d013_tps08317p_kimia protein dan asam amino bebe

Upload: shofwatur-rohman

Post on 08-Oct-2015

39 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

d013_tps08317p_kimia Protein Dan Asam Amino Bebe

TRANSCRIPT

  • KIMIA PROTEIN DAN ASAM AMINO

    Kimia Pangan dan Hasil Pertanian

    Bambang Kun

    bambang Kun

  • Berasal dari bahasa Greek (1844) berarti proteios (primary, utama)atau protos (first, pertama).

    suatu bahan yang menduduki tempat (posisi) utama

    Molekul yg sangat vital untuk organisme terdapt di semua sel

    disusun oleh 20 mcm asam amino standar

    Rantai asam amino dihubungkan dg iktn kovalen yg spesifik

    Struktur & fungsi ditentukan oleh kombinasi, jumlah dan urutan

    asam amino

    Sifat fisik dan kimiawi dipengaruhi oleh asam amino

    menduduki 50-75 % dari berat kering sel

    Tumbuhan mensintesa protein melalui akar dan daun dari bahan-

    bahan anorganik seperti nitrogen, air dan karbondioksida.

    Kandungan utama protein : nitrogen, karbon, hidrogen, oksigen.

    Juga mengandung sulfur dan fosfat.. Kadang juga dijumpai unsur

    zink, iron, cooper.

    bambang Kun

  • Molekul protein mengandung nitrogen 16%, karbon 50%,hidrogen 7%, oksigen 22% dan sulfur 0,5-3%.

    Fungsi protein dalam sel hidup :

    1) Zat pembangun tubuh

    2) Memperbaiki sel yang rusak

    3) Sumber energi

    4) Zat pembawa

    5) Zat pelindung

    6) Sebagai biokatalisator.

    PROTEIN

    bambang Kun

  • Protein merupakan senyawa makromolekul yangtersusun atas asam amino-asam amino yangdihubungkan melalui ikatan peptida. Senyawa ini jugadisebut sebagai polipeptida.

    Asam amino merupakan asam organik yang bersifatamfoter yang mengandung gugus amino (NH2), guguskarboksil (COOH), atom hidrogen dan gugus R (rantaicabang).

    Ikatan peptida (--CONH--) merupakan ikatan yangterbentuk antara gugus -karboksil suatu asam aminodengan gugus -amino dari asam amino lainnya.

    Hal-hal yang perlu diperhatikan :Protein merupakan polimer asam aminoBersifat amfoterHasil hidrolisa sempurna dari protein adalah asam

    amino

    bambang Kun

  • Asam Amino dan Ikatan Peptida Asam amino adalah asam organik yang bersifat amfoter yang

    mengandung gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom

    hidrogen dan gugus R (rantai cabang).

    Satu asam amino, kecuali glisin, memiliki paling tidak satu atom Casimetris (atom C mengikat empat gugus yang berbeda).

    Ikatan peptida : ikatan antara -karboksil (COOH) satu asam aminodengan -amino (NH2) dari asam amino lainnya.

    Satu ikatan peptida menghubungkan 2 asam amino

    Dua peptida (dipeptida) menghubungkan 3 asam amino

    Polipeptida menghubungkan banyak asam amino

    Rangkaian polipeptida membentuk protein

    bambang Kun

  • Asam Amino

    Struktur:

    satu atom C sentral yang mengikat secara kovalent:

    gugus amino,

    gugus karboksil,

    satu atom H dan

    rantai samping (gugus R)

    bambang Kun

  • Gugus R rantai samping yang berbeda-beda pada setiap jenis asam amino Gugus R yang berbeda-beda tersebut menentukan:

    -. Struktur-. Ukuran-. Muatan elektrik-. Sifat kelarutan di dalam air

    bambang Kun

  • Asam amino standar Asam amino yang menyusun

    protein organisme ada 20 macamdisebut sebagai asam amino standar

    Diketahui asam amino ke 21 disebutselenosistein (jarang ditemukan) Terdapat di beberapa enzim sepertigluthatione peroxidase

    bambang Kun

  • Berdasarkan kesepakatan internasional, penulisan

    urutan asam amino dalam rangkaian polipeptida

    dimulai dari ujung -amino (N-terminal, ujung N)yang dtulis di sebelah kiri, dan diakhiri pada ujung -karboksil (C-terminal, ujung C) di sebelah kanan

    bambang Kun

  • Ikatan peptida

    Relatif tidak mudah terhidrolisa, kecuali bila ada aktivitas enzim peptidase Bila tidak ada peptidase, maka untuk memecah ikatan peptida diperlukan pemanasan

    dalam suasana sangat asam/basa dengan waktu yang lama.

    Protein

    Untuk menghidrolisa protein diperlukan enzim protease. Enzim ini terbagi 2, yaitu :

    1) Endopeptidase (memecah ikatan peptida yang terletak di antara ujung C dan ujung

    N)

    2) Eksopeptidase (memecah ikatan peptida mulai dari ujung N atau C).

    Asam amino

    Pembeda asam amino satu dengan lainnya terletak pada gugus R-nya Gugus R ini pula yang membedakan sifat fungsional asam amino satu dengan

    lainnya

    Berdasarkan perbedaan senyawa yang ada pada gugus R-nya, maka asam aminodibagi menjadi 20 macam asam amino yang berbeda dalam ukuran, bentuk, muatan

    dan reaktivitasnya.

    bambang Kun

  • Berdasarkan struktur atau berdasarkan jumlah amino atau

    karboksil yang dimilikinya, asam amino dibagi atas :

    1) Asam amino non-polar atau hidrofobik

    Kelarutannya dalam air kecil/rendahSemakin banyak R jenis alifatik, maka akan semakin

    hidrofobik

    Contoh : Ala, Ile, Leu, Phe, Pro,Trp, Val2) Asam amino polar, hidrofilik, tidak bermuatan

    Polar, netralContoh : Ser, Thr, Tyr, Asp, Glu, Cys

    3) Bermuatan positif (pada pH 7.0). Contoh : Lys, Arg, His

    4) Bermuatan nrgatif (pada pH 7.0). Contoh : Aspartic, Glutamic

    KLASIFIKASI ASAM AMINO

    bambang Kun

  • ASAM AMINO NON POLAR

    Memiliki gugus R alifatik

    Glisin, alanin, valin, leusin, isoleusin dan prolin

    Bersifat hidrofobik. Semakin hidrofobik suatu a.a spt Ile (I) biasa terdapat di bagian dlm protein.

    Umum terdapat pada protein yang berinteraksi denganlipid

    bambang Kun

  • bambang Kun

  • ASAM AMINO POLAR Memiliki gugus R yang tidak bermuatan

    Serin , threonin, sistein, metionin, asparagin, glutamin

    Bersifat hidrofilik mudah larut dalam air

    Cenderung terdapat di bagian luar protein

    Sistein berbeda dgn yg lain, karena ggs R terionisasi pada pH tinggi (pH = 8.3) sehingga dapat mengalami oksidasi dengan sistein membentuk ikatan disulfide

    (-S-S-) sistin (tdk tmsk dlm a.a. standar karena selalu tjd dari 2 buah molekul sistein dan tidak dikode oleh DNA)

    bambang Kun

  • bambang Kun

  • ASAM AMINO DENGAN GUGUS R AROMATIK

    Fenilalanin, tirosin dan triptofan

    Bersifat relatif non polar hidrofobik

    Fenilalanin bersama dgn V, L & I a.a plg hidrofobik

    Tirosin gugus hidroksil , triptofan cincin indol

    Sehingga mampu membentuk ikatan hidrogen penting untuk menentukan struktur ensim

    Asam amino aromatik mampu menyerap sinar UV 280 nm sering digunakan utk menentukan kadar protein

    bambang Kun

  • ASAM AMINO DENGAN GUGUS R BERMUATAN POSITIF

    Lisin, arginin, dan histidin

    Mempunyai gugus yg bsft basa pd rantai sampingnya

    Bersifat polar terletak di permukaan protein dapat mengikat air.

    Histidin mempunyai muatan mendekati netral (pd gugus imidazol) dibanding lisin gugus amino

    arginin gugus guanidino

    Krn histidin dpt terionisasi pada pH mendekati pH fisioligis sering berperan dlm reaksi ensimatis yg melibatkan pertukaran proton

    bambang Kun

  • ASAM AMINO DENGAN GUGUS R BERMUATAN NEGATIF

    Aspartat dan glutamat

    Mempunyai gugus karboksil pada rantai sampingnyabermuatan (-) / acid pada pH 7

    bambang Kun

  • bambang Kun

  • ASAM AMINO NON STANDAR

    Merupakan asam amino diluar 20 mcm as. Amino standar

    Terjadi karena modifikasi yang terjadi setelah suatu asam amino standar menjadi protein.

    Kurang lebih 300 asam amino non standar dijumpai pada sel

    modifikasi serin yang mengalami fosforilasi oleh protein kinase

    bambang Kun

  • modifikasi prolin dlm proses modifikasi posttranslasi, oleh prokolagen prolin hidroksilase.

    Ditemukan pada kolagen untuk menstabilkan struktur

    Dari modifikasi Glu oleh vit K.

    karboksi glutamat mampu mengikat Ca penting utk penjendalan darah.

    Ditemukan pd protein protombin

    bambang Kun

  • Modifikasi lisin. Terdapat di kolagen dan miosin (protein kontraksi pd otot) dan berperan untuk sisi terikatnya polisakarida

    Beberapa ditemukan asam amino nonstandar yang tidak menyusun protein merupakan senyawa antara metabolisme (biosintesis arginin dan urea)

    bambang Kun

  • SIFAT FISIK DAN KIMIA ASAM AMINO

    Sifat mengion (ionic properties) : satu asam amino dapat

    bertindak sebagai akseptor proton (pada gugus amino) maupun

    donor proton (pada gugus karboksil)

    Asam amino maupun protein dapat bereaksi dengan senyawa

    tertentu yang memberikan warna spesifik.

    Ada dua kelompok reaksi pewarnaan asam amino/protein :

    1) Reaksi pewarnaan yang melibatkan rantai samping (gugus R)

    tertentu

    2) Reaksi umum yang terjadi pada gugus amino atau gugus

    karboksisl.

    Reaksi pewarnaan ini dapat digunakan untuk mendeteksi kadar

    asam amino atau protein secara kualitatif maupun kuantitatif.

    bambang Kun

  • STRUKTUR DAN KLASIFIKASI PROTEIN

    Berdasarkan struktur konformasi: struktur primer,

    sekunder, tertier dan kuartener

    Berdasarkan komposisi kimia penyusun asam amino:

    protein sederhana, protein terkonyugasi, protein turunan.

    Berdasarkan dasar kelarutannya: albumin, globulin,

    histone, prolamine, protamine, skleroprotein.

    Berdasarkan bentuknya: fibrous protein, globular protein.

    bambang Kun

  • SIFAT FISIK DAN KIMIA PROTEIN

    Sifat Fisikawi

    merupakan senyawa makromolekul dengan beratmolekul yang besar.

    Sifat Kimiawi

    Sangat reaktif karena memiliki sifat :o Amphoter

    o Mengikat ion

    o Mengikat air

    Sifat ini disebabkan protein dapat bermuatan negatif,positif dan keduanya pada lingkungan pH tertentu

    bambang Kun

  • Amphoter Protein mempunyai dua sifat yang berlawanan yaitu dapat bersifat asam

    atau basa, atau dapat bereaksi dengan asam atau basa, atau dapat

    memberi dan menerima proton secara bersamaan.

    Sifat ini dipengaruhi pH lingkungan dimana protein tersebut berada. pH < titik isoelektrik, protein akan cenderung bermuatan (+) (kationik) pH > titik isoelektrik, protein cenderung bermuatan (-) (anionik). pH = titik isoelektrik, protein memiliki muatan (+) dan (-), bersifatzwitter ion.

    Catatan :

    Zwitter ion = senyawa yang memiliki dua kutub yang berlawanan

    (dipolar ion)

    Titik isoelektrik (isoelectric point, pl) = suatu nilai pH, dimana protein

    memiliki muatan elektrik total sama dengan nol dalam suatu larutan

    bambang Kun

  • Kekuatan mengikat ion (binding of ion)

    Tergantung pada pH lingkungan

    pH > pl, protein/asam amino bersifat anionik(bersifat negatif, COO-), sehingga akan mudah

    mengikat ion bermuatan (+) (cation).

    pH < pl, protein/asam amino bersifat kationik(bersifat positif, NH3+), sehingga akan mudah

    mengikat ion bermuatan (-) (anion).

    campuran protein akan memiliki pl yang berbeda-beda, sehingga campuran protein tersebut akan

    memiliki muatan yang bervariasi pula dan dapat

    mengikat berbagai macam ion.

    bambang Kun

  • Kekuatan mengikat molekul air

    (hydration of protein)

    Timbul karena adanya

    Gugus nitrogen, baik yang ada pada N-terminal maupun N padarantai peptida

    Gugus karboksil (COOH, pada C-terminal)Gugus karbonil (CO, dalam rantai peptida); ergantung pada pH

    lingkungan

    pH > pl dan pH < pl, protein memiliki kemampuan mengikat air yanglebih besar dibandingkan pH = pl

    Tergantung pada konsentrasi protein, pH, suhu dan adanya senyawalain.

    Semakin tinggi konsentrasi protein, semakin banyak mengikat air.Semakin jauh dari pl, kemampuan mengikat air semakin tinggi, dan

    sebaliknya semakin mendekati pl, kemampuan mengikat air akan

    menurun dan mencapai minimal pada pl

    bambang Kun

  • Struktur konformasi alami protein dapat mengalami perubahan

    sebagai respons terhadap adanya perlakuan panas, pH, garam,

    pelarut organik atau berbagai macam perlakuan fisik dan kimia

    lainnya.

    Denaturasi:

    setiap perubahan struktur protein dari bentuk konformasi

    alaminya (struktur sekunder, tertier, kuartener) yang tidak

    disertai dengan terputusnya ikatan peptida dalam

    struktur primernya.

    Dapat disebabkan :

    Pengaruh fisikawi (suhu, mekanis, tekanan, iradiasidan interface)

    Pengaruh kimiawi (asam, basa, ion logam, pelarutorganik alkohol, larutan organik lain seperti urea,

    detergen, dan lain-lainbambang Kun

  • Ada 2 jenis perubahan struktur konformasi protein :

    1) Interaksi antara gugus rantai samping antar polipeptida

    Dapat mengakibatkan penggabungan, agregasi, flokulasi, koagulasi,

    presipitasi protein

    2) Interaksi antara gugus rantai cabang dengan pelarut

    Dapat mengakibatkan terjadinya pelarutan, pemisahan,

    penggembungan dan denaturasi

    Suhu tinggi akan membuat protein terdenaturasi sehingga

    kemampuan mengikat airnya menurun.

    Karena energi panas akan mengakibatkan terputusnya

    interaksi non-kovalen yang ada pada struktur alami

    protein tapi tidak memutuskan ikatan kovalennya yang

    berupa ikatan peptida.

    bambang Kun

  • SIFAT FUNGSIONAL PROTEIN

    Merupakan sifat fisik dan kimia protein yang memungkinkan proteinmemberi kontribusinya terhadap sifat-sifat bahan pangan yang diinginkan.

    Umumnya mempengaruhi sifat sensoris bahan pangan, khususnya tekstur. Protein mempengaruhi sifat fungsional bahan pangan seperti viskositas,

    kelarutan, elastisitas, emulsi, dan sebagainya.

    Bahan pangan Sifat fungsional

    Minuman Viskositas, kelarutan, stabilitas panas

    Sup, saos Viskositas, emulsi, water retention

    Adonan (roti) Pembentukan matriks dan film

    Dairy products (es krim,

    dll)

    Emulsi, fat retention, viskositas, foaming,

    gelation, koagulasi

    Egg substitutes Foaming, gelation

    Meat products (sosis, dll) Emulsi, gelation, kohesi, dllbambang Kun

  • Kelarutan protein dalam air dipengaruhi oleh : pH, kekuatan ion, suhu dan

    solvent organik.

    pH > pl (bermuatan (+) atau pH < pl (bermuatan (-), protein berinteraksi

    dengan air sehingga dapat larut.

    pH = pl, muatan protein = 0,, protein tidak dapat berinteraksi dengan air dan

    mengendap.

    Kekuatan ion berbanding lurus dengan konsentrasi dan valensi ion.

    Dalam larutan garam 0,5-1 M, kelarutan protein akan naik sehingga protein

    larut dalam larutan garam (Salting in)

    Konsentrasi garam > 1 M, kelarutan protein menurun (Salting out)

    INTERAKSI PROTEIN-AIR

    bambang Kun

  • Pada suhu 0-40 C, kelarutan protein akan naik.

    Pada suhu > 40 C, protein tidak larut.

    Dengan pelarut organik, protein yang larut dapat mengendap.

    Pengaruh protein terhadap sifat fisik bahan pangan (viskositas, gelation,

    tekstur, dsb) dipengaruhi oleh faktor internal (komposisi asam amino) dan

    faktor eksternal (pH, suhu dan kekuatan ion)

    INTERAKSI PROTEIN-LEMAK

    Dalam makanan, interaksi protein-lemak sering dijumpai pada sistem emulsi.

    Adanya lemak dapat berfungsi melindungi protein dari denaturasi akibat panas.

    bambang Kun

  • Sifat fungsional lain :

    Sifat mengemulsi, membentuk gel, dan membentuk buih.

    Dalam sistem emulsi dan buih yang distabilkan oleh protein terjadi karena protein

    memiliki gugus hidrofobik dan hidrofilik.

    Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembentukan gel :

    panas, pH, kekuatan ion, dan konsentrasi protein.

    bambang Kun

  • PERUBAHAN PROTEIN

    SELAMA PENGOLAHAN PANGAN

    Dapat berupa nilai gizi maupun sifat fungsionalnya.

    Perubahan nilai giziDenaturasi yang diakibatkan :

    panas hilang atau rusaknya asam amino terjadi interaksi protein-protein, protein-karbohidrat, protein-oxidizing

    agents, protein-bahan lain (nitrit, sulfit, dsb)

    Perubahan sifat fungsional modifikasi pada struktur sekunder, tersier, dan kuartener reaksi enzimatis Modifikasi secara kimia spesifik

    bambang Kun

  • Modifikasi pada strutur sekunder, tersier, dan kuartener

    Terjadi karena pH, bahan kimia, dehidrasi, perlakuan

    mekanis maupun perlakuan panas

    Perubahan secara enzimatis

    Dikarenakan hidrolisis protein oleh enzim protease

    (proteolisis) maupun modifikasi yang terjadi

    secara in vivo

    Modifikasi secara kimia spesifik

    Berlangsung pada rantai cabang, atau karena

    adanya pembentukan ikatan silang kovalen

    bambang Kun

  • REAKSI PROTEIN DENGAN KOMPONEN LAIN

    reaksi antara gugus amino pada protein dengan gula reduksi (ReaksiMaillard)

    reaksi pembentukan basa Schiff yang terjadi antara komponen aldehid danketon rantai pendek dari hasil oksidasi lemak dengan gugus amino

    Adanya maloaldehid yang dapat menyebabkan terjadinya ikatan silang(cross-linking) antar molekul protein

    Reaksi antar molekul protein dengan senyawa hasil oksidasi lemak (misal

    hidroperoksida) dapat menyebabkan perubahan struktur dan sifat fungsional

    protein/asam amino.

    Kerusakan protein oleh lemak yang teroksidasi melalui 3 tahap :

    1) Pembentukan protein radikal

    2) Pembentukan ikatan silang antar protein radikal dengan lemak

    3) Polimerisasi lemak-protein

    bambang Kun

  • SISTIM PROTEIN

    DALAM BAHAN PANGAN

    Protein daging berpengaruh terhadap tekstur daging.

    Tingkat kelunakan daging ditentukan oleh tingkat

    kerusakan protein daging

    Protein dalam susu dibagi menjadi 2 fraksi utama :

    1) Casein

    o merupakan phosphoprotein

    o dapat diekstrak dari susu dengan perlakuan

    pengasaman (pH 4,6 dan suhu 20 C

    o Mencapai 80 % dari total protein dalam susu

    o Terdiri atas -casein, -casein dan -casein2) Whey protein

    bambang Kun

  • Protein gandum dikelompokkan berdasarkan kelarutannya :Albumin (larut dalam air)

    Globulin (larut dalam 10 % NaCl, tidak larut dalam air)

    Gliadin (larut dalam 70-90 % alkohol

    Glutelin (tidak larut dalam air, alkohol tapi larut dalam larutan asam/basa

    Kolagen Merupakan protein berbentuk benang (fibrous), banyak terdapat pada hewan pada

    bagian kulit, tendon, tulang dan kartilage.

    dapat diolah menjadi gelatin dengan tahapan :oPre-treatment (rendam dalam larutan kapur 2-5 %, 8-12 minggu, suhu 15-20 C

    atau direndam larutan asam encer selama 24-48 jam

    o Pencucian dengan air

    oDiekstrak dengan asam/basa encr pada suhu 50-60

    oPenyaringan

    oPenguapan

    oSterilisasi

    oPengeringan

    oPenggilingan dalam bentuk bubukbambang Kun