daftar isi - sistem informasi kementrian kesehatan...  · web viewpada tahun 2011 api di provinsi...

114
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT (P2P) SATKER DEKONSENTRASI (05) DINAS KESEHATAN PROVINSI RIAU TAHUN 2020

Upload: others

Post on 07-Jul-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJAINSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)PROGRAM PENCEGAHAN DANPENGENDALIAN PENYAKIT (P2P)SATKER DEKONSENTRASI (05)

DINAS KESEHATAN PROVINSI RIAUTAHUN 2020

Page 2: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013
Page 3: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013
Page 4: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat

dan rahmat-Nya, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dapat

disusun dengan baik. LAKIP Program Pencegahan dan Pengendalian Dinas Kesehatan

Provinsi Riau disusun untuk memenuhi Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999

tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan LAKIP ini berpedoman

kepada Peraturan Menteri PAN/RB No. 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas

Implementasi Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014

tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu

Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Tujuan dari penyusunan LAKIP adalah melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan

dan program kerja yang diselenggarakan sebagai wujud pertanggungjawaban

pelaksanaan tugas dan fungsi serta kewenangan dan kebijakan dalam mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Selain itu laporan ini disusun dalam rangka menyampaikan hasil

evaluasi dan analisis realisasi kinerja kegiatan dari pelaksanaan kebijakan dan program

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Riau serta hambatan

dan permasalahan yang dihadapi dalam Tahun Anggaran 2020.

Penyusunan LAKIP ini diharapkan dapat meningkatkan akuntabilitas publik dan

meningkatkan kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Riau.

Pekanbaru, Februari 2021

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau

Dra. Mimi Yuliani Nazir, Apt, MMPembina Utama MadyaNIP. 19660717 199102 2 001

Page 5: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

iii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

dengan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemneterian

Kesehatan RI Tahun 2020 terdiri dari delapan (8) indikator. Hasil kinerja P2P tahun

2020 terdapat 5 (delapan) indikator kinerja yang mencapai target dan 3 indikator kinerja

belum mencapai target, dengan rincian sebagai berikut :

1. Persentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV target 77 %

dengan capaian kinerja sebesar 64,12%.

2. Persentase cakupan penemuan dan pengobatan TBC target 80 % dengan capaian

kinerja sebesar 31% (data per tanggal 26 februari 2021)

3. Persentase anak 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap target 92,9

% dengan capaian kinerja sebesar 59%.

4. Persentase kasus kusta baru tanpa cacat target 87 % dengan capaian kinerja sebesar

88%

5. Persentase kasus malaria positif yang diobati sesuai standar target 95 % dengan

capaian kinerja sebesar 100%

6. Jumlah kabupaten/kota melakukan deteksi dini kanker target 6 kab/kota dengan

capaian kinerja sebesar 0 Kab/Kota.

7. Persentase ODGJ yang mendapatkan pelayanan target 10 % dengan capaian

kinerja sebesar 61,5%.

8. Nilai kinerja penganggaran target > 80 % dengan capaian kinerja sebesar 98,4%.

9. Rata-rata kinerja capaian indikator Dinas Kesehatan Provinsi Riau Bidang P2P

tahun 2020 adalah 67,27%.

10. Untuk kinerja keunagan pada tahun 2020 data per Februari 2020 berdasarkan

Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN), realisasi semua jenis

belanja mencapai 98,42% atau sebesar Rp 1.041.491.350,- dari total Rp.

1.058.550.000.-

Page 6: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………. iiRINGKASAN EKSEKUTIF……………………………………………………... iiiDAFTAR ISI……………………………………………………………………… ivDAFTAR TABEL………………………………………………………………… vDAFTAR GRAFIK.……………………………………………………………… viDAFTAR GAMBAR……………………………………………………………... viiDAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………… viii

BAB I PENDAHULUAN ………..…………………………………………..….. 21.1. Latar Belakang…………..……………………………………………........ 21.2. Landasan Hukum………..……………………………………………........ 71.3. Maksud dan Tujuan………..……………………………………………..... 81.4. Visi dan Misi………..……………………………………………............... 91.5. Tugas Pokok dan Fungsi………..…………………………………………. 111.6. Sumber Daya Manusia………..…………………………………………… 151.7. Sistematika Penulisan………..……………………………………..……... 16

BAB II PERENCANAAN KINERJA………..…………………………………2.1. Perencanaan Kinerja………..……………………………………………... 182.2. Perjanjian Kinerja………..……………………………………………....... 24

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA………..………………………………. 263.1. Capaian Kinerja………..……………………………………………........... 263.2. Realisasi Anggaran………..……………………………………………..... 54

BAB IV PENUTUP ………..……………………………………………............. 594.1. Kesimpulan ………..……………………………………………................ 594.2. Tindak Lanjut………..……………………………………………...……... 604.3. Saran………..……………………………………………............................ 60

LAMPIRAN

Page 7: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

v

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Cascading Indikator RAP, RAK dan Dana Dekonsentrasi Tahun 2020.. 21

Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2020……….. 24

Tabel 3.1 Pencapaian Target Kinerja Tahun 2020……………………….……….. 26

Tabel 3.2 Capaian Keberhasilan Pengobatan TB (Succes Rate – TB) Tahun

2018……………………………………………………………………..

27

Tabel 3.2 Perbandingan ODHA baru yang ditemukan dengan ODHA baru yang

mulai ART……………………………………………………………...

28

Tabel 3.3 Capaian Keberhasilan Pengobatan Tb (Succes Rate – TB) Tahun 2019. 34

Tabel 3.4 Perbandingan Realisasi kinerja tahun 2020 dengan Target

Renstra OPD………………………………………………………….. 35

Tabel 3.5 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2020 Dengan Target

Renstra OPD……………………………………………………………. 43

Tabel 3.6 Realisasi Jumlah Kabupaten/Kota Melaksanakan Deteksi Dini

Kanker Tahun 2020…………………………………………………….. 48

Tabel 3.7 Perbandingan Realisasi kinerja tahun 2020 dengan Target

Renstra

OPD…………………………………………………………….

51

Tabel 3.2.1 Rincian Kegiatan dan realisasi Anggaran Bidang P2P Dinas

Kesehatan Provinsi Riau Berdasarkan Kegiatan Tahun 2020 ………... 54

Tabel 3.2.2 Rincian Kegiatan dan Realisasi Anggaran Bidang P2P

Dinas Kesehatan Provinsi Riau Berdasarkan Output Tahun 2020…… 56

Tabel 3.2.3 Rincian dan Realisasi Anggaran Per Indikator Bidang P2P

Dinas Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2020…………………………. 57

Page 8: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Dinas Kesahatan Provinsi Riau Tahun 2020…… 15

Gambar 1.2 Distribusi Sumber Daya Manusia P2P Dinas Kesehatan Provinsi

Riau Tahun 2020…………………………………………………….. 16

Gambar 1.3 Distribusi Sumber Daya Manusia P2P Dinas Kesehatan Provinsi

Riau Tahun 2020…………………………………………………….. 16

Page 9: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

vii

DAFTAR GRAFIK

Grafik. 3.1 Persentase ODHA baru ditemukan yang memulai ART

Tahun 2020……………………………………………………………. 27

Grafik 3.2 Kasus HIV Di Provinsi Riau……………………….………………….. 29

Grafik 3.3 Kasus AIDS Di Provinsi Riau Tahun 2020…………………………… 29

Grafik 3.4 Kasus HIV Kabupaten/Kota Di Provinsi Riau Tahun 2020….……….. 30

Grafik 3.5 Succes Rate TB Riau-Tahun 2018-2020…..……….………………….. 33

Grafik 3.6 Succes Rate TB Tahun 2020 Di Provinsi Riau………...……………… 34

Grafik 3.7 Capaian Imunisasi Dasar Lengkap Per Kabupaten/Kota Tahun 2020.... 38

Grafik 3.8 Capaian Imunisasi Dasar Lengkap 3 (tiga) tahun terakhir…………...... 38

Grafik 3.9 Persentase Kasus Kusta baru Tanpa Cacat Di Provinsi Riau...……….. 42

Grafik 3.10 Persentase Kasus Kusta dan Frambusia yang diobati………………. 42

Grafik 3.11 Persentase Positif Malaria Yang Diobati Standar Tahun 2020...…… 45

Grafik 3.12 Persentase Positif Malaria Yang Diobati Standar Tahun 2019…….. 45

Grafik 3.13 Persentase Positif Malaria Yang Diobati Standar Tahun 2018……... 45

Grafik 3.14 Persentase Capaian Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Payudara

Tahun 2020…………………………………………………………….. 48

Grafik 3.15 Capaian Nilai Kinerja Pengganggaran Tahun 2020………………….. 53

Page 10: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

viii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Perjanjian Kinerja Tahun 2020

2. Laporan Bulanan Anggaran Dekonsentrasi Tahun 2020

3. Surat Keputusan Tim Penyusun LAKIP Dinas Kesehatan Provinsi Riau

Tahun 2020

Page 11: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013
Page 12: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang

dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai

investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan

ekonomis. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh

kesinambungan antar upaya program dan sektor, serta kesinambungan dengan

upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh periode sebelumnya. Kesehatan sebagai

salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan sesuai dengan cita-cita

Bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 melalui pembangunan

nasional yang berkesinambungan berdasarkan Pamcasila dan UUD 1945.

Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi oleh

tersedianya sumber daya manusia yang sehat, terampil dan ahli, serta disusun dalam

satu program kesehatan dengan perencanaan terpadu yang didukung oleh data dan

informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia

saat ini mempunyai beban ganda (double burden), yaitu beban masalah penyakit

menular dan penyakit degeneratif. Pemberantasan penyakit menular sangat sulit

karena penyebarannya tidak mengenal batas wilayah administrasi. Imunisasi

merupakan salah satu tindakan pencegahan penyebaran penyakit ke wilayah lain

yang terbukti sangat cost effective.

Dengan imunisasi, penyakit cacar sudah telah berhasil dibasmi dan

Indonesia dinyatakan bebas dari penyakit cacar pada tahun 1974. Menurut Undang-

Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, imunisasi merupakan salah satu

upaya untuk mencegah terjadinya penyakit menular yang merupakan salah satu

kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan sebagai salah satu bentuk nyata

komitmen pemerintah untuk mencapai Suistanable Development Goals (SDGs)

khususnya untuk menurunkan angka kematian pada anak.

Page 13: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

3

Indonesia berkomitmen terhadap mutu pelayanan imunisasi dengan

menetapkan standar pemberian suntikan yang aman (safe injection pratices), bagi

penerima suntikan, petugas dan lingkungan terkait dengan pengelolaan limbah

medis tajam yang aman (waste disposal managament). Cakupan imunisasi harus

dipertahankan tinggi dan merata diseluruh wilayah. Hal ini bertujuan untuk

menghindarkan terjadinya daerah kantong yang akan mempermudah terjadinya

Kejadian Luar Biasa (KLB ).

Masalah lain yang harus dihadapi adalah munculnya kembali PD3I

yang sebelumnya telah berhasil ditekan(Reemerging Disease ), maupun penyakit

yang tadinya tidak dikenal (memang belum ada, atau sudah ada tetapi tidak

menimbulkan gangguan kesehatan yang serius pada manusia. Provinsi Riau

merupakan satu dari provinsi di Indonesia yang mengalami penurunan kasus

malaria dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per

1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013 API 0,24 per

1.000 pddk, tahun 2014 API 0,17 per 1.000 pddk, tahun 2015 API 0,11 per 1.000

pddk, tahun 2016 API 0,05 per 1.000 pddk, tahun 2017 API 0.04 per 1000

penduduk, dan tahun 2018 sampai dengan bulan November 2018 API Provinsi Riau

jauh menurun ke angka 0,01 per 1.000 pddk. Apabila dilihat Data ini menunjukkan

Provinsi Riau telah memenuhi target nasional yaitu API < 1 per 1.000 penduduk.

Pada Tahun 2018 ini terdapat juga penambahan kabupaten/kota yang mendapat

sertifikat bebas malaria dari 7 Kab/Kota menjadi 10 Kab/kota setelah dilaksanakan

assessment eliminasi malaria. Dengan demikian sampai tahun 2018, dari 6.657.911

penduduk Provinsi Riau, 5.793.226 penduduk (87%) telah hidup di daerah bebas

malaria. Sedangkan 864.685 penduduk tinggal masih tinggal di daerah endemis

malaria.

Pengendalian penyakit Malaria merupakan komitmen global yang

termasuk dalam rencana strategi Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019. Pada

tahun 2021, Kementerian kesehatan menargetkan 345 kab./kota di Indonesia

mencapai eliminasi malaria. Target pemerintah ini ditetapkan atas pencapaian

program pengendalian Malaria. Untuk Provinsi sampai saat ini sudah terdapat 10

kabupaten/kota dari 12 kabupaten/kota yang mendapat sertifikat elimasi malaria,

maka dari itu dianggap penting pada tahun 2021 untuk dilaksanakan pra assessment

Page 14: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

4

eliminasi malaria di 2 kabupaten yaitu Indragiri Hulu dan Kabupaten pelalawan

guna membantu target elimanasi malaria secara nasional. Tuberkulosis adalah suatu

penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Di

Indonesia setidaknya 300 orang meninggal dunia akibat penyakit Tuberkulosis

(TBC). Ini menjadikan penyakit Mycobacterium tuberculosis merupakan penyebab

infeksi TB atau TBC yang mematikan di dunia. Indonesia juga menjadi negara

nomor tiga di dunia, dengan kasus TB terbanyak setelah India dan China, padahal

jumlah populasi penduduk kedua negara tersebut sudah di atas 1 miliar, sedangkan

jumlah penduduk Indonesia hanya 267 juta. Oleh karenanya penemuan bakteri

Penyakit TBC ini harus didapatkan sebanyak-banyaknya agar penanggulangan dan

pengendalian penyakit ini dapat dilakukan, artinya setiap pasien TB harus

ditemukan dan diobati sampai sembuh agar penularan TB di Indonesia dapat

dihentikan.

Kenyataannya sudah seabad penyakit ini belum bisa diberantas secara

tuntas hingga sekarang, hal ini dapat disebabkan karena penemuan kasus TBC

rendah. Indonesia merupakan negara dengan jumlah kasus TB yang tidak

terlaporkan atau missing cases tertinggi nomor 2 (dua) di dunia, dengan 690.000

kasus, dan temuan ini ditanggapi oleh Menteri Kesehatan bahwa sebagian besar

yang tidak terlaporkan berasal dari sektor swasta (klinik maupun Rumah Sakitnya).

Untuk itu, upaya menemukan kasus menjadi penting dalam rangka memutus mata

rantai penularan. Situasi penemuan kasus tuberkulosis di Provinsi Riau tidak

menunjukan angka yang menggembirakan.

Perkiraan semua kasus Tuberkulosis di Riau Tahun 2017 sebesar

22.448 kasus dan Tahun 2018 sebesar 22.051 kasus dan tahun 2019 sebesar 27.601

kasus. Namun capaian penemuan kasus TB di provinsi Riau (Case Detection Rate)

Tb di taun 2017 hanya 32% dan tahun 2018 naik menjadi 37% dan tahun 2019 naik

menjadi 39%. Meskipun dalam 3 tahun yang dilaporkan target penemuan tidak

mencapai target nasional sebesar 70%, namun demikian terdapat peningkatan yang

signifikan terhadap capaian CDR Di Provinsi Riau.

Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas alokasi

sumberdaya, serta meningkatan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan program

pembangunan dilakukan upaya pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan

Page 15: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

5

rencana pembangunan sebagai tahap pengendalian rencana pembangunan

Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan diatur dalam Peraturan

Pemerintah No. 39 Tahun 2006 tentang tatacara pengendalian dan evaluasi

pelaksanaan rencana pembangunan.

Berdasarkan peraturan dimaksud terdapat beberapa tatacara

pengendalian yang diatur antara lain: Pengendalian dilakukan dengan maksud

untuk dapat menjamin bahwa pelaksanaan rencana pembangunan sesuai dengan

tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan Hasil pengendalian dan evaluasi rencana

pembangunan selanjutnya ditindaklanjuti yang merupakan kegiatan atau langkah-

langkah operasional yang ditempuh berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan dan

pengawasan untuk menjamin agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan acuan dan

rencana kegiatan yang telah ditetapkan, seperti anatara lain; melakukan koreksi atas

penyimpangan kegiatan, akselerasi keterlambatan pelaksanaan atau pun klarifikasi

atas ketidajelasan pelaksanaan rencana.

Hasil tindaklanjut dibuat dalam bentuk pelaporan yang merupakan

salah satu kegiatan penting di dalam proses pembangunan. Kegiatan ini dilakukan

untuk memberikan informasi yang cepat, tepat, dan akurat kepada pemangku

kepentingan sebagai bahan pengambil keputusan sesuai dengan kondisi yang terjadi

serta menentukan kebijakan yang relevan. Didalam pelaksanaannya pelaporan

dilakukan secara berkala dan berjenjang. Berkala dimaksudkan adalah setiap 3

(tiga) bulan (triwulanan), dan 6 (enam) bulan (semester) atau tahunan. Sedangkan

berjenjang dimaksudkan adalah dari satu unit kerja paling bawah dalam suatu

organisasi sampai pada pucuk pimpinan organisasi. Pelaporan merupakan salah satu

kegiatan yang sangat penting di dalam proses pembangunan. Kegiatan ini dilakukan

untuk memberikan informasi yang cepat, tepat, dan akurat kepada pemangku

kepentingan sebagai bahan pengambilan keputusan sesuai dengan kondisi yang

terjadi serta penentuan kebijakan yang relevan. Pada UU No. 17 tahun 2003

tentang Keuangan Negara dinyatakan bahwa keuangan negara adalah semua hak

dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu baik

berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung

dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.

Page 16: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

6

Di dalam UU No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

dinyatakan bahwa perbendaharaan adalah pengelolaan dan pertanggungjawaban

keuangan negara, termasuk investasi dan kekayaan yang dipisahkan, yang

ditetapkan di dalam APBN dan APBD. COVID-19 merupakan masalah kesehatan

yang serius saat ini di berbagai negara di dunia dan juga di Indonesia. Organisasi

kesehatan dunia, WHO telah mencanangkan COVID-19 sebagai pandemi dan

pemerintah Indonesia juga sudah mengatakan COVID-19 sebagai bencana nasional.

Tiap negara mencoba berbagai modalitas pengobatan untuk menangani COVID-19

dalam rangka meningkatkan angka kesembuhan bagi para pasien. Atas pengalaman

berbagai negara dalam memberikan regimen pengobatan COVID-19 perlu disusun

dalam bentuk protokol pengobatan yang dapat menjadi dasar tatalaksana.

Untuk menentukan seseorang terjangkit COVID-19 dibutuhkan

pemeriksaan PCR swab, hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa sebagian

kasus dapat menunjukkan hasil positif persisten walaupun sudah tidak ada gejala.

Penelitian di Korea menunjukkan bahwa walaupun tidak ditemukan virus yang

dapat bereplikasi 3 minggu setelah onset gejala pertama, SARS-CoV-2 RNA masih

terdeteksi di spesimen pemeriksaan RT-PCR hingga 12 minggu. Bagi penyintas

COVID-19 penelitian terbaru juga menunjukkan ada kemungkinan untuk proses

reinfeksi karena antibodi COVID-19 dalam tubuh diperkirakan akan menghilang

dalam 3 sampai dengan 12 bulan. Pada April 2020 telah dilaporkan kasus reinfeksi

SARS-CoV-2 terkonfirmasi pertama di Amerika. Oleh sebab itu walaupun sudah

dinyatakan sembuh dari COVID-19, tetap harus menjalankan protokol kesehatan.

Vaksin merupakan salah satu upaya dalam menangani COVID-19, termasuk di

Indonesia. Saat ini sedang berlangsung uji klinis vaksin COVID-19 dan

pengembangan vaksin merah putih, yaitu dengan isolat virus yang bertransmisi di

Indonesia juga sudah dilaksanakan.

Persiapan Indonesia mulai dari logistik penyimpanan vaksin hingga

proses distribusi vaksin ke seluruh provinsi di Indonesia juga sudah dilakukan.

Keberadaan vaksin diharapkan menjadi kabar baik dalam pencegahan penyebaran

virus COVID-19. Sejak diumumkan pertama kali ada di Indonesia, kasus COVID-

19 meningkat jumlahnya dari waktu ke waktu sehingga memerlukan perhatian.

Pada prakteknya di masa pandemi, tatalaksana COVID-19 diperlukan kerjasama

Page 17: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

7

semua profesi untuk menanganinya. Diperlukan panduan tatalaksana yang

sederhana dan mudah dimengerti dan diterapkan oleh semua pihak di seluruh

Indonesia. Kita menghadapi virus dengan tabiat yang belum jelas, semua anjuran

yang dituangkan dalam buku ini masih punya peluang untuk selalu mengalami

perubahan sesuai dengan perkembangan yang ada sehingga perlu kehati-hatian bila

digunakan untuk semua kondisi pasien COVID-19. Oleh karena pengelolaan dan

pertanggungjawaban atas barang milik negara merupakan bagian yang tidak dapat

dipisahkan dalam pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan Negara. Untuk

menyusun laporan tahunan/laporan triwulan sesuai E-Monev , perlu dilakukan

kegiatan pertemuan/rapat koordinasi dengan semua pihak /penanggungjawab

kegiatan/keuangan, agar laporan yang dihasilkan sesuai dengan modul/petunjuk

teknis yang sudah diatur didalamnya. Laporan kinerja ini disusun sebagai bentuk

pertanggungjawaban Dinas Kesehatan Provinsi Riau atas pelaksanaan tugas dan

fungsi selama Tahun 2020 dengan menggunakan anggaran Dekonsentrasi.

Laporan kinerja ini merupakan pelaksanaan amanat Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan

dan Kinerja Instansi Pemerintah, pasal 28 menyatakan bahwa Satuan Kerja

Perangkat Daerah yang menjadi pelaksana kegiatan Dana Dekonsentrasi

menyelenggarakan akuntansi dan menyusun Laporan Keuangan dan Kinerja

sebagaimana berlaku bagi kuasa Pengguna Anggaran pada tingkat pemerintah pusat

dan Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah menyampaikan Laporan Keuangan dan

Kinerja atas pelaksanaan kegiatan Dana Dekonsentrasi kepada gubernur dan

Menteri/Pimpinan Lembaga terkait. Selain itu Peraturan Menteri PAN/RB No. 53

Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan

Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah yang mengamanatkan

bahwa Pimpinan Satuan Kerja menyusun dan menyampaikan Laporan Kinerja

kepada Pimpinan Unit Kerja. Pimpinan unit kerja menyusun laporan kinerja

tahunan tingkat unit kerja berdasarkan perjanjian kinerja yang disepakatidan

menyampaikannya kepada Menteri/Pimpinan Lembaga

1.2. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara RI Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4286);

Page 18: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

8

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

3. Undang-undang 33 Tahun 2004 tentag Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah;

4. Instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2010, tentang Percepatan Pelaksanaan prioritas pembangunan nasional tahun 2010;

5. Instruksi Presiden Nomor 3 tahun 2010, tentang Program Pembangunan Yang Berkeadilan

6. Peraturan Menteri Kesehatan No.1144/Menkes/PER/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan;

7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1464/Menkes/PER/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan;

8. Peraturan Menteri Kesehatan No 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi dan Pelayanan Kesehatan Seksual;

9. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;

10. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 93/PMK.02/2011 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKAKN/L;

11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan;

12. Keputusan Menteri kesehatan RI Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2019-2024;

13. PMK No. 142/PMK.02/2018 Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas PMK Nomor 94/PMK.02/2017 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran;

14. PMK Nomor 119/PMK.02/2019 Tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2020.

1.3. Maksud dan Tujuan

Laporan kinerja ini disusun untuk mewujudkan pelaksanaan Perpres No. 29 tahun

2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Riau,

Tujuan penyusunan LAKIP ini adalah sebagai berikut :

a. Memberikan informasi kinerja Bidang P2P selama tahun 2020 yang telah

ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja antara Kepala Dinas Kessehatan

Provinsi Riau bersama Direktur Jenderal P2P Kementerian Kesehatan RI.

b. Sebagai pertanggungjawaban dana dekonsentasi kepada Direktorat Jenderal

P2P tahun 2020

Page 19: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

9

c. Sebagai upaya mewujudkan konsolidasi, koordinasi antara daerah dan pusat

d. Sebagai uapaya perbaikan berkesinambungan baik dari segi manajemen antar

daerah dan pusat pada tahun pelaksanaan.

1.4. Visi dan Misi

Visi dan Misi Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024 mengikuti Visi dan

Misi Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia maju yang

berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong-royong”. Upaya untuk

mewujudkan visi ini dilaksanakan melalui 9 misi pembangunan yaitu:

1. Peningkatan kualitas manusia Indonesia;

2. Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing.

3. Pembangunan yang merata dan berkeadilan

4. Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan.Kemajuan budaya yang

mencerminkan kepribadian bangsa.

5. Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan tepercaya.

6. Perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh

warga.

7. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan tepercaya.

8. Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka Negara Kesatuan.

9. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Peran Ditjen P2P dalam mendukung pencapaian indikator Kementerian

Kesehatan yakni menyelenggarakan pencegahan dan pengendalian peyakit secara

berhasil-guna dan berdaya-guna dalam mendukung pencapaian derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya melalui kegiatan surveilans dan karantina

kesehatan, pencegahan dan pengendalian penyakit menular langsung, pencegahan dan

pengendalian penyakit tular vektor dan zoonotik, pencegahan dan pengendalian

penyakit tidak menular, pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa dan

dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program P2P.

Visi dan Misi Provinsi Riau : Visi Gubernur dan wakil Gubernur Riau

menggambarkan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin

Page 20: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

10

dicapai dalam masa jabatan selama 5 (lima) tahun. Visi adalah rumusan umum

mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Visi Gubernur

dan wakil Gubernur Riau ini menjadi visi Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Riau Tahun 2019 – 2024 yaitu :

“Terwujudnya Riau yang Berdaya Saing, Sejahtera, Bermartabat dan Unggul di Indonesia (Riau Bersatu)”.

Misi disusun dalam rangka mengimplementasikan langkah-langkah yang akan

dilakukan dalam mewujudkan visi. Rumusan misi merupakan penggambaran visi

yang ingin dicapai dan menguraikan upaya-upaya yang harus dilakukan. Misi

disusun untuk memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran serta arah kebijakan

untuk mencapai visi. Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya

yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi dalam Rancangan Awal

RPJMD Provinsi Riau Tahun 2019 -2024 adalah :

Misi I Mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas dan berdaya

Saing global melalui pembangunan manusia seutuhnya

Misi 2 Mewujudkan pembangunan ekonomi yang inklusif, mandiri dan

berdaya saing .

Misi 3 Mewujudkan tatakelola pemerintahan yang baik dan pelayanan public

yang prima berbasis teknologi informasi

Misi 4 Mewujudkan pembangunan infrastruktur daerah yang merata

berwawasan lingkungan dan berkelanjutan

Misi 5 Mewujudkan budaya melayu sebagai paying negeri dan

mengembangkan Pariwisata berdaya saing.

Misi Gubernur dan wakil Gubernur Riau yang terkait langsung dengan

Dinas kesehatan adalah misi pertama yaitu mewujudkan sumber daya manusia

berkualitas dan berdaya saing global melalui pembangunan manusia seutuhnya.

Page 21: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

11

Untuk mendukung pencapaian visi dan misi tersebut, Dinas Kesehatan

melaksanakan kebijakan di bidang kesehatan yaitu :

1. Meningkatkan Pembiayaan Kesehatan;

2. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan;

3. Meningkatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit;

4. Meningkatkan Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan;

5. Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Melalui GERMASl;

6. Meningkatkan Pelayanan Kefarmasian dan Alkes;

7. Meningkatkan Pengembangan dan Pendayagunaan Sumber Daya Manusia

Kesehatan.

1.5. Tugas Pokok dan Fungsi

1. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan Provinsi Riau

Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 67 Tahun 2016 yaitu :

Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana urusan pemerintah yang menjadi

kewenangan daerah, dan dipimpin oleh Kepala Dinas Kesehatan yang

berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur melalui

Sekretaris Daerah. Dinas kesehatan dalam pelaksanaan tugas sebagaimana

dimaksud dalam Peraturan Gubernur No 67 Tahun 2016 berfungsi perumusan

kebijakan pada secretariat, Bidang Kesehatan Masyarakat, Bidang Pencegahan

dan Pengendalian Penyakit, Bidang Pelayanan Kesehatan,dan Bidang Sumber

Daya Kesehatan dan Kefarmasian. Bidang Pencegahan dan pengendalian

penyakit mempunyai tugas melakukan koordinasi, faslitasi dan evaluasi pada

seksi surveilans dan imunisasi, seksi pencegahan dan pengendalian penyakit

menular, seksi Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan

kesehatan jiwa.

2. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Riau terdiri dari :

1. Kepala Dinas

2. Sekretaris terdiri dari

a. Subbagian Umum dan Kepegawaian

b. Subbagian Perencanaan dan Program

c. Subbagian Keuangan dan Perlengkapan

3. Bidang Pelayanan Kesehatan

Page 22: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

12

a. Seksi Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan

b. Seksi Kesehatan Rujukan

c. Seksi Pelayanan Kesehatan primer dan Kesehatan Tradisional

4. Bidang Kesehatan Masyarakat

a. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi

b. Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

c. Seksi Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan kerja

5. Bidang Sumberdaya Manusia dan Kefarmasian

a. Seksi kefarmasian dan alat kesehatan

b. Seksi pengembangan dan pendayagunaan sumber daya manusia

kesehatan

c. Seksi pengembangan sarana dan prasarana

6. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Kepala bidang pencegahan dan pengendalian penyakit mempunyai tugas

melakukan koordinasi, fasilitasi dan evaluasi pada seksi surveilans dan

imunisasi, seksi pencegahan dan pengendalian penyakit menular, seksi

pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud maka kepala bidang

menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan program kerja dan rencana operasional pada bidang

pencegahan dan pengendalian penyakit;

b. Penyelenggaraan kordinasi, fasilitasi dan memeriksa hasil pelaksanaan

tugas di lingkungan bidang pencegahan dan pengendalian penyakit;

c. Penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

tugas sesuai dengan tugas yag telah dilaksanakan kepada kepala Dinas

Kesehatan; dan

d. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan sesuai tugas

dan fungsinya.

Seksi Surveilans dan Imunisasi mempunyai tugas pokok

menyelenggarakan urusan sebagaimana pada rincian Tugas pokok berikut :

a. Merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada Seksi

Surveilans dan Imunisasi;

Page 23: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

13

b. Membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil

pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Surveilans dan

Imunisasi;

c. Melaksanakan program Surveilans Terpadu Penyakti, Surveilans

Penyakit Dapat Dicegah Dengan Imunisasi, Imunisasi dan Sistem

Kewaspadaan Dini Respon Kejadian Luar Biasa (KLB), serta

peningkatan Kesehatan Haji dan Kesehatan Matra;

d. Melaksanakan koordinasi Lintas program dan Lintas Sektor program

Surveilans Terpadu Penyakit (STP), Surveilans Penyakit Dapat Dicegah

Dengan Imunisasi (PD3I), Imunisasi dan Sistem Kewaspadaan Dini

Respon Kejadian Luar Biasa (KLB) serta Peningkatan Kesehatan Haji

dan Kesehatan Matra;

e. Melaksanakan bimbingan, pembinaan dan pengawasan program

Surveilans Terpadu Penyakit (STP), Surveilans Penyakit Dapat Dicegah

Dengan Imunisasi (PD3I), Imunisasi dan Sistem Kewaspadaan Dini

Respon Kejadian Luar Biasa (KLB), serta peningkatan Kesehatan Haji

dan Kesehatan Matra;

f. Melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan pelaksanaan

tugas dan kegiatan pada seksi surveilans dan imunisasi; dan

g. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai tugas

dan fungsinya.

Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular mempunyai

tugas pokok sebagaimana pada rincian berikut :

a. Merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada Seksi

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular;

b. Membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil

pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit Menular;

c. Melaksanakan kegiatan Pengendalian Penyakit Menular Langsung;

d. Melaksanakan Program Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan

Zoonotik;

Page 24: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

14

e. Mmelaksanakan bimbingan dan pembinaan terhadap Program

Pengendalian Penyakit Menular Langsung;

f. Melaksanakan bimbingan dan pembinaan terhadap Program

Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik;

g. Melaksanakan koordinasi dengan lintas program lintas sektor dalam

pencegahan dan pengendalian Penyakit Menular Langsung, Pencegahan

dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik;

h. Melaksanakan peningkatan kapasitas program pencegahan dan

pengendalian Penyakit Menular Langsung, Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik;

i. Melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan pelaksanaan

tugas dan kegiatan pada seksi pencegahan dan pengendalian penyakit

menular;

j. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai tugas

dan fungsinya.

Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan

Kesehatan Jiwa menyelenggarakan tugas pokok sebagiamana pada rincian

berikut :

a. Merencanakan program/kegiatan dan penganggaran pada Seksi

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan

Jiwa;

b. Membagi tugas, membimbing, memeriksa dan menilai hasil

pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa.

c. Melaksanakan kegiatan pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak

Menular, Kesehatan Jiwa dan NAPZA;

d. Melaksanakan surveilans faktor resiko dan Penyakit Tidak Menular,

Kesehatan Jiwa dan NAPZA;

e. Melaksanakan koordinasi lintas program dan lintas sektor terkait

program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular,

Kesehatan Jiwa dan NAPZA;

Page 25: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

15

f. Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan program

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kesehatan Jiwa

dan NAPZA;

h. Melakukan pemantauan, evaluasi dan membuat laporan pelaksanaan

tugas dan kegiatan pada seksi pencegahan dan pengendalian penyakit

tidak menular dan kesehatan jiwa; dan

i. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan atasan sesuai tugas

dan fungsinya.

Gambar. 1.1Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Riau

1.6. Sumber Daya Manusia

Page 26: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

16

Tahun 2020 jumlah pegawai Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Riau sebanyak

60 orang dengan distribusi yakni jumlah ASN 40 orang dan Tenaga Kontrak

berjumlah 20 Orang.

Gambar.1.2

Distribusi Sumber Daya Manusia P2P Dinas Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2020

Dari jumlah ASN di bidang P2P dibagi menjadi tiga seksi yaitu seksi Surveilans

dan Imunisasi 15 orang, seksi Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa 10

orang, dan seksi pencegahan dan pengendalian penyakit menular 25 orang.

Gambar. 1.3 Distribusi ASN Bidang P2P Berdasarkan Seksi

Tahun 2020

67%

33%

ASN PTT

20%

30%

50%

PTM SURVEILANS P3M

Page 27: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

17

1.7. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Lakip Dinas Kesehatan Provinsi Riau Bidang P2P tahun

2020 adalah sebagai berikut:

1. Bab 1. Pendahuluan

Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan

kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic

issue) yang sedang dihadapi organisasi.

2. Bab 2. Perencanaan Kinerja

Bab ini menguraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja Kementerian

Kesehatan Tahun 2020.

3. Bab 3. Akuntabilitas Kinerja

a. Capaian Kinerja Organisasi

Sub bab ini menyajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap

pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil

pengukuran kinerja organisasi.

b. Realisasi Anggaran

Sub bab ini menguraikan tentang realisasi anggaran yang digunakan

dan telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai

dengan dokumen Perjanjian Kinerja

4. Bab 4. Penutup

Bab ini menguraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta

langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk

meningkatkan kinerjanya.

LAMPIRAN

Page 28: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

18

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. Perencanaan Kinerja

Perencanaan pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian dari sistem

perencanaan pembangunan nasional sebagaimana diatur dalam Undangundang no. 25

tahun 2004. Sebagai bentuk pertanggungjawaban dan upaya yang sudah dilakukan dalam

upaya mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan melalui sistem

pertanggungjawaban secara periodik Dinas Kesehatan Provinsi Riau Bidang P2P

melakukan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dengan dasar

perencanaan kinerja yang sesuai dengan perencanaan Strategis Kementerian Kesehatan.

Perjanjian kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Riau Bidang P2P telah ditetapkan dalam

dokumen Perjanjian Kinerja yang merupakan suatu dokumen pernyataan

kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja

tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki.

Indikator dan target kinerja yang telah ditetapkan menjadi kesepakatan yang

mengikat untuk dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan sebagai upaya mewujudkan

dukungan pelayanan teknis dan administrasi kepada semua unsur di lingkungan Dinas

Kesehatan Provinsi Riau Bidang P2P yang berkualitas. Perencanaan kinerja merupakan

suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu

sampai dengan lima tahun secara sistematis dan berkesinambungan dengan

memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul.

Perencanaan kinerja Dinas Kesehatan Provinsi mengacu pada Rencana Strategis

Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024, Rencana Aksi Program Direktorat Jenderal

P2P dan RKPD Dinas Kesehatan Provinsi. 

Sasaran Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2020-2024 

adalah menurunnya penyakit menular, penyakit tidak menular serta meningkatnya

kesehatan jiwa. Indikator pencapaian sasaran tersebut adalah:

1. Persentase Orang dengan HIV-AIDS yang menjalani Terapi ARV (ODHA on

ART) sebesar 60% pada akhir tahun 2024;

2. Persentase angka keberhasilan pengobatan TBC (TBC succes rate) sebesar 90%

pada akhir tahun 2024;

3. Jumlah kabupaten/kota yang mencapai eliminasi malaria sebanyak 405

kabupaten/kota pada akhir tahun 2024;

Page 29: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

19

4. Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi kusta sebanyak 514 kabupaten/kota pada

akhir tahun 2024;

5. Jumlah kabupaten/kota endemis filariasis yang mencapai eliminasi sebanyak 190

kabupaten/kota pada akhir tahun 2024;

6. Jumlah kabupaten/kota yang melakukan pencegahan perokok usia < 18 tahun

sebanyak 350 kabupaten/kota pada akhir tahun 2024;

7. Jumlah kabupaten/kota yang melakukan pencegahan dan pengendalian PTM

sebanyak 514 kabupaten/kota pada akhir tahun 2024;

8. Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80% imunisasi dasar lengkap anak usia

0-11 bulan sebesar 95% pada akhir tahun 2024;

9. Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan deteksi dini masalah kesehatan jiwa

dan penyalahgunaan napza sebanyak 514 kabupaten/kota pada akhir tahun 2024;

10. Persentase kabupaten/kota yang mempunyai kapasitas dalam pencegahan dan

pengendalian KKM sebesar 86% pada akhir tahun 2024;

11. Jumlah kabupaten/kota yang mencapai eliminasi penyakit infeksi tropis terabaikan

sebanyak 472 kabupaten/kota pada akhir tahun 2024;

12. Persentase faktor resiko penyakit di pintu masuk yang dikendalikan sebesar 100%

pada akhir tahun 2024;

13. Persentase rekomendasi hasil surveilans faktor risiko dan penyakit berbasis

laboratorium yang dimanfaatkan sebesar 100% pada akhir tahun 2024.

Rencana Aksi Program tersebut selanjutnya diturunkan dalam indikator untuk

Direktorat dan Dinas Kesehatan Provinsi dengan penjabaran sebagai berikut. Indikator

kinerja Dinas Kesehatan Provinsi yakni: 

1. Persentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ART.

2. Persentase cakupan penemuan dan pengobatan TBC.

3. Persentase anak 0-11 bulan yang mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap.

4. Persentase kasus kusta baru tanpa cacat.

5. Persentase kasus malaria positif yang diobati sesuai standar.

6. Persentase ODGJ yang mendapatkan pelayanan target 10 %

7. Jumlah kabupaten/kota melaksanakan deteksi dini kanker.

8. Nilai kinerja penganggaran.

Secara lengkap cascading indikator Program Pencegahan dan Pengendalian

adalah sebagai berikut:

Page 30: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

20

Page 31: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Tabel 2.1 Cascading Indikator RAP, RAK dan Dana Dekonsentrasi

Tahun 2020

Indikator Kinerja Program  Indikator Kinerja KegiatanDirektorat/Setditjen P2P

Indikator Kinerja KegiatanDinas Kesehatan Provinsi

Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit1. Persentase Orang Dengan HIV-

AIDS yang menjalani Terapi ARV (ODHA on ART)

1. Persentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ART

1. Persentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ART

2. Persentase angka keberhasilan pengobatan TBC (TBC succes rate)

2. Cakupan pengemuan dan pengobatan TBC (TBC treatment coverage)

2. Persentase cakupan penemuan dan pengobatan TBC

3. Jumlah kabupaten/kota yang mencapai eliminasi malaria

3. Jumlah Kab/Kota yang mencapai API<1/1.000 penduduk

3. Persentase kasus malaria positif yang diobati sesuai standar

4. Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi kusta

4. Proporsi kasus kusta baru tanpa cacat 4. Persentase kasus kusta baru tanpa cacat

5. Jumlah kabupaten/kota endemis filariasis yang mencapai eliminasi

5. Jumlah Kab/Kota endemis filariasis berhasil menurunkan angka mikrofilaria <1%

-

6. Jumlah kabupaten/kota yang melakukan pencegahan perokok usia < 18 tahun

6. Jumlah Kab/Kota yang menerapkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)

7. Jumlah Kab/Kota yang menyelenggarakan Layanan Upaya Berhenti merokok (UBM)

-

7. Jumlah kabupaten/kota yang melakukan pencegahan dan pengendalian PTM

8. Jumlah Kab/Kota yang melakukan deteksi dini faktor risiko PTM ≥80% populasi usia ≥ 15 tahun

9. Jumlah Kab/Kota yang melakukan deteksi dini penyakit kanker di ≥80% populasi usia 30-50

5. Jumlah kabupaten/kota melaksanakan deteksi dini kanker

Page 32: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

tahun10. Jumlah Kab/Kota yang melaksanakan deteksi dini

gangguan indera pada ≥ 40% populasi8. Persentase kabupaten/kota

yang mencapai 80% imunisasi dasar lengkap anak usia 0-11 bulan

11. Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap

12. Persentase anak usai  bulan yang mendapat imunisasi lanjutan campak rubella

13. Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap di Papua dan Papua Barat

6. Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap

9. Jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan deteksi dini masalah kesehatan jiwa dan penyalahgunaan napza

7. Persentase ODGJ berat yang mendapatkan layanan  

8. Penyalahguna Napza yang mendapatkan pelayanan rehabilitasi medis

9. Presentase penderita Depresi pada penduduk ≥ 15 tahun yang mendapat layanan

10. Presentase penderita Gangguan Mental Emosional pada penduduk ≥ 15 tahun yang mendapat layanan

-

10. Persentase kabupaten/kota yang mempunyai kapasitas dalam pencegahan dan pengendalian KKM

11. Persentase Kab/Kota yang memiliki Pelabuhan/Bandar Udara/PLBDN yang mempunyai kapasitas sesuai standar dalam pencegaham dan pengendalian kedaruratan kesehatan masyarakat

-

11. Jumlah kabupaten/kota yang mencapai eliminasi penyakit infeksi tropis terabaikan

12. Jumlah Kab/kota dengan eradikasi frambusia -

12. Persentase faktor resiko penyakit di pintu masuk yang dikendalikan

13. Persentase faktor resiko penyakit di pintu masuk yang dikendalikan

-

13. Persentase rekomendasi hasil surveilans faktor risiko dan penyakit berbasis laboratorium

14. Persentase rekomendasi hasil surveilans faktor risiko dan penyakit berbasis laboratorium yang dimanfaatkan

-

Page 33: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

yang dimanfaatkanProgram Dukungan Manajemen pada Direktorat Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit

14. Nilai Reformasi Birokrasi Kementerian Kesehatan

15. Nilai Reformasi Birokrasi di lingkup Direktorat Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit

16. Persentase kinerja RKAKL pada lingkup Direktorat Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit

6. Nilai Kinerja Penganggaran

Page 34: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

24

B. Perjanjian Kinerja

Perjanjian kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Riau Bidang Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit merupakan dokumen pernyataan dan kesepakatan kinerja antara

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia dengan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau untuk mewujudkan

target-target kinerja sasaran Bidang P2P pada akhir Tahun 2020. PerjanjianKinerja Dinas

Kesehatan Provinsi Riau Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit disusun

berdasarkan pada indikator yang tertuang dalam Rencana Rencana Aksi Program

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2019-2024. Perjanjian

Kinerja merupakan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan telah mendapat persetujuan

anggaran.

Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Riau Bidang Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit 2020 telah ditandatangani serta didokumentasikan sebagai acuan

dalam pelaksanaan kegiatan pada tahun berjalan. Target-target kinerja sasaran kegiatan

yang ingin dicapai Dinas Kesehatan Provinsi Riau Bidang Pencegahan dan Pengendalian

Penyakit tercantum dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2020 adalah sebagai

berikut;

Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Riau

No Sasaran No Indikator Kinerja Target1 Menurunnya penyakit menular,

penyakit tidak menular, serta meningkatnya kesehtaan jiwa

1 Persentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV

77%

2 Persentase cakupan penemuan dan pengobatan TBC

80%

3 Persentase anak 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap

92,9%

4 Persentase kasus kusta baru tanpa cacat

87%

5 Persentase kasus malaria positif yang diobati sesuai standar

95%

6 Jumlah kabupaten/kota melakukan deteksi dini kanker

6 Kab/Kota

7 Persentase ODGJ yang mendapatkan pelayanan target

10%

2 Terkelolanya anggaran pencegahan dan pengendalian penyakit yang efisien dan akuntabel

8 Nilai kinerja penganggaran >80%

Page 35: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

25

No Kegiatan Anggaran

1 Surveilans dan Karantina Kesehatan Rp 857.457.000,-2 Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor

dan ZoonotikRp 991.000.000,-

3 Pencegahan dan pengendalian penyakit menular langsung

Rp 1.126.000.000.,-

4 Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular Rp 538.500.000,-5 Pencegahan dan pengendalian masalahan kesehatan

jiwa dan NAPZARp 230.000.000,-

6 Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada program pencegahan dan pengendalian penyakit

Rp 385.850.000,-

Total Rp 4.128.807.000,-

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Page 36: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

26

3.1. Capaian Kinerja

Pengukuran kinerja dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja

dilakukan dengan cara membandingkan target kinerja sebagaimana telah ditetapkan

dalam perjanjian kinerja pada awal tahun anggaran dengan realisasi kinerja yang telah

dicapai pada akhir tahun anggaran. Teknik pengukuran kinerjaterhadap indikator dan

target PerjanjianKinerja dilakukandengan melakukan pengumpulan data primer secara

kuantitatif terkait penyelenggaraan kegiatan administrasi dukungan manajemen dan

pelaksanaan tugas teknis lainnya program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.

Pengumpulan data ini dilakukan di masing-masing bagian seksi Bidang P2P. Bidang P2P

melakukan analisa Indikator Kinerja, dalam hal ini didalamnya termasuk target atau

perencanaan program dan keuangan sebelum adanya revisi dan realisasi anggaran pada

akhir tahun anggaran dengan memperhatikan adanya revisi atau efisiensi yang dilakukan

dalam anggaran tahun berjalan. Selain adanya berbagai variabel lainnya yang

mendukung analisa Laporan Akuntabilitas Kinerja seperti halnya: dukungan sumber

daya keuangan, sumber daya manusia, analisa tugas dan fungsi organisasi sesuai dengan

peraturan yang berlaku. Berikut adalah target dan capaian indikator Dinas Kesehatan

Provinsi Riau Bidang P2P tahun 2020 :

Tabel. 3.1Pencapaian Target Kinerja Tahun 2020

No Indikator Target Capaian Kinerja (Realisasi)

1 Persentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV

77% 64,12% 83,1%

2 Persentase cakupan penemuan dan pengobatan TBC 80% 31% 38,75%

3 Persentase anak 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap

92,9% 59% 63,5%

4 Persentase kasus kusta baru tanpa cacat 87% 88% 101%

5 Persentase kasus malaria positif yang diobati sesuai standar

95% 99,7% 105%

6 Jumlah kabupaten/kota melakukan deteksi dini kanker

6 Kab/Kota 0Kab/Kota

0

7 Persentase ODGJ yang mendapatkan pelayanan target

10% 61,5% 615%

8 Nilai kinerja penganggaran >80% 81,80% 102,25%

1. Indikator: Persentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV

a. Definisi Operasional: Persentase ODHA yang baru ditemukan masuk dalam layanan

Perawatan Dukungan dan Pengobatan (PDP), yang memulai terapi Anti Retro Virus.

Page 37: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

27

b. Rumus/Cara perhitungan: Jumlah ODHA yang baru ditemukan masuk dalam

layanan Perawatan Dukungan dan Pengobatan (PDP), yang memulai terapi Anti

Retro Virus (ODHA yang inisiasi ART), dibagi dengan jumlah ODHA yang baru

ditemukan masuk dalam layanan Perawatan Dukungan dan Pengobatan (PDP),

dalam kurun waktu tertentu, dikali 100 persen.

c. Capaian IndikatorSituasi epidemic sekaligus data program HIV AIDS dan IMS yang sudah

dilaksanakan oleh Fasyankes di 12 kab/kota yang menjadi performa tahun 2020 ini.Grafik. 3.1

Persentase ODHA baru ditemukan yang memulai ART Tahun 2020

Data diatas diperoleh dari jumlah ODHA yang ditemukan yang kemudian memulai

ARV (inisiasi pengobatan ARV) dibandingkan dengan jumlah ODHA baru yang

ditemukan. ODHA ditemukan melalui layanan tes konseling HIV baik dengan

pendekatan sukarela maupun inisiasi petugas kesehatan. Sedangkan ODHA yang

memulai ARV dilakukan di layanan perawatan dukungan dan pengobatan (PDP)

yang dilakukan secara komprehensif dalam sebuah layanan maupun dengan proses

rujukan. Grafik diatas memperlihatkan capaian tahun 2020 ini sebesar 64,12% dari.

Dimana target adalah sebesar 77% artinya capaian kinerja tahun 2020 ini sebesar

83,27%. Data ini memperlihatkan bahwa upaya untuk memutus mata rantai

penularan belum 100% bisa dilakukan karena belum semua temuan HIV bisa

diinisiasi ARV.

Tabel. 3.2 Perbandingan ODHA baru yang ditemukan dengan ODHA baru yang mulai ART

Target Capaian62%64%66%68%70%72%74%76%78%

77.00%

64,12%

Page 38: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

28

0

100

200

300

400

500

600

700

800

719

461 odha baru ditemukanodha baru mulai ART

Jumlah ODHA mulai ART merupakan indikator yang menggambarkan sejauh mana

program mampu mengendalikan laju transmisi penyakit HIV. ODHA yang

menjalani terapi ARV terus-menerus tidak akan menularkan virus HIV lagi ke orang

lain. Dengan demikian, semakin tinggi ODHA on ART, maka akan semakin

menurun kasus infeksi baru HIV (insidens HIV) di populasi. Dari data diatas terlihat

bahwa ODHA baru yang ditemukan tahun 2020 sebanyak 719 orang sedangkan

ODHA baru on ART sebanyak 416 (64,12%), artinya masih ada 35,88% yang belum

mendapatkan pengobatan. Permasalahan ini semakin berat karena kasus HIV terus

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, artinya beban pemerintah juga semakin

meningkat, sebagaimana terlihat pada data berikut ini

Grafik. 3.2Kasus HIV di Provinsi Riau

Page 39: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

29

Sejak dilaporkan pertama kali tahun 1997 sampai dengan saat ini kasus HIV di

Provinsi Riau terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, penyakit HIV

merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan, artinya penderita HIV yang

terdeteksi ditahun sebelumnya akan menjadi kumulatif kasus HIV tahun tahun

berikutnya. Sehingga penderita HIV Provinsi Riau tercatat sebanyak 6.873 orang

sedangkan tahun 2020 tercatat sebanyak 726 orang

Grafik. 3.3 Kasus AIDS Di Provinsi Riau Tahun 2020

Dari data diatas terlihat bahwa dari 6.873 kasus HIV yang ditemukan, sebanyak

3.266 orang sudah dalam kondisi / stadium AIDS atau sebesar 47,51 %. Artinya

perlu langkah dan upaya dalam penanganan penderita HIV agar jangan sampai

kepada stadium AIDS diantaranya dengan intensifikasi ODHA memulai ART,

Adherens (kepatuhan meminum obat) dan penjangkauan kembali ADHA yang sudah

lost followup dan lain-lain.

Grafik. 3.4Kasus HIV Kabupaten/Kota Di Provinsi Riau Tahun 2020

Page 40: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

30

Dari grafik terlihat bahwa kasus HIV menyebar di 12 Kabupaten/Kota di Provinsi

Riau, dengan kasus yang paling banyak ditemukan di Kota Pekanbaru sebanyak

4.112 kasus. Artinya 59,82% kasus HIV ada di Kota Pekanbaru. Hal ini disebabkan

karena secara sebaran penduduk, kota pekanbaru memiliki penduduk yang lebih

besar dibanding Kabupaten/kota lainnya. Berdasarkan keseluruhan data diatas dapat

disimpulkan bahwa estimasi Kemenkes tahun 2020 diperkirakan ada 11.596 ODHA

di Provinsi Riau. Sampai dengan Desember 2020 telah ditemukan 6.873 kasus HIV,

dimana 3.266 diantaranya ditemukan sudah pada stadium AIDS. Kemudian ODHA

baru yang memulai terapi ARV baru sebanyak 64,12 % sedangkan Temuan HIV di

Provinsi Riau saat ini hanya sekitar 59,27% dari perkiraan estimasi, Gap antara

temuan kasus HIV dengan estimasi ODHA cukup besar, sehingga membuat kinerja

menjadi lebih rendah akibat ODHA yang mnjalani terapi ARV masih rendah akibat

akibat dari lost to follow up, berhenti, meninggal, rujuk keluar dan belum memulai

ARV.

Tabel. 3.4Perbandingan Realisasi kinerja tahun 2020 dengan Target Renstra OPD

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Target akhir

Renstra

Realisasi Tahun 2020

Capaian tahun 2020

terhadap target akhir

1 Meningkatnya upaya pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Persentase ODHA yang menjalani terapi ARV

60% 83,27% 138,7%

Pada Renstra Dinas Kesehatan ditetapkan persentase ODHA yang menjalani terapi

ARV sebesar 60%, hal ini sesuai dengan target yang ditetapkan Kemenkes RI Tahun

2020. Dari Evaluasi Kinerja Program HIV AIDS tahun 2020 didapatkan realisasi

sebesar 83,27% . Artinya angka ini sudah melampaui target nasional (138,7%).

d. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator

HIV AIDS masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. HIV AIDS

memberikan dampak tidak hanya pada sektor kesehatan maupun dampak sosial

Page 41: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

31

ekonomi. Mengacu kepada Peraturan Menteri Kesehatan No. 21 tahun 2013 prinsip

dan strategi penanggulangan HIV dan AIDS, upaya yang telah dilakukan yaitu :

1. Mengupayakan meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam

penanggulangan HIV dan AIDS melalui dukungan kerjasama diantaranya

penjangkauan ODHA, pendampingan ODHA agar bisa mendapatkan layanan

kesehatan dalam konseling, testing dan pengobatan.

2. Meningkatkan advokasi dan sosialisasi melalui pertemuan dan rapat baik

internal maupun lintas sektor.

3. Meningkatkan kapasitas petugas dalam konseling, testing, pengobatan dan

pelaporan melalui pelatihan dan workshop baik melalui tatap muka maupun

daring.

4. Meningkatkan jangkauan pelayanan pada kelompok masyarakat berisiko

tinggi, dengan membuka layanan Perawatan Dukungan Pengobatan / PDP

baru di daerah.

5. Meningkatkan ketersediaan, dan keterjangkauan pengobatan, pemeriksaan

penunjang HIV dan AIDS diantaranya melalui layanan pemeriksaaan Viral

Load / VL yang sudah tersedia melalui kerjasama dengan RSUD Arifin

Ahmad.

e. Analisa Penyebab Kegagalan

Penemuan kasus yang masih rendah yaitu 59,27 % akan berpengaruh terhadap

capaian persentase ODHA baru yang mulai ART yang juga masih rendah yaitu 64,

12%. Sebenarnya jika mengacu kepada target sebesar 77%, capaian kinerja program

adalah sebesar 83,27%. Capaian program yang belum 100% karena sulit untuk

menjangkau ODHA akibat masih adanya stigma negative terhadap ODHA,

kebanyakan ODHA menutupi status nya bahkan untuk berkunjung ke layanan

kesehatan untuk mendapatkan pengobatan sangat sulit dilakukan. Bahkan ODHA

yang sudah dijangkau pada akhirnya lost follow up, berhenti konsumsi obat dll

f. Kendala/masalah yang dihadapi

1. Upaya penemuan kasus HIV masih rendah 59,27%, rendahnya penemuan

berdampak pada rendahnya ODHA yang akan diinisiasi ARV dan kemudian

masih menjalani terapi tersebut hingga saat ini yang bisa dipastikan bisa memutus

mata rantai penularan.

2. Masih banyak ODHA yang mau memulai ARV karena masih merasa

sehat/asimptomatis, belum siap memulai terapi seumur hidup, khawatir stigma

Page 42: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

32

dan diskriminasi, lost to follow karena bosan/merasa efek samping obat/tergoda

iklan obat herbal/putus obat karena tidak punya biaya untuk mengambil ARV di

RS/PKM yang jauh dari wilayah domisili akibat khawatir stigma masyarakat.

3. Ada kecenderungan ODHA dari kelompok populasi kunci yang ada di

lokasi/lokalisasi sulit diinisiasi ARV atau diobati Sifilisnya karena dibatasi

geraknya oleh mucikari/mami untuk datang ke Fasyankes.

4. Belum semua Puskesmas melakukan kewajiban melaksanakan Standar Pelayanan

Minimal yaitu melakukan skrining HIV pada 8 kelompok sasaran yang rentan.

Belum semua Puskesmas melakukan kewajiban melaksanakan Triple Eliminasi

yaitu skrining HIV, Sifilis dan Hepatitis B pada ibu hamil.

5. Koordinasi lintas program belum optimal sehingga menurunkan kesempatan

untuk meningkatkan capaian program HIV.

6. SIHA sebagai sistim informasi program HIV dan IMS belum optimal

pemanfaatannya oleh Puskesmas dan RS yang melakukan layanan HIV dan IMS,

sehingga data yang ada masih under reported

g. Pemecahan Masalah

1. Meningkatkan kapasitas Puskesmas dan RS agar mampu melakukan konseling

dan tes HIV dalam rangka untuk meningkatkan capaian SPM yaitu melakukan

tes HIV pada 8 kelompok rentan terinfeksi (WPS, LSL, Waria, Penasun, Pasien

IMS, Pasien TB, WBP dan ibu hamil) sekaligus meningkatkan temuan kasus

HIV.

2. Mendorong kab/kota agar membuat jejaring rujukan ARV bagi ODHA dan

memastikan agar semua Fasyankes diwilayah kerjanya memahami alur tersebut.

3. Mendorong layanan PDP untuk meningkatkan kualitas konseling ARV bagi

ODHA untuk memastikan semua ODHA baru dapat diinisiasi ARV dan

mencegah ODHA lama lost to follow up.

4. Mendorong kab/kota agar membuat kerjasama atau kemitraan dengan

mucikari/mami untuk memastikan populasi kunci dengan status HIV+ atau

terinfeksi Sifilis mendapatkan pengobatan untuk memutus mata rantai

penularan.

5. Melakukan koordinasi lintas program di provinsi dan kab/kota untuk

mendorong optimalisasi tes HIV dan pelaksanaan Triple Eliminasi pada ibu

hamil.

Page 43: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

33

6. Melakukan monitoring terhadap semua Fasyankes secara berjenjang terkait

pelaporan bulanan program HIV AIDS dan IMS menggunakan aplikasi

SIHA.Melakukan mentoring/asistensi secara langsung maupun tidak langsung

serta melakukan umpan balik terhadap evaluasi capaian program secara berkala

h. Efisiensi penggunaan sumber daya

Dengan mengembangkan layanan sesuai sumber daya yang ada secara bertahap pada

seluruh pelayanan yang ada sesuai dengan fungsi dan strata pelayanandengan

mempertimbangkan kemampuan dan kesiapan sarana,tenaga dana dan dapat

memberi pelayanan terhadap populasi kunci,populasi khusus dan populasi umum.

Tingkat Efisiensi penggunaan Sumber Daya belum bisa terlaksana efisiensi

anggaran karena: dalam uraian kegiatan pada penganggaran tahun 2020 hanya

terdiri dari komponen Validasi Data dan Distribusi Obat. Tentunya hal ini belum

memberi daya ungkit dalam capaian program seperti yang ditargetkan. Sedangkan

permasalahan HIV AIDS sebabaimana disampaikan dan diuraikan diatas sangat

komplek

2. Indikator: Persentase cakupan penemuan dan pengobatan TBC

a. Definisi Operasional: Persentase semua kasus TB baru dan kambuh (termasuk TB

resistan obat) yang diobati dan dilaporkan diantara perkiraan insiden TB.

b. Rumus/Cara perhitungan: Jumlah semua kasus TB baru dan kambuh (termasuk TB

resistan obat) yang diobati dan dilaporkan dibagi perkiraan insiden TB dikali 100

persen

c. Capaian Indikator

Membandingkan antara target dan realisasi kineja ini dengan tahun lalu dan beberapa

tahun terakhir (minimal 3 tahun).

Grafik. 3.5Succes Rate TB Riau – Tahun 2018-2020

Page 44: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

34

Capaian Succes Rate TB di 3 Tahun terakhir yaitu dari Tahun 2018-2020

menunjukkan angka capaian yang meningkat dan mencapai target nasional

Tabel. 3.6Capaian Keberhasilan Pengobatan TB

(Succes Rate – TB) Tahun 2018

Succes Rate TB di Tahun 2018 mencapai 83,8%, capaian ini belum memenuhi target

yang ditetapkan secara nasional yaitu 90%. Kendala nya adalah kurangnya

pengawalan yang baik pengobatan kasus TB, pasien pindah yang tidak terindentifikasi

lagi alamatnya sehingga sulit dilacak keberhasilan pengobatannya. Namun demikian

terdapat 5 Kabupaten yang telah memenuhi target nasional yaitu Bengkalis, Kuantan

Singingi, Pelalawan, Kota Pekanbaru dan Indragiri Hulu

Tabel. 3.3Capaian Keberhasilan Pengobatan Tb (Succes Rate – TB) Tahun 2019

Page 45: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

35

Untuk Tahun 2019, Succes Rate TB telah mencapai target nasional dengan hasil

capaian 90,8%. Keberhasilan ini dikarenakan cukup ketatnya pengawalan pengobatan

yang dilakukan oleh petugas, alamat pasien yang bisa diidientifikasi ketika pindah

sehingga bisa dievaluasi keberhasilan pengobatannya.

Grafik. 3.6Succes Rate TB Tahun 2020

Untuk Tahun 2020, Succes Rate TB telah mencapai target nasional dengan hasil

capaian 92,6%. Keberhasilan ini dikarenakan cukup ketatnya pengawalan pengobatan

yang dilakukan oleh petugas, alamat pasien yang bisa diidientifikasi ketika pindah

sehingga bisa dievaluasi keberhasilan pengobatannya.

Tabel. 3.4Perbandingan Realisasi kinerja tahun 2020 dengan Target Renstra OPD

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Target akhir

Renstra

Realisasi Tahun 2020

Capaian tahun 2020

terhadap target akhir

1 Meningkatnya upaya pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Success Rate TB

90% 92.6% 100%

Page 46: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

36

Pada Renstra Dinas Kesehatan ditetapkan target Success Rate TB sebesar 90%,

hal ini sesuai dengan target yang ditetapkan Kemenkes RI Tahun 2020. Dari Evaluasi

Kinerja Program TB Per tanggal 19 Januari 2021 didapatkan realisasi sebesar 92,6%

(100%). Angka ini sudah memenuhi target nasional. Keberhasilan capaian ini kafrena

semakin ketatnya pengawalan pengobatan kasus TB oleh petugas dan bisa dilacaknya

pasien TB yang pindah sehingga bisa dievaluasi keberhasilan pengobatannya..

d. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator

Membuat perencanaan program sesuai dengan kebutuhan unruk mencapai kasus

TB sesuai dengan target yang diberikan

Menyusun rancangan regulasi sebagai bentuk implementasi dari Peraturan

Gubernur tentang Penanggulangan Tuberkulosis.

Melaksanakan pelatihan dan bimbingan teknis pada petugas di fasilitas pelayanan

kesehatan, baik pemerintah maupun swasta sehingga terpenuhi kebutuhan tenaga

terlatih untuk layanan TB sesuai standar.

Meningkatkan pemuan kasus dan kualitas pelayanan TB dengan ketersediaan

TCM yang tersebar di 236 (dua ratus tiga puluh enam) fasilitas pelayanan

kesehatan (puskesmas).

Melakukan bimbingan teknis untuk fasilitas pelayanan kesehatan yang

memberikan layanan TB.

Advokasi untuk dukungan dan kontribusi lintas sektor, organisasi profesi,

maupun mitra kerja (LSM) dalam menumbuhkan sinergisitas program.

e. Analisa Penyebab Kegagalan

1. Analisa Capaian CDR

Capaian Penemuan Kasus TB di tahun 2020, mengalami penurunan secara

significant. Capaian CDR Riau hanya 31,23% dari 80% target yang ditetapkan

secara nasional. Namun demikian Riau menempati posisi 21 dari 34 Provinsi

Lainnya di Indonesia dengan angka capaian CDR.

Page 47: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

37

Berdasarkan Berdasarkan Grafik diatas, Treatment Coverage Tuberkulosis

Tahun 2020 Tingkat Nasional, Penemuan Kasus TB Riau menempati urutan 21

dari 34 Provinsi lainnya di Indonesia. Penemuan Kasus TB secara nasional

menurun, hal ini disebabkan oleh Seluruh Anggaran TB dan SDM TB yang

jumlahnya terbatas difokuskan ke Kasus Covid, sehingga Faskes yang ada tidak

memiliki anggaran untuk turun ke lapangan melakukan Investigasi Kontak.

Selanjuitnya ditambah dengan ketakutan masyarakat untuk datang ke Faskes

memeriksakan kesehatan menurun dengan drastic, sehingga angka penemuan

kasus TB juga menurun. Analisa Capaian keberhasilan Pengobatan TB :

Capaian Succes Rate TB sudah mencapai target nasional. Angka ini sesuai

dengan Indikator yang dietetapkan dalam Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Riau

Tahun 2020 sd 2024. Sejak Tahun 2018 sd Tahun 2020 capaiannya Success Rate

TB mengalami peningkatan secara significant, dan jelas terlihat penambahan

kontribusi Kab/Kota yang memenuhi target nasional juga mengalami trend

peningkatan Tahun 2018 Succes Rate TB = 83,8% dan terlihat pada grafik

terdapat 5 Kab/Kota (Bengkalis, Kuansing, Pelalawan, Pekanbaru dan Indragiri

Hulu) yang memenuhi target nasional. Kemudian Pada Tahun 2019 Succes Rate

TB = 91,0% dan terdapat 4 Kab/Kota yang memenuhi target nasional yaitu

(Rokan Hulu, Pekanbaru, Dumai dan Rokan Hilir). Selanjutnya Tahun 2020

Succes Rate TB = 90.4% dan terdapat 10 Kab/Kota yang memenuhi target

nasional yaitu (Pelalawan, Rokan Hulu, Kampar, Siak, Kuansing, Dumai, Rohil,

Indragiri Hilir, Indragiri Hulu dan bengkalis), namun angka ini dapat memgalami

peningkatan karena penutipan data TB secara Naional ditetapkan pada tanggal 28

Februari 2021.

f. Kendala/masalah yang dihadapi

Masih dibutuhkan dukungan dan kontribusi dari lintas sektor, baik dari sektor

pemerintah (Perangka Daerah) maupun sektor swasta.

Masih banyak petugas/pengelola/penjab TB yang belum di latih baik di

puskesmas, rumah sakit maupun klinik, DPS termasuk rumah sakit swasta, TNI-

POLTRI, BUMD-BUMN

Kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan/deteksi TB masih sangat

perlu ditingkatkan

Page 48: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

38

Situasi Pandemi Covid-19 yang belum mereda mengakibatkan penemuan kasus

TB rendah dikarenakan petugas gak berani turun dan masyarakat gak berani

mengunjungi pelayanan Kesehatan pada saat ini

Masih banyak kabupaten/kota yang sangat sedikit anggaran untuk program

tuberkulosis

Mobilitas penduduk Provinsi Riau yang sangat tinggi sehingga rantai penularan

TB sulit untuk diputuskan. Hal ini didukung oleh kondisi Sebagian wilayah yang

masih menjadi kantong TB (:daerah kumuh miskin dan kumuh padat.

Komitmen fasilitas Kesehatan dalam memberikan layanan pengobatan TB sesuai

standar

Keterbatasan Anggaran baik melalui sumber dana APVD maupun sumber dana

APBN.

g. Pemecahan Masalah

Melakukan advokasi kepada lintas sektor, lintas program untuk mendapatkan

dukungan yang dibutuhkan untuk program. Menjalin kolaborasi dan koordinasi

atas kerja sama yang sudah terbangun.

Edukasi dan promosi untuk mengenali tanda dan gejala TB dan cara mengakses

layanan TB.

Terus melakukan upaya promotive dan edukatif kepada masyarakat dengan

metode yang kreatif dan menyesuaikan dengan memperhatikan kondisi di masa

pandemi.

Input data kasus TB di SITB dilakukan secara bertahap oleh semua tim TB

(petugas poli TB, laboratorium dan farmasi), secara real time dan tidak ditunda

lama. Memberikan OJT bagi petugas yang masih ada kesulitan dalam input SITB

Melaksanakan kegiatan aktif massif untuk menemukan kasus terduga TB dengan

berbagai metode seperti skrining TB di daerah kantong TB, daerah dengan

populasi beresiko, kegiatan investigasi kontak dan integrasi dengan kegiatan lain

Melibatkan fasilitas Kesehatan baik swasta maupun pemerintah dengan

melakukan Perjanjian Kerja Sama (PKS) untuk meningkatkan komitmen faskes

dalam memberikan layanan TB sesuai standar.

Meminta peserta pelatihan dan pimpinan faskes untuk membuat surat pernyataan

bersedia menempatkan petugas di layanan TB sekurangnya 2 tahun setelah

mengikuti pelatihan.

Support Anggaran untuk Program TBC

Page 49: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

39

h. Efisiensi penggunaan sumber daya

Efisiensi pengguna sumber daya terutama dana sangat berperan besar terhadap

tercapainya indikator kinerja program, untuk itu penggunaan sumber dana difokuskan

pada target daerah yang beban TB tinggi, target faskes yang beban TB tinggi,

melakukan on the job training bagi petugas yang belum di latih TB, memaksimal kan

dana BOK di puskesmas untuk penjaringan kasus TB di lapangan dengan deteksi Dini

TB/Pengisiran kasus di RS swasta, DPM, Klinik, LAPAS/rutan/Pasentren, work

place.

3. Indikator: Persentase anak 0-11 Bulan yang mendapatkan Imunisasi Dasar

Lengkap

a. Definisi Operasional: Persentasi anak usia 0-11 bulan yang mendapat 1 dosis Hep B,

1 dosis BCG, 4 dosis polio tetes, 1 dosis IPV, 3 dosis DPT-HB-Hib serta 1 dosis

campak/MR di suatu wilayah pada kurun waktu 1 tahun,

b. Rumus/Cara perhitungan: Jumlah anak usia 0-11 bulan yang mendapat 1 dosis Hep

B, 1 dosis BCG, 4 dosis polio tetes, 1 dosis IPV, 3 dosis DPT-HB-Hib serta 1 dosis

campak/MR di suatu wilayah pada kurun waktu 1 tahun dibagi dengan jumlah

seluruh bayi yang bertahan hidup di suatu wilayah pada kurun waktu yang sama

dikali 100 persen

c. Capaian Indikator

Pada tahun 2020 capaian indikator imunisasi dasar lengkap sebesar 59.0%, masih

dibawah target yang ditetapkan yaitu 92,0%. Capaian tahun ini cenderung menurun

bila dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya.Pencapaian Imunisasi Dasar

Lengkap dapat dilihata pada grafik dibawah ini

Grafik. 3.7Capaian Imunisasi Dasar Lengkap Per Kab/Kota Tahun 2020

0.020.040.060.080.0

28.9

54.8 58.8

84.2

44.055.0

73.8 66.3 62.983.4

53.733.1

Grafik. 3.8Capaian Imunisasi Dasar Lengkap 3 (tiga) tahun terkahir

Page 50: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

40

0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%

71.00% 73.80%59.00%

2018 2019

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa capaian target imunisasi dasar lengkap di

Provinsi Riau dari tahun 2018 - 2020 belum tercapai target sebagaimana yang telah

ditetapkan, bahkan cenderung terjadi penurunan capaian target dari tahun

sebelumnya. Bila dibandingkan dengan target jangka menengah yang terdapat dalam

dokumen perencanaan strategis organisasi khususnya capaian target imunisasi dasar

lengkap sampai dengan tahun ini belum mencapai target sebagai mana telah

ditetapkan. Adapun penyebab penurunan capaian target imunisasi dasar lengkap di

Provinsi Riau dalam 3 tahun terakhir adalah sebagai berikut: 

1. Adanya penundaan pelaksanaan imunisasi di posyandu

2. Pelayanan imunisasi dipuskesmas/RS/ faskes swasta tidak dibuka setiap hari

3. Pelayanan imunisasi di puskesmas/RS/ faskes swasta dijadwalkan sesuai

kesepakatan antara orang tua dan petugas imunisasi

4. Masyarakat / orang tua masih merasa khawatir membawa anaknya ke sarana

pelayanan kesehatan selama masa pandemic covid 19

5. Petugas kesehatan masih merasa takut dalam melaksanakan pelayanan imunisasi

dimasa pandemic disebabkan karena banyaknya tenaga kesehatan yang siudah

terpapar virus covid 19

6. Tidak adanya dana operasional untuk pelacakan anak yang tidak lengkap

imunisasi atau yang belum diimunisasi (Defaulter Tracking)

a. Alternatif solusi yang telah dilakukan:

Advokasi dan sosialisasi akselerasi dalam rangka peningkatan cakupan

imunisasi lintas sector dan lintas program terkait,

Peningkatan kapasitas petugas melalui pelatihan pelaksanaan imunisasi

rutin baik ditingkat provinsi maupun kabupaten/kota

Sosialisasi manfaat imunisasi kepada masyarakat melalui media KIE,

Page 51: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

41

Penguatan strategi komunikasi untuk peningkatan capaian program

imunisasi kepada lintas sector terkait (MPU, dinas pendidikan dan

kementerian agama),

Melakukan monitoring dan evaluasi melalui supervisi suportif ke

kabupaten/kota dan sampai ke puskesmas terpilih,

Melakukan konseling imunisasi pada saat pelayanan imunisasi baik di

posyandu maupun di puskesmas,

Melibatkan media local cetak untuk pemberitaan pentingnya imunisasi bagi

anak, Kerjasama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Ikatan

Bidan Indonesia (IBI).

d. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator

Beberapa upaya yang dilakukan untuk mencapai target indikator imunisasi dasar

lengkap adalah sebagai berikut:

- Meningkatkan kapasitas petugas imunisasi baik tingkat puskesmas maupun

dinas kesehatan kabupaten/kota melalui berbagai kegiatan pertemuan baik di

kabupaten/kota maupun di provinsi 

- Koordinasi dengan lintas sector dan lintas program untuk peningkatan

cakupan imunisasi baik di tingkat kabupaten/kota maupun provinsi

- Melakukan monitoring dan evaluasi ke kabupaten/kota sampai ke puskesmas

melalui kegiatan supervise suppotif, effectif vaksin managemen dan DQS

- Sosialisasi dan mobilisasi kepada masyarakat melalui media KIE, radio spot

dan iklan melalui media massa lokal

- Komunikasi berkesinambungan secara berjenjang dengan petugas dan

penanggung jawab program imunisasi

e. Analisa Penyebab Kegagalan

- Adanya regulasi tentang penyelenggaraan imunisasi yaitu Permenkes nomor

12 tahun 2017.

- Komitmen organisasi profesi dalam hal ini IDAI, IBI dan PPNI.

- Komitmen petugas imunisasi secara umum baik bidan desa, juru imunisasi

puskesmas dan pengelola program imunisasi dinas kesehatan kabupaten/kota

- Tersedianya sarana dan prasarana alat pengendali vaksin secara berjenjang

f. Kendala/masalah yang dihadapi

Page 52: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

42

Adapun kendala/masalah yang kemungkinan dihadapi yaitu: 

- Terjadinya pergantian petugas imunisasi di tingkat puskesmas 

- Terbatasnya alokasi anggaran untuk kegiatan program imunisasi baik di

Puskesmas maupun di dinas kesehatan kabupaten/kota 

- Kurangnya dukungan pimpinan daerah untuk program imunisasi

- Kurangnya dukungan ulama terhadap program imunisasi 

- Peran media yang masih sangat kurang dalam penyebar luasan informasi

pentingnya imunisasi 

g. Kendala/masalah yang dihadapi

Dari beberapa kendala tersebut, berikut pemecahan masalah yang akan dilakukan

adalah:

- Advokasi pimpinan daerah, kepala dinas kesehatan kabupaten/kota, kepala

puskesmas terkait pergantian petugas, prioritas kegiatan program imunisasi

dan alokasi anggaran yang memadai. 

- Peningkatan kapasitas petugas secara bertahap dan berjenjang

- Peningkatan peran lintas sektor dan lintas program untuk mendukung

penyelenggaraan program imunisasi.

- Membuat regulasi berupa Peraturan Gubernur tentang Imunisasi

h. Efisiensi penggunaan sumber daya

Capaian indikator Persentase anak usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar

lengkap adalah 59% (92,9%) jika dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran

layanan imunisasi sebesar 98,3% yang berarti terdapat tidak efisien pada

penggunaan anggaran

4. Indikator: Persentase kasus kusta baru tanpa cacat

a. Definisi Operasional: Persentase kasus kusta baru yang ditemukan tanpa cacat (cacat tingkat 0) diantara kasus kusta baru

b. Rumus/Cara perhitungan: Jumlah kasus kusta baru tanpa cacat (cacat tingkat 0) dibagi total jumlah kasus kusta baru dikali 100 persen

c. Capaian IndikatorPada tahun 2020 capaian indikator Persentase kasus kusta baru tanpa cacat sebesar

88%, sudah mencapai diatas target yang ditetapkan yaitu 87%., sehingga besaran

capaian kinerja tahun 2020 sebesar 101%

Page 53: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

43

Grafik. 3.9Pesrentase Kasus Kusta Baru Tanpa Cacat

Dari tabel diatas dapat dilihat presentase Kusta tanpa cacat ada peningkatan dalam

penemuan secara dini karena ada beberapa kabupaten mengadakan pertemuan

tatalaksana Kusta dengan anggaran daerah. Perlu adanya petemuan atau pelatihan

yang berkesinambungan dinas kesehatan Kab/Kota, Rumah sakit dan

Puskesmas,sehingga Eleminasi Kusta tahun 2024 dapat tercapai

Grafik. 3.10Presentase penderita Kusta dan Frambusia yang diobati

Page 54: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

44

Tabel. 3.5Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2020 Dengan Target Renstra OPD

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Target akhir Renstra

Realisasi Tahun 2020

Capaian tahun 2020terhadap target akhir

1 Meningkatnya upaya pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Presentase Penderita Kusta dan Frambusia yang diobati

100% 96% 96% %

Pada Renstra Dinas Kesehatan ditetapkan target Presentase penderita Kusta

Frambusia yang diobati sebesar 55%, dan ini belum mencapai target yang ditetapkan

Kemenkes RI Tahun 2020. Dari Evaluasi Kinerja Program Kusta Frambusia tahun

2020 didapatkan realisasi sebesar 55%. Hal ini dikarenakan ada penderita Kusta yang

default (pindah/mangkir), sehingga pengobatan tidak selesai,pengobatan sudah

terlambat sehingga timbul kecacatan.

d. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator

Meningkatkan kapasitas petugas dengan mengadakan pelatihan dalam penemuan

kasus, pemeriksaan laboratorium dan tatalaksana pengobatan, Memberikan bimbingan

teknis dan melakukan monitoring evaluasi pelaksanaan program oleh petugas,

Membangun jejaring informasi penemuan kasus yang melibatkan lintas sektor,

organisasi profesi maupun dengan konseling sebaya dalam bentuk pertemuan

sosialiasasi penemuan kasus kusta dan antispasi stigma masyarakat

e. Analisa Penyebab KeberhasilanMasalah yang dihadapi pada Provinsi Riau karena pemegang program (wasor)

kabupaten kota baik itu di puskesmas dan Dinas Kesehatan Kab/Kota sering terjadi

pergantian orang dan tenaga medis kurang paham mengenai tata laksana kusta. Dalam

hal ini kegiatan yang sudah dilakukan adalah dengan penguatan sistem Surveilans

serta pemantauan dan evaluasi kegiatan Penanggulangan Kusta dimana sudah

Page 55: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

45

dilakukan Intensifikasi Kasus Kusta dengan survey untuk mencapai Eleminasi Kusta

Kab/Kota .

Pada hakekatnya belum bisa secara final menilai keberhasilan Pengobatan Kusta

Frambusia sesuai dengan Indikator yang ditetapkan dalam Renstra Dinas Kesehatan

Provinsi Riau Tahun 2020 sd 2024. Namun kecendrungan untuk mencapai target

nasional diprediksi dapat dicapai dan ada peningkatan karena ditemukan secara dini

penderita kusta baru sehingga tidak terjadi kecacatan

f. Kendala/masalah yang dihadapi

Masih kurangnya tenaga kesehatan terlatih dalam penemuan kasus baru, Terjadinya

rotasi petugas pengelola program di layanan, Stigma masyarakat sehingga pasien atau

keluarga tidak berani melaporkan ke fasilitas pelayanan kesehatan Keterbatasan

pelayanan kusta akibat pandemic COVID-19

g. Pemecahan Masalah Melakukan upaya preventif (penemuan dini) dengan pemeriksanaan kontak,

survey anak sekolah (UKS), RVS dan lain-lain serta pilot kemoprofilaksis bagi

kontak penderita

Melakukan upaya promotif dengan melakukan penyuluhan tanda dini kusta,

kampanye penurunan stigma

Melakukuan upaya kuratif dengan pengobatan sedini mungkin dan upaya

rehabilitatif adalah pencegahan cacat, rehabilitatif medik dan rehabilitatif sosial

ekonomi.

h. Efisiensi penggunaan sumber dayaCapaian indikator kasus baru tanpa cacat adalah 4% ( sesuai dengan target nasional <5 %)

jika dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran sebesar 100% yang berarti penggunaan

anggaran tidak ada efisiensi.

Pengukuran efisensi dilakukan dengan menggunakan perbandingan kinerja yang

dihasilkan terhadap sumber daya yang digunakan. Disini dilihat pengetahuan dan

pelatihan terhadap petugas puskesmas perlu ditingkatkan,sehingga penemuan kasus

kusta secara dini dapat ditemukan dan diobati.

5. Indikator: Persentase kasus malaria positif yang diobati sesuai standar

a. Definisi Operasional: Persentase kasus malaria positif yang diobati sesuai standar

program,

b. Rumus/Cara perhitungan: Jumlah kasus positif malaria yang diobati sesuai standar

program dibagi dengan jumlah seluruh kasus positif malaria dikali 100 persen

Page 56: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

46

c. Capaian Indikator

Indikator kinerja persentase kasus malaria positif yang di obati sesuai standar

ditargetkan 95%, realisasi kinerja tahun ini adalah 96% artinya kasus malaria positif

diobati sesuai standar terlayani.

Grafik. 3.11Persentase kasus malaria positif yang di obati sesuai standar Riau Tahun 2018-2020

2018 2019 202091

92

93

94

95

96

97

98

99

100100 100 100

94.59

97.08

99.77

Target Capaian

Capaian selama 3 tahun terakhir selalu mencapai 100%. Kasus malaria di Provinsi Riau

selama 3 tahun terakhir sudah di bawah 100 kasus. Keberhasilan pencapaian indikator

malaria ini merupakan hasil kerjasama dari tingkat pusat sampai ke unit terkecil di

Puskesmas dan Fasyankes dengan rincian sebagai berikut :

1. Dinas Kesehatan Provinsi Riau memastikan Farmasi Dinkes Kab/Kota stok Obat Anti

Malaria selalu ada dan memantau pendistribusiannya ke Fasyankes

2. Kementerian selalu bekerjasama dengan Dinkes Provinsi tentang Rencana Kebutuhan

obat sehingga tidak pernah putus stok

3. Dinas Kesehatan Kab/Kota aktif meminta kebutuhan obat ke Dinkes Provinsi dan

dengan cepat mendistribusikan ke Fasyankes yang membutuhkan

4. Puskesmas dan Juru malaria Desa aktif memantau pengobatan pasien malaria, sampai

pengobatan standar selesai dilakukan

Tabel. 3.5Perbandingan Realisasi kinerja tahun 2020 dengan Target Renstra OPD

Page 57: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

47

No Sasaran Strategis

IndikatorKinerja

Target akhirRenstra

Realisasi Tahun

2020

Capaian tahun 2020

terhadap target akhir

1 Meningkatnya upayapencegahan danPengendalianPenyakit

Persentase Pengobatan Kasus Malaria Sesuai Standar

95% 99,7% 99,7%

Pada Renstra Dinas Kesehatan ditetapkan target Pengobatan Kasus Malaria

sesuai standar sebesar 80%, apabila mengacu pada target Kementerian kesehatan

yaitu 95 % namun pada awal pembuatan renstra masih di cantumkan 80 %. Dari

Evaluasi Kinerja Program Malaria Sampai akhit tahun 2020 didapatkan realisasi

sebesar 99,7%, yang seharusnya bisa capaiannya 100% karena obat anti malaria sudah

di distribusikan ke seluruh kabupaten/kota.

d. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator

Penguatan tatalaksana malaria

Penguatan tenaga mikroskopis dan crosscheckker malaria Refreshing Kader

dan Juru Malaria Desa dan pengendalian vektor pada daerah endemis malaria

dan mempertahankan upaya pencegahan lainya.

Evaluasi surveilans migrasi

Memperdayakan masyarakat dan tokoh masyarakat dalam pengendalian vektor

dan pengobatan terhadap malaria

Melakukan penyelidikan epidemilogi malaria

e. Analisa Penyebab Keberhasilan/Kegagalan

Dari hasil data capaian program malaria sudah mencapai target namun ada kendala

pada entry data laporan SISMAL-nya masih belum di isi sesuai standar, pada hal

kenyataannya dilapangannya sudah sesuai standar dan data ini masih bias di rubah

sampai akhir bulan bulan maret 2021 untuk closing data SISMAL on line di

kemenkes.

f. Kendala/masalah yang dihadapi

Page 58: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

48

Kebijakan dalam pengendalian malaria di setiap kabupaten/kota belum

menjadi fokus dari pemerintah setempat

Keberadaan Malaria Center masih belum menjadi fokus dari pemerintah

kab/kota dan belum adanya dukungan peraturan daerah yang mengatur tentang

keberadaan Malaria Center meski di Provinsi Riau belum termasuk Provinsi

Endemis Malaria.

g. Pemecahan Masalah

Pemerintah Provinsi Riau dan Pemerintah Kabupaten/kota sebaiknya mendukung

kebijakan dalam pengendalian dan pengobatan pada kasus malaria. Untuk

mengintensifkan program pengendalian penyakit malaria di Provinsi Riau sebaiknya

ada kebijakan yang dijalankan sesuai dengan indikator yang terdapat dalam renstra

pada kab/kota yang bertujuan untuk percepatan pengendalian malaria metode yang

dilakukan adalah advokasi kepada pemangku kepentingan yang terlibat dalam

pengendalian malaria serta perlu adanya dukungan Anggaran APBD pada

kabupaten/kota belum seimbang dengan anggaran pada kegiatan pemeliharaan

eliminasi malaria

h. Efisiensi penggunaan sumber daya

Kegiatan penanggulangan malaria tahun 2020 bersumber dana APBN. Terjadinya

pandemic covid 19 yang melanda dunia termasuk Indonesia berpengaruh besar

terhadap kegiatan penanggulangan covid 19 termasuk pendanaan kegiatan

penanggulangan malaria secara nasional/provinsi. Terjadi efisiensi terhadap dukungan

dana APBN. Sehingga kegiatan yang sudah direncanakan tidak dapat berjalan sesuai

rencana. Walaupun dengan keterbatasan dana target kinerja yang telah ditetapkan

untuk indikator persentase kasus malaria yang diobati sesuai standar dapat tercapai

melampaui target 100% dari yang telah ditetapkan secara nasional 95%. Upaya

integrasi lintas program telah dilaksanakan dalam penanggulangan malaria seperti:

Kegiatan pemberantasan vektor terpadu berkoordinasi dengan lintas sektor terkait

seperti KKP, memperkuat juru malaria di desa dan melakukan evaluasi migrasi

berkoordinasi dengan dinas pendidikan berupa melakukan skrining pada kelompok

migran pada pelajar pada kabupaten/kota endemis malaria.

6. Indikator: Jumlah kabupaten/kota melaksanakan deteksi dini kanker

a. Definisi Operasional: Kab/kota yang menyelenggarakan deteksi dini kanker payudara

dan kanker serviks paling kurang pada 80% populasi wanita usia 30-59 tahun atau

wanita yang memiliki riwayat sexual aktif

Page 59: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

49

b. Rumus/Cara perhitungan: Jumlah Kab/Kota yang menyusun kebijakan kesiapsiagaan

dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

berupa dokumen rencana kontijensi.

c. Capaian Indikator

Pada tahun 2020 capaian indikator jumlah kab/kota melaksanakan deteksi dini kanker

tidak tercapai. Tergambar pada grafik dibawah ini :

Grafik. 3.14 Persentase Capaian Deteksi Dini Kanker leher Rahim dan Payudara Tahun 2020

0.020.040.060.080.0

79.4

0.5 0.1 3.7 0.110.1 1.3 2.5 0.3 0.1 0.4 0.2 2.0

% Capaian

d. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikatorSebanyak 232 Puskesmas di 12 Kabupaten/Kota telah melaksanakan deteksi dini

Kanker Leher Rahim dan Payudara melalui pemeriksaan IVA dan Sadanis pada

perempuan usia 30 – 50 tahun. Target Indikator perjanjian kinerja tahun 2020 untuk

jumlah Kabupaten/Kota melaksanakan deteksi dini kanker paling kurang pada 80%

perempuan usia 30 – 50 tahun sebanyak 6 Kabupaten dengan realisasi 0%.

Tabel. 3.6Realisasi Jumlah Kabupaten/Kota Melaksanakan Deteksi Dini Kanker

Tahun 2020

NoSasaran Strategi

Indikator Kinerja

Target Akhir

Renstra

Realisasi Tahun 2019

Realisasi Tahun 2020

Capaian tahun 2020

Terhadap Target Akhir

Page 60: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

50

1 Menurunnya penyakit menular, penyakit tidak menular serta meningkatnya kesehatan jiwa

Jumlah kabupaten/kota melaksanakan deteksi dini kanker

12 kab/kota

0 kab/kota

0 kab/kota

0 kab/kota

Sesuai dengan Definisi Operasional jumlah kabupaten/kota melaksanakan deteksi dini

kanker yaitu Kab/kota yang menyelenggarakan deteksi dini kanker payudara dan

kanker serviks paling kurang pada 80% populasi wanita usia 30-59 tahun atau wanita

yang memiliki riwayat sexual aktif, tidak ada kabupaten/kota yang mencapai lebih

kurang 80% perempuan usia 30-50 tahun yang dilakukan deteksi dini kanker

payudara dan leher rahim. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal seperti:

1. Perasaan malu untuk melakukan deteksi dini kanker payudara dan leher rahim

2. Kondisi Pandemi yang membuat masyarakat dan petugas kesehatan ragu untuk

melakukan deteksi dini kanker ke pelayanan kesehatan

3. Kegiatan mengumpulkan masyarakat tidak dapat dilakukan dimasa Pandemi

4. Petugas lebih focus dalam penanganan Covid 19

e. Analisa Penyebab Kegagalan

Kegiatan deteksi dini kanker leher rahim sudah dilaksanakan oleh 232 Puskesmas dari

236 yang ada provinsi Riau. Deteksi Dini kanker payudara dan leher rahim melalui

pemeriksaan Sadanis dan IVA di Puskesmas merupakan bagian dari pelayanan di

Puskesmas, namun capaian tidak sesuai dengan target yang ditetapkan dalam

Perjanjian Kinerja ,salah satuya disebabkan definisi operasional yaitu jumlah

Kabupaten/Kota melaksanakan deteksi dini kanker paling kurang pada 80%

perempuan usia 30 – 50 tahun atau yang sudah melakukan sexual aktif. Angka 80%

sangat sulit untuk direalisasikan disebabkan faktor-faktor yang menghambat

pelaksanaan deteksi dini kanker.

f. Kendala/masalah yang dihadapi

Rasa malu untuk melakukan pemeriksa IVA masih banyak dirasakan oleh perempuan,

begitu juga rasa takut saat mengetahui penyakit yang dideritanya. Kondisi Pandemi

yang mulai dialami diawal tahun semakin membuat masyarakat merasa takut untuk

mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan berhati-hati serta

Page 61: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

51

melakukan seleksi secara ketat pada masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas.

Semua ini menjadi masalah/kendala yang dihadapi sehingga target yang ditetapkan

tidak tercapai

g. Pemecahan Masalah

Definisi operasional yang menjadi salah satu penyebab kagagalan pencapaian target

indicator perlu di lakukan sambil melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan

kunjungan deteksi dini kanker ke fasilitas kesehatan/Puskesmas seperti, melakukan

sosialisasi pentingnya deteksi dini kanker bagi perempuan yang sudah melakukan

sexual aktif, menggandeng lintas sector sebagai mitra dalam menggerakkan

masyarakat dalam pelaksanaan deteksi dini kanker secara massal dengan tetap

melaksanakan protokol kesehatan dan melakukan inovasi dalam pelaksanaan deteksi

dini kanker seperti mengikutsertakan berbagai program seperti KB, IMS juga jejaring

yang ada diwilayah kerja puskesmas seperti Klinik bersalin dan Rumah Sakit

h. Efisiensi penggunaan sumber daya

Pada tahun 2020 Capaian indikator jumlah kab/kota melaksanakan deteksi dini kanker

adalah 0% (50%). Jika dibandingkan dengan realisasi anggaran; pada tahun 2020

terjadi efisiensi/pemotongan total anggaran untuk kegiatan P2PTM yang semula Rp

538.500.000 menjadi Rp 0.

7. Indikator: Jumlah Kab/kota yang melaksanakan deteksi dini masalah kesehatan

jiwa dan penyalahgunaan NAPZA

a. Definisi Operasional: Kabupaten/ Kota yang 25% puskesmasnya melakukan deteksi

dini masalah kesehatan jiwa terhadap seluruh kelompok usia dengan menggunakan

instrumen SDQ, SRQ 20, dan ASSIST yang dilakukan oleh tenaga kesehatan

(dokter, psikolog dan perawat).

Definisi Operasional: ODGJ Berat yang mendapat pelayanan sesuai standar di

Fasilitas Pelayanan Kesehatan, berupa pemeriksaan kesehatan jiwa (wawancara

psikiatrik dan pemeriksaan status mental), memberikan informasi dan edukasi,

tatalaksana awal, memberikan pengobatan dasar dan atau melakukan rujukan bila

diperlukan. Standar pelayanan : Pelayanan Kesehatan dilakukan oleh minimal 1

orang Dokter Umum/Spesialis Kedokteran Jiwa dan 1 orang Perawat/ Perawat

Spesialis Kesehatan Jiwa

b. Rumus/Cara perhitungan: Jumlah Kabupaten/ Kota yang 25% puskesmasnya

melakukan deteksi dini masalah kesehatan jiwa terhadap seluruh kelompok usia

Page 62: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

52

dengan menggunakan instrumen SDQ, SRQ 20, dan ASSIST yang dilakukan oleh

tenaga kesehatan (dokter, psikolog dan perawat).

Rumus/Cara perhitungan: Jumlah penderita ODGJ Berat yang mendapat layanan

dibagi jumlah sasaran penderita ODGJ dikali 100%.

c. Capaian Indikator

Grafik. 4.5 Persentase ODGJ Berat yang Mendapat Pelayanan Tahun 2020

0

20

40

60

80

100

120

140

78

61.3

91.1

32.2

71.864.1

53.252.863.1

36.7

86.4

116.4

61.1 % ODGJ yang mendapat pelayananTarget

Persentase ODGJ Berat yang mendapat pelayanan di Provinsi Riau adalah 61,1%

(10%). Dimana seluruh kabupaten/kota capaiannya sudah melebihi target. Peresentase

ini dapat lebih ditingkatkan jika seluruh pelayanan kesehatan sudah memenuhi standar

untuk pelayanan OGDJ Berat. Saat ini hanya 25% dari total puskesmas yang

memenuhi standar pelayanan kesehatan jiwa.

Tabel. 3.7Realisasi Jumlah Kab/Kota Yang Melaksanakan Deteksi Dini Masalah

Kesehatan Jiwa Dan Penyalahgunaan NAPZA

NoSasaran Strategi

Indikator Kinerja

Target Akhir

Renstra

Realisasi Tahun 2019

Realisasi Tahun 2020

Capaian tahun 2020

Terhadap Target Akhir

1 Menurunnya penyakit menular, penyakit tidak menular serta meningkatnya

Persentase ODGJ mendapatkan pelayanan

12 kab/kota

0 kab/kota

0 kab/kota

0 kab/kota

Page 63: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

53

kesehatan jiwa

d. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator

Melakukuan penyusunan RAD dengan menyediakan acuan dalam

penyelenggaraan pelayanan kesehatan jiwa termasuk perawatan ketergantungan

NAPZA, baik oleh sektor pemerintah maupun masyarakat

mengintegrasikan danmenyelaraskan upaya pelayanan Kesehatan Jiwa yang

dilaksanakan oleh lintas sektor atau pemangku kepentingan baik pemerintah,

masyarakat maupun swasta melalui pembagian peran dan tanggung jawab yang

sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing

menyediakan acuan bagi para pemangku kepentingan dalam merencanakan,

menganggarkan, melaksanakan, memantau,dan mengevaluasi penyelenggaraan

pelayanan kesehatan di Daerah

e. Analisa Penyebab Keberhasilan

Dari hasil data capaian persentase ODGJ yang mendapat pelayanan sudah tercapai,

yaitu 61,5% (target 10%).Hal ini salah satunya disebabkan adanya upaya dan

kerjasama yang baik lintas sector. Namun saat ini Pelayanan Kesehatan yang mampu

dan memiliki SDM terlatih kesehatan jiwa masih sangat terbatas (25% dari 236

puskesmas).

f. Kendala/masalah yang dihadapi

Dukungan Pemerintah dalam mengatasi masalah kesehatan jiwa di Provinsi

Riau belum maksimal

Masih tingginya stigma masyarakat terhadap permasahan kesehatan jiwa

Belum maksimalnya masalahan standar pelayanan kesehatan jiwa di kab/kta

g. Pemecahan Masalah

Penguatan sistem deteksi dini masalah dan gangguan jiwa di masyarakat dan fasilitas kesehatan.

Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan (dokter, perawat dan psikolog) dalam melaksanakan deteksi dini ODGJ

h. Efisiensi penggunaan sumber daya

Tahun 2020 Capaian indikator Persentase ODGJ mendapatkan pelayanan adalah

61,5% (10%). Jika dibandingkan dengan realisasi anggaran; pada tahun 2020 terjadi

efisiensi/pemotongan total anggaran untuk kegiatan P2PTM yang semula Rp

230.000.000 menjadi Rp 0.

Page 64: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

54

8. Indikator: Nilai Kinerja Penganggaran

a. Definisi Operasional: nilai kinerja penganggaran yang tertera dalam aplikasi SMART

e monev DJA yang dilihat per bulannya

b. Rumus/Cara perhitungan: lihat di aplikasi e monev DJA pada nilai SMART.

c. Capaian Indikator : indikator kinerja “persentase nilai kinerja penganggaran

ditargetkan >80% dan capaian realisasi kinerja ini adalah 81,80% artinya capaian

indikator akhir mencapai target pada tahun 2020.

Grafik. 3.16Capaian Nilai Kinerja Penganggaran Tahun 2020

Untuk indikator nilai kinerja penganggaran tidak bisa dibandingkan antara realisasi

kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir

(minimal 3 tahun), dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen

perencanaan strategis organisasi, dengan standar nasional dan satker lain yang sejenis,

karena tidak tersedia data serta indikator tersebut baru ada dalam Perjanjian Kinerja

(PK) Provinsi Riau Tahun 2020. Analisis efisiensi sumber daya pada capaian

indikator “Nilai Kinerja Penggaran adalah 81,80% (80%) dan dibandingkan dengan

capaian realisasi anggaran nilai kinerja penganggaran sebesar 99,5% yang berarti

indikator ini telah mencapai target pada tahun 2020.

d. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator

Mengupayakan pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan rencana penarikan dana

(RPD) dan rencana Penarikan Kegiatan (RPK) yang dibuat diawal tahun

Melakukanpenginputan capaian keluaran kegiatan diukur dari realisasi volume

keluaran (RVK) dan realisasi volume keluaran kegiatan (RIKK) di emonev

DJAsetiap bulannya

Melakukan prioritas pelaksanaan kegiatan pada program dengan anggaran yang

besar

e. Analisa Penyebab Keberhasilan.

Target Realisasi Kinerja Capaian Kinerja

80.0 81.899.5

Page 65: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

55

Pandemi covid – 19 mengakibatkan beberapa kegiatan tidak bisa terealisasi

terutama kegiatan yang bersifat mengumpulkan orang seperti pertemuan,sehingga

sangat berpengaruh terhadap nilai capaian keluaran kegiatan.

Adanya Pandemi covid juga menyebabkan anak-anak libur sekolah sehingga

pelaksanaan pemberian obat cacing sempat terhenti dan mengakibatkan capaian

cakupan minum obat POPM kecacingan & POPM filariasis rendah .

Prioritas kegiatan untuk penanggulangan Covid 19, sehingga pelaksanaan

kegiatan program lain masih sangat kurang

f. Kendala/masalah yang dihadapi .

Target volume kegiatan seringkali tidak sesuai dengan banyaknya kegiatan yang

dilaksanakan . Pengisian Realisasi Volume Keluaran (RVK) agak membingungkan

pada kegiatan yang banyak tapi Target Volume Keluaran (TVK) kecil. Pandemi

Covid 19 mengakibatkan beberapa kegiatan tidak dapat dilakukan

g. Pemecahan Masalah.

Adanya Kebijakan EKA kementerian keuangan tahun 2020 satker dapat

melaporkan RVK dalam bilangan desimal setiap bulannya dan IKK dapat

dilaporkan setiap bulan melalui update realisasi sesuai dengan pencapaiannya.

Adanya monitoring dan evaluasi emonev DJA dari pusat sehingga ada pemantauan

yang berkesinambungan dan pembinaan kesalahan penginputan

h. Efisiensi penggunaan sumber daya

Efisiensi penggunaan sumber daya melaksanakan setiap kinerja dengan menyesuaikan

kebutuhan kegiatan dan alokasi anggaran dengan prinsip efektif dan efesien.

3.2. Realisai Anggaran1. Realisai Anggaran Per Kegiatan

Rincian kegiatan dan Realisasi Anggaran Tahun 2020 pada Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Riau adalah sebagai berikut :

Tabel. 3.2.1 Rincian Kegiatan dan Anggaran Bidang P2P Dinas Kesehatan

Provinsi Riau Berdasarkan Kegiatan Tahun 2020

No Kegiatan Anggaran (Rp)

1 Surveilans dan Karantina Kesehatan Rp. 857.457.000,-

2 Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik

Rp. 991.000.000,-

3 Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung

Rp. 1.126.000.000.,-

Page 66: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

56

4 Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular

Rp. 538.500.000,-

5 Pencegahan dan pengendalian masalahan kesehatan jiwa dan NAPZA

Rp. 230.000.000,-

6 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Rp. 385.850.000,-

Jumlah Total Rp. 4.128.807.000,-

Sumber Data : laporan Keuangan Satker 05 Dinkes Provinsi Riau Tahun 2020

Anggaran Dekonsentrasi Dinas Kesehatan Provinsi Riau sebesar Rp.

4.128.807.000, terdiri dari 6 (enam) kegiatan. Pada tahun 2020 Indonesia dan

Dunia sedang menghadapi Pandemi COVID 19 sehingga melalui keputusan

Menteri Keuangan maka anggaran yang bersumber dari APBN mengalami

pengurangan pada seluruh direktorat pada Kementerian Kesehatan RI.

Pengurangan Anggaran ini dilakukan pada bulan April 2020 dimana anggaran

tersebut akan digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan di Indonesia.

Dengan adanya pengurangan anggaran maka Anggaran Bidang P2P berkurang

menjadi sebagai berikut :

Tabel. 3.2.2Rincian Kegiatan dan realisasi Anggaran Bidang P2P Dinas Kesehatan

Provinsi Riau Berdasarkan Kegiatan Tahun 2020

No Kegiatan Anggaran (Rp)

Realisasi (Rp)

%

1 Surveilans dan Karantina Kesehatan

116.399.000 110.965.600 95,3

2 Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik

423.659.000 416.289.000 99,0

3 Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung

366.638.000 363.176.750 99,1

4 Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular

0 0 0

5 Pencegahan dan pengendalian masalahan kesehatan jiwa dan NAPZA

0 0 0

Page 67: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

57

6 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

151.854.000 151.060.000 99,5

Sumber Data : laporan Keuangan Satker 05 Dinkes Provinsi Riau Tahun 2020

Total Anggaran Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas

Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2020 sebesar Rp. 1.058.550.000,- dengan

realisasi anggaran sebesar Rp. 1.041.491.350,- (98,4%). Uraian per kegiatan

adalah sebagai berikut :

1. Realisasi anggaran kegiatan Surveilans dan Karantina Kesehatan sebesar

95,30%, belum mencapai 100% karena mobilitas terbatas akibat pandemic

Covid-19, sehingga banyak kegiatan terutama KLB yang dilakukan Tingkat

Kab/Kota tanpa pelibatan secara langsung oleh Tim Provinsi Riau

2. Realisasi anggaran kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Tular Vektor dan Zoonotik sebesar 99,0%, tidak mencapai 100% akan

tetapi output sudah tercapai.

3. Realisasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung

sebesar 99,1%, belum mencapai 100% karena terdapat perbedaan transport

setiap Kab/Kota dan efisiensi pada biaya akomodasi / tempat pelaksanaan

kegiatan dan efisiensi pada biaya akomodasi / tempat pelaksanaan kegiatan..

4. Realisasi anggaran kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Tidak Menular tidak mencapai target dan realisasi dikarenakan pagu

anggaran telah dilakukan efisien anggaran.

5. Realisasi anggaran kegiatan Pencegahan dan Pengendalian Masalah

Kesehatan Jiwa dan NAPZA tidak mencapai target dan realisasi

dikarenakan pagu anggaran telah dilakukan efisien anggaran.

6. Realisasi anggaran kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan

Tugas Teknis Lainnya pada Program Pencegahan dan Pengendalian

Penyakit sebesar 99,5%, belum mencapai 100% karena banyak kegiatan

yang dilaksanakan melalui Virtual Meeting dan Online sehingga terdapat

efeisiensi anggaran.

2. Realisasi Anggaran Per output

Rincian dan Realisasi anggaran per out put kegiatan bidang P2P Dinas Kesehatan

Provinsi Riau Tahun 2020 adalah sebagai berikut :

Page 68: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

58

Tabel 3.2.3Rincian Kegiatan dan Realisasi Anggaran Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi

Riau Berdasarkan Output Tahun 2020

No Out Put Anggaran Realisasi Persentase

1Layanan kewaspadaan dini dan Respon Penyakit Potensial KLB

5.700.000 2.139.500 37.5%

2 Layanan imunisasi 110.699.000 108.826.100 98.3%

3 Layanan intensifikasi eliminasi malaria 41.240.000 39.630.000 96.1%

4 Layanan pengendalian penyakit Arbovirosis 44.820.000 43.430.000 96.9%

5Layanan pengendalian penyakit fiaklriasis dan kecacingan

337.599.000 333.229.000 98.7%

6layanan Pencegahan dan pengendalian penyakit HIV AIDS

114.660.000 111.732.250 97.4%

7 Layanan pengendalian penyakit TB 35.950.000 35.806.500 99.6%

8 Intensifikasi penemuan kasus kusta 216.028.000 215.638.000 99.8%

9 Layanan dukungan manajemen satker 151.854.000 151.060.000 99.5%

Jumlah Total 1.058.550.000 1.041.491.350 98,4%

Sumber Data : Laporan Keuangan Satker 05, Tahun 2020

5. Realisasi Anggaran Per Indikator Kinerja

Rincian dan Realisasi anggaran per indikator Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi

Sulawesi Selatan Tahun 2020 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2.4Rincian dan Realisasi Anggaran Per Indikator Bidang P2P Dinas Kesehatan

Provinsi Riau Tahun 2020

No Indikator Anggaran (Rp)

Realisasi (Rp) %

1 Persentase ODHA baru ditemukan yang memulai pengobatan ARV 114.660.000 111.732.250 97.4%

2 Persentase cakupan penemuan dan pengobatan TBC 35.950.000 35.806.500 99.6%

3Persentase anak 0-11 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap

110.699.000 108.826.100 98.3%

4 Persentase kasus kusta baru tanpa 216.028.000 215.638.000 99.8%

Page 69: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

59

cacat

5 Persentase kasus malaria positif yang diobati sesuai standar 41.240.000 39.630.000 96.1%

6 Jumlah kabupaten/kota melakukan deteksi dini kanker 0 0 0

7 Persentase ODGJ yang mendapatkan pelayanan target 0 0 0

8 Nilai kinerja penganggaran 151.854.000 151.060.000 99.5% Sumber Data : Laporan Keuangan Satker 05 Dinkes Prov. Riau 2020

Adapun penyebab realisasi anggaran yang tidak mencapai 100% dari setiap indikator

adalah sebagai berikut :

1. Realisasi anggaran untuk indikator Persentase kasus HIV yang diobati

sebesar 97.4%, tidak semua realisasi oleh karena karena biaya transportasi

yang tidak merata bagi peserta Kab/Kota dan juga efisiensi akomodasi

pelaksanaan kegiatan.

2. Realisasi anggaran untuk indikator Persentase kasus TB yang ditatalaksana

sesuai standar sebesar 99.6% tidak mencapai 100 % karena biaya

transportasi yang tidak merata untuk semua lokasi kegiatan.

3. Realisasi anggaran untuk indikator Persentase anak usia 0 sampai 11 bulan

yang mendapat imunisasi dasar lengkap sebesar 98.3%. Hal ini terjadi

karena biaya transportasi yang tidak merata untuk seluruh lokasi kegiatan

perjalanan dinas dan peserta pertemuan.

4. Realisasi anggaran untuk indikator Persentase cakupan penemuan kasus

baru kusta tanpa cacat sebesar 99.5%, tidak mencapai 100 % karena biaya

transportasi yang tidak merata untuk semua lokasi kegiatan.

5. Realisasi anggaran untuk indikator Persentase kasus malaria positif yang di

obati sesuai standar sebesar 100%. Capaian Kinerja pada indikator ini 100%

pada tahun 2020 telah tercapai baik capaian indikator dan anggaran.

6. Realisasi anggaran untuk indikator Jumlah kabupaten/kota melaksanakan

deteksi dini pada tahun 2020 tidak dilaksanakan, hal ini dikarenakan

anggaran pada kegiatan ini telah efisiensi.

7. Realisasi anggaran untuk indikator Persentase ODGJ yang mendapatkan

pelayanan pada tahun 2020 tidak dilaksanakan, hal ini dikarenakan

anggaran pada kegiatan ini telah efisiensi.

8. Realisasi anggaran untuk indikator Nilai kinerja penganggaran sebesar

99.5% karena kegiatan dilakukan secara virtual.

Page 70: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

60

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pencapaian kinerja Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2020 telah

berjalan baik sesuai dengan Perjanjian Kinerja yang telah ditetapkan dengan rata –rata

capaian kinerja sebesar 90 %

2. Berdasarkan pengukuran indikator kinerja Bidang P2P Dinas Kesehatan Provinsi Riau

dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2020, dari 8 Indikator kinerja sasaran Program

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun 2020, sebanyak 5 indikator telah

melebihi target yang ditetapkan (>100%), 2 indikator telah mencapai target yang

ditetapkan (100%), sedangkan 1 indikator tidak mencapai target yang telah ditetapkan.

3. Berdasarkan penyerapan dan pengukuran kinerja anggaran Bidang P2P Dinas

Kesehatan Provinsi Riau tahun 2020 diketahui bahwa kinerja anggaran Program

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebesar 38.2%, dengan realisasi Rp.

404.630.350 (38.2%) dari total anggaran Rp. 1.058.550.000.

4. Berdasarkan pengukuran efisiensi sumber daya, dari 8 indikator, terdapat 6 indikator

telah berjalan dengan efisien dimana capaian kinerja dapat mencapai atau melebihi

target dengan anggaran yang lebih rendah dan semua kegiatan telah dilaksanakan

dengan baik.

5. Dukungan sarana dan prasarana cukup memadai dimana setiap pegawai memiliki

komputer, printer serta tersambung dengan jaringan internet juga pengembangan

disposisi surat secara elektronik melalui aplikasi E-Office maupun aplikasi Sakti

dalam melakukan perencanaan kedepannya.

B. Tindak Lanjut

1. Capaian kinerja tahun 2020 belum tercapai optimal karena adanya pandemi COVID-

19, oleh karena itu Dinas Kesehatan Provinsi Riau akan melakukan upaya percepatan

pencapaian kinerja yakni :

a. Mensosialisasikan petunjuk teknis pelayanan kesehatan pada masa pandemic

b. Meningkatkan pelaksanaan program melalui penerapan protocol kesehatan

c. Penigkatan penemuan/penatalaksanaan kasus melalui inovasi masing-masing

dalam mengatasi tantangan dalam masa pandemi

Page 71: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

61

2. Membuat inovasi dengan Kerjasama dengan lintas sektor dan permintaan dukungan

dari pemangku kebijakan agar target capaian kinerja tetap terlaksana walaupun dalam

situasi pandemic tentunya dengan memperhatikan protokol Kesehatan

3. Peningkatan KIE untuk peningkatan pemahaman masyarakat terkait COVID 19

4. Menyesuaikan bentuk kegiatan dengan penerapan protokol Kesehatan pada masa

pandemic, beberapa kegiatan yang memungkinkan dilaksanakan secara virtual

C. Saran

1. Membuat perencanaan secara utuh, melakukan pemantauan secara berkala dan

terpadu, serta koordinasi antar bagian untuk melaksanakan kegiatan yang

mengundang peserta lintas program sehingga kegiatan dapat berjalan secara efektif

dan efisien.

2. Membuat rencana operasional kegiatan secara elektronik dan up to date serta

membuat skala prioritas tiap-tiap kegiatan, mana yang didahulukan, mana yang lebih

diutamakan dan mana yang masih bisa ditunda atau disatukan dengan kegiatan

lainnya.

3. Perencanaan kegiatan dilakukan seoptimal mungkin dengan memperhatikan jumlah

anggaran yang tersedia

4. Perlu adanya perencanaan peningkatan kompetensi SDM, salah satunya melalui

pemetaan kebutuhan pelatihan pegawai untuk mendukung kinerja pegawai.

5. Perlu dilakukan penataan pegawai berdasarkan peta jabatan dan kualifikasi pegawai.

Saat ini Bidang P2P masih terus melakukan penataan pegawai dengan mengusulkan

penempatan pegawai sesuai dengan syarat dan formasi jabatan agar terbentuknya

peningkatan produktivitas organisasi.

6. Perlu adanya pendampingan secara intens para petugas di daerah dalam melakukan

program yang diimplementasikan di daerah (kabupaten/ kota) dalam hal ini dana

DAK NON Fisik (BOK), pendampingan hukum, keuangan dan Barang Milik Negara .

Demikian Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Riau (Dana Dekonsentrasi 05) Tahun

2020 disusun sebagai bahan masukan untuk penyusunan perencanaan tahun berikutnya

LAMIRAN

Page 72: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

62

Page 73: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

AnggaranNo. Rupiah Murni Bobot Permasalahan

(Rp ) Fisik %Tertim bang

Rp. %

(1) (2) (3) (4) (7) (8) (9) (12)

024.05.08 1.058.550.000 99,7 1.041.491.350 98,4

2058 116.399.000 97,7 110.965.600 95,3

2058 004 5.700.000 100,0 52,6 2.139.500

002 Layanan kewaspadaan Dini penyakit berpotensi KLB di Kab/Kota

051 Surveilans PD3I

APengambilan dan Pengiriman Spesimen Campak/Rubella, AFP dan PD3I Lainnya

5.700.000 100,0 57 Kasus 30 52,6 52,6 2.139.500

2058 006 110.699.000 100,0 100,0 108.826.100

004 Layanan Imunisasi Rutin di Kab/Kota

051 Advokasi, sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan imunisasi

APertemuan koordinasi dalam rangka validasi data cakupan imunisasi

110.699.000 100,0 1 Keg 1 100,0 100,0 108.826.100

2059 423.659.000 100,0 416.289.000 98,3

2059 005 41.240.000 100,0 100,0 39.630.000 96,1

002

051 Diagnosa dan tatalaksana pengobatan malaria

BMonitoring dan evaluasi program malaria serta tatalaksana kasus

30.240.000 73,3 14 Ot 14 100,0 73,3 28.630.000

U02

051 1.000.000 2,4 2 Pt 2 100,0 2,4 1.000.000

U03 Survei darah masal malaria (angka parasite rate)

051 Survei darah massal malaria (angka parasie rate) 10.000.000 24,2 1 Pt 1 100,0 24,2 10.000.000

2059 006 44.820.000 100,0 100,0 43.430.000 96,9

002

053

A Pendampingan implementasi G1R1J 18.420.000 41,1 10 Ot 10 100,0 41,1 17.630.000

B Penyelidikan Epidemiologi (PE) 26.400.000 58,9 5 Kasus 5 100,0 58,9 25.800.000

Pelaksanaan pencegahan dan pengendalian penyakit arbovirosis di kab/kota

Layanan intensifikasi eliminasi malaria

Layanan pelaksanaan pengendalian malaria di Kab/Kota

Sediaan darah mikrokopis yang diuji silang (% sensitivitas, spesifisitas, akurasi spesies)

Sediaan darah mikroskop yang diuji silang (% sensitivitas, spesifitas, akurasi spesies)

Layanan pengendalian penyakit Arbovirosis

Layanan pencegahan dan pengendalian Arbovirosis di Kab/Kota

Surveilans dan Karantina Kesehatan

Layanan kewaspadaan dini dan Respon Penyakit Potensial KLB

Layanan imunisasi

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik

(5) (6) (10) (11)

Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Keuangan

Target Realisasi

SATK ER : DINAS K ESEHATAN PROVINSI RIAU (099015)NOMOR DIPA : SP DIPA-024.05.3.099015/2019 TANGGAL 12 NOPEMBER 2020

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAK IT (05) POSISI S.D. K EADAAN : BULAN DESEMBER 2020

Kode dan Nama DIPA / Kode dan Nama Program / Kode dan Nama Kegiatan / Kode dan Nama Sub Kegiatan

Volume Kegiatan

Realisasi Realisasi Out PutFisik

Page 74: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

008 337.599.000 100,0 100,0 333.229.000 98,7

010

056

A Pelaksanaan PPOM kecacingan 266.759.000 79,0 48 Keg 48 100,0 79,0 266.149.000

B Pendampingan POPM Kecacingan pada daerah stunting

34.540.000 10,2 100 Ot 100 100,0 10,2 33.230.000

C Pendampingan POPM kecacingan daerah Non stunting

36.300.000 10,8 84 Ot 84 100,0 10,8 33.850.000

2060 366.638.000 100,0 363.176.750 99,1

2060 500 layanan Pencegahan dan pengendalian penyakit HIV AIDS 114.660.000 100,0 100,0 111.732.250

002

051

APertemuan evaluasi dan validasi data HIV-AIDS dan IMS Kab/Kota

68.540.000 59,8 1 Keg 1 100,0 59,8 67.159.250

052

A Distribusi logistik 25.040.000 21,8 1 Pt 1 100,0 21,8 24.933.000

B Pemnatuan distribusi logistik 21.080.000 18,4 10 Ot 10 100,0 18,4 19.640.000

2060 502 35.950.000 100,0 100,0 35.806.500

001

052

A Workshop PPM 16.800.000 46,7 4 Pt 4 100,0 46,7 16.656.500

B Surveilans Aktif TB 14.900.000 41,4 14 Ot 14 100,0 41,4 14.900.000

U03

100 4.250.000 11,8 50 Pt 50 100,0 11,8 4.250.000 Layanan trabsport sputum TBC wilayah jawa dan bali

Validasi data

Distribusi logistik pusat ke kab/kota

Layanan pengendalian penyakit TB

Layanan deteksi dini dan pemantauan keberhasilan kasus TBC

Deteksi dini dan pemantauan kasus TBC

Layanan transport sputum TBC wilayah jawa bali

Layanan pengendalian penyakit fiaklriasis dan kecacingan

Pelaksanaan pemberian obat pencegahan masal filariasis dan kecacingan di kab/kota

Pelaksanaan POPM

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung

Layanan pencegahan dan pengendalian HIV AIDS di Provinsi (dekon)

Page 75: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

2060 503 Intensifikasi penemuan kasus kusta 216.028.000 100,0 100,0 215.638.000

059

A 160.940.000 74,5 2 Kab 2 100,0 74,5 160.940.000

B 55.088.000 25,5 1 Keg 1 100,0 25,5 54.698.000

2063 151.854.000 100,0 151.060.000 99,5

2063 970 151.854.000 100,0 100,0 151.060.000

051 Penyusunan rencana program dan penyusunan rencana anggaran

B 1.750.000 1,2 1 Pt 1 100,0 1,2 1.750.000

052 Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi

A Penyususnan pelaksanaan laporan program 6.574.000 4,3 1 Pt 1 100,0 4,3 6.560.000

B Pemantauan Terpadu Pelaksanaan Laporan Proram 46.410.000 30,6 21 Ot 21 100,0 30,6 45.630.000

C Penyusunan laporan E-Monev Pengganggaran 11.200.000 7,4 4 Pt 4 100,0 7,4 11.200.000

053 Pengelolaan keuangan dan perbendharaan

A Rekonsiliasi LK UAPPA E-1 laporan keuangan satker dekon 3.600.000 2,4 26 Ot 26 100,0 2,4 3.600.000

B Honor pejabat perbendahraan dan pengelola keungan 82.320.000 54,2 12 Ob 12 100,0 54,2 82.320.000

Penyusunan RKA-KL

Intensifikasi penemuan kasus dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit kusta

Pelaksanaan kegiatan intensifikasi penemuan kasus kusta dan frambusia melalui kampanye eliminasi kusta dan eradikasi frambusia di kab. Pelalawan dan kab. Inhil

Pertemuan evaluasi program dan validasi data kohort program kusta di Provins1

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Layanan dukungan manajemen satker

Page 76: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

66

Page 77: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

67

Page 78: DAFTAR ISI - Sistem Informasi Kementrian Kesehatan...  · Web viewPada tahun 2011 API di Provinsi Riau sebesar 0,37 per 1.000 penduduk, tahun 2012 API 0,24 per 1.000 pddk, tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Provinsi Riau 2020

68