daftar isi standar umum (sa seksi 200)

Upload: pradnyana94

Post on 07-Oct-2015

90 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

daftar isi standar umum SPAP (standar profesional akuntansi publik)

TRANSCRIPT

  • DaftarIsiStandarUmum

    SA Seksi 200

    STANDAR UMUMSifat standar umum; pelatihan dankeahlian auditor; independensi;penggunaan kemahiran profesionaldengan cermat dan seksama dalampelaksanaan pekerjaan auditor.

    DAFTAR ISISeksi

    201 Sifat Standar Umum 01 -02

    Tanggal Berlaku Efektif.02

    210 Pelatihan dan Keahl ian Auditor Independen ..01 - 02

    Standar Umum Pertama 01- 07

    Pelatihan dan Keahl ian Auditor Independen . 03 - 05

    Tanggal Berlaku Efektif . 06

    220 Independensi ..... 01- 08

    Standar Umum Kedua . 01

    Independensi 02 -06

    Penunjukan dan Independensi Auditor 07

    Tanggal Berlaku Efektif . 08

    230 Penggunaan Kemahiran Profesional dengan Cermat dan

    200.i

  • Sifat StandarUmum

    SA Seksi 201

    SIFAT STANDAR UMUMSumber: PSA No. 04

    01 Standar umum bersifat pribadi dan berkaitan dengan persyaratanauditor dan mutu pekerjaannya. Standar umum berbeda dari standar yangberkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan lapangan dan pelaporan. Standarpribadi atau standar umum ini berlaku sama, baik dalam bidangpelaksanaan pekerjaan lapangan maupun pelaporan.

    TANGGAL BERLAKU EFEKTIF

    02 Seksi ini berlaku efektif tanggal 1 Agustus 2001. Penerapan lebihawal dari tanggal efektif berlakunya aturan dalam Seksi ini diizinkan. Masatransisi ditetapkan mulai dari 1 Agustus 2001 sampai dengan 31 Desember2001. Dalam masa transisi tersebut berlaku standar yang terdapat dalamStandar Profesional Akuntan Publik per 1 Agustus 1994 dan StandarProfesional Akuntan Publik per 1 Januari 2001. Setelah tanggal 31 Desember2001, hanya ketentuan dalam Seksi ini yang berlaku.

    201.1

  • PelatihandanKeahlianAuditorIndependen

    PELATIHAN DAN KEAHLIANAUDITOR INDEPENDEN

    Sumber: PSA No. 04

    STANDAR UMUM PERTAMA

    01 Standar umum pertama berbunyi:

    Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memilikikeahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. "

    02 Standar umum pertama menegaskan bahwa betapa pun tingginyakemampuan seseorang dalam bidang-bidang lain, termasuk dalam bidangbisnis dan keuangan, is tidak dapat memenuhi persyaratan yangdimaksudkan dalam standar auditing ini, jika is tidak memiliki pendidikanserta pengalaman memadai dalam bidang auditing.

    PELATIHAN DAN KEAHLIAN AUDITOR INDEPENDEN

    03 Dalam melaksanakan audit untuk sampai pada suatu pernyataanpendapat, audi-tor harus senantiasa bertindak sebagai seorang ahli dalambidang akuntansi dan bidang audit-ing. Pencapaian keahlian tersebut dimulaidengan pendidikan formalnya, yang diperluas melalui pengalaman-pengalamanselanjutnya dalam praktik audit. Untuk memenuhi persyaratan sebagaiseorang profesional, auditor harus menjalani pelatihan teknis yang cukup.Pelatihan ini harus secara memadai mencakup aspek teknis maupun pendidikanumum. Asisten junior, yang baru masuk ke dalam karier auditing harusmemperoleh pengalaman profesionalnya dengan mendapatkan supervisimemadai dan review atas pekerjaannya dari atasannya yang lebihberpengalaman. Sifat dan luasnya supervisi dan review terhadap hasil pekerjaantersebut harus meliputi keanekaragaman praktik yang luas. Auditor independenyang memikul tanggung jawab akhir atas suatu perikatan, harus menggunakanpertimbangan matang dalam setiap tahap pelaksanaan supervisi dan dalam

    210.1

  • Standar Profesional AkuntanPublik

    04 Pendidikan formal auditor independen dan pengalamanprofesionalnya saling melengkapi satu sama lain. Setiap auditor independenyang menjadi penanggung jawab suatu perikatan harus menilai dengan baikkedua persyaratan profesional ini dalam menentukan luasnya supervisi danreview terhadap hasil kerja para asistennya. Perlu disadari bahwa yangdimaksudkan dengan pelatihan seorang profesional mencakup pulakesadarannya untuk secara terus-menerus mengikuti perkembangan yangterjadi dalam bisnis dan profesinya. la harus mempelajari, memahami, danmenerapkan ketentuan-ketentuan baru dalam prinsip akuntansi dan standarauditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.

    05 Dalam menjalankan praktiknya sehari-hari, auditor independenmenghadapi berbagai pertimbangan yang dilakukan oleh manajemenperusahaan yang sangat bervariasi, dari yang benar-benar objektif sampaikadang-kadang secara ekstrem berupa pertimbangan yang disengajamenyesatkan. la diminta untuk melakukan audit dan memberikanpendapatnya atas laporan keuangan suatu perusahaan karena, melaluipendidikan, pelatihan, dan pengalamannya, is menjadi orang yang ahlidalam bidang akuntansi dan auditing, serta memiliki kemampuan untukmenilai secara objektif dan menggunakan pertimbangan tidak memihakterhadap informasi yang dicatat di dalam pembukuan perusahaan atauinformasi lain yang berhasil diungkapkan melalui auditnya.

    TANGGAL BERLAKU EFEKT IF06 Seksi ini berlaku efektif tanggal 1 Agustus 2001. Penerapan lebih

    awal dari tanggal efektif berlakunya aturan dalam Seksi ini diizinkan. Masatransisi ditetapkan mulai dari 1 Agustus 2001 sampai dengan 31 Desember2001. Dalam masa transisi tersebut berlaku standar yang terdapat dalamStandar Profesional Akuntan Publik per 1 Agustus 1994 dan StandarProfesional Akuntan Publik per 1 Januari 2001. Setelah tanggal 31 Desember2001, hanya ketentuan dalam Seksi ini yang berlaku.

    210.2

  • Independensi

    SA Seksi 220

    INDEPENDENSI

    s

    Sumber: PSA No. 04

    STANDAR UMUM KEDUA01 Standar umum kedua berbunyi:

    "Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harusdipertahankan oleh auditor. "

    INDEPENDENSI02 Standar ini mengharuskan auditor bersikap independen,

    artinya tidak mudah dipengaruhi, karena is melaksanakanpekerjaannya untuk kepentingan umum (dibedakan dalam hal isberpraktik sebagai auditor intern). Dengan demikian, is tidak dibenarkanmemihak kepada kepentingan siapa pun, sebab bagaimana punsempurnanya keahlian teknis yang is miliki, is akan kehilangan sikaptidak memihak, yang justru sangat penting untuk mempertahankankebebasan pendapatnya. Namun, independensi dalam hal ini tidak berartiseperti sikap seorang penuntut dalam perkara pengadilan, namun lebihdapat disamakan dengan sikap tidak memihaknya seorang hakim.Auditor mengakui kewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemendan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak lainyang meletakkan kepercayaan (paling tidak sebagian) atas laporanauditor independen, seperti calon-calon pemilik dan kreditur.

    03 Kepercayaan masyarakat umum atas independensi sikap auditorindependen sangat penting bagi perkembangan profesi akuntan publik.Kepercayaan masyarakat akan menurun jika terdapat bi kti bahwaindependensi sikap auditor ternyata berkurang, bahkan kepercayaanmasyarakat dapat juga menurun disebabkan oleh keadaan yang olehmereka yang berpikiran sehat (reasonable) dianggap dapatmempengaruhi sikap independen tersebut. Untuk menjadi independen,auditor harus secara intelektual jujur. Untuk diakui pihak lain sebagaiorang yang independen, is harus bebas dari setiap kewajiban terhadap

    220.1

  • Standar Profesional AkuntanPublik

    perusahaan. Sebagai contoh, seorang auditor yang mengaudit suatuperusahaani dan ia juga menjabat sebagai direktur perusahaan tersebut,meskipun ia telah menggunakan keahliannya dengan jujur, namun sulituntuk mengharapkan masyarakat mempercayainya sebagai seorang yangindependen. Masyarakat akan menduga bahwa kesimpulan dan langkahyang diambil oleh auditor independen selama auditnya dipengaruhi olehkedudukannya sebagai anggota direksi. Demikian juga halnya, seorangauditor yang mempunyai kepentingan keuangan yang cukup besar dalamperusahaan yang diauditnya; mungkin ia benar-benar tidak memihakdalam menyatakan pendapatnya atas laporan keuangan tersebut, namun,bagaimana pun juga masyarakat tidak akan percaya, bahwa ia bersikapjujur dan tidak memihak. Auditor independen tidak hanya berkewajibanmempertahankan fakta bahwa ia independen, namun ia harus pulamenghindari keadaan yang dapat menyebabkan pihak luar meragukansikap independensinya.

    04 Profesi akuntan publik telah menetapkan dalam Kode Etik AkuntanIndonesia, agar anggota profesi menjaga dirinya dari kehilangan persepsiindependensi dart masyarakat. Anggapan masyarakat terhadap independensiauditor ditekankan di sini karena independensi secara intrinsik merupakanmasalah mutu pribadi, bukan merupakan suatu aturan yang dirumuskanuntuk dapat diuji secara objektif. Sepanjang persepsi independensi inidimasukkan ke dalam Aturan Erika, hal ini akan mengikat auditor independenmenurut ketentuan profesi.

    05 Bapepam juga dapat menetapkan persyaratan independensi bagiauditor yang melaporkan tentang informasi keuangan yang diserahkan kepadabadan tersebut, yang mungkin berbeda dengan yang ditentukan oleh IkatanAkuntan Indonesia.

    06 Auditor harus mengelola praktiknya dalam semangat persepsiindependensi dan aturan yang ditetapkan untuk mencapai derajatindependensi dalam melaksanakan pekerjaannya.

    PENUNJUKAN DAN INDEPENDENSI AUDITOR

    07 Untuk menekankan independensi auditor dari manajemen,penunjukan auditor di banyak perusahaan dilaksanakan oleh dewankomisaris, rapat umum pemegang saham, atau komite audit.

    TANGGAL BERLAKU EFEKTIF

    08 Seksi ini berlaku efektif tanggal 1 Agustus 2001. Penerapan lebihawal dari tanggal efektif berlakunya aturan dalam Seksi ini diizinkan. Masatransisi ditetapkan mulai dari 1 Agustus 2001 sampai dengan 31 Desember2001. Dalam masa transisi tersebut berlaku standar yang terdapat dalamStandar Profesional Akuntan Publik per 1 Agustus 1994 dan Standar

    220.2

  • Penggunaan Kemahiran Profesional dengan Cermat dan Seksama dalam Pelaksanaan Pekerjaan Auditor

    SA Seksi 230

    PENGGUNAAN KEMAHIRAN PROFESIONALDENGAN CERMAT DAN SEKSAMA DALAMPELAKSANAAN PEKERJAAN AUDITOR

    1 Lihat SA Seksi 311 [PSA No. 051 Perencanaan dan Supervisi paragraf 07. 2 Lihat SA Seksi 311 [PSA No. 05] Perencanaan dan Supervisi paragraf 11.

    Sumber: PSA No. 04

    STANDAR UMUM KETIGA

    01 Standar umum ketiga berbunyi:

    Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajibmenggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. "

    02 Standar ini menuntut auditor independen untuk merencanakan danmelaksanakan pekerjaannya dengan menggunakan kemahiranprofesionalnya secara cermat dan seksama. Penggunaan kemahiranprofesional dengan kecermatan dan keseksamaan menekankan tanggungjawab setiap profesional yang bekerja dalam organisasi auditor independenuntuk mengamati standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan.

    03 Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksamamenyangkut apa yang dikerjakan auditor dan bagaimana kesempurnaanpekerjaannya tersebut. Selanjutnya dalam Seksi ini dibahas tanggungjawab auditor dalam hubungannya dengan pekerjaan au-dit.

    04 Seorang auditor harus memiliki "tingkat keterampilan yangumumnya dimiliki" oleh auditor pada umumnya dan harus menggunakanketerampilan tersebut dengan "kecermatan dan keseksamaan yang wajar"

    05 Para auditor harus ditugasi dan disupervisi sesuai dengan tingkatpengetahuan, keterampilan, dan kemampuan sedemikian rupa sehinggamereka dapat mengevaluasi bukti audit yang mereka periksa. Auditordengan tanggung jawab akhir untuk suatu perikatan harus mengetahui,pada tingkat yang minimum, standar akuntansi dan auditing yang relevandan harus memiliki pengetahuan tentang kliennya.I Auditor dengantanggung jawab akhir bertanggung jawab atas penetapan tugas dan

    230.1

  • Standar Profesional AkuntanPublik

    SKEPTISME PROFESIONAL

    06 Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksamamenuntut auditor untuk melaksanakan skeptisme profesional. Skeptismeprofesional adalah sikap yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakandan melakukan evaluasi secara kritis bukti audit. Audi-tor menggunakanpengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dituntut oleh profesiakuntan publik untuk melaksanakan dengan cermat dan seksama, denganmaksud baik dan integritas, pengumpulan dan penilaian bukti audit secaraobjektif.

    07 Pengumpulan dan penilaian bukti audit secara objektifmenuntut auditor mempertimbangkan kompetensi dan kecukupanbukti tersebut. Oleh karena bukti dikumpulkan dan dinilai selama prosesaudit, skeptisme profesional harus digunakan selama proses tersebut.

    08 Auditor tidak menganggap bahwa manajemen adalah tidak jujur,namun juga tidak menganggap bahwa kejujuran manajemen tidakdipertanyakan lagi. Dalam menggunakan skeptisme profesional, auditor tidakharus puas dengan bukti yang kurang persuasif karena keyakinannya bahwamanajemen adalah jujur.

    KEYAKINAN MEMADAI

    09 Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksamamemungkinkan auditor untuk memperoleh keyakinan memadai bahwalaporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan olehkekeliruan atau kecurangan. Keyakinan mutlak tidak dapat dicapai karenasifat bukti audit dan karakteristik kecurangan tersebut. Oleh karena itu, suatuaudit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkanIkatan Akuntan Indonesia mungkin tidak dapat mendeteksi salah sajimaterial.

    10 Tujuan auditor independen adalah untuk memperoleh buktikompeten yang cukup untuk memberikan basis yang memadai baginyadalam merumuskan suatu pendapat. Sifat sebagian besar bukti diperoleh,sebagian, dari konsep pengujian selektif atas data yang diaudit, yangmemerlukan pertimbangan tentang bidang yang akan diuji dan sifat, saat,dan luasnya pengujian yang harus dilakukan. Di samping itu, pertimbangandiperlukan dalam menafsirkan hasil pengujian audit dan penilaian bukti audit.Meskipun dengan maksud balk dan integritas, kesalahan dan kekeliruan dalampertimbangan dapat terjadi. Lebih lanjut, penyajian akuntansi berisi estimasiakuntansi, pengukuran yang mengandung ketidakpastian bawaan dantergantung pada hasil dari peristiwa di masa depan. Auditor menggunakan

    3 Lihat SA Seksi 342 [PSA No. 371 Auditing Estimasi Akuntansi. 4 Lihat SA Seksi 326 [PSA No. 071 Bukti Audit.

    230.2

  • Penggunaan Kemahiran Profesional dengan Cermat dan Seksama dalam Pelaksanaan Pekerjaan Auditor

    11 Oleh karena karakteristik kecurangan, terutama yang melibatkanpenyembunyian dan pemalsuan dokumentasi (termasuk pemalsuandokumen), audit yang direncanakan dan dilaksanakan semestinya mungkintidak dapat mendeteksi salah saji material. Sebagai contoh, suatu audit yangdilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan AkuntanIndonesia jarang berkaitan dengan penentuan keaslian dokumentasi. Disamping itu, prosedur auditing mungkin tidak efektif untuk mendeteksi salahsaji yang disengaja yang disembunyikan melalui kolusi di antara personel kliendan pihak ketiga atau di antara manajemen atau awan klien.

    12 Oleh karena pendapat auditor atas laporan keuangan didasarkanpada konsep pemerolehan keyakinan memadai, auditor bukanlahpenjamin dan laporannya tidak merupakan suatu jaminan. Oleh karena itu, penemuan kemudian salahsaji material, yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan, yang ada dalam laporankeuangan, tidak berarti bahwa dengan sendirinya merupakan bukti (a)kegagalan untuk memperoleh keyakinan memadai, (b) tidak memadainyaperencanaan, pelaksanaan, atau pertimbangan, (c) tidak menggunakankemahiran profesional dengan cermat dan seksama, atau (d) kegagalanuntuk mematuhi standar auditing yang ditetapkan Ikatan AkuntanIndonesia.

    TANGGAL BERLAKU EFEKTIF

    13 Seksi ini berlaku efektif tanggal 1 Agustus 2001. Penerapan lebihawal dari tanggal efektif berlakunya aturan dalam Seksi ini diizinkan. Masatransisi ditetapkan mulai dari 1 Agustus 2001 sampai dengan 31 Desember2001. Dalam masa transisi tersebut berlaku standar yang terdapat dalamStandar Profesional Akuntan Publik per 1 Agustus 1994 dan StandarProfesional Akuntan Publik per 1 Januari 2001. Setelah tanggal 31 Desember2001, hanya ketentuan dalam Seksi ini yang berlaku.

    230.3