daftar isi - universitas udayana...hak cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara...
TRANSCRIPT
-
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSYARATAN GELAR SARJANA HUKUM ...................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI TELAH DIUJI ................................. iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ...................................... xii
ABSTRAK ....................................................................................................... xiii
ABSTRACT ....................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 5
1.3 Ruang Lingkup Masalah........................................................... 5
1.4 Orisinalitas Penelitian ............................................................... 6
1.5 Tujuan Penelitian ...................................................................... 7
-
ix
1.5.1 Tujuan Umum ................................................................. 7
1.5.2 Tujuan Khusus ................................................................ 8
1.6 Manfaat Penelitian .................................................................... 8
1.6.1 Manfaat Teoritis .............................................................. 8
1.6.2 Manfaat Praktis ............................................................... 8
1.7 Landasan Teori ......................................................................... 9
1.8 Metode Penelitian ..................................................................... 11
1.8.1 Jenis Penelitian ................................................................ 11
1.8.2 Jenis Pendekatan ............................................................. 12
1.8.3 Sifat Penelitian ................................................................ 12
1.8.4 Sumber Data .................................................................... 13
1.8.5 Teknik Pengumpulan Data .............................................. 13
1.8.6 Teknik Penentuan Sampel Penelitian .............................. 14
1.8.7 Pengolahan dan Analisa Data ......................................... 15
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK CIPTA DAN POTRET .... 16
2.1 Hak Cipta .................................................................................. 16
2.1.1 Pengertian Hak Cipta dan Dasar Hukumnya .............. 16
2.1.2 Karya Ciptaan yang Mendapatkan Perlindungan
Hak Cipta .................................................................... 17
2.1.3 Sistem Perlindungan Hak Cipta ................................. 19
2.1.4 Jangka Waktu Perlindungan Hak Cipta ..................... 20
-
x
2.2 Potret......................................................................................... 22
2.2.1 Pengertian Potret dan Dasar Hukumnya .................... 22
2.2.2 Sejarah Perkembangan Potret ..................................... 23
2.2.3 Hak Ekonomi atas Potret ............................................ 26
2.2.4 Masa Berlaku Hak Ekonomi atas Potret .................... 27
BAB III IMPLEMENTASI TENTANG KETENTUAN UNDANG-
UNDANG HAK CIPTA BERKAITAN DENGAN KARYA
CIPTA POTRET DALAM PRAKTEK DI BEBERAPA STUDIO
PHOTO KOTA DENPASAR .......................................................... 29
3.1 Pengaturan Tentang Karya Cipta Potret Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2014 ................................................ 29
3.2 Perbedaan Tentang Karya Cipta Potret dan Karya Cipta
Photografi ................................................................................. 30
3.3 Penggunaan Karya Cipta Potret Tanpa Izin Pencipta dalam
Praktek pada Studio Photo di Kota Denpasar........................... 32
3.4 Faktor Penyebab Penggunaan Karya Cipta Potret Tanpa Izin . 32
BAB IV SANKSI HUKUM BERKAITAN DENGAN PELANGGARAN
HAK CIPTA POTRET BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 28 TAHUN 2014 ............................................................. 36
4.1 Jenis-Jenis Pelanggaran Hak Cipta Potret ................................ 36
-
xi
4.2 Sanksi Tindak Pidana dan Perdata Berkaitan dengan Pelak-
sanaan Karya Cipta Potret di beberapa Studio Photo di Kota
Denpasar ................................................................................... 37
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 40
5.1 Kesimpulan ............................................................................... 40
5.2 Saran ......................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 42
DAFTAR RESPONDEN ................................................................................. 45
LAMPIRAN ..................................................................................................... 48
-
xiii
ABSTRAK
Hak cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis
berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata
tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Karya cipta yang mendapatkan perlindungan hak cipta salah satunya ialah
potret. Potret adalah karya fotografi dengan objek manusia.
Skripsi ini menggunakan metode penelitian empiris yaitu mengkaji
permasalahan, penulis berpedoman pada ketentuan hukum peraturan perUndang-
Undangan yang terkait dengan judul serta kemudian dikaitkan dengan fakta atau
kejadian nyata yang terjadi dimasyarakat melalui penelitian dilapangan yang
mengambil lokasi penelitian di Kota Denpasar. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
mengetahui pelaksanaan tentang ketentuan hukum yang berkaitan dengan karya cipta
potret dalam praktik di Kota Denpasar dan untuk mengetahui sanksi hukum bagi
pelanggar karya cipta potret yang menggunakan tanpa izin.
Penggunaan karya cipta potret tanpa izin pencipta dalam praktek di Kota
Denpasar, ternyata masih ada pelaksanaan yang kurang, yaitu masih menggunakan
potret tanpa izin pencipta. Kurang sadarnya masyarakat dalam pentingnya hak cipta
dan peran potret, sehingga sanksi tindak pidana dan perdata yang diberlakukan tidak
membuat pengguna potret tanpa izin takut untuk mengulangi perbuatannya.
Diperlukannya meningkatkan pemahaman masyarakat dengan diadakannya
sosialisasi tentang bahayanya pelanggaran Hak Cipta khususnya penggunaan potret
tanpa izin.
Kata Kunci: Pelaksanaan Pengaturan, Hak Cipta, dan Potret.
-
xiv
ABSTRACT
Copyright is the exclusive right of the creator that arise automatically based on
the principle of declarative after an invention was embodied in a tangible form
without reduce the restriction in accordance with the provisions of legislation. One of
the copyright works which gets the protection is photograph. Photograph is
photographic works of the human object.
This undergraduate thesis was used empirical research methods that were
reviewed the problems, the writer guided by legal provisions of legislation which was
related with the title and then linked to the fact or a real incident that was happened
in the community through the research field that were took location in Denpasar city.
The purpose of this study was to examine the implementation of the legal provisions
that was related to photograph copyright works which was practiced in Denpasar
and to determine the legal consequences for infringer of photograph copyright works
who used without permission.
The use of photograph copyright works without permission of the creator that
practice in Denpasar, there were still less implementation, which was the used a
photograph without permission of the creator. Less conscious of the community in the
importance of the role of copyright and photograph, so that sanction of criminal
offenses and civil that enacted did not make the photograph user without permission
afraid to repeat his or her actions. It was needed to raise awareness of the community
by holding socialization about the dangers of copyright infringement especially the
user photograph without permission.
Keywords: Implementation Settings, Copyright, and Photograph.
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu aspek hukum bisnis yang perlu mendapat perhatian adalah apa yang
dinamakan dengan hak milik intelektual (intellectual property right). Karena Hak atas
Kekayaan Intelektual (HKI) ini berkaitan erat dengan aspek hukum lainnya, seperti
aspek teknologi, aspek ekonomi, dan seni. Dalam konteks hubungan antara Negara
yang mempunyai masalah yang sama, HKI telah menjadi salah satu isu yang terus
menarik perhatian kalangan bisnis.
Banyak karya-karya yang lahir atau dihasilkan oleh manusia melalui
kemampuan intelektualitasnya, baik melalui karya fotografi dan sebagainya.
Perlindungan hukum terhadap hasil intelektualitas manusia seperti karya fotografi
perlu diperhatikan dengan serius. Sebab karya manusia ini telah dihasilkan dengan
suatu pengorbanan tenaga, pikiran, waktu, bahkan biaya yang tidak sedikit.
Pengorbanan demikian tentunya menjadikan karya yang dihasilkan memiliki
nilai yang patut dihargai, tetapi jika karya yang dihasilkan, digunakan secara
komersial atau kepentingan pribadi, maka wajib meminta persetujuan dari orang yang
bersangkutan. Ditambah lagi dengan adanya manfaat yang dapat dinikmati dari sudut
ekonomi karya-karya seperti itu tentunya memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
-
2
Dengan adanya konsepsi berpikir seperti diatas, timbul kepentingan untuk
menumbuhkan dan mengembangkan sistem perlindungan hukum atas kekayaan (hak
intelektualitas) tersebut. Sebagai karya yang dihasilkan dari intelektualitas manusia,
HKI hanya dapat diberikan kepada penciptanya atau penemunya untuk mengamati
atau memetik manfaat sendiri selama jangka waktu tertentu atau memberi izin kepada
orang lain.1
Hak cipta lahir berdasarkan kepada kemampuan pikiran, akal, imajinasi,
kecekatan, keterampilan atau keahlian (intellect), yang bersifat pribadi didalam
sesuatu karya seni, budaya, sastra dan ilmu pengetahuan. Hak Cipta sejak lahirnya
atau sejak terciptanya sesuatu karya, misalnya dalam bidang seni, ia telah diakui oleh
hukum. Artinya, perlindungan hukum terhadap hak-hak si pencipta telah ada
sekalipun penciptanya itu tidak melakukan pendaftaran atas ciptaannya itu kepada
Departemen Kehakiman atau Direktorat Jendral HAKI.2 Ciptaan adalah hasil dari
setiap karya pencipta dalam bentuk ilmu pengetahuan, seni, dan sastra, dari seorang
pencipta atau beberapa orang secara bersama-sama di mana atas inspirasinya lahir
suatu ciptaan, berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan
atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk khusus dan bersifat pribadi, yang
mendapat perlindungan hukum.3
1 Farida Hasyim, 2013, Hukum Dagang, Sinar Grafika, Jakarta, h.184.
2 Sophar Maru Hutagalung, 2012, HAK CIPTA Kedudukan dan Peranannya dalam
Pembangunan, Sinar Grafika, Jakarta, h.125
3 Ibid, h.126
-
3
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta, Pasal 1 ayat (1)
mengatur bahwa: “Hak Cipta adalah hak ekslusif pencipta yang timbul secara
otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam
bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan per
Undang-Undangan.” Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta,
Pasal 1 ayat (10) mengatur bahwa: “Potret adalah karya fotografi dengan obyek
manusia.” Banyaknya sengketa kepemilikan terhadap Hak Kekayaan Intelektual
(HKI) yang kini mencuat secara global, semestinya semakin menyadarkan kita
perlunya meningkatkan kesadaran masyarakat luas terhadap pengetahuan hukum
HKI. Diperlukan guna menjaga kepentingan hukum warga Negara baik secara
individual maupun kelompok (masyarakat), agar kita tidak dirugikan dan jati diri
bangsa tidak dilecehkan. 4
Pelaksanaan perlindungan Hak Moral semakin terabaikan dalam era ekonomi
global, terutama karena kemajuan media teknologi informasi dan telekomunikasi.
Dalam era digital, eksploitasi karya cipta semakin intensif, dan kompleks sehingga
cenderung mengabaikan penghormatan terhadap Hak Moral pencipta. Proses
globalisasi telah mereduksi kekuatan norma-norma pengaturan Hak Moral seiring
dengan melemahnya budaya hukum karena kurangnya sosialisasi dan internalisasi
nilai-nilai dan kaidah-kaidah penghormatan dalam Hak Cipta.
4 Iman Sjahputra, 2009, Menggali Keadilan Hukum Analisa Politik Hukum dan Hak
Kekayaan Intelektual, P.T. Alumni, Bandung, h. 1
-
4
Produk-produk multimedia yang bermuatan Hak Cipta telah menampilkan
secara lebih dominan nilai ekonomi ciptaan ketimbang eksistensi Hak Moral.
Kepedulian dan perhatian terhadap nilai ekonomi menjadi lebih menonjol dan
mengurus utama. Kondisi demikian cenderung memperkuat sikap pengabaian
terhadap integritas (dignity) dan identitas (paternity) pencipta. Kecenderungan seperti
ini pada gilirannya akan semakin memperparah ketidakpastian hukum dan
membahayakan kehidupan bangsa, terutama dalam aspek ketertiban, keselarasan, dan
keadilan yang bertumpu pada tatanan hukum dan norma-norma aturan yang telah
ditetapkan.5
Dengan adanya kepastian hak bagi para pencipta maka pelanggaran hak cipta
dapat dibatasi. Sudah tentu perkembangan kegiatan pelanggaran dan kejahatan
dibidang Karya Cipta Potret tersebut dipengaruhi beberapa faktor seperti rendahnya
tingkat pemahaman masyarakat akan arti dan fungsi hak cipta, sikap dan keinginan
untuk memperoleh keuntungan dagang dengan cara yang mudah, ditambah belum
cukup terbinanya kesamaan pengertian sikap dan tindakan para aparat penegak
hukum dalam menghadapi pelanggaran dan kejahatan Karya Cipta merupakan faktor
yang perlu mendapat perhatian. Dalam rangka pengembangan kemampuan nasional,
dengan memperhatikan pentingnya potret yang digunakan tanpa izin khususnya di
kota Denpasar maka sudah waktunya untuk memberikan Perlindungan Hukum
terhadap Karya Cipta ini.
5 Henry Soelistyo, 2011, Hak Cipta Tanpa Hak Moral, Rajawali Pers, Jakarta, h.2
-
5
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dipilih dan diangkat
permasalahan tersebut kedalam bentuk skripsi dengan judul: “PELAKSANAAN
PENGATURAN KARYA CIPTA POTRET DALAM PRAKTIK DI KOTA
DENPASAR”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian-uraian pada latar belakang diatas, maka ada beberapa hal
yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini yakni:
1. Bagaimana pelaksanaan tentang ketentuan hukum yang berkaitan dengan karya
cipta potret dalam praktik di Kota Denpasar?
2. Bagaimana sanksi hukum bagi pelanggar karya cipta potret yang menggunakan
tanpa izin?
1.3 Ruang Lingkup Masalah
Agar tidak terjadi pembahasan yang berlebihan dan kesesuaian antara
pembahasan dengan permasalahan, maka diperlukan untuk memberikan batasan-
batasan terhadap permasalahan tersebut diatas, dimana terhadap permasalahan
pertama akan dibahas mengenai pelaksanaan tentang ketentuan hukum yang berkaitan
dengan karya cipta potret dalam praktik di Kota Denpasar. Kemudian pada
permasalahan kedua akan dibahas mengenai sanksi hukum bagi pelanggar karya cipta
potret yang menggunakan tanpa izin.
-
6
1.4 Orisinalitas Penelitian
Penelitian mengenai Pelaksanaan Pengaturan Karya Cipta Potret dalam Praktik
di Kota Denpasar telah ada yang menulis penelitian sejenis namun pokok bahasannya
tidak sama dengan penelitian yang di lakukan. Berikut skripsi penulis lain dengan
indicator pembeda untuk membedakan dengan penelitian yang penulis lakukan:
No. Judul Nama Penulis Rumusan Masalah
1. Perlindungan
Hukum Atas Karya
Fotografi.
LATRAH
Fakultas Hukum
Universitas
Hasanuddin Makasar
1. Bagaimana
perlindungan
hukum terhadap
hak-hak bagi
pencipta
fotografi.
2. Upaya hukum
apakah yang
dapat dilakukan
pencipta atas
karya fotografi
yang digunakan
tanpa izin.
2. Perlindungan
Hukum Atas Karya
M. Arfiansyah
Muhtar
1. Bagaimanakah
perlindungan
-
7
Cipta Fotografi
Dalam Kaitannya
Dengan Pelanggaran
Melalui Internet.
Fakultas Hukum
Universitas Mataram
hukum atas
karya cipta
fotografi jika
terjadi
pelanggaran
melalui internet.
2. Apa sajakah
upaya hukum
yang dilakukan
pencipta atas
karya fotografi
yang digunakan
pihak lain tanpa
izin.
1.5 Tujuan Penelitian
Dalam suatu penulisan yang bersifat ilmiah biasanya mempunyai suatu tujuan
tertentu, demikian pula dalam penulisan skripsi ini juga mempunyai tujuan yaitu:
1.5.1 Tujuan Umum6
6 Fakultas Hukum Universitas Udayana, 2013, Pedoman Pendidikan Fakultas Hukum
Universitas Udayana, Fakultas Hukum Univeritas Udayana, Denpasar, h.79
-
8
1. Untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi Khususnya dalam
bidang penelitian.
2. Untuk melatih diri dalam usaha menyatakan pikiran ilmiah secara tertulis.
3. Untuk mengembangkan ilmu hukum.
4. Untuk mengembangkan diri pribadi kedalam kehidupan masyarakat.
5. Untuk memenuhi persyaratan SKS dalam memperoleh gelar sarjana
hukum.
1.5.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pelaksanaan tentang ketentuan hukum yang berkaitan
dengan karya cipta potret dalam praktik di Kota Denpasar.
2. Untuk mengetahui sanksi hukum bagi pelanggar karya cipta potret yang
menggunakan tanpa izin.
1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1 Manfaat Teoritis
Penulisan karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dan informasi terhadap suatu masalah hukum khususnya dalam
pelaksanaan pengaturan karya cipta potret dalam praktik di Kota Denpasar.
1.6.2 Manfaat Praktis
Penulisan skripsi ini nantinya diharapkan dapat bermanfaat bagi
masyarakat khususnya para pemegang Karya Cipta Potret dan aparat penegak
hukum dalam hal pelaksanaan perlindungan Karya Cipta Potret.
-
9
1.7 Landasan Teori
Landasan terotis merupakan suatu pengertian yang terlebih dahulu harus
dimengerti dan dipahami dalam suatu tulisan ilmiah, terlebih dalam penulisan skripsi.
Hak Cipta merupakan salah satu bagian diantara beberapa cabang dari Hak Kekayaan
Intelektual (Intellectual Property Rights). Banyak istilah yang dipakai untuk
menerjemahkan kata intellectual property right. Ada yang menyebutkan istilah itu
dengan sebutan hak milik intelektual sebagaimana yang dianut oleh Muhammad
Djumhana dan R. djubaedillah, ada juga yang menyebutkan hak kekayaan intelektual,
dan lain semacamnya. OK Saidin misalnya lebih setuju menerjemahkan intelektual
property rights tersebut dengan Hak Atas Kekayaan Intelektual. Hal ini secara retorik
hanya berkutat pada masalah penerjemahan mengenai kata-kata “property rights”.
Tiap perbedaan makna yang diberikan oleh para pakar dibidangnya mempunyai
alasan tersendiri tentunya. Misalnya OK Saidin mengatakan bahwa “alasan lebih
tepat menerjemahkan Hak Atas Kekayaan Intelektual adalah penggunaan kata hak
milik sebenarnya sudah menjadi baku dalam kepustakaan bahasa hukum”. Padahal
tidak semua Hak Atas Kekayaan Intelektual merupakan hak milik dalam arti
sebenarnya. Hal ini merupakan salah satu contoh saja tentang adanya perbedaan
dalam penggunaan istilah.
Lain lagi dengan apa yang disampaikan oleh Harsomo Adi Sumarmo.
Menurutnya, “kata intellectual berkaitan dengan kegiatan intelektual berdasarkan
daya cipta dan daya pikir dalam bentuk ekspresi ciptaan seni dan ilmu pengetahuan
-
10
serta dalam bentuk penemuan (invention) sebagai benda immaterial”. Kata property
sendiri menurut pendapat G.W.A. Paton mempunyai beberapa arti yaitu: “…it’s mean
sometimes ownership or title and sometimes the res overwich may be execised.”…the
term property is frequently uses in a board sense to include assets which the
technique of law would regard as more rights personam. Sedangkan terakhir kata
rights dapat diartikan sebagai hak. Kata hak sendiri dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia mengandung arti sebagai kekuasaan yang benar atas sesuatu untuk
menuntut sesuatu.
Pengertian mengenai masalah hak cipta sendiri sebenarnya sudah diungkap
dalam beberapa penelitian yang dilakukan oleh para pakar dan juga beberapa
peraturan terdahulu maupun yang sekarang masih digunakan. Pada awal permulaan
istilah hak cipta diusulkan oleh Moh Syah sebagai pengganti istilah hak pengarang
yang dianggap kurang luas cakupan pengertiannya. Dianggap kurang luas karena
istilah hak pengarang itu memberikan kesan menyempit arti, seolah-olah yang
dicakup oleh hak pengarang itu hanya hak dari para pengarang saja yang ada sangkut
pautnya dengan karang mengarang, maka kemudian digantilah dengan menggunakan
istilah hak cipta yang dinilai lebih luas cakupan perlindungannya.
Secara umum, dalam Ensiklopedia Wikipedia pun disinggung mengenai
masalah hak cipta ini. Hak cipta dalam Ensiklopedia ini diartikan sebagai hak ekslusif
Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengatur penggunaan hasil penuangan
gagasan atau informasi tertentu. Pada dasarnya, hak cipta merupakan “hak untuk
menyalin suatu ciptaan”. Hak cipta dapat juga memungkinkan pemegang hak tersebut
-
11
untuk membatasi penggandaan tidak sah atas suatu ciptaan. Pada umumnya pula, hak
cipta memiliki masa berlaku tertentu yang terbatas.
Bukan hanya dari itu, dari beberapa ketentuan regulasi hak cipta didefinisikan
dalam beberapa definisi. Untuk dapat menampilkan beberapa perbedaannya dalam
memberikan definisi ini, maka dapat diuraikan mengenai definisi dalam beberapa
regulasi.7 Di Indonesia, masalah hak cipta diatur dalam Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2014 tentang Hak Cipta. Dalam Pasal 1 ayat (1), pengertian hak cipta adalah
“hak ekslusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif
setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.”
1.8 Metode Penelitian
Menurut Kartini Kartono, metode penelitian adalah cara-cara berpikir dan
berbuat, yang di persiapkan dengan baik untuk mengadakan penelitian dan guna
mencapai tujuan8.
1.8.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian hukum empiris
atau yuridis empiris yaitu dalam mengkaji permasalahan, penulis berpedoman
7 Arif Lutviansori, 2010, Hak Cipta dan Perlindungan Folklor di Indonesia, Graha Ilmu,
Yogyakarta, h.68
8 Kartini Kartono, 1995, Metode Pembuatan Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum dalam
Hilman Adikusuma, Penerbit Mandar Maju, Bandung, h.58
-
12
pada ketentuan hukum atau peraturan perUndang-Undangan yang terkait
dengan judul serta kemudian dikaitkan dengan fakta atau kejadian nyata yang
terjadi di masyarakat melalui penelitian dilapangan9 yang mengambil lokasi
penelitian di Kota Denpasar. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan datanya
didapat dari mengadakan kuesioner, studi kepustakaan dianalisa secara
kualitatif untuk memperoleh kejelasan atas jawaban permasalahan yang akan
diteliti.
1.8.2 Jenis Pendekatan
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan
perundang-undangan (The Statue Approach) dan pendekatan analisis konsep
hukum (Analitical and Conceptual Approach). Pendekatan peraturan
perundang-undangan (The Statue Approach) yaitu dilakukan dengan mengkaji
peraturan perundang-undangan yang terkait dengan permasalahan yang
diangkat. Pendekatan analisis konsep hukum (Analitical and Conseptual
Approach) yaitu dilakukan dengan memberikan analisa berupa pendapat hukum
berdasarkan konsep hukum dalam suatu peraturan perundang-undangan yang
terkait dengan permasalah yang diangkat.
1.8.3 Sifat Penelitian
9 Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, (Selanjutnya disebut Abdulkadir Muhammad I), h.24
-
13
Sifat penelitian yang dipergunakan dalam penyusunan ini adalah
penelitian hukum empiris yang bersifat deskriptif yaitu berdasarkan pada
analisis konsep hukum yang mengacu pada prinsip atau azas hukum dan doktrin
dari pakar hukum.10
1.8.4 Sumber Data
Dalam penulisan ini sumber data yang digunakan adalah:
a) Data Primer, adalah data yang bersumber dari penelitian dilapangan yaitu
data yang diperoleh langsung dari sumber pertama dilapangan yakni
diperoleh dari fotografer freelance di Kota Denpasar.
b) Data Sekunder, adalah suatu data yang diperoleh tidak secara langsung
dari sumber pertamanya, melainkan bersumber dari data-data yang sudah
terdokumen dalam bentuk bahan-bahan hukum yang terdiri dari:
1) Bahan hukum primer yaitu terdiri dari peraturan perUndang-Undangan
yang relevan dengan masalah yang dibahas. Dalam skripsi ini Undang-
Undang yang digunakan adalah Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2014 tentang Hak Cipta.
2) Bahan hukum sekunder yaitu antara lain: pendapat pakar hukum,
buku-buku hukum, artikel maupun jurnal-jurnal hukum.
1.8.5 Teknik Pengumpulan Data
10 Burhan Ashsofa, 2007, Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, h.20
-
14
Dalam setiap kegiatan penelitian selalu ada kegiatan pengumpulan data.
Dalam penyajian penelitian, kegiatan pengumpulan data menghasilkan data,
kemudian data yang terkumpul dianalisa dan diuraikan. Secara umum kegiatan
pengumpulan data terdiri dari observasi, dan kuesioner.11 Jenis sumber data
yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder.
Data Primer diperoleh langsung dari lapangan penelitian dengan
kuesioner terhadap para pihak terkait mengenai topik dalam penulisan karya
ilmiah ini sehingga diharapkan akan memperoleh data yang aktual. Penelitian
kepustakaan (Library Research), digunakan untuk menghimpun data sekunder
dari peraturan perUndang-Undangan yang berlaku berkaitan dengan materi
penelitian, dokumen-dokumen serta bahan-bahan kepustakaan yang berkaitan
dengan permasalahan yang diteliti.
1.8.6 Teknik Penentuan Sampel Penelitian
Teknik penentuan sampel penelitian dalam penelitian ini yaitu teknik
Probability Sampling dan teknik Non-Probability Sampling. Teknik Non-
Probability Sampling yang dipakai berbentuk Purposive Sampling yang artinya
penarikan sampel dilakukan berdasarkan tujuan tertentu yaitu sampel dipilih
atau ditentukan sendiri oleh orang yang meneliti, yang mana penunjukan dan
pemilihan sampel didasarkan pertimbangan bahwa sampel telah memenuhi
11 Sulistyo Basuki, 2010, Metode Penelitian, Wedatama Widya Sastra, Jakarta, h.147
-
15
criteria dan sifat-sifat atau karakteristik tertentu yang merupakan ciri utama dari
populasinya, yaitu sampel penelitian dilakukan dengan menyebar kuesioner
kepada fotografer freelance di Kota Denpasar.
1.8.7 Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan hal yang sangat penting dalam suatu
penelitian dalam rangka memberikan jawaban terhadap masalah yang diteliti.
Sebelum pengolahan data dilakukan, terlebih dahulu diadakan pemeriksaan dan
evaluasi terhadap semua data yang ada untuk mengetahui validitasnya. Untuk
selanjutnya diadakan pengelompokkan terhadap data yang sejenis untuk
kepentingan analisa dan penulisan sedangkan evaluasi dilakukan terhadap data
dengan pendekatan kualitatif, yakni data yang sudah ada dikumpulkan dipilah-
pilah dan dilakukan pengolahannya. Setelah dipilah dan diolah lalu dianalisis
secara logis dan sistematis. Dengan demikian diharapkan penelitian yang
dilakukan dapat menghasilkan kesimpulan yang bisa dipertanggungjawabkan
secara rasional12.
12 Rony Hanitijo Soemitro, 1998, Metodelogi Penelitian Hukum dan Juri Metri, Ghalia
Indonesia, Jakarta, h.47