daftar isi i pendahuluan ii kebijakan umum...

54
Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016 i DAFTAR ISI I PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1-1 1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1-1 1.2 Tujuan Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD ............................... 1-2 1.3 Dasar Hukum Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD .................. 1-4 II KEBIJAKAN UMUM PERUBAHAN APBD .......................................................... 2-1 2.1 Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD ............................................ 2-9 2.2 Perubahan Kebijakan Pendapatan Daerah ......................................................... 2-20 2.3 Perubahan Kebijakan Belanja Daerah .................................................................. 2-26 2.4 Perubahan Kebijakan Pembiayaan Daerah......................................................... 2-39 III PENUTUP .................................................................................................................................. 3-1

Upload: leminh

Post on 19-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

i

DAFTAR ISI

I PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1-1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1-1 1.2 Tujuan Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD ............................... 1-2 1.3 Dasar Hukum Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD .................. 1-4

II KEBIJAKAN UMUM PERUBAHAN APBD .......................................................... 2-1 2.1 Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD ............................................ 2-9 2.2 Perubahan Kebijakan Pendapatan Daerah ......................................................... 2-20 2.3 Perubahan Kebijakan Belanja Daerah .................................................................. 2-26 2.4 Perubahan Kebijakan Pembiayaan Daerah ......................................................... 2-39

III PENUTUP .................................................................................................................................. 3-1

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

1-1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam rangka konsistensi dan keselarasan program pembangunan serta penyesuaian

dengan kebijakan Pemerintah dan Pemerintah Provinsi, maka disusun Kebijakan Umum

Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016 (KU P-

APBD TA 2016) yang mendasarkan pada program prioritas pembangunan yang tertuang

dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Perubahan Kota Bekasi tahun 2016.

KU P-APBD TA 2016 Kota Bekasi merupakan dokumen perencanaan anggaran yang

digunakan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS)

Perubahan APBD Tahun 2016. Selanjutnya, KU P-APBD dan PPAS Perubahan merupakan

acuan dalam penyusunan Rancangan APBD Perubahan Tahun Anggaran 2016.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 21 tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah, Perubahan APBD dapat disebabkan apabila terjadi:

Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi Kebijakan Umum APBD (KUA) yang

telah ditetapkan sebelumnya;

Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antar SKPD,

antar kegiatan, dan antar jenis belanja;

Keadaan darurat;

Keadaan luar biasa.

Selain hal-hal tersebut, dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015

Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun

Anggaran 2016 juga disebutkan bahwa penyesuaian APBD dilakukan apabila terdapat

keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya harus digunakan

untuk tahun berjalan serta adanya pergeseran pagu kegiatan antar SKPD, penghapusan

kegiatan, penambahan kegiatan baru/kegiatan alternatif, penambahan atau pengurangan

target kinerja dan pagu kegiatan, serta perubahan lokasi dan kelompok sasaran kegiatan.

Dengan memerhatikan hasil capaian kinerja pelaksanaan kegiatan APBD Kota Bekasi

Tahun Anggaran 2016 sampai dengan bulan Juni 2016 dan perkembangan yang tidak

sesuai dengan asumsi-asumsi dalam KUA Kota Bekasi TA 2016, maka perlu dilakukan

penyesuaian terhadap APBD Kota Bekasi yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

1-2

Nomor 18 tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota

Bekasi Tahun Anggaran 2016. Penyesuaian asumsi-asumsi tersebut meliputi perubahan

asumsi makro ekonomi; asumsi pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah yang

berimplikasi pada struktur APBD TA 2016; serta untuk melaksanakan dan mempercepat

prioritas pembangunan dalam rangka pencapaian target-target kinerja yang tertuang

dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kota Bekasi Tahun 2013-2018

yang telah mengalami revisi berdasarkan hasil review sesuai dengan arahan dalam

Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional Tahun 2015-2019.

Dari sisi pendapatan, penyesuaian perlu dilakukan karena terdapat perubahan jumlah

maupun sember penerimaan pendapatan daerah, baik yang berasal dari pendapatan asli

daerah, dana perimbangan maupun lain-Lain pendapatan yang sah. Perubahan terhadap

pendapatan yang berasal dari pendapatan asli daerah perlu dilakukan untuk

mengoptimalkan nilai penerimaan dari beberapa potensi sumber pendapatan asli

daerah. Kemudian, perubahan terhadap dana perimbangan perlu dilakukan sesuai

dengan arah kebijakan pemerintah pusat terkait dengan penundaan sebagian dana

alokasi umum serta penghentian penyaluran dana tunjangan profesi guru dan tambahan

penghasilan pada tahun anggaran berjalan. Selanjutnya, perubahan terhadap

pendapatan yang berasal dari pos Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah perlu

dilakukan antara lain untuk menyesuaikan terhadap perubahan nilai Bantuan Keuangan

dari Provinsi Jawa Barat maupun DKI Jakarta yang diterima setelah Peraturan Daerah

Nomor 18 tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota

Bekasi Tahun Anggaran 2016 ditetapkan.

Kebijakan Umum Perubahan APBD Kota Bekasi TA 2016 memuat diantaranya:

1. Perbedaan asumsi dengan Kebijakan Umum Anggaran yang ditetapkan sebelumnya;

2. Program dan kegiatan yang dapat diusulkan untuk ditampung dalam Perubahan

APBD Tahun 2016 dengan mempertimbangkan sisa waktu pelaksanaan APBD

Perubahan, yang sangat dibutuhkan dan disesuaikan dengan skala prioritas;

3. Capaian target kinerja program dan kegiatan yang berubah, baik berkurang atau

bertambah karena kondisi yang berubah dari penetapan target sebelumnya.

1.2 Tujuan Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD

Tujuan penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD (KU P-APBD) adalah

menyediakan dokumen perencanaan penganggaran tahunan yang disepakati bersama

antara Pemerintah dengan DPRD Kota Bekasi untuk digunakan sebagai acuan dalam

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

1-3

penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Perubahan APBD (PPA P-APBD) dan

penyesuaian Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD)

serta kriteria Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Satuan Kerja Perangkat

Daerah (DPPA-SKPD).

Penyusunan dan penetapan Kebijakan Umum Perubahan APBD (KU P-APBD) merupakan

upaya dalam melakukan penyesuaian capaian target kinerja dan/atau prakiraan

dan/atau Rencana Keuangan Tahunan Pemerintah Daerah yang telah ditetapkan

sebelumnya untuk dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD

serta ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Kebijakan Umum Perubahan APBD (KU P-

APBD) memberikan penjelasan tentang pertimbangan-pertimbangan yang menjadi dasar

dalam melakukan perubahan, antara lain: (1) Hasil Laporan Pertanggungjawaban

Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Akhir Tahun 2015, terdapat Sisa

Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun 2015 yang perlu dimanfaatkan seluruhnya

untuk mendanai kegiatan pada tahun anggaran 2016; (2) Perkembangan pendapatan

daerah tahun 2016 yang mengalami pergeseran dari targetnya, serta dipengaruhi oleh

realisasi beberapa pendapatan daerah tahun 2016, khususnya dari pos pendapatan asli

daerah; (3) Perubahan atau pergeseran belanja program kegiatan karena terjadi

perubahan target kinerja yang akan dicapai pada tahun anggaran 2016; (4) Adanya

penundaan Alokasi Dana Umum sesuai dengan PMK Nomor 125/PMK.07/2016 sehingga

perlu melakukan penyesuaian Dana Alokasi Umum pada pendapatan dan belanja di APBD

TA. 2016; (5) Telah ditetapkannya Perda No. 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas

Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bekasi Tahun 2013-2018 sehingga perlu melakukan

penyesuaian program pada APBD TA. 2016 mengikuti program pada RPJMD perubahan;

(6) Adanya alokasi bantuan dari Pusat yang diterima oleh Pemerintah Kota Bekasi yang

memerlukan pendampingan, dimana penganggarannya belum dipastikan atau kurang

pada saat penyusunan APBD Tahun 2016, maka dari itu penganggarannnya harus

dicantumkan pada APBD Perubahan Tahun Anggaran 2016; (7) Pencapaian kinerja

program dan kegiatan dengan berdasarkan evaluasi kinerja yang merupakan kebutuhan

introspeksi untuk melihat kembali apakah program dan kegiatan yang telah dilaksanakan

mampu mencapai sasaran; (8) Terdapat keadaan darurat dan keadaan luar biasa

sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan, dengan tingkat urgensi

masalah mempertimbangkan dari besarnya masalah (banyaknya masalah tersebut, berat

ringan masalah yang ditimbulkan, kenaikan prevalensi (angka kejadian) masalah,

keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut, dan sumberdaya yang

tersedia.

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

1-4

1.3 Dasar Hukum Penyusunan Kebijakan Umum Perubahan APBD

Landasan hukum penyusunan Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Pendapatan dan

Belanja (KU P-APBD) Kota Bekasi Tahun Anggaran 2016 adalah sebagai berikut :

(1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1996 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah

Tingkat II Bekasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 111,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3663);

(2) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang

Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3851);

(3) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4286);

(4) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

(5) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

(6) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

(7) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan

Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

(8) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4438);

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

1-5

(9) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan jangka

Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran NegaraRepublik

Indonesia Nomor 4700);

(10) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4725);

(11) Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);

(12) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Pengganti UndangAUndang Nomor 2 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembarang Negara Nomor 246, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 5589);

(13) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang

Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom;

(14) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Daerah;

(15) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang

Pelaporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia No. 4124;

(16) Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

(17) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

(18) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4737);

(19) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

1-6

(20) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman Evaluasi

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4817);

(21) Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas

Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);

(22) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia 4817);

(23) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

(24) Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 5);

(25) Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2015 Nomor 3);

(26) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 73 Tahun 2009 tentang Tatacara

Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

(27) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas

Perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011

Nomor 310);

(28) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara

Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah;

(29) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman

Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 450),

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik

Indonesia Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

1-7

Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan

Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 540);

(30) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan atas

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman

Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah;

(31) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 Tentang Pedoman

Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 903);

(32) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 125/PMK.07/2016 Tentang Penundaan

Penyaluran Sebagian Dana Alokasi Umum Tahun Anggaran 2016;

(33) Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-10/MK.07/2016 Tentang

Pengurangan/Pemotongan Dana Alokasi Khusus Fisik Secara Mandiri Tahun

Anggaran 2016;

(34) Surat Edaran Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan

Nomor S-579/PK/2016 Tentang Penyampaian Informasi Kepada Daerah Tentang

Penghentian Penyaluran Dana Tunjangan Profesi Guru dan Tambahan

Penghasilan Tahun Anggaran 2016;

(35) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2015 tentang Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016;

(36) Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 115 Tahun 2016 tentang Penjabaran

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016;

(37) Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 4 Tahun 2004 tentang Pembentukan

Wilayah Administrasi Kecamatan dan Kelurahan Kota Bekasi;

(38) Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan

Pemerintahan Wajib dan Pilihan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Kota

Bekasi;

(39) Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bekasi Tahun 2011-2031;

(40) Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 10 Tahun 2013 Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Kota Bekasi;

(41) Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 01 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas

Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 11 Tahun 2013 Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Kota Bekasi Tahun 2013-2018;

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

1-8

(42) Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 18 Tahun 2015 Tentang Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bekasi Tahun Anggaran 2016;

(43) Peraturan Walikota Bekasi Nomor 21 Tahun 2015 Tentang Rencana Kerja

Pemerintah Daerah Kota Bekasi Tahun 2016;

(44) Peraturan Walikota Bekasi Nomor 41 Tahun 2016 Tentang Perubahan Rencana

Kerja Pemerintah Daerah Kota Bekasi Tahun 2016;

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

2-1

BAB II

PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

Kebijakan Umum Perubahan APBD (KU P-APBD) Kota Bekasi Tahun Anggaran 2016

merupakan upaya dalam melakukan penyesuaian capaian target kinerja dan/atau

prakiraan dan/atau Rencana Keuangan Pemerintah Kota Bekasi Tahun Anggaran 2016

yang telah ditetapkan sebelumnya untuk dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah

dan DPRD Kota Bekasi serta ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Penjelasan yang akan

disampaikan dalam dokumen KU P-APBD Kota Bekasi TA 2016 mencakup beberapa

pertimbangan yang mendasari perubahan yang dilakukan, yaitu:

(i) perbedaan asumsi dengan KU-APBD TA 2016 yang telah ditetapkan sebelumnya;

(ii) program dan kegiatan yang diusulkan untuk ditampung dalam P-APBD dengan

mempertimbangkan sisa waktu pelaksanaan APBD TA 2016;

(iii) capaian target kinerja program dan kegiatan yang harus dikurangi dalam P-APBD

apabila asumsi KUA tidak tercapai; dan

(iv) capaian target kinerja program dan kegiatan yang harus ditingkatkan dalam P-

APBD apabila melampaui asumsi KUA.

Mengacu pada ketentuan yang diatur dalam pasal 155 Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 59 Tahun 2007 serta memperhatikan pertimbangan tersebut diatas, alasan yang

meyebabkan perlunya dilakukan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

adalah: (i) perkembangan yang tidak sesuai asumsi KUA; (ii) keadaan yang menyebabkan

harus dilakukan pergeseran anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan, dan antar

jenis belanja; (iii) keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya

harus digunakan dalam tahun berjalan; (iv) keadaan darurat; dan (v) keadaan luar biasa.

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bekasi Tahun Anggaran 2016

yang telah ditetapkan, dan selanjutnya menjadi dasar dalam perhitungan Perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (P-APBD) Kota Bekasi TA 2016 adalah seperti

dirangkum pada Tabel-2.1, dengan penjelasan sebagai berikut:

(i) Anggaran Pendapatan ditetapkan sebesar Rp. 4.171.774.790.571,00 yang terdiri

atas Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp. 1.611.380.416.977,00, Dana Perimbangan

sebesar Rp. 1.785.835.574.980,00 dan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah sebesar

Rp. 774.558.798.614,00;

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

2-2

(ii) Anggaran Belanja ditetapkan sebesar Rp. 4.668.006.835.595,00 yang terdiri atas

Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 1.678.542.161.105,00 dan Belanja Langsung

sebesar Rp. 2.989.464.674.490,00; dan

(iii) Anggaran Pembiayaan Daerah (netto) sebesar Rp. 496.232.045.024,00 yang

terdiri atas Penerimaan Pembiayaan sebesar Rp. 524.662.414.824,00 dan

Pengeluaran Pembiayaan sebesar Rp. 28.430.369.800,00.

Tabel-2.1

RINGKASAN APBD KOTA BEKASI TAHUN ANGGARAN 2016

NO URAIAN ALOKASI ANGGARAN KETERANGAN

I PENDAPATAN 4.171.774.790.571

1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 1.611.380.416.977

2 Bagian Dana Perimbangan 1.785.835.574.980

3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 774.558.798.614

II BELANJA 4.668.006.835.595

1 Belanja Tidak Langsung 1.678.542.161.105

a. Belanja Pegawai 1.593.612.486.305

b. Belanja Bunga 300.000.000

c. Belanja Hibah 57.694.695.000

d. Belanja Bantuan Sosial 22.876.797.000

e. Belanja Bantuan Keuangan 1.058.182.800

f. Belanja Tidak Terduga 3.000.000.000

2 Belanja Langsung 2.989.464.674.490

a. Belanja Langsung Penunjang Urusan 262.614.796.500

b. Belanja Langsung Urusan 2.726.849.877.990

SURPLUS / (DEFISIT) (496.232.045.024)

III PEMBIAYAAN (Netto) 496.232.045.024

1 Penerimaan Pembiayaan 524.662.414.824

2 Pengeluaran Pembiayaan 28.430.369.800

3 SiLPa Tahun Berjalan - Sumber : Hasil Analisis dan Pembahasan TAPD Kota Bekasi, September 2016

Selanjutnya, dalam perjalanan realisasi anggaran sepanjang semester pertama TA 2016

terdapat transfer bantuan khusus (specific grant) dari Pemerintah Pusat dan Propinsi,

yang diterima setelah penetapan APBD TA 2016 sebagaimana diuraikan diatas.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016 pada bagian Lampiran

nomor III butir (1) huruf (a) sub-butir (3) sub-huruf (c), menetapkan bahwa ‘Pendapatan

dana kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

(FKTP) milik pemerintah daerah yang belum menerapkan PPK-BLUD mempedomani

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

2-3

Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana

Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada FKTP Milik Pemerintah Daerah dan Surat

Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 900/2280/SJ tanggal 5 Mei 2014 Hal Petunjuk

Teknis Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan serta Pertanggungjawaban Dana

Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada FKTP Milik Pemerintah Daerah’.

Kemudian, pada Lampiran yang sama nomor III butir (1) huruf (b) sub-butir (1) sub-

huruf (b) menetapkan bahwa ‘pendapatan dari DBH-Cukai Hasil Tembakau (DBH-CHT)

dianggarkan sesuai Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran 2016

atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai Rincian DBH-CHT menurut

provinsi/kabupaten/kota Tahun Anggaran 2016, dan dengan memperhatikan

perkembangan realisasi pendapatan DBH-CHT selama 3 (tiga) tahun terakhir. Apabila

Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran 2016 atau Peraturan

Menteri Keuangan mengenai Rincian DBH-CHT menurut provinsi/kabupaten/kota Tahun

Anggaran 2016 belum ditetapkan, penganggaran pendapatan dari DBH-CHT didasarkan

pada: (1) Realisasi pendapatan DBH-CHT 3 (tiga) tahun terakhir yaitu Tahun Anggaran

2014, Tahun Anggaran 2013 dan Tahun Anggaran 2012; atau (2) Informasi resmi dari

Kementerian Keuangan mengenai daftar alokasi transfer ke daerah Tahun Anggaran 2016.

Dalam hal Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran 2016 atau

Peraturan Menteri Keuangan mengenai Rincian DBH-CHT menurut

provinsi/kabupaten/kota Tahun Anggaran 2016 terdapat perubahan dan ditetapkan

setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2016 ditetapkan, pemerintah

daerah harus menyesuaikan alokasi DBH-CHT dimaksud dengan terlebih dahulu

melakukan perubahan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD Tahun

Anggaran 2016 dengan pemberitahuan kepada Pimpinan DPRD, untuk selanjutnya

ditampung dalam peraturan daerah tentang perubahan APBD Tahun Anggaran 2016 atau

dicantumkan dalam LRA bagi pemerintah daerah yang tidak melakukan Perubahan APBD

Tahun Anggaran 2016 dengan terlebih dahulu melakukan perubahan peraturan kepala

daerah tentang penjabaran APBD Tahun Anggaran 2016 dengan pemberitahuan kepada

Pimpinan DPRD. Penggunaan DBH-CHT diarahkan untuk meningkatkan kualitas bahan

baku, pembinaan industri, pembinaan lingkungan sosial, sosialisasi ketentuan dibidang

cukai dan/atau pemberantasan barang kena cukai palsu (cukai illegal) sesuai amanat

dalam Pasal 66C Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Undang-

Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai dan Peraturan Menteri Keuangan yang

dijabarkan dengan Keputusan Gubernur.

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

2-4

Selanjutnya, masih pada Lampiran yang sama nomor III butir (1) huruf (c) sub-butir (2)

menetapkan bahwa ‘penganggaran Tunjangan Profesi Guru (TPG) dialokasikan sesuai

dengan Peraturan Presiden mengenai rincian APBN Tahun Anggaran 2016 atau

Peraturan Menteri Keuangan mengenai Pedoman Umum dan Alokasi Tunjangan Profesi

Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah Tahun Anggaran 2016. Dalam hal Peraturan Presiden

mengenai rincian APBN Tahun Anggaran 2016 atau Peraturan Menteri Keuangan

mengenai Pedoman Umum dan Alokasi Tunjangan Profesi Guru Pegawai Negeri Sipil

Daerah Tahun Anggaran 2016 belum ditetapkan, penganggaraan TPG tersebut didasarkan

pada alokasi TPG Tahun Anggaran 2015 dengan memperhatikan realisasi Tahun

Anggaran 2014. Apabila Peraturan Presiden mengenai rincian APBN Tahun Anggaran

2016 atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai Pedoman Umum dan Alokasi Tunjangan

Profesi Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah Tahun Anggaran 2016 tersebut diterbitkan

setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2016 ditetapkan, maka

pemerintah daerah harus menyesuaikan alokasi TPG dimaksud dengan terlebih dahulu

melakukan perubahan peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD Tahun

Anggaran 2016 dengan pemberitahuan kepada Pimpinan DPRD, untuk selanjutnya

ditampung dalam peraturan daerah tentang perubahan APBD Tahun Anggaran 2016 atau

dicantumkan dalam LRA bagi pemerintah daerah yang tidak melakukan Perubahan APBD

Tahun Anggaran 2016 dengan terlebih dahulu melakukan perubahan peraturan kepala

daerah tentang penjabaran APBD Tahun Anggaran 2016 dengan pemberitahuan kepada

Pimpinan DPRD’. Kemudian masih pada Lampiran yang sama nomor III butir (1) huruf

(c) sub-butir (14) menetapkan bahwa ‘pendapatan daerah yang bersumber dari bantuan

keuangan, baik yang bersifat umum maupun bersifat khusus yang diterima dari

pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota lainnya dianggarkan dalam APBD

penerima bantuan, sepanjang sudah dianggarkan dalam APBD pemberi bantuan. Apabila

pendapatan daerah yang bersumber dari bantuan keuangan bersifat umum tersebut

diterima setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2016 ditetapkan, maka

pemerintah daerah harus menyesuaikan alokasi bantuan keuangan dimaksud pada

peraturan daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2016 atau dicantumkan

dalam LRA bagi pemerintah daerah yang tidak melakukan Perubahan APBD Tahun

Anggaran 2016. Apabila pendapatan daerah yang bersumber dari bantuan keuangan

bersifat khusus tersebut diterima setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun 2016

ditetapkan, maka pemerintah daerah harus menyesuaikan alokasi bantuan keuangan

bersifat khusus dimaksud dengan terlebih dahulu melakukan perubahan peraturan kepala

daerah tentang penjabaran APBD Tahun 2016 dengan pemberitahuan kepada Pimpinan

DPRD, untuk selanjutnya ditampung dalam peraturan daerah tentang perubahan APBD

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

2-5

Tahun 2016 atau dicantumkan dalam LRA bagi pemerintah daerah yang tidak melakukan

Perubahan APBD Tahun Anggaran 2016 dengan terlebih dahulu melakukan perubahan

peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD Tahun Anggaran 2016, untuk

selanjutnya diberitahukan kepada Pimpinan DPRD’.

Berdasarkan ketentuan tersebut di atas, maka alokasi dana dari sumber spesifik grant

telah diperhitungkan ke dalam anggaran pada perhitungan Perubahan Penjabaran

APBD Kota Bekasi TA 2016. Perubahan penjabaran APBD TA 2016 yang bersifat

penambahan adalah sebesar Rp. 3.799.517.000,00 yang berasal dari dana BH-CHT

berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 976/Kep.1458-Keu/2015. Sementara

itu, sebagian besar perubahan penjabaran bersifat koreksi / re-alokasi anggaran yang

terdiri dari: (i) koreksi (pengurangan) sebesar Rp. 12.563.862.500,00 yang berasal dari

Bantuan Provinsi Jawa Barat A berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor

10 Tahun 2015; dan (ii) koreksi (pengurangan) alokasi sebesar Rp. 7.119.572.000,00

yang berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Sertifikasi Guru berdasarkan Surat Edaran

Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan Nomor SE-

10/MK.07/2016.

Dengan demikian, dalam Penjabaran APBD TA 2016 terdapat perubahan Jumlah

Pendapatan APBD TA 2016 menjadi sebesar Rp. 4.155.890.873.071,00 (diluar

penerimaan dari pos pembiayaan) dan Jumlah Belanja APBD TA 2016 berubah menjadi

Rp. 4.652.122.918.095,00. Rincian perubahan perhitungan yang dilakukan pada

Perubahan Penjabaran APBD TA 2016 disajikan pada Tabel-2.1.

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

2-6

Tabel-2.1

PERUBAHAN PADA PENJABARAN APBD TAHUN ANGGARAN 2016

NO URAIAN

APBD TA 2016 %

Naik/Turun APBD Murni Perubahan

Penjabaran APBD

I PENDAPATAN 4.171.774.790.571 4.155.890.873.071 -0,38%

1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 1.611.380.416.977 1.611.380.416.977 0,00%

2 Bagian Dana Perimbangan 1.785.835.574.980 1.782.515.519.980 -0,19%

3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

774.558.798.614 761.994.936.114 -1,62%

II BELANJA 4.668.006.835.595 4.652.122.918.095 -0,34%

1 Belanja Tidak Langsung 1.678.542.161.105 1.700.550.161.105 1,31%

a. Belanja Pegawai 1.593.612.486.305 1.593.612.486.305 0,00%

b. Belanja Bunga 300.000.000 300.000.000 0,00% c. Belanja Hibah 57.694.695.000 79.702.695.000 38,15% d. Belanja Bantuan Sosial 22.876.797.000 22.876.797.000 0,00% e. Belanja Bantuan Keuangan 1.058.182.800 1.058.182.800 0,00% f. Belanja Tidak Terduga 3.000.000.000 3.000.000.000 0,00%

2 Belanja Langsung 2.989.464.674.490 2.951.572.756.990 -1,27%

a. Belanja Langsung Penunjang Urusan

262.614.796.500 262.614.796.500 0,00%

b. Belanja Langsung Urusan 2.726.849.877.990 2.688.957.960.490 -1,39%

SURPLUS / (DEFISIT) (496.232.045.024) (496.232.045.024) 0,00%

III PEMBIAYAAN (Netto) 496.232.045.024 496.232.045.024 0,00%

1 Penerimaan Pembiayaan 524.662.414.824 524.662.414.824 0,00%

2 Pengeluaran Pembiayaan 28.430.369.800 28.430.369.800 0,00%

3 SiLPa Tahun Berjalan - - NA Sumber : Hasil Analisis dan Pembahasan dengan TAPD Kota Bekasi, September 2016

Selanjutnya, dalam rangka menyusun perhitungan Perubahan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (P-APBD), terdapat beberapa kebijakan Pemerintah Pusat, Propinsi

maupun Kota Bekasi yang berkaitan langsung dengan perubahan jumlah Anggaran

Pendapatan maupun Anggaran Belanja. Kebijakan tersebut antara lain berpengaruh

terhadap jumlah anggaran pendapatan yang diperkirakan mengalami perubahan

distribusi nominal dikarenakan adanya penambahan penerimaan pada komponen

Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari Pendapatan Pajak Daerah, Hasil

Retribusi Daerah, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah. Penambahan yang

cukup signifikan terjadi pada komponen Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah yang

berasal dari Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya dalam hal

ini dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Selain itu juga terdapat perubahan pada Pembiayaan Daerah, dalam hal mana pada

komponen Penerimaan Pembiayaan Daerah terdapat penambahan penerimaan yang

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

2-7

berasal dari pos SiLPA tahun anggaran 2015. Selain terdapat penambahan, pada P-APBD

juga terdapat koreksi berupa penurunan nominal penerimaan pendapatan, yaitu pada

komponen Dana Perimbangan yang berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU) sesuai

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 125/PMK.07/2016 dan Dana Alokasi Khusus (DAK)

sesuai Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-10/MK.07/2016.

Penambahan maupun pengurangan penerimaan pendapatan yang cukup signifikan pada

hakekatnya merupakan implikasi dari adanya kebijakan Pusat dan Provinsi, yang

menyebabkan diperlukannya perubahan/penyesuaian proporsi alokasi anggaran belanja

daerah, baik alokasi pada anggaran belanja tidak langsung maupun anggaran belanja

langsung. Perubahan alokasi anggaran pada komponen Belanja Tidak Langsung adalah

penambahan alokasi anggaran pada pos Belanja Pegawai dan pos Belanja Hibah serta

pada pos Belanja Tidak Terduga. Sementara itu, perubahan alokasi anggaran pada

komponen Belanja Langsung adalah penambahan alokasi anggaran pada pos Belanja

Langsung Penunjang Urusan maupun Belanja Langsung Urusan.

Berdasarkan kondisi seperti tersebut, maka perubahan dan/atau penyesuaian yang

dilakukan pada alokasi anggaran belanja daerah hanya merupakan implikasi dari adanya

penambahan penerimaan pendapatan, sehingga penyesuaian/perubahan yang dilakukan

tidak mengakibatkan terjadinya defisit anggaran belanja. Dengan demikian, arah

kebijakan dalam Pembiayaan Daerah pada tahun anggaran 2016 dapat difokuskan pada

antisipasi defisit anggaran, penyelesaian kewajiban Pemerintah Daerah kepada pihak

ketiga dan penyelesaian utang pinjaman daerah, serta penyertaan modal Pemerintah

Daerah.

Berdasarkan berbagai pertimbangan atas berbagai asumsi dan perubahan asumsi dalam

perhitungan rencana target capaian penerimaan pendapatan daerah, belanja daerah, dan

pengelolaan pembiayaan, jumlah Anggaran Belanja pada Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah Kota Bekasi Tahun Anggaran 2016 setelah Perubahan (P-APBD) adalah

sebesar Rp. 5.015.800.445.185,40 yang terdiri atas anggaran Belanja Tidak Langsung

(BTL) sebesar Rp. 1.728.551.707.118,40 dan Belanja Langsung (BL) sebesar Rp.

3.287.248.738.067,00. Kemudian, jumlah Anggaran Pendapatan pada P-APBD TA 2016

ditetapkan sebesar Rp. 4.254.490.859.265,00 yang terdiri atas anggaran Pendapatan

Asli Daerah (PAD) sebesar Rp. 1.704.311.034.350,00, Dana Perimbangan sebesar

Rp. 1.547.599.830.992,00, dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah sebesar

Rp. 1.002.579.993.923,00. Selanjutnya Anggaran Pembiayaan Daerah (Netto)

diperhitungkan sebesar Rp. 761.309.585.920,40 yang terdiri dari atas anggaran

penerimaan pembiayaan sebesar Rp. 786.239.955.720,40 dan pengeluaran pembiayaan

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

2-8

sebesar Rp. 24.930.369.800,00. Pada Tabel-2.2 disajikan ringkasan tentang Perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (P-APBD) Kota Bekasi Tahun Anggaran 2016,

mencakup anggaran pendapatan, anggaran belanja, dan anggaran pembiayaan daerah.

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

2-9

Tabel-2.2 PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

(P-APBD) KOTA BEKASI TAHUN ANGGARAN 2016

%

Sebelum Perubahan

APBDSetelah Perubahan APBD Naik/Turun

I PENDAPATAN 4,171,774,790,571.00 4,254,490,859,265.00 1.98%

1 Pendapatan Asli Daerah 1,611,380,416,976.70 1,704,311,034,350.00 5.77%

2 Bagian Dana Perimbangan 1,785,835,574,980.00 1,547,599,830,992.00 -13.34%

3Lain-lain Pendapatan Daerah

yang Sah774,558,798,614.30 1,002,579,993,923.00 29.44%

II BELANJA 4,668,006,835,595.00 5,015,800,445,185.40 7.45%

1 Belanja Tidak Langsung 1,678,542,161,105.00 1,728,551,707,118.40 2.98%

a. Belanja Pegawai 1,593,612,486,305.00 1,611,351,379,718.40 1.11%

b. Belanja Bunga 300,000,000.00 300,000,000.00 0.00%

c. Belanja Hibah 57,694,695,000.00 83,131,660,000.00 44.09%

d. Belanja Bantuan Sosial 22,876,797,000.00 22,876,797,000.00 0.00%

e. Belanja Bantuan Keuangan 1,058,182,800.00 1,058,182,800.00 0.00%

f. Belanja Tidak Terduga 3,000,000,000.00 9,833,687,600.00 227.79%

2 Belanja Langsung 2,989,464,674,490.00 3,287,248,738,067.00 9.96%

a. Belanja Langsung Penunjang

Urusan262,614,796,500.00 293,963,371,500.00 11.94%

b. Belanja Langsung Urusan 2,726,849,877,990.00 2,993,285,366,567.00 9.77%

SURPLUS / (DEFISIT) (496,232,045,024.00) (761,309,585,920.40) 53.42%

III PEMBIAYAAN (Netto) 496,232,045,024.00 761,309,585,920.40 53.42%

1 Penerimaan Pembiayaan 524,662,414,824.00 786,239,955,720.40 49.86%

2 Pengeluaran Pembiayaan 28,430,369,800.00 24,930,369,800.00 -12.31%

3 SiLPa Tahun Berjalan 0 0

NO URAIAN

APBD TA 2016

Sumber : Hasil Analisis dan Pembahasan dengan TAPD Kota Bekasi, September 2016

Berdasarkan uraian tersebut diatas, uraian selanjutnya akan menyajikan penjelasan

tentang asumsi dan perubahan-perubahan asumsi yang mendasari perhitungan

penyusunan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (P-APBD) Kota Bekasi

Tahun Anggaran 2016, yang mencakup asumsi dasar penetapan kebijakan penyusunan

anggaran, asumsi penerimaan pendapatan daerah, asumsi belanja daerah, dan asumsi

penerimaan / pengeluaran pembiayaan daerah. Selanjutnya, berdasarkan asumsi dan

perubahan asumsi tersebut, akan diuraikan pula mengenai beberapa perubahan

kebijakan anggaran pendapatan, perubahan kebijakan anggaran belanja, dan perubahan

kebijakan anggaran pembiayaan daerah, yang menjadi acuan dalam pelaksanaan APBD

TA 2016.

2.1 Perubahan Asumsi Dasar Kebijakan Umum APBD

Penyusunan dan penetapan Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Pendapatan dan

Belanja (KUPA / KU P-APBD) Kota Bekasi Tahun Anggaran 2016 mempertimbangkan

serta memperhitungkan kembali berbagai kondisi yang terjadi baik dalam skala lokal,

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

2-10

regional, maupun nasional. Kondisi-kondisi tersebut menjadi asumsi dasar dalam

penyusunan dan penetapannya, sehingga terdapat beberapa asumsi yang dipandang

perlu untuk dirubah dan disesuaikan dengan perkembangan kondisi yang ada seiring

dengan pelaksanaan APBD TA 2016 selama semester pertama.

2.1.1 Asumsi Dasar Pendapatan

a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Berdasarkan kajian potensi penerimaan pendapatan sampai akhir TA 2016,

sejumlah sub komponen sumber pendapatan mengalami koreksi (penurunan)

jumlah penerimaan. Namun demikian, pada beberapa sub komponen sumber

pendapatan tertentu didapat indikasi capaian hasil penerimaan dan potensi

penerimaan yang dapat dioptimalkan. Oleh karena itu, target penerimaan

Pendapatan Asli Daerah dirubah dari semula Rp. 1.611.380.416.976,70 menjadi

Rp. 1.704.311.034.350,00 (naik sekitar 5,77%). Dengan demikian, penerimaan

pendapatan asli daerah dari masing-masing sumber penerimaan pendapatan

diasumsikan sebagai berikut:

Penerimaan dari pos Pendapatan Pajak Daerah dirubah dari semula sebesar

Rp. 1.178.093.696.276,70 menjadi Rp. 1.240.204.065.300,00 atau naik

sekitar Rp. 62.110.369.023,30 (5,27%);

Penerimaan dari pos Hasil Retribusi Daerah dirubah dari semula sebesar

Rp. 83.827.193.800,00 menjadi Rp. 94.743.140.600,00 atau naik sekitar Rp.

10.915.946.800,00 (13,02%);

Penerimaan dari pos Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

tidak mengalami perubahan, tetap sebesar Rp. 14.347.038.600,00;

Penerimaan dari pos Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah dirubah dari

semula Rp. 335.112.488.300,00 menjadi Rp. 355.016.789.850,00 atau naik

sekitar Rp. 19.904.301.550,00 (5,94%);

b. Dana Perimbangan

Penerimaan pendapatan dari sumber Dana Perimbangan yang direncanakan

semula Rp. 1.785.835.574.980,00 dirubah menjadi Rp. 1.547.599.830.992,00

atau terkoreksi (turun) sekitar Rp. 238.235.743.988,00 yang disebabkan oleh

penyesuaian penerimaan pada pos Dana Alokasi Umum (DAU) berdasarkan

Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 125/PMK.07/2016 dan Dana Alokasi

Khusus (DAK) berdasarkan Surat Edaran Menteri Keuangan RI Nomor SE-

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

2-11

10/MK.07/2016 dan Surat Edaran Dirjen Perimbangan Keuangan Kemenkeu RI

Nomor SE DJPK No S-579/PK/2016;

c. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah

Penerimaan pendapatan dari sumber Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah

yang direncanakan semula Rp. 774.558.798.614,30 dirubah menjadi sebesar

Rp. 1.002.579.993.923,00 atau naik sekitar Rp. 228.021.195.308,70 (29,44%);

d. Asumsi Dasar Lainnya

Beberapa kondisi eksternal dalam skala regional Nasional maupun regional Jawa

Barat diasumsikan akan mempengaruhi penerimaan pendapatan Kota Bekasi,

sehingga patut dipertimbangkan dalam rangka penetapan Kebijakan Perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja (P-APBD) Kota Bekasi. Kondisi tersebut antara

lain adalah:

Perekonomian Indonesia tahun 2016 diperkirakan masih terpengaruh oleh

perlambatan perekonomian dunia, namun target pertumbuhan ekonomi

nasional (% yoy) dipertahankan 5,3% sebagaimana ditetapkan sebagai asumsi

pertumbuhan ekonomi dalam nota keuangan RAPBN-P 2016;

Laju inflasi sepanjang tahun 2016 diperkirakan sebesar 4,0%, lebih rendah

dibandingkan asumsi dalam APBN tahun 2016 yang ditetapkan sebesar 4,7%.

Besaran inflasi sepanjang tahun 2016 diperkirakan akan dipengaruhi oleh

perkembangan ekonomi global dan tren pelemahan harga komoditas terutama

energi. Sementara dari sisi domestik, stabilitas inflasi akan didukung oleh

sinergi kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) dalam menjaga harga

kebutuhan pokok masyarakat;

Beberapa faktor positif terutama penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia,

perbaikan kinerja transaksi berjalan, inflasi yang rendah, serta membaiknya

perekonomian diharapkan mampu menjaga stabilisasi dan meredam

depresiasi nilai tukar rupiah. Dilandasi oleh perkembangan kondisi dengan

berbagai kebijakan yang dikeluarkan, maka nilai tukar rupiah terhadap dolar

AS pada APBN-P ditetapkan pada kisaran Rp. 13.500 per dolar AS, menguat

dibandingkan asumsi dalam APBN tahun 2016 sebesar Rp13.900 per dolar AS;

Tren penurunan harga minyak mentah dunia diperkirakan memengaruhi

kinerja industri hulu migas Indonesia. ICP pada APBN-P 2016 diproyeksikan

berada pada kisaran US$35 per barel, lebih rendah dibandingkan dengan

asumsi dalam APBN tahun 2016 sebesar US$50 per barel. Perubahan tersebut

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

2-12

antara lain disebabkan masih lemahnya perekonomian global, di tengah

pasokan minyak yang masih tinggi.

Lifting minyak dan gas bumi pada tahun 2016 diperkirakan mencapai 1.925

ribu barel setara minyak per hari, yang meliputi lifting minyak bumi sebesar

810 ribu barel per hari dan lifting gas bumi sebesar 1.115 ribu barel setara

minyak per hari. Tren penurunan produksi minyak berpengaruh pada lifting

gas bumi.

Perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal dan langkah-langkah pengamanan

pelaksanaan APBN TA 2016 dilakukan baik pada pendapatan negara, belanja

negara, maupun pembiayaan anggaran;

Langkah-langkah pengamanan pendapatan negara melalui kebijakan bidang

perpajakan dan PNBP, mencakup antara lain: (1) optimalisasi perpajakan

dengan memerhatikan iklim investasi; (2) mempertahankan stabilitas ekonomi

dan daya beli masyarakat; (3) meningkatkan produktivitas dan daya saing

industri domestik; dan (4) mengendalikan konsumsi untuk barang kena cukai.

Langkah pengamanan pendapatan perpajakan ditempuh melalui kebijakan tax

amnesty/voluntary disclosure dan melakukan upaya extra effort atas

penerimaan pajak serta kepabeanan dan cukai. Kebijakan insentif fiskal

berupa tax allowance, tax holiday, dan pembebasan PPN untuk sektor industri

strategis nasional juga tetap akan diberikan untuk menjaga daya saing industri

dan mendorong produktivitas industri domestik.

Kebijakan PNBP diarahkan antara lain: (1) menahan turunnya lifting minyak

dan gas serta melakukan efisiensi cost recovery; (2) optimalisasi penerimaan

royalti (iuran produksi) dari pertambangan mineral dan batubara; (3)

penyempurnaan berbagai peraturan PNBP, seperti revisi Undang-Undang PNBP

dan Peraturan Pemerintah terkait tarif PNBP; dan (4) penerapan kebijakan

payout ratio yang tepat untuk mendukung penguatan permodalan BUMN;

Pada sisi belanja pemerintah pusat, perubahan dalam RAPBNP tahun 2016

antara lain: (1) perubahan belanja akibat perubahan asumsi dasar ekonomi

makro seperti perubahan pembayaran bunga utang dan subsidi; (2)

penghematan dan pemotongan belanja K/L yang kurang produktif dalam

rangka mengamankan pelaksanaan APBN tahun 2016; (3) tambahan belanja,

baik untuk kebutuhan mendesak maupun untuk kekurangan pembayaran

beberapa komponen belanja hasil audit BPK; dan (4) tambahan belanja dalam

rangka penyelesaian piutang pemerintah, seperti piutang PDAM;

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

2-13

Kebijakan anggaran transfer ke daerah dan dana desa dalam RAPBNP tahun

2016 pada dasarnya tetap mengacu pada APBN tahun 2016. Namun, dalam

perkembangannya terjadi perubahan asumsi dasar ekonomi makro yang

mengakibatkan perubahan pada pendapatan negara. Perubahan tersebut

selanjutnya berakibat pada perubahan transfer ke daerah dan dana desa.

Perubahan tersebut antara lain mencakup: (1) penurunan DBH seiring dengan

penurunan penerimaan negara yang dibagihasilkan, di sisi lain terdapat

kebijakan untuk mengalokasikan kurang bayar DBH dan kebijakan optimalisasi

penggunaan sisa DBH SDA Kehutanan dari Dana Reboisasi; (2) penurunan DAK

antara lain disebabkan oleh pemotongan alokasi DAK Fisik berdasarkan usulan

pengurangan secara mandiri oleh masing-masing daerah, kebijakan untuk

mengalokasikan tambahan DAK sebagai kompensasi atas kekurangan

penyaluran triwulan IV tahun 2015, pengurangan dana Tunjangan Profesi Guru

(TPG) PNSD karena perubahan data jumlah guru yang mempunyai sertifikasi

kependidikan, dan pengurangan Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)

dan Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB) karena perbaikan data

jumlah masyarakat miskin penerima bantuan kesehatan. Di samping itu,

dialokasikan tambahan Dana Tambahan Infrastruktur dalam rangka Otonomi

Khusus Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat yang diperuntukkan bagi

pembangunan infrastruktur dan konektivitas antarwilayah pada bidang jalan,

jembatan, dan sarana pembangunan;

Kebijakan pembiayaan anggaran dalam RAPBNP tahun 2016 masih tetap

mengacu pada kebijakan pembiayaan anggaran dalam APBN tahun 2016.

Perubahan kebijakan pembiayaan anggaran dalam RAPBNP tahun 2016

antara lain: (1) mendukung program 35.000 MW melalui alokasi PMN kepada

PT PLN (Persero); (2) mendukung pembangunan infrastruktur melalui alokasi

pembiayaan investasi kepada BLU Lembaga Manajemen Aset Negara (BLU

LMAN); (3) mendukung kebijakan penyelesaian permasalahan program

kesejahteraan rakyat melalui PMN kepada BPJS Kesehatan dan alokasi

cadangan pembiayaan untuk dana antisipasi pembayaran kepada masyarakat

terdampak lumpur Sidoarjo; dan (4) pemanfaatan dana SAL;

RAPBNP tahun 2016 juga mengakomodir perubahan anggaran pendidikan

dan anggaran kesehatan sejalan dengan perubahan volume belanja negara

untuk memenuhi amanat peraturan perundang-undangan dengan tetap

menjaga kesinambungan fiskal.

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

2-14

Kebijakan dalam RAPBN-P tahun 2016 adalah pengalihan belanja kurang

produktif ke belanja yang lebih produktif dalam rangka mempercepat

pencapaian sasaran dan prioritas pembangunan, yang ditempuh melalui

efisiensi belanja subsidi dengan tidak memberikan subsidi untuk BBM jenis

premium, subsidi tetap (fixed subsidy) untuk BBM jenis minyak solar, dan tetap

memberikan subsidi untuk BBM jenis minyak tanah.

2.1.2 Asumsi Belanja Daerah

a. Asumsi ekonomi makro

Perkembangan sampai akhir tahun 2015, laju inflasi nasional mencapai 3,35%.

Relatif rendah dan stabilnya inflasi tersebut didukung oleh rendahnya inflasi

komponen Inti (core inflation) serta terjaganya komponen Harga Diatur

Pemerintah (administered prices) dan inflasi komponen Bergejolak pada level

yang terkendali. Pelemahan kondisi perekonomian global turut mendukung

rendahnya laju inflasi komponen Inti pada tahun 2015 berada pada level 3,95%

(yoy), lebih rendah dari tahun 2014 yang mencapai 4,93% (yoy). Sementara

pelaksanaan kebijakan reformasi subsidi energi yang dilaksanakan akhir tahun

2014 dan tren penurunan harga komoditas energi menjadi pendukung

terkendalinya laju inflasi komponen Harga Diatur Pemerintah di tahun 2015.

Penyesuaian harga BBM, tarif listrik, dan bahan bakar rumah tangga

menyebabkan laju inflasi komponen ini terkendali pada 0,39% (yoy), lebih

rendah dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 17,57% (yoy). Terkendalinya

inflasi komponen Bergejolak didukung oleh ketersediaan komoditas pangan,

terutama hortikultura sepanjang tahun. Meskipun terdapat dampak negatif El

Nino, namun berkat upaya pemerintah antara lain kebijakan penguatan cadangan

beras pemerintah, penyaluran Beras Sejahtera (Rastra), dan program

pembangunan infrastruktur, laju inflasikomponen ini dapat ditahan pada 4,84

persen (yoy) jauh lebih rendah dari tahun 2014 yang berada pada level 10,88

persen (yoy).

Inflasi yang relatif rendah dan stabil di tahun 2015 menjadi salah satu modal

dalam pengendalian laju inflasi di tahun 2016. Hingga bulan April tahun 2016,

laju inflasi mencapai 0,16% (ytd) atau 3,60% (yoy), masih lebih rendah

dibandingkan dengan historis rata-rata lima tahun terakhir yang sebesar 1,02%

(ytd) atau 5,48% (yoy). Pada periode yang sama, perkembangan inflasi komponen

Inti berada pada level 3,41% (yoy), komponen Bergejolak 9,44% (yoy), dan

komponen Harga Diatur Pemerintah mengalami deflasi sebesar 0,84% (yoy).

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

2-15

Laju inflasi sepanjang tahun 2016 akan terpengaruh oleh perkembangan ekonomi

global dan tren pelemahan harga komoditas terutama energi. Sementara itu, dari

sisi domestik, pelaksanaan kebijakan pembangunan infrastruktur akan menjadi

tumpuan dalam upaya peningkatan produksi serta dukungan konektivitas dan

kelancaran arus distribusi. Upaya pengendalian laju inflasi pada tingkat yang

rendah dan stabil tersebut memerlukan sinergi yang kuat antara Pemerintah dan

BI. Sehingga laju inflasi sepanjang tahun 2016 diperkirakan sebesar 4,0%, sesuai

dengan sasaran inflasi 4,0±1%, lebih rendah dibandingkan asumsi dalam APBN

tahun 2016 yang ditetapkan sebesar 4,7%.

Pada tahun 2015 nilai tukar rupiah terdepresiasi ke level rata-rata Rp13.392 per

dolar AS. Dari sisi eksternal, isu kebijakan kenaikan suku bunga the Fed serta

devaluasi yuan oleh Pemerintah Tiongkok menjadi penyebab utama yang

berpengaruh terhadap aliran modal yang masuk ke negara-negara emerging

market termasuk Indonesia. Hal ini menyebabkan tekanan terhadap nilai tukar

menjadi semakin besar. Dari sisi domestik, beberapa faktor yang mempengaruhi

tekanan terhadap rupiah diantaranya terkait dengan upaya perbaikan kinerja dari

transaksi berjalan, serta tren penurunan pertumbuhan ekonomi sebagai imbas

perlambatan ekonomi dunia turut memberi tekanan.

Pada awal tahun 2016, dinamika rupiah dipengaruhi oleh sentimen pasar terkait

dengan suku bunga acuan the Fed, kebijakan suku bunga negatif ECB dan BoJ,

relatif rendahnya tingkat inflasi, serta meningkatnya minat investor seiring

dengan membaiknya proyeksi perekonomian domestik.

Pada tahun 2016, perekonomian Indonesia diperkirakan akan tumbuh sebesar

5,3% dan inflasi sebesar 4,0%. Asumsi nilai tukar pada RAPBNP tahun 2016

diperkirakan akan menguat menjadi sebesar Rp13.500 per US$. Selain itu, nilai

ICP diproyeksikan akan terus mengalami penurunan sehingga Pemerintah

mengubah asumsi nilai ICP dari US$50 per barel menjadi US$35 per barel. Dengan

perubahan perkiraan besaran indikator makro ekonomi tersebut, pendapatan

negara diperkirakan akan mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Mengingat kondisi perekonomian nasional dan global belum pulih sepenuhnya

dan berdasarkan realisasi penerimaan perpajakan pada tahun 2015 maka

diperkirakan baseline penerimaan perpajakan secara umum akan mengalami

penurunan dari targetnya dalam APBN tahun 2016. Oleh karena itu, Pemerintah

dinilai perlu untuk melakukan penyesuaian terhadap target penerimaan

perpajakan tahun 2016. Selain itu, mengingat tren perkembangan harga

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

2-16

komoditas dunia yang cenderung menurun maka Pemerintah juga perlu

melakukan penyesuaian target penerimaan negara bukan pajak. Selain itu, perlu

juga dilakukan langkah-langkah pengamanan anggaran dalam rangka

mengamankan fiskal sehingga defisit dapat tetap terjaga.

Meskipun proyeksi baseline pendapatan negara cenderung mengalami

penurunan dari targetnya dalam APBN tahun 2016, Pemerintah tetap berusaha

melakukan pengamanan target pendapatan negara agar kebutuhan pendanaan

belanja negara dapat terpenuhi. Untuk mengamankan penerimaan perpajakan

maka Pemerintah merancang kebijakan tax amnesty/voluntary disclosure dan

melakukan upaya extra effort. Selain itu, Pemerintah juga akan melakukan

optimalisasi PNBP terutama dari sektor non SDA untuk menjaga target PNBP

dalam RAPBNP tahun 2016 dapat tercapai walaupun PNBP di bidang SDA

diperkirakan akan mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Merujuk pada perkembangan kondisi inflasi nasional, perkembangan laju inflasi

di Kota Bekasi kemungkinan besar akan turut terpengaruh. Namun demikian,

indikasi yang ada menunjukkan perkembangan kondisi cenderung membaik yang

ditunjukkan oleh pergerakan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang relatif stabil

pada akhir semester I tahun 2016. Meskipun belum diperoleh indikasi nyata dari

pergerakan harga konsumen pada triwulan I dan II tahun 2016, namun dapat

dilihat bahwa inflasi tertinggi cenderung terjadi pada kelompok/jenis makanan

jadi, minuman, rokok dan tembakau. Sementara itu, kelompok komoditas

transport, komunikasi dan jasa keuangan justru cenderung mengalami deflasi,

sehingga kondisi tersebut perlu tetap dicermati agar tidak terjadi secara menerus.

Dengan demikian, laju inflasi di Kota Bekasi diharapkan tetap terjaga dalam

kisaran +/- 1% dibawah laju inflasi nasional.

Mencermati kondisi seperti diuraikan diatas, dan dengan memperhatikan asumsi

inflasi nasional yang diprediksikan kurang dari 6,0% (sekitar 5,3%), maka inflasi

Kota Bekasi pada tahun 2015 (yoy) diasumsikan akan berada pada kisaran 4,5%

sampai 5,5%. Asumsi sedemikian pada dasarnya dilandasi oleh trend

perkembangan ekonomi di Kota Bekasi yang masih menunjukkan indikasi

pertumbuhan dinamis. Implikasi perubahan indeks harga konsumen yang

diperkirakan masih akan berpengaruh besar terhadap trend inflasi di Kota Bekasi

adalah kelompok/jenis komoditas bahan makanan, minuman, rokok dan

tembakau. Demikian pula dengan kelompok/jenis komoditas transportasi,

komunikasi dan jasa keuangan, diperkirakan akan mempunyai kontribusi

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

2-17

terhadap potensi inflasi di Kota Bekasi, yang disebabkan oleh diterapkannya

regulasi nasional terhadap jenis/komoditas tersebut.

Dengan menjaga laju inflasi sedemikian, sektor-sektor yang rentan terhadap

perubahan laju inflasi akan dapat dipertahankan atau dikembangkan potensi dan

daya dukungnya terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi. Hal tersebut

terutama terhadap sektor-sektor unggulan berdaya saing tinggi dan selama ini

menjadi pendorong dan penggerak utama perekonomian Kota Bekasi, antara lain

mencakup: (i) sektor Industri Pengolahan; (ii) sektor Listrik, Gas dan Air minum;

dan (iii) sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran. Dengan demikian, upaya

penyediaan prasarana dan sarana dasar maupun pendukung pertumbuhan

ekonomi Kota Bekasi perlu diprioritaskan.

b. Isu-isu Strategis

Sejalan perkembangan kondisi sampai dengan akhir semester II TA 2016, hasil

pelaksanaan pembangunan tahun 2016 ternyata belum menunjukkan capaian

yang maksimal sebagaimana direncanakan. Perkembangan kondisi yang ada

masih menunjukkan sejumlah permasalahan yang belum terselesaikan dan masih

memerlukan penanganan guna mencapai target penyelesaian sesuai rencana yang

ditetapkan. Sebagaimana telah dirumuskan dalam RKPD dan RKPD Perubahan

tahun 2016, permasalahan dan tantangan yang merupakan fokus sasaran

penanganan dan penyelesaian melalui rencana pembangunan tahun 2016 adalah

sebagai berikut :

1. Penataan Ruang

a. Semakin besarnya luas lahan terbangun dan semakin menyusutnya

luasan lahan tidak terbangun;

b. Ruang Terbuka Hijau terhadap seluruh luasan wilayah Kota Bekasi baru

mencapai 24,1%. Hal ini berpengaruh pada daya serap tanah terhadap

curah hujan dan aliran air. Porsi RTH ini masih di bawah porsi RTH

yang seharusnya sebagaimana diatur di dalam Undang-Undang RTRW

Nasional yaitu 30%;

2. Daerah Rawan Bencana

Kota Bekasi adalah wilayah yang tergolong rawan banjir. Pada kurun waktu

2009 sampai dengan 2014 dimana pada kurun waktu tersebut wilayah yang

mengalami banjir adalah seluas 621 Ha dimana penyebab utama terjadinya

banjir pada kurun waktu tersebut adalah curah hujan lokal, buruknya

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

2-18

system drainase yang ada serta berada pada satu kesatuan Daerah Aliran

Sungai (DAS) dengan wilayah lain;

3. Demografis

Tingginya laju pertumbuhan penduduk yaitu sebesar 5,12% dengan

tingkat kepadatan penduduk mencapai 11.986 jiwa per kilometer persegi.

4. Sosial Kemasyarakatan

Tingginya jumlah PMKS.

5. Pendidikan

a. Permasalahan yang menjadi perhatian terbesar di dalam aspek

pendidikan Kota Bekasi adalah rata-rata lama sekolah yang masih di

bawah 12 tahun.

b. Tingkat kelulusan pada setiap jenjang pendidikan masih rendah.

6. Kesehatan

a. Belum optimalnya UHH.

b. Jumlah kasus gizi buruk, AKI, Angka kematian Balita tinggi.

7. Perekonomian

a. Belum meratanya pendapatan masyarakat;

b. Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun 2015 berkisar 30,52% dari total

pendapatan daerah yang berarti pendapatan Kota Bekasi masih

didominasi oleh dana perimbangan pusat ke daerah.

8. Perindustrian dan Pariwisata

a. Daya serap industri terhadap tenaga kerja rendah;

b. Tingginya kasus perselisihan antara pekerja dan perusahaan.

9. Kebudayaan dan Kesenian

a. Belum optimalnya pelestarian nilai- nilai budaya dan kesenian asli Kota

Bekasi;

b. Belum optimalnya pelestarian bangunan dan monument bersejarah

yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan wawasan kebudayaan

dan kesenian Kota Bekasi.

10. Kepemudaan dan Olahraga

Tingginya jumlah generasi muda di Kota Bekasi perlu mendapat

perhatian yang baik agar dapat memberikan konstribusi bagi pembangunan

Kota Bekasi yang lebih baik. Potensi generasi muda yang besar perlu

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

2-19

diarahkan untuk memberikan kekuatan bagi pembangunan kota dan

meminimalisir potensi negatif yang dapat timbul dari pergaulan generasi

muda.

11. Daya Saing Daerah

a. Salah satu permasalahan pada aspek daya saing adalah lamanya proses

perijinan usaha di Kota Bekasi yang secara langsung mempengaruhi

minat investor untuk menanamkan modalnya.

b. Faktor kondusifitas politik dan keamanan menjadi faktor lainnya yang

mempengaruhi daya saing Kota Bekasi.

c. Tingginya angka kriminalitas di KotaBekasi haruslah mampu dikurangi

untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat yang tinggl

di KotaBekasi dan bagi para investor dan pengusaha yang hendak

menanamkan modal di Kota Bekasi.

12. Infrastruktur dan Sarana dan Prasarana

Belum optimalnya penyediaan sarana dan prasarana dalam pembangunan

Kota Bekasi.

Sebagaimana telah dirumuskan dan disusun sejak Rancangan Awal RKPD sampai

dengan terbentuknya kesepakatan dan ditetapkannya RKPD tahun 2016, secara

normatif Rencana Kerja Pemerintah Kota Bekasi TA 2016 tetap diarahkan untuk

mewujudkan visi ”Bekasi Maju, Sejahtera, dan Ihsan” sesuai dengan target

pencapaian visi-misi yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2013-2018. Merujuk pada landasan tematik

pembangunan tahunan yang telah ditetapkan, maka isu-isu strategis yang

menjadi dasar dalam penyusunan RKPD Perubahan Tahun 2016 adalah :

1. Program peningkatan layanan pendidikan wajib belajar 12 tahun dan

peningkatan pencapaian rata-rata lama sekolah;

2. Integrasi Jamkesda dengan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan

peningkatan kualitas pelayanan kesehatan;

3. Pengembangan kapasitas kewirausahaan dan keunggulan kompetitif UKM;

4. Pengendalian pemanfaatan tata ruang sesuai RTRW, pembangunan dan

peningkatan jalan, jembatan dan drainase kota, penanggulangan dan

pengendalian banjir;

5. Peningkatan kualitas lingkungan hidup, pengelolaan sampah dan

pengendalian pencemaran air dan udara;

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

2-20

6. Program pelayanan dan rehabilitasi kesejateraan sosial;

7. Peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur, pembinaan dan

pengembangan aparatur, optimalisasi pemanfaatan TIK dan peningkatan

kualitas perencanaan pembangunan dengan penerapan prinsip SMART

(Spesific, Measurable, Attainable, Realistic, Time Bound).

2.2 Perubahan Kebijakan Pendapatan Daerah

2.2.1 Kebijakan Perencanaan Pendapatan Daerah

Perubahan kebijakan perencanaan pendapatan disusun berdasarkan trend

historis pertumbuhan realisasi penerimaan Pendapatan Daerah tahun 2016

(tahun transisi) dan tahun 2014 (tahun pertama periode RPJMD 2013-2018), dan

tahun 2015 (tahun kedua periode RPJMD 2013-2018).

Trend historis pertumbuhan Pendapatan Daerah tahun 2009-2015 menurut

komponen pembentuknya adalah: (i) pendapatan asli daerah rata-rata 38,51%

per-tahun, (ii) dana perimbangan rata-rata 9,75% per-tahun, dan (iii) lain-lain

pendapatan daerah yang sah rata-rata 28,72% per-tahun. Realisasi pertumbuhan

pendapatan TA 2015 (dari TA 2013) mencapai 20,49% dengan pertumbuhan

penerimaan pendapatan pada masing-masing komponen pembentuknya sebagai

berikut: (i) pertumbuhan penerimaan dari sumber PAD mencapai 20,44% atau

dibawah rata-rata trend pertumbuhan historis; (ii) pertumbuhan penerimaan dari

sumber Dana Perimbangan mencapai 13,27% atau diatas rata-rata trend

pertumbuhan historis; dan (iii) pertumbuhan penerimaan dari sumber Lain-lain

Pendapatan Daerah Yang Sah mencapai 31,22% atau diatas rata-rata trend

pertumbuhan historis. Kondisi tersebut menunjukkan perkembangan kemampuan

keuangan daerah relatif cukup baik, yang berarti bahwa potensi perbaikan jumlah

penerimaan pendapatan diperkirakan masih dapat dilakukan pada tahun

anggaran berjalan.

Pada APBD 2016 (murni) diterapkan strategi antisipatif dalam menyusun rencana

penerimaan pendapatan yang berasal dari sumber diluar komponen Pendapatan

Asli Daerah (PAD). Pemerintah telah menetapkan beberapa langkah kebijakan

nasional terkait dengan kondisi tersebut, antara lain: rencana relokasi struktur

anggaran DAU pada DAK yang diperuntukkan mendukung stabilitas pertumbuhan

ekonomi masyarakat, restrukturisasi anggaran keuangan daerah melalui

peningkatan penerimaan komponen pendapatan asli daerah, dan efisiensi

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

2-21

anggaran pembangunan melalui peningkatan kontribusi peran serta dunia usaha

dan masyarakat.

Kebijakan peningkatan Pendapatan Daerah dalam RPJMD Tahun 2013-2018 adalah

“peningkatan pendapatan daerah melalui penyempurnaan regulasi,

penggalian dan pengembangan potensi, dan aplikasi teknologi, yang disertai

dengan tertib administrasi pemungutan sesuai peraturan perundang-

undangan yang berlaku”. Perencanaan target penerimaan pendapatan daerah

didasarkan pada arah kebijakan pendapatan daerah yang mengedepankan upaya

peningkatan peran dan kontribusi PAD dalam upaya meningkatkan

kemandirian keuangan daerah. Selaras dengan upaya tersebut, secara teknis

kebijakan yang akan diterapkan untuk mencapai target yang dicanangkan antara

lain adalah sebagai berikut:

a. Peningkatan pendapatan daerah yang berasal dari Pajak dan Retribusi

Daerah, terutama pada pos BPHTB dan PBB;

b. Penyempurnaan regulasi pajak dan retribusi daerah;

c. Identifikasi objek-objek pajak dan objek retribusi;

d. Intensifikasi pendapatan melalui penyesuaian tarif pajak dan retribusi;

e. Penyempurnaan sistem pemungutan pajak dan retribusi daerah;

f. Peningkatan hasil pengelolaan kekayaan daerah melalui pengelolaan

sumberdaya daerah secara profesional dan marketable.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, terdapat perubahan rencana penerimaan

pendapatan daerah yang diprioritaskan pada peningkatan penerimaan dari pos

Pendapatan Asli Daerah (PAD) khususnya dari komponen retribusi daerah

serta lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Selanjutnya, perubahan

rencana penerimaan dari pos Dana Perimbangan diarahkan pada optimalisasi

dari sumber bagi hasil pajak / bagi hasil bukan pajak. Sementara itu, perubahan

rencana penerimaan dari pos Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah diarahkan

pada peningkatan penerimaan dari sumber dana bagi hasil pajak dari propinsi dan

pemerintah daerah lainnya.

Berdasarkan kebijakan tersebut, perubahan kebijakan rencana pendapatan

daerah yang diterapkan dalam mendukung pencapaian target penerimaan

pendapatan daerah pada P-APBD tahun 2016 adalah:

1. Perencanaan penerimaan dari sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)

dari pos Pendapatan Pajak Daerah yang mencakup:

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

2-22

a) Penerimaan dari pos pajak hotel melalui peningkatan target jumlah

penerimaan dari pajak hotel berbintang serta pajak rumah penginapan

dan sejenisnya;

b) Penerimaan dari pos pajak restoran melalui peningkatan target

jumlah penerimaan dari pajak rumah makan;

c) Penerimaan dari pos pajak hiburan melalui peningkatan target

jumlah penerimaan dari pajak tontonan diskotik, karaoke, klab malam

dan sejenisnya serta pacuan kuda, kendaraan bermotor, dan permainan

ketangkasan;

d) Penerimaan dari pos pajak reklame melalui peningkatan target

jumlah penerimaan dari pajak reklame kain;

e) Penerimaan dari pos pajak parkir melalui peningkatan target jumlah

penerimaan pajak parkir mobil dan motor sebagaimana diatur dalam

Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 03 Tahun 2010;

f) Penerimaan dari pos pajak air bawah tanah melalui peningkatan

target jumlah penerimaan dari pajak air tanah;

2. Perencanaan penerimaan dari sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)

dari pos Hasil Restribusi Daerah yang mencakup:

a) Penerimaan dari pos retribusi jasa usaha melalui penyesuaian tarif

dan/atau peningkatan target retribusi pelayanan tempat olahraga;

b) Penerimaan dari pos retribusi perizinan tertentu khususnya pada

pos retribusi pemberian perpanjangan IMTA kepada pemberi kerja

Tenaga Asing;

3. Perencanaan penerimaan dari sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)

dari pos Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan yang

diperoleh dari penerimaan pada pos Bagian Laba atas Penyertaan Modal

pada Perusahaan Milik Daerah:

4. Perencanaan penerimaan dari sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)

dari pos Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah yang mencakup:

a) Penerimaan dari pos penerimaan bunga deposito melalui

peningkatan jumlah dana simpanan melalui mekanisme perbankan;

b) Penerimaan dari pos pendapatan dana kapitasi JKN-FKTP

Puskesmas melalui optimalisasi kerja sama dan pengawasan

pelaksanaan di lapangan;

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

2-23

5. Perencanaan penerimaan Dana Perimbangan dari pos Bagi Hasil Pajak

yang mencakup:

a) Penerimaan dari pos bagi hasil dari pajak penghasilan orang

pribadi melalui identifikasi dan inventarisasi wajib pajak serta

peningkatan pelayanan pemungutan pajak;

b) Penerimaan dari bagi hasil cukai hasil tembakau;

6. Perencanaan penerimaan Dana Perimbangan dari pos Bagi Hasil Bukan

Pajak / Sumber Daya Alam yang mencakup:

a) Penerimaan dari pos bagi hasil dari Provisi Sumber Daya Hutan;

b) Penerimaan dari pos bagi hasil dari Pungutan Hasil Perikanan;

c) Penerimaan dari pos bagi hasil dari Pertambangan Panas Bumi;

d) Penerimaan dari pos bagi hasil dari penyisihan PBB dari Pusat;

e) Penerimaan dari pos bagi hasil dari Pertambangan Umum;

7. Perencanaan penerimaan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah dari

pos Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah

lainnya yang berasal dari penerimaan pada pos dana bagi hasil pajak

dari provinsi melalui intensifikasi penerimaan bagi hasil dari sumber pajak

kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan bermotor, pajak bahan

bakar kendaraan bermotor, pajak pengambilan dan pemanfaatan air

permukaan, dan pajak rokok;

8. Perencanaan penerimaan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah dari

pos Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya

yang berasal dari penetapan alokasi anggaran untuk pelaksanaan program

dan kegiatan dari Provinsi Jawa Barat dan Provinsi DKI Jakarta yang

diperuntukkan bidang Pendidikan, bidang Kesehatan, bidang Pekerjaan

Umum dan bidang Perhubungan;

2.2.2 Perubahan Target Pendapatan Daerah

Pada Tabel-2.3 disajikan rangkuman Perubahan Rencana Pendapatan Daerah

Kota Bekasi tahun 2016 yang disusun berdasarkan pada perubahan kebijakan

sebagaimana diuraikan diatas.

Jumlah penerimaan pendapatan daerah dari sumber Pendapatan Asli Daerah

direncanakan sebesar Rp. 1.704.311.034.350,00, dari Dana Perimbangan

direncanakan sebesar Rp. 1.547.599.830.992,00, dari Lain-lain Pendapatan

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

2-24

Daerah yang Sah direncanakan sebesar Rp. 1.002.579.993.923,00, dan dari

Pembiayaan direncanakan sebesar Rp. 761.309.585.920,40 (Netto). Dengan

demikian, target Penerimaan Pendapatan pada APBD TA 2016 setelah

perubahan adalah sebesar Rp. 4.254.490.859.265,00 tanpa memperhitungkan

penerimaan dari Pembiayaan (Netto) atau sebesar Rp. 5.015.800.445.185,40

apabila didalamnya termasuk penerimaan dari Pembiayaan (Netto).

Tabel-2.3 PERUBAHAN RENCANA PENDAPATAN DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2016

SEBELUM PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN Rp %

1 2 3 4 5 6

1. PENDAPATAN DAERAH 4.171.774.790.571,00 4.254.490.859.265,00 82.716.068.694,00 1,98%

1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 1.611.380.416.976,70 1.704.311.034.350,00 92.930.617.373,30 5,77%

1.1.1 Pajak Daerah 1.178.093.696.276,70 1.240.204.065.300,00 62.110.369.023,30 5,27%

1.1.2 Retribusi Daerah 83.827.193.800,00 94.743.140.600,00 10.915.946.800,00 13,02%

1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

Dipisahkan

14.347.038.600,00 14.347.038.600,00 - 0,00%

1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 335.112.488.300,00 355.016.789.850,00 19.904.301.550,00 5,94%

1.2 DANA PERIMBANGAN 1.785.835.574.980,00 1.547.599.830.992,00 (238.235.743.988,00) -13,34%

1.2.1 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 149.732.479.000,00 167.728.648.336,00 17.996.169.336,00 12,02%

1.2.2 Dana Alokasi Umum 1.233.705.774.000,00 1.055.001.782.456,00 (178.703.991.544,00) -14,49%

1.2.3 Dana Alokasi Khusus 402.397.321.980,00 324.869.400.200,00 (77.527.921.780,00) -19,27%

1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG

SAH

774.558.798.614,30 1.002.579.993.923,00 228.021.195.308,70 29,44%

1.3.1 Pendapatan Hibah 6.000.000.000,00 6.000.000.000,00 - 0,00%

1.3.2 Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan

Pemerintah Daerah Lainnya

666.613.758.614,30 750.306.699.423,00 83.692.940.808,70 12,55%

1.3.3 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus - - - -

1.3.4 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau

Pemerintah Daerah Lainnya

101.945.040.000,00 246.273.294.500,00 144.328.254.500,00 100,00%

2 PEMBIAYAAN DAERAH (Netto) 496.232.045.024,00 761.309.585.920,40 265.077.540.896,40 53,42%

2.1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 524.662.414.824,00 786.239.955.720,40 261.577.540.896,40 49,86%

2.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun

Anggaran Sebelumnya

524.662.414.824,00 786.239.955.720,40 261.577.540.896,40 49,86%

2.2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 28.430.369.800,00 24.930.369.800,00 (3.500.000.000,00) -12,31%

2.2.1 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah

Daerah

28.100.000.000,00 24.600.000.000,00 (3.500.000.000,00) -12,46%

2.2.2 Pembayaran Pokok Utang 330.369.800,00 330.369.800,00 - 0,00%

NO. URAIANAPBD TA 2016 BERTAMBAH/(BERKURANG)

Sumber : Hasil Analisis dan Pembahasan dengan TAPD Kota Bekasi, September 2016

2.2.3 Upaya Pencapaian Target Pendapatan

Sesuai arah kebijakan, strategi pelaksanaan serta target capaian yang telah

ditetapkan, maka perlu dilakukan berbagai upaya yang terarah untuk dapat

mewujudkannya. Upaya-upaya untuk mencapai target yang ditetapkan dilakukan

secara terintegrasi, namun dikoordinasikan secara terstruktur berdasarkan

komponen pembentukkan Pendapatan Daerah. Untuk itu, strategi yang terarah

guna mencapai target dari masing-masing bagian komponen pendapatan adalah

seperti diuraikan dibawah ini.

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

2-25

(a) Penerimaan dari sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) direncanakan

mampu mencapai Rp. 1.704.311.034.350,00. Upaya-upaya yang

dilakukan untuk mencapai target penerimaan sebagaimana direncanakan

antara lain adalah sebagai berikut :

a. Perkuatan kelembagaan dan sistem operasional pemungutan

pendapatan daerah, melalui pelaksanaan pembinaan serta evaluasi

pelaksanaan pemungutan pendapatan daerah;

b. Peningkatan pendapatan daerah melalui intensifikasi dan ektensifikasi;

c. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat melalui penyediaan sarana

dan prasarana pelayanan umum, penyempurnaan sistem pungutan,

dan peningkatan kapasitas aparatur;

d. Revitalisasi dan restrukturisasi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

agar mampu meningkatkan kontribusi pendapatan daerah;

e. Pengembangan kerjasama baik dalam hal upaya peningkatan

pendapatan daerah maupun pengelolaan asset daerah;

f. Peningkatan dan penggalian potensi sumber-sumber pendapatan lain.

(b) Penerimaan dari sumber Dana Perimbangan direncanakan mampu

diperoleh penerimaan sebesar Rp. 1.547.599.830.992,00. Upaya-upaya

yang dilakukan untuk mencapai target penerimaan sebagaimana

direncanakan antara lain adalah sebagai berikut:

a. Melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan PBB, pajak

Orang Pibadi Dalam Negeri (PPH OPDN), PPh pasal 21 dan BPHTB;

b. Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Propinsi

dalam pelaksanaan pengelolaan Dana Perimbangan;

c. Konsultasi perubahan mekanisme alokasi dan restrukturisasi DAU dan

DAK, untuk tahun 2016 dan seterusnya.

(c) Penerimaan dari Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah tidak dapat

direncanakan secara tepat dan definitif, oleh karena itu perkiraan jumlah

penerimaan antara lain didasarkan pada trend realisasi tahunan.

Berdasarkan kondisi tersebut, jumlah penerimaan yang direncanakan

pada perubahan TA 2016 sebesar Rp. 1.002.579.993.923,00. Upaya-

upaya yang dilakukan untuk mencapai target penerimaan sebagaimana

direncanakan antara lain adalah sebagai berikut:

a. Melakukan koordinasi dan konsultasi terkait dengan alokasi anggaran

tidak tetap / darurat yang direalisasikan dalam bentuk pendapatan

hibah dari pemerintah dan dana darurat;

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

2-26

b. Melakukan koordinasi dalam rangka efektifitas dan efisiensi pengelolaan

dana bagi hasil pajak dari propinsi dan pemerintah daerah lainnya;

c. Melakukan koordinasi dan konsultasi pengembangan program/

kegiatan terkait dengan alokasi dana penyesuaian dan otonomi khusus,

bantuan keuangan dari propinsi atau pemerintah daerah lainnya, dan

dana percepatan pembangunan infrastruktur daerah.

2.3 Perubahan Kebijakan Belanja Daerah

2.3.1 Kebijakan Perencanaan Belanja Daerah

Alokasi belanja daerah tahun 2008-2015 mengalami peningkatan signifikan

(sekitar 229,90%), yaitu dari Rp. 1,338,40-milyar pada tahun 2008 menjadi Rp.

4.691,31-milyar pada tahun 2015, dengan rata-rata peningkatan anggaran belanja

23,75% per-tahun. Selama periode tersebut, komposisi antara belanja aparatur

dengan belanja publik rata-rata sekitar 52,17% Belanja Tidak Langsung dan

47,83% Belanja Langsung. Komposisi alokasi anggaran setiap tahun menunjukkan

kondisi yang berbeda, dimana pada tahun 2009, 2010, dan 2011 komposisi

anggaran Belanja Tidak Langsung lebih besar dari Belanja Langsung, sehingga

tidak merefleksikan penganggaran yang berpihak pada pelayanan publik. Baru

kemudian pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 komposisi anggaran dapat

dirubah dimana komposisi Belanja Langsung lebih besar dari Belanja Tidak

Langsung, meskipun kondisi tersebut belum dapat dijadikan indikator alokasi

belanja aparatur yang merefleksikan kuantitas dan kualitas pelayanan publik

yang diselenggarakan.

Sejalan dengan diberlakukannya sejumlah aturan baru mengenai pengelolaan

keuangan daerah yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Tahun 2006 yang kemudian direvisi dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 59 Tahun 2007 (merujuk pada PP No. 38/2007 dan PP No. 41/2007), dan

direvisi kembali dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011

tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, telah dilakukan sejumlah

langkah teknis sebagai upaya penyesuaian pada arah kebijakan keuangan daerah.

Berdasarkan kondisi seperti diuraikan di atas dan merujuk pada kinerja

pelaksanaan APBD sampai dengan akhir Semester I TA 2016, maka dilakukan

kembali penyesuaian terkait dengan rencana belanja daerah. Kebijakan

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

2-27

penyusunan Belanja Daerah Kota Bekasi didasarkan pada pendekatan anggaran

kinerja (berorientasi pada hasil) dan pendekatan anggaran berimbang

(pertumbuhan belanja daerah sama dengan pertumbuhan pendapatan daerah),

yaitu ”Meningkatkan Akuntabilitas Perencanaan Anggaran serta memperjelas

efektifitas dan efisiensi penggunaan alokasi anggaran, yang berorientasi pada

Tugas Pokok dan Fungsi masing-masing SKPD guna peningkatan Kinerja

Pelayanan dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat”.

Berdasarkan trend historis belanja daerah tahun 2008–2015, perubahan

signifikan pada belanja daerah tahun 2016 (kenaikan alokasi anggaran belanja

pelayanan publik seiring kenaikan potensi penerimaan pendapatan), dan

kebutuhan prioritas program dan kegiatan yang berorientasi pada peningkatan

kualitas dan kuantitas pelayan publik, maka perubahan kebijakan anggaran

belanja tahun 2016 diarahkan pada peningkatan proporsi belanja publik ditunjang

dengan penyesuaian proporsi belanja aparatur didasarkan pada isu-isu strategis

serta prioritas program pembangunan daerah tahun 2016, agar mampu efektif

dalam capaian hasil maupun manfaat yang optimal namun tetap efisien dalam

penggunaan anggaran.

Berdasarkan kebijakan tersebut, maka pelaksanaan penyusunan anggaran belanja

daerah bertujuan meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran serta

memperjelas efektifitas dan efisiensi penggunaan alokasi anggaran dimaksud. Oleh

karenanya Belanja Daerah diprioritaskan untuk efektivitas dan efisiensi pelaksanaan

tugas pokok dan fungsi masing-masing satuan kerja perangkat daerah (SKPD).

Dengan demikian, pada prinsipnya bahwa setiap peningkatan alokasi belanja

yang direncanakan harus diikuti dengan peningkatan kinerja pelayanan dan

peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Arah Kebijakan Belanja Daerah Kota Bekasi tahun 2016, mengacu kepada visi,

misi dan program Kepala Daerah terpilih, yang telah dirumuskan ke dalam Isu-isu

Strategis Pembangunan Kota Bekasi yang dikelompokkan pada bidang-bidang

sosial budaya, fisik, dan perekonomian sebagaimana terakhir ditetapkan dalam

RKPD Perubahan Kota Bekasi tahun 2016. Oleh karena itu, kebijakan

perencanaan anggaran belanja daerah didasarkan pada prioritas sebagai berikut:

1. Belanja Daerah diprioritaskan untuk memenuhi kewajiban Daerah dalam

meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, yang diwujudkan dalam bentuk

peningkatan : (i) pelayanan dasar (pendidikan dan kesehatan); (ii) fasilitas

sosial; dan (iii) fasilitas umum yang layak;

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

2-28

2. Belanja Daerah disusun berdasarkan standar pelayanan pelayanan minimal,

standar analisis belanja, standar harga, dan tolok ukur kinerja, dan secara

bertahap akan menerapkan standar analisis beban kerja per-SKPD, dan

diprioritaskan untuk membiayai belanja pegawai, membiayai kebutuhan setiap

unit kerja dalam penyelenggaraan pemerintahan, serta meningkatkan SDM dan

kesejahteraan para pegawai dengan tujuan meningkatkan motivasi dan

prestasi kerja;

3. Belanja Daerah terdiri dari belanja tidak langsung dan belanja langsung

(belanja langsung urusan dan belanja langsung penunjang urusan), diarahkan

pada peningkatan kemampuan penyelenggaraan pelayanan publik (merujuk

pada prinsip good governance) yang didasarkan pada pola kinerja merit

system agar mampu mencerminkan pembiayaan yang dikeluarkan setara

kinerja dan keluaran yang dihasilkan, dengan prioritas peruntukkan: (i)

meningkatkan kualitas SDM dan perluasan lapangan kerja; (ii) meningkatkan

penegakan hukum; (iii) meningkatkan peran serta masyarakat dalam

pembangunan; (iv) meningkatkan pelayanan umum berdasarkan azas

profesionalitas; (v) meningkatkan kehidupan beragama, budaya daerah, olah

raga serta peran perempuan dalam pembangunan; (vi) menanggulangi

penyandang masalah sosial; (vii) meningkatkan UKM; (viii) memberdayakan

potensi agribisnis dan industri rumah tangga; (ix) mengembangkan lembaga

keuangan Syariah dan BUMD; (x) meningkatkan penanaman modal (Investasi);

(xi) meningkatkan kelancaran lalu lintas; (xii) meningkatkan daya dukung

lingkungan; air (badan air/sungai) dan udara (xiii) meningkatkan penataan

permukiman dan lingkungan kumuh; (xiv) meningkatkan pelayanan utilitas

kota, pengelolaan persampahan dan jaringan air bersih; (xv) menurunkan

jumlah lokasi genangan air; dan (xvi) meningkatkan kinerja penataan ruang;

4. Pemerintah Daerah akan melakukan inventarisasi dan penilaian terhadap

seluruh barang milik Pemerintah Daerah dalam rangka menyusun Neraca

Awal Daerah secara bertahap dan berkelanjutan.

5. Pemerintah Daerah akan meningkatkan peran dan fungsi penyelenggaraan

pengadaan barang dan jasa secara elektronik untuk mampu menunjang

langkah-langkah efisiensi belanja daerah;

Berdasarkan arah kebijakan perencanaan belanja sebagaimana diuraikan diatas,

pada Tabel-2.4 disajikan Perubahan Rencana Belanja Daerah Kota Bekasi

Tahun Anggaran 2016. Secara keseluruhan, dibandingkan dengan usulan

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

2-29

sebelum perubahan, anggaran belanja daerah tahun 2016 mengalami kenaikan

sekitar Rp. 347.793.609.590,40 atau sebesar 7,45% dari semula sebesar

Rp. 4.668.006.835.595,00 menjadi Rp. 5.015.800.445.185,40 yang terdiri dari:

(a) Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 1.728.551.707.118,40, naik sekitar

2,98 % atau naik sebesar Rp. 50.009.546.013,40 dari rencana anggaran

sebelum perubahan, disebabkan oleh: (i) kenaikan pada pos belanja pegawai

sebesar Rp. 17.738.893.413,40; (ii) kenaikan pada pos belanja hibah sebesar

Rp. 25.436.965.000,00; dan (iii) kenaikan pada pos belanja tidak terduga

sebesar Rp. 6.833.687.600,00;

(b) Belanja Langsung sebesar Rp. 3.287.248.738.067,00, naik sekitar 9,96%

atau naik sebesar Rp. 297.784.063.577,00 dari rencana anggaran sebelum

perubahan, yang disebabkan penambahan anggaran pada: (i) pos belanja

langsung penunjang urusan sebesar Rp. 31.348.575.000,00; dan (ii) pos

belanja langsung urusan sebesar Rp. 266.435.488.577,00.

Tabel-2.4

PERUBAHAN RENCANA BELANJA DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2016

SEBELUM PERUBAHAN

(APBD Murni)

SETELAH PERUBAHAN

(APBD Perubahan)Rp %

1 2 3 4 5 6

2 BELANJA DAERAH 4,668,006,835,595.00 5,015,800,445,185.40 347,793,609,590.40 7.45%

2.1 Belanja Tidak Langsung 1,678,542,161,105.00 1,728,551,707,118.40 50,009,546,013.40 2.98%

2.1.1 Belanja Pegawai 1,593,612,486,305.00 1,611,351,379,718.40 17,738,893,413.40 1.11%

2.1.2 Belanja Bunga 300,000,000.00 300,000,000.00 - 0.00%

2.1.3 Belanja Hibah 57,694,695,000.00 83,131,660,000.00 25,436,965,000.00 44.09%

2.1.4 Belanja Bantuan Sosial 22,876,797,000.00 22,876,797,000.00 - 0.00%

2.1.5 Belanja Bantuan Keuangan kepada

Provinsi/Kabupaten/Kota dan

Pemerintahan Desa

1,058,182,800.00 1,058,182,800.00 - 0.00%

2.1.6 Belanja Tidak Terduga 3,000,000,000.00 9,833,687,600.00 6,833,687,600.00 227.79%

2.2 Belanja Langsung 2,989,464,674,490.00 3,287,248,738,067.00 297,784,063,577.00 9.96%

2.2.1 Belanja Langsung Penunjang Urusan 262,614,796,500.00 293,963,371,500.00 31,348,575,000.00 11.94%

2.2.2 Belanja Langsung Urusan 2,726,849,877,990.00 2,993,285,366,567.00 266,435,488,577.00 9.77%

BERTAMBAH/(BERKURANG)

NO. URAIAN

APBD TA.2016

Sumber : Hasil Analisis dan Pembahasan dengan TAPD Kota Bekasi, September 2016

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

2-30

2.3.2 Kebijakan Belanja Pegawai, Bunga, Hibah, Bantuan Sosial, Bantuan Keuangan, dan Belanja Tidak Terduga

Kelompok belanja ini disebut pula kelompok belanja tidak langsung yang

merupakan kelompok belanja yang dianggarkan tidak terkait langsung dengan

pelaksanaan program dan kegiatan. Berdasarkan penempatan anggaran,

anggaran Belanja Tidak Langsung dibedakan menjadi dua kelompok anggaran,

yaitu: Belanja Tidak Langsung SKPD, yang terdiri dari belanja pegawai; dan

Belanja Tidak Langsung PPKD, yang meliputi belanja belanja bunga, belanja

hibah, belanja bantuan sosial, belanja bantuan keuangan, dan belanja tak terduga.

Pada APBD Tahun Anggaran 2016 pengisian pegawai telah disesuaikan dengan

struktur organisasi / kelembagaan, sehingga penyusunan Anggaran Belanja Tidak

Langsung dan Belanja Langsung Penunjang Urusan dilakukan berdasarkan

susunan SKPD baru. Selanjutnya berkaitan dengan kebijakan pada masing-masing

jenis belanja pada Belanja Tidak Langsung dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Belanja Pegawai;

1) Besarnya penganggaran untuk gaji pokok dan tunjangan PNSD dihitung

berdasarkan pemutakhiran data pegawai per bulan Mei 2015, dengan

memperhitungkan rencana kenaikan gaji pokok dan tunjangan sebesar

7% serta pemberian gaji ketiga belas;

2) Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan kenaikan gaji berkala,

kenaikan pangkat, tunjangan keluarga dan mutasi pegawai dengan

memperhitungkan acress maksimum sebesar 2,5% dari belanja pegawai

untuk gaji pokok dan tunjangan;

3) Penyediaan dana penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi PNSD yang

dibebankan pada APBD berpedoman pada Undang-undang Nomor 24

Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan

dianggarkan pada Pos Anggaran Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah. Terkait dengan hal tersebut, penyediaan anggaran untuk

pengembangan cakupan jaminan kesehatan bagi PNSD di luar cakupan

jaminan kesehatan yang disediakan oleh BPJS, tidak diperkenankan

dianggarkan dalam APBD, kecuali ditentukan lain berdasarkan peraturan

perundang-undangan;

4) Penganggaran penyelenggaraan jaminan kecelakaan kerja dan kematian

bagi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, Pimpinan dan Anggota DPRD

serta PNSD dibebankan pada APBD berpedoman pada Undang-Undang

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

2-31

Nomor 40 Tahun 2004, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011,

Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2013 tentang Perubahan

Kesembilan atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang

Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan Peraturan

Presiden Nomor 109 Tahun 2013 tentang Penahapan Kepesertaan

Program Jaminan Sosial;

5) Penganggaran Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang

Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah yaitu sebesar 5% dari target pendapatan,

serta dianggarkan pada Pos Anggaran SKPD yang mempunyai target

pendapatan;

6) Penganggaran Tambahan Penghasilan bagi PNSD, terdapat kenaikan

sebesar 25% dari anggaran sebelumnya;

b. Belanja Bunga dianggarkan untuk pembayaran bunga pinjaman jangka

panjang berupa pinjaman ke Pemerintah Pusat untuk program WJUDSP dan

MBUDSP;

c. Belanja Hibah, dianggarkan untuk pemberian hibah dalam bentuk uang,

barang dan/ atau jasa kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya,

perusahaan daerah, masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan yang secara

spesifik telah ditetapkan peruntukannya. Pada APBD Tahun Anggaran 2016,

hibah diberikan antara lain untuk Sekolah swasta penerima dana BOS Pusat,

organisasi semi pemerintah yaitu KONI, PMI, Pramuka, Korpri dan PKK, serta

alokasi dana pendamping untuk pelaksanaan PNPM di Kota Bekasi. Selain itu

hibah juga diberikan kepada instansi vertikal dalam pelaksanaan

penyelenggaraan pemerintahan daerah (Kodim-0507 Bekasi), serta

masyarakat dan kelompok masyarakat. Kebijakan dari belanja hibah adalah

pencantuman nama penerima hibah beserta besarannya dalam RKA PPKD

didasarkan pada hasil rekomendasi SKPD serta Pertimbangan TAPD atas

usulan yang diajukan oleh Masyarakat/Kelompok Masyarakat;

d. Belanja Bantuan Sosial, dianggarkan untuk pemberian bantuan yang bersifat

sosial kemasyarakatan dalam bentuk uang dan/atau barang kepada

kelompok/anggota masyarakat. Pada APBD Tahun Anggaran 2016, anggaran

belanja bantuan sosial ditetapkan untuk diberikan kepada organisasi

kemasyarakatan berupa organisasi/kegiatan keagamaan, organisasi/kegiatan

kepemudaan, bantuan kegiatan kemasyarakatan, kegiatan sosial, kegiatan

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

2-32

kependidikan dan bantuan organisasi profesi. Kebijakan belanja bantuan

sosial adalah Pencantuman nama penerima bantuan sosial beserta besarannya

dalam RKA PPKD didasarkan pada hasil rekomendasi SKPD serta

Pertimbangan TAPD atas usulan yang diajukan oleh Masyarakat/Kelompok

Masyarakat;

e. Belanja Bantuan Keuangan, dianggarkan untuk pemberian bantuan dalam

rangka untuk melaksanakan program khusus dari pemerintah pusat atau

pemerintah provinsi dalam rangka pemberdayaan masyarakat atau tujuan

lain yang telah ditentukan. Bantuan sosial juga diberikan kepada Partai Politik

sesuai ketentuan yang berlaku dengan mempertimbangkan kemampuan

keuangan daerah. Bantuan keuangan kepada partai politik tahun 2016

dianggarkan pada pos anggaran BPKAD selaku Pejabat Pengelola Keuangan

Daerah pada jenis belanja bantuan keuangan, obyek belanja bantuan keuangan

kepada partai politik, dan rincian obyek belanja nama partai politik penerima

bantuan keuangan. Pelaksanaan Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik

berpedoman pada Keputusan Walikota Bekasi Nomor 218/Kep.401-

Kesbangpol/X/2014 tentang Pemberian Bantuan Keuangan Kepada Partai

Politik yang mendapatkan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota

Bekasi Hasil Pemilu Tahun 2014 sampai berakhirnya masa jabatan

keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat periode 2014–2019;

f. Belanja Tak Terduga, adalah pengeluaran yang diperuntukkan kegiatan yang

sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang, seperti penanggulangan

bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya,

termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun­tahun

sebelumnya yang telah ditutup. Tata Cara Pemberian dan

Pertanggungjawaban Belanja Tidak Terduga agar berpedoman pada

Peraturan Walikota Bekasi Nomor 52 Tahun 2012 tentang Tata Cara

Pemberian dan Pertanggungjawaban Belanja Tidak Terduga. Anggaran

Belanja Tidak Terduga dialokasikan pada Pos Anggaran BPKAD selaku Pejabat

Pengelola Keuangan Daerah.

2.3.3 Kebijakan Pembangunan Daerah

Berdasarkan rencana target capaian pembangunan yang ditetapkan dalam RPJMD

Kota Bekasi 2013-2018 serta arah kebijakan pembangunan dalam RKPD Kota

Bekasi tahun 2016, maka dalam rangka pencapaian rencana target pembangunan

telah ditetapkan isue-isue strategis yang menjadi acuan pokok dalam

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

2-33

perencanaan program pembangunan tahun 2016. Dalam RKPD tahun 2016

ditetapkan 7 (tujuh) isu strategis yang merupakan pokok perhatian dalam

penyelenggaraan Pembangunan Kota Bekasi tahun 2016 yaitu :

1. Program peningkatan layanan pendidikan wajib belajar 12 tahun dan

peningkatan pencapaian rata-rata lama sekolah;

2. Integrasi Jamkesda dengan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan

peningkatan kualitas pelayanan kesehatan;

3. Pengembangan kapasitas kewirausahaan dan keunggulan kompetitif UKM;

4. Pengendalian pemanfaatan tata ruang sesuai RTRW, pembangunan dan

peningkatan jalan, jembatan dan drainase kota, penanggulangan dan

pengendalian banjir;

5. Peningkatan kualitas lingkungan hidup, pengelolaan sampah dan

pengendalian pencemaran air dan udara;

6. Program pelayanan dan rehabilitasi kesejateraan sosial;

7. Peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur, pembinaan dan pengembangan

aparatur, optimalisasi pemanfaatan TIK dan peningkatan kualitas

perencanaan pembangunan dengan penerapan prinsip SMART (Spesific,

Measurable, Attainable, Realistic, Time Bound).

Pengembangan dari keseluruhan isu-isu pokok tersebut telah dituangkan dalam

rumusan program strategis dan program prioritas pembangunan Kota Bekasi

tahun 2016 yang mencakup 73 Program Prioritas. Pada Tabel-2.5 disajikan

rangkuman tentang Program Strategis Pembangunan Kota Bekasi Tahun 2016.

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

2-34

Tabel-2.5

PROGRAM STRATEGIS PEMBANGUNAN TAHUN ANGGARAN 2016

PROGRAM STRATEGIS PROGRAM PRIORITAS

(1) (2)

1. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemerintahan

1. Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH

2. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan 3. Program evaluasi kinerja pemerintahan daerah 4. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Kelurahan dan

Kecamatan dalam Pembangunan 5. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur 6. Program Perencanaan Pembangunan Daerah 7. Program Perecanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam 8. Program Pengembangan data/informasi 9. Program peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan

pembangunan daerah 10. Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi 11. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media

Massa 12. Program Penataan Administrasi Kependudukan 13. Program peningkatan pelayanan perijinan

2. Pembangunan Prasarana dan Sarana

14. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan 15. Program rehabilitasi/pemeliharaan Jalan dan Jembatan 16. Program Pembangunan Sistem Informasi dan Data Base Jalan

dan Jembatan 17. Program Pengembangan Perumahan 18. Program pengelolaan areal pemakaman 19. Program Perencanaan Tata Ruang 20. Program Pemanfaatan Ruang 21. Program Pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH) 22. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang 23. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan 24. Program pengendalian banjir 25. Program Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong 26. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan

Hidup 27. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam 28. Program Peningkatan Pengendalian Polusi 29. Program penyediaan dan pengolahan air bersih 30. Program penunjang sarana dan prasarana pertamanan,

pemakaman dan PJU 31. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan 32. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas

LLAJ 33. Program peningkatan pelayanan angkutan 34. Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan

Bermotor 35. Program Peningkatan dan Pengamanan Lalu Lintas

3. Pendidikan 36. Program Wajib Belajar 12 tahun 37. Program Pendidikan Non Formal dan Informal 38. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan 39. Program Pendidikan Anak Usia Dini 40. Program Peningkatan Kualitas Pendidikan Menengah 41. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

4. Kesehatan 42. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

2-35

PROGRAM STRATEGIS PROGRAM PRIORITAS

(1) (2)

43. Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya

44. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan 45. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular 46. Program Perbaikan Gizi Masyarakat 47. Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rs, rs

jiwa, rs paru, rs mata 5. Kesejahteraan sosial 48. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Anak

dan Perempuan 49. Program peningkatan peran serta dan kesetaraan Gender dalam

Pembangunan 50. Program Keluarga Berencana 51. Program Pemberdayaan Fakir Miskin dan Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial Lainnya 52. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial

6. Pengelolaan Keuangan Daerah

53. Program peningkatan dan Pengembangan pengelolaan keuangan daerah

7. Perekonomian 54. Program Perlindungan Konsumen dan pengamanan perdagangan

55. Program Penataan Prasarana dan peningkatan pelayanan pasar 56. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah 57. Program Pengembangan sentra-sentra industri potensial 58. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi 59. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha

Mikro Kecil Menengah 60. Program Peningkatan Kesempatan Kerja 61. Program peningkatan promosi dan kerjasama investasi 62. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor Daerah 63. Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri

8. Keamanan dan ketertiban masyarakat

64. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya 65. Program Pengembangan Destinasi Wisata 66. Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan 67. Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga 68. Program Pengadaan, Peningkatan, dan Perbaikan Sarana dan

Prasarana Olahraga 69. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Kelurahan 70. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan 71. Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak

Kriminal 72. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan 73. Program Pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana

alam Sumber : RPJMD Kota Bekasi 2013-2018 (Review dan Revisi) dan RKPD Perubahan Tahun 2016;

3.3.4 Kebijakan Belanja Berdasarkan Urusan

a. Kebijakan Belanja Langsung Penunjang Urusan

Belanja Langsung Penunjang Urusan adalah belanja langsung yang tidak terkait

secara langsung dengan pelaksanaan salah satu urusan pemerintahan. Pada

rencana anggaran belanja tahun 2016, kebijakan Belanja Langsung Penunjang

Urusan diarahkan pada peningkatan pelayanan administrasi perkantoran,

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

2-36

peningkatan sumber daya aparatur serta pemenuhan sarana dan prasarana

aparatur, yang dituangkan dalam program sebagai berikut:

1). Program Pelayanan Administrasi Perkantoran;

2). Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur;

3). Program Peningkatan Disiplin Aparatur;

4). Program Peningkatan Sumber Daya Aparatur; dan

5). Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja

dan keuangan.

b. Kebijakan Belanja Langsung Urusan Pemerintah Daerah

Belanja langsung urusan pemerintah daerah terdiri dari belanja langsung

urusan wajib dan belanja langsung urusan pilihan. Berdasarkan ketentuan

dalam pasal 7 ayat 1 dan 2 Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah

Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota, terdapat 26 (dua puluh

enam) urusan yang wajib diselenggarakan oleh Pemerintahan Daerah

Kabupaten / Kota, berkaitan dengan pelayanan dasar, dan 8 (delapan) urusan

yang bersifat pilihan yang secara nyata ada di daerah dan berpotensi untuk

peningkatan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan dan

potensi unggulan daerah.

Relevan dengan hal tersebut di atas, kebijakan belanja langsung urusan yang

ditetapkan di Kota Bekasi untuk tahun 2016 merujuk pada arah kebijakan Tahun

Kedua RPJMD Kota Bekasi Tahun 2013-2018 sebagai tahun pelayanan dasar

diarahkan untuk mencapai pemenuhan pelayanan dasar dalam kesejahteraan

masyarakat sehingga dapat meningkatkan percepatan pembangunan Kota Bekasi

ditahun pembangunan selanjutnya. Belanja langsung urusan yang ditetapkan

mencakup urusan wajib dan urusan pilihan yang terdiri dari:

(1) URUSAN WAJIB

a. Terkait Pelayanan Dasar (sesuai Standar Pelayanan Minimal, SPM), mencakup : 1) Pendidikan; 2) Kesehatan; 3) Lingkungan Hidup; 4) Pekerjaan Umum; 5) Ketahanan Pangan; 6) Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil; 7) Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana; 8) Sosial; 9) Tenaga Kerja;

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

2-37

10) Perumahan Rakyat; 11) Ketentraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan

Masyarakat; 12) Perhubungan; dan 13) Perlindungan Anak.

b. Tidak Terkait Pelayanan Dasar, mencakup : 1) Penataan Ruang; 2) Pertanahan; 3) Komunikasi dan Informatika; 4) Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah; 5) Penanaman Modal; 6) Kepemudaan dan Olah Raga; 7) Pemberdayaan Masyarakat Desa; 8) Pemberdayaan Perempuan; 9) Statistik; 10) Persandian; 11) Kebudayaan; 12) Perpustakaan; dan 13) Kearsipan.

(2) URUSAN PILIHAN

(1) Pertanian; (2) Pariwisata; (3) Industri; (4) Perdagangan; dan (5) Ketransmigrasian;

Kebijakan belanja langsung urusan pemerintah daerah, baik wajib maupun

pilihan, didasarkan pada kebijakan penanganan isu-isu strategis pembangunan

Kota Bekasi dan penetapan prioritas program pembangunan Kota Bekasi tahun

2016. Secara garis besar, kebijakan terkait dengan perencanaan anggaran belanja

langsung urusan pemerintah daerah antara lain adalah sebagai berikut:

(a). Kebijakan dalam penyusunan rencana belanja langsung urusan

diprioritaskan pada upaya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat

sesuai kebutuhan dan dinamika sosial yang berkembang dalam

meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan umum kepada masyarakat;

(b). Kebijakan belanja langsung dalam konteks pembangunan infrastruktur/

suprastruktur diupayakan untuk melibatkan partisipasi swasta dan

masyarakat, agar dapat mendukung kemandirian ekonomi masyarakat

yang lebih jauh akan berdampak positif pada reduksi beban APBD, dan

menciptakan lapangan kerja baru serta menumbuhkan rasa memiliki;

(c). Kebijakan belanja langsung urusan dialokasikan untuk pembangunan

kebutuhan pelayanan dasar masyarakat dalam menciptakan keserasian

pembangunan antar kawasan di Kota Bekasi merujuk pada pola

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

2-38

pembangunan Bagian Wilayah Pembangunan (BWP) yang diarahkan

untuk:

Pembiayaan subsisdi operasional pendidikan, pembangunan/

rehabilitasi gedung sekolah, penambahan unit kelas rehabilitasi ruang

kelas SD dan SLTP serta sarana dan prasarana penunjang kegiatan

pendidikan, untuk mempercepat penuntasan wajib belajar pendidikan

dasar 9 tahun, dan menunjang pelaksanaan wajib belajar pendidikan

menengah 12 Tahun;

Pembiayaan subsidi operasional pelayanan kesehatan,

pembangunan/rehabilitasi gedung Puskesmas/Pustu Polindes

kesehatan serta sarana prasarana penunjang kesehatan, untuk

meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar dan

rujukan, terutama bagi penduduk miskin;

Pembangunan/rehabilitasi infrastruktur jaringan jalan, termasuk

prasarana dan sarana transportasi perkotaan, untuk meningkatkan

mobilitas arus barang dan produktivitas kegiatan perdagangan jasa

yang menunjang pertumbuhan ekonomi kerakyatan, ekonomi lokal

dan ekonomi regional;

Pengembangan, pembangunan/rehabilitasi pusat-pusat perdagangan

dan industri sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi dalam skala

mikro, kecil dan menengah;

Pemberdayaan masyarakat dalam rangka pengentasan kemiskinan,

keterbelakangan dan keterpencilan.

(d). Belanja pengadaan kendaraan bermotor lebih diutamakan untuk mobilitas

dinas pegawai, dan pelayanan umum masyarakat seperti ambulan, alat

berat dan kendaraan pengangkut sampah, dan untuk kendaraaan sejenis

lainnya. Pengadaan kendaraan bermotor untuk kepentingan operasional

legislatif dan eksekutif untuk sementara ditunda.

c. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

Kebijakan perencanaan anggaran belanja SKPD didasarkan pada prioritas

program pembangunan sesuai arahan RKPD tahun 2016. Dengan demikian,

dasar penetapan anggaran belanja SKPD mengacu pada bobot peran SKPD dalam

pelaksanaan program dan kegiatan yang ditetapkan. Pada Tabel-2.6 disajikan

uraian Kebijakan yang menetapkan keterlibatan SKPD dalam setiap program,

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

2-39

yang selanjutnya mendasari penyusunan dan penetapan anggaran belanja SKPD.

Secara konseptual, tidak terjadi pengurangan cakupan program yang disebabkan

perkembangan kondisi anggaran tahun 2016. Pengurangan hanya terjadi pada

volume kegiatan yang pelaksanaannya dibiayai anggaran dari sumber Dana

Alokasi khusus (DAK) dan alokasi Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat,

sehubungan dengan adanya kebijakan efisiensi dalam APBN dan APBD Provinsi

Jawa Barat.

Sementara itu, penambahan volume kegiatan terjadi pada sektor-sektor sebagai

berikut: (i) kegiatan sektor pendidikan yang disebabkan oleh adanya lanjutan

pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari Dana Alokasi Khusus tahun sebelumnya

(TA 2008 s/d TA 2014) sebesar Rp. 21.414.667.960,00; (ii) sektor kesehatan yang

disebabkan adanya penambahan kegiatan yang dibiayai dari Dana Bagi Hasil Cukai

Tembakau tahun 2015 sebesar Rp. 3.799.517.000,00, penambahan kegiatan

pelayanan yang dibiayai oleh RSUD (BLUD TA 2015) sebesar Rp. 23.723.490.901,00,

dan penambahan kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat yang dibiayai dari

(sisa) dana JKN Puskesmas TA 2014 dan TA 2015 sebesar Rp. 29.447.740.236,00;

(iii) sektor fisik prasarana dan sarana perkotaan yang disebabkan adanya

pembangunan fisik yang dibiayai dari Bantuan Provinsi DKI TA 2016 sebesar

Rp. 156.892.117.000,00; dan (iv) sektor-sektor lainnya proporsional selaras dengan

hasil evaluasi dan perencanaan pembangunan TA 2016 yang dibiayai dari surplus

penerimaan pada beberapa sumber pendapatan daerah maupun dari sisa lebih

pembiayaan anggaran tahun sebelumnya (TA 2015) sebesar

Rp. 261.577.540.896,40.

2.4 Perubahan Kebijakan Pembiayaan Daerah

Pembiayaan daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau

pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan

maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Rekening pembiayaan dalam struktur

APBD dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran. Namun,

mengingat dalam pengeluaran pembiayaan terdapat komponen kewajiban pembayaran

utang yang harus dibayarkan dan juga terdapat rencana peningkatan pendapatan

maupun peningkatan pelayanan masyarakat melalui BUMD / BLUD, maka penganggaran

pengeluaran pembiayaan pada kenyataannya tidak melihat kondisi surplus maupun

defisit anggaran.

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

2-40

Kondisi anggaran pembiayaan tahun 2016 menunjukkan indikasi potensi surplus

anggaran cukup besar yang berasal dari SiLPA tahun anggaran 2015, sehingga

pemanfaatan SiLPA maupun potensi penerimaan pembiayaan lainnya perlu dilakukan

secara optimal. Sehubungan dengan kondisi tersebut, maka perubahan kebijakan

pembiayaan daerah dilakukan dengan difokuskan pada: (i) optimalisasi penerimaan

pembiayaan untuk mengantisipasi potensi atau menutup defisit anggaran belanja daerah;

dan (ii) peningkatan efektifitas pengeluaran pembiayaan yang diarahkan pada

pembayaran pokok hutang serta penyertaan modal pemerintah daerah. Dengan

penyesuaian kebijakan pembiayaan daerah yang sedemikian, maka perubahan pada

APBD TA 2016 diharapkan mampu menunjang terbentuknya kondisi anggaran

berimbang.

2.4.1 Kebijakan Penerimaan Pembiayaan

Kebijakan penerimaan pembiayaan menerapkan kaidah yang berlaku, yaitu

mengelola secara efisien dan efektif penerimaan dari sumber sebagai berikut: (i)

sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya; (ii)

pencairan dana cadangan; (iii) hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan;

(iv) penerimaan pinjaman daerah; dan (v) penerimaan piutang daerah

(pemberian pinjaman dan pengeluaran pembiayaan yang terdiri dari pembentukan

dana cadangan, penyertaan modal pemerintah, pembayaran cicilan pokok hutang

yang jatuh tempo, dan pemberian pinjaman).

Perubahan Kebijakan Penerimaan Pembiayaan TA 2016 dilakukan dengan

mempertimbangkan kondisi anggaran yang relatif besar, sehingga perlu

pengelolaan yang efektif dan efisien agar dapat dioptimalkan dalam rangka

menuntaskan kewajiban pemerintah daerah yang penyelesaiannya tertunda pada

tahun anggaran sebelumnya (TA 2014 dan TA 2015). Pada komponen penerimaan

pembiayaan daerah, khususnya SiLPa, terdapat kenaikan jumlah penerimaan

sebesar Rp. 261.577.540.896,4, sehingga jumlah SiLPa TA 2015 yang semula

dianggarkan sebesar Rp. 524.662.414.824,00 dirubah menjadi

Rp. 786.239.955.720,40.

2.4.2 Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan

Kebijakan pengeluaran pembiayaan ditetapkan untuk optimasi penerimaan

kembali pengeluaran pembiayaan yang diperuntukkan pembentukan dana

cadangan, penyertaan modal pemerintah, pembayaran cicilan pokok hutang yang

jatuh tempo, dan pemberian pinjaman. Prioritas kebijakan pengeluaran

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

2-41

pembiayaan pada tahun 2016 difokuskan pada pembiayaan netto untuk

mengantisipasi terjadinya defisit anggaran pada APBD 2016.

Perubahan kebijakan penerimaan pembiayaan yang dilakukan pada tahun 2016

adalah sebagai berikut :

(1) Mengalokasikan penerimaan pembiayaan dari SiLPA tahun 2015 untuk

dapat menutupi defisit anggaran yang terjadi pada APBD TA 2016 sebesar

Rp. 761.309.585.920,00;

(2) Merealisasikan pembayaran pokok utang berupa penerusan pinjaman

dari Pemerintah Pusat sebesar Rp. 330.369.800.00;

(3) Merealisasikan penyertaan modal (investasi) Pemerintah Daerah pada

TA 2015 sebesar Rp. 24.600.000.000,00.

Tabel-2.6

PERUBAHAN RENCANA PEMBIAYAAN DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2016

SEBELUM PERUBAHAN SETELAH PERUBAHAN Rp %

1 2 3 4 5 6

2 PEMBIAYAAN DAERAH (Netto) 496.232.045.024,00 761.309.585.920,40 265.077.540.896,40 53,42%

2.1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 524.662.414.824,00 786.239.955.720,40 261.577.540.896,40 49,86%

2.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun

Anggaran Sebelumnya

524.662.414.824,00 786.239.955.720,40 261.577.540.896,40 49,86%

2.1.2 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman - - - -

2.1.3 Penerimaan Piutang dari RSUD - - - -

2.2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 28.430.369.800,00 24.930.369.800,00 (3.500.000.000,00) -12,31%

2.2.1 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah

Daerah

28.100.000.000,00 24.600.000.000,00 (3.500.000.000,00) -12,46%

2.2.2 Pembayaran Pokok Utang 330.369.800,00 330.369.800,00 - 0,00%

2.2.3 Dana Bergulir - - - -

2.2.4 Pembayaran Hutang Kepada Rekanan - - - -

NO. URAIANAPBD TA 2016 BERTAMBAH/(BERKURANG)

Sumber : Hasil Analisis dan Pembahasan dengan TAPD Kota Bekasi, September 2016

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

3-1

BAB III

P E N U T U P

Demikian Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KU

P-APBD) Tahun Anggaran 2016 ini dibuat sebagai pedoman dalam penyusunan

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Perubahan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (PPAS P-APBD) Tahun Anggaran 2016 dan Rancangan Perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RPAPBD) Tahun Anggaran 2016, yang

merupakan panduan bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam rangka

melaksanakan program dan kegiatan.

Dalam hal setelah Nota Kesepakatan Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016

antara Walikota Bekasi dengan pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

Kota Bekasi ini ditandatangani, kemudian terjadi perubahan sebagai akibat dari

perubahan kebijakan Pemerintah dan/atau Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang

terkait dengan Dana Perimbangan dan Bantuan Keuangan Provinsi, maka dapat

dilakukan perubahan asumsi pendapatan, belanja, dan pembiayaan daerah serta

indikator kinerja program/kegiatan dengan mengacu pada RKPD Perubahan Kota

Bekasi Tahun 2016 dan ketentuan yang ada. Perubahan tersebut dapat langsung

ditampung dan/atau disesuaikan pada saat proses pembahasan Rancangan Perubahan

APBD TA 2016 tanpa perlu untuk melakukan perubahan pada Nota Kesepakatan

Kebijakan Umum Perubahan APBD TA 2016.

Bekasi, 03 Oktober 2016

WALIKOTA BEKASI

Dr. Rahmat Effendi

NOTA KESEPAKATAN

ANTARA

PEMERINTAH KOTA BEKASI

DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BEKASI

NOMOR : 384.A TAHUN 2016

03 Tahun 2016

TANGGAL : 03 Oktober 2016

TENTANG

KEBIJAKAN UMUM PERUBAHAN

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA BEKASI

TAHUN ANGGARAN 2016

PEMERINTAH KOTA BEKASI

2016

NOTA KESEPAKATAN

ANTARA PEMERINTAH KOTA BEKASI

DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BEKASI

NOMOR : 384.A TAHUN 2016 03

03 Tahun 2016 TANGGAL : 03 Oktober 2016

TENTANG

KEBIJAKAN UMUM PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

TAHUN ANGGARAN 2016

Yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : DR.H. RAHMAT EFFENDI

Jabatan : Walikota Bekasi

Alamat Kantor : Jl. A. Yani No. 1 Bekasi

bertindak selaku dan atas nama Pemerintah Kota Bekasi

2. a. Nama : H.TUMAI,SE

Jabatan : Ketua DPRD Kota Bekasi

Alamat Kantor : Jl. Chairil Anwar No. 112 Bekasi

b. Nama : H.EDI, S.Sos

Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kota Bekasi

Alamat Kantor : Jl. Chairil Anwar No. 112 Bekasi

c. Nama : Drs.HERI KOSWARA

Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kota Bekasi

Alamat Kantor : Jl. Chairil Anwar No. 112 Bekasi

d. Nama : MUHAMMAD DIAN,SH

Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kota Bekasi

Alamat Kantor : Jl. Chairil Anwar No. 112 Bekasi

sebagai Pimpinan DPRD bertindak selaku dan atas nama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) Kota Bekasi.

Dengan ini menyatakan bahwa dalam rangka penyusunan Perubahan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (P-APBD) diperlukan Kebijakan Umum Perubahan-APBD

yang disepakati bersama antara DPRD dengan Pemerintah Daerah untuk selanjutnya

dijadikan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Perubahan

APBD Tahun Anggaran 2016.

Berdasarkan hal tersebut, para pihak sepakat terhadap Kebijakan Umum Perubahan

APBD yang meliputi asumsi-asumsi dasar dalam penyusunan Rancangan Perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RP-APBD) Tahun Anggaran 2016, kebijakan

pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah, yang menjadi dasar dalam penyusunan

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Perubahan dan Perubahan APBD TA 2016.

Secara lengkap Kebijakan Umum Perubahan APBD Tahun Anggaran 2016 disusun

dalam Lampiran yang menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Nota

Kesepakatan ini.

Demikianlah Nota Kesepakatan ini dibuat untuk dijadikan dasar dalam penyusunan

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Perubahan (PPAS Perubahan) Tahun Anggaran

2016.

WALIKOTA BEKASI Selaku,

PIHAK PERTAMA

DR.H. RAHMAT EFFENDI

PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KOTA BEKASI Selaku,

PIHAK KEDUA

H.ANDI ZABIDI,SE TUMAI,SE E

KETUA

Drs.EDI,S.Sos WAKIL KETUA

Drs.HERI KOSWARA WAKIL KETUA

MUHAMMAD DIAN,SH WAKIL KETUA