daftar isi -...
TRANSCRIPT
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 1 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 2
I. LATAR BELAKANG ........................................................................................................ 2
II. TUGAS POKOK DAN FUNGSI ....................................................................................... 4
PERENCANAAN KINERJA ....................................................................................................... 6
VISI ........................................................................................................................................ 6
MISI ....................................................................................................................................... 6
TUJUAN ................................................................................................................................ 7
3 AKUNTABILITAS KINERJA ................................................................................................ 13
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI .......................................................................... 13
I. MENINGKATNYA AKSES PELAYANAN PENDIDIKAN............................... 14
II. GURU BERKUALIFIKASI .................................................................................... 48
B. REALISASI ANGGARAN. ......................................................................................... 60
PENUTUP................................................................................................................................ 70
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 2 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah mengarahkan bahwa pelaksanaan pemerintahan harus berdayaguna, berhasil
guna, bersih dan bertanggung jawab. Pelaksanaan lebih lanjut didasarkan atas Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Repulik Indonesia
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja
dan Tata Cara Reviu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan Perjanjian Kinerja.
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah perwujudan kewajiban suatu
instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan visi dan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan melalui alat pertanggung jawaban secara periodik.
Pemerintah telah menetapkan pembangunan pendidikan menjadi salah satu prioritas
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2013-2018,
pendidikan merupakan instrumen penting dalam pembangunan ekonomi dan sosial.
Pendidikan diharapkan dapat mendukung upaya mengentaskan kemiskinan, meningkatkan
keadilan dan kesetaraan gender, serta memperkuat nilai-nilai budaya. Pendidikan yang
relevan dan berkualitas memainkan peran penting untuk meningkatkan daya saing regional,
1
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 3 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
hal ini menuntut pendidikan agar mampu melengkapi lulusannya untuk memiliki ketrampilan
teknis, dan kemampuan berfikir analitis, berkomunikasi serta bekerjasama dalam tim.
Pendidikan erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Industri yang
maju dan ekonomi yang berkembang karena ditunjang tingkat pendidikan yang tinggi dari
masyarakatnya. Demikian juga
penduduk miskin suatu daerah juga
dipengaruhi oleh rendahnya tingkat
pendidikan. Pendidikan mampu
meningkatkan produktivitas tenaga kerja
melalui peningkatan pengetahuan dan
ketrampilan. Apabila masyarakat
memiliki pengetahuan dan ketrampilan
akan meningkatkan penghasilan,
akhirnya penghasilan yang tinggi akan
mendorong pertumbuhan ekonomi dan menurunkan angka kemiskinan.
Guna mewujudkan hal tersebut diatas Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan
dituntut selalu melakukan pembenahan kinerja. Pembenahan kinerja diharapkan mampu
meningkatkan peran serta fungsi Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan.
Dalam perencananan pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Selatan capaian,
tujuan dan sasaran pembangunan yang dilakukan tidak hanya mempertimbangkan visi
dan misi daerah, melainkan kondisitasnya dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai
pada lingkup pemerintahan Kota, Provinsi dan Nasional.
Terwujudnya suatu tata pemerintahan yang baik dan akuntabel merupakan
harapan semua pihak. Berkenaan harapan tersebut diperlukan pengembangan dan
penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate
sehingga penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dapat berlangsung secara
berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari korupsi,
kolusi dan nepotisme (KKN). Sejalan dengan pelaksanaan UndangRundang Nomor 28
tahun 1999 tentang penyelenggaran negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi
dan nepotisme, maka di terbitkan Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 Tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Salah satu pasal dalam undang-
undang tersebut menyatakan bahwa azas-azas umum penyelenggaraan negara meliputi
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 4 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
kepastian hukum, azas tertib penyelenggaraan negara, azas kepentingan umum, azas
keterbukaan, azas proporsionalitas dan profesionalitas serta akuntabilitas. Azas
akuntabilitas adalah setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara
harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang
kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang
berlaku
Sehubungan dengan hal tersebut, Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan
diwajibkan untuk menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP). Penyusunan
LKIP Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan tahun 2015 yang dimaksudkan sebagai
perwujudan akuntabilitas penyelenggaraan kegiatan yang dicerminkan dari pencapaian
kinerja, visi, misi, realisasi pencapaian indikator kinerja utama dan sasaran dengan target
yang telah ditetapkan.
II. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 7 tahun 2010
tentang Perubahan atas Peraturan Daerah nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Dinas-Dinas Propinsi Sumatera Selatan dan Peraturan Gubernur Sumatera Selatan
nomor: 33 Tahun 2010 tentang Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera
Selatan, dimana Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Selatan mempunyai tugas,
yaitu : “Melaksanakan kewenangan desentralisasi dan tugas dekonsentrasi di bidang
pendidikan dan kebudayaan”, sedangkan fungsi dari Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera
Selatan adalah
1. Menetapkan kebijakan tentang penerimaan siswa dan mahasiswa baru dari
masyarakat minoritas, terbelakang dan atau tidak mampu;
2. Penyediaan bantuan pengadaan buku pelajaran pokok/modul pendidikan anak usia
dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan luar sekolah, pendidikan
kualifikasi dan sertifikasi guru;
3. Penyediaan dukungan/bantuan dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi selain
pengaturan kurikulum, akreditasi dan pengangkatan tenaga akademis;
4. Penyelenggaraan Kebijakan Dinas Pendidikan dalam upaya Peningkatan Mutu dan
Kesejahteraan Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
5. Pertimbangan Pembukaan dan Penutupan Perguruan Tinggi;
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 5 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
6. Penyelenggaraan Sekolah Luar Biasa dan balai pelatihan dan atau guru;
7. Penyelenggaraan kajian sejaharah dan nilai tradisional, serta pengembangan kesenian,
bahasa dan budaya daerah;
8. Pembinaan Unit Pelaksana Teknis Daerah;
9. Pembinaan Kelompok Jabatan Fungsional;
10. Pembinaan Sekolah Luar Biasa Negeri Pembina;
11. Pembinaan SMP/SMA Olahraga Negeri Sriwijaya;
12. Pengkoordinasian kegiatan UPTD Pusat (Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan,
Balai Arkeologi dan Balai Bahasa) Sumatera Selatan;
13. Pengkoordinasian kegiatan penyelenggaraan pendidikan pada pada Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota;
14. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugans dan
fungsinya.
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi dimaksud sesuai dengan Perda Nomor 33
tahun 2010, Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan mempunyai unsur pelaksana,
sebagai berikut :
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 6 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
PERENCANAAN KINERJA
Perencanaan kinerja (performance planning)
merupakan suatu hal yang penting bagi
terselenggaranya manajemen kinerja (performance
management) yang baik. Untuk tujuan ini,
perencanaan kinerja menjadi suatu hal yang cukup
kritikal yang harus dijadikan fokus perhatian oleh
manajemen. Sejalan dengan hal tersebut Dinas
Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan dalam
melaksanakan tugas dan fungsi sebagai salah satu instansi sector publik mempunyai Rencana
Strategis (Renstra) 2013 – 2018 yang berorientasi pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Selatan tahun 2013 – 2018 yang ingin dicapai
selama lima tahun, dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau
mungkin timbul. Visi dan Misi merupakan panduan yang memberikan arah dan panduan
kedepan sebagai dasar acuan dalam menjalankan tugas dan fungsi dalam mencapai sasaran
dan target yang ditetapkan.
Dalam melaksanakan prioritas pembangunan, salah satu pilar pembangunan di
Sumatera Selatan adalah pembangunan sumber daya manusia yang berarti peningkatan
kualitas sumber daya manusia merupakan suatu upaya strategis yang harus dilakukan.
Mencermati kondisi sebagaimana diutarakan di atas, Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera
Selatan menetapkan visi dan misi pendidikan nasional untuk jangka menengah maupun
jangka pendek.
VISI
“Mewujudkan Layanan pendidikan inklusif dan berkualitas guna membentuk generasi
yang berkarakter”
MISI
1. Meningkatkan kualitas layanan dan reformasi birokrasi pendidikan;
2. Meningkatkan layanan pendidikan yang bermutu untuk semua jenjang tanpa
diskriminasi;
2
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 7 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
3. Memantapkan wajib belajar pendidikan 12 tahun dan merintis wajib belajar 16 tahun;
4. Meningkatkan kualitas dan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan.
TUJUAN 1. Meningkatkan kualitas layanan dan reformasi birokrasi pendidikan
a. Memberikan layanan administrasi dan informasi pendidikan
b. Membangun birokrasi yang transparan dan akuntabel
2. Meningkatkan layanan pendidikan yang bermutu untuk semua tanpa diskriminasi
a. Memperluas akses pendidikan di semua jenjang pendidikan
b. Meningkatkan kualitas hasil pendidikan di semua jenjang pendidikan
c. Meningkatkan akuntabilitas dan tatakelola pendidikan
3. Memantapkan wajib belajar 12 tahun dan merintis wajib belajar 16 tahun
a. Meningkatkan layanan program sekolah gratis
b. Melaksanakan rintisan program kuliah gratis
4. Meningkatkan kualitas dan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan
a. Meningkatkan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan
b. Meningkatkan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan
c. Memberikan penghargaan dan perlindungan terhadap pendidik dan tenaga
kependidikan
Untuk mencapai tujuan tersebut langkah selanjutnya adalah menetapkan bagaimana hal
tersebut akan dicapai, untuk itu Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan juga telah
menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang akan digunakan dalam periode waktu tahun
2013-2018 sesuai periode Renstra. IKU Dinas Pendidikan Meliputi : (IKU selengkapnya
terdapat pada lampiran)
Tujuan :
1. Terwujudnya pendidikan disemua jenjang
2. Tercapainya kualitas pendidikan di Provinsi Sumsel
3. Terwujudnya sarana dan prasarana berbasis IT sampai dengan 2018
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 8 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
Indikator Tujuan
1. Angka partisipasi pendidikan sampai dengan 2018
2. Angka melanjutkan pendidikan sampai dengan 2018
3. Angka fasilitas penunjang pendidikan sampai dengan 2018
Indikator kinerja Utama (IKU) merupakan alat ukuran keberhasilan dari suatu tujuan
dan sasaran strategis organisasi. Tujuan Penetapan Indikator Kinerja Utama yaitu:
1. Untuk memperoleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam
menyelenggarakan manajemen kinerja secara baik;
2. Untuk memperoleh ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan dan sasaran
strategis organisasi yang digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan
akuntabilitas kinerja.
Membuat "rencana kinerja" berarti membuat rencana mengenai outcome yang akan
dihasilkan oleh organisasi. Rencana yang hanya berfokus mengenai penggunaan input,
pemilihan kegiatan, dan output yang akan dibuat, baru merupakan "rencana kerja". lnstansi
pemerintah belum disebut berkinerja sebelum dapat menunjukkan keberhasilan pencapaian
outcome-nya. Namun demikian, outcome mungkin baru bisa dicapai setelah beberapa tahun
kemudian. Sehingga instansi pemerintah mungkin baru benar-benar bisa menunjukkan
keberhasilan kinerjanya setelah beberapa tahun kemudian. Untuk hal seperti ini, instansi
pemerintah harus mampu menunjukkan hubungan antara output-output dan aktivitas yang
telah dikerjakan setiap tahunnya dengan kinerja yang baru akan diperoleh di masa yang akan
datang. Kapan kinerja tersebut dapat dicapai juga sudah harus direncanakan sejak awal.
Apabila ha1 tersebut telah dipenuhi, instansi pemerintah tersebut telah dapat menyatakan
output dan kegiatan tahunannya sebagai kinerja sementara dalam rangka mencapai kinerja
sesungguhnya beberapa tahun kemudian.
Berkaitan dengan hal di atas, Dinas Pendidikan membuat perjanjian kinerja tahun
2015. Perjanjian Kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen pimpinan yang
merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam
rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya.
Tujuan khusus perjanjian kinerja antara lain adalah untuk meningkatkan akuntabilitas,
transparansi, dan kinerja aparatur sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah
dengan pemberi amanah sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 9 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
dan sasaran organisasi, menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar pemberian reward atau
penghargaan dan punishment atau sanksi.
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 10 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 11 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
Dalam rangka pencapaian perjanjian kinerja Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera
Selatan pada tahun 2016 ini Dinas Pendidikan dalam mewujudkan pembangunan pendidikan
di Sumatera Selatan ditempuh melalui program-program dan kegiatan-kegiatan sebagaimana
tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2016 dengan rincian
sebagai berikut :
Program kegiatan :
APBD
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
3. Program Pendidikan Dasar
4. Program Pendidikan Menengah
5. Program Pendidikan Non Formal
6. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
7. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 12 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
APBN
1. Program Pendidikan dasar dan menegah ( Dikdasmen );
2. Program Guru dan Tenaga Kependidikan ( GTK );
3. Program PAUD Dan Dikmas
4. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya ( Sekjen ).
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 13 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
3 AKUNTABILITAS KINERJA
Sesuai dengan Permenpan nomor 53 tahun 2014 bahwa laporan kinerja merupakan
bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap
instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam
penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan
(disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja. Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016 ini disusun
untuk memberikan informasi kinerja yang terukur kepada mandat atas kinerja yang telah dan
seharusnya dicapai dalam pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan,
sasaran, dan kebijakan yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016 dan RENSTRA Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera
Selatan Tahun 2013 – 2018.
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Secara umum capaian kinerja Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan tahun 2016
cukup memuaskan dan disajikan pula informasi kinerja pembangunan pendidikan lainnya
yang telah dicapai Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan sampai dengan Tahun 2016.
Dalam pelaksanaan proses pendidikan ada dua hal yang sangat mendasar yaitu yang
Pertama terkait dengan akses untuk mendapatkan layanan pendidikan yang mana akses
tersebut dipengaruhi oleh ketersediaan anggaran dan keterjangkauan akses pelayanan.
Beberapa kebijakan telah diambil dalam peningktan akses pendidikan, antara lain : adanya
program BOS untuk pendidikan dasar dan menengah, Program Sekolah Gratis ( PSG ) dan
pada tahun 2016 serta Program Kuliah Gratis ( PKG ) bagi siswa yang tidak mampu. Kedua
terkait dengan kualitas pendidikan dalam hal ini sangat dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu
Kualifikasi guru, Kurikulum pembelajaran serta sarana prasarana sekolah. Beberapa
kebijakan dan program yang telah ditetapkan antara lain pendidikan dan pelatihan guru
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 14 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
berkelanjutan dalam peningkatan kopentensi bagi guru, penetapan kurikulum 2013 dan
rehabilitasi sekolah yang rusak, serta pengadaan unit sekolah baru sekolah yang rusak.
Melalui penerapan kurikulum 2013 secara bertahap dan menyeluruh, tahun ajaran 2015/2016
merupakan momentum untuk meningkatkan kapasitas dan profesional guru, kepala sekolah
dan pengawas selain juga merupakan momentum untuk melakukan penataan sistem
perbukuan pelajaran. Melalui Undang – Undang 23 tahun 2014, tentang pemerintahan daerah
terkait pembangian kewenangan untuk pendidikan, sehingga diharapkan awal yang baik
untuk meningkatkan kapasitas dan profesional guru dan tenaga kependidikan khususnya
untuk sekolah tingkat menengah.
Sesuai dengan perjanjian kinerja yang telah dijelaskan pada Bab 2, Dinas Pendidikan
Provinsi Sumatera Selatan memiliki 4 (empat) sasaran utama yang yang diantaranya menjadi
fokus penyajian Laporan Kinerja Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan, yang
kesemuanya dijelas kan satu persatu di bawah ini:
I. MENINGKATNYA AKSES PELAYANAN PENDIDIKAN
Dengan disepakatinya sasaran kerja diatas bertujuan untuk memperluas akses di
semua jalur dan jenjang pendidikan, serta meningkatkan pelaksanaan pendidikan inklusif
ramah anak, meningkatkan kualitas disemua jalur dan jenjang pendidikan dan meningkatkan
pemanfaatan teknologi informasi. Indikator keberhasilan untuk sasaran diatas diuraikan di
bawah ini:
3.1 Peta Penduduk Miskin di Sumsel tahun 2013
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 15 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
I.1. Angka Partisipasi Kasar (APK) SD
Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah angka perbandingan antara jumlah siswa pada
jenjang pendidikan tertentu dengan penduduk kelompok usia sekolah dan dinyatakan dalam
persentase. Makin tinggi APK berarti makin banyak anak usia sekolah yang bersekolah
disuatu daerah, atau makin banyak anak usia tertentu bersekolah di tingkat pendidikan
tertentu. Nilai APK bisa lebih besar dari 100% karena ada beberapa faktor yamg
mempengaruhi, seperti : usia siswa di luar usia resmi sekolah, siswa berasal dari daerah lain,
daerah perkotaan atau daerah perbatasan. Angka Partisipasi Kasar SD/MI adalah
perbandingan jumlah siswa tingkat SD dengan jumlah penduduk usia 7 – 12 tahun di
Sumatera Selatan. APK ini digunakan untuk mengetahui banyaknya anak yang bersekolah
disuatu jenjang pendidikan. Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan
capaian sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut:
3.I.1 Tabel Angka Partisipasi Kasar tahun 2016
Indikator Kinerja Capaian Tahun 2015/2016
Satuan Target Realisasi %
1 APK SD/MI % 111,80% 109,88% 98,33%
Jumlah Siswa Tingkat SD TA.2015/2016 di seluruh Kab/Kota Provinsi Sumatera Selatan
adalah 941.439 orang siswa, terdiri dari 875.344 bersekolah di SD Negeri dan 66.095 orang
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 16 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
siswa di SD Swasta dari jumlah penduduk usia 7 – 12 tahun yang ada di Sumsel sebanyak
856.393 orang.
3.I.1 Diagram Angka Partisipasi Kasar SD/MI Tahun 2016
108,50109,00109,50110,00110,50111,00111,50112,00
Target 2016 Realisasi 2016APK SD/MI 111,80 109,88
111,80
109,88
APK SD/MI Tahun Pelajaran 2015/2016
Target 2016
Realisasi 2016
Jika dibandingkan dengan capaian APK tahun 2015, maka capaian APK tahun 2016
ini mengalami penurun, berikut tabel APK tahun 2015 dan 2016
3.I.2 Tabel Angka Partisipasi Kasar ( APK ) SD/MI Tahun 2015 s.d 2016
No Indikator Kinerja Capaian Tahun 2015 dan 2016
Satuan Target Realisasi %
1 APK SD/MI Tahun 2015 % 111,20% 111,19% 99,99%
2 APK SD/MI Tahun 2016 % 111,80% 109,88% 98,33%
3.I.2 Diagram Angka Partisipasi Kasar ( APK ) SD/MI Tahun 2015 s.d 2016
108,50
109,00
109,50
110,00
110,50
111,00
111,50
112,00
Target 2015
Realisasi 2015
Target 2016
Realisasi 2016
APK SD 111,20 111,19 111,80 109,88
111,20 111,19
111,80
109,88
APK SD Tahun 2015 dan 2016
Target 2015
Realisasi 2015
Target 2016
Realisasi 2016
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 17 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
Penurunan APK tahun 2016 ini disebabkan oleh prediksi usia siswa yang seharusnya
masih di jenjang SD sudah masuk ke jenjang SMP, mutasi siswa dari daerah ke daerah,
sehingga mempengaruhi persentase APK SD/MI untuk tahun 2016.
I.2. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI
Angka Partisipasi Murni (APM) adalah angka perbandingan antara jumlah penduduk
usia sekolah yang bersekolah pada jenjang pendidikan tertentu dengan penduduk usia sekolah
yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase. Makin tinggi APM berarti makin banyak anak
usia sekolah yang bersekolah disuatu daerah, nilai ideal APM = 100%, bila lebih besar dari
100% berarti adanya siswa usia sekolah dari luar daerah bersekolah di daerah tersebut,
diperbolehkannya mengulang disetiap tingkat, daerah perkotaan atau daerah perbatasan. Jika
dilihat dari jumlah penduduk usia 7 – 12 tahun sebanyak 856.393 orang pada tahun 2016
sedangkan jumlah siswa berusia 7 – 12 tahun yang bersekolah ditingkat SD berjumlah
941.439 siswa sehingga didapati angka partisipasi murni siswa SD/MI adalah 93,83%, jika
dilihat dari persentasi maka nilai APM SD tidak sesuai dengan target tahun 2016 yaitu
101,00%, hal ini dikarenakan perbandingan jumlah siswa yang bersekolah lebih banyak dari
penduduk siswa usia 7 – 12 tahun, dimana jumlah penduduk usia 7 – 12 tahun adalah 856.393
orang dan jumlah siswa 941.
3.I.2.1 Tabel Angka Partisipasi Murni ( APM ) SD/MI tahun 2015 s.d 2016
Tahun Indikator Target ( % ) Realisasi ( % )
2015 % APM SD 99,00 92,70
2016 % APM SD 101,00 99,96
3.I.2.1 Diagram Angka Partisipasi Murni ( APM ) SD/MI Tahun 2015 s.d 2016
88,0090,0092,0094,0096,0098,00
100,00102,00
Target 2015
Realisasi 2015
Target 2016
Realisasi 2016
APM SD 99,00 92,70 101,00 99,96
99,00
92,70
101,00 99,96
APM SD Tahun 2015 s.d 2016
Target 2015
Realisasi 2015
Target 2016
Realisasi 2016
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa realisasi untuk tahun 2016 tidak memenuhi
target yang ditentukan, hal ini dikarenakan masih ada siswa yang bersekolah tidak sesuai
dengan usia pada jenjeng pendididikannya, dimana untuk SD jenjang usia sekolahanya antar
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 18 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
7-12 tahun sedangnya masih ada siswa SD yang bersekolah di bawah umur 7 tahun dan lebih
dari 12 tahun
I.3. APK (angka partisipasi kasar) SMP/MTs
3.I.3.1 Tabel Angka Partisipasi Kasar ( APK ) SMP/MTs tahun 2015 s.d 2016
Tahun Indikator Target ( % ) Realisasi ( % )
2015 % APK SMP 90,00 91,50
2016 % APK SMP 94,00 83,24
Seperti terlihat tabel diatas untuk realisasi angka partisipasi kasar pada tahun 2016
tidak sesuai dengan target yang ditentukan dan APK tahun 2016 mengalami penurunan dari
tahun 2015, hal ini dikarenakan prediksi siswa yang bersekolah sesuai antara usia dan
jenjangnya tidak sesuai, dimana jenjang SMP seharusnya 13-15 tahun, tetapi masih ada siswa
yang sekolah dibawah usia 13 tahun dan diatas 15 tahun, ini lah dasar yang mempengaruhi
realisasi APK SD, dimana jumlah siswa SMP saat ini berjumlah 346.292 orang siswa, terdiri
dari 279.086 orang siswa di SMP Negeri dan 67.206 orang siswa di SMP Swasta terdiri dari :
- Jumlah Siswa SMP Tingkat 7 berjumlah 121.790 orang
- Jumlah Siswa SMP Tingkat 8 berjumlah 116.198 orang
- Jumlah Siswa SMP Tingkat 9 berjumlah 108.304 orang.
Sedangkan jumlah penduduk untuk usia 13 – 15 th pada tahun 2016 berjumlah sekitar
279.279 orang. Jika dibagikan dengan jumlah siswa SMP berjumlah 416.026 orang maka
didapati angka partisipasi kasar untuk tingkat SMP sekitar 83,24% dari jumlah penduduk
yang berarti masih ada sekitar 16,76% lagi siswa yang bersekolah tidak sesuai usia
jenjangnya, dimana di bawah umur 13 tahun ada 12.997 dan diatas 15 tahun atau sekitar
54.016 yang tersebar di daerah – daerah dalam Provinsi Sumatera Selatan.
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 19 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
3.I.3.1 Diagram Angka Partisipasi Kasar ( APK ) SMP / MTsTahun 2015 dan 2016
70,00 80,00 90,00 100,00
90,00
91,50
94,00
83,24
Target 2015
Realisasi 2015
Target 2016
Realisasi 2016
APK SMP/MTs 90,00 91,50 94,00 83,24
APK SMP Tahun 2015 dan 2016
Target 2015
Realisasi 2015
Target 2016
Realisasi 2016
I.4. APM (angka partisipasi murni) SMP/MTs
3.I.4.1 Tabel Angka Partisipasi Murni ( APM ) SMP/MTs tahun 2015 s.d 2016
Tahun Indikator Target ( % ) Realisasi ( % )
2015 % APM SMP 74,00 76,80
2016 % APM SMP 76,00 67,13
Angka Partisipasi Murni SMP adalah perbandingan antara jumlah penduduk usia
sekolah yang bersekolah pada jenjang pendidikan tertentu dengan penduduk usia sekolah
yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase. Makin tinggi APM berarti makin banyak anak
usia sekolah yang bersekolah disuatu daerah, nilai ideal APM = 100%, bila lebih besar dari
100% berarti adanya siswa usia sekolah dari luar daerah bersekolah di daerah tersebut,
diperbolehkannya mengulang disetiap tingkat, daerah perkotaan atau daerah perbatasan.
Angka Partisipasi Murni (APM) digunakan untuk mengetahui banyaknya anak usia
bersekolah yang bersekolah disuatu jenjang pendidikan yang sesuai dan daerah.
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 20 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
3.I.4.1 Diagram Angka Partisipasi Murni ( APM ) SMP/MTs tahun 2015 s.d 2016
60,00 65,00 70,00 75,00 80,00
74,00
76,80
76,00
67,13
Target 2015 Realisasi 2015 Target 2016 Realisasi 2016
APM SMP/MTs 74,00 76,80 76,00 67,13
APM SMP/MTs
Jika dilihat dari diagram diatas maka APM SMP mengalami penurunan faktor yang
mempengaruhi adalah jumlah penduduk yang usia sekolah SMP 13-15 tahun ada sekitar
416.026 orang sedangkan jumlah siswa yang bersekolah pada jenjang SMP sekitar 346.292
orang siswa, jadi ada 69.734 orang yang belum bersekolah dan juga masih banyak siswa SMP
yang bersekolah tidak sesuai dengan usia pada jenjangnya dimana ada 12.997 siswa yang
bersekolah di bawah umur 13 tahun dan 54.016 orang siswa yang bersekolah diatas umur 16
tahun, kedua faktor ini lah yang sangat besar mempengaruhi penurunan APM di suatu daerah.
I.5. APK (angka partisipasi kasar) dan APM (angka partisipasi murni) SMA/SMK
3.I.5.1 Tabel APK SMA/K Tahun 2015 s.d 2016
Tahun Indikator Target ( % ) Realisasi ( % )
2015 % APK SMA/K 68,00 86,80
% APM SMA/K 56,00 75,40
2016 % APK SMA/K 72,00 87,63
% APM SMA/K 59,00 71,99
Berdasarkan data Dapodik tahun 2016 jumlah siswa tingkat SMA/SMK pada tahun
2016 berjumlah 285.187 siswa yang terdiri dari 191.850 orang siswa SMA dan 93.337 orang
siswa SMK, sedangkan jumlah penduduk usia sekolah untuk tingkat SMA/SMK berjumlah
234.277 orang. Dari tabel tersebut diperoleh persentase APK SMA sebesar 87,63%, dan
angka tersebut meningkat dari target yaitu sebesar 72,00%. Jika dibandingan dengan capaian
APK tahun 2015, persentase APK untuk tahun 2016 naik , hal ini didasarkan pada
perbandingan jumlah siswa yang bersekolah dengan jumlah penduduk pada usia 16-18 tahun.
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 21 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
Sedangkan untuk angka partisipasi murni SMA/K di tahun 2016 sebesar 71,99%
melebih target yang ditetapkan yaitu sebesar 59 %. Hal tersebut menunjukan bahwa semakin
banyak siswa yang melanjutkan sekolah ditingkat SMA/K dan semakin banyaknya siswa
yang bersekolah sesuai dengan usia pada jenjang pendidikan SMA/K yaitu pada usia 16 sd.
18 tahun.
3.I.5.1 Diagram APK dan APM tahun 2015 dan 2016
020406080
100120140
% APK SMA/K
% APM SMA/K
% APK SMA/K
% APM SMA/K
2015 2016APK SMA/K 68 56 72 59
APM SMA/K 86,8 75,4 121,73 82,15
68 5672
5986,8
75,4
121,73
82,15
APK dan APM Tahun 2015 s.d 2016
APK SMA/K
APM SMA/K
Kenaikan APK dan APM untuk jenjang pendidikan SMA/K dikarenakan program
peningkatan akses pelayanan terhadap pendidikan, dengan adanya program-program untuk
peningkatan akses pendidikan, diantaranya Bantuan Operasional Sekolah ( BOS ) maupun
dengan kebijakan Pendidikan Sekolah Gratis ( PSG ), sedangkan penurunan APK dan APM
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 22 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
dikarenakan prediksi usia siswa yang bersekolah tidak sesuai dengan usia pada jenjang
pendidikan yang seharusnya dan juga usia pada jenjang pendidikan yang seharusnya lebih
kecil dari jumlah siswa yang bersekolah.
I.6. APK (angka partisipasi kasar) TK/PAUD
Pendidikan formal dan informal salah satu nya adalah Pendidikan Anak Usia Dini (
PAUD ) dimana jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar dengan rasio umur
dengan usia 0-6 tahun yang dilakukan melalui rangsangan pendidikan untuk membantu
perkembangan rohani dan jasmani, agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lanjut yang diselenggarakan melaui jalur formal maupun non formal. Kegiatan pemerintah
pada Pendidikan Anak Usia Dini ini lebih diarahkan untuk memberikan dukungan atau
pemberdayaan bagi terselenggaranya pelayanan PAUD yang bermutu oleh masyarakat secara
merata di seluruh pelosok Sumatera Selatan. Subsidi blockgrants atau imbal swadaya akan
diberikan untuk pengembangan PAUD, baik PAUD Model, dan berbagai bentuk integrasi
PAUD ke dalam berbagai pelayanan anak usia dini lainnya. Jumlah sekolah Pendidikan Anak
Usia Dini di Provinsi Sumatera Selatan mencapai 5.232 unit yang terdiri dari 145 sekolah
PAUD Negeri dan 5.087 PAUD Swasta, 2.129 unit di TK/RA, 2.744 unit merupakan
Kelompok Belajar (KB), 26 unit Tempat Penitipan Anak (TPA) dan 188 unit SPS yang
tersebar di seluruh kab/kota di Provinsi Sumatera Selatan, sedangkan jumlah siswa PAUD di
Provinsi Sumatera Selatan tahun pelajaran 2015-2016 terdapat 102.762 anak, tersebar di 17
kab/kota, dengan rincian sebagai berikut :
Siswa TK berjumlah 46.343 orang siswa.
Siswa TPA berjumlah 358 orang siswa
Siswa KB berjumlah 52.182 orang siswa
Siswa SPS berjumlah 5.076 orang siswa
3.I.6.1 Tabel Angka Partisipasi Kasar (APK ) PAUD tahun 2015 s.d 2016
Tahun Indikator Target ( % ) Realisasi ( % )
2015 % APK TK/PAUD 66 65,26
2016 % APK TK/PAUD 72 27,92
Sedang jumlah untuk anak usia 4-6 tahun berjumlah 368.337 anak. Berdasarkan data
tersebut didapat APK PAUD 27,92%, persentase APK PAUD sangat rendah, ini
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 23 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang belum sekolah baik di TK, Kelompok belajar,
tempat penitipan anak dan SPS
3.I.6.1 Diagram APK PAUD Tahun 2015 s.d 2016
0 20 40 60 80
Target
Realisasi
66
65,26
72
27,92
Target Realisasi
2016 APK PAUD 72 27,92
2015 APK PAUD 66 65,26
APK PAUD Tahun 2015 s.d 2016
I.7. Angka Melek Huruf
Melek aksara (juga disebut dengan melek huruf) adalah kemampuan membaca dan
menulis Lawan kata “melek aksara” adalah buta huruf atau tuna aksara, di mana
ketidakmampuan membaca dan menulis ini masih menjadi masalah, terutama di negara-
negara Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika (40% sampai 50%). Asia Timur dan Amerika
Selatan memiliki tingkat buta huruf sekitar 10% sampai 15%. Biasanya, tingkat melek aksara
dihitung dari persentase populasi dewasa yang mampu membaca dan menulis.
Melek hurup juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan bahasa
dan menggunakannya untuk mengerti sebuah bacaan, mendengarkan perkataan,
mengungkapkannya dalam bentuk tulisan, dan berbicara. Dalam perkembangan modern kata
ini lalu diartikan sebagai kemampuan untuk membaca dan menulis pada tingkat yang baik
untuk berkomunikasi dengan orang lain, atau dalam taraf bahwa seseorang dapat
menyampaikan idenya dalam masyarakat yang mampu baca-tulis, sehingga dapat menjadi
bagian dari masyarakat tersebut. Menurut Organisasi PBB untuk Pendidikan, Ilmu
Pengetahuan dan Kebudayaan (UNESCO) memiliki definisi sebagai berikut: “Melek hurup
adalah kemampuan untuk mengidentifikasi, mengerti, menerjemahkan, membuat,
mengkomunikasikan dan mengolah isi dari rangkaian teks yang terdapat pada bahan-bahan
cetak dan tulisan yang berkaitan dengan berbagai situasi.” Kemampuan baca-tulis dianggap
penting karena melibatkan pembelajaran berkelanjutan oleh seseorang sehingga orang
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 24 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
tersebut dapat mencapai tujuannya, di mana hal ini berkaitan langsung bagaimana seseorang
mendapatkan pengetahuan, menggali potensinya, dan berpartisipasi penuh dalam masyarakat
yang lebih luas.
Angka Melek Huruf (AMH) adalah proporsi penduduk usia 15 tahun ke atas yang
mempunyai kemampuan membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya, tanpa harus
mengerti apa yang di baca/ditulisnya terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas.
Dalam perencanaan pembangunan wilayah, AMH digunakan untuk melihat
pencapaian indikator dasar yang telah dicapai oleh suatu daerah, karena membaca merupakan
dasar utama dalam memperluas ilmu pengetahuan. AMH merupakan indikator penting untuk
melihat sejauh mana penduduk suatu daerah terbuka terhadap pengetahuan.
Angka Melek Huruf (AMH) dihitung dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
AMHt 15 = jumlah penduduk 15 ke atas yang melek huruf tahun ke-t
Pt 15 = jumlah penduduk 15 pada tahun ke-t
Tingkat melek huruf yang tinggi (atau tingkat buta huruf rendah) menunjukkan
adanya sebuah sistem pendidikan dasar yang efektif dan/atau program keaksaraan yang
memungkinkan sebagian besar penduduk untuk memperoleh kemampuan menggunakan kata-
kata tertulis dalam kehidupan sehari-hari dan melanjutkan pembelajarannya.
Di Sumatera Selatan sendiri di tahun 2016 memiliki target untuk angka melek hurup
99,82% dari jumlah penduduk 15 tahun keatas yang telah bisa baca tulis, Dari data yang
didapat dari BPS, jumlah penduduk usia 15 -59 tahun berjumlah 5.911.877 jiwa, yang berarti
jika harus sesuai dengan target setidaknya sejumlah 5.829.111 jiwa melek hurup. Berdasarkan
data yang diperoleh oleh dinas pendidikan berdasarkan program pementasan buta aksara (data
terlampir), diperoleh data bahwa jumlah penduduk yang belum bisa baca tulis dari 15 -59
tahun berjumlah 94.865 orang atau sekitar 1,60% , yang berarti sekitar 5.731.246 orang yang
bisa baca tulis atau 98,40%
3.I.7.1 Tabel Angka Melek Huruf tahun 2015 s.d 2016
Indikator Kinerja Capaian Tahun 2015 s.d 2016
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 25 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
Satuan Target Realisasi %
1 Angka Melek Huruf % 98,60% 98,40% 99,79%
2 Angka Melek Huruf % 99,82% 98,27% 98,45%
3.I.7.1 Diagram Angka Melek Huruf Tahun 2015 s.d 2016
Grafik I.9. Angka melek hurup dan buta aksara
Jika dibandingkan dengan tahun 2015 angka melek hurup ditahun 2016 sedikit
meningkat walaupun masih sama – sama mencapai target yang telah ditetapkan, akan tetapi
97.00
97.50
98.00
98.50
99.00
99.50
100.00
Target Realisasi
2015 Melek Huruf 98.60 98.40
2016 Melek Huruf 99.82 98.27
98.6098.40
99.82
98.27
Angka Melek Huruf 2015 dan 2016
-
1,000,000
2,000,000
3,000,000
4,000,000
5,000,000
6,000,000
Jumlah penduduk 15 -59 th
jumlah penduduk
buta aksara
angka melek hurup
5,911,877
94,865
5,817,012
Jumlah penduduk 15 -59 th
jumlah penduduk buta aksara
angka melek hurup
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 26 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
setidaknya terlihat keseriusan pemerintah dalam memberantas buta aksara / buta hurup di
Sumatera Selatan.
Adanya beberapa hambatan proses pembatasan buta aksara diantaranya, Pertama
sebaran tenaga pengajar yang tidak merata dan kedua adalah hambatan kultural. Sebaran
tenaga pendidik tidak merata karena banyak terkonsentrasi di wilayah perkotaan, Untuk
merangsang guru-guru atau tenaga pengajar mau mengajar atau berada di wilayah terpencil,
mereka harus diberikan insentif yang lebih besar dari guru biasanya. Hambatan kedua yaitu
hambatan kultural yaitu pola pikir masyarakat. Bagi mereka, pendidikan bukanlah hal utama
dan ketika harus menerima pendidikan yang berasal dari dunia luar ada yang menganggapnya
tabu. Ini pekerjaan bersama antara pemerintah dan masyarakat di sekitarnya bahwa
pendidikan itu penting. Sementara pengamat pendidikan dari Universitas Mercu Buana
(UMB), Agustina Zubair menjelaskan bahwa banyaknya angka buta aksara di Indonesia
karena kebutuhan primer masyarakat Indonesia adalah masalah perut. “Pendidikan menjadi
kebutuhan kesekian. Keberadaan pendidikan gratis, tak banyak mendorong mereka untuk
masuk sekolah.Anak-anak yang berada di strata ekonomi rendah justru dipekerjakan. Anak-
anaknya dianggap komoditas yang bisa menghasikan uang, Hal kedua adalah masalah
geografi. Di kawasan yang akses pendidikannya jauh, terbatas baik sarana maupun tenaga
pengajarnya, maka di lokasi seperti itu angka buta hurufnya juga tinggi. “ Di masyarakat yang
turun temurun miskin, angka buta huruf akan tinggi. Selain itu, adanya penilaian masyarakat
setempat bahwa pendidikan tidak membantu kelayakan hidup mereka secara signifikan. Hal-
hal inilah yang akan memburuk angka melek huruf.
I.8. Jumlah Siswa Penerima Bantuan PSG (Program Sekolah gratis)
0
0,5
1
1,5
2
2,52,22
1,60
1,21
1,55
Angka Melek Huruf 2014 s.d 2016
2014 2015 2015 2016
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 27 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
Salah satu program pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dalam upaya meningkatkan
akses dan pelayanan pendidikan di Sumatera Selatan melalui program sekolah gratis meliputi
tingkatan dari SD, SMP dan SMA. Melalui program tersebut diharapkan tidak ada lagi anak
di Sumatera Selatan yang tidak bisa bersekolah, dikarenakan pemerintah telah memberikan
bantuan biaya pendidikan bagi setiap anak disetiap jenjang pendidikan.
3.I.8.1 Tabel lembaga dan siswa penerima bantuan PSG tahun 2015 s.d 2016
Tahun Indikator Target Realisasi Persentase
2015 Jumlah lembaga 7.799 7.066 90,60%
Jumlah siswa 1.719.087 1.901.157 110,59%
2016
Jumlah lembaga 7.834 6.950 88,72%
Jumlah siswa 1.901.087 1.549.054 81,48%
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa ada penurunan lembaga penerima bantuan PSG
dan siswa penerima PSG, hal ini bukan dikarenakan pengurangan anggran dari pemerintah
Provinsi Sumatera Selatan, tetapi dikarenakan ada beberapa lembaga memang yang tutup dan
ada juga lembaga yang tidak mau lagi menerima PSG sehingga berpengaruh terhadap jumlah
siswa yang menerima Bantuan PSG.
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 28 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
3.I.8.1 Diagram Lembaga dan Siswa Penerima PSG tahun 2015 s.d 2016
-200.000 400.000 600.000 800.000
1.000.000 1.200.000 1.400.000 1.600.000 1.800.000 2.000.000
Lembaga Siswa Lembaga siswa
2015 2016Target 7.799 1.719.087 7.834 1.901.087
Realisasi 7.066 1.901.157 6.950 1.549.054
7.799
1.719.087
7.834
1.901.087
7.066
1.901.157
6.950
1.549.054
Lembaga dan Siswa Penerima PSG Tahun 2015 s.d 2016
I.9. Jumlah Mahasiswa Penerima PKG (Program Kuliah Gratis)
Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Alex Noerdin telah meluncurkan program kuliah
gratis untuk tahun ajaran baru tahun 2015 ini, program pendidikan gratis hingga jenjang
perguruan tinggi ini merupakan yang pertama diselenggarakan pemerintah provinsi di
Indonesia. Ada tiga kriteria umum agar bisa mendapatkan program kuliah gratis ini. Calon
mahasiswa berasal dari keluarga yang tidak mampu secara finansial, lulus seleksi masuk,
serta bukan perokok aktif. Dengan digulirkannya sekolah gratis sampai sarjana ini,
pemerintah berharap semua anak yang berasal dari keluarga kurang mampu dapat mengakses
pendidikan secara maksimal. Pemerintah Provinsi Sumsel menggandeng Universitas di Korea
Jeonju University dan Nanjing Polytechnich Institute Tiongkok untuk menjalankan program
kuliah gratis agar program ini benar-benar menghasilkan sarjana yang handal. Sementara
perguruan tinggi dalam negeri yang akan mendukung program kuliah gratis pada tahap awal
ini diantaranya Universitas Sriwijaya, Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah, dan
Politeknik Sriwijaya, serta UIN Syarif Hidayatulah, Jakarta, UPI dan UNJ.
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 29 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
Kepala Dinas Pendidikan Sumsel Widodo menerangkan, para calon mahasiswa
nantinya akan diseleksi oleh pihak perguruan tinggi masing-masing. Untuk tahap awal, kuota
penerima kuliah gratis sebanyak 2.000 mahasiswa. Para mahasiswa penerima program kuliah
gratis tersebut tidak akan dibiarkan menganggur. Para lulusan kuliah gratis wajib mengabdi
dan mengaplikasikan ilmu yang didapatkannya untuk kemajuan pembangunan di Sumatera
Selatan. Melalui Pergub dengan nomor 863/KPTS/Disdik/2015 tentang Pemberian Bantuan
Biaya Pendidikan dan Biaya Hidup Kepada Mahasiswa Sumatera Selatan Yang Kurang
Mampu Melalui Program Kuliah Gratis Tahun Anggaran 2016, seperti yang telah
disampaikan diatas bahwa Sumatera Selatan menargetkan 300 orang mahasiswa akan kuliah
gratis, namun akan disesuaikan dengan anggaran awal terlebih dahulu dan kedepannya
anggaran akan ditingkatkan secara bertahap sesuai dengan kemampuan keuangan daerah.
Berkaitan dengan hal tersebut sampai dengan saat ini pemerintah Sumatera Selatan telah
memberikan bantuan kuliah gratis kepada 37 orang mahasiswa, serapan tahun 2016 masih
sangat jauh dari target hal ini dikarenakan adanya efisiensi anggaran.
II. MENINGKATNYA KUALITAS PENDIDIKAN DI SEMUA JENJANG
Sasaran strategis kedua dari penjanjian kinerja adalah Meningkatnya Kualitas
Pendidikan disemua jenjang, hal tersebut dapat dilihat kenaikan jumlah kelulusan, jumlah
sekolah terakreditasi dan jumlah angka putus sekolah. Kesemua hal tersebut berdampak pada
kemampuan sekolah dalam penggembangan dunia pendidikan di Provinsi Sumatera Selatan.
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 30 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
Meningkatnya Kualitas pendidikan lainnya dapat dilihat dari prasarana yang dimiliki, yaitu %
RKb, % Perpus, % RUKS, % Rombel, dan % Lab yang menunjang kegiatan belajar mengajar
yang mana kesemuanya tersebut berpengaruh kepada akreditasi sekolah. Indikator
keberhasilan untuk sasaran ini diuraikan di bawah ini:
II.1. Angka Kelulusan SD
Jumlah siswa untuk jenjang pendidikan SD Tahun Ajaran 2015/2016 diseluruh
Kab/Kota Provinsi Sumatera Selatan adalah 941.439 orang siswa, terdiri dari 875.344 orang
siswa bersekolah di SD negeri dan 66.095 orang siswa bersekolah di SD swasta
II.1.1Diagram jumlah siswa SD dan SMP di Provinsi Sumsel Tahun Ajaran 2015/2016
Jumlah siswa SD/MI kelas 6 yang mengikuti ujian akhir sekolah ( UAS ) di sekolah
negeri dan swasta sebanyak 145.523 orang siswa, dari jumlah tersebut yang dinyatakan lulus
ujian akhir sekolah sebanyak 145.523 atau 100% dan berhak untuk melanjutkan pendidikan
ke jenjang selanjutnya.
Tingkat 1
Tingkat 2
Tingkat 3
Tingkat 4
Tingkat 5
Tingkat 6
Tingkat 7
Tingkat 8
Tingkat 9
Negeri 155,85 152,27 148,90 143,15 138,92 136,22 98,396 93,306 87,384
Swasta 12,339 12,118 11,506 10,671 10,167 9,294 23,394 22,892 20,920
-
40,000
80,000
120,000
160,000
200,000
Jum
lah
Sis
wa
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 31 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
3.II.1.1 Tabel Angka Kelulusan SD, SMP dan SMA/K Tahun 2016
Indikator Kinerja Capaian Tahun 2016
Satuan Target Realisasi %
1. Angka Kelulusan SD % 99,75 100 100,25
2. Angka Kelulusan SMP % 99,90 100 100,10
3. Angka Kelulusan SMA/K % 99,90 99,80 99,89
3.II.1.2 Tabel Angka Kelulusan SD, SMP dan SMA/K Tahun 2015
Indikator Kinerja Capaian Tahun 2015
Satuan Target Realisasi %
1. Angka Kelulusan SD % 99,55 100 100,45
2. Angka Kelulusan SMP % 99,90 99,76 99,86
3. Angka Kelulusan SMA/K % 99,90 99,65 99,75
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 32 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
3.II.1.2 Diagram Angka Kelulusan SD/MI tahun 2015 s.d 2016
Dari diagram di atas dapat kita lihat bahwa capaian angka kelulusan untuk jenjang
SD/MI telah melebih target yang ditentukan yaitu 100% yang artinya semua siswa yang
mengikuti ujian akhir sekolah dinyatakan lulus dan dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan
selanjutnya. Realiasi untuk tahun ajaran 2015/2016 telah terlampaui ini, hal ini disebabkan
oleh tidak ada lagi ujian nasional untuk jenjang SD/MI dan digantikan dengan ujian akhir
sekolah, dimana pada ujian akhir sekolah untuk kelulusan siswa tidak ditentukan oleh nilai
ujian siswa tapi ditentukan oleh sekolah masing-masing, karena hal ini maka angka kelulusan
untuk jenjang SD/MI telah melapaui target pada tahun 2016. Diharapkan untuk tahun 2018
angka kelulusan SD/MI tersebut akan tetap tetap tercapai.
99.30
99.40
99.50
99.60
99.70
99.80
99.90
100.00
Angka Kelulusan SD
99.55
100.00
99.75
100
99.9Angka Kelulusan SD target 2015
Angka Kelulusan SD Realisasi 2015
Angka Kelulusan SD Target 2016
Angka Kelulusan SD Realisasi 2016
Angka Kelulusan SD Target 2018
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 33 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
II.2. Angka Kelulusan SMP
Pada tahun ajaran 2015/2016 jumlah
peserta yang mengikuti Ujian Nasional di
tingkat SMP/MTs, baik di sekolah negeri
dan sekolah swasta di provinsi Sumatera
Selatan berjumlah 108.304 siswa. Dari
jumlah peserta yang mengikuti ujian
nasional tersebut yang lulus sebanyak
108.304 orang yang berarti 100% peserta
ujian lulus dan berhak untuk melanjutkan
kejenjang pendidikan lebih lanjut
3.II.1.3 Diagram Angka Kelulusan SMP/MTs tahun 2015 s.d 2016
Untuk jenjang pendidikan SMP/MTs masih tetap menggunakan sistem ujian nasional
( UN ), tetapi untuk penentuan kelulusan sama pada jenjang pendidikan SD, dimana
penentuan kelulusan juga bukan pada hasil ujian nasional, tapi ditentukan oleh sekolah
masing- masing, hal ini sangat berpengaruh kepada persentase kelulusan siswa, sehingga
realiasi capai melebih realisasi target yaitu 100 %, dan yang tak kalah pentingnya hilangnya
ketakutan siswa maupun pihak sekolah ujian nasional bukan merupakan penentu kelulusan,
tetapi hanya sebagai hasil pemetaan terhadap pembelajar yang di dapat siswa pada setiap
provinsi.
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 34 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
Dari data diatas untuk target capaian tahun 2018 telah tercapai pada tahun 2016,
dimana target capaian angka kelulusan untuk tahun 2018 adalah 99,90 % sedangkan capaikan
angka kelulusan untuk tahun 2016 adalah 100 % dan diharapkan untuk tahun 2018
diharapkan realisasi capaian akan tetap terpenuhi.
II.3. AngkaKelulusan SMA/K
3.II.3.1 Diagram Angka Kelulusan SMA/K tahun 2016
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 35 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
3.II.3.2 Diagram Angka Kelulusan SMA/K tahun 2015, 2016 dan target 2018
Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa angka kelulusan tahun 2016 lebih rendah
dibandingkan angka kelulusan tahun 2015 yaitu mencapai 99,80% dari jumlah siswa yang
mengikuti ujian nasional tingkat SMA/K tahun 2016 sebanyak 56.083 siswa, dengan angka
mengulang atau Ujian Nasional Perbaikan sebesar 0,012% dari total jumlah siswa.
Ditahun 2016 ujian nasional tingkat SMA telah menggunakan sistem online atau
Ujian Nasional Berbasis Komputer ( UNBK ), sehingga berdampak pada penurunan
persentase angka kelulusan SMA/K, tetapi untuk tingkat kejujuran dalam Ujian Nasional
Provinsi Sumatera Selatan mengalami peningkatan.
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 36 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
II.4. SEKOLAH TERAKREDITASI A, B DAN C
Sekolah merupakan suatu lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima
dan memberi pelajaran (menurut KBBI). Sebuah sekolah akan bermutu jika terdapat
pengakuan dan penilaian dari beberapa pihak yang berwenang yang disebut akreditasi
sekolah/madrasah. Pemerintah menetapkan Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah
(BAN-S/M) dengan Peraturan Mendiknas Nomor 29 Tahun 2005. BAN-S/M adalah badan
evaluasi mandiri yang menetapkan kelayakan program atau satuan pendidikan jenjang
pendidikan dasar dan menengah jalur formal dengan mengacu pada standar nasional
pendidikan. Sebagai institusi yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada
Mendiknas, BAN-S/M bertugas merumuskan kebijakan operasional, melakukan sosialisasi
kebijakan dan melaksanakan akreditasi sekolah/madrasah. Akreditasi sekolah kegiatan
penilaian yang dilakukan oleh pemerintah dan/atau lembaga mandiri yang berwenang. untuk
menentukan kelayakan program dan/atau satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan
non-formal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan., berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan, sebagai bentuk akuntabilitas publik yang dilakukan dilakukan secara obyektif,
adil, transparan, dan komprehensif dengan menggunakan instrumen dan kriteria yang
mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan. Alasan kebijakan akreditasi sekolah di
Indonesia adalah bahwa setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan yang bermutu.
Untuk dapat menyelenggarakan pendidikan yang bermutu, maka setiap satuan/program
pendidikan harus memenuhi atau melampaui standar yang dilakukan melalui kegiatan
akreditasi terhadap kelayakan setiap satuan/program pendidikan.
Akreditasi sekolah bertujuan :
1. Memberikan informasi tentang kelayakan Sekolah/Madrasah atau program yang
dilaksanakannya berdasarkan Standar Nasional Pendidikan.
2. Memberikan pengakuan peringkat kelayakan.
3. Memberikan rekomendasi tentang penjaminan mutu pendidikan kepada program
dan/atau satuan pendidikan yang diakreditasi dan pihak terkait.
Akreditasi sekolah memiliki manfaat:
1. Dapat dijadikan sebagai acuan dalam upaya peningkatan mutu Sekolah/Madrasah dan
rencana pengembangan Sekolah/Madrasah.
2. Dapat dijadikan sebagai motivator agar Sekolah/Madrasah terus meningkatkan mutu
pendidikan secara bertahap, terencana, dan kompetitif baik di tingkat kabupaten/kota,
provinsi, nasional bahkan regional dan internasional.
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 37 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
3. Dapat dijadikan umpan balik dalam usaha pemberdayaan dan pengembangan kinerja
warga Sekolah/Madrasah dalam rangka menerapkan visi, misi, tujuan, sasaran,
strategi, dan program Sekolah/Madrasah.
4. Membantu mengidentifikasi Sekolah/Madrasah dan program dalam rangka pemberian
bantuan pemerintah, investasi dana swasta dan donatur atau bentuk bantuan lainnya.
5. Bahan informasi bagi Sekolah/Madrasah sebagai masyarakat belajar untuk
meningkatkan dukungan dari pemerintah, masyarakat, maupun sektor swasta dalam
hal profesionalisme, moral, tenaga, dan dana.
6. Membantu Sekolah/Madrasah dalam menentukan dan mempermudah kepindahan
peserta didik dari satu sekolah ke sekolah lain, pertukaran guru, dan kerjasama yang
saling menguntungkan.
Perkembangan jumlah sekolah pada tingkat pendidikan dasar menunjukkan bahwa
secara kuantitas, Jumlah SD lebih banyak dibandingkan dengan SMP.Untuk Jumlah Sekolah
Dasar ( SD ) terdata sebanyak 4.864 sekolah, sedangkan SMP berjumlah 1.162 sekolah,
Sekolah Luar Biasa ( SLB ) 34 sekolah
3.II.4.1 Diagram Jumlah Sekolah SD, SMP dan SLB Tahun Pelajaran 2015/2016
-
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
SD SMP SLB
4.864
1.162
34
Jumlah Sekolah SD, SMP dan SLB Tahun Pelajaran 2015/2016
SD
SMP
SLB
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 38 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
Pada TA. 2015/2016 terdata Jumlah Sekolah Menengah Atas (SMA) di Prov.
Sumatera Selatan yaitu 862 unit, terdiri dari SMA Negeri 585 unit dan 277 unit SMA swasta,
sedang kan untuk SMK Jumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Prov. Sumatera
Selatan yaitu 327 unit terdiri dari 103 unit SMK Negeri dan SMK Swasta berjumlah 224 unit
yang tersebar di 17 kab/kota yang telah disinkronisasi.
3.II.4.2 Diagram Jumlah Sekolah SMA/K Tahun Pelajaran 2015/2016
- 200 400 600
Negeri
Swasta
Negeri
Swasta
SMA
SMK
585
277 103
224
SMA SMK
Negeri Swasta Negeri Swasta
Jumlah sekolah SMA/K 585 277 103 224
Jumlah Sekolah SMA/K Tahun Pelajaran 2015/2016
Total jumlah sekolah di Sumatera Selatan sebanyak 7.215 terdiri dari tingkat SD,
SMP dan SMA yang telah di visitasi untuk akreditasi sebanyak 6262 sekolah (data terlampir),
dan sebanyak 1090 sekolah terakreditasi A, 3582 sekolah terakreditasi B dan 1548 sekolah
terakreditasi C sedangkan sebanyak 42 sekolah tidak lulus dalam proses akreditasi.
3.II.4.3 Diagram Akreditasi Sekolah Tahun Pelajaran 2015/2016
- 1.000 2.000 3.000 4.000
A
B
C
TT
Akre
dita
si
1.090
3.582
1.548
42
Akreditasi
A B C TT
Akreditasi Sekolah 1.090 3.582 1.548 42
Akreditasi Sekolah TahunPelajaran 2015/2016
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 39 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
Dari 1.090 sekolah yang terakreditasi A terdiri dari tingkat SD/MI sederajat sebanyak 375
sekolah, tingkat SMP sederajat sebanyak 230 sekolah, tingkat SMA sederajat sebanyak 349
sekolah. (data terlampir)
3.II.4.4 Diagram Akreditasi A Sekolah Tahun Pelajaran 2015/2016
- 100 200 300 400
SD sederajat
SMP sederajat
SMA sederajat
SMK
Akre
ditasi
A
384
302
217
187
Akreditasi A
SD sederajat SMP sederajat SMA sederajat SMK
Akreditasi A 384 302 217 187
Sekolah Akreditasi A
3.II.4.5 Diagram Akreditasi B Sekolah Tahun Pelajaran 2015/2016
-500
1.000 1.500 2.000 2.500 3.000
SD se
dera
jat
SMP
sede
raja
t
SMA
sede
raja
t
SMK
Akreditasi B
2.535
563 250 234
Akreditasi B SD sederajat
Akreditasi B SMP sederajat
Akreditasi B SMA sederajat
Akreditasi B SMK
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 40 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
3.II.4.6 Diagram Akreditasi C Sekolah Tahun Pelajaran 2015/2016
-200 400 600 800
1.000 1.200
SD se
dera
jat
SMP
sede
raja
t
SMA
sede
raja
t
SMK
Akreditasi B
1.063
309 123 53
Akreditasi B SD sederajat
Akreditasi B SMP sederajat
Akreditasi B SMA sederajat
Akreditasi B SMK
II.5. Angka Putus Sekolah
Sejatinya pendidikan merupakan hak seluruh warga negara. Seperti yang telah
dijelaskan menurut Undang-Undang Negara Republik Indonesia bahwa pendidikan
merupakan salah satu faktor utama untuk dapat mencapai kemakmuran suatu negara,
sebagaimana diatur secara tegas dalam pasal 31 ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 (UUD
1945) yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Ayat (2)
menegaskan bahwa setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah
wajib membiayainya. Ayat (3) menetapkan bahwa Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur
dengan undang-undang. Pada kenyataannya, pendidikan yang digadang-gadangkan oleh
pemerintah dapat diperoleh oleh seluruh kalangan masyarakat hanya menjadi sebatas mimpi
karena permasalahan yang kompleks dalam dunia pendidikan di Indonesia. Banyak anak-anak
usia sekolah di Indonesia yang justru harus putus sekolah dan tidak bisa melanjutkan
pendidikannya. Jumlah anak putus sekolah dan berpendidikan rendah di Indonesia terbilang
relatif tinggi.
Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan di tahun 2016 menargetkan terjadinya
penurunan terhadap angka putus sekolah di 17 Kab/Kota, dikarenakan semakin gencarnya
pemerintah dalam hal meningkatkan kualitas dunia pendidikan di Sumatera Selatan melalui
berbagai program salah satunya program sekolah gratis.
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 41 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
3.II.5.1 Tabel Angka Putus Sekolah Tahun Pelajaran 2016
Indikator Kinerja Capaian Tahun 2016
Satuan Target Realisasi %
1. Angka Putus Sekolah SD % 0,40 0,58 0,69 %
2. Angka Putus Sekolah SMP % 7,42 1,22 0,16 %
3. Angka Putus Sekolah SMA/K % 17,00 1,88 0,11 %
3.II.5.1 Diagram Akreditasi C Sekolah Tahun Pelajaran 2015/2016
3.II.5.2 Tabel Angka Putus Sekolah Tahun Pelajaran 2016
Indikator Kinerja Capaian Tahun 2015
Satuan Target Realisasi %
1. Angka Putus Sekolah SD % 0,60 0,432
0,72
2. Angka Putus Sekolah SMP % 8,49 0,482
0,06
3. Angka Putus Sekolah SMA/K % 28,00 0,678 0,02
-2,00 4,00 6,00 8,00
10,00 12,00 14,00 16,00 18,00
SD sederajat
SMP sederajat
SMA sederajat
Target 0,40 7,42 17,00
Realisasi 0,58 1,22 1,88
0,40
7,42
17,00
0,58 1,221,88
APS SD, SMP, SMATahun Pelajaran 2015/2016
Target
Realisasi
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 42 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
3.II.5.2 Diagram Akreditasi C Sekolah Tahun Pelajaran 2015
Dari tabel dan diagram diatas untuk jenjang SD angka putus sekolah mengalami
penurunan sedangkan untuk jenjang SMP dan SMA angka putus sekolah mengalamai
kenaikan.
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya angka putus sekolah, faktor
umum yaitu faktor ekonomi. Faktor ekonomi memang menjadi penyebab utama mengapa
anak lebih memilih untuk putus sekolah. Untuk faktor lain selain dari faktor ekonomi tentu
ada dan banyak, di mana ada faktor dari dalam (internal) dan faktor dari luar (eksternal).
Faktor Internal meliputi :
1. Dari dalam diri anak tersebut, putus sekolah disebabkan karena adanya rasa malas untuk
pergi bersekolah karena merasa minder, tidak bisa bersosialisasi dengan lingkungan
sekolahnya, sering menjadi bahan cemoohan karena tak mampu untuk membayar
kewajiban biaya sekolah.
2. Karena adanya pula pengaruh yang berasal dari teman sehingga dalam dirinya merasa
ingin dan ikut-ikutan untuk diajak bermain, seperti bermain PlayStation (PS), atau
bermain Game Online di Warung Internet (WarNet), hingga akhirnya sering membolos
dan tidak ingin berangkat sekolah, hal ini menjadi penyebab tidak naik kelas, prestasi di
sekolah pun menurun dan malu untuk pergi kembali ke sekolah.
3. Anak yang terkena sanksi karena mangkir sekolah, sehingga terkena Drop Out (DO).
0
5
10
15
20
25
30
SD sederajat SMP sederajat
SMA sederajat
Target 0,6 8,49 28
Realisasa 0,43 0,48 0,67
0,6
8,49
28
0,43 0,48 0,67
APS SD, SMP, SMA Tahun 2015
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 43 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
Faktor Eksternal meliputi :
1. Keadaan status ekonomi keluarga
Ekonomi yang kurang mencukupi atau kurang mumpuni memang bukan suatu hal yang
tabu dan ganjil lagi bagi masyarakat. Apabila ekonomi keluarga merasa serba
kekurangan, untuk lebih tidak menyekolahkan anaknya karena mengingat biaya sekolah
yang mahal.
2. Kurangnya perhatian dari orang tua
Perhatian memang sangat dibutuhkan untuk menunjang kehidupan anak agar lebih
semangat dan termotivasi. Di mana perhatian yang kurang akan sekolah, bisa
menjadikan anak tersebut juga tidak tertarik dengan sekolah.
3. Hubungan orang tua kurang harmonis
Kadang, suatu hubungan di lingkungan keluarga kurang begitu harmonis, banyak
contohnya hubungan yang kurang harmonis antara anak dan orang tua sehingga muncul
kasus-kasus yang bermasalah bahkan hingga tragedi yang mengerikan seperti adanya
penyiksaan, ancaman yang memang kurang pantas jika diterapkan di dalam lingkup
keluarga.
Jadi, memang tidak bisa dipungkiri untuk mewujudkan anak agar tetap berkeinginan
untuk sekolah ialah dimulai dari diri sendiri. Hal tersebut bisa muncul dalam benak anak-anak
jika anak-anak diberikan motivasi jika mengenyam pendidikan itu penting dan tidak ada kata
sia-sia, serta dalam hal lain, ilmu selalu digunakan secara terus-menerus.
Dan dukungan dari orang tua juga memang diperlukan sehingga anak mau untuk
belajar dan berprestasi di sekolahnya. Jangan menyalahgunakan hak anak yang sebenarnya
untuk bersekolah malah harus untuk bekerja. Hal tersebut juga memerlukan dukungan dari
semua pihak, selain dari pemerintah juga dari masyarakat setempat.
III. TERSEDIANYA TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN YANG
KOMPETEN DAN PROFESIONAL.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen secara tegas
menyatakan bahwa kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi meningkatkan
martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan
nasional. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru menyebutkan bahwa
guru memiliki beban kerja paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan sebanyak-
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 44 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
banyaknya 40 (empat puluh) jam tatap muka per minggu. Hingga saat ini, belum semua guru
dapat melaksanakan tugas ideal sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yaitu dengan
beban mengajar paling sedikit 24 jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu. Hal tersebut terjadi
karena kondisi sekolah yang kelebihan guru atau lokasi sekolah yang berada di daerah
terpencil. Kelebihan guru terjadi karena ada perubahan kebijakan dalam perencanaan dan
rekruitment guru, serta perubahan beban mengajar guru dari paling sedikit 18 jam tatap muka
per minggu menjadi 24 jam tatap muka per minggu. Tak perlu kita mencari perbandingan
pada Daerah-daerah terpencil karena daerah yang bukan status terpencil saja, pada umumnya
peserta didiknya sedikit sehingga mempengaruhi jumlah rombongan belajar (rombel) dan
rasio minimal jumlah peserta didik terhadap gurunya. Kembali pada Rasio siswa terhadap
gurunya, PP 74 mengamanatkan aturan ini akan berlaku sepenuhnya pada 1 Januari tahun
2016 sesuai dengan amanah yang disebutkan pada pasalnya 10 tahun sejak berlakunya UU
No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Berapa banyak sekolah yang yang telah mempunyai guru yang cukup? Menjawab
pertanyaan ini tidak mudah, karena kecukupan guru tingkat kabupaten/kota belum tentu
menunjukkan kecukupan tingkat sekolah. Sebaliknya menghitung kecukupan guru tingkat
sekolah akan mengakibatkan, kelebihan guru pada tingkat kabupaten/kota. Hal ini disebabkan
karena pendukung administrasi guru yang ada di sekolah. Sehingga kecukupan guru di tingkat
sekolah, akan berbeda dengan kecukupan guru tingkat kabupaten/kota.
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 45 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
III. 1. Rasio Guru SD terhadap Siswa.
Jumlah guru tingkat SD (Sekolah Dasar) TA. 2015/2016 di provinsi Sumatera Selatan
terdata sebanyak 59.951 orang, terdiri dari 55.867 guru di SD Negeri dan 4.084 guru di SD
Swasta. Sedangkan jumlah siswa SD di tahun 2015 berjumlah 941.439 orang siswa, dengan
begitu rasio guru SD terhadap siswa 1 : 16. Hal ini dianggap baik karena telah melebihi dari
target yang telah ditetapkan secara nasional.
3.III.1.1 Tabel Rasio Guru SD Terhadap Siswa Tahun 2016
Indikator Kinerja Capaian Tahun 2016
Satuan Target Realisasi
Rasio Guru SD/MI terhadap
Siswa Rasio 1:20 1:16
Peningkatan rasio guru terhadap siswa diharapkan dapat memacu peningkatan proses
belajar dan mengajar karena guru lebih terfokus dalam proses mengajarnya, sehingga hasil
akhir yaitu peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di Sumatera Selatan dapat tercapai.
III.2. Rasio Guru SMP terhadap Siswa
Jumlah guru tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama) TA. 2015/2016 di provinsi
Sumatera Selatan yaitu 23.895 orang, terdiri dari 19.693 guru di SMP Negeri dan 4.202 guru
di SMP Swasta, sedangkan jumlah siswa SMP di Sumatera Selatan pada tahun 2016
berjumlah 346 292 orang siswa, terdiri dari 274.196 orang siswa, dengan begitu rasio guru
SMP terhadap siswa 1 : 14.
3.III.2.1 Tabel Rasio Guru SMP Terhadap Siswa Tahun 2016
Indikator Kinerja Capaian Tahun 2016
Satuan Target Realisasi
Rasio Guru SMP terhadap
Siswa Rasio 1:20 1:14
Terjadi peningkatan rasio guru di tingkat SMP jika dibandingkan dengan tahun 2015,
dimana pada tahun 2015 realisasi rasio guru yaitu 1 : 13, sedangkan tahun 2016 realisasi rasio
guru 1 : 14, hal ini juga dapat diartikan adanya penambahan guru ditingkat SMP, baik itu
guru PNS ataupun guru Honorer yang ada disekolah. Terjadinya peningkatan jumlah guru
tersebut diharapkan memberikan dapak positif bagi perkembangan siswa di tingkat SMP.
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 46 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
III.3. Rasio Guru SMA terhadap Siswa
Jumlah Guru di tingkat SMA/K yang telah memiliki di seluruh Kab/Kota Provinsi
Sumatera Selatan TA. 2015/2016 adalah 13.699 orang terdiri dari 10.384 orang guru di SMA
Negeri dan 3.315 orang guru di SMA Swasta, Jumlah Guru di tingkat SMK yang telah
memiliki di seluruh Kab/Kota Provinsi Sumatera Selatan TA. 2015/2016 adalah 6.675 orang
terdiri dari 4.167 orang guru di SMK Negeri dan 2.508 orang guru di SMK Swasta,
sedangkan jumlah siswa SMA/K 28.5187 orang, sehingga didapat rasio perbandingan guru
terhadap siswa adalah 1 : 14
3.III.3.1 Tabel Rasio Guru SMP Terhadap Siswa Tahun 2016
Indikator Kinerja Capaian Tahun 2015
Satuan Target Realisasi
Rasio Guru SMA terhadap
Siswa Rasio 1:20 1:14
Terjadi peningkatan rasio guru di tingkat SMA/K jika dibandingkan dengan tahun
2015, dimana pada tahun 2015 realisasi rasio guru yaitu 1 : 11, sedangkan tahun 2016
realisasi rasio guru 1 : 14, hal ini juga dapat diartikan adanya penambahan guru ditingkat
SMA/K, baik itu guru PNS ataupun guru Honorer yang ada disekolah. Terjadinya
peningkatan jumlah guru tersebut diharapkan memberikan dapak positif bagi perkembangan
siswa di tingkat SMA.
3.III.3.1 Diagram Rasio Guru Berdasarkan Umur Tahun Pelajaran 2016
-
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
4.000
4.500
Usia ≤ 30 Tahun
Usia 31-35 Tahun
Usia 36-40 Tahun
Usia 41-45 Tahun
Usia 46-50 Tahun
Usia 51-55 Tahun
Usia ≥ 56 Tahun
SMA 4.324 2.596 2.046 1.559 1.490 1.131 550
SMK 2.530 1.187 875 622 569 508 380
4.324
2.596
2.046
1.559 1.490 1.131
550
2.530
1.187 875
622 569 508 380
Rasio Guru Berdasarkan Umur
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 47 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
Sedangkan jumlah siswa SMA di seluruh kab/kota prov. Sumatera Selatan
berdasarkan dapodikmen TA. 2015/2016 adalah sebanyak 191.850 siswa, 142.336 orang di
SMA Negeri, 49.514 di SMA Swasta, sedangkan Jumlah Siswa SMK di seluruh kab/kota
prov. Sumatera Selatan adalah sebanyak 93.337 siswa, 51414 orang di SMK Negeri dan
41.923 orang di SMK Swasta
3.III.3.2 Diagram Rasio Guru Berdasarkan Umur Tahun Pelajaran 2016
3.III.3.3 Diagram Rasio Guru Berdasarkan Umur Tahun Pelajaran 2016
-
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
120.000
140.000
160.000
Total Siswa SMK SMK Negeri SMK Swasta Total Siswa SMA SMA Negeri SMA Swasta
3.537 2.048 1.489 8.790 6.623
2.167
75.661
42.262 33.399
158.616
119.170
39.446
14.139 7.104 7.035
24.444 16.543
7.901
Jumlah Siswa SMA/K Berdasarkan Umur Tahun 2016
a. Usia ≤15 Tahun b. Usia 16-18 Tahun c. Usia ≥19 Tahun
1:07
1:09
1:10
1:12
1:13
1:14
1:16
SD SMP SMA/K
Realisasi 2015 1:16 1:13 1:11
Realisasi 2016 1:16 1:14 1:14
1:16
1:13
1:11
1:16
1:14 1:14
Rasio Guru Terhadap Siswa 2015 s.d 2016
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 48 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
Dari grafik di atas terlihat bahwa terjadi peningkatan rasio guru dari tahun ketahun,
merupakan bukti keseriusan pemerintah baik provinsi maupun pemerintah daerah dalam
memajukan dunia pendidikan.
II. GURU BERKUALIFIKASI
Guru adalah seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya
merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Menurut Undang-Undang
nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1, mengenai ketentuan
umum butir 6, yaitu pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain
yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa guru adalah pendidik, Menurut UU no. 14 tahun
2005 “ Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.” Berdasarkan dari hal tersebut Guru Sebagai Pendidik, Guru adalah pendidik,
yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya.
Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas tertentu, yang mencakup tanggung
jawab, wibawa, mandiri dan disiplin atau dalam artian yang luas guru haruslah profesional
dalam hal yang ditekuninya.
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 49 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
Dengan bertitik tolak dari pengertian tersebut, maka pengertian guru yang profesioal
adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan
sehingga ia mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan
maksimal. Atau dengan kata lain, guru yang profesional adalah orang yang terdidik dan
terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya dibidangnya. Guru di Indonesia
juga tidak jarang telah di posisikan mempunyai peran ganda bahkan multi fungsi. Mereka di
tuntut tidak hanya sebagai pendidik yang harus mampu mentransformasikan nilai-nilai ilmu
pengetahuan, tetapi sekaligus sebagai penjaga moral bagi anak didik. Bahkan tidak jarang,
para guru dianggap sebagai orang kedua, setelah orang tua anak didik dalam proses
pendidikan secara global. Dalam masyarakat Jawa mengenal kata guru sebagai artian dari
“digugu dan ditiru” (menjadi panutan), dan dalam Bahasa Indonesia juga dikenal peribahasa
“Guru kencing berdiri, murid kencing berlari”. Itu artinya, semua perilaku guru akan menjadi
panutan bagi anak didiknya. Sebuah posisi yang mulia dan sekaligus memberi beban
psikologis tersendiri bagi para guru. Mutu pendidikan ditentukan oleh beberapa faktor
penting, yaitu menyangkut input, proses, dukungan lingkungan, sarana dan prasarana.
Penjabaran lebih lanjut mengenai faktor-faktor tersebut bahwa input berkaitan dengan kondisi
peserta didik (minat, bakat, potensi, motivasi, sikap), proses berkaitan erat dengan penciptaan
suasana pembelajaran, yang dalam hal ini lebih banyak ditekankan pada kreativitas pengajar
(guru), dukungan lingkungan berkaitan dengan suasana atau situasi dan kondisi yang
mendukung terhadap proses pembelajaran seperti lingkungan keluarga, masyarakat, alam
sekitar, sedangkan sarana dan prasarana adalah perangkat yang dapat memfasilitasi aktivitas
pembelajaran, seperti gedung, alat-alat laboratorium, komputer dan sebagainya. Berkaitan
dengan faktor proses, guru menjadi faktor utama dalam penciptaan suasana pembelajaran.
Sudah banyak usaha-usaha yang dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan,
khususnya kualitas guru ,kesejahteraan dan pendidikan guru yang dilaksanakan oleh
pemerintah. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan
yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkualitas.
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 50 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
Jadi guru yang berkualitas adalah guru yang benar-benar menguasai apa-apa yang
harus dimiliki seseorang dalam menekuni pekerjaanya, dalam hal ini ilmu-ilmu pendidikan
yang dapat memenuhi kriteria dia sebagai guru yang profesional dan mencintai pekerjaannya,
selain itu seorang guru yang berkualitas harus memiliki kemampuan-kemampuan yang dapat
menunjang pekerjaan tersebut.
Berbagai upaya Pemerintah dilakukan untuk meningkatkan kualifikasi guru seperti
kebijakan pemerintah pusat dalam hal sertifikasi guru, kebijakan pemerintah provinsi daerah
dalam melakukan pelatihan yang dapat meningkatkan kompetensi guru dan untuk menambah
wawasan pengetahuan para guru karena Pemerintah mengetahui bahwa Pengetahuan dan
keterampilan bagi seorang guru merupakan suatu hal yang mutlak, guru sebagai seorang
komunitator harus memiliki syarat, yaitu terampil berkomunikasi, sikap, pengetahuan, dan
sistem social budaya. Disamping itu guru senantiasa mengembangkan diri
III.4. % Guru Tk/PAUD Berkualifikasi S1/DIV
Total jumlah Guru sekolah PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) di Provinsi
Sumatera Selatan Tahun 2015-2016 adalah 10.908 orang, terdiri dari 137 orang guru laki-laki
dan 10.771 orang adalah guru perempuan
Indikator Kinerja Capaian Tahun 2015
Satuan Target Realisasi
1 Persentase Guru TK/PAUD
Kualitas S1/DIV % 88% 47,80%
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 51 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
Dari 10.908 Guru sekolah TK/PAUD, hanya 554 orang guru yang telah memiliki
NUPTK dan 10.354 orang guru lainnya belum memiliki NUPTK sebagai guru TK/PAUD.
3.III.3.4 Diagram Rasio Guru Berdasarkan Umur Tahun Pelajaran 2016
Dari grafik diatas terlihat Guru Sekolah PAUD yang memenuhi kualifikasi
pendidikan yaitu D4 /S-1 berjumlah 5.159 orang, sedangkan yang memiliki kualifikasi S-2
berjumlah 56 orang, dinas pendidikan menargetkan bahwa 88% guru TK/Paud berkualifikasi
S1/DIV, dari data dapodik diatas didapati persentasi guru TK/Paud berkualifikasi sebanyak
47,80%. Hal tersebut masih jauh dari target capaian Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera
Selatan, hal tersebut dikarenakan disekolah-sekolah swasta masih banyak didapati guru-guru
yang masih berpendidikan SMA.
III.5. % Guru SD Berkualifikasi S1/DIV
Perkembangan jumlah sekolah juga menuntut perkembangan kualifikasi, dimana
berdasarkan data isian dapodik pendidikan dasar tahun ajaran 2015/2016, maka di dapat data
Guru yang telah memiliki NUPTK berdasarkan Kualifikasi dan Penempatan Guru dari 17
kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan. Jumlah Guru Tingkat SD (Sekolah Dasar)
terdata sebanyak 59.951 orang, terdiri dari 55.867 guru di SD Negeri dan 4.084 guru di SD
Swasta, dari jumlah tersebut Jumlah Guru SD yang memiliki Kualifikasi Sarjana (S-1) adalah
sebanyak 45.165 orang, terdiri dari 42.289 orang guru di SD Negeri dan 2.876 orang guru di
SD Swasta.
3.III.5.1 Tabel Kualifikasi Guru SD Terhadap Siswa Tahun 2016
Indikator Kinerja Capaian Tahun 2016
Satuan Target Realisasi
1 Persentase Guru SD Kualitas
S1/DIVdan S-2 % 90% 75,34%
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
D3 D4 S1 S2
Kualifikasi guru 104 5 5154 56
104 5
5154
56
Kualifikasi guru PAUD Tahun 2016
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 52 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
Target tahun 2016 untuk guru SD berkualifikasi S1/DIV sebanyak 60% dari total
59.951 orang guru, untuk saat ini jumlah guru SD berkualifikasi berjumlah 45.165 orang atau
75,34%. Dengan semakin banyaknya guru yang memiliki kualifikasi S.1 /D.IV dan telah
memiliki sertifikasi, diharapkan kualitas mengajar di sekolah sekolah dan penerapan
kurikulum kepada siswa didik akan semakin baik dan berkualitas. Sehingga mampu
menghasilkan peserta didik yang cerdas, ber akhlak mulia, dan memiliki daya saing dalam hal
intelektual, prestasi serta keterampilan yang membanggakan di dunia.
III.6. % Guru SMP Berkualifikasi S1/DIV
3.III.6.1 Tabel Kualifikasi Guru SMP Terhadap Siswa Tahun 2016
Indikator Kinerja Capaian Tahun 2016
Satuan Target Realisasi
1 Persentase Guru SMP Kualitas
S1/DIV dan S-2 % 90% 86,53%
Target yang ingin dicapai Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan untuk
Persentase Guru SMP Kualitas S1/DIV sebesar 90% dari total jumlah guru SMP sebanyak
23.895 orang, dari total jumlah guru tersebut yang berkualifikasi S1/DIV sebanyak 19.543
orang, sedangkan jumlah guru SMP yang memiliki Kualifikasi Magister (S-2) adalah
sebanyak 1.133 orang,. Jika dihitung dari jumlah guru hanya dari yang berkualifikasi S1/DIV
maka didapati realisasi 81,79% guru yang berkualifikasi S1/DIV, tetapi jika dihitung dari
total guru yang berkualifikasi termasuk yang berkualifikasi S2 maka didapati jumlah guru
berkualifikasi 20.676 orang atau sekitar 86,53%, jumlah tersebut walaupun belum mencapai
dari target yang ditentukan tetapi telah mencapai hasil yang memuaskan, masih banyaknya
guru yang belum berkualifikasi tersebut adalah guru-guru senior yang telah mendekati masa
pensiun sehingga berkurangnya keinginan untuk melanjutkan pendidikan.
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 53 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
3.III.6.1 Diagram Kualifikasi Guru SD dan SMP Berdasarkan Umur Tahun Pelajaran 2016
III.7. % Guru SMA Berkualifikasi S1/DIV
3.III.7.1 Tabel Kualifikasi Guru SMA/K Terhadap Siswa Tahun 2016
Indikator Kinerja Capaian Tahun 2016
Satuan Target Realisasi
1 Persentase Guru SMA/K
Kualitas S1/DIV dan S-2 % 100% 94,86%
Target yang ingin dicapai Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan untuk
Persentase Guru SMA Kualitas S1/DIV sebesar 100% dari total Jumlah Guru di tingkat
SMA/K yang telah memiliki NUPTK di seluruh Kab/Kota Provinsi Sumatera Selatan TA.
2015/2016 adalah 19.990 orang, yang terdiri dari 13.699 orang guru di SMA dan 6.291 orang
guru di SMK. Guru SMA yang memiliki kualifikasi DIV/S-1 berjumlah 11.966 orang, yang
terdiri dari 9.098 orang guru di SMA Negeri dan 2.868 orang guru di SMA Swasta,
sedangkan untuk kualifikasi S-2 berjumlah 1.245 orang yang terdiri dari 1.067 orang guru di
SMA Negeri dan 178 orang guru di SMA Swasta. Untuk SMK kualifikasi guru DIV/S-1
berjumlah 5.639 orang, yang terdiri dari 3.553 orang guru di SMK Negeri dan 2.086 orang
guru di SMK Swasta, sedangkan untuk kualifikasi S-2 berjumlah 476 yang terdiri dari 385
orang guru di SMK Negeri dan 91 orang guru di SMK Swasta
-
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
40.000
45.000
< D1 D1 D2 D3 D4 S1 S2 S3
SD Negeri 8.130 107 4.603 173 29 42.289 508 1
SD Swasta 896 24 171 54 1 2.876 63 1
SMP Negeri 1.201 8 277 156 497 16.514 1029 0
SMP Swasta 794 0 72 53 129 3029 104 1
8.130
107
4.603
173 29
42.289
508 1 896 24 171 54 1
2.876
63 1
1.201
8277
156497
16.514
10290794 0 72 53 129
3029
104 1
Kualifikasi Guru SD, SMP Tahun 2016
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 54 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
3.III.7.1 Diagram Kualifikasi Guru Berdasarkan Umur Tahun Pelajaran 2016
III.8. Guru Berprestasi Mengikuti Tingkat Nasional
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan merupakan salah satu
implementasi Undang-Undnag Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008. Pendidik yang Berprestasi dan
Berdedikasi dapat dijadikan model atau contoh bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan
lainnya, karena yang bersangkutan mempunyai prestasi yang luar biasa atau melebihi yang
dicapai Pendidik dan Tenaga Kependidikan lain, sehingga berdampak positif bagi
perkembangan pendidikan dan peningkatan mutu dan proses hasil pembelajaran.
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
10000
SLTP SLTA D1 D2 D3 S1 S2 Data Kosong
SMA Negeri 58 17 5 6 139 3.553 385 4
SMA Swasta 130 6 21 15 155 2.086 91 0
SMK Negeri 79 5 5 12 111 9.098 1067 6
SMK Swasta 137 5 16 19 87 2868 178 3
Kualifikasi Guru SMA/K Tahun 2016
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 55 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
Selaras dengan kebijaksanaan
pembangunan yang meletakkan
pengembangan Sumber Daya Manusia
(SDM) sebagai prioritas pembangunan
nasional, maka kedudukan dan peran
Guru semakin bermakna strategis dalam
mempersiapkan Sumber Daya Manusia
yang berkualitas dalam menghadapi era
global. Era globalisasi menuntut SDM
yang bermutu tinggi dan siap berkompetisi, baik pada tataran nasional, regional,
maupun internasional. Mendukung hal tersebut pemerintah mengadakan kegiatan guna
mencari figur-figur guru yang berprestasi sehingga dapat berdampak positif sebagai
inspirasi bagi guru-guru yang lainya untuk terus berprestasi. Untuk mengapresiasikan
hal tersebut Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan mengadakan program
pemilihan guru berprestasi baik tingkat daerah maupun tingkat nasional. Pemilihan
Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi Tingkat Provinsi
Sumatera Selatan tahun 2015 dilaksanakan untuk memperoleh Peserta Terbaik (Juara
I) yang akan memakili Provinsi Sumatera Selatan ke Pemilihan Tingkat Nasional. dari
kegiatan tersebut didapati pememenang tingkat daerah berjumlah 32 orang dan 31
orang yang diikutkan ke pemilihan ketingkat nasional. dari hasil di tingkat Nasional 2
orang peserta berhasil meraih peringkat juara 1 Nasional Kepala TU SMK dan juara 3
Nasional guru daerah terpencil.
IV. MENINGKATNYA KUALITAS SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN
Memasuki abad ke- 21 dunia pendidikan di Indonesia menjadi heboh. Kehebohan
tersebut bukan disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan nasional tetapi lebih banyak
disebabkan karena kesadaran akan bahaya keterbelakangan pendidikan di Indonesia. Perasan
ini disebabkan karena beberapa hal yang mendasar. Salah satunya adalah memasuki abad ke-
21 gelombang globalisasi dirasakan kuat dan terbuka. Kemajaun teknologi dan perubahan
yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia
berada di tengah-tengah dunia yang baru, dunia terbuka sehingga orang bebas
membandingkan kehidupan dengan negara lain. Yang kita rasakan sekarang adalah adanya
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 56 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
ketertinggalan di dalam mutu pendidikan. Baik pendidikan formal maupun informal. Dan
hasil itu diperoleh setelah kita membandingkannya dengan negara lain. Pendidikan memang
telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk
pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita seharusnya dapat meningkatkan sumber daya
manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia di negara-negara
lain.
Salah faktor yang mendukung keberhasilan program pendidikan dalam proses
pembelajaran yaitu sarana dan prasarana. Prasarana dan sarana pendidikan adalah salah satu
sumber daya yang menjadi tolak ukur mutu sekolah dan perlu peningkatan terus menerus
seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup canggih. Sarana
prasarana adalah salah satu bagian input, sedangkan input merupakan salah satu subsistem.
Sarana prasarana sangat perlu dilaksanakan untuk menunjang keterampilan siswa agar siap
bersaing terhadap pesatnya teknologi. Sarana prasarana merupakan bagian penting yang perlu
disiapkan secara cermat dan berkesinambungan. Melalui berbagai program kegiatan Dinas
Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan selalu berusaha untuk memenuhi hal tersebut seperti
pembuatan laboratorium bagi SMP dan lainnya yang capaiannya dapat dilihat dibawah ini:
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 57 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
Indikator Kinerja Capaian Tahun 2016
Satuan Target Realisasi
1 % SMP memiliki
Laboratorium % 85 118,93
2 % SD Memiliki
Perpustakaan % 85 57,99
3 % SMP Memiliki
Perpustakaan % 94 86,49
4 % SD Terakses TIK % 74 46,03
5 % SMP Terakses TIK % 95 97,95
6 Jumlah Sekolah Satu Atap sekolah 34 34
7 % SMA/K memiliki
Laboratorium % 29 100
8 % SMA/K Memiliki
Perpustakaan % 96 75,68
9 % SMA/K terakses TIK % 95 95
Data Dapodik tahun 2016 menyebutkan dari total jumlah 1.162 sekolah SMP, yang
memiliki laboratorium sekitar 1.382 sekolah, yang berarti ada sekitar 220 laboratorium, ini
berarti di satu sekolah itu ada yang memiliki lebih dari 1 laboratorium.
3.IV.1 Diagram Perbandingan Jumlah Sekolah SMP dengan Jumlah Laboratorium Tahun 2016
1.000
1.100
1.200
1.300
1.400
Jumlah sekolah SMP
Jumlah Laboratorium
yang ada
2016 1.162 1.382
1.162
1.382
Perbandingan Sekolah SMP dan Laboratorium
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 58 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
Dari jumlah laboratorium yang ada yaitu 1.382 unit, 379 laboratorium dalam kondisi
baik, 815 laboratorium rusak ringan, dan 188 laboratorium kondisi rusak berat. Hal tersebut
perlu menjadi perhatian dari semua pihak guna menjaga kualitas pendidikan di Sumatera
Selatan.
Sedangkan untuk perpustakaan dari 1.162 unit SMP yang ada, yang memiliki
perpustakaan hanya 1.005 unit, ini berarti masih ada kekurangan ruang untuk perpustakaan,
ada yang memang belum memiliki ruang perpustakaan dan juga ruangan guru yang dijadikan
perpustakaan
3.IV.2 Diagram Perbandingan Jumlah Sekolah SMP dengan Jumlah Perpustakaan Tahun 2016
1.162
1.005 Jumlah sekolah SMP
Jumlah Perpustakaan yang ada
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 59 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
Berkembangnya era globalisasi menuntut kita untuk berperan serta, saat ini sekolah –
sekolah diharuskan telah terakses dengan TIK guna memudahkan penyampaian data dan
informasi. Pengetian dari TIK adalah singkatan dari Teknologi Informasi Dan Komunikasi
atau jika dalam bahasa Inggris ‘Information and Communication Technologies’, jika di
singkat ‘ICT’ dapat di artikan sebagai payung besar terminologi yang mencakup semua
peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan Informasi. Teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) memuat semua teknologi yang berhubungan dengan penanganan
informasi. Penanganan ini meliputi pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan,
penyebaran, dan penyajian informasi. Jadi, TIK adalah teknologi yang berhubungan dengan
pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi.
Sekolah tingkat SMP yang telah terakses TIK sekitar 1240 sekolah atau sekitar 97,95% dari
jumlah sekolah yang ada. Hal tersebut telah mencapai dari target yang telah ditentukan.
Sedangkan untuk tingkat Sekolah Dasar jumlah sekolah yang memiliki persputakaan
berjumlah 2.821 sekolah dari total sekolah tingkat Sekolah Dasar berjumlah 4.864 Sekolah,
hal ini masih jauh dari target yang telah ditentukan dikarenakan masih banyak di sekolah
sekolah pada umumnya Sekolah Dasar yang ruang untuk perpustakaanya masih menjadi satu
dengan ruang lainya seperti ruang guru.
3.IV.3 Diagram Perbandingan Jumlah Sekolah SD dengan Jumlah Perpustakaan Tahun 2016
4.864
2.821 Jumlah sekolah SD
Jumlah Perpustakaan yang ada
Sedangkan untuk jenjang Sekolah Dasar terakses TIK dari target renstra 60% hanya
46,03% sekolah yang terakses TIK atau sekitar 2135 sekolah. Hal ini masih memerlukan
penangan yang serius dari pemerintah, karena hal tersebut merupakan tantangan dalam
penyampaian mutu pendidikan di daerah.
Untuk tingkat SMA/K dari total 1.189 sekolah, yang memiliki perpustakaan sebanyak
647 sekolah atau 54,42% hal tersebut masih sedikit jauh dari target yang telah ditentukan
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 60 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
dikarenakan sekolah – sekolah swasta yang ada tidak mempunyai ruang khusus perpustakaan.
Sedangkan untuk sekolah yang memiliki Laboratorium dari 1.189, sekolah kesemuanya telah
memiliki laboratorium, walaupun masih ada sekolah yang menggabungkan laboratorium
IPAnya, dari data dapodik terdapat 1.430 laboratorium di SMA/K, jumlah tersebut lebih
banyak dari jumlah sekolah dikarenakan di sekolah SMK memiliki Laboratorium yang lebih
dari satu.
3.IV.3 Diagram Perbandingan Jumlah Sekolah SMA/K dengan Jumlah Perpustakaan dan Laboratorium Tahun 2016
-200 400 600 800
1.000 1.200 1.400 1.600
Jumlah sekolah SMA/K
Jumlah Perpustakaan
yang ada
Jumlah Laboratorium
yang ada2016 1.189 647 1.430
1.189
647
1.430
Axis
Title
Jumlah Sekolah, Jumlah Perpustakaan dan Jumlah
Laboratorium SMA/K Tahun 2016
B. REALISASI ANGGARAN.
Kebijakan pembangunan pendidikan meliputi 3 Pilar yaitu 1) Peningkatan Pemerataan
dan Perluasan Akses; 2) Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing; 3) Peningkatan tata
kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik program, dan kegiatan yang dilaksanakan pada
tahun anggaran 2016 yang sumber pembiayaannya dari dana APBD Provinsi Sumatera
Selatan melalui DPA meliputi 1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, 2) Program
Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, 3) Program Pendidikan Anak Usia Dini, 4)
Program Pendidikan Dasar, 5) Program Pendidikan Menengah, 6) Program Pendidikan Non
Formal, 7) Program Pendidikan Luar Biasa, 8) Program Peningkatan Mutu Pendidik dan
Tenaga Kependidikan, 9) Program Manajemen Pelayanan Pendidikan, sedangkan anggaran
Dekonsentrasi (APBN) disalurkan melalui DIPA provinsi merupakan pelimpahan
kewenangan yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah provinsi. Anggaran
Dekonsentrasi merupakan pelimpahan, dan penyerahan kewenangan kepada provinsi
memberikan peluang dan kesempatan kepada daerah untuk dapat mengelola kegiatan dan
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 61 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
anggaran secara efektif dan efesien. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku pelaksanaan
kegiatan pembangunan melibatkan partisipasi masyarakat sehingga hasilnya pembangunan
dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.
Pelaksanaan otonomi daerah memberikan peran dan kewenangan lebih besar kepada
daerah termasuk dalam urusan pelayanan pendidikan. Kewenangan pemerintah yang
didekonsentrasikan kepada gubernur/provinsi, disalurkan kepada pemerintah daerah sebagai
tugas Kewenangan Dekonsentrasi pada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan
meliputi:
1. Program Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, dengan kegiatan
a. Penyediaan Layanan Kursus dan Pelatihan;
b. Penyediaan Layanan PAUD;
c. Dukungan Manjemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya PAUD dan Dikmas.
2. Pendidikan Dasar dan Menengah, dengan kegiatan :
a. Pendidikan Sekolah Dasar;
b. Pendidikan Sekolah Menengah;
c. Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus;
d. Pembinaan Sekolah Menengah Atas;
e. Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan;
f. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya dari Ditjen
Dikdasmen
3. Guru dan Tenaga Kependidikan, dengan Kegiatan Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya dari Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan
4. Sekretariat Jendral, dengan kegiatan Sinkronisasi dan Koordinasi Perencanaan
terpadu Provinsi Sumatera Selatan
Sebagai penerima pelimpahan kewenangan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan
yang bertanggung jawab dalam bidang pendidikan, untuk melakukan pengendalian,
pengawasan serta monitoring dan evaluasi terhadap seluruh program kegiatan. Dinas
Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan telah pada tahun 2016 mendapatkan alokasi anggaran
APBD sebesar Rp. 94.962.700.325, yang dipergunakan untuk Belanja Langsung dan Belanja
Tidak Langsung, dengan penjelasan sebagai berikut :
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 62 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
No. Mata Anggaran Pagu Realisasi Sisa
1 Belanja Langsung 56.157.771.375 54.308.549.199 1.849.222.176
2 Belanja Tidak Langsung 38.804.928.950 33.427.758.869 5.377.170.081
Jumlah 94.962.700.325 87.736.308.068 7.226.392.257
Untuk Belanja tidak langsung ( belanja pegawai ) pada tahun 2016 alokasi anggaran
sebesar Rp 56.157.771.375 dan telah terealisasi sebesar Rp 54.308.549.199 atau 96,71%
dan realisasi fisik sebesar 100%
Belanja Langsung (belanja barang/jasa, belanja pegawai dan belanja modal ) untuk
kegiatan pada lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan, alokasi anggaran
sebesar Rp. 94.962.700.325,- telah terealisasi sebesar Rp 87.736.308.068,- atau 92,39 %
untuk realisasi keuangan dan realisasi fisik 100 %, adapun sisa anggaran ( Silva )
sebesar Rp. 7.226.392.257 ( Piutang kegiatan sebesar Rp 3.909.935.850) Adapun
penjelasan realisasi per program kegiatan sebagai berikut :
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Rp. 4.635.955.985,-
2. Program Peningkatan Sarpras Aparatur Rp. 55.265.000,-
3. Program Pendidikan Anak Usia Dini Rp. 118.400.000,-
4. Program Pendidikan Dasar Rp. 5.383.746.200,-
5. Program Pendidikan Menengah Rp. 15.352.117.668,-
6. Program Pendidikan Non Formal Rp. 3.850.644.177,-
7. Program Pendidikan Luar Biasa Rp. 140.033.000,-
8. Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Rp. 1.420.500.310,-
9. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan Rp 2.809.776.206,-
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 63 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
Tabel Realisasi capaian serapan keuangan, % keuangan dan % fisik tahun 2016 sebagai
berikut
No Program/Kegiatan Pagu Anggaran
(Rp)
Realisasi keuangan
Realisasi (%)
Realisasi (Rp) Realisasi Fisik (%)
1 2 3 4 5 6
I Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
4.635.955.985 92,69 4.297.276.308 100,00
1 Penyediaan jasa surat menyurat
29.500.000 100,00 29.500.000 100,00
2 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
2.184.280.985 94,28 2.059.444.233 100,00
3 Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor
100.000.000 99,68 99.675.000 100,00
4
Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional
530.175.000 76,54 405.769.925 100,00
5 Penyediaan jasa administrasi keuangan
91.800.000 93,46 85.800.000 100,00
6 Penyediaan alat tulis kantor
155.000.000 99,29 153.903.600 100,00
7 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
65.000.000 100,00 65.000.000 100,00
8
Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor
55.000.000 100,00 55.000.000 100,00
9 Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
21.600.000 100,00 21.600.000 100,00
10 Penyediaan makanan dan minuman
137.000.000 99,71 136.600.000 100,00
11 Penyediaan Jasa Pendukung Administrasi Teknis/Perkantoran
722.400.000 97,33 703.100.000 100,00
12 Penyediaan Jasa Tutor SKJ 13.200.000 100,00 13.200.000 100,00
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 64 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
No Program/Kegiatan Pagu Anggaran
(Rp)
Realisasi keuangan
Realisasi (%)
Realisasi (Rp) Realisasi Fisik (%)
1 2 3 4 5 6
13 Dokumentasi dan Publikasi
90.000.000 99,61 89.645.000 100,00
14 Koordinasi dan Konsultasi Ke Dalam Daerah, Ke Luar Daerah dan Luar Negeri
335.000.000 81,62 273.438.550 100,00
15 Penyediaan Buletin Informasi Pendidikan
106.000.000 99,62 105.600.000 100,00
II Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
206.000.000 26,83 55.265.000 100,00
16 Pengadaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor
56.000.000 98,69 55.265.000 100,00
17 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
150.000.000 0,00 0 100,00
III Program Pendidikan Anak Usia Dini
118.400.000 100,00 118.400.000 100,00
18 Pembinaan Guru Honor TK 68.900.000 100,00 68.900.000 100,00
19 Pengembangan dan Pembinaan Rumah Pintar Jakabaring
49.500.000 100,00 49.500.000 100,00
IV Program Pendidikan Dasar
5.420.031.900 99,33 5.383.746.200 100,00
20 Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan Inklusif
7.883.000 100,00 7.883.000 100,00
21 Pembinaan Kesiswaan Dikdas
1.235.000.000 97,70 1.206.563.900 100,00
22 Pemberdayaan SLB 1.898.811.600 99,59 1.890.962.000 100,00
23 Pembinaan dan Pengembangan UKS
3.000.000 100,00 3.000.000 100,00
24 Pembinaan Ujian Akhir SD/MI
2.275.337.300 100,00 2.275.337.300 100,00
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 65 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
No Program/Kegiatan Pagu Anggaran
(Rp)
Realisasi keuangan
Realisasi (%)
Realisasi (Rp) Realisasi Fisik (%)
1 2 3 4 5 6
V Program Pendidikan Menengah
18.819.432.000 81,58 15.352.117.668 100,00
25 Pembangunan gedung sekolah
1.550.000.000 15,11 234.222.100 100,00
26 Pengadaan Peralatan Pendidikan untuk SMA/MA/SMK
3.900.000.000 97,85 3.816.185.000 100,00
27 Pengadaan, Pemeliharaan Peralatan Praktik Teknik Perbengkelan
148.811.000 99,70 148.361.700 100,00
28
Penyelenggaraan Akreditasi dan Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS)
50.000.000 100,00 50.000.000 100,00
29 Pekan Iptek dan Informasi bagi guru dan siswa se Sumatera Selatan
64.000.000 97,73 62.550.000 100,00
30 Optimalisasi Pemberdayaan UPTD Graha Teknologi
191.150.000 98,63 188.540.500 100,00
31 Pembinaan dan Pengembangan Berprestasi
3.071.902.000 96,84 2.974.746.300 100,00
32 Rehabilitasi Sedang/Berat UPTD Graha Teknologi
2.000.000 100,00 2.000.000 100,00
33 Pembinaan dan Pengembangan SMP - SMA Olahraga Sriwijaya
7.038.000.000 77,44 5.450.144.500 100,00
34 Lomba/Festival Pemanfaatan ICT utuk Pembelajaran
111.480.000 88,25 98.376.600 100,00
35 Pengadaan sarana UPTD Graha Teknologi
143.000.000 81,33 116.307.100 100,00
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 66 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
No Program/Kegiatan Pagu Anggaran
(Rp)
Realisasi keuangan
Realisasi (%)
Realisasi (Rp) Realisasi Fisik (%)
1 2 3 4 5 6
36 Pembinaan SMK Sumatera Selatan
1.217.000.000 88,77 1.080.310.162 100,00
37 Penyempurnaan Sarana Prasarana UPTD Balai Tekkom
193.069.000 96,03 185.400.000 100,00
38 Pengembangan Pemanfaatan TIK untuk Pendidikan
111.120.000 98,49 109.440.006 100,00
39 Penyelengaraan Lomba / Festival Graha Teknologi
188.090.000 85,83 161.437.000 100,00
40 Peningkatan Mutu Berbasis IT
292.500.000 93,95 274.799.200 100,00
41 Pelatihan Guru SMK Berbasis IT
7.500.000 100,00 7.500.000 100,00
42 Pelaksanaan Ujian Kompetensi
234.000.000 90,83 212.553.650 100,00
43 Evaluasi Program Kuliah Gratis
305.810.000 58,61 179.243.850 100,00
VI Program Pendidikan Non Formal
4.834.756.100 79,65 3.850.644.177 100,00
44 Pekan Olah Raga Pelajar 2.373.733.600 64,57 1.532.816.957 100,00
45 Pengadaan Sarana dan Prasarana UPTD BP3NFI
172.000.000 66,78 114.861.220 100,00
46 Pengembangan Model Pendidikan Non Formal (BP3NFI)
41.400.000 51,69 21.400.000 100,00
47 Pembinaan dan Kreatifitas Seni Budaya
1.850.000.000 98,89 1.829.387.500 100,00
48 Seleksi dan Identifikasi Bakat dan Olahraga Siswa
195.000.000 96,15 187.486.000 100,00
49 Pengembangan Bakat Olahraga
170.500.000 77,75 132.570.000 100,00
50 Pembinaan dan Pengembangan Tutor PNF
12.207.500 100,00 12.207.500 100,00
51 Pembinaan Akreditasi PNF 19.915.000 100,00 19.915.000 100,00
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 67 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
No Program/Kegiatan Pagu Anggaran
(Rp)
Realisasi keuangan
Realisasi (%)
Realisasi (Rp) Realisasi Fisik (%)
1 2 3 4 5 6
VII Program Pendidikan Luar Biasa
181.000.000 77,37 140.033.000 100,00
52 Pembinaan Kesiswaan SLB 181.000.000 77,37 140.033.000 100,00
VIII Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1.587.345.000 89,49 1.420.500.310 100,00
53 Peningkatan Kualifikasi Pendidik
101.450.000 40,15 40.732.510 100,00
54
Pemilihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi
1.305.895.000 92,95 1.213.800.800 100,00
55 Pengembangan Kurikulum 180.000.000 92,20 165.967.000 100,00
IX Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
3.002.007.965 93,60 2.809.776.206 100,00
56 Pembinaan Dewan Pendidikan
385.000.000 96,93 373.192.197 100,00
57 Penerapan sistem dan informasi manajemen pendidikan
231.105.350 97,10 224.407.000 100,00
58 Monitoring, evaluasi dan pelaporan
252.133.265 81,16 204.640.679 100,00
59 Manajemen Pengadaan Barang dan Jasa
114.280.000 96,09 109.815.000 100,00
60 Pembinaan Kreatifitas Siswa (Lomba Cerdas Cermat)
245.000.000 98,89 242.275.000 100,00
61 Pendidikan Untuk Semua 63.420.000 97,24 61.670.000 100,00
62 Perencanaan dan Penyusunan Program Bidang Pendidikan
221.280.350 91,10 201.590.900 100,00
63 Pengadaan Ijazah 1.225.500.000 96,34 1.180.698.980 100,00
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 68 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
No Program/Kegiatan Pagu Anggaran (Rp)
Realisasi keuangan
Realisasi (%)
Realisasi (Rp) Realisasi Fisik (%)
64 Evaluasi dan Pembinaan Sekolah Gratis
147.689.000 67,81 100.150.000 100,00
65 Evaluasi dan Pembinaan Beasiswa Kemitraan
116.600.000 95,49 111.336.450 100,00
Jumlah : 65 kegiatan 38.804.928.950 86,14 33.427.758.869 100,00
B. APBN Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan pada tahun anggaran 2016 mendapat
alokasi dana APBN Dekonsentrasi sebesar Rp. 18.223.934.000,- yang terdiri dari 4 (empat)
Program kegiatan, antara lain :
1. Program PAUD dan Pendidikan Masyarakat Rp. 2.108.158.000,-
2. Program Pendidikan Dasar dan Menengah Rp. 14.836.684.000,-
3. Program Guru dan Tenaga Kependidikan Rp. 970.572.000,-
4. Program Sekretariat Jenderal Rp. 308.520.000,-
Dengan dengan penjelasan sebagai berikut :
NO Kode
Kegaiatan NAMA KEGIATAN
ALOKASI KEUANGAN ( % )
FISIK
ANGGARAN ( Rp ) ( % )
PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH 14.836.684.000 12.868.731.128 86,74% 100,00%
1 2000 Pembinaan Sekolah Menengah Pertama
2.257.342.000 2.136.169.580 94,63% 100,00%
2 2003 Pembinaan Sekolah Dasar
1.974.208.000 1.610.572.100 81,58% 100,00%
3 2005
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah
1.026.830.000 776.599.898 75,63% 100,00%
4 5626 Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus
731.386.000 605.811.000 82,83% 100,00%
5 5627 Pembinaan Sekolah Menengah Atas
4.797.159.000 4.430.743.500 92,36% 100,00%
6 5628 Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
4.049.759.000 3.308.835.050 81,70% 100,00%
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 69 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
NO Kode
Kegaiatan NAMA KEGIATAN
ALOKASI KEUANGAN ( % )
FISIK
ANGGARAN ( Rp ) ( % )
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN
DIKMAS 2.108.158.000 1.664.736.610 78,97% 93,33%
7 2015 Penyediaan Layanan
Kursus dan Pelatihan 188.784.000 162.363.000 86,00% 100%
8 2016 Penyediaan Layanan
Paud 1.084.100.000 1.015.803.000 93,70% 100%
9 2019
Dukungan
Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya
PAUD dan Dikmas
835.274.000 486.570.610 58,25% 80%
GURU DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN 231.804.000 227.036.300 97,94% 100%
10 5635
Dukungan
Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya
Ditjen Guru dan
Tenaga Kependidikan
970.572.000 867.140.500 97,94% 100%
SEKRETARIAT JENDERAL 1.884.653.000 1.522.735.210 80,80% 100%
11 1984
Peningkatan
Pelayanan Prima
dalam Perencanaan,
Penganggaran dan
Kerja Sama Luar
Negeri
308.520.000 290.892.200 97,94% 100%
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 70 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
PENUTUP
Peran pendidikan dalam petumbuhan ekonomi akan terlihat ketika penambahan tenaga
kerja yang memiliki produktivitas tinggi, tenaga kerja produktivitas hasil pendidikan yang
baik akan melahirkan peningkatan keluaran atau output dengan demikian pendidikan
mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Secara khusus pendidikan berperan
penting dalam pertumbuhan industri, sebagai penggerak pendidikan menghasilkan tenaga
kerja yang lebih terampil, proses kerja yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan
produktivitas dan nilai tambah. Melalui pendidikan di harapkan dapat membentuk manusia
yang berkualitas sebagaimana dicita-citakan.
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan melalui Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera
Selatan terus berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Masih banyak aspek yang perlu
penanganan khusus dan kerjasama antara pemerintah daerah dan provinsi terutama dalam
peningkatan sarana dan prasaran penunjang seperti keberadaan Laboratorium dan
Perpustakaan yang masih kurang di banyak sekolah.
Perlunya pemerataan sebaran guru di 17 Kab/Kota terutama guru PNS, karena
didapati ketimpangan jumlah guru antar sekolah di semua daerah yang dapat memperlambat
laju percepatan mutu dan kualitas pendidikan di Sumatera Selatan. Kesulitan akses untuk
mencapai sekolah dan kualitas sekolah yang tidak memadai menjadi penyebab utama baik
dari guru untuk bertugas didaerah, maupun siswa yang akan bersekolah.
4
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 71 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
Implementasi dari kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah dalam bidang
pendidikan bukan hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat maupun Pemerintah
Provinsi, maupun Pemerintah Kabupaten/ Kota tetapi juga menjadi tanggung jawab
masyarakat untuk secara bersama-sama mengembangkan pendidikan. Dengan demikian
keberhasilan pendidikan bukanlah keberhasilan pemerintah semata tetapi keberhasilan
bersama sehingga semua masalah yang muncul dalam pendidikan harus dicari solusinya
bersama-sama dan menjadi tanggung jawab bersama.
Demikian laporan kami semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya
Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi sumatera selatan,
Drs. Widodo, M.Pd.
Pembina Utama Muda / IV.c
NIP 19620728 199203 1002
Laporan Kinerja Dinas Pendidikan 72 Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016
LAMPIRAN