curcuma domestica), ekstrak temulawak (curcuma .../perbedaan-pengaruh... · dikorbankan dan ginjal...

71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PERBEDAAN PENGARUH NEFROPROTEKTOR EKSTRAK KUNYIT (Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza), DAN KOMBINASINYA TERHADAP KERUSAKAN HISTOLOGIS SEL GINJAL MENCIT (Mus musculus) YANG DIINDUKSI PARASETAMOL SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Aulia Agung Sanubari G.0009033 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2013

Upload: lamliem

Post on 07-May-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERBEDAAN PENGARUH NEFROPROTEKTOR EKSTRAK KUNYIT

(Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza),

DAN KOMBINASINYA TERHADAP KERUSAKAN HISTOLOGIS

SEL GINJAL MENCIT (Mus musculus) YANG

DIINDUKSI PARASETAMOL

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Aulia Agung Sanubari

G.0009033

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta

2013

Page 2: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul : Perbedaan Pengaruh Nefroprotektor Ekstrak Kunyit

(Curcuma domestica), Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorrhiza), dan

Kombinasinya Terhadap Kerusakan Histologis Sel Ginjal Mencit (Mus

musculus) yang Diinduksi Parasetamol

Aulia Agung Sanubari, NIM : G0009033, Tahun : 2013

Telah diuji dan disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada hari Jumat, 4 Januari 2013

Pembimbing Utama

Nama : Muthmainah, dr., M.Kes NIP : 19660702 199802 2 001 (…………………………….)

Pembimbing Pendamping

Nama : Isdaryanto, dr., MARS NIP : 19500312 197610 1 001 (…………………………….)

Penguji Utama

Nama : Endang Listyaningsih, dr., M.Kes NIP : 19640810 199802 2 001 (…………………………….)

Penguji Pendamping

Nama : Yulia Sari, S.Si, M.Si NIP : 19800715 200812 2 001 (…………………………….)

Surakarta,

Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS

Muthmainah, dr., M.Kes.

NIP 19660702 199802 2 001 NIP 19510601 197903 1 002

Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., SP.PD-KR-FINASIM

Page 3: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan

sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, Januari 2013

Aulia Agung Sanubari NIM. G0009033

Page 4: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

ABSTRAK

Aulia Agung S, G.0009033, 2012. Perbedaan Pengaruh Nefroprotektor Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica), Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorrhiza), dan Kombinasinya Terhadap Kerusakan Histologis Sel Ginjal Mencit (Mus musculus) yang Diinduksi Parasetamol. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Latar Belakang: Kunyit (Curcuma domestica) dan Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) mengandung curcumin dan pada temulawak juga mengandung xanthorrhizol yang diduga dapat melindungi ginjal dari radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efek nefroprotektor kunyit, temulawak, dan kombinasinya terhadap sel ginjal mencit (Mus musculus) yang diinduksi parasetamol. Metode Penelitian: Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik dengan post test only controlled group design. Sampel berupa 30 mencit jantan, galur Swiss webster berumur 2-3 bulan dengan berat badan +20 g. Sampel mencit dibagi dalam 5 kelompok secara random, masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor mencit. Teknik sampling yang dipakai adalah incidental sampling. KK (-) dan KK (+) diberi akuades selama 14 hari. KP1 diberi ekstrak kunyit dosis 2,8 mg/20g BB mencit, KP2 diberi ekstrak temulawak dosis 14 mg/20g BB mencit, dan KP3 diberi kombinasi ekstrak kunyit dosis 2,8 mg/20g BB mencit dan ekstrak temulawak dosis 14 mg/20g BB mencit selama 14 hari. Parasetamol diberikan pada kelompok KK (+), KP1, KP2, dan KP3 pada hari ke-12, 13, dan 14. Hari ke-15, mencit dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis sel ginjal dinilai berdasarkan penjumlahan inti sel piknosis, karioreksis, dan kariolisis. Data dianalisis menggunakan uji Kruskall-Wallis (α = 0,05) dan dilanjutkan uji Mann-Whitney (α = 0,05). Hasil Penelitian: Mean KK(-) : 10,33±1,40, KK(+) : 25,88±3,19, KP1 : 15±2,37, KP2 : 11,58±2,33, dan KP3 : 13±1,92. Hasil analisis data secara statistik menunjukkan adanya perbedaan nilai yang bermakna dari rerata kerusakan sel ginjal antara KK (-) – KK (+), KK (-) – KP2, KK (+) – KP1, KK (+) – KP2, KP1 – KP2, dan perbedaan tidak bermakna antara KK(-) – KP2. Simpulan: Terdapat perbedaan pemberian ekstrak kunyit, ekstrak temulawak, maupun kombinasinya dalam mengurangi kerusakan histologis sel ginjal mencit akibat paparan dari parasetamol, dan ekstrak temulawak dengan dosis 14 mg/20g BB mencit mempunyai efek yang lebih baik dibanding ekstrak kunyit maupun kombinasi ekstrak kunyit dan temulawak. Kata kunci : ekstrak kunyit, ekstrak temulawak, nefroprotektor, kerusakan sel ginjal

Page 5: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRACT

Aulia Agung S, G.0009033, 2012. Difference Nefroprotector Effect of Turmeric (Curcuma domestica) Extract, Xanthorrhiza (Curcuma xanthorrhiza) Extract, and Combination Turmeric and Xanthorrhiza on Histological Damage of Kidney Cells that Induced Paracetamol in Mice (Mus musculus). Script. Faculty of Medicine, Sebelas Maret University, Surakarta. Background: Turmeric and xanthorrhiza have been known to contain curcumin, and specially xanthorrhiza also contain xanthorrhizol that may exhibit significant protection of kidney cells from free radicals. This study has carried out to evaluate difference nefroprotector turmeric, xanthorrhiza, and combination turmeric and xanthorrhiza the difference nefroprotector effect between on histological damage of kedney cells that induced paracetamol in mice. Methods: Present study was experimental laboratory research with post test only controlled group design. Samples were 30 male Swiss webster mice (2-3 months old) weighing +20 g, and they were divided equally into 5 groups, 6 mice each group. Sampling technique in this research was incidental sampling. KK (-) and KK (+) were given aquadest for 14 days. KP1 were given turmeric extract with the dose of 2,8 mg/20 g body weight of mice, KP2 were given xanthorrhiza extract with the dose of 14 mg/20 g body weight of mice, and KP3 were given combination of turmeric extract with dose 2,8 mg/20 g body weight of mice and xanthorrhiza extract with dose 14 mg/20 g body weight of mice for 14 days. Paracetamol was given to groups of KK (+), KP1, KP2, and KP3 on the 12th, 13th, and 14th day. On day-15th, mice were sacrificed and kidneys were taken to make preparations by paraffin block method and HE staining. Kidney histological features were assessed based on quantifying of pyknosis, karyorrhexis, and karyolysis. Data were analyzed using the Kruskall-Wallis test (α=0.05) and continued with Mann-Whitney test (α=0.05). Results: Mean KK(-) : 10,33±1,40, KK(+) : 25,88±3,19, KP1 : 15±2,37, KP2 : 11,58±2,33, and KP3 : 13±1,92. Result of statistically data analysis showed that there was a significant difference of kidney damage score between KK (-) – KK (+), KK (-) – KP1, KK (-) – KP3, KK (+) – KP1, KK (+) – KP2, KK (+) – KP3, KP1 – KP2, KP1 – KP3, and KP2 – KP3, and no significant between KK(-) – KP2.

Conclusion: There was a difference nefroprotector effect between turmeric, xanthorrhiza, and combination of them on histological damage of kidney cells that induced paracetamol, and xanthorrhiza extract at dose 14 mg/20 g body weight of mice had a better effect that turmeric extract or combination of them. Keywords : turmeric extract, xanthorrhiza extract, nefroprotector, kidney cells damage

Page 6: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PRAKATA

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan kekuatan, kesabaran, dan kelapangan yang tak terduga, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan laporan penelitian dengan judul “ Perbedaan Pengaruh Nefroprotektor Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica), Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorrhiza), dan Kombinasinya Terhadap Kerusakan Histologis Sel Ginjal Mencit (Mus musculus) yang Diinduksi Parasetamol”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan tingkat sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kendala dalam penyusunan skripsi ini dapat teratasi atas pertolongan Allah SWT melalui bimbingan dan dukungan banyak pihak. Untuk itu, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM, selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Muthmainah, dr., M.Kes, selaku ketua tim skripsi dan Pembimbing Utama

yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan motivasi, bimbingan, dan nasehat bagi penulis.

3. Isdaryanto, dr., MARS, selaku Pembimbing Pendamping yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan nasehat.

4. Endang Listyaningsih, dr., M.Kes, selaku Penguji Utama yang telah memberikan banyak masukan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Yulia Sari, S.Si, M.Si, selaku Anggota Penguji yang telah memberikan banyak masukan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Tim skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta, Ibu. Sri Eni Narbiatty, SH, MH dan Bp. Sunardi yang telah banyak membantu.

7. Orang tua yang selalu mendukung dengan kucuran dana. 8. Keluarga besar Kastrat De Geneeskunde yang senantiasa menjadi rumah

pelepas lelah dan teman yang hangat. 9. Keluarga besar Asisten Histologi 2009, atas dukungan dan bantuan selama ini. 10. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini, yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu. Tak ada gading yang tak retak. Meskipun tulisan ini masih belum

sempurna, penulis berharap skripsi ini bisa bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

Surakarta, Januari 2013

Aulia Agung Sanubari

Page 7: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR ISI

PRAKATA................................................................................................................. vii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xiii

DAFTAR SINGKATAN .......................................................................................... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ......................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 3

D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 3

BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................................ 5

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 5

1. Kunyit (Curcuma domestica Val.) .............................................. 5

2. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) ......................................... 8

3. Ginjal......................................................................................... 11

4. Parasetamol............................................................................... 18

5. Antioksidan.............................................................................. 20

6. Mekanisme Kerusakan Ginjal Setelah Pemberian Parasetamol

Dosis Toksik................................................................................ 23

Page 8: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

7. Mekanisme Perlindungan Kunyit, Temulawak, maupun

Kombinasinya terhadap Kerusakan Ginjal akibat Induksi

Parasetamol............................................................................... 25

B. Kerangka Pemikiran ........................................................................ 27

C. Hipotesis .......................................................................................... 28

BAB III. METODE PENELITIAN ....................................................................... 29

A. Jenis Penelitian............................................................................... 29

B. Lokasi Penelitian............................................................................ 29

C. Subyek Penelitian ............................................................................. 29

D. Teknik Sampling ............................................................................. 30

E. Rancangan Penelitian.................................................................... 30

F. Identifikasi Variabel Penelitian ....................................................... 33

G. Definisi Operasional Variabel Penelitian........................................ 34

H. Alat dan Bahan Penelitian................................................................ 38

I. Cara Kerja ........................................................................................ 39

J. Teknik Analisis Data Statistik ......................................................... 46

BAB IV. HASIL PENELITIAN ............................................................................ 48

A. Data Hasil Penelitian ........................................................................ 48

B. Analisis Data ..................................................................................... 49

BAB V. PEMBAHASAN .................................................................................... 54

BAB VI. PENUTUP .............................................................................................. 59

A. Simpulan ........................................................................................... 59

B. Saran .................................................................................................. 59

Page 9: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 60

LAMPIRAN

Page 10: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kandungan Komposisi Kimia Temulawak ......................................... 10

Tabel 4.1. Hasil Uji Mann-Whitney……………………………………………. 53

Page 11: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tanaman Kunyit…………………………………….…………… 6

Gambar 2.2 Tanaman Temulawak……………………………………………. 9

Gambar 2.3 Struktur Histologis Ginjal……………………………………….. 13

Gambar 2.4 Skema Kerangka Pikir………………………………………….. 27

Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian…………………………………… 31

Gambar 3.2 Skema Langkah-langkah Penelitian…………………………….. 45

Gambar 4.1 Diagram Rerata Skor Kerusakan Sel Ginjal Masing-masing

Kelompok……………………………………………………….. 48

Gambar 4.2 Diagram Rata-rata Data Transformasi Jumlah Kerusakan

Histologis Sel Ginjal pada Masing-Masing Kelompok

Perlakuan………………………………………………………… 50

Page 12: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Nilai konversi dosis manusia ke hewan Lampiran 2. Daftar Volume Maksimal Bahan Uji pada Pemberian Secara Oral Lampiran 3. Hasil Pengamatan Mikroskopis Sel Ginjal Lampiran 4. Gambaran Histologis (Fotomikrograf) Tubulus Proksimal Ginjal

Mencit Lampiran 5. Hasil Uji Normalitas dan Varians Data Hubungan Pemberian

Kunyit, Temulawak, dan Kombinasinya Terhadap Kerusakan Histologis Sel Ginjal Mencit

Lampiran 6. Hasil Uji Normalitas dan Varians Data Transformasi Hubungan

Pemberian Kunyit, Temulawak, dan Kombinasinya Terhadap Kerusakan Histologis Sel Ginjal Mencit

Lampiran 7. Hasil Uji Kruskall-Wallis Hubungan Pemberian Kunyit,

Temulawak, dan Kombinasinya Terhadap Kerusakan Histologis Sel Ginjal Mencit

Lampiran 8. Hasil Uji Mann-Whitney Hubungan Pemberian Kunyit,

Temulawak, dan Kombinasinya Terhadap Kerusakan Histologis Sel Ginjal Mencit

Lampiran 9. Foto Pelaksanaan Penelitian

Page 13: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR SINGKATAN

AINS : Anti Inflammasi Non Steroid

ROS : Reactive Oxygen Spesies

C-P450 : Sitokrom P450

NAPQI : N asetil-p-benzokuinonimin

SOD : Superoxida Dismutase

NO : Nitrit oxida

Page 14: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Opini masyarakat yang berkembang saat ini adalah pola hidup back to

nature yang diyakini berdampak positif bagi tubuh. Pola hidup back to nature

membuka peluang potensi tanaman obat-obatan dari spesies zingebereceae

seperti jahe, kunyit, dan temulawak sebagai tanaman yang mempunyai

komponen aktif seperti antioksidan (Septiana et al., 2006).

Kunyit (Curcuma domestica Val.) dan temulawak (Curcuma

xanthorrhiza Roxb.) merupakan tanaman herbal yang termasuk ke dalam

antibiotik alami dan tidak mengakibatkan residu atau berbahaya apabila

dikonsumsi oleh ternak maupun manusia. Kandungan zat aktif yang dimiliki oleh

kunyit dan temulawak adalah kurkumin dan minyak atsiri (Masni et al., 2010).

Zat aktif tersebut mempunyai efek anti inflamasi/peradangan, anti bakteri,

antioksidan, anti mikroba, anti tumor dan anti jamur (Rahardjo, 2010; Warintek,

2006).

Antioksidan berfungsi untuk menghambat senyawa radikal bebas.

Radikal bebas adalah partikel berenergi tinggi dalam jumlah kecil hasil dari

metabolisme tubuh. Radikal bebas dapat mengganggu produksi normal DNA dan

merusak lipid pada membran sel. Radikal bebas juga ditemukan pada lingkungan

Page 15: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

sekitar kita. Ada berbagai sumber dari peningkatan radikal bebas, termasuk

logam tertentu (seperti besi), asap rokok, polusi udara, obat-obat tertentu, racun,

highly processed foods dan bahan tambahan makanan, sinar ultraviolet, dan

radiasi (Arief, 2006).

Parasetamol termasuk dalam golongan obat Anti Inflamasi Non Steroid

(AINS). Parasetamol atau biasa disebut asetaminofen adalah obat analgesik dan

antipiretik yang telah lama digunakan di dunia (Bizofi dan Smilkstein, 2002;

Wilmana dan Gan, 2007). Obat ini banyak dicari masyarakat dan sering dipakai

karena efektif meredakan rasa nyeri dan dianggap sebagai obat yang relatif aman

apabila dikonsumsi sesuai dosis yang dianjurkan. Berbagai kelebihan ini serta

ketersediaan parasetamol yang mudah didapat mengakibatkan risiko terjadinya

penyalahgunaan obat ini menjadi semakin besar (Bizofi dan Smilkstein, 2002).

Penggunaan parasetamol dengan dosis berlebihan dapat mengakibatkan

terbentuknya radikal bebas (Burke, 2006).

Penelitian akan dilakukan terhadap mencit (Mus musculus) yang dirusak

ginjalnya dengan parasetamol dosis toksik. Peneliti memilih parasetamol untuk

diinduksikan pada mencit karena obat ini umum digunakan masyarakat,

diperoleh tanpa harus ada resep dokter (Buckley & Eddleston, 2007; Prescott et

al., 2009), dan penggunaan pada dosis toksik dapat mengakibatkan kerusakan

pada ginjal (Burke, 2006). Peneliti juga memilih membandingkan kunyit dan

temulawak karena kandungan antioksidan kunyit dan temulawak hampir sama

Page 16: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

antara satu sama lain (Masni, et al., 2010). Adapun variabel yang diukur adalah

gambaran kerusakan histologis sel ginjal. Pada penelitian ini diharapkan

pemberian ekstrak kunyit, ekstrak temulawak, maupun kombinasinya dapat

mencegah kerusakan sel ginjal mencit akibat induksi parasetamol dosis toksik.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah: apakah terdapat

perbedaan pengaruh nefroprotektif ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza),

kunyit (Curcuma domestica), dan kombinasinya terhadap kerusakan histologis

sel ginjal mencit yang diinduksi parasetamol?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan: untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan

pengaruh nefroprotektif ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza), kunyit

(Curcuma domestica), dan kombinasinya terhadap kerusakan histologis sel

ginjal mencit yang diinduksi parasetamol.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai

perbedaan pengaruh nefroprotektif ekstrak temulawak (Curcuma

Page 17: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

xanthorrhiza), kunyit (Curcuma domestica), dan kombinasinya terhadap

kerusakan histologis sel ginjal mencit (Mus musculus) yang diinduksi

parasetamol.

b. Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan acuan untuk

penelitian lebih lanjut.

2. Manfaat Aplikatif

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi

masyarakat untuk menggunakan temulawak (Curcuma xanthorrhiza), kunyit

(Curcuma domestica), maupun kombinasinya sebagai obat alternatif untuk

mencegah kerusakan sel ginjal.

Page 18: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Kunyit (Curcuma domestica Val. atau Curcuma longa Linn.)

a. Klasifikasi

Kunyit (Curcuma domestica) dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Superdivisi : Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Subdivisi : Angiospermae (Tumbuhan berbiji tertutup)

Kelas : Liliopsida (Berkeping satu/monokotil)

Subkelas : Commelinidae

Bangsa : Zingiberales

Suku : Zingiberaceae (Suku jahe-jahean)

Marga : Curcuma

Jenis : Curcuma longa L.

(Plantamor, 2008a)

Page 19: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

b. Deskripsi

Dalam dunia tumbuhan, kunyit diklasifikasikan dalam marga

Curcuma dan jenis Curcuma domestica. Kunyit (Curcuma domestica Val.)

merupakan salah satu tanaman obat potensial penghasil kurkumin

(Kristina, 2006).

Gambar 2.1. Tanaman Kunyit (Raya, 2012)

Tanaman kunyit tumbuh bercabang dengan tinggi 40-100 cm.

Batang merupakan batang semu, tegak, bulat, membentuk rimpang dengan

warna hijau kekuningan dan tersusun dari pelepah daun (agak lunak). Daun

tunggal, bentuk bulat telur (lanset) memanjang hingga 10-40 cm, lebar 8-

Page 20: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

12,5 cm dan pertulangan menyirip dengan warna hijau pucat. Berbunga

majemuk yang berambut dan bersisik dari pucuk batang semu, panjang 10-

15 cm dengan mahkota sekitar 3 cm dan lebar 1,5 cm, berwarna

putih/kekuningan. Ujung dan pangkal daun runcing, tepi daun yang rata.

Kulit luar rimpang berwarna jingga kecoklatan, daging buah merah jingga

kekuning-kuningan (Warintek, 2006a).

c. Kandungan Kimia

Kunyit mengandung protein (6,3%), lemak (5,1%), mineral (3,5%),

karbohidrat (69,4%) dan kelembaban (13,1%). Minyak esensial (5,8%)

yang diperoleh distilasi uap dari rimpang memiliki α-phellandrene (1%),

sabinene (0,6%), cineol (1%), borneol (0,5%), zingiberene (25%) dan

sesquiterpines (53%). Kurkumin (diferuloylmethane) (3-4%) yang

mengandung warna kuning, terdiri dari kurkumin I (94%), kurkumin II

(6%) dan kurkumin III (0,3%) (Chattopadhyay, 2004). Zat warna

kurkuminoid yang terdiri dari suatu senyawa diarilheptanoid 3-4% terdiri

dari kurkumin, dihidrokurkumin, desmethoksi-kurkumin. Minyak atsiri 2-

5% terdiri dari seskuiterpen dan turunan fenilpropan (I), yang meliputi

turmeron, ar-turmeron, α- dan β-turmeron, kurlon, kurkumol, atlanton,

turmerol, β-bisabolen, β-sesquiphellandren, zingiberen, ar-kurkumen,

humulen, arabinosa, fruktosa, glukosa, pati, tanin, dan damar, serta mineral

yaitu Mg, Mn, Cu, Ca, Na, K, Pb, Zn, Al, dan Bi (Sudarsono et al., 1996).

Page 21: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Antioksidan dari kurkumin yakni bekerja dengan cara mengikat

oksigen dari radikal bebas. Hal ini bisa melindungi hemoglobin dari

oksidasi. Kurkumin bisa menghambat secara signifikan pembentukan ROS

(Reactive Oxigen Spesies) seperti anion superoksida, H2O2, dan nitrit

radikal yang diaktivasi makrofag, yang memerankan peran penting dalam

inflammasi. Kurkumin juga menurunkan produksi ROS. Derivatnya yakni

demethoxycurcumin dan bis-demethoxycurcumin juga memiliki efek

antioksidan. Kurkumin memiliki potensi untuk mengendalikan penyakit

melalui aktivitas antioksidan yang kuat (Chattopadhyay, 2004).

2. Temulawak

a. Klasifikasi

Temulawak dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Liliopsida (berkeping satu/monokotil)

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae (suku jahe-jahean)

Page 22: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Genus : Curcuma

Spesies : Curcuma xanthorrhiza Roxb.

(Plantamor, 2008b)

b. Deskripsi

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) merupakan tanaman

asli Indonesia, banyak ditemukan terutama di Jawa Barat, Jawa Tengah,

Jawa Timur, Jakarta, Yogyakarta, Bali, Sumatera Utara, Riau, Jambi,

Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur, Sulawesi Utara dan Sulawesi

Selatan (Rahardjo, 2010). Temulawak merupakan salah satu tanaman asli

Indonesia dari keluarga zingiberaceae yang banyak digunakan sebagai

bahan baku obat tradisional (Gunawan, 2006).

Gambar 2.2. Tanaman Temulawak (Indonesiaku, 2011)

Tanaman terna berbatang semu dengan tinggi hingga lebih dari 1 m

tetapi kurang dari 2 m, berwarna hijau atau coklat gelap. Akar rimpang

Page 23: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

terbentuk dengan sempurna dan bercabang kuat, berwarna hijau gelap. Tiap

batang mempunyai daun 2–9 helai dengan bentuk bundar memanjang sampai

bangun lanset, warna daun hijau atau coklat keunguan terang sampai gelap,

panjang daun 31–84 cm dan lebar 10–18 cm, panjang tangkai daun termasuk

helaian 43–80 cm. Perbungaan lateral, tangkai ramping dan sisik berbentuk

garis, panjang tangkai 9–23 cm dan lebar 4–6 cm, berdaun pelindung banyak

yang panjangnya melebihi atau sebanding dengan mahkota bunga. Kelopak

bunga berwarna putih berbulu, panjang 8–13 mm, mahkota bunga berbentuk

tabung dengan panjang keseluruhan 4,5 cm, helaian bunga berbentuk bundar

memanjang berwarna putih dengan ujung yang berwarna merah dadu atau

merah, panjang 1,25–2 cm dan lebar 1 cm (Warintek, 2006b).

c. Kandungan Kimia

Tabel 2.1. Kandungan Komposisi Kimia Temulawak.

Komposisi Rimpang Kadar (%) Zat warna kuning kurkumin 1,55

Minyak atsiri 4,90

Pati 58,24

Protein 2,90

Lemak (fixedoil) 12,10

Serat kasar 4,20

Abu 4,92

Mineral (N, P, K, Na) 4,29

(Ketaren dalam Ajeng, 2009)

Page 24: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Menurut Yew et al. (2009) kandungan paling utama dari

temulawak adalah xanthorrhizol dan kandungan utama kedua menurut

Sharin et al. (2007) adalah kurkumin. Sedangkan menurut Chu (2012),

kandungan temulawak antara lain: 1) Minyak atsiri (6-11%): 1-cyclo-

isoprenemyrcene (mencapai 85%), an aromatic sesquiterpene phenol dan

xanthorrhizol, (mencapai 20% ), 2) Kurkuminoids : kurkumin 62% dan

demethoxykurkumin 38%, 3) Pati (30-40%). Boesro dalam Afifudin

(2005), menjelaskan kandungan mineral dalam temulawak yakni Kalium

(K), Natrium (Na), Magnesium (Mg), Besi (Fe), Mangan (Mn) dan

Kadmium.

Rimpang kunyit mengandung 2-5% kurkumin (Rahardjo dan

Rostiana, 2005), sementara dalam temulawak mengandung 1 – 2 %

(Barmawie et.al., 2006).

3. Ginjal

a. Fisiologi

Ginjal merupakan organ penting yang berfungsi menjaga

homeostasis tubuh dengan cara mengatur konsentrasi kimia cairan tubuh

terutama elektrolit dan air, dengan cara mengeliminasi semua zat sisa

metabolisme dan senyawa asing (Wilson, 2006).

Page 25: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Zat yang dimetabolisme oleh ginjal yakni kreatinin, bilirubin, dan

hormon metabolit, serta senyawa asing seperti obat-obatan, pestisida, dan

bahan-bahan eksogen selain nutrisi yang masuk ke tubuh (Sherwood,

2007).

b. Anatomi

Ginjal merupakan organ berjumlah sepasang berbentuk seperti

kacang yang terletak pada kedua sisi kolumna vertebralis. Ginjal kanan

terletak lebih rendah dibanding ginjal kiri karena tertekan oleh hati.

Panjang ginjal sekitar 12-13 cm, lebar 6 cm, tebal 2,5 cm, dan beratnya

sekitar 150 gram (Wilson, 2006).

c. Histologi

Ginjal bisa dibagi menjadi 2 bagian yakni bagian luar yang disebut

korteks dan dalam disebut medulla. Pada manusia medulla ginjal terdiri

dari 10-18 struktur berbentuk piramid yaitu piramid medula. Setiap berkas

medula terdiri atas satu atau lebih duktus kolektivus bersama bagian lurus

beberapa nefron. Setiap ginjal terdiri dari sekitar 1,4 juta nefron. Setiap

nefron terdiri atas korpuskulum ginjal, tubulus proksimal, lengkung henle,

tubulus distal, dan tubulus kolektivus (Junqueira et al., 2005).

Page 26: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Gambar 2.3. Struktur Histologis Ginjal (Guyton dan Hall, 2007).

Medula ginjal terdiri atas 10-18 struktur berbentuk kerucut atau

piramidal, yaitu piramid medula. Dari dasar setiap piramid medula

terjulur berkas-berkas tubulus paralel, berkas medula, yang menyusup ke

dalam korteks. Setiap berkas medula terdiri atas satu atau lebih duktus

kolektivus bersama bagian lurus beberapa nefron (Junqueira et al., 2005).

Page 27: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

1) Nefron

Tiap tubulus ginjal dan glomerulusnya membentuk satu

kesatuan yaitu nefron. Nefron merupakan unit fungsional ginjal.

Setiap manusia memiliki kira-kira 1,3 juta nefron. Setiap nefron

terdiri atas korpuskulum ginjal, tubulus kontortus proksimal,

lengkung henle, dan tubulus kontortus distal (Ganong, 2002).

2) Korpuskulum Ginjal

Korpuskulum ginjal bergaris tengah kira-kira 200 µm terdiri

atas kapsula epitel berdinding ganda yang disebut kapsula Bowman

dan kapiler glomerulus yang berada di dalamnya (Junquiera et al.,

2005).

Kapsula Bowman merupakan suatu invaginasi dari tubulus

proksimal. Terdapat ruang yang mengandung urine antara kapiler dan

kapsula bowman, yang dinamakan ruang bowman. Kapsula Bowman

dilapisi sel-sel epithelial. Sel epitel parietalis berbentuk gepeng dan

membentuk bagian terluar dari kapsula, sel epitel visceralis jauh lebih

besar dan membentuk bagian dalam kapsula bowman (Wilson, 2006).

3) Glomerulus

Jaringan kapiler glomerulus mendapat darahnya dari cabang-

cabang arteriol aferen, dan dari jaringan ini darah mengalir ke dalam

jaringan peritubulus melalui arteriol eferen. Glomerulus berperan

Page 28: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

dalam memfiltrasi plasma darah. Filtrat glomerulus mempunyai

susunan kimia sama seperti plasma darah tetapi hanya sedikit

mengandung protein karena protein tidak dapat menembus barier

filtrasi ginjal. Filtrat glomerulus mengalir ke dalam tubulus kontortus

proksimal untuk memulai proses reabsorbsi dan sekresi (Guyton dan

Hall, 2007).

4) Tubulus Kontortus Proksimal

Panjang tubulus kontortus proksimal kira-kira 5 mm dengan

diameter 55 µm. Dindingnya terdiri atas selapis sel kuboid yang

saling berintegrasi dan membentuk tight junction. Di daerah basis sel,

antara dua sel yang bersebelahan, terdapat perluasan ruang ekstrasel

yang disebut ruang antar sel lateral. Tepi sel yang menghadap ke

lumen memiliki brush border yang terdiri atas banyak mikrovili

(Ganong, 2002).

Tubulus proksimal ginjal berperan dalam mekanisme

reabsorbsi dan sekresi. Dalam keadaan normal, semua glukosa dan

67% natrium dan klorida direabsrobsi melalui proses aktif yang

memerlukan energi. Air berdifusi secara pasif mengikuti gradien

osmotik. Bila jumlah glukosa dalam filtrat glomerulus berlebihan dan

melampaui batas ambang reabsorbsi tubulus proksimal, maka akan

dikeluarkan bersama-sama urine, misalnya pada penderita diabetes

Page 29: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

melitus (Sherwood, 2007). Tubulus kontortus proksimal juga

mereabsorbsi aktif asam-asam amino, asam askorbat, dan protein

dalam filtrat glomerulus (Ward, 2009). Proses sekresi yang terpenting

pada tubulus kontortus proksimal adalah sekresi H+, K+, dan ion-ion

organik (Sherwood, 2007).

Sel-sel tubulus proksimal mempunyai tanda-tanda sel yang

bermetabolisme tinggi, mempunyai banyak mitokondria untuk

menyokong proses transpor aktif yang sangat cepat dan cukup tepat

(Guyton dan Hall, 2007). Tubulus proksimal adalah lokasi yang

paling sering mengalami kerusakan akibat toksikan. Hal ini terjadi

karena sebelum obat dan metabolitnya diekskresikan melalui urine,

terlebih dahulu akan dikonsentrasikan dalam sel tubulus proksimal

ginjal sehingga kadar toksik pada tubulus proksimal meningkat.

Kadar toksikan pada tubulus proksimal sering lebih tinggi karena

terjadinya absorpsi dan sekresi aktif di tubulus proksimal serta kadar

sitokrom P450 pada tubulus proksimal lebih tinggi untuk

mendetoksifikasi atau mengaktifkan toksikan (Wilson, 2006).

5) Lengkung Henle

Lengkung Henle adalah stuktur berbentuk huruf U terdiri atas

segmen tipis asenden, segmen tipis desenden, segmen tebal asenden,

dan segmen tebal desenden. Segmen tipis lengkung henle sel-selnya

Page 30: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

tidak mempunyai tepi dan sangat sedikit mitokondria. Bagian

desenden pada segmen tipis ini sangat permeabel untuk air dan

terhadap urea, natrium, serta ion-ion lain permeabilitasnya sedang.

Bagian asenden sebaliknya, kurang permeabel terhadap air tetapi

lebih permeabel terhadap urea (Guyton dan Hall, 2007).

6) Tubulus Kontortus Distal

Setelah melewati makula densa, nefron melanjutkan diri

menjadi tubulus kontortus distal yang berjalan berliku-liku dan

berada di dalam korteks berdampingan dengan tubulus kontortus

proksimal. Tubulus ini berakhir di dekat pars radiata, bermuara ke

dalam duktus kolektivus. Sel-selnya berbentuk kuboid dengan

sitoplasma jernih, intinya bulat terletak di tengah. Permukaannya

terdapat mikrovili pendek tetapi tidak membentuk brush border.

Tubulus kontortus distal berbeda dengan tubulus kontortus proksimal.

Tubulus kontortus distal tidak mempunyai brush border, tidak

mempunyai kanalikuli, dan sel pada tubulus kontortus distal lebih

kecil dan lurus, maka lebih banyak nukleus yang dapat terlihat

(Junqueira et al., 2005).

7) Tubulus kolektivus

Urin melewati tubulus distal menuju ke tubulus kolektivus

yang bergabung satu sama lain untuk membentuk yang lebih besar.

Page 31: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Tubulus kolektivus yang paling kecil dilapisi epitel kuboid. Ketika

mereka menembus ke dalam medulla, sel berubah menjadi kolumnar.

Epitel dari tubulus kolektivus responsif terhadap arginin evasopresin,

atau hormon antidiuretik yang disekresi di hipofisis anterior

(Junqueira et al., 2005).

4. Parasetamol

a. Farmakodinamik

Asetaminofen (parasetamol) adalah metabolit aktif dari fenasetin

yang memiliki efek antipiretik. Obat ini adalah penghambat prostaglandin

yang lemah pada jaringan perifer dan tidak memiliki efek anti inflamasi

yang signifikan. Efek antipiretik ditimbulkan oleh gugus aminobenzen

(Wilmana dan Gan, 2007).

b. Farmakokinetik

Parasetamol diabsorbsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna.

Metabolisme lintas pertama yang bermakna terjadi pada sel lumen usus

dan sel hepar. Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu

setengah jam dan masa paruh plasma antara 1-3 jam. Di dalam plasma,

sebanyak 25% parasetamol terikat protein plasma (Wilmana dan Gan,

2007). Parasetamol dimetabolisme melalui 3 jalur yaitu glukuronidasi,

sulfatasi, dan oksidasi oleh sitokrom P450 (C-P450), (Burke, 2006).

Page 32: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Parasetamol dimetabolisme melalui konjugasi dengan asam glukoronat,

asam sulfat dan sistein. Sedangkan sebagian kecil melalui jalur lainnya

yakni oleh sistem enzim mikrosom sitokrom P-450, parasetamol

dimetabolisme menjadi metabolit reaktif antara yaitu N asetil-p-

benzokuinonimin (NAPQI). Pemakaian parasetamol dosis lazim, metabolit

reaktif terbentuk dalam jumlah kecil dan diinaktivasi melalui konjugasi

dengan glutation dan selanjutnya diekskresi dalam urin sebagai asam

merkapturat. Namun, penggunaan parasetamol dosis tinggi atau toksik,

jalur utama metabolisme parasetamol terlampaui, sehingga metabolisme

jalur lain meningkat. Akibatnya glutation habis terpakai untuk

menetralkan NAPQI yang terbentuk dalam jumlah berlebihan. Selanjutnya

NAPQI akan berikatan dengan makromolekul unsur-unsur sel hati yang

berikatan secara kovalen dengan radikal bebas yang mendorong terjadinya

peroksidasi lipid sebagai awal terjadinya cidera sel sampai kematian sel

atau nekrosis (Burke, 2006).

c. Indikasi

Indikasi pemberian parasetamol adalah sebagai analgesik dan

antipiretik. Obat ini efektif pada nyeri ringan sampai sedang. Nyeri akut

dan demam dapat diatasi dengan 325-500 mg empat kali sehari dan secara

proporsional dikurangi untuk anak-anak (Furst dan Ulrich, 2007).

Page 33: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

d. Efek Samping

Overdosis parasetamol merupakan keadaan darurat medis.

Kerusakan hati yang parah terjadi pada 90% pasien dengan konsentrasi

plasma parasetamol lebih dari 300 g/ml pada 4 jam atau 45 g/ml pada 15

jam setelah menelan obat (Burke, 2006). Nekrosis tubulus renalis dan

hipoglikemia juga dapat terjadi setelah menelan dosis tunggal 10-15 g

(150-250 mg/kg BB). Sekitar 10% pasien keracunan yang tidak

mendapatkan pengobatan yang spesifik berkembang menjadi kerusakan

hati yang hebat dan 10-20% akhirnya meninggal karena kegagalan fungsi

hati. Kegagalan ginjal akut juga terjadi pada beberapa pasien (Burke,

2006; Ghosh et al., 2010).

5. Antioksidan

a. Deskripsi

Antioksidan adalah senyawa kimia yang dapat menyumbangkan

satu atau lebih elektron kepada radikal bebas, sehingga reaksi radikal

bebas dapat terhambat. Antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron

atau reduktan. Senyawa ini memiliki berat molekul yang kecil, tetapi

mampu menginaktivasi berkembangnya reaksi oksidasi dengan cara

mencegah terbentuknya radikal bebas (Winarsi, 2007).

Page 34: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

b. Fungsi Antioksidan

Antioksidan dibagi menjadi 4 tipe berdasarkan fungsinya (Siagian,

2002; Hariyatmi, 2004), yaitu :

1. Tipe pemutus rantai reaksi pembentuk radikal bebas dengan cara

menyumbangkan atom H, contohnya vitamin E.

2. Tipe pereduksi yang mampu menstransfer atom H atau oksiden

dan bersifat pemulung, contohnya vitamin C.

3. Tipe pengikat logam yang mampu mengikat zat peroksidan,

contohnya flavonoid dan asam sitrat.

4. Antioksidan selular yang mampu mendekomposisi hydrogen

peroksida menjadi bentuk stabil, contohnya superoksida dismutase

dan katalase.

Antioksidan mampu melindungi tubuh terhadap kerusakan yang

disebabkan oleh ROS, mampu menghambat terjadinya penyakit

degenerative serta mampu menghambat peroksidase lipid pada makanan

(Winarsi, 2007).

c. Sumber Antioksidan

Antioksidan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok

berdasarkan sumbernya, yaitu antioksidan alami dan antioksidan sintetik.

Antioksidan alami merupakan antioksidan hasil ekstraksi dari bahan

alami, sedangkan antioksidan sintetik merupakan antioksidan yang

Page 35: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

diperoleh dari hasil sintesis reaksi kimia. Antioksidan alami di dalam

makanan dapat berasal dari senyawa antioksidan yang sidah ada dari satu

atau dua komponen makanan (Winarno, 2008).

Kebanyakan senyawa antioksidan alami berasal dari tumbuhan.

Antioksidan alami tersebar di beberapa bagian tanaman, yaitu pada kayu,

kulit kayu, akar, daun, buah, unga, biji, dan serbuk sari (Pratt, 1992).

d. Mekanisme Kerja Antioksidan

Mekanisme antioksidan dalam menghambat oksidasi atau

menghentikan reaksi berantai pada radikal bebas dari lemak yang

teroksidasi, dapat disebabkan oleh 4 reaksi yaitu 1) pelepasan hydrogen

dari antioksidan, 2) pelepasan elektron dari antioksidan, 3) adisi lemak ke

dalam cincin aromatic pada antioksidan, 4) pembentukan senyawa

kompleks antara lemak dan cincin aromatic dari antioksidan (Ketaren,

2008).

Antioksidan dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok

berdasarkan mekanisme reaksinya, yaitu antioksidan primer, sekunder,

dan tersier. Antioksidan primer disebut juga antioksidan endogenous.

Suatu senyawa dikatakan sebagai antioksidan primer apabila dapat

memberikan atom hydrogen secara cepat kepada radikal bebas, kemudian

radikal antioksidan yang terbentuk segera menjadi senyawa lebih stabil.

Antioksidan primer meliputi SOD (Super Oxida Dismutase), katalse, dan

Page 36: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

glutation peroksidase. Antioksidan sekunder bekerja dengan memotong

reaksi berantai dari radikal bebas atau dengan cara menangkapnya.

Antioksidan sekunder meliputi vitamin E, vitamin C, flavonoid, dan

albumin. Kelompok antioksidan tersier meliputi sistem DNA-repair dan

metionin sulfoksida redukrase (Winarsi, 2007).

6. Mikroskopis Kerusakan Ginjal Setelah Pemberian Parasetamol Dosis

Toksik

Overdosis parasetamol mengakibatkan nefrotoksisitas yang dapat

menginduksi stres retikulum endoplasma pada glomerulus ginjal, yang

menyebabkan stress oksidatif dan inflamasi pada sel-sel podosit serta

mesangial glomerulus (Inagi, 2009). Kis et al.(2005) menjelaskan bahwa

senyawa ROS, yang merupakan hasil reaksi antara NAPQI (metabolit

minor parasetamol) dengan makromolekul, juga dapat menyebabkan

kerusakan glomerulus yang diawali dengan infiltrasi leukosit.

Pemberian parasetamol dosis toksik dapat menyebabkan kerusakan

ginjal berupa nekrosis (Burke, 2006). Perubahan morfologik nukleus pada

nekrosis menurut Mitchell dan Cotran (2007) dan Wilson (2006) terdapat

3 pola, yang semuanya disebabkan oleh pemecahan nonspesifik DNA, di

antaranya:

Page 37: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

a. Piknosis, ditandai dengan melisutnya nukleus dan peningkatan

basofilia kromatin (berwarna gelap), kemudian DNA berkondensasi

menjadi massa yang melisut padat.

b. Karioreksis, ditandai dengan nukleus yang hancur dan membentuk

fragmen-fragmen materi kromatin yang tersebar di dalam sel, yang

selanjutnya dalam 1-2 hari inti dalam sel yang mati benar-benar

menghilang.

c. Kariolisis, ditandai dengan nukleus mati dan hilang yang disebabkan

oleh aktivitas DNAse sehingga basofilia kromatin memudar (tidak

dapat diwarnai lagi).

Pada nefrotoksisitas parasetamol terjadi nekrosis segmen-segmen

pendek tubulus, terutama pada tubulus proksimal, dengan membrana

basalis tubuli umumnya masih baik dan secara klinik terjadi supresi akut

fungsi ginjal. Gambaran histologis jaringan ginjal nekrosis yang bertahan

selama seminggu akan mulai tampak regenerasi epitel dalam bentuk

lapisan epitel kuboid rendah serta aktivitas mitotik di sel epitel tubulus

yang tersisa. Regenerasi ini bersifat total dan sempurna, kecuali pada

membran basal yang rusak (Cotran et al., 2007).

Page 38: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

7. Mekanisme Perlindungan Kunyit, Temulawak, maupun

Kombinasinya terhadap Kerusakan Ginjal akibat Induksi

Parasetamol

Kandungan utama temulawak dan kunyit yang berperan dalam

mencegah kerusakan ginjal akibat pemberian parasetamol dosis toksik

adalah antioksidan. Antioksidan yang dimiliki temulawak antara lain

xanthorrhizol (Yew et al., 2009), kurkumin (Sharin et al., 2007), K, Mg,

Fe, Mn (Afifudin, 2005). Sedangkan antioksidan yang dimiliki oleh

kunyit antara lain kurkumin, Zn, Cu, maupun Mn. Rimpang kunyit

mengandung 2-5% kurkumin (Rahardjo dan Rostiana, 2005), sementara

dalam temulawak mengandung 1 – 2 % (Barmawie et.al., 2006).

Antioksidan dari kurkumin yakni mengikat oksigen dari radikal

bebas. Hal ini bisa melindungi hemoglobin dari oksidasi. Kurkumin bisa

menghambat secara signifikan pembentukan ROS seperti anion

superoksida, H2O2, dan nitrit radikal yang diaktivasi makrofag, yang

memerankan peran penting dalam inflammasi. Kurkumin juga

menurunkan produksi ROS. Derivatnya yakni demethoxycurcumin dan

bis-demethoxycurcumin juga memiliki efek antioksidan. Kurkumin

memiliki potensi untuk mengendalikan penyakit melalui aktivitas

antioksidan yang kuat (Chattopadhyay, 2004).

Page 39: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Pada penelitian Lim (2005), xanthorrhizol dapat menghambat

nitrit oksida dan menghambat H2O2 akibat peroksidasi lipid.

Aktivitas antioksidan mineral berpengaruh sebagai kofaktor

enzim antioksidan endogenus. Baik Zn, Cu, Fe maupun Mn merupakan

kofaktor aktivasi superoksida dismutase (SOD) yang dapat menghambat

ROS, hasil persenyawaan NAPQI (Winarsi, 2007).

Page 40: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

B. Kerangka Pikir

Gambar 2.4. Skema Kerangka Pikir

Lipid peroksida

Aktivasi SOD

Meningkatkan TAS (Total Antioxidant

Status)

Reactive Oxygen

Species (ROS)

Aktivasi NO (nitrit oxide) dan adhesi leukosit

Stres oksidatif

Parasetamol dosis toksik

Bioaktivasi C-P450

Peningkatan NAPQI

(elektrofilik)

Deplesi glutation

Ikatan kovalen NAPQI dengan makromolekul

Keterangan: : memacu : menghambat

: mengandung antioksidan

Kerusakan makromolekul

Nekrosis sel epitel tubulus proksimal ginjal

Variabel luar yang tidak terkendali: kondisi psikologis, reaksi hipersesitivitas, dan

keadaan awal ginjal

Kerusakan sel-sel ginjal

Kunyit Temulawak

Xanthorrhizol

Kurkumin

Mn, Zn, Cu

Kurkumin

Mg, Mn, Fe, K

Page 41: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

C. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah: terdapat perbedaan pengaruh nefroprotektif

ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza), kunyit (Curcuma domestica),

maupun kombinasinya dalam mencegah kerusakan histologis sel ginjal mencit

(Mus musculus) yang diinduksi parasetamol.

Page 42: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Histologi, Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

C. Subjek Penelitian

Populasi pada penelitian ini menggunakan mencit. Sampel diambil

dari populasi dengan kriteria inklusi : berjenis kelamin jantan, galur balb/C,

usia 2-3 bulan, dan dengan berat badan ± 20 g. Adapun kriteria eksklusi

adalah yang tidak cacat fisik dan tidak tampak sakit.

Jumlah sampel yang digunakan berdasarkan rumus Federer (Ratnasari,

2009) yaitu:

(k-1) (n-1) > 15

(5-1) (n-1) > 15

4 (n-1) > 15

4 n > 15 + 4

n > 4,75

Keterangan:

k : jumlah kelompok

n : jumlah sampel dalam tiap kelompok

Page 43: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Pada penelitian ini jumlah sampel untuk tiap kelompok sebanyak 6

ekor mencit (n > 4,75). Jumlah kelompok mencit ada 5 sehingga penelitian ini

membutuhkan 30 ekor mencit dari populasi yang ada.

D. Teknik Sampling

Teknik sampling yang dipakai adalah incidental sampling. Sampel

diperoleh dengan mengambil begitu saja subjek penelitian yang ditemui dari

populasi yang ada (Taufiqqurohman, 2008).

E. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah post test only control group

design.

Gambar 3.1. Skema Rancangan Penelitian

Keterangan :

X : Populasi Y : Sampel

S : Sampling R : Randomisasi

R

X Y

S

KK(+)

KP1

O0+

KP2 O2

Dibandingkan dengan uji

statistik O1

KK(-) O0-

KP3 O3

Page 44: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

KK(-) : Kelompok Kontrol negatif, diberi makanan minuman standar

tanpa ekstrak kunyit, temulawak, kombinasi ekstrak kunyit dan

temulawak maupun parasetamol.

KK(+) : Kelompok Kontrol positif, diberi makanan minuman standar

tanpa ekstrak kunyit, temulawak, kombinasi ekstrak kunyit dan

temulawak, namun diberi parasetamol sebanyak 5,07 mg/20 gram

BB mencit pada hari ke 12, 13, dan 14.

KP1 : Kelompok Perlakuan 1, diberi makanan minuman standar, diberi

ekstrak kunyit 2,8 mg/20 gram BB mencit/hari selama 14 hari

berturut-turut serta diberi parasetamol sebanyak 5,07 mg/20 gram

BB mencit pada hari ke 12, 13, dan 14.

KP2 : Kelompok Perlakuan 2, diberi makanan minuman standar, diberi

ekstrak temulawak 14 mg/20 gram BB mencit/hari selama 14 hari

berturut-turut serta diberi parasetamol sebanyak 5,07 mg/20 gram

BB mencit pada hari ke 12, 13, dan 14.

KP3 : Kelompok Perlakuan 3, diberi makanan minuman standar, diberi

campuran ekstrak kunyit dan temulawak (2,8 mg ekstrak kunyit dan

14 mg ekstrak temulawak/20 gram BB mencit/hari) selama 14 hari

berturut-turut serta diberi parasetamol sebanyak 5,07 mg/20 gram

BB mencit pada hari ke 12, 13, dan 14.

Page 45: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Oo- : Pengamatan jumlah inti sel epitel tubulus proksimal ginjal

piknosis, karioreksis, dan kariolisis dari 50 sel di pars konvulata

korteks ginjal kelompok KK(-).

Oo+ : Pengamatan jumlah inti sel epitel tubulus proksimal ginjal

piknosis, karioreksis, dan kariolisis dari 50 sel di pars konvulata

korteks ginjal kelompok KK(+).

O1 :Pengamatan jumlah inti sel epitel tubulus proksimal ginjal

piknosis, karioreksis, dan kariolisis dari 50 sel di pars konvulata

korteks ginjal kelompok KP1.

O2 :Pengamatan jumlah inti sel epitel tubulus proksimal ginjal

piknosis, karioreksis, dan kariolisis dari 50 sel di pars konvulata

korteks ginjal kelompok KP2.

O3 :Pengamatan jumlah inti sel epitel tubulus proksimal ginjal

piknosis, karioreksis, dan kariolisis dari 50 sel di pars konvulata

korteks ginjal kelompok KP3.

Pengamatan jumlah inti sel epitel tubulus proksimal ginjal piknosis,

karioreksis, dan kariolisis dilakukan pada hari ke-15 setelah perlakuan

pertama dikerjakan.

Page 46: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

F. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Yang menjadi variabel bebas adalah pemberian ekstrak kunyit (Curcuma

domestica), ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza), dan kombinasi

ekstrak kunyit dan temulawak.

2. Variabel Terikat

Yang menjadi variabel terikat adalah kerusakan histologis sel ginjal mencit

(Mus musculus).

3. Variabel Luar

Variabel luar terdiri dari variabel yang dapat dikendalikan dan yang tidak

dapat dikendalikan.

a. Variabel luar yang dapat dikendalikan

Variasi genetik, jenis kelamin, umur, suhu udara, berat badan, dan jenis

makanan mencit semuanya diseragamkan.

b. Variabel luar yang tidak dapat dikendalikan

Kondisi psikologis, reaksi hipersensitivitas, dan keadaan awal ginjal

mencit.

G. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel bebas: pemberian ekstrak kunyit, ekstrak temulawak, dan

kombinasi ekstrak kunyit dan temulawak.

Page 47: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

a. Pemberian ekstrak kunyit

Ekstrak kunyit adalah ekstrak yang diperoleh dengan cara

mengekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica) yang dibeli di

LPPT Universitas Gajah Mada. Ekstraksi dilakukan dengan metode

maserasi di LPPT Universitas Gajah Mada. Dosis yang digunakan

adalah 2,8 mg/20 g BB, diberikan selama 14 hari berturut-turut secara

peroral dengan sonde lambung. Skala ukuran variabel ini adalah skala

kategorikal (nominal).

b. Pemberian ekstrak temulawak

Ekstrak temulawak adalah ekstrak yang diperoleh dengan cara

mengekstrak rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza) yang dibeli

di LPPT Universitas Gajah Mada. Ekstraksi dilakukan dengan metode

maserasi di LPPT Universitas Gajah Mada. Dosis yang digunakan

adalah 14 mg/20 g BB, diberikan selama 14 hari berturut-turut secara

peroral dengan sonde lambung. Skala ukuran variabel ini adalah skala

kategorikal (nominal).

c. Pemberian kombinasi ekstrak kunyit dan temulawak

Kombinasi ekstrak kunyit (Curcuma domestica) dan temulawak

(Curcuma xanthorrhiza) adalah kombinasi ekstrak kunyit dan

temulawak. Kunyit dan temulawak dibeli di LPPT Universitas Gajah

Mada. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi di LPPT

Page 48: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Universitas Gajah Mada. Dosis yang diberikan adalah dosis ekstrak

kunyit 2,8 mg/20 g BB, dan dosis ekstrak temulawak 14 mg/20 g BB.

Kedua ekstrak dicampur terlebih dahulu, kemudian diberikan kepada

mencit 1 kali per hari selama 14 hari berturut-turut. Pemberian ekstrak

secara peroral dengan sonde lambung. Skala ukuran variabel ini adalah

skala kategorikal (nominal).

2. Variabel terikat: kerusakan histologis sel ginjal mencit (Mus musculus)

Kerusakan histologis sel ginjal mencit adalah gambaran kerusakan

histologis sel epitel tubulus proksimal ginjal mencit yang diinduksi

parasetamol setelah diberi perlakuan ekstrak kunyit, ekstrak temulawak dan

kombinasinya.

Pada variabel ini yang dinilai berupa besarnya kerusakan histologis

sel epitel tubulus proksimal ginjal mencit. Besarnya kerusakan histologis

dinilai dengan cara menghitung jumlah sel epitel tubulus proksimal yang

rusak dari tiap 50 sel epitel tubulus proksimal pada suatu daerah tertentu di

pars konvulata korteks ginjal. Sel epitel tubulus proksimal yang rusak

ditandai oleh adanya inti sel yang piknosis, karioreksis, dan kariolisis. Tiap

mencit diambil ginjal kanan dan kirinya. Untuk masing-masing ginjal,

jumlah irisan yang dibaca adalah 1 irisan, sehingga untuk setiap kelompok

(6 mencit) terdapat 6 irisan ginjal kanan dan 6 irisan ginjal kiri yang akan

dibaca. Dengan demikian untuk setiap kelompok ada 12 angka yang

Page 49: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

muncul mengenai jumlah sel epitel tubulus proksimal yang mengalami

kerusakan.

Rumus besarnya kerusakan histologis sel ginjal untuk tiap irisan

adalah:

(Pi + Kr + Kl)

Keterangan :

Pi : Jumlah sel epitel tubulus proksimal dengan inti piknosis.

Kr : Jumlah sel epitel tubulus proksimal dengan inti karioreksis.

Kl : Jumlah sel epitel tubulus proksimal dengan inti kariolisis.

Skala pengukuran variabel ini adalah skala rasio.

3. Variabel luar

Variabel luar terdiri dari variabel yang dapat dikendalikan dan yang tidak

dapat dikendalikan.

a. Variabel luar yang dapat dikendalikan. Variabel ini dapat dikendalikan

melalui homogenisasi.

1) Variasi genetik

Jenis hewan coba yang digunakan adalah mencit dengan galur

balb/C.

2) Jenis kelamin

Jenis kelamin mencit yang digunakan adalah jantan.

Page 50: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

3) Umur

Umur mencit pada penelitian ini adalah 2-3 bulan.

4) Suhu udara

Hewan percobaan diletakkan dalam ruangan dengan suhu udara

berkisar antara 25-28o C.

5) Berat badan

Berat badan hewan percobaan + 20 g.

6) Jenis makanan

Makanan yang diberikan berupa pellet dan minuman dari air PAM

(Perusahaan Air Minum).

b. Variabel luar yang tidak dapat dikendalikan: kondisi psikologis, reaksi

hipersensitivitas, dan keadaan awal ginjal mencit.

1) Kondisi psikologis mencit dipengaruhi oleh lingkungan sekitar.

Lingkungan yang terlalu ramai dan gaduh, pemberian perlakuan yang

berulang kali, dan perkelahian antar mencit dapat mempengaruhi

kondisi psikologis mencit.

2) Reaksi hipersensitivitas dapat terjadi karena adanya variasi kepekaan

mencit terhadap zat yang digunakan.

3) Keadaan awal ginjal mencit tidak diperiksa pada penelitian ini

sehingga mungkin saja ada mencit yang sebelum perlakuan ginjalnya

sudah mengalami kelainan.

Page 51: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

H. Alat dan Bahan Penelitian

1. Alat.

Alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

a. Kandang mencit

b. Sonde lambung

c. Minor set

d. Object glass dan deck glass

e. Pipet tetes

f. Gelas beker

g. Gelas ukur

h. Timbangan digital

i. Timbangan tikus

j. Mikroskop cahaya

k. Spuit

l. Masker

m. Handscoen

n. Alat-alat untuk membuat preparat histologi

2. Bahan.

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

a. Parasetamol.

b. Makanan hewan percobaan (pellet).

Page 52: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

c. Akuades.

d. Bahan untuk pembuatan preparat histologi dengan pengecatan HE

(Hematoxylin Eosin).

e. Ekstrak kunyit, ekstrak temulawak, dan kombinasi ekstrak kunyit dan

temulawak.

I. Cara Kerja

1. Dosis ekstrak kunyit, ekstrak temulawak, dan kombinasinya

a. Ekstrak kunyit

Berdasarkan penelitian Somchit et al. (2005) dosis ekstrak

metanol kunyit yang diberikan pada tikus sehingga menyebabkan

penurunan kadar ALT, AST, ALP dan menunjukkan histologi sel liver

normal pada tikus yang diinduksi parasetamol adalah 100 mg/Kg BB.

Perhitungan dosis untuk mencit dengan berat badan ±20 gram, sesuai

dengan tabel konversi adalah 100 mg/Kg BB atau 20 mg/200 g BB x

0,14 = 2,8 mg/20 g BB. Ekstrak kunyit ini akan dilarutkan dalam

akuades menjadi 0,2 ml.

Pemberian ekstrak kunyit dilakukan satu kali setiap hari selama

14 hari berturut-turut untuk memaksimalkan efek nefroprotektif

sehingga saat diinduksi parasetamol dosis toksik, kerusakan dapat

dicegah.

Page 53: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

b. Ekstrak temulawak

Berdasarkan penelitian Devarajav et al. (2010) dosis ekstrak

etanol temulawak yang diberikan pada tikus sehingga dapat

menyebabkan penurunan kadar ALT secara signifikan adalah 500

mg/Kg BB. Perhitungan dosis untuk mencit dengan berat badan ±20

gram, sesuai dengan tabel konversi adalah 500 mg/Kg BB atau 100

mg/200 g BB x 0,14 = 14 mg/20 g BB. Ekstrak temulawak ini akan

dilarutkan dalam akuades menjadi 0,2 ml.

Pemberian ekstrak temulawak dilakukan satu kali setiap hari

selama 14 hari berturut-turut untuk memaksimalkan efek

nefroprotektif sehingga saat diinduksi parasetamol dosis toksik,

kerusakan dapat dicegah.

c. Kombinasi ekstrak kunyit dan temulawak

Kombinasi ekstrak kunyit dan temulawak adalah campuran

antara ekstrak kunyit dan ekstrak temulawak (2,8 mg ekstrak kunyit

dicampur dengan 14 mg ekstrak temulawak) untuk mencit dengan

berat badan ± 20 gram. Kemudian dilarutkan dalam akuades menjadi

0,2 ml.

Pemberian kombinasi ekstrak temulawak dan kunyit dilakukan

satu kali setiap hari selama 14 hari berturut-turut untuk

Page 54: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

memaksimalkan efek nefroprotektif sehingga saat diinduksi

parasetamol dosis toksik, kerusakan sel ginjal dapat dicegah.

2. Dosis dan pengenceran parasetamol.

Dosis fatal (LD-50/Lethal Dosis-50) untuk mencit peroral yang telah

diketahui adalah 338 mg/kgBB atau 6,76 mg/20 g BB mencit (Wishart dan

Knox, 2006). Dosis parasetamol yang digunakan untuk menimbulkan efek

kerusakan ginjal berupa nekrosis sel epitel tubulus proksimal ginjal tanpa

menyebabkan kematian mencit adalah dosis 3/4 LD-50 perhari. Dosis yang

digunakan adalah 338 mg/Kg BB × 0,75 = 253,5 mg/Kg BB = 5,07 mg/20 g

BB mencit. Parasetamol 500 mg dilarutkan dalam akuades hingga 9,86 ml,

sehingga dalam 0,1 ml larutan parasetamol mengandung 5,07 mg parasetamol.

Parasetamol diberikan selama 3 hari berturut-turut yaitu pada hari ke-

12, 13, dan 14. Pemberian parasetamol dengan cara ini dimaksudkan untuk

menimbulkan kerusakan berupa nekrosis pada sel epitel tubulus proksimal di

daerah pars konvulata korteks ginjal tanpa menimbulkan kematian pada

mencit.

3. Persiapan Mencit.

Mencit diadaptasikan selama tujuh hari di Laboratorium Histologi,

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Sesudah adaptasi,

keesokan harinya dilakukan penimbangan untuk menentukan dosis dan

dilakukan perlakuan.

Page 55: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

4. Pengelompokan Subjek.

Pada minggu kedua mulai dilakukan percobaan. Subjek

dikelompokkan menjadi empat kelompok secara random, dan masing-masing

kelompok terdiri dari 6 mencit. Adapun pengelompokan subjek adalah

sebagai berikut:

a. KK(-) : Kelompok kontrol negatif diberi akuades peroral sebanyak

0,2 ml/20 g BB mencit setiap hari selama 14 hari berturut-

turut.

b. KK(+) : Kelompok kontrol positif diberi akuades peroral sebanyak

0,2 ml/20 g BB mencit setiap hari selama 14 hari berturut-

turut dan pada hari ke 12, 13 dan 14 juga diberi parasetamol

0,1 ml/20 g BB mencit peroral perhari.

c. KP1 : Kelompok perlakuan 1 diberi ekstrak kunyit peroral yaitu 0,2

ml/20 g BB mencit selama 14 hari berturut-turut, dimana pada

hari ke-12, 13, dan 14 diberi parasetamol peroral 0,1 ml/20 g

BB mencit setelah pemberian ekstrak kunyit.

d. KP2 : Kelompok perlakuan 2 diberi ekstrak temulawak peroral yaitu

0,2 ml/20 g BB mencit selama 14 hari berturut-turut, dimana

pada hari ke-12, 13, dan 14 diberi parasetamol peroral 0,1

ml/20 g BB mencit setelah pemberian ekstrak temulawak.

Page 56: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

e. KP3 : Kelompok perlakuan 3 diberi kombinasi ekstrak kunyit dan

temulawak peroral yaitu 0,2 ml/20 g BB mencit selama 14

hari berturut-turut, dimana pada hari ke-12, 13, dan 14 diberi

parasetamol peroral 0,1 ml/20 g BB mencit setelah pemberian

kombinasi ekstrak kunyit dan temulawak.

Setiap sebelum pemberian parasetamol, ekstrak kunyit, ekstrak

temulawak, dan kombinasi ekstrak kunyit dan temulawak, mencit dipuasakan

dahulu ± 5 jam untuk mengosongkan lambung. Pemberian parasetamol

dilakukan ± 1 jam setelah pemberian ekstrak kunyit, ekstrak temulawak, dan

kombinasi ekstrak kunyit temulawak agar ekstrak terabsorbsi terlebih dahulu.

Di luar jadwal perlakuan, mencit diberi makan pellet dan minum air PAM ad

libitum.

Page 57: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

5. Pemberian Perlakuan.

Gambar 3.2. Skema Langkah-langkah Penelitian

6. Pengukuran Hasil.

Pada hari ke-15 setelah perlakuan diberikan, semua hewan percobaan

dikorbankan dengan cara neck dislocation (Alrdahe et al., 2010). Setiap

mencit diambil ginjal kanan dan kiri, kemudian masing-masing ginjal dibuat

2 irisan secara frontal pada daerah pertengahan ginjal dengan jarak antar

irisan adalah 10 irisan dengan ketebalan tiap irisan ginjal + 5–7 µm (untuk

keseragaman). Preparat ginjal dibuat dengan metode blok parafin dengan

Page 58: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

pengecatan hematoksilin eosin (HE). Tiap mencit dibuat 2 irisan dari ginjal

kanan dan 2 irisan dari ginjal kiri, yang kemudian diambil secara acak 1

irisan dari masing-masing ginjal untuk diamati pada mikroskop. Jadi, jumlah

irisan ginjal yang dibaca untuk tiap mencit adalah 1 irisan dari ginjal kanan

dan 1 irisan dari ginjal kiri. Dengan demikian untuk tiap kelompok terdapat 6

irisan ginjal kanan dan 6 irisan ginjal kiri (12 irisan ginjal). Dari tiap irisan

ginjal dibaca jumlah sel epitel tubulus proksimal yang rusak dari tiap 50 sel

epitel tubulus proksimal ginjal. Dengan demikian ada 12 angka yang muncul

mengenai jumlah sel epitel tubulus proksimal yang mengalami kerusakan

pada setiap kelompok mencit, yang kemudian dibandingkan meannya dengan

uji statistik.

Pengamatan preparat irisan ginjal mula-mula dilakukan dengan

perbesaran 100 kali untuk mengamati seluruh bagian irisan, kemudian

ditentukan tubulus proksimal yang terletak pada pars konvulata korteks

ginjal. Pengamatan dilanjutkan dengan perbesaran 400 kali untuk mengamati

sel epitel tubulus proksimal ginjal. Perbesaran 1000 kali untuk melihat dan

membedakan inti sel yang piknosis, karioreksis, dan kariolisis dengan lebih

jelas.

Pengamatan dilakukan pada tubulus proksimal ginjal karena pada

tubulus proksimal terjadi absorpsi dan sekresi aktif (Guyton dan Hall, 2007)

serta kadar C-P450 lebih tinggi untuk mendetoksifikasi atau mengaktifkan

Page 59: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

toksikan sehingga tubulus proksimal lebih mudah untuk mengalami

kerusakan (Sari, 2007).

Untuk mengetahui sel-sel epitel tubulus proksimal yang mengalami

kerusakan maka dari tiap irisan ditentukan 1 daerah di pars konvulata korteks

ginjal kemudian pada tiap daerah tersebut dihitung jumlah sel epitel tubulus

proksimal yang mengalami kerusakan dari tiap 50 sel epitel tubulus proksimal

yang ada di daerah tersebut. Masing-masing irisan ginjal yang diamati

kemudian dihitung jumlah inti sel yang mengalami piknosis, karioreksis, dan

kariolisis.

J. Teknik Analisis Data Statistik

Data yang diperoleh akan diuji menggunakan uji statistik One-Way

ANOVA (Analysis of Variance). Jika terdapat perbedaan yang bermakna, maka

dilanjutkan dengan uji Post Hoc Multiple Comparisons. Derajat kemaknaan

yang digunakan adalah p<0,05. Jika ternyata data yang diperoleh tidak

memenuhi syarat uji statistik parametrik One-Way ANOVA, maka akan

digunakan uji statistik non parametrik yaitu Kruskal Wallis (Dahlan, 2007).

Page 60: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 47

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Data Hasil Penelitian

Data hasil penelitian berupa data rasio, yaitu jumlah kerusakan histologis

sel ginjal. Hasil pengamatan jumlah inti sel ginjal yang normal dan mengalami

nekrosis (piknosis, karioreksis, dan kariolisis) yang dihitung dari tiap 50 sel ginjal

untuk masing-masing kelompok disajikan pada lampiran 3. Rata-rata jumlah

kerusakan histologis sel ginjal untuk masing-masing kelompok perlakuan dapat

dilihat pada grafik berikut ini :

Gambar 4.1. Diagram Rerata Skor Kerusakan Sel Ginjal Masing-masing Kelompok (Data Primer, 2012)

Page 61: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Pada KK(+) yang hanya diberikan parasetamol dengan dosis toksik

memiliki jumlah rata-rata inti sel nekrosis yang paling besar. Sedangkan pada

KP1, KP2, dan KP3, selain diberikan parasetamol dengan dosis toksik, juga

diberikan ekstrak kunyit pada KP1, ekstrak temulawak pada KP2, dan campuran

ekstrak kunyit dan temulawak pada KP3, menunjukkan jumlah rata-rata inti sel

ginjal yang nekrosis lebih sedikit.

B. Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian, pertama kali diuji apakah ada

perbedaan rata-rata jumlah kerusakan sel ginjal yang bermakna antara kelima

kelompok dengan uji oneway ANOVA. Analisis data dilakukan dengan

menggunakan program computer SPSS (Statistical Product and Service Solution)

17.0 for Windows.

Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis secara statistik dengan

uji One-Way ANOVA untuk mengetahui adanya perbedaan rata-rata jumlah

kerusakan sel ginjal mencit yang bermakna antara kelima kelompok sekaligus.

Uji One-Way ANOVA ini dapat dilakukan jika data penelitian memenuhi tiga

syarat, yaitu :

1. Skala pengukuran variabel termasuk skala numerik.

2. Sebaran data harus normal, dibuktikan dengan nilau uji Kolmogorov-

Smirnov atau Saphiro-Wilk yang memiliki nilai p lebih besar dari

Page 62: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

pada nilai α. Misal, α = 0,05, maka nilai p untuk uji sebaran data

harus > 0,05.

3. Varians data harus sama. Hal ini dapat diketahui dengan menggunakan

uji Homogeneity of Variances, dimana untuk varians data yang sama

akan memiliki nilai p > nilai α.

Jika ketiga syarat diatas tidak terpenuhi, maka dapat digunakan uji

hipotesis alternatif, yaitu berupa uji hipotesis non-parametrik Kruskall-Wallis

(Dahlan, 2008).

Metode analisis yang dapat digunakan untuk menentukan sebaran data

normal atau tidak normal adalah uji Kolmogorov-Smirnov (sampel > 50) atau uji

Saphiro-Wilk (sampel ≤ 50) (Dahlan, 2008). Penelitian ini menggunakan 60

sampel, maka digunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk menentukan apakah

sebaran data normal atau tidak. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat

pada lampiran 4.

Nilai p dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov berturut-turut untuk KK(-),

KK(+), KP1, KP2, dan KP3 adalah 0,200; 0,184; 0,037; 0,022; dan 0,200, dimana

dikatakan sebaran data normal jika nilainya lebih besar dari α (0,05), sehingga

dapat dinyatakan bahwa :

1. Sebaran data pada KK(-) normal

2. Sebaran data pada KK(+) normal

3. Sebaran data pada KP1 tidak normal

Page 63: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

4. Sebaran data pada KP2 tidak normal

5. Sebaran data pada KP3 normal.

Syarat kedua untuk menggunakan uji Oneway ANOVA tidak terpenuhi,

sehingga perlu dilakukan transformasi data supaya diperoleh data dengan

sebaran normal.

Sebelum melakukan transformasi data, perlu mencari bentuk transformasi

data yang sesuai, dimana nilai slope dan nilai power adalah panduan untuk

menentukan jenis bentuk transformasinya. Nilai slope = 0,541 dan nilai power =

0,459, sehingga bentuk transformasinya adalah Square Root (Akar) (Dahlan,

2008).

Berikut ini adalah hasil rata-rata transformasi yang telah dilakukan :

Gambar 4.2. Diagram Rata-rata Data Transformasi Jumlah Kerusakan Histologis Sel Ginjal pada Masing-Masing Kelompok Perlakuan (Data primer, 2012).

Page 64: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Sebaran data sebelum dan sesudah transformasi dapat dilihat pada

lampiran 5 dan lampiran 6. Setelah dilakukan transformasi data, dilakukan

kembali uji Kolmogorov-Smirnov untuk menentukan sebaran data normal atau

tidak. Nilai p dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov berturut-turut untuk KK(-),

KK(+), KP1, KP2, dan KP3 adalah 0,200; 0,127; 0,064; 0,025; dan 0,200, dimana

dikatakan sebaran data normal jika nilainya lebih besar dari α (0,05), sehingga

dapat dinyatakan bahwa :

1. Sebaran data pada KK(-) normal

2. Sebaran data pada KK(+) normal

3. Sebaran data pada KP1 normal

4. Sebaran data pada KP2 tidak normal

5. Sebaran data pada KP3 normal

Oleh karena sebaran data pada KP2 tidak normal, maka uji Oneway

ANOVA tidak dapat digunakan. Uji hipotesis alternatif yang dapat digunakan

yaitu berupa uji hipotesis non-parametrik Kruskall-Wallis (Dahlan, 2008).

Hasil uji Kruskall-Wallis dapat dilihat pada lampiran 7. Nilai p pada hasil

uji Kruskall-Wallis adalah 0,000 (p<0,05). Jadi, terdapat perbedaan rata-rata

jumlah kerusakan histologis sel ginjal mencit yang bermakna antara KK(-),

KK(+), KP1, KP2, dan KP3.

Uji statistik kemudian dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney untuk

mengetahui letak perbedaan kerusakan histologi sel ginjal mencit antar kelompok

Page 65: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

perlakuan, dengan nilai derajat kemaknaan α=0,05. Terdapat perbedaan yang

bermakna jika nilai p<0,05. Hasil uji Mann-Whitney untuk masing-masing

kelompok perlakuan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.1. Hasil Uji Mann-Whitney

Pasangan Kelompok Nilai p Simpulan

KK(-) - KK(+)

KK(-) - KP1

KK(-) - KP2

KK(-) - KP3

KK(+) - KP1

KK(+) - KP2

KK(+) - KP3

KP1 - KP2

KP1 - KP3

KP2 - KP3

0.000

0.000

0.337

0.002

0.000

0.000

0.000

0.002

0.049

0.049

Berbeda Signifikan

Berbeda Signifikan

Berbeda Tidak Signifikan

Berbeda Signifikan

Berbeda Signifikan

Berbeda Signifikan

Berbeda Signifikan

Berbeda Signifikan

Berbeda Signifikan

Berbeda Signifikan

Page 66: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 53

BAB V

PEMBAHASAN

Penelitian ini mengamati pengaruh pemberian ekstrak kunyit, ekstrak

temulawak, dan campuran ekstrak kunyit dan temulawak terhadap kerusakan

histologis sel ginjal mencit akibat paparan parasetamol. Kerusakan sel ginjal pada

penelitian ini merupakan nilai dari skor kerusakan sel ginjal yang dievaluasi dari

perubahan inti sel ginjal berupa piknotik, karioreksis, dan kariolisis. Sel piknotik

memiliki inti yang kisut dan bertambah basofil, dan batasnya tidak teratur. Inti sel

karioreksis memiliki inti yang mengalami fragmentasi atau hancur dengan

meninggalkan pecahan-pecahan zat kromatin yang tersebar di dalam sel. Sel yang

mengalami kariolisis memiliki ciri kromatin basofil menjadi pucat, inti sel

kehilangan kemampuan menyerap warna sehingga tidak tampak dalam pewarnaan

(Cotran, 2007; Wilson, 2006).

Kerusakan sel akibat paparan dosis toksik parasetamol paling berat terjadi

pada tubulus proksimal ginjal karena di daerah ini terjadi absorpsi dan sekresi aktif

serta kadar sitokrom P450 lebih tinggi untuk mendetoksifikasi atau mengaktifkan

toksikan sehingga lebih mudah untuk mengalami kerusakan (Burke, 2006). Oleh

karena itu, penilaian kerusakan histologis sel ginjal dalam penelitian dilakukan

dengan menghitung jumlah sel piknosis, karioreksis, kariolisis pada tubulus

proksimal.

Page 67: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Dalam penelitian ini mencit dibagi menjadi lima kelompok, yaitu

kelompok kontrol negatif (KK(-)), kelompok kontrol positif (KK (+)), kelompok

perlakuan 1 (KP1), kelompok perlakuan 2 (KP2) dan kelompok perlakuan 3 (KP3).

KK (-) digunakan sebagai derajat normal untuk pembanding terhadap keempat

kelompok yang lain. KK (-) diharapkan memiliki jumlah kerusakan histologis sel

ginjal yang paling kecil dibandingkan kelompok lain.

Data perhitungan semula akan dianalisis dengan menggunakan Oneway

ANOVA. Oleh karena hasil sebaran data tidak normal, walaupun telah mengalami

transformasi data, maka uji Oneway ANOVA tidak dapat digunakan. Alternatif uji

hipotesis dengan menggunakan uji Kruskall-Wallis. Dari hasil Kruskall-Wallis

didapatkan nilai p sebesar 0,000 (p<0,05), sehingga Ho ditolak, yang artinya

terdapat perbedaan yang bermakna dari nilai rata-rata jumlah kerusakan histologis

sel ginjal mencit antara kelima kelompok perlakuan.

Inti sel nekrosis, baik inti sel piknosis, karioreksis, maupun kariolisis

ditemukan pada kelompok kontrol dan perlakuan. Kerusakan inti sel ginjal pada

kelompok kontrol positif dan kelompok perlakuan merupakan proses nekrosis

yang disebabkan oleh paparan parasetamol dosis toksik. Pada pemberian dosis

toksik parasetamol terjadi pembentukan NAPQI yang berlebihan, sehingga dapat

mengakibatkan habisnya cadangan glutation dalam tubuh, selain itu terbentuknya

superoksida, suatu Reactive Oxygen Species (ROS) juga dapat menyebabkan

terjadinya nekrosis sel ginjal (Burke, 2006). Sedangkan kerusakan inti sel pada

Page 68: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

kelompok kontrol negatif dapat disebabkan oleh karena proses apoptosis yang

secara fisiologi dapat dialami oleh semua sel normal. Setiap sel dalam tubuh akan

mengalami penuaan yang diakhiri dengan apoptosis sel dan akhirnya digantikan

oleh sel-sel baru melalui proses regenerasi (Mitchell and Cotran, 2007). Pengaruh

variabel luar yang tidak dapat dikendalikan juga dapat menjadi penyebab

terjadinya kerusakan inti sel pada kelompok kontrol negatif, seperti keadaan awal

ginjal mencit sebelum dilakukan perlakuan tidak diketahui kondisinya. Mungkin

ada beberapa ginjal mencit yang keadaannya sudah mengalami kelainan sebelum

diberi perlakuan, selain itu adanya faktor hipersensitivitas dan faktor psikologis

juga dapat mempengaruhi keadaan ginjal pada kelompok kontrol negatif.

Hasil uji Mann-Whitney antara KK(-) - KK(+) menunjukkan adanya

perbedaan yang bermakna. Perbedaan ini disebabkan karena terjadi kerusakan sel

ginjal pada KK(+) yang diakibatkan penggunaan parasetamol dalam dosis toksis

yang mengandung radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan

jaringan (Burke, 2006).

Hasil uji Mann-Whitney antara KK(+) - KP1 menunjukkan adanya

perbedaan yang bermakna. Perbedaan yang signifikan juga tampak antara KK(+) -

KP2 dan KK(+) - KP3. Dari hasil penelitian dapat dilihat rata-rata inti sel nekrosis

pada KK(+) sebesar 25,88 ± 3,19; KP1 15 ± 2,37; KP2 11,58 ± 2,33 dan pada KP3

13 ± 1,92. Hal ini berarti pemberian ekstrak kunyit, ekstrak temulawak, dan

campuran ekstrak kunyit dan temulawak dapat mengurangi kerusakan sel ginjal

Page 69: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

mencit akibat paparan parasetamol. Kandungan dari kunyit dan temulawak yang

dapat berperan dalam mencegah kerusakan sel ginjal akibat pemberian

parasetamol dosis toksik adalah curcumin, xanthorrhizol, dan antioksidan dalam

bentuk vitamin dan mineral, seperti vitamin C, vitamin E, magnesium, zinc

(Chattopadhyay, 2004; Chu, 2012). Dimana semua antioksidan dapat

meningkatkan Total Antioksidan Status, sehingga dapat meredam dampak negatif

dari radikal bebas, sehingga kematian sel ginjal pun dapat dicegah.

Hasil uji di mana rata-rata kerusakan pada KP1 : 15 ± 2,37 dan KP2 : 11,58

± 2,33 dengan uji Mann-Whitney antara KP1 - KP2 menunjukkan adanya

perbedaan yang bermakna. Hal ini berarti ekstrak temulawak dengan dosis 14

mg/20 g BB mencit perhari mampu mencegah kerusakan sel ginjal lebih baik

dibandingkan dengan ekstrak kunyit dengan dosis 2,8 mg/20 g BB mencit per hari.

Hal tersebut dapat terjadi kemungkinan karena pada temulawak terdapat curcumin

1,55% dan juga xanthorrhizol yang mencapai 20%, sedangkan pada kunyit hanya

mengandung curcumin 2,8% tanpa mengandung xanthorrhizol (Chattopadhyay,

2004; Ketaren, 2009).

Hasil uji Mann-Whitney antara KP1 - KP3 dan KP2 - KP3 menunjukkan

adanya perbedaan yang bermakna. Rata-rata kerusakan sel ginjal berturut-turut

pada KP1, KP2, dan KP3 yakni 15 ± 2,37; 11,58 ± 2,33; 13 ± 1,92. Hal ini dapat

terjadi karena adanya kandungan curcumin dan xanthorrhizol pada temulawak,

sedangkan pada kunyit hanya mengandung curcumin. Namun pada campuran

Page 70: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

ekstrak kunyit dan temulawak, rata-rata kerusakan lebih tinggi dibanding pada

ekstrak temulawak maupun ekstrak kunyit, kemungkinan akibat curcumin pada

kombinasi ekstrak kunyit dan temulawak yang telah melewati dosis optimal.

Menurut Ozyurt (2007) antioksidan efektif jika pada dosis yang rendah.

Hasil uji Mann-Whitney antara KK(-) - KP1 dan KK(-) - KP3

menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna. Hal ini berarti kerusakan sel

ginjal yang terjadi akibat paparan parasetamol dosis toksik belum mampu

diperbaiki sampai mendekati normal oleh ekstrak kunyit maupun kombinasi

ekstrak kunyit dan temulawak. Hal ini mungkin diakibatkan karena pada KP1 dosis

dari curcumin belum maksimal, sedangkan pada KP3, dosis dari curcumin sudah

tidak efektif lagi karena dimungkinkan oleh tingginya dosis curcumin sehingga

justru efeknya tidak optimal. Sedangkan antara KK(-) - KP2 menunjukkan adanya

perbedaan yang tidak bermakna. Hal ini berarti kerusakan sel ginjal yang terjadi

akibat paparan parasetamol dosis toksik sudah mampu diperbaiki sampai

mendekati normal oleh pemberian ekstrak temulawak. Hal ini mungkin karena

dosis dari ekstrak temulawak yang cukup, yang terdiri atas curcumin 1,55% dan

xanthorrhizol yang mencapai 20%.

Page 71: Curcuma domestica), EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma .../Perbedaan-Pengaruh... · dikorbankan dan ginjal mencit dibuat preparat dengan metode blok parafin dan pengecatan HE. Gambaran histologis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 58

BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan

Terdapat perbedaan pengaruh ekstrak kunyit, ekstrak temulawak, maupun

kombinasinya dalam mengurangi kerusakan histologis sel ginjal mencit akibat

paparan dari parasetamol, dan ekstrak temulawak dengan dosis 14 mg/20g BB

mencit mempunyai efek yang lebih baik dibanding ekstrak kunyit maupun

kombinasi ekstrak kunyit dan temulawak

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan dosis ekstrak kunyit,

ekstrak temulawak, maupun campuran ekstrak kunyit dan temulawak yang

optimal untuk manusia dalam mencegah kerusakan sel ginjal.

2. Perlu dilakukan penelitian tentang ekstrak kunyit, ekstrak temulawak, maupun

campuran ekstrak kunyit dan temulawak dipertimbangkan untuk dijadikan

obat herbal terstandar asli Indonesia sebagai alternatif pencegahan kerusakan

sel ginjal.