daftar isi -...

72
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 1 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016 DAFTAR ISI PENDAHULUAN....................................................................................................................... 2 I. LATAR BELAKANG ........................................................................................................ 2 II. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ....................................................................................... 4 PERENCANAAN KINERJA ....................................................................................................... 6 VISI ........................................................................................................................................ 6 MISI ....................................................................................................................................... 6 TUJUAN ................................................................................................................................ 7 3 AKUNTABILITAS KINERJA ................................................................................................ 13 A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI .......................................................................... 13 I. MENINGKATNYA AKSES PELAYANAN PENDIDIKAN............................... 14 II. GURU BERKUALIFIKASI .................................................................................... 48 B. REALISASI ANGGARAN. ......................................................................................... 60 PENUTUP................................................................................................................................ 70

Upload: trinhliem

Post on 11-Jul-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 1 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 2

I. LATAR BELAKANG ........................................................................................................ 2

II. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ....................................................................................... 4

PERENCANAAN KINERJA ....................................................................................................... 6

VISI ........................................................................................................................................ 6

MISI ....................................................................................................................................... 6

TUJUAN ................................................................................................................................ 7

3 AKUNTABILITAS KINERJA ................................................................................................ 13

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI .......................................................................... 13

I. MENINGKATNYA AKSES PELAYANAN PENDIDIKAN............................... 14

II. GURU BERKUALIFIKASI .................................................................................... 48

B. REALISASI ANGGARAN. ......................................................................................... 60

PENUTUP................................................................................................................................ 70

Page 2: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 2 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah mengarahkan bahwa pelaksanaan pemerintahan harus berdayaguna, berhasil

guna, bersih dan bertanggung jawab. Pelaksanaan lebih lanjut didasarkan atas Peraturan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Repulik Indonesia

Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja

dan Tata Cara Reviu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan Perjanjian Kinerja.

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah perwujudan kewajiban suatu

instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan

pelaksanaan visi dan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan melalui alat pertanggung jawaban secara periodik.

Pemerintah telah menetapkan pembangunan pendidikan menjadi salah satu prioritas

dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2013-2018,

pendidikan merupakan instrumen penting dalam pembangunan ekonomi dan sosial.

Pendidikan diharapkan dapat mendukung upaya mengentaskan kemiskinan, meningkatkan

keadilan dan kesetaraan gender, serta memperkuat nilai-nilai budaya. Pendidikan yang

relevan dan berkualitas memainkan peran penting untuk meningkatkan daya saing regional,

1

Page 3: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 3 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk memiliki ketrampilan

teknis, dan kemampuan berfikir analitis, berkomunikasi serta bekerjasama dalam tim.

Pendidikan erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Industri yang

maju dan ekonomi yang berkembang karena ditunjang tingkat pendidikan yang tinggi dari

masyarakatnya. Demikian juga

penduduk miskin suatu daerah juga

dipengaruhi oleh rendahnya tingkat

pendidikan. Pendidikan mampu

meningkatkan produktivitas tenaga kerja

melalui peningkatan pengetahuan dan

ketrampilan. Apabila masyarakat

memiliki pengetahuan dan ketrampilan

akan meningkatkan penghasilan,

akhirnya penghasilan yang tinggi akan

mendorong pertumbuhan ekonomi dan menurunkan angka kemiskinan.

Guna mewujudkan hal tersebut diatas Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan

dituntut selalu melakukan pembenahan kinerja. Pembenahan kinerja diharapkan mampu

meningkatkan peran serta fungsi Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan.

Dalam perencananan pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Selatan capaian,

tujuan dan sasaran pembangunan yang dilakukan tidak hanya mempertimbangkan visi

dan misi daerah, melainkan kondisitasnya dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai

pada lingkup pemerintahan Kota, Provinsi dan Nasional.

Terwujudnya suatu tata pemerintahan yang baik dan akuntabel merupakan

harapan semua pihak. Berkenaan harapan tersebut diperlukan pengembangan dan

penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate

sehingga penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dapat berlangsung secara

berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari korupsi,

kolusi dan nepotisme (KKN). Sejalan dengan pelaksanaan UndangRundang Nomor 28

tahun 1999 tentang penyelenggaran negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi

dan nepotisme, maka di terbitkan Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 Tentang

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Salah satu pasal dalam undang-

undang tersebut menyatakan bahwa azas-azas umum penyelenggaraan negara meliputi

Page 4: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 4 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

kepastian hukum, azas tertib penyelenggaraan negara, azas kepentingan umum, azas

keterbukaan, azas proporsionalitas dan profesionalitas serta akuntabilitas. Azas

akuntabilitas adalah setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara

harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang

kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang

berlaku

Sehubungan dengan hal tersebut, Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan

diwajibkan untuk menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP). Penyusunan

LKIP Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan tahun 2015 yang dimaksudkan sebagai

perwujudan akuntabilitas penyelenggaraan kegiatan yang dicerminkan dari pencapaian

kinerja, visi, misi, realisasi pencapaian indikator kinerja utama dan sasaran dengan target

yang telah ditetapkan.

II. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 7 tahun 2010

tentang Perubahan atas Peraturan Daerah nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Dinas-Dinas Propinsi Sumatera Selatan dan Peraturan Gubernur Sumatera Selatan

nomor: 33 Tahun 2010 tentang Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera

Selatan, dimana Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Selatan mempunyai tugas,

yaitu : “Melaksanakan kewenangan desentralisasi dan tugas dekonsentrasi di bidang

pendidikan dan kebudayaan”, sedangkan fungsi dari Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera

Selatan adalah

1. Menetapkan kebijakan tentang penerimaan siswa dan mahasiswa baru dari

masyarakat minoritas, terbelakang dan atau tidak mampu;

2. Penyediaan bantuan pengadaan buku pelajaran pokok/modul pendidikan anak usia

dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan luar sekolah, pendidikan

kualifikasi dan sertifikasi guru;

3. Penyediaan dukungan/bantuan dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi selain

pengaturan kurikulum, akreditasi dan pengangkatan tenaga akademis;

4. Penyelenggaraan Kebijakan Dinas Pendidikan dalam upaya Peningkatan Mutu dan

Kesejahteraan Pendidik dan Tenaga Kependidikan;

5. Pertimbangan Pembukaan dan Penutupan Perguruan Tinggi;

Page 5: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 5 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

6. Penyelenggaraan Sekolah Luar Biasa dan balai pelatihan dan atau guru;

7. Penyelenggaraan kajian sejaharah dan nilai tradisional, serta pengembangan kesenian,

bahasa dan budaya daerah;

8. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Daerah;

9. Pembinaan Kelompok Jabatan Fungsional;

10. Pembinaan Sekolah Luar Biasa Negeri Pembina;

11. Pembinaan SMP/SMA Olahraga Negeri Sriwijaya;

12. Pengkoordinasian kegiatan UPTD Pusat (Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan,

Balai Arkeologi dan Balai Bahasa) Sumatera Selatan;

13. Pengkoordinasian kegiatan penyelenggaraan pendidikan pada pada Dinas Pendidikan

Kabupaten/Kota;

14. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugans dan

fungsinya.

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi dimaksud sesuai dengan Perda Nomor 33

tahun 2010, Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan mempunyai unsur pelaksana,

sebagai berikut :

Page 6: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 6 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

PERENCANAAN KINERJA

Perencanaan kinerja (performance planning)

merupakan suatu hal yang penting bagi

terselenggaranya manajemen kinerja (performance

management) yang baik. Untuk tujuan ini,

perencanaan kinerja menjadi suatu hal yang cukup

kritikal yang harus dijadikan fokus perhatian oleh

manajemen. Sejalan dengan hal tersebut Dinas

Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan dalam

melaksanakan tugas dan fungsi sebagai salah satu instansi sector publik mempunyai Rencana

Strategis (Renstra) 2013 – 2018 yang berorientasi pada Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Selatan tahun 2013 – 2018 yang ingin dicapai

selama lima tahun, dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau

mungkin timbul. Visi dan Misi merupakan panduan yang memberikan arah dan panduan

kedepan sebagai dasar acuan dalam menjalankan tugas dan fungsi dalam mencapai sasaran

dan target yang ditetapkan.

Dalam melaksanakan prioritas pembangunan, salah satu pilar pembangunan di

Sumatera Selatan adalah pembangunan sumber daya manusia yang berarti peningkatan

kualitas sumber daya manusia merupakan suatu upaya strategis yang harus dilakukan.

Mencermati kondisi sebagaimana diutarakan di atas, Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera

Selatan menetapkan visi dan misi pendidikan nasional untuk jangka menengah maupun

jangka pendek.

VISI

“Mewujudkan Layanan pendidikan inklusif dan berkualitas guna membentuk generasi

yang berkarakter”

MISI

1. Meningkatkan kualitas layanan dan reformasi birokrasi pendidikan;

2. Meningkatkan layanan pendidikan yang bermutu untuk semua jenjang tanpa

diskriminasi;

2

Page 7: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 7 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

3. Memantapkan wajib belajar pendidikan 12 tahun dan merintis wajib belajar 16 tahun;

4. Meningkatkan kualitas dan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan.

TUJUAN 1. Meningkatkan kualitas layanan dan reformasi birokrasi pendidikan

a. Memberikan layanan administrasi dan informasi pendidikan

b. Membangun birokrasi yang transparan dan akuntabel

2. Meningkatkan layanan pendidikan yang bermutu untuk semua tanpa diskriminasi

a. Memperluas akses pendidikan di semua jenjang pendidikan

b. Meningkatkan kualitas hasil pendidikan di semua jenjang pendidikan

c. Meningkatkan akuntabilitas dan tatakelola pendidikan

3. Memantapkan wajib belajar 12 tahun dan merintis wajib belajar 16 tahun

a. Meningkatkan layanan program sekolah gratis

b. Melaksanakan rintisan program kuliah gratis

4. Meningkatkan kualitas dan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan

a. Meningkatkan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan

b. Meningkatkan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan

c. Memberikan penghargaan dan perlindungan terhadap pendidik dan tenaga

kependidikan

Untuk mencapai tujuan tersebut langkah selanjutnya adalah menetapkan bagaimana hal

tersebut akan dicapai, untuk itu Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan juga telah

menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang akan digunakan dalam periode waktu tahun

2013-2018 sesuai periode Renstra. IKU Dinas Pendidikan Meliputi : (IKU selengkapnya

terdapat pada lampiran)

Tujuan :

1. Terwujudnya pendidikan disemua jenjang

2. Tercapainya kualitas pendidikan di Provinsi Sumsel

3. Terwujudnya sarana dan prasarana berbasis IT sampai dengan 2018

Page 8: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 8 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

Indikator Tujuan

1. Angka partisipasi pendidikan sampai dengan 2018

2. Angka melanjutkan pendidikan sampai dengan 2018

3. Angka fasilitas penunjang pendidikan sampai dengan 2018

Indikator kinerja Utama (IKU) merupakan alat ukuran keberhasilan dari suatu tujuan

dan sasaran strategis organisasi. Tujuan Penetapan Indikator Kinerja Utama yaitu:

1. Untuk memperoleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam

menyelenggarakan manajemen kinerja secara baik;

2. Untuk memperoleh ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan dan sasaran

strategis organisasi yang digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan

akuntabilitas kinerja.

Membuat "rencana kinerja" berarti membuat rencana mengenai outcome yang akan

dihasilkan oleh organisasi. Rencana yang hanya berfokus mengenai penggunaan input,

pemilihan kegiatan, dan output yang akan dibuat, baru merupakan "rencana kerja". lnstansi

pemerintah belum disebut berkinerja sebelum dapat menunjukkan keberhasilan pencapaian

outcome-nya. Namun demikian, outcome mungkin baru bisa dicapai setelah beberapa tahun

kemudian. Sehingga instansi pemerintah mungkin baru benar-benar bisa menunjukkan

keberhasilan kinerjanya setelah beberapa tahun kemudian. Untuk hal seperti ini, instansi

pemerintah harus mampu menunjukkan hubungan antara output-output dan aktivitas yang

telah dikerjakan setiap tahunnya dengan kinerja yang baru akan diperoleh di masa yang akan

datang. Kapan kinerja tersebut dapat dicapai juga sudah harus direncanakan sejak awal.

Apabila ha1 tersebut telah dipenuhi, instansi pemerintah tersebut telah dapat menyatakan

output dan kegiatan tahunannya sebagai kinerja sementara dalam rangka mencapai kinerja

sesungguhnya beberapa tahun kemudian.

Berkaitan dengan hal di atas, Dinas Pendidikan membuat perjanjian kinerja tahun

2015. Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen pimpinan yang

merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam

rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya.

Tujuan khusus perjanjian kinerja antara lain adalah untuk meningkatkan akuntabilitas,

transparansi, dan kinerja aparatur sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah

dengan pemberi amanah sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan

Page 9: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 9 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

dan sasaran organisasi, menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar pemberian reward atau

penghargaan dan punishment atau sanksi.

Page 10: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 10 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

Page 11: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 11 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

Dalam rangka pencapaian perjanjian kinerja Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera

Selatan pada tahun 2016 ini Dinas Pendidikan dalam mewujudkan pembangunan pendidikan

di Sumatera Selatan ditempuh melalui program-program dan kegiatan-kegiatan sebagaimana

tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2016 dengan rincian

sebagai berikut :

Program kegiatan :

APBD

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

3. Program Pendidikan Dasar

4. Program Pendidikan Menengah

5. Program Pendidikan Non Formal

6. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

7. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

Page 12: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 12 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

APBN

1. Program Pendidikan dasar dan menegah ( Dikdasmen );

2. Program Guru dan Tenaga Kependidikan ( GTK );

3. Program PAUD Dan Dikmas

4. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya ( Sekjen ).

Page 13: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 13 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

3 AKUNTABILITAS KINERJA

Sesuai dengan Permenpan nomor 53 tahun 2014 bahwa laporan kinerja merupakan

bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap

instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam

penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan

(disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja. Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016 ini disusun

untuk memberikan informasi kinerja yang terukur kepada mandat atas kinerja yang telah dan

seharusnya dicapai dalam pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan,

sasaran, dan kebijakan yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja Kepala Dinas Pendidikan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016 dan RENSTRA Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera

Selatan Tahun 2013 – 2018.

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Secara umum capaian kinerja Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan tahun 2016

cukup memuaskan dan disajikan pula informasi kinerja pembangunan pendidikan lainnya

yang telah dicapai Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan sampai dengan Tahun 2016.

Dalam pelaksanaan proses pendidikan ada dua hal yang sangat mendasar yaitu yang

Pertama terkait dengan akses untuk mendapatkan layanan pendidikan yang mana akses

tersebut dipengaruhi oleh ketersediaan anggaran dan keterjangkauan akses pelayanan.

Beberapa kebijakan telah diambil dalam peningktan akses pendidikan, antara lain : adanya

program BOS untuk pendidikan dasar dan menengah, Program Sekolah Gratis ( PSG ) dan

pada tahun 2016 serta Program Kuliah Gratis ( PKG ) bagi siswa yang tidak mampu. Kedua

terkait dengan kualitas pendidikan dalam hal ini sangat dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu

Kualifikasi guru, Kurikulum pembelajaran serta sarana prasarana sekolah. Beberapa

kebijakan dan program yang telah ditetapkan antara lain pendidikan dan pelatihan guru

Page 14: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 14 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

berkelanjutan dalam peningkatan kopentensi bagi guru, penetapan kurikulum 2013 dan

rehabilitasi sekolah yang rusak, serta pengadaan unit sekolah baru sekolah yang rusak.

Melalui penerapan kurikulum 2013 secara bertahap dan menyeluruh, tahun ajaran 2015/2016

merupakan momentum untuk meningkatkan kapasitas dan profesional guru, kepala sekolah

dan pengawas selain juga merupakan momentum untuk melakukan penataan sistem

perbukuan pelajaran. Melalui Undang – Undang 23 tahun 2014, tentang pemerintahan daerah

terkait pembangian kewenangan untuk pendidikan, sehingga diharapkan awal yang baik

untuk meningkatkan kapasitas dan profesional guru dan tenaga kependidikan khususnya

untuk sekolah tingkat menengah.

Sesuai dengan perjanjian kinerja yang telah dijelaskan pada Bab 2, Dinas Pendidikan

Provinsi Sumatera Selatan memiliki 4 (empat) sasaran utama yang yang diantaranya menjadi

fokus penyajian Laporan Kinerja Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan, yang

kesemuanya dijelas kan satu persatu di bawah ini:

I. MENINGKATNYA AKSES PELAYANAN PENDIDIKAN

Dengan disepakatinya sasaran kerja diatas bertujuan untuk memperluas akses di

semua jalur dan jenjang pendidikan, serta meningkatkan pelaksanaan pendidikan inklusif

ramah anak, meningkatkan kualitas disemua jalur dan jenjang pendidikan dan meningkatkan

pemanfaatan teknologi informasi. Indikator keberhasilan untuk sasaran diatas diuraikan di

bawah ini:

3.1 Peta Penduduk Miskin di Sumsel tahun 2013

Page 15: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 15 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

I.1. Angka Partisipasi Kasar (APK) SD

Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah angka perbandingan antara jumlah siswa pada

jenjang pendidikan tertentu dengan penduduk kelompok usia sekolah dan dinyatakan dalam

persentase. Makin tinggi APK berarti makin banyak anak usia sekolah yang bersekolah

disuatu daerah, atau makin banyak anak usia tertentu bersekolah di tingkat pendidikan

tertentu. Nilai APK bisa lebih besar dari 100% karena ada beberapa faktor yamg

mempengaruhi, seperti : usia siswa di luar usia resmi sekolah, siswa berasal dari daerah lain,

daerah perkotaan atau daerah perbatasan. Angka Partisipasi Kasar SD/MI adalah

perbandingan jumlah siswa tingkat SD dengan jumlah penduduk usia 7 – 12 tahun di

Sumatera Selatan. APK ini digunakan untuk mengetahui banyaknya anak yang bersekolah

disuatu jenjang pendidikan. Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan

capaian sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut:

3.I.1 Tabel Angka Partisipasi Kasar tahun 2016

Indikator Kinerja Capaian Tahun 2015/2016

Satuan Target Realisasi %

1 APK SD/MI % 111,80% 109,88% 98,33%

Jumlah Siswa Tingkat SD TA.2015/2016 di seluruh Kab/Kota Provinsi Sumatera Selatan

adalah 941.439 orang siswa, terdiri dari 875.344 bersekolah di SD Negeri dan 66.095 orang

Page 16: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 16 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

siswa di SD Swasta dari jumlah penduduk usia 7 – 12 tahun yang ada di Sumsel sebanyak

856.393 orang.

3.I.1 Diagram Angka Partisipasi Kasar SD/MI Tahun 2016

108,50109,00109,50110,00110,50111,00111,50112,00

Target 2016 Realisasi 2016APK SD/MI 111,80 109,88

111,80

109,88

APK SD/MI Tahun Pelajaran 2015/2016

Target 2016

Realisasi 2016

Jika dibandingkan dengan capaian APK tahun 2015, maka capaian APK tahun 2016

ini mengalami penurun, berikut tabel APK tahun 2015 dan 2016

3.I.2 Tabel Angka Partisipasi Kasar ( APK ) SD/MI Tahun 2015 s.d 2016

No Indikator Kinerja Capaian Tahun 2015 dan 2016

Satuan Target Realisasi %

1 APK SD/MI Tahun 2015 % 111,20% 111,19% 99,99%

2 APK SD/MI Tahun 2016 % 111,80% 109,88% 98,33%

3.I.2 Diagram Angka Partisipasi Kasar ( APK ) SD/MI Tahun 2015 s.d 2016

108,50

109,00

109,50

110,00

110,50

111,00

111,50

112,00

Target 2015

Realisasi 2015

Target 2016

Realisasi 2016

APK SD 111,20 111,19 111,80 109,88

111,20 111,19

111,80

109,88

APK SD Tahun 2015 dan 2016

Target 2015

Realisasi 2015

Target 2016

Realisasi 2016

Page 17: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 17 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

Penurunan APK tahun 2016 ini disebabkan oleh prediksi usia siswa yang seharusnya

masih di jenjang SD sudah masuk ke jenjang SMP, mutasi siswa dari daerah ke daerah,

sehingga mempengaruhi persentase APK SD/MI untuk tahun 2016.

I.2. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI

Angka Partisipasi Murni (APM) adalah angka perbandingan antara jumlah penduduk

usia sekolah yang bersekolah pada jenjang pendidikan tertentu dengan penduduk usia sekolah

yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase. Makin tinggi APM berarti makin banyak anak

usia sekolah yang bersekolah disuatu daerah, nilai ideal APM = 100%, bila lebih besar dari

100% berarti adanya siswa usia sekolah dari luar daerah bersekolah di daerah tersebut,

diperbolehkannya mengulang disetiap tingkat, daerah perkotaan atau daerah perbatasan. Jika

dilihat dari jumlah penduduk usia 7 – 12 tahun sebanyak 856.393 orang pada tahun 2016

sedangkan jumlah siswa berusia 7 – 12 tahun yang bersekolah ditingkat SD berjumlah

941.439 siswa sehingga didapati angka partisipasi murni siswa SD/MI adalah 93,83%, jika

dilihat dari persentasi maka nilai APM SD tidak sesuai dengan target tahun 2016 yaitu

101,00%, hal ini dikarenakan perbandingan jumlah siswa yang bersekolah lebih banyak dari

penduduk siswa usia 7 – 12 tahun, dimana jumlah penduduk usia 7 – 12 tahun adalah 856.393

orang dan jumlah siswa 941.

3.I.2.1 Tabel Angka Partisipasi Murni ( APM ) SD/MI tahun 2015 s.d 2016

Tahun Indikator Target ( % ) Realisasi ( % )

2015 % APM SD 99,00 92,70

2016 % APM SD 101,00 99,96

3.I.2.1 Diagram Angka Partisipasi Murni ( APM ) SD/MI Tahun 2015 s.d 2016

88,0090,0092,0094,0096,0098,00

100,00102,00

Target 2015

Realisasi 2015

Target 2016

Realisasi 2016

APM SD 99,00 92,70 101,00 99,96

99,00

92,70

101,00 99,96

APM SD Tahun 2015 s.d 2016

Target 2015

Realisasi 2015

Target 2016

Realisasi 2016

Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa realisasi untuk tahun 2016 tidak memenuhi

target yang ditentukan, hal ini dikarenakan masih ada siswa yang bersekolah tidak sesuai

dengan usia pada jenjeng pendididikannya, dimana untuk SD jenjang usia sekolahanya antar

Page 18: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 18 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

7-12 tahun sedangnya masih ada siswa SD yang bersekolah di bawah umur 7 tahun dan lebih

dari 12 tahun

I.3. APK (angka partisipasi kasar) SMP/MTs

3.I.3.1 Tabel Angka Partisipasi Kasar ( APK ) SMP/MTs tahun 2015 s.d 2016

Tahun Indikator Target ( % ) Realisasi ( % )

2015 % APK SMP 90,00 91,50

2016 % APK SMP 94,00 83,24

Seperti terlihat tabel diatas untuk realisasi angka partisipasi kasar pada tahun 2016

tidak sesuai dengan target yang ditentukan dan APK tahun 2016 mengalami penurunan dari

tahun 2015, hal ini dikarenakan prediksi siswa yang bersekolah sesuai antara usia dan

jenjangnya tidak sesuai, dimana jenjang SMP seharusnya 13-15 tahun, tetapi masih ada siswa

yang sekolah dibawah usia 13 tahun dan diatas 15 tahun, ini lah dasar yang mempengaruhi

realisasi APK SD, dimana jumlah siswa SMP saat ini berjumlah 346.292 orang siswa, terdiri

dari 279.086 orang siswa di SMP Negeri dan 67.206 orang siswa di SMP Swasta terdiri dari :

- Jumlah Siswa SMP Tingkat 7 berjumlah 121.790 orang

- Jumlah Siswa SMP Tingkat 8 berjumlah 116.198 orang

- Jumlah Siswa SMP Tingkat 9 berjumlah 108.304 orang.

Sedangkan jumlah penduduk untuk usia 13 – 15 th pada tahun 2016 berjumlah sekitar

279.279 orang. Jika dibagikan dengan jumlah siswa SMP berjumlah 416.026 orang maka

didapati angka partisipasi kasar untuk tingkat SMP sekitar 83,24% dari jumlah penduduk

yang berarti masih ada sekitar 16,76% lagi siswa yang bersekolah tidak sesuai usia

jenjangnya, dimana di bawah umur 13 tahun ada 12.997 dan diatas 15 tahun atau sekitar

54.016 yang tersebar di daerah – daerah dalam Provinsi Sumatera Selatan.

Page 19: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 19 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

3.I.3.1 Diagram Angka Partisipasi Kasar ( APK ) SMP / MTsTahun 2015 dan 2016

70,00 80,00 90,00 100,00

90,00

91,50

94,00

83,24

Target 2015

Realisasi 2015

Target 2016

Realisasi 2016

APK SMP/MTs 90,00 91,50 94,00 83,24

APK SMP Tahun 2015 dan 2016

Target 2015

Realisasi 2015

Target 2016

Realisasi 2016

I.4. APM (angka partisipasi murni) SMP/MTs

3.I.4.1 Tabel Angka Partisipasi Murni ( APM ) SMP/MTs tahun 2015 s.d 2016

Tahun Indikator Target ( % ) Realisasi ( % )

2015 % APM SMP 74,00 76,80

2016 % APM SMP 76,00 67,13

Angka Partisipasi Murni SMP adalah perbandingan antara jumlah penduduk usia

sekolah yang bersekolah pada jenjang pendidikan tertentu dengan penduduk usia sekolah

yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase. Makin tinggi APM berarti makin banyak anak

usia sekolah yang bersekolah disuatu daerah, nilai ideal APM = 100%, bila lebih besar dari

100% berarti adanya siswa usia sekolah dari luar daerah bersekolah di daerah tersebut,

diperbolehkannya mengulang disetiap tingkat, daerah perkotaan atau daerah perbatasan.

Angka Partisipasi Murni (APM) digunakan untuk mengetahui banyaknya anak usia

bersekolah yang bersekolah disuatu jenjang pendidikan yang sesuai dan daerah.

Page 20: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 20 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

3.I.4.1 Diagram Angka Partisipasi Murni ( APM ) SMP/MTs tahun 2015 s.d 2016

60,00 65,00 70,00 75,00 80,00

74,00

76,80

76,00

67,13

Target 2015 Realisasi 2015 Target 2016 Realisasi 2016

APM SMP/MTs 74,00 76,80 76,00 67,13

APM SMP/MTs

Jika dilihat dari diagram diatas maka APM SMP mengalami penurunan faktor yang

mempengaruhi adalah jumlah penduduk yang usia sekolah SMP 13-15 tahun ada sekitar

416.026 orang sedangkan jumlah siswa yang bersekolah pada jenjang SMP sekitar 346.292

orang siswa, jadi ada 69.734 orang yang belum bersekolah dan juga masih banyak siswa SMP

yang bersekolah tidak sesuai dengan usia pada jenjangnya dimana ada 12.997 siswa yang

bersekolah di bawah umur 13 tahun dan 54.016 orang siswa yang bersekolah diatas umur 16

tahun, kedua faktor ini lah yang sangat besar mempengaruhi penurunan APM di suatu daerah.

I.5. APK (angka partisipasi kasar) dan APM (angka partisipasi murni) SMA/SMK

3.I.5.1 Tabel APK SMA/K Tahun 2015 s.d 2016

Tahun Indikator Target ( % ) Realisasi ( % )

2015 % APK SMA/K 68,00 86,80

% APM SMA/K 56,00 75,40

2016 % APK SMA/K 72,00 87,63

% APM SMA/K 59,00 71,99

Berdasarkan data Dapodik tahun 2016 jumlah siswa tingkat SMA/SMK pada tahun

2016 berjumlah 285.187 siswa yang terdiri dari 191.850 orang siswa SMA dan 93.337 orang

siswa SMK, sedangkan jumlah penduduk usia sekolah untuk tingkat SMA/SMK berjumlah

234.277 orang. Dari tabel tersebut diperoleh persentase APK SMA sebesar 87,63%, dan

angka tersebut meningkat dari target yaitu sebesar 72,00%. Jika dibandingan dengan capaian

APK tahun 2015, persentase APK untuk tahun 2016 naik , hal ini didasarkan pada

perbandingan jumlah siswa yang bersekolah dengan jumlah penduduk pada usia 16-18 tahun.

Page 21: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 21 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

Sedangkan untuk angka partisipasi murni SMA/K di tahun 2016 sebesar 71,99%

melebih target yang ditetapkan yaitu sebesar 59 %. Hal tersebut menunjukan bahwa semakin

banyak siswa yang melanjutkan sekolah ditingkat SMA/K dan semakin banyaknya siswa

yang bersekolah sesuai dengan usia pada jenjang pendidikan SMA/K yaitu pada usia 16 sd.

18 tahun.

3.I.5.1 Diagram APK dan APM tahun 2015 dan 2016

020406080

100120140

% APK SMA/K

% APM SMA/K

% APK SMA/K

% APM SMA/K

2015 2016APK SMA/K 68 56 72 59

APM SMA/K 86,8 75,4 121,73 82,15

68 5672

5986,8

75,4

121,73

82,15

APK dan APM Tahun 2015 s.d 2016

APK SMA/K

APM SMA/K

Kenaikan APK dan APM untuk jenjang pendidikan SMA/K dikarenakan program

peningkatan akses pelayanan terhadap pendidikan, dengan adanya program-program untuk

peningkatan akses pendidikan, diantaranya Bantuan Operasional Sekolah ( BOS ) maupun

dengan kebijakan Pendidikan Sekolah Gratis ( PSG ), sedangkan penurunan APK dan APM

Page 22: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 22 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

dikarenakan prediksi usia siswa yang bersekolah tidak sesuai dengan usia pada jenjang

pendidikan yang seharusnya dan juga usia pada jenjang pendidikan yang seharusnya lebih

kecil dari jumlah siswa yang bersekolah.

I.6. APK (angka partisipasi kasar) TK/PAUD

Pendidikan formal dan informal salah satu nya adalah Pendidikan Anak Usia Dini (

PAUD ) dimana jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar dengan rasio umur

dengan usia 0-6 tahun yang dilakukan melalui rangsangan pendidikan untuk membantu

perkembangan rohani dan jasmani, agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan

lanjut yang diselenggarakan melaui jalur formal maupun non formal. Kegiatan pemerintah

pada Pendidikan Anak Usia Dini ini lebih diarahkan untuk memberikan dukungan atau

pemberdayaan bagi terselenggaranya pelayanan PAUD yang bermutu oleh masyarakat secara

merata di seluruh pelosok Sumatera Selatan. Subsidi blockgrants atau imbal swadaya akan

diberikan untuk pengembangan PAUD, baik PAUD Model, dan berbagai bentuk integrasi

PAUD ke dalam berbagai pelayanan anak usia dini lainnya. Jumlah sekolah Pendidikan Anak

Usia Dini di Provinsi Sumatera Selatan mencapai 5.232 unit yang terdiri dari 145 sekolah

PAUD Negeri dan 5.087 PAUD Swasta, 2.129 unit di TK/RA, 2.744 unit merupakan

Kelompok Belajar (KB), 26 unit Tempat Penitipan Anak (TPA) dan 188 unit SPS yang

tersebar di seluruh kab/kota di Provinsi Sumatera Selatan, sedangkan jumlah siswa PAUD di

Provinsi Sumatera Selatan tahun pelajaran 2015-2016 terdapat 102.762 anak, tersebar di 17

kab/kota, dengan rincian sebagai berikut :

Siswa TK berjumlah 46.343 orang siswa.

Siswa TPA berjumlah 358 orang siswa

Siswa KB berjumlah 52.182 orang siswa

Siswa SPS berjumlah 5.076 orang siswa

3.I.6.1 Tabel Angka Partisipasi Kasar (APK ) PAUD tahun 2015 s.d 2016

Tahun Indikator Target ( % ) Realisasi ( % )

2015 % APK TK/PAUD 66 65,26

2016 % APK TK/PAUD 72 27,92

Sedang jumlah untuk anak usia 4-6 tahun berjumlah 368.337 anak. Berdasarkan data

tersebut didapat APK PAUD 27,92%, persentase APK PAUD sangat rendah, ini

Page 23: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 23 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang belum sekolah baik di TK, Kelompok belajar,

tempat penitipan anak dan SPS

3.I.6.1 Diagram APK PAUD Tahun 2015 s.d 2016

0 20 40 60 80

Target

Realisasi

66

65,26

72

27,92

Target Realisasi

2016 APK PAUD 72 27,92

2015 APK PAUD 66 65,26

APK PAUD Tahun 2015 s.d 2016

I.7. Angka Melek Huruf

Melek aksara (juga disebut dengan melek huruf) adalah kemampuan membaca dan

menulis Lawan kata “melek aksara” adalah buta huruf atau tuna aksara, di mana

ketidakmampuan membaca dan menulis ini masih menjadi masalah, terutama di negara-

negara Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika (40% sampai 50%). Asia Timur dan Amerika

Selatan memiliki tingkat buta huruf sekitar 10% sampai 15%. Biasanya, tingkat melek aksara

dihitung dari persentase populasi dewasa yang mampu membaca dan menulis.

Melek hurup juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan bahasa

dan menggunakannya untuk mengerti sebuah bacaan, mendengarkan perkataan,

mengungkapkannya dalam bentuk tulisan, dan berbicara. Dalam perkembangan modern kata

ini lalu diartikan sebagai kemampuan untuk membaca dan menulis pada tingkat yang baik

untuk berkomunikasi dengan orang lain, atau dalam taraf bahwa seseorang dapat

menyampaikan idenya dalam masyarakat yang mampu baca-tulis, sehingga dapat menjadi

bagian dari masyarakat tersebut. Menurut Organisasi PBB untuk Pendidikan, Ilmu

Pengetahuan dan Kebudayaan (UNESCO) memiliki definisi sebagai berikut: “Melek hurup

adalah kemampuan untuk mengidentifikasi, mengerti, menerjemahkan, membuat,

mengkomunikasikan dan mengolah isi dari rangkaian teks yang terdapat pada bahan-bahan

cetak dan tulisan yang berkaitan dengan berbagai situasi.” Kemampuan baca-tulis dianggap

penting karena melibatkan pembelajaran berkelanjutan oleh seseorang sehingga orang

Page 24: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 24 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

tersebut dapat mencapai tujuannya, di mana hal ini berkaitan langsung bagaimana seseorang

mendapatkan pengetahuan, menggali potensinya, dan berpartisipasi penuh dalam masyarakat

yang lebih luas.

Angka Melek Huruf (AMH) adalah proporsi penduduk usia 15 tahun ke atas yang

mempunyai kemampuan membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya, tanpa harus

mengerti apa yang di baca/ditulisnya terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas.

Dalam perencanaan pembangunan wilayah, AMH digunakan untuk melihat

pencapaian indikator dasar yang telah dicapai oleh suatu daerah, karena membaca merupakan

dasar utama dalam memperluas ilmu pengetahuan. AMH merupakan indikator penting untuk

melihat sejauh mana penduduk suatu daerah terbuka terhadap pengetahuan.

Angka Melek Huruf (AMH) dihitung dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

AMHt 15 = jumlah penduduk 15 ke atas yang melek huruf tahun ke-t

Pt 15 = jumlah penduduk 15 pada tahun ke-t

Tingkat melek huruf yang tinggi (atau tingkat buta huruf rendah) menunjukkan

adanya sebuah sistem pendidikan dasar yang efektif dan/atau program keaksaraan yang

memungkinkan sebagian besar penduduk untuk memperoleh kemampuan menggunakan kata-

kata tertulis dalam kehidupan sehari-hari dan melanjutkan pembelajarannya.

Di Sumatera Selatan sendiri di tahun 2016 memiliki target untuk angka melek hurup

99,82% dari jumlah penduduk 15 tahun keatas yang telah bisa baca tulis, Dari data yang

didapat dari BPS, jumlah penduduk usia 15 -59 tahun berjumlah 5.911.877 jiwa, yang berarti

jika harus sesuai dengan target setidaknya sejumlah 5.829.111 jiwa melek hurup. Berdasarkan

data yang diperoleh oleh dinas pendidikan berdasarkan program pementasan buta aksara (data

terlampir), diperoleh data bahwa jumlah penduduk yang belum bisa baca tulis dari 15 -59

tahun berjumlah 94.865 orang atau sekitar 1,60% , yang berarti sekitar 5.731.246 orang yang

bisa baca tulis atau 98,40%

3.I.7.1 Tabel Angka Melek Huruf tahun 2015 s.d 2016

Indikator Kinerja Capaian Tahun 2015 s.d 2016

Page 25: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 25 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

Satuan Target Realisasi %

1 Angka Melek Huruf % 98,60% 98,40% 99,79%

2 Angka Melek Huruf % 99,82% 98,27% 98,45%

3.I.7.1 Diagram Angka Melek Huruf Tahun 2015 s.d 2016

Grafik I.9. Angka melek hurup dan buta aksara

Jika dibandingkan dengan tahun 2015 angka melek hurup ditahun 2016 sedikit

meningkat walaupun masih sama – sama mencapai target yang telah ditetapkan, akan tetapi

97.00

97.50

98.00

98.50

99.00

99.50

100.00

Target Realisasi

2015 Melek Huruf 98.60 98.40

2016 Melek Huruf 99.82 98.27

98.6098.40

99.82

98.27

Angka Melek Huruf 2015 dan 2016

-

1,000,000

2,000,000

3,000,000

4,000,000

5,000,000

6,000,000

Jumlah penduduk 15 -59 th

jumlah penduduk

buta aksara

angka melek hurup

5,911,877

94,865

5,817,012

Jumlah penduduk 15 -59 th

jumlah penduduk buta aksara

angka melek hurup

Page 26: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 26 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

setidaknya terlihat keseriusan pemerintah dalam memberantas buta aksara / buta hurup di

Sumatera Selatan.

Adanya beberapa hambatan proses pembatasan buta aksara diantaranya, Pertama

sebaran tenaga pengajar yang tidak merata dan kedua adalah hambatan kultural. Sebaran

tenaga pendidik tidak merata karena banyak terkonsentrasi di wilayah perkotaan, Untuk

merangsang guru-guru atau tenaga pengajar mau mengajar atau berada di wilayah terpencil,

mereka harus diberikan insentif yang lebih besar dari guru biasanya. Hambatan kedua yaitu

hambatan kultural yaitu pola pikir masyarakat. Bagi mereka, pendidikan bukanlah hal utama

dan ketika harus menerima pendidikan yang berasal dari dunia luar ada yang menganggapnya

tabu. Ini pekerjaan bersama antara pemerintah dan masyarakat di sekitarnya bahwa

pendidikan itu penting. Sementara pengamat pendidikan dari Universitas Mercu Buana

(UMB), Agustina Zubair menjelaskan bahwa banyaknya angka buta aksara di Indonesia

karena kebutuhan primer masyarakat Indonesia adalah masalah perut. “Pendidikan menjadi

kebutuhan kesekian. Keberadaan pendidikan gratis, tak banyak mendorong mereka untuk

masuk sekolah.Anak-anak yang berada di strata ekonomi rendah justru dipekerjakan. Anak-

anaknya dianggap komoditas yang bisa menghasikan uang, Hal kedua adalah masalah

geografi. Di kawasan yang akses pendidikannya jauh, terbatas baik sarana maupun tenaga

pengajarnya, maka di lokasi seperti itu angka buta hurufnya juga tinggi. “ Di masyarakat yang

turun temurun miskin, angka buta huruf akan tinggi. Selain itu, adanya penilaian masyarakat

setempat bahwa pendidikan tidak membantu kelayakan hidup mereka secara signifikan. Hal-

hal inilah yang akan memburuk angka melek huruf.

I.8. Jumlah Siswa Penerima Bantuan PSG (Program Sekolah gratis)

0

0,5

1

1,5

2

2,52,22

1,60

1,21

1,55

Angka Melek Huruf 2014 s.d 2016

2014 2015 2015 2016

Page 27: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 27 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

Salah satu program pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dalam upaya meningkatkan

akses dan pelayanan pendidikan di Sumatera Selatan melalui program sekolah gratis meliputi

tingkatan dari SD, SMP dan SMA. Melalui program tersebut diharapkan tidak ada lagi anak

di Sumatera Selatan yang tidak bisa bersekolah, dikarenakan pemerintah telah memberikan

bantuan biaya pendidikan bagi setiap anak disetiap jenjang pendidikan.

3.I.8.1 Tabel lembaga dan siswa penerima bantuan PSG tahun 2015 s.d 2016

Tahun Indikator Target Realisasi Persentase

2015 Jumlah lembaga 7.799 7.066 90,60%

Jumlah siswa 1.719.087 1.901.157 110,59%

2016

Jumlah lembaga 7.834 6.950 88,72%

Jumlah siswa 1.901.087 1.549.054 81,48%

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa ada penurunan lembaga penerima bantuan PSG

dan siswa penerima PSG, hal ini bukan dikarenakan pengurangan anggran dari pemerintah

Provinsi Sumatera Selatan, tetapi dikarenakan ada beberapa lembaga memang yang tutup dan

ada juga lembaga yang tidak mau lagi menerima PSG sehingga berpengaruh terhadap jumlah

siswa yang menerima Bantuan PSG.

Page 28: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 28 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

3.I.8.1 Diagram Lembaga dan Siswa Penerima PSG tahun 2015 s.d 2016

-200.000 400.000 600.000 800.000

1.000.000 1.200.000 1.400.000 1.600.000 1.800.000 2.000.000

Lembaga Siswa Lembaga siswa

2015 2016Target 7.799 1.719.087 7.834 1.901.087

Realisasi 7.066 1.901.157 6.950 1.549.054

7.799

1.719.087

7.834

1.901.087

7.066

1.901.157

6.950

1.549.054

Lembaga dan Siswa Penerima PSG Tahun 2015 s.d 2016

I.9. Jumlah Mahasiswa Penerima PKG (Program Kuliah Gratis)

Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Alex Noerdin telah meluncurkan program kuliah

gratis untuk tahun ajaran baru tahun 2015 ini, program pendidikan gratis hingga jenjang

perguruan tinggi ini merupakan yang pertama diselenggarakan pemerintah provinsi di

Indonesia. Ada tiga kriteria umum agar bisa mendapatkan program kuliah gratis ini. Calon

mahasiswa berasal dari keluarga yang tidak mampu secara finansial, lulus seleksi masuk,

serta bukan perokok aktif. Dengan digulirkannya sekolah gratis sampai sarjana ini,

pemerintah berharap semua anak yang berasal dari keluarga kurang mampu dapat mengakses

pendidikan secara maksimal. Pemerintah Provinsi Sumsel menggandeng Universitas di Korea

Jeonju University dan Nanjing Polytechnich Institute Tiongkok untuk menjalankan program

kuliah gratis agar program ini benar-benar menghasilkan sarjana yang handal. Sementara

perguruan tinggi dalam negeri yang akan mendukung program kuliah gratis pada tahap awal

ini diantaranya Universitas Sriwijaya, Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah, dan

Politeknik Sriwijaya, serta UIN Syarif Hidayatulah, Jakarta, UPI dan UNJ.

Page 29: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 29 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

Kepala Dinas Pendidikan Sumsel Widodo menerangkan, para calon mahasiswa

nantinya akan diseleksi oleh pihak perguruan tinggi masing-masing. Untuk tahap awal, kuota

penerima kuliah gratis sebanyak 2.000 mahasiswa. Para mahasiswa penerima program kuliah

gratis tersebut tidak akan dibiarkan menganggur. Para lulusan kuliah gratis wajib mengabdi

dan mengaplikasikan ilmu yang didapatkannya untuk kemajuan pembangunan di Sumatera

Selatan. Melalui Pergub dengan nomor 863/KPTS/Disdik/2015 tentang Pemberian Bantuan

Biaya Pendidikan dan Biaya Hidup Kepada Mahasiswa Sumatera Selatan Yang Kurang

Mampu Melalui Program Kuliah Gratis Tahun Anggaran 2016, seperti yang telah

disampaikan diatas bahwa Sumatera Selatan menargetkan 300 orang mahasiswa akan kuliah

gratis, namun akan disesuaikan dengan anggaran awal terlebih dahulu dan kedepannya

anggaran akan ditingkatkan secara bertahap sesuai dengan kemampuan keuangan daerah.

Berkaitan dengan hal tersebut sampai dengan saat ini pemerintah Sumatera Selatan telah

memberikan bantuan kuliah gratis kepada 37 orang mahasiswa, serapan tahun 2016 masih

sangat jauh dari target hal ini dikarenakan adanya efisiensi anggaran.

II. MENINGKATNYA KUALITAS PENDIDIKAN DI SEMUA JENJANG

Sasaran strategis kedua dari penjanjian kinerja adalah Meningkatnya Kualitas

Pendidikan disemua jenjang, hal tersebut dapat dilihat kenaikan jumlah kelulusan, jumlah

sekolah terakreditasi dan jumlah angka putus sekolah. Kesemua hal tersebut berdampak pada

kemampuan sekolah dalam penggembangan dunia pendidikan di Provinsi Sumatera Selatan.

Page 30: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 30 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

Meningkatnya Kualitas pendidikan lainnya dapat dilihat dari prasarana yang dimiliki, yaitu %

RKb, % Perpus, % RUKS, % Rombel, dan % Lab yang menunjang kegiatan belajar mengajar

yang mana kesemuanya tersebut berpengaruh kepada akreditasi sekolah. Indikator

keberhasilan untuk sasaran ini diuraikan di bawah ini:

II.1. Angka Kelulusan SD

Jumlah siswa untuk jenjang pendidikan SD Tahun Ajaran 2015/2016 diseluruh

Kab/Kota Provinsi Sumatera Selatan adalah 941.439 orang siswa, terdiri dari 875.344 orang

siswa bersekolah di SD negeri dan 66.095 orang siswa bersekolah di SD swasta

II.1.1Diagram jumlah siswa SD dan SMP di Provinsi Sumsel Tahun Ajaran 2015/2016

Jumlah siswa SD/MI kelas 6 yang mengikuti ujian akhir sekolah ( UAS ) di sekolah

negeri dan swasta sebanyak 145.523 orang siswa, dari jumlah tersebut yang dinyatakan lulus

ujian akhir sekolah sebanyak 145.523 atau 100% dan berhak untuk melanjutkan pendidikan

ke jenjang selanjutnya.

Tingkat 1

Tingkat 2

Tingkat 3

Tingkat 4

Tingkat 5

Tingkat 6

Tingkat 7

Tingkat 8

Tingkat 9

Negeri 155,85 152,27 148,90 143,15 138,92 136,22 98,396 93,306 87,384

Swasta 12,339 12,118 11,506 10,671 10,167 9,294 23,394 22,892 20,920

-

40,000

80,000

120,000

160,000

200,000

Jum

lah

Sis

wa

Page 31: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 31 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

3.II.1.1 Tabel Angka Kelulusan SD, SMP dan SMA/K Tahun 2016

Indikator Kinerja Capaian Tahun 2016

Satuan Target Realisasi %

1. Angka Kelulusan SD % 99,75 100 100,25

2. Angka Kelulusan SMP % 99,90 100 100,10

3. Angka Kelulusan SMA/K % 99,90 99,80 99,89

3.II.1.2 Tabel Angka Kelulusan SD, SMP dan SMA/K Tahun 2015

Indikator Kinerja Capaian Tahun 2015

Satuan Target Realisasi %

1. Angka Kelulusan SD % 99,55 100 100,45

2. Angka Kelulusan SMP % 99,90 99,76 99,86

3. Angka Kelulusan SMA/K % 99,90 99,65 99,75

Page 32: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 32 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

3.II.1.2 Diagram Angka Kelulusan SD/MI tahun 2015 s.d 2016

Dari diagram di atas dapat kita lihat bahwa capaian angka kelulusan untuk jenjang

SD/MI telah melebih target yang ditentukan yaitu 100% yang artinya semua siswa yang

mengikuti ujian akhir sekolah dinyatakan lulus dan dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan

selanjutnya. Realiasi untuk tahun ajaran 2015/2016 telah terlampaui ini, hal ini disebabkan

oleh tidak ada lagi ujian nasional untuk jenjang SD/MI dan digantikan dengan ujian akhir

sekolah, dimana pada ujian akhir sekolah untuk kelulusan siswa tidak ditentukan oleh nilai

ujian siswa tapi ditentukan oleh sekolah masing-masing, karena hal ini maka angka kelulusan

untuk jenjang SD/MI telah melapaui target pada tahun 2016. Diharapkan untuk tahun 2018

angka kelulusan SD/MI tersebut akan tetap tetap tercapai.

99.30

99.40

99.50

99.60

99.70

99.80

99.90

100.00

Angka Kelulusan SD

99.55

100.00

99.75

100

99.9Angka Kelulusan SD target 2015

Angka Kelulusan SD Realisasi 2015

Angka Kelulusan SD Target 2016

Angka Kelulusan SD Realisasi 2016

Angka Kelulusan SD Target 2018

Page 33: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 33 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

II.2. Angka Kelulusan SMP

Pada tahun ajaran 2015/2016 jumlah

peserta yang mengikuti Ujian Nasional di

tingkat SMP/MTs, baik di sekolah negeri

dan sekolah swasta di provinsi Sumatera

Selatan berjumlah 108.304 siswa. Dari

jumlah peserta yang mengikuti ujian

nasional tersebut yang lulus sebanyak

108.304 orang yang berarti 100% peserta

ujian lulus dan berhak untuk melanjutkan

kejenjang pendidikan lebih lanjut

3.II.1.3 Diagram Angka Kelulusan SMP/MTs tahun 2015 s.d 2016

Untuk jenjang pendidikan SMP/MTs masih tetap menggunakan sistem ujian nasional

( UN ), tetapi untuk penentuan kelulusan sama pada jenjang pendidikan SD, dimana

penentuan kelulusan juga bukan pada hasil ujian nasional, tapi ditentukan oleh sekolah

masing- masing, hal ini sangat berpengaruh kepada persentase kelulusan siswa, sehingga

realiasi capai melebih realisasi target yaitu 100 %, dan yang tak kalah pentingnya hilangnya

ketakutan siswa maupun pihak sekolah ujian nasional bukan merupakan penentu kelulusan,

tetapi hanya sebagai hasil pemetaan terhadap pembelajar yang di dapat siswa pada setiap

provinsi.

Page 34: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 34 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

Dari data diatas untuk target capaian tahun 2018 telah tercapai pada tahun 2016,

dimana target capaian angka kelulusan untuk tahun 2018 adalah 99,90 % sedangkan capaikan

angka kelulusan untuk tahun 2016 adalah 100 % dan diharapkan untuk tahun 2018

diharapkan realisasi capaian akan tetap terpenuhi.

II.3. AngkaKelulusan SMA/K

3.II.3.1 Diagram Angka Kelulusan SMA/K tahun 2016

Page 35: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 35 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

3.II.3.2 Diagram Angka Kelulusan SMA/K tahun 2015, 2016 dan target 2018

Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa angka kelulusan tahun 2016 lebih rendah

dibandingkan angka kelulusan tahun 2015 yaitu mencapai 99,80% dari jumlah siswa yang

mengikuti ujian nasional tingkat SMA/K tahun 2016 sebanyak 56.083 siswa, dengan angka

mengulang atau Ujian Nasional Perbaikan sebesar 0,012% dari total jumlah siswa.

Ditahun 2016 ujian nasional tingkat SMA telah menggunakan sistem online atau

Ujian Nasional Berbasis Komputer ( UNBK ), sehingga berdampak pada penurunan

persentase angka kelulusan SMA/K, tetapi untuk tingkat kejujuran dalam Ujian Nasional

Provinsi Sumatera Selatan mengalami peningkatan.

Page 36: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 36 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

II.4. SEKOLAH TERAKREDITASI A, B DAN C

Sekolah merupakan suatu lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima

dan memberi pelajaran (menurut KBBI). Sebuah sekolah akan bermutu jika terdapat

pengakuan dan penilaian dari beberapa pihak yang berwenang yang disebut akreditasi

sekolah/madrasah. Pemerintah menetapkan Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah

(BAN-S/M) dengan Peraturan Mendiknas Nomor 29 Tahun 2005. BAN-S/M adalah badan

evaluasi mandiri yang menetapkan kelayakan program atau satuan pendidikan jenjang

pendidikan dasar dan menengah jalur formal dengan mengacu pada standar nasional

pendidikan. Sebagai institusi yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada

Mendiknas, BAN-S/M bertugas merumuskan kebijakan operasional, melakukan sosialisasi

kebijakan dan melaksanakan akreditasi sekolah/madrasah. Akreditasi sekolah kegiatan

penilaian yang dilakukan oleh pemerintah dan/atau lembaga mandiri yang berwenang. untuk

menentukan kelayakan program dan/atau satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan

non-formal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan., berdasarkan kriteria yang telah

ditetapkan, sebagai bentuk akuntabilitas publik yang dilakukan dilakukan secara obyektif,

adil, transparan, dan komprehensif dengan menggunakan instrumen dan kriteria yang

mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan. Alasan kebijakan akreditasi sekolah di

Indonesia adalah bahwa setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan yang bermutu.

Untuk dapat menyelenggarakan pendidikan yang bermutu, maka setiap satuan/program

pendidikan harus memenuhi atau melampaui standar yang dilakukan melalui kegiatan

akreditasi terhadap kelayakan setiap satuan/program pendidikan.

Akreditasi sekolah bertujuan :

1. Memberikan informasi tentang kelayakan Sekolah/Madrasah atau program yang

dilaksanakannya berdasarkan Standar Nasional Pendidikan.

2. Memberikan pengakuan peringkat kelayakan.

3. Memberikan rekomendasi tentang penjaminan mutu pendidikan kepada program

dan/atau satuan pendidikan yang diakreditasi dan pihak terkait.

Akreditasi sekolah memiliki manfaat:

1. Dapat dijadikan sebagai acuan dalam upaya peningkatan mutu Sekolah/Madrasah dan

rencana pengembangan Sekolah/Madrasah.

2. Dapat dijadikan sebagai motivator agar Sekolah/Madrasah terus meningkatkan mutu

pendidikan secara bertahap, terencana, dan kompetitif baik di tingkat kabupaten/kota,

provinsi, nasional bahkan regional dan internasional.

Page 37: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 37 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

3. Dapat dijadikan umpan balik dalam usaha pemberdayaan dan pengembangan kinerja

warga Sekolah/Madrasah dalam rangka menerapkan visi, misi, tujuan, sasaran,

strategi, dan program Sekolah/Madrasah.

4. Membantu mengidentifikasi Sekolah/Madrasah dan program dalam rangka pemberian

bantuan pemerintah, investasi dana swasta dan donatur atau bentuk bantuan lainnya.

5. Bahan informasi bagi Sekolah/Madrasah sebagai masyarakat belajar untuk

meningkatkan dukungan dari pemerintah, masyarakat, maupun sektor swasta dalam

hal profesionalisme, moral, tenaga, dan dana.

6. Membantu Sekolah/Madrasah dalam menentukan dan mempermudah kepindahan

peserta didik dari satu sekolah ke sekolah lain, pertukaran guru, dan kerjasama yang

saling menguntungkan.

Perkembangan jumlah sekolah pada tingkat pendidikan dasar menunjukkan bahwa

secara kuantitas, Jumlah SD lebih banyak dibandingkan dengan SMP.Untuk Jumlah Sekolah

Dasar ( SD ) terdata sebanyak 4.864 sekolah, sedangkan SMP berjumlah 1.162 sekolah,

Sekolah Luar Biasa ( SLB ) 34 sekolah

3.II.4.1 Diagram Jumlah Sekolah SD, SMP dan SLB Tahun Pelajaran 2015/2016

-

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

SD SMP SLB

4.864

1.162

34

Jumlah Sekolah SD, SMP dan SLB Tahun Pelajaran 2015/2016

SD

SMP

SLB

Page 38: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 38 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

Pada TA. 2015/2016 terdata Jumlah Sekolah Menengah Atas (SMA) di Prov.

Sumatera Selatan yaitu 862 unit, terdiri dari SMA Negeri 585 unit dan 277 unit SMA swasta,

sedang kan untuk SMK Jumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Prov. Sumatera

Selatan yaitu 327 unit terdiri dari 103 unit SMK Negeri dan SMK Swasta berjumlah 224 unit

yang tersebar di 17 kab/kota yang telah disinkronisasi.

3.II.4.2 Diagram Jumlah Sekolah SMA/K Tahun Pelajaran 2015/2016

- 200 400 600

Negeri

Swasta

Negeri

Swasta

SMA

SMK

585

277 103

224

SMA SMK

Negeri Swasta Negeri Swasta

Jumlah sekolah SMA/K 585 277 103 224

Jumlah Sekolah SMA/K Tahun Pelajaran 2015/2016

Total jumlah sekolah di Sumatera Selatan sebanyak 7.215 terdiri dari tingkat SD,

SMP dan SMA yang telah di visitasi untuk akreditasi sebanyak 6262 sekolah (data terlampir),

dan sebanyak 1090 sekolah terakreditasi A, 3582 sekolah terakreditasi B dan 1548 sekolah

terakreditasi C sedangkan sebanyak 42 sekolah tidak lulus dalam proses akreditasi.

3.II.4.3 Diagram Akreditasi Sekolah Tahun Pelajaran 2015/2016

- 1.000 2.000 3.000 4.000

A

B

C

TT

Akre

dita

si

1.090

3.582

1.548

42

Akreditasi

A B C TT

Akreditasi Sekolah 1.090 3.582 1.548 42

Akreditasi Sekolah TahunPelajaran 2015/2016

Page 39: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 39 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

Dari 1.090 sekolah yang terakreditasi A terdiri dari tingkat SD/MI sederajat sebanyak 375

sekolah, tingkat SMP sederajat sebanyak 230 sekolah, tingkat SMA sederajat sebanyak 349

sekolah. (data terlampir)

3.II.4.4 Diagram Akreditasi A Sekolah Tahun Pelajaran 2015/2016

- 100 200 300 400

SD sederajat

SMP sederajat

SMA sederajat

SMK

Akre

ditasi

A

384

302

217

187

Akreditasi A

SD sederajat SMP sederajat SMA sederajat SMK

Akreditasi A 384 302 217 187

Sekolah Akreditasi A

3.II.4.5 Diagram Akreditasi B Sekolah Tahun Pelajaran 2015/2016

-500

1.000 1.500 2.000 2.500 3.000

SD se

dera

jat

SMP

sede

raja

t

SMA

sede

raja

t

SMK

Akreditasi B

2.535

563 250 234

Akreditasi B SD sederajat

Akreditasi B SMP sederajat

Akreditasi B SMA sederajat

Akreditasi B SMK

Page 40: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 40 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

3.II.4.6 Diagram Akreditasi C Sekolah Tahun Pelajaran 2015/2016

-200 400 600 800

1.000 1.200

SD se

dera

jat

SMP

sede

raja

t

SMA

sede

raja

t

SMK

Akreditasi B

1.063

309 123 53

Akreditasi B SD sederajat

Akreditasi B SMP sederajat

Akreditasi B SMA sederajat

Akreditasi B SMK

II.5. Angka Putus Sekolah

Sejatinya pendidikan merupakan hak seluruh warga negara. Seperti yang telah

dijelaskan menurut Undang-Undang Negara Republik Indonesia bahwa pendidikan

merupakan salah satu faktor utama untuk dapat mencapai kemakmuran suatu negara,

sebagaimana diatur secara tegas dalam pasal 31 ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 (UUD

1945) yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Ayat (2)

menegaskan bahwa setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah

wajib membiayainya. Ayat (3) menetapkan bahwa Pemerintah mengusahakan dan

menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan

ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur

dengan undang-undang. Pada kenyataannya, pendidikan yang digadang-gadangkan oleh

pemerintah dapat diperoleh oleh seluruh kalangan masyarakat hanya menjadi sebatas mimpi

karena permasalahan yang kompleks dalam dunia pendidikan di Indonesia. Banyak anak-anak

usia sekolah di Indonesia yang justru harus putus sekolah dan tidak bisa melanjutkan

pendidikannya. Jumlah anak putus sekolah dan berpendidikan rendah di Indonesia terbilang

relatif tinggi.

Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan di tahun 2016 menargetkan terjadinya

penurunan terhadap angka putus sekolah di 17 Kab/Kota, dikarenakan semakin gencarnya

pemerintah dalam hal meningkatkan kualitas dunia pendidikan di Sumatera Selatan melalui

berbagai program salah satunya program sekolah gratis.

Page 41: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 41 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

3.II.5.1 Tabel Angka Putus Sekolah Tahun Pelajaran 2016

Indikator Kinerja Capaian Tahun 2016

Satuan Target Realisasi %

1. Angka Putus Sekolah SD % 0,40 0,58 0,69 %

2. Angka Putus Sekolah SMP % 7,42 1,22 0,16 %

3. Angka Putus Sekolah SMA/K % 17,00 1,88 0,11 %

3.II.5.1 Diagram Akreditasi C Sekolah Tahun Pelajaran 2015/2016

3.II.5.2 Tabel Angka Putus Sekolah Tahun Pelajaran 2016

Indikator Kinerja Capaian Tahun 2015

Satuan Target Realisasi %

1. Angka Putus Sekolah SD % 0,60 0,432

0,72

2. Angka Putus Sekolah SMP % 8,49 0,482

0,06

3. Angka Putus Sekolah SMA/K % 28,00 0,678 0,02

-2,00 4,00 6,00 8,00

10,00 12,00 14,00 16,00 18,00

SD sederajat

SMP sederajat

SMA sederajat

Target 0,40 7,42 17,00

Realisasi 0,58 1,22 1,88

0,40

7,42

17,00

0,58 1,221,88

APS SD, SMP, SMATahun Pelajaran 2015/2016

Target

Realisasi

Page 42: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 42 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

3.II.5.2 Diagram Akreditasi C Sekolah Tahun Pelajaran 2015

Dari tabel dan diagram diatas untuk jenjang SD angka putus sekolah mengalami

penurunan sedangkan untuk jenjang SMP dan SMA angka putus sekolah mengalamai

kenaikan.

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya angka putus sekolah, faktor

umum yaitu faktor ekonomi. Faktor ekonomi memang menjadi penyebab utama mengapa

anak lebih memilih untuk putus sekolah. Untuk faktor lain selain dari faktor ekonomi tentu

ada dan banyak, di mana ada faktor dari dalam (internal) dan faktor dari luar (eksternal).

Faktor Internal meliputi :

1. Dari dalam diri anak tersebut, putus sekolah disebabkan karena adanya rasa malas untuk

pergi bersekolah karena merasa minder, tidak bisa bersosialisasi dengan lingkungan

sekolahnya, sering menjadi bahan cemoohan karena tak mampu untuk membayar

kewajiban biaya sekolah.

2. Karena adanya pula pengaruh yang berasal dari teman sehingga dalam dirinya merasa

ingin dan ikut-ikutan untuk diajak bermain, seperti bermain PlayStation (PS), atau

bermain Game Online di Warung Internet (WarNet), hingga akhirnya sering membolos

dan tidak ingin berangkat sekolah, hal ini menjadi penyebab tidak naik kelas, prestasi di

sekolah pun menurun dan malu untuk pergi kembali ke sekolah.

3. Anak yang terkena sanksi karena mangkir sekolah, sehingga terkena Drop Out (DO).

0

5

10

15

20

25

30

SD sederajat SMP sederajat

SMA sederajat

Target 0,6 8,49 28

Realisasa 0,43 0,48 0,67

0,6

8,49

28

0,43 0,48 0,67

APS SD, SMP, SMA Tahun 2015

Page 43: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 43 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

Faktor Eksternal meliputi :

1. Keadaan status ekonomi keluarga

Ekonomi yang kurang mencukupi atau kurang mumpuni memang bukan suatu hal yang

tabu dan ganjil lagi bagi masyarakat. Apabila ekonomi keluarga merasa serba

kekurangan, untuk lebih tidak menyekolahkan anaknya karena mengingat biaya sekolah

yang mahal.

2. Kurangnya perhatian dari orang tua

Perhatian memang sangat dibutuhkan untuk menunjang kehidupan anak agar lebih

semangat dan termotivasi. Di mana perhatian yang kurang akan sekolah, bisa

menjadikan anak tersebut juga tidak tertarik dengan sekolah.

3. Hubungan orang tua kurang harmonis

Kadang, suatu hubungan di lingkungan keluarga kurang begitu harmonis, banyak

contohnya hubungan yang kurang harmonis antara anak dan orang tua sehingga muncul

kasus-kasus yang bermasalah bahkan hingga tragedi yang mengerikan seperti adanya

penyiksaan, ancaman yang memang kurang pantas jika diterapkan di dalam lingkup

keluarga.

Jadi, memang tidak bisa dipungkiri untuk mewujudkan anak agar tetap berkeinginan

untuk sekolah ialah dimulai dari diri sendiri. Hal tersebut bisa muncul dalam benak anak-anak

jika anak-anak diberikan motivasi jika mengenyam pendidikan itu penting dan tidak ada kata

sia-sia, serta dalam hal lain, ilmu selalu digunakan secara terus-menerus.

Dan dukungan dari orang tua juga memang diperlukan sehingga anak mau untuk

belajar dan berprestasi di sekolahnya. Jangan menyalahgunakan hak anak yang sebenarnya

untuk bersekolah malah harus untuk bekerja. Hal tersebut juga memerlukan dukungan dari

semua pihak, selain dari pemerintah juga dari masyarakat setempat.

III. TERSEDIANYA TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN YANG

KOMPETEN DAN PROFESIONAL.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen secara tegas

menyatakan bahwa kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi meningkatkan

martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan

nasional. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru menyebutkan bahwa

guru memiliki beban kerja paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan sebanyak-

Page 44: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 44 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

banyaknya 40 (empat puluh) jam tatap muka per minggu. Hingga saat ini, belum semua guru

dapat melaksanakan tugas ideal sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yaitu dengan

beban mengajar paling sedikit 24 jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu. Hal tersebut terjadi

karena kondisi sekolah yang kelebihan guru atau lokasi sekolah yang berada di daerah

terpencil. Kelebihan guru terjadi karena ada perubahan kebijakan dalam perencanaan dan

rekruitment guru, serta perubahan beban mengajar guru dari paling sedikit 18 jam tatap muka

per minggu menjadi 24 jam tatap muka per minggu. Tak perlu kita mencari perbandingan

pada Daerah-daerah terpencil karena daerah yang bukan status terpencil saja, pada umumnya

peserta didiknya sedikit sehingga mempengaruhi jumlah rombongan belajar (rombel) dan

rasio minimal jumlah peserta didik terhadap gurunya. Kembali pada Rasio siswa terhadap

gurunya, PP 74 mengamanatkan aturan ini akan berlaku sepenuhnya pada 1 Januari tahun

2016 sesuai dengan amanah yang disebutkan pada pasalnya 10 tahun sejak berlakunya UU

No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Berapa banyak sekolah yang yang telah mempunyai guru yang cukup? Menjawab

pertanyaan ini tidak mudah, karena kecukupan guru tingkat kabupaten/kota belum tentu

menunjukkan kecukupan tingkat sekolah. Sebaliknya menghitung kecukupan guru tingkat

sekolah akan mengakibatkan, kelebihan guru pada tingkat kabupaten/kota. Hal ini disebabkan

karena pendukung administrasi guru yang ada di sekolah. Sehingga kecukupan guru di tingkat

sekolah, akan berbeda dengan kecukupan guru tingkat kabupaten/kota.

Page 45: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 45 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

III. 1. Rasio Guru SD terhadap Siswa.

Jumlah guru tingkat SD (Sekolah Dasar) TA. 2015/2016 di provinsi Sumatera Selatan

terdata sebanyak 59.951 orang, terdiri dari 55.867 guru di SD Negeri dan 4.084 guru di SD

Swasta. Sedangkan jumlah siswa SD di tahun 2015 berjumlah 941.439 orang siswa, dengan

begitu rasio guru SD terhadap siswa 1 : 16. Hal ini dianggap baik karena telah melebihi dari

target yang telah ditetapkan secara nasional.

3.III.1.1 Tabel Rasio Guru SD Terhadap Siswa Tahun 2016

Indikator Kinerja Capaian Tahun 2016

Satuan Target Realisasi

Rasio Guru SD/MI terhadap

Siswa Rasio 1:20 1:16

Peningkatan rasio guru terhadap siswa diharapkan dapat memacu peningkatan proses

belajar dan mengajar karena guru lebih terfokus dalam proses mengajarnya, sehingga hasil

akhir yaitu peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di Sumatera Selatan dapat tercapai.

III.2. Rasio Guru SMP terhadap Siswa

Jumlah guru tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama) TA. 2015/2016 di provinsi

Sumatera Selatan yaitu 23.895 orang, terdiri dari 19.693 guru di SMP Negeri dan 4.202 guru

di SMP Swasta, sedangkan jumlah siswa SMP di Sumatera Selatan pada tahun 2016

berjumlah 346 292 orang siswa, terdiri dari 274.196 orang siswa, dengan begitu rasio guru

SMP terhadap siswa 1 : 14.

3.III.2.1 Tabel Rasio Guru SMP Terhadap Siswa Tahun 2016

Indikator Kinerja Capaian Tahun 2016

Satuan Target Realisasi

Rasio Guru SMP terhadap

Siswa Rasio 1:20 1:14

Terjadi peningkatan rasio guru di tingkat SMP jika dibandingkan dengan tahun 2015,

dimana pada tahun 2015 realisasi rasio guru yaitu 1 : 13, sedangkan tahun 2016 realisasi rasio

guru 1 : 14, hal ini juga dapat diartikan adanya penambahan guru ditingkat SMP, baik itu

guru PNS ataupun guru Honorer yang ada disekolah. Terjadinya peningkatan jumlah guru

tersebut diharapkan memberikan dapak positif bagi perkembangan siswa di tingkat SMP.

Page 46: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 46 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

III.3. Rasio Guru SMA terhadap Siswa

Jumlah Guru di tingkat SMA/K yang telah memiliki di seluruh Kab/Kota Provinsi

Sumatera Selatan TA. 2015/2016 adalah 13.699 orang terdiri dari 10.384 orang guru di SMA

Negeri dan 3.315 orang guru di SMA Swasta, Jumlah Guru di tingkat SMK yang telah

memiliki di seluruh Kab/Kota Provinsi Sumatera Selatan TA. 2015/2016 adalah 6.675 orang

terdiri dari 4.167 orang guru di SMK Negeri dan 2.508 orang guru di SMK Swasta,

sedangkan jumlah siswa SMA/K 28.5187 orang, sehingga didapat rasio perbandingan guru

terhadap siswa adalah 1 : 14

3.III.3.1 Tabel Rasio Guru SMP Terhadap Siswa Tahun 2016

Indikator Kinerja Capaian Tahun 2015

Satuan Target Realisasi

Rasio Guru SMA terhadap

Siswa Rasio 1:20 1:14

Terjadi peningkatan rasio guru di tingkat SMA/K jika dibandingkan dengan tahun

2015, dimana pada tahun 2015 realisasi rasio guru yaitu 1 : 11, sedangkan tahun 2016

realisasi rasio guru 1 : 14, hal ini juga dapat diartikan adanya penambahan guru ditingkat

SMA/K, baik itu guru PNS ataupun guru Honorer yang ada disekolah. Terjadinya

peningkatan jumlah guru tersebut diharapkan memberikan dapak positif bagi perkembangan

siswa di tingkat SMA.

3.III.3.1 Diagram Rasio Guru Berdasarkan Umur Tahun Pelajaran 2016

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

4.500

Usia ≤ 30 Tahun

Usia 31-35 Tahun

Usia 36-40 Tahun

Usia 41-45 Tahun

Usia 46-50 Tahun

Usia 51-55 Tahun

Usia ≥ 56 Tahun

SMA 4.324 2.596 2.046 1.559 1.490 1.131 550

SMK 2.530 1.187 875 622 569 508 380

4.324

2.596

2.046

1.559 1.490 1.131

550

2.530

1.187 875

622 569 508 380

Rasio Guru Berdasarkan Umur

Page 47: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 47 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

Sedangkan jumlah siswa SMA di seluruh kab/kota prov. Sumatera Selatan

berdasarkan dapodikmen TA. 2015/2016 adalah sebanyak 191.850 siswa, 142.336 orang di

SMA Negeri, 49.514 di SMA Swasta, sedangkan Jumlah Siswa SMK di seluruh kab/kota

prov. Sumatera Selatan adalah sebanyak 93.337 siswa, 51414 orang di SMK Negeri dan

41.923 orang di SMK Swasta

3.III.3.2 Diagram Rasio Guru Berdasarkan Umur Tahun Pelajaran 2016

3.III.3.3 Diagram Rasio Guru Berdasarkan Umur Tahun Pelajaran 2016

-

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

140.000

160.000

Total Siswa SMK SMK Negeri SMK Swasta Total Siswa SMA SMA Negeri SMA Swasta

3.537 2.048 1.489 8.790 6.623

2.167

75.661

42.262 33.399

158.616

119.170

39.446

14.139 7.104 7.035

24.444 16.543

7.901

Jumlah Siswa SMA/K Berdasarkan Umur Tahun 2016

a. Usia ≤15 Tahun b. Usia 16-18 Tahun c. Usia ≥19 Tahun

1:07

1:09

1:10

1:12

1:13

1:14

1:16

SD SMP SMA/K

Realisasi 2015 1:16 1:13 1:11

Realisasi 2016 1:16 1:14 1:14

1:16

1:13

1:11

1:16

1:14 1:14

Rasio Guru Terhadap Siswa 2015 s.d 2016

Page 48: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 48 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

Dari grafik di atas terlihat bahwa terjadi peningkatan rasio guru dari tahun ketahun,

merupakan bukti keseriusan pemerintah baik provinsi maupun pemerintah daerah dalam

memajukan dunia pendidikan.

II. GURU BERKUALIFIKASI

Guru adalah seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya

merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Menurut Undang-Undang

nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1, mengenai ketentuan

umum butir 6, yaitu pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,

dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain

yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa guru adalah pendidik, Menurut UU no. 14 tahun

2005 “ Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan

menengah.” Berdasarkan dari hal tersebut Guru Sebagai Pendidik, Guru adalah pendidik,

yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya.

Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas tertentu, yang mencakup tanggung

jawab, wibawa, mandiri dan disiplin atau dalam artian yang luas guru haruslah profesional

dalam hal yang ditekuninya.

Page 49: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 49 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

Dengan bertitik tolak dari pengertian tersebut, maka pengertian guru yang profesioal

adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan

sehingga ia mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan

maksimal. Atau dengan kata lain, guru yang profesional adalah orang yang terdidik dan

terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya dibidangnya. Guru di Indonesia

juga tidak jarang telah di posisikan mempunyai peran ganda bahkan multi fungsi. Mereka di

tuntut tidak hanya sebagai pendidik yang harus mampu mentransformasikan nilai-nilai ilmu

pengetahuan, tetapi sekaligus sebagai penjaga moral bagi anak didik. Bahkan tidak jarang,

para guru dianggap sebagai orang kedua, setelah orang tua anak didik dalam proses

pendidikan secara global. Dalam masyarakat Jawa mengenal kata guru sebagai artian dari

“digugu dan ditiru” (menjadi panutan), dan dalam Bahasa Indonesia juga dikenal peribahasa

“Guru kencing berdiri, murid kencing berlari”. Itu artinya, semua perilaku guru akan menjadi

panutan bagi anak didiknya. Sebuah posisi yang mulia dan sekaligus memberi beban

psikologis tersendiri bagi para guru. Mutu pendidikan ditentukan oleh beberapa faktor

penting, yaitu menyangkut input, proses, dukungan lingkungan, sarana dan prasarana.

Penjabaran lebih lanjut mengenai faktor-faktor tersebut bahwa input berkaitan dengan kondisi

peserta didik (minat, bakat, potensi, motivasi, sikap), proses berkaitan erat dengan penciptaan

suasana pembelajaran, yang dalam hal ini lebih banyak ditekankan pada kreativitas pengajar

(guru), dukungan lingkungan berkaitan dengan suasana atau situasi dan kondisi yang

mendukung terhadap proses pembelajaran seperti lingkungan keluarga, masyarakat, alam

sekitar, sedangkan sarana dan prasarana adalah perangkat yang dapat memfasilitasi aktivitas

pembelajaran, seperti gedung, alat-alat laboratorium, komputer dan sebagainya. Berkaitan

dengan faktor proses, guru menjadi faktor utama dalam penciptaan suasana pembelajaran.

Sudah banyak usaha-usaha yang dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan,

khususnya kualitas guru ,kesejahteraan dan pendidikan guru yang dilaksanakan oleh

pemerintah. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan

yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkualitas.

Page 50: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 50 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

Jadi guru yang berkualitas adalah guru yang benar-benar menguasai apa-apa yang

harus dimiliki seseorang dalam menekuni pekerjaanya, dalam hal ini ilmu-ilmu pendidikan

yang dapat memenuhi kriteria dia sebagai guru yang profesional dan mencintai pekerjaannya,

selain itu seorang guru yang berkualitas harus memiliki kemampuan-kemampuan yang dapat

menunjang pekerjaan tersebut.

Berbagai upaya Pemerintah dilakukan untuk meningkatkan kualifikasi guru seperti

kebijakan pemerintah pusat dalam hal sertifikasi guru, kebijakan pemerintah provinsi daerah

dalam melakukan pelatihan yang dapat meningkatkan kompetensi guru dan untuk menambah

wawasan pengetahuan para guru karena Pemerintah mengetahui bahwa Pengetahuan dan

keterampilan bagi seorang guru merupakan suatu hal yang mutlak, guru sebagai seorang

komunitator harus memiliki syarat, yaitu terampil berkomunikasi, sikap, pengetahuan, dan

sistem social budaya. Disamping itu guru senantiasa mengembangkan diri

III.4. % Guru Tk/PAUD Berkualifikasi S1/DIV

Total jumlah Guru sekolah PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) di Provinsi

Sumatera Selatan Tahun 2015-2016 adalah 10.908 orang, terdiri dari 137 orang guru laki-laki

dan 10.771 orang adalah guru perempuan

Indikator Kinerja Capaian Tahun 2015

Satuan Target Realisasi

1 Persentase Guru TK/PAUD

Kualitas S1/DIV % 88% 47,80%

Page 51: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 51 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

Dari 10.908 Guru sekolah TK/PAUD, hanya 554 orang guru yang telah memiliki

NUPTK dan 10.354 orang guru lainnya belum memiliki NUPTK sebagai guru TK/PAUD.

3.III.3.4 Diagram Rasio Guru Berdasarkan Umur Tahun Pelajaran 2016

Dari grafik diatas terlihat Guru Sekolah PAUD yang memenuhi kualifikasi

pendidikan yaitu D4 /S-1 berjumlah 5.159 orang, sedangkan yang memiliki kualifikasi S-2

berjumlah 56 orang, dinas pendidikan menargetkan bahwa 88% guru TK/Paud berkualifikasi

S1/DIV, dari data dapodik diatas didapati persentasi guru TK/Paud berkualifikasi sebanyak

47,80%. Hal tersebut masih jauh dari target capaian Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera

Selatan, hal tersebut dikarenakan disekolah-sekolah swasta masih banyak didapati guru-guru

yang masih berpendidikan SMA.

III.5. % Guru SD Berkualifikasi S1/DIV

Perkembangan jumlah sekolah juga menuntut perkembangan kualifikasi, dimana

berdasarkan data isian dapodik pendidikan dasar tahun ajaran 2015/2016, maka di dapat data

Guru yang telah memiliki NUPTK berdasarkan Kualifikasi dan Penempatan Guru dari 17

kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan. Jumlah Guru Tingkat SD (Sekolah Dasar)

terdata sebanyak 59.951 orang, terdiri dari 55.867 guru di SD Negeri dan 4.084 guru di SD

Swasta, dari jumlah tersebut Jumlah Guru SD yang memiliki Kualifikasi Sarjana (S-1) adalah

sebanyak 45.165 orang, terdiri dari 42.289 orang guru di SD Negeri dan 2.876 orang guru di

SD Swasta.

3.III.5.1 Tabel Kualifikasi Guru SD Terhadap Siswa Tahun 2016

Indikator Kinerja Capaian Tahun 2016

Satuan Target Realisasi

1 Persentase Guru SD Kualitas

S1/DIVdan S-2 % 90% 75,34%

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

D3 D4 S1 S2

Kualifikasi guru 104 5 5154 56

104 5

5154

56

Kualifikasi guru PAUD Tahun 2016

Page 52: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 52 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

Target tahun 2016 untuk guru SD berkualifikasi S1/DIV sebanyak 60% dari total

59.951 orang guru, untuk saat ini jumlah guru SD berkualifikasi berjumlah 45.165 orang atau

75,34%. Dengan semakin banyaknya guru yang memiliki kualifikasi S.1 /D.IV dan telah

memiliki sertifikasi, diharapkan kualitas mengajar di sekolah sekolah dan penerapan

kurikulum kepada siswa didik akan semakin baik dan berkualitas. Sehingga mampu

menghasilkan peserta didik yang cerdas, ber akhlak mulia, dan memiliki daya saing dalam hal

intelektual, prestasi serta keterampilan yang membanggakan di dunia.

III.6. % Guru SMP Berkualifikasi S1/DIV

3.III.6.1 Tabel Kualifikasi Guru SMP Terhadap Siswa Tahun 2016

Indikator Kinerja Capaian Tahun 2016

Satuan Target Realisasi

1 Persentase Guru SMP Kualitas

S1/DIV dan S-2 % 90% 86,53%

Target yang ingin dicapai Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan untuk

Persentase Guru SMP Kualitas S1/DIV sebesar 90% dari total jumlah guru SMP sebanyak

23.895 orang, dari total jumlah guru tersebut yang berkualifikasi S1/DIV sebanyak 19.543

orang, sedangkan jumlah guru SMP yang memiliki Kualifikasi Magister (S-2) adalah

sebanyak 1.133 orang,. Jika dihitung dari jumlah guru hanya dari yang berkualifikasi S1/DIV

maka didapati realisasi 81,79% guru yang berkualifikasi S1/DIV, tetapi jika dihitung dari

total guru yang berkualifikasi termasuk yang berkualifikasi S2 maka didapati jumlah guru

berkualifikasi 20.676 orang atau sekitar 86,53%, jumlah tersebut walaupun belum mencapai

dari target yang ditentukan tetapi telah mencapai hasil yang memuaskan, masih banyaknya

guru yang belum berkualifikasi tersebut adalah guru-guru senior yang telah mendekati masa

pensiun sehingga berkurangnya keinginan untuk melanjutkan pendidikan.

Page 53: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 53 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

3.III.6.1 Diagram Kualifikasi Guru SD dan SMP Berdasarkan Umur Tahun Pelajaran 2016

III.7. % Guru SMA Berkualifikasi S1/DIV

3.III.7.1 Tabel Kualifikasi Guru SMA/K Terhadap Siswa Tahun 2016

Indikator Kinerja Capaian Tahun 2016

Satuan Target Realisasi

1 Persentase Guru SMA/K

Kualitas S1/DIV dan S-2 % 100% 94,86%

Target yang ingin dicapai Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan untuk

Persentase Guru SMA Kualitas S1/DIV sebesar 100% dari total Jumlah Guru di tingkat

SMA/K yang telah memiliki NUPTK di seluruh Kab/Kota Provinsi Sumatera Selatan TA.

2015/2016 adalah 19.990 orang, yang terdiri dari 13.699 orang guru di SMA dan 6.291 orang

guru di SMK. Guru SMA yang memiliki kualifikasi DIV/S-1 berjumlah 11.966 orang, yang

terdiri dari 9.098 orang guru di SMA Negeri dan 2.868 orang guru di SMA Swasta,

sedangkan untuk kualifikasi S-2 berjumlah 1.245 orang yang terdiri dari 1.067 orang guru di

SMA Negeri dan 178 orang guru di SMA Swasta. Untuk SMK kualifikasi guru DIV/S-1

berjumlah 5.639 orang, yang terdiri dari 3.553 orang guru di SMK Negeri dan 2.086 orang

guru di SMK Swasta, sedangkan untuk kualifikasi S-2 berjumlah 476 yang terdiri dari 385

orang guru di SMK Negeri dan 91 orang guru di SMK Swasta

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

40.000

45.000

< D1 D1 D2 D3 D4 S1 S2 S3

SD Negeri 8.130 107 4.603 173 29 42.289 508 1

SD Swasta 896 24 171 54 1 2.876 63 1

SMP Negeri 1.201 8 277 156 497 16.514 1029 0

SMP Swasta 794 0 72 53 129 3029 104 1

8.130

107

4.603

173 29

42.289

508 1 896 24 171 54 1

2.876

63 1

1.201

8277

156497

16.514

10290794 0 72 53 129

3029

104 1

Kualifikasi Guru SD, SMP Tahun 2016

Page 54: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 54 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

3.III.7.1 Diagram Kualifikasi Guru Berdasarkan Umur Tahun Pelajaran 2016

III.8. Guru Berprestasi Mengikuti Tingkat Nasional

Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan merupakan salah satu

implementasi Undang-Undnag Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 dan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008. Pendidik yang Berprestasi dan

Berdedikasi dapat dijadikan model atau contoh bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan

lainnya, karena yang bersangkutan mempunyai prestasi yang luar biasa atau melebihi yang

dicapai Pendidik dan Tenaga Kependidikan lain, sehingga berdampak positif bagi

perkembangan pendidikan dan peningkatan mutu dan proses hasil pembelajaran.

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

10000

SLTP SLTA D1 D2 D3 S1 S2 Data Kosong

SMA Negeri 58 17 5 6 139 3.553 385 4

SMA Swasta 130 6 21 15 155 2.086 91 0

SMK Negeri 79 5 5 12 111 9.098 1067 6

SMK Swasta 137 5 16 19 87 2868 178 3

Kualifikasi Guru SMA/K Tahun 2016

Page 55: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 55 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

Selaras dengan kebijaksanaan

pembangunan yang meletakkan

pengembangan Sumber Daya Manusia

(SDM) sebagai prioritas pembangunan

nasional, maka kedudukan dan peran

Guru semakin bermakna strategis dalam

mempersiapkan Sumber Daya Manusia

yang berkualitas dalam menghadapi era

global. Era globalisasi menuntut SDM

yang bermutu tinggi dan siap berkompetisi, baik pada tataran nasional, regional,

maupun internasional. Mendukung hal tersebut pemerintah mengadakan kegiatan guna

mencari figur-figur guru yang berprestasi sehingga dapat berdampak positif sebagai

inspirasi bagi guru-guru yang lainya untuk terus berprestasi. Untuk mengapresiasikan

hal tersebut Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan mengadakan program

pemilihan guru berprestasi baik tingkat daerah maupun tingkat nasional. Pemilihan

Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Provinsi

Sumatera Selatan tahun 2015 dilaksanakan untuk memperoleh Peserta Terbaik (Juara

I) yang akan memakili Provinsi Sumatera Selatan ke Pemilihan Tingkat Nasional. dari

kegiatan tersebut didapati pememenang tingkat daerah berjumlah 32 orang dan 31

orang yang diikutkan ke pemilihan ketingkat nasional. dari hasil di tingkat Nasional 2

orang peserta berhasil meraih peringkat juara 1 Nasional Kepala TU SMK dan juara 3

Nasional guru daerah terpencil.

IV. MENINGKATNYA KUALITAS SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN

Memasuki abad ke- 21 dunia pendidikan di Indonesia menjadi heboh. Kehebohan

tersebut bukan disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan nasional tetapi lebih banyak

disebabkan karena kesadaran akan bahaya keterbelakangan pendidikan di Indonesia. Perasan

ini disebabkan karena beberapa hal yang mendasar. Salah satunya adalah memasuki abad ke-

21 gelombang globalisasi dirasakan kuat dan terbuka. Kemajaun teknologi dan perubahan

yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia

berada di tengah-tengah dunia yang baru, dunia terbuka sehingga orang bebas

membandingkan kehidupan dengan negara lain. Yang kita rasakan sekarang adalah adanya

Page 56: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 56 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

ketertinggalan di dalam mutu pendidikan. Baik pendidikan formal maupun informal. Dan

hasil itu diperoleh setelah kita membandingkannya dengan negara lain. Pendidikan memang

telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk

pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita seharusnya dapat meningkatkan sumber daya

manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia di negara-negara

lain.

Salah faktor yang mendukung keberhasilan program pendidikan dalam proses

pembelajaran yaitu sarana dan prasarana. Prasarana dan sarana pendidikan adalah salah satu

sumber daya yang menjadi tolak ukur mutu sekolah dan perlu peningkatan terus menerus

seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup canggih. Sarana

prasarana adalah salah satu bagian input, sedangkan input merupakan salah satu subsistem.

Sarana prasarana sangat perlu dilaksanakan untuk menunjang keterampilan siswa agar siap

bersaing terhadap pesatnya teknologi. Sarana prasarana merupakan bagian penting yang perlu

disiapkan secara cermat dan berkesinambungan. Melalui berbagai program kegiatan Dinas

Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan selalu berusaha untuk memenuhi hal tersebut seperti

pembuatan laboratorium bagi SMP dan lainnya yang capaiannya dapat dilihat dibawah ini:

Page 57: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 57 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

Indikator Kinerja Capaian Tahun 2016

Satuan Target Realisasi

1 % SMP memiliki

Laboratorium % 85 118,93

2 % SD Memiliki

Perpustakaan % 85 57,99

3 % SMP Memiliki

Perpustakaan % 94 86,49

4 % SD Terakses TIK % 74 46,03

5 % SMP Terakses TIK % 95 97,95

6 Jumlah Sekolah Satu Atap sekolah 34 34

7 % SMA/K memiliki

Laboratorium % 29 100

8 % SMA/K Memiliki

Perpustakaan % 96 75,68

9 % SMA/K terakses TIK % 95 95

Data Dapodik tahun 2016 menyebutkan dari total jumlah 1.162 sekolah SMP, yang

memiliki laboratorium sekitar 1.382 sekolah, yang berarti ada sekitar 220 laboratorium, ini

berarti di satu sekolah itu ada yang memiliki lebih dari 1 laboratorium.

3.IV.1 Diagram Perbandingan Jumlah Sekolah SMP dengan Jumlah Laboratorium Tahun 2016

1.000

1.100

1.200

1.300

1.400

Jumlah sekolah SMP

Jumlah Laboratorium

yang ada

2016 1.162 1.382

1.162

1.382

Perbandingan Sekolah SMP dan Laboratorium

Page 58: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 58 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

Dari jumlah laboratorium yang ada yaitu 1.382 unit, 379 laboratorium dalam kondisi

baik, 815 laboratorium rusak ringan, dan 188 laboratorium kondisi rusak berat. Hal tersebut

perlu menjadi perhatian dari semua pihak guna menjaga kualitas pendidikan di Sumatera

Selatan.

Sedangkan untuk perpustakaan dari 1.162 unit SMP yang ada, yang memiliki

perpustakaan hanya 1.005 unit, ini berarti masih ada kekurangan ruang untuk perpustakaan,

ada yang memang belum memiliki ruang perpustakaan dan juga ruangan guru yang dijadikan

perpustakaan

3.IV.2 Diagram Perbandingan Jumlah Sekolah SMP dengan Jumlah Perpustakaan Tahun 2016

1.162

1.005 Jumlah sekolah SMP

Jumlah Perpustakaan yang ada

Page 59: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 59 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

Berkembangnya era globalisasi menuntut kita untuk berperan serta, saat ini sekolah –

sekolah diharuskan telah terakses dengan TIK guna memudahkan penyampaian data dan

informasi. Pengetian dari TIK adalah singkatan dari Teknologi Informasi Dan Komunikasi

atau jika dalam bahasa Inggris ‘Information and Communication Technologies’, jika di

singkat ‘ICT’ dapat di artikan sebagai payung besar terminologi yang mencakup semua

peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan Informasi. Teknologi informasi dan

komunikasi (TIK) memuat semua teknologi yang berhubungan dengan penanganan

informasi. Penanganan ini meliputi pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan,

penyebaran, dan penyajian informasi. Jadi, TIK adalah teknologi yang berhubungan dengan

pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi.

Sekolah tingkat SMP yang telah terakses TIK sekitar 1240 sekolah atau sekitar 97,95% dari

jumlah sekolah yang ada. Hal tersebut telah mencapai dari target yang telah ditentukan.

Sedangkan untuk tingkat Sekolah Dasar jumlah sekolah yang memiliki persputakaan

berjumlah 2.821 sekolah dari total sekolah tingkat Sekolah Dasar berjumlah 4.864 Sekolah,

hal ini masih jauh dari target yang telah ditentukan dikarenakan masih banyak di sekolah

sekolah pada umumnya Sekolah Dasar yang ruang untuk perpustakaanya masih menjadi satu

dengan ruang lainya seperti ruang guru.

3.IV.3 Diagram Perbandingan Jumlah Sekolah SD dengan Jumlah Perpustakaan Tahun 2016

4.864

2.821 Jumlah sekolah SD

Jumlah Perpustakaan yang ada

Sedangkan untuk jenjang Sekolah Dasar terakses TIK dari target renstra 60% hanya

46,03% sekolah yang terakses TIK atau sekitar 2135 sekolah. Hal ini masih memerlukan

penangan yang serius dari pemerintah, karena hal tersebut merupakan tantangan dalam

penyampaian mutu pendidikan di daerah.

Untuk tingkat SMA/K dari total 1.189 sekolah, yang memiliki perpustakaan sebanyak

647 sekolah atau 54,42% hal tersebut masih sedikit jauh dari target yang telah ditentukan

Page 60: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 60 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

dikarenakan sekolah – sekolah swasta yang ada tidak mempunyai ruang khusus perpustakaan.

Sedangkan untuk sekolah yang memiliki Laboratorium dari 1.189, sekolah kesemuanya telah

memiliki laboratorium, walaupun masih ada sekolah yang menggabungkan laboratorium

IPAnya, dari data dapodik terdapat 1.430 laboratorium di SMA/K, jumlah tersebut lebih

banyak dari jumlah sekolah dikarenakan di sekolah SMK memiliki Laboratorium yang lebih

dari satu.

3.IV.3 Diagram Perbandingan Jumlah Sekolah SMA/K dengan Jumlah Perpustakaan dan Laboratorium Tahun 2016

-200 400 600 800

1.000 1.200 1.400 1.600

Jumlah sekolah SMA/K

Jumlah Perpustakaan

yang ada

Jumlah Laboratorium

yang ada2016 1.189 647 1.430

1.189

647

1.430

Axis

Title

Jumlah Sekolah, Jumlah Perpustakaan dan Jumlah

Laboratorium SMA/K Tahun 2016

B. REALISASI ANGGARAN.

Kebijakan pembangunan pendidikan meliputi 3 Pilar yaitu 1) Peningkatan Pemerataan

dan Perluasan Akses; 2) Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing; 3) Peningkatan tata

kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik program, dan kegiatan yang dilaksanakan pada

tahun anggaran 2016 yang sumber pembiayaannya dari dana APBD Provinsi Sumatera

Selatan melalui DPA meliputi 1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, 2) Program

Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, 3) Program Pendidikan Anak Usia Dini, 4)

Program Pendidikan Dasar, 5) Program Pendidikan Menengah, 6) Program Pendidikan Non

Formal, 7) Program Pendidikan Luar Biasa, 8) Program Peningkatan Mutu Pendidik dan

Tenaga Kependidikan, 9) Program Manajemen Pelayanan Pendidikan, sedangkan anggaran

Dekonsentrasi (APBN) disalurkan melalui DIPA provinsi merupakan pelimpahan

kewenangan yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah provinsi. Anggaran

Dekonsentrasi merupakan pelimpahan, dan penyerahan kewenangan kepada provinsi

memberikan peluang dan kesempatan kepada daerah untuk dapat mengelola kegiatan dan

Page 61: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 61 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

anggaran secara efektif dan efesien. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku pelaksanaan

kegiatan pembangunan melibatkan partisipasi masyarakat sehingga hasilnya pembangunan

dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.

Pelaksanaan otonomi daerah memberikan peran dan kewenangan lebih besar kepada

daerah termasuk dalam urusan pelayanan pendidikan. Kewenangan pemerintah yang

didekonsentrasikan kepada gubernur/provinsi, disalurkan kepada pemerintah daerah sebagai

tugas Kewenangan Dekonsentrasi pada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan

meliputi:

1. Program Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, dengan kegiatan

a. Penyediaan Layanan Kursus dan Pelatihan;

b. Penyediaan Layanan PAUD;

c. Dukungan Manjemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya PAUD dan Dikmas.

2. Pendidikan Dasar dan Menengah, dengan kegiatan :

a. Pendidikan Sekolah Dasar;

b. Pendidikan Sekolah Menengah;

c. Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus;

d. Pembinaan Sekolah Menengah Atas;

e. Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan;

f. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya dari Ditjen

Dikdasmen

3. Guru dan Tenaga Kependidikan, dengan Kegiatan Dukungan Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya dari Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan

4. Sekretariat Jendral, dengan kegiatan Sinkronisasi dan Koordinasi Perencanaan

terpadu Provinsi Sumatera Selatan

Sebagai penerima pelimpahan kewenangan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan

yang bertanggung jawab dalam bidang pendidikan, untuk melakukan pengendalian,

pengawasan serta monitoring dan evaluasi terhadap seluruh program kegiatan. Dinas

Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan telah pada tahun 2016 mendapatkan alokasi anggaran

APBD sebesar Rp. 94.962.700.325, yang dipergunakan untuk Belanja Langsung dan Belanja

Tidak Langsung, dengan penjelasan sebagai berikut :

Page 62: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 62 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

No. Mata Anggaran Pagu Realisasi Sisa

1 Belanja Langsung 56.157.771.375 54.308.549.199 1.849.222.176

2 Belanja Tidak Langsung 38.804.928.950 33.427.758.869 5.377.170.081

Jumlah 94.962.700.325 87.736.308.068 7.226.392.257

Untuk Belanja tidak langsung ( belanja pegawai ) pada tahun 2016 alokasi anggaran

sebesar Rp 56.157.771.375 dan telah terealisasi sebesar Rp 54.308.549.199 atau 96,71%

dan realisasi fisik sebesar 100%

Belanja Langsung (belanja barang/jasa, belanja pegawai dan belanja modal ) untuk

kegiatan pada lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan, alokasi anggaran

sebesar Rp. 94.962.700.325,- telah terealisasi sebesar Rp 87.736.308.068,- atau 92,39 %

untuk realisasi keuangan dan realisasi fisik 100 %, adapun sisa anggaran ( Silva )

sebesar Rp. 7.226.392.257 ( Piutang kegiatan sebesar Rp 3.909.935.850) Adapun

penjelasan realisasi per program kegiatan sebagai berikut :

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Rp. 4.635.955.985,-

2. Program Peningkatan Sarpras Aparatur Rp. 55.265.000,-

3. Program Pendidikan Anak Usia Dini Rp. 118.400.000,-

4. Program Pendidikan Dasar Rp. 5.383.746.200,-

5. Program Pendidikan Menengah Rp. 15.352.117.668,-

6. Program Pendidikan Non Formal Rp. 3.850.644.177,-

7. Program Pendidikan Luar Biasa Rp. 140.033.000,-

8. Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Rp. 1.420.500.310,-

9. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan Rp 2.809.776.206,-

Page 63: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 63 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

Tabel Realisasi capaian serapan keuangan, % keuangan dan % fisik tahun 2016 sebagai

berikut

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Realisasi keuangan

Realisasi (%)

Realisasi (Rp) Realisasi Fisik (%)

1 2 3 4 5 6

I Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

4.635.955.985 92,69 4.297.276.308 100,00

1 Penyediaan jasa surat menyurat

29.500.000 100,00 29.500.000 100,00

2 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik

2.184.280.985 94,28 2.059.444.233 100,00

3 Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor

100.000.000 99,68 99.675.000 100,00

4

Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional

530.175.000 76,54 405.769.925 100,00

5 Penyediaan jasa administrasi keuangan

91.800.000 93,46 85.800.000 100,00

6 Penyediaan alat tulis kantor

155.000.000 99,29 153.903.600 100,00

7 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan

65.000.000 100,00 65.000.000 100,00

8

Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor

55.000.000 100,00 55.000.000 100,00

9 Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan

21.600.000 100,00 21.600.000 100,00

10 Penyediaan makanan dan minuman

137.000.000 99,71 136.600.000 100,00

11 Penyediaan Jasa Pendukung Administrasi Teknis/Perkantoran

722.400.000 97,33 703.100.000 100,00

12 Penyediaan Jasa Tutor SKJ 13.200.000 100,00 13.200.000 100,00

Page 64: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 64 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Realisasi keuangan

Realisasi (%)

Realisasi (Rp) Realisasi Fisik (%)

1 2 3 4 5 6

13 Dokumentasi dan Publikasi

90.000.000 99,61 89.645.000 100,00

14 Koordinasi dan Konsultasi Ke Dalam Daerah, Ke Luar Daerah dan Luar Negeri

335.000.000 81,62 273.438.550 100,00

15 Penyediaan Buletin Informasi Pendidikan

106.000.000 99,62 105.600.000 100,00

II Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

206.000.000 26,83 55.265.000 100,00

16 Pengadaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor

56.000.000 98,69 55.265.000 100,00

17 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

150.000.000 0,00 0 100,00

III Program Pendidikan Anak Usia Dini

118.400.000 100,00 118.400.000 100,00

18 Pembinaan Guru Honor TK 68.900.000 100,00 68.900.000 100,00

19 Pengembangan dan Pembinaan Rumah Pintar Jakabaring

49.500.000 100,00 49.500.000 100,00

IV Program Pendidikan Dasar

5.420.031.900 99,33 5.383.746.200 100,00

20 Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan Inklusif

7.883.000 100,00 7.883.000 100,00

21 Pembinaan Kesiswaan Dikdas

1.235.000.000 97,70 1.206.563.900 100,00

22 Pemberdayaan SLB 1.898.811.600 99,59 1.890.962.000 100,00

23 Pembinaan dan Pengembangan UKS

3.000.000 100,00 3.000.000 100,00

24 Pembinaan Ujian Akhir SD/MI

2.275.337.300 100,00 2.275.337.300 100,00

Page 65: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 65 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Realisasi keuangan

Realisasi (%)

Realisasi (Rp) Realisasi Fisik (%)

1 2 3 4 5 6

V Program Pendidikan Menengah

18.819.432.000 81,58 15.352.117.668 100,00

25 Pembangunan gedung sekolah

1.550.000.000 15,11 234.222.100 100,00

26 Pengadaan Peralatan Pendidikan untuk SMA/MA/SMK

3.900.000.000 97,85 3.816.185.000 100,00

27 Pengadaan, Pemeliharaan Peralatan Praktik Teknik Perbengkelan

148.811.000 99,70 148.361.700 100,00

28

Penyelenggaraan Akreditasi dan Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS)

50.000.000 100,00 50.000.000 100,00

29 Pekan Iptek dan Informasi bagi guru dan siswa se Sumatera Selatan

64.000.000 97,73 62.550.000 100,00

30 Optimalisasi Pemberdayaan UPTD Graha Teknologi

191.150.000 98,63 188.540.500 100,00

31 Pembinaan dan Pengembangan Berprestasi

3.071.902.000 96,84 2.974.746.300 100,00

32 Rehabilitasi Sedang/Berat UPTD Graha Teknologi

2.000.000 100,00 2.000.000 100,00

33 Pembinaan dan Pengembangan SMP - SMA Olahraga Sriwijaya

7.038.000.000 77,44 5.450.144.500 100,00

34 Lomba/Festival Pemanfaatan ICT utuk Pembelajaran

111.480.000 88,25 98.376.600 100,00

35 Pengadaan sarana UPTD Graha Teknologi

143.000.000 81,33 116.307.100 100,00

Page 66: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 66 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Realisasi keuangan

Realisasi (%)

Realisasi (Rp) Realisasi Fisik (%)

1 2 3 4 5 6

36 Pembinaan SMK Sumatera Selatan

1.217.000.000 88,77 1.080.310.162 100,00

37 Penyempurnaan Sarana Prasarana UPTD Balai Tekkom

193.069.000 96,03 185.400.000 100,00

38 Pengembangan Pemanfaatan TIK untuk Pendidikan

111.120.000 98,49 109.440.006 100,00

39 Penyelengaraan Lomba / Festival Graha Teknologi

188.090.000 85,83 161.437.000 100,00

40 Peningkatan Mutu Berbasis IT

292.500.000 93,95 274.799.200 100,00

41 Pelatihan Guru SMK Berbasis IT

7.500.000 100,00 7.500.000 100,00

42 Pelaksanaan Ujian Kompetensi

234.000.000 90,83 212.553.650 100,00

43 Evaluasi Program Kuliah Gratis

305.810.000 58,61 179.243.850 100,00

VI Program Pendidikan Non Formal

4.834.756.100 79,65 3.850.644.177 100,00

44 Pekan Olah Raga Pelajar 2.373.733.600 64,57 1.532.816.957 100,00

45 Pengadaan Sarana dan Prasarana UPTD BP3NFI

172.000.000 66,78 114.861.220 100,00

46 Pengembangan Model Pendidikan Non Formal (BP3NFI)

41.400.000 51,69 21.400.000 100,00

47 Pembinaan dan Kreatifitas Seni Budaya

1.850.000.000 98,89 1.829.387.500 100,00

48 Seleksi dan Identifikasi Bakat dan Olahraga Siswa

195.000.000 96,15 187.486.000 100,00

49 Pengembangan Bakat Olahraga

170.500.000 77,75 132.570.000 100,00

50 Pembinaan dan Pengembangan Tutor PNF

12.207.500 100,00 12.207.500 100,00

51 Pembinaan Akreditasi PNF 19.915.000 100,00 19.915.000 100,00

Page 67: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 67 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran

(Rp)

Realisasi keuangan

Realisasi (%)

Realisasi (Rp) Realisasi Fisik (%)

1 2 3 4 5 6

VII Program Pendidikan Luar Biasa

181.000.000 77,37 140.033.000 100,00

52 Pembinaan Kesiswaan SLB 181.000.000 77,37 140.033.000 100,00

VIII Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

1.587.345.000 89,49 1.420.500.310 100,00

53 Peningkatan Kualifikasi Pendidik

101.450.000 40,15 40.732.510 100,00

54

Pemilihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi

1.305.895.000 92,95 1.213.800.800 100,00

55 Pengembangan Kurikulum 180.000.000 92,20 165.967.000 100,00

IX Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

3.002.007.965 93,60 2.809.776.206 100,00

56 Pembinaan Dewan Pendidikan

385.000.000 96,93 373.192.197 100,00

57 Penerapan sistem dan informasi manajemen pendidikan

231.105.350 97,10 224.407.000 100,00

58 Monitoring, evaluasi dan pelaporan

252.133.265 81,16 204.640.679 100,00

59 Manajemen Pengadaan Barang dan Jasa

114.280.000 96,09 109.815.000 100,00

60 Pembinaan Kreatifitas Siswa (Lomba Cerdas Cermat)

245.000.000 98,89 242.275.000 100,00

61 Pendidikan Untuk Semua 63.420.000 97,24 61.670.000 100,00

62 Perencanaan dan Penyusunan Program Bidang Pendidikan

221.280.350 91,10 201.590.900 100,00

63 Pengadaan Ijazah 1.225.500.000 96,34 1.180.698.980 100,00

Page 68: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 68 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

No Program/Kegiatan Pagu Anggaran (Rp)

Realisasi keuangan

Realisasi (%)

Realisasi (Rp) Realisasi Fisik (%)

64 Evaluasi dan Pembinaan Sekolah Gratis

147.689.000 67,81 100.150.000 100,00

65 Evaluasi dan Pembinaan Beasiswa Kemitraan

116.600.000 95,49 111.336.450 100,00

Jumlah : 65 kegiatan 38.804.928.950 86,14 33.427.758.869 100,00

B. APBN Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan pada tahun anggaran 2016 mendapat

alokasi dana APBN Dekonsentrasi sebesar Rp. 18.223.934.000,- yang terdiri dari 4 (empat)

Program kegiatan, antara lain :

1. Program PAUD dan Pendidikan Masyarakat Rp. 2.108.158.000,-

2. Program Pendidikan Dasar dan Menengah Rp. 14.836.684.000,-

3. Program Guru dan Tenaga Kependidikan Rp. 970.572.000,-

4. Program Sekretariat Jenderal Rp. 308.520.000,-

Dengan dengan penjelasan sebagai berikut :

NO Kode

Kegaiatan NAMA KEGIATAN

ALOKASI KEUANGAN ( % )

FISIK

ANGGARAN ( Rp ) ( % )

PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 14.836.684.000 12.868.731.128 86,74% 100,00%

1 2000 Pembinaan Sekolah Menengah Pertama

2.257.342.000 2.136.169.580 94,63% 100,00%

2 2003 Pembinaan Sekolah Dasar

1.974.208.000 1.610.572.100 81,58% 100,00%

3 2005

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah

1.026.830.000 776.599.898 75,63% 100,00%

4 5626 Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus

731.386.000 605.811.000 82,83% 100,00%

5 5627 Pembinaan Sekolah Menengah Atas

4.797.159.000 4.430.743.500 92,36% 100,00%

6 5628 Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

4.049.759.000 3.308.835.050 81,70% 100,00%

Page 69: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 69 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

NO Kode

Kegaiatan NAMA KEGIATAN

ALOKASI KEUANGAN ( % )

FISIK

ANGGARAN ( Rp ) ( % )

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN

DIKMAS 2.108.158.000 1.664.736.610 78,97% 93,33%

7 2015 Penyediaan Layanan

Kursus dan Pelatihan 188.784.000 162.363.000 86,00% 100%

8 2016 Penyediaan Layanan

Paud 1.084.100.000 1.015.803.000 93,70% 100%

9 2019

Dukungan

Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas

Teknis Lainnya

PAUD dan Dikmas

835.274.000 486.570.610 58,25% 80%

GURU DAN TENAGA

KEPENDIDIKAN 231.804.000 227.036.300 97,94% 100%

10 5635

Dukungan

Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas

Teknis Lainnya

Ditjen Guru dan

Tenaga Kependidikan

970.572.000 867.140.500 97,94% 100%

SEKRETARIAT JENDERAL 1.884.653.000 1.522.735.210 80,80% 100%

11 1984

Peningkatan

Pelayanan Prima

dalam Perencanaan,

Penganggaran dan

Kerja Sama Luar

Negeri

308.520.000 290.892.200 97,94% 100%

Page 70: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 70 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

PENUTUP

Peran pendidikan dalam petumbuhan ekonomi akan terlihat ketika penambahan tenaga

kerja yang memiliki produktivitas tinggi, tenaga kerja produktivitas hasil pendidikan yang

baik akan melahirkan peningkatan keluaran atau output dengan demikian pendidikan

mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Secara khusus pendidikan berperan

penting dalam pertumbuhan industri, sebagai penggerak pendidikan menghasilkan tenaga

kerja yang lebih terampil, proses kerja yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan

produktivitas dan nilai tambah. Melalui pendidikan di harapkan dapat membentuk manusia

yang berkualitas sebagaimana dicita-citakan.

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan melalui Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera

Selatan terus berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Masih banyak aspek yang perlu

penanganan khusus dan kerjasama antara pemerintah daerah dan provinsi terutama dalam

peningkatan sarana dan prasaran penunjang seperti keberadaan Laboratorium dan

Perpustakaan yang masih kurang di banyak sekolah.

Perlunya pemerataan sebaran guru di 17 Kab/Kota terutama guru PNS, karena

didapati ketimpangan jumlah guru antar sekolah di semua daerah yang dapat memperlambat

laju percepatan mutu dan kualitas pendidikan di Sumatera Selatan. Kesulitan akses untuk

mencapai sekolah dan kualitas sekolah yang tidak memadai menjadi penyebab utama baik

dari guru untuk bertugas didaerah, maupun siswa yang akan bersekolah.

4

Page 71: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 71 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

Implementasi dari kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah dalam bidang

pendidikan bukan hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat maupun Pemerintah

Provinsi, maupun Pemerintah Kabupaten/ Kota tetapi juga menjadi tanggung jawab

masyarakat untuk secara bersama-sama mengembangkan pendidikan. Dengan demikian

keberhasilan pendidikan bukanlah keberhasilan pemerintah semata tetapi keberhasilan

bersama sehingga semua masalah yang muncul dalam pendidikan harus dicari solusinya

bersama-sama dan menjadi tanggung jawab bersama.

Demikian laporan kami semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya

Kepala Dinas Pendidikan

Provinsi sumatera selatan,

Drs. Widodo, M.Pd.

Pembina Utama Muda / IV.c

NIP 19620728 199203 1002

Page 72: DAFTAR ISI - disdik.sumselprov.go.iddisdik.sumselprov.go.id/wp-content/uploads/2016/01/Lakip-2016-isi-cetak.pdf · hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk

Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 72 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016

LAMPIRAN