanan perubahan perilaku dan pola hidup masyarakat untuk dapat lebih bersih dan sehat dengan melibatkan masyarakat secara utuh sejak tahap perencanaan, pelaksanaan pembangunan sampai dengan pengelolaan sarana agar terciptanya lingkungan permukiman berkelanjutan yang sehat.

Salah satu sistem penganggaran untuk percepatan pelaksanaan infrastruktur bidang sanitasi di daerah adalah bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK). Sesuai Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, DAK merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Dan sebagai tindak lanjut dari UU No. 23 Tahun 2014 tersebut di atas, telah diterbitkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 21/PRT/M/2017 tentang Petunjuk Operasional Penyelenggaraan Dana Alokasi Khusus Infrastruktur yang merupakan perubahan dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 33/PRT/M/2016.

Namun dalam implementasi di lapangan, masih diperlukan petunjuk pelaksanaan yang aplikatif berdasarkan pada standar dan syarat teknis yang berlaku. Direktorat Jenderal Cipta Karya menyusun Petunjuk Pelaksanaan DAK Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2018 yang bertujuan sebagai pedoman bagi Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dan pelaksana lapangan pada setiap proses tahapan pembangunan mulai dari tahap persiapan,

Page 2: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

II

perencanaan, pelaksanaan, operasi dan pemeliharaan hingga pengendalian dan pemanfaatan dalam rangka meningkatkan pelayanan sanitasi pada kawasan padat penduduk dan rawan sanitasi di perkotaan.

Semoga dengan tersusunnya Petunjuk Pelaksanaan DAK ini semakin mempercepat pemerintah daerah dalam membangun sarana dan prasarana sanitasi yang tepat sasaran, tepat mutu, waktu dan biaya yang telah menjadi urusan bersama (konkuren) dengan pemerintah pusat untuk mendukung RPJMN 2015 - 2019, yaitu mencapai

universal akses dalam pemenuhan kebutuhan dasar sektor sanitasi hingga tahun 2019.

Jakarta, 28 Agustus 2018

Direktur Jenderal Cipta Karya

Dr. Ir. Danis H. Sumadilaga, M.Eng.Sc NIP. 196010281986031003

Page 3: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

III

Page 4: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

IV

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................I

DAFTAR ISI ..................................................................................... IV

DAFTAR SINGKATAN .................................................................... VIII

PENDAHULUAN ................................................................................ 1

BAGIAN 1 KETENTUAN PELAKSANAAN ............................................ 7

1. PERSIAPAN PELAKSANAAN DAK BIDANG SANITASI ............ 7

1.1. Trilateral Meeting .................................................................. 7

1.2. Sinkronisasi dan Harmonisasi DAK Bidang Sanitasi ............. 7

1.3 Pengorganisasian Pelaksanaan Kegiatan DAK Bidang Sanitasi ................................................................................ 9

1.4. Sosialisasi Program DAK Bidang Sanitasi ........................... 10

1.4.1. Rapat Konsultasi Teknis Regional ................................... 11

1.4.2. Pengisian Aplikasi e-Monitoring ....................................... 11

1.5. Penyusunan dan Penetapan Usulan Rencana Kegiatan (URK) ................................................................................. 12

1.5.1. Penyusunan dan Penetapan URK Kegiatan Swakelola dan Kontraktual .................................................................... 12

1.6. Penetapan Rencana Kegiatan (RK) oleh Kepala Daerah ....... 14

1.7. Penetapan Melalui Keputusan Menteri PUPR ...................... 14

1.8. Perubahan atas Penetapan Rencana Kegiatan (RK) ............. 15

1.9. Menu Kegiatan Berdasarkan Jenis DAK Bidang Sanitasi .... 15

1.9.1. DAK Reguler Bidang Sanitasi .......................................... 15

1.9.2. DAK Afirmasi Bidang Sanitasi ......................................... 15

1.9.3. DAK Penugasan Bidang Sanitasi ..................................... 16

1.10. Pilihan Teknologi untuk Kegiatan Swakelola ....................... 17

1.11. Pilihan Teknologi untuk Kegiatan Kontraktual .................... 18

1.11.1. Berdasarkan Jenis DAK ............................................... 18

1.11.2. Berdasarkan Pilihan Teknologi ..................................... 18

1.12. Pilihan Teknologi yang Berlaku Standar Persyaratan .......... 19

2. PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN .................................. 21

Page 5: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

V

2.1. Pelaksanaan Kegiatan Swakelola ........................................ 21

2.1.1. Persiapan Kegiatan Swakelola ......................................... 21

2.1.2. Perencanaan Kegiatan Swakelola .................................... 40

2.1.3. Pelaksanaan Kegiatan Swakelola .................................... 46

2.1.4. Operasi dan Pemeliharaan .............................................. 54

2.2. Pelaksanaan Kegiatan Kontraktual ..................................... 61

2.2.1. Persiapan dan Perencanaan ............................................ 61

2.2.2. Pelaksanaan Kegiatan Kontraktual ................................. 71

2.2.3. Pelaksanaan Kegiatan Kontraktual Padat Karya ............. 73

2.2.4. Operasi dan Pemeliharaan .............................................. 74

2.3. Pelaporan oleh OPD Terkait ................................................ 75

1. KEMITRAAN DENGAN TNI DALAM PELAKSANAAN DAK BIDANG SANITASI .......................................................... 76

2. PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) ............................ 77

3. PENGAWASAN ................................................................ 78

4. PEMANTAUAN DAN EVALUASI ....................................... 78

BAGIAN 2 Ketentuan teknis ............................................................ 82

2.1. KRITERIA TEKNIS ............................................................... 82

2.1.1. Lokasi Prioritas Kegiatan DAK Reguler ............................ 82

2.1.2. Lokasi Prioritas DAK Afirmasi ......................................... 82

2.1.3. Lokasi Prioritas DAK Penugasan ..................................... 83

2.1.4. Kriteria Kegiatan Bidang Air Limbah ............................... 84

2.2. PILIHAN PRASARANA DAN SARANA SANITASI ................... 84

2.2.1. Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Setempat (SPALD-S) ....................................................................... 85

2.2.2. Pengertian dan Ilustrasi Gambar Sarana dan Prasarana Sanitasi : ........................................................................ 87

2.2.3. Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) ....................................................................... 91

2.2.4. Perencanaan Sub_Sistem Pengumpulan ......................... 93

2.2.5. Perencanaan Sub_Sistem Pelayanan ............................... 96

Page 6: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

VI

2.2.6. Perencanaan Sub - Sistem Pengolahan ........................... 98

2.2.7 Parameter Desain dalam Penyusunan RTR IPAL .......... 100

2.2.8 Contoh Perhitungan Rencana Teknik Rinci IPAL ........... 101

2.2.9. Ketentuan Teknis Operasi dan Pemeliharaan ................ 117

2.2.10. Ketentuan Teknis dalam Seleksi Lokasi ..................... 126

2.3 Sistem Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (SMK3) .............................................................................. 138

2.3.1. Penerapan SMK3 Kegiatan Swakelola ........................... 138

2.3.2. Penerapan SMK3 Kegiatan Kontraktual ........................ 138

Page 7: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

VII

Page 8: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

VIII

DAFTAR SINGKATAN

ABR : Anaerobic Baffled Reactor AUF : Anaerobic Upflow Filter/Proses

Pengolahan Air Limbah dengan Metode Pengaliran Air Limbah keatas Melalui Media Filter Anaerobic

AF : Filter AMDAL : Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ANDAL : Analisis Dampak Lingkungan APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara BABS : Buang Air Besar Sembarangan BANGDA : Pembangunan Daerah BAPPEDA : Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah BAPPENAS : Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional BOD : Biological Oxygen Demand BOP : Biaya Operasional Proyek BORDA : Bremen Overseas

Research&Development Associate CAP/RKM : Community Action Plan/Rencana

Kegiatan Masyarakat COD : Chemical Oxygen Demand CSS : Central Sanitation Centers DAK : Dana Alokasi Khusus DED : Detail Engineering Design DinKes : Dinas Kesehatan

DIP : Daftar Isian Proyek DIPA : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Dit. PPLP : Direktorat Pengembangan Penyehatan

Lingkungan Permukiman DJCK PUPR : Direktorat Jendral Cipta Karya –

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DRA : Demand Responsive

Approach/Pendekatan Tanggap Kebutuhan

ICC : Informed Choice

Page 9: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

IX

Catalogue/Katalog Pilihan Informasi Teknologi

IPAL : Instalasi Pengolahan Air Limbah IPLT : Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja JUKLAK : Petunjuk Pelaksanaan KAK : Kerangka Acuan Kerja Kemenkes : Kementerian Kesehatan KEPMEN : Keputusan Menteri KEPPRES : Keputusan Presiden KF : Kapasitas Fiskal KPA : Kuasa Pengguna Anggaran

KPP : Kelompok Pemanfaatan Pemeliharaan KPPN : Kantor Pelayanan Perbendaharaan

Negara KSM : Kelompok Swadaya Masyarakat KSO : Kerjasama Operasional, meliputi

upah kerja borongan dan/atau kontraktor specialist

Long List : Daftar Panjang LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat MCK : Mandi, Cuci dan Kakus MDG’s : Milenium Development Goal’s MONEV : Monitoring and Evaluasi MOU : Memorandum of Understanding/Nota

Kesepakatan Kerjasama MPA : Method for Participatory

Assesment/Metode Pengkajian O & P : Operasi dan Pemeliharaan PA : Pengguna Anggaran PAD : Project Appraisal Document Panitia Pengadaan : Tim Pelaksana pengadaan barang/jasa

di KSM PDAM : Perusahaan Daerah Air Minum PERPRES : Peraturan Presiden PHAST : Participatory Hygiene and Sanitation

Transformation PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat PLP : Penyehatan Lingkungan Permukiman PPK : Pejabat Pembuat Komitmen Rakorbang : Rapat Koordinasi Pembangunan RUTRK : Rencana Umum Tata Ruang Kota SATKER PSPLP : Satuan Kerja Pengembangan Sistem

Penyehatan Lingkungan Permukiman

Page 10: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

X

SELOTIF : Selekasi Lokasi Partisipatif Short List : Daftar Pendek SK : Surat Keputusan OPD : Organisasi Perangkat Daerah SLBM : Sanitasi Lingkungan Berbasis

Masyarakat SPALD-T : Sistem Pengolahan Air Limbah

Domestik Terpusat SPALD-S : Sistem Pengolahan Air Limbah

Domestik Setempat STBM : Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

Page 11: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

XI

Page 12: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

1

PENDAHULUAN

Akses penduduk terhadap prasarana dan sarana air limbah permukiman pada dasarnya erat kaitannya dengan aspek kesehatan, lingkungan hidup, pendidikan, sosial, budaya serta kemiskinan. Hasil berbagai pengamatan dan penelitian telah membuktikan bahwa semakin besar akses penduduk terhadap fasilitas prasarana dan sarana air limbah permukiman, persampahan dan drainase serta pemahaman tentang hygiene, semakin kecil kemungkinan terjadinya kasus penyebaran penyakit yang ditularkan melalui media air (waterborne diseases).

Mengingat keterbatasan kemampuan yang dimiliki pemerintah, baik pusat maupun daerah, diperlukan upaya-upaya terobosan yang bersifat mengubah paradigma dalam pengembangan sanitasi lingkungan. Beberapa upaya bisa dilakukan terhadap pengembangan sanitasi lingkungan berskala komunitas berbasis masyarakat melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk menjamin keberlanjutan pengelolaan.

Hal ini sejalan dengan amanat UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dimana Pemerintah lebih berperan sebagai regulator dan fasilitator terkait dengan tugas-tugasnya dalam pengaturan, pembinaan dan pengawasan pengembangan sanitasi lingkungan. Dana Alokasi Khusus Sanitasi (DAK Bidang Sanitasi) merupakan salah satu program pemerintah untuk meningkatkan akses sanitasi, yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. DAK Bidang Sanitasi ini khususnya diperuntukkan untuk membiayai kebutuhan prasarana dan sarana sanitasi masyarakat yang belum mencapai standar tertentu atau untuk mendorong

percepatan pembangunan daerah.

Besaran alokasi DAK Bidang Sanitasi masing-masing daerah ditentukan dengan perhitungan indeks berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus dan kriteria teknis. Kriteria umum dirumuskan berdasarkan kemampuan keuangan daerah, yang dicerminkan dari penerimaan umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) setelah dikurangi belanja Pegawai Negeri Sipil Daerah. Kriteria khusus dirumuskan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur penyelenggaraan otonomi khusus dan karakteristik daerah. Kriteria teknis disusun berdasarkan kegiatan khusus yang dirumuskan oleh kementerian/lembaga.

Pedoman Teknis DAK Bidang Sanitasi dimaksudkan sebagai pedoman

Page 13: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

2

bagi Pemerintah Kabupaten/Kota, dan pelaksana lapangan dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, penilaian kinerja, pemanfaatan. Pedoman ini merupakan media pembinaan pelaksanaan DAK Bidang Sanitasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan Pemerintah Provinsi. Pelaksana kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah Organisasi Perangkat Daerah Dana Alokasi Khusus yang selanjutnya disebut OPD DAK, yaitu organisasi/lembaga pada Pemerintah Daerah yang bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota yang menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dari Dana Alokasi Khusus Bidang Sanitasi.

Tujuan disusunnya Pedoman Teknis DAK Bidang Sanitasi ini, adalah :

a. Menjamin tertib pemanfaatan pelaksanaan dan pengelolaan DAK Bidang Sanitasiyang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota.

b. Menjamin terlaksananya koordinasi antara kementerian terkait, dinas teknis di Provinsi, dan dinas teknis di Kabupaten/Kota, dalam: pelaksanaan, pengelolaan, pemantauan, dan pembinaan teknis kegiatan yang dibiayai dengan DAK Bidang Sanitasi.

c. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi pemanfaatan DAK Bidang Sanitasi, serta mensinergikan kegiatan yang dibiayai dengan DAK Bidang Sanitasi dengan kegiatan prioritas nasional; dan

d. Meningkatkan kinerja prasarana dan sarana bidang sanitasi, dan meningkatkan cakupan pelayanan sanitasi untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.

Dasar hukum yang digunakan dalam pengaturan,

pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi

adalah sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan

3. Undang–undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah.

4. Undang–Undang Nomor 15 tahun 2017 tentang APBN tahun anggaran 2018.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar

Page 14: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

3

Pelayanan Minimal.

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

8. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 dan perubahannya Perpres No. 70 Tahun 2012, tentang Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah.

9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Perpres no.123 Tahun 2016 Tentang

Petunjuk Teknis Dana Alokasi Khusus Fisik.

10. Peraturan Menteri Keuangan tentang Pedoman Umum dan Alokasi Dana Alokasi Khusus (ditetapkan setiap tahun).

11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 112/PMK.07/2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.07/2017 tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa.

12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 04/PRT/M/2017 tentangPenyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah.

13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 21/PRT/M/2017, tentang Petunjuk Operasional Dana Alokasi Khusus Infrastruktur Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

14. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 628);

15. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 241/PMK.07/2014 Tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer ke Daerah.

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2009 tentangPedoman Pengelolaan Keuangan Dana Alokasi Khusus di Daerah.

17. Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum Nomor KEP.174/MEN/1986 dan Nomor104/KPTS/1986 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja PadaTempat Kegiatan Konstruksi.

Pedoman Teknis DAK Bidang Sanitasi ini, terbagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu:

Page 15: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

4

a. Pendahuluan; b. Ketentuan Pelaksanaan; c. Ketentuan Teknis.

Page 16: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

5

SISTEMATIKA PEDOMAN

TEKNIS PELAKSANAAN DAK BIDANG SANITASI TA. 2018

Gambar Sistematika Pedoman Teknis Pelaksanaan DAK Bidang Sanitasi 2018

Page 17: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

6

Page 18: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

7

BAGIAN 1

KETENTUAN PELAKSANAAN

1. PERSIAPAN PELAKSANAAN DAK BIDANG SANITASI

1.1. Trilateral Meeting

Dalam rangka mewujudkan akses universal sanitasi melalui peningkatan cakupan pelayanan sarana pengelolaan air limbah, maka ditetapkan arah kebijakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang sanitasi dalam setiap tahun anggaran berjalan, yaitu berupa:

1. Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) berupa penambahan Sambungan Rumah (SR) terhadap Kabupaten/Kota yang sudah memiliki sistem terpusat skala Kota dan/atau skala permukiman dan pembangunan baru SPALD-T skala permukiman;

2. Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Satempat (SPALD-S), berupa pembangunan tangki septik skala individual di perkotaan, pembangunan tangki septik skala komunal, pengadaan truk tinja dan peningkatan kualitas sarana sanitasi invidual perdesaan dari akses dasar menjadi akses layak di Desa/Kelurahan yang sudah terverifikasi Open Defecation Free (ODF) selama minimal 2 tahun.

Pembangunan sanitasi dilakukan dengan berdasarkan pada lokasi prioritas dan rencana aksi pengembangan sistem sanitasi dalam Strategi Sanitasi Kota/Kabupaten (SSK).

1.2. Sinkronisasi dan Harmonisasi DAK Bidang Sanitasi

Sesuai dengan amanat Peraturan Presiden No 5 Tahun 2018 Tentang Perubahan atas Perpres No.123 Tahun 2016 Tentang Petunjuk Teknis Dana Alokasi Khusus Fisik. Bahwa peran Unit Organisasi Teknis di lingkup Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terkait dengan perencanaan program antara lain melakukan pembahasan dan penetapan rencana kegiatan yang diusulkan daerah agar sesuai dengan prioritas nasional.

Kegiatan sinkronisasi dan harmonisasi dilaksanakan dalam rangka menerima daerah untuk berkonsultasi terkait hasil penilaian sementara dari Pemerintah Pusat (Bappenas dan Kementerian PUPR) dan hasil konfirmasi dari Pemerintah Daerah baik yang telah di imput dalam aplikasi Sinkron DAK maupun melalui Kertas Kerja yang telah disiapkan. Dengan demikian Pemerintah Daerah dapat menyampaikan tanggapan terhadap

Page 19: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

8

hasil penilaian sementara yang sudah masuk ke dalam aplikasi Sinkron DAK.

Kriteria penilaian terhadap usulan kegiatan dari Pemerintah Daerah antara lain sebagai berikut :

1. Kesesuaian dengan longlist data base e-Plaining; 2. Keseusaian dengan menu kegiatan di dalam Permen PUPR No

33/PRT/M/2016; 3. Status sumber pendanaan belum didanai oleh sumber

pendanaan yang lain; 4. Kesanggupan melengkapi Surat Pernyataan Tanggung Jawab

Mutlak (SPTJM); 5. Kewajaran harga satuan.

Bisnis Proses Kegiatan Sinkronisasi dan Harmonisasi DAK Fisik Tahun angaran 2018.

C DJPK K/L & BAPPENAS

Input Data di Aplikasi

APLIKASI SINKRON DAK FISIK

2

Melalui Aplikasi Pemda dapat: 1. Lihat Usulan DAK (E-

Planning) 2. Lihat Hasil Penilaian; dan 3. Input Data Konfirmasi

3

1. Data Usulan dari E-Planning

2. Data Hasil Penilaian

1

Melalui Aplikasi, KL dan Bappenas mereview Data

Konfirmasi Pemda

(data terkunci jika sudah direview)

4

FORUM

SINRKOSASI DAN HARMONISASI DI

PROVINSI

Didiskusikan

Disepakati dan masuk

Hasil Sinkronisasi

5 A

5 B

Diskusi

Konfirm

YA

Page 20: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

9

1.3 Pengorganisasian Pelaksanaan Kegiatan DAK Bidang

Sanitasi

Dalam rangka mempercepat proses pelaksanaan Program DAK Bidang Sanitasi diperlukan pengorganisasian pada berbagai tingkatan, antara lain sebagai berikut :

1. Tingkat Pusat

Untuk tingkat pusat: Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman menunjuk Sub Direktorat Perencanaan Teknis dan Sub Direktorat Pengolahan Air Limbah

serta Satker Penyehatan Lingkungan Permukiman Berbasis Masyarakat (PLPBM) sebagai unit pengelola kegiatan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Sanitasi.

2. Tingkat Provinsi

Untuk Tingkat Provinsi, Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman menugaskan Satker PSPLP Provinsi sebagai Koordinator penyelenggaraan dan pemantauan DAK Bidang Sanitasi. Dalam rangka monitoring capaian progres pelaksanaan kegiatan di masing-masing Provinsi, Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman menugaskan PPK Perencanaan dan Pengendalian Program Infrastruktur Permukiman (PIP) Satuan Kerja Randal sebagai penanggungjawab data laporan emonnya.

3. Tingkat Kabupaten/Kota

1. Kegiatan swakelola

Kepala OPD Kabupaten/Kota membentuk unit pengelola DAK Bidang Sanitasi, melakukan seleksi terhadap Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) dan memobilisasi TFL ke wilayah

dampingan sesuai dengan Surat Keputusan dari Pengguna Anggaran (PA) atau Kuasa Pengguna Anggaran (KPA);

2. Kegiatan kontraktual/Kntraktual Padat Karya

Penguasa Anggaran (PA) Kabupaten/Kota menetapkan Rencana Umum Pengadaan (RUP), mengumumkan secara luas Rencana Umum Pengadaan, Menetapkan PPK, Menetapkan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.

Unit pengelola DAK Bidang Sanitasi haruslah OPD

yang secara hukum (Perda/Perbup/Perwali) mengemban tugas pokok dan fungsi bidang sanitasi.

Page 21: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

10

4. Tingkat Desa/Kelurahan

1. Pekerjaan Swakelola

Di tingkat Desa/Kelurahan, Kades/Lurah atas sepengetahuan Camat melaksanakan sosialisasi awal penyelenggaraan program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Sanitasi di wilayah kerjanya. Selanjutnya bersama dengan TFL Pemerintah Desa/Kelurahan memfasilitasi proses pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dan menyampaikan Berita Acara hasil pembentukan lembaga tersebut kepada OPD Dinas terkait untuk ditetapkan sebagai kelompok pelaksana kegiatan swakelola Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Sanitasi.

Setelah pelaksanaan kegiatan SELOTIP dan ditetapkan lokasi penerima manfaat, Pemerintah Desa/Kelurahan bersama dengan TFL memfasilitasi proses pembentukan Kelompok Pemanfaat dan Pemeliharaan (KPP). Selanjutnya ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala Desa/Kelurahan sebagai lembaga yang bertanggungjawab dalam proses Operasi dan Pemeliharaan serta pengembangan jaringan pelayanan sanitasi agar dapat berkelanjutan (sustainable programme).

2. Pekerjaan Kontraktual/Kontraktual Padat Karya

Di tingkat Desa/Kelurahan Pemerintah Daerah didampingi dari konsultan pengawas dan kontraktor pemenang melakukan sosialisasi kepada seluruh lapisan masyarakat sebagai bentuk pemberitahuan terkait proses pelaksanaan dan manfaat dari program Dana Alokasi Khusus Bidang Sanitasi. Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan

dukungan dari Pemerintah Desa/Kelurahan serta masyarakat sebagai calon penerima manfaat. Sekaligus kontraktor pelaksana untuk dapat menjaring tenaga kerja dari warga pemanfaat agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan sesuai dengan harapan pemerintah.

1.4. Sosialisasi Program DAK Bidang Sanitasi

Sosialisasi DAK Bidang Sanitasi diselenggarakan kepada seluruh pemerintah Kabupaten/Kota pada akhir tahun anggaran sebelumnya yang diselenggarakan oleh Biro Perencanaan Anggaran dan KLN, Sekretariat Jenderal, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Page 22: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

11

Pemerintah Kabupaten/Kota penerima Dana Alokasi Khusus Infrastruktur Bidang Sanitasi harus mengikuti sosialisasi Petunjuk Operasional Penyelenggaraan DAK dan Pra-Konsultasi serta Konsultasi Program dalam rangka pembahasan Usulan Rencana Kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementerian PUPR.

Sosialisasi ini bertujuan agar Pemerintah Kabupaten/Kota dapat memahami ruang lingkup kegiatan, mengalokasikan dana penunjang yang bersumber dari DAK Bidang Sanitasi dan dana penunjang kegiatan yang bersumber dari APBD serta mempersiapkan lokasi yang memenuhi syarat dan kriteria teknis.

Sosialisasi dilaksanakan juga oleh OPD teknis/Pokja Sanitasi di tingkat Kabupaten/Kota, dengan mengundang Camat, Kodim (TNI), Lurah/Kades daerah rawan sanitasi.

1.4.1. Rapat Konsultasi Teknis Regional

Rapat konsultasi teknis regional dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat termasuk didalamnya kegiatan konsultasi teknis untuk bidang sanitasi.

Berdasarkan penetapan alokasi Dana Alokasi Khusus Bidang Sanitasi Pemerintah Daerah melalui OPD terkait penerima DAK menyusun Usulan Rencana Kegiatan (URK) berdasarkan hasil konsultasi dengan Unit Organisasi Teknis (UNOR).

Penyusunan Usulan Rencana Kegiatan (URK) mengacu pada proposal yang diusulkan Pemerintah Daerah kepada Bappenas dan Kementerian Keuangan serta hasil sinkronisasi dan harmonisasi usulan DAK.

Pemerintah Daerah wajib menganggarkan dana transfer ke daerah yang penggunaannya sudah ditentukan dengan petunjuk teknis sesuai peraturan perundang-undangan.

1.4.2. Pengisian Aplikasi e-Monitoring

Pengisian aplikasi elektronik monitoring khusus DAK Bidang Sanitasi dapat dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dan tanda tangan dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota, selanjutnya diverifikasi oleh Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Pusat dalam sistem e-Monitoring DAK PUPR.

Page 23: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

12

1.5. Penyusunan dan Penetapan Usulan Rencana Kegiatan

(URK)

1.5.1. Penyusunan dan Penetapan URK Kegiatan Swakelola

dan Kontraktual

Berdasarkan penetapan alokasi Dana Alokasi Khusus dari Pemerintah, Bupati/Walikota penerima DAK Bidang Sanitasi menyusun Usulan Rencana Kegiatan (URK) berdasarkan konsultasi dengan berbagai pemangku kepentingan yang memenuhi kriteria prioritas nasional.

Dana Alokasi Khusus dianggarkan sesuai Peraturan

Presiden tentang Rincian Anggaran Pendapatan Belanja

Negara (APBN) tahun anggaran berjalan atau Peraturan

Menteri Keuangan mengenai alokasi Dana Alokasi Khusus

Tahun Anggaran berjalan.

1.5.1.1. Rencana Pembiayaan Kegiatan Swakelola (RPKS)

Pembiayaan kegiatan DAK Bidang Sanitasi ini dapat berasal dari beberapa sumber pembiayaan, antara lain: Pemerintah Pusat (APBN) dan DAK, Pemerintah Kabupaten/Kota (APBD), swadaya masyarakat, swasta dan LSM. Untuk setiap lokasi diperlukan kontribusi pendanaan dari masing-masing pemangku kepentingan sebagai berikut:

1. Pemerintah Daerah dapat menggunakan paling banyak 5% (lima persen) dari alokasi DAK Fisik Bidang Sanitasi untuk mendanai kegiatan penunjang yang berhubungan langsung

dengan kegiatan DAK Fisik antara lain sebagai berikut: a. Honorarium Tenaga Fasilitator Lapangan

(TFL); b. Honorarium Petugas e-Monitoring DAK

Bidang Sanitasi; c. Penyelenggaraan rapat-rapat koordinasi

antara lain: ❖ Penyiapan tahapan implementasi program

dan penguatan kapasitas Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) serta sosialisasi program kepada masyarakat;

Page 24: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

13

❖ Kampanye sanitasi kepada calon pemanfaat;

❖ Pengendalian pelaksanaan Konstruksi; ❖ Pasca konstruksi; peguatan kapasitas

Kelompok Pemanfaat dan Pemeliharaan (KPP) tentang Operasional dan Pemeliharaan serta pengembangan pelayanan.

d. Perjalanan dinas dari ke dan dari lokasi kegiatan untuk perencanaan, pengendalian

dan pengawasan konstruksi.

2. Pelaksanaan konstruksi dibiayai oleh: a. Dana DAK Bidang Sanitasi untuk kegiatan

swakelola dan kontraktual; b. Kontribusi dari masyarakat dapat berupa

dana tunai (in cash) dan kontribusi dalam bentuk barang (in kind) berupa hibah lahan, tenaga kerja, material dan lain-lain untuk kegiatan swakelola;

c. Dana pihak swasta lainnya dapat dikumpulkan melalui berbagai upaya sejauh hal tersebut saling menguntungkan dan tidak mengikat. Biaya Operasi dan Pemeliharaan dibiayai dan dikelola langsung oleh masyarakat untuk kegiatan swakelola.

1.5.1.2. Rencana Pembiayaan Kegiatan Kontraktual

1. Pemerintah daerah melalui Penguasa Anggaran (PA) menyusun dan menetapkan rencana penganggaran pengadaan barang/jasa yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK), terdiri atas biaya barang/jasa itu sendiri, biaya pendukung dan biaya administrasi yang diperlukan untuk proses pengadaan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pemerintah Daerah dapat menggunakan paling banyak 5% (lima persen) dari alokasi DAK Fisik Bidang Sanitasi untuk mendanai kegiatan penunjang yang berhubungan langsung dengan kegiatan DAK Fisik antara lain sebagai berikut:

a. Desain perencanaan untuk

Page 25: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

14

pelaksanaan kegiatan dan penunjukan konsultan individual perencana;

b. Biaya Tender (pengumuman pengadaan);

c. Honorarium Petugas e-Monitoring DAK Bidang Sanitasi;

d. Penunjukan konsultan pengawas; e. Perjalanan dinas dari ke dan dari lokasi

kegiatan untuk perencanaan, pengendalian dan pengawasan

konstruksi.

2. Pelaksanaan konstruksi dibiayai oleh Dana Alokasi Khusus (DAK) pada tahun anggaran berjalan sesuai dengan nilai pagu per paket kegiatan.

1.6. Penetapan Rencana Kegiatan (RK) oleh Kepala Daerah

Hasil pembahasan Usulan Rencana Kegiatan (URK) bersama Unit Organisasi Teknis (UNOR) ditetapkan oleh Kepala Daerah menjadi Rencana Kegiatan (RK) berupa rincian kegiatan, lokasi kegiatan dan target output kegiatan. Selanjutnya disampaikan kepada Direktur Jenderal Cipta Karya sebagai Unit Organisasi Teknis paling lambat minggu terakhir (M-4) bulan Januari Tahun Anggaran berkenaan.

Direktur Jenderal Cipta Karya sebagai Unit Organisasi Teknis (UNOR) Bidang Sanitasi menyampaikan rekap hasil penetapan Rencana Kegiatan (RK) yang telah ditetapkan oleh Kepala Daerah kepada Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR paling lambat minggu pertama (M-1) bulan Februari Tahun Anggaran berkenaan.

Sekretaris Jenderal melakukan penelitian dan penyusunan konsep penetapan hasil rekapitulasi dan selanjutnya disampaikan kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

1.7. Penetapan Melalui Keputusan Menteri PUPR

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menetapkan hasil rekapitulasi Rencana Kegiatan (RK) Bidang Sanitasi untuk disampaikan kepada Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas paling lambat minggu ketiga (M-3) bulan Maret Tahun Anggaran berkenaan.

Page 26: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

15

1.8. Perubahan atas Penetapan Rencana Kegiatan (RK)

Perubahan terhadap Rencana Kegiatan (RK) yang telah ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dapat dilakukan setelah Kepala Daerah terkait mengajukan usulan perubahan Rencana Kegiatan (RK) kepada Unit Organisasi Teknis (UNOR) dan mendapatkan persetujuan dari Unit Organisasi Teknis, Direktorat Pengembangan PLP, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Perubahan terhadap Rencana Kegiatan (RK) tersebut hanya diperkenankan satu kali dalam satu tahun anggaran dan perubahan dapat dilakukan paling lambat minggu pertama (M-1) bulan Maret Tahun Anggaran berkenaan.

Dalam hal penganggaran dana transfer ke daerah jika penggunaannya tidak sesuai dengan petunjuk teknis tahun berkenaan, Pemerintah Daerah melakukan penyesuaian atas penggunaan dana transfer dimaksud dengan cara menganggarkan kembali mendahului perubahan APBD tahun anggaran berjalan dengan terlebih dahulu mengubah peraturan Kepala Daerah tentang penjabaran APBD dan diberitahukan kepada pimpinan DPRD untuk selanjutnya diusulkan dan ditampung dalam perubahan APBD Tahun anggaran berkenaan.

1.9. Menu Kegiatan Berdasarkan Jenis DAK Bidang Sanitasi

1.9.1. DAK Reguler Bidang Sanitasi

1. Pembangunan baru SPALD-T Skala Permukiman yang

terdiri dari Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik

(IPALD) Skala Permukiman, jaringan pengumpul dan SR

dengan jumlah layanan minimal 50 KK.

2. Pembangunan baru SPALD Terpusat skala permukiman

yang terdiri dari IPALD skala permukiman, jaringan

pengumpul dan SR dengan jumlah layanan minimal 50

KK serta prasarana Mandi Cuci Kakus (MCK).

3. Pembangunan tangki septik skala komunal (5-10 KK).

1.9.2. DAK Afirmasi Bidang Sanitasi

1. Pembangunan baru SPALD Terpusat skala permukiman

yang terdiri dari IPALD skala permukiman, jaringan

pengumpul dan SR dengan jumlah layanan minimal 25

KK serta parasarana Mandi Cuci Kakus (MCK);

2. Pembangunan tangki septik skala komunal (5-10 KK);

Page 27: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

16

3. Pembangunan tangki septik skala individual perdesaan dari akses dasar menjadi akses layak pada lokasi yang telah dinyatakan sebagai kawasan Open Defecation Free (ODF) selama minimal 2 tahun, berdasarkan data Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), satu titik lokasi atau satu KSM minimal 50 unit.

1.9.3. DAK Penugasan Bidang Sanitasi

1. Pengembangan Pelayanan Penyedotan Lumpur Tinja

melalui:

❖ Pembangunan tangki septik skala individu di

perkotaan dengan kepadatan penduduk ≤ 150

jiwa/Ha, satu titik lokasi/satu KSM minimal 50 unit,

khusus untuk kabupaten/kota yang sudah memiliki

IPLT dan sedang menyusun/ sudah mempunyai

sistem pengelolaan lumpur tinja (reguler/on-call

basis);

❖ Pengadaan truk tinja maksimal 1 unit truk untuk

kabupaten/kota yang sudah memiliki IPLT dan

sedang menyusun/ sudah mempunyai sistem

pengelolaan lumpur tinja (reguler/on-call basis);

2. Pembangunan MCK ++ dan jaringan perpipaan bagi

lembaga pendidikan agama minimal 300 siswa menetap;

3. Penambahan pipa pengumpul dan SR untuk

kabupaten/kota yang telah memiliki IPALD terpusat

(skala kota dan permukiman) dengan jumlah

penambahan minimal 50 SR;

4. Pembangunan tangki septik skala individual perdesaan

dari akses dasar menjadi akses layak pada lokasi yang

telah dinyatakan sebagai kawasan Open Defecation Free

(ODF) selama minimal 2 tahun, berdasarkan data STBM,

satu titik lokasi atau satu KSM minimal 50 unit;

5. Pembangunan baru SPALD Terpusat Skala Permukiman

yang terdiri dari Instalasi Pengolahan Air Limbah

Domestik (IPALD) Skala Permukiman, jaringan

pengumpul dan SR dengan jumlah layanan minimal 50

KK di kawasan permukiman kumuh;

6. Pembangunan baru SPALD Terpusat skala permukiman

yang terdiri dari IPALD permukiman skala komunal,

Page 28: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

17

jaringan pengumpul dan SR dengan jumlah layanan

minimal 50 KK serta parasarana Mandi Cuci Kakus

(MCK) di kawasan permukiman kumuh;

7. Pembangunan tangki septik skala komunal (5-10 KK) di kawasan permukiman kumuh.

1.10. Pilihan Teknologi untuk Kegiatan Swakelola

Seluruh air yang dihasilkan oleh aktivitas rumah tangga (Mandi, Cuci, Kakus, Dapur) dan limbah dari industri rumah tangga yang bersifat organik, dialirkan dengan jaringan

perpipaan menuju Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk diolah secara aerobik dan atau anaerobik sehingga hasil pengolahan memenuhi baku mutu terhadap lingkungan permukiman. 1. Pembangunan baru SPALD-T Skala Permukiman yang terdiri

dari Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPALD) Skala Permukiman, jaringan pengumpul dan SR yang tersambung ke minimal 50 KK;

2. Pembangunan baru SPALD Terpusat skala permukiman yang terdiri dari IPALD skala permukiman, jaringan pengumpul yang tersambung ke minimal 50 KK serta prasarana Mandi Cuci Kakus (MCK);

3. Pembangunan baru SPALD Terpusat skala permukiman yang terdiri dari IPALD skala permukiman, jaringan pengumpul dan SR yang tersambung ke minimal 25 KK serta parasarana Mandi Cuci Kakus (MCK);

4. Pembangunan MCK ++ dan jaringan perpipaan bagi lembaga pendidikan agama minimal 300 siswa menetap;

5. Pembangunan baru SPALD Terpusat Skala Permukiman yang terdiri dari Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPALD)

Skala Permukiman, jaringan pengumpul dan SR dengan jumlah layanan minimal 50 KK di kawasan permukiman kumuh;

6. Pembangunan baru SPALD Terpusat skala permukiman yang terdiri dari IPALD permukiman skala komunal, jaringan pengumpul dan SR yang tersambung ke minimal 50 KK serta parasarana Mandi Cuci Kakus (MCK) di kawasan permukiman kumuh;

7. Pembangunan tangki septik skala individu di perkotaan dengan kepadatan penduduk ≤ 150 jiwa/Ha, satu titik lokasi/satu KSM minimal 50 unit, khusus untuk kabupaten/kota yang sudah memiliki IPLT dan sedang

Page 29: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

18

menyusun/ sudah mempunyai sistem pengelolaan lumpur tinja (reguler/on-call basis);

8. Pembangunan tangki septik skala komunal (5-10 KK); 9. Pembangunan tangki septik skala individual perdesaan dari

akses dasar menjadi akses layak pada lokasi yang telah dinyatakan sebagai kawasan Open Defecation Free (ODF) selama minimal 2 tahun, berdasarkan data Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), satu titik lokasi atau satu KSM minimal 50 unit;

1.11. Pilihan Teknologi untuk Kegiatan Kontraktual

1.11.1. Berdasarkan Jenis DAK

Pilihan teknologi yang di prioritaskan pada jenis DAK Afirmasi dapat dilaksanakan dengan pola kegiatan kontraktual padat karya, yaitu dengan mengoptimalkan tenaga kerja (HOK) dari warga lokal setempat sebagai calon pemanfaat, pilihan teknologi yang dimaksud antara lain sebagai berikut: 1. Pembangunan baru SPALD Terpusat skala

permukiman yang terdiri dari IPALD skala

permukiman, jaringan pengumpul dan SR dengan

jumlah layanan minimal 25 KK serta parasarana

Mandi Cuci Kakus (MCK);

2. Pembangunan tangki septik skala komunal (5-10

KK);

3. Pembangunan tangki septik skala individual perdesaan dari akses dasar menjadi akses layak pada lokasi yang telah dinyatakan sebagai kawasan Open Defecation Free (ODF) selama minimal 2 tahun,

berdasarkan data Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), satu titik lokasi atau satu KSM minimal 50 unit.

1.11.2. Berdasarkan Pilihan Teknologi

1. Penambahan pipa pengumpul dan SR untuk kabupaten/kota yang telah memiliki IPALD Terpusat (skala kota dan permukiman) dengan jumlah penambahan minimal 50 SR;

2. Pengadaan truk tinja maksimal 1 unit truk untuk kabupaten/kota yang sudah memiliki IPLT dan sedang menyusun/ sudah mempunyai sistem pengelolaan lumpur tinja (reguler/on-call basis).

Page 30: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

19

1.12. Pilihan Teknologi yang Berlaku Standar Persyaratan

Teknologi ini dapat dipilih oleh Kabupaten/Kota apabila sudah memiliki sarana dan prasarana Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPLT) dalam rangka pengembangan penyedotan dan pengolahan lumpur tinja, antara lain sebagai berikut:

1. Pengadaan truk tinja maksimal 1 unit truk untuk kabupaten/kota yang sudah memiliki IPLT dan sedang menyusun/ sudah mempunyai sistem pengelolaan lumpur tinja (reguler/on-call basis);

2. Pembangunan tangki septik skala individu di perkotaan dengan kepadatan penduduk ≤ 150 jiwa/Ha, satu titik lokasi/satu KSM minimal 50 unit, khusus untuk kabupaten/kota yang sudah memiliki IPLT dan sedang menyusun/ sudah mempunyai sistem pengelolaan lumpur tinja (reguler/on-call basis);

3. Pembangunan tangki septik skala individual perdesaan dari akses dasar menjadi akses layak pada lokasi yang telah dinyatakan sebagai kawasan Open Defecation Free (ODF) selama minimal 2 tahun, berdasarkan data Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), satu titik lokasi atau satu KSM minimal 50 unit.

Page 31: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

20

Page 32: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

21

2. PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

2.1. Pelaksanaan Kegiatan Swakelola

Dalam pelaksanaan kegiatan DAK Bidang Sanitasi, pengorganisasian pelaksanaan kegiatan meliputi;

2.1.1. Persiapan Kegiatan Swakelola

Sebelum pekerjaan swakelola dilaksanakan, perlu dilakukan persiapan-persiapan sebagai berikut:

Bagan Alir Pelaksanaan DAK Bidang Sanitasi

Page 33: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

22

2.1.1.1. Penyiapan Tenaga Fasilitator Lapangan

(TFL)

Tenaga Fasilitator Lapangan merupakan salah satu faktor penting dalam pelaksanaan DAK Bidang Sanitasi , oleh karena itu keberadaannya perlu diatur dan diperkuat kapasitasnya agar personil yang menjadi Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) merupakan orang yang tepat dan berkualitas serta memiliki komitmen yang tinggi dalam

mendampingi program kepada masyarakat.

a. Perekrutan TFL Adapun urutan prosedur perekrutan dan penugasan TFL adalah sebagai berikut: 1. Pemerintah Kabupaten/Kota melalui

OPD Dinas terkait mengumumkan secara terbuka tentang pembukaan lowongan Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) tahun anggaran berjalan, baik melaui media massa/cetak, elektronik dan papan pengumuman;

2. OPD Dinas terkait melakukan seleksi administrasi sesuai dengan kriteria persyaratan yang telah di tetapkan dan mengumumkan hasil kepada calon pelamar yang lolos seleksi administrasi;

3. OPD Dinas terkait mengundang calon TFL yang lolos seleksi administrasi untuk mengikuti ujian tertulis dan

wawancara; 4. OPD Dinas terkait mengumumkan

hasil ujian tertulis dan wawancara serta melakukan pemanggilan calon TFL yang lolos untuk dilakukan penguatan kapasitas terkait penyelenggaraan program DAK Bidang Sanitasi.

b. Seleksi TFL

Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) terdiri dari TFL teknik dan TFL pemberdayaan yang ditugaskan oleh Pemda

Page 34: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

23

Kabupaten/Kota melalui OPD Dinas terkait. TFL tersebut diseleksi sesuai dengan kriteria sebagai berikut: 1. Pendidikan minimal D3/sederajat; 2. Penduduk asli/setempat atau mampu

berkomunikasi dan menguasai bahasa daerah serta adat istiadat setempat;

3. Memiliki komitmen dan integritas yang tinggi terhadap pekerjaan yang ditugaskan kepadanya;

4. Sehat jasmani dan rohani; 5. Mengenal kondisi lingkungan calon

lokasi penugasan; 6. Bukan anggota BKM/LKM, KSM dan

calon anggota legislatif; 7. Memiliki pengetahuan/pengalaman

dasar tentang air limbah domestik (sanitasi);

8. Bukan anggota partai politik; 9. Bersedia bekerja penuh waktu sebagai

Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL); 10. Bersedia tinggal di lokasi dampingan

dan mampu melakukan pendampingan dengan mobilitas yang tinggi sesuai dengan tahapan kegiatan program DAK Bidang Sanitasi;

11. TFL bukan PNS/pegawai swasta dan bukan pegawai honorer Kabupaten/Kota (tidak memiliki ikatan perjanjian kerja ditempat yang

lain).

c. Penguatan Kapasitas Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) Tujuan diselenggarakan penguatan kapasitas adalah untuk menyiapkan TFL agar : 1. Memberi bekal pengetahuan tentang

kegiatan dan tahapan DAK Bidang Sanitasi kepada Fasilitator.

2. Dapat membantu masyarakat dalam mengidentifikasi masalah, merencanakan, melaksanakan,

Page 35: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

24

memutuskan dan mengelola Kegiatan DAK Bidang Sanitasi .

3. Memiliki pengetahuan dasar teknologi dan teknis selain sisi pemberdayaan masyarakat. Mampu menyusun Volume Pekerjaan dan DED/RAB (Rencana Anggaran Biaya).

4. Membimbing KSM dalam menyusun Kriteria Teknis Pemanfaatan DAK, dan RK (Rencana Kegiatan) pembangunan sarana.

5. Membimbing KSM menyusun jadwal pendanaan, baik yang berasal dari APBD, swasta, masyarakat. Termasuk juga jadwal pasokan material dan tenaga mandor, dll.

6. Melatih KSM agar mampu melakukan pembukuan keuangan.

7. Mengevaluasi dan sinkronisasi terhadap perubahan yang mungkin ada, terkait kesesuaiannya dengan prioritas Nasional.

8. Pendampingan terhadap KPP untuk keberlanjutan pelayanan.

d. Tugas dan Tanggung Jawab TFL Setiap TFL (Teknik & Pemberdayaan) dalam melaksanakan tahapan proses pendampingan DAK Sanitasi mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

2.1.1.2. Tugas dan Fungsi Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) Teknik dan Pemberdayaan.

1. Tahap Seleksi Titik Lokasi: • Mengadakan rapat koordinasi dengan

instansi terkait untuk mendapatkan daftar kampung dari dinas-dinas bersangkutan;

• Mengundang stakeholder masyarakat (dalam shortlist) untuk menyelenggarakan pertemuan/sosialisasi Kegiatan DAK

Page 36: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

25

Bidang Sanitasi ;

• Mengisi form shortlist kampung berdasarkan hasil pengecekan lapangan dan minta pengesahan dari Kepala Dinas;

• Mendampingi masyarakat dalam menentukan titik lokasi dengan metode SELOTIP (Seleksi Lokasi Partisipatif) atau penilaian cepat secara partisipatif di lokasi;

• Melakukan pengecekan lapangan sesuai persyaratan teknis minimal bersama TFL;

• Mendampingi Tim SELOTIP dalam membuat Berita Acara seleksi lokasi.

2. Tahap Penyusunan Rencana Kerja Masyarakat (RKM) • Mendampingi pertemuan awal tokoh

masyarakat dengan calon pemanfaat; • Mengkomunikasikan kepada Pimpinan

Kegiatan/Dinas terkait tentang jadwal dan agenda pertemuan untuk penyusunan RKM;

• Mendampingi rembug warga untuk penentuan calon penerima manfaat kegiatan, pemilihan sarana teknologi sanitasi, mendampingi KSM dalam menyusun perencanaan teknis bangunan (DED), pembentukan dan pengesahan KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat), penyusunan rencana kontribusi, dan kegiatan lain sampai tersusunnya RKM;

• Mendampingi masyarakat melakukan survey harga-harga material yang dibutuhkan; harga satuan upah, RAB (Rencana Anggaran Biaya), RP (Rencana Pendanaan), Rencana pengadaan, finalisasi pengadaan lahan sesuai jadwal pelaksanaan;

• Mendampingi pembuatan dokumen RKM;

• Mendampingi kegiatan sosialisasi Draft

Page 37: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

26

RKM yang tersusun oleh KSM kepada masyarakat;

• Mendampingi pengesahan/legalisasi RKM oleh OPD;

• Mendampingi pertemuan koordinasi dengan dinas-dinas terkait untuk melaporkan perkembangan kegiatan Kegiatan DAK Bidang Sanitasi ;

• Mendampingi pembuatan Berita Acara kegiatan sesuai kebutuhan dan

menyusun laporan secara berkala ke dinas penanggung jawab di Kabupaten/Kota.

3. Tahap Konstruksi dan Capacity Building • Melakukan persiapan (survey dan

pengukuran) dengan masyakarat untuk pembangunan sarana;

• Melakukan On the Job Training (OJT) KSM, kepala tukang, tukang dan pekerja sesuai perencanaan;

• Mendampingi KSM dalam melakukan supervisi dan pengarahan pada saat konstruksi;

• Mendampingi KSM dalam proses pencairan dana DAK Bidang Sanitasi ;

• Mendampingi KSM dalam penyusunan laporan pertanggungjawaban;

• Memverifikasi laporan pertanggungjawaban KSM;

• Memastikan semua rencana berjalan

sesuai RKM, termasuk kontribusi dari berbagai pihak, tenaga kerja, tukang, material dan gudang, alat-alat pengawasan material, dsb;

• Mendampingi pertemuan rutin masyarakat;

• Melakukan pendampingan terhadap pekerjaan fisik dan tenaga kerja

• Mendampingi pembuatan Berita Acara pengecekan final teknis, kelembagaan, dan keuangan;

• Melaporkan seluruh perkembangan kegiatan dan kemajuan pekerjaan

Page 38: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

27

kepada Dinas penanggung jawab di kabupaten/kota.

4. Tahap Evaluasi dan dukungan

Operasional dan Pemeliharaan • Mendampingi KSM dalam kegiatan serah

terima sarana; • Memberikan penguatan kapasitas kepada

KPP; • Mendampingi KPP dalam menyusun

optimasi pengembangan pelayanan; • Menyelenggarakan evaluasi kegiatan

bersama dengan dinas-dinas terkait.

2.1.1.3. Pemilihan Lokasi Kegiatan

Penetapan calon lokasi oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dilakukan melalui dua tahap seleksi, antara lain sebagai berikut:

1. Daftar panjang /Longlist

Pemilihan Lokasi dimulai dengan penetapan calon lokasi penerima DAK Bidang Sanitasi oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dalam bentuk daftar panjang (longlist) Desa/Kelurahan. Sumber data longlist dapat diambil dari hasil SSK atau memorandum kegiatan bagi Kabupaten/Kota yang telah ikut Kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP).

Bagi Kabupaten/Kota yang belum mengikuti PPSP daftar longlist ditetapkan oleh OPD pelaksana DAK Bidang Sanitasi . Penetapan daftar panjang (minimal 7 lokasi) didasarkan pada wilayah yang merupakan urutan prioritas pengembangan prasarana dan sarana air limbah. Oleh karena itu, perlu disusun pemetaan prasarana dan sarana sanitasi lingkungan, sehingga penanganan sanitasi lingkungan akan lebih tepat sasaran dan sesuai dengan skala prioritas.

Page 39: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

28

2. Daftar Pendek/Shortlist Daftar Pendek merupakan data primer yang ditentukan berdasarkan hasil survei dan identifikasi daftar panjang (longlist) yang dilakukan oleh TFL dan dinas penanggung jawab kegiatan DAK Bidang Sanitasi berdasarkan kriteria kelayakan maksimal.

Daftar pendek disusun sesuai dengan persyaratan teknis minimal yang ditetapkan dan melalui pengecekan lapangan. Penentuan lokasi terpilih dilakukan dengan metode seleksi-sendiri atau oleh perwakilan masyarakat dengan sistem kompetisi terbuka. Pemilihan maksimal 3 (tiga) kampung yang masuk dalam Daftar Pendek (shortlist) yang dilakukan oleh TFL, Pemda dan Masyarakat (tim SELOTIP) dan disahkan oleh Kepala Dinas penanggung jawab, dengan ketentuan memiliki kriteria kelayakan sebagai berikut:

a. Kriteria Umum Pembobotan Pemilihan Titik Lokasi (SELOTIP): 1. Kepadatan penduduk (bobot 30 %); 2. Kondisi rawan sanitasi (bobot 20

%); 3. Tingkat partisipasi dan kontribusi

warga masyarakat (bobot 50 %).

b. Kriteria Lokasi Prasarana Air Limbah Pemilihan lokasi yang tepat adalah kunci keberhasilan kegiatan ini. Secara umum di luar ketentuan administratif dan teknis, lokasi terbaik adalah: 1. Kepadatan penduduk di atas >100

jiwa/ha (pemakai tetap); 2. Tersedia sumber air

(PDAM/sumur/mata air/air tanah); 3. Kawasan pemukiman rawan sanitasi

mengacu kepada data BPS, Buku Putih-SSK, dan kawasan

Page 40: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

29

permukiman yang masuk ke dalam Rencana Pembangunan Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM);

4. Tersedia lahan IPAL Komunal maupun Tangki Septik Skala Komunal dengan Media Bakteri dan IPAL Komunal Kombinasi MCK. Lahan tersebut dapat memanfaatkan lahan fasum fasos atau lahan hibah warga, hibah swasta dan lahan aset

Pemerintah Kabupaten/Kota; 5. Tersedia sumber listrik dan danya

saluran drainase/sungai/badan air untuk mengalirkan/menampung effluen pengolahan air limbah;

6. Memiliki permasalahan sanitasi yang mendesak untuk segera ditangani seperti pencemaran limbah, banyaknya sampah tidak terangkut, sebagaimana data hasil Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP);

7. Masyarakat di lokasi bersangkutan menyatakan tertarik dan bersedia untuk berpartisipasi melalui kontribusi, baik dalam bentuk uang, barang maupun tenaga.

2.1.1.4. Penetapan Lokasi Kegiatan

Penetapan lokasi DAK Bidang Sanitasi

ditentukan oleh Kepala OPD berdasarkan pada tahapan sebagai berikut; a. Beberapa calon lokasi menyampaikan surat

minat melalui pejabat setingkat RW kepada OPD terkait dengan tembusan Lurah dan Camat. Kumpulan surat minat yang memenuhi kriteria minimal dari calon lokasi sesuai Pedoman Teknis DAK Bidang Sanitasi dapat diajukan sebagai lokasi shortlist.

b. Penetapan lokasi dilaksanakan melalui tahap sosialisasi berdasarkan shortlist yang

Page 41: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

30

dilaksanakan oleh OPD Kabupaten/Kota pelaksana kegiatan DAK Bidang Sanitasi bersama dengan TFL. Sosialisasi ini berupa penjelasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi kepada perwakilan dari masing-masing stakeholder lokasi (3-5 orang). Bagi lokasi shortlist yang berminat dapat mengikuti tahap seleksi lokasi, dengan tahapan sebagai berikut : ❖ Menyampaikan surat minat dari

stakeholder kepada TFL dan dinas

penanggung jawab kegiatan untuk dilakukan survey cepat partisipatif (Seleksi Lokasi Partisipatif/SELOTIP);

❖ Bersama dengan TFL melakukan SELOTIP (Seleksi Lokasi Partisipatif). SELOTIP merupakan metode pemetaan kondisi sanitasi masyarakat, masalah yang mereka hadapi serta kebutuhan untuk memecahkan masalah sanitasi secara cepat dan dilakukan secara partisipatif/bersama masyarakat.

❖ Masyarakat, TFL dan OPD bersama-sama melakukan perhitungan hasil skoring SELOTIP (Seleksi Lokasi Partisipatif) tiap lokasi secara terbuka seperti Tabel Konsolidasi Skor SELOTIP (Seleksi Lokasi Partisipatif) (terlampir);

❖ Setelah terpilihnya lokasi yang disepakati bersama,disusun materi berita acara seleksi lokasi terkait tenggat waktu tertentu untuk konfirmasi lahan dan sebagainya kepada pemenang ke-1. Bila pemenang ke-1 tidak memenuhi syarat, dapat digantikan oleh pemenang berikutnya.

Page 42: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

31

2.1.1.5. Pemicuan Warga Masyarakat Calon Pemanfaat

1. Calon lokasi terpilih diutamakan yang sudah mendapatkan pemicuan dari Kegiatan STBM oleh Kementrian Kesehatan;

2. Apabila calon lokasi terpilih belum mendapatkan Kegiatan STBM, maka PPK

TINGKAT DESA/ KELURAHAN

JUARA (TITIK LOKASI) TERPILIH

OK

SELOTIP

REMBUG PEMUKA

SHORTLIST

MINIMAL 3 CALON

LOKASI

REMBUG WARGA

FISIK

1. KEPADATAN PEDUDUK DIATAS 150 JIWA/Ha (30 %)

2. RAWAN SANITASI SESUAI SSK (20 %)

NON FISIK

3. TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT (SEMANGAT WARGA) 50 %

SURAT PERNYATAAN

NILAI FINAL

BERITA ACARA

Page 43: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

32

Bidang Sanitasi berkewajiban melaksanakan pemicuan masyarakat bekerja sama dengan unsur sanitarian dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota;

3. Pemicuan tidak wajib dilakukan untuk kegiatan kontraktual.

2.1.1.6. Pembentukan dan Penetapan Pelaksana Swakelola (KSM)

Berdasarkan Peraturan Presiden No. 54 tahun 2010 beserta perubahannya tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sebelum pekerjaan dilaksanakan, dilakukan persiapan-persiapan antara lain pembentukan Tim Swakelola dengan ketentuan Tim Swakelola diangkat oleh penanggung jawab kelompok pelaksana swakelola (KSM) sesuai dengan struktur organisasi swakelola. Tim Swakelola terdiri dari Tim Perencana, Tim Pelaksana dan Tim Pengawas serta dapat ditambah dengan Panitia Pengadaan.

Pelaksana Swakelola adalah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) merupakan kumpulan orang atau masyarakat yang menyatukan diri secara sukarela dalam kelompok dikarenakan adanya kepentingan dan kebutuhan yang sama, sehingga dalam kelompok tersebut memiliki kesamaan tujuan

yang ingin dicapai.

Tim pelaksana swakelola (KSM) merupakan wakil masyarakat penerima manfaat bantuan sosial adalah masyarakat calon pengguna fasilitas pelayanan dasar bidang sanitasi. Dasar penetapan penerima manfaat mengacu kepada:

1. Surat minat keikutsertaan dalam program pelayanan dasar bidang sanitasi dari Pemerintah Daerah dengan sumber pembiayaan dari Dana Alokasi Khusus.

Page 44: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

33

Surat minat tersebut disampaikan oleh Kepala Desa/Kelurahan setempat;

2. Dokumen Berita Acara hasil musyawarah warga dalam pembentukan pelaksana swakelola (KSM);

3. Surat Keputusan (SK) Kepala Desa/Kelurahan tentang pembentukan Pelaksana Swakelola (KSM);

4. Dokumen Berita Acara hasil pelaksanaan Seleksi Lokasi Partisipatif (SELOTIP);

5. Pelaksana swakelola (KSM)

menyampaikan dokumen Rencana Kerja Masyarakat (RKM) beserta DED dan RAB yang sudah diverifikasi Oleh Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL).

Alur Proses Pemilihan secara lansung pengurus pelaksana swakelola (KSM) oleh warga masyarakat di titik lokasi pelaksanaan konstruksi

Page 45: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

34

IDENTIFIKASI

BALON KSM

KAJIAN

KEPEMIMPINAN DAN

KELEMBAGAAN DI

MASYARAKAT

KRITERIA

PEMIMPIN

1. JUJUR / AMANAH ;

2. PEDULI ;3. IKHLAS ;4. RELAWAN SEJATI

PROSES

PEMILIHAN PENGURUS KSM

TULIS 3 NAMA BALON YG MEMENUHI KRITERIA

PEMIMPIN 2 Lk-Lk & 1 Pr

PERHITUNGAN

NAMA -NAMA

YG ADA DI

KERTAS SUARA

HASIL REMBUG

(TERBENTUK KSM)

DIKAMPANYEKAN KPD MASYARAKAT

FEED BACK

KE

LO

MP

OK

MA

SY

AR

AK

AT

:

1. P

EN

GA

JIA

N (L

k &

Pr)

2. A

RIS

AN

(Lk

& P

r)

3. Ib

u-ib

u P

eng

urus

PK

K4.

Ibu-

ibu

Kade

r P

osyand

u

Dusun / RW / RT

Catatan : Dilarang Memilih Secara Aklamasi

Dilarang Penunjukan Oleh Pejabat Daerah, Lurah / Kades

Proses Pemilihan Ketua, Sekretaris dan Bendahara KSM, Bertujuan Memilih Orang Baik dan Peduli Sanitasi

MENCARI

PEMIMPIN IDEAL

2.1.1.7. Syarat Penerima kegiatan dalam Pelaksanaan Swakelola.

Kegiatan yang diserahkan kepada badan dan lembaga pelaksana swakelola (KSM) dapat diberikan dengan persyaratan antara lain sebagai berikut: a. Memiliki kepengurusan Tim Pelaksana

Swakelola yang jelas berdasarkan hasil musyawarah warga pada proses pembentukan lembaga (KSM), Berita Acara hasil pembentukan Tim Pelaksana Swakelola (KSM);

b. Berkedudukan dalam wilayah administrasi Pemerintah Desa berdasarkan Surat Ketetapan Kepala Daerah tentang lokasi

Page 46: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

35

Usulan Rencana Kegiatan (URK) menjadi Rencana Kegiatan (RK);

c. Memiliki dokumen Rencana Kerja Masyarakat (RKM) dan DED RAB;

d. Surat Keputusan (SK) Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) tentang penetapan Tim Pelaksana Swakelola (KSM) untuk melaksanakan program pelayanan dasar bidang sanitasi;

e. Foto copy buku Rekening Bank atas nama lembaga/organisasi Tim Pelaksana

Swakelola Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Pemegang specimen rekening Bank KSM berjumlah 3 (tiga) orang yaitu Ketua, Bendahara dan Tim Pelaksana Swakelola (KSM);

f. Surat Perjanjian Kerjasama antara PPK Dinas terkait dengan Ketua Tim Pelaksana Swakelola Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).

2.1.1.8. Tatacara Penetapan Penerima Kegiatan (KSM) 1. Sasaran ditentukan oleh

Kementerian/Lembaga penanggungjawab anggaran;

2. Direncanakan, dilaksanakan dan diawasi oleh tim pelaksana swakelola (KSM);

3. Pekerjaan utama dilarang dialihkan kepada pihak lain (sub-kontrak).

KSM sebagai Tim Pelaksana Swakelola dibentuk melalui proses pemilihan lansung (tanpa aklamasi) dengan mengedepankan kriteria bakal calon yang dikampanyekan kepada warga masyarakat calon penerima manfaat di titik lokasi kegiatan. dengan bentuk dan susunan tim pelaksana ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK) Kepala Organisasi Perangkat Daerah/Penguasa Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran.

KSM dibentuk setelah pelaksanaan kegiatan Seleksi Lokasi Partisipatif (SELOTIP) dan di

Page 47: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

36

titik lokasi kegiatan. Jika titik lokasi kegiatan dalam satu Desa/Kelurahan melebihi satu unit seperti pembangunan tangki septik skala komunal (5 – 10 KK), maka KSM nya cukup satu saja.

Secara umum tugas KSM sebagai pelaksana swakelola adalah melakukan sosialisasi program kepada warga masyarakat, menyusun perencanaan, melaksanakan fisik, mengawasi/memonitor, supervisi, mengelola kegiatan pembangunan dan membuat laporan pertanggungjawaban.

Pada tahap awal kegiatan KSM pelaksana swakelola mengangkat tim swakelola untuk melaksanakan pekerjaan swakelola sesuai dengan kontrak antara PPK dan penanggungjawab swakelola yang terdiri dari; tim perencana, tim pelaksana, tim pengawas dan panitia pengadaan.

Membentuk dan mengangkat panitia pengadaan untuk melakukan pengadaan barang/jasa yang dibutuhkan dalam pelaksanaan swakelola. Susunan dan Tugas KSM sebagai pelaksana swakelola antara lain sebagai berikut:

1. Ketua:

Mengkoordinasikan perencanaan kegiatan pembangunan.

Memimpin pelaksanaan tugas tim yang

telah dibentuk dan kegiatan rapat-rapat.

2. Sekretaris:

Menyusun rencana kebutuhan dan melaksanakan kegiatan tata usaha dan dokumentasi;

Melaksanakan surat-menyurat;

Melaksanakan pelaporan kegiatan pembangunan secara bertahap.

Mendokumentasikan seluruh laporan kegiatan

Membantu dalam penyuluhan

kesehatan masyarakat.

Page 48: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

37

3. Bendahara:

Menerima dan menyimpan uang

Mengeluarkan/membayar sesuai dengan realisasi sesuai nota/kuitansi;

Melakukan pengelolaan administrasi keuangan

Melakukan penarikan kontribusi dari masyarakat berupa uang

Menyusun realisasi pembukuan serta laporan pertanggungjawaban keuangan

pada tahapan konstruksi, yaitu: ✓ Progres keuangan mingguan ditempel

di papan ruangan Sekretariat KSM dan tempat strategis sehingga dapat dilihat dengan mudah oleh masyarakat;

✓ Laporan keuangan bulanan yaitu laporan penggunaan dana dan laporan harian sesuai format yang ditentukan untuk kemudian disampaikan kepada PPK sanitasi.

4. Tim Perencana: Tim perencana mempunyai tugas dan bertanggung jawab dalam menyusun dokumen Rencana Kerja Masyarakat (RKM), membuat gambar rencana kerja, spesifikasi teknis, rincian biaya pekerjaan, jadwal rencana pelaksanaan pekerjaan. Secara rinci tugas tim perencana adalah: a. Mensosialisasikan pilihan teknologi

sanitasi kepada masyarakat; b. Mengevaluasi dan menentukan pilihan

teknologi sanitasi yang akan dibangun, sesuai dengan pilihan, kemampuan masyarakat serta kondisi lingkungan;

c. Menyusun analisa teknis, membuat DED lengkap dengan potongan, RAB dan menyusun analisa struktural, elektrikal, arsitektural dengan didampingi oleh TFL

d. Menyusun jadwal rencana kegiatan konstruksi

e. Melakukan inventarisasi tenaga kerja;

Page 49: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

38

5. Tim Pelaksana: Tim pelaksana mempunyai tugas dan bertanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang direncanakan, membuat gambar pelaksanaan serta membuat laporan pelaksanaan pekerjaan. Secara rinci tugas tim pelaksana adalah: a. Melakukan rekrutmen tenaga kerja; b. Mengatur tenaga kerja di lapangan; c. Mengatur dan mengkoordinir material

yang diperlukan; d. Menerima dan menyetujui

material/barang masuk; e. Bertanggung jawab terhadap keamanan

material selama pembangunan; f. Membuat laporan tentang keadaan

material; g. Mengalokasikan material sesuai dengan

kebutuhan pekerjaan konstruksi; h. Mengorganisir kegiatan kampanye

kesehatan di masyarakat; i. Melakukan monitoring terhadap upaya

penyehatan lingkungan; j. Membuat As built drawing setelah

pekerjaan konstruksi selesai.

6. Tim Pengawas: Tim pengawas mempunyai tugas dan bertanggung jawab dalam melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan dan pelaporan, baik fisik maupun administrasi pekerjaan swakelola. Secara rinci tugas tim pengawas adalah: a. Pengawasan kepada pekerja dengan

didampingi oleh TFL; b. Bertanggung jawab terhadap

pengawasan administrasi, teknis dan keuangan;

c. Didampingi oleh TFL bertanggungjawab/menilai atas kualitas dan progres pekerjaan fisik;

Page 50: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

39

d. Berkoordinasi dengan TFL menyusun laporan pekerjaan untuk diteruskan dan/atau ditindaklanjuti ke PPK.

7. Panitia Pengadaan: Rencana pengadaan harus mempertimbangkan syarat teknis dan metode pelaksanaan pekerjaan yang tercantum dalam dokumen pengadaan.

Tim Pengadaan diangkat oleh penanggungjawab kelompok masyarakat (KSM) sebagai pelaksana swakelola untuk melakukan pengadaan barang/jasa yang dibutuhkan dalam pelaksanaan swakelola, dan anggota tim Pengadaan diperbolehkan bukan PNS. a. Bertanggung jawab dalam

melaksanakan survey dan mengundang supplier dan/atau kontraktor untuk pengadaan material;

b. Melaksanakan kegiatan proses pengadaan barang atau pekerjaan konstruksi.

Bagan Organisasi Pelaksana Swakelola oleh KSM

Rapat Anggota

Ketua Sekretaris Bendahara

Badan Penaseha

t

PELAKSANA SWAKELOLA KSM

TIM PELAKSANA

TIM PENGAWAS

PANITIA PENGADAAN

TIM PERENCANA

ANGGOTA

PENGURUS Pelaksana Swakelola

(KSM)

PA / KPA

PPK

____ Garis Pengawasan ........ Garis Wewenang

KONTRAK

Page 51: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

40

2.1.2. Perencanaan Kegiatan Swakelola

Setelah melewati proses awal pelaksanaan program dan dinyatakan masyarakat telah siap untuk menerima program Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Sanitasi maka dapat dilanjutkan dengan kegiatan perencanaan oleh warga masyarakat dengan pendampingan dari Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL), antara lain:

2.1.2.1. Proporsi Penggunaan Dana DAK Bidang

Sanitasi

Proporsi tersebut akan dialokasikan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) sebagai pelaksana program DAK ketika memasuki tahap konstruksi. Rincian detail penggunaannya dituangkan dalam Rincian Anggaran Biaya (RAB) antara lain sebagai berikut:

1. Minimal 60% untuk pengadaan bahan dan sewa alat;

2. Maksimal 35% untuk upah pekerja; 3. Maksimal 5% untuk kegiatan non fisik

selama masa pembangunan;

Maksimal 10% dari penjumlahan poin 1 dan 2 dapat digunakan untuk pembangunan prasarana penunjang agar menjamin maksimalisasi dari keberlanjutan dan pengembangan pelayanan (contoh : talud pengaman IPAL, jalan setapak menuju IPAL, drainase areal IPAL, Pagar, Gudang, lanscaping IPAL, Cuci Motor, Kolam Ikan, ruang pertemuan warga, Rehab bangunan warga yang pekarangannya dijadikan lokasi IPAL, dll). Jumlah dan jenis prasarana penunjang ditentukan oleh rembug calon pemanfaat. Dana penunjang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari jumlah proporsi dana poin 1 dan 2.

Page 52: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

41

2.1.2.2. Penyusunan Dokumen Rencana Kerja

Masyarakat (RKM)

Penyusunan RKM dilakukan dengan pendekatan partisipatif, artinya semaksimal mungkin melibatkan masyarakat dalam semua kegiatan penyusunannya, baik manajemen maupun teknis. Pekerjaan yang membutuhkan keahlian teknis dibantu oleh TFL Teknis sebagai pendamping, dengan tetap melibatkan masyarakat.

Dokumen RKM, merupakan dokumen resmi perencanaan DAK Bidang Sanitasi yang disusun oleh Tim Perencana kelompok swakelola (KSM) difasilitasi oleh TFL, diusulkan dan disahkan dalam forum musyawarah di lokasi pelaksanaan, yang merupakan salah satu syarat untuk pencairan dana tahap awal. Dokumen RKM harus disetujui oleh OPD (unsur pemerintah daerah terkait).

Dokumen Rencana Kerja Masyarakat (RKM) meliputi uraian kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut:

1. Pendahuluan

1.1. Latar belakang (kondisi prasarana sanitasi yang ada dan dukungan pemda);

1.2. Maksud, tujuan dan sasaran;

1.3. Rincian kegiatan (jenis kegiatan, lokasi kegiatan dan waktu pelaksanaan).

2. Profil Lokasi (kondisi umum lokasi kegiatan seperti; fisik, letak geografis, topografi, kondisi geohidrologi, batas-batas administrasi, demografi dan proyeksi penduduk). Kondisi prasarana dan sarana sanitasi (kondisi sarana air bersih, kondisi sarana sanitasi, kondisi pengelolaan sampah dan kondisi kesehatan);

Page 53: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

42

3. Ketersediaan lahan dan bahan (luas lahan, kondisi lahan, kepemilikan lahan, jenis dan jumlah bahan/material dan ketersediaan bahan/material);

4. Penentuan Calon Pengguna (jumlah calon pengguna, kondisi sosial ekonomi calon pengguna);

5. Rencana Kerja Masyarakat (Rencana konstruksi; spesifik bahan/material yang akan digunakan, tahap persiapan dan supervisi pelaksanaan konstruksi. Rencana kontribusi masyarakat; in cash dan in kind. Rencana operasi dan pemeliharaan; tujuan operasi dan pemeliharaan, hasil yg diharapkan, pengorganisasian o&p, pendanaan, bentuk kegiatan dan langkah-langkah o&p. Rencana pelatihan; penguatan tukang, mandor dan tim pelaksana Swakelola (KSM);

6. Detailed Engineering Design (DED),

Rencana Anggaran Biaya (RAB);

7. Jadwal Pelaksanaan Konstruksi;

8. Mekanisme Pencairan Dana (tahapan pencairan dana, prosedur pencairan dana dan proses pencairan dana);

9. Rencana Pengelolaan Dana dan Pelaporan (rencana penggunaan dana tahap 1, 2 dan 3 sesuai dengan item pekerjaan yang ada di RAB, rencana pengelolaan keuangan dan mekanisme

pelaporan keuangan);

10. Rencana Pengoperasian dan Pemeliharaan Fasilitas Sanitasi Lingkungan yang dibangun;

11. Lampiran-lampiran.

2.1.2.3. Tujuan Penyusunan Dokumen RKM

1. Untuk membuktikan bahwa Tim Pelaksana Swakelola (KSM) telah siap menerima perintah kerja dari OPD dan sebagai persyaratan pengajuan pencairan

Page 54: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

43

dana DAK Bidang Sanitasi tahun anggaran berjalan;

2. Mengumpulkan informasi sanitasi secara kuantitatif dan kualitatif diantaranya jumlah rumah/KK yang memiliki dan/atau tidak memiliki fasiltas MCK pribadi, kepemilikan maupun kondisi septictank, tempat pembuangan limbah domestik); tempat pembuangan sampah, dan kebersihan lingkungan sekitarnya;

3. Mengumpulkan informasi tentang kondisi

kesehatan dan angka penyakit terkait dengan water born deseases (diare, kulit, kolera);

4. Mengidentifikasi indikator dan/atau mekanisme dalam hal keberlanjutan oprasional dan pemeliharaan prasarana dan sarana DAK Bidang Sanitasi melalui proses partisipasi masyarakat. Indikator berupa pengurasan bak mandi, pengambilan lumpur di manhole, kesediaan alat, pembersihan lantai, manfaat dan nilai guna iuran yang dirasakan oleh masyarakat dalam kegiatan operasional dan pemeliharaan prasarana DAK Bidang Sanitasi , keinginan masyarakat untuk mengunakan prasaran DAK Bidang Sanitasi, dan lain–lain;

5. Mengidentifikasi informasi tentang kesetaraan akses (laki-laki/perempuan,

anak-anak, manula/tuna daksa) pada pelayanan yang ada, partisipasi dalam pengambilan keputusan, kebutuhan dan kepuasan pengguna, kualitas pelayanan dan pengelolaan oleh masyarakat;

6. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan mandor, tukang, operator, pengguna, dan kewirausahaan untuk mengembangkan kemampuan agar pelayanan dapat berkesinambungan;

Page 55: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

44

7. Mengidentifikasi kebutuhan dan rencana masyarakat untuk memecahkan masalah sanitasi.

2.1.2.4. Persiapan Pelaksanaan Penyusunan

Dokumen RKM

Persiapan Tim TFL (Teknis dan Pemberdayaan/Sosial) dalam pembagian tugas :

Pembagian peran dan tugas masing-

masing tim;

Penyiapan logistik, materi dan alat-alat untuk RKM;

Kontak person di masyarakat;

Menentukan waktu dan tempat;

Melaksanakan pertemuan sesuai jadwal dan kesepakatan;

Komunikasi dan koordinasi dengan semua stakeholders.

2.1.2.5. Tahapan Penyusunan Dokumen RKM

1. Klasifikasi Kesejahteraan, yaitu

mengklasifikasi jumlah penduduk

kampung ke dalam kategori tingkat

kesejahteraan (kaya, menengah, miskin)

dan manula/tuna daksa menurut kriteria

khusus dan istilah setempat;

2. Pemetaan Sanitasi Kampung oleh Masyarakat, yaitu mempelajari keadaan

masyarakat menyangkut sarana air bersih dan sanitasi;

3. Transect Walk, yaitu mempelajari akses masyarakat terhadap sarana sanitasi yang ada;

4. Partisipasi dan Kontribusi, yaitu menilai dan menganalisa kesetaraan dan transparansi pengguna saat dan pasca pembangunan sarana (pembangunan, operasional dan pemeliharaan);

5. Siapa Melakukan Apa, yaitu mengetahui peranan laki-laki dan perempuan pada

Page 56: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

45

tahap perencanaan, pembangunan, oparasional dan pemeliharaan sarana;

6. Pembagian Kerja berdasarkan Peran Gender dan kelompok rentan sanitasi, yaitu menilai dan menganalisa pembagian kerja, jenis pekerjaan, dan pekerjaan yang dibayar atau tidak.

2.1.2.6. Pihak pihak yang Terlibat Menyusun Dokumen RKM

Para pihak yang terlibat dalam penyusunan RKM, terdiri dari masyarakat yang berdomisili di Dusun/RT/RW/Kampung yang bersangkutan, baik perempuan atau laki-laki, tokoh masyarakat baik formal maupun informal.

2.1.2.7. Waktu dan Tempat Pertemuan Penyusunan Dokumen RKM

Penyusunan RKM ini dapat diselesaikan maksimal 3 bulan, sebaiknya dilaksanakan 2 - 3 jam dalam satu hari sebelum jam 18,00 sehingga keterlibatan kaum perempuan dapat maksimal. Dalam menetapkan tempat pertemuan, yang perlu diperhatikan adalah tempat tersebut cukup luas, bersifat netral, dan mudah diakses oleh masyarakat.

2.1.2.8. Verifikasi Dokumen RKM

Tim Pelaksana Swakelola (KSM) melakukan sosialisasi dokumen RKM kepada seluruh

calon pemanfaat dan selanjutnya mengusulkan Dokumen RKM tersebut kepada PPK Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk mendapatkan persetujuan dan pengesahan.

2.1.2.9. Perjanjian Kerjasama (PKS) Antara KSM

dengan OPD

Perjanjian Kerjasama (PKS) ditandatangani oleh PPK (Pejabat Pembuat Komitmen dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten/Kota sebagai penanggungjawab

Page 57: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

46

anggaran, dengan Ketua Tim Pelaksana Swakelola (KSM) (lihat contoh Perjanjian kerja (Kontrak) pada ketentuan teknis). Perjanjian Kerjasama ini dapat diadakan, setelah KSM menunjukkan persiapan kegiatan berupa dokumen RKM yang sudah dilengkapi dengan DED dan RAB dan sudah mendapatkan persetujuan dari Tim Teknis OPD terkait.

2.1.3. Pelaksanaan Kegiatan Swakelola

2.1.3.1. Pelaksanaan Rencana Kerja

Tim pelaksana swakelola (KSM)

melaksanakan pekerjaan yang

perencanaannya telah disusun dalam

dokumen Rencana Kerja Masyarakat (RKM),

yaitu:

a. Melakukan kaji ulang dan pengukuran pada lokasi pekerjaan berdasarkan gambar rencana kerja;

b. Mengkaji ulang jadwal pelaksanaan kerja (s-curve) serta jadwal kebutuhan bahan, Jasa Lainnya, peralatan/suku cadang dan/atau tenaga ahli perseorangan;

c. Mengajukan kebutuhan bahan, Jasa Lainnya, peralatan/suku cadang dan/atau tenaga ahli perseorangan kepada Penanggung Jawab Kelompok Masyarakat untuk diproses oleh Tim

Pengadaan dari Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola (apabila ada) dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengadaan dan etika pengadaan sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden ini;

d. Mendatangkan dan mengatur tenaga

kerja/tenaga ahli perseorangan untuk

melaksanakan kegiatan/pekerjaan sesuai

dengan jadwal pelaksanaan;

e. Menyusun laporan tentang penerimaan

dan penggunaan bahan, Jasa Lainnya,

Page 58: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

47

peralatan/suku cadang dan tenaga

ahli perseorangan; dan

f. Menyusun laporan kemajuan pekerjaan

(realisasi fisik dan keuangan).

2.1.3.2. Mekanisme Pembayaran Pekerjaan

Swakelola

1. Pembayaran upah tenaga kerja yang diperlukan dilakukan secara harian berdasarkan daftar hadir pekerja atau

dengan cara upah borong; 2. Pembayaran gaji tenaga ahli perseorangan

(apabila diperlukan) dilakukan berdasarkan kontrak konsultan perseorangan atau tanda bukti pembayaran;

3. Pembayaran bahan dan/atau peralatan/suku cadang dilakukan berdasarkan Kontrak pengadaan barang;

4. Mengingat dengan terbitnya PMK 112 tahun 2017 tentang mekanisme transfer ke daerah dan Dana Desa agar percepatan penyerapan dana maksimal, maka penyaluran dana kepada pelaksana swakelola (KSM) dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Mengikuti Perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya, proses pencairan kepada KSM dapat dilakukan sebagai berikut:

❖ Diberikan 40% (empat puluh perseratus) dari keseluruhan dana apabila pelaksana swakelola (KSM) telah siap melaksanakan swakelola;

❖ Diberikan 30% (tiga puluh perseratus) dari keseluruhan dana apabila pekerjaan telah mencapai 30% (tiga puluh perseratus); dan

❖ Diberikan 30% (tiga puluh perseratus) dari keseluruhan dana apabila pekerjaan telah mencapai 60% (enam puluh perseratus).

Page 59: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

48

Dengan demikian PPK dapat mengatur pencairan tiap lokasi (paket kegiatan) secara bergantian.

b. Berdasarkan PMK 112 tahun 2017 tentang Mekanisme Transfer ke Daerah dan Dana Desa, proses pencairan dana ke KSM dengan tahapan antara lain :

❖ Termin I dapat dicairkan sebesar 25 % apabila dokumen perencanaan (RKM) dan kontrak kerja sama dilaksanakan;

❖ Termin II dapat dicairkan sebesar 45 % apabila progres fisik mencapai minimal 20 % disertai dengan LPD termin I;

❖ Termin III dapat dicairkan sebesar 30 % apabila progres fisik telah mencapai minimal 60 % disertai dengan LPD termin II.

PPK dengan Tim Pelaksana Swakelola (KSM) wajib melakukan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali addendum dan atau amandemen kontrak, dilakukan sebelum termin III.

2.1.3.3. Pengadaan Barang/Jasa

a. Pengadaan bahan, Jasa Lainnya, peralatan

dan/atau tenaga ahli perseorangan dilakukan oleh Tim Pengadaan dari Pelaksana Swakelola (KSM) dengan menggunakan metode pengadaan yang sesuai dan memperhatikan prinsip-prinsip pengadaan dan etika pengadaan sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 dan perubahannya;

b. Pengiriman bahan dapat dilakukan secara

bertahap atau keseluruhan, sesuai dengan

kebutuhan, lokasi pekerjaan dan kapasitas

penyimpanan;

Page 60: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

49

c. Pembelian barang di bawah Rp. 50 juta dilakukan oleh KSM, pembelian barang di atas Rp. 50 juta dengan spesifikasi teknis khusus dapat dilakukan oleh PPK sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

d. Untuk daerah perbatasan, pulau terluar dan daerah pesisir, pengadaan barang dapat dilakukan oleh PPK atas permintaan KSM;

e. Mekanisme pengadaan barang dan jasa

mengacu pada Peraturan Presiden No. 54 tahun 2010, dan Peraturan Presiden 70 tahun 2012 serta PMK Nomor 168 tahun 2015. Tanda bukti perikatan dapat berupa, Nota, Kuitansi, Surat Perintah Kerja (SPK), dan surat perjanjian sebagai berikut:

1. Bukti Pembelian berupa Nota, digunakan untuk pengadaan barang atau jasa yang nilainya sampai dengan Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah)

2. Kuitansi, digunakan untuk pengadaan barang dan jasa yang nilainya Rp. 10.000.000,00 s/d Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)

3. Surat Perintah kerja (SPK) digunakan untuk pengadaan barang atau pekerjaan konstruksi atau jasa lainnya dengan nilai Rp. 50.000.000,00 s/d Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

4. Surat Perjanjian digunakan untuk pengadaan barang atau pekerjaan konstruksi atau jasa lainnya dengan nilai diatas Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

f. Untuk pengadaan barang, Tim Pelaksana Swakelola (KSM) harus membentuk panitia Pengadaan barang/jasa yang diangkat oleh penanggung jawab pelaksana swakelola (KSM) untuk melakukan pengadaan barang/jasa yang dibutuhkan dalam pelaksanaan swakelola;

Page 61: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

50

g. Tim Pengadaan berjumlah 3 orang (masyarakat pemanfaat) terdiri dari ketua, sekretaris dan anggota, yang dipilih melalui rembug warga. Tim Pengadaan terdiri dari satu orang anggota KSM dan 2 (dua) orang dari masyarakat setempat.

Catatan: Lebih lanjut secara Teknis dan Rinci terkait ketentuan Pengadaan Barang/Jasa dapat

mengikuti Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Teknis Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 Tentang Perubahan kedua atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.

Garis Besar Pengadaan Barang/Jasa

Page 62: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

51

2.1.3.4. Pembangunan Konstruksi Kegiatan

Swakelola

Pembangunan kontruksi melalui kegiatan swakelola secara garis besar adalah:

1. Penjelasan teknis konstruksi dilakukan

oleh PPK Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, oleh TFL Teknik kepada tim pelaksana swakelola, kepala tukang, tukang, pekerja, dan masyarakat

pengguna; 2. Pekerjaan konstruksi dilakukan oleh

tukang dan atau masyarakat yang dipekerjakan oleh tim pelaksana swakelola (KSM), didampingi oleh TFL, dengan tahapan sebagai berikut;

Rembug warga: tim pelaksana swakelola (KSM) melakukan pemaparan terhadap rencana pelaksanaan pembangunan, penjelasan RKM, jadwal pelaksana pekerjaan, kontrak, sumber-sumber pembiayaan lainnya, rekruitmen dan jumlah tenaga kerja yang diperlukan, mekanisme pembayaran, penjelasan gambar desain dan jalur perpipaan, titik lokasi IPAL terpilih, menyepakati rencana operasi dan pemeliharaan, pembentukan lembaga pengelola dan jadwal evaluasi pekerjaan.

Survey dan pemetaan : survey dilakukan

untuk mendapatkan jumlah pemanfaat sesuai dengan RKM dan rencana pengembangannya. Pemetaan dilakukan untuk mengukur ulang jalur pipa rencana, keberadaan utilitas, pemasangan patok (benchmark).

Pembersihan dan penyiapan lahan IPAL Komunal, Tangki Septik Komunal, Tangki Septik Individual serta MCK Kombinasi IPAL Komunal dan MCK ++;

Penyiapan peralatan K3, rambu-rambu dan turap pengaman galian;

Page 63: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

52

Penyiapan direksi Kit, gudang, area kerja

(misalnya untuk pembuatan precast bak control, dan lain-lain);

Pengadaan dan pembelian barang oleh panitia pengadaan;

Pembagian grup dan area kerja;

Pelaksanaan pekerjaan;

Monitoring dan evaluasi. Pelaksanaan untuk pekerjaan yang dikerjakan sendiri oleh tim pelaksana

swakelola (KSM) adalah:

Sekurang-kurangnya terdapat Satu Kepala Pelaksana Kepala Pelaksana mewakili Ketua tim swakelola (KSM) dalam memberikan arahan serta mengawasi jalannya pelaksanaan di lapangan, baik dari segi teknik maupun administrasi kegiatan, dan sebagai penghubung dengan pihak luar sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan. Kepala Pelaksana adalah Ketua Unit Teknis pelaksana swakelola (KSM) atau anggota tim pelaksana swakelola (KSM) lain yang mampu untuk mengemban tugas tersebut.

Satu orang Kepala Tukang Kepala Tukang adalah orang yang menguasai pekerjaan lapangan sesuai dengan jenis pekerjaannya, dan

berfungsi membantu Tim Pelaksana dalam menangani satu bidang pekerjaan atau lebih. Kepala Tukang sebaiknya adalah anggota Unit Kerja Teknis atau orang lain yang terampil/menguasai jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan.

2.1.3.5. Pelaporan Kemajuan Pekerjaan dan

Dokumentasi

a. Laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan dan penggunaan keuangan dilaporkan oleh pelaksana swakelola (KSM)

Page 64: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

53

kepada PPK secara berkala; b. Laporan kemajuan realisasi fisik dan

keuangan dilaporkan oleh PPK kepada PA/KPA setiap bulan;

c. Pencapaian target fisik dicatat setiap hari, dievaluasi setiap minggu serta dibuat laporan mingguan agar dapat diketahui apakah dana yang dikeluarkan sesuai dengan target fisik yang dicapai;

d. Pencapaian target non-fisik dicatat dan dievaluasi setiap bulan;

e. Penggunaan bahan, jasa lainnya, peralatan dan atau tenaga ahli perseorangan dicatat setiap hari dalam laporan harian;

f. Laporan bulanan dibuat berdasarkan laporan mingguan;

g. Dokumentasi pekerjaan meliputi administrasi dan foto pelaksanaan pekerjaan. Foto dari arah yang sama diambil pada saat sebelum, sedang, dan sesudah diselesaikannya pekerjaan.

2.1.3.6. Pelaporan Realisasi Pekerjaan

Pelaporan realisasi pekerjaan dibuat oleh tim pelaksana swakelola (KSM) dan dilaporkan kepada PPK teknis OPD terkait yang berisi antara lain: 1. Struktur organisasi pekerjaan

swakelola yang terdiri dari pembagian tugas, pendelegasian wewenang dan tanggung jawab serta pengkoordinasian

pelaksanaan pekerjaan; 2. Persiapan pekerjaan Swakelola yang

meliputi kesesuaian gambar pelaksanaan dengan gambar rencana kerja serta kebutuhan bahan, jasa lainnya, peralatan dan atau tenaga ahli perseorangan;

3. Pelaksanaan pekerjaan swakelola yang meliputi kesesuaian jadwal pelaksanaan pekerjaan terhadap jadwal rencana pelaksanaan pekerjaan, penyerapan keuangan, penyerahan pekerjaan sampai

Page 65: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

54

dengan selesai 100% (sasaran akhir pekerjaan telah tercapai) dan foto-foto dokumentasi; dan

4. Penggunaan bahan, jasa lainnya, peralatan dan atau tenaga ahli perseorangan.

2.1.4. Operasi dan Pemeliharaan

Optimalisasi pemanfaatan hasil pelaksanaan prasana konstruksi bidang sanitasi dapat dilakukan oleh warga masyarakat secara bersama – sama dengan menggalang kekuatan partisipasi masyarakat pemanfaat.

2.1.4.1. Pembentukan Kelompok Pemanfaat dan Pemeliharaan (KPP)

KPP dibentuk pada saat rembug warga dalam rangka menjelaskan kontrak yang sudah dilakukan antara KSM dengan PPK Teknis OPD terkait. Adapun tugas KPP adalah :

a. Mengoperasikan dan memelihara sarana sanitasi yang telah dibangun;

b. Bertanggung jawab terhadap hal-hal teknis;

c. Mengumpulkan iuran warga; d. Melestarikan sarana sanitasi yang telah

dibangun; e. Membuat rencana pengembangan

pelayanan sarana sanitasi.

KPP diwajibkan memiliki AD/ART dan dibuatkan Akte Notaris. Selanjutnya sesuai dengan pengembangan pelayanan/usaha lainnya, maka KPP disarankan berbadan hukum dari SK yang diterbitkan Kemenkumham.

Operasi dan Pemeliharaan dilakukan oleh KPP yang dibentuk dalam kegiatan Rembug warga di tingkat Masyarakat sebelum pencairan dana tahap I.

a. Prinsip pengelolaan pada tahap pemanfaatan : 1. Musyawarah. 2. Transparansi.

Page 66: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

55

3. Akuntabilitas publik dan kontrol sosial.

b. KPP sebagai pengelola sarana harus memiliki: 1. Aturan-aturan organisasi dan

operasional prasarana dan sarana, yang disusun dan diputuskan bersama-sama secara musyawarah antar anggota KPP.

2. KPP disarankan berbadan hukum tetap (punya NPWP dan SIUP) atau minimal ber akte notaris.

3. Aturan sesuai dengan kondisi setempat, yang mengatur siapa penerima manfaat, besarnya iuran yang harus dibayar, waktu pembayaran iuran, serta siapa petugas yang melakukan pemeriksaan dan perbaikan kalau terjadi kerusakan dan menentukan besarnya biaya operasi rutin seperti honor petugas, biaya listrik, dll.

4. Standar Operation Procedure/SOP pemakaian dan pemeliharaan sarana, yang harus dipatuhi oleh operator yang ditunjuk KPP.

c. Prosedur Operasi dan Pemeliharaan (standard operating procedure/SOP).

SOP yang telah tertuang dalam RKM dapat disesuaikan dengan kebutuhan operator dan pengguna. Pedoman ini disusun oleh pengurus bersama kelompok pemanfaat, dimusyawarahkan bersama dalam forum musyawarah desa, dan setelah dicapai mufakat disahkan oleh Kepala Desa/Lurah. Setiap lokasi dapat mengembangkan pedoman kerjanya sendiri, sesuai dengan kondisi, kemampuan dan budaya yang ada di daerahnya masing-masing.

Dalam upaya mencapai keberhasilan pengelolaan perlu didukung tim pengelola KPP yang handal:

1. Mampu mengorganisasikan anggotanya untuk mendukung kegiatan kerja yang telah dibuat;

Page 67: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

56

2. Dapat menjamin kepentingan pemanfaat dan mencarikan alternatif pemecahan permasalahan yang dihadapi;

3. Mampu melakukan hubungan kerja dengan lembaga lain di luar KPP;

4. Mampu menerapkan sanksi organisasi bagi anggota yang melanggar peraturan.

d. Pendanaan Operasi dan Pemeliharaan

Sumber dana berasal dari masyarakat, berupa iuran atau dana lain yang dikembangkan di lokasi, yang dihitung berdasarkan kesepakatan bersama akan kebutuhan operasional dan pemeliharaan serta rencana pengembangan sarana di masa datang.

Pendanaan diperuntukkan bagi operasional dan pemeliharaan ditambah honorarium pengelola untuk melakukan operasional dan pemeliharaan serta orang yang bertugas untuk melakukan perbaikan jika terjadi kerusakan.

Komponen yang perlu dipertimbangkan dalam menghitung biaya pengoperasian dan pemeliharaan meliputi:

1. Biaya perbaikan dan penggantian komponen yang rusak sesuai dengan sistem sarana yang dibangun;

2. Biaya pengembangan sarana; 3. Biaya Operasional (solar, listrik, dll)

4. Honorarium pengelola.

b. Dukungan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk Operasi dan Pemeliharaan. Pemerintah daerah menugaskan OPD teknis pengelola DAK untuk melakukan pembinaan secara teknis operasional serta keuangan kepada KPP/pengelola. Dukungan Pemda juga termasuk untuk melakukan rehabilitasi sarana yang mengalami kerusakan berat (tidak dapat beroperasional).

Page 68: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

57

2.1.4.2. Tugas Kelompok Pemanfaat dan

Pemeliharaan (KPP)

1. Seksi Iuran Pengguna : ❖ Membicarakan tentang besarnya iuran

pemanfaatan sarana. ❖ Mengumpulkan iuran, membuat

perencanaan belanja, membukukan dan melaporkan secara rutin.

2. Seksi Pengoperasian & Pemeliharaan

❖ Mengoperasikan dan memelihara sarana fisik sanitasi lingkungannya.

❖ Mengembangkan mutu pelayanan & jumlah sarana pengguna.

3. Seksi Penyuluhan Kesehatan ❖ Melakukan kampanye tentang

kesehatan rumah tangga dan lingkungan.

Pengelola prasarana dan sarana dilakukan oleh operator yang telah dilatih dengan memperhatikan beberapa hal:

• Kinerja prasarana yang dikelola;

• Jumlah prasarana dan sarana yang tersedia;

• Jumlah prasarana dan sarana yang digunakan;

• Target/sasaran perencanaan;

• Standar prosedur operasional dan

Contoh Bagan Struktur Organisasi KPP

Ketua Pelindung Lurah/Kades

Sekretaris & bendahara

Seksi Penyuluhan Kesehatan

Kesehatan

Seksi O & P Seksi Iuran Pengguna Iuran Pengguna

Page 69: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

58

pemeliharaan; • Standar kriteria teknis prasarana dan

sarana; • Rencana pengembangan sarana di masa

datang.

Untuk mencapai keberhasilan pengelolaan, operator harus melakukan langkah-langkah berikut: • Melakukan pemantauan rutin untuk

mengetahui kondisi prasarana dan

sarana; • Mengetahui kerusakan sedini mungkin

agar dapat disusun rencana perawatan dan pemeliharaan yang baik;

• Melakukan rehabilitasi tepat waktu;

• Melakukan evaluasi kinerja pelayanan secara berkala;

• Melakukan pengelolaan sesuai standar operasional prosedur.

Dalam pelaksanaan pelestarian sarana sanitasi, diharapkan pemerintah Kabupaten/Kota dapat berperan aktif memberikan dukungan teknis kepada masyarakat (penyuluhan) agar mereka mampu mengoperasikan dan memanfaatkan sarana yang ada.

2.1.4.3. Penyerahan Hasil Pekerjaan

1. Setelah pelaksanaan pekerjaan swakelola selesai 100% (sasaran akhir pekerjaan telah tercapai) penanggung jawab pelaksana swakelola (KSM) menyerahkan pekerjaan kepada PPK;

2. PPK menyerahkan pekerjaan dan laporan pekerjaan yang telah selesai kepada PA/KPA melalui Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan;

3. Setelah dilakukan penyerahan pekerjaan, dilanjutkan dengan proses penyerahan aset sesuai dengan peraturan perundang - undangan.

4. Selanjutnya Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)

Page 70: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

59

menyerhakan pengelolaan sarana dan prasarana sanitasi tersebut kepada Kelompok Pemanfaat dan Pemeliharaan (KPP).

Beberapa kegiatan pokok yang semestinya dilakukan dalam proses penyerahan hasil pekerjaan antara lain sebagai berikut:

a. Rembug Warga bertujuan untuk memberikan informasi hasil pelaksanaan kegiatan dan hasil pengelolaan dana kepada warga lokasi sasaran. Rembug dilaksanakan setelah pelaksanaan fisik selesai 100% atau pada saat batas waktu penyelesaian pekerjaan habis;

b. Forum ini dipimpin oleh Kepala Desa/Lurah dengan mengundang PPK Sanitasi Kabupaten/Kota, Pemerintah Kecamatan, KSM, Kader Masyarakat (KM), PKK, LSM, Tokoh masyarakat Desa/Kelurahan, dan warga di lokasi kegiatan dengan perwakilan Pengurus RT/RW;

c. Dalam Rembug ini, KSM menjelaskan secara rinci dan transparan laporan pertanggungjawaban. Materinya antara lain Laporan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (LP2K), Realisasi Kegiatan dan Biaya (RKB) disertai dengan foto-foto pelaksanaan. Hasil Rembug Warga ini disampaikan kepada PPK Sanitasi kabupaten/kota. Hasil rembug warga dituangkan dalam berita acara.

Isi laporan pertanggungjawaban terdiri dari:

1. Apabila pekerjaan fisik sudah selesai (mencapai 100%), laporan pertanggungjawaban KSM berisi Laporan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (LP2K), Realisasi Kegiatan dan Biaya (RKB) dan pembuatan Surat Pernyataan Penyelesaian Pelaksanaan Kegiatan (SP3K);

2. Apabila pelaksanaan kegiatan fisik tidak

Page 71: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

60

selesai pada waktunya (pada akhir tahun anggaran belum mencapai 100%) maka laporan pertanggungjawaban KSM berisi Laporan Realisasi Kegiatan dan Biaya (RKB), Pembuatan Berita Acara Status Pelaksanaan Kegiatan (BASPK), dan Surat Pernyataan Penyelesaian Kegiatan (SP2K).

2.1.4.4. Tujuan Operasi dan Pemeliharaan

Kegiatan ini dimaksudkan untuk memastikan keberlanjutan pelayanan aset yang sudah dibangun melalui upaya pemeliharaan yang tepat. KPP pengelola yang telah dibentuk akan melaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan prasarana-sarana sanitasi yang telah dibangun.

Tujuan kegiatan Operasi dan Pemeliharaan adalah sebagai berikut: 1. Terkumpulnya iuran dari masyarakat

untuk pembiayaan operasional dan pemeliharaan sarana sanitasi yang terbangun;

2. Dapat berfungsinya sarana sanitasi sesuai dengan peruntukannya;

3. Adanya tambahan jumlah masyarakat penerima manfaat;

4. Adanya perubahan sikap dan PHBS di masyarakat;

5. Tumbuhnya partisipasi masyarakat untuk ikut memelihara sarana;

6. Memberikan peluang kepada masyarakat/kelompok masyarakat/lembaga masyarakat untuk mengoperasikan dan mengoptimalkan sarana sanitasi yang ada sebagai sumber daya serta meningkatkan kapasitas masyarakat dengan penciptaan peluang pelatihan teknis maupun non teknis;

7. Keberlanjutan sesuai dengan prinsip DAK Bidang Sanitasi.

Page 72: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

61

2.2. Pelaksanaan Kegiatan Kontraktual

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah adalah kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainnya yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa.

Satuan Kerja Perangkat Daerah adalah instansi/institusi yang menggunakan Dana Alokasi Khusus dalam mekanisme Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Sedangkan Pengguna Anggaran (PA) adalah Pejabat pemegang kewenangan pengguna anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Pejabat yang disamakan pada institusi lain pengguna APBD.

2.2.1. Persiapan dan Perencanaan

Sebelum menetapkan hasil pelaksana terpilih untuk kegiatan pengadaan barang/jasa diperlukan proses persiapan dan perencanaan agar proses pelaksanaan konstruksi secara kontraktual dapat berjalan sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku.

Perencanaan kegiatan kontraktual untuk dana yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus bidang sanitasi melalui proses antara lain sebagai berikut:

2.2.1.1. Identifikasi dan Analisis Kebutuhan

1. Penguasa Anggaran (PA) mengidentifikasi kebutuhan barang/jasa yang diperlukan untuk instansinya sesuai Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD);

2. Dalam mengidentifikasi kebutuhan

barang/jasa pada angka 1, PA terlebih dahulu menelaah kelayakan barang/jasa, PA terlebih dahulu menelaah kelayakan barang/jasa yang telah ada/dimiliki/dikuasai, atau riwayat kebutuhan barang/jasa dari kegiatan yang sama, untuk memperoleh kebutuhan riil;

3. Hasil identifikasi kebutuhan riil barang/jasa pada angka 2 dituangkan dalam Rencana Kerja Anggaran institusi untuk pembahasan dan penetapan di DPRD;

4. Selanjutnya PA melakukan analisis untuk

Page 73: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

62

menetapkan cara pelaksanaan.

2.2.1.2. Penyusunan dan Penetapan Rencana Anggaran

1. PA menyusun dan menetapkan rencana penganggaran pengadaan barang/jasa, terdiri atas: biaya barang/jasa itu sendiri, biaya pendukung dan biaya administrasi yang diperlukan untuk proses pengadaan, sesuai dengan peraturan perundang-

undangan; 2. Biaya pendukung dapat mencakup: biaya

pemasangan, biaya pengangkutan, biaya pelatihan, dan lain-lain;

3. Biaya administrasi dapat terdiri dari: a. Biaya pengumuman pengadaan; b. Honorarium pejabat pelaksana

pengadaan misalnya: PA/KPA, PPK, ULP/Pejabat Pengadaan, Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan, dan pejabat/tim lain yang diperlukan;

c. Biaya survei lapangan/pasar; d. Biaya penggandaan Dokumen Pengadaan

Barang/Jasa; dan

e. Biaya lainnya yang diperlukan untuk mendukung

pelaksanaan pengadaan barang/jasa, antara lain: biaya pendapat ahli hukum kontrak, biaya

uji coba pada saat proses evaluasi dilakukan dan/atau biaya uji coba

sebelum dilakukan penerimaan hasil pekerjaan.

4. Biaya administrasi untuk

kegiatan/pekerjaan yang akan dilaksanakan pada tahun anggaran yang akan datang namun pengadaannya

dilaksanakan pada tahun anggaran berjalan harus disediakan pada tahun

anggaran berjalan.

Page 74: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

63

2.2.1.3. Penetapan Kebijakan Umum

Penetapan kebijakan umum meliputi; pemaketan pekerjaan, cara pengadaan barang/jasa dan penggorganisasian pengadaan barang/jasa. Dalam penetapan kebijakan umum tentang pemaketan, Penguasa Anggaran (PA) wajib memperhatikan ketentuan sebagai berikut:

a. Menetapkan paket pengadaan barang/jasa yang hanya ditujukan untuk produksi dalam negeri dengan mengacu kepada daftar inventarisasi barang/jasa produksi dalam negeri yang telah di sertifikasi oleh Puslitbangkim Kementerian PUPR;

b. Penggabungan dan pemecahan paket harus memperhatikan efisiensi, efektifitas, dan persaingan sehat dengan ketentuan adalah sebagai berikut: 1. Dilarang menyatukan atau

memusatkan beberapa kegiatan yang tersebar di beberapa daerah/lokasi yang menurut sifat pekerjaan dan tingkat efesiensi yang seharusnya dilakukan di daerah/lokasi masing-masing;

2. Dilarang menyatukan/menggabungkan beberapa paket pengadaan menurut sifat dan jenisnya;

3. Dilarang memecah paket pengadaan barang/jasa yang memiliki sifat dan ruang lingkup pekerjaan yang sama

menjadi beberapa paket, baik pada saat penyusunan anggaran, penyusunan rencana umum pengadaan, maupun pada saat persiapan pemilihan penyedia dengan maksud untuk menghindari pelelangan;

4. Dilarang menentukan kriteria, persyaratan atau prosedur pengadaan yang diskriminatif dan / atau dengan pertimbangan yang tidak objektif.

Page 75: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

64

2.2.1.4. Kebijakan Umum tentang Organisasi

Pengadaan Barang/Jasa

a. Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi membentuk organisasi pengadaan barang/jasa yang terdiri dari: 1. PA/KPA; 2. PPK; 3. ULP/Pejabat Pengadaan; 4. Panitia/Pejabat Penerima Hasil

Pekerjaan (PPHP); dan b. Anggota kelompok kerja (Pokja) ULP

berjumlah sekurang – kurangnya 3 (tiga) orang tergantung kebutuhan;

c. Anggota ULP/Pejabat pengadaan yang ditunjuk harus memahami tata cara pengadaan, substansi pekerjaan/kegiatan yang bersangkutan, dan hukum perjanjian kontrak.

2.2.1.5. Tatacara Pengadaan Barang/Jasa

Penguasa Anggaran (PA) menetapkan cara pengadaan barang/jasa dengan memperhatikan tugas pokok dan fungsi lembaga dan sifat kegiatan yang akan dilaksanakan, antara lain sebagai berikut:

a. Melalui kegiatan swakelola yang merupakan kegiatan pengadaan barang/jasa yang direncanakan, dikerjakan dan/atau diawasi sendiri oleh

lembaga sebagai penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah lain dan/atau kelompok masyarakat pelaksana swakelola dengan menggunakan tenaga sendiri dan/atau tenaga dari luar; dan

b. Melalui penyedia barang/jasa baik sebagai badan usaha maupun perorangan.

Page 76: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

65

Bagan Alur Proses Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Page 77: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

66

2.2.1.6. Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK)

Penguasa Anggaran (PA) menyusun KAK yang mendukung pelaksanaan kegiatan/pekerjaan paling sedikit memuat: 1. Uraian kegiatan yang akan dilaksanakan

meliputi latar belakang, maksud, dan tujuan, lokasi kegiatan, sumber pendanaan, serta jumlah tenaga yang diperlukan;

2. Waktu yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan/pekerjaan tersebut mulai dari pengumuman, rencana pengadaan sampai dengan penyerahan barang/jasa;

3. Spesifikasi teknis barang/jasa yang akan diadakan; dan

4. Besarnya total perkiraan biaya pekerjaan termasuk kewajiban pajak yang harus dibebankan pada kegiatan tersebut.

2.2.1.7. Pengumuman Rencana Umum

Pengadaan

1. Penanggungjawab Anggaran (PA) mengumumkan rencana umum pengadaan barang/jasa di masing-masing lembaga/instansi secara terbuka kepada masyarakat luas setelah Rencaa Kegiatan (RK) disetujui Unit Organisasi (UNOR) Kementerian Teknis dan anggaran yang

bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Sanitasi disetujui oleh DPRD sebelum pelaksanaan pengadaan barang/jasa oleh ULP;

2. Lembaga/Instansi mengumumkan rencana umum pengadaan barang/jasa pada tahun anggaran berjalan;

3. Pengumuman pengadaan barang/jasa dilakukan di website Lembaga/Instansi masing-masing dan papan pengumuman resmi serta portal pengadaan Nasional melalui LPSE, dan

Page 78: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

67

mengundang/memberitahukan kepada penyedia yang diyakini mampu mengerjakannya.

4. Pengumuman tersebut paling kurang berisi: a. Nama dan alamat Pengguna Anggaran

(PA); b. Paket pekerjaan yang akan

dilaksanakan; c. Lokasi pekerjaan; d. Perkiraan besara biaya.

2.2.1.8. Penyedia Barang/Jasa

Penyedia barang/jasa dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Memenuhi ketentuan peraturan

perundang-undangan untuk menjalankan kegiatan/usaha;

2. Memiliki keahlian, pengalaman dalam bidang sanitasi, kemampuan teknis dan manajerial untuk menyediakan barang/jasa;

3. Memperoleh paling kurang 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia barang/jasa dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terkahir baik di lingkungan pemerintah maupun swasta, termasuk pengalaman sub-kontrak;

4. Ketentuan pada poin 3 (tiga) diatas dikecualikan bagi penyedia barang/jasa

yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun;

5. Memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan dan fasilitas lain yang diperlukan dalam Pengadaan Barang/ Jasa;

6. Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Lainnya, harus memperhitungkan Sisa Kemampuan Paket (SKP) sebagai berikut: SKP = KP – P

Page 79: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

68

KP = nilai Kemampuan Paket, dengan ketentuan:

a. Untuk Usaha Kecil, nilai

Kemampuan Paket (KP) ditentukan sebanyak 5 (lima) paket pekerjaan; dan

b. Untuk usaha non kecil, nilai Kemampuan Paket (KP) ditentukan sebanyak 6 (enam) atau 1,2 (satu

koma dua) N. P = jumlah paket yang sedang dikerjakan.

N = jumlah paket pekerjaan

terbanyak yang dapat ditangani pada saat bersamaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.

7. Tidak dalam pengawasan pengadilan,

tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau direksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana, yang dibuktikan dengan surat pernyataan yang ditandatangani Penyedia Barang/Jasa;

8. Sebagai wajib pajak sudah memiliki

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan telah memenuh kewajiban perpajakan tahun terakhir (SPT Tahunan) serta memiliki laporan bulanan PPh Pasal 21, PPh Pasal 23 (bila ada transaksi), PPh Pasal 25/Pasal 29 dan PPN (bagi Pengusaha Kena Pajak) paling kurang 3 (tiga) bulan terakhir dalam tahun berjalan;

9. Secara hukum mempunyai kapasitas untuk mengikatkan diri pada Kontrak;

10. Tidak masuk dalam Daftar Hitam;

Page 80: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

69

11. Memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan jasa pengiriman; dan Menandatangani Pakta Integritas.

2.2.1.9. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan

PA/KPA menetapkan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan, anggota Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan

berasal dari pegawai negeri, baik dari

instansi sendiri maupun instansi lainnya.

Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Memiliki integritas, disiplin dan tanggung

jawab dalam melaksanakan tugas; b. Memahami isi Kontrak; c. Memiliki kualifikasi teknis; d. Menandatangani Pakta Integritas; dan e. Tidak menjabat sebagai pengelola

keuangan.

Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan sebagaimana dimaksud adalah mempunyai tugas pokok dan kewenangan untuk hal-hal sebagai berikut:

a. Melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Kontrak;

b. Menerima hasil Pengadaan Barang/Jasa setelah melalui pemeriksaan/pengujian;

dan c. Membuat dan menandatangani Berita

Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan.

Dalam hal pemeriksaan Barang/Jasa memerlukan keahlian teknis khusus, dapat dibentuk tim/tenaga ahli untuk membantu pelaksanaan tugas Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan. Tim/tenaga ahli sebagaimana dimaksud ditetapkan oleh PA/KPA.

Page 81: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

70

2.2.1.10. Prinsip – Prinsip Pengadaan

Barang/Jasa

Pengadaan barang/jasa menerapkan prinsip – prinsip sebagai berikut : a. Efesien;

b. Efektif; c. Transparan;

d. Terbuka; e. Bersaing;

f. Adil/tidak diskriminatif; dan

g. Akuntabel.

2.2.1.11. Etika Pengadaan Barang/Jasa

Para pihak yang terkait dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa harus mematuhi etika sebagai berikut: a. Melaksanakan tugas secara tertib,

disertai rasa tanggung jawab untuk mencapai sasaran, kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan Pengadaan Barang/Jasa;

b. Bekerja secara profesional dan mandiri, serta menjaga kerahasiaan Dokumen Pengadaan Barang/Jasa yang menurut sifatnya harus dirahasiakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam Pengadaan Barang/Jasa;

c. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang

berakibat terjadinya persaingan tidak sehat;

d. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan kesepakatan tertulis para pihak;

e. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan para pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses Pengadaan Barang/Jasa;

f. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan negara dalam Pengadaan Barang/Jasa;

Page 82: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

71

g. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung merugikan negara; dan tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk memberi atau menerima hadiah, imbalan, komisi, rabat dan berupa apa saja dari atau kepada siapapun yang diketahui

atau patut diduga berkaitan dengan Pengadaan Barang/Jasa.

2.2.2. Pelaksanaan Kegiatan Kontraktual

PPK menyusun rancangan kontrak antara lain meliputi; Syarat – Syarat Umum Kontrak (SSUK), pelaksanaan Kontrak, penyelesaian kontrak, addendum kontrak, pemutusan kontrak, hak dan kewajiban pra pihak, personil dan/atau peralatan penyedia, pembayaran kepada penyedia, pengawasan mutu, serta Syarat Syarat Khusus kontrak. Pelaksanaan kontrak kerja tersebut melalui tahapan sebagai berikut:

a. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK); b. Penyusunan Program Mutu; c. Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak; d. Mobilisasi; e. Pemeriksaan Bersama; f. Pembayaran Uang Muka:

1. Nilai bersaran uang muka paling tinggi sesuai dengan yang ditetapkan;

2. Besarnya jaminan uang muka adalah senilai uang muka yang diterima penyedia;

3. Jaminan uang muka diterbitkan oleh Bank Umum, perusahaan penjamin atau perusahaan asuransi;

4. Penyedia dapat mengajukan permohonan pengambila uang muka secara tertulis kepada PPK disertai dengan rancana penggunaan uang muka untuk melaksanakan pekerjaan sesuai kontrak;

5. PPK mengajukan surat permintaan pembayaran untuk permohonan tersebut setelah uang muka diterima dari penyedia;

Page 83: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

72

6. Pengembalian uang muka diperhitungkan berangsur angsur secara proposional pada setiap pembayaran prestasi pekerjaan dan paling lambat harus lunas pada pekerjaan mencapai prestasi 100 %

7. Untuk kontrak tahun jamak, nilai jaminan uang muka secara bertahap dapat dikurangi sesuai dengan pencapaian prestasi kerja.

g. Perubahan kegiatan pekerjaan; h. Laporan hasil pekerjaan antara lain sebagai berikut:

1. Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama

pelaksanaan kontrak untuk menetapkan volume pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan guna pembayaran hasil pekerjaan;

2. Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan, seluruh aktivitas kegiatan pekerjaan dilokasi pekerjaan dicatat dalam buku harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan yang berisi rencana dan realisasi pekerjaan harian;

3. Laporan harian berisi antara lain: a. Jenis dan kuantitas bahan yang berada dilokasi

pekerjaan; b. Penempatan tenaga kerja untuk tiap macam

tugasnya; c. Jenis, jumlah dan kondisi peralatan; d. Jenis dan kuantitas pekerjaan yang

dilaksanakan; e. Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan

peristiwa alam lainnya yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan. Laporan harian dibuat oleh penyedia diperiksa

oleh konsultan individual pengawas dan disetujui oleh PPK;

4. Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu;

5. Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan;

6. Untuk merekam kegiatan pelaksanaan kegiatan DAK Bidang Sanitasi PPK membuat foto-foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan.

i. Pembayaran Prestasi Kerja;

Page 84: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

73

j. Denda dan ganti rugi; k. Penyesuaian harga; l. Keadaan kahar; m. Perpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan; n. Kerjasama antara penyedia dan sub penyedia.

2.2.3. Pelaksanaan Kegiatan Kontraktual Padat Karya

Pelaksanaan kegiatan DAK Bidang Sanitasi pada jenis

DAK Afirmasi, dilakukan melalui pengadaan

barang/jasa, dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Penyedia barang/jasa yang menjadi pemenang dalam lelang ULP, dalam pelaksanaan kegiatan diharuskan untuk menetapkan penerima upah HOK, dengan tatacara sebagai berikut: a. Penyedia barang/jasa dapat menyediakan tenaga

ahli bidang infrastruktur seperti; tukang, kepala tukang dan mandor bukan dari warga calon pemanfaat;

b. Memberikan pengumuman terkait perekrutan tenaga kerja dari masyarakat calon penerima manfaat;

c. Memberikan kesempatan selama dua minggu kepada warga masyarakat untuk mendaftarkan diri sebagai tenaga kerja harian;

d. Jika setelah dua minggu tidak ada yang mendaftar, diijinkan pada penyedia barang/jasa untuk membawa tenaga kerja dari luar lokasi kegiatan.

2. Penyedia barang/jasa melakukan sosialisasi awal kepada masyarakat calon pemanfaat di titik lokasi

kegiatan sebelum konstruksi dimulai; 3. Penyedia barang/jasa diharuskan melakukan

pemicuan/promosi kesehatan terlebih dahulu dan melakukan pendataan jumlah calon pemanfaat yang akan melakukan Sambungan Rumah (SR).

Page 85: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

74

2.2.4. Operasi dan Pemeliharaan

1. Serah Terima Hasil Pekerjaan a. Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus per

seratus), penyedia barang/jasa mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan pekerjaan;

b. Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK menugaskan panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP);

c. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP)

melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh penyedia;

d. PPK menerima penyerahan pertama hasil pekerjaan setalah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan kontrak dan diterima oleh Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan;

e. Dalam hal masa pemeliharaan tidak melewati akhir tahun anggaran, maka pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan puluh lima perseratus) dari total nilai kontrak, sedangkan 5% (lima perseratus) merupakan retensi selama masa pemeliharaan atau pembayaran dilakukan 100% (seratus per seratus) dari nilai kontrak dan penyedia harus menyerahkan jaminan pemeliharaan sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak;

f. Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan sehingga kondisi tetap seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan;

g. Setelah masa pemeliharaan berakhir, penyedia mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan akhir pekerjaan;

h. PPK menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah penyedia jasa penyedia melaksanakan semua kewajibannya selama masa pemeliharaan dengan baik. PPK wajib membayar sisa nilai kontrak yang belum dibayar atau mengembalikan jaminan pemeliharaan;

i. Apabila penyedia tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan sebagaimana mestinya, maka PPK berhak menggunakan uang retensi untuk

Page 86: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

75

membiayai perbaikan/pemeliharaan atau mencairkan jaminan pemeliharaan.

2. Pemeliharaan Agar prasarana infrastruktur terbangun dapat bermanfaat dan berkelanjutan maka kegiatan pemeliharaan dapat dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam hal ini Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Dinas/Instansi terkait.

2.3. Pelaporan oleh OPD Terkait

Berdasarkan Permen PUPR No 21/PRT/M/2017 kegiatan pelaporan oleh OPD Kabupaten/Kota dilakukan dalam jangka waktu triwulanan seperti; triwulan pertama : 31 Maret, triwulan kedua : 30 Juni, triwulan ketiga 30 September dan triwulan keempat 31 Desember. Pelaporan tersebut dilakukan secara manual dan elektronik (e-Monitoring DAK Kementerian PUPR). Sedangkan laporan yang dibuat oleh Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) antara lain sebagai berikut :

a. Laporan rencana tindak lanjut dan realisasi hasil pendampingan lapangan secara berkala setiap dwi mingguan;

b. Rekapitulasi realisasi hasil pendampingan lapangan periode satu bulan, yang berisi capaian pelaksanaan kegiatan di lapangan, rencana kerja tindak lanjut periode satu bulan kedepan.

Page 87: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

76

1. KEMITRAAN DENGAN TNI DALAM PELAKSANAAN DAK

BIDANG SANITASI

OPD pengelola DAK Bidang Sanitasi dapat menjalin kemitraan dengan unit kesatuan TNI terkecil setingkat Koramil dan Kodim dalam hal pelaksanaan prasarana konstruksi. a. Kegiatan kontraktual/Kontraktual Padat Karya:

OPD dapat meminta dukungan tenaga kerja kepada unit Koramil/Kodim terdekat dengan alokasi biaya maksimal

10 hari

kerja

MENTERI

cq. Sekretaris Jenderal

GUBERNUR cq. Kepala Bappeda

BUPATI/WALIKOTAcq Kepala Bappeda

5 hari kerja

14 hari

kerja

Tembusan

Kepal SKPD Kab/Kota

sub bidang

Kepala SKPD Provinsi sub

bidang Kepala Balai/

Satker Terkait

Direktorat

Jenderal terkait

10 hari

kerja

10 hari

kerja

14 hari

kerja

Tembusan

KSM dan TFL

Laporan Progres Mingguan

dan Triwulanan

Gambar Mekanisme Pelaporan

Page 88: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

77

sejumlah porsi upah tenaga kerja dalam kontrak (tidak termasuk upah kepala tukang, tukang ahli dan sewa alat).

b. Kegiatan swakelola/ pemberdayaan: OPD dapat meminta dukungan tenaga kerja kepada Koramil/Kodim dalam hal kurang ketersediaan tenaga kerja dari masyarakat calon pemanfaat. Jumlah tenaga kerja dari TNI ditentukan dalam rembug warga dengan TNI.

c. Lokasi kegiatan didalam lingkungan Asrama dan fasilitas TNI:

Komandan Koramil/Kodim dapat mengajukan usulan calon lokasi kepada OPD pengelola DAK Bidang Sanitasi. Apabila terpilih sebagai lokasi pelaksanaan DAK Bidang Sanitasi, maka ketentuan pelaksanaan mengikuti pola pemberdayaan (swakelola) dimana anggota TNI menjadi calon pemanfaat, sehingga warga di lingkungan asrama/fasilitas TNI membentuk KSM dan KPP.

Prasarana sanitasi yang terbangun sedapat mungkin menyertakan pelayanan kepada masyarakat disekitarnya.

2. PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG)

Dalam setiap tahapan proses pelaksanaan DAK Bidang Sanitasi, OPD/PPK pengelola dana DAK Bidang Sanitasi memaksimalkan peran dan keterlibatan gender: kaum perempuan, masyarakat dengan keterbatasan fisik, kaum lansia, dan masyarakat marginal sebanyak minimal 30 persen.

Sebagai agen perubahan yang bisa memicu keluarga dan

lingkungan dalam hal perubahan perilaku hidup bersih sehat pada sub bidang sanitasi, maka keterlibatan kaum perempuan dalam proses khususnya perencanaan di upayakan semaksimal mungkin, mengingat dalam kehidupan sehari hari kaum perempuan lah yang selalu bersentuhan dengan air dan sanitasi. Kaum perempuan dapat bekerja sama dengan Puskesmas/Posyandu terdekat, PKK dan kelompok arisan dalam kampanye sanitasi.

Keterlibatan kaum perempuan dalam pelaksanaan konstruksi lebih diarahkan pada pencatatan laporan, pengupahan tenaga kerja, pembelanjaan, dan penagihan swadaya masyarakat (In Cash). Keterlibatan kaum perempuan dalam pasca konstruksi

Page 89: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

78

dan keberlanjutan pengembangan pelayanan adalah sebagai anggota/ pengurus KPP.

3. PENGAWASAN

Kegiatan DAK Bidang Sanitasi memerlukan adanya pengawasan oleh seluruh komponen masyarakat dan tim pengawas (OPD Kabupaten/Kota). Pengawasan mulai dari persiapan sampai akhir pelaksanaan pekerjaan demi untuk menjaga konsistensi penerapan prinsip-prinsip dasar Program

DAK Bidang Sanitasi. Pengawasan yang dimaksud meliputi :

1. Pengawasan administrasi yang dilakukan terhadap dokumentasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan;

2. Pengawasan teknis terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan untuk mengetahui realisasi fisik pekerjaan lapangan meliputi: ❖ Pengawasan terhadap bahan meliputi pengadaan,

pemakaian dan sisa bahan; ❖ Pengawasan terhadap penggunaan peralatan untuk

menghindari tumpang tindih pemakaian di lapangan; ❖ Pengawasan terhadap penggunaan tenaga kerja/ahli

agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan yang direncanakan.

3. Pengawasan keuangan yang mencakup cara pembayaran serta efesiensi dan efektifitas penggunaan keuangan; dan

4. Apabila dari hasil pengawasan ditemukan penyimpangan, maka PPK harus segera mengambil tindakan.

4. PEMANTAUAN DAN EVALUASI

a. Pemantauan Indikator dalam pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan berdasarkan Permen PUPR No. 21/PRT/M/2017, antara lain meliputi ; 1. Kesesuaian pelaksanaan Rencana Kegiatan (RK) dengan

program prioritas nasional; 2. Kesesuaian Rencana Kegiatan (RK) dengan pelaksanaan

Rencana Kegiatan (RK); 3. Kesesuaian Rencana Kegiatan (RK) dengan Daftar

Pelaksanaan Anggaran (DPA) Daerah; 4. Proses pelaksanaan pengadaan barang dan jasa; 5. Kesesuaian hasil pelaksanaan kegiatan dengan

dokumen kontrak yang telah ditetapkan;

Page 90: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

79

6. Kesesuaian pencapaian output hasil pelaksanaan kegiatan dengan target Rencana Kegiatan (RK);

7. Kesesuaian pencapaian outcome hasil pelaksanaan kegiatan dengan target Rencana Kegiatan (RK); dan

8. Kepatuhan dan ketertiban pelaporan.

b. Evaluasi Tim pengawas (OPD Kabupaten/Kota) beserta seluruh komponen masyarakat dibantu oleh Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) melakukan evaluasi mingguan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang meliputi : 1. Pengadaan dan penggunaan material/bahan; 2. Pengadaan dan penggunaan tenaga kerja/ahli; 3. Pengadaan dan penggunaan peralatan/suku cadang; 4. Realisasi keuangan dan biaya yang diperlukan; 5. Pelaksanaan fisik (konstruksi) prasarana dan sarana air

limbah serta jaringan perpipaan; 6. Hasil kerja dari setiap jenis pekerjaan.

Dari hasil evaluasi tersebut, penanggungjawab memberikan masukan dan rekomendasi untuk memperbaiki dan meningkatkan pelaksanaan pekerjaan swakelola di masa yang akan datang.

Page 91: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

80

MENTERI

cq. Sekretaris Jenderal

GUBERNUR

Hasil Pemantauan

dan Evaluasi Kinerja

(Semesteran)

SKPD sub bidangSKPD sub bidangSKPD Kab/Kota

Hasil Pemantauan

dan Evaluasi Kinerja

(Semesteran)

SKPD sub bidangSKPD sub bidangSKPD Provinsi

Hasil Pemantauan

dan Evaluasi Kinerja

(Semesteran)

BUPATI/WALIKOTA

Tim Koordinasi Kab/Kota

Bappeda Dinas Teknis

Hasil Pemantauan

dan Evaluasi Kinerja

(Semesteran)

Tim Koordinasi Kementerian

Tim TeknisSb Irigasi

Tim Teknis Sb Jalan

Tim Teknis Sb Air Minum

Tim Teknis Sb Sanitasi

Tim Koordinasi Provinsi

BappedaBalai/Satker

PusatDinas Teknis

Pemantauan dan

Evaluasi Kinerja

Pemantauan dan

Evaluasi Kinerja

Gambar Mekanisme Pengawasan Dan Evaluasi

Page 92: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

81

Page 93: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

82

BAGIAN 2

Ketentuan teknis

2.1. KRITERIA TEKNIS

Lokasi prioritas kegiatan Dana Alokasi Khusus bidang sanitasi antara lain sebagai berikut :

2.1.1. Lokasi Prioritas Kegiatan DAK Reguler

Dana Alokasi Khusus reguler bidang sanitasi ditujukan bagi Kabupaten/Kota yang memiliki kriteria sebagai

berikut: 1. Sudah atau sedang menyusun dokumen Strategi

Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK). Kegiatan DAK yang diusulkan oleh kabupaten/kota harus sudah masuk dalam dokumen SSK;

2. Kegiatan DAK Reguler Sanitasi Tahun 2018 dilakukan di luar lokasi (kecamatan/kelurahan/desa) kegiatan DAK Afirmasi dan DAK Penugasan.

2.1.2. Lokasi Prioritas DAK Afirmasi

Dana Alokasi Khusus afirmasi bidang sanitasi ditujukan bagi Kabupaten/Kota yang memiliki kriteria sebagai berikut : 1. Daerah Tertinggal

Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal tahun 2015-2019, terdapat 122 daerah tertinggal (kabupaten).

2. Daerah Perbatasan Berdasarkan Peraturan Kepala BNPP No.1 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pengelolaan Perbatasan Negara 2015-2019 yang terdiri dari 10 Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) dan 187 kecamatan yang merupakan lokasi prioritas perbatasan di 43 kabupaten/kota.

3. Transmigrasi Berdasarkan Surat Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor : S.426/M-DPDTT/07/2016 perihal Kawasan Mandiri (KTM) terdapat di 26 Provinsi dan tersebar di 37 Kabupaten dan 104 Satuan Permukiman (SP) sesuai surat menteri yang menangani urusan desa, dan daerah tertinggal. Selain

Page 94: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

83

itu ditujukan untuk 144 kawasan transmigrasi sesuai dengan target RPJMN 2015-2019.

4. Daerah yang memiliki dokumen SSK/MPS Sudah atau sedang menyusun dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK). Kegiatan DAK yang diusulkan oleh kabupaten/kota harus sudah masuk dalam dokumen SSK.

2.1.3. Lokasi Prioritas DAK Penugasan

Dana Alokasi Khusus penugasan bidang sanitasi ditujukan bagi Kabupaten/Kota yang memiliki kriteria sebagai berikut : 1. Diprioritaskan bagi Kabupaten/kota yang memiliki

akses sanitasi di bawah rata-rata akses nasional (<67,2%);

2. Kabupaten/kota yang sudah atau sedang menyusun dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK). Kegiatan DAK yang diusulkan oleh kabupaten/kota harus sudah masuk dalam dokumen SSK;

3. Penyediaan tangki septik individu perkotaan dan pengadaan truk tinja dilakukan pada kabupaten/kota yang sudah mempunyai IPLT dan sedang membentuk atau sudah mempunyai sistem pengelolaan lumpur tinja (reguler/on-call basis);

4. Penambahan pipa pengumpul dan SR dilakukan pada kabupaten/kota yang telah memiliki IPALD terpusat (skala kota dan permukiman);

5. Pembangunan tangki septik skala individual perdesaan dari akses dasar menjadi akses layak dilakukan pada lokasi yang telah dinyatakan sebagai kawasan Open Defecation Free (ODF) selama minimal 2 tahun, berdasarkan data STBM;

6. Pembangunan MCK ++ dan jaringan perpipaan dilakukan pada pesantren/lembaga pendidikan agama minimal 300 siswa menetap;

7. Kegiatan penyediaan tangki septik komunal dan pembangunan baru IPALD skala permukiman diprioritaskan pada kawasan kumuh (desa/kelurahan) sesuai dengan Surat Keputusan Penetapan Kawasan Kumuh yang diterbitkan oleh Bupati/Walikota atau baseline pemetaan kawasan kumuh Ditjen Cipta Karya. Kegiatan ini diarahkan untuk mendukung penanganan permukiman kumuh perkotaan terutama pada

Page 95: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

84

lokasi/kawasan kegiatan KOTAKU/National Slum Upgrading Project (NSUP) dan Neighborhood Upgrading and Shelter Sector Project Phase-2 (NUSP-2);

8. Kabupaten/kota yang sudah atau sedang menyusun dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK).

2.1.4. Kriteria Kegiatan Bidang Air Limbah

Seluruh air yang dihasilkan oleh aktivitas rumah tangga (Mandi, Cuci, Kakus, Dapur) dan limbah dari industri rumah tangga yang bersifat organik, dialirkan dengan

jaringan perpipaan menuju Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk diolah secara aerobik dan atau anaerobik sehingga hasil pengolahan memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Kegiatan penanganan tersebut diperioritaskan pada: 1. Lokasi yang telah dinyatakan sebagai kawasan Open

Defecation Free (ODF) selama minimal 2 tahun, berdasarkan data Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dibuktikan dengan Sertifikat ODF dari Kementerian Kesehatan/ Dinkes;

2. Khusus untuk Kabupaten/Kota yang sudah memiliki Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) dan sedang menyusun/ sudah mempunyai sistem pengelolaan lumpur tinja (reguler/on-call basis);

3. Lembaga pendidikan agama minimal 300 siswa menetap; 4. Kabupaten/Kota yang telah memiliki Instalasi

Pengolahan Air Limbah Domestik (IPALD) terpusat skala kota, kawasan dan/atau permukiman;

5. Kawasan Permukiman Kumuh dibuktikan dengan Surat Keputusan (SK) kawasan kumuh dari Bupati/Walikota.

2.2. PILIHAN PRASARANA DAN SARANA SANITASI

Pemilihan opsi prasarana dan sarana sistem pengolahan air limbah sangat tergantung kepada kebutuhan atau kapasitas pengolahan, kondisi lingkungan kepadatan penduduk, ketersediaan lahan, ketinggian muka air tanah, Aspirasi non teknis yang terkait dengan perencanaan dan pemilihan sistem serta kemudahan dalam pengoperasian dan pemeliharaannya. Prasarana dan sarana sanitasi dalam Program Dana Alokasi Khusus (DAK) dipilih sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kondisi lingkungan setempat berdasarkan asas keberlanjutan. Jenis sarana sanitasi terpilih ini akan menjadi dasar dalam

Page 96: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

85

penyusunan Rencana Kerja Masyarakat (RKM) yang dilakukan oleh KSM sebagai tim pelaksana swakelola. Untuk daerah spesifik seperti daerah pantai, daerah rumah panggung, daerah wilayah sungai, daerah rawa dan muka air tanah tinggi serta daerah banjir, alternatif pilihan teknologi pengolahan dan jenis SPALD-S atau SPALD-T skala permukiman dengan sistem perpipaan harus ada rekomendasi dari Direktorat Pengembangan PLP.

Proses utama pengolahan air limbah domestik dalam prasarana dan sarana bidang sanitasi adalah proses secara biologi, untuk teknologi pengolahannya terdiri dari beberapa pilihan/opsi yaitu: a. Proses secara Anaerobik; b. Proses secara Aerobik; c. Kombinasi Proses Anaerobik dan Aerobik.

Untuk membantu masyarakat dalam memahami teknologi/prasarana sanitasi dilaksanakan sosialisasi, penjelasan dan diskusi-diskusi dalam rembug warga yang diselenggarakan oleh OPD sebagai pengelola kegiatan swakelola bidang sanitasi. Alternatif pilihan teknologi berdasarkan pertimbangan : ❖ Hasil pemetaan (transect walk), observasi detail awal oleh OPD

bersama dengan masyarakat pada tahun sebelumnya; ❖ Hasil pemetaan masyarakat, klasifikasi, kondisi sumber air,

existing sanitasi, identifikasi calon pengguna dan akses terhadap sarana sanitasi yang direncanakan.

Alternatif pilihan sarana dan prasarana sanitasi dalam Program Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang sanitasi terdiri dari;

2.2.1. Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Setempat (SPALD-S)

Komponen SPALD-S Terdiri Dari;

1. Sub-sistem Pengolahan Setempat Sub_sistem Pengolahan setempat berfungsi untuk mengumpulkan dan mengolah air limbah domestik (black water dan Grey Water) dilokasi sumber.

Kapasitas pengolahan terdiri atas; 1) Skala Individual dapat berupa cubluk kembar, Tangki

Septik dengan bidang resapan, biofilter dan khusus pada daerah spesifik/tertentu seperti pasang surut, kepulauan, pantai, dll dapat menggunakan tangki septik fabrikasi yang sudah SNI dari Puslitbangkim Kementrian PUPR;

Page 97: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

86

2) Skala komunal diperuntukan: a. 2 (dua) sampai dengan 10 (Sepuluh) unit rumah

tinggal; b. Mandi Cuci Kakus (MCK).

2. Sub-sistem Pengangkutan Sub-sistem pengangkutan merupakan sarana untuk memindahkan lumpur tinja dari sub-sistem pengolahan lumpur tinja.

3. Sub-sistem Pengolahan Lumpur Tinja Sub-sistem Pengolahan Lumpur Tinja berfungsi untuk mengolah lumpur tinja yang masuk dalam IPLT. sub-

sistem pengolahan lumpur tinja terdiri dari pengolahn fisik, pengolahan biologis, dan/atau pengolahan kimia.

Pilihan Sarana dan Prasarana dalam SPALD-S 1. Pengembangan Pelayanan Penyedotan Lumpur Tinja

melalui: a. Pembangunan tangki septik skala individu di

perkotaan dengan kepadatan penduduk ≤ 150 jiwa/Ha, satu titik lokasi/satu KSM minimal 50 unit, khusus untuk kabupaten/kota yang sudah memiliki IPLT dan sedang menyusun/ sudah mempunyai sistem pengelolaan lumpur tinja (reguler/on-call basis);

b. Pengadaan truk tinja maksimal 1 unit truk untuk kabupaten/kota yang sudah memiliki IPLT dan sedang menyusun/ sudah mempunyai sistem pengelolaan lumpur tinja (reguler/on-call basis).

2. Pembangunan tangki septik skala komunal (5-10 KK); 3. Pembangunan tangki septik skala individual perdesaan

dari akses dasar menjadi akses layak pada lokasi yang telah dinyatakan sebagai kawasan Open Defecation Free (ODF) selama minimal 2 tahun, berdasarkan data Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), satu titik lokasi atau satu KSM minimal 50 unit.

4. Pembangunan tangki septik skala komunal (5-10 KK) di kawasan permukiman kumuh.

Pilihan teknologi prasarana air limbah 1 dan 3 diperuntukkan bagi Kabupaten/Kota yang sudah memiliki Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) dan Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT).

Page 98: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

87

2.2.2. Pengertian dan Ilustrasi Gambar Sarana dan

Prasarana Sanitasi :

1. Air limbah domestik rumah tangga adalah semua jenis air buangan rumah tangga yang berasal dari mandi, dapur, cuci dan kakus.

2. Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) adalah instalasi pengolahan air limbah yang di desain hanya menerima lumpur tinja melalui mobil atau gerobak tinja (tanpa perpipaan);

3. Truk Tinja/Mobil Tinja adalah mobil tangki yang

digunakan untuk menguras lumpur tinja dari bangunan pengolahan air limbah rumah tangga yang membawanya ke IPLT untuk diolah;

4. Open Defecation Free (ODF) adalah kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak Buang Air Besar Sembarangan (BABS), dengan kriteria sebagai berikut : a. Semua masyarakat telah BAB hanya di jamban; b. Tidak terlihat tinja manusia di lingkungan sekitar; c. Tidak ada bau tidak sedap akibat pembuangan

tinja/kotoran manusia; d. Jamban yang ada secara kualitas terjamin kesehatan

dan tidak mencemari lingkungan; e. Ada penerapan sanksi, peraturan atau upaya lain oleh

masyarakat untuk mencegah kejadian BAB di sembarang tempat.

5. Opsi buatan pabrik dipilih dengan kondisi muka air tanah kurang dari 1,5 meter. Buatkan cassing dari bahan pasangan bata atau beton;

6. Sistem Gabungan MCK Kombinasi IPAL Komunal dan Sistem Perpipaan Sederhana. Sistem ini mengakomodasi

masyarakat yang tidak memiliki maupun yang memiliki jamban pribadi. IPAL yang digunakan disambungkan dengan outlet MCK plus dan sistem perpipaan. Direkomendasikan agar MCK Kombinasi IPAL Komunal ditempatkan dekat dengan fasum-fasos maupun jalan lintas utama masyarakat;

7. Mengacu dari SNI 03-2398-2002 tentang perencanaan tangki septik dengan sistem resapan, maka pengertian tangki septik adalah suatu ruangan yang berfungsi untuk menampung dan mengolah air limbah domestik rumah tangga dengan kecepatan air yang lambat, sehingga memberi kesempatan untuk terjadi pengendapan terhadap suspensi benda-benda padat,

Page 99: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

88

dan kesempatan untuk penguraian penguraian bahan-bahan organik oleh Mikroorganisme/bakteri anaerobik atau aerobik. Pilihan teknologi yang ada untuk tangki septik sangat beragam. Salah satunya dapat berdasarkan pada material pembuatnya seperti dari beton atau fabrikasi yang sudah tersertifikasi SNI. Walau bentuk dan material pembuatnya berbagai macam namun prinsip utama dari tangki septik harus diutamakan yaitu : a. Bangunan harus kedap air; b. Mempunyai pipa udara (hawa);

c. Mempunyai lubang kontrol untuk proses penyedotan akumulasi lumpur tinja yang terbentuk;

d. Mempunyai ruangan yang cukup untuk terjadi proses pengendapan dan pengolahan.

8. Tangki Septik Sakala Individual di Perkotaan dan Perdesaan (minimal satu lokasi ada 50 unit). Usulan prasarana ini khusus bagi Kabupaten/Kota yang sudah memiliki IPLT dan sudah beroperasi, serta berkomitmen mengeluarkan Perda/Perbup/Perwali tentang program Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT) pada tahun berjalan. Khususnya Tangki Septik Skala Individual di Perdesaan selain persayaratan tersebut juga sudah harus ODF minimal 2 tahun;

9. Tangki Septik skala Individual di Perkotaan pada lokasi kepadatan penduduk ≤ 150 jiwa/Ha adalah suatu kolam atau bak bersekat-sekat sehingga terbagi dalam beberapa ruang dan merupakan tempat pembuangan yang dibuat dengan bahan kedap air, sehingga air dalam tangki septik tidak dapat meresap ke tanah. Tangki septik ini digunakan untuk mengolah limbah

cair rumah tangga skala individual terdiri dari bak pengendap, ditambah dengan suatu filter yang diisi kerikil atau pecahan batu untuk mengurai limbah;

10. Tangki Septik Skala Individual Perdesaan untuk perbaikan unit pengolahan setempat dari akses dasar menjadi akses layak pada lokasi yang telah dinyatakan sebagai kawasan Open Defecation Free (ODF) selama minimal 2 tahun berdasarkan data STBM, perencanaan dalam satu lokasi minimal 50 unit. Usulan prasarana ini khusus bagi Kabupaten/Kota yang sudah memiliki IPLT yang sudah beroperasi, dan berkomitmen mengeluarkan Perda/Peraturan Bupati/Peraturan

Page 100: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

89

Walikota tentang program Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT) pada tahun berjalan;

11. Tangki Septik Dengan Media Bakteri. Sarana ini terdiri dari bak kontrol yang berfungsi sebagai inlet dan pembagi aliran, bak pengendap dan tiga kompartemen biofilter. Rincian dimensi sesuai dengan tabel di bawah.

12. Tangki septik komunal media bakteri buatan pabrik dapat dipilih apabila dengan kondisi muka air tanah kurang dari 1,5 meter. Buatkan cassing dari bahan pasangan bata atau beton;

13. Tangki Septik Komunal dengan Media Bakteri adalah

pembangunan jaringan perpipaan, Sambungan Rumah (SR) dan IPAL bagi daerah semi perkotaan dengan pelayanan 5–10 KK;

14. Bentuk design dapat disesuaikan dengan kondisi lahan, asalkan volume efektif. Kedalaman efektif bak kurang dari 2 meter tidak disarankan agar suasana anaerobik tetap terjaga. Seluruh air limbah kakus, mandi dan cuci dapat diolah. melalui Tangki Septik dengan Media Filter.

15. Tangki Septik Skala Komunal (5-10 Kk) Opsi teknologi tangki septik skala komunal dapat dilaksanakan bagi lokasi yang memiliki kriteria sebagai berikut : a. Bagi warga yang belum memiliki jamban dan/atau

tangki septik sesuai SNI; b. Jarak antar rumah maksimal 50 Meter;

Gambar Contoh Ilustrasi Tangki Septik Individu

Page 101: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

90

c. Kepadatan penduduk 50-150 jiwa/Ha; d. Setiap unit tangki septik skala komunal minimal

melayani 5-10 KK.

Gambar Tangki Septik Komunal dengan Media Bakteri 5-10 KK (botol air mineral)

Gambar Ilustrasi Tangki Septik Komunal (5-10 KK)

Page 102: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

91

2.2.3. Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Terpusat

(SPALD-T)

Menetapkan proses pengolahan IPAL dalam SPALD-T yang akan diterapkan dilengkapi dengan diagram alir. Proses pengolahan yang akan diterapkan dalam sebuah IPAL ditentukan dengan langkah berikut ini:

a. Mengumpulkan data mengenai air limbah domestik

yang akan diolah, meliputi kualitas dan kuantitas air limbah domestik serta beban organik air limbah domestic;

b. Menentukan proses pengolahan yang dibutuhkan berdasarkan;

c. Aspek teknis yaitu kemudahan pengoperasian, ketersediaan SDM, jumlah lumpur yang dihasilkan, kualitas efluen;

d. Aspek non teknis yaitu ketersediaan lahan dan ketersediaan biaya investasi dan pengoperasian.

Gambar Design Tangki Septik Komunal (5-10 KK)

Page 103: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

92

Bagan Alir Pemilihan Unit Pengolahan pada IPAL

Komponen SPALD-T terdiri dari:

1. Sub-sistem Pelayanan Sub-Sistem Pelayanan merupakan prasarana dan sarana untuk menyalurkan air limbah domestik dari sumber melalui perpipaan ke Sub-sistem Pengumpulan. Sub-sistem Pelayanan terdiri dari: a. Pipa tinja; b. Pipa non tinja; c. Bak perangkap lemak dan minyak dari dapur; d. Pipa persil; e. Bak kontrol. f. Sumur resapan air hujan

2. Sub-sistem Pengumpulan Sub-Sistem pengumpulan merupakan prasarana dan sarana untuk menyalurkan air limbah domestik dari Sub-sistem Pelayanan ke Sub-sistem Pengolahan Terpusat. Sub-sistem Pengumpulan terdiri dari : a. Pipa Retikulasi yang terdiri dari pipa lateral dan pipa

servis b. Pipa Induk c. Prasarana dan sarana pelengkap (bangunan

pendukung). 3. Sub-Sistem Pengolahan Terpusat

Merupakan prasarana dan sarana berupa Instalasi pengolahan air limbah domestik (IPAL) untuk mengolah air limbah domestik yang dialirkan dari rumah-rumah melalui Sub-sistem Palayanan dan Sub-Sistem Pengumpulan, untuk diolah agar menghasilkan air hasil

Page 104: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

93

olahan (Effluent) yang aman bagi lingkungan. Adapun prasarana dan sarana IPAL terdiri atas : a. Prasarana Utama ➢ Pre Treatment / Pengolahan Awal ▪ Proses Fisik

a. Screen; b. Grit Chamber; c. Equalisasi; d. Settler/Sedimentasi awal.

➢ Primary Treatment / Pengolahan Utama

Proses Biologi a. Anaerobik; b. Aerobik; c. Kombinasi Anaerobik dan Aerobik.

➢ Post_Treatment / Pengolahan Lanjut

Proses Fisik a. Karbon Aktif; b. Saringan pasir lambat; c. Sedimentasi akhir; d. Horizontal Gravel Filter / Wetland; e. Proses kimia; f. Desinfeksi dengan klorin.

b. Prasarana dan sarana pendukung meliputi : ➢ Infrastruktur jalan berupa jalan masuk, jalan

operasional dan jalan inspeksi; ➢ Sumur pantau; ➢ Alat pemeliharaan; ➢ Pagar pembatas; ➢ Pipa pembuangan; ➢ Tanaman penyangga dan/atau; ➢ Sumber energi listrik.

2.2.4. Perencanaan Sub_Sistem Pengumpulan

Perencanaan Sub_sistem pengumpulan dalam program SANIMAS DAK terdiri dari jaringan pipa induk yang berfungsi untuk membawa air limbah domestik dari beberapa rumah menuju Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik agar tidak terjadi pencemaran pada lingkungan sekitarnya. Sumber air limbah domestik dari rumah tangga adalah sebagai berikut: 1. WC/kakus/jamban. Air limbah domestik yang berasal

dari sumber ini sering disebut dengan istilah black

Page 105: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

94

water. 2. Kamar mandi, tempat cuci, dan tempat memasak

(dapur). Air limbah domestik yang berasal dari sumber ini sering disebut dengan istilah grey water.

Pada tiap pertemuan atau belokan harus menggunakan bak kontrol, jarak antara bak kontrol pada jaringan pipa induk maksimal 20 meter bertujuan untuk mengurangi akumulasi gas dan memudahkan pemeliharaan saluran. Syarat-syarat pengaliran air limbah yang harus diperhatikan, dalam perencanaan jaringan saluran air limbah adalah :

1. Pengaliran secara gravitasi 2. Batasan kecepatan minimum dan maksimum harus

diperhatikan. Kecepatan minimum untuk memungkinkan terjadinya proses self-cleansing,sehingga bahan padat yang terdapat didalam saluran tidak mengendap di dasar pipa,agar tidak mengakibatkan penyumbatan, sedangkan kecepatan maksimum mencegah pengikisan pipa oleh bahan-bahan padat yang terdapat didalam saluran.

Persyaratan teknis perencanaan pipa pengumpulan air

limbah domestik dapat di lihat pada tabel dibawah ini. 1. Dimensi dan Kemiringan Pipa ➢ Dimensi Pipa

Dimensi pipa untuk Sanimas adalah sebagai berikut: ✓ Dimensi pipa untuk sambungan rumah/persil

adalah 3”-4”. ✓ Dimensi pipa untuk pipa induk adalah 4” – 6”.

➢ Kemiringan Pipa Kemiringan pipa minimal diperlukan agar di dalam pengoperasiannya diperoleh kecepatan pengaliran

No Kategori Keterangan

1 Suplai Air Bersih Tersedia Air Bersih Untuk

Keperluan Gelontor

2 Diameter Pipa Minimal 100 mm,Karena

Membawa Padatan

3 Aliran Dalam Pipa Aliran Seragam

4 Kecepatan Pengaliran

Minimal 0,6 Meter/Detik

5 Kecepatan Aliran

Maximal 3 Meter/Detik

Page 106: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

95

minimal dengan daya pembilasan sendiri (self cleansing) guna mengurangi gangguan endapan di dasar pipa. Kemiringan muka tanah yang lebih curam daripada kemiringan pipa minimal bisa dipakai sebagai kemiringan desain selama kecepatannya masih di bawah kecepatan maksimal. Kemiringan pipa untuk SANIMAS adalah sebagai berikut : a. Kemiringan pipa untuk sambungan rumah (pipa

persil) adalah 1% - 2%. b. Kemiringan pipa untuk pipa induk adalah 0.4% -

1%. 2. Bahan Perpipaan

Pemilihan bahan pipa harus betul-betul dipertimbangkan mengingat air limbah banyak mengandung bahan padat yang mengganggu atau menurunkan kekuatan pipa. Demikian pula selama pengangkutan dan pemasangannya, diperlukan kemudahan serta kekuatan fisik yang memadai. Pipa yang biasa dipakai untuk penyaluran air limbah komunal adalah: a. Pipa SNI khusus air limbah yang mengacu pada

SNI 06-0178-1987, dalam kondisi khusus dapat digunakan pipa klas AW. Pipa klas D hanya boleh digunakan untuk pipa persil (SR).

b. PE (polyethylene) untuk daerah rawa atau persilangan di bawah air.

c. Pipa galvanis untuk kondisi jaringan pipa yang terekspos.

3. Sambungan Perpipaan 1) Untuk PVC:

a. Solvent (lem): untuk diameter kecil; b. Cincin karet: untuk diameter lebih besar.

2) Untuk Galvanis:

a. Flange atau las 4. Kedalaman Perpipaan

1. Kedalaman perletakan pipa minimal diperlukan untuk perlindungan pipa dari beban di atasnya dan gangguan lain;

2. Kedalaman galian pipa Persil > 0,2 m, selanjutnya mengikuti gradien hidrolik. Dalam situasi tertentu memperhitungkan beban luar.

5. Bangunan Pelengkap Pada Sub_sistem Pengumpulan

Page 107: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

96

Prasarana dan sarana pelengkap (bangunan pendukung) berupa unit bak kontrol yang berfungsi sebagai awal dari satu kesatuan Sistem Pengolahan Air limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) unit pengolahan ini terdiri dari; 1) Unit Manhole dengan Spesifikasi

a. Bentuk; Bulat dengan diameter 60 cm b. Bahan; Precast/pracetak dengan campuran komposisi beton

1;2;3 atau dengan besi tuang

c. Tutup; Prinsipnya rapat, kedap air dan udara, ringan dan

mudah dibuka untuk perawatan rutin dan dikunci. Bak Manhole digunakan untuk memudahkan pemeliharaan pada saluran perpipaan apabila terjadi penyumbatan.

2) Unit Drop Manhole

Drop Manhole digunakan apabila beda elevasi pertemuan cabang saluran datang (Inlet) dan saluran yang meninggalkan (Outlet) > 50 cm.

2.2.5. Perencanaan Sub_Sistem Pelayanan

Sub-sistem Pelayanan merupakan prasarana dan sarana untuk menyalurkan air limbah domestik dari sumber melalui perpipaan ke Sub-sistem Pengumpulan yang terdiri dari beberapa unit proses pengolahan yaitu;

1. Grease Trap / Penangkap Lemak.

Unit perangkap lemak adalah bak kontrol yang dilengkapi dengan pipa masuk (inlet) dan keluar (outlet)

Page 108: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

97

yang berfungsi memisahkan lemak dan padatan dari dapur. Unit ini dimaksudkan untuk mencegah penyumbatan akibat masuknya lemak ke dalam pipa. Disarankan dipasang diluar dapur dan daerah dengan pemakaian air rendah, dan lokasinya sedekat mungkin dengan sumbernya.

Spesifikasi Unit penangkap lemak sebagai berikut; a. Bentuk;

- Bulat dengan diameter 40 cm b. Bahan;

- Precast/pracetak dengan campuran beton komposisi 1:2:3

- Besi tuang c. Lokasi;

Penempatan sedekat mungkin dengan dapur,Kedalaman dari muka tanah maximal 50 cm

d. Tutup; Prinsipnya adalah Rapat,kedap air dan udara,ringan dan mudah di buka untuk perawatan rutin dan di kunci, jika terletak pada badan jalan,wajib menggunakan bahan dari besi tuang, jika tidak terletak tidak dibadan jalan boleh menggunakan bahan campuran beton dengan komposisi 1:2:3 atau dari plastik.

2. Bak Kontrol Sambungan Rumah Berfungsi untuk mengalirkan air limbah yang bersumber dari WC/kakus/jamban, cuci dan mandi.

Unit Bak Kontrol dari kamar mandi/WC dengan spesifikasi; a. Bentuk;

Bulat dengan diameter 40 cm b. Bahan;

Precast/pracetak dengan campuran komposisi beton 1;2;3 atau dengan besi tuang

c. Tutup; Prinsipnya rapat, kedap air dan udara, ringan dan mudah dibuka untuk perawatan rutin dan dikunci.

3. Bak Kontrol Utama

Page 109: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

98

Berfungsi untuk mengalirkan seluruh air limbah pada Sub_sistem pengumpulan menuju ke sub_sistem pengolahan.

4. Sumur Resapan Air Hujan Bertujuan untuk mengantisipasi air hujan dari lingkungan warga masuk ke sub-sistem pengolahan yang dapat mengganggu kinerja IPAL secara keseluruhan. Sumur resapan ini berfungsi untuk meresapkan air hujan khususnya pada lokasi dimana warga yang mempunyai sumur terbuka.

2.2.6. Perencanaan Sub - Sistem Pengolahan

Rencana Teknik Rinci (RTR) Sub_sistem Pengolahan berupa Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPAL) dibuat oleh masyarakat dan didampingi oleh tenaga fasilitator lapangan setelah jenis sarana sanitasi dan teknologi pengolahan air limbah domestik dipilih oleh masyarakat dalam rembuk warga. Opsi teknologi dalam perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPAL) dalam SANIMAS DAK minimal terdiri dari;

1. Unit Grit Chamber & Screen/ Penangkap padatan. Sebelum masuk ke unit pengolahan, dibangun konstruksi Grit chamber dan screen yang berfungsi untuk menangkap padatan besar dan padatan inorganic seperti pasir, plastik, logam, kaca, dlsb. Sehingga tidak mengganggu sistim pengolahan selanjutnya.

2. Unit Equalisasi /Bak Perata Aliran Berfungsi untuk meratakan/ menyamakan beban aliran yang masuk agar menjadi laminer/rata sehingga tidak mengganggu sistem pengolahan selanjutnya.

3. Unit Settler/Sedimentasi Awal Berfungsi untuk mengendapkan padatan organic dalam limbah sehingga Total padatan tersuspensi dalam air limbah akan mengendap dan dilanjutkan dengan stabilisasi dari bahan yang diendapkan tersebut melalui proses anaerobic.

4. Unit Pengolahan Secara Biologi Pengolahan biologis adalah penguraian bahan organik yang terkandung dalam air limbah oleh mikroorganisme/bakteri sehingga menjadi bahan kimia sederhana berupa unsur-unsur dan mineral yang siap

Page 110: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

99

dan aman dibuang ke lingkungan. Dalam pengolahan ini, polutan yang degradable (mudah diuraikan) dapat segera dihilangkan. Polutan tersebut merupakan makanan bagi bakteri, sehingga dalam waktu yang singkat bakteri akan berkembang biak menghabiskan polutan yang ada dalam air limbah dan menghasilkan lumpur biologis sebagai endapan. Pengolahan secara biologi terbagi menjadi 2 bagian yaitu; a. Proses Anaerobik adalah proses pengolahan air

limbah secara biologi dengan dibantu menggunakan mikroorganisme jenis anaerob dalam mendegradasi

parameter pencemar (BOD,COD) yang terkandung dalam air limbah. Dalam aplikasinya terdapat 2 (dua) model/jenis tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme/bakeri yaitu secara melayang dan melekat pada suatu media yang di pasang dalam kompartemen pengolahan.

Skema pengolahan air limbah dengan proses Anaerobik dapat di lihat seperti gambar berikut;

Proses Anaerobik Pengoalahan

awal

Pengoalahan

Akhirinlet outlet

b. Proses Aerobik adalah proses pengolahan air limbah secara biologi dengan dibantu menggunakan mikroorganisme jenis aerobik dalam mendegradasi parameter pencemar (BOD,COD) yang terkandung dalam air limbah. Dalam aplikasinya terdapat 2 (dua) model/jenis tumbuh dan berkembangnya

mikroorganisme/bakeri yaitu secara melayang dan melekat pada suatu media yang di pasang dalam kompartemen pengolahan.

Skema pengolahan air limbah dengan proses Aerobik dapat di lihat seperti gambar berikut;

Proses Aerobik Pengoalahan

awal

Pengoalahan

Akhirinlet outlet

c. Kombinasi proses Anaerobik dan Aerobik Proses kombinasi anaerobik dan aerobik adalah proses

Page 111: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

100

pengolahan air limbah secara biologi dengan menggabungkan proses Anaerobik dan proses Aerobik.

Skema pengolahan air limbah dengan proses kombinasi dapat di lihat seperti gambar berikut;

Proses

Anaerobik

Pengoalahan

awal

Pengoalahan

Akhirinlet outlet

Proses

Aerobik

5. Prasarana dan Sarana pendukung meliputi : 1. Infrastruktur jalan berupa jalan masuk, jalan

operasional dan jalan inspeksi; 2. Sumur pantau berfungsi untuk memonitoring

kualitas hasil olahan dan pengambilan sampel air limbah.

2.2.7 Parameter Desain dalam Penyusunan RTR IPAL

Parameter Desain dalam Penyusunan RTR IPAL sebagai berikut;

1. Debit Limbah Debit Limbah dalam Rencana Teknik Rinci pembangunan IPAL di tentukan berdasarkan Perhitungan dan atau asumsi pemakaian air setiap jiwa dari calon pengguna dan pemanfaat IPAL, contoh asumsi kebutuhan air bersih per jiwa perhari. a. Kota Kecil dengan kebutuhan 60-100

liter/orang/hari. b. Kota Sedang dengan kebutuhan 90-100

liter/orang/hari.

c. Kota Besar dengan kebutuhan 100-150 liter/orang/hari. * sumber pedoman konstruksi dan bangunan,

Dep. PU. 2. Karakteristik Limbah

Karakteristik air limbah adalah parameter yang terdapat dalam air limbah secara fisik, biologi dan kimia.

3. Baku Mutu Air Limbah Baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar dan atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air limbah yang

Page 112: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

101

akan dibuang atau dilepas ke dalam sumber air dari suatu usaha dan atau kegiatan. Dalam merencanakan unit instalasi pengolahan air limbah, kualitas effluent pengolahan air limbah mengacu pada baku mutu effluent yang berlaku.

4. Hydrolic Retention Time (HRT)/Waktu Tinggal Makin lama waktu tinggal air limbah makin baik, tapi

di perhatikan juga dengan anggaran yang tersedia. Dalam IPAL SANIMAS waktu tinggal yang digunakan adalah minimum 24 Jam dengan pendekatan aliran rata-rata air limbah dalam 24 jam atau 1 hari.

5. Organic Loading Rate /Laju Beban Organik Kandungan organik air limbah yang biasa dinyatakan dalam kgBOD/m3.

Hydrolic Loading / Beban Hidrolis Dinyatakan sebagai volume air buangan yang dapat diolah per satuan waktu persatuan luas permukaan media.

6. Media Filter Sangat penting memahami kriteria media filter yang akan digunakan/dipilih, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih media filter; 1. Mempunyai luas permukaan spesifik besar; 2. Mempunyai fraksi volume rongga tinggi; 3. Dibuat dari bahan yang tidak mudah rusak

terendam dalam air; 4. Mempunyai kekuatan mekaniknya yang baik; 5. Ringan; 6. Fleksibilitas; 7. Pemeliharaan mudah; 8. Reduksi cahaya; 9. Sifat kebasahan (wettability).

7. Ketersediaan Lahan Lahan yang akan dimanfaatkan untuk bangunan IPAL merupakan lahan yang memiliki letak yang lebih rendah dari permukiman dan dekat dengan badan air penerima yang aktif/mengalir sepanjang tahun, memiliki luas yang memadai untuk dibangun IPAL, status lahan harus pasti dan tidak dalam konflik.

2.2.8 Contoh Perhitungan Rencana Teknik Rinci IPAL

Berikut adalah salah satu contoh perhitungan desain IPAL secara sederhana yang digunakan dalam program

Page 113: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

102

SANIMAS dengan kapasitas pengolahan 50 KK setara dengan 250 jiwa dengan lebar lahan yang tersedia 3 meter. Sebagai contoh dalam buku pedoman ini adalah sistem pengolahan air limbah domestik secara biologi dengan proses anaerobik sebagai proses utamanya, menggunakan media filter sebagai tempat menempelnya microbiologi/bakteri yang dikenal dengan Anaerobik filter/biofilter. Pendekatan yang digunakan dalam sistem pengolahan air limbah domestik dalam contoh ini adalah sebagai berikut: 1. Makin merata aliran, makin baik;

2. Makin lama waktu tinggal dalam bak settler, makin baik;

3. Makin banyak mikroorganisme/bakteri makin baik; 4. Memperpanjang waktu kontak supernatan dalam air

limbah dengan media filter sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme/bakteri dengan cara membagi beberapa kompartemen/ruang/bak anaerobic;

5. Makin luas permukaan media filter, makin baik; 6. Makin besar rongga dalam media filter (void ratio)

makin baik.

Unit-unit pengolahan yang terdapat dalam IPAL adalah sebagai berikut;

1. Pengolahan Awal / Pre_Treatment ▪ Grit Chamber,Screen dan Equalisasi

Fungsi utama bukan untuk bak pengolahan,tapi hanya untuk penampung awal agar aliran air limbah ke ipal lebih laminer/rata,serta menangkap padatan yang tidak dapat terurai seperti pasir dll, harus dibersihkan maksimal 2 minggu sekali

▪ Sekat Gantung : Berfungsi sebagai perangkap scum yang terbentuk pada bak settler/sedimentasi awal.

▪ Settler/ Sedimentasi : Proses sedimentasi/pengendapan dan dilanjutkan dengan stabilisasi dari bahan yang diendapkan tersebut melalui proses anaerobik. Tujuannya adalah untuk mengendapkan dan menstabilkan lumpur sebelum masuk ke pengolahan selanjutnya (sebagai pengolahan awal).

▪ Ruang Lumpur

Page 114: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

103

Berfungsi untuk menampung akumulasi mikroorganisme/bakteri yang sudah menjadi lumpur dari proses sedimentasi dalam bak settler/sedimentasi.

▪ Gutter

Sebagai pengarah aliran dan menstabilkan kecepatan aliran dari bak settler/sedimentasi menuju ke Proses pengolahan utama.

2. Pengolahan Utama / Primary_Treatment ▪ Anaerobic Filter/Biofilter

Sistem ini untuk memproses bahan-bahan yang tidak terendapkan dan bahan padat terlarut (dissolved solid) dengan cara mengkontakan dengan surplus mikroorganisme anaerobik pada media filter dengan tujuan akan terjadi penguraian bahan organik terlarut (dissolved organic) dan bahan organik yang terspresi (dispersed organic) yang ada dalam air limbah dalam kondisi Anaerobik atau tanpa menggunakan oksigen.

3. Sumur Pantau

Berfungsi untuk memonitoring kualitas air hasil olahan dan pengambilan sampel air buangan.

Contoh Perhitungan IPAL dalam program SANIMAS

untuk 50 KK dengan ketersediaan lebar lahan 3 m A. Kapasitas Volume IPAL

PARAMETER JUMLA

H SATUAN KETERANGAN

Jumlah Pengguna 250 Jiwa (disesuaikan)

Penggunaan Air

Bersih 90 liter/hari (disesuaikan)

Timbulan Air Limbah 0,8 % dari air

bersih

(standar 0,7 -

0,8 %)

Endapan Lumpur

Limbah 15 liter/tahun (baku)

Kooefisien Saat Jam

Sibuk 1,2 (pilih 1,1 - 1,2)

Waktu Tinggal di IPAL 24 jam (disesuaikan)

1 hari

Page 115: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

104

- Penggunaan Air Bersih 50 KK (250) jiwa = Jumlah Pengguna x Jumlah Penggunaan Air Bersih

= 250 jiwa x 90 liter/hari = 22.500 liter/hari = 22,5 m3/hari

- Volume Limbah = Timbulan Air Limbah x Penggunaan Air Bersih

= 0,8 x 22,5 m3/hari = 18 m3/hari

- Volume saat Jam Puncak = Koefisien Jam Sibuk x Volume Limbah

= 1,2 x 18 m3/hari = 21,6 m3/hari

- Q = Volume Jam Puncak : 1 hari = 21,6 m3/hari : 24 jam

= 0,9 m3/jam - Volume Lumpur = Endapan Lumpur Limbah x Jumlah

Pengguna x 1 hari = 15 liter/tahun x250 jiwa x 1 Hari = 3.750 liter/tahun = 3,75 m3/tahun. B. Kapasitas Unit Settler

- Waktu Tinggal di Settler = 12 jam - Volume Bak Settler = Debit Air Limbah x Waktu Tinggal di

Settler = 0,9 m3/jam x 12 jam = 10,8 m3/hari

- Volume Bak Lumpur = 3,75 m3/jam - Dimensi Bak IPAL = - Lebar = 2,7 m (ditentukan)

- Tinggi = 2 m (ditentukan) - Panjang = Volume Bak Settler : (Lebar x Tinggi) = 10,8 m3/hari : (2,7 m x 2 m) = 2 m C. Cek Kecepatan Aliran di Unit Settler

- V max = 0,5 m3/jam - Luas Penampang = Panjang Settler x Lebar Settler

= 2 m x 2,7 m = 5,4 m2

- V (Kecepatan Aliran di Settler)= Debit Air Limbah : Luas Penampang Settler

Page 116: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

105

= 0,9 m3/jam : 5,4 m2 = 0,17 m3/jam

- V < V max => aman.

D. Kapasitas Unit Anaerobic Filter (AF) - Jumlah Bak AF = 9 buah (direncanakan) - Waktu Tinggal di AF = 12 jam (direncanakan) - Volume Bak AF = Volume Bak Settler

= 10,8 m3/hari - Volume 1 Bak AF = Volume Bak AF : Jumlah Bak AF

= 10,8 m3/hari : 9

= 1,2 m3/hari - Dimensi 1 Bak AF = - Tinggi = 2 m (ditentukan) - Lebar = (Lebar settler – (2 x lebar dinding sekat)) :

3 = (2,7 m – (2 x 0,15) : 3 = 0,8 m

- Panjang = Volume AF : (Lebar AF X Tinggi AF)

= 1,2 : (0,8 X 2) = 0,75 m

=> dibuat 0,9 m agar mudah dalam pelaksanaan konstruksi.

E. Cek Kecepatan Aliran di Unit Anaerobic Filter (AF) - V max = 1 – 2 m3/jam - Luas Penampang AF = Panjang AF X Lebar AF

= 0,75 m x 0,8 m = 0,6 m2

- Kecepatan Aliran di AF = Debit Air Limbah : Luas Penampang AF

= 0,9 m3/jam : 0,6 m2 = 1,5 m3/jam

- V max bawah < V < Vmax atas => aman

Contoh Gambar RTR Perhitungan IPAL 50 KK Dengan Ketersediaan Lahan Lebar 3 meter

Page 117: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

106

Page 118: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

107

Page 119: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

108

Page 120: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

109

Page 121: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

110

Page 122: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

111

Page 123: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

112

Gambar

Contoh layout dan Bangunan IPAL KOMPAK beserta unit-unit IPAL dalam program SANIMAS DAK

Page 124: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

113

2.2.8.1. Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Skema pelaksanaan perhitungan anggaran biaya adalah ;

Keterangan : 1. Upah Tenaga Kerja tergantung dari masing-

masing keahlian, dan dihitung perhari kerja yaitu 8 jam per hari; Upah tenaga kerja didapat dilokasi, dikumpulkan dan dicatat dalam satu daftar yang dinamakan daftar Harga Satuan Upah;

2. Harga bahan/material untuk pelaksanaan fisik didasarkan pada setiap daerah/lokasi masing-masing (berdasarkan hasil survey di lokasi masing-masing);

3. Harga satuan upah dan bahan/material

untuk dasar perhitungan Biaya Perencanaan didasarkan Harga Satuan Setempat;

4. Analisa harga satuan pekerjaan adalah perhitungan analisa untuk mendapatkan harga satuan pekerjaan dengan menggunakan analisa SNI;

5. Harga satuan pekerjaan adalah jumlah harga bahan dan upah yang dihitung/berdasarkan analisa SNI;

6. Volume pekerjaan adalah besar volume atau kubikasi suatu pekerjaan yang

Upah Tenaga Kerja

Harga Bahan/Material

Analisa Harga

Satuan Pekerjaan

Volume

Pekerjaan

RAB

RAB = Volume Pekerjaan x Harga Satuan

Page 125: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

114

dihitung berdasarkan gambar bestek dan gambar detail;

7. Rencana anggaran biaya suatu bangunan adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan (bahan dan upah) untuk menyelesaikan bangunan tersebut.

2.2.8.2. Konstruksi Bangunan pada Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik

Terpusat (SPAD-T).

Persyaratan Bangunan IPAL tidak memperbolehkan adanya kebocoran sehingga diharuskan memakai struktur beton bertulang yang kuat dan kedap air.

1. Pondasi a. Menggunakan batu pecah di tanam

dengan kedalaman galian 60 cm atau sesuai dengan gambar perencanaan/ spesifikasi teknis.

b. Sisa tanah sisa galian dibuang ke tempat yang telah disediakan atau dipindahkan ke lokasi yang telah direncanakan.

c. Untuk lantai kerja pembuatan platform dengan konstruksi beton tumbuk sesuai perencanaan/spesifikasi teknis.

d. Pemadatan dan pengurugan kembali bekas galian di sekitar lokasi yang telah dibuat.

2. Lantai kerja a. Dibuat lantai kerja minimal setebal 5 cm

(beton tumbuk kelas tiga) diatas tanah sebelum tulangan beton ditempatkan/dipasang.

3. Konstruksi Bangunan IPAL Pemasangan platform dengan konstruksi beton bertulang sesuai gambar rencana/spesifikasi teknis. a. Lantai bangunan IPAL dengan

konstruksi beton betulang b. Dinding luar bangunan IPAL dengan

konstruksi beton bertulang

Page 126: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

115

c. Sekat antar ruang dengan konsruksi beton bertulang atau menggunakan pasangan bata

d. Penghubung antar kompartemen dalam bangunan menggunakan pipa PVC berikut aksesorisnya berupa T dengan diameter 2-4 inches

Saat pekerjaan bangunan IPAL harus diperhatikan dan diawasi dengan teliti karena kesalahan pekerjaan dapat

menyebabkan terjadinya kebocoran pada bangunan pengolahan. Setelah unit pekerjaan selesai dibangun harus dilakukan pengetesan kebocoran dari unit.

2.2.8.3. Material Konstruksi Bangunan IPAL

1. Semen Jenis dan tipe semen adalah jenis semen yang ber SNI penggunaan umum (pasaran).

2. Agregat Halus (pasir) Agregat halus yang akan digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

Pemasangan Plat Atas Tutup IPAL dan Tutup Menhole

Page 127: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

116

a. Terdiri dari butir-butir yang keras dan kekal;

b. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%, yang ditentukan terhadap berat kering;

c. Tidak boleh mengandung bahan-bahan organis terlalu banyak;

d. Pasir dari laut tidak boleh digunakan; 3. Agregat Kasar

a. Agregat Kasar harus terdiri dari butir-

butir keras atau tidak berpori dan kekal; b. Kandungan lumpur tidak boleh lebih

dari 1%, yang ditentukan terhadap berat kering.

4. Air Air yang akan dipakai untuk pembuatan beton tidak boleh mengadung minyak, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton/baja tulangan.

5. Baja tulangan a. Baja tulangan yang akan dipakai adalah

yang ada dipasaran; b. Bentuk baja tulangan dapat berupa

tulangan polos atau tulangan diprofilkan.

6. Pengujian kebocoran unit IPAL a. Untuk membuktikan bahwa IPAL yang

sudah selesai dikerjakan tidak bocor, maka pengujian struktur hidrolis harus

dilakukan sebelum dilakukan pengecoran plat bagian atas;

b. Setelah bekisting dilepas, semua dinding IPAL harus bersih dari timbunan, supaya kebocoran pada dinding dapat diketahui dengan jelas;

c. Sebelum pelaksanaan pengujian ini, tidak boleh dilakukan pengecatan;

d. Tiap Unit Kompartemen yang akan diperiksa diisi dengan air sampai dengan setinggi outletnya;

e. Lakukan penutupan dan biarkan terisi sekurang-kurangnya 24 jam;

Page 128: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

117

f. Pengujian ini dilakukan per dua kompartemen secara berurutan;

g. Ketinggian air selama waktu pengujian harus diamati dan tidak boleh terjadi penurunan muka air.;

h. Penurunan maksimum yang diijinkan selama 24 jam adalah 1 cm. Bila penurunan permukaan air lebih dari 1 cm dalam waktu 24 jam berarti IPAL tersebut bocor dan harus dicari tempat

dimana yang bocor dan kemudian dilakukan perbaikan.

2.2.9. Ketentuan Teknis Operasi dan Pemeliharaan

Contoh iIustrasi Perkiraan Biaya Pengoperasian dan Pemeliharaan Sistem MCK untuk 250 Jiwa

Kebutuhan Keterangan Rp /Bulan

1. Operator & Penjaga Pekerjaan yang tidak tetap

200,000,-

2. Listrik 250 Watt (Pompa air dan lampu)

100,000,-

3. Pengurasan IPAL Rp. 250,000,-/ 2 tahun 1,000,-

4. Peralatan Pembersih Sabun dan pembersih lantai, dll

20,000,-

5. Perbaikan Pompa Rp. 100,000,- / Tahun 9,000,-

6. Lain-lain Serok, lampu, kran, cat dinding, dll

20,000,-

Total biaya pengoperasian dan pemeliharaan 350,000,-

Contoh Media Filter yang sudah di rakit

Page 129: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

118

II. BIAYA PENDAPATAN

Fasilitas Rp. / Pakai Rata2 per KK/hari

1. Kamar Mandi 200 – 1000 Rp. 2000,- s/d Rp. 10000,-

2. WC/Jamban 200 – 1000 Rp. 2000,- s/d Rp. 10000,-

3. Mencuci & ambil air 200 – 1000 Rp. 2000,- s/d 10000,-

* 1 KK = 5 ORANG

Petunjuk Pelaksanaaan Bagi Pengguna MCK

Jangan memasukkan benda padat karena akan menyumbat saluran

Buang sampah di tempat sampah yang disediakan

Hindari air sabun dari air mandi maupun cuci masuk ke dalam

kloset

Jangan membuang bahan kimia karena akan mematikan bakteri

Gunakan sabun cuci sehemat mungkin

Jangan corat-coret di dinding kamar mandi, WC maupun tempat cuci

Page 130: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

119

Petunjuk Pelaksanaan Bagi Pengelola MCK/Operator

2 kali per hari gunakan pel untuk membersihkan teras luar (gunakan bahan pembersih jika sangat kotor saja)

Setiap hari bersihkan gayung dengan sikat atau sabut

Setiap hari bersihkan saringan di lantai KM/WC dari kotoran padat/sampah

Setiap hari buang sampah dalam KM/WC dan bersihkan tempat sampah

Setiap hari kuras bak dengan sikat (gunakan bahan pembersih jika sangat kotor saja)

Setiap hari bersihkan/sapu taman 1 kali per minggu rapikan taman (tanaman dan rumput)

1 kali per minggu kuras dan bersihkan tangki/tandon air dari lumut dan kotoran lain

1 kali per bulan bersihkan langit-langit KM/WC dari sarang laba-laba

Page 131: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

120

1 kali per minggu periksa bak kontrol, jika terdapat kotoran padat/sampah, keluarkan kemudian buang ke tempat sampah

1 kali per 6 bulan buang kotoran padat dan kotoran yang mengapung tepat di bawah manhole

Mulai dari bak inlet, dilanjutkan ke bak-bak berikutnya

Ambil kotoran tepat di bawah manhole

Gunakan alat T untuk mengumpulkan kotoran tepat di bawah manhole

Keluarkan semua kotoran yang terkumpul sampai tidak ada yang tersisa

Mintalah tukang untuk memperbaiki semua kebocoran secepat mungkin dan lihat sebabnya

1 kali per 6 bulan, Test Kualitas Air Limbah

Telpon dinas terkait

Ambil 2 sample air limbah dari

Page 132: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

121

bak inlet dan bak outlet, masing-masing 2 liter dalam botol terpisah

Bawa 2 botol sampel ke laboratorium yang dirujuk. Minta pemeriksaan untuk:

pH, BOD5, COD, TSS, lemak

Petunjuk Pelaksanaan Pengurasan IPAL dan MCK 1 kali per 2 tahun, pengurasan dengan truk tinja

Telpon perusahaan jasa pengurasan tinja

Buka semua tutup manhole pada IPAL

Angkat kotoran mengapung dan buang ke tempat sampah

Masukkan pipa sedot dari truk tinja sampai ke dasar bak, sedot

mulai dari bak pertama

Lumpur yang disedot adalah lumpur yang berwarna hitam

Hentikan pengurasan jika lumpur sudah berwarna coklat

Page 133: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

122

SISTEM KOMUNAL

Contoh ilustrasi Perkiraan Biaya Pengoperasian dan Pemeliharaan Sistem Komunal untuk 300 Jiwa

Biaya Pengoperasian dan Pemeliharaan

Rp./Bulan

I. Jamban Biaya pengoperasian dan perawatan menjadi tanggung jawab setiap pengguna (KK)

II. Sambungan dari Rumah

III. Pipa Utama dan IPAL

1. Operator Inspeksi 4x/bulan di IPAL, Pipa Utama, Pipa Sekunder @ Rp. 25.000,- / Inspeksi

100,000.00

2. Pengurasan setiap 2 tahun Rp. 500.000,-

21,000.00

3. Lain-lain: Perbaikan pipa, bak kontrol, IPAL. Asumsi: perbaikan pipa 40 m' setiap 2 tahun

50,000.00

Total Biaya Pengoperasian dan Pemeliharaan

171,000.00

Biaya Pengoperasian dan Pemeliharaan /KK/Bulan

2,280.00

Dibulatkan 2,500.00

Petunjuk Pelaksanaan Bagi Pengguna Sistem Komunal IPAL akan berfungsi dengan baik jika Anda memasukkan limbah yang benar, IPAL bukan tempat pembuangan semua jenis sampah!

Jangan memasukkan limbah padat ke jamban karena akan menyumbat saluran.

Jangan membuang minyak bekas ke saluran pembuangan dapur karena ketika mengering, lemaknya dapat menyumbat pipa

Page 134: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

123

Jangan membuang bahan kimia ke saluran karena akan mematikan bakteri di IPAL

Jangan menanam pohon di dekat saluran perpipaan dan IPAL karena bisa merusak pipa

Gunakan secukupnya sabun cuci dan pembersih, baik untuk sistem pengolahan dan menghemat

Buanglah hanya limbah cair dari kamar mandi dan dapur dan beri saringan untuk memisahkan limbah padat

Ambil kotoran mengapung dari bak penangkap lemak setiap 3 hari sekali

Periksa bak kontrol di rumah setiap 3 hari sekali.

Buang limbah padat, pasir/lumpur, dengansekop/serok, kumpulkan dalam tas plastik. Bawa ke tempat pembuangan sampah

Bawa ke tempat pembuangan sampah

Page 135: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

124

Petunjuk Pelaksanaaan Bagi Operator Sistem Komunal Lakukan 1 Kali per minggu

Periksa setiap bak kontrol pada sistem perpipaan

Buang limbah padat dan kotoran mengapung

Jika tidak ada aliran air dalam bak kontrol, mungkin pipa tersumbat atau rusakHentikan kegiatan di rumahBuka pemipaan, minta tukang untuk memperbaiki kerusakan

Jika ada luapan air dari bak kontrol, mungkin pipa tersumbat.Hentikan kegiatan di rumah, segera perbaiki jika ada kerusakan pipa .Sogok dari bak kontrol ke bak kontrol lain

Minta tukang untuk

memperbaiki kerusakan secepatnya

Buang limbah padat dan kotoran mengapung dari bak inlet dengan sekop

Page 136: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

125

Semua tutup bak kontrol dan manhole IPAL harus bisa dibuka untuk mempermudah

pengoperasian dan pemeliharaan.

Kumpulkan semua kotoran, masukkan dalam tas plastik. Buang ke tempat sampah

1 kali per 2 minggu: buang kotoran padat dan kotoran yang mengapung tepat di bawah manhole

Mulai dari bak inlet, dilanjutkan ke bak-bak berikutnya

Ambil kotoran tepat di bawah manhole

Gunakan alat T untuk mengumpulkan kotoran tepat di bawah manhole

Keluarkan semua kotoran yang terkumpul sampai tidak ada yang tersisa

Petunjuk Pelaksanaan Pengurasan IPAL Komunal 1 kali per 2 tahun, pengurasan dengan truk tinja

Telpon perusahaan jasa pengurasan tinja

Buka semua tutup manhole pada

Page 137: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

126

IPAL

Angkat kotoran mengapung dan buang ke tempat sampah

Masukkan pipa sedot dari truk tinja sampai ke dasar bak, sedot mulai dari bak pertama

Lumpur yang disedot adalah lumpur yang berwarna hitam

Hentikan pengurasan jika lumpur sudah berwarna coklat

2.2.10. Ketentuan Teknis dalam Seleksi Lokasi

2.2.10.1. Seleksi Kelurahan

OPD menentukan calon Kelurahan/Desa yang akan mendapat alokasi kegiatan DAK Bidang Sanitasi dengan memilih beberapa Kelurahan/Desa rawan sanitasi sesuai dokumen SSK.

Kelurahan/Desa tersebut diundang dalam forum sosialisasi tingkat Kabupaten/Kota untuk memastikan kesiapan beberapa calon

titik lokasi yang memenuhi persyaratan teknis dan keberlanjutan. Setiap Kelurahan/Desa mengajukan beberapa calon titik lokasi (usulan pejabat setingkat RT/RW).

2.2.10.2. Seleksi Titik Lokasi Menggunakan Metode SELOTIP (Seleksi Lokasi Partisipatif)

Metode SELOTIP merupakan penyempurnaan dari metode RPA dengan menggunakan tiga variabel pokok, khusus untuk memilih lokasi pada kegiatan pemberdayaan Bidang Sanitasi di lingkungan Direktorat PPLP Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Page 138: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

127

a. Tujuan Metode SELOTIP : Untuk memilih lokasi sanimas yang paling memenuhi kaidah petunjuk umum dan keberlanjutan melalui penilaian secara cepat dan terstruktur oleh sekelompok wakil calon pemanfaat dari 2-4 calon titik lokasi di setiap Kelurahan, ”mendapatkan lokasi yang pasti sukses”

b. Variabel dan Bobot Penilaian SELOTIP : 1. Tingkat Partisipasi warga masyarakat (bobot

50 %); 2. Tingkat kepadatan penduduk (bobot 30 %); 3. Kondisi rawan sanitasi (bobot 20 %);

Jenis Informasi dan Alat SELOTIP yang digunakan di titik lokasi

No Variabel

Penilaian titik Lokasi

SELOTIP Tools Bukti Dokumen

1 Tingkat Partisipasi masyarakat

FGD dan Rembug Berita Acara Rembug Tentang Kesiapan Kontribusi

2 Tingkat kepadatan penduduk

Transect Walk Data Sekunder

3 Kondisi rawan sanitasi

Transect Walk dan wawancara

Peta Jaringan Sanitasi Permukiman

Untuk lebih jelas, skema dari prosedur pelaksanaan SELOTIP dapat

dilihat pada gambar di bawah ini :

Page 139: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

128

2.2.10.3. Partisipan SELOTIP

Setiap calon titik lokasi mengirimkan satu orang wakil sebagai anggota tim SELOTIP yang ditunjuk melalui forum rembug warga.

Tim SELOTIP yang terbentuk wajib mendapatkan pelatihan cara pelaksanaan SELOTIP oleh TFL. Tugas

anggota tim SELOTIP :

1. Mengikuti kegiatan SELOTIP di setiap titik lokasi;

2. Menyiapkan data sekunder berupa Peta calon lokasi, data sekunder kependudukan dan data kepemilikan septik tank yang memenuhi syarat (struktur kedap air);

3. Melakukan skoring dan penilaian tiap calon titik lokasi;

4. Menetapkan dan mengumumkan lokasi pemenang (Berita Acara);

5. Berita Acara penetapan lokasi pemenang

Pembekalan Metode SELOTIP

(Sosialisasi Kelurahan)

Pelaksanaan Metode SELOTIP

Lokasi 1

Penetapan Lokasi Terpilih

Di Fasilitasi TFL

Lokasi 2

Lokasi 3

Lokasi 4

✓ Persiapan Data Sanitasi, Peta Lokasi;

✓ Penunjukan Anggota Tim.

✓ Dilaksanakan di setiap calon lokasi

✓ Penilaian titik lokasi;

✓ Berita Acara Penilaian Lokasi;

✓ Anggota Tim SELOTIP, TFL, Kepala Desa/ Lurah

Page 140: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

129

diverifikasi oleh TFL untuk disampaikan kepada Lurah dan PPK/OPD.

2.2.10.4. Penetapan Skor dan Pembobotan (Nilai)

Dalam SELOTIP, setiap indikator dalam variabel akan diberi skor. Kemudian skor tersebut akan dikonversikan ke dalam nilai. Skor berkisar antara 1, 2, 3, dan 4; sedangkan Nilai berkisar antara 25, 50, 75, dan 100. Nilai tersebut merupakan kuantifikasi dari setiap pernyataan yang bersifat kualitatif. Penetapan skor dan pembobotan (nilai) ini penting dalam rangka penyederhanaan dalam memberikan penilaian tentang kondisi masyarakat secara obyektif. Skor ini sangat penting digunakan untuk penilaian titik lokasi dengan formula sebagai berikut:

Formula Perhitungan Nilai Titik Lokasi:

Keterangan: NV = Nilai Variabel N = Jumlah Kumulatif Skor Indikator; T = Jumlah Kumulatif Skor Maksimum Indikator B = Bobot Variabel

Keterangan: NT = Nilai Total V1 = Variabel kesatu : Tingkat Partisipasi masyarakat V2 = Variabel kedua : Tingkat Kepadatan Penduduk V3 = Variabel Ketiga : Kondisi Rawan Sanitasi Penjelasan: a. NT tertinggi otomatis menjadi pilihan titik

lokasi penerima kegiatan; b. Apabila terdapat Nilai NT yang sama, maka

NV = x B

N T

NT = V1+V2+V3

Page 141: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

130

NV1 tertinggi menjadi lokasi terpilih.

2.2.10.5. Penentuan Waktu dan Tempat

Waktu pelaksanaan SELOTIP perlu disepakati bersama antara dengan masyarakat (misalnya ketua RT/RW dan tokoh masyarakat) sehingga lokasi pemenang dapat ditetapkan selambat-lambatnya dalam waktu satu minggu. Untuk memaksimalkan peran dan keterlibatan kaum perempuan, maka pertemuan rembug warga sebelum pelaksanaan metode SELOTIP dilaksanakan antara jam 14,00 – 18,00 waktu setempat.

2.2.10.6. Alat dan Bahan yang Perlu Disiapkan

Alat dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan SELOTIP terdiri dari: Kertas lebar (plano), Kain lebar, Spidol besar aneka warna, Spidol kecil aneka warna, Lem/perekat, Selotip, Gunting, Alat tulis, Bahan-bahan lokal seperti biji-bijian atau kacang-kacangan, lampu (jika ada kegiatan di malam hari). Akan sangat baik jika ada rekaman video/kamera yang dapat dipergunakan untuk melengkapi laporan.

a. Tools 1 (Variabel Tingkat Partisipasi Masyarakat) Kesediaan berkontribusi bertujuan untuk melihat kesediaan warga dalam berkontribusi dalam hal: 1. Swadaya Sambungan Rumah (SR); 2. Besarnya jumlah iuran bulanan per KK; 3. Bersedia kontribusi lahan untuk

prasarana sanitasi; Proses Tools-1 adalah 1. Kegiatan dilakukan oleh tim SELOTIP di

setiap calon titik lokasi; 2. TFL menjelaskan tujuan, maksud, dan

cara penerapan teknik ini; 3. Mulai berdiskusi untuk menggali

kesiapan warga dalam berkontribusi pada kegiatan DAK Bidang Sanitasi;

4. Skor untuk tools-1 dijumlahkan dan

Page 142: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

131

diisikan ke kolom total.

1. Tingkat Partisipasi Masyarakat a. Swadaya Sambungan Rumah (SR)

Pilihan Skor Konversi ke

Swadaya seluruh biaya SR 4 100

Swadaya hanya Pipa 3 75

Swadaya hanya tenaga 2 50

Tidak bersedia untuk swadaya 1 25

b. Iuran Bulanan per KK

Pilihan Skor Konversi ke

Rp. 20.000,- ke atas 4 100

Rp. 10.000,- s/d Rp. 19,000,- 3 75

Rp. 5,000,- s/d Rp. 9,000,- 2 50

Kurang dari Rp. 5000,- 1 25

c. Kontribusi Lahan

Pilihan Skor Konversi ke

Hak milik pribadi/ donatur swasta

4 100

Hibah Desa/ Kelurahan/ Pemda 3 75

Lahan fasum/ fasos 2 50

Tidak bersedia menghibahkan lahan

1 25

Page 143: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

132

2.2.10.7. Transect Walk (Kesiapan Teknis)

Transect walk bertujuan untuk mengenali dan mengkaji kondisi sarana sanitasi Titik Lokasi yang sudah ada, untuk menilai tingkat kepuasan masyarakat terhadap fasilitas sanitasi yang ada, dan menilai tingkat kelayakan teknis sebagai prasyarat pembangunan infrastruktur sanitasi yang

direncanakan dengan cara melakukan observasi langsung oleh bersama-sama dengan masyarakat. Tugas TFL dan masyarakat di kegiatan transect walk adalah :

1. Menentukan, mengobservasi serta melakukan diskusi ( F G D ) dengan masyarakat, antara lain : o Lokasi yang dicalonkan masyarakat

untuk bangunan Sanitasi Berbasis Masyarakat;

o Tingkat kepadatan penduduk (masyarakat) yang tinggal di lokasi;

o Sarana sanitasi yang digunakan masyarakat saat ini : jamban, sungai, kolam, dsb;

o Pola penggunaan sarana sanitasi; o Ketersediaan lahan; o Muka air tanah; o Material lokal; o Saluran drainase.

2. Mencatat semua sanitasi yang dibangun oleh proyek sebelumnya atau oleh pribadi. Secara acak pilihlah titik dengan proporsional (10% dari total) dari masing-masing kategori.

3. Melakukan observasi dan pencatatan kualitas konstruksi dengan menggunakan Format observasi jamban/sanitasi, kemudian mendiskusikan dengan masyarakat yang ada di sekitar lokasi sarana sanitasi/jamban tentang

Page 144: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

133

pemeliharaan (keberadaan dan keteraturannya), lingkup dan pemakaian, serta konflik kepentingannya Kemudian catat hasil temuannya. Untuk lokasi yang pernah mendapat proyek jamban/sarana sanitasi, perlu dipilih secara acak jamban/sarana sanitasi yang dibangun sebelum, selama, dan setelah intervensi proyek dengan cara menjumlahkan semua jamban/sarana sanitasi pada ketiga

kategori tersebut dan digambarkan persentase dan pemeliharaan serta menggunakan jamban keluarga.

4. Menilai kepuasan layanan yang diterima (demand responsiveness), dengan menggunakan skala penilaian dari tiap rumah tangga yang dikunjungi selama transect. Masyarakat dapat membantu memilih aspek penilaian kepuasan layanan.

5. Menilai kepuasan penggunaan sarana meliputi tingkat akses layanan, desain, penggunaan untuk (kelompok/warga rentan terhadap akses sanitasi), kualitas konstruksi, kemudahan penggunaan dan pemeliharaan, nilai manfaat yang dirasakan dari kontribusi untuk memperoleh layanan tersebut, laporan mengenai layanan kepada pengguna dengan catatan terpisah untuk pria dan wanita.

Indikakator dan Variabel penilaian Transect Walk dan FGD 6. Tingkat kepadatan penduduk Jiwa Per

Hektar

Pilihan Skor Konversi ke

Lebih dari 200 Jiwa/ Ha 4 100

Antara 176 – 200 Jiwa/ Ha 3 75

Antara 151 - 175 Jiwa/ Ha 2 50

Kurang dari 150/ Ha 1 25

Page 145: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

134

7. Kondisi Rawan Sanitasi a. Kepemilikan Tangki Septik Individu

Pilihan Skor Konversi

ke

0 - 25 % dari jumlah KK 4 100

26 % - 50 % dari jumlah KK 3 75

51 % - 75 % dari jumlah KK 2 50

Lebih dari 75 % dari jumlah KK 1 25

b. Kwalitas air Sumur Dangkal

Pilihan Skor Konversi

ke

Tercemar tidak bisa dimanfaatkan 4 100

Hanya untuk cuci 3 75

Hanya untuk cuci dan mandi 2 50

Cuci mandi dan konsumsi sehari hari 1 25

c. Pembuangan Air Limbah Dapur

Pilihan Skor Konversi

ke

75 % ke atas Dibuang di lingkungan/ drainase/badan air

4 100

51 % - 74 % Dibuang di lingkungan/ drainase/

badan air 3 75

Page 146: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

135

26 % - 50 % Dibuang di lingkungan/ drainase/ badan air

2 50

0 % - 25 % Dibuang di lingkungan/ drainase/ badan air

1 25

d. Pembuangan Air Limbah Kamar Mandi

Pilihan Skor Konversi

ke

75 % ke atas Dibuang di lingkungan/ drainase/badan air

4 100

51 % - 74 % Dibuang di lingkungan/ drainase/

badan air 3 75

26 % - 50 % Dibuang di lingkungan/ drainase/ badan air

2 50

0 % - 25 % Dibuang di lingkungan/ drainase/ badan air

1 25

Konsolidasi Skor SELOTIP Pemilihan Titik Lokasi

No

Indikator Teknik

RT/ RW – I RT/RW – II

Skor Bobot

Nilai

Skor Bobot

Nilai

1

Tingkat

Partisipasi Warga Masyarakat

FGD dan Rembug

1 (a-c) 50% 1 (a-c) 50%

2 Tingkat Kepadatan Penduduk

Wawancara (FGD) dan Transect

Walk

2 (a) 20% 2 (a) 20%

3 Kondisi Rawan Sanitasi

Wawanca

ra (FGD) dan Transect Walk

3 (a-d) 30% 3 (a-d) 30%

Page 147: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

136

No

Indikator Teknik

RT/ RW – I RT/RW – II

Skor Bobot

Nilai

Skor Bobot

Nilai

Jumlah Nilai

Juara (peringkat)

Page 148: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

137

BERITA ACARA

PELAKSANAAN SELEKSI TITIK LOKASI KEGIATAN DAK BIDANG SANITASI KELURAHAN/DESA............ KECAMATAN ................... KABUPATEN/KOTA ………………………… Pada hari ..... tanggal .... bulan ........ tahun ....... bertempat di ………………......... Kelurahan/Desa ............... Kecamatan ............ Kabupaten/Kota ………….. yang beralamat di jalan …………… telah dilaksanakan Seleksi Lokasi Partisipatif (SELETIF) dalam rangka

implementasi Program DAK Bidang Sanitasi. Seleksi tersebut telah dilaksanakan berdasarkan hasil Pemetaan Kebutuhan Sanitasi dengan metode SELOTIP. Seluruh proses seleksi telah dilaksanakan secara fair, transparan dan demokratis oleh masyarakat sendiri. Seleksi Titik Lokasi tersebut telah diikuti oleh ......... kampung/RT/RW/Dusun dll, yaitu:

1 Kampung/RT/RW/Dusun ................ skor ......... 2 Kampung/RT/RW/Dusun ................ skor ......... 3 Kampung/RT/RW/Dusun ……....…… skor ……... 4 .......................dst

Sesuai dengan hasil skor yang dikumpulkan oleh masing‐masing

kampung/RT/RW/Dusun, maka telah disepakati bersama bahwa kampung/RT/RW/Dusun yang paling siap untuk pelaksanaan Program DAK Bidang Sanitasi adalah :

Kampung/RT/RW/Dusun ……………………… Demikian berita acara ini dibuat agar dapat digunakan sebagaimana mestinya. ……………….……................20............

Berita acara ini ditandatangani oleh : 1. Lurah/Kades ........................... 2. Ketua RT ................................. 3. Ketua RW ................................ 4. Ketua Dusun ........................... 5. lainnya .................................... 6. Wakil Masyarakat .................... Note : 1. Memberi tenggat waktu tertentu untuk konfirmasi lahan dan

sebagainya kepada pemenang ke-1; 2. Bila pemenang ke-1 bermasalah, beri kesempatan kepada

pemenang berikutnya.

Page 149: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

138

2.3 Sistem Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja

(SMK3)

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja konstruksi bidang Pekerjaan Umum yang selanjutnya disingkat SMK3 konstruksi bidang Pekerjaan Umum adalah bagian dari sistem manajemen organisasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dalam rangka pengendalian risiko K3 pada setiap pekerjaan konstruksi bidang Pekerjaan Umum.

2.3.1. Penerapan SMK3 Kegiatan Swakelola

Pejabat Pembuat Komitmen OPD Kabupaten/Kota menyusun dan menetapkan dokumen kontrak dengan Tim Pelaksana Swakelola (KSM) yang didalamnya memuat ketentuan penerapan SMK3 kontruksi bidang Pekerjaan Umum. Untuk pekerjaan konstruksi yang bersifat swakelola, pihak yang berperan sebagai penyelenggara wajib membuat RK3K kegiatan Swakelola.

Biaya penyelenggaraan SMK3 konstruksi bidang Pekerjaan Umum dialokasikan dalam biaya umum yang mencakup :

a. Penyiapan Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (RK3K);

b. Sosialisasi dan promosi K3; c. Alat pelindung kerja; d. Alat pelindung diri; e. Asuransi pekerja; f. Fasilitas sarana kesehatan; g. Rambu – rambu dan terkait pengendalian resiko

lainnya.

Rencana biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum menjadi bagian dari Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (RK3K), yang disepakati dan disetujui pada saat rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi (Pre Construction Meeting).

2.3.2. Penerapan SMK3 Kegiatan Kontraktual

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi

Page 150: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

139

bidang Pekerjaan Umum adalah Rencana K3 kontrak yang selanjutnya disingkat RK3K adalah dokumen lengkap rencana penyelenggaraan SMK3 konstruksi bidang Pekerjaan Umum dan merupakan satu kesatuan dengan dokumen kontrak suatu pekerjaan konstruksi, yang dibuat oleh penyedia jasa dan disetujui oleh pengguna jasa, untuk selanjutnya dijadikan sebagai sarana interaksi antara penyedia jasa dengan pengguna jasa dalam penyelenggaraan SMK3 konstruksi bidang Pekerjaan Umum.

Risiko K3 konstruksi adalah ukuran kemungkinan kerugian terhadap keselamatan umum, harta benda, jiwa manusia dan lingkungan yang dapat timbul dari sumber bahaya tertentu yang terjadi pada pekerjaan konstruksi. Biaya SMK3 konstruksi bidang Pekerjaan Umum adalah biaya yang diperlukan untuk menerapkan SMK3 dalam setiap pekerjaan konstruksi yang harus diperhitungkan dan dialokasikan oleh penyedia jasa dan pengguna jasa.

1. Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) Setiap penyelenggaraan pekerjaan konstruksi bidang Pekerjaan Umum wajib menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) konstruksi bidang Pekerjaan Umum. SMK3 konstruksi bidang Pekerjaan Umum meliputi : a. Kebijakan K3; b. Perencanaan K3; c. Pengendalian operasional; d. Pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3; dan e. Tinjauan ulang kinerja K3.

Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) konstruksi bidang Pekerjaan Umum diterapkan pada tahapan antara lain sebagai berikut : a. Tahap pra konstruksi, meliputi Rancangan

Konseptual, meliputi studi kelayakan (feasibility study), survey dan investigasi, Detailed Enginering Design (DED), Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa;

b. Tahap Pemilihan Penyedia Barang/Jasa (Procurement);

c. Tahap Pelaksanaan Konstruksi; dan

Page 151: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

140

d. Tahap Penyerahan Hasil Akhir Pekerjaan.

Penerapan SMK3 Konstruksi Bidang PU ditetapkan berdasarkan potensi bahaya. a. Potensi bahaya tinggi, apabila pekerjaan bersifat

berbahaya dan/atau mempekerjakan tenaga kerja paling sedikit 100 orang dan/atau nilai kontrak diatas Rp. 100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah);

b. Potensi bahaya rendah, apabila pekerjaan bersifat

tidak berbahaya dan/atau mempekerjakan tenaga kerja kurang dari 100 orang dan/atau nilai kontrak dibawah Rp. 100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah).

c. Penyusunan Detailed Engineering Desain (DED) wajib : 1. Mengidentifikasi bahaya, menilai Risiko K3 serta

pengendaliannya pada penetapan kriteria perancangan dan pemilihan material, pelaksanaan konstruksi, serta Operasi dan Pemeliharaan;

2. Mengidentifikasi dan menganalisis Tingkat Risiko K3 dari kegiatan/proyek yang akan dilaksanakan, sesuai dengan Tata Cara Penetapan Tingkat Risiko K3 Konstruksi;

3. Penyusunan Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa wajib memuat: a. Potensi bahaya, jenis bahaya dan identifikasi

bahaya K3 Konstruksi yang ditetapkan oleh PPK berdasarkan Dokumen Perencanaan atau dari sumber lainnya;

b. Kriteria evaluasi untuk menilai pemenuhan persyaratan K3 Konstruksi termasuk kriteria penilaian dokumen RK3K;

4. Penerapan SMK3 pada Tahap Pemilihan Penyedia Barang/Jasa: a. Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa

harus memuat persyaratan K3 Konstruksi yang merupakan bagian dari ketentuan persyaratan teknis;

b. Dokumen Pemilihan Penyedia Barang/Jasa harus memuat ketentuan tentang kriteria evaluasi RK3K;

Page 152: KATA PENGANTAR · KAK : Kerangka Acuan ... pendidikan, sosial, ... pembinaan dan pengawasan kegiatan DAK Bidang Sanitasi adalah sebagai berikut :

141

c. Untuk pekerjaan dengan potensi bahaya tinggi, wajib dipersyaratkan rekrutmen Ahli K3 Konstruksi dan dapat dipersyaratkan sertifikat SMK3 perusahaan.

2. Tugas dan Tanggung Jawab Wewenang Kepala

Satuan Kerja dan Pejabat Pembuat Komitmen : sebagaimana yang tertuang didalam peraturan menteri pekerjaan umum nomor 05/prt/m/2014 tentang pedoman Sistem Manajemen Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (SMK3).

3. Biaya Penyelenggaraan Biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dialokasikan dalam biaya umum yang mencakup: a. Penyiapan RK3K; b. Sosialisasi dan promosi K3; c. Alat pelindung kerja; d. Alat pelindung diri; e. Asuransi dan perijinan; f. Personil K3; g. Fasilitas sarana kesehatan; h. Rambu-rambu; dan i. Lain-lain terkait pengendalian risiko K3. (2) Rencana

biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum menjadi bagian dari RK3K, yang disepakati dan disetujui pada saat rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi (Pre Construction Meeting).