daisy pemicu 4 ikm

77
Pemicu 4 Bayiku koq kecil? Daisy R. Haryono 405100236

Upload: stephanie-wirjomartani

Post on 21-Jul-2015

65 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Pemicu 4 Bayiku koq kecil?Daisy R. Haryono 405100236

A. Latar belakang masalah Identifikasi masalah penelitian merupakan hal pertama yg harus dilakukan oleh setiap peneliti. Masalah kesehatan tjd apabila tdpt kesenjangan antara apa yg seharusnya (das sollen) dgn apa yg sekarang ada (das sein). Tidak setiap masalah kesehatan layak dikembangkan mjd masalah penelitian. Masalah penelitian hrs dpt dipecahkan sebagian/ seluruhnya dgn penelitian, & kemungkinan jawabannya harus lebih dari satu.

Agar suatu masalah kesehatan dpt diangkat mjd masalah penelitian diperlukan syarat: F (Feasible) tersedia subyek penelitian, tersedia dana, tersedia waktu, alat & keahlian. I (Intersesting) masalah hendaknya menarik bagi peneliti. N (Novel) mengemukakan sesuatu yg baru, membantah/ mengkonfirmasi penemuan terdahulu, melengkapi/ mengembangkan hasil penelitian terdahulu. E (Ethical) tdk bertentangan dgn etika. R (Relevan) relevan bagi pengembangan ilmu pengetahuan, relevan untuk tata laksana pasien atau kebijakan kesehatan, relevan sbg dasar untuk penelitian selanjutnya.

Masalah penelitian dpt dikembangkan dari pelbagai sumber, termasuk: 1. Kepustakaan (bahan ajar, karangan asli dlm jurnal, sari pustaka, abstrak). 2. Bahan diskusi &hail kenferensi seminar, simposium, lokakarya, dsb. 3. Masalah dlm pengalaman sehari-hari. 4. Pendapat pakar 5. Sumber non- ilmiah

Uraian dlm latar belakang masalah mencakup hal2 berikut: 1. Pembenaran (justification) mengapa suatu masalah kesehatan perlu diangkat mjd masalah penelitian. Hal ini mencakup: besarnya masalah (magnitude of the problem), waktu, area geograafik/ demografik, karakteristik masyarakat yg terkena, penyebab masalah, pemecahan yg masih perlu dilakukan. 2. Pernyataan alternatif pemecahan masalah. 3. Alternatif yg dipilih untuk memecahkan masalah, dgn menyebut alasan mengapa alternatif tersebut dipilih.

B. Perumusan masalahRumusan masalah penelitian mempunyai syarat: 1. Dikemukakan dlm kalimat tanya (interogatif). = pertanyaan penelitian. Dgn rumusan dlm bentuk kalimat tanya, masalah penelitian dpt lebih terfokus, spesifik & tajam. 2. Substansi yg dimaksud hendaknya khas, tdk bermakna ganda ( tdk dpt ditafsirkan lain). 3. Bila terdapat bnyk pertanyaan penelitian, maka harus dipertanyakan secara terpisah, agar setiap pertanyaan dpt dijawab secara terpisah.

Biasanya rumusan masalah diawali dgn kalimat pengantar, misalnya: - Berdasarkan uraian dlm latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: - Uraian dalam latar belakang masalah di atas memberikan dasar bagi peneliti untuk merumuskan pertanyaan penelitian berikut: - Dengan memperhatikan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

C. Tinjauan pustaka Sumber pustaka seyogyanya cukup baru, mungkin 5 thn terakhir, agar informasi yg dikemukakan tdk kadaluarsa. Buku ajar biasanya memberikan informasi yg terlambat beberapa thn Artikel (baik artikel asli/ tinjauan pustaka) di dlm jurnal kedokteran merupakan smbr informasi yg cukup baru. Sumber informasi terkini dpt diperoleh dari on-line databases melalui akses internet. Makalah/ ceramah dlm pertemuan ilmiah jg sering memberikan informasi terkini tentang aspek yg relevan dgn penelitian.

Faktor Ibu

Faktor Lingkungan

Penyakit anemia komplikasi kehamilan usia ibu paritas hidramnion gizi ibu kebiasaan ibu Prematur kelainan kromosom BBLR

tempat tinggal radiasi sosioekonomi

paparan zatzat racunkehamilan kembar/ganda

infeksi dlm rahim Faktor Janin

Perdarahan Antepartum perdarahan pd kehamilan diatas 22 minggu hingga mejelang persalinan yaitu sebelum bayi dilahirkan. Komplikasi utama = perdarahan yg menyebabkan anemia & syok shg tjd ggn ke placenta yg mengakibatkan anemia pd janin bahkan tjd syok intrauterin yg mengakibatkan kematian janin intrauterin. Bila janin dpt diselamatkan, dpt tjd berat badan lahir rendah, sindrom gagal napas dan komplikasi asfiksia.

Kerangka konseptual Lazimnya kerangka konseptual ini dibuat dlm bentuk diagram yg menunjukan jenis serta hubungan antar- variabel yg diteliti & variabel lainnya yg terkait. Karena tdk semua variabel akan diukur dlm penelitian yg direncanakan, pd diagram perlu digambarkan pula batas2 lingkup penelitian. Kerangka konseptual yg disusun dgn baik dpt memberikan informasi yg jelas & mempermudah pemilihan desain penelitian.

Anemia pada masa kehamilan

BBLR

D. Tujuan penelitianUraian tentang tujuan penelitian ini mencakup tujuan umum serta tujuan khusus. Tujuan umum dinyatakan secara kategoris apakah tujuan akhir penelitian yg hendak dilakukan. Mengacu pd aspek yg lebih luas/ tujuan jangka panjang penelitian. Tujuan khusus disebutkan secara jelas & tajam hal2 yg akan langsung diukur, dinilai/ diperoleh dari penelitian.

pada pemicu: Dari penelitian ini dapat diketahui hubungan antara ibu yg kadar Hbnya rendah pada masa kehamilan dengan berat bayi lahir rendah, yang dapat dipakai sebagai masukan untuk upaya pencegahan anemia pada ibu hamil.

E. Hipotesis= pernyataan sbg jawaban sementara atas pertanyaan penelitian, yg harus diuji validitasnya secara empiris. Hipotesis tdk dinilai benar/ salah melainkan diuji apakah sahih (valid)/ tidak. Perlu/ tdknya hipotesis dpt dilihat dari pertanyaan penelitian: lebih besar, lebih kecil, berhubungan dengan, dibandingkan dengan, menyebabkan,dsb, maka diperlukan (satu/ lbh) hipotesis.

Syarat hipotesis yg baik: 1. Dinyatakan dlm kalimat deklaratif yg jelas & sederhana, tidak bermakna ganda. 2. Mempunyai landasan teori yg kuat 3. Menyatakan hubungan antara satu variabel tergantung dgn satu/ lbh variabel bebas. Dalam satu hipotesis hanya boleh terdapat satu variabel tergantung. 4. Memungkinkan diuji secara empiris. 5. Rumusan hipotesis harus bersifat khas & menggambarkan variabel2 yg diukur. 6. Dikemukakan a priori (sebelum penelitian dimulai, sebelum datanya terkumpul).

pada pemicu: Ibu yang mempunyai kadar Hb rendah mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mempunyai BBLR dibandingkan dengan ibu yang mempunyai kadar Hb tidak rendah.

F. Metodologi penelitiana. Desain penelitian Merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan penelitian/ untuk menguji kesahihan hipotesis. Pd hakekatnya, desain penelitian merupakan suatu wahana untuk mencapai tujuan penelitian, yg juga berperan sbg rambu2 yg akan menuntun peneliti dlm seluruh proses penelitian. Dlm satu penelitian dpt diperlukan dua/ lebih desain. Untuk itu, harus dinyatakan desain apa yg digunakan untuk bagian penelitian yg mana.

Berdasarkan pada ada/tidaknya analisis hubungan antar-variabel: Penelitian deskriptif: penelitian yg bertujuan melakukan deskripsi mengenai fenomena yg ditemukan, baik yg berupa faktor risiko maupun efek/ hasil. Peneliti tdk menganalisis mengapa fenomena itu dpt tjd. Penelitian analitik: berupaya mencari hubungan antar- variabel. Dilakukan analisis terhadap data yg telah terkumpul, perlu dibuat hipotesis & harus ada uji hipotesis. Dibagi mjd 2: penelitian observasional & penelitian eksperimental (intervensional).

Penelitian deskriptif Untuk mengidentifikasi frekuensi & distribusi (sebaran) suatu masalah kesehatan (penyakit) di populasi tertentu pada saat itu (current situation). Sering dipakai untuk mencari faktor2 apa saja yg mungkin mempengaruhi suatu penyakit, menggunakan analisa seperti pd studi analitik. Namun, tetap tdk dpt menjawab adakah hubungan sebab- akibat antara faktor2 risiko & penyakit. Informasi yg didapat dari studi deskriptif dpt dipakai untuk meneliti hubungan sebab akibat suatu faktor risiko & penyakit

Jenis2: 1. Laporan kasus & seri kasus laporan kasus (case reports): biasanya dibuat dokter u/ melaporkan ditemukannya gejala peny yg tdk umum/ peny yg jarang pd pasien. seri kasus (case series): kumpulan case reports bbp pasien dgn gejala peny/ diagnosa peny yg sama yg dibuat dlm jangka waktu yg relatif singkat. informasi case reports & case series sgt bermanfaat untuk identifikasi dini peny di populasi. Tdk dpt mencari hubungan sebab- akibat faktor2 risiko & peny/ gejala yg diamati. 2. Studi ekologi = studi korelasi/ studi agregat membandingkan frekuensi & distribusi suatu peny & faktor risiko antara lokasi geografik yg berbeda. Umumnya dlm bentuk grafikal. keterbatasan: - gambaran faktor risiko & peny pd tingkat populasi tdk selalu mencerminkan kondisi pd tingkat individu. - penggunaan ukuran estimasi (proxy measure) drpd ukuran langsung.

3. Cross-sectional survey Sering disebut prevalence survey Sifatnya: informasi mengenai penyakit & faktor2 risiko dikumpulkan pd saat yg sama. Tiap subyek hanya diobservasi 1 kali & pengukuran variabel subyek dilakukan pada saat pemeriksaan tersebut. Peneliti tdk melakukan tindak lanjut. Dpt digunakan untuk deskriptif, & bisa jg untuk analitik. Rasio prevalens memberikan gambaran peran faktor risiko terhadap terjadinya efek/ penyakit. - Rasio prevalens >1 = faktor A merupakan faktor risiko - Rasio prevalens =1 = prevalens penyakit pd subyek dgn faktor A = tanpa faktor A - Rasio prevalens 1 = faktor tsb merupakan faktor risiko. - Risiko relatif =1 =faktor yg diteliti bukan faktor risiko. - Risiko relatif 1

Pada pemicu: p = (a+b)/ (a+b+c+d)= (36+30)/(36+30+14+25) = 66/105 = 0,6285 PAR = p(r-1) p(r-1)+1 PAR = 0,6285 (2,14-1) = 0,7165 = 0,4174 0,6285 (2,14-1)+1 1,7165 Faktor resiko: kadar Hb ibu yg rendah Jadi,kasus BBLR dapat dicegah dengan menghilangkan faktor resiko sekitar 41%

H. Pembahasan1. Membahas temuan penelitian 2. Mengidentifikasi kekurangan penelitian bila kita menemukan hubungan antara 2 variabel/ lebih dlm suatu penelitian, maka terdapat beberapa kemungkinan yg harus dipikirkan: 1. hubungan tsb disebabkan semata2 oleh faktor peluang (chance) akibat pemilihan subyek penelitian /pun akibat pengukuran (variabilitas, pemeriksa,/ pemeriksaan). 2. hubungan tsb disebabkan oleh bias, banyak jenis bias yg diketahui, yg dikelompokkan dlm bias inklusi, bias pengukuran, dan bias perancu. 3. hubungan sebab-akibat.

Peluang Bila sampel representatif thdp populasinya, besar peluang dpt dihitung dgn pelbagai teknik statistika, yakni dgn menghitung nilai p. Biasanya disepakati besarnya peluang untuk memperoleh hasil bila ke2 kelompok tdk berbeda