daftar pustaka - web view14.6 pada 2020, mencegah beberapa bentuk tertentu dari subsidi perikanan...

47
SDGs Sustainable Development Goals Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) baru saja meluncurkan program pembangunan berkelanjutan yang diberi nama Sustainable Development Goals (SDGs), menggantikan program sebelumnya Millennium Development Goals (MDGs) yang akan selesai pada akhir tahun 2015. SDGs tersebut akan otomatis berlaku bagi negara-negara maju dan berkembang untuk 15 tahun ke depan (Nirmala, 2015). Menurut Stevance (2015) kerangka SDG, yaitu: 1. Tujuan pembangunan berkelanjutan akan memperbaiki Millenium Development Goals (MDGs). 2. SDG akan memberikan hasil yang lebih luas bagi masyarakat dan dunia ini dengan 17 tujuan pembangunan berkelanjutan. 3. SDG akan dicapai di bawah pimpinan pemerintah, bukan lagi kelompok sosial. Di mana dulunya MDGs di implementasikan oleh Bappenas. Menurut laporan Nirmala (2015) Presiden perlu mengeluarkan Keputusan Presiden (Kepres) mengawal SDGs 4. Perlengkapan dalam tujuan dan sasaran dalam tujuan SDGs harus ditentukan dalam dokumen tindak lanjut. Menurut Rakorkop Kemenkes RI (2015) bahwa penekanan SDGs 2015-2030 ada 5P yaitu People, Planet, Peace, Prosperity, and Partnership. SDGs ini terdiri dari 17 tujuan, 169 target, kurang lebih 220-300 indikator (sedang dalam proses perumusan, akan ditetapkan Maret 2016). Seluruh tujuan SDGs adalah sebuah kesatuan 1

Upload: ngokien

Post on 30-Jan-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAFTAR PUSTAKA -    Web view14.6 Pada 2020, mencegah beberapa bentuk tertentu dari subsidi perikanan yang berkontribusi terhadap kapasitas berlebih (overcapacity)

SDGsSustainable Development Goals

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) baru saja meluncurkan program

pembangunan berkelanjutan yang diberi nama Sustainable Development

Goals (SDGs), menggantikan program sebelumnya Millennium

Development Goals (MDGs) yang akan selesai pada akhir tahun 2015.

SDGs tersebut akan otomatis berlaku bagi negara-negara maju dan

berkembang untuk 15 tahun ke depan (Nirmala, 2015).

Menurut Stevance (2015) kerangka SDG, yaitu:

1. Tujuan pembangunan berkelanjutan akan memperbaiki Millenium

Development Goals (MDGs).

2. SDG akan memberikan hasil yang lebih luas bagi masyarakat dan

dunia ini dengan 17 tujuan pembangunan berkelanjutan.

3. SDG akan dicapai di bawah pimpinan pemerintah, bukan lagi

kelompok sosial. Di mana dulunya MDGs di implementasikan oleh

Bappenas. Menurut laporan Nirmala (2015) Presiden perlu

mengeluarkan Keputusan Presiden (Kepres) mengawal SDGs

4. Perlengkapan dalam tujuan dan sasaran dalam tujuan SDGs harus

ditentukan dalam dokumen tindak lanjut.

Menurut Rakorkop Kemenkes RI (2015) bahwa penekanan SDGs

2015-2030 ada 5P yaitu People, Planet, Peace, Prosperity, and

Partnership. SDGs ini terdiri dari 17 tujuan, 169 target, kurang lebih 220-

300 indikator (sedang dalam proses perumusan, akan ditetapkan Maret

2016). Seluruh tujuan SDGs adalah sebuah kesatuan sistem

pembangunan, tidak mementingkan satu isu tertentu. Menurut Stevance

(2015) dari 169 target, 49 (29 %) yang dianggap berkembang dengan

baik, 91 target (54 %) bisa diperkuat dengan menjadi lebih spesifik, dan

29 (17 %) memerlukan kerja yang signifikan (gambar 1).

1

Page 2: DAFTAR PUSTAKA -    Web view14.6 Pada 2020, mencegah beberapa bentuk tertentu dari subsidi perikanan yang berkontribusi terhadap kapasitas berlebih (overcapacity)

Sumber: www.icsu.org

Gambar 1. Persentase Target SDGs

Menurut Rakorpop Kemenkes RI (2015), dampak yang diharapkan

SDGs yaitu:

1. Pengurangan kemiskinan, pembangunan berkelanjutan yang merata,

mata pencaharian dan pekerjaan layak (dilihat pada tujuan SDGs 1, 2,

7, 8, 9, 10, 12)

2. Akses merata kepada pelayanan dan jaminan sosial (dilihat pada

tujuan SDGs 3, 4, dan 6)

3. Keberlanjutan lingkungan dan mempertinggi ketahanan terhadap

bencana (dilihat pada tujuan SDGs ke 11, 13, 14, dan 15)

4. Pemerintahan yang ditingkatkan kualitasnya dan akses merata

kepada keadilan bagi semua orang (dilihat pada tujuan SDGs ke 16

dan 17).

Menurut Rakorpop Kemenkes RI (2015) prinsip pelaksanaan

SDGs, yaitu:

1. Pembangunan terintegrasi di seluruh aspek kehidupan manusia

(people centered development)

2. Fokus pada capaian 3 dimensi pembangunan: sosial, ekonomi,

lingkungan

3. Kerjasama multisektoral, melibatkan seluruh aktor pembangunan

4. Tanggung jawab yang sama bagi setiap negara, melalui kegiatan

yang terdiferensiasi

5. Memperhatikan kondisi, kapasitas dan prioritas nasional

6. Penguatan fungsi perangkat implementasi

7. Tidak boleh ada yang tertinggal dalam mencapai seluruh tujuan SDGs

8. Menghindari kesenjangan antar kelompok masyarakat dan antar

wilayah

2

Page 3: DAFTAR PUSTAKA -    Web view14.6 Pada 2020, mencegah beberapa bentuk tertentu dari subsidi perikanan yang berkontribusi terhadap kapasitas berlebih (overcapacity)

9. Mempertajam akuntabilitas pelaporan melalui kelembagaan yang

kuat, pengelolaan data berkualitas, diikuiti inovasi strategi berbasis

bukti.

Stevance, dkk (2015) ada 17 poin tujuan Sustainable Development

Goals (SDGs), yaitu:

1. Tanpa Kemiskinan

Tidak ada kemiskinan dalam bentuk apapun di seluruh penjuru dunia.

2. Tanpa Kelaparan

Tidak ada lagi kelaparan, mencapai ketahanan pangan, perbaikan

nutrisi, serta mendorong budidaya pertanian yang berkelanjutan.

3. Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan

Menjamin kehidupan yang sehat serta mendorong kesejahteraan

hidup untuk seluruh masyarakat di segala umur.

4. Pendidikan Berkualitas

Menjamin pemerataan pendidikan yang berkualitas dan meningkatkan

kesempatan belajar untuk semua orang, menjamin pendidikan yang

inklusif dan berkeadilan serta mendorong kesempatan belajar seumur

hidup bagi semua orang.

5. Kesetaraan Gender

Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan kaum ibu dan

perempuan.

6. Air Bersih dan Sanitasi

Menjamin ketersediaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan

untuk semua orang.

7. Energi Bersih dan Terjangkau

Menjamin akses terhadap sumber energi yang terjangkau, terpercaya,

berkelanjutan dan modern untuk semua orang.

8. Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan yang Layak

Mendukung perkembangan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif,

lapangan kerja yang penuh dan produktif, serta pekerjaan yang layak

untuk semua orang.

9. Industri, Inovasi dan Infrastruktur

Membangun infrastruktur yang berkualitas, mendorong peningkatan

industri yang inklusif dan berkelanjutan serta mendorong inovasi.

10.Mengurangi Kesenjangan

3

Page 4: DAFTAR PUSTAKA -    Web view14.6 Pada 2020, mencegah beberapa bentuk tertentu dari subsidi perikanan yang berkontribusi terhadap kapasitas berlebih (overcapacity)

Mengurangi ketidaksetaraan baik di dalam sebuah negara maupun di

antara negara-negara di dunia.

11.Keberlanjutan Kota dan Komunitas

Membangun kota-kota serta pemukiman yang inklusif, berkualitas,

aman, berketahanan dan bekelanjutan.

12.Konsumsi dan Produksi Bertanggung Jawab

Menjamin keberlangsungan konsumsi dan pola produksi.

13.Aksi Terhadap Iklim

Bertindak cepat untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya.

14.Kehidupan Bawah Laut

Melestarikan dan menjaga keberlangsungan laut dan kehidupan

sumber daya laut untuk perkembangan pembangunan yang

berkelanjutan.

15.Kehidupan di Darat

Melindungi, mengembalikan, dan meningkatkan keberlangsungan

pemakaian ekosistem darat, mengelola hutan secara berkelanjutan,

mengurangi tanah tandus serta tukar guling tanah, memerangi

penggurunan, menghentikan dan memulihkan degradasi tanah, serta

menghentikan kerugian keanekaragaman hayati.

16. Institusi Peradilan yang Kuat dan Kedamaian

Meningkatkan perdamaian termasuk masyarakat untuk pembangunan

berkelanjutan, menyediakan akses untuk keadilan bagi semua orang

termasuk lembaga dan bertanggung jawab untuk seluruh kalangan,

serta membangun institusi yang efektif, akuntabel, dan inklusif di

seluruh tingkatan.

17.Kemitraan untuk Mencapai Tujuan

Memperkuat implementasi dan menghidupkan kembali kemitraan

global untuk pembangunan yang berkelanjutan.

The Guardian dalam Nirmala (2015) menulis 7 alasan mengapa

SDGs akan jauh lebih baik dari MDGs, yakni:

1. SDGs lebih global dalam mengkolaborasikan program-programnya.

MDGs sebelumnya dibuat oleh anggota negara OECD dan beberapa

lembaga internasional. Sementara SDGs dibuat secara detail dengan

negosiasi internasional yang juga terdiri dari negara berpendapatan

menengah dan rendah.

4

Page 5: DAFTAR PUSTAKA -    Web view14.6 Pada 2020, mencegah beberapa bentuk tertentu dari subsidi perikanan yang berkontribusi terhadap kapasitas berlebih (overcapacity)

2. Sekarang, sektor swasta juga akan memiliki peran yang sama,

bahkan lebih besar.

3. MDGs tidak memiliki standar dasar hak asasi manusia (HAM). MDGs

dianggap gagal untuk memberikan prioritas keadilan yang merata

dalam bentuk-bentuk diskriminasi dan pelanggaran HAM, yang

akhirnya berujung kepada masih banyaknya orang yang terjebak

dalam kemiskinan. Sementara SDGs dinilai sudah didukung dengan

dasar-dasar dan prinsip-prinsip HAM yang lebih baik.

4. SDGs adalah program inklusif. Tujuh target SDG sangat eksplisit

tertuju kepada orang dengan kecacatan, dan tambahan enam target

untuk situasi darurat, ada juga tujuh target bersifat universal dan dua

target ditujukan untuk antidiskriminasi.

5. Indikator-indikator yang digunakan memberikan kesempatan untuk

keterlibatan masyarakat sipil.

6. PBB dinilai bisa menginspirasi negara-negara di dunia dengan SDGs.

7. COP21 di Paris adalah salah satu kesempatan untuk maju.

Menurut Rakorpop Kemenkes RI (2015) bahwa perhatian khusus

sektor kesehatan di tujuan SDGs, yaitu:

1. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan

meningkatkan gizi, serta mendorong pertanian yang berkelanjutan

(Gizi masyarakat)

2. Menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi

semua orang di segala usia (sistem ketahanan nasional)

3. Menjamin kesetaraan gender serta memberdayakan seluruh wanita

dan perempuan (akses kespro, KB)

4. Menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang

berkelanjutan bagi semua orang (sanitasi dan air bersih)

GOAL 1. TANPA KEMISKINANMenurut Jokowi dalam laporan Fajriah (2015) bahwa ketimpangan

dan kemiskinan di Indonesia telah menjadi perhatian dunia. Bahkan Bank

Dunia (World Bank) telah memperingatkan tingkat gini rasio (indeks rasio

ketimpangan pendapatan kelompok masyarakat) Indonesia yang terus

meningkat. Pemerintah harus memfokuskan penanggulangan kemiskinan

dengan memperkuat daya beli masyarakat miskin. Sedangkan,

5

Page 6: DAFTAR PUSTAKA -    Web view14.6 Pada 2020, mencegah beberapa bentuk tertentu dari subsidi perikanan yang berkontribusi terhadap kapasitas berlebih (overcapacity)

Perwakilan Bank Dunia berkomitmen membantu menekan angka

kemiskinan di Indonesia.

Menurut Rakorpop Kemenkes RI (2015), ada beberapa target dalam

tujuan SDGs tanpa kemiskinan, yaitu: 1.1. Pada 2030, mengentaskan kemiskinan pada semua orang, di mana

pun, saat ini ukurannya adalah orang-orang yang penguhidupannya

kurang dari USD 1,25/ hari

1.2. Pada 2030, mengurangi setidaknya setengah jumlah laki-laki,

perempuan, dan anak-anak di segala usia yang hidup dalam

kemiskinan di segala dimensi menurut definisi nasional

1.3. Implementasi nasional sistem dan ukuran jaminan sosial yang layak

untuk semua orang, termasuk yang terbawah, dan pada 2030

mencapai cakupan luas atas penduduk miskin dan rentan

1.4. Pada 2030 menjamin bahwa seluruh laki-laki dan perempuan,

terutama yang miskin dan rentan, memiliki hak yang setara atas

sumber daya ekonomi, sebagaimana pula akses pada pelayanan

dasar, kepemilikan dan kendali atas tanah dan bentuk properti

lainnya, harta warisan, sumber daya alam, teknologi baru dan

layanan keuangan yang layak, termasuk microfinance

1.5. Pada 2030, membangun ketahanan penduduk miskin dan yang

berada dalam situasi rentan, serta mengurangi keterpaparan dan

kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrem terkait iklim serta

bencana dan goncangan ekonomi, sosial dan lingkungan lainnya

Menurut Stevance (2015) perangkat impelementasi tujuan SDGs

tanpa kemiskinan, yaitu:

1.a. Memastikan mobilisasi berarti atas sumber daya dari berbagai

sumber, termasuk melalui kerja sama pembangunan yang telah

ditingkatkan, untuk menyediakan alat yang mencukupi serta

terprediksi untuk negara-negara berkembang, terutama negara

tertinggal, untuk mengimplementasikan program dan kebijakan untuk

mengakhiri kemiskinan di seluruh dimensinya

1.b. Menyusun kerangka kebijakan yang kuat di tingkat nasional, regional,

dan internasional, berdasaran strategi pembangunan yang pro-rakyat

miskin serta sensitif gender, untuk mendukung investasi yang telah

dipercepat dalam tindakan pengentasan kemiskinan

6

Page 7: DAFTAR PUSTAKA -    Web view14.6 Pada 2020, mencegah beberapa bentuk tertentu dari subsidi perikanan yang berkontribusi terhadap kapasitas berlebih (overcapacity)

GOAL 2. TANPA KELAPARANPada SDGs diarahkan pada solusi berkelanjutan, yaitu peningkatan

akses pangan dan produksi pertanian. Melalui inovasi strategi, termasuk

implementasi Perpres 42 Tahun 2013 dan kesepakatan ICN2 menuju

target WHA 2025. Unfinished business yaitu melanjutkan pembangunan

gizi (Rakorpop Kemenkes RI, 2015). Pada Perpres 42 Tahun 2013

diupayakan percepatan perbaikan gizi masyarakat pada 1000 hari

pertama kehidupan, yaitu sejak janin dalam kandungan ibu hingga anak

berusia dua tahun.

Untuk mengatasi masalah kekurangan gizi, memerlukan intervensi

langsung yang bersifat spesifik di sektor kesehatan dan gizi, melalui

intervensi di sektor terkait lainnya, seperti penyediaan pangan yang

cukup, penyediaan air bersih dan sanitasi, penanggulangan kemiskinan,

serta penyediaan pelayanan keluarga berencana dan pendidikan,

khususnya pendidikan kaum perempuan. Dalam penanganan masalah

gizi, juga diperlukan komitmen kuat, baik dari pemerintah dan pemerintah

daerah, lembaga sosial kemasyarakatan dan keagamaan, akademisi,

organisasi profesi, media massa, maupun dunia usaha dan mitra

pembangunan.

Menurut Rakorpop Kemenkes RI (2015), target gizi masyarakat,

yaitu:

2.1. Pada tahun 2030, mengakhiri kelaparan dan menjamin akses pangan

yang aman, bergizi, dan mencukupi bagi semua orang, khususnya

masyarakat miskin dan rentan termasuk bayi, di sepanjang tahun.

2.2. Pada tahun 2030, mengakhiri segala bentuk malnutrisi, termasuk

mencapai target internasional 2025 untuk penurunan stunting dan

wasting pada balita dan mengatasi kebutuhan gizi remaja

perempuan, wanita hamil dan menyusui, serta lansia.

2.3. Pada tahun 2030, menduakalilipatkan produktivitas dan pendapatan

pertanian pada produsen berskala kecil, terutama wanita, bangsa

pribumi, petani keluarga, peternak dan nelayan, termasuk melalui

akses yang aman dan merata kepada tanah, input dan sumber daya

produktif lainnya, pengetahuan, layanan keuangan, pasar dan

peluang untuk pekerjaan pertambahan nilai maupun non-pertanian

7

Page 8: DAFTAR PUSTAKA -    Web view14.6 Pada 2020, mencegah beberapa bentuk tertentu dari subsidi perikanan yang berkontribusi terhadap kapasitas berlebih (overcapacity)

2.4. Pada tahun 2030, memastikan sistem produksi pangan yang

berkelanjutan dan mengimplementasikan praktik pertanian yang

berketahanan yang meningkatkan produktivitas dan produksi, yang

membantu mempertahankan ekosistem, yang memperkuat kapasitas

adaptasi terhadap perubahan iklim, cuaca ekstrem, kekeringan,

banjir dan bencana lainnya serta yang secara progresif

meningkatkan kualitas daratan dan tanah

2.5. Pada tahun 2020, mempertahankan keanekaragaman genetik pada

bibit, tanaman budidaya serta hewan ternak dan jinak beserta

spesies liar terkaitnya, termasuk secara bijaksana mengelola dan

melakukan diversifikasi bank bibit dan tanamandi tingkat nasional,

regional, dan internasional, serta memastikan akses kepada bagi

hasil, dan bagi hasil yang adil dan merata melalui penggunaan

sumber daya genetik dan asosiasi pengetahuan tradisional,

sebagaimana disetujui secara internasional

Menurut Stevance (2015) Perangkat implementasi target gizi

masyarakat, yaitu:

2.a. Meningkatkan investasi, termasuk melalui peningkatan kerja sama

internasional, pada infrastruktur pedesaan, penelitiandan

ekstensifikasi layanan pertanian, pengembangan teknologidan bank

genetik tanaman dan ternak untuk peningkatan kapasitas produksi

pertaniandi negara berkembang, khususnya negara tertinggal

2.b. Mengoreksi dan mencegah restriksi perdagangan serta distorsi pada

pasar pertanian dunia, termasuk melalui eliminasi paralel segala

bentuk subsidi ekspor pertanian dan segala jenis ekspor yang

berdampak serupa, sesuai mandat Doha Development Round

2.c. Mengadopsi cara-cara untuk memastikan fungsi pasar komoditas

pangan yang semestinya berikut turunannya serta memfasilitasi

akses tepat waktu kepada informasi pasar, termasuk mengenai

cadangan pangan untuk membantu membatasi perubahan ekstrem

harga pangan

8

Page 9: DAFTAR PUSTAKA -    Web view14.6 Pada 2020, mencegah beberapa bentuk tertentu dari subsidi perikanan yang berkontribusi terhadap kapasitas berlebih (overcapacity)

GOAL 3. KESEHATAN YANG BAIK DAN KESEJAHTERAAN

Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program

Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan

status gizi masyarakat melalui melalui upaya kesehatan dan

pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial

dan pemeratan pelayanan kesehatan. Sasaran pokok RPJMN 2015-2019

adalah: (1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak; (2)

meningkatnya pengendalian penyakit; (3) meningkatnya akses dan mutu

pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil,

tertinggal dan perbatasan; (4) meningkatnya cakupan pelayanan

kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas

pengelolaan SJSN Kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga

kesehatan, obat dan vaksin; serta (6) meningkatkan responsivitas sistem

kesehatan (Renstra Kemenkes, 2015).

Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu

paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan

kesehatan nasional: 1) pilar paradigma sehat di lakukan dengan strategi

pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan promotif

preventif dan pemberdayaan masyarakat; 2) penguatan pelayanan

kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan

kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu pelayanan

kesehatan, menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi

berbasis risiko kesehatan; 3) sementara itu jaminan kesehatan nasional

dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan benefit serta kendali

mutu dan kendali biaya (Renstra Kemenkes, 2015).

Upaya Kesehatan dalam Restra Kemenkes 2015 khususnya di

bagian Kesehatan Ibu dan Anak. Angka Kematian Ibu sudah mengalami

penurunan, namun masih jauh dari target MDGs tahun 2015, meskipun

jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan mengalami

peningkatan. Kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh antara lain kualitas

pelayanan kesehatan ibu yang belum memadai, kondisi ibu hamil yang

tidak sehat dan faktor determinan lainnya. Penyebab utama kematian ibu

yaitu hipertensi dalam kehamilan dan perdarahan post partum. Penyebab

ini dapat diminimalisir apabila kualitas Antenatal Care dilaksanakan

9

Page 10: DAFTAR PUSTAKA -    Web view14.6 Pada 2020, mencegah beberapa bentuk tertentu dari subsidi perikanan yang berkontribusi terhadap kapasitas berlebih (overcapacity)

dengan baik. Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan kondisi ibu

hamil tidak sehat antara lain adalah penanganan komplikasi, anemia, ibu

hamil yang menderita diabetes, hipertensi, malaria, dan empat terlalu

(terlalu muda 35 tahun, terlalu dekat jaraknya 2 tahun dan terlalu banyak

anaknya > 3 tahun). Sebanyak 54,2 per 1000 perempuan dibawah usia 20

tahun telah melahirkan, sementara perempuan yang melahirkan usia di

atas 40 tahun sebanyak 207 per 1000 kelahiran hidup. Hal ini diperkuat

oleh data yang menunjukkan masih adanya umur perkawinan pertama

pada usia yang amat muda (<20 tahun) sebanyak 46,7% dari semua

perempuan yang telah kawin.

Menurut Rakorpop Kemenkes RI (2015) target sistem ketahanan

nasional, yaitu:

3.1. Pada 2030, mengurangi angka kematian ibu hingga di bawah 70 per

100.000 kelahiran hidup

3.2. Pada 2030, mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah,

dengan seluruh negara berusaha menurunkan Angka Kematian

Neonatal setidaknya hingga 12 per 1.000 KH dan Angka Kematian

Balita 25 per 1.000 KH

3.3. Pada 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, malaria dan

penyakit tropis yang terabaikan, serta memerangi hepatitis, penyakit

bersumber air dan penyakit menular lainnya.

3.4. Pada 2030, mengurangisepertiga kematian prematurakibat penyakit

tidak menular melalui pencegahan dan perawatan, serta mendorong

kesehatan dan kesejahteraan mental.

3.5. Memperkuat pencegahan dan perawatan penyalahgunaan zat,

termasuk penyalahgunaan narkotika dan alkohol yang

membahayakan

3.6. Pada 2020, mengurangi setengah jumlah global kematian dan cedera

akibat kecelakaan lalu lintas

3.7. Pada 2030, menjamin akses semesta kepada pelayanan kesehatan

seksual dan reproduksi , termasuk keluargaberencana(KB), informasi

dan edukasi, serta integrasi kesehatan reproduksi ke dalam strategi

dan program nasional.

10

Page 11: DAFTAR PUSTAKA -    Web view14.6 Pada 2020, mencegah beberapa bentuk tertentu dari subsidi perikanan yang berkontribusi terhadap kapasitas berlebih (overcapacity)

3.8. Mencapai universal health coverage, termasuk perlindungan risiko

keuangan, akses kepada pelayanan kesehatan dasar berkualitas

dan akses kepada obat-obatan dan vaksin dasar yang aman, efektif,

dan berkualitas bagi semua orang.

3.9 Pada 2030, mengurangi secara substansial kematian dan kesakitan

akibat senyawa berbahaya serta kontaminasi dan polusi udara, air,

dan tanah.

Menurut Stevance (2015) Perangkat implementasi target kesehatan

yang baik dan kesejahteraan, yaitu:

3.a. Memperkuat implementasi FCTC WHO di seluruh negara, sesuai

keperluan

3.b. Mendukung penelitian dan pengembangan vaksin dan obat penyakit

menular maupun tidak menularyang mempengaruhi terutama

negara-negara berkembang, menyediakan akses kepada obat dan

vaksin dasar yang terjangkau, sesuai Doha Declaration tentang

TRIPS Agreement and Public Health, yang menegaskan hak negara

berkembang untuk menggunakan secara penuh ketentuan-ketentuan

dalam Kesepakatan atas Aspek-Aspek terkait Perdagangan pada

Hak Properti Intelektual terkait keleluasaan untuk melindungi

kesehatan masyarakat, dan, pada khususnya, menyediakan akses

obat bagi semua orang.

3.c. Secara substansial meningkatkanpembiayaan kesehatan

sertarekrutmen, pengembangan, pelatihan, dan retensi tenaga

kesehatan di negara-negara berkembang, terutama negara-negara

tertinggal dan negara bagian pulau kecil yang sedang berkembang.

3.d. Memperkuat kapasitas seluruh negara, khususnya negara-negara

berkembang dalam hal peringatan dini, penurunan risiko serta

pengelolaan risiko kesehatan nasional dan global.

Menurut Pallutturi (2015) bahwa aktivitas kesehatan masyarakat

dalam menghadapi SDGs, yaitu:

Mencegah epidemik

Melindungi lingkungan, tempat kerja, perumahan, makanan dan air

Memantau status kesehatan penduduk

Menggerakkan aksi masyarakat

Respons terhadap disaster

11

Page 12: DAFTAR PUSTAKA -    Web view14.6 Pada 2020, mencegah beberapa bentuk tertentu dari subsidi perikanan yang berkontribusi terhadap kapasitas berlebih (overcapacity)

Menurut Pallutturi (2015) tantangan bagi seluruh tenaga kesehatan,

yaitu:

a. Pola penyakit yang semakin kompleks,

b. Tingginya ketimpangan regional dan sosial ekonomi dalam system

kesehatan.

c. Kecenderungan penyedia utama fasilitas kesehatan beralih ke pihak

swasta.

d. Pembiayaan kesehatan yang rendah dan timpang. 

e. Angka penularan HIV/AIDS emakin meningkat

Menurut Pallutturi (2015) bahwa tantangan kesehatan di era SDGs

yaitu:

a. Pergeseran dalam struktur demografi penduduk

b. Beban kesehatan ganda

c. Urbanisasi

d. Kecelakaan lalu lintas

e. Munculnya penyakit baru dengan potensi epidemik global

GOAL 4. PENDIDIKAN BERKUALITAS

Dunia pendidikan di Indonesia tetap mempunyai sekian banyak

rintangan yang mengenai dengan kualitas pendidikan diantaranya

merupakan keterbatasan akses kepada pendidikan, jumlah guru yang

belum merata, juga mutu guru itu sendiri dinilai masihlah kurang.

Terbatasnya akses pendidikan di Indonesia, apalagi lagi di daerah

berujung pada meningkatnya arus urbanisasi buat mendapati akses

ilmu yg lebih baik di perkotaan (Pendidikan Indonesia, 2015). Semua

guru lebih baik diberikan beasiswa untuk mengikuti jenjang pendidikan

yang lebih tinggi. Serta para guru harus selalu diberikan pelatihan

mengenai update pendidikan yang ada. Kini hadirnya SM3T bagi para

pendidik yang mengajar di pelosok negeri.

12

Page 13: DAFTAR PUSTAKA -    Web view14.6 Pada 2020, mencegah beberapa bentuk tertentu dari subsidi perikanan yang berkontribusi terhadap kapasitas berlebih (overcapacity)

Menurut Humas UPI (2015) bahwa SM3T (Sarjana Mendidik di

Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) pertama kali diluncurkan pada

tahun 2011, merupakan program pengabdian Sarjana Pendidikan untuk

berpartisipasi dalam percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T

selama satu tahun sebagai penyiapan pendidik profesional yang akan

dilanjutkan dengan program Pendidikan Profesi Guru (PPG). Selain

mempersiapkan calon pendidik profesional sebelum mengikuti PPG,

program ini juga bertujuan untuk membantu daerah 3T dalam mengatasi

permasalahan pendidikan terutama kekurangan tenaga pendidik.

Menurut Rakorpop Kemenkes RI (2015) target pendidikan

berkualitas, yaitu:

4.1. Pada 2030 memastikan bahwa seluruh anak perempuan dan laki-laki

menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah yang gratis, merata

dan berkualitas yang mengarah pada dampak pembelajaran yang

relevan dan efektif

4.2. Pada 2030 memastikan bahwa seluruh anak perempuan dan laki-laki

memiliki akses kepada pengembangan, perawatan, dan pendidikan

pra-dasar usia dini yang berkualitas sehingga siap untuk mengikuti

pendidikan dasar

4.3. Pada 2030 memastikan akses pendidikan teknis, kejuruan, dan tersier

yang merata untuk seluruh perempuan dan laki-laki, termasuk untuk

universitas

4.4. Pada 2030, meningkatkan secara substansial jumlah anak muda dan

orang dewasa yang memiliki keterampilan relevan, termasuk

keterampilan teknis dan kejuruan untuk lapangan pekerjaan,

pekerjaan serta kewirausahaan yang layak

4.5. Pada 2030, menghilangkan kesenjangan gender dalam pendidikan

dan memastikan akses yang merata kepada seluruh jenjang

pendidikan dan pelatihan kejuruan bagi masyarakat rentan, termasuk

penyandang disabilitas, penduduk pribumi dan anak-anak yang

dalam kondisi rentan

4.6. Pada 2030, memastikan bahwa seluruh anak muda dan proporsi

substansial orang dewasa baik laki-laki maupun perempuan,

mencapai kemampuan mmebaca dan berhitung

13

Page 14: DAFTAR PUSTAKA -    Web view14.6 Pada 2020, mencegah beberapa bentuk tertentu dari subsidi perikanan yang berkontribusi terhadap kapasitas berlebih (overcapacity)

4.7. Pada 2030, memastikan bahwa seluruh peserta pembelajaran

memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk

mendorong pembangunan berkelanjutan, termasuk, di antaranya,

melalui pendidikan berkelanjutan , serta gaya hidup, hak asasi,

kesetaraan gender, promosi budaya damai dan anti-kekerasan,

kependudukan global serta penghargaan terhadap keberagaman

budaya yang (juga) berkelanjutan dan daripada kontribusi budaya

kepada pembangunan berkelanjutan

Menurut Stevance (2015) Perangkat implementasi target pendidikan

berkualitas, yaitu:

4.a. Membangun dan mengupgrade fasilitas pendidikan yang sensitif

anak-anak, penyandang disabilitas, dan gender, serta menyediakan

lingkungan pembelajaran yang aman, anti-kekerasan, inklusif dan

efektif bagi semua orang

4.b. Pada 2020, memperluas ketersediaan beasiswa secara substansialdi

tingkat global untuk negara-negara berkembang, terutama negara

tertinggal, negara bagian berkembang berupa pulau kecil serta

negara Afrika, untuk pendaftaran pendidikan tinggi, termasuk

pelatihan kejuruan dan teknologi informasi dan edukasi, program

teknis, permesinan dan ilmiah pada negara maju maupun negara

berkembang lainnya

4.c. Pada 2030, meningkatkan secara substansial suplai guru

berkualifikasi, termasuk melalui kerja sama internasional untuk

pelatihan guru di negara berkembang, terutama negara tertinggal

dan negara bagian berkembang berupa pulau kecil

GOAL 5. KESETARAAN GENDER

Kesetaraan gender dapat terlihat bahwa banyaknya jumlah wanita yang

memenangkan pilkada di tahun 2015 ini. Selain itu, Menurut UNIC (2015)

menunjukkan laporan dari berbagai artikel bahwa di sub-Sahara Afrika,

gadis-gadis termiskin hampir sembilan kali lipat memiliki kesempatan

untuk menginjakkan kaki di kelas, bila dibandingkan dengan anak laki-laki

terkaya. Di Negara-negara Arab, seperlima dari gadis-gadis miskin belum

pernah ke sekolah, bila dibandingkan dengan sepersepuluh dari anak laki-

laki termiskin. Namun, di Amerika Latin dan Karibia, 55 persen dari anak

14

Page 15: DAFTAR PUSTAKA -    Web view14.6 Pada 2020, mencegah beberapa bentuk tertentu dari subsidi perikanan yang berkontribusi terhadap kapasitas berlebih (overcapacity)

laki-laki, bila dibandingkan dengan 62 persen dari anak-anak perempuan

di daerah pedesaan telah menyelesaikan pendidikan menengah. Dalam

laporan artikel juga merekomendasikan bahwa untuk mencapai

pendidikan kesetaraan gender harus ‘benar-benar bebas.’ Laporan juga

mendesak bahwa kebijakan dirancang untuk menangani berbagai

masalah yang dihadapi oleh anak laki-laki dan perempuan dalam

mengakses dan menyelesaikan pendidikan. Mereka juga

merekomendasikan untuk disediakan pilihan pendidikan menengah untuk

remaja yang putus sekolah. Laporan juga mendesak untuk

mengintegrasikan isu gender ke dalam semua aspek kebijakan dan

perencanaan untuk mencapai kesetaraan gender. Untuk itu, campuran

perubahan legislatif, advokasi dan mobilisasi masyarakat harus dimulai.

Laporan ini juga menyerukan pemerintah, organisasi internasional dan

penyedia pendidikan untuk bekerja sama guna mengatasi kekerasan

terkait berbasis gender di sekolah. Selanjutnya, pemerintah harus

merekrut, melatih dan mendukung secara efektif untuk mengatasi

ketidaksetaraan gender.

Menurut Rakorpop Kemenkes (2015), target kesetaraan gender,

yaitu:

5.1. Mengakhiri segala bentuk diskriminasi terhadap wanita dan

perempuan di mana pun

5.2. Menghilangkan segala bentuk kekerasan terhadap seluruh wanita dan

perempuan pada ruang publik maupun pribadi, termasuk

perdagangan manusia, seks dan jenis eksploitasi lainnya

5.3. Menghilangkan segala bentuk praktik berbahaya, seperti pernikahan

anak-anak, usia dini dan terpaksa, serta sunat perempuan.

5.4. Mengakui dan memberi nilai pada pelayanan tak berbayar dan

pekerja rumah tangga dengan penyediaan kebijakan-kebijakan

layanan umum, infrastruktur dan jaminan sosial, serta promosi

pembagian tanggung jawab dalam rumah tangga dan keluarga

sesuai dengan kondisi nasional

5.5. Memastikan partsipasi penuh dan efektif serta peluang yang sama

untuk kepemimpinan pada seluruh tingkat pengambilan keputusan

dalam kehidupan politik, ekonomi, dan masyarakat

15

Page 16: DAFTAR PUSTAKA -    Web view14.6 Pada 2020, mencegah beberapa bentuk tertentu dari subsidi perikanan yang berkontribusi terhadap kapasitas berlebih (overcapacity)

5.6. Menjamin akses semesta kepada kesehatan seksual dan reproduksi

serta hak-hak reproduksi sebagaimana yang disetujui, sesuai

Programme of Action of the International Conference on Population

and Development serta Beijing Platform for Action berikut dokumen

hasil konferensi kajiannya

Menurut Stevance (2015) Perangkat implementasi target kesetaraan

gender, yaitu:

5.a. Melakukan reformasi untuk memberikan kesetaraan hak sumber daya

ekonomi kepada wanita, sebagaimana pula akses kepada

kepemilikan dan kendali atas tanah dan properti lainnya, layanan

keuangan, harta warisan, dan sumber daya alam, sesuai hukum

nasional

5.b. Meningkatkan penggunaan teknologi yang mendukung, khususnya

teknologi informasi dan komunikasi, untuk mendorong

pemberdayaan perempuan

5.c. Mengadopsi dan memperkuat kebijakan yang logis serta legislasi

yang dapat ditegakkanuntuk mendorong kesetaraan gender dan

pemberdayaan seluruh wanita dan perempuan di segala tingkatan

GOAL 6. AIR BERSIH DAN SANITASIPerilaku hidup bersih dan sehat terkait akses kepada air bersih dan

akses sanitasi dasar layak.

Menurut Rakorpop Kemenkes (2015) target sanitasi dan air bersih,

yaitu:

6.1. Mencapai akses air minum aman yang universal dan merata

6.2 Mencapai akses sanitasi dan higiene yang cukup dan merata bagi

semua orang serta mengakhiri defekasi terbuka, memberi perhatian

khusus pada kebutuhan perempuan dan wanita serta orang-orang

yang berada pada situasi rentan

6.3. Meningkatkan kualitas air dengan mengurangi polusi, menghilangkan

penumpukan sampah, dan meminimalisir pembuangan kimia dan

materi berbahaya, mengurangi setengah proporsi air limbah yang

tidak dimurnikan serta meningkatkan daur ulang dan penggunaan

kembali yang aman secara global

16

Page 17: DAFTAR PUSTAKA -    Web view14.6 Pada 2020, mencegah beberapa bentuk tertentu dari subsidi perikanan yang berkontribusi terhadap kapasitas berlebih (overcapacity)

6.4. Meningkatkan efisiensi penggunaan air di seluruh sektor dan

memastikan pengambilan dan suplai air tawar yang berkelanjutan

untuk mengatasi kelangkaan dan secara substansial mengurangi

jumlah orang yang mengalami kelangkaan air

6.5. Mengimplementasikan pengelolaan sumber daya air terintegrasi di

seluruh tingkatan, termasuk melalui kerja sama transperbatasan,

sebagaimana mestinya

6.6. Melindungi dan memulihkan ekosistem terkait air, termasuk

pegunungan, hutan, lahan basah, sungai, mata air dan danau

Menurut Stevance (2015) Perangkat implementasi target

kesejahteraan gender, yaitu:

6.a. Memperluas kerja sama internasional dan dukungan peningkatan

kapasitasuntuk negara-negara berkembang dalam aktivitas dan

program terkait air dan sanitasi, termasuk teknologi pemanenan air,

pemurnian dari garam, efisiensi air, penanganan limbah, serta daur

ulang dan penggunaan kembali

6.b. Mendukung dan memperkuat partisipasi masyarakat lokal dalam

perbaikan pengelolaan air dan sanitasi

GOAL 7. ENERGI BERSIH DAN TERJANGKAUMenurut Rakorpop Kemenkes RI (2015), target energi bersih dan

terjangkau, yaitu:

7.1 Pada 2030, menjamin akses universal kepada layanan energi yang

terjangkau, terpercaya, dan modern.

7.2 Pada 2030, meningkatkan secara substansial pembagian energi

terbarukan dalam paduan energi global (global energy mix).

7.3 Pada 2030, menduakalilipatkan angka perbaikan global untuk efisiensi

energi.

Menurut Stevance (2015) Perangkat implementasi target energi

bersih dan terjangkau, yaitu:

7.a. Pada 2030, meningkatnya kerjasama international untuk memfasilitasi

akses teknologi dan penelitian energi bersih, termasuk energi

terbarukan, efisiensi energi serta teknologi energi fosil yang lebih

canggih dan bersih, juga mempromosikan investasi infrastruktur

energi dan teknologi energi bersih.

17

Page 18: DAFTAR PUSTAKA -    Web view14.6 Pada 2020, mencegah beberapa bentuk tertentu dari subsidi perikanan yang berkontribusi terhadap kapasitas berlebih (overcapacity)

7.b. Pada 2030, memperluas infrastruktur dan meningkatkan teknologi

untuk pasokan energi modern dan berkelanjutan bagi semua di

negara-negara berkembang, khususnya negara tertinggal dan

negara kecil kepulauan, dan negara berkembang terkurung daratan

(landlocked), sesuai dengan program pendukung masing-masing.

GOAL 8. PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PEKERJAAN YANG LAYAKMenurut Rakorpop Kemenkes RI (2015), target pertumbuhan

ekonomi dan pekerjaan yang layak, yaitu:

8.1 Mempertahankan pertumbuhan ekonomi per kapita sesuai dengan

kondisi nasional, khususnya, pertumbuhan produk domestik bruto

minimal 7 persen per tahun di negara-negara berkembang.

8.2 Mencapai tingkat yang lebih tinggi dari produktivitas ekonomi melalui

diversifikasi , peningkatan teknologi dan inovasi, termasuk melalui

fokus pada sektor nilai tinggi dan padat tenaga kerja.

8.3 Mendorong kebijakan berorientasi pembangunan yang mendukung

kegiatan produktif, penciptaan lapangan kerja yang layak ,

kewirausahaan , kreativitas dan inovasi dan memotivasi formalisasi

bentuk usaha mikro, kecil dan menengah, termasuk melalui

ketersediaan akses layanan keuangan.

8.4 Meningkatkan secara progresif sampai tahun 2030 , efisiensi sumber

daya global dalam konsumsi dan produksi dan berusaha untuk

memisahkan pertumbuhan ekonomi dari degradasi lingkungan,

sesuai dengan kerangka 10 tahun program konsumsi dan produksi

yang berkelanjutan, dengan negara-negara berkembang yang maju

memimpin

8.5 Pada tahun 2030 , mencapai kondisi pekerja tetap dan produktif dan

pekerjaan yang layak untuk semua wanita dan laki-laki , termasuk

untuk orang-orang muda dan penyandang cacat, dan upah yang

sama untuk pekerjaan yang sama nilainya.

8.6 Pada tahun 2020 , secara substansial mengurangi proporsi pemuda

tidak dalam pekerjaan , pendidikan atau pelatihan .

18

Page 19: DAFTAR PUSTAKA -    Web view14.6 Pada 2020, mencegah beberapa bentuk tertentu dari subsidi perikanan yang berkontribusi terhadap kapasitas berlebih (overcapacity)

8.7 Mengambil tindakan efektif dan segera untuk menjamin pelarangan

dan penghapusan bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak,

memberantas kerja paksa dan pada tahun 2025 , akhir pekerja anak

dalam segala bentuknya, termasuk perekrutan dan penggunaan

tentara anak

8.8 Melindungi hak-hak buruh dan mempromosikan aman dan aman

lingkungan kerja untuk semua pekerja, termasuk pekerja migran,

migran perempuan khususnya , dan orang-orang dalam pekerjaan

berbahaya

8.9 Pada tahun 2030, menyusun dan melaksanakan kebijakan untuk

mempromosikan pariwisata berkelanjutan yang menciptakan

pekerjaan dan mempromosikan budaya lokal dan produk

8.10 Memperkuat kapasitas lembaga keuangan domestik untuk

mendorong dan memperluas akses layanan perbankan , asuransi dan

keuangan untuk semua

Menurut Stevance (2015) Perangkat implementasi target

pertumbuhan ekonomi dan pekerjaan yang layak, yaitu:

8.a Meningkatkan dukungan bantuan dan perdagangan untuk negara-

negara berkembang, terutama negara-negara tertinggal, termasuk

melalui Enhanced Integrated Framework for Trade-Related Technical

Assistance to Least Developed Countries (Kerangka Kerja

Terintegrasi yang Baik untuk Asistensi Teknis terkait Perdagangan

untuk Negara-Negara Teringgal)

8.b Pada 2020, mengambangkan dan mengoperasionalisasikan strategi

global untuk pekerjaan bagi anak muda dan mengimplementasikan

Global Jobs Pact of the International LabourOrganization (Pakta

Pekerjaan Global yang dikeluarkan oleh ILO

GOAL 9. INDUSTRI, INOVASI DAN INFRASTRUKTURMenurut Rakorpop Kemenkes RI (2015), target industri, inovasi dan

infrastruktur, yaitu:

9.1 Mengembangkan kualitas, infrastruktur yang handal, berkelanjutan

dan tangguh, termasuk daerah dan infrastruktur lintas batas, untuk

mendukung pembangunan ekonomi dan kesejahteraan manusia,

19

Page 20: DAFTAR PUSTAKA -    Web view14.6 Pada 2020, mencegah beberapa bentuk tertentu dari subsidi perikanan yang berkontribusi terhadap kapasitas berlebih (overcapacity)

dengan fokus pada akses yang dapat diterima semua orang dan

merata untuk semua

9.2 Mempromosikan industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan, pada

tahun 2030, secara signifikan meningkatan peran dunia kerja dan

GDP, sejalan dengan kondisi nasional, dan menggandakan pangsa di

negara berkembang.

9.3 Meningkatkan akses industri skala kecil dan industri lainnya,

khususnya di negara-negara berkembang, ke layanan keuangan,

termasuk kredit yang mudah diterima, dan integrasi mereka ke dalam

rantai nilai dan pasar

9.4 Pada tahun 2030, upgrade infrastruktur industri agar berkelanjutan,

dengan peningkatan sumber daya yang efisiensi dan penggunaan

teknologi yang lebih bersih dan ramah lingkungan, dengan semua

negara mengambil tindakan sesuai dengan mereka kemampuan

masing-masing

9.5 Meningkatkan penelitian ilmiah, meningkatkan kemampuan teknologi

sektor industri di semua negara, khususnya negara-negara

berkembang, termasuk, pada tahun 2030, mendorong inovasi dan

meningkatkan jumlah peneliti dan pekerja pengembang per 1 juta

orang serta belanja penelitian dan pengembangan publik maupun

swasta.

Menurut Stevance (2015) Perangkat implementasi target industri,

inovasi dan infrastruktur, yaitu:

9.a Memfasilitasi pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dan

tangguh di negara-negara berkembang melalui peningkatan keuangan

, dukungan teknologi dan teknis untuk negara-negara Afrika , negara

berkembang yang paling kecil, negara berkembang daratan dan

negara berkembang kepulauan kecil.

9.b Mendukung pengembangan teknologi domestik, penelitian dan inovasi

dalam di negara berkembang, termasuk dengan memastikan

kebijakan lingkungan yang kondusif untuk semua, antara lain

diversifikasi industri dan komoditas nilai tambah.

9.c Peningkatan yang signifikan dalam akses teknologi informasi dan

komunikasi dan berusaha untuk memberikan akses universal dan

20

Page 21: DAFTAR PUSTAKA -    Web view14.6 Pada 2020, mencegah beberapa bentuk tertentu dari subsidi perikanan yang berkontribusi terhadap kapasitas berlebih (overcapacity)

dapat diterima semua ke Internet di negara-negara kurang

berkembang pada tahun 2020

GOAL 10. MENGURANGI KESENJANGANMenurut Rakorpop Kemenkes RI (2015), target mengurangi

kesenjangan, yaitu:

10.1 Pada tahun 2030, secara progresif mencapai dan mempertahankan

pertumbuhan pendapatan dari 40 persen populasi terbawah pada

tingkatan yang lebih tinggi dari rata-rata nasional

10.2 Pada tahun 2030, memberdayakan dan mempromosikan inklusi

sosial, ekonomi dan politik dari semua, tanpa memandang usia, jenis

kelamin, disabilitas, ras, etnis, asal, agama atau status ekonomi atau

lainnya

10.3 Memastikan kesempatan yang sama dan mengurangi kesenjangan

hasil, termasuk dengan menghilangkan hukum, kebijakan dan praktik

yang diskriminatif, serta mempromosikan undang-undang, kebijakan

dan tindakan yang sesuai dalam hal ini

10.4 Mengadopsi kebijakan, terutama fiskal, kebijakan upah dan

perlindungan sosial, dan secara progresif mencapai kesetaraan yang

lebih nyata

10.5 Memperbaiki regulasi dan pengawasan pasar keuangan global dan

lembaga-lembaga serta memperkuat pelaksanaan peraturan

semacamnya

10.6 Memastikan peningkatan representasi dan suara untuk negara-

negara berkembang dalam pengambilan keputusan di lembaga

keuangan dan ekonomi internasional global dalam rangka menjadikan

lembaga yang efektif, kredibel, akuntabel dan sah

10.7 Memfasilitas migrasi dan mobilitas yangi tertib, aman, teratur dan

bertanggung, termasuk melalui penerapan kebijakan migrasi yang

direncanakan dan dikelola dengan baik

Menurut Stevance (2015) Perangkat implementasi target mengurangi

kesenjangan, yaitu:

21

Page 22: DAFTAR PUSTAKA -    Web view14.6 Pada 2020, mencegah beberapa bentuk tertentu dari subsidi perikanan yang berkontribusi terhadap kapasitas berlebih (overcapacity)

10.a Menerapkan prinsip perlakuan khusus dan berbeda untuk negara-

negara berkembang, khususnya negara tertinggal khususnya sesuai

dengan perjanjian World Trade Organization.

10.b Mendorong bantuan keuangan pembangunan yang resmi, termasuk

investasi asing langsung, di mana kebutuhan paling besar seperti di

negara-negara berkembang khususnya, Afrika negara, negara pulau

kecil dan negara-negara berkembang yang terkurung daratan,

berkembang sesuai dengan rencana dan program nasional mereka

10.c Pada tahun 2030 , mengurangi kurang dari 3 persen biaya transaksi

pengiriman uang migran dan menghilangkan koridor

remittancedengan biaya yang lebih tinggi dari 5 persen

GOAL 11. KEBERLANJUTAN KOTA DAN KOMUNITASMenurut Rakorpop Kemenkes RI (2015), target keberlanjutan kota

dan komunitas, yaitu:

11.1. Pada 2030, memastikan akses semua orang terhadap tempat

tinggal dan pelayanan dasar yang layak, aman dan terjangkau serta

memajukan daerah kumuh

11.2. Pada 2030, membuka akses semua orang terhadap sistem

transportasi yang aman, murah, terjangkau dan berkelanjutan,

meningkatkan keamanan jalan, terutama dengan memperluas

transportasi publik, dengan perhatian khusus kepada mereka yang

memerlukan seperti perempuan, anak-anak, orang-orang dengan

kebutuhan khusus dan lanjut usia.

11.3. Pada 2030, mendorong urbanisasi yang inklusif dan berkelanjutan

serta kapasitas berpartisipasi, perencanaan dan manajemen

pemukiman bagi manusia yang terintegrasi dan berkelanjutan di

semua negara

11.4.Penguatan upaya perlindungan dan penjagaan terhadap warisan

budaya dan alam dunia

11.5. Pada 2030, mengurangi secara signifikan angka kematian dan

jumlah orang yang terpapar serta menurunkan secara substansial

kerugian ekonomi terhadap produk domestik bruto yang disebabkan

oleh bencana alam, termasuk bencana yang berhubungan dengan

22

Page 23: DAFTAR PUSTAKA -    Web view14.6 Pada 2020, mencegah beberapa bentuk tertentu dari subsidi perikanan yang berkontribusi terhadap kapasitas berlebih (overcapacity)

air, dengan foKus kepada orang miskin dan orang dalam situasi

lemah.

11.6. Pada 2030, mengurangi dampak yang merugikan dari lingkungan

perkotaan per kapita, termasuk dengan memberikan perhatian

khusus kepada kualitas udara serta pengelolaan sampah kota

lainnya

11.7. Pada 2030, menyediakan akses yang aman, inklusif dan terjangkau,

ruang yang hijau dan terbuka, bagi semua orang terutama untuk

perempuan dan anak-anak, lanjut usia dan orang-orang

berkebutuhan khusus

Menurut Stevance (2015) Perangkat implementasi target

keberlanjutan kota dan komunitas, yaitu:

11.a. Mendukung hubungan ekonomi, sosial dan lingkungan yang positif

antarakota, pinggiran kota dan desa melalui penguatan perencanaan

pembangunan nasional dan daerah

11.b. Pada 2020, meningkatkan secara substansial jumlah kota dan

pemukiman yang mengadopsi dan menerapkan kebijakan dan

perencanaan yang terintegrasi menuju inklusivitas, pemanfaatan

sumber daya yang efisien, mencegah dan adaptasi terhadap

perubahan iklim, ketahanan terhadap bencana, mengembangkan

dan menerapkan, sejalan dengan Hyogo Framework, manajemen

risiko bencana secara keseluruhan di semua tingkatan.

11.c. Mendukung negara-negara miskin, termasuk melalui bantuan

keuangan dan teknis, dalam membangun bangunan yang

berkelanjutan dan tangguh dengan memanfaatkan bahan lokal

GOAL 12. KONSUMSI DAN PRODUKSI BERTANGGUNG JAWABMenurut Rakorpop Kemenkes RI (2015), target konsumsi dan

produksi bertanggung jawab, yaitu:

12.1.Menerapkan program agenda kerja 10 tahunan dalam konsumsi dan

produksi yang berkelanjutan, semua negara turut ambil bagian,

dimana negara-negara maju memimpin, dengan mempertimbangkan

pembangunan dan kemampuan negara-negara berkembang

23

Page 24: DAFTAR PUSTAKA -    Web view14.6 Pada 2020, mencegah beberapa bentuk tertentu dari subsidi perikanan yang berkontribusi terhadap kapasitas berlebih (overcapacity)

12.2. Pada 2030, mencapai pengelolaan sumber daya alam yang

berkelanjutan secara manajemen dan efisien

12.3 Pada 2030, mengurangi hingga setengahnya limbah pangang lobal

per kapita di tingkat retail dan konsumen serta mengurangi

kehilangan pangan selama masa rantai produksi dan pasokan,

termasuk pascapanen

12.4. Pada 2020, mencapai pengelolaan lingkungan dari bahan kimia dan

semua jenis limbah sepanjang siklus kehidupannya,sesuai dengan

kerangka kerja internasional yang disepakati, dan secara signifikan

mengurangi paparannya/polusi ke udara, air dan tanah untuk

meminimalisir dampak buruk terhadap kesehatan manusia dan

lingkungan

12.5. Pada 2030, mengurangi produksi limbah secara substansi melalui

pencegahan, pengurangan, daur ulang dan penggunaan kembali

12.6. Mendorong perusahaan, terutama perusahaan besar dan

transnasional, untuk menerapkan praktik-praktik yang berkelanjutan

dan untuk mengintegrasikan informasi yang berkelanjutan di dalam

siklus pelaporannya

12.7. Mendorong praktik lelang publik yang berkelanjutan, sejalan dengan

kebijakan nasional dan prioritas

12.8. Pada 2030, memastikan semua orang dimanapun berada memiliki

informasi dan kepedulian yang sejalan untuk pembangunan dan

gaya hidup yang berkelanjutan dalam berinteraksi dengan alam

Menurut Stevance (2015) Perangkat implementasi target konsumsi

dan produksi yang bertanggung jawab, yaitu:

12.a Mendukung negara-negara berkembang dalam penguatan sains dan

teknologi untuk dapat lebih maju dalam pola konsumsi dan produksi

yang berkelanjutan

12.b Mengembangkan dan menerapkan alat-alat dalam memantau

dampak dari pembangunan yang berkelanjutan untuk pariwisata

yang berkelanjutan yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan

serta mempromosikan budaya dan produk lokal

12.c Rasionalisasi subsidi bahan bakar fosil yang tidak efisien yang

mendorong pemborosan pemakaian dengan menghapus distorsi

pasar, sesuai dengan kondisi nasional, termasuk dengan restrukturi

24

Page 25: DAFTAR PUSTAKA -    Web view14.6 Pada 2020, mencegah beberapa bentuk tertentu dari subsidi perikanan yang berkontribusi terhadap kapasitas berlebih (overcapacity)

pajak dan menghentikan semua subsidi menghambat pembangunan,

dimana kondisi itu ada, untuk menggambarkan dampak

lingkungannya, dengan mempertimbangkan secara penuh

kebutuhan khusus dan kondisi negara-negara berkembang dan

meminimalkan dampak buruk yang mungkin terjadi dalam

pembangunan dengan cara melindungi orang miskin dan masyarakat

yang terkena dampak

GOAL 13. AKSI TERHADAP IKLIMMenurut Rakorpop Kemenkes RI (2015), target aksi terhadap iklim,

yaitu:

13.1 Memperkuat daya lenting dan kapasitas adaptif terhadap bahaya

terkait iklim dan bencana alam di semua negara

13.2 Mengintegrasikan pengukuran perubahan iklim kepada kebijakan

nasional, strategi dan perencanaan

13.3 Meningkatkan pendidikan, meningkatkan kesadaran dan kapasitas

perorangan dan institusi tentang mitigasi perubahan iklim, adaptasi,

pengurangan dampak dan peringatan dini

Menurut Stevance (2015) Perangkat implementasi target aksi

terhadap lingkungan, yaitu:

13.a Mengimplementasikan komitmen yang disetujui/ditandatangani oleh

kelompok negara-negara maju pada the United Nations Framework

Convention on Climate Change (Konvensi Kerangka Kerja PBB

untuk Perubahan Iklim) untuk tujuan mobilisasi bersama $100 milyar

setiap tahun pada tahun 2020 dari semua sumber untuk mengatasi

kebutuhan negara-negara berkembang pada konteks aksi mitigasi

yang bermakna dan transparan dalam implementasi dan operasional

penuh the Green Climate Fund (Dana Iklim Hijau) melalui

kapitalisasinya dengan segera.

13.b Mendorong mekanisme untuk meningkatkan kapasitas untuk rencana

dan tata kelola yang efektif terkait perubahan iklim di negara-negara

berkembang, termasuk fokus pada wanita, generasi muda, lokal dan

komunitas yang marjinal/terpinggirkan.

25

Page 26: DAFTAR PUSTAKA -    Web view14.6 Pada 2020, mencegah beberapa bentuk tertentu dari subsidi perikanan yang berkontribusi terhadap kapasitas berlebih (overcapacity)

GOAL 14. KEHIDUPAN BAWAH LAUTMenurut Rakorpop Kemenkes RI (2015), target kehidupan bawah

laut, yaitu:

14.1 Pada 2025, mencegah dan menurunkan secara signifikan/nyata

segala macam polusi laut, khususnya dari aktivitas daratan,

termasuk puing-puing/serpihan dari laut, dan polusi nutrien

14.2 Pada 2025, secara bekelanjutan mengelola dan melindungi

ekosistem laut dan pantai untuk menghindari dampak yang

merugikan, termasuk dengan memperkuat daya tahan dan

mengambil tindakan restorasi untuk mencapai samudera yang sehat

dan produktif

14.3 Meminimalisir dan mengatasi dampak pengasaman laut, termasuk

melalui meningkatan kerjasama ilmiah pada semua tingkat

14.4 Pada 2020, secara efektif mengatur pemanenan dan mengakhiri

penangkapan ikan yang berlebihan, illegal, tidak terlaporkan, dan

penangkapan ikan yang tidak diatur/tidak ada aturannya dan praktik

penangkapan ikan yang merusak/destruktif, serta melaksankan

manajemen rencana yang berbasis ilmiah, dalam rangka

mengembalikan stok ikan dalam waktu yang paling singkat,

setidaknya sampai pada tahap mampu memproduksi hasil maksimal

yang berkelanjutan, ditentukan dari karakteristik biologisnya

14.5 Pada 2020, melestarikan sedikitnya10% area pantai dan laut, sesuai

dengan hukum nasional dan internasional dan berdasar pada

informasi ilmiah terbaik yang tersedia

14.6 Pada 2020, mencegah beberapa bentuk tertentu dari subsidi

perikanan yang berkontribusi terhadap kapasitas berlebih

(overcapacity) dan penangkapan ikan yang berlebihan, menghapus

subsidi yang berkontribusi terhadap penangkapan ikan yang illegal,

tidak terlapor dan tidak diatur dan menahan diri untuk tidak

memperkenalkan subsidi baru sejenis, dengan mengetahui bahwa

perlakukan special dan berbeda yang tepat dan efektif untuk negara

maju dan negara berkembang harus menjadi bagian yang

terintegrasi dari negosiasi subsidi perikanan WTO

26

Page 27: DAFTAR PUSTAKA -    Web view14.6 Pada 2020, mencegah beberapa bentuk tertentu dari subsidi perikanan yang berkontribusi terhadap kapasitas berlebih (overcapacity)

14.7 Pada 2030, meningkatkan keuntungan ekonomi bagi kepulauan kecil

dan negara berkembang dari penggunaan sumber daya laut yang

berkelanjutan, termasuk manajemen yang berkelanjutan dari

perikanan, aquaculture/perairan dan pariwisata.

Menurut Stevance (2015) Perangkat implementasi target kehidupan

bawah laut, yaitu:

14.a Meningkatkan pengetahuan ilmiah, mengembangkan kapasitas

penelitian dan alih teknologi kelautan, mempertimbangkan the

Intergovernmental Oceanographic Comission Criteria (Komisi Kriteria

antar Pemerintah untuk Kelautan) danGuidelines on the Transfer of

Marine Technology (Pedoman Alih Teknologi Kelautan), dalam

rangka meningkatkan kesehatan laut dan untuk meningkatkan

kontribusi keragaman hayati kelautan untuk pembangunan negara-

negara berkembang, khususnya kepulan kecil dan negara-negara

yang belum maju.

14.b Menyediakan akses sumber daya laut dan pasar untuk nelayan kecil

14.c Meningkatkan konservasi dan penggunaan lautan serta sumber

dayanya secara berkelanjutan dengan menerapkan hukum

internasional sebagaimana tercermin dalam Konvensi Hukum

Kelautan PBB yang menyediakan kerangka hukum untuk konservasi

dan penggunaan laut dan sumber daya laut yang berkelanjutan.

Sebagaimana disebutkan pada paragraf 158 mengenai“The Future

We Want/ Masa Depan yang kita Inginkan” (pada naskah deklarasi)

GOAL 15. KEHIDUPAN DI DARATMenurut Rakorpop Kemenkes RI (2015), target kehidupan di darat,

yaitu:

15.1. Pada 2020, memastikan konservasi, restorasi, dan penggunaan

berkelanjutan dari ekosistem daratan dan perairan darat beserta

penggunaannya, pada khususnya hutan, rawa, gunung, dan lahan

kering, sejalan dengan kewajiban-kewajiban untuk kesepakatan

internasional.

15.2. Pada 2020, mendorong penerapan pengelolaan berkelanjutan

seluruh jenis hutan, memperlambat penggundulan hutan,

27

Page 28: DAFTAR PUSTAKA -    Web view14.6 Pada 2020, mencegah beberapa bentuk tertentu dari subsidi perikanan yang berkontribusi terhadap kapasitas berlebih (overcapacity)

merestorasi hutan terdegradasi dan secara substansial

meningkatkan peghutanan dan reboisasi secara global.

15.3. Pada 2030, memerangi penggurunan, restorasi daratan tanah yang

terdegradasi, termasuk daratan yang terkena dampak penggurunan,

kekeringan dan banjir, serta berusaha mencapai dunia yang bebas

dari degradasi daratan.

15.4. ada 2030, memastikan konservasi ekosistem gunung, termasuk

keanekaragamanhayatinya, dalam rangka meningkatkan

kapasitasnya untuk menyediakan keuntungan yang penting bagi

pembangunan berkelanjutan.

15.5. Mengambil tindakan segera dan signifikan untuk mengurangi

degradasi habitat alami, menghentikan kerugian keanekaragaman

hayati, dan pada 2020, melindungi dan mencegah kepunahan

species-spesies yang terancam kepunahan.

15.6. Mendorong pembagian keuntungan yang adil dan merata bersumber

penggunaan sumber daya genetik dan mempromosikan akses

semestinya kepada sumber daya tersebut sebagaimana

kesepakatan internasional.

15.7. Mengambil tindakan segera untuk mengakhiri perburuan dan jual-

beli spesies flora dan fauna yang dilindungi serta menangani

permintaan dan suplai ilegal untuk produk alam liar.

15.8. Pada 2020, memperkenalkan cara-cara mencegah pengenalan dan

secara signifikan mengurangi dampak invasi spesies asing pada

ekosistem darat dan laut atau penghilangan spesies prioritas.

15.9. Pada 2020, mengintegrasikan nilai-nilai ekosistem dan

keanekaragaman hayati ke dalam perencanaan, pembangunan,

strategi dan perhitungan pengentasan kemiskinan di tingkat nasional

dan lokal.

Menurut Stevance (2015) Perangkat implementasi target kehidupan

di darat, yaitu:

15.a. Mobilisasi dan secara signifikan meningkatkan sumber daya

finansial dari berbagai sumber untuk konservasi dan penggunaan

keanekaragaman hayati dan ekosistem secara berkelanjutan.

15.b. Mobilisasi sumber daya berharga dari berbagai sumber dan seluruh

tingkatan untuk membiayai pengelolaan hutan yang berkelanjutan

28

Page 29: DAFTAR PUSTAKA -    Web view14.6 Pada 2020, mencegah beberapa bentuk tertentu dari subsidi perikanan yang berkontribusi terhadap kapasitas berlebih (overcapacity)

dan menyediakan insentif yang cukup kepada negara berkembang

untuk memperbaiki pengelolaan tersebut, termasuk konservasi dan

penghijauan kembali.

15.c. Meningkatkan dukungan global untuk upaya-upaya memerangi

perburuan dan jual-beli spesies-spesies dilindungi, termasuk dengan

meningkatkan kapasitas komunitas lokal untuk meraih peluang

kehidupan berkelanjutan.

GOAL 16. INSTITUSI PERADILAN YANG KUAT DAN KEDAMAIANMenurut Rakorpop Kemenkes RI (2015), target institusi peradilan

yang kuat dan kedamaian, yaitu:

16.1. Secara signifikan mengurangi segala bentuk kekerasan dan

kematian terkait di mana pun

16.2. Mengakhiri penyiksaan, eksploitasi, jual-beli, dan segala bentuk

kekerasan dan penyiksaan terhadap anak

16.3. Mempromosikan aturan hukum pada tingkat nasional dan

internasional serta memastikan akses setara kepada keadilan bagi

semua orang

16.4. Pada 2030, secara signifikan mengurangi aliran keuangan dan

persenjataan ilegal, memperkuat pemulihan dan pengembalian

senjata hasil curian dan memerangi segala bentuk kriminalitas

terencana

16.5. Secara substansial mengurangi korupsi dan penyuapan dalam

segala bentuk

16.6. Mengembangkan institusi yang efektif, akuntabel, serta transparan di

seluruh tingkatan

16.7. Memastikan pengambilan keputusan yang responsif, inklusif,

partisipatif, dan representatif di segala tingkatan

16.8. Memperluas dan memperkuat partisipasi negara-negara

berkembang dalam institusi-institusi pemerintahan global

16.9. Pada 2030, menyediakan identitas legal bagi semua, termasuk

registrasi kelahiran

29

Page 30: DAFTAR PUSTAKA -    Web view14.6 Pada 2020, mencegah beberapa bentuk tertentu dari subsidi perikanan yang berkontribusi terhadap kapasitas berlebih (overcapacity)

16.10. Memastikan akses publik kepada informasi dan melindungi

kebebasan asasi, sesuai legislasi nasional dan kesepakatan

internasional

Menurut Stevance (2015) Perangkat implementasi target industri

peradilan yang kuat dan kedamaian, yaitu:

16.a. Memperkuat institusi nasional yang relevan, termasuk melalui kerja

sama internasional, untuk membangun kapasitas di segala

tingkatan, terutama negara-negara berkembang, untuk mencegah

kekerasan serta memerangi terorisme dan kriminalitas

16.b. Mendorong dan menegakkan hukum dan kebijakan non-diskriminatif

untuk pembangunan berkelanjutan

GOAL 17. KEMITRAAN UNTUK MENCAPAI TUJUANMenurut Rakorpop Kemenkes RI (2015), target kemitraan untuk

mencapai tujuan, yaitu:

17.1. Memperkuat mobilisasi sumber daya dalam negeri, termasuk melalui

dukungan internasional ke negara-negara berkembang, untuk

meningkatkan kapasitas dalam negeri terhadap pajak dan

pengumpulan pendapatan lainnya.

17.2. Negara-negara maju untuk melaksanakan sepenuhnya komitmen

mereka terhadap bantuan pembangunan, termasuk untuk

memberikan 0,7 persen dari pendapatan bruto nasional dalam

bantuan pembangunan resmi untuk negara-negara berkembang,

yang mana 0,15-0,20 persen harus disediakan untuk setidaknya

negara-negara kurang berkembang.

17.3. Memobilisasi sumber daya keuangan tambahan untuk negara-

negara berkembang dari berbagai sumber

17.4. Membantu negara-negara berkembang dalam mengatasi hutang

jangka panjang melalui kebijakan terkoordinasi yang bertujuan

untuk membina pembiayaan hutang, penghapusan hutang dan

restrukturisasi hutang, dan membantu negara-negara miskin yang

terjerat hutang untuk mengurangi tekanan hutang

17.5. Mengadopsi dan menerapkan pola promosi investasi bagi negara-

negara tertinggal

Teknologi

30

Page 31: DAFTAR PUSTAKA -    Web view14.6 Pada 2020, mencegah beberapa bentuk tertentu dari subsidi perikanan yang berkontribusi terhadap kapasitas berlebih (overcapacity)

17.6. Meningkatkan kerjasama Utara-Selatan, Selatan-Selatan dan kerja

sama triangular regional dan internasional dan meningkatkan akses

ke ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi dan berbagi

pengetahuan dengan persyaratan yang disepakati bersama,

termasuk melalui peningkatan koordinasi antar mekanisme yang

ada, khususnya di tingkat PBB, dan melalui mekanisme fasilitasi

teknologi global

17.7. Mempromosikan pembangunan, transfer, diseminasi dan

penyebaran teknologi yang ramah lingkungan ke negara-negara

berkembang, termasuk persyaratan pemberian dan preferensi,

berdasarkan kesepakatan bersama

17.8. Mengoperasionalkan secara penuh bank teknologi dan ilmu

pengetahuan, teknologi dan inovasi mekanisme pembangunan

kapasitas bagi negara-negara yang kurang berkembang pada

tahun 2017 dan meningkatkan penggunaan teknologi yang

mendukung untuk, informasi tertentu dan teknologi komunikasi

Peningkatan Kapasitas17.9. Meningkatkan dukungan internasional untuk menerapkan

peningkatan kapasitas yang efektif dan tepat sasaran di negara-

negara berkembang guna mendukung rencana nasional untuk

menerapkan semua tujuan pembangunan yang berkelanjutan,

termasuk melalui kerjasama Utara-Selatan, Selatan-Selatan dan

triangular

Perdagangan17.10. Mempromosikan sistem perdagangan universal, berbasis aturan,

terbuka, non-diskriminatif dan keadilan multilateral di bawah

Organisasi Perdagangan Dunia, termasuk melalui kesimpulan dari

negosiasi di bawah Agenda Pembangunan Doha

17.11. Meningkatkan ekspor negara-negara berkembang secara

signifikan, khususnya dengan maksud untuk menggandakan saham

negara-negara kurang dari ekspor global pada tahun 2020

17.12. Merealisasikan penerapan akses pasar bebas bea dan kuota

bebas dengan tepat waktu bagi semua negara-negara maju, sesuai

dengan keputusan Organisasi Perdagangan Dunia, termasuk

dengan menjamin bahwa aturan awal berlaku untuk impor dari

31

Page 32: DAFTAR PUSTAKA -    Web view14.6 Pada 2020, mencegah beberapa bentuk tertentu dari subsidi perikanan yang berkontribusi terhadap kapasitas berlebih (overcapacity)

negara-negara tertinggal yang transparan dan sederhana , dan

berkontribusi untuk memfasilitasi akses pasar

Masalah sistemikKoherensi Kebijakan dan Kelembagaan17.13. Meningkatkan stabilitas makroekonomi global, termasuk melalui

koordinasi kebijakan dan koherensi kebijakan

17.14. Meningkatkan koherensi kebijakan untuk pembangunan

berkelanjutan

17.15. Menghormati kebijakan dan kepemimpinan masing-masing negara

untuk membangun dan menerapkan kebijakan guna pengentasan

kemiskinan dan pembangunan berkelanjutan

Kemitraan Multi-stakeholder17.16. Meningkatkan kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan

yang dilengkapi dengan kemitraan multi-stakeholder yang

memobilisasi dan membagi pengetahuan, keahlian, sumber dara

teknologi dan keuangan guna mendukung pencapaian tujuan

pembangunan berkelanjutan di semua negara, khususnya di

negara-negara berkembang

17.17. Mendorong dan mempromosikan kemitraan publik yang efektif,

publik-swasta dan sipil, membangun pengalaman dan strategi

kemitraan

Data, Pemantauan dan Akuntabilitas17.18. Pada tahun 2020, meningkatkan dukungan pembangunan

kapasitas untuk negara-negara berkembang, termasuk negara-

negara kurang berkembang dan pulau kecil negara berkembang,

meningkat secara signifikan ketersediaan data yang berkualitas

tinggi, tepat waktu dan dapat dipercaya dipilah berdasarkan

pendapatan, jenis kelamin, usia, ras, etnis, status migrasi,

kecacatan, lokasi geografis dan karakteristik lain yang

berhubungan dalam konteks nasional

17.19. Pada tahun 2030, membangun inisiatif yang ada untuk

mengembangkan pengukuran kemajuan pembangunan

berkelanjutan yang melengkapi produk domestik, dan mendukung

pembangunan kapasitas statistik di negara-negara berkembang

32

Page 33: DAFTAR PUSTAKA -    Web view14.6 Pada 2020, mencegah beberapa bentuk tertentu dari subsidi perikanan yang berkontribusi terhadap kapasitas berlebih (overcapacity)

DAFTAR PUSTAKA

Fajriah, R, L. 2015. Kemiskinan RI Disorot Dunia, Jokowi Peringatkan Jajaran Menteri(online), http://ekbis.sindonews.com/read/1071845/34/kemiskinan-ri-disorot-dunia-jokowi-peringatkan-jajaran-menteri-1450868015, Diakses 4 Desember 2015.

HUMAS UPI. 2015. SM3T Memberikan Dampak Positif Bagi Pendidikan Di Indonesia (online, http://berita.upi.edu/?p=7132, diakses 5 desember 2015

Nirmala. 2015. Tujuh alasan SDGs lebih baik dari MDGs(online), http://beritagar.id/artikel/berita/tujuh-alasan-sdgs-lebih-baik-dari-mdgs, diakses 3 Desember 2015.

Pallutturi, S. 2015. Peran Tenaga Kesehatan Dalam Program Mdgs Menuju SDGs. Disampaikan pada seminar nasional kesehatan 2015, Sabtu 19 desember 2015

Pendidikan indonesia. 2015. Potret Dunia Pendidikan di Indonesia(online). http://www.pedidikanindonesia.com/2015/01/potret-dunia-pendidikan-di-indonesia.html. Diakses 4 Desember 2015

Rakorpop Kemenkes RI. 2015. RAKORPOP KEMENTERIAN KESEHATAN RI Kesehatan Dalam Kerangka Sustainable Development Goals (SDGs). http://www.pusat2.litbang.depkes.go.id/pusat2_v1/wp-content/uploads/2015/12/SDGs-Ditjen-BGKIA.pdf, diakses 5 Desember 2015

Renstra Kemenkes. 2015. Rencana Strategis Tahun 2015-2019. Keputusan menteri kesehatan RI nomor HK. 02.02/menkes52/2015 (online). www.depkes.go.id/resources/download/info-publik/Renstra-2015.pdf, Diakses 4 Desember 2015.

Stevance, S.,A.,dkk (2015). Review of Targets for the Sustainable Development Goals:The Science Perspective(online), International Council for Science (ICSU) & International Social Science Council (ISSC), (http://www.icsu.org/publications/reports-and-reviews/review-of-targets-for-the-sustainable-development-goals-the-science-perspective-2015/SDG-Report.pdf, diakses 3 Desember 2015)

33