dadb

Upload: junmarujun

Post on 18-Oct-2015

24 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Topik: Diare Akut Dehidrasi Berat

Tanggal (kasus): 3 Januari 2014Persenter: dr. Ratmawati

Tangal presentasi: Penyelia: dr. Ulfah Kartikasari

Tempat presentasi: RSUD Majenang

Obyektif presentasi:

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi: Bayi, 4 bulan, kiriman klinik Raffa datang ke RSUD Majenang bersama kakek dan neneknya dengan penurunan kesadaran. Di perjalanan dari klinik Raffa, pasien sempat henti nafas dan dilakukan bantuan nafas dengan ambu bag. Pasien sebelumnya buang air besar cair sejak 2 hari ini. Dalam sehari buang air besar lebih dari 10 kali. BAB cair volume kurang lebih gelas belimbing setiap BAB, masih ada ampasnya, nyemprot, tidak ada lendir maupun darah. Sebelum buang air besar cair, pasien sempat demam selama 2 hari disertai batuk berdahak. Setelah demam turun, baru diikuti dengan BAB cair dan perut kembung. Saat diberi respon bayi tidak menanggapi respon yang diberikan.

Tujuan: mengetahui penatalaksanaan diare

Bahan bahasan: Tinjauan pustaka Riset Kasus Audit

Cara membahas: Diskusi Presentasi dan diskusi E-mail Pos

Data pasien:Nama: By. FNo registrasi: 022580

Nama klinik: dr. Ulfah KartikasariTelp: 08121409345Terdaftar sejak:

Data utama untuk bahan diskusi:

1. Diagnosis/Gambaran Klinis: Diare Akut Dehidrasi Berat dengan penurunan kesadaran.

1. Riwayat Pengobatan: Bayi tidak berobat.

1. Riwayat kesehatan/Penyakit: Sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan serupa

1. Riwayat keluarga: Tidak ada keluarga yang mengeluhkan hal serupa.

1. Riwayat pekerjaan: -

1. Lain-lain: Kesadaran : apatisKeadaan Umum : tampak pucatTTV : HR : 124x/menit reguler, RR: 6x/menit, T: 38,30C Status Gizi : BaikKepala : MesocephalMata : CA-/-, SI-/-, pupil isokor 3mm/3mm, refleks cahaya +/+, cekung +/+, air mata -/-Telinga: tidak ada otorheaHidung : NCH -/-, disch -/-, deformitas-/-Mulut : sianosis (+), bibir kering (+), lidah kotor (-), FH (-), T1-T1 .Leher : pembesaran KGB (-), JVP 5+2cmH2O, deviasi trakhea (-)Thorax :Cor: I : dinding dada simetris +/+, IC tidak tampak.Pa : IC teraba di SIC 5 LMCSP : Batas jantung normalA : S1>S2, reguler, gallop (-), murmur (-)Pulmo :I : pengembangan dada simetris kanan dan kiri, ketinggalan gerak (-), retraksi (+)Pa : Vocal fremitus kanan = kiriP : sonor di seluruh lapang paruA : Suara dasar vesikuler, Wh -/-, RBH +/+, RBK +/+Abdomen: Inspeksi : cembungAuskultasi: peristaltik (+) meningkatPerkusi : hipertimpaniPalpasi : defans muscular (-), nyeri tekan (-),H/L tidak teraba, turgor kulit >2 detikEkstrimitas : Tidak ada edema, akral dingin, turgor kulit buruk, gerakan ekstremitas tidakberespon.

Daftar Pustaka:

1. Bass M. Rotavirus dan Agen-Agen Virus Gastroenteritis Lain. Dalam: Wahab S, editor. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. edisi 15. Jakarta EGC 1999.

1. Depkes RI, 2011. Buku Saku Lima Langkah Tuntaskan Diare (online) (http://www.dinkes-tts.web.id/bank-data/category/7-pedoman-penanganan-diare.html?download=17:buku-saku-lintas-diare., diakses tanggal 12 Januari 2014)

1. Hasan R, Alatas H. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Buku 1. Jakarta. Badan Penerbit FK UI. 1997

1. International Child Health Review Collaboration, 2013. Diare. (http://www.ichrc.org/bab-5-diare, diakses tanggal 20 Januari 2014).

Hasil pembelajaran:

1. Diagnosis Diare dengan Dehidrasi Berat

1. Patofisiologi Diare

1. Penatalaksanaan Diare dengan Dehidrasi Berat

1. Komplikasi Diare

Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:1. Subyektif: Pasien datang dengan penurunan kesadaran kemudian selama di perjalanan pasien sempat henti nafas dan diberikan ventilasi tekanan positif dengan ambu bag. Sebelumnya pasien mengalami demam dan batuk selama 2 hari, setelah demam turun pasien mengalami BAB cair dan sering dengan frekuensi >10 kali. Keadaan ini merupakan kegawatdaruratan dari komplikasi diare dengan dehidrasi berat. Diare dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti infeksi (bakteri, virus atau infestasi parasit), malabsorbsi, alergi, keracunan, imunodefisiensi dan psikologis. Dalam sehari pasien buang air besar lebih dari 10 kali. BAB cair volume kurang lebih gelas belimbing setiap BAB, masih ada ampasnya, nyemprot, tidak ada lendir maupun darah. Diare juga disertai dengan perut kembung.Dari anamnesis, didapatkan diagnosis bahwa pasien mengalami diare dengan dehidrasi berat yang disebabkan oleh infeksi virus.

1. Objektif: Kesadaran : ApatisKeadaan Umum : Tampak pucatTTV : N : 124x/menit reguler, Rr: 6x/menit, t: 38,30C Status gizi : BaikKepala : MesocephalMata : CA-/-, SI-/-, pupil isokor 3mm/3mm, refleks cahaya +/+, cekung +/+, air mata -/-Telinga: tidak ada otorheaHidung : NCH -/-, disch -/-, deformitas-/-Mulut : sianosis +/+, bibir kering (+), lidah kotor (-), FH (-), T1-T1 .Leher : pembesaran KGB (-), JVP 5+2cmH2O, deviasi trakhea (-)

Thorax :Cor: I : dinding dada simetris +/+, IC tidak tampak.Pa : IC teraba di SIC 5 LMCSP : Batas jantung normalA : S1>S2, reguler, gallop (-), murmur (-)Pulmo :I : pengembangan dada simetris kanan dan kiri, ketinggalan gerak (-), retraksi (+)Pa : Vocal fremitus kanan = kiriP : sonor di seluruh lapang paruA: Suara dasar vesikuler, Wh -/-, RBH +/+, RBK +/+Abdomen: Inspeksi : cembungAuskultasi: peristaltik (+) meningkatPerkusi : hipertimpaniPalpasi : defans muscular (-), nyeri tekan (-),H/L tidak teraba, turgor > 2 detik

Ekstrimitas :Tidak ada edema, akral dingin, turgor kulit buruk, gerakan pada ekstrimitas tidak ada.

Hasil pemeriksaan fisik, mendukung diagnosis diare akut dehidrasi berat. Diagnosis ditegakkan berdasar: Gejala klinis (BAB cair 2 hari. Dalam sehari > 10 kali, volume kurang lebih gelas belimbing setiap BAB, masih ada ampasnya, nyemprot, tidak ada lendir maupun darah. Sebelumnya diawali demam dan batuk. Perut kembung. Pasien mengalami penurunan kesadaran). Keadaan Umum apatis, respirasi 6x/menit, mata cekung +/+, air mata -/-, mulult kering +/+, sianosis (+), perut cembung, bising usus (+) meningkat, hipertimpani, turgor kulit >2 detik, gerak ekstremitas tidak berespon.

1. Assessment(penalaran klinis): Dehidrasi merupakan salah satu komplikasi dari diare baik yang terjadi secara akut maupun kronis. Menurut derajat dehidrasinya diare terbagi menjadi tiga yaitu Gejala / Derajat DehidrasiDiare Tanpa DehidrasiDiare Dehidrasi Ringan/SedangDiare Dehidrasi Berat

Bila terdapat dua tanda atau lebih

Keadaan UmumBaik, sadarGelisah, rewelLesu, lunglai/tidak sadar

MataTidak cekungCekung Cekung

Keinginan untuk minumNormal, tidak ada rasa hausIngin minum terus, ada rasa hausMalas minum

Turgor kulitKembali segeraKembali lambatKembali sangat lambat

Dehidrasi pada diare terjadi akibat peningkatan hilangnya cairan dan elektrolit (natrium, kalium dan bikarbonat) yang terkandung dalam tinja cair anak yang tidak diganti secara adekuat, sehingga timbullah kekurangan cairan dan elektrolit. Diare adalah penyakit yang ditandai dengan betambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (>3x perhari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), dengan atau tanpa darah dan atau lendir.Faktor resiko yang dapat meningkatkan penularan enteropatogen antara lain tidak memberikan ASI eksklusif selama 4-6 bulan pertama kehidupan bayi, tidak memadainya penyediaan air bersih, pencemaran air oleh tinja, kurangnya sarana kebersihan atau MCK, kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk, penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak higienis dan cara penyapihan yang tidak baik. Selain hal-hal tersebut, beberapa faktor yang ada pada penderita dapat meningkatkan kecenderungan untuk terjangkit diare antara lain umur, gizi buruk, imunodefisiensi, berkurangnya keasaman lambung, menurunnya motilitas usus, menderita campak dalam 4 minggu terakhir dan faktor genetik.Prinsip mekanisme terjadinya diare cair terbagi menjadi dua, yaitu sekretorik dan osmotik. Meskipun dapat melalui kedua mekanisme tersebut, diare sekretorik lebih sering ditemukan pada infeksi saluran cerna. Walaupun begitu, kedua mekanisme tersebut dapat terjadi bersamaan pada satu anak.1. Diare osmotikMukosa usus halus adalah epitel berpori, yang dapat dilalui oleh air dan elektrolit dengan cepat untuk mempertahankan tekanan osmotik antara lumen usus dengan cairan ekstrasel. Adanya bahan yang tidak diserap, menyebabkan bahan intraluminal pada usus halus bagian proksimal tersebut bersifat hipertoni dan menyebabkan hiperosmolaritas. Akibat perbedaan tekanan osmose antara lumen usus dan darah maka pada segmen usus jejunum yang bersifat permeable, air akan mengalir kearah jejunum, sehingga akan banyak terkumpul air dalam lumen usus. Na+ akan mengikuti masuk ke dalam lumen, dengan demikian akan terkumpul cairan intraluminal yang besar dengan kadar Na+ normal. Sebagian kecil cairan ini akan dibawa kembali, akan tetapi sebagian yang lainnya akan tetap tinggal di lumen usus karena ada bahan yang tidak dapat diserap seperti Mg, glukosa, sukrose, laktose, maltose di segmen ileum dan melebihi kemampuan absorbsi kolon, sehinga terjadi diare. Bahan-bahan seperti karbohidrat dan jus buah, atau bahan yang mengandung sorbitol dalam jumlah berlabihan akan memberikan dampak yang sama.Pada infeksi virus menyebabkan terjadinya perubahan morfologi dan fisiologis mukosa jejunum. Virus enteropatogen seperti Rotavirus menyebabkan infeksi lisis pada enterosit. Invasi dan replikasi virus dalam sel menginduksi kematian lepasnya sel. Enterosit yang lepas digantikan oleh sel imatur. Akibatnya terjadi penurunan enzim lactase dan gangguan transport glukosa-Natrium karena penurunan aktivitas Na-K-ATPase. Hal ini menyebabkan terjadinya maldigesti karbohidrat dan diare osmotic.1. Diare SekretorikDiare sektorik terjadi karena sekresi air dan elektrolit ke dalam usus halus yang terjadi akibat gangguan absorbsi natrium oleh vilus saluran pencernaan, sedangkan sekresi klorida tetap berlangsung atau meningkat. Keadaan ini menyebabkan air dan elektrolit keluar dari tubuh sebagai tinja cair. Diare sekretorik ditemukan pada diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri akibat adanya rangsangan pada mukosa usus halus oleh toksin E.coli atau V. cholera.01.Beberapa bahan-bahan yang menstimulasi sekresi lumen yaitu enterotoksin bakteri dan bahan kimia yang dapat menstimulasi seperti laksansia, garam empedu bentuk dihidroxy, serta asam lemak rantai panjang. Toksin penyebab diare ini terutama bekerja dengan cara meningkatkan konsentrasi intrasel cAMP dengan aktivasi adenil siklase (Vibrio cholerae), aktivasi guanil siklase dengan akumulasi cGMP intraselular (ETEC), perubahan Ca++ intraseluler yang selanjutnya akan mengaktifasi protein kinase (EPEC) dan stimulasi system saraf enterik (Vibrio cholerae). Pengaktifan protein kinase akan menyebabkan fosforilase membrane protein sehingga mengakibatkan perubahan saluran ion, dan menyebabkan keluarnya Cl- di kripta saluran pencernaan. Disisi lain terjadi peningkatan pompa natrium yang masuk ke dalam lumen usus bersama klorida.Tanda dan gejala diare berdasarkan penyebabnya Gejala klinis Etiologi RotavirusShigellaSalmonellaETECEIECKolera

Masa Tunas:

Panas17-72 jam24-48 jam6-72 jam6-72 jam6-72 jam48-72 jam

Mual+++++-++-

MuntahSering Jarang Sering +-Sering

Nyeri perutTenesmus Tenesmus, krampTenesmus, kolik-Tenesmus, krampKramp

Nyeri kepala-++---

Lamanya sakit5-7 hari>7 hari3-7 hari2-3 harivariasi3 hari

Sifat tinja:

VolumeSedang Sedikit Sedikit Banyak Sedikit Banyak

Frekuensi 5-10 x> 10xSering Sering Sering Terus menerus

Konsistensi Cair Lembek Lembek Cair Lembek Cair

Darah -+Kadang -+-

Bau Langu -Busuk --Amis khas

Warna Kuning Hijau Merah-hijauKehijauan Tak berwarnaMerah-hijauSeperti air cucian beras

Leukosit -++---

Lain-lain Anoreksia Kejang Sepsis Meteorismus Infeksi sistemik -

1. Plan:Diagnosis: Kecil kemungkinannya penyebab penurunan kesadaran ini bukan disebabkan oleh diare akibat virus. Upaya diagnosis sudah optimal.Terapi: O2 2 liter per menit Ventilasi Efektif IVFD RL 50 cc dalam 1 jam pertama 150 cc dalam 5 jam berikutnya Inj. Dexametason 2,5 mgPengobatan: Pengobatan diare bertujuan untuk:1. Mengatasi dehidrasi yang telah ada1. Mencegah kekurangan nutrisi dengan memberikan makanan selama dan setelah diare setelah dehidrasi teratasi1. Mengurangi lama dan beratnya diare, serta berulangnya episode diare, dengan memberikan suplemen zincLima pilar tatalaksana diare:0. Rehidrasi 0. Pemberian Zinc selama 10 hari berturut-turut0. Pemberian ASI dan makanan selama ataupun setelah diare0. Pemberian Antibiotik selektif0. Nasehat kepada orang tuaPenilaianABC

Lihat:Keadaan umum

MataAir mataMulut dan lidahRasa hausBaik,sadar

NormalAdaBasahMinum biasa,tidak haus*Gelisah,rewel

CekungTidak adaKering*haus ingin minum banyak*lesu,lunglai/tidak sadarSangat cekungKeringSangat kering*malas minum atau tidak bisa minum

Periksa: turgor kulitKembali cepat*kembali lambat*kembali sangat lambat

Hasil pemeriksaanTanpa dehidrasiDehidrasi ringan/sedangBila ada 1 tanda* ditambah 1 atau lebih tanda lainDehidrasi beratBila ada 1 tanda* ditambah 1 atau lebih tanda lain

TerapiRencana terapi ARencana terapi BRencana terapi C

Tabel Penetuan derajat dehidrasi menurut WHO 1995Tujuan pengobatan diatas dapat dicapai dengan cara mengikuti rencana terapi yang sesuai, seperti yang tertera pada gambar dibawah ini:1. Rencana terapi A : penanganan diare di rumahJelaskan kepada ibu tentang 4 aturan perawatan di rumah: Beri cairan tambahan (sebanyak anak mau)Jelaskan pada ibu: pada bayi muda, pemberian ASI merupakan pemberian cairan tambahan yang utama. Beri ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian. jika anak memeperoleh ASI eksklusif, beri oralit, atau air matang sebagai tambahan jika anak tidak memperoleh ASI eksklusif, beri 1 atau lebih cairan berikut ini: oralit, cairan makanan(kuah sayur, air tajin) atau air matangAnak harus diberi larutan oralit dirumah jika: anak telah diobati dengan rencana terapi B atau dalam kunjungan anak tidak dapat kembali ke klinik jika diarenya bertambah beratAjari pada ibu cara mencampur dan memberikan oralit. Beri ibu 6 bungkus oralit (200ml) untuk digunakan dirumah. Tunjukan pada ibu berapa banyak cairan termasuk oralit yang harus diberikan sebagai tambahan bagi kebutuhan cairanya sehari-hari: 2 tahun : 100 samapai 200 ml setiap kali BABKatakan pada ibu agar meminumkan sedikit-sedikit tetapi sering dari mangkuk/ cangkir/gelas jika anak muntah, tunggu 10 menit. kemudian lanjutkan lagi dengan lebih lambat. lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti. Beri tablet Zinc Pada anak berumur 2 bulan keatas, beri tablet zinc selama 10 hari dengan dosis : umur 6 bulan : 1 tablet (20 mg) perhari Lanjutkan pemberian makanan Kapan harus kembali1. Rencana terapi BPenanganan dehidrasi sedang/ ringan dengan oralit. Beri oralit di klinik sesuai yang dianjurkan selama periode 3 jam.Usia15 tahun

Berat badan30 kg

Jumlah (ml)200-400 400-600 600-800800-12001200-22002200-4000

Jumlah oralit yang diperlukan 75 ml/kgBB. Kemudian setelah 3 jam ulangi penilaian dan klasifikasikan kembali derajat dehidrasinya, dan pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan. Jika ibu memaksa pulang sebelum pengobatan selesai tunjukan cara menyiapkan oralit di rumah, tunjukan berapa banyak larutan oralit yang harus diberikan dirumah untuk menyelesaikan 3 jam pertama. Beri bungkus oralit yang cukup untuk rehidrasi dengan menambah 6 bungkus lagi sesuai yang dianjurkan dalam rencana terapi A. Jika anak menginginkan oralit lebih banyak dari pedoman diatas, berikan sesuai kehilangan cairan yang sedang berlangsung. Untuk anak berumur kurang dari 6 bulan yang tidak menyusu, beri juga 100-200 ml air matang selama periode ini. Mulailah memberi makan segera setelah anak ingin makan dan lanjutkan pemberian ASI. Tunjukan pada ibu cara memberikan larutan oralit dan berikan tablet zinc selama 10 hari.1. Rencana terapi C (penanganan dehidrasi berat dengan cepat)Beri cairan intravena secepatnya. Jika anak bisa minum, beri oralit melalui mulut, sementara infus disiapkan. Beri 100 ml/kgBB cairan ringer laktat atau ringer asetat (atau jika tak tersedia, gunakan larutan NaCl) yang dibagi sebagai berikut.UmurPemberian pertama 30ml/kgBB selamaPemebrian berikut 70ml/kgBB selama

Bayi (dibawah umur12 bulan)1 jam*5 jam

Anak (12 bulan sampai 5 tahun)30 menit*2 jam

*ulangi sekali lagi jika denyut nadi sangat lemah atau tidak terabaPeriksa kembali anak setiap 15-30 menit. Jika status hidrasi belum membaik, beri tetesan intravena lebih cepat. Juga beri oralit (kira-kira 5ml/kgBB/jam) segera setelah anak mau minum, biasanya sesudah 3-4 jam (bayi) atau 1-2 jam (anak) dan beri anak tablet zinc sesuai dosis dan jadwal yang dianjurkan. Periksa kembali bayi sesudah 6 jam atau anak sesudah 3 jam (klasifikasikan dehidrasi), kemudian pilih rencana terapi untuk melanjutkan penggunaan.Prinsip pemberian terapi cairan pada gangguan cairan dan elektrolit ditujukan:1. Memenuhi kebutuhan akan rumatan (maintenance) dari cairan dan elektrolit1. Mengganti kehilangan cairan yang terjadi1. Mencukupi kehilangan cairan abnormal dari yang sedang berlangsung.Pada diare Cairan Rehidrasi Oral merupakan terapi cairan utama. CRO telah 25 tahun berperan dalam menurunkan angka kematian bayi dan anak dibawah 5 tahun karena diare.Jika dikaitkan dengan kasus, pada pasien ini setelah pemberian 50cc cairan yang pertama menunjukkan perbaikan yang cukup signifikan. Bayi mulai bernapas regular dengan irama 24 kali per menit walaupun bayi belum menangis keras. Kemudian pemberian cairan dilanjutkan dengan maintenance yaitu 150cc dalam 5 jam. Selama pemberian maintenance, keadaan pasien berangsur membaik. Kulit dan mulut mulai memerah dan suara napas tambahan mulai menghilang. Tepat 5 jam setelah pemberian cairan maintenance pasien menangis keras dan kesadarannya mulai pulih. Pasien masuk ruangan dan dibolehkan pulang dengan keadaan membaik.

PENGOBATAN DIETETIKPemberian makanan harus diteruskan selama diare dan ditingkatkan setelah sembuh. Tujuannya adalah memberikan makanan kaya nutrien sebanyak anak mampu menerima. Sebagian besar anak dengan diare cair, nafsu makannya timbul kembali setelah dehidrasi teratasi. Meneruskan pemberian makanan akan mempercepat kembalinya fungsi usus yang normal termasuk kemampuan menerima dan mengabsorbsi berbagai nutrien, sehingga memburuknya status gizi dapat dicegah atau paling tidak dikurangi. Sebaliknya, pembatasan makanan akan menyebabkan penurunan berat badan sehingga diare menjadi lebih lama dan kembalinya fungsi usus akan lebih lama. Makanan yang diberikan pada anak diare tergantung pada, makanan yang disukai dan pola makan sebelum sakit serta budaya setempat.

ZINCPemberian Zinc terbukti mengurangi lama dan beratnya diare. Zinc juga dapat mengembalikan nafsu makan anak. Zinc termasuk mikronutrien yang mutlak dibutuhkan untuk memelihara kehidupan yang optimal. Dasar pemikiran penggunaan zinc dalam pengobatan diare akut didasarkan pada efeknya terhadap imun atau terhadap struktur dan fungsi saluran cerna dan terhadap proses perbaikan epitel saluran cerna selama diare. Pemberian zinc pada diare dapat meningkatkan absorbsi air dan elektrolit oleh usus halus, meningkatkan kecepatan regenerasi epitel usus, meningkatkan jumlah brush border apical, dan meningkatkan respon imun yang mempercepat pembersihan patogen di usus. Pemberian zinc dapat menurunkan risiko terjadinya dehidrasi pada anak. Dosis zinc untuk anak-anak: anak dibawah umur 6 bulan : 10 mg (1/2 tablet) per hari anak diatas umur 6 bulan : 20 mg (1 tablet) per hariZinc diberikan selama 10-14 hari berturut-turut, meskipun anak telah sembuh dari diare. Untuk bayi tablet zinc diberikan dalam air matang, ASI atau oralit. Untuk anak lebih besar, zinx dapat dikunyah atau dilarutkan dalam air matang atau oralit.

TERAPI MEDIKAMENTOSABerbagai macam obat telah digunakan untuk pengobatan diare seperti antibiotika, antidiare, absorben, antiemetic, dan obat yang mempengaruhi mikroflora usus. Beberapa obat mempunyai lebih dari satu mekanisme kerja, banyak diantaranya mempunyai efek toksik sistemik dan sebagian besar tidak direkomendasikan untuk anak umur kurang dari 2-3 tahun. Secara umum dikatakan bahwa obat-obat tersebut tidak diperlukan untuk pengobatan diare akut. Probiotik dapat diberikan sebagai mikroorganisme hidup dalam makanan yang difermentasi yang menunjang kesehatan melalui terciptanya keseimbangan mikroflora intestinal yang lebih baik. Pencegahan diare dapat dilakukan dengan pemberian probiotik dalam waktu yang panjang terutama untuk bayi yang tidak minum ASI.

KOMPLIKASI1. Dehidrasi berat yang berakibat pada kematian1. Gangguan elektrolit dapat berupa hipernatremia, hiponatremia, hiperkalemia, hipokalemia1. Demam1. Edema/overhidrasi1. Asidosis metabolik1. Ileus paralitik1. Kejang Hipoglikemia: terjadi jika anak dipuasakan terlalu lama. Kejang demam Hipernatremia dan hiponatremia1. Malabsorbsi dan intoleransi laktosaPada penderita malabsorbsi atau intoleransi laktosa, pemberian susu formula selama diare dapat menyebabkan: Volume tinja bertambah, berat badan tidak bertambah atau gejala/tanda dehidrasi memburuk, dalam tinja terdapat reduksi dalam jumlah cukup banyak.Tindakan:0. Mencampur susu dengan makanan lain untuk menurunkan kadar laktosa dan menghidari efek bolus0. Mengencerkan susu jadi -1/3 selama 24 -48 jan. Untuk mangatasi kekeurangan gizi akibat pengenceran ini, sumber nutrient lain seperti makanan padat, perlu diberikan.0. Pemberian yogurt atau susu ynag telah mengalami fermentasi untuk mengurangi laktosa dan membantu pencernaan oleh bakteri usus.0. Berikan susu formula yang tidak mengandung/rendah laktosa, atau ganti dengan susu kedelai.1. Malabsorbsi glukosaJarang terjadi. Dapat terjadi pada penderita diare yang disebabkan oleh infeksi, atau penderita dengan gizi buruk. Tindakan: pemberian oralit dihentikan, berikan cairan intravena1. MuntahMuntah dapat disebabkan oleh dehidrasi, iritasi usus atau gastritis yang menyebabkan gangguan fungsi usus atau mual yang berhubungan dengan infeksi sistemik. Muntah dapat juga disebabkan karena pemberian cairan oral terlalu cepat. 1. Akut kidney injuryMungkin terjadi pada penderita diare dengan dehidrasi berat dan syok.

PENCEGAHAN1. Mencegah penyebaran kuman pathogen penyebab diareKuman-kuman patoggen penyebab diare umumnya disebarkan secara fekal oral. Pemutusan penyebaran kuman penyebab diare perlu difokuskan pada cara penyebaran ini. Upaya pencegahan diare yang terbukti efektif meliputi:1. Pemberian ASI yang benar1. Memperbaiki penyiapan dan penyimpanan makanan pendamping ASI1. Menggunakan air bersih yang cukup1. Membudayakan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sehabis buang air besar dan sebelum makan1. Penggunaan jamban yang bersih dan higienis oleh seluruh anggota keluarga1. Membuang tinja bayi yang benar1. Memperbaiki daya tahan tubuh penderitaCara-cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak dan dapat juga mengurangi resiko diare antara lain:0. Memberi ASI paling tidak sampai usia 2 tahun0. Meningkatkan nilai gizi makanan pendamping ASI dan member makan dalam jumlah yang cukup untuk memperbaiki status , gizi anak.0. Imunisasi campak. 0. Vaksin rotavirus, diberikan untuk meniru respon tubuh seperti infeksi alamiah, tetapi infeksi pertama oleh vaksin tidak menimbulkan, manifestasi diare.

Majenang, Januari 2014DOKTER PENDAMPINGDOKTER INTERNSHIP

dr. Ratmawatidr. Ulfah Kartikasari