cynthia octavia ps 131610101047

10
LEMBAR KERJA MAHASISWA Judul : Pengambilan sampel darah vena Nama subjek : Pungky Anggraini Umur Subjek : 19 tahun Jenis kelamin : Perempuan Hasil pemeriksaan Tidak didapatkan hasil sampel darah vena dalam dua kali percobaan di lengan kanan. Kesulitan Sulit untuk menentukan vena yang akan diambil sampel darahnya karena vena subjek tidak terlihat dan teraba tertama pada lengan sebelah kiri. Menurut pengakuan subjek, hal ini dikarenakan subjek tidak pernah melakukan pekerjaan berat sehari-harinya. Pembahasan Pemeriksaan hematologi adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui keadaan darah dan komponen- komponennya. Pemeriksaan hematologi rutin dapat menentukan kualitas kesehatan. Sampel darah yang digunakan dalam pemeriksaan ini didapatkan dari pembuluh darah kapiler maupun vena. Pengambilan darah vena dilakukan apabila jumlah darah yang dibutuhkan lebih dari 0,5 ml. Pada praktikum ini dilakukan pengambilan sampel darah vena

Upload: cynthia-octavia

Post on 20-Nov-2015

4 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

laporan pk sistemik

TRANSCRIPT

LEMBAR KERJA MAHASISWA

Judul: Pengambilan sampel darah venaNama subjek: Pungky AnggrainiUmur Subjek: 19 tahunJenis kelamin: Perempuan

Hasil pemeriksaanTidak didapatkan hasil sampel darah vena dalam dua kali percobaan di lengan kanan.

Kesulitan Sulit untuk menentukan vena yang akan diambil sampel darahnya karena vena subjek tidak terlihat dan teraba tertama pada lengan sebelah kiri. Menurut pengakuan subjek, hal ini dikarenakan subjek tidak pernah melakukan pekerjaan berat sehari-harinya.

PembahasanPemeriksaan hematologi adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui keadaan darah dan komponen-komponennya. Pemeriksaan hematologi rutin dapat menentukan kualitas kesehatan. Sampel darah yang digunakan dalam pemeriksaan ini didapatkan dari pembuluh darah kapiler maupun vena. Pengambilan darah vena dilakukan apabila jumlah darah yang dibutuhkan lebih dari 0,5 ml. Pada praktikum ini dilakukan pengambilan sampel darah vena menggunakan alat suntik (syring). Pengambilan darah vena diambil dari venayang berada di area fossa cubitiyang terletak pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku). Vena ini terletak dekat dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf besar. Pada bayi biasanya sampling darah vena menggunakan Vena Jugularis Externa, Vena Femoralis, bahkan dari sinus sagitalis superior. Pengambilan darah vena secara manual dengan alat suntik (syring) merupakan cara yang sering dilakukan di beberapa laboratorium klinik dan tempat-tempat pelayanan kesehatan. Alat suntik ini adalah sebuah pompa piston sederhana yang terdiri dari sebuah sebuah tabung silinder, pendorong, dan jarum. Dalam praktikum ini, langkah pertama adalah menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, antara lain alat suntik (syring), tourniquet, kapas, dan alkohol 70 %. Kemudian subjek diposisikan senyaman mungkin dan memintanya untuk meluruskan lengan yang akan diambil sampel darahnya. Tangan yang dipilih adalah tangan yang sering digunakan, dalam praktikum ini adalah tangan kanan. Lalu menentukan vena yang akan diambil sampel darahnya pada daerah sekitar lipatan siku dengan meraba untuk memastikan posisi vena, vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki dinding tebal. Pilih vena yang cukup besar, superficial, dan terfiksasi. Kemudian pasang tourniquet untuk membendung vena agar lebih mudah saat dilakukan penusukan, pasang pada lengan atas sekitar 5 10 cm diatas siku dan subjek diminta untuk mengepalkan tangannya. Selanjutnya lakukan desinfektan pada daerah yang ditentukan dengan kapas yang telah dibasahi alkohol 70 % secara melingkar dari arah dalam keluar. Tusuk dengan jarum dengan kemiringan 15 300 dengan lubang jarum menghadap ke atas hingga masuk ke lumen vena dan tunggu hingga terlihat perlahan masuk ke dalam syring. Lalu lepaskan ikatan tourniquet perlahan lahan, tarik pengisap syring sehingga darah masuk kedalam syring sebanyak yang dibutuhkan, dalam praktikum ini diambil sebanyak 0,5 ml. Kemudian letakkan kapas diatas jarum, kemudian cabut syring perlahan lahan dari vena.Pada praktikum yang saya lakukan dengan subjek di atas mengalami kegagalan dua kali. Pengambilan sampel darah yang pertama di lakukan pada vena media cubiti yang lebih terlihat dan teraba pada lipatan siku lengan kanan subjek. Namun mengalami kegagalan, darah tidak masuk ke dalam syring. Kegagalan ini disebabkan karena saat saya melakukan penusukan tidak tepat di tengah vena sehingga tidak masuk ke dalam lumen vena. Hal ini terihat pada bekas lukanya agak di tepi dari vena yang telah ditentukan. Percobaan kedua dilakukan di vena chepalica lengan kanan namun terjadi kegagalan kembali, darah tidak keluar sama sekali. Hal ini terjadi kesalahan yang sama, penusukan tidak tepat di tengah lumen vena. Penyebab lainnya, vena ini lebih kecil dan sulit teraba daripada vena media cubiti sehingga lebih sulit dilakukan pengambilannya. Kemudian akan dilakukan percobaan yang ketiga pada lengan kiri, namun pada lengan kiri subjek vena sulit sekali ditemukan dan dirasakan, sehingga tidak bisa dilakukan pengambilan darah dari lengan kanan. Menurut pengakuan subjek, hal ini disebabkan karena subjek jarang melakukan pekerjaan berat sehari-harinya, terutama dengan tangan sebelah kirinya.

LEMBAR KERJA MAHASISWA

Judul: Pengambilan sampel darah kapilerNama subjek: Pungky AnggrainiUmur Subjek: 19 tahunJenis kelamin: Perempuan

Hasil pemeriksaanDi dapatkan sampel darah kapiler dari jari tengah sebelah kiri.

Kesulitan Subjek yang akan diambil sampel darah kapiler agak merasa gugup dan ketakutan. Setelah dilakukan penusukan, subjek juga secara refleks menarik tangannya.

PembahasanPengambilan darah kapiler dilakukan jika jumlah darah yang dibutuhkan hanya sedikit. Pengambilan darah kapiler biasanya dilakukan untuk menghitung waktu perdarahan, untuk pemeriksaan golongan darah, dan juga digunakan sebagai pemeriksaan kadar hemoglobin serta penghitungan sel-sel darah. Darah kapiler adalah darah yang berada di pembuluh kapiler yang sangat kecil, dimana tempat arteri berakhir. Pengambilan darah kapiler biasanya dilakukan di tempat-tempat tertentu yaitu ujung jari tangan atau cuping telinga. Sedangkan pada bayi biasanya diambil dari ujung ibu jari kaki atau tumit.Pada praktikum ini, alat dan bahan yang digunakan adalah lancet, kapas dan alkohol 70 %. mengambil sampel. Kemudian menentukan jari yang akan diambil sampel darahnya, disarankan pada jari manis, tengah dan telunjuk karena ketiga jari tersebut merupakan jalur limfa tertutup, resiko infeksius sedikit. Pijat telapak tangan dan jari yang akan dilakukan penusukan untuk memperlancar peredaran di daerah sekitarnya. Selanjutnya dilakukan desinfeksi menggunakan kapas yang telah dibasahi alkohol dengan cara memutar dari dalam ke arah luar dan tunggu hingga alkohol mengering. Lalu dilakukan penusukan menggunakan lancet dengan sedikit menekan ujung jari sedalam jarum yang sudah tersedia, tetapi jangan terlalu pinggir karena terdapat saraf dan akan lebih terasa sakit. Lakukan pengambilan sampel darah yang dibutuhkan dengan meneteskannya. Namun usahakan yang diambil adalah darah pada tetesan yang kedua, karena darah pada tetesan pertama dikhawatirkan masih terkontaminasi dengan alkohol yang digunakan desinfeksi sebelumnya. Setelah selesai, usap jari menggunakan kapas dan buang bekas jarum ke tempat yang tersedia agar tidak dipakai kembali karena hanya bisa digunakan untuk sekali pakai.Pada praktikum yang telah saya lakukan, didapatkan hasil sampel darah kapiler dari ujung jari tengah pada tangan kiri subjek. Hasil yang didapat darahnya terlihat menyebar, kemungkinan darah terkontaminasi dengan alkohol yang digunakan desinfeksi sebelumnya belum kering tetapi sudah dilakukan penusukan. Selain itu kesulitan yang saya alami yaitu subjek yang merasa ketakutan dan setelah penusukan juga subjek secara refleks menarik tangannya karena kesakitan, sehingga darah yang keluar juga sudah menyebar di ujung jarinya.

LEMBAR KERJA MAHASISWA

Judul: Pengambilan sampel urinNama subjek: Cynthia Octavia Purnama SariUmur Subjek: 20 tahunJenis kelamin: Perempuan

Hasil pemeriksaanDidapatkan hasil sampel urin

KesulitanSulit untuk menentukan waktu dan mengontrol kapan penampungan urin yang benar harus dilakukan yaitu urin porsi tengah yang harus didapatkan setelah sedikit urin yang keluar di awal harus dibuang terlebih dahulu.

PembahasanHasil pemeriksaan urine tidak hanya dapat memberikan informasi tentang ginjal dan saluran kemih, tetapi juga mengenai faal berbagai organ tubuh seperti hati, saluran empedu, pancreas, dsb. Namun, untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang akurat, diperlukan spesimen urin yang memenuhi syarat. Pemilihan jenis sampel urine, teknik pengumpulan sampai dengan pemeriksaan harus dilakukan dengan prosedur yang benar. Pemeriksaan urin adalah tes yang dilakukan pada sampel urin pasien untuk tujuan diagnosis infeksi saluran kemih, batu ginjal, skrining dan evaluasi berbagai jenis penyakit ginjal, memantau perkembangan penyakit seperti diabetes melitus dan tekanan darah tinggi (hipertensi), dan skrining terhadap status kesehatan umum.Praktikum pengambilan sampel urin ini dilakukan dengan tujuan agar dapat mengetahui dan melakukan pengambilan sampel urin yang benar. Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan berupa wadah bersih yang digunakan untuk menampung urin dan tisu. Pengambilan spesimen urine dilakukan oleh subjek sendiri (kecuali dalam keadaan yang tidak memungkinkan). Bahan urin yang paling mudah diperoleh adalah urin porsi tengah yang ditampung dalam wadah bermulut lebar dan steril. Sampel urin yang dikumpulkan adalah urine porsi tengah (midstream). Biakan kuman dengan sampel ini dapat menentukan diagnosis secara teliti pada 80% penderita wanita dan hampir 100% penderita pria, apabila lubang uretra dibersihkan sesuai persyaratan. Urin jenis ini biasanya digunakan untuk tes biakan kuman (kultur). Sebelum mengumpulkan urine, subjek harus membersihkan daerah genital dengan air bersih tanpa menggunakan sabun atau desinfektan dan keringkan dengan tisu. Buang terlebih dahulu beberapa mililiter urin yang keluar pertama, karena aliran pertama urin berfungsi untuk menyiram sel-sel dan mikroba dari luar uretra agar tidak mencemari spesimen urin. Kemudian tampung urin porsi tengah ke dalam wadah yang disediakan secukupnya. Lalu lanjutkan mengeluarkan urin sampai kandung kemih kosong.Hal yang dapat diamati dari hasil pengambilan sampel urin yang dilakukan, meliputi volume, bau, buih, warna, dan kejernihan urin. Volume urin masing-masing orang bervariasi tergantung pada luas permukaan tubuh, banyaknya cairan yang dikonsumsi, dan kelembaban udara. Volume urin normal adalah 1200-1500 ml per hari. Bau urin yang normal tidak terlalu keras, bau yang timbul dari urin disebabkan adanya sebagian asam-asam organik yang mengalami penguapan. Untuk buih yang timbul pada urin yang normal adalah berwarna putih. Jika buih berwarna kuning, itu dikarenakan adanya pigmen empedu (bilirubin) dalam urin. Buih pada urin menandakan bahwa urin tersebut mengandung protein. Untuk warna urin, biasanya urin yang normal memiliki warna kuning muda hingga kuning tua. Jika warna urin abnormal, kemungkinan terdapat zat warna abnormal yang disebabkan adanya metabolisme abnormal, atau bisa juga berasal dari suatu makanan atau obat-obatan. Untuk kekeruhan urin bisa dinilai dengan jernih, agak keruh, keruh atau sangat keruh. Namun tidak semua nilai kekeruhan bersifat abnormal karena urin normal juga bisa menjadi keruh jika dibiarkan atau didinginkan.